1.1. LATAR BELAKANG Ektor Pariwisata Merupakan Salah Satu Andalan Pembangunan Di Indonesia Saat Ini

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

1.1. LATAR BELAKANG Ektor Pariwisata Merupakan Salah Satu Andalan Pembangunan Di Indonesia Saat Ini R E V I E W L A P O R A N A K H I R 1.1. LATAR BELAKANG ektor pariwisata merupakan salah satu andalan pembangunan di Indonesia saat ini. Kabupaten Sumbawa sebagai kabupaten yang luas wilayahnya paling besar di Pulau Sumbawa, dan menyumbang salah satu icon wisata di Propinsi Nusa Tenggara Barat memiliki berbagai jenis potensi wisata yang masih Smemerlukan upaya pengembangan. Berbagai aset wisata yang saat ini ada masih memerlukan peningkatan baik dari segi kuantitas maupun kualitas dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat setempat untuk berwisata serta menjadikan pariwisata sebagai salah satu sektor ekonomi alternatif penting di masa depan. Sampai saat ini belum banyak dilakukan pembangunan obyek dan daya tarik wisata dalam memenuhi kebutuhan pariwisata di daerah ini, sehingga kontribusi pariwisata sebagai bagian dari kebutuhan manusia maupun kontribusinya pada pembangunan daerah belum signifikan. Dilihat dari sisi ini, dapat dimengerti bahwa upaya PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN DAERAH (RIPPARDA) Bab 1 - 1 K A B U P A T E N S U M B A W A R E V I E W L A P O R A N A K H I R pembangunan kepariwisataan perlu dilakukan secara berkesinambungan dan berkelanjutan, dengan harapan hasil pembangunan kepariwisataan itu dapat meningkatkan jumlah wisatawan dan memperpanjang lama tinggal serta kesan wisatawan terhadap aset wisata yang ada. Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten (RIPPAR-KAB) adalah panduan bagi pembangunan kepariwisataan daerah yang memuat Materi Pokok Ketentuan Program Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten, yang juga merupakan Rencana Umum dan Panduan Rancangan, Rencana Investasi, Ketentuan Pengendalian Rencana dan Pedoman Pengendalian Pelaksanaan Pembangunan Kawasan Kepariwisataan. Dengan berlakunya Undang-Undang Otonomi Daerah yang merupakan acuan bagi kemandirian daerah dalam mengoptimalisasi potensi sumberdaya alam maupun sumberdaya buatan yang dimilikinya, sektor pariwisata menjadi salah satu aset yang potensial untuk dieksploitasi dalam rangka meningkatkan pertumbuhan perekonomian dan peningkatan kesejahteraan. Sejalan dengan hal tersebut, Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia 2011-2025 sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan Presiden No. 32 Tahun 2011 juga telah menjadikan pariwisata sebagai salah satu tema bagi salah satu koridor pembangunan ekonominya yaitu koridor 5 untuk wilayah Bali - Nusa Tenggara, yang didalamnya adalah Provinsi NTB dan Kabupaten Sumbawa pada khususnya. Selanjutnya di dalam Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2011 tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional Tahun 2010-2025, pemerintah memberikan penekanan terhadap 4 (empat) hal pokok dalam pembangunan kepariwisataan yang wajib dijadikan acuan yaitu: 1) Destinasi Pariwisata; 2) Pemasaran Pariwisata; 3) Industri Pariwisata, dan 4) Kelembagaan Pengelolaan Pariwisata. Berdasarkan kententuan dan acuan tersebut Kabupaten Sumbawa yang merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Nusa Tenggara Barat yang memiliki potensi wilayah yang relatif menjanjikan bagi sektor kepariwisataan, bermaksud untuk memetakan potensi dan permasalahan di sektor kepariwisataan untuk kemudian diolah dan dianalisis menjadi rencana pembangunan kepariwisataan Kabupaten Sumbawa untuk jangka waktu 10 tahun ke depan. 1.2. MAKSUD, TUJUAN DAN SASARAN A. MAKSUD Maksud dari penyusunan RIPPAR-KAB ini adalah Sebagai dokumen panduan yang menyeluruh dan memiliki kepastian hukum tentang perencanaan pembangunan kepariwisataan di Kabupaten Sumbawa. B. TUJUAN Tujuan disusunnya studi ini adalah sebagai dokumen perencanaan pembangunan pariwisata Kabupaten Sumbawa yang berkelanjutan, meliputi: PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN DAERAH (RIPPARDA) Bab 1 - 2 K A B U P A T E N S U M B A W A R E V I E W L A P O R A N A K H I R 1. Terselenggaranya pemanfaatan Ruang Wilayah yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan sesuai dengan daya dukung serta arah Kebijakan Pembangunan. 2. Terwujudnya keterpaduan dalam penggunaan/pemanfaatan Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Buatan dengan tetap memperhatikan Sumber Daya Manusia dan ekosistemnya. 3. Terselenggaranya pemanfaatan Ruang Kawasan-kawasan Peruntukan Pariwisata khususnya dan Kawasan Budidaya pada umumnya secara optimal. C. SASARAN Sasaran dari pekerjaan penyusunan Rencana Induk Pembagunan Kepariwisataan (RIPPAR) Kabupaten Sumbawa adalah: 1. Mengarahkan jalannya pembangunan kepariwisataan dalam jangka pendek, menengah dan panjang; 2. Mewujudkan pemanfaatan ruang secara efektif, tepat guna, spesifik setempat dan kongkrit sesuai dengan rencana tata ruang wilayah; 3. Menjamin implementasi pembangunan kepariwisataan agar sesuai dengan aspirasi dan kebutuhan masyarakat; 4. Menjamin terpeliharanya objek wisata pasca pengembangan karena adanya rasa memiliki dari masyarakat; 5. Mengintegrasikan warisan kebudayaan lokal sebagai bagian dari potensi pariwisata. 1.3. KELUARAN Keluaran yang diharapkan dari penyusunan RIPPAR Kabupaten Sumbawa adalah: a) Konsep dasar Perancangan Induk Pembangunan Kepariwisataan Daerah Kabupaten Sumbawa b) Program Pembangunan Kepariwisataan dengan kegiatannya. 1.4. RUANG LINGKUP Pekerjaan penyusunan dokumen akademis Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Daerah (RIPPAR) Kabupaten Sumbawa adalah sebagai berikut. 1.4.1. LINGKUP WILAYAH Kegiatan penyusunan RIPPAR Kabupaten Sumbawa ini mencakup seluruh wilayah Kabupaten Sumbawa yang terkait dengan rencana pengembangan pariwisata Kabupaten Sumbawa, melingkupi seluruh wilayah di Kabupaten Sumbawa sebanyak 24 kecamatan, baik wilayah yang berada di daratan maupun kepulauan-kepulauan yang tersebar di sepanjang bagian utara dan selatan Kabupaten Sumbawa. 1.4.2. LINGKUP MATERI Hierarkhi RIPPAR Kabupaten Sumbawa secara detil dapat dilihat pada Gambar 1-1. Penyusunan RIPPAR Kabupaten Sumbawa mengacu pada RIPPARNAS, RIPPARDA Provinsi NTB dan dokumen perencanaan lain yang memiliki substansi pembahasan yang sama. Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Daerah (RIPPAR) Kabupaten Sumbawa ini juga akan diacu dalam penyusunan RIPPAR Kawasan yang berada di Kabupaten Sumbawa. PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN DAERAH (RIPPARDA) Bab 1 - 3 K A B U P A T E N S U M B A W A R E V I E W L A P O R A N A K H I R OBYEK SASARAN PARIWISATA TATA RUANG TINGKAT UU: 9/2010 UU: 26/2007 Nasional Nasional RIPPNAS RTRWN DTW RIPP Provinsi RTRW Provinsi Provinsi RIPPAR RTRW Sub DTW Kab./Kota Kab./Kota Kabupaten Kawasan Kota RIPP RDTRK Kawasan (Zonasi ) Rencana Tapak RTR Obyek Wisata Lokal Desain Teknis Desain Teknis IMPLEMENTASI Gambar 1-1. Hierarkhi RIPPAR Kabupaten Sumbawa 1.4.3. LINGKUP KEGIATAN Ruang lingkup penyusunan Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten Sumbawa meliputi: a. Rumusan Program dan Arahan Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten Sumbawa untuk kurun waktu 10 tahun. b. Rumusan Rencana Lokasi / Destinasi Wisata berikut pemanfaatannya. c. Indikasi program pengelolaan pasca pelaksanaan dengan kegiatan: 1) Kajian terhadap kondisi di lapangan terdiri dari: • Kajian terhadap kondisi eksisting kepariwisataan daerah • Kajian terhadap potensi dan permasalahan kepariwisataan • Kajian kondisi sarana dan prasarana 2) Survey lapangan terdiri dari: • Kondisi geografis • Origin and Destination • Block plan / Site plan kawasan • Sarana dan Prasana pendukung 3) Kajian Perhitungan Teknis • Rencana struktur lapangan • Rencana luas kawasan yang ditata. 4) Struktur Tata Ruang PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN DAERAH (RIPPARDA) Bab 1 - 4 K A B U P A T E N S U M B A W A R E V I E W L A P O R A N A K H I R • Meliputi kajian terhadap struktur ruang kepariwisataan dalam artian pola keterkaitan (linkages) dari masing-masing kawasan wisata/ destinasi wisata yang menimbulkan bangkitan berupa daya tarik atau daya tolak terhadap wisatawan. 5) Konsep Pendekatan • Pendekatan ekologis, pendekatan yang mengacu pada aspek pelestarian lingkungan. • Pendekatan ruang, pendekatan yang dilakukan dengan memadukan antara konstruksi formal dan fisik dengan konstruksi sosial dan ekonomi sehingga menghasilkan perpaduan antara kepentingan masyarakat luas dengan kepentingan industri. • Pendekatan partisipatif, pendekatan yang dilakukan dengan wawancara, sosialisasi atau seminar. 1.5. METODOLOGI 1.5.1. KERANGKA PENDEKATAN Dalam UU No. 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan disebutkan, bahwa yang dimaksud dengan wisata adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati objek dan daya tarik wisata. Orang yang melakukan kegiatan wisata disebut wisatawan. Oka A. Yoeti menyatakan bahwa istilah wisatawan harus diartikan sebagai seorang, tanpa membedakan ras, kelamin, bahasa dan agama, yang memasuki wilayah suatu negara yang mengadakan perjanjian yang lain daripada negara dimana orang itu biasanya tinggal dan berada disitu kurang dari 24 jam dan tidak lebih dari 6 bulan, di dalam jangka waktu 12 bulan berturut-turut, untuk tujuan non migran yang legal, seperti perjalanan wisata, rekreasi, olahraga, kesehatan, alasan keluarga, studi, ibadah keagamaan atau urusan usaha (business). Pariwisata, adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata, termasuk pengusahaan objek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha yang terkait di bidang tersebut (UU No. 10 Tahun 2009). Sedangkan pengertian pariwisata menurut (A. Hari Karyono, 1997 : 15) dikategorikan menjadi 2 (dua), yaitu secara: 1. Umum Pariwisata, adalah keseluruhan kegiatan pemerintah, dunia usaha dan masyarakat untuk mengatur, mengurus, dan melayani kebutuhan wisatawan. 2. Teknis Pariwisata
Recommended publications
  • Final Report Volume V Supporting Report 3
    No. JAPAN INTERNATIONAL COOPERATION AGENCY MINISTRY OF SETTLEMENT & REGIONAL INFRASTRUCTURE REPUBLIC OF INDONESIA THE STUDY ON RURAL WATER SUPPLY PROJECT IN NUSA TENGGARA BARAT AND NUSA TENGGARA TIMUR FINAL REPORT VOLUME V SUPPORTING REPORT 3 CONSTRUCTION PLAN AND COST ESTIMATES Appendix 11 CONSTRUCTION PLAN Appendix 12 COST ESTIMATES MAY 2002 NIPPON KOEI CO., LTD. NIHON SUIDO CONSULTANTS CO., LTD. SSS J R 02-102 Exchange Rate as of the end of October 2001 US$1 = JP¥121.92 = Rp.10,435 LIST OF VOLUMES VOLUME I EXECUTIVE SUMMARY VOLUME II MAIN REPORT VOLUME III SUPPORTING REPORT 1 WATER SOURCES Appendix 1 VILLAGE MAPS Appendix 2 HYDROMETEOROLOGICAL DATA Appendix 3 LIST OF EXISTING WELLS AND SPRINGS Appendix 4 ELECTRIC SOUNDING SURVEY / VES-CURVES Appendix 5 WATER QUALITY SURVEY / RESULTS OF WATER QUALITY ANALYSIS Appendix 6 WATER QUALITY STANDARDS AND ANALYSIS METHODS Appendix 7 TEST WELL DRILLING AND PUMPING TESTS VOLUME IV SUPPORTING REPORT 2 WATER SUPPLY SYSTEM Appendix 8 QUESTIONNAIRES ON EXISTING WATER SUPPLY SYSTEMS Appendix 9 SURVEY OF EXISTING VILLAGE WATER SUPPLY SYSTEMS AND RECOMMENDATIONS Appendix 10 PRELIMINARY BASIC DESIGN STUDIES VOLUME V SUPPORTING REPORT 3 CONSTRUCTION PLAN AND COST ESTIMATES Appendix 11 CONSTRUCTION PLAN Appendix 12 COST ESTIMATES VOLUME VI SUPPORTING REPORT 4 ORGANIZATION AND MANAGEMENT Appendix 13 SOCIAL DATA Appendix 14 SUMMARY OF VILLAGE PROFILES Appendix 15 RAPID RURAL APPRAISAL / SUMMARY SHEETS OF RAPID RURAL APPRAISAL (RRA) SURVEY Appendix 16 SKETCHES OF VILLAGES Appendix 17 IMPLEMENTATION PROGRAM
    [Show full text]
  • Birds of Gunung Tambora, Sumbawa, Indonesia: Effects of Altitude, the 1815 Cataclysmic Volcanic Eruption and Trade
    FORKTAIL 18 (2002): 49–61 Birds of Gunung Tambora, Sumbawa, Indonesia: effects of altitude, the 1815 cataclysmic volcanic eruption and trade COLIN R. TRAINOR In June-July 2000, a 10-day avifaunal survey on Gunung Tambora (2,850 m, site of the greatest volcanic eruption in recorded history), revealed an extraordinary mountain with a rather ordinary Sumbawan avifauna: low in total species number, with all species except two oriental montane specialists (Sunda Bush Warbler Cettia vulcania and Lesser Shortwing Brachypteryx leucophrys) occurring widely elsewhere on Sumbawa. Only 11 of 19 restricted-range bird species known for Sumbawa were recorded, with several exceptional absences speculated to result from the eruption. These included: Flores Green Pigeon Treron floris, Russet-capped Tesia Tesia everetti, Bare-throated Whistler Pachycephala nudigula, Flame-breasted Sunbird Nectarinia solaris, Yellow-browed White- eye Lophozosterops superciliaris and Scaly-crowned Honeyeater Lichmera lombokia. All 11 resticted- range species occurred at 1,200-1,600 m, and ten were found above 1,600 m, highlighting the conservation significance of hill and montane habitat. Populations of the Yellow-crested Cockatoo Cacatua sulphurea, Hill Myna Gracula religiosa, Chestnut-backed Thrush Zoothera dohertyi and Chestnut-capped Thrush Zoothera interpres have been greatly reduced by bird trade and hunting in the Tambora Important Bird Area, as has occurred through much of Nusa Tenggara. ‘in its fury, the eruption spared, of the inhabitants, not a although in other places some vegetation had re- single person, of the fauna, not a worm, of the flora, not a established (Vetter 1820 quoted in de Jong Boers 1995). blade of grass’ Francis (1831) in de Jong Boers (1995), Nine years after the eruption the former kingdoms of referring to the 1815 Tambora eruption.
    [Show full text]
  • Zoologische Verhandelingen
    CRUSTACEA LIBRARY SMITHSONIAN INST. RETURN TO W-119 ZOOLOGISCHE VERHANDELINGEN UITGEGEVEN DOOR HET RIJKSMUSEUM VAN NATUURLIJKE HISTORIE TE LEIDEN (MINISTERIE VAN CULTUUR, RECREATIE EN MAATSCHAPPELIJK WERK) No. 162 A COLLECTION OF DECAPOD CRUSTACEA FROM SUMBA, LESSER SUNDA ISLANDS, INDONESIA by L. B. HOLTHUIS LEIDEN E. J. BRILL 14 September 1978 ZOOLOGISCHE VERHANDELINGEN UITGEGEVEN DOOR HET RIJKSMUSEUM VAN NATUURLIJKE HISTORIE TE LEIDEN (MINISTERIE VAN CULTUUR, RECREATIE EN MAATSCHAPPELIJIC WERK) No. 162 A COLLECTION OF DECAPOD CRUSTACEA FROM SUMBA, LESSER SUNDA ISLANDS, INDONESIA by i L. B. HOLTHUIS LEIDEN E. J. BRILL 14 September 1978 Copyright 1978 by Rijksmuseum van Natuurlijke Historie, Leiden, The Netherlands All rights reserved. No part of this hook may he reproduced or translated in any form, by print, photoprint, microfilm or any other means without written permission from the publisher PRINTED IN THE NETHERLANDS A COLLECTION OF DECAPOD CRUSTACEA FROM SUMBA, LESSER SUNDA ISLANDS, INDONESIA by L. B. HOLTHUIS Rijksmuseum van Natuurlijke Historic, Leiden, Netherlands With 14 text-figures and 1 plate The Sumba-Expedition undertaken by Dr. E. Sutter of the Naturhistori- sches Museum of Basle and Dr. A. Biihler of the Museum fur Volkerkunde of the same town, visited the Lesser Sunda Islands, Indonesia, in 1949. Dr. Sutter, the zoologist, stayed in the islands from 19 May to 26 November; most of the time was spent by him in Sumba (21 May-31 October), and extensive collections were made there, among which a most interesting material of Decapod Crustacea, which forms the subject of the present paper. A few Crustacea were collected on the islands of Sumbawa (on 19 May) and Flores (19 and 21 November).
    [Show full text]
  • Henri Chambert-Loir
    S t a t e , C it y , C o m m e r c e : T h e C a s e o f B im a ' Henri Chambert-Loir On the map of the Lesser Sunda Islands, between Bali and Lombok in the west and Flores, Sumba, and Timor in the east, lies the island of Sumbawa, a compact, homogenous fief of Islam in the midst of a religious mosaic, of which history has not yet finished modi­ fying the pattern. From west to east the island, which forms part of the Nusa Tenggara province, is divided into three kabupaten : Sumbawa, Dompu, and Bima. Today the latter contains almost 430,000 inhabitants,* 1 of whom probably 70,000 live in the twin agglomera­ tions of Bima and Raba. The Present Town The Raba quarter developed at the beginning of this century when the kingdom of Bima was integrated into the Netherlands Indies. It contains the main administrative buildings: the offices of the bupati, located in the foimer house of the Assistant-Resident, the regional parliament (DPRD), and the local headquarters of the various administrative services. The urban center remains that of the former capital o f the sultanate, in the vicinity of the bay. In contrast to the governmental pole concentrated in Raba, the agglomeration of Bima contains the main centers of social life, both past and present. The former palace of the Sultans (N° 4 on Fig. 2) is an imposing masonry edifice built at the beginning of this century. Today it is practically deserted and will probably be converted into a museum.
    [Show full text]
  • Pulau Bali Dan Kepulauan Nusa Tenggara
    SINKRONISASI PROGRAM DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN JANGKA PENDEK 2018 - 2020 KETERPADUAN PENGEMBANGAN KAWASAN DENGAN INFRASTRUKTUR PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT PULAU BALI DAN KEPULAUAN NUSA TENGGARA PUSAT PEMROGRAMAN DAN EVALUASI KETERPADUAN INFRASTRUKTUR PUPR BADAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR WILAYAH KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT JUDUL: Sinkronisasi Program dan Pembiayaan Pembangunan Jangka Pendek 2018-2020 Keterpaduan Pengembangan Kawasan dengan Infrastruktur PUPR Pulau Bali dan Kepulauan Nusa Tenggara PEMBINA: Kepala Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah: Ir. Rido Matari Ichwan, MCP. PENANGGUNG JAWAB: Kepala Pusat Pemrograman dan Evaluasi Keterpaduan Infrastruktur PUPR: Ir. Harris H. Batubara, M.Eng.Sc. PENGARAH: Kepala Bidang Penyusunan Program: Sosilawati, ST., MT. TIM EDITOR: 1. Kepala Sub Bidang Penyusunan Program I: Amelia Handayani, ST., MSc. 2. Kepala Sub Bidang Penyusunan Program II: Dr.(Eng.) Mangapul L. Nababan, ST., MSi. PENULIS: 1. Kepala Bidang Penyusunan Program: Sosilawati, ST., MT. 2. Kepala Sub Bidang Penyusunan Program II: Dr.(Eng.) Mangapul L. Nababan, ST., MSi. 3. Pejabat Fungsional Perencana: Ary Rahman Wahyudi, ST., MUrb&RegPlg. 4. Pejabat Fungsional Perencana: Zhein Adhi Mahendra , SE. 5. Staf Bidang Penyusunan Program: Wibowo Massudi, ST. 6. Staf Bidang Penyusunan Program: Oktaviani Dewi, ST. KONTRIBUTOR DATA: 1. Nina Mulyani, ST. 2. Oktaviani Dewi, ST. 3. Ervan Sjukri, ST. DESAIN SAMPUL DAN TATA LETAK: 1. Wantarista Ade Wardhana, ST. 2. Wibowo Massudi, ST. TAHUN : 2017 ISBN : ISBN 978-602-61190-0-1 PENERBIT : PUSAT PEMROGRAMAN DAN EVALUASI KETERPADUAN INFRASTRUKTUR PUPR, BADAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR WILAYAH, KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT. i KATA PENGANTAR Kepala Pusat Pemrograman dan Evaluasi Keterpaduan Infrastruktur PUPR Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh; Salam Sejahtera; Om Swastiastu; Namo Buddhaya.
    [Show full text]
  • 'Tense, Aspect, Mood and Polarity in the Sumbawa Besar Dialect Of
    Tense, Aspect, Mood and Polarity in the Sumbawa Besar Dialect of Sumbawa SHIOHARA Asako ILCAA, Tokyo University of Foreign Studies Sumbawa is a language spoken in the western part of Sumbawa Island in Indonesia. Sumbawa exhibits three tense distinctions (past /present /future), which is unusual among languages in the Malayo-Sumbawan subgroup. It also has devices to mark inchoative aspect and several modal meanings. These tense, aspectual and modal distinctions are mainly achieved by two morpho-syntactic categories, namely the tense-modal (TM) marker and the aspect-modal (AM) clitic, which are considered to be independently occurring developments; no PAn verbal morphology is retained in this language. The negator nó appears in eight combinations with the tense marker ka ‘past’ and/or the aspect-modal clitics. This, too, is considered to be a local development. 1. Introduction1 Sumbawa is a language spoken in the western part of Sumbawa Island in Indonesia. According to Adelaar (2005), Sumbawa belongs to the Malayo-Sumbawan subgroup, which is a (western) member of the Malayo-Polynesian branch of the Austronesian language family. Within the Sumbawa language, Mahsun (1999) distinguishes four main dialects on the basis of basic vocabulary. The Sumbawa dialects are illustrated in map one. Map 1: Distribution of Sumbawa language and dialects2 (Based on Mahsun (1999)) 1 This study is based on conversational data gathered in Sumbawa Besar and Empang, Sumbawa, NTB between 1996 and 2013. I am very grateful to the Sumbawa speakers who assisted me by sharing their knowledge of their language, especially Dedy Muliyadi (Edot), Papin Agang Patawari (Dea Papin Dea Ringgi), and the late Pin Awak (Siti Hawa).
    [Show full text]
  • Cover Page BOSS
    Australia-Indonesia Partnership for Promoting Rural Income through Support for Markets in Agriculture (AIP-PRISMA) BEEF GROWTH STRATEGY DOCUMENT FOR NUSA TENGGARA BARAT PROVINCE October 2015 1 Australia-Indonesia Partnership for Promoting Rural Income through Support for Markets in Agriculture (AIP-PRISMA) Table of Contents 1. Executive Summary 4 2. Background 5 3. Sector Description 5 3.1 Sector profile 5 3.1.1 Overall context 5 3.1.2 Local context 7 3.2 Sector dynamics 8 3.2.1 Market overview 8 3.2.2 Sector map 9 3.2.3 Core value chain 9 Inputs 9 Production 11 Cattle marketing 12 3.2.4 Supporting functions and services 13 4. Analysis 16 4.1 Problems in core functions and their underlying causes 16 4.1.1 Problems faced by farmers and their underlying causes 16 4.1.2 Problems, underlying causes and their impact on farmers faced by other actors 17 4.2 Weaknesses in services, rules and regulations 18 4.3 Cross-cutting issues (gender and environment) 19 5. Strategy for Change 19 5.1 Market potential 19 5.2 Vision of change 20 5.3 Interventions 20 5.4 Sequencing and prioritisation of interventions 21 5.5 Sector vision of change logic 21 Annex 1: Intervention Logic Analysis Framework (ILAF) Annex 2: Identified market actors Annex 3: List of Respondents Annex 6: Investigation team Tables & Figures Figure 1: Global international production and consumption of beef, 2003-2013 ........................ 5 Figure 2: Cattle population by province 2012-2013 ................................................................... 7 Figure 3: Main livestock growing poverty prone districts in NTB ..............................................
    [Show full text]
  • Sosial Humaniora TAMBORA SEBUAH PERJALANAN VISUAL
    JURNAL TAMBORA VOL. 4 NO. 1 FEBRUARI 2020 http://jurnal.uts.ac.id Sosial Humaniora TAMBORA SEBUAH PERJALANAN VISUAL Aka Kurnia S F1*, M Syukron Anshori2 1*Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Teknologi Sumbawa 2Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Teknologi Sumbawa *Corresponding Author email: [email protected] Abstrak Diterima Tujuan dari penelitian ini adalah untuk merefleksikan kembali 200 tahun letusan Bulan Januari gunung Tambora yang berada di pulau Sumbawa Nusa Tenggara Barat melalui 2020 perjalanan dengan pendekatankajian fotografi,khususnyatravel photography. Sejak awal kehadirannyafotografi telah memainkan peran secara konstitutif dalam membentuk sebuah catatan perjalanan, hal ini juga sebanding dengan Diterbitkan pentingnya peran tersebut sebagai penggambaran identitas sosial (Osborne, Bulan Februari 2000). Selain itu, travel photography juga menjadi cara untuk melihat 2020 pengalaman melalui otentikasi visual (Hilman Wendy, 2007).Gunung Tambora meletus pada April 1815, berdampak pada perubahan iklim dunia dan bencana alam yang memakan korban 84.000 jiwa di pulau Sumbawa, serta mengubur Keyword : kerajaan Tambora dan Pekat.. Berdasarkan hasil penelitian, peneliti melihat Komunikasi, terjadinya rekonstruksi pemaknaan dalam sejarah letusan gunung Tambora yang Travel tidak hanya dilihat sebagai sebuah gunung, namun juga sebagai sebuah identitas Photography, dalam struktur sosial kemasyarakatan dalam bentuk karya fotografi. Seorang Tambora, 1815, fotografer berperandalam menciptakan sebuah realitas sejak pre-travel hingga Sumbawa, post-travel. Climate Change, Semiotika PENDAHULUAN Dampak Letusan Letusan Tambora berdampak pada skala Gunung Tambora meletus pada April 1815, lokal, nasional dan internasional yang berlangsung berdampak pada perubahan iklim dunia dan bencana dari tanggal 5-17 April yang mengubur dua kerajaan alam yang memakan korban 84.000 jiwa di pulau di sekitar Gunung Tambora, yakni kerajaan Sumbawa.
    [Show full text]
  • Case of Great Tambora Eruption 1815
    Interpretation of Past Kingdom’s Poems to Reconstruct the Physical Phenomena in the Past: Case of Great Tambora Eruption 1815 Mikrajuddin Abdullah Department of Physics, Bandung Institute of Technology, Jl. Ganesa 10 Bandung 40132, Indonesia and Bandung Innovation Center Jl. Sembrani No 19 Bandung, Indonesia Email: [email protected] Abstract In this paper I reconstruct the distribution of ash released from great Tambora eruption in 1815. The reconstruction was developed by analyzing the meaning of Poem of Bima Kingdom written in 1830. I also compared the effect of Tambora eruption and the Kelud eruption February 13, 2014 to estimate the most logical thickness of ash that has fallen in Bima district. I get a more logical value for ash thickness in Bima district of around 60 cm, not 10 cm as widely reported. I 1 also propose the change of ahs distribution. Until presently, it was accaepted that the ash thickness distributiom satisfied asymmetry cone distribution. However, I propose the ash distributed according to asymmetry Gaussian function. Random simulation and fitting of the thickness data extracted from isopach map showed that the asymmetry Gaussian distribution is more acceptable. I obtained the total volume of ash released in Tambora eruption was around 180 km3, greater of about 20% than the present accepted value of 150 km3. Keywords: Tambora eruption, poem of Bima Kingdom, isopach, ash distribution, asymmetry Gaussian, random simulation. I. INTRODUCTION What the scientists do to explain phenomena in the past during which science was unde developed? What the scientists do to reconstruct phenomena in the past at locations where scientific activities were under established? A most common approach is by excavating the location at which the events have happened and analyzing the collected results using modern science methods.
    [Show full text]
  • Directorate General of United States Water Resources Development Agency for Ministry of Public Works International Republic of Indonesia Development
    Directorate General of United States Water Resources Development Agency for Ministry of Public Works International Republic of Indonesia Development Small-Scale Irrigation Management Project ( SSIMP ) FINAL REPORT ENVIRONMENTAL ASSESSMENT KALIMANTONG II PROJECT MAIN REPORT including MITIGATION PLAN and MONITORING PLAN October 1989 Small-Scale Irrigation Management Project (SSIMP) FINAL REPORT ENVIRONMENTAL ASSESSMENT KALIMANTONG II PROJECT MAIN k -PORT including MITIGATION PLAN and MONITORING PLAN October 1989 Prepared by HARZA ENGINEERING COMPANY in association with Development Alternatives, Global Exchange, Inc. Inc. Environmental Studies Center, P.T. Wiratman University of Mataram and Associates TABLE OF CONTENTS PART I -- EXECUTIVE SUMMARY (Separate Volume) Page PART 2 -- MAIN REPORT (Chapters I-VI) Table of Contents ...... .. ............... i List of Appendices ..... ............. iv List of Tables ...... ................ v List of Maps and Figures .... ........ vi Glossary and Acronyms .... ............. vii I. INTRODUCTION Background .. ........................ I-i Indonesian Requiremets ..... .......... I-I USAID Requirements ...... ............ I-i Combined Process ...... ............. I Environmental Policy .... ............. 1-2 Objective of the Environmental Assessment . 1-2 Scope of Report ...... ................ 1-2 Sponsoring Agencies ..... .............. 1-3 II. DESCRIPTION OF THE PROPOSED PROJECT Type of Project ....... ............... - Location of Project ....... ............. I-I Limits of the Study Area ..... ..........
    [Show full text]
  • Final Report Pilot Project Management of the Off-Grid Solar PV Power Plant (PLTS) (RUMI Model)
    Final Report Pilot Project Management of the Off-Grid Solar PV Power Plant (PLTS) (RUMI Model) July 2018 Final Report Pilot Project Management of the Off-Grid Solar PV Power Plant (PLTS) (RUMI Model) July 2018 Issue Published by: Deutsche Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit (GIZ) GmbH Energising Development (EnDev) Indonesia De RITZ Building Lantai 3 Jl. HOS. Cokroaminoto No. 91 Menteng, Jakarta Pusat 10310 Indonesia Tel: +62 21 391 5885 Fax: +62 21 391 5859 Website: www.endev-indonesia.info In collaboration with: Directorate General of New Renewaable Energy and Enegy Conservation (DGNREEC) Ministry of Energy and Mineral Resources (MEMR) Graph and pictures are owned by GIZ Published and distributed by GIZ Jakarta, 2018 Table of Content Table of Content ................................................................................................................. i List of Diagrams, Maps, and Tables .................................................................................. ii Abbreviations .................................................................................................................... iii Forewords ......................................................................................................................... 1 CONCEPT AND APPROACH OF RUMI PROJECT MODEL ............................................. 2 GENERAL DESCRIPTION OF RUMI MODEL PROJECT’S LOCATIONS ......................... 4 A. Utilization and Management Pattern of off-grid Solar PV Power Plant .................... 4 B. Transportation
    [Show full text]
  • 11880887 03.Pdf
    ╙㧞┨ ⷐ ⺧ ߩ ⏕ ⹺ ╙㧞┨ ⷐ⺧ౝኈߩ⏕⹺ ⷐ⺧ߩ⚻✲࡮⢛᥊ ⷐ⺧ߩ⚻✲ ࠗࡦ࠼ࡀࠪࠕ࿖㧔એਅޟࠗޠ࿖㧕⷏࠿ࠨ࠻࠘ࡦࠟ࡜Ꮊ㧔એਅޔ06$㧕ߪޔࠫࡖࡢፉߩ᧲ㇱߦ ᶋ߆߱ࡠࡦࡏࠢፉޔࠬࡦࡃࡢፉߩઁޔ޿ߊߟ߆ߩፉ߆ࠄ᭴ᚑߐࠇߡ޿ࠆޕੱญߪ ਁੱᒝޔ Ꮊㇺߪࡠࡦࡏࠢፉߩ /CVCTCO ߢ޽ࠆޕหᎺߪޟࠗޠ࿖ߩ⚻ᷣ⊒ዷ߆ࠄขࠅᱷߐࠇޔઁᎺߣᲧ セߒߡ৻ੱᒰߚࠅߩ )4&2 ߪૐߊޔઁ࿾ၞߣߩ⚻ᷣᩰᏅᤚᱜ߇⺖㗴ߣߥߞߡ޿ࠆޕࠬࡦࡃࡢፉ 㧔㕙Ⓧ⚂ M টޔ᧲⷏⚂ জ㧕ߪੱญ߇⚂ ਁੱߢޔ⷏ጯߦ૏⟎ߔࠆ᷼ḧ 6CPQ ߣࡠ ࡦࡏࠢፉߣߩ㑆ߦࡈࠚ࡝࡯߇ㆇ⥶ߐࠇߡ߅ࠅޔઁߩፉ߳⒖േߔࠆ㓙ߩਥߥࠕࠢ࠮ࠬᚻᲑߣߥ ߞߡ޿ࠆޕፉౝߩ㆏〝ࠗࡦࡈ࡜ߪޔ6CPQ ߆ࠄർㇱߩᶏጯ✢ߦᴪߞߡ⿛ࠅޔหፉᦨᄢߩ↸ 5WODCYC$GUCT ࠍ⚻↱ߒߡፉ᧲ㇱ߳ߣ⥋ࠆ࿖㆏߇໑৻ߩᐙ✢㆏〝ߢ޽ࠅޔፉౝߩ‛ᵹࠍᜂߞ ߡ޿ࠆޕߘߩઁߩ㆏〝ߪᢛ஻߇චಽߢߪߥߊޔหፉߩ⚻ᷣ⊒ዷߩᅹߍߦߥߞߡ޿ࠆޕ ධㇱ࿾ၞߪㄘᬺޔ㋶ᬺޔ᳓↥ᬺ߿ⷰశߩ㐿⊒ࡐ࠹ࡦࠪࡖ࡞߇㜞޿ߎߣ߆ࠄޔޟࠗޠ࿖᡽ᐭߦ ࠃߞߡઁፉ߆ࠄߩ⒖૑᡽╷߇ផߒㅴ߼ࠄࠇޔ ᐕઍඨ߫߆ࠄ ᐕ߹ߢߦ ਎Ꮺࠍ⿥ ߃ࠆኅᣖ߇ࡠࡦࡏࠢፉ߿ࡃ࡝ፉ߆ࠄ⒖૑ߒߡ޿ࠆޕධㇱ࿾ၞ߳ߩࠕࠢ࠮ࠬ㆏〝ޔ࿖㆏ߩઍᦧ ࡞࡯࠻ߣߒߡޔ6CPQ ߣ 5WODCYC$GUCT ࠍ⚿߮ޔ࿖㆏ߣធ⛯ߔࠆධ࡝ࡦࠣ㆏〝ߩᢛ஻߇ㅴ߼ࠄ ࠇޔ ᐕߦߪ৻ᣤޔో඙㑆߇㐿ㅢߒߚޕߒ߆ߒߥ߇ࠄޔᯅ᪞ᢛ஻߇ขࠅᱷߐࠇߚߎߣޔ৻ ㇱ඙㑆ߦ߅޿ߡዊⷙᮨߥ߇ߌ፣ࠇ߇⊒↢ߒ㆏〝߇ኸᢿߐࠇߚߎߣ߆ࠄޔචಽߥᯏ⢻ࠍᨐߚߔ ߎߣ߇ߢ߈ߡ޿ߥ޿ޕߎߩࠃ߁ߥ⁁ᴫߢޔ⛽ᜬ▤ℂ߽චಽߦߥߐࠇߕޔ㆏〝⁁ᴫߪഠᖡߢ 9& ゞߢ߽⿛ⴕ߇࿎㔍ߥ⁁ᘒߢ޽ࠆޕᯅ᪞ᑪ⸳੍ቯ࿾ߦ߅޿ߡゞߪᴡᐥᮮᢿࠍ૛௾ߥߊߐࠇߡ߅ ࠅޔ㔎ቄߦߪ੤ㅢ߇ㆤᢿߐࠇ㓸⪭߇ቅ┙ߔࠆߥߤ␠ળ࡮⚻ᷣᵴേ਄ߩᡰ㓚߇↢ߓޔ࿾ၞߩ㐿 ⊒ࠍ㒖ኂߔࠆⷐ࿃ߣߥߞߡ޿ࠆޕ ߎߩࠃ߁ߥ⁁ᴫߦ㐓ߺޔޟࠗޠ࿖᡽ᐭߪޔධ࡝ࡦࠣ㆏〝⷏஥඙㑆ߦ߅ߌࠆᯅ᪞ᑪ⸳ߦ߆߆ࠆ ήఘ⾗㊄දജࠍᚒ߇࿖ߦⷐ⺧ߒߚޕߎߩⷐ⺧ߦၮߠ߈ ᐕᐲߦၮᧄ⸳⸘⺞ᩏ߇ታᣉߐࠇޔ ᐕᐲ㨪 ᐕᐲߦ߆ߌߡ ᯅߩᑪ⸳߅ࠃ߮ ᯅߩ⵬ୃ߆ࠄߥࠆήఘ⾗㊄දജޟ⷏࠿ࠨ࠻ ࠘ࡦࠟ࡜Ꮊᯅ᪞ᑪ⸳⸘↹ޠ㧔એਅޟ╙㧝ᦼ⸘↹ޠ㧕ࠍታᣉਛߢ޽ࠆޕ╙㧝ᦼ⸘↹ታᣉߩ᧦ઙߣ ߒߚޟࠗޠ࿖஥ߦࠃࠆ㆏〝ᢛ஻߽㗅⺞ߦㅴ߼ࠄࠇߡ߅ࠅޔ޿ߊߟ߆ߩ⒖᳃࿾඙ߣፉ⷏ㇱߩ‛ ᵹ᷼ḧޔࡈࠚ࡝࡯⊒⌕႐ߣߩ㑆ߩࠕࠢ࠮ࠬ߇⏕଻ߐࠇࠆߎߣߣߥࠆ߇ޔࠃࠅ෩ߒ޿㆏〝⁁ᴫ ߢ޽ࠆ᧲ㇱ඙㑆ߪᒁ߈⛯߈ᢛ஻߇ᔅⷐߥ⁁ᘒߣߒߡᱷߐࠇߡ޿ࠆޕ એ਄ߩ⚻✲߆ࠄޔ⷏஥඙㑆ߦᒁ߈⛯߈ޔධ࡝ࡦࠣ㆏〝ߩ᧲஥඙㑆ߩᢛ஻ࠍㅴ߼ࠆߴߊޔޟࠗޠ ࿖᡽ᐭߪ ᐕ ᦬ߦᚒ߇࿖ߦኻߒޔᯅ᪞ᢛ஻ߦ߆߆ࠆήఘ⾗㊄දജࠍⷐ⺧ߒߚޕᧄઙߩᢛ ஻ߦࠃࠅޔ╙㧝ᦼ⸘↹ߣ૬ߖߡޔධㇱ࿾ၞ߆ࠄፉߩ⷏ㇱ߿ർㇱ߳ߩࠕࠢ࠮ࠬ߇⏕଻ߐࠇޔ↥ ຠߩ቟ቯߒߚャㅍ߇น⢻ߦߥࠅޔ࿾ၞ૑᳃ߩ↢ᵴᡷༀߦ⾗ߔࠆߣߣ߽ߦㄘᬺޔ㋶ᬺޔ᳓↥ᬺ ߿ⷰశ㐿⊒ࠍផߒㅴ߼ࠆၮ⋚߇ᢛ஻ߐࠇࠆߣᦼᓙߐࠇࠆޕ ⷐ⺧ౝኈ ᒰೋⷐ⺧ౝኈ ධ࡝ࡦࠣ㆏〝 5GLQTQPI㨪.WP[WM ඙㑆ߦ߅ߌࠆ⸘↹ᯅ᪞㧔 ᯅ᪞㧕ߩౝޔᒰೋⷐ⺧ߐࠇߚ ᯅ᪞ߪ⴫ ߦ␜ߔߣ߅ࠅߦ ᯅ᪞㧔ోᯅ᪞㐳 O㧕ߢ޽ࠆޕ ⴫ ᒰೋⷐ⺧ᯅ᪞࡝ࠬ࠻ 'UVKOCVGF $TKFIG $TKFIG.QECVKQP $TKFIG0COG .GPIVJQH 4GOCTMU 0Q 5WD&KUVTKEV $TKFIG $4 #KT-GTWJΣ 5GMQPIMCPI O $4 #KT-GTWJΤ 5GMQPIMCPI
    [Show full text]