Perdagangan Internasional Kesultanan Banten Akhir Abad Xvi-Xvii

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

Perdagangan Internasional Kesultanan Banten Akhir Abad Xvi-Xvii PERDAGANGAN INTERNASIONAL KESULTANAN BANTEN AKHIR ABAD XVI-XVII TESIS Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Magister Humaniora (M. Hum) Jurusan Magister Sejarah dan Kebudayaan Islam pada Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Oleh: Ikot Sholehat NIM: 21160221000005 PROGRAM STUDI MAGISTER SEJARAH DAN KEBUDAYAAN ISLAM FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1441 H/2019 M KATA PENGANTAR Bismillahirahmanirrahim, segala puji bagi Allah, Rabb Semesta Alam yang telah mengaruniakan nikmat kepada penulis berupa kesempatan memasuki dunia keilmuan dan memberi kekuatan dalam menuntaskan penulisan tesis yang merupakan kewajiban sebagai mahasiswa pada Program Magister Sejarah dan Kebudayaan Islam di Fakultas Adab dan Humaniora, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Hadirnya karya ini tidak sekadar sebagai pemenuhan syarat formal bagi gelar Magister Humaniora, tapi lebih jauh untuk meningkatkan kapasitas diri sebagai pembelajar sejarah dan menangkap makna dari peristiwa. Tesis yang saya beri judul “Perdagangan Internasional Kesultanan Banten Akhir Abad XVI-XVII” bertujuan merekonstruksi perdagangan di Banten dalam sektor ekspor-impor serta melalui serangkaian kebijakan ekonominya atas perdagangan bebas di Banten. Beralih ke balik layar, penulisan karya ini tidak terlepas dari dukungan orang-orang hebat dan kuat yang turut menguatkan penulis sejak mula hingga purna. Maka di kesempatan ini, penulis menghaturkan penghargaan dan rasa terimakasih kepada: 1. Saiful Umam, M.A., Ph.D., selaku dekan Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Dr. Abdullah, M.Ag., selaku ketua Program Magister Fakultas Adab dan Humaniora 3. Amelia Fauzia, M.A., Ph.D., selaku ketua Program Magister Sejarah dan Kebudayaan Islam. vii 4. Muknin Suprayogi, M.Si., selaku sekretaris Program Magister Sejarah dan Kebudayaan Islam. 5. Dr. H. abdul chair, M.A., selaku pembimbing yang totalitas mencurahkan waktu, tenaga, dan pikirannya, serta memberi jalan pada penemuan sumber-sumber sejarah bagi penulisan ini. 6. Dr. Awalia Rahma, M.A., sebagai penguji I yang telah menyampaikan pandangan, kritik, dan saran sejak WIP hingga sidang promosi. 7. Dr. Parlindungan Siregar, M.Ag., sebagai penguji II yang telah menyampaikan pandangan, dan kritiknya pada sidang promosi 8. Prof. Dr. Dien Madjid, selaku penguji Ujian Komprehensif (WIP 2) yang telah menyampaikan pandangan, kritik, dan saran sejak sidang komprehensif hingga promosi. 9. Prof. Dr. Budi Sulistiono, Dr. Sudarnoto Abdul Hakim, Dr. Halid, M.Ag, Dr. Frans Sayogie, Dr. Abdul Wahid Hasyim, M.Ag, Dr. Zakiya Darajat, dan Dr. Darsita Suparno, selaku para dosen pengampu berbagai mata kuliah yang telah memberikan banyak ilmu semasa penulis menempuh studi pada Program Magister SKI. 10. Para sahabat Magister Sejarah dan Kebudayaan Islam dan Bahasa dan Sastra Arab Angkatan 2016. 11. Para sahabat di sepanjang pergaulan yang selalu memberi dukungan. 12. Kakak-kakak tersayang, yang selalu memberikan semangat serta membantu dengan penuh perhatian. 13. Kedua orang tua tercinta, Bapak M. Lani, A. Ma, dan ibu Hamdanah, yang telah memebrikan doa dan semangatnya hingga bisa menyelesaikan pendidikan ini, dan untuk keduanya hasil perjuangan ilmiah ini kupersembahkan. viii Akhirnya, semoga karya ini bernilai manfaat bagi keilmuan dan siapapun yang berminat pada kajian ini. ix ABSTRAK Ikot Sholehat, Perdagangan Internasional Kesultanan Banten Akhir Abad XVI-XVII. Berdasarkan latar belakang sejarah dan posisinya pada jalur pelayaran internasional, serta sebagai akibat adanya interaksi antar- bangsa yang menyertai kegiatan perdagangan, Kesultanan Banten menjelma sebagai bandar perdagangan internasional akhir abad XVI- XVII. Adapun objek kajian dalam penelitian perdagangan internasional Kesultanan Banten pada akhir abad XVI-XVII ini diteliti menggunakan metode sejarah dengan pendekatan ekonomi politik. Dengan rumusan masalah yang dibahas adalah bagaimana kegiatan ekspor-impor dan faktor yang menyebabkan fluktuasi perdagangan di Kesultanan Banten. Kajian ini dimaksudkan untuk mengetahui kegiatan ekspor-impor dan faktor penyebab fluktuasi harga dalam perdagangan di Kesultanan tersebut. Teori yang digunakan oleh penulis dalam analisis kajian ini adalah teori merkantilisme dan teori ekonomi. Berdasarkan hasil analisis sumber menunjukkan beberapa temuan dalam penelitian. Pertama, Akhir abad XVI-XVII menunjukkan bahwa kegiatan perdagangan mengalami peningkatan. Kegiatan perdagangan di Banten akibat adanya interaksi antar bangsa dalam skala yang besar, hingga menjadikan Kesultanan Banten sebagai pemegang kontrol atas kegiatan perekonomian internasional. Kedua, fluktuasi harga disebabkan adanya faktor ekonomi politik internal dan eksternal serta peruabahan iklim dan cuaca yang tidak menentu mengakibatkan beberapa penyakit dan hama banyak menyerang tanaman komoditas. Kata kunci: perdagangan internasional, ekspor-impor, politik-ekonomi, Banten, abad XVI-XVII x ABSTRACT Ikot Sholehat, International Trade of the Sultanate of Banten in the Late XVI-XVII Century. Based on the historical background and its position on the international shipping lane, and as a result of inter-nation interaction that accompanied trade activities, the Sultanate of Banten was transformed as an international trading port at the end of the XVI-XVII century. The object of study in the research of international trade in the Sultanate of Banten at the end of the XVI-XVII century was examined using historical methods with a political economy approach. With the formulation of the problem discussed is how the export-import activities and factors that cause trade fluctuations in the Sultanate of Banten. This study is intended to determine export-import activities and the factors causing price fluctuations in trade in the Sultanate. Theories used by the authors in the analysis of this study are mercantilism and economic theory. Based on the results of the analysis of the sources showed several findings in the study. First, the end of the XVI-XVII centuries showed that trading activities increased. Trade activities in Banten due to interaction between nations on a large scale, to make the Sultanate of Banten as the holder of control over international economic activities. Second, price fluctuations are caused by internal and external political- economic factors as well as climate and weather changes which cause erratic several diseases and pests to attack many commodity crops. Keywords: international trade, export-import, political-economy, Banten, XVI-XVII century xi Glosarium Bahar : Satuan ukuran berat, 3 bahar = 1 pikul Dacing : Alat untuk menimbang sesuatu berupa tongkat yang diberi skala yang dilengkapi dengan anak timbangan dan tempat untuk meletakkan barang (yang ditimbang, digantungkan pada tongkat tersebut). Fluktuasi : Gejala yang menunjukkan turun-naiknya harga, perubahan (harga tersebut) karena pengaruh permintaan dan penawaran Heeren XVII : Dewan direktur (direksi) yang menjalankan perusahaan khusus yaitu Perusahaan Dagang Hindia timur Belanda (VOC). Jeneng/Jinjem : Pegawai Banten yang ditempatkan di Lampung sebagai perwakilan dari Banten. Bertugas sebagai pengawas perkebunan lada di Lampung. Jung : Sejenis kapal layar, yang banyak terdapat di perairan Asia Tenggara sampai ke pantai Timur Afrika Lbs /pound : Satuan massa atau berat di sejumlah sistem perdagangan. Peti : Alat menyimpan barang dagang seperti rempah-rempah dan lainnya. Picol : Satuan berat tradisional yang dipakai di Jawa dan sekitarnya. Ponggawa : Perwakilan dari Banten dari kaum bangsawan Regerings Reglement: Undang-Undang yang mengatur mengenai pemerintahan jajahan. UU ini dikeluarkan pada tahun 1815. Shilling : Satuan keuangan dan pernah digunakan pada banyak negara termasuk Inggris. Stuiver : Uang receh atau uang koin yang bernilai 5 sen atau 1/20 gulden. Syahbandar: Pejabat kerajaan yang bertugas mengatur dan mengawasi perdagangan. xii Daftar Tabel Tabel 1. Perkiraan ukuran kawasan Kota Surosowan ......... 75 Tabel 2. Komoditas Jaringan pedagangan lokal Banten...... 85 Tabel 3. Keluar-masuk kapal pedagang .............................. 100 Tabel 4. Perdagangan Jung Banten dan Asia Tenggara ...... 102 Tabel 5. Perlayaran kapal-kapal Nusantara tahun 1636 ...... 103 Tabel 6. Kapal-kapal dagang ............................................... 104 Tabel 7. Komoditas impor pedagangan mancanegara ......... 153 Tabel 8. Pengiraman lada dari Asia Tenggara ke Belanda .. 164 Tabel 9. Ekspor lada dari Banten......................................... 165 Tabel 10. Harga lada di Eropa tahun 1500-1649 ................. 169 Tabel 11. Pengiriman lada dari Asia Tenggara ke Inggris .. 171 Tabel 12. Impor perusahaan Inggris dari lada hitam ........... 172 Tabel 13. Stok lada tahun 1650 ........................................... 175 Tabel 14. Pengiriman lada ke Perusahaan Eropa ................ 179 Tabel 15. Ekspor gula ke Belanda oleh VOC ...................... 185 Tabel 16. Harga gula di Amsterdam tahun 1631-1637 ....... 186 Tabel 17. Import beras Kesultanan Banten ......................... 197 Tabel 18. Distribusi uang real dan uang Belanda ................ 206 Tabel 19. Penyebaran uang perak dan emas ........................ 207 Tabel 20. Pajak Kesultanan Banten ..................................... 217 Tabel 21. Fluktuasi harga beras tahun 1675-1678 ............... 223 Tabel 22. Fluktuasi harga lada dalam beberapa tahun......... 228 xiii DAFTAR ISI PERNYATAAN KEASLIAN TESIS ..............................
Recommended publications
  • SKRIPSI AGAM IKHSAN.Pdf
    TUGAS AKHIR ANALISIS KEBUTUHAN DAN KAPASITAS RUANG PARKIR PADA BASEMENT MASJID RAYA BAITURRAHMAN BANDA ACEH (Studi Kasus Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh) Diajukan Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Sipil Pada Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara Disusun Oleh : AGAM IKHSAN 1507210102 PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA MEDAN 2019 ABSTRAK ANALISIS KEBUTUHAN DAN KAPASITAS RUANG PARKIR PADA BASEMENT MASJID RAYA BAITURRAHMAN BANDA ACEH (Studi Kasus Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh) Agam Ikhsan 1507210102 Ir. Zurkiyah, M.T Sri Prafanti, S.T., M.T Penelitian ini berjudul Analisis Kebutuhan dan Kapasitas Ruang Parkir pada Basement Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh. Parkir adalah keadaan tidak bergerak suatu kendaraan dalam jangka waktu tertentu yang lama maupun sebentar tergantung pada kepentingan pengemudinya. Parkiran merupakan masalah yang ditemukan di kota besar maupun kota yang sedang berkembang seperti kota Banda Aceh yang saat ini sedang berkembang pesat dan maju. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya perkembangan dan pembangunan infastruktur yang sedang berjalan. Masalah parkir kendaraan pada umumnya mempunyai hubungan erat dengan kebutuhan ruang. Dampak dari adanya pembangunan fasilitas-fasilitas tersebut adalah perlunya sarana parkir dan jalan yang memadai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kapasitas statis dan kapasitas dinamis ruang parkir mobil dan sepeda motor di Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh dengan mengidentifikasi
    [Show full text]
  • Religious Specificities in the Early Sultanate of Banten
    Religious Specificities in the Early Sultanate of Banten (Western Java, Indonesia) Gabriel Facal Abstract: This article examines the religious specificities of Banten during the early Islamizing of the region. The main characteristics of this process reside in a link between commerce and Muslim networks, a strong cosmopolitism, a variety of the Islam practices, the large number of brotherhoods’ followers and the popularity of esoteric practices. These specificities implicate that the Islamizing of the region was very progressive within period of time and the processes of conversion also generated inter-influence with local religious practices and cosmologies. As a consequence, the widespread assertion that Banten is a bastion of religious orthodoxy and the image the region suffers today as hosting bases of rigorist movements may be nuanced by the variety of the forms that Islam took through history. The dominant media- centered perspective also eludes the fact that cohabitation between religion and ritual initiation still composes the authority structure. This article aims to contribute to the knowledge of this phenomenon. Keywords: Islam, Banten, sultanate, initiation, commerce, cosmopolitism, brotherhoods. 1 Banten is well-known by historians to have been, during the Dutch colonial period at the XIXth century, a region where the observance of religious duties, like charity (zakat) and the pilgrimage to Mecca (hajj), was stronger than elsewhere in Java1. In the Indonesian popular vision, it is also considered to have been a stronghold against the Dutch occupation, and the Bantenese have the reputation to be rougher than their neighbors, that is the Sundanese. This image is mainly linked to the extended practice of local martial arts (penca) and invulnerability (debus) which are widespread and still transmitted in a number of Islamic boarding schools (pesantren).
    [Show full text]
  • Western Java, Indonesia)
    Religious Specificities in the Early Sultanate of Banten (Western Java, Indonesia) Gabriel Facal Université de Provence, Marseille. Abstrak Artikel ini membahas kekhasan agama di Banten pada masa awal Islamisasi di wilayah tersebut. Karakteristik utama dari proses Islamisasi Banten terletak pada hubungan antara perdagangan dengan jaringan Muslim, kosmopolitanisme yang kuat, keragaman praktek keislaman, besarnya pengikut persaudaraan dan maraknya praktik esotoris. Kekhasan ini menunjukkan bahwa proses Islamisasi Banten sangat cepat dari sisi waktu dan perpindahan agama/konversi yang terjadi merupakan hasil dari proses saling mempengaruhi antara Islam, agama lokal, dan kosmologi. Akibatnya, muncul anggapan bahwa Banten merupakan benteng ortodoksi agama. Kesan yang muncul saat ini adalah bahwa Banten sebagai basis gerakan rigoris/radikal dipengaruhi oleh bentuk-bentuk keislaman yang tumbuh dalam sejarah. Dominasi pandangan media juga menampik kenyataan bahwa persandingan antara agama dan ritual masih membentuk struktur kekuasaan. Artikel ini bertujuan untuk berkontribusi dalam diskusi akademik terkait fenomena tersebut. Abstract The author examines the religious specifics of Banten during the early Islamizing of the region. The main characteristics of the process resided in a link between commerce and Muslim networks, a strong cosmopolitism, a variety of the Islam practices, the large number of brotherhood followers and the popularity of esoteric practices. These specificities indicated that the Islamizing of the region was very progressive within 16th century and the processes of conversion also generated inter-influence with local religious practices and cosmologies. As a consequence, the widespread assertion that Banten is a bastion of religious orthodoxy and the image the region suffers today as hosting bases of rigorist movements may be nuanced by the variety of the forms that Islam 91 Religious Specificities in the Early Sultanate of Banten (Western Java, Indonesia) took throughout history.
    [Show full text]
  • Tanjung Pura” As the Tourism Asset in Langkat District
    Journal of Engineering Research and Education Volume 10, 2018 [101-110] The Conservation of the Old City “Tanjung Pura” as the Tourism Asset in Langkat District Meyga Fitri Handayani Nasution1* and Arjuna Pangeran2 1,2Jurusan Teknik Arsitektur Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Medan. Tanjung Pura, formerly was the capital of Malay Sultanate of Langkat, had various cultural heritages of Malay Sultanate and Dutch colonial. The diversity of cultural heritage objects in Tanjung Pura such as the historical buildings possess great potential as tourism assets in Tanjung Pura. Therefore, the conservation efforts are very much needed to avoid the old town Tanjung Pura from becoming only as a history. The special target of this research is the conservation of the region in Tanjung Pura as an architectural and cultural tourism asset. The results of the research are the design concept, conservation concept, design of the area, and documentation (such as photos and pictures of the historical buildings) using a design program. The result of the measurements and sketches in the area obtained using the design program, analysis and design concepts for the area will be used as a tourist object attraction. Keywords: City of Tanjung Pura, Conservation, Tourism Architecture. 1. INTRODUCTION Issues about the conservation of historical areas, especially in the old town have been done by many countries in this world such as Japan, Netherland, Singapore, and others. For example, in the beginning, Singapore had replaced buildings and historical areas with new appearance of modernization. However, the small number of tourists that come to Singapore made the government return back the historical city’s look such as Kampung Melayu, Little India, and China Town.
    [Show full text]
  • Islam Dan Budaya Di Banten: Menelisik Tradisi Debus Dan Maulid
    ISLAM DAN BUDAYA DI BANTEN: Menelisik Tradisi Debus Dan Maulid Hasani Ahmad Said UIN Syarif Hidayatulloh Jakarta [email protected] Abstrak Sejarah mencatat pada awal abad 19, Banten menjadi rujukan para ulama di Nusantara, bahkan di Asia Tenggara, khususnya tentang ilmu keIslaman. Kebudayaan Banten, yang nampak sederhana, sesungguhnya memiliki kompleksitas yang tinggi. Artikel ini mengetengahkan potret budaya Banten dengan memfokuskan pada dua pokok bahasan yakni atraksi debus dan tradisi Panjang Maulid. Penelitian menemukan bahwa beragamnya seni pertunjukan kesenian rakyat Banten, yang berkembang secara turun temurun, tidak terlepas dari pengaruh keagamaan, khususnya Islam. Abstract In the early of 19th century, Banten had became the reference of the scholars in the archipelago, even in Southeast Asia, particularly on the Islamic studies. The Bantenese culture, which seems very simple, actually has a high complexity. This article explores the portraits of Bantenese cultures by focusing on two issues namely Debus attractions and Panjang Mawlid tradition. The study finds out that the diversity of art performance of Bantenese culture, evolving from generation to generation, can not be separated from the influences of religion, especially Islam. Key Word : Islam, budaya, debus, dzikir, mulud Volume 10, Nomor 1, Juni 2016 109 Hasani Ahmad Said A. Pendahuluan Islam dalam tataran teologis adalah sistem nilai dan ajaran yang bersifat Ilahiyah dan transenden. Sedangkan dalam perspektif sosiologis, Islam merupakan fenomena peradaban, kultural dan realitas sosial dalam kehidupan manusia. Antara Islam dalam tataran teologis dan sosiologis yang merupakan realitas kehidupan sejatinya merupakan realitas yang terus menerus menyertai agama ini sepanjang sejarahnya. Kontak awal Islam dengan kepulauan nusantara mayoritas berlangsung di pesisir pantai, khususnya melalui aktivitas perdagangan antara penduduk lokal dengan para pedagang Persia, Arab, dan Gujarat (India).
    [Show full text]
  • Dinamika Perkembangan Sejarah Masjid Agung Baiturrahman Di Kota Banyuwangi Tahun 1773 – 2007
    Jurnal Santhet, Volume 2 Nomor 1, (April) 2018 e-ISSN: 2541-6130, P-ISSN 2541-2523, PP 33-48 Program Studi Pendidikan Sejarah FKIP Universitas PGRI Banyuwangi Dinamika Perkembangan Sejarah Masjid Agung Baiturrahman di Kota Banyuwangi Tahun 1773 – 2007 Dea Denta Tajwidi1, I. Wayan Pardi2 Program Studi Pendidikan Sejarah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas 17 Agustus 1945 Banyuwangi Email: [email protected] ABSTRAK Masjid Agung Baiturrahman adalah ikon Kabupaten Banyuwangi. Sejarah berdirinya Masjid Agung Baiturrahman tidak bisa dilepaskan dari sejarah berdirinya Banyuwangi, karena keduanya memiliki ikatan yang sangat kuat, sama-sama didirikan oleh Bupati Blambangan terakhir sekaligus Bupati Banyuwangi pertama Mas Alit. Nama Mas Alit yakni Bupati pertama adalah Wiraguna I yang berkuasa pada tahun 1773-1783. Penelitian sejarah ini bertujuan: 1) untuk mengetahui sejarah awal pembangunan Masjid Agung Baiturahman. 2) Untuk mengetahui dinamika perkembangan pembangunan Masjid Agung Baiturahman Tahun 1773 - 2007. Jenis penelitian ini adalah historis atau metode sejarah. Penelitian ini dilakukan pada bulan 25 Juli sampai 21 Agustus 2018 di Masjid Agung Baiturahman Kabupaten Banyuwangi. Metode pengumpulan data yang digunakan Observasi, Wawancara, Studi Dokumen. Hasil dari penelitian ini adalah Masjid Agung Baiturrahman Masjid yang sebelumnya bernama Masjid Jami‟ yang didirikan oleh Mas Alit, Tergolong masjid tertua di Kabupaten Banyuwangi. Latar belakang berdiri dan berkembangnya Masjid Agung Baiturrahman Banyuwangi dimulai sejak 7 Desember 1773, hal ini berdasarkan data pada surat wakaf yang berupa denah gambar arsitektur masjid dari keluarga besar Mas Alit atau Raden Tumenggung Wiraguna I, bupati pertama Banyuwangi untuk umat Islam Banyuwangi. sampai kini telah mengalami beberapa kali renovasi (pembangunan); pertama: 1844, kedua: 1971, ketiga: 1990, dan keempat: 2005.
    [Show full text]
  • USAHA SULTAN AGENG TIRTAYASA DALAM MEMBANGUN EKONOMI BANTEN ABAD XVII M Skripsi JURUSAN SEJARAH DAN KEBUDAYAAN ISLAM FAKULTAS AD
    USAHA SULTAN AGENG TIRTAYASA DALAM MEMBANGUN EKONOMI BANTEN ABAD XVII M Skripsi Diajukan kepada Fakultas Adab Dan Humaniora untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Humaniora (S. Hum) Disusun Oleh: KARMA (1110022000009) JURUSAN SEJARAH DAN KEBUDAYAAN ISLAM FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1438 H/ 2017 M i USAHA SULTAN AGENG TIRTAYASA DALAM MEMBANGUN EKONOMI BANTEN ABAD XVII M Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Adab Dan Humaniora untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Humaniora (S. Hum.) Oleh : Karma (1110022000009) Pembimbing Dr. Sudarnoto Abdul Hakim, MA NIP. 19590203 198903 1 003 JURUSAN SEJARAH DAN KEBUDAYAAN ISLAM FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1438 H/ 2017 M ii PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi dengan judul USAHA SULTAN AGENG TIRTAYASA DALAM MEMBANGUN EKONOMI BANTEN ABAD XVII M telah diujikan dalam sidang munaqosyah Fakultas Adab Dan Humaniora Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 25 April 2017. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Humaniora (S.Hum.) pada studi Sejarah dan Kebudayaan Islam. Jakarta, 25 April 2017 Sidang Munaqosyah Ketua Merangkap Anggota Sekretaris Merangkap Anggota Nurhasan, MA Sholikatus Sa‟diyah, M.Pd NIP. 19690724 199703 1 001 NIP. 19750417 200501 2007 Anggota Penguji I Penguji II Dr. Abdul Wahid Hasyim, MA Dr. Parlindungan Siregar, MA NIP. 19560817 198603 1 006 NIP. 19590115 199403 1 002 Pembimbing Dr. Sudarnoto Abdul Hakim, MA NIP. 19590203 198903 1 003 iii LEMBAR PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa: 1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya sendiri yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan meraih gelar Strata Satu (S1) di Fakultas Adab Dan Humaniora Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
    [Show full text]
  • Peran Sultan Maulana Hasanuddin Dalam Penyebaran Agama Islam Di Banten 1526-1570 M
    PERAN SULTAN MAULANA HASANUDDIN DALAM PENYEBARAN AGAMA ISLAM DI BANTEN 1526-1570 M. SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Adab dan Ilmu Budaya Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Humaniora (S. Hum) Disusun Oleh: NABIEL AL-NAUFAL EFENDI NIM. 15120023 JURUSAN SEJARAH DAN KEBUDAYAAN ISLAM FAKULTAS ADAB DAN ILMU BUDAYA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA 2019 PERNYATAAN KEASLIAN i NOTA DINAS ii PENGESAHAN iii MOTTO “Pantang tolak tugas, pantang tugas tak selesai” “Sekali layar terkembang, pantang surut mundur ke belakang” iv PERSEMBAHAN Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidup dan matiku hanya untuk Allah Subnh}a>nahu wa Ta‘a>la>, Tuhan seru sekalian alam. Hormat dan bakti kupersembahkan untuk Ayah tercinta Asep Sunandar Efendi dan Ibunda tersayang Linda Triwahyuni, semoga kalian selalu dalam lindungan-Nya. Jalinan kasih sayang kucurahkan pada adik-adikku Nabiella Salsabil Efendi dan Bening Aura Qolbu Efendi. Setiap perjuangan menghajatkan pengorbanan, dan tiada pengorbanan yang sia-sia. Dengan kerendahan hati saya persembahkan skripsi ini kepada almamater tercinta Jurusan Sejarah dan Kebudayaan Islam Fakultas Adab dan Ilmu Budaya UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. v ABSTRAK Pada awal abad XVI M., Banten merupakan salah satu negeri dari Kerajaan Sunda Pajajaran, yang berpusat di Banten Girang. Penguasa Banten saat itu adalah Pucuk Umun, anak Prabu Surosowan. Banten kemudian melepaskan diri dari pengaruh kekuasaan kerajaan Sunda Pajajaran yang pada saat itu dalam masa kemunduran. Nusantara pada saat itu, di Banten khususnya didominasi oleh kepercayaan bercorak Hindu yang disebut Sunda Wiwitan, agama resmi Kerajaan Sunda Pajajaran. Syiar Islam di Banten dimulai oleh Sunan Ampel pada awal abad XV M. Usahanya tersebut kemudian dilanjutkan oleh Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Djati bersama pamannya, Cakrabuana pada akhir abad yang sama.
    [Show full text]
  • Bab Ii Kondisi Dan Gambaran Umum Lokasi Penelitian
    BAB II KONDISI DAN GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Kampung Baru Bugis Hubungan Antara Etnis Bugis dan etnis Banten sudah terjalin cukup lama. Keberadaan mereka terhitung sejak awal abad ke-17. Merantau (sompe’) bagi orang Bugis merupakan jati diri, demi kehidupan yang lebih baik di daerah yang baru. Banten merupakan salah satu dari sekian banyak tujuan tersebut. Jejak keberadaan Orang Bugis- Makassar di Banten dimulai oleh Syekh Yusuf al-Makassari dan semakin intens setelah perang Makassar yang terjadi pada Tahun 1669 silam. Perang Makassar telah membawa dampak yang begitu besar terhadap tatanan kehidupan masyarakat Kerajaan Gowa dan Sulawesi Selatan secara umum. Sebagai pihak yang kalah dalam perang banyak pembesar Kerajaan Gowa memilih meninggalkan Gowa sebagai bentuk protes terhadap perjanjian Bongaya yang merugikan Kerajaan Gowa. Oleh sebab itu meninggalkan Gowa adalah pilihan yang dianggap paling tepat saat itu, dan tersebutlah Kerajaan Banten sebagai tujuan untuk melanjutkan perlawanan terhadap VOC. Karena di sana ada Syekh Yusuf al- Makassari yang juga merupakan kerabat keluarga Kerajaan Gowa. Dalam sebuah keterangan dinyatakan bahwa Syekh Yusuf al- Makassari sudah sering mendengar nama Banten dari para pelaut dan pedagang melayu. Saat itu, tentu saja Banten sudah menjadi salah satu pusat 24 25 perdagangan internasional di Nusantara yang ramai dikunjungi oleh berbagai suku bangsa. Dan Syaikh Yusuf al- Makassari juga mendengar dari para pedagang dan pelaut melayu bahwa Banten juga menjadi pusat pengajaran islam dengan banyak ahli agama.Dalam hal ini, bahwa hubungan Makassar dengan Banten sebagai pusat pengembangan Islam dan pusat perdagangan bebas di Nusantara, terjalin kerja sama yang akrab dan sangat dekat. Saluran-saluran niaga lokal yang berpusat di Makassar terhubung dengan niaga Internasional (China dan Fhilipina) dan ke arah barat, yakni Banten yang juga menjadi pusat perniagaan Internasional.
    [Show full text]
  • Descargar Descargar
    Opcion, Año 35, Especial Nº 20 (2019):2899-2921 ISSN 1012-1587/ISSNe: 2477-9385 Jawara Banten the Social Transformation of Local Elites Muslim in Indonesia Suwaib Amiruddin1, Fahmi Irfani2 1 Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Indonesia [email protected] 2 Universitas Ibn Khaldun Bogor, Indonesia [email protected] Abstract This article discusses the signifcant changaes of social transformation to- wards one of the local elite Muslim in Indonesia, that elite called asJawara Banten (Strongman) in the province of Banten. During its process,Jawara Banten experienced a vertical mobilization in both social and economic as- pecs. The roles of Jawara was no longer as Jaro, spiritual teachers or Kyai .In Orde Baru and reformation era many of Jawara became entrepreneur, offcial workers and politicians.Jawara which used to be an Informal Leader trans- formed to be more modern in its role without leaving their identity.The identi- ty and Jawara’s culture themselves were called as Subculture of Violence, the violence culture itself has been the culture of Jawara Banten.Violence used as a tool to gain their position and get a higher social status to be the most respec- ful Jawara in their community. Key words: JawaraBanten,Local Elite Muslim, Transformation, Orde Baru, Indonesia. Suwaib Amiruddin et. al. 2900 Opcion, Año 35, Especial Nº 20 (2019): 2899-2921 Jawara Banten, la transformación social de las élites locales musulmanas en Indonesia Resumen Este artículo discute los cambios signifcativos de la transformación social hacia uno de los musulmanes de élite local en Indonesia, esa élite llamada como Jawara Banten (Hombre fuerte) en la provincia de Banten.
    [Show full text]
  • Peran Orang Cina Dalam Perekoriomian Kesultanan · Islam Banten Abad XVI-XVIII
    'Peran Orang Cina dalam Perekoriomian Kesultanan · Islam Banten Abad XVI-XVIII Siti Fauziyah . Fakultas Tarbiyah dan Adab lAIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten.. [email protected] Abstrak Peran orang Cina dalam perekonomian dunia cukup besar, baik dimasa /a/u maujmn di masa sekarang khustiSI!Ja di Indonesia. Pada abad ke~16 sampai ke J 8. yang mempakan periode kebangkitan perdagangan muslim yang. ditandai · dengan tumbuhi!Ja kola emporium (pusat dagang) di beberapa wi/ayah: kerqjami Islam, para pedagang Cina secara tidak langsung Ielah memberikan ·a11dil dalam perkembangan ekonomi pada sa at ittt temtama. di wilayah Kesu/tanan B.cmten. ·Etos ... ketfa orang Cina yang tinggi telah menjadikan orang Cina menguasai bisnis di berbagai negeri. · Keberadaan orang Cina di Banten berbeda dengan keberadaan orang Eropa yang melakukan kolonialisme sehingga menimbulkan ketegangan ekonomi dan politik di kesultanait Banten. Ora~g Cina merttpakan mitra yang ·baik dan penting dalam perdagangan sehingga mereka memiliki pengamh besar. dalam perkembangan ekonomi di Banten. Pada masa kesultanan Islam Banten, orang Cina tid~k hai!Ja memiliki peran besar dalam sektor perdagangan tetapi jttga dalam sekior moneter sehingga mempengarubi terfadii!Ja .pembahan sosial 'ekonomi di Banten. Bagi Be/anda, para pedagang Cina mempdkan rintangan yang seritts ·· qalam perdagangan di Banten. Namun demikian kepandaian dan stattts sosia/. pedagang Cina seringkali dimanfaatkan· oleh orang Belanda ttntttk kepentingan · perdagangan mereka sendiri. Abstract Tbe Cbinese people play a great role in the World economy, especialfy in ~ndonesia, both in the past and at present. From tbe sixteenth t'entury to the eighteenth century, as the revival period of Muslim trade signed by the growl~ of the emporiums in .
    [Show full text]
  • Kyai Haji Sjam'un
    KYAI HAJI SJAM’UN (1883-1949): GAGASAN PERJUANGANNYA Undang-undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta Lingkup Hak Cipta Pasal 2 : 1. Hak Cipta merupakan hak eksklusif bagi Pencipta atau Pemegang Hak Cipta untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya, yang timbul secara otomatis setelah suatu ciptaan dilahirkan tanpa mengurangi pembatasan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku. Ketentuan Pidana Pasal 72 : 1. Barangsiapa dengan sengaja atau tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) atau Pasal 49 ayat (1) dan ayat (2) dipidana dengan pidana penjara masing-masing paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp 1.000.000,00 (satu juta rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 5.000.000.000,00 (lima milyar rupiah). 2. Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu Ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta atau Hak Terkait sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 tahun dan/atau denda paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah). KYAI HAJI SJAM’UN (1883-1949): GAGASAN PERJUANGANNYA Dr. Rahayu Permana, S.Ag.M.Hum Pengantar: Drs. H. Hikmatullah A. Sjam’un, M.Si. Editor: Dr. Syaharudiin, M.A. Eja_Publisher, 2016 Kyai Haji Sjam’un (1883-1949): Gagasan dan Perjuangannya © Dr. Rahayu Permana, S.Ag.M.Hum Diterbitkan pertama kali dalam bahasa Indonesia oleh Penerbit Eja_Publisher, Yogyakarta, Januari, 2016 Kwarasan RT 05
    [Show full text]