PENGALAMAN SPIRITUAL IBADAH HAJI

SKRIPSI

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Psikologi

Oleh DEDY QALBU HADI 131301011

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2017

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

4

Universitas Sumatera Utara PENGALAMAN SPIRITUAL IBADAH HAJI

Dedy Qalbu Hadi dan Raras Sutatminingsih

ABSTRAK Ibadah haji merupakan satu rukun kelima yang harus dilakukan oleh seorang muslim dengan amalan-amalan yang telah ditentukan. Pelaksanaan ibadah haji menyimpan pengalaman spiritual oleh jamaah yang telah melaksanakannya. Pengalaman ketika berada di Baitullah tersebut memiliki keistimewaan dan tidak sama antara satu orang dengan yang lainnya. Pengalaman spiritual merupakan pengalaman yang mana individu memiliki hubungan antara diri, jiwa dan Tuhan yang diinterpretasikan sebagai pengetahuan intuitif. Pengambilan data pada penelitian ini adalah dengan menggunakan metode kualitatif dengan umlah responden sebanyak 3 (tiga) orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengalaman ibadah haji memiliki pengalaman spiritual. Hasil penelitian dibahas melalui karakteristik pengalaman spiritual James, yaitu ineffability (tidak dapat dijelaskan dengan kata-kata), noetic quality (pengalaman yang tidak dapat dijelaskan melalui pengetahuan), transiency (bersifat sementara), dan passivity (kepasifan). Secara umum, responden memiliki keempat karakteristik pengalaman spiritual yang dikaitkan dengan pelaksanaan ibadah haji oleh responden.

Kata kunci: pengalaman spiritual, ibadah haji

i

Universitas Sumatera Utara SPIRITUAL EXPERIENCE OF

Dedy Qalbu Hadi and Raras Sutatminingsih

ABSTRACT Hajj is one of the pillars in Islam that must be completed by a muslim with some of the prescribed practice. The implementation of hajj have spiritual experience by pilgrims who have been implement it. When the pilgrims be on Baitullah, there have some privilages and not same each other. Spiritual experience is an experience that an invidual have connection with ownself, soul, and God that interpreted as intuitive knowledge. Sampling of data in this research use qualitative methode. There are 3 (three) respondens for this research. Result of this research show Hajj experience have spiritual experience. The result of this research discussed by spiritual experience characteristics of James, that are ineffability (unspoken), noetic experience (experience that can’t explaned by knowledge), transiency, and passivity. Generally, respondens have four of the spiritual experience characteristics associated with the implementation of Hajj by respondens.

Key words: spiritual experience, Hajj

ii

Universitas Sumatera Utara KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada SWT atas nikmat yang telah diberikan sehingga penyusunan skripsi ini dapat dikerjakan tanpa banyak kendala.

Shalawat kepada junjungan Nabi Muhammad SAW, semoga mendapatkan syafaat di akhir kelak. Amin.

Penulisan skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Program Studi Psikologi Fakultas Psikologi

Universitas Sumatera Utara. Judul yang penulis ajukan adalah “Pengalaman

Spiritual Ibadah Haji”. Dalam penyusunan dan penulisan skripsi ini, tidak lepas dari bantuan, bimbingan serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada yang terhormat:

1. Bapak Zulkarnain, PhD., Psikolog selaku Dekan Fakultas Psikologi yang

telah mengesahkan secara resmu judul penelitian sebagai bahan penulisan

skripsi sehingga penulisan skripsi berjalan dengan lancar.

2. Ibu Raras Sutatminingsih, PhD., Psikolog selaku dosen pembimbing

skripsi yang selalu sabar dalam memberikan bimbingan, nasehat serta

waktunya dalam penelitian dan penulisan skripsi ini.

3. Ibu Drs. Emmy Mariatin, MA., PhD., Psi selaku dosen pembimbing

akademik yang selalu menasehati dan memotivasi peneliti untuk lulus

tepat waktu.

iii

Universitas Sumatera Utara 4. Responden peneliti yang telah memberikan waktu dan tempat untuk

menyelesaikan penelitian ini. Penelitian ini sangat bergantung kepada

responden peneliti dan dapat diselesaikan dengan baik.

5. Kedua orang tua yang selalu cemas dengan pertanyaan “kapan selesai?”.

Jasa dan doa mereka memiliki andil yang cukup tinggi dalam penelitian

ini.

6. PEMA Psikologi USU Periode 2016-2017 yang mengajarkan peneliti

membagi waktu antara skripsi dan organisasi.

7. Orang-orang terkasih dan sahabat (Ossy, El-Dupatu, LGBT (Lelaki Ganjil

Berwajah Tampan), dan Making Legend) yang sudah memberikan

pengalaman kepada peneliti tentang bagaimana seharusnya menjadi

seseorang yang berdiri di pijakan sendiri.

8. Semua pihak yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan

skripsi ini.

Semoga Allah SWT memberikan balasan kepada semuanya. Demi perbaikan selanjutnya, saran dan kritik yang membangun akan penulis terima dengan senang hati. Penulis sudah berusaha dan berdoa yang selanjutnya akan diserahkan kepada Allah SWT sebagai tempat berserah diri. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat untuk kita semua.

Medan, Agustus 2017

Penulis

iv

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR ISI ABSTRAK ...... i ABSTRACT ...... ii KATA PENGANTAR ...... iii DAFTAR ISI ...... v DAFTAR TABEL ...... viii DAFTAR LAMPIRAN ...... ix BAB 1 PENDAHULUAN ...... 1 1.1 Latar Belakang ...... 1 1.2 Rumusan Masalah ...... 9 1.3 Tujuan Penelitian ...... 9 1.4 Manfaat Penelitian ...... 9 1.4.1 Manfaat Teoritis ...... 9 1.4.2 Manfaat Praktis ...... 10 1.5 Sistematika Penulisan ...... 10 BAB 2 LANDASAN TEORI ...... 12 2.1 Pengalaman Spiritual ...... 12 2.1.1 Definisi Pengalaman Spiritual ...... 12 2.1.2 Karakteristik Pengalaman Spiritual ...... 13 2.2 Ibadah Haji ...... 14 2.2.1 Definisi Ibadah Haji ...... 14 2.2.2 Rukun Haji ...... 15 2.2.3 Wajib Haji ...... 15 2.3 Dewasa Madya ...... 16 2.4 Pengalaman Spiritual Ibadah Haji ...... 16 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN ...... 20 3.1 Penelitian Kualitatif ...... 20 3.2 Responden Penelitian ...... 21

v

Universitas Sumatera Utara 3.2.1 Populasi Penelitian ...... 21 3.2.2 Sampel Penelitian ...... 21 3.2.3 Karakteristik Penelitian ...... 22 3.3 Prosedur Penelitian ...... 22 3.4 Lokasi Penelitian ...... 23 3.5 Alat Bantu Pengambilan Data ...... 23 3.6 Kredibilitas Penelitian ...... 24 3.7 Prosedur Penelitian ...... 25 3.7.1 Tahap Persiapan Penelitian ...... 26 3.7.2 Tahap Pelaksanaan Penelitian ...... 27 3.7.3 Tahap Pencatatan Data ...... 28 3.8 Metode Analisis Data ...... 28 BAB 4 DESKRIPSI DATA DAN PEMBAHASAN ...... 31 4.1 Responden 1 ...... 31 4.1.1 Identitas Diri ...... 31 4.1.2 Observasi ...... 31 4.1.3 Wawancara Allo Anamnesa ...... 33 4.1.4 Wawancara Auto Anamnesa ...... 33 4.1.4.1 Ineffability ...... 33 4.1.4.2 Noetic Quality ...... 36 4.1.4.3 Transiency ...... 37 4.1.4.4 Passivity ...... 38 4.2 Responden 2 ...... 39 4.2.1 Identitas Diri ...... 39 4.2.2 Observasi ...... 39 4.2.3 Wawancara Allo Anamnesa ...... 40 4.2.4 Wawancara Auto Anamnesa ...... 41 4.2.4.1 Ineffability ...... 41 4.2.4.2 Noetic Quality ...... 42

vi

Universitas Sumatera Utara 4.2.4.3 Transiency ...... 42 4.2.4.4 Passivity ...... 43 4.3 Responden 1 ...... 44 4.3.1 Identitas Diri ...... 44 4.3.2 Observasi ...... 44 4.3.3 Wawancara Allo Anamnesa ...... 45 4.3.4 Wawancara Auto Anamnesa ...... 45 4.3.4.1 Ineffability ...... 45 4.3.4.2 Noetic Quality ...... 46 4.3.4.3 Transiency ...... 49 4.3.4.4 Passivity ...... 50 4.4 Analisis Tematik ...... 51 4.5 Pembahasan ...... 58 BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN ...... 66 5.1 Kesimpulan ...... 66 5.2 Saran ...... 67 DAFTAR PUSTAKA ...... 69 LAMPIRAN ...... 71

vii

Universitas Sumatera Utara DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Jadwal Prosedur Penelitian ...... 25

Tabel 4.1 Analisa Data ...... 58

viii

Universitas Sumatera Utara DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Informed Concent

Lampiran 2 Pedoman Wawancara

Lampiran 3 Verbatim

ix

Universitas Sumatera Utara BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ibadah haji merupakan salah satu rukun Islam kelima yang harus

dilakukan oleh seseorang yang menganut agama Islam dengan amalan-

amalan yang telah ditentukan (KBBI, 2008). Berdasarkan Ensiklopedi Fiqih

Praktis (2009), secara bahasa, haji memiliki arti yaitu menuju sesuatu. Secara

terminologi syari’at, haji bermakna menuju ke tempat-tempat yang telah

ditentukan untuk menunaikan berbagai amalan. Istianah (2016) menguraikan

ibadah haji sebagai ibadah yang memerlukan tekad kuat dan kesungguhan

dalam melakukannya. Tekad kuat untuk meninggalkan rumah dan keluarga

dan kesungguhan untuk meninggalkan larangan yang diajarkan agama.

Sarwat (2011) menguraikan bahwa ibadah haji terdiri dari berbagai hal,

yaitu ziarah (melakukan perjalanan jarak jauh), tempat tertentu (hanya

dilakukan di tempat yang dituju yaitu Ka’bah di Baitullah Makkah, Arafah,

Muzdalifah, dan Mina), waktu tertentu (dilakukan pada bulan-bulan tertentu),

amalan tertentu, dan niat ibadah (meniatkan ritual ibadah kepada Allah

SWT). Pelaksanaan haji merupakan hal wajib yang apabila diingkari

keberadaannya sama dengan mengingkari agama Islam. Kewajiban ini

tertuang dalam Surah Ali-Imran ayah 97 dan Surah al-Baqarah ayat 196-197

yang artinya:

Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah;

1

Universitas Sumatera Utara barang siapa mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Mahakaya (tidak memerlukan sesuatu dari semesta alam” (Q.S Ali’ Imran: 97) Dan sempurnakanlah ibadah haji dan umrah karena Allah. Jika kamu terkepung (terhalang oleh musuh atau karena sakit), maka (sembelihlah) kurban yang mudah didapat dan jangan kamu mencukur kepalamu, sebelum korban sampai di tempat penyembelihannya. Jika ada diantaramu yang sakit atau ada gangguan di kepalanya (lalu ia bercukur), maka wajiblah atasnya berfidyah, yaitu berpuasa atau bersedekah atau berkorban, apabila kamu telah (merasa) aman, maka bagi siapa yang ingin mengerjakan umrah sebelum haji (didalam bulan haji), (wajiblah ia menyembelih) korban yang mudah didapat, tetapi jika ia tidak menemukan (binatang korban atau tidak mampu), maka wajib berpuasa tiga hari dalam masa haji dan tujuh hari (lagi) apabila kamu telah pulang kembali. Itulah sepuluh (hari) yang sempurna. Demikian itu (kewajiban membayar fidyah) bagi orang-orang yang keluarganya tidak berada (di sekitar) Masjidil Haram (orang-orang yang bukan penduduk kota Mekkah) dan bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah sangat keras siksaanNya. (Musim) haji adalah beberapa bulan yang dimaklumi, barangsiapa yang menetapkan niatnya dalam bulan itu akan mengerjakan haji, maka tidak boleh rafats, berbuat fasik dan berbantah-bantahan didalam masa mengerjakan haji dan apa yang kamu kerjakan berupa kebaikan, niscaya Allah mengetahuinya. Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwadan bertakwallah kepada-Ku wahai orang-orang yang berakal. (Q.S al-Baqarah 196-197) Pelaksanaan ibadah haji memiliki hikmah tersendiri. Hikmah yang dapat dipetik dari pelaksanaan haji yaitu menyaksikan secara langsung

Masjidil Haram, Ka’bah, dan tempat-tempat bersejarah. Jamaah diajak untuk mengingat nilai-nilai ketaqwaan dari Nabi Ibrahim a.s beserta keluarga.

Pakaian berwarna putih polos menandakan umat yang satu, tidak dibedakan berdasarkan kelas sosial, ras, etnis, bahasa ataupun kebudayaan.

Haji merupakan ibadah yang menyempurnakan kehidupan spiritual umat

Islam. Haji merupakan pertemuan akbar yang dihadiri oleh umat Islam dari seluruh penjuru dunia (Irawan, 2011).

2

Universitas Sumatera Utara Peneliti diberikan kesempatan untuk mengunjungi Baitullah pada

Desember 2016 lalu. Walaupun bukan melaksanakan ibadah haji, peneliti berkunjung untuk melaksanakan ibadah umroh yang ibadahnya tidak lebih banyak dari ibadah haji. Ibadah umroh tersebut diawali dari pengalaman- pengalaman orang tua peneliti yang tak bosan menceritakan pengalaman. Saat berada di Baitullah, apapun yang kita lakukan merupakan pahala. Seuntai ucapan yang terucap akan menjadi doa yang langsung dikabulkan oleh Allah

SWT. Kedua orang tua peneliti bercerita ketika berada di Baitullah, tidak akan teringat pekerjaan dunia. Pengalaman-pengalaman yang mereka uraikan membuat peneliti takjub dan menginginkan pengalaman tersebut langsung terjadi kepada peneliti. Peneliti dapat merasakan apa yang dapat dirasakan oleh para jamaah haji walaupun hanya dalam waktu sembilan hari. Saat pertama kali melihat Ka’bah, kucuran air mata langsung jatuh membasahi pipi karena takjub akan Ka’bah. Setiap kata yang keluar adalah doa disana.

Saat itu peneliti berdoa untuk diberikan kelapangan ketika melaksanakan tawaf. Alhamdulillah, Allah menjawab doa tersebut dengan melapangkan tawaf. Walaupun ribuan orang sedang melaksanakan tawaf seperti peneliti, peneliti mendapatkan tempat yang cukup lapang.

Pelaksanaan ibadah haji menyimpan pengalaman spiritual oleh setiap jamaah yang telah melaksanakannya. Pengalaman ketika berada di Baitullah tersebut memiliki keistimewaan dan tidaklah sama antara satu orang dengan yang lainnya. Berikut adalah kutipan dalam buku Catatan Perjalanan Haji

Seorang Dosen (Bachtiar, 2005)

3

Universitas Sumatera Utara Perjalanan haji juga sangat istimewa, karena disinilah seorang hamba Allah biasanya bisa menyaksikan kehadiranNya dengan hatinya. Kehadiran Allah sering terjadi dari pengalaman-pengalaman spiritual yang banyak diceritakan orang. Banyak pengalaman spiritual yang ‘irasional’, yang biasanya selalu menjadi ingatan orang yang sudah berhaji. Ada kalanya juga menjadi pengalaman spiritual yang ‘rasional’ dalam berhaji. Pengalaman-pengalaman spiritual tersebut merupakan aset spiritual yang sangat banyak manfaatnya setelah pulang ke tanah air. Orang yang sudah berhaji bisa lebih mudah mendekatkan hatinya dalam sholat, dengan mengenang pengalaman ketika masih sholat di depan Ka’bah. Dampak pengalaman spiritual ibadah haji membawa perubahan pada kehidupan sehari-hari jamaah. Salah satu responden penelitian mengatakan jika dampak pengalaman spiritual membawa perubahan pada ibadah sehari- hari, yaitu Sholat. Ketika Adzan berkumandang, tidak ada alasan untuk meninggalkan Sholat. Hal in dikarenakan kebiasaan sebulan di Baitullah untuk Sholat tepat waktu. Responden mengatakan ketika sedang mengerjakan sesuatu saat adzan berlangsung, diri responden merasa tidak tenang ketika tidak langsung mengerjakan sholat.

Ryandi (2016) mengatakan bahwa pengalaman spiritual memiliki tiga karakteristik, yaitu pengalaman spiritual melebihi batas-batas pikiran dan logika biasa. Kedua, sebagai kondisi kesadaran yang tidak biasa, seperti praktik spiritual yang sistematik, perasaan-perasaan mistis yang spontan, krisis spiritual, dan kondisi mendekati kematian. Ketiga, pengalaman spiritual berbeda dengan religiusitas yang mana religiusitas terkait dengan sistem kepercayaan dalam ritual yang telah diatur, sedangkan spiritualitas merupakan pengalaman terdalam dalam proses psikologis manusia.

4

Universitas Sumatera Utara Pengalaman spiritualitas dalam dunia psikologi memadukan antara konsep psikologi, teori dan metode dan praktik dari spiritualitas. Hal tersebut termasuk kondisi mistis dalam kesadaran penuh, praktik meditasi dan ritual yang didasari pada transendensi diri. Akar dari transendensi ini adalah

“melampaui diri” (Davis, dalam Shapiro, 2002). Gila (2002) merepresentasikan pengalaman spiritual sebagai pengalaman puncak manusia yang disebut higher unconscious (ketidaksadaran yang lebih tinggi).

Pengalaman tersebut membawa manusia untuk terputus dari kesadaran sehari- hari yang akan mempengaruhi keadaan di masa sekarang. Rankin (2008) berpendapat jika pengalaman spiritual akan muncul ketika seseorang tidak puas akan keadaan sehari-hari yang memicu kerusuhan spiritual dan mengarah ke pencarian spiritual.

Groff (2000) membagi pengalaman spiritualitas menjadi dua bentuk.

Pertama, pengalaman ilahi yang sadar secara halus melalui persepsi realitas sehari-hari. Manusia yang mengalami pengalaman spiritual akan melihat sesuatu di lingkungan sebagai manifestasi dari suatu bidang energi yang menyadari bahwa batas-batas diri manusia antara ilusi dan kenyataan. Bentuk kedua yaitu pengalaman spiritual berasal dari pengalaman ilahi yang transenden (melebihi batas kesadaran) yang melibatkan manifestasi dari makhluk dan realitas biasanya. Frager (dalam Cunningham, 2011) mengatakan bahwa pengalaman spiritual melihat potensi dan kapasitas manusia jauh lebih besar daripada pemahaman kita saat ini.

5

Universitas Sumatera Utara Rankin (2008) mengungkapkan pengalaman spiritual dipicu oleh pengalaman keagamaan, seperti pelayanan keagamaan, ibadah, festival agama, berdoa, puasa, meditasi, dan berziarah. Berziarah merupakan perjalanan ke tempat-tempat suci dimana suatu acara keagamaan tertentu terjadi. Ziarah yang paling dikenal di dunia adalah berhaji ke Mekkah.

Berhaji memiliki pengalaman subjektif yang setiap orang pasti merasakannya. Sebuah artikel dari BBC (Rankin, 2008) mengenai pengalaman haji didapat dari salah satu jamaah yang bercerita mengenai pengalamannya.

“Ia berhaji pada tahun 2001 (ketika itu berumur 70 tahun) bersama istrinya. Sebelumnya ia sudah pernah melakukan umrah ketika masih muda dan masih sehat. Ketika ia berangkat, ia merasa tidak baik dan sangat sulit untuk berjalan. Ia demam dan muntah-muntah. Ia berniat untuk membatalkan perjalananya tersebut. Pada saat itu, ia sangat stres dan berdoa kepada Allah untuk mengizinkannya melakukan perjalanan suci tersebut. Atas izin Allah, ketika ia sampai di Mekkah, ia mendapatkan kekuatannya kembali dan menjalankan haji tanpa bantuan orang lain.” Ada beberapa penelitian yang berhubungan dengan pengalaman spiritual dengan berbagai konsep. Penelitian yang dilakukan oleh Rohman

(2014) bertujuan untuk mengetahui pengalaman spiritual mahasiswa melalui mata kuliah akhlak tasawuf. Hasil yang didapat pada penelitian ini yaitu adanya perubahan yang dilakukan mahasiswa sebelum dan sesudah mengikuti perkuliahan mata kuliah tersebut. Berbagai pengalaman spiritual yang mahasiswa dapatkan ketika mengaplikasikan ajaran yang terkandung dalam mata kuliah akhlak tasawuf, seperti pengalaman spiritual yang berkaitan dengan doa orang tua, pengalaman spiritual yang berkaitan dengan sedekah

6

Universitas Sumatera Utara dan berdoa. Cara mendapatkan pengalaman spiritual tersebut seperti sholat berjamaah, berdoa, sedekah, puasa Senin dan Kamis, Sholat

Tahajjud, Sholat Duha, membaca Al- dan membaca Sholawat.

Penelitian lainnya, yaitu pengalaman spiritual pada pria penyuka sesama jenis yang positif HIV yang telah melakukan praktik spiritual sebelum dan sesudah diagnosis oleh Gehr (2002). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengalaman spiritual merupakan pengalaman subjektif. Setiap responden mengatakan jika pengalaman spiritual mencerminkan kekuatan spiritual yang berhubungan dengan tujuan dalam hidup mereka. Salah satu partisipan mengatakan jika diagnosis HIV merupakan pengalaman spiritual yang akan membawa hidupnya lebih waspada akan apa yang akan dilakukan selanjutnya. Hasil lainnya mengatakan jika setiap responden menggambarkan pengalaman spiritual sebagai kemampuan diri untuk bertahan dalam menjalankan hidup.

Wylie (2010) melakukan penelitian peranan pengalaman spiritual sebagai penyembuhan dari dampak pelecehan seksual pada masa kanak- kanak. Pengalaman spiritual didefinisikan sebagai setiap pengalaman yang memiliki realitas ataupun perasaan yang berbeda dihubungkan dengan realita sehari-hari yang mungkin terlihat luar biasa ataupun tidak dapat dijelaskan.

Pengalaman spiritual diinterpretasikan melalui praktik spiritual yang pernah dirasakan oleh responden dan dijadikan karakteristik penyembuhan.

Penyembuhan melibatkan menghadapi rasa sakit tersebut, hubungan dengan diri, perasaan baik, mendapatkan kekuatan kembali, dan reklamasi diri.

7

Universitas Sumatera Utara Pengalaman spiritual menolong responden untuk melebarkan perspektif, memberi dukungan, dan membangun energi. Pengalaman spiritual dijelaskan oleh responden sebagai perasaan positif, sebuah realitas yang berbeda, abadi, berhubungan dengan hal yang lebih besar, hubungan yang bermakna antara kehidupan sehari-hari dengan perasaan mereka.

Penelitian yang dilakukan oleh Cornish (2001) menjelaskan fenomena pengalaman spiritual pada orang yang tinggal di kehidupan modern. Para responden menjelaskan pengalaman spiritual sebagai hubungan dengan orang lain, dengan alam, kepada komunitas religius, dan kepada Tuhan yang diklasifikasikan peneliti ke dalam tiga tema, yaitu adanya perasaan kagum dan heran (adanya pengalaman takut dan pengalaman yang menginspirasi), penuh arti (menjelaskan kesadaran dan pengetahuan antara kehidupan dan

Tuhan yang diketahui akan tetapi tidak dapat dijelaskan dengan kata-kata), kemungkinan (pengalaman yang dikarakteristikkan dengan merasakan pengalaman tersebut mengakibatkan pilihan yang dibuat).

Analisis fenomenologis yang dilakukan oleh Pare’ (1997) pada pengalaman spiritual membawa penelitian tersebut pada konsep kesadaran dan ketidaksadaran sampel. Responden menginterpretasikan pengalaman spiritual sebagai konsep kesadaran yang membawa responden merasa kagum, adanya intuisi yang kuat, adanya cahaya yang indah antara diri responden dan eksternal diri responden, adanya suatu hubungan di sekitar responden, menerima cinta dan merasakan sensasi energi di dalam tubuh.

8

Universitas Sumatera Utara Pada beberapa penelitian di atas, terdapat peran pengalaman spiritual di

setiap responden. Pengalaman spiritual tersebut juga sangat beragam, mulai

dari hal-hal yang menyangkut kehidupan sehari-hari hingga hal yang

menyangkut kelompok religiusitas. Penelitian yang akan dilakukan oleh

peneliti akan berhubungan erat dengan ritual di suatu agama, yaitu ibadah

haji. Ibadah haji memiliki ritual khusus yang berkaitan dengan spiritualitas

seseorang. Penelitian ini peneliti ajukan dengan suatu pertanyaan yaitu

bagaimana pengalaman spiritual seseorang ketika beribadah haji.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, permasalahan yang akan dikaji adalah

belum adanya informasi tentang pengalaman spiritual sehingga beberapa

pertanyaaan berkaitan dengan ini dapat diajukan sebagai berikut:

a. Bagaimana pengalaman spiritual ketika berhaji?

b. Apakah dampak pengalaman spiritual setelah ibadah haji?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

a. Mendapatkan gambaran pengalaman spiritual dalam beribadah haji.

b. Mendapatkan dampak pengalaman spiritual setelah berhaji

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian yang dilakukan haruslah memiliki maanfaat. Pada penelitian

ini, peneliti memiliki manfaat penelitian baik secara teoritis maupun praktis.

9

Universitas Sumatera Utara 1.4.1 Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan perluasan

teori dibidang psikologi transpersonal melalui pengalaman spiritual yang

literaturnya masih dapat dihitung dengan jari. Pelitian ini diharapkan

mampu memperkaya sumber kepustakaan penelitian mengenai psikologi

transpersonal yang diharapkan dapat dijadikan bahan penelitian lebih lanjut.

1.4.2 Manfaat Praktis

Terdapat dua manfaat praktis pada penelitian ini, yaitu:

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai

pengalaman spiritual jamaah haji pada masyarakat. Masyarakat dapat

belajar dari penelitian ini jika berhaji bukan hanya sekedar penyempurna

kewajiban akan tetapi ada yang lebih mendasar, yaitu pengalaman

spiritual.

b. Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan para jamaah haji untuk

melakukan upaya-upaya dalam mendapatkan pengalaman spiritual.

1.5 Sistematika Penulisan

Berikut adalah sistematika dari penulisan penelitian ini:

BAB I : Pendahuluan

Pada bab ini, berisikan latar belakang permasalahan, rumusan masalah,

tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II : Landasan Teori

Bab ini berisikan teori yang akan digunakan sebagai landasan

penelitian. Teori yang dipakai dalam penelitian ini adalah pengalaman

10

Universitas Sumatera Utara spiritual yang dibagi atas dua yaitu definisi pengalaman spiritual dan karakteristik pengalaman spiritual. Teori lainnya yaitu ibadah haji yang berisikan definisi ibadah haji, rukun ibadah haji, dan wajib haji.

BAB III : Metode Penelitian

Bab ini berisikan penjelasan mengenai metode penelitian yang berisikan tentang metode penelitian kualitatif, responden penelitian yang berisi populasi, sampel dan karakteristik penelitian, prosedur pengambilan data, lokasi pengambilan data, alat bantu pengambilan data, kredibilitas penelitian, prosedur penelitian, dan metode analisis data.

BAB IV : Deskripsi Data dan Pembahasan

Mendeskripsikan data responden, analisa dan aantasi data yang diperoleh dari hasil wawancara, observasi dan lampiran sebagai data penelitian sesuai dengan teori yang relevan

BAB V : Kesimpulan dan Saran

Menguraikan mengenai kesimpulan dan saran mengenai pengalaman spiritual ibadah haji.

11

Universitas Sumatera Utara BAB 2

LANDASAN TEORI

Pada bab ini, akan diuraikan mengenai teori-teori yang mendukung penelitian. Landasan teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah yang terkait dengan pengalaman spiritual. Teori ini akan diuraikan lagi melalui definisi dan pengalaman spiritual. Selanjutnya, teori ibadah haji yang akan diuraikan tentang definisi, rukun haji, dan wajib haji.

2.1 Pengalaman Spiritual

2.1.1 Definisi Pengalaman Spiritual

Terdapat beberapa definisi tentang pengalaman spiritual. Menurut

James (1902), pengalaman spiritual adalah sebuah label yang luas

mencakup berbagai kemungkinan individu memiliki hubungan antara

dirinya, jiwa, dan Tuhan. Sementara itu, Davis (dalam Cunningham, 2011)

mendefinisikan pengalaman spiritual sebagai sebuah bidang psikologi yang

memadukan antara konsep psikologis, teori, dan metode dengan materi dan

praktek dari spiritual. Hal tersebut termasuk kedalam kesadaran mistis,

pengalaman meditasi, ritual dan dimensi-dimensi transpersonal.

Davis (dalam Khourey, 1986) menyimpulkan pengalaman ini sebagai

“a sense of kinship, a oneship with the universe” (rasa persaudaraan, bersatu

dengan semesta). Selanjutnya, pengalaman spiritual berkaitan dengan

perasaan utama yang memiliki komponen kognitif yang spesifik yang

diinterpretasikan sebagai pengetahuan intuitif. Pengalaman spiritual

12

Universitas Sumatera Utara memiliki hubungan yang kompleks pada “waktu dan ruang” didalam

pengalaman biasa (Wiebe, 2015).

Menurut Wildman (2011), pengalaman spiritual meliputi semua

pengalaman utama dan domain pengalaman religius yang tidak biasa pada

individu yang mungkin memiliki ataupun tidak memiliki agama. Rankin

(2008) berpendapat bahwa pengalaman spiritual merupakan pengalaman

yang tidak mencerminkan kepercayaan suatu agama secara khusus, akan

tetapi mengindikasikan suatu pengaruh yang tidak dapat dijelaskan.

Berdasarkan definisi-definisi dari berbagai tokoh, pengalaman

spiritual merupakan suatu pengalaman yang mana individu memiliki

hubungan antara diri, jiwa dan Tuhan yang diinterpretasikan sebagai

pengetahuan intuitif.

2.1.2 Karakteristik Pengalaman Spiritual

James (1902) memaparkan karakteristik pengalaman spiritual kedalam

empat poin, yaitu:

a. Ineffability (tidak dapat dijelaskan dengan kata-kata)

Pengalaman spiritual harus dialami secara langsung dan tidak dapat

disampaikan oleh orang lain. Tidak ada yang bisa menjelaskan bagaimana

perasaaan tersebut, seberapa besar kualitas ataupun nilai dari perasaan

yang dialami oleh seseorang.

b. Noetic Quality (Kualitas Noetik)

Seseorang yang mengalami pengalaman spiritual akan

mendapatkan kedalaman kebenaran yang tidak dapat digali melalui

13

Universitas Sumatera Utara intelektual semata. Pengalaman ini mengungkapkan sesuatu yang

tersembunyi ataupun tidak dapat dikaitkan dengan pengetahuan.

Beberapa ilmuan menganggap pengalaman seperti ini tabu dan tidak

boleh dibicarakan oleh orang lain (Shadder, 2008).

c. Transiency (Bersifat sementara)

Keadaan mistik tidak dapat dipertahankan dalam waktu yang

cukup lama. Ketika keadaan mistis melemah, kualitas situasi tersebut

dapat diolah melalui ingatan meskipun tidak terlalu sempurna. Akan

tetapi, saat keadaan tersebut kembali, maka akan dapat dikenali dengan

mudah.

d. Passivity (kepasifan)

Kondisi mistik dapat dikondisikan melalui beberapa tindakan yang

dilakukan secara sengaja, seperti melakukan gerakan-gerakan tertentu,

pemusatan pikiran ataupun cara lain yang telah diuraikan oleh berbagai

agama.

2.2 Ibadah Haji

2.2.1 Definisi Ibadah Haji

Haji berasal dari kata Al-Hajju yang berarti menyengajakan atau

menuju atau mengunjungi. Menurut istilah, Al-Hajju berarti mengunjungi

Ka’bah untuk beribadah kepada Allah SWT untuk melakukan thawaf, sai,

wuquf, dan ibadah lainnya karena Allah semata dalam waktu tertentu.

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, ibadah haji merupakan salah

14

Universitas Sumatera Utara satu rukun Islam kelima yang harus dilakukan oleh seseorang yang

menganut agama Islam dengan amalan-amalan yang telah ditentukan.

2.2.2 Rukun Haji

Rukun dalam ibadah haji yaitu salah satu amalan yang jika

ditinggalkan maka ibadah haji tersebut tidak sah. Terdapat 5 rukun haji,

yaitu:

a. Ihram (niat haji)

b.Wuquf di Arafah merupakan salah satu rukun haji yang dilaksanakan di

Arafah yang berarti diam, hadir, dan berada pada bagian manapun di

Arafah dalam keadaan apapun (tidur, terjaga, duduk di kendaraan,

berbaring, berjalan, baik dalam keadaan bersuci ataupun tidak)

c. Thawaf Ifadah merupakan mengelilingi Ka’bah tujuh kali putaran

d.Sai, berlari-lari kecil antara bukit Shafa dan Marwah sebanyak tujuh kali.

e. Tahallul adalah rukun terakhir dari Haji yaitu dengan menggunting atau

mencukur rambut.

2.2.3 Wajib Haji

Wajib dalam ibadah haji berarti segala sesuatu yang harus dilakukan,

apabila ditinggalkan tetap sah tetapi harus diganti dengan Dam (denda).

a. Ihram (niat memulai mengerjakan ibadah haji) dari Miqat (tempat yang

ditentukan untuk berniat)

b.Ma’bit di Muzdalifah (bermalam di Muzdalifah), sesudah tengah malam

c. Melontar jamarah.

d.Ma’bit di Mina (bermalam di Mina)

15

Universitas Sumatera Utara e. Thawaf wada’ (thawaf sewaktu meninggalkan Mekah)

2.3 Dewasa Madya

Jung (dalam Nelson, 2009) melihat dewasa madya sebagai waktu

transisi dan perubahan yang berkaitan dengan perkembangan spiritual.

Dewasa madya merupakan waktu yang tidak konsisten dan paradox dalam

kehidupan. Dewasa madya dapat menyelesaikan masalah-masalah dengan

baik sehingga menjadi stabil dan matang secara emosi. Menurut Santrock

(2013), rentang perkembangan dewasa madya yaitu antara usia 45 – 65 tahun.

Hal yang dihadapi orang pada masa dewasa madya dapat dilihat sebagai

komponen spiritual yang dibahas dalam ajaran dan praktik keagamaan.

Individu pada dewasa madya menjadikan agama sebagai sumber kesenangan

dibandingkan saat masih berusia lebih muda (Hurlock, 1980). Agama dapat

membantu individu utuk mencapai perubahan yang lebih baik dalam

menghadapi tuntutan yang bertentangan dengan kehidupan. Spiritual

didapatkan saat individu memiliki keteguhan yang kuat sehingga

mendapatkan perubahan rohani. Agama dapat membantu individu dengan

menyediakan praktik keagamaan yang mendorong individu mendapatkan

pengetahuan dan penerimaan diri (Nelson, 2009).

2.4 Pengalaman Spiritual Ibadah Haji

Penelitian ini berangkat dari fenomena berhaji yang setiap tahun warga

Indonesia berbondong-bondong untuk pergi ke Tanah Suci, Mekkah. Berhaji

pada dasarnya adalah mendatangi Tanah Suci untuk melakukan berbagai

ritual yang semata-mata hanya untuk Allah SWT semata. Terdapat berbagai

16

Universitas Sumatera Utara hubungan ketika berhaji yaitu hubungan antara diri dengan diri sendiri, hubungan antara diri dengan orang lain, dan hubungan antara diri dengan

Allah SWT. Pengalaman-pengalaman yang mereka dapatkan ternyata memiliki kekhasan khusus yang sangat berhubungan dengan pengalaman spiritual. Setiap individu memiliki pengalaman-pengalaman yang berbeda.

Ketertarikan peneliti untuk menggali pengalaman spiritual ibadah haji dikarenakan peneliti sering mendengar pengalaman-pengalaman para jamaah yang telah pulang dari Tanah Suci yang mungkin tidak dapat dijelaskan melalui kata-kata. Hal ini sesuai salah satu karakteristitk pengalaman spiritual dari James (1902) yang mana pengalaman spiritual tak dapat dijelaskan dengan kata-kata dan hanya bisa dirasakan oleh individu tersebut. Variasi- variasi jawaban yang diungkapkan oleh jamaah sering dianggap cerita yang

“fana”, akan tetapi dalam konteks akademis, hal tersebut bisa dijelaskan.

Definisi yang peneliti pakai pada penelitian ini yaitu suatu pengalaman yang mana individu memiliki hubungan antara diri, jiwa dan Tuhan yang diinterpretasikan sebagai pengetahuan intuitif. Peneliti akan menelaah rukun haji dan wajib haji yang telah dilakukan oleh peneliti yang akan dihubungkan dengan pengalaman spiritual.

Pengalaman spiritual yang berkaitan dengan berhaji akan dijelaskan melalui karakteristik pengalaman spiritual dari James (1902), yaitu ineffability (tidak dapat dijelaskan dengan kata-kata), noetic quality (peristiwa yang tidak dapat dijelaskan melalui ilmu pengetahuan), transiency (bersifat sementara), passivity (kepasifan dalam tindakan yang dilakukkan).

17

Universitas Sumatera Utara Penelitian pendukung penelitian ini yaitu Luhrmann (2012) dalam penelitiannya mengenai berdoa sebagai pengembangan perasaan batin mendapatkan hasil jika orang yang berdoa akan mendapatkan pengalaman sensoris yang tidak biasa dan memiliki pengalaman spiritual yang intens.

Pengalaman spiritual membawa individu untuk mendapatkan perasaan batin melalui berdoa. Atkins (2014) mendapatkan hasil penelitian pengalaman spiritual dengan musik. Penelitian ini mengemukakan jika terdapat suatu transenden yang “hidup” pada musik. Pada konteks keagamaan, pengalaman ini lebih kuat, lebih spiritual dan lebih emosional. Namun, pada konteks non keagamaan secara garis besar hampir sama namun memiliki tingkat yang lebih kecil.

Dallmann (2013) menyelidiki tentang peran pengalaman spiritual dalam pemulihan kecanduan alkohol dan narkoba. Masing-masing responden menceritakan pengalaman spiritual yang dipercaya untuk dikontribusikan dalam pemulihan responden. Hasil penelitian ini mendapatkan jika pengalaman spiritual memiliki variasi yang unik dan unik. Pengalaman spiritual juga dihasilkan dari hubungan sinergis antara individu dan kekuatan tertinggi dari pemulihan tersebut. Transformasi dan pengobatan merupakan hasil dari pengalaman spiritual yang tidak terbatas untuk pemulihan kecanduan alkohol dan narkoba.

Penelitian yang dilakukan oleh Bratt (2007) menjelaskan bagaimana seseorang dapat bertahan yang mengalami penyembuhan melalui pengalaman

spiritual. Hasil dari penelitian ini menemukan jika pengalaman spiritual

18

Universitas Sumatera Utara partisipan dapat menolong partisipan untuk berlatih pada tantangan yang akan

dihadapi di masa depan, memiliki dampak pada penyembuhan tubuh, dan

pengalaman spiritual dijadikan sebagai panduan dalam menghadapi trauma.

19

Universitas Sumatera Utara BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab ini akan diurai mengenai pendekatan kualitatif, responden penelitian yang berisikan populasi, sampel, dan karakteristik penelitian.

Selanjutnya, subbab pada bagian ini berisikan prosedur penelitian data, lokasi pengambilan data, alat bantu pengambilan data, kredibilitas penelitian, prosedur penelitian dan metode analisis data.

3.1 Pendekatan Kualitatif

Ditinjau dari jenis datanya, pendekatan penelitian yang digunakan

peneliti adalah pendekatan kualitatif. Creswell (dalam Noor, 2011)

menyatakan penelitian kualitatif sebagai suatu gambaran kompleks, meneliti

kata-kata, laporan terinci dari pandangan responden, dan melakukan studi

pada situasi alami. Denzin mendefinisikan penelitian kualitatif sebagai suatu

kegiatan yang menempatkan pengamat di dunia. Hal tersebut terdiri dari

interpretatif dan suatu praktek materi yang membuat dunia terlihat. Penelitian

kualitatif mempelajari hal-hal di keadaan alamiah, mencoba untuk memahami

ataupun menafsirkan fenomena makna sesuatu yang didapat. Poerwandari

(2007) mengungkapkan bahwa penelitian kualitatif menghasilkan dan

mengolah data yang sifatnya deskriptif, seperti transkrip wawancara, catatan

lapangan, gambar, foto, rekaman video, dan sebagainya.

Adapun metode pendekatan penelitian ini adalah fenomenologi.

Pendekatan ini mencoba menjelaskan atau mengungkap makna konsep atau

fenomena pengalaman yang didasari oleh kesadaran yang terjadi pada

20

Universitas Sumatera Utara beberapa individu. Edgar dan Sedgwick (1999) dalam Hasbiansyah (2005)

menjabarkan jika fenomenologi mencoba untuk mengungkapkan makna dari

pengalaman seseorang yang mana makna tersebut tergantung bagaimana

orang tersebut berhubungan dengan sesuatu. Jenis penelitian fenomenologis

yang dimaskudkan untuk memperoleh informasi mengenai fenomena ibadah

haji melalui pengalaman spiritual.

3.2 Responden Penelitian

3.2.1 Populasi Penelitian

Populasi didefinisikan sebagai kelompok subjek yang hendak dikenai

generalisasi hasil penelitian (Azwar, 1998). Populasi digunakan untuk

menyebutkan seluruh elemen dari suatu wilayah yang menjadi sasaran

penelitian atau merupakan keseluruhan dari objek penelitian (Noor, 2011).

Populasi dari penelitian ini adalah jamaah haji yang telah berhaji pada tahun

2016. Berdasarkan data dari Pemko Medan, jamaah haji yang telah

diberangkatkan pada tahun 2016 sebanyak 1.854 jamaah.

3.2.2 Sampel Penelitian

Sampel merupakan sebagian yang dipilih dari populasi (Noor, 2011).

Jumlah sampel sangat tergantung pada apa yang dianggap bermanfaat dan

dapat dilakukan dengan waktu dan sumber daya yang tersedia. Berdasarkan

hal tersebut, peneliti menggunakan pengambilan sampel dengan purposive

yang terstratifikasi (Poerwandari, 2007). Pengambilan sampel dengan cara

ini dilakukan untuk menjelaskan kondisi rata-rata dari sebuah fenomena.

Kondisi ini juga memungkinkan untuk menjelaskan keadaan diatas rata-rata

21

Universitas Sumatera Utara ataupun dibawah rata-rata dari suatu fenomena. Dengan menggunakan

pengambilan sampel ini, peneliti tidak hanya fokus pada mengidentifikasi

masalah, namun juga dapat menangkap variasi dari responden penelitian.

3.2.3 Karakteristik Penelitian

Pertimbangan yang digunakan dalam memilih responden adalah

berdasarkan karaktertistik sampel, yaitu:

a. Berusia dewasa madya

Usia dewasa madya menemukan keagamaan sebagai suatu sumber

kesenangan dan kebahagiaan yang lebih besar (Hurlock, 1980). Periode

perkembangan usia dewasa madya berawal dari 40 sampai 45 tahun dan

berakhir pada usia 60 sampai 65 tahun (Santrock, 2013). Berhaji

merupakan suatu ritual dalam keagamaan. Karakteristik sampel berusia

dewasa madya merupakan hal yang sesuai dengan penelitian ini.

b. Individu yang berhaji pada tahun 2016

Peneliti menggunakan jamaah yang berhaji pada tahun 2016 agar

responden memiliki kondisi yang sama dalam menceritakan pengalaman

responden.

3.3 Prosedur Pengambilan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

wawancara. Wawancara merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang

dilakukan dengan berhadapan secara langsung dengan yang diwawancarai

tetapi dapat juga diberikan daftar pertanyaan dahulu untuk dijawab pada

kesempatan lain (Noor, 2011). Wawancara dilakukan untuk memperoleh

22

Universitas Sumatera Utara pengetahuan tentang makna-makna subjektif yang dipahami individu

berkenaan dengan topik yang diteliti, dan bermaksud melakukan eksplorasi

terhadap isu tersebut. (Banister, dkk dalam Poerwandari, 2007).

Wawancara dilakukan menggunakan pedoman umum yang sudah

melewati tahap standarisasi oleh profesional judgement. Dalam proses

wawancara ini, peneliti dilengkapi pedoman wawancara yang sangat umum,

yang mencantumkan isu-isu yang harus diliput tanpa menentukan urutan

pertanyaan, bahkan mungkin tanpa bentuk pertanyaan eksplisit.

(Poerwandari, 2007).

Pada penelitian ini, peneliti akan menggunakan data sekunder untuk

mendapatkan variasi informasi melalui allo-anamnesa terhadap responden

melalui keluarga dekat. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan kredibilitas

data sehingga tidak terjadi bias.

3.4 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di Medan, Sumatera Utara. Hal ini

dilakukan karena subjek bertempat tinggal di Medan dan kemudahan peneliti

untuk mendapatkan informasi.

3.5 Alat Bantu Pengambilan Data

Dalam mengumpulkan data-data, penulis membutuhkan alat bantu

(instrument penelitian). Dalam penelitian ini digunakan:

a. Alat Perekam

Alat perekam digunakan sebagai alat bantu agar tidak ada informasi

yang terlewatkan dan membantu peneliti berkonsentrasi apa yang

23

Universitas Sumatera Utara ditanyakan tanpa harus mencatat. Alat perekam ini juga memudahkan

peneliti mengulang kembali hasil wawancara agar dapat diperoleh data yang

utuh, sesuai dengan apa yang disampaikan responden dalam wawancara.

Hal ini berguna untuk meminimalkan bias yang sering terjadi karena

keterbatasan dan subjektivitas peneliti. Alat perekam ini digunakan dengan

seizin responden.

b. Pedoman Wawancara

Pedoman wawancara digunakan untuk mengingatkan peneliti

mengenai aspek-aspek yang harus digali, serta apa yang sudah atau belum

ditanyakan. Adanya pedoman wawancara juga akan memudahkan peneliti

membuat kategorisasi dalam melakukan analisis data.

3.6 Kredibilitas Penelitian

Kredibilitas adalah istilah yang digunakan dalam penelitian kualitatif

untuk menggantikan konsep validitas. Kredibilitas penelitian kualitatif

terletak pada keberhasilannya mencapai maksud mengeksplorasi masalah

atau mendeskripsikan setting, proses, kelompok sosial atau pola interaksi

yang kompleks (Poerwandari, 2007). Kredibilitas penelitian ini terletak pada

keberhasilan peneliti dalam mengungkap gambaran pengalaman spiritual

ibadah haji. Peningkatan kredibilitas dilakukan dengan cara:

a. Mencatat setiap data serinci mungkin, mencakup catatan pengamatan

objektif terhadap setting, responden atau hal lain yang terkait.

b. Mendokumentasikan secara lengkap dan rapi data yang terkumpul, proses

pengumpulan data maupun strategi analisanya.

24

Universitas Sumatera Utara c. Memanfaatkan langkah-langkah dan proses yang diambil peneliti-peneliti

lainnya dengan mempelajari dan membandingkan langkah-langkah

penelitian, serta melihat efektivitas dari langkah-langkah tersebut tanpa

mengesampingkan saran-saran yang dianjurkan secara teoritis. Langkah ini

diharapkan dapat menjamin pengumpulan data yang berkualitas.

d. Melakukan allo-anamnesa yang dilakukan kepada keluarga dekat untuk

mendapatkan informasi tambahan mengenai responden setelah berhaji.

e. Menyertakan orang-orang yang berperan sebagai pengkritik yang

memberikan saran-saran dan pembelaan yang akan memberikan pertanyaan-

pertanyaan kritis terhadap analisis yang dilakukan peneliti. Orang-orang

yang terlibat antara lain dosen pembimbing sebagai professional judgement

terhadap alat pengumpulan data dan strategi analisa serta interpretasi data.

Selain itu, peneliti menyertakan beberapa orang mahasiswa psikologi untuk

menilai efektivitas rangkaian cerita pada analisa data.

f. Melakukan pengecekan dan pengecekan kembali (checking and rechecking)

data, dengan usaha menguji kemungkinan dugaaan yang berbeda.

3.7 Prosedur Penelitian

Jadwal prosedur penelitian diuraikan pada tabel berikut:

Tabel 3.1 Jadwal Prosedur Penelitian Tahapan Responden 1 Responen 2 Responden 3 Persiapan Maret 2017 Maret 2017 Maret 2017 Penelitian Tahap Pelaksanaan Mei 2017 Juni 2017 Penelitian April 2017 Tahap Pencatatan April 2017 Mei 2017 Juni 2017 Data

25

Universitas Sumatera Utara 3.7.1 Tahap Persiapan Penelitian

Pada tahap persiapan penelitian, peneliti melakukan sejumlah hal yang

diperlukan untuk melakukan penelitian, yaitu:

a. Menyusun pedoman wawancara

Peneliti membuat pedoman wawancara yang disusun berdasarkan

karakteristik-karakteristik pengalaman spiritual. Pedoman wawancara

berisi pertanyaan-pertanyaan mendasar yang nantinya akan berkembang

dalam proses wawancara. Pedoman wawancara yang telah disusun,

ditunjukkan kepada profesional judgement, dalam hal ini adalah

pembimbing penelitian untuk mendapatkan masukan mengenai isi

pedoman wawancara. Setelah mendapat masukan dan koreksi dari

pembimbing, peneliti membuat perbaikan terhadap pedoman wawancara

dan mempersiapkan diri untuk melakukan wawancara.

b. Mencari responden dan mengumpulkan data

Peneliti selanjutnya mencari responden yang sesuai dengan

karakteristik responden penelitian. Untuk itu, sebelum wawancara

dilaksanakan, peneliti bertanya kepada subjek tentang kesiapannya untuk

diwawancarai. Setelah responden bersedia untuk diwawancarai, peneliti

membuat kesepakatan dengan responden tersebut mengenai waktu dan

tempat untuk melakukan wawancara.

26

Universitas Sumatera Utara c. Membangun rapport dan menentukan jadwal wawancara

Setelah memperoleh kesediaan dari responden, peneliti kemudian

membangun rapport dan mengatur serta menyepakati waktu untuk

melakukan wawancara.

3.7.2 Tahap Pelaksanaan Penelitian

Setelah tahap persiapan penelitian dilakukan, maka peneliti memasuki

tahap pelaksanaan penelitian

a. Mengkonfirmasi ulang waktu dan tempat wawancara

Sebelum wawancara dilakukan, peneliti mengkonfirmasi ulang

waktu dan tempat yang sebelumnya telah disepakati bersama dengan

responden. Konfirmasi ulang dilakukan sehari sebelum jadwal wawancara

dilakukan dengan tujuan untuk memastikan responden dalam keadaan baik

dan tidak berhalangan dalam melakukan wawancara. Peneliti memberikan

kebebasan kepada responden untuk memilih tempat wawancara yang

responden inginkan. Peneliti hanya mengatakan kepada responden agar

memilih tempat yang nyaman untuk melakukan wawancara.

b.Melakukan wawancara berdasarkan pedoman wawancara

Wawancara dilakukan berdasarkan pedoman wawancara yang telah

disusun. Saat wawancara berlangsung, peneliti juga melakukan observasi

terhadap responden.

c. Memindahkan rekaman hasil wawancara ke dalam bentuk transkrip

verbatim

27

Universitas Sumatera Utara Peneliti memindahkan hasil wawancara kedalam verbatim tertulis

setelah hasil wawancara diperoleh. Pada tahap ini, peneliti melakukan

koding dengan membubuhkan kode-kode pada materi yang diperoleh.

Koding dimaksudkan untuk mengorganisasi dan mensistemasi data secara

lengkap dan mendetail sehingga data dapat memberikan gambaran tentang

topik yang diteliti (Poerwandari, 2007).

d. Melakukan analisis data

Hasil verbatim kemudian ditranskrip dan digunakan dalam

menganalisa dan menginterpretasi data sesuai dengan pertanyaan

penelitian

e. Menarik kesimpulan, membuat diskusi dan saran

Setelah analisa data selesai, peneliti menarik kesimpulan untuk

menjawab permasalahan. Kemudian peneliti menuliskan diskusi terhadap

kesimpulan dan seluruh hasil penelitian. dengan memperhatikan hasil

penelitian, kesimpulan data dan diskusi yang telah dilakukan, peneliti

mengajukan saran bagi penelitian selanjutnya.

3.7.3 Tahap Pencatatan Data

Semua data yang diperoleh pada saat wawancara direkam dengan alat

perekam dengan persetujuan subjek penelitian sebelumnya. Data hasil

rekaman ini kemudian ditranskripsikan secara verbatim untuk dianalisa.

3.8 Metode Analisis Data

Data penelitian kualitatif bukan berbentuk angka, melainkan berupa

narasi, deskripsi, cerita, dokumen tertulis dan tidak tertulis ataupun bentuk-

28

Universitas Sumatera Utara bentuk non angka lainnya. Walaupun penelitian kualitatif tidak memiliki

rumus atau aturan tetap, bukan berarti penelitian kualitatif tidak memiliki

pedoman-pedoman tentang prosedur yang harus dijalani berkenaan dengan

analisis dan interpretasi data (Poerwandari, 2007).

Menurut Poerwandari (2007), proses analisa data pada penelitian

kualitatif meliputi: a. Organisasi Data

Pengolahan dan analisis data sesungguhnya dimulai dengan

mengorganisasikan data. Organisasi data secara rapi, sistematis, dan

selengkap mungkin untuk memperoleh kualitas data yang baik,

mendokumentasikan analisa yang dilakukan serta menyimpan data dan

analisa yang berkaitan dalam penyelesaian penelitian. b. Koding dan Analisis

Koding dan analisis dilakukan dengan menyusun transkrip verbatim

atau catatan lapangan dengan membubuhkan kode-kode pada materi yang

diperoleh. Hal ini bermaksud untuk dapat mengorganisasi dan

mensistematisasi data secara lengkap dan mendetail sehingga data dapat

memunculkan gambaran tentang topik yang diangkat. c. Pengujian terhadap Dugaan

Hal ini berkaitan erat dengan upaya mencari penjelasan yang berbeda

mengenai data yang sama. Peneliti harus mengikutsertakan berbagai

perspektif untuk memungkinkan keluasan analitis serta memeriksa bias-bias

yang mungkin tidak disadari.

29

Universitas Sumatera Utara

d. Strategi Analisa

Proses analisa dapat melibatkan konsep-konsep yang muncul dari

jawaban atau kata-kata responden maupun konsep yang dipilih atau

dikembangkan peneliti untuk menjelaskan fenomena yang dianalisa e. Tahapan Interpretasi

Proses interpretasi memerlukan upaya pengambilan jarak dari data,

dicapai melalui langkah-langkah metodis dan teoritis yang jelas, serta

melalui dimasukkannya data ke dalam konteks konseptual yang khusus.

Upaya ini dilakukan untuk memahami data secara lebih ekstensif dan

mendalam. Peneliti memiliki perspektif mengenai apa yang sedang diteliti

dan menginterpretasi data melalui perspektif tersebut. Peneliti beranjak

melampaui apa yang secara langsung dikatakan partisipan untuk

mengembangkan struktur-strukstur dan hubungan-hubungan bermakna yang

tidak tertampilkan dalam data mentah.

30

Universitas Sumatera Utara BAB 4

DESKRIPSI DATA DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisikan uraian hasil analisa data yang telah dilakukan selama pengambilan data penelitian. Data diambil melalui hasil observasi, wawancara autoanamnesa dan wawancara alloanamnesa. Hasil yang didapat dianalisa untuk mendapatkan bagaimana pengalaman spiritual jamaah yang telah berhaji melalui karakteristik-karakteristik pengalaman spiritual James.

4.1 Responden 1

4.1.1 Identitas Diri

Responden 1 merupakan seorang pegawai di sebuah Badan Usaha

Milik Negara (BUMD) di daerah Medan-Petisah. Hari sibuk responden pada

hari Senin sampai Jumat dihabiskan di BUMD tersebut dan pada hari Sabtu

responden bekerja sebagai freelancer TVRI untuk mencari berita. Pria

berusia 41 tahun ini memiliki seorang istri yang bekerja sebagai guru

disalah satu sekolah swasta tingkat atas di Medan. Anak pertama berusia 9

tahun yang telah memasuki Sekolah Dasar kelas empat. Responden

bertempat tinggal di daerah Medan – Marelan yang berdekatan dengan

rumah menantunya. Responden mendaftarkan diri bersama menantu dan

istrinya berhaji pada tahun 2010. Responden berangkat pada tahun 2016

kloter sembilan.

4.1.2 Observasi

Pertemuan peneliti dengan responden diawali dari layanan pesan

singkat yang peneliti kirimkan. Responden membalas layanan pesan singkat

31

Universitas Sumatera Utara tersebut tidak lebih dari lima menit dan bersedia untuk menjadi responden penelitian. Peneliti membuat janji kepada subjek untuk bertemu di rumahnya pagi hari. Subjek memberi arahan untuk menunggu di mesjid yang berada tidak jauh dari rumah responden yang susah dijelaskan melalui layanan pesan singkat.

Peneliti berada di pinggir jalan untuk menunggu subjek seperti yang sudah diarahkan. Seorang pria tegap dengan jenggot tebal memanggil peneliti untuk mengikuti arahannya. Responden mempersilahkan duduk di sebuah karpet hijau sebagai alas untuk duduk. Sebuah ruang tamu berukuran lima kali tiga meter menjadi tempat untuk melakukan wawancara. Terdapat sebuah kaligrafi di sudut ruang tamu dan sebuah foto keluarga dengan gambar Ka’bah di kaos responden, istri, dan anaknya. Ruang tamu tersebut tampak luas karena hanya ada karpet hijau, kipas angina, dan sebuah lemari kecil yang diatasnya diletakkan televisi

Responden memakai jubah berwarna putih diawal berjumpa dengan peneliti. Kucur keringat sedikit membasahi wajahnya sambil bercerita dengan peneliti. Responen selalu memberikan senyuman khas dengan mulut terbuka lebar ketika menceritakan setiap detail yang ia ketahui. Beberapa kali peneliti melihat ke mata responden yang sudah berkaca-kaca ketika m enjawab setiap pertanyaan yang peneliti berikan.

Pertemuan selanjutnya, responden memakai sarung dan baju koko berwarna putih untuk melakukan wawancara. Tampak sesekali responden menggerak-gerakkan tangan dan mengetuk-ngetuknya ke lantai. Responden

32

Universitas Sumatera Utara juga terkadang mengelus-elus jenggotnya sebelum menjawab pertanyaan

peneliti.

4.1.3 Wawancara Allo Anamnesa

Wawancara alo anamnesa dilakukan pada istri responden. Wawancara

ini ingin menggali lebih dalam bagaimana perkembangan spiritual

responden sebelum dan setelah berhaji. Sang istri mengatakan jika terdapat

perubahan ibadah sebelum dan setelah berhaji. Istri responden

membenarkan jika responden lebih giat melakukan ibadah setelah berhaji.

Setiap saat, responden selalu menyempatkan untuk melakukan sholat wajib

di Mesjid yang mana sebelum berhaji jarang dilakukan. Responden

menyempatkan diri untuk melakukan sholat sunnah ketika berada di rumah

seperti sholat duha yang dilakukan pada pagi hari.

4.1.4 Wawancara Auto Anamnesa

4.1.4.1 Ineffability

Kesempatan berhaji merupakan hal yang tidak terduga yang dialami

oleh responden satu. Perasaan tidak menyangka akan dipanggil ke Rumah

Allah menjadi pelengkap Rukun Islamnya sebagai awal perjalanan

tersebut. Sebagai seorang pegawai lepas, untuk menunaikan ibadah haji

merupakan hal yang mustahil. Responden satu pergi haji melalui

mertuanya yang membiayai perjalanan responden. Hal ini dipaparkan

melalui kutipannya sebagai berikut.

33

Universitas Sumatera Utara “Kita kan sebenernya secara hitung-hitungan dunia, gak memiliki dana untuk berangkat haji. Tapi Allah kasih jalan yang lain, kita diberangkatkan oleh mertua, ayah dari istri saya dan istri saya. Didaftarkan, waktu itu 2010” (W1.A1.0002c-d.170417) “…. Kemudian, ya itulah, gak nyangka. Meskipun gak ada duit, kami bisa berangkat, kan gitu. Allah yang kasih jalan.” (W1.A1.0002f-g.170417) Sebagai seseorang yang memiliki dasar agama yang belum kuat, ketika panggilan tersebut sudah terlayangkan pada dirinya, ada perasaan takut balasan yang akan terjadi di Baitullah. Kekhawatiran tersebut berupa kelakuan yang pernah dilakukan di tanah air. Berserah diri adalah cara untuk mendapatkan ketenangan tersebut. Tujuan menunaikan ibadah haji ini adalah untuk mengubah diri. apapun yang terjadi ketika berada di

Tanah Suci, maka pasrah adalah jawabannya.

“…Ketika sebelum berangkat, kami khawatirlah suami istri. Was- was, takut terjadi apa-apa yang disana, yang kira-kira menjadi teguran atau cobaan atau peringatan atau juga jadi menjadi.. apa yang kita perbuat disini, nanti disana ditunjukkan Allah, ternyata gak ada.” (W1.A1.0002h-l.170417) “Kalau saya, yang saya khawatirkan disana, takut mendapatkan.. istilahnya tegoran yang sangat dahsyatlah karena perbuatan- perbuatan yang sebelumnya. Ya.. namanya juga anak muda, yang istilahnya agak menyimpangkan, jadi takut kali. Tapi waktu kami mau berangkat, sudah menyerahkan dirilah. Karena sifatnya kan mau berubah, mau bertaubat. Kalau misalnya Allah kasih peringatan, teguran ya kami terima, tapi Alhamdulillah kami disana dipermudah. (W1.A1.0002o-u.170417)

Saat berada di Tanah Suci, salah satu pengalaman yang tidak dijelaskan melalui pengalaman biasa adalah ketika responden ingin melakukan ibadah di Raudah. Raudah merupakan suatu tempat yang mana banyak orang mengharapkan doanya terkabul disana, oleh karena itu akan

34

Universitas Sumatera Utara bersempit-sempitan untuk bisa berada disana. Responden sangat ingin melakukan ibadah di Raudah, saat dirinya sudah putus asa dan ingin menyerah, ia mengatakan jika Allah memiliki cara lain.

“Raudah itu perjuangan juga. Setelah sebellumnya saya inggin.. ‘ah, udahlah, sekali ajanya’, tapi Allah kasih jalan lain, rupanya saya semakin semangat sampe tiga kali saya berjuang untuk masuk ke Raudah itu untuk berdoa, sholat sunnah untuk berdoa itu.” (W1.A1.0046i-l.170417) Responden juga bercerita jika Ka’bah memiliki daya tarik yang tak mampu ia jelaskan. Daya tarik tersebut diposisikan sebagai tempat untuk menghadap. Responden merasa harus melakukan sholat di depan Ka’bah untuk memenuhi hasrat kepuasannya yang menjadi daya tarik tersendiri baginya.

“Karena ada memang daya tarik yang sangat apa.. sangat.. begitulah.. daya tarik yang sangat kuatlah artinya bukan Ka’bah itu kita posisikan apa namanya, bukan Allah disitu, tapi jangan salah ya.. karena itu rumah. Itulah artinya, sumber menghadap itu. Menghadap kepada Allah, tapi bukan Allah diposisikan ditempatkan disitu gitu, tapi ya gitulah dibilang orang…. Kalau saya gak puas rasanya kalau sholat gak liat itu, gitu. Itulah daya tarik tersendiri bagi saya, gitu.” (W1.A1.0048a-e,f-h.170417) Emosi yang campur aduk ketika berada disana, yaitu menangis.

Menangis terjadi sendirinya ketika sudah berdoa di hadapan Ka’bah, menyentuh Ka’bah dan memohon doa. Terdapat dorongan didalam diri yang responden tak mampu untuk menjelaskannya.

“Terkadang gini, bukan nangis itu begitu mudahnya nangis, gitu. Tapi ketika itu, ada memang dorongan dalam diri itu, ada memang menangis ketika berdoa, gitu. Nangis ketika doa. Sebenarnya, kalau kita gini-gini aja, dari jauh, tidak ada rasa apa-apa. Tapi, kalau kita

35

Universitas Sumatera Utara dari dekat, udah menyentuh,udah menyenggol, kita apa lagi bermohon berdoa, keluar sendirinya.” (W1.A1.0050a-f.170417)

4.1.4.2 Noetic Quality

Aktivitas noetik yang dialami oleh responden berkaitan dengan

seseorang yang membantunya, namun seperti bukan manusia. Saat ia ingin

menyentuh Ka’bah, ia serasa seperti ada yang mendorong dari belakang.

Uluran tangan menariknya untuk dengan cepat memegang Ka’bah. Hal

tersebut diakui oleh responden yang mana kemungkinan itu bukanlah

perbuatan manusia.

“Setelah tawaf umrah, yang saya alami, ketika saya pengen, setelah tawaf menyelesaikan tujuh putaran, ingin saya memegang Ka’bah itu. Kan ada orang didepan Ka’bah itu sampai dua lapis, berdoa, ada yang apa.. macamlah.. memohon, ada yang memang sholat. Ketika saya ingin menyentuh, pas pertama kali ingin menyentuh, sekitar setengah setengah jengkal lagi, cuma tangan gak sampai. Memang tiba-tiba kayak ada tangan yang menolong, dia tidak melihat muka saya, dia tidak melihat tangan saya, tapi tepatlah genggaman tangan dia itu ke tangan saya. Langsung ditariknya dan langsunglah tersentuh. Kalau dikira-kira itu bukan manusia, dia itu gapaian tangan dia itu tepat ke lengan saya. Karena saya lihat, tidak ada manusia yang menoleh ke belakang.” (W1.A1.0012c-n.170417)

Responden mengatakan jika hal tersebut merupakan pekerjaan

malaikat yang membantunya.

“bukannya pekerjaan manus.. artinya maksudnya sepanjang pekerjaan malaikat gitu. Saya begini, saya di dorong dari atas gitu. (sambil mengangkat tangannya dan memperagakan seperti ada seseorang yang mengangkat dari bawah). Mungkin itu malaikat, tapi mungkin pun orang, tapi memudahkan saya” (W1.A1.0050i-m.170417)

36

Universitas Sumatera Utara Pengalaman lainnya berkaitan dengan bantuan oleh Allah SWT

ketika responden ingin melakukan ibadah. Sesuatu yang dikhawatirkan

menjadi aman karena telah diselamatkan oleh Allah SWT.

“…kalau solat dijagakan, sholat sunnah di hijril ismail saya bisa, aman, yang saya khawatirkan saya ga bisa, atau saya bisa terdorong ataupun tertimpa ternyata diselamatkan Allah nya saya, sholat dua rakaat di hijril ismail.” (W1.A1.0076q-t.170417)

4.1.4.3 Transiency

Pengalaman yang didapat oleh responden adalah ketika ia melihat

Ka’bah pertama kali. Rasa takjub akan Ka’bah membuat air matanya jatuh

tanpa ia sadari. Ia juga tidak sadar telah melihat Ka’bah sudah berapa

lama. Sambil menunggu adzan berkumandang, ia selalu melihat Ka’bah

yang memiliki daya tarik tersendiri baginya.

“… Waktu liat Ka’bah pertama kali, rasanya saya gak mau berpaling. Tiba-tiba aja saya menangis. Sampai ada yang menegur saya untuk ikut rombongan. Pas sebelum azan pun, pas lagi duduk, dzikir saya sambil melihat Ka’bah, takjub kali saya. Kayak tebengong gitu.” (W1.A1.0050f-1.170417) Rasa bersyukur dapat berdoa di Raudah juga diwakili dengan air

mata. Saat berdoa, ia duduk berdoa serasa waktu berjalan dengan cepat.

Untuk melakukan ibadah di Raudah, ada batasan waktu untuk bergantian

dengan orang lain. Waktu yang diberikan adalah sepuluh sampai lima

belas menit. Doa demi doa dan sholat sunnah yang ia lakukan tak terasa

sudah habis. Hal itu diungkapkannya dikarenakan disana ia sangatlah tidak

puas jika hanya sekali untuk pergi ke Raudah.

37

Universitas Sumatera Utara “Disana itukan dikasih waktu sepuluh ntah lima belas menit. Gak terasa itu Ded. Abang sholat dua rakaat, terus berdoa aja. Nangis abang abis sholat itu. Tiba-tiba aja udah disuruh keluar. Gak terasa memang. Gak puas lah, makanya bisa sampe tiga kali abang kesana.” (W1.A1.0082a-d.170417)

4.1.4.4 Passivity

Responden hanya mengatakan jika untuk memusatkan diri kepada

Allah SWT hanyalah berdzikir dan berdoa. Saat berdoa didalam hati,

apapun akan dikabulkan oleh Allah pada saat itu juga. Doa yang dimaksud

adalah doa yang berkaitan dengan dirinya pada waktu itu.

“Setiap doa kita yang disana, sesuai dengan iklim, tempat dan suasana waktu disana, doa dalam rangka melancarkan ibadah, kesehatan, kenyamanan, langsung dijabbah, misalnya kita kan berpisah di masjid, nanti pulangnya disini (sambil menunjuk kebawah mengumpamakan suatu tempat), karena lama kali, ya berdoalah, Ya Allah, mudah-mudahan jumpalah. Terus seketika jumpalah. Haa.. doa-doa yang kayak gitu dikabulkan" (W1.A1.0002u-y.170417) Berdzikir dapat dilakukan kapanpun dan dimanapun, berdzikir

dilakukan untuk tetap fokus kepada Allah SWT dan mengurangi perbuatan

yang tidak diinginkan, seperti mengganggu orang lain dengan candaan.

Disetiap waktu, dzikir yang dilakukan juga untuk menambah kekuatan

doa.

“Dzikir juga, Ded kerjaan disana itu. Gak ada lain. Ya, kalau cuma minta aja gampang kali. Kalau ada dzikir, kayak ada yang ngebantu doa kita gitulah. Dimana-mana bisa dzikir. Ya untuk mengingat Allah tujuannya.” (W1.A1.0044d-g.170417)

38

Universitas Sumatera Utara 4.2 Responden 2

4.2.1 Identitas Diri

Responden kedua merupakan seorang pensiunan Perum Persero

Pelabuhan Belawan. Keseharian yang dilakukan oleh responden adalah

menjaga toko kelontong yang berada di depan rumah. Dibantu oleh istrinya,

ia bergantian menjaga toko tersebut. Responden memiliki dua istri. Secara

menetap, ia tinggal bersama istri pertama dan istri kedua tinggal di daerah

lain yang selalu ia kunjungi.

Rambut yang sudah memutih menandakan umur yang sudah tidak

muda lagi. Pria berusia 62 tahun ini memiliki delapan belas cucu yang

menjadi penghibur dirinya. Ia daftar haji pada tahun 2010 yang berangkat

pada tahun 2016 dengan nomor kloter 9.

4.2.2 Observasi

Responden bertemu dengan peneliti saat cuaca sedang terik. Saat

dijumpai di rumah, responden terlihat ramah dengan menyilahkan peneliti

masuk ke rumah. Saat itu, peneliti hanya meminta izin untuk melakukan

penelitian kepada responden dan responden barersedia. Di awal pertemuan,

responden memberikan sebuah buku panduan haji yang menjadi pedoman

responden ketika berada di Tanah Suci.

Wawancara dilakukan di rumah responden. Sebuah ruangan panjang

dengan dua set sofa didalamnya. Peneliti dan responden duduk di salah satu

sofa dan duduk berhadapan. Terdapat berbagai pajangan khas Tanah Suci,

seperti lukisan Masjidil Haram, miniatur Ka’bah dan foto-foto keluarga di

39

Universitas Sumatera Utara dinding. Di ruang tamu memiliki cahaya yang kurang karena lampu tidak

dihidupkan.

Pria dengan rambut yang sudah memutih ini memiliki tinggi sekitar 170

cm dan berat 80 kg. Ia bersuku Jawa, namun tetap memiliki logat khas

Medan. Bicara yang cepat sedikit tidak jelas. Ketika peneliti melakukan

wawancara, jawaban yang diberikan selalu memberikan jeda. Saat jeda,

terkadang responden melemparkan senyum dengan mulut terbuka lebar dan

terkadang tertawa dengan yang sudah ia ucapkan. Responden selalu menatap

mata peneliti ketika berbicara. Saat jeda, beberapa kali peneliti melihat

responden termenung dengan pandangan mata fokus pada sesuatu namun

kosong. Kemudian, ia tersenyum dan memberikan jawaban dengan suara

yang cepat.

4.2.3 Wawancara Allo Anamnesa

Wawancara alo anamnesa dilakukan pada istri pertama dari

responden. Istri responden membenarkan adanya perubahan sebelum dan

sesudah melakukan ibadah haji. Pengalaman ketika berada di Tanah Suci

membawa perubahan kepada responden. Sebelum ibadah haji, responden

tidak terlalu sering pergi ke Mesjid untuk melakukan ibadah sholat. Namun

sekarang, responden selalu pergi ke Mesjid setiap mendengarkan adzan.

Bahkan sesekali responden meninggalkan toko dan membiarkan toko

tersebut tidak dijaga agar bisa pergi ke Mesjid tepat waktu. Responden

dikenal dengan orang yang pemarah. Namun, setelah berhaji, emosi marah

tersebut semakin menurun.

40

Universitas Sumatera Utara

4.2.4 Wawancara Auto Anamnesa

4.2.4.1 Ineffability

Responden selalu mengucapkan puji syukur atas panggilan Allah

kepada dirinya untuk menunaikan ibadah haji. Begitu sampai di Tanah Suci,

hal pertama yang dilakukan adalah sujud syukur sebagai rasa terima

kasihnya yang sudah membawanya kesini. Perasaan gembira karena daya

tarik Mekkah membuat dirinya ingin kembali ke Tanah Suci.

“Ya, namanya udah sampe disitu, ya sujud syukur lah kakek.” (W1.A2.0017a.150517)

“Senang lah, gembira kali lah. Sampe neteskan air mata kakek disitu”

(W1.A2.0019a.150517)

“Daya tarik Mekkah itu lain yakan. Maaf cakap lah ya kan, seratus juga pun mau orang kesana yakan? Mau orang itu berangkat, demi ini tadi. Rugi itu taka da istilah rugi kalo udah dipanggil kesana.” (W1.A2.0029b-d.150517)

Sebagai seseorang yang memiliki banyak dosa, ia merasa tidak

menyangka bisa menginjakkan kaki ke Tanah Suci. Hati nurani membawa

responden selalu rindu akan Baitullah tersebut. Ketika sudah sampai disana,

responden hanya meminta agar meminta ampun atas dosa yang pernah ia

perbuat. Setiap doa tanpa sengaja meneteskan air mata.

“Macam ada daya tariknya gitu. Kok bisalah. Itulahtadi, mikiri dosa tadi. Istigfar aja istigfar aja. Minta ampun. Minta ampun sama dosa awak. …. Asal minta apa-apa aja kakek nangis, asal minta apa-apa aja kakek nangis. Cuma ingat Allah aja. (W1.A2.0193b-h.150517)

41

Universitas Sumatera Utara Ibadah yang dilakukan semata-mata karena Allah SWT. Ketika di

Tanah Suci, tidak ada rasa ingin pulang dan merasa jika dunia ini tidak ada.

Setiap kegelisahan yang terjadi akan pudar dikarenakan selalu mengingat

nama Allah.

“Rasa kegelisahan itu gak ada. Percayalah. Biasanya disini itu kita gelisah aja, disana gak ada kegelisahan itu. Dunia ini tak ada lagi. Mau pulangpun ga teringat lagi untuk pulang, yakan. Rasanya janganlah pulang. Kalau bisa, yakan. Kalau izin Dia. (W1.A2.0231f-j.150517)

4.2.4.2 Noetic Quality

Pengalaman yang tidak dapat ditalar oleh logika adalah ketika

responden kedua dibantu oleh seseorang yang tak terlihat untuk

menyentuh Ka’bah. Saat itu, untuk menyentuh Ka’bah sangatlah sulit

dikarenakan banyaknya orang yang ingin menyentuh Ka’bah juga.

Responden dua yang keadaannya sudah cukup renta mencoba untuk

memegang Ka’bah. Disaat itu juga, seseorang membantunya untuk

menggapai Ka’bah secara sengaja. Responden menganggap itu adalah

bantuan malaikat yang telah menolongnya.

“Macam ada ya… macam ada yang dorong kakek lah disitu, kosong orang disitu. Makanya kakek bisa megang. Pas keluar itu pun enak juga, kayak gini aja tangan kakek (tangan diapit seperti merangkul diri sendiri) sambil bilang “Allah, Allah, Allah” baru bisa. Baru tu, makin sadis lagi dia (maksudnya makin rame), untung ada.. kayak macam ada.. yang ngapai kakek, ngebantu kita yakan. Pokoknya ga sempat terhimpit-himpitlah.”

(W1.A2.0079b-i.150517) “Haa.. disorongkan malaikat lah itu.” (W1.A2.0134a.150517)

4.2.4.3 Transiency

42

Universitas Sumatera Utara Ibadah yang dilakukan tak pernah mengenal kata lelah. Ketika

berada di Tanah Suci, setiap orang berlomba-lomba untuk beribadah

disana. Ibadah yang dilakukan dapat berupa sholat sunnah beberapa rakaat.

Setiap jamaah harus bersempit-sempitan untuk melakukan ibadah. Setiap

jamaah berusaha untuk tidak ketinggalan momen mendekatkan diri kepada

Allah SWT.

“Mana ada istilah capek. Namanya ibadah. Capeklah ibadah. Taulah orang-orang disana, wah.. berlomba-lomba orang beribadah ke masjid.” (W1.A2.0067.150517)

Ibadah haji ini memiliki waktu-waktu tersendiri dan harus dilakukan

pada waktu yang telah ditentukan. Pengalaman yang diingat oleh

responden adalah ketika ia melempar jumrah, yaitu melempar batu kecil

pada dinding yang telah disiapkan. Dengan menyebut nama Allah, ketika

berjalan melewati banyak orang, ia tidak merasakan rasa sempit.

“Kalo pas lempar jumrah, wahh.. tersikut-sikut kakek, dah mau mati kakek. Delapan sembilan sepuluh itu, wah lebih parah lagi itu. Desak-desakan, geresak serusuk, pabb pub (seperti memperlihatkan situasi yang ada disana), tapi itu ga sabar, yakan. Kakek disitu ya “Ya Allah, Ya Allah, Ya Allah, Ya Allah” bagaiamana-pun disikut orang itu, ga terasa kakek. Ga ada rasa sakit itu, ga ada.” (W1.A2.0079h-m.150517)

4.2.4.4 Passivity

Responden tidak menyia-nyiakan waktu ketika berada di Tanah Suci.

Kegiatan yang dilakukannya untuk memfokuskan diri kepada Allah SWT

hanyalah dengan berdzikir selalu. Dzikir dilakukan untuk tidak berbicara

kepada orang lain yang akan mengurangi ibadahnya.

43

Universitas Sumatera Utara “Kalau sama kawan ini, jaga-jaga mulut awak, seloro-seloro sama kawan itu yang susah, yakan. Ngoceh sana ngoceh sini, kalau bisa ya pegang aja tasbih. Kalau kita pegang tasbih, ga berani lagi orang ngoceh-ngoceh, yakan. Karna kita itu uda dekat sama illahi tadi, uda dekat sama Allah tadi. Waktu itu pun, kakek dzikir aja. Pake tasbih kecil. Itu aja lah kakek. Fokus kesana aja. Namanya juga awak uda di rumah Dia yakan. Kapan lagi kita kesini yakan” (W1.A2.0153c-i.150517)

“yang jelas, kek, kalau udah dzikir aja kita, dekatlah Allah sama kita. Intinya jaga aja mulut ini.” (W1.A2.0155i-k.1500517)

4.3 Responden 3

4.3.1 Identitas Diri

Responden 3 merupakan seorang ibu yang memiliki tiga orang anak.

Dua orang anaknya sudah merantau ke luar pulau dan satu anak lainnya

bekerja di salah satu kantor usaha di Medan. Ia tinggal bersama suami yang

sudah pensiun. Suaminya memiliki masalah dengan mata yang

membutuhkan bantuan oleh responden untuk melakukan berbagai hal.

Keseharian responden sekarang hanyalah mengurus rumah. Responden

mendaftar haji pada Tahun 2010 dan berangkat pada tahun 2016 dengan

nomor kloter 9.

4.3.2 Observasi

Responden tersenyum lebar saat peneliti menjelaskan tujuan dan

maksud peneliti untuk ke rumahnya. Responden menyetujui dan peneliti

melakukan penelitian di hari berikutnya.

Wawancara dilakukan di ruang tamu responden. Suasana yang sunyi

dengan kicauan burung di luar memecah keheningan. Sebuah set sofa yang

menjadi dudukan peneliti dan responden untuk melakukan wawancara.

44

Universitas Sumatera Utara Peneliti dan responden duduk berhadap-hadapan. Sebuah kipas angin

dihidupkan untuk mendinginkan ruangan tersebut. Terdapat sebuah foto

keluarga besar yang terdiri dari responden, suami dan ketiga anaknya.

Ibu dengan tinggi sekitar 160 cm dan berat 60 kg tersebut selalu

memainkan tangannya ketika berbicara untuk menjadi ilustrasi. Volume

suara yang tinggi dan bicara yang cepat menjadikan pembicaraan begitu

hangat.

4.3.3 Wawancara Allo Anamnesa

Wawancara alo anamnesa dilakukan pada suami responden. Ia

mengatakan jika segalanya hanya responden yang mengetahui. Perubahan

yang dibawa ibadah haji kepada responden terlihat saat responden pulang.

Responden sudah tidak terlalu banyak melakukan aktivitas yang tidak

bermanfaat seperti berkumpul dengan orang-orang yang sedang

membicarakan orang lain dan menggantinya dengan kegiatan yang

bermanfaat seperti wirid. Ibadah wajib tidak ada perbedaa karena sebelum

berhaji, responden selalu menjaga ibadah wajibnya dengan baik.

4.3.4 Wawancara Auto Anamnesa

4.3.4.1 Ineffability

Ibadah haji merupakan ibadah yang selalu diimpikan setiap umat

muslim, begitu juga dengan responden 3. Perasaan tidak menyangka telah

menginjakkan kaki ke Tanah Suci merupakan pengalaman yang tak

terlupakan untuknya. Setelah menunggu sekian lama, akhirnya ia

dipanggil juga untuk melaksanakan ibadah tersebut.

45

Universitas Sumatera Utara “Ya ibu kayak gak nyangka aja udah dipanggil kesini. Senang kali ibu, Ded. Gak tau mau bilang apalagi lah pokoknya. Udah nunggu lama awak, akhirnya bisa sampe juga.” (W1.A3.0004g-i.150717) Air mata tak lagi terbendung ketika pertama kali melihat Ka’bah.

Begitu juga ketika meninggalkan Tanah Suci. Tangisan dengan doa yang

dipanjatkan berharap agar diberikan rezeki untuk hadir lagi ke Tanah Suci.

“Otomatis kayak nangis gitu. Rasanya.. iss.. nengok Ka’bah itu, nangis gitu. Gak terasa neteskan air mata.” (W1.A3.0070.150717) “Waktu tawaf wada’ lagi, waktu mau pulang. Nangis, sedih gitu. Ibu sampe minta mohon banyak supaya banyakkan rezeki biar kesana lagi. Tapi rezeki yang berkah biar ibu bisa kesana lagi” (W1.A3.0072.150717) “Otomatis itu, Ded. Nangis terus awak, sampek terguguk-guguk awak. Otomatis itu. Pas mau pulang itu, sedih kali ninggalkan Ka’bah itu. Kayaknya gak mau pulang gitu.” (W1.A3.0076.150717)

4.3.4.2 Noetic Quality

Pengalaman tak terduga lainnya adalah ketika ia berada di Arafah.

Ketua rombongan meengatakan untuk keluar tenda karena ada malaikat

turun untuk mendoakan kita. Hal tersebut dilakukan oleh responden

dengan membaca al-Quran, dzikir, berdoa, dan meminta ampun kepada

Allah SWT. Setiap doa dan ucapan ketika berada di Tanah Haram pasti

akan terkabulkan. Hal ini didapat berdasarkan tanggapan responden,

sebagai berikut:

“Kalau di Arafah, kita abis dzuhur, kita harus keluar tenda karna kan.. katanya berapa.. dua puluh lima malaikat itu turun nengokkan kita. Kita keluarlah nyari tempat yang panas, disitulah kita baca al-

46

Universitas Sumatera Utara Quran, kita dzikir, apa yang kita bisalah. Gak bisa kita baca Quran ya kita dzikir. Terus kita berdoa, minta ampun. Minta semuanyalah kita disitu. Katanya doa yang makbullah disitu, di Arafah.” (W1.A3.0042.150717) “… nanti kita dikasih tau, abis sholat dzuhur, abis itu dikasi tau, mulailah kita cari tempat sendirian, disitu kita mulai merenung, dzikir, baca Quran, apa yang kita bisisalah dibaca-baca, bedoa. Nanti kan para malaikat itu turun, katanya disitu juga turun. Itulah Tuhan ngeliat kita, makanya kita bedoa aja disitu.” (W1.A3.0044.150717) “Memang kalau doa-doa disana itu, gak usahpun kita ucapkan, didalam hati aja, doa pun terkabul.” (W1.A3.0044.150717) “Berarti memang betollah doa ku ini, di Mekkah ini memang mustajab betullah doa itu. Terkabul. Terus apa kita berbuat baik sama orang, langsung.. langsung dibalas.” (W1.A3.0046.150717)

Beberapa contoh pengalaman spiritual mengenai ucapan adalah doa terjadi kepada responden. Kala itu responden berniat selalu untuk membawa minyak angin untuk diri dan teman-temannya. Responden berdoa agar minyak angin tersebut dijadikan obat jika terjadi hal yang tak diinginkan kepada diri ataupun teman-temannya. Ketika sampai di Mesjid, responden menemukan seseorang yang tak bisa bernafas dan hampir tidak sadarkan dirii. Responden emberikan minyak angina tersebut kepadanya.

Tak lama kemudian, orang tersebut sadar dan mengucapkan terima kasih kepadanya. Responden percaya jika apapun yang kita ucapkan di Tanah

Haram tersebut maka akan menjai doa.

“Ibu kan bawa minyak angin, fresh-care gitu, kemana-mana ibu bawa, jadi pas mau mulai Arbain, ibu bawalah itu tadi. Ah, tak

47

Universitas Sumatera Utara bawalah minyak angina ini, nanti sampe sana mana tau kawan- kawan masuk angina, tak kasi lah obat ini tadi. Eh, rupanya betol, doa itu. Pas sampe, sebelum sholat lah, masih dzikir, masih apalah kitakan. Rupanya betol, belakang ibu orang belanda tah orang mana, kejet-kejet dia, sesak nafas kayak mau mati gitu. Terus itulah ibu kasilah dia minyak angina tadi, ibu sapukan ke lehernya, belakangnya ibu pijet-pijet, ibu kusukin. Sembih dia. Thank you! Thank you! Cuma ibu doa dalam hati aja yakan. Ini kano bat untuk kawan-kawan nanti kalau sakit, eh ternyata betol.” (W1.A3.0044.150717) Pengalaman lainnya yaitu ketika responden kehilangan sajadah untuk sholat. Ibu Sumarni berniat membawa sajadah dari tanah air untuk dipakai di Baitullah dan akan meninggalkannya ketika sudah menyelesaikan setiap ibadahnya. Saat itu, ia sedang berjalan dan tiba-tiba sajadah yang ia bawanya jatuh dan menghilang. Ibu Sumarni berdoa agar sajadahnya kembali ke tangannya sehingga ia tak perlu membeli sajadah baru. Kemudian, ketika ia berjalan, ia mendapatkan sajadah yang sama.

Sajadah yang ia bawa dari Indonesia.

“Haa.. macam sajadah lagi kan, ibu bilang dari bapak, gak usah beli sajdah disana, nanti gitu sampe kita kan ga tau, tempat sajadah itu mana, yaudahlah bawa dari rumah, bawa yang tipis, yang tipis kali. Nanti kalau udah pulang gak usah dibawa lagi, tak tinggal aja disana. Rupanya ilang, Ded. Hilang tah kemana, padahal ibu kepit gini. Ilang sajadah tadi. Itulah doa karna sajadah tadi mau ditinggal itu. Abis itu ibu berdoa, Ya Allah, aku kan belum pulang ya Allah, kasihlah, berilah, biar aku gak beli lagi. Karena kan ibu selalu dipelataran, dipelataran itukan kadang dapat di semen, gak ada sajadahnya. Kalau didalamkan tetap ada kan, kalau dipelataran kan gak ada. Rupanya, gitu doa, jumpa.. kan manusia itu banyak kan, sajadah tadi udah dipijek-pijek yakan, yaitulah dapat lagi.” (W1.A3.0045.150717) “… Alhamdulillah terus ibu dalam hati aja. Berarti memang betullah doa ku ini, di Mekkah ini memang mustajab betullah doa itu. Terkabul. Terus apa kita berbuat baik sama orang, langsung, langsung dibalas.”

48

Universitas Sumatera Utara (W1.A3.0046.150717) Bukan hanya ucapan yang akan menjadi doa, berbuat baik kepada

orang lain juga langsung dibalas di Tanah Suci. Kala itu, ibu Sumarni akan

bertolak ke Indonesia beberapa hari lagi. Seluruh ibadah sudah ia

laksanakan. Ia hendak memberikan alat dzikir otomatis yang dipakai di

jempol tangan kepada jamaah yang ia temui. Saat itu, ia tak berharap akan

mendapatkan balasan. Besoknya, ada seseorang yang tak ia kenal,

memberikannya sebuah cincin yang hanya bisa dipakai jempolnya.

“Terus apa kita berbuat baik sama orang, langsung. Langsung dibalas. Ibu kan udah besoknya mau pulang, ibu kan bawa dzikir yang ada di tangan itu, yang pake mesin, tek tek tek gitu. Rupanya, waktu itu kawan-kawan masing-masing pergi ke Masjidil Haram untuk sholat subuh. Ibu sendirian, kareena kawan-kawan yang di hotel sebagian diajak gak mau, satu kamar pun diajak gak mau. Jadi ibu turunlah ke.. apa ke hotel. Kalau turun aja ke hotel, kita gak takut kesasar karena semua orang tujuannya semua ke Masjidil Haram, jadi ibu ikut ajalah sama kawan yang gak kenal-kenal ini. kebetulan yang gak kenal ini dari Sulawesi ntah dari mana, duduk sebelah ibu. ….. terus ibu kasihlah, karena kan ibu udah selesai dzikir ibu tadi, “nah, ini pake lah disana ya” “Ii.. makasih banyak ya bu, ibu gak pake lagi?” “nggak, ibu lusa udah pulangnya”. Terus, besok mau pulang, ada orang negara lain disebelah ibu. Dikasih ibu cincin, sama orang ntah orang mana lah itu, sama orang baratlah, dikaihnya, disenggolnya, dicabutnya, tapikan jari orang itu gede-gede. Cincin dia itu muat sama ibu di jempol, ha.. itulah gak muat, tak bilang. Udah, dipakekkannya disini (dijempol). Itulah. Cuma ya ibu gitu, baru terus, ibu gini. Kita udah buat baek sama orang, terus kita.. karna dibalas itu, kita teringat semalam itu ya.. ngasi, rupanya dikasih juga. Cuma ya itulah dalam hati aja. Itulah pengalaman ibu. Betullah ternyata doa, perbuatan baik kita itu, langsung dibalas. Gak nunggu besok-besok, gak nunggu kita sampe ke Indonesia, gitu nggak. Langsung” (W1.A3.0046.150717)

4.3.4.3 Transiency

49

Universitas Sumatera Utara Salah satu cara untuk mendapatkan pengalaman spiritual yang

dilakukan oleh responden 3 adalah dengan menyibukkan diri dengan

melakukan dzikir. Ketika melakukan dzikir, waktu terasa sangat cepat.

Ibadah yang ia ungkapkan adalah ketika berada di Musdalifah. Hal

tersebut diungkapkan responden 3 dalam hasil wawancara berikut.

“Kalau di Musdalifah ga ada ngapa-ngapai, cuma ya kita nyari batu terus kita nunggu diangkut kan. Disana cuma dzikir, berdoa, baca Quran, ya apa yang bisa dibuat, dibuat lah. Disana itu Ded, semuanya gak terasa waktunya. Nanti tiba-tiba udah tengah malam aja. Awak dzikir aja padahal gak ada ngapa-ngapai. Baca Quran, nanti udah banyak aja yang kita baca. Gak capek lah. Cepat kali waktu itu kalo udah sibuk bezikir.” (W1.A3.0042a-f.150717) Jika berbicara mengenai waktu, responden berpendapat jika empat

puluh hari berada di Tanah Suci bukanlah waktu yang lama. Perasaan

untuk tidak meninggalkan Tanah Suci selalu ada didalam dirinya ketika

berada disana. responden merasa begitu gembira dan mengatakan jika ia

malas untuk pulang.

“Responden : Ya kayak mana ya.. Perasaannya itu senang gitu, senang kali ibu. Orang ibu khas-an disana Peneliti : Khas-an? Responden : Iya, udah males pulang. Enak gitu. Ya senang lah.” (W1.A3.028-030.150717) “Pas mau pulang itu sedih kali ninggalkan Ka’bah itu. Kayaknya gak mau pulang gitu. Ibu ya kayak gitu ibu, kayaknya sedih, kayaknya gak mau pulang gitu. Rasanya senang.” (W1.A3.0076.150717)

4.3.4.4 Passivity

50

Universitas Sumatera Utara Ibadah wajib yang dilakukan merupakan serangkaian ibadah yang

tidak boleh ditinggalkan ketika melakukan ibadah haji. Namun, ketika

berada disana, untuk tetap mengingat Allah, dzikir dan berdoa merupakan

cara untuk memfokuskan diri ketika berada di Tanah Suci. Saat berada di

Arafah, responden 3 mengatakan jika

“mulai lah kita cari tempat sendirian, disitu kita mulai merenung, dzikir, baca Quran, apa yang kita bisalah dibaca-baca, bedoa. Nanti kan para malaikat itu turun, katanya disitu turun. Itulah Tuhan ngeliat kita, makanya kita bedoa aja disitu” (W1.A3.0044e-h.150717) “disana itu kita memang gak ada ngapa-ngapai selain dzikir, doa, sama baca Quran, Ded. Banyak waktu luang disana, ya dibuat untuk itu lah. Biar gak gossip-gosip sama kawan-kawan, ya caranya baca Quran, biar gak diganggu kawan.” (W1.A3.0044i-l.1501717)

4.4 Analisis Tematik

Dari hasil analisis data, peneliti mendapatkan empat tema utama untuk

menjelaskan pengalaman spiritual ibadah haji. Tema tersebut yaitu 1)

perjalanan ibadah haji secara sadar; 2) daya tarik tanah suci; 3) pengalaman

tak terduga yang terjadi; 4) perubahan untuk menjadi lebih baik setelah

berhaji

1. Perjalanan ibadah haji secara sadar

Dalam hasil wawancara, ketiga responden penelitian menceritakan

perjalanan ibadah haji secara sadar. Mulai dari wajib haji sampai rukun

haji. Perjalanan dimulai saat menginjakkan Tanah Suci pertama kali.

Ketiga responden mengatakan jika mereka bertolak dari Tanah Air menuju

Madinah. Setiap ibadah wajib seperti umrah, yang berisikan Tawaf, Sa’

dan tahalul, bermalam di Mina dan Muzdalifah, melempar Jumrah, dapat

51

Universitas Sumatera Utara diceritakan dengan seksama oleh ketiga responden. Hal tersebut merupakaan keadaan sadar yang mana ketiga responden masih mengingat setiap kejadian-kejadian yang ada disana.

“Iya lah, Madinah lah. Dari Kualanamu langsung ke Madinah. Dengan catatan itu, kakek kloter sembilan penumpangnya tiga sembilan tiga orang dalam pesawat itu.” (W1.A2.0011a-c.150517)

“Jadi, dari Indonesia kami langsung inilah, langsung ke Madinah. Sampe Madinah itu kami langsung ke hotel, abis itu ya kami Ar’bain lah empat puluh waktu….” (W1.A3.0002a-c.150717)

“Pokoknya, gitu kami sampe dari bandara itu, ke Madinah itu dekat kali lah Ded. Sampe situ , kami ga seberapa jauh lah itu. Yaudah lah, di Madinah itu pengalaman kami ya Arbain, empat puluh waktu, terus ziarah ke Makam Rosul. …” (W1. A3.0004a-f.150717)

“Sampee Madinah jam.. pagi jugak. Kan delapan jam kesana itu. Dari sini malam, sampe sana jam empat pagi. Subuh. Jadi sampe sana sholat, arbain” (W1.A2.0013a-c.150517) Setelah menceritakan pengalaman di Madinah, yaitu melakukan sholat Arbain, terdapat pengalaman lain yaitu pergi berziarah ke Makam

Rasul Muhammad SAW dan melakukan ibadah di Raudah (sebuah tempat antara altar Nabi Muhammad SAW dengan makamnya). Banyak jamaah yang berebut untuk melakukan ibadah disana karena dipercaya setiap doa yang dilakukan disana akan dikabulkan.

“Pertama itu kan kita ke Makam Rasul, yakan terus apalah, abis itukan disitu berdoa. Berdoa gak boleh menghadap kesana (seolah- olah menunjuk ke arah makam rasul). … Dah itu, ke Raudah. Tau kan Raudah? Disitu kakek abis ke makam Rasul ya ke Raudah” (W1.A2.0053a-c,e-f. 150517)

52

Universitas Sumatera Utara “Raudah, itu perjuangan juga. Setlah sebelumnya saya ingin “Ah, udahlah, sekali aja” tapi Allah kasih lain, rupanya saya semakin semangat sampe tiga kali saya berjuang untuk masuk ke Raudah itu untuk berdoa, sholat sunnah untuk berdoa itu.” (W1.A1.0046i-l.170417) “Ya.. sholat sunnah disitukan, ya sholat sunnahnya ya gak bisa lah kayak sholat di rumah. Ya bediri ajala Ded. Kalau awak nungging gini, ya disorong oranglah. Rame. Pas kebetulan ibu itu ya adet kali. …. Makanya waktu di Raudah itu ya cuma sekali aja. Gak berulang- ulang.” (W1.A3.0036a-d. h-i.150717) Setelah delapan hari berada di Madinah, responden bertolak ke

Mekkah untuk melakukan umrah dan ibadah lainnya. Ibadah yang dilakukan yaitu umrah, wukuf, melempar jamarah, bermalam di

Muzdalifah, dan bermalam di Mina.

“… dari Madinah ke Mekkah perjalana enam jam, gitu kami nyampe sore, malam kami langsung umroh, abis umroh, langsung Sai, terus langsung subuh. Kami subuh disana, berjamaah. Abis itu pulang.” (W1. A3.0062a-d.150717) “… diangkatlah kami ke Musdalifah, bermalam lah kami disitu, cari batu. Dari situ kami diangkat lagi ke Arafah. Woalah Ded, dari Musdalifah itu, sampe tidur-tidur awak nunggu angkutan, nunggu bus itu tadi. Kan rame itu manusianya, yaudalah nunggu lama kali. Apalah, sekelompok-sekelompok diangkat. Busnya banyak tapi ya namanya manusianya juga banyak. di Musdalifah itulah nunggu, tidur-tidur di pasir-pasir it uterus diangkat ke Arafah. Di Arafah satu malam.” (W1.A3.0014a-j.150717) “Itu jumrah, melempar jumrah, di Mina. Itu waktu itu ada pembagian dari pemerintah Indonesia bahwasanya jangan pada waktu-waktu afdal, pada waktu-waktu yang utama, makanya kami disurati, ada fotokopi bahwasanya kalian klotre 9, Sumatera Utara…… Tapi, kami khusus KBIH Mukhlisin, karna uda dapat pengajian dari manasik Mukhlisin, tata ccaranya dikasih tau, kami tetap mencari waktu-waktu afdhalnya, waktu-waktu utamanya sama kayak orang-orang timur tengah yang melaksanakan jumrah tadi.

53

Universitas Sumatera Utara …….. tapi gitupun, yang namanya hari pertama pelemparan jumrah, yang namanya manusia pasti rame gitulah. Ribuah lah, eh jutaanlah” (W1.A1.0126a-h, t-u.170417)

2. Daya tarik Tanah Suci

Tanah suci memiliki arti tersendiri untuk ketiga responden. Perasaan

ketika melihat Ka’bah pertama kami membuat responden takjub dan tak

menduga hal tersebut.

“Iya, karena ada memang daya tarik yang sangat kuat. Bukan berarti Ka’bah itu kita posisikan, apa namanya.. bukan Allah disitu. Karena itu rumah. Itulah artinya sumber menghadap itu. Menghadap kepada Allah, tapi bukan Allah diposisikan ditempatkan disitu gitu. Tapi ya gitulah dibilamg orang, kalau dulu katanya orang nengok-nengok aja, sambil baca-baca menangis, tapi kalau saya gak puas rasanya kalau sholat gak liat itu, gitu. Itulah daya tarik tersendiri bagi saya, gitu.” (W1.A1.0048a-h.170417)

“Daya tarik Mekkah itu lain yakan. Maaf cakaplah, seratus juta pun orang mau kesana yakan? Mau berangkat orang demi ini tadi. Rugi itu taka da istilah rugi kalo udah dipanggil kesana.” (W1.A2.029b-d.150517)

“Macam ada daya tariknya gitu. Kok bisalah. Itulah tadi, mikirin dosa tadi. Istigfar aja, istigfar aja, minta ampun. Minta ampun sama dosa awak.” (W1.A2.0193c-d.15051)

3. Pengalaman tak terduga

Pengalaman tak terduga yang dimaksud adalah pengalaman yang tak

dapat diterima dengan logika manusia. Variasi pengalaman-pengalaman

jamaah yang telah berhaji dapat berbeda-beda. Hal ini yang sering menjadi

pertanyaan bagi setiap orang yang mendengar pengalaman ibadah haji

54

Universitas Sumatera Utara seseorang. Bagaimana mungkin hal tersebut terjadi. Namun, ketiga responden memiliki pengalaman tersebut.

Responden menceritakan pengalaman tak terduga seperti antara percaya dan tidak percaya namun terjadi. Pengalaman utama yang tak terduga adalah ketika ucapan menjadi doa. Apapun yang ada didalam hati kita, akan menjadi doa dan terkabulkan.

“Memang kalau doa-doa disana itu, gak pun kita ucapkan, didalam hati aja, doa udah terkabul” (W1.A3.0044h-i.150717)

“Berarti memang betollah doa ku ini, di Mekkah ini memang mustajab betullah doa itu. Terkabul.” (W1.A3.0046b-c.150717)

“Setiap doa kita yang disana, doa yang dalam rangka melancarkan ibadah, kesehatan, kenyamanan, langsung dijabbah, misalnya kan, berpisah di Mesjid, nanti pulangnya disini, karna lama kali, berdoa lah “Ya Allah, mudah-mudahan jumpalah”. Terus seketika jumalah. Ha.. doa-doa kayak gitu dikabulkan.” (W1.A1.0002u-z.170417)

Pengalaman lainnya yaitu berdasarkan variasi-variasi dari setiap responden yang berbeda-beda. Pengalaman tak terduga tersebut berhubungan dengan bantuan Allah SWT, seperti ada seseorang yang membantu untuk memegang Ka’bah tetapi wujudnya tidak terlihat, dibantuk untuk mendorong namun tak terlihat, adanya pembalasan ketika berbuat baik.

“dalam tawaf, setelah tawaf umrah, yang saya alami, ketika saya pengen sekali setelah tawaf menyelesaikan tujuh putaran, ingin saya memegang Ka’bah itu. Kan ada orang didepan itu sampai dua lapis, berdoa, … ketika saya ingin menyentuh, pas pertama kali ingin menyentuh, sekitar setengah, sekitar sejengkal lagi, memang tiba- tiba kayak ada tangan yang menolong. Dia tidak melihat muka saya,

55

Universitas Sumatera Utara dia tidak melihat tangan saya, tapi tepatlah genggaman tangan dia it uke tangan saya. Langsung ditariknya, langsung didekatkannya langsunglah tersentuh. Kemudian itulah, syukur alhamdulillah. Kalau dikira-kira, itu bukan manusia, dia itu gapaian tangan diia itu tepat ke lengan saya, ke tangan saya inihlah untuk dapat supaya sampe.” (W1.A1.0012c-m.170417) “Artinya, kalau sholat dijagakan, sholat sunnah di hijril ismail saya bisa, aman, yang saya khawatifkan saya ggak bisa atau saya terdorong ataupun tertimpa, ternyata diselamatkan Allahnya saya, sholat dua rakaat di hijril ismail” (W1.A10076p-s.170417)

“Terus apa kita berbuat baik sama orang, langsung, langsung dibalas. Ibu kan udah besokknya mau pulang, ibu kan bawa dzikir yang ada di tangan itu, yang pake mesin. Kawan-kawan masing pergi ke masjidil haram. Ibu sendirian, karna kawan-kawan yang di hotel sebagian diajak gak mau, satu kamar pun diajak gak mau. Jadi ibu turun, jadi ibu ikut ajalah sama kawan yang gak kenalkenal ini. kebetulan yang gak kenal ini dari Sulawesi… terus ibu kasihlah, karna ibukan udah selesai , jadi ibu kasi dzikir ibu tadi.. Terus besok, mau ppulang, dikasih ibu cincin, sama orang ntah orang mana lah itu, sama orang baratlah, dikasihnya… disenggolnya, dicabutnya, tapi kan jari orang itu gede-gede, cincin dia itu muat sama ibu dijempol… Cuma ya ibu gitu, bar uterus, kita udah buat baek sama orang, terus kita.. karna dibalas itu, kita teringat, semalam itu ya ngasih, rupanya ini dikasih juga. Cuma ya itulah dalam hati aja. Betul ternyata doa, perbuatan baik kita itu langsung dibalas. Gak nunggu besok-besok, gak nunggu kita sampe ke Indonesia.” (W1.A3.0046c-m, s-z. 150717) Haa.. macam sajadah lagi kan, ibu bilang dari bapak, gak usahlah beli sajadah disana, nanti gitu sampe kita kan ga tau, tempat sajadah itu mana, yaudalah bawa dari rumah, bawa yang tipis.. yang tipiss kali, nanti kalau udah pulang ga usah dibawa pulang lagi, tak tinggal aja disana. Rupanya ilang, Ded. Ilang tah kemana, padahal ibu kepit gini. Ilang sejadah tadi. Itulah doa karna sajadah tadi mau ditinggal itu. Abis itu ibu bedoa, Ya Allah, akukan belum pulang yaa Allah.. kasihlah, berilah, biar aku ga beli lagi. karna kan ibu selalu dipelataran, dipelataran itukan kadang dapat di semen, ga ada sajadahnya. Kalau didalam kan tetap ada kan, kalau dipelataran kan ga ada. Rupanya, gitu doa, jumpa.. kan manusia itu banyak kan, sajadah tadi udah dipijek-pijek yakan, yaitulah dapat lagi.

56

Universitas Sumatera Utara (W1.A3.0044t-ad.150717) 4. Perubahan menjadi lebih baik lagi setelah berhaji

Ibadah haji membawa bekas yang mendalam kepada ketiga

responden. Setelah berhaji terdapat perubahan-perubahan dalam menjalan

ibadah dan menjaga agar ibadah tersebut tetap terlaksana.Selain

peningkatan ibadah, responden juga mengatakan jika tak mudah untuk

menjaga haji karena haji sesungguhnya adalah ketika berpulang dari haji

tersebut.

“Sekarang setelah berhaji mengusahakan sholat lima waktu itu berjamaah terutama di masjid. Yang tadinya sebelum bhaji saya malas-malasan melakukan sholat-sholat lain, setelah pulang haji ini, ada saya melakukan sholat dhuha, sholat dhuha dua rakaat, sholat taubat dua rakaat. Yang hampir dikatakan sering, tidak tiap hari tapi sering. Kalau ada waktu luang, saya kerjakan.” (W1.A1.0093a-g.170417)

“”karna naik haji ini sebeneranya gampang, Ded. Ada duit cukup, pas Berangkat. Kalau ilmu bisa belajar, berangkat. Menjagakan pulang haji nya ini yang berat dan kalau disana pelaksanaannya haji itu disini. Menjaga yang disana itu. Cobaan paling berat.” (W1.A1.0098a-e.170417)

“Kalau dulu kan jarang awak ke masjid awak kan, solat cuma di rumah aja. Kalau sekarang jarang di rumah aja lah kakek. Pulang darisana, jamaah aja lah kakek. Hujan petir pun awak ke masjid, yakan. Malu lah kakek yakan, pulang berhaji yakan. Banyakkan di rumah pulaknya, padahal masjid dekat. Sekarang ini udah haji awak, awak jaga lah haji ini yakan.” (W1.A2.0125a-f.150517)

“Pokoknya adalah perubahan. Presentasinya kan ada berubah. Naik dia setelah haji. Ngejaganya ini berat kali. Harus dijaga itu. Jangan pulak nanti awak haji kan” (W1.A2.0209a-c.150517) “namanya juga udah haji kita jaga lah, namanya juga kita udah haji. itu ya.. kita tingkatkanlah.. biasanya.. kalau kita.. macam Qurban, kadang kelang-kelang, karna ini udah haji, ya diusahakanlah ya.. namanya juga Qurban itu ada cicilan.. tiap taun lah.. kita harus ikut.. yakan.. nyicil tiap bulan..ya peningkatan ibadah itu adalah walaupun

57

Universitas Sumatera Utara sikit-sikit, yang awalnya males ikut wirid, ikut pengajian, ini keluar.. setiap kamis setiap rabu keluar.. terus juga kalau ada orang meninggalpun, dulu kalau ada yang kenal, ya didatengi, ini kalau ada aja denger pengumuman, ga berapa kenalpun ya datang aja” (W1.A3.0122a-i.150517)

58

Universitas Sumatera Utara 4.5 Pembahasan

Pada subbab ini akan dibahas mengenai analisis data diatas. Berikut

adalah tabel 4.1 ringkasan analisa data dari ketiga responden yang dianalisa

melalui karakteristik pengalaman spiritual James.

Tabel 4.1 Analisa Data Karakteristik Pengalaman Spiritual Responden 1 Responden 2 Responden 3 Ineffability • Tidak menyangka • Melakukan sujud • Tidak bisa mlaksanakan syukur karena meyangka haji walaupun gembira sudah sudah bisa tidak memiliki sampai ke Tanah dipanggil ke dana Suci. Tanah Suci • Kekhawatiran • Daya tarik • Menangis, akan balasan di Mekkah yang tidak terasa Tanah Suci begitu kuat sudah karena selalu sehingga dengan meneteskan air melakukan hal mudahnya mata buruk di Tanah meneteskan air Air mata.. • Daya tarik • Jika di Tanah Air Ka’bah untuk selalu gelisah, dilihat yang tidak tidak ada rasa mampu untuk kegelisahan dijelaskan ketika berada di • Menangis karena Tanah Suci, tidak adanya dorongan tahu alasannya dalam diri yang mengapa. tidak mampu ia jelaskan. Noetic • Seseorang seperti • Seseorang seperti • Setiap doa yang Quality malaikat malaikat dipanjatkan, pasti mendorong saat mendorongnya terkabul, yaitu mau menyentuh ketika ingin saat responden Ka’bah menyentuh berdoa jika suatu • Seseorang seperti Ka’bah saat minyak malaikat menjaga anginnya akan saat melakukan menjadi obat sholat di Hijril untuk orang lain,

59

Universitas Sumatera Utara Ismail berdoa ketika

Lanjutan Tabel 4.1

Analisa Data

sajadah hilang dan mendapatkannya lagi • Berbuat baik, maka akan dibalas langsung, saat ia memberi tasbih kecil yang dipakai di jari, ia langsung mendapatkan balasan dari orang lain yaitu diberi cincin Transiency • Saat melihat • Ketika melempar • Berdzikir dan Ka’bah, Jumrah, berdoa ketika di termenung responden Musdalifah, dikarenakan disikut-sikut oleh tidak merasakan takjub orang lain, waktu sudah • Berdoa dan namun tidak berlalu dengan bedzikir di terasa cepat Raudah terasa dikarenakan • Tidak mau sangat singkat selalu menyebut pulang karena karena nama Allah. sangat bahagia khusyuknya. disana. Passivity • Untuk • Untuk • Untuk memfokuskan memusatkan diri memfokuskan diri kepada Allah, kepada Allah, diri kepada yang dilakukan yang dilakukan Allah, yang adalah berdoa dan oleh responden dilakukan adalah berdzikir. adalah berdzikir berdoa dan berdzikir.

Ibadah haji merupakan ibadah individual yang mana sangat ditentukan

oleh kualitas pribadi setiap jamaah dalam memahami ketentuan dalam ibadah

60

Universitas Sumatera Utara haji (Saputra, 2016). Dalam melakukan ibadah tersebut, terdapat pengalaman spiritual yang didapat oleh jamaah. Rankin (2008) menyebutkan bahwa pengalaman spiritual dipicu oleh pengalaman keagamaan seperti berhaji.

Berdasarkan karakteristik-karakteristik pengalaman spiritual James (1902), ketiga responden penelitian memiliki pengalaman spiritual yang hampir sama.

Karakteristik pertama James (1902), yaitu ineffability (ketidakmampuan seseorang untuk menggambarkan pengalaman dalam bahasa. Rasa tidak menyangka ketika sudah berada di Tanah Suci sebagai awal pengalaman spiritual responden. Rasa tidak menyangka tersebut dengan berbagai alasan.

Reponden pertama dikarenakan tidak ada biaya, namun dapat menjalankan ibadah haji berkat bantuan menantunya. Responden kedua dan responden ketiga tidak memiliki alasan lebih jelas, namun mereka takjub sudah bisa sampai ke Tanah Suci. Ketiga responden tidak mampu untuk menjelaskan hal tersebut dikarenakan tidak bisa mengungkapkannya.

Ungkapan pengalaman ketika berada disana hanya dapat dilakukan melalui tangisan. Setiap berdoa, maka responden akan menangis. Tangisan tersebut muncul dari dalam diri tanpa bisa dijelaskan mengapa.

Responden pertama dan responden kedua mengatakan jika daya tarik

Tanah Suci sangat kuat sehingga siapapun yang melakukan ibadah kesana pasti takjub. Daya tarik tersebut juga tidak dapat dijelaskan mereka secara mendalam, namun melalui observasi, saat responden menjelaskan hal

61

Universitas Sumatera Utara tersebut, tampak mata yang berkaca-kaca dan suara yang sedikit gemetar ketika menjawabnya.

James (1902) menjelaskan noetic quality sebagai suatu pengalaman mistis yang tersembunyi dan tidak dapat ditelaah melalui pikiran. Noetci quality dan ineffability merupakan pengalaman yang hampir sama namun berbeda. Ineffability merupakan pengalaman yang tidak dapat dijelaskan ataupun dikatakan dan noetic quality merupakan pengalaman yang tidak masuk akal. Pengalaman ini bukan hanya tidak bijak, namun sedikit tabu karena hal-hal seperti ini tidak seharusnya diungkapkan. (Shrader, 2008).

Walaupun demikian, berdasarkan paparan responden, mereka memiliki pengalaman tersebut dan mau menceritakannya. Responden satu dan responden dua memiliki pengalaman yang hampir sama yaitu seperti ada seseorang layaknya malaikat yang membantu mereka ketika menyentuh

Ka’bah. Responden satu serasa seperti ada yang menarik tangannya dari depan, namun ketika ia tersadar, tangan tersebut sudah tidak ada. Responden dua serasa seperti ada yang mendorongnya dari belakang untuk menyentuh

Ka’bah. Pengalaman tersebut juga masih diingat dengan jelas oleh responden dengan memperagakan setiap kejadian yang ada.

Responden ketiga sedikit berbeda yaitu berfokus kepada doa. Ia selalu berdoa kepada Allah atas segala hal. Saat ia berdoa kepada Allah, jika minyak angin yang ia bawa harus menjadi obat, hal tersebut langsung terjadi.

Seseorang terbantu atas minyak angina yang ia bawa saat seseorang tersebut sesak nafas. Doa lainnya yaitu saat ia kehilangan sajadah, ia berdoa kepada

62

Universitas Sumatera Utara Allah jika hanya itu sajadah satu-satunnya yang ia miliki dan memintanya kembali. Secara logika, ketika berada di Mesjidil Haram, jutaan manusia berada disana dan jika sesuatu tercecer, maka tidak akan ketemu lagi. Saat berjalan, ia menemukan sajadah yang hilang dan langsung mengucap syukur akan hal tersebut. Bukan hanya itu, ia mengatakan jika melakukan hal baik kepada orang lain, maka akan langsung dibalas oleh Allah SWT. Kejadiannya adalah saat ia memberikan tasbih elektrik yang disematkan di jari kepada orang lain. Besoknya, ia diberikan cincin oleh seseorang tak dikenal dan disematkan di jarinya. Menurutnya, hal tersebut adalah pengalaman spiritual yang ia dapatkan.

James menanggap jika dua karakteristik diatas merupakan karakter utama dan sangat diperlukan dari pengalaman mistis spiritual. Namun, James memiliki dua karakteristik lainnya yang biasa ditemukan dalam pengalaman spiritual, yaitu transiency dan passivity (Shrader, 2008). Transiency merupakan kenyataan sederhana dari pengalaman spiritual yang didapat dalam periode waktu yang relatif singkat. (Shrader, 2008). James (1902) menyebutkan jika transiency tidak dapat bertahan lama. Kualitas pengalaman tersebut bisa seketika pudar namun dapat dikenali. Responden satu mengatakan jika hal ini ia dapatkan saat melakukan ibadah di Raudah.

Ketentuan untuk masuk Raudah adalah seseorang hanya diberikan waktu sepuluh sampai lima belas menit untuk berada disana. Selama sepuluh menit tersebut, tak terasa air matanya sudah menetes dan tidak sadar jika waktu

63

Universitas Sumatera Utara yang diberikan telah habis. Ibadah yang ia lakukan disana yaitu sholat dan berdoa. Saat berdoa, ia menangis dan dunia serasa begitu singkat.

Responden kedua mengatakan jika transiency ini terjadi saat ia terjebak oleh orang ramai saat melempar jumrah. Melempar jumrah merupakan salah satu wajib haji yang mana jutaan manusia berada disatu tempat untuk melemparkan batu yang telah disiapkan. Keadaan yang renta membuat dia sedikit takut dan hanya berdoa kepada Allah agar ia diselamatkan. Ia menyebut nama Allah berulang kali dan ia tidak merasakan apa-apa. Saat itu, ia berjalan hampir ke titik selesai melempar jumrah. Responden ketiga mengatakan jika ia mendapatkan pengalaman tersebut saat berada di

Musdalifah. Ia duduk sendiri dan berdoa dan berdzikir. Ia merasa waktu terasa begitu cepat saat membaca Quran dan berdzikir. Ia masih mengingat kejadian tersebut karena ia merasa sangat puas membaca Quran disana. James

(1902) mengatakan jika kuaitas pengalaman tersebut dapat direproduksi di memori. Kepuasan responden ketiga tersebut menjadi bukti bahwa ia mendapatkan transiency saat berada disana.

Karakteristik terakhir yang membangun pengalaman spiritual adalah passivity. James (1902) mengatakan jika pengalaman spiritual ini dilakukan untuk mendapatkan atensi. Untuk mendapatkan atensi tersebut perlu kesadaran yang memiliki kekuatan superior. Dalam ibadah haji, ketiga responden mengatakan jika berdzikir adalah salah satu cara untuk dapat memfokuskan diri kepada Allah SWT. Dengan alasan yang hampir sama, ketiga responden mengatakan jika berdzikir dapat dilakukan untuk menjauhi

64

Universitas Sumatera Utara diri mereka dari berbicara yang tidak baik kepada orang lain. Setiap ada waktu kosong, maka yang dilakukan oleh responden adalah berdzikir dan berdoa. Upaya berdzikir ini adalah untuk menjaga lisan seseorang dan terus meningat Allah. Responden satu dan tiga tidak menyebutkan bagaimana cara mereka berdzikir, namun responden kedua mengatakan jika dzikir yang ia lakukan adalah dengan menyebut naman Allah sebanyak-banyaknya.

Keempat karakteristik pengalaman spiritual yang dipaparkan oleh

James dapat dijelaskan responden dengan baik. Ketiga responden tidak memiliki berbedaan yang jauh sehingga data yang didapatkan jenuh diawal.

Namun, dengan demikian, terdapat suatu data lainnya mengenai perilaku sebelum dan sesusah melaksanakan ibadah haji. Hal tersebut dipaparkan melalui wawancara langsung kepada responden dan wawancara alo anamnesa kepada keluarga. Ketiga responden mengatakan jika ada perbedaan sebelum dan sesudah berhaji.

Responden pertama mengatakan jika ia lebih sering pergi sholat ke mesjid yang awalnya sangat jarang. Responden satu juga mengatakan ia akan menyempatkan diri untuk sholat tepat waktu. Istri responden satu membenarkan hal tersebut. Ketika berada di rumah, responden selalu pergi ke mesjid ketika azan telah berkumandang. Begitu juga responden kedua mengatakan jika ia lebih taat lagi untuk sholat ke mesjid. Tidak ada kata untuk tidak pergi ke Mesjid. Hal ini juga dibenarkan oleh istri responden kedua. Sedikit berbeda dengan responden ketiga yang mana perbedaannya lebih ditekankan pada hubungan dengan tetangga. Ia mengatakan jika

65

Universitas Sumatera Utara sekarang ia lebih sering mengikuti pengajian dan mendatangi rumah duka saat kemalangan. Sebelumnya, terlalu banyak alasan untuk mengikuti pengajian dan mendatangi rumah duka. Namun, sekarang ia menyempatkan diri untuk melakukan hal tersebut.

66

Universitas Sumatera Utara BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini akan diuraikan kesimpulan dan saran-saran sehubungan dengan hasil yang diperoleh dari penelitian. Ada dua subbab yang akan dijabarkan yaitu kesimpulan dan saran. Kesimpulan berisikan tentang rangkuman singkat mengenai penelitian dan saran berisikan tentang saran baik yang bersifat praktis maupun metologis yang mungkin dapat perguna bagi penelitian yang akan datang dengan topik yang sama.

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisa data yang telah dilakukan pada bagian

sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa responden memiliki

aspek pengalaman spiritual yang dijabarkan oleh James. Aspek pertama

yaitu ineffability yang mana pengalaman tersebut tidak dapat dijelaskan

melalui kata-kata. Ungkapan rasa haru mereka hanya diwakili oleh

tangisan dari doa-doa yang mereka panjatkan.

Aspek kedua yaitu noetic quality, yang mana pengalaman ini

merupakan pengalaman yang tidak dapat ditalar melalui logika.

Responden pertama dan kedua memiliki jawaban yang sama akan hal

ini yaitu mereka dibantu oleh seseorang seperti malaikat ketika ingin

menyentuh Ka’bah. Responden ketiga menyebutkan jika setiap berdoa

di Tanah Suci, maka akan langsung dibalas oleh Allah SWT.

67

Universitas Sumatera Utara Transiency dan Passivity merupakan aspek yang tidak terlalu

ditekankan oleh James, namun memiliki peranan yang cukup

didalamnya. Transiency merupakan kenyataan sederhana yang didapat

melalui periode waktu yang relatif singkat. Responden satu mengatakan

jika hal ini ia dapatkan ketika beribadah di Raudah dan merasa jika

waktu sangat cepat berlalu. Responden dua mendapatkannya saat ia

berada disituasi sempit-sempitan dan merasakan tidak sakit dan terjadi

begitu cepat. Sedangkan responden ketiga mengatakan hal ini ia

dapatkan saat ia berada di Musdalifah, duduk untuk membaca Quran

dan berdzikir.

Passivity merupakan suatu pengalaman yang dilakukan untuk

mendapatkan atensi. Ketiga responden mengatakan jika mereka

memfokuskan diri dengan berdzikir.

5.2 Saran

Peneliti memiliki dua saran untuk penelitian berikutnya, yaitu

saran metodologis dan saran praktis. Saran metodologisnya diharapkan

kepada peneliti selanjutnya untuk menggunakan responden dengan

kondisi yang berbeda-beda. Misalnya, waktu berhaji dan rentang usia.

Hasil penelitian ini tidak memiliki perbedaan yang jauh antara satu

responden dengan responden lain dikarenakan ketiga responden

memiliki kondisi yang sama yaitu pada tahun 2016 dan rentang waktu

68

Universitas Sumatera Utara yang tidak cukup berbeda. Data yang didapatkan juga jenuh karena tidak ada perbedaan yang didapat dari setiap responden.

Saran praktis ditujukan kepada orang-orang yang akan berangkat haji dan orang yang sudah berhaji. Orang-orang yang telah berhaji diharapkan dapat menceritakan pengalaman spiritual kepada orang yang akan berangkat berhaji untuk memberi gambaran pengalaman spiritual ketika berhaji. Pengalaman tersebut merupakan pengalaman individu yang akan berbeda satu dengan yang lainnya.

69

Universitas Sumatera Utara DAFTAR PUSTAKA

Alwi, H. (2007). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Atkins, P., & Schubert E. (2014). Are Spiritual Experiences through Music Seen as Intrinsic or Extrinsic?. Religions, 5, 76-89. doi:12.3390/rel5010076 Azwar, S. (1998). Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Belajar. Bachtiar, I. (2005). Catatan Perjalanan Haji Seorang Dosen. Diambil dari https://imambachtiar.files.wordpress.com/2008/04/perjalanan-haji.pdf Bratt, W. (2011). Spiritual Experiences and Trauma Recovery: A Qualitative Study on How Spiritual Experiences Inform Revovery from Trauma (Disertasi). University of Victoria. Diambil dari Proquest Dissertations and Theses database. (UMI No. MS26368) Cornish, K. A. (2001). Phenomenology of Spiritual Experience (Disertasi). Knoxville: The University of Tennessee. Diambil dari Proquest Dissertations and Theses database. (UMI No. 3022714) Cunningham, P. F. (2011). Bridging Psychological Science and Transpersonal Spirit: A Primer of Transpersonal Psychology. Nashua: Rivier College. Diambil dari http://www.rivier.edu/faculty/pcunningham/Research/A%20Primer%20of %20Transpersonal%20Psychology.pdf Dallman, S. (2013). Journeys of Transfromation: A Narrative Inquiry into The Spiritual Experience of Individuals in Recovery from Alcoholism and Addiction (Disertasi). California: California Institute of Integral Studies. Diambil dari proquest Dissertations and Theses database. (UMI: 3594740) Gehr, F. (2002). Spiritual Experience of HIV Positive Gay Males: A Phenomenological Investigation (Disertasi). San Fransisco: California Institute of Integral Studies. Diambil dari Proquest Dissertations and Theses database. (UMI: 3042869) Gila, A., & Firman, J. (2002). Psychosynthesis: A Psychology of the Spirit. Albany, NY: State University of New York Press. Diambil dari http://www.al-edu.com/wp-content/uploads/2014/05/FirmanGila- Psychosynthesis-A-Psychology-of-the-Spirit.pdf Grof, S. (2000). Psychology of The Future. Albany, NY: State University of New York Press. Hasbiansyah, O. (2008). Pendekatan Fenomenologi: Pengantar Praktik Penelitian dalam Ilmu Sosial dan Komunikasi. Mediator I, 9, 163 - 180. Diambil dari http://ejournal.unisba.ac.id/index.php/mediator/article/view/1146/714

70

Universitas Sumatera Utara Hurlock, E. B. (1980). Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta: Penerbit Erlangga. Irawan, A. (2011). Panduan Superlengkap Haji dan Umrah. Jakarta: QultumMedia. Istianah. (2016). Prosesi Haji dan Maknanya. Esoterik, 2 (1). 30-44. doi: http://dx.doi.org/10.21043/esoterik.v2i1.1900 James, W. (1902). The Varieties of Religious Experiene. Longmans, Green & Co. Diambil dari https://csrs.nd.edu/assets/59930/williams_1902.pdf Khourey, L. (1986). The Resurrection of John Davis. TAT Journal, 14, 1-5. Diambil dari http://www.searchwithin.org/download/resurrection_of_john_davis.pdf Luhrmann, T. M., & Morgain, R. (2012). as Inner Sense Cultivation: An Attentional Learning Theory of Spiritual Experience. Ethos, 40 (1), 350- 389. doi: 10.1111/j.1548-1352.2012.01266.x Nelson, J. M. (2009). Psychology, Religion, and Spirituality. New York: Springer. Diambil dari http://simbi.kemenag.go.id/pustaka/images/materibuku/psychology- religion-and-spirituality.pdf Noor, J. (2011). Metodologi Penelitian. Jakarta: Kencana Prenadamedia Group. Pare', T. J. (1997). TESIS: A Phenomenological Study of Spiritual Experience (Tesis). Alberta: University of Alberta. Diambil dari Proquest Dissertations and Theses database. (UMI: NQ21620) Poerwandari, E. K. (2007). Pendekatan Kualitatif. Depok: LPSP3 F. Psikologi UI. Rankin, M. (2008). An Introduction to Religious and Spiritual Experience. London: Continuum. Diambil dari http://gen.lib.rus.ec/book/index.php?md5=A3A85F3C56B881395848337E 1CBC0DA5 Rohman, A. K. (2014). Pengalaman Spiritual Mahasiswa Sebelum dan Sesudah Mengikuti Mata Kuliah Akhlak Tasawuf pada Mahasiwa Progdi PAI STAIN Salatiga Angkatan 2012 (Skripsi). Salatiga: Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Diambil dari http://perpus.iainsalatiga.ac.id/docfiles/fulltext/8590214699.pdf Ryandi. (2016). Pengalaman Spiritual menurut Psikologi Transpersonal (Kajian Kritis Ilmu Tasawuf). Journal Kalimah Vol. 14, No. 2, 139-154. doi: http://dx.doi.org/10.21111/klm.vl4i2.609

71

Universitas Sumatera Utara Santrock, J. (2013). Life Span Development 14th Editions. New York: McGraw- Hill. Sarwat, A. (2011). Seri Fiqih Kehidupan (6) :Haji & Umrah. Jakarta: DU Publilshing. Shapiro, G. L. (2002). The Essence of Transpersonal Psychology. The International Journal of Transpersonal Studies, 21, 19-32. Shrader, D. W. (2008). Seven Characteristics of Mysctial Experience. Proceedings of the 6th Annual Hawaii International Conference on Arts and Humanities (pp. 1-28). Honolulu: Annual Hawaii International Conference. Wiebe, P. H. (2015). Intuitive Knowing as Spiritual Experience. New York: Palgrave Macmillan. Diambil dari http://gen.lib.rus.ec/book/index.php?md5=D5817B8B56729865F3311A1 B5A9E18F9 Wildman, W. J. (2011). Religious and Spiritual Experience. New York: Cambridge University Press. Diambil dari http://gen.lib.rus.ec/book/index.php?md5=93F1943A8DAD3A114A0C21 0295F198DC Wylie, J. L. (2010). Drawing From The Well: Women's Spiritual Experience in Healing From Chiil Sexual Abuse (Tesis). Kingston: Quenn's University. Diambil dari Proquest Dissertations and Theses database. (UMI: NR70402)

72

Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 INFORMED CONCENT

INFORMED CONSENT (PERNYATAAN KESEDIAAN UNTUK MENGIKUTI PENELITIAN)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama/Inisial :

Alamat Rumah :

Usia :

Setelah mendapatkan penjelasan tentang maksud dan tujuan serta memahami penelitian yang dilakukan dengan judul :

PENGALAMAN SPIRITUAL IBADAH HAJI

Penelitian ini dilakukan oleh

Nama : Dedy Qalbu Hadi

NIM : 131301011

Dengan ini saya menyatakan bersedia untuk berperan serta dalam menjadi partisipan penelitian dan bersedia melakukan pemeriksaan sesuai dengan data yang diperlukan.

Demikian pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran tanpa ada paksaan dari pihak manapun

Yang membuat pernyataan,

Medan, 2017

( )

73

Universitas Sumatera Utara 74

Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN 2 PEDOMAN WAWANCARA

PEDOMAN WAWANCARA Membangun Rapport • Pembukaan • Pertanyaan Latar Belakang • Pengalaman ketika Ibadah Haji

Pertanyaan Inti (Pertanyaan-pertanyaan ini dibangun melalui karaktertistik pengalaman spiritualitas James, 1902) • Ineffability (tidak dapat dijelaskan dengan kata-kata) • Apakah bapak memilki pengalaman yang tidak dapat dijelaskan ketika berada di tanah suci?

• Noetic Quality (kualitas noetik) • Apakah bapak dapat menceritakan mengenai pengalaman yang diluar logika?

• Transiency (Bersifat Sementara) • Bagaimana cara bapak untuk tetap fokus ketika melaksanakan setiap rukun haji dan wajib haji?

• Passivity (Kepasifan) • Hal apa saja yang bapak lakukan untuk memusatkan pikiran ketika melakukan ibadah?

Penutup Menyimpulkan wawancara

75

Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN 3 Verbatim Wawancara 1 Responden 1 (16 April 2017) (09.07 WIB) Koding akan berbentuk (Wawancara Keberapa).(Nomor).(Baris).(Tanggal) Sebagai contoh : W1.0001.a-b.160417

No Baris Hasil Analisa 0001 a Peneliti Yang mau ditanyakan itu, pengalaman abang sebelum berangkat, pengalaman b yang tak terdugalah, ketika disana, seperti apa. itu aja sih dulu, bang. 0002 a Subjek Pertama, mau berangkat, pertama kali mulai daftar lah, kita kan sebenarnya Tidak menduga karena b secara hitung-hitungan dunia, gak memiliki dana untuk berangkat hajilah. dana yang tidak c Tapi Allah kasih jalan yang lain, kita diberangkatkan oleh mertua, ayah dari memumpuni, namun d istri saya dan istri saya. Didaftarkan, waktu itu 2010 dengan anggaran dua rezeki datang melalui e orang sekitar.. (hmmm), antara 40 atau 42, daftar, dan melunasi menjadi 30, jalan lain yang Allah f 31 juta, jadi 63 juta berdua. Itu lain lagi mertua. Hmm. Kemudian, itulah, ga berikan. g nyangka. Meskipun ga ada duit, kami bisa berangkat, kan gitu. Allah yang h kasih jalan. Kemudian, hmm.. ketika sebelum berangkat, kami khawatir lah Kekhawatiran akan i suami istri hmmm.. was was.. takut terjadi apa-apa yang disana, yang kira- perilaku tidak baik akan j kira menjadi teguran atau cobaan atau peringatan atau juga jadi menjadi.. apa dibalas ketika berada di k ya namanya ya.. hmm.. apalah.. semacam peringatan gitu.. apa yang kita Tanah Haram l perbuat disini, nanti disana ditunjukkan Allah, ternyata ga ada. Kan gitu.. m seperti istri saya misalnya, dia khawatir, dia punya sakit asma, ketika disana n nanti, kumat sakit asmanya. Setelah berdoa disini, disana udah ga ada sakit Kekhawatiran akan o asmanya. Allah lindungi lah dia. Kalau saya, yang saya khawatirkan disana, perilaku tidak baik akan p takut mendapatkan.. istilahnya tegoran yang sangat dahsyat lah, karena dibalas ketika berada di q perbuatan-perbuatan yang sebelumnya, ya… namanya juga anak muda.. yang Tanah Haram

74

Universitas Sumatera Utara r istilahnya.. agak menyimpangkan… jadi takut kali, tapi kami waktu mau s berangkat, sudah menyerahkan diri lah.. karena sifatnya kan mau berubah, Berserah diri akan t mau bertaubat. Kalau misalnya Allah kasih peringatan, teguran ya kami apapun yang terjadi dan u terima, tapi Alhamdulillah, disana dipermudah. Setiap doa kita yang disana, menerimanya v sesuai dengan iklim, tempat dan suasana waktu disana ,doa doa yang dalam w rangka melancarkan ibadah, kesehatan, kenyamanan langsung dijabbah, x misalnya kita kan.. berpisah di masjid.. nanti pulangnya disini… karena lama Setiap ucapan adalah doa y kali, berdoa lah, “Ya Allah, mudah-mudahan jumpa lah”. Terus seketika yang akan langsung z jumpalah. Haa.. doa-doa yang kayak gitu, dikabulkan. Tapi kalau doa-doa dikabulkan aa yang misalnya sifatnya di tanah air, mungkin Allah menangguhkan, bisa juga ab dikabulkannya tapi ya… tengok kita doa kita setelah pulang dari situ.. kondisi ac ibadah kita, dan gitu bisa juga Allah ga ngabulkannya, kan gitu. Udah gitu.. apa lagi pertanyaannya? 0003 a Peneliti Disana bang, ada ga pengalaman-pengalaman wajib haji? Kayak.. haa, wajib b haji pertama, umrah kan bang? 0004 a Subjek Wajib pertama itu umrah wajib, haa.. 0005 a Peneliti Nah, di umrah wajib itu, ada gak pengalaman-pengalaman yang mungkin b pertama kali itu abang dapatkan. 0006 a Subjek Pas saat umrah, sebenernya kita kan juga ada sebelum berangkat, ada praktek Pembelajaran ibadah haji b manasik, sebelum kita dapattkan dari manasik, ga jauh-jauh dari umrah. Jadi, di Tanah Air c kalau umrah itu, kita berangkat pagi (mengklarifikasi) siang.. sekitar jam d setengah enam sore.. disitu adalah. Sebenernya.. agak be… namanya… bukan Konflik dengan jamaah e berkecamuk sebenarnya.. mmm.. agak repot, waktu pemilihan kamar.. lainnya f sebenarnya.. setelah umrah, setelah sampe hotel, kami ga langsung tawaf, g tawaf umrah lah ya.. umrah wajib.. itu pukul satu malam. Jadi, disaat h itu..hmm… saling tunggu menunggu, jadi akhirnya kami bergerak, yang i direncanakan pukul setengah satu, tapi akhirnya sampe jam dua. Kemudian, j kalau menceritakan.. mmm…

75

Universitas Sumatera Utara 0007 a Peneliti Ceritakan apa bang? 0008 a Subjek Ceritakan.. ga boleh rasa saya yakan? Ada hilang kursi roda.. 0009 a Peneliti Gapapalah bang.. ceritakan aja.. kita kan ga tau siapa orangnya.. kita kan b bukan menceritakan dia, ini Cuma pengalaman yang ada.. gituu.. hehee 0010 a Subjek Pengalaman karena kurangnya koordinasi ketika saat mau berangkat umrah, Konflik dengan jamaah b hmm.. ada jamaah kita yang usia lanjut,, dua orang.. terpaksa.. di.. di sorong lainnya c dengna kereta sorong, Cuma ketika di.. sampe di.. mesjidil haram, baru dua d kali putaran, itu hmm.. kereta sorong disita, sama petugas sana, karena e mungkin mm.. dianggap, yang mendorong ini, orang pesuruh dari lain, f makanya disita. Akhirnya kami pun ga tau.. tapi ternyata nenek itu, dua orang g itu, katanya belum sempurna tawaf nya.. itulah, hilang, kemudian,.. yang satu h punya hotel, yang satu punya… jamaah juga. Akhirnya, si jamaah tadi, dia i minta ganti, minta ganti.. gantinya disitu. Dia maunya sama kursi yang sama, j beli yang sama, cuma karena kami namanya ibadah, ngumpul-ngumpul, k dianya gamau, akhirnya dengan harga yang tinggilah dia. Dia minta dengan l uang tapi beli disitu juga. Agak ngeyel lah.. tapi sebetulnya ga boleh itu diceritai ya? 0011 a Peneliti Tapi kan kita ga menggosip bang. Heheh 0012 a Subjek Haa.. nggak nggak, hehe. Itu memang kenyataan.. itu artinya, disitu ada Pengalaman tak terduga, b cobaan Allah disitu, sama pembimbing kami itu.. udah itu, ketika.. dalam yaitu dibantu ketika c tawaf, setelah tawaf umrah, yang saya alami, ketika saya pengen setelah tawaf memegang Ka’bah, d menyelesaikan tujuh putaran, ingin saya memegang ka’bah, itu.. kan ada seperti ada yang e orang didepan ka’bah itu sampai dua lapis, berdoa, ada yang apa.. macam- menolong, namun tak f macam lah.. memohon, ada yang memang solat.. ketika saya ingin terlihat. g menyentuh, pas pertama kali ingin menyentuh, sekitar setengah.. sekitar h sejengkal lagi, Cuma tangan ga sampai.. memang tiba-tiba kayak ada tangan i yang menolong.. dia tidak melihat muka saya, dia tidak melihat tangan saya.. j tapi, tepatlah genggaman tangan dia itu.. ke.. tangan saya.. langsung

76

Universitas Sumatera Utara k ditariknya, langsung didekatkannyam langsunglah tersentuh. Kemudian, itu Bersyukur saat sudah l lah.. syukur Alhamdulillah. Kalau dikira-kira, itu bukan manusia, dia itu mendapatkan yang m gapaian tangan dia itu tepat, ke.. lengan saya, ke tangan saya ini lah untuk diinginkan. n dapat supaya sampe. Karena saya lihat, tidak ada manusia yang menoleh ke o belakang. Karena semua menghadap ke ka’bah dan kemudian ada juga yang.. apa.. dinding ka’bah itu.. 0013 A Peneliti Tangannya itu dari depan atau dari samping bang? 0014 a Subjek Dia itu gini.. jadi ada tangan muncul gini (sambil berdiri, memperagakan b tangan menggapai tangannya dari depan). 0015 A Peneliti Ooo.. disurunya gini (memperagakan menggenggam tangan dari depan) 0016 a Subjek Bukan.. saya kan gini (memperagakan mencoba menggapai ka’bah melalui Pengalaman tak terduga, b dinding rumah), nah ini dua lapis ni.. tangan saya udah gini seseorang yang c (merentangkantangan kedepan), sikit lagi.. Nah ini kayak ada orang yang menolong namun tak d mengambil tangan saya, kayak menolak saya untuk memegang ka’bah. Gitu terlihat. e lah. f Sempat juga saya mengucapkan Alhamdulillah… kemudian saya juga g mengucapkan terima kasih dalam bahasa arab, “sukron” tapi ga tau saya h sukron sama siapa, karena.. apa artinya.. mm.. apresiasi saya lah, karena udah i ngapai tangan saya sampe kena. Karena secara logikanya, jauh itu, ga j mungkin kena gitu. Karena ada dua lapis manusia yang rapat ke dinding itu. Saya, apa ketiga.. gitu.. terus apa lagi Ded? 0017 a Peneliti Perasaan abang waktu itu, waktu megang itu cemana bang? Apa yang abang b rasain? 0018 a Subjek Saya rasanya, misalnya.. sejuk lah hati ini.. tercapailah hasrat ingin Perasaan gembira karena b memegang namanya, rumah suci, baitullah itu lah Ded. Kemudian ada sudah menginjakkan kaki c namanya doa, sampe lah hasrat. Inilah pembuktian kalau sebenernya saya di Tanah Haram d sudah sampe ke Mekkah, dengan memegang batu ka’bah itu. 0019 a Peneliti Haj’ratul Aswat dapat juga bang?

77

Universitas Sumatera Utara 0020 a Subjek Haj’ratul Aswat kemarin itu saya tidak bisa mencium, Cuma saya puas b memegangnya gini Ded (tangan memperagakan seperti mengusap), istilahnya c merogohlah Ded. Merogoh sampe dua kali lah dalam satu malam itu. 0021 a Peneliti Itu desak-desakan juga lah bang? 0022 a Subjek Berdesak-desakan.. dan disitu.. artinya.. kebanyakan orang yang mengerjakan Berdesak-desakan b sunnah, sunnahnya itu.. tapi mengabaikan yang wajib, dan bisa jatuh pada .. c hmm.. zalim terhadap manusia yang lainnya. Itu sajanya. Terus Ded? 0023 a Peneliti Waktu Sa’I bang? Ada ga pengalaman? 0024 a Subjek Waktu sai, pengalaman.. kami rasa kami ditinggal sama rombongan. Karena Pengalaman bersama b kami terakhir tawaf, tapi.. pada saat yang alasannya yang sama, rombongan jamaah lainnya c itu.. bilang kalau kami yang meninggalkan orang itu. Tapi rasa saya, rasa d kami berdua, sebenarnya tidak jauhnya, mungkin mereka menunggu di posisi e timur, kalau kami menunggu di posisi .. apa.. utara.. jadinya ga ketemu. Tapi f udah me.. menyelesaikan ee.. sa’I yang urutan kelima, ketemulah kami sama g orang itu. Ya.. disitulah terjadi, bahwasanya kelompok kami itu memarahi h kami. Tapi karena kami ibadah, jadi tidak .. artinya tidak melakukan i perlawanan yang berartilah untuk melakukkan jiddal gitu.. karena kita j beribadah. Tapi tetap marah-marah orang itu. Itulah pengalaman, yang dapat k marah dari kelompok yang.. mereka anggap kami ini tidak menunggu orang l itu sementara orang itu menunggu kami. 0025 a Peneliti Salah komunikasi gitu? 0026 a Subjek Ha… salah komunikasi, misskomunikasi lah katanya. Saya juga karna ada Konflik dengan jamaah b bapak-bapak hmm.. Jemaah kami juga yang matanya tidak bisa melihat gitu, c kami berdua, orang itu rame gitu. Gitulah. Kemudian, pengalaman kalau d makan.. makan boleh dibilang? 0027 a Peneliti Boleh bang, boleh. Semuanya aja bang bilang. hehehe 0028 a Subjek Kalau makan disana, gratis.. Cuma menu.. kalau menu kalau.. selain menunya b itu itu aja.. ga sesuai selera kita di tanah air.. dia mencoba memasak dengan

78

Universitas Sumatera Utara c ee… masakan Indonesia, tapi di.. buat dengan cara.. ala arab. Sehingga, d artinya. Jenuh juga.. kemudian, rasa, kalo rasa, karena cateringnya rame, e untuk ribuan orang mungkin ya.. jadi kalau rasa itu rasanya hambar. f Untungnya aja kami bawa kecap dan saos. Ada yang bawa sendiri, sama ada g yang bawa teri.. kemudian, kalau tidur, nyaman. kalau ibadah subuh, h terkadang saya solat ke masjidil haram, kadang saya solat di masjid, seperti i jamaah lainnya. Tapi seminggu, dua tiga hari mau pulang, saya padatkan solat di masjidil haram. 0029 a Peneliti Mabit disitu juga bang? 0030 a Subjek Kalau mabit. Nggak, saya ga pernah mabit di masjidil haram. Karena ada b tanggungjawab sebagai karu untuk mengamankan bagi-bagi makanan kepada c jamaah. (batuk batuk..) 0031 a Peneliti Jadi siap solat langsung balik gitu ya bang? 0032 a Subjek Siap solat… 0033 a Peneliti Iya, disana makannya gimana bang? Siap zuhur makan dan malam siap isya b kan bang? 0034 a Subjek Iya, siap isya. Jadi, kalau misalnya jamaah kalau udah magrib, mereka b langsung isya, ga pulang ke mahtab lagi, ga pulang ke hotel. Jadi, balik la lagi c kan, pulang bolak balek.. seperti saya saja lah saya magrib sama isya tetap di d masjidil haram, siap isya langsung balik. 0035 a Peneliti Abang dekat hotel di dekat masjiidil haram atau jauh? 0036 a Subjek Sekitar satu kilo lebih sikit lah, jadi sekitar 15 menitlah. Dari hotel ke masjidil b haram jalan.. 0037 a Peneliti Lumayan dekat lah itu bang? 0038 a Subjek Kalau jalan.. sekitar sepuluh menit lah. Karena daerahnya naek turun, sekitar b 10 menit sampai 12 menit lahh kalau jalan. 0039 a Peneliti Lumayan dekat juga lah bang, soalnya ibuk saya itu jalannya sampe tiga kilo, b setengah jam ada dia jalan, kasian juga lah

79

Universitas Sumatera Utara 0040 a Subjek Kalo kami dekatlah, tapi karna kita ga pake ukuran, karna paling lama pun b kita jalan sama bapak-bapak usia lanjut, lima belas menit itu. Tapi karena c daerahnya daerah perbukitan, turun naek, udah gitu banyak belok-beloknya, gitulah.. 0041 a Peneliti Kalau di arafah bang? 0042 a Subjek Kalau di Arafah, yang kami lakukan kalo ibadah seperti ibadah ibadah Perjalanan ibadah wajib b lainnya, kami datang naik bus, dari mekkah, itu mekkah juga ya.. dari hotel c hmm.. ke mahtab kami yang disana, mahtab kami itu beda sama negara- d negara lain. Kita udah ada memang satu kawasan, dipagar gitu. Di pagar, e sampe disana.. mmm.. (terdiam lama).. banyak orang yang apa.. banyak yang f melakukna ibadah sunnah. Tapi kalau ibadah wajibnya tetap, solat lima g waktu, ada yang melakukan ngaji, ngaji quran, ada yang sholat-sholat sunnah, h kemudian hmm.. malamnya tidur, seperti biasalah, terus pagi nya itu i masuklah hari arafah itu. Paginya sambung lagi, ada yang mengaji, mengaji, j ada yang sholat sunnah, sholat sunnah, terus jam dua belasnya dari kloter k sembilan.. hmm.. berkumpul di satu tenda untuk melaksanakan wuquf di l Arafah. Seperti, sholat jumat ataupun sholat hari raya, mendengarkan kutbah m dulu, kemudian sholat zuhur, empat rakaat. Kemudian setelah itu, saling n bersalam-salaman, mohon maaf suami istri sama jamaah-jamaah lainnya, o kemudian doa lah. Doa-doa diluar tenda di terik matahari. p 0043 a Peneliti Abang ngapai aja itu? Ngaji aja atau cemana? 0044 a Subjek Sebelum masuk waktu.. waktu.. wuquf di Arafah, pukul setengah satu itu, b saya ngaji al-quran, sholat sunnah, sholat sunnah taubat, sholat duha dua c rakaat, baru apa.. baru.. ke.. satu tenda yang besar itu, mendengarkan kutbah d Arafah dan sholatnya, sholat.. zuhur. Dzikir juga, Ded kerjaan disana itu. Gak e ada lain. Ya, kalau cuma minta aja gampang kali. Kalau ada dzikir, kayak ada f yang ngebantu doa kita gitulah. Dimana-mana bisa dzikir. Ya untuk

80

Universitas Sumatera Utara g mengingat Allah tujuannya. 0045 a Peneliti Pengalaman yang paling menarik, bang? Kayak gimananya yang paling abang b ingat paling sekarang, pas di Madinah kah, atau di Mekkah kah… atau c dimananya gitu? 0046 a Subjek Di Masjidil Haram. Jadi, saya kan gini.. ga puas rasa saya kalau ga sholat ga Perjuangan untuk b di depan Ka’bah gitu. Jadi, dalam beberapa momen, saya memang dapatlah memasuki Raudah atas c artinya, walaupun ga dapat di shaf satu dua tiga empat lima, tapi, dapat saya izin Allah d beberapa kali beberapa hari itu, tapi ga lima waktu lah ya, dapat saya di depan e Ka’bah. Dan pengalaman yang paling apa.. saya rasa.. orang-orang jamaah f negara lain ini, belum lagi masuk waktu, azan beberapa menit lagi, mereka g udah buat barisan yang mengganggu orang tawaf, itu lah yang paling apa. h Karna perjuangan juga kita sholat di depan Ka’bah itu. Itulah. Dah gitu, yang i paling mengesankan itu, ketika kita di Madinah, ke.. Raudah, itu perjuangan j juga. Setelah sebelumnya saya ingin.. “ah udah lah, sekali ajanya..” tapi Allah k kasih lain, rupanya saya semakin semangat sampe tiga kali saya berjuang l untuk masuk ke Raudah itu untuk berdoa, sholat sunnah untuk berdoa itu. 0047 a Peneliti Kenapa abang ga puas kalo ga liat Ka’bah waktu sholat bang? 0048 a Subjek Iya.. karena ada memang gaya tarik yang sangat apa.. sangat.. begitulah.. gaya Daya tarik Tanah Haram b tarik yang sangat kuatlah artinya bukan Ka’bah itu kita posisikan apa yang begitu kuat c namanya, bukan Allah disitu, tapi jangna salah ya.. karna itu rumah. Itulah d artinya, sumber menghadap gitu.. Menghadap kepada Allah, tapi bukan Allah e diposisikan di tempatkan disitu gitu, tapi ya gitulah dibilang orang, kalau dulu f katanya, orang nengok-nengok aja, sambil baca-baca menangis, tapi kalau g saya ga puas rasanya kalau sholat ga liat itu, gitu. Itu lah gaya tarik tersendiri h bagi saya, gitu. Tapi ketika saya terlambat karna banyak hal-hal yang i dikerjakan di hotel, sehingga ga nampak, haa.. bukan artinya apa.. tapi itu ya j tetap. Setelah sholat, saya datangi itu, ke arena tawaf itu. Kalau bisa tawaf ya k tawaf, sampe sampe kalau bisa megang lah tiap hari.

81

Universitas Sumatera Utara 0049 a Peneliti Kayak ga puas aja disana ya bang? Udahlah kesana, ga megang. 0050 a Subjek Haa.. udah kesana harus megang. Terkadang gini, bukan nangis itu begitu Tangisan haru b mudahnya nangis, gitu. Tapi ketika itu, ada memang dorongan dalam diri itu, c ada memang menangis ketika berdoa, gitu. Nangis ketika doa. Sebenarnya, d kalau kita gini-gini aja, dari jauh, tidak ada rasa apa-apa. Tapi, kalau kita dari e dekat, udah menyentuh,udah menyenggol, kita apa lagi bermohon berdoa, f keluar sendirinya. Waktu liat Ka’bah pertama kali, rasanya saya gak mau g berpaling. Tiba-tiba aja saya menangis. Sampai ada yang menegur saya untuk h ikut rombongan. Pas sebelum azan pun, pas lagi duduk, dzikir saya sambil i melihat Ka’bah, takjub kali saya. Kayak tebengong gitu. Saya ada beberapa j kali lah gitu. Persisnya disamping multazam. Di multazam adalah saya sekali, k itupun ngeri kali kondisinya gitu. Haa, begitu juga di Multazam ini, ada suatu Pengalaman tak terduga, l pengalaman yang istilahnya, macam mana ya dibilang ya.. bukannya seperti ada malaikat yang m pekerjaan manus..arti nya maksudnya sepanjang pekerjaan malaikat gitu. menolong n Saya begini, saya di dorong dari atas gitu. (sambil mengangkat tangannya o dan memperagakan seperti ada seseorang yang mengangkat dari bawah). p Mungkin itu malaikat, tapi mungkin pun orang, tapi memudahkan saya, saya q udah mijak gini kok payah kali.. minta ganti-ganti sama orang.. sabar-sabar- r sabar kata orang didepan itu. Orang itu dapat disitu, dia.. ga mau menghilangkan momen. Itulah kan, kadang terlalu berlama-lama, kurangnya kasih kesempatan ke orang lain. Begitu dia siap, dikasinya ke orang lain, saya udah siap menggantikan posisi dia, kayaknya dimudahkan gitu.. kayak didorong gitu.. 0051 a Peneliti Tapi ga tau siapa? 0052 a Subjek Tapi ga tau saya siapa.. gitu. Karna saya ga liat kebawah, karna posisinya b tinggi, gitu. Dapat lah saya sekali, disitu saya cuman sekali aja kalau di c Multazam, padahal pengen saya lebih dari tiga kali, tapi tidak dapat sampe d tiga kali, gitu.

82

Universitas Sumatera Utara 0053 a Peneliti Multazam itu yang antara … 0054 a Subjek Pintu Ka’bah sama mmm… sama batu Azratul Azwat 0055 a Peneliti Itu kecil aja kan bang? 0056 a Subjek Iya, kecil aja dia. 0057 a Peneliti Megang disitu? 0058 a Subjek Megangnya.. saya megang pintu bawah itu, kuningan. Itu yang dipegang. 0059 a Peneliti Didorong dari bekakang? 0060 a Subjek Didorong untuk dipermudah, dipermudah naek, saya kan mau naek gitu. b Dapat.. 0061 a Peneliti Naiknya kayak mana? Ada tanakan gitu? 0062 a Subjek Ada batu disini (sambil menggambarkan batu di lantai) kan.. artinya… kayak b ada diatas dia, kalo ga salah saya ya.. ke atas sikit lah gitu. Supaya kita lebih c tinggi dari orang laen gitu. Gitu maksudnya. Disitu disana yang paling hmm.. d ga suka kita waktu tawaf ketika orang-orang India Afrika itu buru-buru sampe e nyenggol-nyenggol, meng-apa-kan kita lah gitu. Saya ga suka, sering disitu f saya melakukan.. itulah ditunjukkan Allah saya, saya sering emosi juga itu g waktu orang India, orang Pakistan, Afganistan, itu mereka terburu-buru h dengan kondisi padat ini, mereka mau cepat, mau cepat tapi mengganggu i orang, menzolimi orang lah saya rasa. Nyenggol, laki-laki perempuan, disitu j saya sering itu, saya istigfar aja saya, udah tau saya, itu ya tawaf.. tawaf.. 0063 a Peneliti Tawaf Sunnah? 0064 a Subjek Tawaf sunnah.. disitulah memang cobaan kita, waktu tawaf itu, kayak dari Adanya cobaan untuk b belakang ada yang dorong, dari samping nanti gini, jalan dari samping, dari berbuat dosa c apa.. dari Ka’bah mau keluar itu ngelawan arus.. gitu lah.. cobaan lah, artinya d lebih tinggi cobaan setan itu 0065 a Peneliti Waktu tawaf? Hehe 0066 a Subjek Jenderalnya disitu, jenderal setannya disitupun ngeri kali. 0067 a Peneliti Abang emosi sampe marah gitu sama orang itu?

83

Universitas Sumatera Utara 0068 a Subjek Ya.. bahasa “Haram-haram” saya bilang gitu.. teriak itu.. tapi sebenarnya ga b boleh teriak, tapi ya.. 0069 a Peneliti Tapi masih di masjidil haram? 0070 a Subjek Ya, masih di lingkaran untuk tawaf. “haram-haram” b (diam) c Tulah, emosi yakan, namanya setan suka kali dia. Orang sampe nengok. Tapi d sebenarnya saya pun, banyak sebenarnya orang kayak gitu, “haram-haram!” e makanya saya ngikutin, saya bilang “haram-haram” gitu.. 0071 a Peneliti Jadi ngikut orang dulu lah ya bang? (tertawa) 0072 a Subjek Iyaa.. ngikut orang itu.. 0073 a Peneliti Kalau pengalaman spiritualnya bang? Mungkin yang ga bisalah kita terka b sama logika? 0074 a Subjek … gimana itu ya… 0075 a Peneliti Kayak tadi kan ada satu abang bilang tadi.. ada tangan tiba-tiba datang.. gitu.. 0076 a Subjek Ia… kalau pengalam istri saya, dia tawaf, tapi sebenarnya uda tau dikasi tau b waktu manasik. Waktu kita tawaf, itu kan mengkirikan Ka’bah, itukan tidak c boleh artinya bahu mm.. keluar dari jalur hadapan Ka’bah. Macam kita solat d lah, kalau kita gini kan (memerengkan badan *menandakan keluar jalur e kiblat) gas ah solat kita kan? Gitu juga kalau tawaf, mengkirikan Ka’bah, f kalau kita berpaling, berbelok badan kita, batal Tawaf. Jadi waktu itu istri g saya bilang kalau tawaf umrah wajib dia bilang, dia mau begini h (memalingkan badan kebelakang) menengok mertua saya, bukan ayah saya. i Dia sempat diginikan badannya (seperti ada seseorang yang memalingkan j untuk tetap mengkirikan Ka’bah). Artinya jangan kau sampe bahu kau itu k melenceng sampe sana, lari dari mengkirikan Ka’bah. Jadi dginikan dia, ya l jadi gini lah, pengalaman apa dia.. m Kalau pengalaman saya.. cemana ya.. (diam) n (diam agak lama)

84

Universitas Sumatera Utara o (mencoba untuk berfikir) p Yang mengesankan ya Cuma itu tadi lah. Artinya, kalau solat dijagakan, Pengalaman tak terduga, q sholat sunnah di hijril ismail saya bisa, aman, yang saya khawatirkan saya ga dibantu ALlh untuk tetap r bisa, atau saya bisa terdorong ataupun tertimpa ternyata diselamatkan Allah selamat ketika beribadah s nya saya, sholat dua rakaat di hijril ismail. 0077 a Peneliti Disitupun desak-desakan juga kan bang? 0078 a Subjek Ia,, disemuanya memang desak-desakan. Kalau musim haji ngeri memang b desakannya. Tambah pengalaman yang bisa masuk ke Raudah itu tadilah, gak Tidak menduga dapat c nyangka saya.. dengan banyaknya, ribuan, jutaan gelombang manusia, melakukan ibadah d tadinya sempat saya urungkan karna saya bawa orang tua, ada jamaah yang dengan jutaan umat e tua tua, uda sempat didalam hati, udahlah ga usah sekarang gitu, tapi karena lainnya f orang tua itu juga apa… artinya jangan tanggung, kita udah disana, sampe g sini, orang itu semangat, kami juga semangat, akhirnya kami masuk. 0079 a Peneliti Mereka ikut juga? 0080 a Subjek Ikut. Mereka ikut juga, akhirnya sampelah ke Raudah. 0081 a Peneliti Di Raudah, sholat juga? 0082 a Subjek Sholat, dua rakaat. Disana itukan dikasih waktu sepuluh ntah lima belas b menit. Gak terasa itu Ded. Abang sholat dua rakaat, terus berdoa aja. Nangis c abang abis sholat itu. Tiba-tiba aja udah disuruh keluar. Gak terasa memang. d Gak puas lah, makanya bisa sampe tiga kali abang kesana. 0083 a Peneliti Selain itu bang, adalagi gak pengalaman spiritualnya bang? 0084 a Subjek Hmm.. apa ya.. (diam cukup lama) Dipikir-pikir dulul ya Ded 0085 a Peneliti Iya bang, gapapa bang. Hehe. Namanya juga udah setaun yang lalu yakan 0086 a Subjek (diam cukup lama) b Apalagi ya Ded, hehehe c (diam) d Oo.. jadi gini Ded, hmm.. saya kan selalu buang angin, haa.. jadi sebelum

85

Universitas Sumatera Utara e berangkat, saya selalu berdoa dimudahkan, janganlah ketika udah sampe f masuk masjidil haram, udah masuk Madinah mengerjakan shalat ar’bain, itu g kentut-kentut. Sampe sana saya dimudahkan Allah, hilangnya itu artinya, h kentut itu yang saya khawatirkan kan kalau disini kita mau wudhu, abis i wudhu aja, buang angin, sehingga kita ambil wudhu lagi, trus Sholatnya Dipermudah dengan j ketinggalan, sholat berjamaah, tapi disana insya alah disana bisa lah gitu, berdoa k artinya dimudahkan Allah tidak seperti yang disini, yang sering-sering buang l angina lah gitu. Kemudian doalah Ded. m 0087 a Peneliti Pas pulang ada ga kesan, kayak, jangan lah pulang, jangan lah pulang.. gitu b bang.. 0088 a Subjek Ada.. ada itu… kesannya berat meninggalkan Ka’bah itu, tapi mengingat Berat meninggalkan b urusan kami, urusan dunia masih ada, meninggalkan anak dan pekerjaan, jadi Ka’bah c itu lah. Yakan kami berdoa sama Allah, kami apa.. kami berdoa supaya d diberangkatkan Allah lagi sama keluarga lah gitu. Sedihlah rasanya e meninggalkannya gitu. 0089 a Peneliti Abang pulang dari mana? Dari Madinah atau dari Mekkah? 0090 a Subjek Dari Mekkah, hmm.. kami gelombang pertama, jadi di Madinah dulu. 0091 a Peneliti Kalau ini bang, perubahan sebelum haji sama setelah haji ada? Ada ga b perubahan setelah haji ini bang? 0092 a Subjek Adalah, Ded. Artinya, saya sekarang ini, setelah haji, mengusahakan sholat Perubahan yang lebih b lima waktu itu berjamaah, terutama di masjid, yang tadinya sebelum haji saya baik lagi setelah berhaji c malas-malasan melakukan sholat-sholat lain, setelah pulang haji ini, ada saya d melakukan sholat duha, sholat duha dua rakaat, sholat taubat dua rakaat. Yang e hampir dikatakan sering.. tidak tiap hari tapi sering. Kalau ada waktu yang f apa.. waktu luang, saya kerjakan. Jam 11 itu di kantor, disempatkan dua g rakaat, dua rakaat. 0093 a Peneliti Itukan di ibadahnya kan bang, kayak Hablumminallah-nya. Kalau hubungan

86

Universitas Sumatera Utara b dengan manusianya bang? Hablumminannas-nya bang? 0094 a Subjek Kalau hablum minannasnya, masih rata-rata lah Ded. Yang artinya mm.. b kalau dulu saya sering, sebelum berangkat haji, sebelum haji, artinya sering c ke kede itu maen kartu, gitu. Ehhmm.. kalau di Belawan sekarang ga pernah d lagi lah maen kartu. Walaupun maen kartu itu hanya maen maen tukar-tukar e tempat duduk, maen bediri gitu.. ya.. artinya uda gak lagi lah, insya allah ngga. 0095 a Peneliti Tapi paling nggak, adalah karena haji ini adalah perubahan dari dalam diri b abang? 0096 a Subjek Adalah.. ya mudah-mudahan terus lah dilindungi ya Ded ya.. 0097 a Peneliti Karena ngejaga ini yang susah ini.. 0098 a Subjek Iya, karna naik haji ini sebenarnya gampang, Ded. Ada duit cukup, pas. Menjaga haji itu sangat b Berangkat. Kalau ilmu bisa belajar, berangkat. Menjagakan pulang haji nya berat c ini yang berat dan kalau disana pelaksanaannya saja, haji nya itu disini. d Menjaga yang disana itu. Itulah Ded. Cobaan paling berat. Seperti ustadz kan, e hmm.. anak ustadz kan, anak itu gini gini.. haa.. itulah anak ustadz itu. Dibuat f Allah kayak gini, gitu. Kalau katanya ustadz bisa ngasi, ngasi pencerahan g ngasi ceramah ke orang lain, tapi anaknya ngga. Justru anak dia itu lah dapat h duluan, bukan dia diam terhadap anaknya yang kayak gitu. Ya jadi kita ya i yang berhaji ini kayak gitu juga. Apalagi kita berurusan delapaan puluh j persen istilahnya Ded, karna kita masih usia muda, belum pensiun, tetap k berkecimpung dalam dunia, yakan, untuk cari nafkah. Itu yang ngeri. Jadi l sistem di dunia ini, sistem pemerintahannya, bukan sistem syariat yakan. m Sistem masih kental kali untuk kebatilan. 0099 a Peneliti Kalau secara ini kayaknya, yang kutanyakan masih ini lah bang. Jadinya, ya b itu. Mungkin di wawancara kedua, aku kasih juga nanti kayak tadi pagi aku c sms bang. Yang tadi pagi kan aku sms kayak pengalaman tak terduga abang. d Mungkin ada dua atau tiga lagi yang mau ditanyakan. Mungkin minggu depan

87

Universitas Sumatera Utara e atau kapan abang bisa lagi lah. Nanti aku hubungi lagi lah abang kapan f bisanya. Kalau ini kan dia cuma pengalamannya, nanti ada kayak makna, g makna dari abang haji disana, kemudian waktu-waktunya dia lebih secara h detail, untuk ngejelasin, abang sa’I nya kayak mana, kemudian di wuquf di i Arafah kayak mana. Kalau ini kan dia masih secara lebih luas, secara universal. 0100 a Subjek Istilahnya belum dibagi-bagilah ya, belum dipilah-pilah. 0101 a Peneliti Haa.. mungkin nanti yang kedua bakalan dibagi-bagi sih bang. Karna b penelitian keagamaan ini mau ditingkatkan lagi bang, makanya diambil haji.. 0102 a Subjek Kalau tawaf, saya itu kan tidak ada amalan khusus Ded, jadi doanya saya b campur. Campur artinya ada yang bahasa arab, bahasa arab sama doa itu, kalo c quran kan ga bisa di bahasa Indonesia kan, tapi kalau doa khusus, artinya saya d pake bahasa Indonesia dengan bahasa saya sendiri. Tapi saya mengambil arti e dari buku panduan yang dikasi sama kementrian agama tadi, gitu. Berapa f orang, Ded investigasinya? 0103 a Peneliti Ada lima orang bang. 0104 a Subjek Narasumber yang harus dicari? 0105 a Peneliti Iya bang.. terus bakal dianalisa setelah dapat ini. 0106 a Subjek Yang empat lagi udah dapat siapa? 0107 a Peneliti Udah, kemaren itu aku minta nomor handphone ke mukhlisin, terus… 0108 a Subjek Siapa? Tiono gak? 0109 a Peneliti Ngga, tapi ga bisa dihubungi mereka.. 0110 a Subjek Kenapa? 0111 a Peneliti Ga dibales smsku bang, pertama aku telfon kan bang, ada yang ditelpon, terus b kayak ga sopan gitu menelfon, akhirnya aku sms 0112 a Subjek Siapa yang ga sopan? 0113 a Peneliti Ada kemarin aku telfon, lupa namanya siapa, aku bilang kalau mau b wawancara gini-gini, dianya kayak ga senang gitu. Bapak itu.

88

Universitas Sumatera Utara 0114 a Subjek Kayak gak mau gitu lah ya? 0115 a Peneliti Haa.. ia kayak gak mau gitu. Terus akhirnya kalau ditelfon kayak ga sopan, b gitu. Akhirnya disms semua, dijelasin, kayak aku sms abang itulah. Cuma c abang yang bales. Ini lagi minta nomor handphone lagi sih ke orang mukhlisin. 0116 a Subjek Kalau saya sering, sering apa.. sering mewawancarai orang, artinya kan masa b saya berat. Karena saya nantinya kan butuh juga sama orang, kan gitu. c Sosialisasi ke orang-orang itu, sebagian dari pekerjaan saya, saya selalu itu d mewawancarai orang, nah ini giliran saya pulak yang diwawancarai, kan gitu. e Cemana perasaannya kalau saya ga terima orang untuk wawancarai, karna f pekerjaan saya pun dibidang itu, kan gitu. Suka mengejar orang, suka g mewawancarai, kayak gitulah wartawan itu yakan. 0117 a Peneliti Terus bang, kalau tiba-tiba abang teringat, nanti abang tulis aja bang.. 0118 a Subjek Seperti kalau sai, haa.. itu kan lurus, ini langsung aja ya. Sai itu kan lurus, b pekerjaan kita dari safa ke marwah, jalan mau lari-lari kecil, itu doanya ga c ada doa yang khusus tapi karna ada buku panduannya, karna jalannya lurus, d enak ngebaca, kami bedua sama suami istri membaca, membaca tulisan e arabnya doa tadi. Gitulah. Tapi kalau lari-lari kecil, dari pintu hijo ke pintu f hijo, eh, lampu ijo ke lampu ijo ini, saya kemarin itu masih hafal, kemarin itu g hafal. Kalo sekarang ga tau lah ya. Waktu itu hapal, apa bacaannya. Alah.. h lupa pun kalau sekarang, Ded. Kalau talbiyah, hapal sampe sekarang, Ded. i Disanapun talbiyah, rombongan pertama selalu saya aja yang jadi pembawa j membacakan, sebagai karomnya lah. Saya karom. Artinya mereka udah ini, k ini bukannya sombong ya, Ded. Mereka itu talbiyah itu tetap megang buku, l nengok bukupun ada yang salah, Ded. Ada yang salah. Artinya itu kayak m semacam apa.. kalo kita itu, wajib menghapalnya, uda nengok buku pun, ada n juga yang salah saya dengar gitu. Dan ketika mau apa, malas-malas, Ded. o Kalau saya bersungguh-sungguh, yang artinya mereka udah, nanti aja.. masih

89

Universitas Sumatera Utara p jauh lagi. kita ini masih di Mekkah, belum pertengahan jalan, eh, kita masih q di Madinah, masih di Madinah ini, baru juga satu kilo kita jalan, belum sampe r Mekah. Saya tetap ded. Artinya talbiyah itu. Terus barulah karomnya itu.. s lebih banyak yang mau tidur daripada apa.. daripada talbiyah, sementara kami t ditegaskan dari KBIH ini, jangan tidur, jangan tidur. Baca itu, baca, talbiyah u jangan putus, tetap saya talbiyah. Walaupun serak-serak gitu, tetap, Ded. v Saya, waktu Sai,, kan.. haa.. kami kan ga bawa pencukur, ga bawa pencukur, w jadi ketika sudah selesai, seharusnya bercukur, tahalul. Haa.. kita minta x tologn sama orang, Ded. Minta tolong sama orang, di.. tahalulkan, mereka y pun hanya sekedar, satu dua aja.. saya harus mendatangi mereka berapa- z berapa orang lagi untuk mentahalulkan orang baru saya tahalulkan, gitu. 0119 a Peneliti Tapi kan memang udah dianjurkan bawa.. 0120 a Subjek Udah.. iya, tapi kemaren itu tak bawa kami memang. 0121 a Peneliti Yang laki-lakinya di rombongan abang banyak juga? 0122 a Subjek mmm.. laki-laki banyak, yang muda-mudanya, saya, Edi Priyono, (mencoba b menghitung..) c adalah dua belas orang lebih kurang 0123 a Peneliti Ngejagain yang tua-tua lah ya bang. 0124 a Subjek Iya.. Sai itu berat, Ded. Agak lebih apa.. dari pada tawaf, sama-sama tujuh Ibadah yang berat harus b kali, tapi rasa.. sai itu terasa jauhnya, karna dial urus dan agak jauh dia. Jadi dilaksanakan walaupun c terasa.padahal sebenarnya suasasanya enaknya sai itu pake ac, kalau tawaf itu lelah d siang kena terik sinar matahari, kalau di apa, dia capek difisik aja, kalau tawaf e kan selain apa.. matahari lagi, orang desak-desakan lagi. artinya nyaman, f kalau perkara nyaman, segi apanya, di sai nyaman karna ada ac-nya tadi. Dan g tidak berdesak-desakan seperti tawaf, gitu. Jumrat. Ha, kalau itu berdesak- h desakan itu, Ded 0125 a Peneliti Itu bang kalau yang kita lihat ditv itu bang.. gelombang mannusia itu pas b dimana bang? Banyak meninggal itu bang

90

Universitas Sumatera Utara 0126 a Subjek Itu jumrat, melempar jumrah, di Minah. Itu, waktu itu ada pembagian dari b pemerintah, Indonesia, bahwasanya kami jangan pada waktu-waktu afdal, c pada waktu-waktu yang.. utama.. makanya kami, di.. surati, ada fotokopi d bahwasanya, kalian kloter 9, Sumatera Utara, gini-gini gini, katanya. Tapi, e kami khusus di KBIH Mukhlisin, karna uda dapat pengajian dari manasik f Mukhlisin, tata caranya dikasih tau, kami tetap mencari waktu-waktu afdhal g nya, waktu-waktu utamanya sama kayak orang-orang timur tengah, orang h luar, yang melaksanakan jumrat tadi, yang ngelempar jumrah. Hari pertama i kami pergi sekitar pukul setengah sepuluh, jam sepuluh kami keluar, kami j lewat dari pintu utama di Minah, ga dikasih sama muasaasah, muasasah itu k pengelola, koordinator kami yang menyiapkan hotel, makanan, yang l menyiapkan kamilah, gaboleh. Jadi, dengan dipimpin yang dikoordinatori m oleh Ustadz Zul, kami lewat pintu lain, bukan pintu utama, sebab kami tau n kalau pintu utama itu kami ditahan, bukan bagian kami, kan kami ga akan o siap uuntuk artinya,, bersama-sama dengan ribuan jamaah jamaah luar, yang p badannya besar-besar, dikhawatirkan kami akan tumbang atau bisa lebih dari q hal-hal yang tidak diinginkan. Jadi, ada juga yang dikhawatirkan gitu, r makanya kami melaksanakan tawaf, eh, jumrah pertama itu, jumrah aqobah s itu namanya dilantai tiga. Kami di lantai tiga, ga di lantai satu yang rame dan t patatnya itu. Tapi gitupun, yang namanya hari pertama pelemparan jumrah, u yang namanya manusia pasti rame gitu. Ribuah lah, eh jutaan lah. 0127 a Peneliti Itu diwaktu tertentu kan bang? 0128 a Subjek Iya, waktu tertentu. Dia kan kami, kebetulan kami di KBIH Mukhlisin, haa.. b nafatz kami nafatz sani, empat hari kami di Minah, orang cuma dua hari, ada c tiga hari uda pulang. Kalau kami kalo ga salah ya.. empat hari kami, empat d hari atau tiga hari lupa kami, yang biasanya orang itu cuma dua hari. Itulah e namanya nafatz sani. Tiga tah empat ya.. tiga lah kayaknya. Orang dua hari f uda pulang. Kami tiga hari. Jadi untuk yang melempar terakhir, orang lain

91

Universitas Sumatera Utara g banyak yang mengapakan, minta melemparkan sama kami lah artinya, ya… h kayak saya kan mertua saya, saya yang melemparkan. Pake ijab Kabul lah. i Dibuat orang itu ijab Kabul. Untuk melemparkan. Itu yang ketiga. Yang j ketiga itu lah nafatz sani tadi. Dah gitu istri saya, saya lemparkan, sama ada k satu lagi ibu-ibu kalo ga saalah saya. Jadi, satu orang, tujuh batu dikali tiga, l dua puluh satu. Itu kami yang pigi cuma laki-laki yang artinya yang bisa m diandalkan lah, dua belas orang ntah tiga belas orang, ada jumlah kami satu n KBIH ada sekitar enam puluh tiga orang, Ded. Gitulah. Disitu cemana o pengalamannya? Pengalamannya ya memang gimana ya. Nah, terakhir kami p di… di lantai dasar, karna nafatz sani hm.. kami sampe tiga hari disana, orang q yang nafts awal udah sebagian pulang jadi udah sepi itu, jadi udah sepi di r nafatz sani itu. Jadi dilantai satupun uda agak sepi, disitulah kami ngelempar. s Perjuangannya sebenarnya bukan takut mati, cuman ini ajalah perjuangannya t takut kita, orang salah lempar, kenak kita. Hehe.. baru dipijak-pijak awak. 0129 a Peneliti Emang jauh bang dari kita ke tempat lemparan itu? 0130 a Subjek Jauh, jadi dia di pagar lagi, gini ngelempar, itu sekitar.. cemana lah ini ya.. b inilah dinding pagar itu (menunjuk ke salah satu sisi dinding rumah) nah c dibatas situlah orang bisa ngelempar (menunjukkan batas sisi depan dinding d lain). Ini bawah kawah ini, cemana ya.. ini dindingnya bolong bawahnya, tapi e dipagari gitu. Tiga belas orang ada kami, Ded terakhir. Terakhir, karna sani, f ga disiapkan untuk dibawa dari lokasi pas Minah ke Mekkah, akhirnya kami g tiga belas, dari lokasi jumrat, tempat melempar itu, di lokasi Minah, kami ke h Mekkahnya, maksudnya ke lokasi kami di Hotel dekat Masjidil Haram, kami i pertama jalan kemudian ga sanggup, kami naik oplet, kemudian kami naik j oplet ke Mekkah gitu, ke makhtab kami di Mekkah kami. 0131 a Peneliti Kayak angkot gitu ya bang? 0132 a Subjek Kayak angkot, tapi macam taksi gitu. Taksi gelap. Taksi gelap yang b penumpangnya pas dua belas orang gitu, taksi lama lah, uda buruk kali lah,

92

Universitas Sumatera Utara c pertama di iya kan bayarnya berapa ratus riyal, tau-tau pas udah sampe hotel d kami, dia mau mengular, mau minta lagi, minta tiga ratus, udah perjanjian dua e ratus lima puluh riyal. Itu uang saya yang megang. Udah, gausah kalian bayar f gini-gini. Oo.. nggak. Dia marah-marah. Mungkin dibilangnya Allah marah g lah. Oo.. nggak. Uda perjanjian tadi kata kau segini, gitu kan. Ustadz Zul h itupun kurang bahasanya. Jadi saya letakkan aja di tempat duduknya itu. i Orang katanya kami kasih “ini mau?” oo iaiaia katanya, tapi, ketika udah mau j sampe, mau diakalinya kami, minta tiga ratus riyal. Oo.. tidak. Ditelfonnya k kawannya, oo.. ga bisa, becakap sama Ustadz Zul itu. Udah lah boy, kau aja l yang ngasi. Terakhirnya saya yang kasih. Dibilangnya, Hualllah, tahapa- m tahapa lah dibilangnya itu. Pokoknya dia mendoakan kami yang nggak-nggak n lah. Allah itu tau, kami bilang. Uda kami tunjukkan terus kau oke kok, dua o ratus lima puluh riyal. Tadinya dia gamau, mau mengancam, mau mengemop p kami lah. Ga usah kelen bayar lah, biar Allah yang apakan kelen nanti. Oo.. q nggak. Kami tinggalkan, ga kami apai lagi. 0133 a Peneliti Jahat juga ya bang 0134 a Subjek Ooo.. jahat. Kok mau ngakali. 0135 a Peneliti ………….. 0136 a Peneliti Oke bang, wawancara hari ini, sampe sini dulu ya bang 0137 a Subjek Iya…

93

Universitas Sumatera Utara

Wawancara 1 Responden 2 (15 Mei 2017) (10.15 WIB) / W1-150517-S1 No Baris Hasil Keterangan 0001 a Responden Siapa namanya kek? 0002 a Peneliti Dedy, kek 0003 a Responden Ha.. Dedy. b Terus apalagi kek yang mau ditanya? Uda difotokopiannya kan? 0004 a Peneliti Ada kek. Ini disini ditulis tanggal 17, pas ini kek? 0005 a Responden Pas itu. 0006 a Peneliti Kakek pergi dari Belawan ini kan? n 0007 a Responden Iya, dari Belawan, dari Mukhlisin. Terus kami ke asrama haji. Abis dari Perjalanan ibadah b asrama haji, nginap kakek satu malam. Terus sore ke kualanamu, haa.. kan c ada disitu kan? 0008 a Peneliti Ada kek. Terus sampe sana, langsung Madina ya kek? 0009 a Responden Iya lah, Madina lah. Dari Kualanamu langsung ke Madinah. Dengan Perjalanan ibadah b catatan itu, kakek kloter sembilan penumpangnya tiga sembilan tiga (393) c orang, didalam pesawat itu. 0010 a Peneliti Satu pesawat itu orang Medan semua? 0011 a |Responden Campurlah kek, bukan orang Medan aja. Ada dari .. dari apa.. mck.. b campur-campurlah kek. Bukan orang sini aja. 0012 a Peneliti Sampe sana? Sampe Madina? 0013 a Responden Sampe Madinah jam .. pagi jugak. Kan delapan jam kan kesana itu. Dari Perjalanan ibadah

94

Universitas Sumatera Utara b sini malam, sampe sana jam 4 pagi. Subuh. Jadi sampe sana solat solat, c mmm arbain 0014 a Peneliti Solat arbain? Solat arbain itu harus 40 kali ya kek? 0015 a Responden Iya.. berarti delapan, delapan hari kakek di Madinah kali 5 waktu ya kan. Perjalanan ibadah b Itu gak boleh ditinggal-tinggal itu. Dari subuh ke subuh lagi sampe c delapan hari. Hari senin berangkat, itu lah ke bir ali, ngambil miqot. Disitu d ngambil niat. Habis itu bar uke Mekah. Itulah sebelum ke Mekah, singgah e dulu ke bir ali, ambil niat. Haaa abis itu barulah tawaf.. Haaa itu, pakaian f gak boleh ditanggal 0016 a Peneliti Pas pertama kali kakek di Madinah, perasaan kakek gimana ya? 0017 a Responden Yaa namanya udah sampe situ ya sujud syukur lah kakek. Yaa sujud Rasa bersyukur yang b syukurnya itulah tadi. Doa sujud syukur kan ada mendalam 0018 a Peneliti Senang lah ya kek? 0019 a Responden Senang laa gembira kali laa. Sampe neteskan air mata kakek disitu Rasa bersyukur 0020 a Peneliti Ooo sampe netes air mata? 0021 a Responden Iyalaa, sujud syukur ya kan. Mmm sampe awak di Madinah ya kan, sujud b syukur lah awak ya kan. 0022 a Peneliti Kalo ada kesempatan lagi, kakek mau lagi kesana? 0023 a Responden Yaa mudah-mudahan lah. Ini pun mau umrah lagi ini. Kalo ada duit 0024 a Peneliti Hahaha belum daftar? 0025 a Responden Belum daftar lah 0026 a Peneliti Kalo gak salah, sekarang.. ooh kakek sebelumnya belum pernah umrah ya b kek? 0027 a Responden Enggak. Langsung haji terus langsung 0028 a Peneliti Kemaren awak umrah kek, di Desember. Terus katanya kalo misalkan b mau umrah lagi, harus nunggu lima tahun lagi katanya kek gitu. Karna c udah pernah umrah sekali. 0029 a Responden Yaa alhamdulillah. Umrah sama berhaji pun sama aja. Manusianya Daya tarik Tanah Haram

95

Universitas Sumatera Utara b banyak kali sekarang ya kan. Daya tarik Mekah itu lain, ya kan. Maaf untuk kembali kesana c cakap la ya kan. Seratus juta pun mau orang ke sana ya kan? Mau orang d itu berangkat, demi ini tadi tadi. Rugi itu tak ada istilah rugi kalo udah e dipanggil kesana. Pulang pun kita, maaf cakap lah ya kan, rezekinya f bertambah. Gak ada istilahnya hidup susah awak pulang dari sana. 0030 a Peneliti Awak pas pertama kali… 0031 a Responden Sama siapa umrah? 0032 a Peneliti Sendiri awak kek. 0033 a Responden Biaya orang tua lah ya? 0034 a Peneliti Karna inilah. 0035 a Responden Survey survey lah yaa 0036 a Peneliti Enggak survey sebenarnya. Jadinya kemaren itu awak kan disuruh mamak b awak. Mau buat penelitian tentang haji kan. Yaudah coba lah sana, biar c tau lah cemanaa, di Madinah cemana. Yaudah, diberangkatkan mamak d awak kan. Sendiri awak situ. Yaaudah terakhirnya, ini lah yang jadi e penelitian awak. Hajinya. 0037 a Responden Mama udah haji juga? 0038 a Peneliti Udah kek, mamak awak di dua ribu tiga belas. Terus, apa itu namanya.. b paklek awak jugak pengurus Mukhlisin, kek. 0039 a Responden Namanya siapa? 0040 a Peneliti Sutiono. 0041 a Responden Ooh Sutiono, iyalaah anak Pak Wage. 0042 a Peneliti Haa iyaa. Bapak awak anak Pak Wage. Sutarman. Kenal gak kakek? 0043 a Responden Adeknya Sutiono? 0044 a Peneliti Enggak. Bapak awak, abangnya Sutiono. 0045 a Responden Oooh, abangnya lagi ya? 0046 a Peneliti Iyaa, abangnya. 0047 a Responden Jadi manggil si Sutiono, paklek lah ya?

96

Universitas Sumatera Utara 0048 a Peneliti Iya kek 0049 a Responden Mmm jadi papa mu lah yang paling tua ya? 0050 a Peneliti Papa iyaa. Dia anak kedua, kek. Yaa itulaah. Makanya, awak bilang b penelitian tentang haji, yaudah la cobak lah sana biar tau, katanya. 0051 a Responden Kenapa gak langsung sama paklek, si Sutiono? Dia kan banyak ilmunya itu. 0052 a Peneliti Tapi, dia udah lama kek hajinya, kek. Awak disuruh dosen awak tahun b dua ribu enam belas. Yang baru lah, jadinya kan lebih fresh dia. c Keliatannya masih fresh. Kalo di Madinah, kayak pengalaman- d pengalaman yang gak bisa dibilang, kayak mana kek? 0053 a Responden Madinah.. Haa, pertama itu kan kita ke makam Rasul, yakan. Terus, Perjalanan ibadah di b apalah.. abis itu kan disitukan berdoakan, berdoa itu ga boleh menghadap Madinah c kesana (seolah-olah menunjuk kea rah makam rasul). Kalau kita d menghadap kesana, ga dikasih sama orang itu (satpam yang menjaga e makam rasul). Haram katanya, “haram-haram”. Dah tu, ke Raudah. Tau f kan Raudah? Disitu kakek abis ke makam Rasul ya ke Raudah. Pertama g kan tawaf, tawaf itu di Mekkah kan? Di Madinah kan ada Makam Nabi h Muhammad. Nabi Ibrahim disitu? 0054 a Peneliti Nabi Ibrahim di Mekkah, kek. 0055 a Subjek Ha, abis dari Makam Nabi, ke kuburan-kuburan itu lah kakek, sahabat- b sahabat nabi, itupun di jaga polisi itu, berdoa-berdoalah kakek. Karna c manusia banyak disitu yakan, ganti-gantian lah. Gerak teros. Pas waktu d mau ke Mekkah, bersiap-siaplah kakek, sebenernya pakaian kita itu ga e bisa dilepas dulu, tawaf dulu kita. Abis tawaf, sai, tujuh kali. Masalah f bacaan-bacaannya, ada disitu yakan. Abi situ tahalul. Abis itu baru bisa g pakaian bebas. Yaudalah. Abis itu nunggu azan. Kalau udah waktunya h sholat, ya sholat. Kalau subuh, kakek jam tiga pagi, yakan. Pagi i berangkat. Itu lah. Tapi dengan catatan disitu, kacu kita itu jangan kita

97

Universitas Sumatera Utara j tinggal-tinggal. Jadi, dari kacu itu lah kita kenal kawan-kawan yakan. Itu k si polan itu si polan. Jadi kalaupun hilang, kalau ada kacu, nampak dia l yang jelas, yakan. Haa.. itu mukhlisin, ini mukhlisin. 0056 a Peneliti Dari masjid ke hotel, jauh kek? 0057 a Subjek Jauh lah kakek. Adalah satu kilo. Dari ini ke pasar empat, ada itu satu kilo? 0058 a Peneliti Ada kek. 0059 a Subjek Ha, itu jalannya mendaki itu. Dari hotel itu, mendaki. 0060 a Peneliti Tapi kalau satu kilo, masih mantap lah kek. Mamak awak katanya tiga kilo. 0061 a Subjek Tapi disana dia mungkin naik bus, makanya enak 0062 a Peneliti Jalan dia kek. Hahaha 0063 a Subjek Wah, mantap kali lah.. 0064 a Peneliti Jadinya, dia itu pulang Cuma zuhur sama isya aja. Jadi pergi jam sepuluh, b jam satu balik, jam tiga lagi pergi, sampe isya, katanya gitu kek. 0065 a Subjek Ha, udah malam pulang lah yakan. Kakek pun gitu juga. 0066 a Peneliti Kecapean dia katanya kek. 0067 a Subjek Oo, mana ada istilah capek. Namanya ibadah. Capek lah ibadah. Tapi ada Tidak ada lelah untuk b santainya disitulah tadi. Taulah orang-orang disana, wahh.. Berlomba- beribadah c lomba orang beribadah ke masjid. Kalau batuk-batuk aja lah baru di d Mesjid. Disana, empat enam sekian derajat, suhunya panas kali di e Madinah. Tapi kalau di Mekkah, agak kuranglah. Empat dua lah, empat f dua. Empat dua sampai tiga delapan lah. Ga kayak di Madinah. Kalau g disana wah.. panas kali. 0068 a Peneliti Awak yang dingin malah di Madinah kek. Wah, dingin kali kek. Karna b awak kan pergi di Desember kek, pas musim dingin. Jadi, malam pun c pake jaket. Siang pun juga. 0069 a Subjek Wah.. karna panas itu, air zam zam itu diletak ke handuk, cepat kali

98

Universitas Sumatera Utara b keringnya. 0070 a Peneliti Wah, iyalah. Panasnya empat enam yakan kek. 0071 a Subjek Waktu keluar dari hotel itu, langsung tersengat itu. Cusss.. sangking b panasnya. 0072 a Peneliti Perasaan pertama kali liat Ka’bah kek? 0073 a Subjek Wah, terharu kali lah. Meneteskan air mata lah kakek. Di doa-doakan, Meneteskan air mata b terutama keluarga, yakan. Minta untuk keluarga-keluarga yang disana karena terharu c yakan. Bukan main-main kita meneteskan air mata itu. Memang keluar dia d sendirinya. Terharu lah kakek. Si nenek pun gitu juga, terharu dia. Itulah, e sama-sama bedoalah kita, doakan untuk keluarga awak dulu, tetangga- f tetangga, mudah-mudahan sama-sama berangkat. Pokoknya doa awak g yakan. Anak-anak kita yang sakit biar cepat sembuh. Hmm.. (berhenti h agak lama) 0074 a Peneliti Waktu tawaf? 0075 a Subjek Kalau tawaf kan keliling-keliling, yakan? 0076 a Peneliti Ada perasaan kayak mana gitu kek? 0077 a Subjek Terharulah kita waktu tawaf. Kakek disitu sama-sama orang besar-besar. b (memperagakan dengan tangannya, membuka lebar kedua tangan seperti c membentuk seseorang dengan badan yang besar) 0078 a Peneliti Megang kek? 0079 a Subjek Kalo megang, ya megang. Kalo kakek bolak-balek, kalo si nenek cuma Pengalaman tak terduga, b sekali aja. Macam ada ya… macam ada yang dorong kakek lah disitu, seseorang mendorong c kosong orang disitu. Makanya kakek bisa megang. Pas keluar itu pun enak dari belakang namun tak d juga, kayak gini aja tangan kakek (tangan diapit seperti merangkul diri terlihat e sendiri) sambil bilang “Allah, Allah, Allah” baru bisa. Baru tu, makin f sadis lagi dia (maksudnya makin rame), untung ada.. kayak macam ada.. g yang ngapai kakek, ngebantu kita yakan. Pokoknya ga sempat terhimpit- h himpitlah. Kalo pas lempar jumrah, wahh.. tersikut-sikut kakek, dah mau

99

Universitas Sumatera Utara i mati kakek. Delapan sembilan sepuluh itu, wah lebih parah lagi itu. j Desak-desakan, geresak serusuk, pabb pub (seperti memperlihatkan k situasi yang ada disana), tapi itu ga sabar, yakan. Kakek disitu ya “Ya l Allah, Ya Allah, Ya Allah, Ya Allah” bagaiamana-pun disikut orang itu, m ga terasa kakek. Ga ada rasa sakit itu, ga ada. Orang bule bule itu, orang- n orang keleng itu yakan kayak pab pub pap (memperagakan tangannya o seperti menyikut seseorang), orang itu mau cepat. Kalau kakek kan p lambat. 0080 a Peneliti Kayak ada yang bantu gitu ya kek? 0081 a Subjek Ha, iya, kayak ada yang bantu yakan. “Bismillah Ya Allahuakbar” 0082 a Peneliti Kakek sama nenek kemana-mana bedua aja? 0083 a Subjek Kadang-kadang kakek kalo sakit ya sama nenek, kadang kakek batuk Sakit b batuk yakan, bhak bhuk bhak (memperagakan seperti orang batuk). c Sembilan puluh sembilan persen yakan.. di kloter sembilan itu, batuk d semuanya. Iya.. di kloter sembilan itu. 0084 a Peneliti Kalau gitu kakek ada sama ini kek.. sama.. bang Boy? Ada ga sama dia? b Kalo ga salah, dia kloter sembilan. Dia dipanggil Boy 0085 a Subjek Boy? Nama aslinya siapa? 0086 a Peneliti Waduh, lupa pulak awa tulis namanya kek. Kalau ga salah, dia kloter b sembilan juga. 0087 a Subjek Orang Belawan dia? 0088 a Peneliti Katanya dulu dia orang Belawan lama, kalau sekarang dia di Komplek b Bank, eh, disamping Komplek Bank itu, di Titipapan itu. Ha.. Taman c Citra, Taman Citra. 0089 a Subjek Ooo.. kloter sembilan dia katanya? 0090 a Peneliti Katanya.. awak pun lupa dia kloter berapa 0091 a Subjek Dari mana dia? Mukhlisin? Mukhlisin juga dia? 0092 a Peneliti Iya, dari Mukhlisin juga dia kek. Kalo ga salah awak dia kloter sembilan.

100

Universitas Sumatera Utara 0093 a Subjek Kalo Mukhlisin kloter sembilan, kenal lah kakek. Panggilannya si Boy si b Boy aja? 0094 a Peneliti Iya, si Boy aja kek. 0095 a Subjek Sama istrinya aja dia berangkat? 0096 a Peneliti Iya kek, ehhh.. sama menantunya juga… kalo ga salah awak ya kek… b c Waktu Wukuf kek? Wukuf itu cuma duduk aja kek? 0097 a Subjek Iya, di Arafah. Kalau disitu ya.. duduk, bedoa-bedoa aja lah. Wooo.. kalo b itu tengah malam kakek itu. Angin kencang kali itu. 0098 a Peneliti Tapi itu ga panas kan kek? 0099 a Subjek Woo.. malam ga panas. 0100 a Peneliti Apalagi yang kakek kerjakan kek waktu wukuf kek? 0101 a Subjek Itulah, bedoa-bedoa aja yekan… 0102 a Peneliti Dia.. wukuf di Arafah dulu atau Di Musdalifah dulu kek? 0103 a Subjek Di Arafah dulu baru Musdalifah. Haa.. disitu lah, namanya.. ibaratnya.. b ketua kloter itu, kasih pengarahan disitu yakan. Abis situ barulah kita c berhaji yakan. Baru dapat haji nya disitu. 0104 a Peneliti Ooo.. jadinya yang jadi patokan haji itu, kita udah haji atau nggak itu di b Musdalifah gitu kek? 0105 a Subjek Iya..di Musdalifah. Baru dibilang udah berhaji dia.. sama ketua kloter tadi.. 0106 a Peneliti Abis itu ga ada lagi ibadahnya kek? 0107 a Subjek Ga ada. Paling nanti kan ba’da lah, ba’da haji, kan empat puluh hari kita b disana yakan. 0108 a Peneliti Pas empat puluh hari? 0109 a Subjek Iya. Gitulah. Kalau hotel, hotel itu cuma sembilan hari dia. Itulah, sholat- b sholat itu. Sholat-sholat sendiri. Abis itu ya.. menunggu kepulangan. 0110 a Peneliti Ooo.. nunggu kepulangan itu sembilan hari kek?

101

Universitas Sumatera Utara 0111 a Subjek Iya, sembilan hari. 0112 a Peneliti Ga ada ngapa-ngapai kek? 0113 a Subjek Kalau ba’da ini, tawaf lagi.. tawaf wada’, tawaf perpisahan tadi.. ha… b udah tu kita keluar lah, meninggalkan Mekkah. 0114 a Peneliti Menangis lah kek? Meraung-raung? 0115 a Subjek Bukan nangis lagi.. ga meraung-raung juga lah. Sambil di pesawat.. di Menangis karena b bandara itu.. nangis.. aja.. nangis itu yaa.. berarti banyak lah dosanya itu meninggalkan Ka’bah c yakan.. hehe.. kalau kakek ya gitu lah, banyak dosanya yakan. Nangis d karna ninggalkan Ka’bah.. wah.. terharu lah semua. Siapa yang ga terharu e yakan? Menetes.. air mata itu. Kapan lah bisa berangkat kemari lagi. f Kakek kalau misalnya bisa berangkat tiga tahun lagi, rencana kakek mau g berangkat lagi ini. Karna nunggu lima belas sampe sepuluh tahun ini yakan.. hehehe.. 0116 a Peneliti Kalau tiga tahun, haji plus lah kek. 0117 a Subjek Eh, bisa jugak. Berangkat cuma sekali-sekali aja, ga bisa dua tiga kali. b Kalau uda dua kali ga bisa lagi udah. Kalo dulu bisa lah yakan, dua tiga c kali pun bisa. Sekarang udah ada daftar tunggu. Untuk daftar tunggu aja d dua juta. 0118 a Peneliti Itu yang haji regular kek atau cemana? 0119 a Subjek Iya, haji regular. Kalau haji plus ga bisa dua tiga kali dia. Kalau ini, b istilahnya subsidi pemerintah, cuma sekali aja yang bisa. Di blacklist. c Haa.. ini udah berangkat sekali, langsung cabut, out. Udah ga bisa lagi. d Kalau umroh,, haa.. bisa berkali-kali. Kalau haji ini, daftar tunggunya aja e dua juta. Adek kakek aja taun kemarin daftar dua ribu dua belas, tahun f dua ribu dua puluh dua nanti baru berangkat. 0120 a Peneliti Sepuluh tahun kek? 0121 a Subjek Sepuluh tahun daftar tunggunya. 0122 a Peneliti Kakek daftar kapan kek?

102

Universitas Sumatera Utara 0123 a Subjek Dua ribu.. sepuluh.. berangkatnya tahun dua ribu enam belas. Cuma enam b tahun. Itu ga kayak sekarang ini, ga banyak kali. c (Hening).. 0124 a Peneliti Ada perubahan ga kek sebelum kakek berhaji sama setelah kakek berhaji? 0125 a Subjek Uda banyak kali pun perubahan-perubahan. Kalau dulu kan jarang Perubahan yang lebih b awak ke masjid awak kan, solat cuma di rumah aja. Kalau sekarang baik setelah berhaji c jarang di rumah aja lah kakek. Pulang darisana, jamaah aja lah kakek. Dulu sering sholat di d Hujan petir pun awak ke masjid, yakan. Malu lah kakek yakan, pulang rumah, sekarang di e berhaji yakan. Banyakkan di rumah pulaknya, padahal masjid dekat. mesjid f Sekarang ini udah haji awak, awak jaga lah haji ini yakan. 0126 a Peneliti Haa.. jaga haji yang susah ya kek? 0127 a Subjek Iya, harus dijaga lah. Kalo nggak, “woy haji” kata orang yakan. “masjid Menjaga haji yang sulit b dekat, kok masih disini?” bohong juga yakan? Sama aja bohong. Ini map c cakap yakan, kede ini kakek tinggalkan aja kalau uda adzan. Tah siapa- d siapalah yang jaga ini. orang masjid dekat pulaknya yakan. 0128 a Peneliti Yang jaga kede kakek sama nenek ya kek? 0129 a Subjek Iya, haa, sebab ada panggilan tadi itu yakan. Karna haji tadi, udah kakek Panggilan untuk b tinggalkan aja lah ini. Kan sebelum haji dulu, yaa.. besiap-siap lagi.. kalo melakukan ibadah lebih c ini, udah lah. Udah dipanggil di masjid yakan. Laki-laki yakan, dekat baik setelah berhaji d masjid. Ini maaf cakap lah yakan, macam dipanggil gitu, kayak kena e panggil aja gitu, ada gerakan itu, macam ada yang nyepak gitu, masjid ko f masjid ko. 0130 a Peneliti Hahah.. itu lah panggilan itu ya kek? 0131 a Subjek Iya.. haha.. pas tidur pun juga, ada gerakan itu, “masjid ko masjid ko b masjid ko”. Itu lah seruan itu, panggilan tadi itu. 0132 a Peneliti Hmm.. (hening) Kalau itu kek, yang awak cari tadi, kayak pengalaman ga b bisa dijelasin itu kek. Kalau awak dulu kemarin itu gini, misalkan awak c waktu itu mau ini kek.. mau cium hajratul aswat, tau lah yakan kek orang

103

Universitas Sumatera Utara d besar-besar itu. Disitu cuma awak orang Indonesia sendiri. Jadi, awak e berdoa aja lah “Ya Allah semoga diperlapang jalanku, Ga sampe awak f satu menit, kayak uda kebuka, uda masuk kepala awak disitu kek.” 0133 a Subjek Haa.. disorongkan malaikat lah itu. 0134 a Peneliti Hahaha, mungkin lah kek. Tiba-tiba kayak disorongkan. Ya ampun, ga b percaya gitu lah kek. Kakek ada ga pengalaman-pengalaman yang kayak c gitu maksudnya kek? 0135 a Subjek Kalau saya megang aja, nyiumnya yang ga bisa. Bukan ga bisa, kalaupun b dipaksakan sebenernya bisa juga yakan. Ada kawan saya kan, dia c berlindung di orang besar itu dia. Ngekor-ngekor aja. Kalau saya tau, saya d ikut juga kayak gitu, kakek. Kalau kayak gitu ya.. tau sendiri lah yakan. e Umroh aja manusianya segitu apalagi berhaji. Padahal kakek, jam dua jam f dua pagi kakek tebangun. Cuma ga dapat juga, nyium. Megangnya aja lah. g Kakek kalau tawaf, tawaf juga, megangnya ini nya.. nyiumnya ga bisa. h Kalo kau uda dapat, Alhamdulillah kali lah. Kalau uda nyium itu, rasanya i udah macam apa yakan, wanginya itu ya.. itunya.. apalagi kalau awak j bisa, awak minta lah disitu, apa mau awak, yakan. 0136 a Peneliti Kalau di hijril ismail sempat sholat disitu kek? 0137 a Subjek Sempat kalau disitu. Kalau itu lagi.. woooo main-main sikut juga lagi. Bersempit-sempitan b maaf cakap lah yakan, ini kepala, orang lewat wuuss (memperagakan c kepalanya seperti disikut-sikut orang). Ga bisa lama kita disitu, banyak d orang-orang besar disitu. Kalau maqam Ibrahim kan cuma lewat-lewat aja yakan. 0138 a Peneliti Awak disitu dapat delapan rakaat lah kek. 0139 a Subjek Alhamdulillah kali lah. Itu kan macam, macam… uda siap, gantian, uda b siap, gantian, yakan, tapi harus cepat, dipagar-pagar yakan? 0140 a Peneliti Kalau awak ga ada dipagar-pagar kek. Awak pigi sendiri, ga ada kawan. b Udah lah, mau kayak manapun, paksa aja. Akhirnya dapat juga.

104

Universitas Sumatera Utara 0141 a Subjek Alhamdulillah kali lah yakan. 0142 a Peneliti Minta bantuan-bantuan lah sama orang-orang situ, yakan. Pake bahasa b isyarat awak disana. 0143 a Subjek Sholat sunnah lah yakan. Sholat sunnah dibanyakin. Kalau uda dapat b delapan rakaat, aduu.. uda banyak itu. Awak, uda di tahyat akhir pun, uda c dijejel-jejelin, sangking banyaknya manusia itu yakan, bukan awak aja d yang mau disitu. Awak mau ibadah orang lain pun mau ibadah yakan, e walaupun cuma dua rakaat yakan? Namanya juga ibadah 0144 a Peneliti Awak kemarin itu jam-jam sebelas jam dua belas lah kek. Jadi, siap ke b hijril ismail awak, langsung itu.. langsung cium hajratul aswat. Satu hari itu aja. 0145 a Subjek Itu kan terbatas yakan. Berapa hari umroh? Dua belas hari atau?? 0146 a Peneliti Awak sembilan hari, kek. 0147 A Subjek Wah, cepat ya. 0148 a Peneliti Awak kan sendiri kan kek, gitu selesai cium, awak telpon mamak awak, b “ini, udah dapet hajratul aswat” “hah, sendiri?” katanya kayak gitu. Iya c iya. Udah, jangan lagi jangan lagi, katanya gitu. Dianya yang ketakutan d awaknya kalau bisa megang, megang lagi. 0149 a Subjek Haa, itu iya betol. Kalau ga kegencet aja uda alhamdulillah kali. Uda b dapat aja uda Alhamdulillah kali kok. 0150 a Peneliti Kalau uda cerita kayak gini, rasanya rindu aja yakan kek? 0151 a Subjek Iya lah. Bukan rindu lagi yakan, uda pengen kali aja pun. Itulah yakan, Kerinduan untuk bertemu b hati nurani tadi, kalau kita apa-apa, macam mana kali yakan. Daya tarik Tanah Haram c itu yakan, kalau bisa awak kesana lagi, padahal awak orang-orang jahat, d pemabuk, peminum, itulah namanya juga pegawai yakan. Orang lain aja e ga sangka awak bisa kesana. Namanya juga uda kepanggil yakan. 0152 a Peneliti Yang paling berkesan kek, dari kesemuanya ibadah itu? Yang mana kek? b Waktu di tawaf kah, atau waktu di Madinah kah..

105

Universitas Sumatera Utara 0153 a Subjek Kalau di Madinah, cuma itu ajanya ya kan, sholat arba’in yang empat b puluh rakaat itu ajanya yang dikerjakan yakan. Kalau di Mekkah kan c banyak yakan. Yang dikelilingi itu. Kalau sama kawan ini, jaga-jaga d mulut awak, seloro-seloro sama kawan itu yang susah, yakan. Ngoceh e sana ngoceh sini, kalau bisa ya pegang aja tasbih. Kalau kita pegang f tasbih, ga berani lagi orang ngoceh-ngoceh, yakan. Karna kita itu uda Mendekatkan diri dengan g dekat sama illahi tadi, uda dekat sama Allah tadi. Waktu itu pun, kakek Allah melalui dzikir h dzikir aja. Pake tasbih kecil. Itu aja lah kakek. Fokus kesana aja. Namanya i juga awak uda di rumah Dia yakan. Kapan lagi kita kesini yakan. 0154 a Peneliti Jadi cara kakek biar fokus… 0155 a Subjek Haa.. iya, pegang tasbih aja lah. Biar ga ngomong-ngomong yakan. Mendekatkan diri dengan b Kadang kawan satu kamar ini banyak yakan. Seloro-seloro, tapi kalau uda Allah melalui dzikir c pegang ini, yakan. Uda tau lah kawan itu. Walauapun awak dengar juga, d tapi karna uda pegang tasbih tadi, uda dekat sama Dia. Orang itu kadang e mancing-mancing juga yakan, tapi kakek diam ajalah disitu. Kakek kalau f makan diluar, kalau orang itu kadang ga mau. Karna batuk-batuk itu g yakan. Kalo kakek, kakek santap aja, mau daging apapun itu. Daging unta h kek, daging apa kek, kakek tekan aja terus disitu. Batuk-batuk terus, i delapan hari kakek di rumah sakit begitu pulang. Disana baek disini sakit. j Hahaha. Yang jelas, kek, kalau udah dzikir aja kita, dekatlah Allah sama k kita. Intinya jaga aja mulut ini 0156 a Peneliti Karna .. 0157 a Subjek Karna suhu, karna hawa itu.. disini kan ada hujan, disana mana ada hujan. 0158 a Peneliti Makanan disana yang enakkan di Madinah kan kek? 0159 a Subjek Makan, makanan sama ajanya itu. Orang itu pake nasi kita disini nya.. 0160 a Peneliti Awak yang ga enak makan itu di Mekkah kek. Karna kayak nasi di b Indonesia, kalau di Madinah nasi panjang-panjang itu kek. Kayak nasi c briyani.

106

Universitas Sumatera Utara 0161 a Subjek Nasi samin itu namanya. Kalau kakek, kakek bawa aja itu. Orang-orang b itu kadang sedekah yakan, kakek ambilin aja, abis juga. Dagingnya pun c segini-segini (menggenggam tangannya seolah-olah adalah daging besar). d Mau daging apa kek, unta kek. Abis semua. Kalau orang-orang itu, nasi, e dilewatinya aja. Buah-buahan pun kakek makanin, jambu-jambu itu, f pisang, semua abis kakek makanin. g Ada yang selera makan, ada juga yang ga selera makan. Itu lah tadi ga h selera makan karna batuk-batuk tadi. Demam orang itu. Hmm.. terus itu i tadi, kayak yang saya bilang tadi, sembilan puluh sembilan persen, batuk j semuanya itu. Yang tiga sembilan tiga orang tadi itu, itu batuk semua itu, 0162 a Peneliti Di pesawat batuk-batuk semua lah kek? 0163 a Subjek oo.. nggak. Waktu di Madinah, waktu di Mekkah. Sama aja itu Sakit b penyakitnya. Asal nanti mau berobat, kan dokter ada tu, stand by dua c puluh empat jam itu. Keluhannya apa? batuk. Semua orang batuk disitu d semua. e Tapi ini, insya allah, kau kalau bisa selesai kuliah nanti, berhaji, berhaji lah terus. Karna wajib itu. Kalau berhaji wajib. 0164 a Peneliti Dibilang mamak awak juga, kalau uda ada duit nanti, langsung daftar aja. 0165 a Subjek Nah, itu. Biarpun sepuluh, lima belas tahun, kalau uda daftar haji, uda b enak awak. Mau matipun kita, uda bisa dibilang haji karna uda ada niat c itu. Biarpun awak nunggu dua puluh tahun, meninggal awak di umur d sepuluh tahun itu, sebelum keberangkatan awak, uda berhaji itu. Uda niat. e Uda niat untuk berhaji awak itu yakan. f Inilah, maaf cakap. Haji plus, apa plusnya? Sampe ratusan juta, aduh.. g sayangnya. Bagus nunggu aja lah yakan? Mau sepuluh tahun, mau sebelas h tahun, tunggu ajalah. Uda lepas rukun tadi itu yakan. Kalau umroh ni, ya i maaf cakap, ya haji kecil juga ini umroh ini. Tapi itu kan ga diwajibkan, j yang diwajibkan itu haji.

107

Universitas Sumatera Utara k Kau tuliskan dulu nomor hape kau disitu, jadi biar bisa komunikasi sama l kakek, nanti. Kalau ada nomor hape, bisa kita komunikasi. Kau darimana, m rumahmu dimana… 0166 a Peneliti Rumah awak disini kek, di pasar satu rel. 0167 a Subjek Kok bisa jumpa sama si apa itu? (menunjuk seseorang yang b menghubungkan antara peneliti dengan subjek). 0168 a Peneliti oo.. karna istrinya itu kawannya mamak awak. 0169 a Subjek Ooo.. ya iya.. 0170 a Peneliti Jadi, awak minta cariin sama mamak awak, haji yang dua ribu enambelas. b Terus, dibilanglah kesini. Soalnya udah.. dari kapan ya kek.. uda dua kali c lah. Lima pertama awak minta nomor hapenya, ga ada yang balasin, awak d telfon takut pulak kek. Takut terganggu. Mau jumpai ke rumahnya e langsung gak tau rumahnya dimana. Baru satu lah itu, bang Boy. Kalau ga f salah kloter sembilan tah kloter berapa itu kek. Awak disuruh dosen awak g lima sampe sepuluh. 0171 a Subjek Untuk haji duaribu? 0172 a Peneliti Haji duaribu enambelas kek. Wawancaranya cuma kayak gini ajanya kek. b Ngobrol-ngobrol aja. 0173 a Subjek Kalau kau uda pernah, jadi udah tau cemana yakah. Ha.. jadi tinggal.. b cemana.. tinggal pengalaman kakek ajalah yang duaribuenambelas ini c yakan. Kau kan udah tau Madinah cemana, yakan. 0174 a Peneliti Kalau itukan kek lebih kayak pribadi kita kan cemana. Kalau awakkan b kayak gini, kalau kakek kayak mana. 0175 a Subjek Kalau kau udah enak kali lah udah cium itu (maksudnya adalah mencium b Hajratul Aswat). Kalau kakek.. maaf cakaplah.. (terdiam sejenak), badan c orang besar-besar, payah lah awak megang. Gitu ramenya manusia, d susahlah. 0176 a Peneliti Wah, disana mana ada peduli yakan kek. Mau cewek, mau yang tua, yang

108

Universitas Sumatera Utara a jelas dia harus dapatlah. Orang-orang besar itu kadang kek.. 0177 a Subjek Ia.. itulah. Berdoa ajalah kakek. 0178 a Peneliti Teruskan kek, awak pernah kena pentung itu waktu di Madinah. Awak b lagi baca Qur’an, petugasnya mau ngepel. Disuru minggir, bukannya c pelan-pelan, malah dipentungnya awak. 0179 a Subjek Kayak gitulah orang itu, cara halus ga bisa, pake cara kasarlah jadinya. b Pas dekat-dekat Ka’bah, itu lagi. orang kan mau tawaf, orang itu mau c dekat Ka’bah. Kasar-kasarlah pokoknya. 0180 a Peneliti Sama nenek, kakek disana baik-baik aja? Ga ada berantam-berantam kek? 0181 a Subjek Wohh.. maaf cakaplah. Kakek disini yakan.. nenek ini kan dimadu yakan, Sabar ketika berada b jadi kakek ngalah ajalah. Apapun dibilangnya, kakek ngalah ajalah. Ga disana c ada cekcoknya. Mau dimarahinnya, kakek diam aja. Mau dia yang salah d pun, awak diam aja. Nanti awak juga yang salah yakan. Makanya itu. e Kalau orang-orang itu adalah berantam-berantam, kalo kakek jaranglah. f Kalau dulu, iyalah yakan. Kalau nenek sakit yakan, ya kakek kasih obat. g Uda niat kakek disini. Apapun yang terjadi, harus sabar lah yang. Pas h makan pun lagi, ya sabar-sabar aja. Walaupun kakek dari kampung, semua i makanan di makan aja yakan. 0182 a Peneliti Umur kakek berapa kek? 0183 a Subjek Enam tiga sekarang, waktu pergi kemaren enam dua. 0184 a Peneliti Umur nenek? 0185 a Subjek Nenek lima sembilan. Beda empat tahun kakek sama nenek ini. 0186 a Peneliti Kalau nenek cemana kek sebelum haji? 0187 a Subjek Kalau nenek guru ngaji dia dulu. 0188 a Peneliti Guru ngaji? 0189 a Subjek Iya, guru ngaji. Jadi ya gitulah. Uda tau-tau dia kayak gini. 0190 a Peneliti Kakek kerja dimana? 0191 a Subjek Uda pensiun lah. Dulu kerja di perum, pelindo. Di Pelabuhan dulu.

109

Universitas Sumatera Utara b Kakekmu kan dulu sama sama kakek, di perum pelindo. 0192 a Peneliti Ooo 0193 a Subjek Kakek Alhamdulillah kali lah uda dapat empat puluh hari awak disana. b Kalau kau nanti uda berumah tangga, dah lah uda enak kali lah. Macam c ada daya tariknya gitu, daya tariknya itu. Kok bisa lah. Itulah tadi, mikiran Daya tarik yang tinggi d dosa tadi. Istigfar aja istigfar aja, minta ampun. Mohon ampun sama dosa ketika berada di Tanah e awak. Tasbih pegang terus. Apa yang awak makan disini semoga enak Haram f juga disana ya Allah. Enak pulak ternyata yakan. Sama jadinya. Padahal g awalnya ga selera makan kakek. Asal minta apa-apa aja kakek nangis, asal h minta apa-apa aja kakek nangis. Cuma ingat Allah aja. Apalagi waktu Doa dan menangis i minta semua keluarga awak haji. keluarga kita, orang nenek, semuanya.. j itulah kita doakan. Di masjidil haram, di Madinah, di Raudah, kakek doakan semua. 0194 a Peneliti Kakek dapat di Raudah? 0195 a Subjek Ha? 0196 a Peneliti Di Raudah gak desak-desakan kakek? 0197 a Subjek Kalau di Raudah gak lah. 0198 a Peneliti Kalau awak di Raudah desak-desakan kek. Sama kayak di.. itulah.. kayak b mau ngambil .. 0199 a Subjek Taman surga itu kan? 0200 a Peneliti Haa. Iya kek. 0201 a Subjek Kan ada disuru ngantri itu, sepuluh menit ntah berapa. 0202 a Peneliti Ooo.. kalau awak enggak kek. Pertama awak desak-desakan, terus yang b kedua, awak datang itu siap-siap dhuha kalo gak salah, duha lah awak c kesana. Itu pake limit, yang pertama itu aja yang ga ada pake limit. Ada d celah sikit aja, bediri aja lah kita. Ya desak-desakan juga. Kalau kakek gak e desak-desakan ya? 0203 a Subjek Sebetulnya desak-desakan juga, tapi karna dikasih waktu sama polisinya

110

Universitas Sumatera Utara b itu, sepuluh menit sepuluh menit yakan. Ya kita nunggu sepuluh menit c lah, udah sepuluh menit masuk, udah sepuluh menit masuk. Gitu.. ya d desak-desakannlah. Namanya juga taman surga yakan. Di jabbal rahmah e lagi, orang-orang itu. Nenek sampe ke atas dia. Kakek ga bisa, ditengah f aja kakek. Orang sampe keatas sana. Alhamdulillah kali lah. g Makan juga, biasa kakek kalo makan daging, bisa kumat asam urat kakek, h kalau disana nggak. 0204 a Peneliti Nanti ikan yang kakek makan, kek? 0205 a Subjek Daging lah, itu.. 0206 a Peneliti Daging disana daging unta kek? Heheh 0207 a Subjek Tak tau lah, asal makan aja. (sambil tertawa). Makan aja, disorongkan aja. b Orang nasi kotak, yakan. Buah-buah. Belebih-lebih buah-buah itu dikasih c yakan. 0208 a Peneliti Kalau nenek ada perubahan ga kek? Sebelum haji? setelah haji? 0209 a Subjek Ya adalah. Pokoknya adalah perubahan. Presentasinya kan ada berubah. Perubahan untuk menjadi b Naik dia setelah haji. Ngejaganya ini berat kali. Harus dijaga itu. Jangan lebih baik setelah berhaji c pulak nanti awak haji kan… kakek biasanya belanja-belanja. Sekarang d udah nggak lagi. 0210 a Peneliti Belanja di pajak? 0211 a Subjek Di pajak. Dulu kakek sering kali belanja. Tapi itu lah dia, ya.. awak udah b gini. Mata pun udah payah. 0212 a Peneliti Anak kakek ada berapa kek? 0213 a Subjek Kakek dua istri kakek. Disini empat disana delapan. Dua belas. Cucu b delapan belas. 0214 a Peneliti Disini yang sama nenek? 0215 a Subjek Sama aja.. Ibaratnya, kalau kita kaji-kaji.. menikmatilah yakan. Sama b Allah lah itu yang jaga batin yakan. Jadi kebanyakan.. ya.. biasa-biasa c ajalah. Kalau anak-anak ya.. maaf cakap, abang-abangnya ini disini

111

Universitas Sumatera Utara d kumpul semua lah disini. Tua muda. Namanya abang beradek yakan. e Kadang-kadang kakek kesana, tempat istri muda, kemari sini juga. 0216 a Peneliti Nenek bisa diajak ngobrol juga kek? 0217 a Subjek Sama kakek aja lah. Nanti payah dia. Ini kau minta sepuluh kan? b Pengalaman-pengalaman orang yekan? 0218 a Peneliti Iya kek. 0219 a Subjek Kalau paklek kau itu, Sutiono udah pakarnya lah itu. 0220 a Peneliti Pertama, awak sama dia juga kan, banyak juga itu dia. Pengalaman dia… 0221 a Subjek Masukan dia yakan? Dia itu pertamanya sendiri, dah tu sama istrinya b berangkat. Dah bisa dia. Itulah, kalau misalnya kita pergi duluanlah. Jadi c ga bisa kita ego sebagai laki-laki yakan. Kalau adalah istri kita, ngapai d kita pergi sendiri yakan? Dia itu pingin kali pergi kesana itu, bukannya ga e pingin kali dia. Itulah kalo sendiri-sendiri.. f …. g Kalau tawafkan, ada kawan kakek. Korum, diatas korum ada lagi. Apa h yang dibilangnya, ikuti aja lah, waktu tawaf. 0222 a Peneliti Tawaf ga pernah sendiri-sendiri tapi kan kek? 0223 a Subjek Nggak lah.. kami kan enam puluh delapan orang, enam puluh delapan b orang itu lah.. enam puluh delapan orang kloter sembilan dari mukhlisin. c Adalah satu yang pake kursi roda, itu lah yang kami bantu. 0224 a Peneliti Kek mana kumpulnya kek, laki-laki diluar perempuannya didalam atau b yang jelas jalan aja. 0225 a Subjek Kayak pagar lah ke perempuannya. Misalnya perempuannya ditengah, b dipagari ini, laki-laki, perempuan ditengah (memperagakan dengan c tangannya jika laki-laki berada di samping sedangkan perempuan berada d di tengah). Selang-selang satu lah. Nanti, ada yang bilang “masookk! e Jangan keluar dari barisan!” f (subjek meninggalkan tempat untuk membereskan sesuatu di depan

112

Universitas Sumatera Utara g rumah) h Kalau pengalaman-pengalaman selama empat puluh hari itu, banyak kali lah yakan. Garis-garis besarnya aja lah yakan. 0226 a Peneliti Yang paling kakek ingat kek? Yang paling ini.. 0227 a Subjek Yang paling berkesan kakek? 0228 a Peneliti Iya 0229 a Subjek Itulah tadi, tawaf tadi tu, masjid nabawi, makam Ibrahim, sholat dua b rakaat itu, terus ya.. disitu kita doa apa aja, doa apa aja lah. Kalau mau c minta, minta aja. Sukanya banyak, dukanya yang ga ada. 0230 a Peneliti Ga ada dukanya ya kek. 0231 a Subjek Gak ada lagi dunia ini. Lillahi ta’ala kita udah disana. Panggilan Dia. Sudah meninggalkan b Karna Dia, udah ga ada lagi dunia ini. Uda sampe sana, kita Cuma “Allah, dunia ketika berada c Allah, Allah”. Panggilan dia. disana dan fokus untuk d Saya, setiap sholat itu aja.. sholat mayit sholat mayit. Subuh pun sholat beribadah e mayit. Tiap sholat ada aja itu. f Tapi disana itu enak, bukan apa yekan. Rasa kegelisahan itu ga ada. g Percayalah. Biasanya disini itu kita gelisah aja, disana ga ada kegelisahan h itu. Dunia itu tak ada lagi. Mau pulangpun ga teringat lagi untuk pulang, i yakan. Rasanya janganlah pulang. Kalau bisa, yakan. Kalau izin Dia. j 0232 a Peneliti Empat puluh hari itu rasanya bentar kali ya kek? 0233 a Subjek Iya. Bentar kali. Betullah. Empat puluh hari. Kalau bisa berangkat lagi, b berangkat lah ini, kalau dikasi pemerintah. Karna orangnya segini banyak, c makanya cuma dikasi sekali aja. Sekali berangkat. Kalau dulu, tiga empat d kali pun gapapa. Kalau sanggup ajalah duitnya. Kalo sekarang, eh, kau e uda berangkat kok mau berangkat lagi? dicabut lagi langsung. Ah.. bapak f haji nokoh ini, haji nokoh ini. haji kok nokoh. Malu pula awak yakan.. g dibilang haji nokoh. Kalau sekarang itu uda didata, ga bisa kita nokoh.

113

Universitas Sumatera Utara h Ditengoknya KTP kita, gabisa nokoh. 0234 a Peneliti Kakek dulu daftar berapa? Tiga empat? Tiga puluh empat juta? 0235 a Subjek Tiga empat, tapi dikembalikan seratus lima puluh riyal. Itu sekitar.. lima b jutaan. 0236 a Peneliti Lima jutaan? 0237 a Subjek He’eh. Itulah yang kakek pake, seratus lima puluh riyal, dikalikan tiga b minggu sekian. Kakek disini pun juga bawa duit yekan. Kalau disanakan c enak, riyal nukarnya. 0238 a Peneliti Dimana-mana orang Indonesia semua. 0239 a Subjek Ooo.. kakek nukarnya disitu.. di jalan-jalan gitu. Di bank pun bisa juga. b Beda-beda seribu peraknya cuma. Beda-beda seribu peraknya cuma sama c di Bank. 0240 a Peneliti Ga pernah dapat ini, kek. Tukang jualan yang nokoh? 0241 a Subjek Kalau belanja, pande-pande kita nawar ini yakan. Di Arab sana pun b banyak orang nokoh juga. Di mekkah sana, cuma ya pande-pande lah c awak nawar yakan. 0242 a Peneliti Sama kayak di Petisan.. 0243 a Subjek Iya, sama juga kayak di Sambu sana. Pedagang ini sama aja semua. Harus b pande-pande awak nawar. 0244 a Peneliti Nawar harus setengah harga. Haha 0245 a Subjek Iya, nawar harus setengah harga. Kalau nggak ya kena tokoh lah kita. b Awak mau beli kurma pun kena tokoh. Yaa.. namanya juga pedagang yakan. 0246 a Peneliti Awak beli baju… awak tawar setengah harga. Marah dia pertama, awak b lari, eh dipanggilnya. Sama kayak disini. 0247 a Subjek Haa, sama kayak di Sambu yakan. Kalau di Sambu, tiga kali lipat b harganya itu. Harganya tiga ratus, ditawar jadi seratus pun bisa. Nenek c kau ini, kalau nawar.. aahh.. keras kali lah. Ngeri-ngeri kali orang ini.

114

Universitas Sumatera Utara d Katanya di Mekkah itu lebih murah daripada di Madinah, tapi ya sama e aja.. malah kakek liat, murahan di Madinah lagi. 0248 a Peneliti Awak belanja-belanja di Mekkah, di Madinah ga ada belanja-belanja. 0249 a Subjek Tapi cemana mau belanja yakan, awak kesana mau beribadah. Itulah yang b kau bilang tadi, kalau mau pulang ajalah baru belanja yakan. Kakek ga c ada kepikiran belanja-belanja itu. Bagus awak beribadah aja dulu yakan. d Tapi.. maap cakap lah yakan sama perempuan-perempuan ini yakan.. e namanya juga bekawan-bekawan, “disana murah, disana murah”, padahal f di pajak ikan pun lebih murah lagi yakan. Apalah bedanya yakan. g Barangnya sama, ga berat lagi awak bawa. 0250 a Peneliti Sama pulak itu benda yang dibeli. 0251 a Subjek Iya, ya ceret-ceret itu juga lah yang dibeli, yakan. Sama aja nya harganya. b Pajak ikan pun ambil dari sanajuga nya itu. Ataupun buatan sini yang c dikirim kesana yakan. 0252 a Peneliti Tapi itu kayaknya buatan Cina itu kek. 0253 a Subjek Kalau disini, lebih cantik. Kalau buatan Cina…. Aaah.. ga tau lah kita. b Namanya juga Cina, semua bisa dibuatnya 0254 a Peneliti Lobei lobei itu pun buatan Cina kek. 0255 a Subjek Iya, itulah. Turki lah paling, satu-satu. 0256 a Peneliti Kalau Turki kan dia kebanyakan.. sajadah.. 0257 a Subjek Sama ambal yakan 0258 a Peneliti Tapi enak kek, sajadah Turki, kek. Lembut dia. 0259 a Subjek Mantap lah. 0260 a Peneliti Disana kakek nyuci juga kek? 0261 a Subjek Iya, nenek yang nyuci. Ngejemur nya itu bentar aja. Bentar aja selesai. b Dua jam tiga jam udah kering. Kakek, maap cakaplah ya, kakek gantungin c aja di jendela hotel itu. Lemparkan aja, dah.. d ….

115

Universitas Sumatera Utara 0262 a Peneliti Di Arab Saudi pun sekarang udah gak orang muslim lagi semuanya yakan b kek. Udah campur. Soalnya kemarin itu awak…. Waktu itu kami turun c ntah dimana, awak liat, kok gak bejilbab orang ini. awak tanya.. ternyata d ga semuanya orang Islam disana. Hukum pancung tetap berlaku sama e orang itu tapi kek. 0263 a Subjek Ya.. namanya juga di Arab sana. Berzina di rajam, mencuri di potong b tangan. 0264 a Peneliti Iya, hukum kishos. 0265 a Subjek Sekarang di Aceh udah diterapkan itu. Uda lama itu, ga ada lagi bencana- b bencana. Itulah manusia itu yakan, pas tsunami itu. Istri orang, istri dia. c Marahlah Dia. 0266 a Peneliti Tapi, di Acehkan masih rajam aja kan kek. Yang hukum di potong-potong b itu belum kan kek? 0267 a Subjek Cambuk.. iya.. kan malu kalau di hukum cambuk yakan b (diam..) c Disana itu, kita harus jaga kata-kata kita, jangan ada pernah maki-makian 0268 a Peneliti Aa.. itu kenak juga kek. Awak kemaren itu, pas di satu kamar lah. Kami b satu kamar berempat, kakek-kakek ini memang udah pikun lah yakan. c Yang buat nggak-nggak ini satu kamar sama awak dia “ini si kakek gini d gini gini” malamnya, langsung muntah-muntah dia kek. 0269 a Subjek Istigfarlah ya 0270 a Peneliti Itulah istigfar langsung awak kek. Apa yang awak buat langsung dibalas b disini. 0271 a Subjek Makanya jangan cakap-cakap yang kurang ajar, mencaci-mencaci orang, b yang penting kita masing-masing ajalah. Kalau dia ada apa-apa, yaudah, c dia, dia aja. Ga usah awak ikut juga yakan. Cobalah istigfar. Biar selama d apapun dia tah ngapai, diam aja kita, ga usah urus-urus. 0272 a Peneliti Ya, sabar aja lahkita kek

116

Universitas Sumatera Utara 0273 a Subjek Ya, paling korumlah, kepala rombongan yakan, yang ngapai. Nanti semua b semua ke dia, kalo awak kan ga tau yakan. Kalau kakek ini, ya paling c jaga-jaga si nenek ini lah yakan. Namanya juga istri muda, mana mau dia d dimadu yakan. Dulu kan dia, asal terjadi apa-apa, sabar aja dia. Pokoknya e kalau sakit ya ke dokter yakan. Makannya pun juga “makan apa kau?” ya f pokoknya sabar-sabar ajalah. Kalau disana, nggak ada kakek. Kakek jaga g dia, uda niat dari sini. Jangan sampe terzalimi lah dia. Pokoknya enjoy aja h kakek. Jangan zalimi kami ya Allah. i Kalo tersesat lagi, banyak kali orang tersesat disana. Kakek sama nenek j gak pernah tersesat. Kadang, kakek juga yang agak nyaknyok. Kalau lagi k belanja-belanja lagi, kakek sama dia. Ya diam aja lah kakek. Ikuti ajalah l dia. Kakek, ini maap cakap lah, kakek beli baju-baju koko, yang makein m ya cucu ini lah. Ga ada sama kakek. Abis. Yaudalah, ga rezeki awak. n Lobai-lobai pun abis, ga besisa lagi. Jadi, kapan kau wisuda? o 0274 a Peneliti Insya allah Agustus kek. Kalau misalkan ini bisa selesai bulan ini atau b bulan besok, bisa awak Agustus, kalo gak ya.. di bulan sebelas lah kek. c Tapi yang mau dikejar ini ya bulan delapan ini lah kek. 0278 a Subjek Lagian pun, kan bukan cuma kloter sembilan aja yakan, ini udah dapat b berapa kau? Dua? 0279 a Peneliti Dua kek. 0280 a Subjek Kejar lah terus. 0281 a Peneliti Iya, karna awak mau ngejar ini kek.. ngejar sekolah lagi.. mau S2 kan. b Mau cepat-cepat ya.. gitulah. Berarti kakek pensiunan perum? 0282 a Subjek Pelindo, ya Pelindo. 0283 a Peneliti Ini kakek awak baru pulang dari rumah sakit kek.. dia kayak leukemia b gitu, ga bisa lagi darahnya beku. Jadi sekarang, makan ga mau, minum ga mau.

117

Universitas Sumatera Utara 0284 a Subjek Iya.. pokoknya kakek doakan supaya cepat skripsinya, wisudanya cepat b bulan Agustus. 0285 a Peneliti Soalnya dosen awak juga mau haji dia tahun dua ribu tujuh belas ini. b disurunya cepat. Kalau ga ada dia kan.. susah 0286 a Subjek Iya lah.. 0287 a Peneliti Yauda lah kek, uda siap kok ini. Kalau misalnya ada apa-apa lagi, awak b datang lagi ya kek. 0288 a Subjek Datang aja nanti 0299 a Peneliti Iya, mana tau ada sesuatu yakan. Kek, awak balek kek. Pulang kek b Assalamualaikum.

118

Universitas Sumatera Utara

Wawancara I Responden 3 (15 Juni 2017) (09.45 WIB) / W1-150717-S3 No Baris Hasil Keterangan 0001 a Peneliti Jadi awak mau tau lah pengalaman ibu, perjalanan ibu waktu haji. 0002 a Subjek Jadi, dari Indonesia kami langsung inilah.. langsung ke .. Madinah, sampe Perjalanan ibadah secara sadar b Madinah itu kami langsung ke hotel, abis itu ya kami Arba’in lah, empat c puluh waktu. Cuma ya kami.. gangguan apa-apa ga ada, cuma ya itu lah.. d batuk. Penyakitnya disana batuk. Kalau apa, sahut-sahutan batuk itu. Nanti e disini batuk, disana batuk. Disana batuk, disini batuk. Yauda.. kalau tawaf itu f ya namanya, pokoknya di Mekkah sana itu Ded, hmm.. namanya yang.. g bersangkutan dengan ibadah itu ya himpit-himpitan lah kita. Himpit-himpitan, h dorong-dorongan, ya gitu lah. Pengalamannya gitu. 0003 a Peneliti Jadi perginya langsung Madinah, ga transit lagi? 0004 a Subjek Nggak, nggak. Kami langsung.. mm.. Perjalanan ibadah secara sadar b (di Madinah itu nama bandaranya apa ya bang namanya?) bertanya kepada c suaminya. d Pokoknya, gitu kami sampe dari bandara itu, ke Madinah itu dekat kali lah e Ded. Sampe situ, kami.. ga seberapa jauh lah itu. Yaudalah, di Madinah itu f pengalaman kami ya Arbain, empat puluh waktu, terus ziarah ke Makam g Rasul. Ziarahnya itu, tau Ded, sempit-sempitan. Wehh.. mau mati pun… h hehe.. mau matipun, dorong-dorongan. Mau solat aja disitu payah. Sholatnya i aja disitu bediri lah. Yagitulah.. dari situ, udah empat puluh waktu, terus kami

119

Universitas Sumatera Utara j dibawa ke Mekkah. Sampe Mekkah, kami ditarok di hotel. Jadi, satu malam k itu juga, kami tawaf, umroh. Putaran tujuh kali, terus Sa’I tujuh kali. Ya, l pengalaman ibu ya.. kayak gitulah. Ga ada yang payah-payah.. gitu. 0005 a Peneliti Semuanya enak aja.. 0006 a Subjek Iya, enak 0007 a Peneliti Kemarin itu awak ini bu.. umroh di Desember kemaren. Jadinya ya.. kalau b dengar cerita ibu kan sempit-sempitan kan, tap i ga tau lah ya waktu haji c kayak mana. Waktu umroh ga ada empit-empitan. Di Raudah ibu dapat juga? 0008 a Subjek Dapet.. Cuma itu lah, sempit-sempitan, Cuma ya itu lah, Cuma sekali aja. Sempit-sempitan sehingga sulit b Kalau kawan-kawan ibu berulang-ulang. Kalau ibu cuma sekali aja. Kok ibu untuk beribadah c sekali aja, mau diajak lagi, udahlah.. biar untuk yang lain.. karna kan terus d rame. Ya empit-empitan lah. Waktu sa’I juga empit-empitan kok. Waktu e tawaf juga empit-empitan. Pokoknya setiap yang ibadah nya itu, ya empit- f empitan lah. Cuma ya yang nggak itu, waktu kita mau sholat ke masjidil g haram, itupun kalau kita pulangnya serempak, gitu siap pulang, ya empit- h empitan juga. Empit-empitaaan gitu, bejalan tu rapet orang, muka belakang i depan orang semua. Jalannya ya ginilah, timik timik (pelan-pelan). Cuma, j masalah yang apa.. kami ga ada kenapa-kenapa.. disana ga ada apa-apa lah. k Cuma batuk, demam. Pulang itu, sakit juga ibu. Lama juga ibu, kepalanya ini l denyut kali. Kena sarap kata dokter. Itulah ke dokter sarap sembuh. 0009 a Peneliti Dokter sana atau dokter sini? 0010 a Subjek Disini. Karna kan, waktu ngelontar itu, kami tujuh kilo pergi balek, jadi Sakit b hmm.. himbauan dari Indonesia itu, ambulan itu ngasi tau, halo-halo, ibu-ibu c bapak-bapak katanya kan, bassahi handuk, taruk ke kepala, suru semprot d muka, kan panas luar biasa. Jadi, ibu ikut-ikutlah, handuk tadi dibasahi, e wenak memang, tapi akibatnya sampe rumah ya kayak gitulah. Denyut kepala f ibu, sampe dua minggu ada kayaknya ibu berobat. Ke dokter-dokter umum ga g sembuh, itulah dikasih rujukan terus ke dokter sarap, dua kali berobat, udah

120

Universitas Sumatera Utara sembuh lah ibu. 0011 a Peneliti Karna lembab gitu ya mungkin bu? 0012 a Subjek Ya ga taulah, orang ini semua dibasahi.. woo.. disemprot disemprot enak kali, b dingin.. kali. Muka disemprot, enak memang dingin. Tapi yang lain nnggak, c kawan-kawan ibu gapapa, Cuma ibu yang kayak gitu. Tapi kawan-kawan d yang lain ya batuk lah, umumnya yang pulang itu batuk, demam, ada yang e diimpus, ya batuk, ya segala-segala macemlah. 0013 a Peneliti Hmm.. 0014 a Subjek Terus dari situ, diangkatlah kami ke Musdalifah, bermalam lah kami disitu, Perjalanan ibadah secara sadar b cari batu. Dari situ kami diangkat lagi ke Arafah. Woalah Ded.. dari c Musdalifah itu, sampe tidur-tidur awak nunggu angkutan, nunggu bus itu tadi. d Kan rame itu manusianya, yaudalah, nunggu lamaa.. kali nunggu. Apalah.. e sekelompok-sekelompok diangkat. Busnya banyak tapi ya namanya f manusianya juga banyak. Di Musdalifah itulah nunggu, tidur-tidur di pasir- g pasir itu terus diangkat ke Arafah. Di Arafah satu malam. Kalau di Arafah itu h tendanya, tenda buatan. Pake kipas angin.. abis disitu satu malam, kami i diangkat ke Minah. Di Minah, enak.. tendanya bagus… ada AC nya, j permanenlah, ada AC, enaklah pokoknya. Itulah empat hari kami ngelontar. 0015 a Peneliti Ngelontar itu Cuma sekali ya bu? 0016 a Subjek Nggak. 0017 a Peneliti Ngelontarnya berapa kali? 0018 a Subjek Kami empat kali. 0019 a Peneliti Berarti empat hari? 0020 a Subjek Empat hari. Ya.. kami kan ambil haji tamatuk. Kan ada dua, yang satu b namanya haji tamatuk, yang satu lagi lupa.. itu tiga kali. Kami haji tamatuk c itu, kami empat kali.. kalau Mukhlisin empat kali. Itu mama juga nanti empat d kali ngelontar. 0021 a Peneliti Ibu kloter berapa bu?

121

Universitas Sumatera Utara 0022 a Subjek Waktu itu.. kloter sembilan. 0023 a Peneliti Ooo.. berarti sama kayak Pak Rahmad yang di Pasar Dua? 0024 a Subjek Iya, sama. Kami satu kloter sama dia. Samalah kami, berangkatnya sama, satu b pesawat, satu apakan.. satu pesawat itu, ada berapa kloter ya.. tiga ratus.. c sembilan puluh sekian lah itu. Ntah berapa kloter itu, kami campur- d campurkan. Dari Kodam. Kalau ibu ya pengalamannya ya gitu aja. Ga ada e masalah. Enak lah.. katanya ya.. kalau disana itu ya begini begitu. Kalau ibu enak aja, lah. 0025 a Peneliti Ga ada yang aneh-aneh.. 0026 a Subjek Cuma kendalanya, di Arafah sama di Minah itu, kita kalau mau pipis, Perjalanan ibadah secara sadar b gitukan.. hmm.. dia kan ini.. kamar mandi itu ada sepuluh pintu. Ini punya c perempuan, sebelah sana punya laki-laki, tapi banyak. dimana-mana itu ada. d Tapi setiap kamar mandi itu, kalau kita mau ke kamar mandi, ntah itu mau e pipis, ntah mau mandi. Antrinya itu satu kamar mandi itu bisa sepuluh. Paling f sikit itu sepuluh, kadang lima belas. Sama di Minah. Tapi kalau di Mekkah g itu, di hotel, udah enak lah Ded.. hotelnya cantik, tempatnya itu, fasilitasnya h itu enak.. itulah pengalaman ibu, ga ada yang.. tah cemana.. tah.. kami waktu i kami itu ga ada apa-apa. yauda, bagus-bagus aja. 0027 a Peneliti Kalau kan ini, kita mau cerita dulu mo, di Madinah, kalau di Madinah, cuma b sholat Arbain aja kan bu yang empat puluh kali.. itu di dalam diri ibu, waktu c sampe di Madinah, ada apaa…gitu? Udah sampe di Madinah, perasaannya d cemana? 0028 a Subjek Ya… kayak mana ya. Perasaannya itu senang.. gitu. Senaang kali ibu. Orang b ibu khas-an disana. 0029 a Peneliti Khas-an? 0030 a Subjek Iya, uda males pulang. Enak gitu. Ya senang lah, waktu Arbain itu senanglah. Merasa senang ketika berada di b Sholat, itukan kami satu kamar itu empat orang, eh, lima orang. Yauda nanti Tanah Haram c jam satu kami bangun, mandi ganti-gantian. Yauda, berangkat kami ke

122

Universitas Sumatera Utara d masjid.. Cuma ibu kalau di Mesjid, seringnya ke pelataran, ga masuk, karna e kelompok kami itu banyak yang tukang pipis. Nanti kalau uda kami masuk.. f pernah kami itu pertama datang, duluan kami mau zuhuh, jam sembilan lah g kami uda datang, dapatlah di dalam, udah itu sesak pipis, yauda keluar.. pas h mau masuk lagi, yaudah padet lah orang, uda ngelangkah-langkahi orang aja i lah awak. Di pelataran aja lah jadinya,. Jadi ibu kalau disana selalu kalau j Arbain itu di pelataran aja. 0031 a Peneliti Diluar? 0032 a Subjek Iya, diluar. Jarang masuk. Tapi di pelataran pun, uda penuh Ded.. disamping- b samping kamar mandipun uda orang semua, orang sholat. Orang ramenya luar c biasa. Kalau umroh kan ga segitu banyak kan. Ooo.. kalau Haji, udahlah, d campur sama orang itu lah. Nigeria, Belanda, Cina, Jepang, macem-macem e lah. Itulah kawan ibu apa.. kawan ibu.. kalau misalnya Arbain, nanti duduk f disebelah.. orang Nigeria, disebelah nanti orang Belanda, ya kadang nanti g kalau yang ramah, gini-gini juga, manggil-manggil. Ntah hapa nanti, “iya- h iya” orang awak ga tau bahasa dia. Haa.. Cuma ya .. dari mana? Indonesia, i Indonesia, nanti ada itu Nigeria, Nigeria, nanti ada yang ngajakin foto, ramah- j ramahlah. Nanti kalau di lift itu kan, kami banyak… cewek-cewek itu, nanti k masuklah itu ntah orang mana, ntah orang Jepang ntah orang mana. Yaa.. l Assalamualaikum. Mau masuk nanti Assalamualaikum. Nanti, ya m Walaikumsalam. Nanti ya naik lift, turun lift. Yaa.. senang lah pokonya n disana. Enaklah, rasanya gitu nyampe, senang rasanya. 0033 a Peneliti Pas di Raudah bu, itukan.. mmm.. banyak orang cerita, kalau di Raudah itu b taman surga, kalau dapat disana, doa-doa kita disana pasti dikabulkan, c makanya orang banyak yang ngantri disana. 0034 a Subjek Iya.. empit-empitan.. 0035 a Peneliti Itu cemana pengalaman ibu? Ngantri juga kan walaupun cuma sekali? 0036 a Subjek Iya, antri. Antri itu dorong-dorongan gitu. Ya.. sholat sunnah disitukan, ya

123

Universitas Sumatera Utara b sholat sunnahnya ya ga bisa lah kita kayak sholat di rumah. Ya bediri ajalah c Ded. Kalau awak nungging gini ya disorong orang lah. Rame. Pas kebetulan d itu, pas ibu itu ya padet kali. Ada katanya yang bisa.. ada yang.. kalau ibu ya e bediri aja memang. Kalau ibu sholat biasa, dua rakaat, pake sujud ya maulah f disorong orang, maul ah dipijak-pijaj, yakan. Memang disitulah kita berdoa, g abis sholat dua rakaat itukan. Ya gitu masuk ya kita ngucapin salam. Ya gitu h ajalha pengalaman ibu. Makanya ibu waktu di Raudah itu ya cuma sekali aja. i Hahah. Ga berulang-ulang. Kadang orang itu ngajakin, ada yang sampe lima j kali. Kalau ibu ya Cuma sekali aja. Perasaan ibu ya karna udah pernah, orang k uda tau.. udahlah, untuk yang lain lagi, yang belum tau. Jadi kalau ibu ikut l juga, kan empit-empitan, makin rame orang tadi, jadi yaudahlah, kalau udah, m ya udah. Bukannya ibu ga mau. Bukan ga mau, yang ambisi gitu. Nggak. n Namanya orang manusia banyak, jadi kalau ibu ga kuatkan, jadi kan bekurang o manusia itu tadi. Gitu maksud ibu.

0037 a Peneliti Hmm 0038 a Subjek Jadi kan bekurang, gitu.. orang itukan kadang mau nyium ka’bah, nyium ini. b ibu diajak ga pernah mau. Cemana.. orang empit-empitan gitu. Kita tawaf c biasa aja udah didorong-dorong orang, cemana lagi kita mau nyium ka’bah, d maulah kejepit, yakan. Udahlah.. itukan ga mesti itu kali, pokoknya ibu kalau e yang bahaya-bahaya, ga ibu ikutin. Gitulah Ded, pengalaman ibu 0039 a Peneliti Kalau mabit bu? Mabit itu kan ada di Minah sama di Musdalifah? Itu ngapai? b Kerjaannya kalau ibu ngapai? 0040 a Subjek Lupa pulak ibu lah.. 0041 a Peneliti Karna kan itu ga ada ngapa-ngapaikan? Cuma bermalam aja? 0042 a Subjek Kalau di Musdalifah ga ada ngapa-ngapai, cuma ya kita nyari batu terus kita Perjalanan ibadah secara sadar b nunggu diangkut kan, tapi.. ooo iya kalau di Arafah, kita abis zuhur, kita c harus keluar tenda karna kan.. katanya berapa.. dua puluh lima malaikat itu

124

Universitas Sumatera Utara d kan turun.. haa.. nengokkan kita itu. Kita keluarlah nyari tempat yang panas, e haa.. disitulah kita baca Al-Quran, kita dzikir, apa yang kita bisalah. Ga bisa f kita baca Quran ya kia dzikir. Terus kita bedoa, minta ampun, minta g semuanya lah kita disitu. Katanya doa yang makbul lah disitu, di Arafah itu. h Itukah yang dibilang ma’bit ya itulah. Yang di.. Arafah itu lah. Kalau di i Musdalifah itu ga ada. Cuma cari batu aja. 0043 a Peneliti Itu di panas terik gitu bu? 0044 a Subjek Iya, di Arafah kan? Iya. Panas terik itu lah kita cari.. tapi disana itu uda ga b panas lagi, Ded. Karna ada pohon Sukarno itu, haa.. pohon apa itu. Kan c banyak itu pohon-pohon itu. Uda jarang terik lagi. kalau di Arafah. Kalau d dulu iya lah. Kalau sekarang udah tinggi-tinggi. Jadi kita carilah, nanti kita Memfokuskan diri dengan berdoa, e dikasi tau, abis sholat zuhur, abis itu dikasi tau, mulai lah kita cari tempat dzikir, dan baca Quran f sendirian, disitu kita mulai merenung, dzikir, baca Quran, apa yang kita g bisalah dibaca-baca, bedoa. Nanti kan para malaikat itu turun, katanya disitu h turun. Itulah Tuhan ngeliat kita, makanya kita bedoa aja disitu. Memang kalau Ucapan adalah doa i doa-doa disana itu, gak usah pun kita ucapkan, di dalam hati aja, doa pun j terkabul. Karna ibupun, haa.. adalah contoh… ibu kan bawa minyak angin, k fresh care gitu kan, kemana-mana ibu bawa, jadi pas mau mulai Arbain, ibu l bawa lah itu tadi.. hmm.. itu .. apa tadi.. minyak angin tadi. Ah.. tak bawaklah m minyak angin ini nanti sampe sana mana tau kawan-kawan tah masuk angin, n tak kasi lah obat ini tadi. Eh, rupanya betol, doa itu. Pas sampe, sebelum o sholat lah, masih dzikir, masih apalah kitakan. Rupanya betol, belakang ibu p orang Belantah tah orang mana, kejet-kejet dia, sesak napas kayak mau mati q gitu. Terus itulah ibu kasihlah dia minyak angin tadi, ibu sapukan ke r lehernya, belakangnya ibu pijet-pijet, ibu kusukin. Sembuh dia. Thank you- s thank you. Cuma ibu doa dalam hati aja yakan, ini kan obat untuk kawan- t kawan nanti kalau sakit, eh ternyata betol. Ucapan adalah doa u Haa.. macam sajadah lagi kan, ibu bilang dari bapak, gak usahlah beli sajadah

125

Universitas Sumatera Utara v disana, nanti gitu sampe kita kan ga tau, tempat sajadah itu mana, yaudalah w bawa dari rumah, bawa yang tipis.. yang tipiss kali, nanti kalau udah pulang x ga usah dibawa pulang lagi, tak tinggal aja disana. Rupanya ilang, Ded. Ilang y tah kemana, padahal ibu kepit gini. Ilang sejadah tadi. Itulah doa karna z sajadah tadi mau ditinggal itu. Abis itu ibu bedoa, Ya Allah, akukan belum aa pulang yaa Allah.. kasihlah, berilah, biar aku ga beli lagi. karna kan ibu selalu ab dipelataran, dipelataran itukan kadang dapat di semen, ga ada sajadahnya. ac Kalau didalam kan tetap ada kan, kalau dipelataran kan ga ada. Rupanya, gitu ad doa, jumpa.. kan manusia itu banyak kan, sajadah tadi udah dipijek-pijek yakan, yaitulah dapat lagi. 0045 a Peneliti Jumpa sajadah yang sama? 0046 a Subjek Iyalah, sajadah ibulah, sajadah ibu lagi yang jumpa. Iyahh.. Alhamdulillah.. Ucapan adalah doa b terus ibu dalam hati aja. Berarti memang betollah doa ku ini, di Mekkah ini c memang mustajab betullah doa itu. Terkabul. Terus apa kita berbuat baik d sama orang, langsung.. langsung dibalas. Ibu kan udah besoknya mau pulang, e ibu kan bawa dzikir yang ada ditangan itu, yang pake mesin, tek tek tek gitu. f Rupanya, waktu itu kawan-kawan masing-masing pergi ke masjidil haram g untuk sholat subuh. Ibu sendirian, karna kawan-kawan yang di hotel h sebagaian diajak gak mau, satu kamar pun diajak gak mau. Jadi ibu turun lah i ke.. apa ke hotel. Kalau turun aja ke hotel, kita ga takut kesasar karna semua j orang tujuannya semua ke masjidil haram, jadi ibu ikut ajalan sama kawan k yang gak kenal-kenal ini. kebetulan yang gak kenal ini dari Sulawesi ntah lm darimana, duduk sebelah ibu. Hmm.. ibu tanya, ibu darimana? Dari Sulawesi n bu, ibu darimana? Dari Sumatera Utara. Udah arbain? Belum, inilah bu, o besok mungkin kami ke ini.. berarti dia dapat gelombang kedua, besokk kami Berbuat baik kepada orang lain akan p ke Madinah, kami arbain. Terus ibu kasihlah.. karna ibukan udah selesai, jadi dibalas dengna kebaikan juga q ibu kasilah dzikir ibu tadi, nah, ini nanti pake lah disana yaa. Ii.. makasih r banyak ya bu.. ibu ga pake lagi? nggak.. ibu lusa udah pulangnya. Terus

126

Universitas Sumatera Utara s besok, mau pulang, ada orang negara lain disebelah ibu. Dikasi ibu cincin, t sama orang ntah orang mana lah itu, sama orang baratlah, dikasinya.. u disenggolnya, dicabutnya, tapikan jari orang itu gede-gede, cincin dia itu v muat sama ibu di jempol, ha.. itulah.. ga muat, tak bilang… udah.. w dipakekkannya disini (dijempol), itulah. Cuma ya ibu gitu.. baru terus.. ibu x gini.. kita udah buat baek sama orang, terus kita.. karna dibalas itu, kita y teringat, semalam itu ya.. ngasi.. rupanya ini dikasih juga, Cuma ya itulah z dalam hati aja. Itulah pengalaman ibu. Betullah ternyata doa.. perbuatan baik aa kita itu.. langsung dibalas. Ga nunggu besok-besok, ga nunggu kita sampe ke Indonesia, gitu nggak. Langsung. 0047 a Peneliti Pokoknya, kata-kata walaupun dari dalam hati, dia langsung.. 0048 a Subjek Iya, langsung dia. Ibu lah contohnya kan. Kalau sajadah itu memang ibu udah Ucapan adalah doa b bilang dari rumah, ini ga bakal dibawa pulang, ditinggal disana, rupanya c sampe sana hilang, masih arbain, baru dua.. tiga hari udah hilang.. bedoa lah d ibu.. dapat lagi, abis itu bisalah untuk sholat di masjidil haram. Kalau ibu kan e sering dapat di pelataran, ga didalam. Kalau didalam pun nanti ujungnya di f pelataran, karna kawan ibu kan ada yang tukang pipis, nanti kalau mau g masuk, uda ga bisa lagi itu, Ded. Uda penuh orang, udah padet, mau cari yang h kosong pun uda ga ada lagi. kalau dipelataran itu kan cuma semen aja. Itulah.. i pokoknya ambal itu senantiasa dibawa aja lah kemana-mana. Ditas itu.. ya.. j sajadah.. nanti ini.. itulah.. pengalaman ibu. 0049 a Peneliti Kalau di masjidil haram kan… apa itu namanya.. 0050 a Subjek Jauh… jauh kan Ded.. ibu pun ga tau, takut ibu kesasar. 0051 a Peneliti Jadi ibu kemaren kemana-mana sama kawan lah ya? 0052 a Subjek Iya, sama kawan-kawan lah, terakhir itulah.. yang sendirian itu. 0053 a Peneliti Pas pulang itu ga kesasar atau cemana? 0054 a Subjek Nggak. Uda itu.. uda gitu selesai, ibu tengoklah, karna kan dari kami itu ada b kacunya, ya ibu tengoklah, oo.. itu kawan… ibu kejerlah, tunggu tunggu.. gitu

127

Universitas Sumatera Utara c ajalah. Terus ngikut.. sama kawan teruspulang. 0055 a Peneliti Kalau awak kemaren itu sendiri-sendiri selalu. Karna kan.. hmm.. kebetulan b di satu kamar itu, ustadz, ustadz yang bawa rombongan, sama satu kakek- c kakek, orang itu kan selalu lama-lama kan, jadinya awak ya.. sendiri aja. 0056 a Subjek Deket kelen ya Ded? Kalau umroh, dekat-dekat kan tempatnhya? 0057 a Peneliti Paling pas di Madinah, hotel – masjid, eh.. paling cuma sepuluh menit, b sepuluh menit itu pun terlalu jauh. Lima menit lah paling. Kalau di Mekkah c yang agak jauh, sekilo dua kilo lah.. 0058 a Subjek Kalau kami.. satu kilo. Jadi hampir setengah jam juga. 0059 a Peneliti Kalau awak cuma paling.. sepuluh sampe.. 0060 a Subjek Karna kan ibu tengok jam.. oo.. jam segini, nanti pas sampe di Masjidil b Haram, kadang dua puluh menit, kadang dua puluh lima menit kami jalan c kan. Ibu tengoklah jam kan, kira-kira berapa nyampenya. 0061 a Peneliti Kalau haji, kita kan dari Madinah dulu kan, bu. Itu untuk ke Mekkah b langsung umroh? 0062 a Subjek Iya, kami langsung umroh. Gitu kami nyampe, dari Madinah ke Mekkah kan Perjalanan ibadah secara sadar b perjalanan enam jam, gitu kami nyampe sore, malam kami langsung umroh, c abis umroh, langsung Sai, terus langsung subuh. Kami subuh disana, d berjamaah. Abis itu pulang. 0063 a Peneliti Apa itu namanya.. tawafnya jam berapa berarti? 0064 a Subjek Jam.. sekitar jam dua, jam dua malam ntah jam satu malam. Jam dua malam Perjalanan ibadah secara sadar b lah kita ambil. Sekitar gitulah.. pokoknya abis tawaf umroh, abis itu kami sai, c abis itu azan kok, azan subuh, abis itu langsung pulang kami. Ooo.. disitu lah, d Ded. Karna kita kan dari Madinah itu kan, dari Arbain itu kan terus.. capek. e Kayak ibu ini kan uda tua-tua ginikan, terus kami diangkat lagi itu enam jam f perjalanan. Gitu sampe langsung umroh lagi.. woo.. pada besakitan semua g besok paginya, banyak yang pada demam, kalo ibu ga demam cuma betisnya h ini kayakanya naik.

128

Universitas Sumatera Utara 0065 a Peneliti Iyalah, jalan terus.. 0066 a Subjek Iya, dari Mekkah itu jalan, terus tawaf tujuh kali, sai tujuh kali abis itu pulang b lagi, jalan.. apa nggak.. iss.. capeknya.. ada yang ga sanggup, bayar.. sorong 0067 a Peneliti Nenek-nenek lah berarti? 0068 a Subjek Iya, dua orang kami, ada yang satu orang yang ga nenek kali, sakit dia kan. b Disorong, tiga orang lah kami. Ya.. gitulah pengalaman ibu disana Ded. 0069 a Peneliti Pas pertama kali nengok Ka’bah? 0070 a Subjek Ya.. cemana ya.. otomatis kayak nangis gitu. Rasanya.. iss.. nengok Ka’bah Takjub melihat Ka’bah b itu, nangis gitu, ga terasa neteskan air mata. 0071 a Peneliti Tiba-tiba aja gitu ya, bu? 0072 a Subjek Waktu tawaf wada lagi, waktu mau pulang.. nangis, sedih.. gitu. Ibu sampe Sedih untuk meninggalkan Tanah b minta mohon banyak supaya banyakkan rezeki biar kesana lagi. Tapi rezeki Suci c yang berkah biar ibu bisa kesana lagi. heehehe.. 0073 a Peneliti Kalau sekarang haji kan udah ga bisa lagi kan? Sekarang kuota nya setiap b orang yang udah berhaji, ga boleh berhaji lagi kalo ga salah. 0074 a Subjek Lima tahun, nunggu lima tahun. 0075 a Peneliti Tapi kalau kita daftar sekarang, dua puluh tahun lagi baru bisa.. ya sama aja b lah berarti lah yakan.. 0076 a Subjek Ya.. paling nanti kalau ada rezeki, umroh ajalah sama bapak. Makanya ya b Allah, banyakkan lah rezekiku, tapi rezeki yang berkah. Nanti kemari lagi c yakan, memenuhi panggilanmu. Otomatis itu, Ded. Naangis terus awak, Sedih untuk meninggalkan Tanah d sampe terguguk awak. Otomatis itu. Pas mau pulang itu.. sedih.. kali Suci e ninggalkan Ka’bah itu. Kayaknya gak mau pulang gitu. Ibu ya kayak gitu ibu, f kayaknya sedih, kayaknya ga maupulang gitu. Rasanya senang. Sampe tak g bilang sama kawan-kawan itu, kalau kita ngelamar kerja disini dimana ya? h Kenapa? Katanya gitu. Karna kita kerja disini-sini aja, nanti kalau udah kerja i setaun, pas musim haji, ikut lagi haji.. orang sana, kalau udah musim haji, j semuanya keluar Ded, semua keluar itu. Orang-orang.. arab itu, bawa

129

Universitas Sumatera Utara k anaknya.. ikut nyempit-nyempitin yakan. 0077 a Peneliti Padahal dia udah.. 0078 a Subjek Padahal dia udah bolak-balek yakan, ada yang bawa anak, anaknya dipanggil. b Ya orang-orang situ juga, orang-orang arab itu. Kalau udah musim haji, itu c semua keluar itu. Jadi, tambah rame yakan, empit-empitan. Woo.. enak kali d lah, Ded. Jauh kali antara umroh sama haji. Kalau haji ini, kenangannya e sampe empat puluh hari yakan. Kenangan sama teman, kenangan yang arbain f begini, yang ke Mekkah begini, waktu ngelontar begini.. waktu ngelontar itu, g kadang kita istirahat bentar aja, diusir sama polisi tentara disana, hajjah h hajjah! Ga boleh kita berhenti, jalaan aja. Tapi untungnya sekarang, ada jalan i tengah itu yang pake lift itu, ada jalan.. berhenti.. terus naik itu lagi.. ada itu. j Dibantu juga lah, enaklah betis ini tadi. 0079 a Peneliti Oo.. yang jalan sendiri? 0080 a Subjek He’eh, pake itulah, kan enaklah dia. 0081 a Peneliti Karna kan kalau kita berhenti, takutnya orang belakang nyenggol-nyenggol.. 0082 a Subjek Kalau kita mau berhenti, kita kan minggir, kita mau berhenti ya kita minggirlah. 0083 a Peneliti Ga boleh sama polisinya? 0084 a Subjek Ga boleh.. hajjah hajjah! Diusir.. 0085 a Peneliti Kenapa ya? 0086 a Subjek Ntah, diusir sama dia. Mau istirahat sikit aja pun ga boleh, tapi pun kita mau Perjalanan ibadah secara sadar b istirahat pun mau cemana yakan, nanti ketinggalan sama kawan. Nanti c kawannya udah jalan, rombongannya uda jalan, awak berhenti sebentar. d Orang itu udah tah sampe mana, terpaksalah ngejer kita, lari-lari kecil kita. e Kalau nggak ya ga samalah kita, nanti kesasar lagi. kalau ibu waktu itu, pas Beribadah dengan sempit-sempitan f ngelontar waktu afdolnya. Pas lagi rame-ramenya, tah berapa negara itu g bergabungkan. Woo.. ngeri kali. Ded. Itulah orang yang dipijek-pijek itu, h kayak gitulah. Pas afdholnya kami, pas di hari pertama. Pas disini lagi sholat

130

Universitas Sumatera Utara i hari raya, disana kan kami pas ngelontar. Disitu lah kami hempit-hempitan. j Seharusnya tah malamnya, atau tah besok subuhnya, kan. Ini nggak, kami pas k afdholnya itulah, pas lagi rame-ramenya. Ibu aja dapet kedepan, deket kali l pas ngelontar itu, dibelakang itu orang besar-besar itu, orang yang tinggi- m tinggi itu, dari jauh uda ngelemparin dia. Kena juga kepala. Tapi karna n batunya kecil-kecil ya ga sakit lah, terus ibukan udah ini… pake anak, pake o telekung lagi, jadi ya udah ga sakit lagi. tapi terasa gitu, dilempari. Kami p dapat didepan, jadi enak kami.. bismillahi allahuakbar. 0087 a Peneliti Waktu ngelempar, waktu afdhol itu ga kena marah sama panitia Indonesia?? 0088 a Subjek Iya.. dimarahi.. nanti, nanti. Nanti jam sekian katanya. Nanti.. kami b nyelonong aja. Kami kan kebetulan ada ustadz yang ikut, jadi ustadz itulah, c katanya.. kami tanyalah, ustadz ga usah yang afdhol-afdhol kali kenapa..? ibu d mau yang mana? Emas London atau yang ini.. emas dua karat, kan kita bagus e emas londonnya.. enggak ustadz, bukan masalah itunya, kami kan udah tua f tua, nanti kejepit kejepit.. alah.. udahlah itu, nanti ditolongnya sama Allah itu. g Ya dimarah juga kita, tapi ya merengkel 0089 a Peneliti Tapi ya kalau ga merengkel, ya ga dapat jugalah. 0090 a Subjek Iya, diusir. Karna kan untuk orang Indonesia itu dari jam sekian sampe jam b sekian, untuk yang ini dari jam sekian sampe jam sekian, kami nyelenong aja. c Ya masuk jugalah.. ya gitulah Ded pengalamannya. Enak, senang, tapi d sebagian ada yang gak kekhas-an. Ada yang teleponan aja sama keluarga, e sampe abis pulsanya. Ibu total ga ada hubungin orang ini, kadang ada f kemanakan ibu, dia ngecall gratis, haa.. itulah telepon.. abis abis, kalau kami g abis azhar disana, disini jam delapan malam. Gitula.. ngomong sebentar. h Kalau ibu ga pernah beli pulsa sampe abis jutaan ga ada.. orang ibu ga pernah i ngubungin, ibu pun ga pernah ngubungin. Yang penting kalau kita ga j ngubungin, kita berarti sehat disana yakan. Handphone pun tak mati’in. k handphone yang biasa itu. Dimatiin. Mana ada diidup-idupin. Nanti orang ini

131

Universitas Sumatera Utara l nelpon pun mau kena berapa abis, bentar aja yakan. Orang bentar aja kok, m sehat-sehat aja. Ada orang yang telponan.. aja. Ada orang yang males ke n masjidil haram. Di kamar aja.. kan enak di hotel, dingin. Ada yang gamau o keluar, ya masing-masinglah. Semua tergantung kita. Tapi kalau ibu memang p jarang lima waktu disana. Paling dapat tiga, sekali kali lah empat.. pernah lah q lima.. pernah dapat. Tapi sholat jumat, dorr ibu ikut disana, waktu arbain r ikut.. waktu disana tah berapa kali sholat jumat, ikut ibu sholat jumat. Disana.. enak.. senang.. 0091 a Peneliti Kalau waktu pulang sholat, waktu-waktunya kapan-kapan aja bu? Pas subuh, b pas pulang subuh, langsung pulang ke hotel? 0092 a Subjek Iya.. 0093 a Peneliti Zuhur Azhar? 0094 a Subjek Kalau mau, zuhur, abis zuhur pulang, nanti abis azhar nyambung terus sampe b isya. 0095 a Peneliti Kalau ibu kayak gitu juga? 0096 a Subjek Iya. Kadang ibu zuhur nggak, kadang udah pulang subuh, zuhur nggak. Nanti Perjalanan ibadah secara sadar b azhar pigi, sampe isya. Kadang ga tentu, nanti azhar ga pigi, nanti magrib pigi c sama isya, gitulah. Gak tentu ga tentulah. Nanti begitu selesai subuh, d kegiatannya nyuci, sarapan, abis itu .. kalau senang hati, dhuha di masjidil e haram sekalian zuhur, abis itupulang. Ga tentu lah, Ded. Tengok keadaan f kitalah. Soalnyakan perjalanannya disana itu kan.. naekkkk.. yakan.. turunn.. g rasanya betis ini sakitt kali. Ya ga tentulah, cemana enaknya. Kadang kalau h malas disana, jamaah di hotel. Ada itu berjamaah di bawah itu. Kalau ga pigi- i pigi itu ada ustadznya. Nanti ada ceramahnya. Ikut berjamaah kalau malas ke j masjidil haram. Kan perjalannya jauh. Dua puluh lima menit lah kami k nyampe. Kan jauh yakan? Macam dari sini ke simpang kantor. Itulah yakan.. l tapi disana, kok kayak ga terasa gitu kan, Ded. 0097 a Peneliti Awak aja pernah itu di.. satu hari dua hari itu.. dari subuh sampe isya disitu..

132

Universitas Sumatera Utara b aja. Makannya disitu aja. Kalau di Madinah kemarin itu makannya beli di c dekat-dekat situ, kalau di Mekkah juga didekat-dekat situ, abis itu balek lagi, d ga ada ngapa-ngapai, cuma duduk aja, baca Quran. Kalau capek ya duduk… e kayak mau ninggalin mesjidnya.. sayang kali 0098 a Subjek Ini Ded, minum. Sekalian makan keraknya. Ini ibu baru goreng kerak, enakk b kali keraknya. 0099 a Peneliti Si bapak tadi cerita, si ibu lagi beli kerak itu. haha 0100 a Subjek Iya, makanlah Ded, enak. Baru goreng tadi. 0101 a Peneliti Kalau pengalaman sama kawan-kawan, bu? Kan ada.. kawannya kayak gini b kayak gini.. kan biasanya banyak kayak gitu.. bermasalah sama kawan.. 0102 a Subjek Kalau ibu, cocok aja semua sama kawan. Banyak yang kayaknya bisa dicubit Pengalaman dengan jamaah lainnya. b tapi ga bisa kita cubit. Banyak yang kayak gitu. Tapi ibu orangnya semua c cocok. Ibu selalu banyak ngalah. Orang ini banyak ga cocok, ini si anu.. gini.. d kalau ibu semua cocok. Gapapalah misalnya ibu kalau ada.. uang ibu ya.. e berbagi.. belipun jajan, diapun diam aja, ga jajan, ibu beliin. Ibu orangnya ga f ini.. gitu. Pokoknya semua sama orang, katanya orang itu.. si anu itu begini.. g si anu itu begini.. tapi sama ibu cocok. Semua ibu kawani, semua ibu cocoki. h Ibu orangnya pengalah, ga apalah gitu.. cocoklah pokoknya semuanya. i Adalah satu orang itu, semua orang benci, orangnya begini-begini, sama ibu j cocok. Ya biasa aja, gitu. Makan pun kadang ibu tawarin, kadangpun.. ibu k kasi.. makannya ibu deketi.. memang semua gitu. Cocok gitu. Kalau orang l kek gitu, kita deketi jadi baek yakan? Ya ada ajalah masalahnya. Ada nanti m dia bawa sabun, kadang sabunnya disimpan, nanti dia make punya awak.. ya n banyak.. namanya juga manusia, ya walaupun katanya tanah suci disana, ya o beda.. sifat itu tetep. Di Indonesia begitu ya disana juga kayak gitu, yakan. p Kalau ibu ga mau ambil hak orang, tapi kalau punya ibu diambil, ya gapapa q gitu.. kalau ibu ga berani, punya orang tak pake’i ya ga berani, gitu. Yauda r lah kan kita bawa sendiri, kita kan persiapannya ada, yauda dikeluarin. Ya

133

Universitas Sumatera Utara s yang samponya, yang sabunnya, yang odolnya, yauda taruk aja disitu, di t kamar mandi. Kalo pake-pake punya orang ya ngapai, kan ibu semua bawa. u Bahkan orang itu punya ga ada, yauda.. nanti awak punya yang pake, yauda v gapapa. Nanti kalau abis dibeli lagi. macam kemarin itu pas mau pulang, w rinso nya masih sisa, ibu kasi ke orang yang membutuhkan. Tak kasih-kasih x ke orang yang belum pulanglah, gitu. Kadang kan nanti ibu nyuci, ke atas y gitukan, ibukan sendirian, pakeannya sedikit, nanti kadang rinso cair itu kan z sikit aja uda banyak, nanti ibu kasihkan ke orang-orang ntah dari mana-mana aa aja, tah dari Jawa ntah dari mana, “bu… ini masih ada” “ya maulah..””mau ab kalilah, makasih ya bu”. Ibu kasih aja, kadang kan ada orang yang diletak aja ac dia disitu kan. Kalo ibu, tak tawarkan ke orang, ibu kasih. ad 0103 a Peneliti Kalau ditarok aja ya ga taulah orang yakan bu. 0104 a Subjek Haa.. kadang kan ada orang yang bangsa mau, ini masih ada, dipake.. kalau Berbuat baik kepada orang lain b ibu nggak, ya tak kasih. Pokoknya ibu sering sisalah. Karna kan pakean ibu c sedikit. Nanti beli dua bungkus, nanti sisa kasi ke orang-orang ntah dari d mana-mana aja, ga kenal. Kasih aja. Pokoknya ibu gitulah, ga ada e susahnyalah. Susahnya ya itulah, sempit-sempitan. Setiap yang ibadah yang.. f macam itulah.. kita ziarah ke makam rasul, itulah empit-empitan. Itukan g modelnya gini, itukan kami gini Ded, ini adalah yang bawa, nanti itu kita h bedoa, ngikutin. Nanti kita dikasi keterangan, yang gini, yang gini.. yauda.. i nanti kalau uda apa… yauda, kita ngikutin dia. Nanti jalan.. pokoknya kita j ngikutin pemandu tadi, nggak sendiri-sendiri. Ikut pemandu. Pokoknya yang k dari Indonesialah, kan ada itu… melayu.. ikutin aja yang melayu itu jalannya.. l tapi itupun, jalannya.. iss.. ya Allah.. banyaknya.. 0105 a Peneliti Yalah bu, haji pulaknya.. 0106 a Subjek Ihh.. gataulah Ded.. ya Allah.. kalau mau ini lagi.. kalau mau pulang dari b masjid nabawi itu kan, kami kan hotelnya lewat yang burung-burung itu. Apa

134

Universitas Sumatera Utara c ya nama hotelnya.. 0107 a Peneliti Yya kayak ada lapangan gitu ya? 0108 a Subjek He’eh.. haaa.. itulah kami.. hotelnya, agak terus sikit, itukan lapangan yang Perjalanan ibadah secara sadar b banyak burung. Kami yang kemarinya.. itukan jadinya ada batas-batas yang c besar-besar gitu.. disitukan orang-orang itu jualan, jadi ga dibolehin sama d polisi itu tadi, jadinya ya ditutuplah jalan itu tadi.. ya Allah, disitu banyak e orang yang hampir mati, orang hampir mati semua. Disitu orang pulang f arbain.. subuh-subuh jadi satu, sementara kita keluar dari temboknya itu satu- g satu… sementara orang dorong.. disitulah takutnya.. itupun, orang masih h jualan juga disitu, padahal udah diusir-usir sama polisi itu yang jual obral- i obral itu, empit-empitan disitu. Disitu ibu ya Allah… ngerinya.. pokoknya ada ajalah.. 0109 a Peneliti Yang paling berkesan? Di Mekkah atau di Madinah? 0110 a Subjek Yang berkesan kali gitu? Ya dua-dualah.. dua dua berkesan kali lah. Di b Madinah pun berkesan, ya di.. Mekkah.. tapi ibu pas mau deket-deket mau c pulang, ibu sholat deket ini.. deket ka’bah, pas.. dibawahnya. Deket kali Ded. d Pas mau pulang itu kan.. kalau sholat disitulah 0111 a Peneliti Kalau megang? Belum bu? 0112 a Subjek Megang belum.. Cuma ya itulah, kalau misalnya kita datang kita kan ga usah.. b sholat tahyatul masjid gantinya tawaf aja, gitukan. Tapi kan ibu uda tua-tua c itupun, tawaf itu kan ga sepi, padeettt kali. Kepingin mau nengok sepi pun ga d ada. Mau kita tidur disitupun, mau kepingin megang Ka’bah pun ga bisa. e Pernah.. sampe ibu bilang gini… seharusnya, waktu ma uke Arafah itu.. kita f cepet-cepetpulang, kita pulang sebentar aja naik taksi, kita pegang itu Ka’bah g bentar aja, pas tawaf gitu megang kita pulang. Tak taunya, pernah adek ibu h berangkat tahun duaribusepuluh, kawannya kek gitu, katanya padat juga Ded, i semua orang punya prinsip yang sama. Padat disana, terakhir dia kena dam, j lambat.. baliknya itu lambat, kena dam lah dia. Karna kesana itu naik taksi,

135

Universitas Sumatera Utara k ibu pun kemarin itu kayak gitu.. m (berhenti sejenak karena ada saudara datang) n Ya kayak gitu lah Ded pengalamannya.. kalau pak Rahmad cemana? 0113 a Peneliti Sama aja kayak ibu bilang itu, dia katanya mm.. sampe sana batuk-batuk.. b aja.. satu batuk-batuk, semua batuk-batuk 0114 a Subjek Iya, kayak berjamaah gitu. Nanti disini.. batukkan, udah awak ga batuk, karna b liat batuk, ya jadinya ikut batuk juga. Ibu gitu.. padahal di hotel ga batuk nanti c pas orang batuk, kok ikut. Gatelll gitu perasaannya. d Kami ga ada apa-apa kok 0115 a Peneliti Craine jatuh itu tahun berapa ya bu? Tahun duaribulimabelas ya? 0116 a Subjek Dua ribu lima belas, waktu itu pas kami kesana, udah.. ini.. udah diperbaiki, b udah eceknya udah mau jadilah. Tapi craine itu masih ada disana. 0117 a Peneliti Takut-takut juga lah ya bu, ya.. 0118 a Subjek He’eh. Di pelataran itu lah, Ded. Kalau kita di pelatarankan craine-craine nya b disitu gede-gede.. kadang kita deg-degan juga, tapi yaudah lah ya.. pasrah aja. 0119 a Peneliti Terus kan bu, ini kan menurut ibu lah, karna ini cuma ibu yang tau, sebelum b sama setelah haji, ada ga perubahannya? 0120 a Subjek Ya kek mana ya… 0121 a Peneliti Maksudnya, ada ga haji itu yang membuat ibu berubah.. gitu.. misalnya b ibadah di Indonesianya lah, atau gimananya lah 0122 a Subjek Ya cuma kita, namanya juga udah haji kita jaga lah, namanya juga kita udah Ada perubahan setelah haji untuk b haji. itu ya.. kita tingkatkanlah.. biasanya.. kalau kita.. macam Qurban, menjadi lebih baik lagi c kadang kelang-kelang, karna ini udah haji, ya diusahakanlah ya.. namanya d juga Qurban itu ada cicilan.. tiap taun lah.. kita harus ikut.. yakan.. nyicil tiap Menjaga ibadah e bulan..ya peningkatan ibadah itu adalah walaupun sikit-sikit, yang awalnya f males ikut wirid, ikut pengajian, ini keluar.. setiap kamis setiap rabu keluar.. g terus juga kalau ada orang meninggalpun, dulu kalau ada yang kenal, ya h didatengi, ini kalau ada aja denger pengumuman, ga berapa kenalpun ya

136

Universitas Sumatera Utara i datang aja.. namanya kita kan karna.. cemana ya… bukan karna j apanya..namanya juga kita ibadah, ga usah lah nengok-nengok orangnya k yakan.. karna setiap langkah itu harus ikhlas aja, jangan karna si anu, karna si l anu… ya wirid pun gitu. Mau.. ada niat mau pigi, yauda pigi.. ga karna.. ih.. m segan lah.. si anu kenal.. kalau dulu kan gitu ibu.. ga pigi ga enak.. karna n kenal.. kalau sekarang ibu nggak.. pokoknya ada pengumuman meninggal, o yauda keluar aja, cariin aja alamatnya, tukam.. ga ada milih-milihlah. Kalau p dulu iyalah, oo,, wong kenal kok.. pas sibuk-sibuk pun, halangan kalipun, pas q kenal pun ya ga dateng, karna halangan yakan.. istilahnya karna memang ga r bisa lah awak pigi ini yakan, ada halangan di rumah, ya ga pigi. Adalah berarti peningkatan sedikit yakan. hahaha 0123 a Peneliti Karna haji sesungguhnya itukan waktu kita uda selesai melakukan ibadah b disana, menjaganya ini.. nya kan.. susah.. 0124 a Subjek Bahkan pun ibu, kalau bisa, jangan lah haji itu.. nama-nama itu didahului Haji dari hati, bukan karena gelar b hajjah-hajjah ini.. kalau bisa, jangan lah. Kalau bisa, ibu itu haji yang hati ibu c lah. Bukan karna nama. Jadi nama itu ga usah. Kadang orang itu “ibu hajjah” d “jangan pake-pake hajjah kenapaa”. Karna perasaan ibu itu yang namanya e haji itu bukan karna nama. Kalau bisa hati kita ini yang berubah. Jangan kita f ini lagi.. malu.. ibu aja gelang itu langsung tak buka. 0125 a Peneliti Gelang.. apa itu namanya.. 0126 a Subjek Iya.. gelang pengenal disana.. sebetulanya gelang itu kan pengenal disana, b orang ini kan masih dipakee terus. Ibu kayaknya malu gitu.. kalau bisa kita c haji kita itu jangan karna ini.. karna hati lah kita berubah.. kita diceritai orang, d dijahatin orang ga usah lagi marah.. gitu.. ikhlas-ikhlas aja.. gitu.. ya lumayan e lah ada berubah sikit. hahaha 0127 a Peneliti Ga banyak lah.. 0128 a Subjek Walaupun ga banyak, adalah sedikit yakan.. kadang kalau ada kawan manggil b gitu kan, “bu hajjah” “eh, panggil nama biasa aja kenapa, ga usah pake pake

137

Universitas Sumatera Utara c gitu” hehehe. d Kadang kan orang kalau uda pigi, dia pake gelang gitu kan.. ini udah hajji, e kalau kita ga pake kan orang ga tau, yakan. Makanya ibu itu haji nya itu karna f hati… ga karna ditengok-tengok orang, dipanggil-panggil orang.. gitu.. ga g mau gitu. Kalau bisa ya ibu sendiri yang haji itu.. di hati ibu sendiri lah, yang h ada. Perasaan nya gitu, ya udah ga usah pamer-pamer. Kalau bisa ya hati lah. 0129 a Peneliti Ini kan momennya pas ini bu, bulan delapan udah mulai musim haji lagi, ini b kan ingatan-ingatan nya mulai nampak lagi.. 0130 a Subjek Iii.. masih lah Ded. Ini aja mukhlisin, bu evi aja berangkat tanggal sepuluh, b ibu nanti ikut, ngantar, ngelepas orang itu nengok. Sebelumnya pun yang c duaribu lima belas, ibupun nengok yang sama-sama manasik kemarin itu. Ini d pun rencana gitu.. mau kesana e Cuma, dari kami mandiri, ga ada pembimbing.. 0131 a Peneliti Ga ada pembimbing disana bu maksudnya? 0132 a Subjek Disana ada, kalau mau kita.. mau ke Raudah, kita mau ziarah, dibimbing, b itulah kita disana dipandu.. nanti dia baca doa kami ikuti, sama masuknya c kayak gini.. kita kan uda dipelajari disini, cuma dialah yang mandu, kita yang d ngikutin.. soal tawaf disana, walaupun kita bodoh, banyaknya orang pinter- e pinter itu kuat-kuat, orang-orang luar negeri itukan kuat-kuat, pokoknya f orang yang tah dari negara mana itu sama.. bahasanya.. kalau namanya g bacaan arab itu, ya sama aja semua. Mau kita Indonesia, mau kita Prancis, h Belanda, Cina, mau Nigeria, ya sama.. Assalamualaikumnya sama, baca al- i Fatihah nya sama, Cuma orang itu kalau sholat, gini aja uda bisa. Yauda gini j aja.. kita kan pake telekung panjang, pake kaos kaki, kalau dia nggak. Ini kan k bagian gapapa. Pernah ibu ditegor karna ibu pake sarung tangan, ibu ditegor. l Disuru buka.. gapapa ibu bilang. Namanya juga kita dari Indonesia, m kebiasaannya kayak gitu. Sholat ga ketutup semua rasanya ga sah. Namanya n juga kebiasaan. Orang itu ya nggak. Orang itu ya sholat aja.

138

Universitas Sumatera Utara 0133 a Peneliti Initinya sholat itu sama orang itu ketutup ajalah. Jangan sampe ada kulit yang b nampak paling Cuma telapak tangan. 0134 a Subjek Ha’ah. 0135 a Peneliti Pas tawaf pun juga, masa orang itu yang nyenggol awak. Disenggol kayak b dipegang gitu. Tawaf padahal. 0136 a Subjek Itu batal nggak? 0137 a Peneliti Kalau kata ustadz batal, ya ngulang lah lagi.. terakhrinya yaudalah.. 0138 a Subjek Tapi ya namanya juga tawaf ya kayak gitu lah, Ded. Laki-laki perempuan b semuanya digabung. Empit-empitan. Tapi kalau umroh kan ga terlalu parah c yakan? 0139 a Peneliti Ya ga terlalu parah sih, Cuma kan yaa.. namanya juga awak masih muda, b nyelep-nyelep lah bu kedalam, padat juga. Yang awak herankan, dipegang, c cobalah.. d Yang jelas, menurut ibu, haji ini adalah maknanya ya bu.. 0140 a Subjek Iya.. adalah.. banyak kali pun.. 0141 a Peneliti Karna haji itulah kita bisa berubah menjadi yang lebih baik. 0142 a Subjek Cuma yang belum bisa, marah ini yang ga bisa. Tapi ya terakhir ya ini juga… b marah gitu kan.. sesudah marah, ya reda juga lah.. 0143 a Peneliti Bapak juga uda haji bu? 0144 a Subjek Belom. Bapak kan ga nampak. Cuma ya itulah, kalau semalam itu anak ibu b mau berangkat, kami tiga orang, karna anak ibu ga ada kepikiran, rupanya c waktu ibu pulang, eh, dia daftar. 0145 a Peneliti Bapak ga daftar juga bu? 0146 a Subjek Nggak. Tapi kan nunggu lima belas tahun, bapak penyakitan, yauda lah.. dia b aja sendiri.. nanti ajalah kalau ada rezeki, kami berumroh berdua. Kumpul- c kumpul yakan. d Uda kita pulang, satu hari aja di rumah, masih aja mau disana. e (ke belakang rumah sebentar)

139

Universitas Sumatera Utara f Jadi ini Ded, nanti kisah-kisahnya dikumpulin gitu yakan Ded? 0147 a Peneliti Iya bu. Awak Cuma wawancara aja. Bu, nama lengkap ibu apa bu.. 0148 a Subjek Sumarni 0149 a Peneliti Umur bu? 0150 a Subjek Lima puluh lima tahun 0151 a Peneliti Ibu rumah tangga? 0152 a Subjek Iya.. 0153 a Peneliti Kemarin itu ada juga yang awak wawancarai, orang komplek bank, masih b muda dia.. katanya dia kloter sembilan kalo ga salah awak, namanya bang Boy. 0154 a Subjek Oo iya, sama sama kami itu. Si Boy kayak orang Arab. 0155 a Peneliti Awak jumpa pertama kali sama dia, awak kira ustadz lah ini, eh, pas ngobrol b sama dia, preman juga bahasanya bu. 0156 a Subjek Disana itu ya kayak pake pakaian orang arab itu dia. Nanti kami pigi, nanti b orang arab itu bahasa arab sama dia, dia ga pande, ya dia diam aja lah. Kami c ketawa kadang, arab palsu, arab palsu.. sama lah kami sama dia. d (diam cukup lama, si ibu ke dapur) 0157 a Peneliti Itu ajalah bu yang awak mau tanyakan 0158 A Subjek Iya.. 0159 a Peneliti Nanti kalau ada apa-apa lagi, awak hubungi lagi ya bu. Nanti awak datang ke b rumah lagi 0160 a Subjek Iya Ded.

140

Universitas Sumatera Utara