Badan Karantina Pertanian

2018

LAPORAN TAHUNAN BADAN KARANTINA PERTANIAN TAHUN 2017

BADAN KARANTINA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2018

ii

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat Allah SWT berkat rahmat dan hidayah- Nya maka Laporan Tahunan Badan Karantina Pertanian Tahun 2017 telah dapat diselesaikan. Laporan Tahunan ini merupakan gambaran pelaksanaan kegiatan di Lingkup Badan Karantina Pertanian selama Tahun 2017, baik kegiatan teknis maupun administrasi. Laporan Tahunan Badan Karantina Pertanian Tahun 2017 berisi realisasi dan capaian pelaksanaan kegiatan Badan Karantina Pertanian selama tahun 2017 pada Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani, Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati, Pusat Kepatuhan, Kerjasama dan Informasi Perkarantinaan, Balai Besar Uji Standar Karantina Pertanian, Balai Uji Terap Teknik dan Metoda Karantina Pertanian serta Unit Pelaksana Teknis Karantina Pertanian. Laporan Tahunan ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada pihak- pihak terkait atas upaya dan pencapaian Badan Karantina Pertanian selama tahun 2017. Pelaporan tersebut diperlukan sebagai wujud pertanggungjawaban, bahan evaluasi dan perbaikan pelaksanaan kegiatan di Badan Karantina Pertanian sekaligus sebagai pendorong peningkatan pelayanan serta pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Badan Karantina Pertanian. Kami menyadari bahwa Laporan Tahunan Badan Karantina Pertanian ini masih terdapat berbagai kekurangan, sehingga saran dan masukan sangat kami perlukan untuk perbaikan penyusunan laporan serupa di tahun mendatang.

Jakarta, Januari 2018

iii

DAFTAR ISI

Hal. KATA PENGANTAR ...... iii DAFTAR ISI ...... iv DAFTAR TABEL ...... vi

BAB I PENDAHULUAN ...... 1 A. Latar Belakang ...... 1 B. Tujuan ...... 2 C. Organisasi ...... 3 D. Visi dan Misi ...... 4 E. Tujuan ...... 5 F. Sasaran Program ...... 5

BAB II LAPORAN KEGIATAN SEKRETARIAT BADAN KARANTINA PERTANIAN ...... 9 A. Perencanaan...... 9 B. Keuangan dan Perlengkapan ...... 9 C. Pengembangan SDM ...... 10 D. Organisasi dan Tata Laksana ...... 16 E. Hukum dan Humas ...... 17 F. Pengelolaan TU dan Rumah Tangga ...... 18

BAB III LAPORAN KEGIATAN PUSAT KARANTINA HEWAN DAN KEAMANAN HAYATI HEWANI ...... 19 A. Bahan Kebijakan ...... 19 B. Bimbingan Teknis, Monitoring Evaluasi, Koordinasi dan Workshop ...... 23 C. Akreditasi Laboratorium Karantina Hewan ...... 25 D. Permasalahan dan Tindak Lanjut ...... 26

BAB IV LAPORAN KEGIATAN PUSAT KARANTINA TUMBUHAN 27 DAN KEAMANAN HAYATI NABATI A. Bahan Kebijakan ...... 27 B. Bimbingan Teknis, Monitoring dan Evaluasi ...... 37 C. Akreditasi Laboratorium Karantina Tumbuhan ...... 39 D. UPSUS ...... 39 E. Notification on Non Compliance (NNC) ...... 40 F. Permasalahan dan Tindak Lanjut ...... 42

BAB V LAPORAN KEGIATAN PUSAT KEPATUHAN, KERJASAMA DAN INFORMASI PERKARANTINAAN ...... 45 A. Bahan Kebijakan ...... 45 B. Pengawasan dan Penindakan ...... 45 C. Bimbingan Teknis dan Monitoring Evaluasi ...... 45 D. Harmonisasi Kerjasama Perkarantinaan ...... 46 E. Memorandum of Understanding (MoU) ...... 47 F. Perundingan/ Pertemuan Internasional ...... 48 G. Sistem Aplikasi Perkarantinaan ...... 49

iv

H. UPSUS...... 49 I. Tindak Lanjut ...... 49

BAB VI LAPORAN KEGIATAN BALAI BESAR UJI STANDAR KARANTINA PERTANIAN ...... 51 A. Pengembangan Teknik dan Metode Pengujian Laboratorium ...... 51 B. Validasi Metode Pengujian Laboratorium ...... 53 C. Fasilitasi Akreditasi Laboratorium Lingkup Badan Karantina Pertanian ...... 56 D. Koleksi Standar HPH/HPHK dan Koleksi Standar OPT/ OPTK ...... 58 E. Layanan Pemeriksaan Sampel Uji Laboratorium ...... 62 F. Layanan Internal ...... 62 G. Layanan Perkantoran ...... 62 H. Permasalahan dan Tindak Lanjut ...... 63

BAB VII LAPORAN KEGIATAN BALAI UJI TERAP TEKNIK DAN METODE KARANTINA PERTANIAN ...... 65 A. Pengembangan Teknik dan Metode Uji Terap Karantina Pertanian dan Keamanan Hayati ...... 65 B. Layanan Internal ...... 66 C. Layanan Perkantoran ...... 66 D. Permasalahan dan Tindak Lanjut ...... 66

BAB VIII LAPORAN KEGIATAN UNIT PELAKSANA TEKNIS ...... 69 A. Layanan Sertifikasi Karantina Pertanian dan Pengawasan Keamanan Hayati ...... 69 B. Layanan Internal ...... 74 C. Layanan Perkantoran ...... 75

BAB IX PENUTUP ...... 77

v

DAFTAR TABEL

Hal. Tabel 1. Capaian Output Bagian Perencanaan ...... 9 Tabel 2. Serapan Anggaran Per Belanja...... 10 Tabel 3. Serapan Anggaran Per Kegiatan...... 10 Tabel 4. Realisasi PNBP...... 10 Tabel 5. Jumlah Pegawai Berdasarkan Golongan...... 11 Tabel 6. Pegawai Barantan Sedang Melanjutkan Program S3 sampai dengan Tahun 2017 (Biaya BPPSDMP) ...... 11 Tabel 7. Pegawai yang melanjutkan Program S3 di Luar Negeri (Biaya SPIN Programme of KNAW)...... 11 Tabel 8. Pegawai yang melanjutkan Program S3 (Biaya Ministry of Economic Affair of The Netherland)...... 11 Tabel 9. Pegawai yang melanjutkan Program S3 (Biaya Badan Karantina Pertanian)...... 12 Tabel 10. Pegawai yang melanjutkan Program S2 (Biaya Badan Karantina Pertanian)...... 12 Tabel 11. Pegawai yang melanjutkan Program S2 (Biaya BPPSDMP) 13 Tabel 12. Pegawai yang melanjutkan Program S2 (Biaya Luar Negeri) ...... 14 Tabel 13. Kegiatan Pendidikan dan Pelatihan Reguler...... 14 Tabel 14. Mutasi Pegawai Tahun 2017...... 15 Tabel 15. Jumlah Pegawai Barantan yang Mendapatkan Sangsi (Punishment) Tahun 2017...... 15 Tabel 16. Hasil Penilaian IPNBK Badan Karantina Pertanian ...... 16 Tabel 17. Sertifikasi SNI...... 17 Tabel 18. Layanan Kehumasan...... 18 Tabel 19. Kegiatan Pengelolaan TU dan Rumah Tangga...... 18 Tabel 20. Hasil Analisa Risiko HPHK...... 20 Tabel 21. Temuan HPHK pada Kegiatan Pemantauan HPHK...... 20 Tabel 22. Rekapitulasi Penetapan IKH...... 22 Tabel 23. Bimbingan Teknis Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani...... 23 Tabel 24. Monitoring dan Evaluasi Karantina Hewan dan Keamanan 24 Hayati Hewani ...... Tabel 25. Hasil Analisa Risiko OPT ...... 28 Tabel 26. Hasil temuan OPTK A1 pada Pemantauan OPTK ...... 29 Tabel 27. Hasil temuan OPTK A2 pada Pemantauan OPTK ...... 30 Tabel 28. Rekapitulasi Penetapan IKT...... 33 Tabel 29. Rekapitulasi Persyaratan Teknis Pemasukan Benih...... 37 Tabel 30. Bimbingan Teknis Karantina Tumbuhan dan Keamanan 38 Hayati Nabati...... Tabel 31. Monitoring dan Evaluasi Karantina Tumbuhan dan 38 Keamanan Hayati Hewani...... Tabel 32. Rekapitulasi NNC Ekspor...... 40 Tabel 33. Permasalahan dan Tindak Lanjut...... 42 Tabel 34. Kasus Pelanggaraan Perkarantinaan...... 45

vi

Tabel 35. Kegiatan Bimbingan Teknis dan Monitoring Evaluasi ...... 46 Tabel 36. Perkembangan Kerjasama Badan Karantina Pertanian ...... 47 Tabel 37. Perkembangan Metode Pengujian Laboratorium...... 51 Tabel 38. Validasi Metode Uji Laboratorium Karantina Hewan, Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati...... 53 Tabel 39. Updating Daftar Laboratorium UPT Lingkup Badan Karantina Pertanian...... 56 Tabel 40. Daftar Koleksi Standar HPH/HPHK dan Koleksi Standar 58 OPT/OPTK...... Tabel 41. Frekuensi Layanan Pemeriksaan Sampel Uji Laboratorium...... 62 Tabel 42. Dukungan Aparatur Pegawai dan Layanan Perkantoran...... 62 Tabel 43. Permasalahan dan Tindak Lanjut...... 63 Tabel 44. Daftar Pengadaan Barang di BUT TMKP TA.2017...... 66 Tabel 45. Layanan Perkantoran di BUT TMKP TA. 2017...... 66 Tabel 46. Frekuensi layanan sertifikasi (Pemeriksaan dan Pembebasan) Karantina Hewan per UPT Karantina Pertanian ...... 69 Tabel 47. Frekuensi Kegiatan Tindakan Karantina (8P) Impor, Ekspor, Domestik Masuk dan Domestik Keluar (Karantina Hewan) ...... 70 Tabel 48. Temuan HPHK pada Kegiatan Operasional ...... 71 Tabel 49. Frekuensi layanan sertifikasi (Pemeriksaan dan Pembebasan) Karantina Tumbuhan per UPT Karantina Pertanian ...... 72 Tabel 50. Frekuensi Tindakan Karantina (8P), Impor, Ekspor, Domestik Masuk, Domestik Keluar (Karantina Tumbuhan) .. 73 Tabel 51. Temuan OPTK pada Kegiatan Operasional...... 74 Tabel 52. Pengadaan Barang di UPT KP ...... 75 Tabel 53. Layanan Perkantoran di UPT KP TA. 2017...... 75

vii BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada RPJM 2015-2019, NAWA CITA menjadi agenda prioritas Kabinet Kerja dengan mengarahkan pembangunan pertanian ke depan untuk mewujudkan kedaulatan pangan, agar sebagai bangsa dapat mengatur dan memenuhi kebutuhan pangan rakyatnya secara berdaulat. Kedaulatan pangan diterjemahkan dalam bentuk kemampuan bangsa dalam hal: (1) mencukupi kebutuhan pangan dari produksi dalam negeri, (2) mengatur kebijakan pangan secara mandiri, serta (3) melindungi dan menyejahterakan petani sebagai pelaku utama usaha pertanian pangan. Peningkatan kedaulatan merupakan salah satu bagian dari Agenda 7 Nawa Cita yaitu Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik.

Menindaklanjuti amanah Nawa Cita, Kementerian Pertanain menitikberatkan pembangunan pertanian selama periode 2015–2017 pada 7 (tujuh) Strategi Utama Penguatan Pembangunan Pertanian untuk Kedaulatan Pangan (P3KP) yaitu: (1) Peningkatan ketersediaan dan pemanfaatan lahan; (2) Peningkatan infrastruktur dan sarana pertanian; (3) Pengembangan dan perluasan logistik benih/ bibit; (4) Penguatan kelembagaan petani; (5) Pengembangan dan penguatan pembiayaan pertanian; (6) Pengembangan dan penguatan bioindustri dan bioenergy; (7) Penguatan jaringan pasar produk pertanian.

Selain 7 (tujuh) strategi utama, terdapat 9 (sembilan) strategi pendukung, yaitu: (1) Penguatan dan peningkatan kapasitas SDM Pertanian; (2) Peningkatan dukungan perkarantinaan; (3) Peningkatan dukungan inovasi dan teknologi; (4) Pelayanan informasi publik; (5) Pengelolaan regulasi; (6) Pengelolaan teknologi informasi dan komunikasi; (7) Pengelolaan perencanaan; (8) Penataan dan penguatan organisasi dan (9) Pengelolaan sistem pengawasan.

Pencapaian berbagai indikator sukses pembangunan pertanian ditempuh melalui pelaksanaan 11 (sebelas) program, yaitu: (a) Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Hasil Tanaman Pangan, (b) Peningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura, (c) Peningkatan Produksi dan Produktivitas Komoditas Perkebunan Berkelanjutan, (d) Pemenuhan Pangan Asal Ternak dan Agribisnis Peternakan Rakyat, (e) Penyediaan dan Pengembangan Prasarana dan Sarana Pertanian, (f) Penciptaan Teknologi dan Inovasi Pertanian Bioindustri Berkelanjutan, (g) Peninfgkatan Diversifikasi dan Ketahanan Pangan Masyarakat, (h) Peningkatan Penyuluhan, Pendidikan dan Pelatihan Pertanian, (i) Peningkatan Kualitas Perkarantinaan Pertanian dan Pengawasan Keamanan Hayati, (j) Pengawasan dan Peningkatan Akuntabiitas Aparatur Kementerian Pertanian serta (k) Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kementerian Pertanian.

Laporan Tahunan Badan Karantina Pertanian tahun 2017 1 Dalam upaya mendukung program pembangunan pertanian di Indonesia, Badan Karantina Pertanian senantiasa melakukan pembenahan secara internal (lingkup Badan Karantina Pertanian) maupun eksternal (kerja sama dengan instansi terkait baik secara nasional maupun internasional) dalam rangka optimalisasi tupoksi.

Untuk mengetahui perkembangan kinerja Badan Karantina Pertanian pada tahun 2017, maka diperlukan adanya Laporan Tahunan Badan Karantina Pertanian sebagai bahan evaluasi dan tindak lanjut kegiatan pada tahun- tahun berikutnya.

B. Tujuan

Tujuan Penyusunan Laporan Tahunan TA 2017 ini adalah:

1. Sebagai bahan informasi pelaksanaan program/kegiatan Badan Karantina Pertanian, baik kegiatan yang telah dilakukan di Kantor Pusat maupun Unit Pelaksana Teknis (UPT) lingkup Badan Karantina Pertanian yang dijabarkan dalam 6 kegiatan utama, yaitu:

a. Peningkatan Sistem Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani b. Peningkatan Sistem Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati c. Peningkatan Kepatuhan, Kerjasama dan Pengembangan Sistem Informasi Perkarantinaan d. Peningkatan Kualitas Pelayanan karantina Pertanian dan Pengawasan Keamanan Hayati e. Peningkatan Kualitas Penyelenggaraan laboratorium Uji Standar dan Uji Terap Teknik dan Metoda Karantina Pertanian f. Dukungan manajemen dan dukungan teknis lainnya pada Badan Karantina Pertanian

2. Sebagai bahan informasi terhadap tingkat pencapaian kinerja Badan Karantina Pertanian tahun 2017.

3. Untuk mengetahui berbagai permasalahan terkait terhadap pelaksanaan 6 kegiatan utama tersebut diatas.

Laporan Tahunan Badan Karantina Pertanian tahun 2017 2

Gambar 1. Jajaran Pimpinan Badan Karantina Pertanian (dari kiri ke kanan): Kepala Pusat Kepatuhan, Kerjasama dan Informasi Perkarantinaan, Kepala Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati, Kepala Badan Karantina Pertanian, Sekretaris Badan Karantina Pertanian, Kepala Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani.

C. Organisasi

Berdasarkan Peraturan Presiden RI Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsí, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Negara Republik Indonesiajo.Peraturan Presiden R.I Nomor 10 Tahun 2005 tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon I Kementerian Negara Republik Indonesia, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden R.I Nomor 15 Tahun 2005 serta Peraturan Menteri Pertanian No. 61/Permentan/OT.140/10/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian, menyatakan bahwa tugas pokok Badan Karantina Pertanian (BARANTAN) adalah melaksanakan perkarantinaan Pertanian. Di dalam melaksanakan tugas tersebut, BARANTAN menyelenggarakan fungsi: 1. Penyusunan kebijakan teknis, rencana dan program perkarantinaan hewan dan tumbuhan, serta pengawasan keamanan hayati; 2. Pelaksanaan perkarantinaan hewan dan tumbuhan, serta pengawasan keamanan hayati; 3. Pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan perkarantinaan hewan dan tumbuhan, serta pengawasan keamanan hayati; dan 4. Pelaksanaan administrasi Badan Karantina Pertanian.

Laporan Tahunan Badan Karantina Pertanian tahun 2017 3

KEPALA BADAN KARANTINA PERTANIAN

SEKRETARIS BADAN KARANTINA PERTANIAN JABATAN FUNGSIONAL

KEPALA BAGIAN KEPALA BAGIAN KEPALA BAGIAN KEPALA BAGIAN PERENCANAN KEUANGAN & UMUM HUKUM DAN HUMAS PERLENGKAPAN

KEPALA SUB BAGIAN KEPALA SUB BAGIAN KEPALA SUB BAGIAN KEPALA SUB BAGIAN PROGRAM PERBENDAHARAAN ORGANISASI & TATA LAKSANA PERATURAN PERKARANTINAAN TUMBUHAN BBUSKP, BUTTMKP, KEPALA SUB BAGIAN KEPALA SUB BAGIAN KEPALA SUB BAGIAN KEPALA SUB BAGIAN 50 UPTKP (BALAI BESAR, BALAI, STASIUN) ANGGARAN AKUNTANSI & VERIVIKASI TU DAN RUMAH TANGGA PERATURAN PERKARANTINAAN HEWAN KEPALA SUB BAGIAN KEPALA SUB BAGIAN KEPALA SUB BAGIAN KEPALA SUB BAGIAN HUMAS EVALUASI DAN PELAPORAN PERLENGKAPAN KEPEGAWAIAN

KEPALA PUSAT KEPALA PUSAT KEPALA PUSAT KARANTINA HEWAN DAN KEAMANAN HAYATI KARANTINA TUMBUHAN DAN KEAMANAN HAYATI KEPATUHAN, KERJASAMA DAN INFORMASI JABATAN JABATAN HEWANI NABATI PERKARANTINAAN FUNGSIONAL FUNGSIONAL

KEPALA BIDANG KEPALA BIDANG KEPALA BIDANG KEPALA BIDANG KEPALA BIDANG KEPALA BIDANG KEPALA BIDANG KEPALA BIDANG KEPALA BIDANG KARANTINA KEAMANAN HAYATI KARANTINA HEWAN KT BENIH KEAMANAN HAYATI KT NON BENIH INFORMASI KERJASAMA KEPATUHAN PRODUK HEWAN HEWANI HIDUP NABATI PERKARANTINAAN PERKARANTINAAN PERKARANTINAAN

KEPALA SUB BIDANG KEPALA SUB BIDANG KEPALA SUB BIDANG KEPALA SUB BIDANG KEPALA SUB BIDANG KEPALA SUB BIDANG KEPALA SUB BIDANG KEPALA SUB BIDANG KEPALA SUB BIDANG PRODUK HEWAN EKSPOR & KEAMANAN HAYATI HEWAN HIDUP EKSPOR BENIH EKSPOR & ANTAR KEAMANAN HAYATI NON BENIH EKSPOR & SISTIM INFORMASI KERJASAMA KEPATUHAN ANTAR AREA HEWANI EKSPOR & ANTAR & ANTAR AREA AREA NABATI IMPOR ANTAR AREA PERKARANTINAAN AREA HEWAN

KEPALA SUB BIDANG KEPALA SUB BIDANG KEPALA SUB BIDANG KEPALA SUB KEPALA SUB BIDANG KEPALA SUB BIDANG KEPALA SUB BIDANG KEPALA SUB BIDANG KEPALA SUB BIDANG PRODUK HEWAN IMPOR KEAMANAN HAYATI HEWAN IMPOR KEAMANAN HAYATI NON BENIH IMPOR & PELAYANAN INFORMASI SANITARI & FITOSANITARI KEPATUHAN HEWANI IMPOR BIDANG NABATI EKSPOR & ANTAR SAP PERKARANTINAAN BENIH IMPOR AREA TUMBUHAN Gambar 2. Struktur Organisasi Badan Karantina Pertanian.

D. Visi dan Misi

Visi Pembangunan Nasional 2015-2019 adalah “Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong”. Visi Kementerian Pertanian adalah “Terwujudnya Sistem Pertanian Bio- Industri berkelanjutan yang menghasilkan beragam pangan sehat dan produk bernilai tambah tinggi berbasis sumber daya lokal untuk kedaulatan pangan dan kesejahteraan petani.” Visi dalam Renstra Kementerian Pertanian di atas, selanjutnya menjadi acuan dalam penyusunan Visi Badan Karantina Pertanian (BARANTAN), yaitu: “Menjadi Instansi yang Tangguh dan Terpercaya Dalam Perlindungan Kelestarian Sumberdaya Alam Hayati Hewan dan Tumbuhan, Lingkungan dan Keanekaragaman Hayati serta Keamanan Pangan.”

Untuk mewujudkan visi di atas, terdapat 7 misi pemerintahan Presiden Joko Widodo, yaitu:

1. Mewujudkan keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah, menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumber daya maritim, dan mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan. 2. Mewujudkan masyarakat maju, berkeseimbangan dan demokratis berlandaskan Negara hukum. 3. Mewujudkan politik luar negeri bebas-aktif dan memperkuat jati diri sebagai Negara maritim. 4. Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju dan sejahtera. 5. Mewujudkan bangsa yang berdaya-saing. 6. Mewujudkan Indonesia menjadi Negara maritim yang mandiri, maju, kuat, dan berbasiskan kepentingan nasional. 7. Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan.

Laporan Tahunan Badan Karantina Pertanian tahun 2017 4

Dalam kaitannya dengan tugas dan fungsi Badan Karantina Pertanian (BARANTAN), maka Misi BARANTAN yaitu:

1. Melindungi kelestarian sumberdaya alam hayati hewan dan tumbuhan dari tumbuhan dari serangan hama dan penyakit hewan karantina (HPHK), dan Organisme pengganggu tumbuhan karantina (OPTK) 2. Mendukung terwujudnya keamanan pangan 3. Memfasilitasi perdagangan dalam rangka mempertahankan dan meningkatkan akses pasar komoditas pertanian 4. Memperkuat kemitraan perkarantinaan 5. Meningkatkan Citra dan Kualitas Layanan Publik .

E. Tujuan

1. Terjaganya Sumber daya alam hayati hewan dan tumbuhan dari serangan hama penyakit hewan karantina dan organisme pengganggu tumbuhan karantina 2. Terjaminnya keamanan produk pertanian yang berasal dari hewan dan tumbuhan 3. Pengendalian importasi dan percepatan eksportasi melalui pencegahan masuk dan keluarnya media HPHK dan OPTK 4. Memberdayakan masyarakat dalam pelaksanaan perkarantinaan 5. Mewujudkan Pelayanan Prima

F. Sasaran Program

Sasaran Program (SP) adalah kondisi yang ingin dicapai secara nyata oleh Badan Karantina Pertanian (BARANTAN) dalam pembangunan lima tahun mendatang sebagai dampak/hasil (outcome) dari program/kegiatan yang mengacu pada sasaran strategis Kementerian Pertanian. Menurut Peraturan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional(PPN)/Kepala Bappenas Nomor 5 Tahun 2014 tentang Pedoman Penyusunan dan Penelahaan Rencana Strategis Kementerian/Lembaga, kedudukan Sasaran Strategis berada pada level kementerian. Sedangkan pada level (eselon I), dalam hal ini BARANTAN, maka istilah yang dipergunakan adalah Sasaran Program (SP), untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 3.

Laporan Tahunan Badan Karantina Pertanian tahun 2017 5

Gambar 3. Kerangka Logis Penyusunan Renstra K/L (Sumber: Peraturan Menteri PPN/Ka Bappenas No 5 Tahun 2014)

Untuk mencapai visi dan misinya Badan Karantina Pertanian mengupayakan Program Peningkatan Kualitas Pengkarantinaan Pertanian dan Pengawasan Keamanan Hayati Sasaran Program Badan Karantina Pertanian (BARANTAN) adalah:

1. Meningkatnya efektivitas pengendalian risiko masuk, tersebar dan keluarnya HPHK dan OPTK. 2. Meningkatnya kualitas pelayanan tindakan karantina dan pengawasan keamanan hayati terhadap ekspor Media Pembawa HPHK dan OPTK dan keamanan hayati. 3. Meningkatnya kepatuhan dan kepuasan pengguna jasa karantina pertanian.

Peningkatan efektivitas pengendalian resiko masuk, tersebar dan keluarnya HPHK dan OPTKdiperlukan dalam rangka memaksimalkan tugas dan fungsi BARANTAN, mengingat besarnya ancaman dan risiko berbagai jenis penyakit hewan (HPHK) dan OPTK yang dapat masuk dan tersebar ke wilayah RI karena sangat luasnya wilayah yang harus diawasi dan dijaga. Besarnya risiko dan ancaman tersebut berdampak terhadap kesiapsiagaan seluruh jajaran BARANTAN dalam menjaga wilayah RI sehingga diperlukan implementasi yang konsisten dalam pelaksanaan dan efektivitas tindakan karantina mulai dari tingkatpre border, at border dan post border.

Peningkatan kualitas pelayanan tindakan karantina dan pengawasan keamanan hayati terhadap ekspor Media Pembawa HPHK dan OPTK dan keamanan hayati, diperlukan dalam rangka memberikan pelayanan perkarantinaan yang maksimal sesuai dengan standar internasional. Pengembangan sistem pengendalian resiko penyakit hewan secaraIn-line Inspection akan mampu mendukung upaya pengawasan, dan penegakan

Laporan Tahunan Badan Karantina Pertanian tahun 2017 6 hukum yang sekaligus mendukung rangkaian proses penjaminan kesehatan sehingga pemasaran produk pertanian yang sesuai standar dapat diterima oleh negara mitra yang sekaligus meningkatkan daya saing di pasar global.

Peningkatan kepatuhan dan kepuasan pengguna jasa karantina pertanian diperlukan dalam rangka memberikan jaminan terhadap kesehatan dan keamanan produk pertanian kepada masyarakat Indonesia dan Negara mitra sesuai tata aturan internasional. Pemerintah, dalam hal ini BARANTAN sebagai regulator perkarantinaan memiliki mandat konstitusional untuk memberikan perlindungan terhadap warga negara Indonesia dalam rangka penyediaan kebutuhan produk pertanian yang bermutu tinggi dan produk yang akan diekspor sesuai persyaratan negara mitra serta regulasi yang harus ditaati dan dilaksanakan dengan konsisten diikuti perbaikan sistem pelayanan public untuk memberikan kepuasan kepada pengguna jasa karantina pertanian. Adapun rincian program Badan Karantina Pertanian tahun 2015 – 2019 adalah Program Peningkatan Kualitas Pengkarantinaan Pertanian dan Pengawasan Keamanan Hayati dengan kegiatan sebagai berikut:

1. Peningkatan Sistem Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani 2. Peningkatan Sistem Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati 3. Peningkatan Kepatuhan Kerjasama dan Pengembangan Sistem Informasi 4. Dukungan manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya 5. Peningkatan Kualitas Penyelenggaraan laboratorium Uji Standard dan Uji Terap Teknik dan Metode Karantina Pertanian 6. Peningkatan Kualitas Pelayanan Karantina dan Pengawasan Keamanan Hayati

Laporan Tahunan Badan Karantina Pertanian tahun 2017 7 Laporan Tahunan Badan Karantina Pertanian tahun 2017 8

BAB II LAPORAN KEGIATAN SEKRETARIAT BADAN KARANTINA PERTANIAN

Pada Tahun Anggaran 2017, Sekretariat Badan Karantina Pertanian memperoleh alokasi anggaran sebesar Rp. 78.374.683.000,- dengan realiasi sebesar Rp. 76.831.008.530,- atau sebesar 98,03% dan capaian output sebesar 100 %. Anggaran tersebut digunakan untuk memfasilitasi kegiatan di Sekretariat Badan Karantina Pertanian sebagai berikut:

A. Perencanaan

Dalam rangka memfasilitasi kegiatan perencanaan, evaluasi dan pelaporan karantina pertanian serta rencana kerja dan penyusunan anggaran di Tahun 2017 telah dilaksanakan beberapa kegiatan yang menghasilkan output dokumen perencanaan, evaluasi dan pelaporan karantina pertanian tahun sejumlah 17 dokumen, dan penyusunan angggaran sejumlah 65 dokumen, dengan rincian sebagaimana Tabel 1.

Tabel 1. Capaian Output Bagian Perencanaan No Output Volume 1 Laporan Tahunan TA. 2016 1 Lap 2 LAKIN Baratan TA. 2016 1 Lap 3 LAKIN Sekretariat Barantan TA. 2016 1 Lap 4 Laporan Semester I Barantan TA. 2017 1 Lap 5 Laporan Bulanan Barantan TA. 2017 12 Lap 6 Laporan Monev Triwulan 4 Lap 7 Laporan Statistik Badan Karantina Pertanian 2012-2016 1 Lap 8 Renstra Badan Karantina Pertanian 1 Dokumen 9 Pedoman Rehab Gedung dan Bangunan Negara 1 Pedoman 10 Pedoman Pengukuran Kinerja Kegiatan Barantan 1 Pedoman 11 Pedoman Pelaporan Barantan 1 Pedoman 12 Pedoman Evaluasi Laboratorium Karantina Pertanian 1 Pedoman 13 Dokumen RKA-KL TA. 2017 53 Satker 14 Dokumen DIPA TA. 2017 1 Dokumen

B. Keuangan dan Perlengkapan

Realisasi anggaran Badan Karantina Pertanian TA.2017 sebesar Rp 790.005.541.885,- (98,47 %) dari target sebesar Rp 802.283.500.000, dengan realisasi PNBP sebesar Rp 291.834.777.258,- (134,00 %). dari target sebesar Rp 217.385.725.000,- . Secara rinci sebagaimana Tabel 2–4.

Laporan Tahunan Badan Karantina Pertanian tahun 2017 9

Tabel 2. Serapan Anggaran Per Belanja Persentase No Jenis Belanja Pagu (Rp) Realisasi (Rp) (%) 1 Belanja Pegawai 257.660.842.000 255.555.639.352 99,15 2 Belanja Barang 394.094.287.000 385.590.870.879 97,84 3 Belanja Modal 150.528.371.000 148.859.031.654 98,89 Total 802.283.500.000 790.005.541.885 98,47

Tabel 3. Serapan Anggaran Per Kegiatan No Jenis Kegiatan Pagu (Rp) Realisasi (Rp) Persentase (%) 1 Peningkatan Kepatuhan, 7.365.368.000 7.245.933.967 98,38 Kerjasama dan Informasi Perkarantinaan 2 Peningkatan Sistem 5.562.318.000 5.275.886.471 94,85 Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani 3 Peningkatan Sistem 7.264.719.000 7.168.195.970 98,67 Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati 4 Dukungan Manajemen 78.374.683.000 76.831.008.530 98,03 Teknis dan Lainnya 5 Penyelenggaraan Kualitas 35.876.836.000 35.642.735.854 99,35 Penyelenggaraan Laboratorium Uji Standard an Uji Terap Teknik dan Metode Karantina Pertanian 6 Peningkatan Kualitas 667.839.576.000 657.841.781.093 98,50 Pelayanan Karantina Pertanian dan Pengawasan Keamanan Hayati TOTAL 802.283.500.000 790.005.541.885 98,47

Tabel 4. Realisasi PNBP Jenis Target Realisasi Persentase No Penerimaan (Rp) (Rp) (%) 1 Umum 9.732.700 2.566.917.532 26,374% 2 Fungsional 218.548.633.928 293.145.906.790 134,13% TOTAL 218.558.366.628 295.712.823.790 135,30%

C. Pengembangan SDM

1. Keadaan Pegawai

Jumlah Pegawai Badan Karantina Pertanian sampai Tahun 2017 sebanyak 3.675 berdasarkan data SIMPEG sebagaimana Tabel 5.

Laporan Tahunan Badan Karantina Pertanian tahun 2017 10

Tabel 5. Jumlah Pegawai berdasarkan Golongan No Golongan Jumlah (orang) 1 I 15 2 II 1.351 3 III 1.960 4 IV 349 Jumlah Pegawai 3.675

2. Pendidikan Formal (Program S-2 dan S-3)

Pada saat ini pegawai Badan Karantina Pertanian yang sedang melanjutkan ke jenjang Pendidikan S-2 dan S-3 sebagaimana Tabel 6– 12.

Tabel 6. Pegawai Badan Karantina Pertanian Sedang Melanjutkan Program S-3 sampai dengan Tahun 2017 (Biaya BPPSDMP) No Nama Unit Kerja Jurusan Tempat Waktu/Ket 1 Drh. Ririn Setyowati, MM KKIP Ekonomi IPB 2013-2016 NIP.197712302008012012 Pertanian Perpanjangan 2015-2017 2 drh. Zulfikhar, M.Si/ BBKP Kesmavet UGM 1 September 2017 NIP.19810123 200912004 Soekarno s/d 31 Agustus Hatta 2021 3 Fitri Ujiyani, SP, M.Si Barantan Ento/ UGM 30/9/2014 s/d NIP.198009062005012002 Pitopatologi 1/10/2017

4 Masanto, SP,M.Sc BBKP Tg. Fitopatologi UGM 1 Sep 2016 s/d 31 NIP.198404092009121004 P riok Agustus 2020

Tabel 7. Pegawai yang melanjutkan Program S-3 di LN (Biaya SPIN Programme of KNAW) No Nama Unit Kerja Jurusan Tempat Waktu/Ket 1 Drh. Desniwaty, M.TropVSc B BUSKP PhD Universiteit Jan 2014 s/d NIP.197712132003122001 Vet.Med Netherland April 2018

Tabel 8. Pegawai yang melanjutkan Program S-3 di (Biaya Ministry of Economic Affair of The Netherland) No Nama Unit Kerja Jurusan Tempat Waktu/Ket 1. Nurul Dwi Handayani, SP, M.Si BUTTMKP Nematology Ghent 1 Januari 2017s/d NIP.197506212000032001 University 31 Desember Belgia 2020 2. Prabowo Lestari, SP., M.Si BUTTMKP Nematology Ghent 1 Januari 2017s/d 197407262008011010 University, 31 Desember Belgia 2020

Laporan Tahunan Badan Karantina Pertanian tahun 2017 11

Tabel 9. Pegawai yang melanjutkan Program S-3 (Biaya Barantan) No Nama Unit Kerja Jurusan 1 Drh Amanatin, Msi Pusat KH dan KHH Kesmavet Nip.197702252006042002 2 Drh. Julia Rosmaya Riasari, M.Si BUTTMKP Kesmavet NIP. 197207082003122001 3 Drh. Melani Wahyu Adiningsih, M.Si BKP Kelas I Kesmavet 197501152005012001 Cilegon 4 Drh. Rita Sari Dewi, M.Si Sekretariat Kesmavet NIP. 197409292003122001 Barantan 5 Drh. Helmi, M.Si BKP Kelas I Kesmavet NIP. 197603082005012001 Banjarmasin 6 Kresnamurti Tri Kurniasih, S.Si, M.Si BUTTMKP Ento/ NIP.197408302005012001 Pitopatologi 7 Isti Wulandari, SP. M.Si BBUS -KP Ento/ NIP.197701252003122001 Pitopatologi 8 Dwi Subekti, SP,M.Si BBUS-KP Ento/ NIP.197710242003122002 Pitopatologi 9 Selamet, SP, M.Si BKP Kelas II Ento/ 198003012006041023 Tarakan Pitopatologi 10 Nopriawansyah, SP,M.Si BBKP Tg. Priok Ento/ NIP.197611162003121001 Pitopatologi

Tabel 10. Pegawai Badan Karantina Pertanian Sedang Melanjutkan Program S-2 (Biaya BARANTAN) No Nama Unit Kerja Jurusan Tempat 1 Saurma Mona Astrid Sibarani, S.Si BBKP Soetta Hama Penyakit UGM NIP.197802022009122002 Tanamam (HPT) 2 Methy Handiyanti, SP BBUSKP Hama Penyakit UGM NIP.198612022011012011 Tanamam (HPT) 3 Bambang Trianom, SP BKP Kelas I Hama Penyakit UGM NIP.197803052005011001 Bandar Lampung Tanamam (HPT) 4 Heni Tyas Utami, S.Si BBKP Surabaya Keamanan Pangan UGM NIP.197302042003122001 5 drh. Muthohar Uddin SKP Kelas I Sain Veteriner UGM NIP.198005092008011013 Samarinda 6 drh. Haeriah BBUSKP Sain Veteriner UGM NIP.197907072009122003 7 drh. Laily Zuhdiana Aslihah SKP Kelas II Tg. Sain Veteriner UGM NIP.197907262009122003 Balai Karimun 8 drh Imelda Irma Siahaan BBKP Belawan Mikrobiologi Medik IPB NIP.197705182011012006 9 drh. Umar Suryanaga BKP Kelas I Mikrobiologi Medik IPB NIP.197905122003121001 Banjarmasin 10 Diana Budiman, SP BKP Kelas I Hama Penyakit IPB NIP.197611062009122001 Manado Tanaman (HPT) 11 Rizky Gunawan Sugeng Purnama, SP SKP Kelas II Tg. Hama Penyakit IPB NIP.197806282009121002 Balai Karimun Tanamam (HPT)

Laporan Tahunan Badan Karantina Pertanian tahun 2017 12 Tabel 11. Pegawai Badan Karantina Pertanian Sedang Melanjutkan Program S-2 ( Biaya PPSDMP) No Nama Unit Kerja Jurusan Tempat 1 Nanik Nurjanah, SP SKP Kelas I Entomologi/ UGM NIP.197701182009122002 Ambon Phytopatologi 2 Drh. Niken Pandan Sari BKP Kelas I Kesmavet IPB 198402272008012001 Balikpapan 3 Didiet Rahayu Diana, SP BBKP Tg. Priok Ento-Fito UGM NIP.198506262011012019 4 Herika Novrelly Jayatri, SP BKP Kelas I Ento-Fito UGM NIP.198211212011012008 Balikpapan 5 Drh. Iip Zuliana Rachmawati SKP Kelas I Biak Kesmavet UNHAS NIP.198507082011012013 6 Devi Ayu Komalaningrat, SP SKP Kelas I Ento-Fito IPB NIP.198104012011012010 Bandung 7 Catur Yogo Hendro Utomo, SP BKP Kelas II Organisme UNHAS NIP.197911092005011002 Tarakan Penggagu Tumbhan 8 Joko Premo Sukhumvito, SE BKP Kelas II Manajemen UNDIP NIP.198201092011011012 Tarakan Agribisnis 9 Drh. Nararya Adinata BBKP Soekarno- Kesmavet IPB NIP.198506132009121004 Hatta 10 Drh. Angga Yuka Alta Nasution BBKP Soekarno- Parasitologi dan IPB NIP.198604292011011009 Hatta Ento. Kesehatan 11 Mokhammad Danang Kusuma,SP BBKP Tg. Priok Fitopatologi IPB NIP.198604112009121003 12 Esti Prasetya Ningrum, SP BB KP Tg. Priok Fitopatologi UGM NIP.198409122011012016 13 Drh. Dedi Kurniawan BKP Kelas I Sain Veteriner UGM NIP.198209082011011009 Mataram 14 Drh. Evie Setyani BBKP Soekarno- Kesmavet IPB NIP.198009262009122002 Hatta 15 drh. Fitri Hidayati BBKP Surabaya Sains Veteriner UGM NIP.198306252009122002 16 drh. Putu Swesti Widyarini BBKP Surabaya Sains Veteriner UGM NIP.19821106 2008012003 17 drh. Rakhmi Ros Sari BBKP Surabaya Sains Veteriner UNAIR NIP.198012012009122002 18 Elmi Muliya, SP BBKP Tg. Priok Fitopatologi IPB NIP.198712312011012016 19 drh. Surtini BBKP Surabaya Sains Veteriner UGM NIP.19841024 2009122005 20 Drh. Rinaldi Ghurafa BBKP Soekarno- Kesmavet IPB NIP.198411112011011015 Hatta 21 Oka Dwi Handaru, SP BKP Kelas I Ilmu Hama UGM NIP.198610182009121009 Mataram Tumbuhan 22 Faishal Akbar, SP BKP Kelas I Perlindungan UB NIP.198412182011011008 Mataram Tanaman 23 Arindra Cahyadi Kristanto, SP BKP Kelas II Ilmu Hama UNHAS NIP.198010232011011008 Tarakan Tumbuhan 24 Novi Kusumaning Astuti, SP BBKP Tg. Priok Entomologi UGM NIP.198311242009122003 25 Heri Ahmadi, SP BBKP Tg. Priok Fitopatologi IPB NIP.198307012009121003

Laporan Tahunan Badan Karantina Pertanian tahun 2017 13 26 Puspita Wulansari, S.Sos Sekretariat Komunikasi Massa UNS NIP.198410032009122002 Barantan 27 Hendra, SP BKP Kelas II --- UGM NIP.198704052011011011 Cilegon 28 Ahmad Syauqi, Ssi/ BBKP Soekarno Entomologi IPB NIP.19820308 2014031001 Hatta 29 drh. Wredha Sandhi AP/ SKP Kelas II Tg. Kesmavet UNAIR NIP.19900510 2014031003 Balai Karimun 30 drh. Retno Setyaningsih/ SKP Kelas I Kesmavet IPB NIP.19900331 2014032002 Merauke 31 drh. Difa Widyasari / BBKP Tanjung MIkrobiologik Medik UGM NIP.19821205 2011012008 Priok 32 drh. Prima Febri Astantri/ BKP Kelas II Saint Veteriner UGM NIP.198512022009122005 Kendari

Tabel 12. Pegawai Badan Karantina Pertanian Sedang Melanjutkan Program S-2 (Biaya Luar Negeri) No Nama Unit Kerja Jurusan Tempat Waktu / Ket 1 Gina Yolanda Sari, SP BBUSKP (S2) Food Amerika Sep 2016- Savety Feb 2018 2 Irma Nurliawati,S.Si Pusat KTKHN (S2)Food Amerika Sep 2016- Savety Feb 2018

3. Pendidikan dan Pelatihan (DIKLAT) regular

Pada TA. 2017 telah dilaksanakan pendidikan dan pelatihan (diklat) reguler bagi petugas karantina untuk meningkatkan kompetensi petugas, secara rinci dapat dilihat pada Tabel 13.

Tabel 13. Kegiatan Pendidikan dan Pelatihan Reguler Jumlah Peserta No Jenis Diklat (orang) 1 Pelatihan Teknis Dasar Calon POPT Ahli (Dialihkan untuk 63 ujian Inpassing) 2 Pelatihan Teknis Dasar Calon Medik Veteriner (Dialihkan 65 untuk ujian Inpassing) 3 Pelatihan Teknik Dasar Calon POPT Terampil 40 4 Pelatihan Teknik Dasar Calon Paramedik Veteriner 38 5 Pendidikan dan Pelatihan Kepolisian Khusus Barantan 30 6 Pendidikan dan Pelatihan Analisis Intelejen Barantan 30 Jumlah Peserta 296

4. Mutasi Pegawai

Jumlah pegawai pada tahun 2017, yang mutasi sebanyak 259 Orang. Secara rinci, dapat dilihat pada Tabel 14.

Laporan Tahunan Badan Karantina Pertanian tahun 2017 14 Tabel 14. Mutasi Pegawai Tahun 2017 No Uraian Jumlah (orang) 1 Pensiun 64 2 Meninggal Dunia 14 3 Keluar dari PNS 1 4 Keluar dari PNS dengan hormat 1 5 Keluar dari PNS tidak dengan hormat 1 6 Mutasi Keperluan Organisasi 113 7 Mutasi karena permintaan 58 8 Mutasi ke instansi lain 7 Total 259

Penegakan disiplin pegawai sesuai dengan peraturan pemerintah nomor 53 tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil terus ditingkatkan dalam rangka mewujudkan aparatur sipil negara yang berdedikasi tinggi, Pegawai Badan Karantina Pertanian yang terkena hukuman (sangsi) pada tahun 2017 sebanyak 19 orang. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 15.

Tabel 15. Jumlah Pegawai Badan Karantina Pertanian Yang Mendapatkan Sangsi (Punishment) Tahun 2017 Tingkat Hukuman Jumlah No Jenis Hukuman Disiplin Disiplin Pegawai 1 Ringan Teguran Lisan 1 Teguran Tertulis 7 Pernyataan tidak puas secara tertulis 2 2 Sedang Penundaan kenaikan gaji berkala selama 1 0 (satu) tahun Penundaan kenaikan pangkat selama 1 (satu) 1 tahun Penurunan pangkat setingkat lebih rendah 2 selama 3 (tiga) tahun 3 Berat Penurunan pangkat setingkat lebih rendah 2 selama 3 (tiga) tahun Pemindahan dalam rangka penurunan jabatan 1 setingkat lebih rendah Pemberhentian dari jabatan 1 Pemberhentian dengan hormat tidak atas 1 permintaan sendiri Pemberhentian tidak hormat sebagai PNS 1 Total 19

Laporan Tahunan Badan Karantina Pertanian tahun 2017 15 D. Organisasi dan Tata Laksana

1. Standar Pelayanan Publik (SPP)

Pada TA. 2017 telah dilakukan evaluasi terhadap implementasi SPP di lingkup UPT Badan Karantina Pertanian. Berdasarkan hasil evaluasi dari Ombusdman, terdapat 35 UPT yang mempunyai tingkat kepatuhan tinggi (Zona Hijau) 4 UPT yang berada di Zona Merah, sedangkan UPT yang lainnya, belum di nilai oleh Ombusdman.

2. Sasaran Kinerja Pegawai (SKP)

Pada TA. 2017 telah tersusun sejumlah 3.675 SKP, baik SKP untuk Kantor Pusat maupun UPT, dengan nilai rata-rata Baik.

3. Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)

Berdasarkan hasil evaluasi kuisioner IKM UPT Badan Karantina Pertanian Kementerian Pertanian Tahun 2017 menunjukkan bahwa mutu pelayanan yang diberikan kepada masyarakat pengguna jasa karantina pertanian berada pada Kategori A dengan nilai IKM 84,58 (sangat baik).

4. Indeks Penialaian dan Nilai Kualitas Budaya Kerja (IPNBK)

Berdasarkan hasil pengolahan data dan quisiner terhadap pegawai Badan Karantina Pertanian, diperoleh hasil Indeks Penilaian dan Nilai kualitas Budaya Kerja (IPNBK) TA. 2017 sebesar 90,68 (sangat baik). Secara rinci indikator penilaian IPNBK dapat dilihat pada Tabel 16.

Tabel 16. Hasil Penilaian IPNBK Badan Karantina Pertanian No Nilai Dasar Nilai Indeks Nilai Kualitas 1 Komitmen 3,55 88,83 2 Keteladanan 3,63 90,87 3 Profesionalisme 3,64 90,99 4 Integritas 3,71 92,87 5 Disiplin 3,59 89,68 Nilai rata-rata 3,63 90,68

5. Sertifikasi SNI

Sampai Tahun 2017, jenis sertifikasi SNI yang sudah diperoleh oleh Badan Karantina Pertanian, baik di lingkup Pusat maupun UPT Karantina Pertanian sebagaimana Tabel 17.

Laporan Tahunan Badan Karantina Pertanian tahun 2017 16 Tabel 17. Sertifikasi Standar Nasional Indonesia (SNI) No Jenis Sertifikasi Jumlah Keterangan 1 SNI ISO 17025: 2008 34 UPT KP 2 SNI ISO 9001: 2008 19 UPT KP 3 SNI ISO 9001: 2015 1 Lingkup Pusat 4 SNI ISO 37001: 2016 2 BBKP Makassar dan BKP Mataram

E. HUKUM dan HUMAS

1. Peraturan Perkarantinaan

Pada TA. 2017 beberapa peraturan perkarantinaan telah disahkan sebanyak 7 dokumen, terdiri atas:

a. Permentan Nomor 01/Permentan/KR.020/1/2017 tentang Tindakan Karantina Tumbuhan Terhadap Pengeluaran Media Pembawa Organisme Pengganggu Tumbuhan dari Dalam Wilayah Negara RI. b. Permentan Nomor 05/Permentan/KR.020/3/2017 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Pertanian Nomor 12/Permentan/OT.140/3/2015 tentang Tindakan Karantina Hewan dan Tumbuhan Terhadap Pemasukan Media Pembawa Hama Penyakit Hewan Karantina dan Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina Di Tempat Pemeriksaan Karantina. c. Permentan Nomor 08/Permentan/KR.100/3/2017 tentang Tata Cara Tindakan Karantina Hewan dan Tumbuhan Terhadap Pemasukan dan Pengeluaran Media Pembawa Di Pusat Logistik Berikat d. Permentan Nomor 17/Permentan/KR.120/5/2017 tentang Dokumen Karantina Hewan e. Permentan Nomor 20/Permentan/KR.040/6/2017 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Pertanian Nomor 43/Permentan/OT.140/6/2012 tentang Tindakan Karantina Tumbuhan Untuk Pemasukan Sayuran Umbi Lapis Segar ke Dalam Wilayah Negara RI f. Permentan Nomor 27/Permentan/KU.030/8/2017 tentang Tarif Penerimaan Negara Bukan Pajak atas Jasa Tindakan Karantina Hewan dan Tumbuhan terhadap Pemasukan dan Pengeluaran Hewan Organik, Media Pembawa Untuk Bantuan Sosial dan Tindakan Penolakan atau Pemusnahan g. Permentan Nomor 35/Permentan/KR.020/9/2017 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Pertanian Nomor 94/Permentan/OT.140/12/2011 tentang Tempat Pemasukan dan Pengeluaran Media Pembawa Hewan Karantina dan Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina.

Laporan Tahunan Badan Karantina Pertanian tahun 2017 17 2. Layanan Kehumasan

Pada TA. 2017 telah dilaksanakan beberapa layanan kehumasan dalam rangka meningkatkan layanan perkarantinaan bagi masyarakat dan pengguna jasa, output dari layanan tersebut sebagaimana Tabel 18.

Tabel 18. Layanan Kehumasan No Kegiatan Volume 1 Jumpa Pers 7 Laporan 2 Pameran 3 Laporan 3 Temu Koordinasi 1 Laporan 4 Temu Karya 1 Laporan 5 Seminar Nasional 1 Laporan 6 Quarantine ecofest 1 Laporan 7 Pengelolaan website 1 Laporan 8 Evaluasi Layanan Informasi Publik 1 Laporan 9 Promosi dan Publikasi 4 Laporan

F. PENGELOLAAN TU DAN RUMAH TANGGA

Pada TA. 2017 kegiatan pengelolaan ketatausahaan dan rumah tangga menghasilkan output sebagaimana Tabel 19.

Tabel 19. Kegiatan Pengelolaan TU dan Rumah Tangga No Kegiatan Volume 1 Kearsipan Badan Karantina Pertanian 12 Laporan 2 Ketatausahaan Kantor Pusat 12 Laporan 3 Aplikasi Kerasipan Elektronik 1 Aplikasi 4 Pengelolaan kerumahtanggaan 12 Laporan

Kegiatan di Sekretariat Badan TA. 2017 dapat terselenggara dengan cukup baik dan lancar serta dapat mencapai target output dan serapan anggaran, hal ini disebabkan adanya upaya optimalisasi anggaran dengan revisi anggaran untuk memaksimalkan efisiensi penggunaan anggaran.

Laporan Tahunan Badan Karantina Pertanian tahun 2017 18 BAB III LAPORAN KEGIATAN PUSAT KARANTINA HEWAN DAN KEAMANAN HAYATI HEWANI

Pada Tahun 2017, Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani memperoleh alokasi anggaran sebesar Rp. 5.562.318.000,- dengan realiasi sebesar Rp. 5.275.886.471,- atau sebesar 94,85% dan capaian output sebesar 100 %. Anggaran tersebut digunakan untuk memfasilitasi kegiatan di Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani sebagai berikut:

A. Bahan Kebijakan

Pada Tahun 2017 Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani telah melakukan penyiapan bahan kebijakan berupa rancangan peraturan perundangan ( Keputusan / Peraturan Pemerintah / Menteri ) maupun berupa Draft Pedoman / Juklak / Juknis dengan output sebagai berikut:

1. Peraturan Menteri Pertanian

Peraturan Menteri Pertanian yang dihasilkan pada TA. 2017 adalah Peraturan Menteri Pertanian Nomor 17 Tahun 2017 tentang Dokumen Karantina Hewan dan Rancangan Permentan tentang Tata Cara Pemasukan Produk Hewan serta Rancangan Kajian Risiko dan Deskripsi Media Pembawa Penyakit Hewan Karantina Bahan Biologik dan Obat Hewan

2. Keputusan Kepala Badan

Keputusan Kepala Badan Karantina Pertanian yang diterbitkan pada TA. 2017 adalah sebagai berikut:

a. Keputusan Kepala Badan Karantina Pertanian Nomor 870 Tahun 2017 tentang Daftar Jenis MP HPHK dan OPTK yang dihapus dari Portal INSW; b. Instruksi Kepala Badan Karantina Pertanian Nomor 1330 Tahun 2017 tentang Pelaksanaan Keputusan Kepala Badan Karantina Pertanian Nomor 870 Tahun 2017 c. Pedoman Pengelolaan dan Alur Penggunaan Dokumen Karantina Hewan d. Pedoman Aplikasi Penetapan Instalasi Karantina Hewan (online) Nomor 403 tahun 2017 e. Petunjuk Pelaksanaan Layanan Prioritas Karantina Hewan dalam rangka mendukung Paket Kebijakan Ekonomi XI (Penurunan Dwelling Time)

Laporan Tahunan Badan Karantina Pertanian tahun 2017 19 3. Pedoman Teknis (Draft)

Draft pedoman teknis perkarantinaan hewan dan keamanan hayati hewani sebagai berikut: a. Pedoman Penyediaan Sarana TKH di Tempat Pemasukan b. Pedoman Tindakan Karantina Hewan Terhadap Media Pembawa Satwa Liar c. Pedoman TKH Untuk Produk Hewan d. Pedoman Persyaratan Teknis Tempat Pemeriksaan Karantina Hewan Untuk Pemeriksaan Fisik Terhadap Bahan Patogenik dan/atau Obat Hewan

4. Analisis Risiko

Pelaksanaan Analisis Risiko HPHK dilaksanakan terhadap komoditas yang diantar areakan. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 20.

Tabel 20. Hasil Analisa Risiko HPHK Komoditas; Bentuk No Daerah Asal Daerah Tujuan Komoditas 1 Telur tetas Surabaya Banjarmasin (HPHK: Avian Influenza) 2 Sapi NTT Samarinda (HPHK: Bruselosis) 3 Anjing Jakarta - Soetta Bali (HPHK: Rabies)

5. Seminar Hasil Pemantauan

Berdasarkan Seminar Hasil Pemantauan HPH/HPHK diperoleh data temuan HPH/HPHK yang berasal dari pengumpulan data status dan situasi HPHK, serta hasilnya telah diseminarkan dalam bentuk seminar regional dan nasional. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 21.

Tabel 21. Temuan HPHK pada kegiatan Pemantauan HPHK ditemukan di Tempat No Nama Spesies: Kelompok HPHK luar daerah UPT Temuan sebar (ya/tidak) 1 Terdapat 33 Jenis HPHK Gol. II: ND, regional ya UPTKP regional Anaplasmosis, AI, Theileriosis, Surra, sumatra Sumatra Rabies, Scabies, BVD, Brucellosis, IBR, Jembrana, SE, Babesiosis, Hog Cholera, ORF, Ring Worm, CRD, Canine Parvovirus, MCF, IBV, Stephanofilariasis/ Kaskado, Anthrax, Black Leg, Bovine Anaplasmosis, EBL, Fowl Pox, Old World Screwworm, Fowl Cholera, Paratuberculosis, Distemper, LPAI, IBD dan Bovine Babesiosis

Laporan Tahunan Badan Karantina Pertanian tahun 2017 20 2 Terdapat 29 Jenis HPHK Gol. II terdiri regional ya UPTKP regional atas: Anaplasmosis/s, Anthrax, Avian Jawa dan Jawa dan Madura Influenza (AI), Avian Infectious Bronchitis, Madura Babesiosis, Bovine Tubercollosis, Black leg, Bovine Virus Diarrhoae, Brucellosis, Canine Parvovirus Infection, Contagious Ecthyma/ ORF, Chronic Respiratory Disease (CRD), Dermatophilosis, Fowl Cholera, Fowl Thypoid, Hog Cholera, Infectious Bursal Disease (IBD) / Gumboro, Infectious Bovine Rhinotracheitis(IBR), Leptospirosis, Malignant Catarrhal Fever /MCF, New Castle Disease, Paratuberkulosis ( John's Disease), Rabies, Ring Worm, Scabies, Septichaemia Epizooticotica, Stephanofilariasis/ Kaskados, Theileriosis, Trypanosomosis/ Surra/Penyakit mubeng 3 Terdapat 27 Jenis HPHK Gol. II, yang regional ya UPTKP regional terdiri atas: Anaplasmosis, babesiosis , Kalimantan Kalimantan bovine babesiosis, BVD,IBR,Jembrana, Paratuberculosis, SE, Theileriosis, Trypanosomiasis, Ringworm, Scabies, Canine Parvovirus, Rabies, EDS, AI, ILT, ND, Orf, Erysipelas, Hog Cholera, Parvovirus, Brucellosis, IBD, Dermatophilosis, MCF, Old World Screwworm 4 Terdapat 31 Jenis HPHK golongan II, regional ya UPTKP regional yang terdiri: Sulawesi Sulawesi dan a. Anaplasmosis, anthrax, avian dan Maluku Maluku infectious bronchitis, AI, Avian mycopalsmosis, babesiosis, BVD,Brucellosis, Canine Parvovirus, Orf, Cysticercosis, Erysipelas, Fowl Cholera, Fowl Pox, Hog Cholera, IBR, IBD, ILT, MCF, Marek Disease, ND, Old World Screwworm, Rabies, Ringworm, Pseudomalleus, Scabies, SE, Cascado, Theileriosis, Trypanosomiasis, b. Listeriosis (data penelitian tahun 2015) 5 Terdapat 21 Jenis HPHK golongan II regional ya UPTKP regional yang terdiri atas Infectious Bursal Bali dan Bali dan Nusa Disease (IBD), Ericypelas, Nusa Tenggara Dermatophylosis, Stephanofilariasis, Hog Tenggara Cholera, New Castle Disease (ND), Septichaemia Epizootica (SE), Bovine Viral Diarrhoea, Scabies, Rabies, Avian Influenza, Surra, Canine parvovirus infection, Antrax, Bruselosis, Orf, MCF, Ring Worm, Fowl Cholera, Theileriosis, IBR

Laporan Tahunan Badan Karantina Pertanian tahun 2017 21 6 Terdapat 20 Jenis HPHK golongan II regional ya UPTKP regional yaitu: Hog Cholera, New castle desease, Papua dan Papua dan Papua Brucellosis, Fowl Cholera, Scabies, Papua Barat BVD, Pullorum, Avian Inflenza, Barat Septicaemia Epizootika, Orf, Canine Parvovirus, Marek’s Desease, Kaskado, Old world screwworm, Tuberculosis, Theileriosis, Dermatophilosis Babesiosis, Leptospirosis, Erysipelas

6. Instalasi Karantina Hewan

Pada TA. 2017 telah ditetapkan sejumlah perusahaan sebagai Instalasi Karantina Hewan sebagai tempat pemeriksaan kesehatan hewan. Secara rinci, penetapan IKH dapat dilihat pada Tabel 22.

Tabel 22. Rekapitulasi Penetapan IKH No UPT Perusahaan 1. BBKP Surabaya 1 PT. Wonokoyo Jaya Corporindo 2 Balai Besar Inseminasi Buatan Singosari (BBIB) Singosari 3 PT. Japfa Comfeed Indonesia, Tbk 4 PT. Greenfield Indonesia 5 PT. Panca Patriot Prima 6 PT. Salwa 2. BBKP Soekarno- 1 PT. Kerta Mulya Sejahtera Hatta 2 PT. Maseng Surya Kencana 3 PT. Japfa Comfeed Indonesia, Tbk 4 PT. Taman Impian Jaya Ancol 5 PT. Inquatex 6 PT. Wanara Satwa Loka 7 Badan Pemelihara Keamanan Polri Direktorat Polisi Satwa 8 PT. Bio Farma (Persero) 9 PT. Super Unggas Jaya 3. BBKP Tanjung 1 PT. Hade Dinamis Sejahtera Priok 2 PT. Sukamulya Hijau Lestari 4. BBKP Belawan 1 PT. Ellegrindo 5. BKP Kelas I 1 PT. Juang Jaya Abdi Alam Lampung 2 PT. Santosa Agrindo 6. BKP Kelas I 1 PT. Charoen Pokphand jaya Farm Pekanbaru Pekanbaru 2 PT. M alindo Feedmill, Tbk 7. BKP Kelas I Batam 1 CV. KY Kacer Young 8. BKP Kelas I 1 PT. Japfa Comfeed Indonesia, Tbk Padang 2 PT. Charoen Pokphand jaya Farm Padang 9. BKP Kelas I Jambi 1 PT. Sumber Unggas Jaya

Laporan Tahunan Badan Karantina Pertanian tahun 2017 22 10. BKP Kelas I 1 PT. Malindo Feedmill, Tbk Palembang 11. BKP Kelas I 1 PT. Charoen Pokphand jaya Farm Mataram Lombok 12. BKP Kelas I 1 PT. Malindo Feedmill, Tbk Pontianak 13. BKP Kelas I 1 PT. Cahaya Abadi Petani Banjarmasin 2 PT. Buana Karya Bakti 14. BKP Kelas II 1 PT. Charoen Pokphand jaya Farm Pangkal Pinang Bangka 2 PT. Bangka Botanical Garden 15. BKP Kelas II 1 CV. Rafli & Danu’s Farm Yogyakarta 2 PT. Peksi Gunaraharja 16. BKP Kelas II 1 PT. Agro Menara Rohmat Palangkaraya 17. SKP Kelas I Banda 1 Sumber Rezeki Aceh 18. SKP Kelas I 1 PT. Bibit Indonesia Bandung 2 PT. Citra Brahmana Perkasa 3 PT. Sukamulya Hijau Lestar i 19. SKP Kelas I 1 PT. Citra Agro Buana Semesta Cilacap 20. SKP Kelas I Pare- 1 CV. Agro Bukit Indah pare

B. Bimbingan Teknis, Monitoring Evaluasi, Koordinasi dan Workshop

1. Bimbingan Teknis

Pada TA. 2017, kegiatan Bimbingan Teknis Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani dilaksanakan sebanyak 7 (tujuh) kegiatan. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 23.

Tabel 23. Bimbingan Teknis Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani No Kegiatan Tempat Output 1 Penetapan nomor BKP Kelas I • Perlunya peningkatan kompetensi registrasi tempat Semarang, BKP petugas karantina terhadap pemrosesan Kelas II Medan, implementasi sistem manajemen sarang walet BBKP Surabaya, SKP keamanan pangan untuk ekspor ke Kelas I Bandung • Perlunya penyempurnaan Keputusan Tiongkok Ka. Barantan No. 406/2014. 2 Bimbingan Teknis BBKP Belawan, • Dalam pelaksanaan layanan prioritas Pelaksanaan BBKP Makassar, karantina, perlu pelatihan bagi petugas Kebijakan Impor BKP Kelas I Batam, karantina Produk Hewan BKP Kelas II Tanjung • Terkait penetapan IKH terhadap bahan Pinang pakan asal hewan perlu pembahasan

Laporan Tahunan Badan Karantina Pertanian tahun 2017 23 lebih lanjut terkait sinkronisasi Permentan No. 2/2015 dan Permentan No. 12/2015 3 Penetapan nomor BKP Kelas I • Jumlah rumah walet yang teregistrasi registrasi rumah Palembang, BKP selama periode Mei - Des 2017 wallet Kelas I Batam, BKP sebanyak 107. Kelas I Jambi, BKP Kelas II Pangkal Pinang 4 Bimbingan Teknis BKP Kelas I • Diperlukan segera penetapan Perlakuan Denpasar, BKP Kelas Rancangan Permentan Persyaratan Terhadap Alat I Manado, SKP Kelas Teknis dan Tindakan Karantina Hewan Angkut dan I Banda Aceh, BBKP terhadap Alat Angkut dan Kemasan Kemasan Makassar, BKP Kelas sebagai acuan petugas karantina I Pekanbaru, SKP hewan dalam melakukan penilaian Kelas I Sorong, BKP kelayakan dan tindakan karantina Kelas I Palembang hewan terhadap alat angkut dan kemasan • Dipandang perlu setiap UPTKP dengan frekuensi lalulintas alat angkut pengangkut MPHPHK yang tinggi disediakan sarana bangunan untuk desinfeksi secara otomatis • Diperlukan bimbingan teknis terhadap petugas karantina hewan dalam melakukan penilaian kelayakan alat angkut dan kemasan

2. Monitoring, Evaluasi, Koordinasi dan Workshop

Pada TA. 2017, kegiatan Monitoring, Evaluasi dan Koordinasi Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani dilaksanakan sebanyak 19 kegiatan. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 24.

Tabel 24. Monitoring, Evaluasi, Koordinasi dan Workshop Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani No Kegiatan Tempat Output 1 Monitoring BKP Kelas I Batam, BKP • Perlunya Peraturan Menteri Implementasi Kelas II Cilegon, BKP Pertanian tentang Tindakan Kebijakan Karantina Kelas I Denpasar, BKP Karantina Hewan Antar Area Produk Hewan Kelas II Medan, BKP • Perlunya penetapan area Antar Area Kelas II Ternate berdasarkan status HPHK • Perlunya peningkatan koordinasi dengan pemda 2 Monitoring SKP Kelas I Bandung, • Pemahaman pejabat struktural Implementasi BBKP Belawan, BBKP maupun fungsional UPTKP belum Kebijakan Surabaya, BKP Kelas II optimal terhadap tugas pokok Keamanan Hayati Yogyakarta fungsi keamanan hayati hewani, Hewani penggolongan benda lain terkait

Laporan Tahunan Badan Karantina Pertanian tahun 2017 24 input data dalam penentuan tindakan karantina. • Permentan 62/2006 tidak dapat dilaksanakan secara optimal dengan tidak didapatkannya informasi nomor registrasi obat hewan sediaan biologi dan surat persetujuan pemasukan yang diterbitkan oleh Ditjennakeswan, belum diaturnya pengeluaran, perbedaan istilah di antara regulasi karantina yang ada. 3 Rapat Evaluasi Jakarta Dalam upaya mendukung Pelaksanaan kelancaran ekspor sarang walet, Ekspor sarang perlu dikembangkan: Burung Walet Ke • Pemberdayaan instansi/ lembaga Tiongkok terkit sistem keamanan pangan • Pengembangan pelaksanaan pemeriksaan oleh pihak lain • Peninjauan kembali terhadap substansi dalam protocol ekpor sarang burung walet

C. Akreditasi Laboratorium Karantina Hewan

Pada Tahun 2017 terdapat 6 Laboratorium Karantina Hewan yang telah di akrdeitasi dan penambahan ruang lingkup sebagai berikut:

a. BBKP Belawan, ruang lingkup pengujian: Uji RBT terhadap Brucellosis b. BKP Kelas I Semarang, ruang lingkup pengujian: Uji RBT terhadap Brucellosis c. BKP Kelas I Pontianak, ruang lingkup pengujian: Uji RBT terhadap Brucellosis d. SKP Kelas I Sumbawa Besar, ruang lingkup pengujian: Uji RBT terhadap Brucellosis e. SKP Kelas I Biak, ruang lingkup pengujian: Uji HA HI dan Uji RBT terhadap Brucellosis f. SKP Kelas I Samarinda, ruang lingkup pengujian: Uji RBT terhadap Brucellosis

Laporan Tahunan Badan Karantina Pertanian tahun 2017 25 D. Permasalahan dan Tindak Lanjut

Permasalahan Operasional yang ditemukan antara lain:

a. Pelaksanaan monitoring importasi HBAH untuk bahan baku pakan (MBM, PPM), oleh UPTKP masih banyak yang belum melaporkan hasil monitoringnya, yang mana hasil monitoring tersebut dapat digunakan sebagai penyusunan protokol karantina; b. Importasi Kulit Mentah Garaman dalam bentuk potongan atau trimming akan berpotensi masuk ke rantai pangan; c. Implementasi Surat Keputusan Kepala Badan Karantina Pertanian No 870 Tahun 2017 Tentang Daftar Jenis MP HPHK dan OPTK yang dihapus dari Portal INSW belum sepenuhnya terlaksana; d. Implementasi Surat Keputusan Kepala Badan Karantina Pertanian No 87 Tahun 2016 tentang Juknis TKH terhadap HPR belum sepenuhnya terlaksana karena tidak semua UPT dapat melakukan Pengujian Titer Antibodi Rabies dan kendala dalam ketersediaan Kit Elisa Rabies; e. Belum semua UPTKP menerapkan kelengkapan safety dalam melakukan pemeriksaan MP HPHK (PPE: Sarung Tangan, Masker, Wearpak, dll); f. Belum semua UPTKP mempunyai sarana dan prasarana untuk pemeriksaan Hewan, BAH, HBAH dan Benda Lain di tempat pemasukan dan pengeluaran; g. Dalam pengisian deklarasi sertifikat sanitasi untuk ekspor sarang walet khususnya ke non Tiongkok, petugas karantina harus memastikan proses tersebut benar dilaksanakan oleh pemilik, sebagai contoh pemanasan sarang walet pada suhu 100 ◦C selama 1 jam; h. Penilaian Rumah Walet utk Ekspor Tiongkok belum sepenuhnya mengacu kepada Pedoman Kepala Badan sebagai contoh: menghitung kapasitas; penyediaan sarana dan prasarana untuk higiene; i. Perlu peningkatan kemampuan petugas dalam penilaian IKH sarang walet untuk ekspor ke Tiongkok;

Hambatan utama yang dihadapi Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani dalam melaksanakan Program Peningkatan Sistem Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani Tahun Anggaran 2017 adalah ketidakpastian waktu tindak lanjut kebijakan dalam proses penetapan rancangan kebijakan teknis karantina hewan dan keamanan hayati hewani, karena adanya keterkaitan dengan Biro Hukum Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian. Hal tersebut tercermin dari proses penetapan kebijakan yang berlarut-larut dan tidak memiliki target waktu penyelesaian penetapan.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, dibutuhkan adanya SOP penyelesaian proses penetapan kebijakan dengan target waktu tertentu setelah rancangan kebijakan di notadinaskan dari Badan Karantina Pertanian ke Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian.

Laporan Tahunan Badan Karantina Pertanian tahun 2017 26

BAB IV LAPORAN KEGIATAN PUSAT KARANTINA TUMBUHAN DAN KEAMANAN HAYATI NABATI

Pada Tahun 2017, Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati memperoleh alokasi anggaran sebesar Rp. 7.264.719.000,- dengan realiasi anggaran sebesar Rp. 7.177.343.970,- atau sebesar 98,80% dan capaian output sebesar 100 %. Anggaran tersebut digunakan untuk memfasilitasi kegiatan di Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati sebagai berikut:

A. Bahan Kebijakan

Pada Tahun 2017 Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati telah melakukan penyiapan bahan kebijakan berupa rancangan peraturan perundangan ( Keputusan / Peraturan Pemerintah / Menteri ) maupun berupa Draft Pedoman / Juklak / Juknis dengan output sebagai berikut:

1. Peraturan Menteri Pertanian

Pada Tahun 2017 diterbitkan 1 Permentan terkait perkarantinaan tumbuhan, yaitu Permentan Nomor 01/Permentan/KR.020/1/2017 tentang Tindakan Karantina Tumbuhan Terhadap Pengeluaran Media Pembawa Organisme Pengganggu Tumbuhan dari Dalam Wilayah Negara RI. Permentan ini merupakan hasil pembahasan pada tahun sebelumnya.

Selanjutnya, Peraturan Menteri Pertanian yang belum diselesaikan pada Tahun 2017 (output dari kegiatan penyusunan peraturan masih dalam bentuk kajian/rancangan) sejumlah 2 rancangan , yaitu: a. Kajian Peninjauan Kembali Permentan nomor 20 tahun 2011 juncto permentan nomor 66 tahun 2014 tentang Pengawasan Keamanan Pangan Segar Asal Hewan dan/atau Pangan Segar Asal Tumbuhan dari Negara Jepang terhadap Kontaminasi Radioaktif b. Kajian Rancangan Perubahan Permentan 43 tahun 2012 tentang Tindakan Karantina Tumbuhan untuk Pemasukan Sayuran Umbi Lapis Segar ke Dalam Wilayah Negara Republik Indonesia.

2. Keputusan Kepala Badan Karantina Pertanian

Keputusan Kepala Badan Karantina Pertanian yang dihasilkan pada Tahun 2017 belum dapat teralisasi, karena output dari kegiatan penyusunan pedoman masih dalam bentuk draft (masih dalam tahap pembahasan). Draft tersebut adalah sebagai berikut: a. Draft Pedoman Pengawasan Pelaksanaan Tindakan Karantina Tumbuhan oleh Pihak Ketiga b. Draft Pedoman Sertifikasi Fitosanitary Berbasis In Line Inspection untuk Komoditas Ekspor Strategis c. Draft Pedoman Pemasukan Produk Olahan Kayu d. Usulan Daftar Media Pembawa tidak Wajib Periksa Karantina

Laporan Tahunan Badan Karantina Pertanian tahun 2017 27 e. Draft Pedoman Pengawasan Pelaksanaan Tindakan Karantina Tumbuhan Tertentu oleh Pihak Ketiga f. Draft Petunjuk Pelaksanaan Monitoring Terhadap Pemasukan Pangan Segar Asal Tumbuhan g. Kajian Teknis Pelaksanaan Pos Lintas Batas (PPLB)

3. Analisa Risiko OPT

Pada TA. 2017 telah dilakukan pembahasan Analisa Risiko OPT terhadap 53 Komoditas yang akan dimasukan ke dalam wilayah Negara Ri, secara rinci dapat dilihat pada Tabel 25.

Tabel 25. Hasil Analisa Risiko OPT Komoditas: Nama Umum/ Nama Ilmiah (Bentuk Negara/ No Komoditas) Daerah Asal 1 Actinotus helianthi (bibit) Australia 2 Carica papaya (benih) Filipina 3 Theobromae cacao (benih) Amerika Serikat 4 Nicotiana tabacum (benih) Yunani 5 Wasabi japonica (benih) China 6 Hevea brasiliensis (mata entres) Cote D'Ivore, Abijan 7 Alocasia macrorrhizos (bibit) Thailand 8 Caladium bicolor (bibit) Thailand 9 Daucus carota (benih) Thailand 10 Chamaecytus palmensis (benih) Afrika Selatan 11 Phoenix dactylifera (kultur jaringan) Perancis 12 Pak choy / Brassica sp. (benih) Filipina 13 Tembakau / Nicotiana tabacum (benih) Brazil 14 Kedelai / Glycine max (benih) Mozambique 15 Tomat /Solanum esculentum (benih) Perancis 16 wortel / Daucus carota (benih) Afrika Selatan 17 kopi / Coffea arabica (benih) Costarica 18 Kentang (Solanum tuberosum) Irlandia 19 Bawang merah/ Shallot (Allium cepa var.ascalonicum) Tanzania 20 Anyelir/ Carnation / Dianthus caryophillis (benih) India 21 Karet / Hevea brasilliensis Barcelona Spanyol 22 Neoregelia imperalis (bibit) Thailand 23 Pisang /Musa sepiatum (bibit) Filipina 24 Jasmine / (benih) Thailand 25 Terung / Solanum melongena (benih) Jepang 26 Zanthsedeschia sp. (bibit) Belgia 27 Pisang cavendis / Musa acuminale (bibit) Costarica 28 Alpukat / Prersea americana (bibit /stek) Auatralia 29 Anggur / Vitis vinifera (bibit /stek berakar) Taiwan 30 Wortel (Daucus carota) (benih) Jepang 31 Rumput / Festuca arundinacea (benih) Switzerland 32 Rumput /Trifolium repens (benih) Switzerland 33 Brassica / Brassica napus (benih) Switzerland

Laporan Tahunan Badan Karantina Pertanian tahun 2017 28 34 Anggrek / Phalaenopsisi hybrid (bibit) Belanda 35 Tanaman Tsoi Sim / Brassica juncea (benih) Australia 36 Tanaman Kakao /Theobroma cacao (benih) Inggris 37 Kelapa sawit / Elaeis guineensis (benih) Malaysia 38 Tanamanan bawang putih /Allium sativum (benih) India 39 Tilandsia sp. (bibit) Belanda 40 Vinca / Catharanthus roseus (benih) Thailand 41 Tanaman bawang putih / Allium sativum (benih) China 42 Centrocema pascuorum (benih) Australia 43 Rossela / Hibiscus subdariffa (benih) Thailand 44 Vitis vinifera (benih) China 45 Bawang putih (benih) Bangladesh 46 Bawang putih (benih) Korea Selatan 47 Sirsak (benih) Equador 48 Bawang putih (benih) Belanda 49 Black oats / Avena strigose (benih) Perancis 50 Commont vect / Vicia sativa (benih) Perncis 51 Kubis/ Brassica sp. (benih) Jepang 52 Bawang putih (benih) Thailand 53 Acanthus mollis (benih) Belanda

4. Pemantauan OPT/OPTK

Berdasarkan rumusan dari Seminar Hasil Pemantauan OPTK TA. 2017, diperoleh data temuan OPTK A1 dan A2 sebagaimana Tabel 26 – 27.

Tabel 26. Hasil temuan OPTK A1 pada Pemantauan 2017 Kelompok No Spesies OPTK Bakteri 1 Acidovorax citrulli ***) 2 Clavibacter michiganensis subsp. sepedonicus***) 3 Dickeya chrysanthemi (=Erwinia chrysantemi) ***) 4 Dickeya zeae**) 5 Pantoea ananatis**) 6 Erwinia carotovora pv. atroseptica = Pectobacterium atrosepticum***) 7 Pseudomonas syringae pv. syringae***) Cendawan 1 Fusarium avenaceum**) 2 Diplodia maydis = Stenocarpella maydis Serangga 1 Trogoderma granarium ***) Tungau 1 Brevipalpus californicus**) Keterangan: *): ditemukan pada pemantauan tahun 2015-2016 **): ditemukan pada pemantauan tahun 2016-2017 ***): ditemukan pada pemantauan tahun 2015, 2016 dan 2017

Laporan Tahunan Badan Karantina Pertanian tahun 2017 29 Tabel 27. Hasil temuan OPTK A2 pada Pemantauan 2017 Kelompok No Spesies OPTK Bakteri 1. Burkholderia glumae*) 2. Clavibacter michiganensis subsp. michiganensis 3. Leifsonia xyli subsp. xyli (= Clavibacter xyli subsp. xyli) 4. Pantoea stewartii subsp. stewartii 5. Pseudomonas syringae pv. lachrymans Cendawan 1. Ephelis oryzae (=Balansia oryzae) 2. Helminthosporium solani 3. Peronosclerospora philippinensis 4. Peronosclerospora sorghi 5. Peronospora manshurica 6. Uromycladium tepperianum 7. Ustilago scitaminea Gulma 1. Asystasia gangetica Serangga 1. Aleurodicus dugesii 2. Bactrocera bryoniae 3. Bactrocera musae 4. Bactrocera occipitalis 5. Bemisia argentifolii 6. Dysmicoccus brevipes 7. Dysmicoccus neobrevipes 8. Hexamitodera semivelutina 9. Paraeucosmetus pallicornis 10. Phenacoccus manihoti 11. Planoccus lilanicus (= Planococcus deceptor) 12. Sexava coriacea 13. Sexava nubile Tungau 1. Calacarus carinatus 2. Raoiella indica 3. Phyllocoptruta oleivora Nematoda 1. Aphelenchoides besseyi*) 2. Globodera rostochiensis Virus 1. Papaya ringspot potyvirus (PRSV) Keterangan: *): OPTK ditemukan hampir diseluruh wilayah Indonesia.

5. Informasi Teknis Komoditas Ekspor

Pada TA 2017, telah dilakukan penyusunan informasi teknis komoditas ekspor benih rumput ke Pilipina dan Bambu ke Austalia

Laporan Tahunan Badan Karantina Pertanian tahun 2017 30 6. Perusahaan Kemasan Kayu (ISPM 15)

Perusahaan Kemasan Kayu merupakan perusahaan yang telah memenuhi persyaratan dan ketentuan yang sesuai dengan pedoman registrasi perusahaan kemasan kayu Badan Karantina Pertanian yang memproduksi dan memberikan jasa pengemasan berbahan kayu kepada pihak lain, berdomisili di Indonesia dan merupakan badan usaha/hukum Indonesia.

Pada TA. 2017 terdapat sejumlah perusahaan kemasan kayu yang telah diregistrasi (terlampir) dengan klasifikasi sebagai berikut:

a. Perusahaan Dalam Masa Pembekuan (suspend) sebanyak 2 Perusahaan

Pembekuan registrasi akan berakibat perusahaan yang bersangkutan tidak diperbolehkan melakukan kegiatan perlakuan (treatment) dan sertifikasi (marking) terhadap kemasan kayu sampai pembekuan tersebut dicairkan dan registrasinya dinyatakan berlaku kembali

b. Pencabutan Nomor Registrasi (withdrawn) sebanyak 54 Perusahaan

Perusahaan yang dicabut registrasinya tidak dapat diregistrasi ulang dan nomor registrasi yang dicabut, tidak dapat dipergunakan lagi

c. Perusahaan yang dapat melaksanakan perlakuan dan sertifikasi atas kemasan kayu sesuai dengan ketentuan ISPM No.15 sebanyak 76 Perusahaan

Perusahaan yang dinyatakan memenuhi persyaratan Skim Audit Badan Karantina Pertanian untu melaksanakan perlakuan (treatment) atas kemasan kayu sesuai dengan ISPM No.15

7. Perusahaan Fumigasi Metil Bromida (MB)

Perusahaan Fumigasi dengan Metilbromida merupakan perusahaan yang telah memenuhi persyaratan dan ketentuan yang sesuai dengan pedoman registrasi perusahaan fumigasi metil bromida Badan Karantina Pertanian yang berlaku dengan bidang usaha fumigasi, berdomisili di Indonesia dan merupakan badan usaha/hukum Indonesia. Pada TA. 2017 terdapat sejumlah perusahaan fumigasi yang telah diregistrasi (terlampir), dengan klasifikasi sebagai berikut:

a. Perusahaan Dalam Masa Pembekuan (suspend) sebanyak 8 Perusahaan. Pembekuan registrasi akan berakibat perusahaan yang bersangkutan tidak diperbolehkan melakukan kegiatan fumigasi sampai pembekuan tersebut dicairkan dan registrasinya dinyatakan berlaku kembali.

Laporan Tahunan Badan Karantina Pertanian tahun 2017 31 b. Pencabutan Nomor Registrasi (withdrawn) sebanyak 61 Perusahaan. Perusahaan yang dicabut registrasinya tidak dapat diregistrasi ulang dan nomor registrasi yang dicabut, tidak dapat dipergunakan lagi.

c. Perusahaan yang dapat melaksanakan perlakuan fumigasi sesuai dengan standar Badan Karantina Pertanian sebanyak 90 Perusahaan. Perusahaan yang dinyatakan memenuhi persyaratan Skim Audit Badan Karantina Pertanian untuk melaksanakan fumigasi dengan Metilbromida sesuai dengan standar Badan Karantina Pertanian.

8. Perusahaan Fumigasi Phospin

Perusahaan Fumigasi dengan Phospin merupakan perusahaan yang telah memenuhi persyaratan dan ketentuan yang sesuai dengan pedoman registrasi perusahaan fumigasi phospin Badan Karantina Pertanian yang berlaku dengan bidang usaha fumigasi, berdomisili di Indonesia dan merupakan badan usaha/hukum Indonesia. Pada TA. 2017 terdapat sejumlah perusahaan fumigasi yang telah diregistrasi (terlampir), dengan klasifikasi sebagai berikut:

a. Perusahaan Dalam Masa Pembekuan (suspend) sebanyak 0 Perusahaan. Pembekuan registrasi akan berakibat perusahaan yang bersangkutan tidak diperbolehkan melakukan kegiatan fumigasi sampai pembekuan tersebut dicairkan dan registrasinya dinyatakan berlaku kembali

b. Pencabutan Nomor Registrasi (withdrawn) sebanyak 3 Perusahaan. Perusahaan yang dicabut registrasinya tidak dapat diregistrasi ulang dan nomor registrasi yang dicabut, tidak dapat dipergunakan lagi

c. Perusahaan yang dapat melaksanakan perlakuan fumigasi sesuai dengan standar Badan Karantina Pertanian sebanyak 56 Perusahaan. Perusahaan yang dinyatakan memenuhi persyaratan Skim Audit Badan Karantina Pertanian untuk melaksanakan fumigasi dengan Phospin sesuai dengan standar Badan Karantina Pertanian.

9. Instalasi Karantina Tumbuhan (IKT)

Pada TA. 2017 telah ditetapkan sejumlah perusahaan sebagai Instalasi Karantina Tumbuhan sebagai tempat pemeriksaan kesehetan tumbuhan secara visual. Secara rinci, penetapan IKT dapat dilihat pada Tabel 28.

Laporan Tahunan Badan Karantina Pertanian tahun 2017 32 Tabel 28. Rekapitulasi Penetapan IKT No UPT No Perusahaan 1 BBKP Belawan 1 PT.Wahana Graha Makmur 2 BBKP 1 PT.Comextra Majora Makassar 2 UD.Celebes Jaya 3 PT.Gerbang Cahaya Utama, Makassar 4 PT.Charoen Pokhand Indonesia,Makassar 5 PT. Mars Symbioscience Indonesia 6 PT. Giwang Citra Laut 7 PT. Barry Callebaut Comextra Indonesia 8 PT. Rika Rayhan Mandiri 9 PT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk. Makassar 10 PT. Mega Citra Karya 11 Koperasi Agroniaga 12 PT. Sumberguna Makasarnusa 13 UD. Seaweed Sukses Sejahtera 14 CV. Guna Bahari Indonesia 15 PT. Cargill Indonesia 16 PT. Rapid Niaga International 17 CV. Mitra Sejahtera 18 PT. ADM Cocoa, Makassar 19 PT. Makassar First Cocoa 20 PT. Cahaya Cemerlang Makassar 21 PT. Malindo Feedmill Tbk. 22 PT. Asia Sejahtera Mina 23 PT. Perkasa Agung Sejati 24 PT. Bunga Indah Malino 25 PT. Bantimurung Indah 26 PT. Panca Usaha Palopo Plywood 27 PT. Wahyu Putra Bima Sakti 28 PT. New Hope Indonesia 29 PT. Laris Manis Utama 30 PT. Phoenix Jaya 31 PT. Bontojalling Baoji Indonesia 3 BBKP 1 PT.Strawberindo Lestari Soekarno 2 PT.Monfori Nusantara Hatta 3 PT.Ekakarya Graha Flora 4 PT.Planters 5 PT.Transplants Indonesia 6 PT.Florex Farmindo 7 PT. East West Seed Indonesia

Laporan Tahunan Badan Karantina Pertanian tahun 2017 33 8 PT.Puri Sekar Asri 9 Made Sugate Astawa 10 Ikt Allesscia Bunga Potong 11 Sub Terminal Agribisnis Milik Pemerintahan Daerah Kabupaten Garut 12 PT.Florion 13 PT.Kosato Raya 14 PT. Masindo Mitra Mandiri 15 PT. Willis Agro Lestari 16 PT. Nusantara Segar Global 4 BBKP 1 PT.Excellent Kencana Surabaya 2 PT.Mitra Tani Tujuh 3 PT.Bisi International,Surabaya 4 PT.Fugui Flour & Grain Indonesia,Surabaya 5 PT.Jangkar Pacific,Surabaya 6 PT.Asal Jaya 7 PT. Depo Surabaya Sejahtera,Surabaya 8 PT.Timur Jaya Panel,Surabaya 9 PT.Buana Amanah 10 PT. Agri Makmur Pertiwi 11 PT. Timur Jaya Panel 12 PT. Purnomo Sejati 13 PT. Asal Jaya 14 PT. Asal Jaya 15 PT. Syngenta Seed Indonesia 16 PT. Branita Sandhini 17 PT. Batara Elok Semesta Terpadu 18 PT. Selektani Induk Usaha 19 PT. Sadhana 20 PT. Dupont Indonesia 21 PT. Bentoel Prima 22 PT. Malindo Feedmill Tbk. 5 BBKP Tanjung 1 PT.Melrimba Sentra Agrotama Priok 2 CV. Deliyana Karya Mandiri 3 Alesscia Bunga Potong 4 PT.Puri Sekar Asri 5 PT.Winon International 6 PT.Fomosa Indah Indonesia 6 BKP Kelas I 1 PT.Great Giant Pineapple,Lampung Bandar 2 PT.Fks Multi Agro Lampun 3 PT. Japfa Comfeed Indonesa, Tbk

Laporan Tahunan Badan Karantina Pertanian tahun 2017 34 7 BKP Kelas I 1 PT.Budi Wahana Binaswasata Palembang 2 PT.Tania Selatan 3 PT.Bina Sawit Makmur 4 PT. Sinar Alam Permai 5 PT. Indonesia Fiberboard Industry 6 PT. Indopal Harapan Murni 8 BKP Kelas I 1 PT.Java Agritech Semarang 2 PT. Taman Delta Indonesia 3 PT.Panganmas Inti Persada 4 PT.Agri Spice Indonesia 5 PT.Malindo Feedmill Tbk. 6 PT. Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk. 7 CV. Exotic Bonsai Indonesia 9 BKP Kelas II 1 PT.Pundi Kencana Cilegon 2 PT. Sang Hyang Seri 3 PT.Japfa Comfeed Indonesia,Tbk 4 PT.Krakatau Bandar Samudera 5 PT. Cerestar Flour Mills 6 PT.Kerta Mulya Saripakan,Cilegon 7 PT. Charoen Pokphand Indonesia 8 PT.Redwood Indonesia,Cilegon diganti PT. Tereos FKS Indonesia 9 PT.Sentral Grain Terminal,Cilegon 10 PT. Welgro Feedmil Indonesia,Cilegon 11 PT.Universal Agri Bisnisindo,Cilegon 12 PT.Cibadak Indah Sari Farm 13 PT. Sierad Produce Tbk. 14 PT. Sinta Prima Feedmill 15 PT. Gold Coin Indonesia 16 PT. Malindo Feedmill Tbk. 17 PT. Cheil Jedang Superfeed 18 PT. Wonokoyo Jaya Kusuma 19 PT. Torabika Eka Semesta 20 PT. Bungasari Flour Mills Indonesia 21 PT. Golden Grand Mills 22 PT. Suri Tani Pemuka 23 PT. Citra Ina Feedmill 24 PT. QL Agrofood

Laporan Tahunan Badan Karantina Pertanian tahun 2017 35 10 BKP Kelas II 1 PT.PP London Sumatra indonesia, Medan Medan 2 PT.Bakrie Sumatera Plantations Tbk,Tanjung Balai Asahan 3 PT.Sumatera Busan 4 PT.Tamora Stekindo,Medan 5 PT.Bibit Baru,Medan 6 PT.Bakrie Sumatera Palntations,Medan 7 PT.Socfindo Indonesia,Medan 8 PT.Timbang Deli Indonesia 9 PT. Pusat Penelitian Kelapa Sawit 11 BKP Kelas II 1 PT.Borneo Makmur Lestari,Palangkaraya Palangkaraya 2 PT.Gunung Sejahtera Ibu Pertiwi, Pangkaraya 3 PT.Perdagangan Perindustrian Dan Pengangkutan Sampit, Palangkaraya 4 PT. Sampit International 5 PT.Kahayan Berseri 6 PT. Sinar Alam Permai 12 BKP Kelas II 1 PT.Abhirama Kresna Yogyakarta 2 PT.Out Of Asia 3 PT.Prima Parquet Indonesia 4 PT.Homeware Internatonal Indonesia 5 PT. Takii Seed Indonesia 6 CV.Sinar Albasia Utama 7 PT. Suwastama Tumbuemas Sejahtera 8 PT. Multiyasa Abadi Sentosa 13 BKP Kelas II 1 PT. Sulawesi Central Commodity Palu 2 PT. Olam Indonesia 3 PT. Tanah Mas Celebes Indah 4 PT. Cargill Indonesia 14 SKP Kelas I 1 PT.Satria Perkasa Indonesia Bandung 2 PT.Embee Plumbon Tekstil 3 PT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk. 4 CV. Agrotani Central Farm 5 PT. Alamanda Sejati Utama 15 SKP Kelas I 1 CV.Samudera Agro Makmur,Bengkulu Bengkulu 2 PT.Bukit Angkasa Makmur,Bengkulu 3 PT.Batanghari Bengkulu Pratama,Bengkulu 16 SKP Kelas I 1 UD. Hasil Saw Mill Cilacap 2 PT.Mitra Cimelati Indonesia 3 CV.Hikmat Jaya 4 PT.Rama Gombong Sejahtera

Laporan Tahunan Badan Karantina Pertanian tahun 2017 36 5 PT. Mitra Karya Usaha Sejahtera 6 PT. Sabda Alam Prima Nusa Majenang 7 PT. Waroeng Batok Industry 8 PT. Indotama Omicron Kahar 17 SKP Kelas I 1 PT.Pangan Sari Utama,Timika Timika 18 SKP Kelas I 1 PT.Harvard Cocopro Tanjung Balai Asahan 19 SKP Kelas I 1 PT.Inti Kebun Sejahtera Sorong 20 BKP Kelas I 1 PT. Kurnia Tunggal Nugraha Jambi 21 BKP Kelas I 1 PT. Golden hope Nusantara Banjarmasin 2 PT. Surya Satria Timur 3 PT. Smart Tbk. 4 PT. Tanjung Raya Plywood

10. Persyaratan Teknis Pemasukan Benih

Persyaratan Karantina tumbuhan untuk Pemasukan Benih/Bibit Tumbuhan dari luar negeri ke dalam wilayah Negara RI sejumlah 550 Rekomendasi sebagaimana Tabel 29.

Tabel 29. Rekapitulasi Persyaratan Teknis Pemasukan Benih Jumlah No Komoditas rekomendasi 1 Tanaman Pangan 32 2 Tanaman Perkebunan 51 3 Tanaman Hortikultura 334 4 Pakan Ternak 7 5 Sumber Daya Genetik (SDG) 126 Jumlah 550

B. Bimbingan Teknis, Monitoring dan Evaluasi

1. Bimbingan Teknis

Pada TA. 2017 telah dilaksanakan kegiatan Bimbingan Teknis pelaksanaan kebijakan di lingkup Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati, secara rinci hasil kegiatan tersebut tercantum pada Tabel 30.

Laporan Tahunan Badan Karantina Pertanian tahun 2017 37 Tabel 30. Hasil Kegiatan Bimbingan Teknis Pusat KT dan KHN No Kegiatan Lokasi Keterangan 1 Bimbingan Teknis BBKP Tanjung Priok, Bimbingan Teknis Kebijakan BBKP Surabaya, BKP dilaksanakan Karantina Kelas II Kendari, BKP terhadap kegiatan Tumbuhan Benih Kelas II Medan, BKP Penyusunan Kelas I Lampung, BKP AROPT Kelas II Kupang, BKP Kelas II Cilegon, BKP Kelas I Mataram 2 Bimbingan Teknis BKP Kelas I Bimbingan Teknis Kebijakan Balikpapan, BKP dilaksakan Karantina Kelas I Yogyakarta, terhadap Tumbuhan Non Banyuwangi, BKP akselerasi ekspor Benih Kelas I Balikpapan, komoditas Jakarta-Surabaya- pertanian Jember, BKP Kelas I Lampung, Sukabumi 3 Bimbingan Teknis BKP Kelas I Batam, Telah dilakukan Kebijakan BBKP Makassar, BKP bimbingan Keamanan Hayati Kelas I Semarang, pemahaman Nabati BKP Kelas I Denpasar, Permentan 55 BKP Kelas I tahun 2016 Pontianak, BKP Kelas tentang I Pekanbaru, BKP Pengawasan Kelas I Palembang, Kemanan PSAT BKP Kelas I Jambi, kepada Pejabat BKP Kelas II Medan Struktural dan Fungsional

2. Monitoring dan Evaluasi

Pada TA. 2017 telah dilaksanakan kegiatan Monitoring dan Evaluasi pelaksanaan kebijakan di lingkup Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati, secara rinci hasil kegiatan tersebut tercantum pada Tabel 31.

Tabel 31. Hasil Kegiatan Monitoring dan Evaluasi Pusat KT dan KHN No Kegiatan Lokasi Keterangan 1 Monitoring BBKP Tanjung Priok, BBKP Monitoring dan dan Surabaya, BKP Kelas II evaluasi Evaluasi Kendari, BKP Kelas II Medan, dilaksanakan Kebijakan BKP Kelas I Lampung, BKP terhadap tindak Karantina Kelas I Banjarmasin, BKP lanjut temuan Tumbuhan Kelas I Jambi, BKP Kelas II OPT/OPTK Tahun Benih Kupang, BKP Kelas II Cilegon, 2016 dan tindakan BKP Kelas I Mataram, BKP Pengasingan dan Kelas I Palembang, BBUS KP Pengamatan

Laporan Tahunan Badan Karantina Pertanian tahun 2017 38 2 Monitoring BBKP Makassar, Subang, Monitoring dan dan SKP Kelas I Bandung, BKP evaluasi Evaluasi Kelas II Cilegon, Wilker dilaksanakan Kebijakan Cirebon, BKP Kelas I terhadap kebijakan Karantina Lampung, SKP Kelas I karantina Tumbuhan Bandung, BKP Kelas I tumbuhan non Non Benih Yogyakarta, BKP Kelas I benih. Lampung, Pekanbaru-Dumai, Sukabumi 3 Monitoring BBKP Surabaya, BBKP Mengetahui dan Soekarno-Hatta, BBKP pelaksanaan Evaluasi Belawan, BKP Kelas I monitoring terkait Kebijakan Lampung, BBKP Tanjung dengan Keamanan Priok, BBKP Makassar, BKP pengawasan Hayati Kelas II Cilegon, BKP Kelas I Keamanan PSAT Nabati Pontianak termasuk SDM dan peralatan yang ada

C. Akreditasi Laboratorium Karantina Tumbuhan

Pada Tahun 2017 terdapat 4 (empat) Laboratorium Karantina Tumbuhan yang telah di akreditasi, yaitu sebagai berikut: 1. BKP Kelas I Semarang 2. BKP Kelas I Pontianak 3. BKP Kelas I Padang 4. SKP Kelas I Samarinda

D. Upaya Khusus (UPSUS)

1. Kegiatan Koordinasi UPSUS Dalam rangka Percepatan Target Tanam Di Kabupaten Karawang. 2. Koordinasi Percepatan Tanam dan Panen Serentak Upsus Peningkatan Padi, Jagung dan Kedelai Tahun 2017 di Kabupaten Percepatan Tanam dan Panen Serentak Upsus Padi, Jagung dan Kedelai Tahun 2017 di Kabupaten Soreang, Bandung. 3. Kegiatan Koordinasi Program Upaya Khusus Peningkatan Produksi Padi, Jagung dan Kedelai Dalam Rangka Upsus Purwakarta. 4. Kegiatan Koordinasi Program Upaya Khusus Peningkatan Produksi Padi, Jagung dan Kedelai Gerakan Tanam Serempak, dalam rangka mendukung Swasembada Pangan Tahun 2017 di Kabupaten Cianjur. 5. Rapat Monitoring dan Evaluasi Luas Tambah Tanam Upsus Kabupaten Bekasi Tahun 207 Di Bogor. 6. Monitoring Upsus rangka memonitor pelaksanaan luas tambah tanam (LTT) di Kabupaten Karawang,.bertempat di Posko Luas Tambah Tanam Desa Gempol, Kecamatan Banyusari, Kabupaten Kerawang Propinsi Jawa Barat.

Laporan Tahunan Badan Karantina Pertanian tahun 2017 39 7. Monitoring Upsus bertempat di Balai Besar Peramalan OPT Jatisari, Kabupaten Kerawang. 8. Rapat Koordinasi UPSUS Pajale Propinsi Jawa Barat.

E. Notification of Non Compliance (NNC)

Selama TA.2017 diterima 35 NNC terhadap komoditas ekspor tumbuhan, secara rinci dapat dilihat pada Tabel 32.

Tabel 32. Rekapitulasi Notification of Non Compliance (NNC) Ekspor No Neg. Tujuan UPT Komoditas Alasan NNC Tindak Lanjut 1 3 4 5 6 7 1. United Kantor Pos Cryptocoryne Tidak Disertai PC , Penolakan Kingdom Bandung Additional E-Export Declaration 2. United Yogyakarta/ Plantae Yang dimusnahkan Dimusnahkan Kingdom Boyolali hanya sebagian hasil temuan barang kiriman. 3. Australia Surabaya Metallised Pet Ditemukan Di suspend untuk film Serangga Hidup PT. Citra Anugerah Boxwood Nusantara (AEI: borer,Kapok borer, ID0049MB) Lesses auger beetle 4. United Tanjung Priok 005 (Wood Pallet) Tidak sesuai Dimusnahkan Kingdom dengan ISPM # 15 5. Czech Kantor Pos NNNAX (Water Tanpa Ditolak Republic Jakarta Plants) mencantutkan informasi pada Additionnal Declaration 6. Czech Pontianak NNNAX (Water Tanpa Ditolak Republic Plants) mencantutkan informasi pada Additionnal Declaration 7. Netherland Soekarno-Hatta Manihot, SP Ditemukan Ditolak Serangga Hidup Bemita (Bemisia Tabaci) 8. Germany Sokarno-Hatta Wood Pallet Tanpa Dimusnahkan mencantutkan informasi pada Additionnal Declaration 9. Netherland Soekarno-Hatta MANSS (Manihot Ditemukan Ditolak SP.) Serangga Bemita (Bemisia Tabaci) 10. Bulgaria Tanjung Priok 005 (Wood Pallet) Tidak sesuai Ditolak dengan ISPM # 15

Laporan Tahunan Badan Karantina Pertanian tahun 2017 40 11. Germany Denpasar Wood Pallet Tidak sesuai Dimusnahkan dengan ISPM # 15 12. Bulgaria Soekarno-Hatta Wood Pal;et Tidak sesuai Ditolak dengan ISPM # 15 13. United Bandung Gsrss (Gasteria PC tidak Sesuai Re-Export Kingdom Kantor Pos SP) Persyaratan 14. United Bandung Gasretia, SP Tidak Valid Ditolak Kingdom Kantor Pos 15. Cochin India Surabaya Myristica fragrans- Ditemukan Diperiksa, Fumigasi Macc serangga hidup dan dibebaskan. Tribolium spp dan Oryzaepphilus surinamensis. 16. Netherland Semarang Murraya,SP Termasuk Ditolak Tanaman yang dilarang. 17. Netherland Surabaya Hakonechloa Tidak memenuhi Ditolak (Additionnal Declaration Invalid) 18. Latvia Tanjung Mas, Wood Pallet Tidak sesuai Ditolak Semarang dengan ISPM # 15 19. Brazil Tanjung Priok Kemasan Kayu Tidak Sesuai Diberi Perlakuan (Pallet, Danage, dengan ISPM #15 dan tanda marka Skid,Haspel) sesuai Persyaratan ISPM # 15. 20. Braz il Tanjung Priok Wood dunnage Tidak dilengkapi Di re-eksport Marking ISPM # 15 21. Brazil Tanjung Priok Wood dunnage Tidak dilengkapi Di re-eksport Marking ISPM # 15 22. Germany Tanjung Priok Wood Pallet Ditemukan Dimusnahkan di serangga hidup bagian yang Sinoxylon pada ditemukan saja kemasan kayu yang telah di marking ID-098 HT –DB (ISPM15) 23. Cochin, India Belawan Theobrama Tidak Di fumigasi cacao-cocoa Mencantumkan beans informasi pada Additional Declaration 24. Germany Denpasar Wood Packaging Tidak dilengkapi Diberi Perlakuan Material Marking ISPM # 15

25. Finland Unknown Wood Pallet Tidak dilengkapi Dimusnahkan Marking ISPM # 15

26. Finland - Unknown Wood Pallet Tidak dilengkapi Dimusnahkan Marking ISPM # 15

27. Finland Unknown Wood Pallet Tidak dilengkapi Dimusnahkan - Marking ISPM # 15

Laporan Tahunan Badan Karantina Pertanian tahun 2017 41 28. Vietnam Bandung Fresh Ginger Ditemukan Ditolak - Serangga Hidup Radopholus simillis 29. Japan Mataram CHilli Paper Tidak ada PC Dimusnahkan - 30. Neterland Tanjung Priok Ciss (Citrus, SP) Tidak memenuhi Permintaan - (Additionnal Dokumen Declaration Invalid) 31. Vietnam Tanjung Priok Fresh Ginger Ditemukan Re-Export - Nematoda Radopholus similis 32. Vietnam Belawan Fresh Ginger Ditemukan Re-Export Nematoda Radopholus similis 33. Germany Soekarno-Hatta IMNGG Tidak ada PC Dimusnahkan (Mangifera) 34. Netherland Denpasar MJNSS (Miltonia Permintaan yang Ditolak SP), ZYPSS ( tepat untuk Zygopetalum sp. Document 35. India Soekarno-Hatta Bambusa Tanpa PC dan Diperiksa, arundinacea Tanpa di Fumigasi Difumigasi dikenai (bamboo sticks) (Treatment) biaya lima kali dan dilepaskan sebagai pesanan PQ 2003

F. Permasalahan dan Tindak Lanjut

Selama TA. 2017 Permasalahan dan Tindak lanjut yang ditemui di Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati dapat dilihat pada Tabel 33.

Tabel 33. Pemasalahan dan Tindak Lanjut No Pemasalahan Tindak lanjut yang dilakukan 1. Penghematan anggaran di - pertengahan tahun berjalan sehingga terdapat kegiatan yang tidak dapat dilaksanakan sesuai target yang telah ditentukan, misalnya kegiatan pembahasan AROPT

2 Pelaksanaan tindakan karantina oleh Oleh karena itu, bimbingan teknis UPT maupun pihak ketiga masih perlu dilakukan terhadap UPT KP belum optimal sehingga sejumlah untuk mengurangi adanya Notification Non Compliance masih penerbitan NNC dari negara diterima darinegara tujuan ekspor tujuan.

Laporan Tahunan Badan Karantina Pertanian tahun 2017 42 3 Kemampuan deteksi dan identifikasi Masih perlu dilakukan pelatihan OPTK oleh UPT masih belum merata ataupun diseminasi mengenai teknis perkarantinaan (misalnya, teknik pengambilan contoh, serta teknik identifikasi serologi dan molekuler) 4 UPT masih belum sepenuhnya Perlu dilakukan diseminasi melaksanakan pemantauan OPTK pedoman pemantauan kepada sebagaimana telah diatur dalam UPT KP seluruh Indonesia. Selain pedoman pemantauan OPTK yang itu, perlu dilakukan telah disusun oleh Pusat (misalnya penyempurnaan pedoman dalam penanganan contoh dari sehingga lebih mudah dipahami lapangan). oleh petugas karantina di UPT KP seluruh Indonesia. 5 Rekomendasi pemasukan benih Perlu dibangun sistem online secara online masih dilakukan yang dapat mendukung proses secara manual perizinan pemasukan benih. 6 Koordinasi dengan instansi terkait Perlu dilakukan pertemuan lain masih belum berjalan optimal koordinasi secara intensif dengan untuk mendukung pelaksanaan untuk meningkatkan koordinasi fungsi perkarantinaan instansi karantina dengan instansi lain.

Laporan Tahunan Badan Karantina Pertanian tahun 2017 43 Laporan Tahunan Badan Karantina Pertanian tahun 2017 44

BAB V LAPORAN KEGIATAN PUSAT KEPATUHAN, KERJASAMA DAN INFORMASI PERKARANTINAAN

Pada Tahun 2017, Pusat Kepatuhan, Kerjasama dan Informasi Perkarantinaan memperoleh alokasi anggaran sebesar Rp. 7.365.368.000,- dengan realiasi anggaran sebesar Rp. 7.245.933.967,- atau sebesar 98,38% dan capaian output sebesar 100 %. Anggaran tersebut digunakan untuk memfasilitasi kegiatan di Pusat Kepatuhan, Kerjasama dan Informasi Perkarantinaan sebagai berikut:

A. Bahan Kebijakan

Pada Tahun 2017 Pusat Kepatuhan, Kerjasama dan Informasi Perkarantinaan telah melakukan penyiapan bahan kebijakan berupa rancangan peraturan perundangan berupa Draft Pedoman / Juklak / Juknis dengan output sebagai berikut: 1. Pedoman Kerja Intelejen Barantan 2. Pedoman Kerja atas perjanjian kerjasama antara Barantan dengan TNI AL 3. Pedoman Integrasi dengan instansi lain 4. Pedoman in house sistem terintegrasi 5. Pedoman konektisitas sistem di Pusat Logistik Berikat (PLB)

B. Pengawasan dan Penindakan

Pada Tahun 2017 kegiatan Pengawasan dan Penindakan dilaksanakan dalam bentuk penangangan kasus pelanggaraan perkarantinaan sebanyak 20 kasus dan yang berhasil mencapai P-21 sebanyak 16 Kasus, secara rinci dapat dilihat pada Tabel 34.

Tabel 34. Kasus pelanggaran perkarantinaan No Uraian Jumlah Kasus P-21 1. Karantina Hewan 17 14 2. Karantina Tumbuhan 3 2 Total 20 16

C. Bimbingan Teknis dan Monitoring Evaluasi

Pada Tahun 2017 Pusat Kepatuhan, Kerjasama dan Informasi Perkarantinaan telah melaksanakan kegiatan bimbingan teknis, monitoring dan evaluasi serta koordinasi sebanyak 11 jenis kegiatan sebagaimana Tabel 35.

Laporan Tahunan Badan Karantina Pertanian tahun 2017 45

Tabel 35. Kegiatan Bimbingan Teknis dan Monitoring Evaluasi Tempat No Kegiatan Keterangan Pelaksanaan 1 Bimbingan Lampung, Dilaksanakan dalam bentuk Teknis Surabaya, Dumai Bimbingan Teknis Penyidikan Pengawasan dan Medan Pelanggaran melalui dan Penindakan Pertemuan dan Perjalanan terhadap Dinas di UPT Karantina dugaan Pertanian dalam rangka pelanggaran UU dukungan dan bimbingan No 16 Tahun penyidikan atas dugaan 1992 pelanggaran UU No 16 Tahun 1992. 2 Monitoring Cirebon, DKI Dilaksanakan dalam bentuk pengawasan Jakarta, Bandung, monitoring tindakan Pre- dan penindakan Banda Aceh, Jambi, Emptif, Monitoring Lampung, Pengawasan Perkarantinaan Soekarno-Hatta, dan Pemetaan Zona Rawan Entikong, Tarakan, Sabang, Yogyakarta dan Surabaya 3 Evaluasi Cilegon, Tanjung Dilaksanakan dalam bentuk implementasi Priok, Soekarno- kegiatan perjalanan dalam kebijakan Hatta, Bandung, rangka evaluasi implementasi pengawasan Yogyakarta, Pare- kebijakan pengawasan dan dan penindakan pare, Gorontalo, penindakan dan dukungan Lampung, Medan, internal pusat kepatuhan, Batam, Pontianak, kerjasama dan informasi Surabaya dan perkarantinaan. semarang.

D. Harmonisasi Kerjasama Perkarantinaan

Pada TA. 2017 telah dilaksanakan harmonisasi kerjasama perkarantinaan dengan beberapa Negara mitra dagang dan pihak terkait. Kegiatan harmonisasi dilakukan dalam bentuk pertemuan maupun penyusunan perjanjian kerjasama dan nota kesepahaman. Secara rinci kegiatan yang telah dilaksanakan adalah sebagai berikut:

1. Pertemuan dengan Duta Besar RI untuk Beijing 2. Pertemuan dengan Delegasi Kedutaan Besar Republik Polandia 3. Pertemuan dengan Perwakilan Duta Besar Korea Selatan 4. Pertemuan dengan EU-Delegation 5. Penandatanganan Arragement For Exporting Salacca Between the Ministry of Agriculture of Republic of Indonesia and Ministry for Primary Industries of Government of New Zealand 6. Grand Launching ekspor Bonsai Indonesia ke Eropa

Laporan Tahunan Badan Karantina Pertanian tahun 2017 46 7. Pertemuan dengan Ministry of Primary Industries (MPI) New Zealand 8. Pertemuan Tim Ahli Badan Karantina Pertanian dengan AQSIQ (General Administration of Quality, Supervision, Inspection and Quarantine) China 9. Penyusunan draft Nota Kesepahaman Antara Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Timur dengan BBKP Surabaya 10. Penyusunan Perjanjian Kerjasama Badan Karantina Pertanian dengan PT Pos Indonesia dan Asosiasi Perusahaan Jasa Pengiriman Ekspress Indonesia (Asperindo) 11. Penyusunan Peraturan Bersama antara Kepala Badan Karantina Pertanian Dan direktur Jenderal POS Dan Telekomunikasi Kementrian Komunikasi Dan Informatika. 12. Penyusunan Perjanjian Kerjasama Badan Karantina Pertanian Dengan TNI Angkatan Darat. 13. Pertemuan the 4th Indonesia – Malaysia Joint Working Group (JWG) on Agriculture Cooperation 14. Pertemuan the 4th Joint Working Group on Agriuclture Indonesia – India 15. Pertemuan dengan C o -Chair WGAFFC (Working Group on Agriculture, Food, and Forestry Cooperation) Australia 16. Pertemuan Joint Agriculture Working Group (JAWG) RI-Philipina ke-3 17. Pertemuan the Special Senior official Meeting of the 38th ASEAN Ministers on Agriculture and Forestry (SOM-AMAF) 18. Pertemuan 5th Trade and Investrment Cluster BIMP-EAGA 19. Penyelenggaraan ASEAN – China Workshop on Risk Analysis on Animal Diseases 20. Pertemuan BIMP EAGA CIQS ke-12 21. Pertemuan The 30th Asia Pasific Plant Protection Convention (APPPC) 22. Pertemuan Konferensi Tingkat Menteri (KTM) WTO ke XI

E. Memorandum of Understanding (MoU)

Pada TA. 2017, dihasilkan beberapa MoU antara Badan Karantina Pertanian dengan beberapa pihak terkait, secara rinci dapat dilihat pada Tabel 36.

Tabel 36. Perkembangan Kerjasama Badan Karantina Pertanian TA. 2017 No MoU / Pihak Terkait Status / Ruang Lingkup 1 MoU Barantan dengan TNI Sudah tanda tangan / kegiatan AD pendampingan atau dukungan operasional, pembinaan ketahanan wilayah dan kegiatan sosialisasi. 2 MoU Barantan dengan Dalam proses perpanjangan / Kegiatan POLRI Pre-emtif, preventif, penegakan hukum, pendidikan dan pelatihan, pertukaran data dan informasi, dan kegiatan sosialisasi. 3 MoU Barantan dengan New Sudah implementasi Zealand 4 MoU Barantan dengan Menunggu tanda tangan pihak lain Ukraina

Laporan Tahunan Badan Karantina Pertanian tahun 2017 47 5 MoU Barantan dengan Menunggu tanda tangan pihak lain Papua Nugini 6 MoU Barantan dengan Timor Menunggu tanda tangan pihak lain Leste 7 MoU Barantan dengan PT. Dalam proses pembahasan / pertukaran POS Indonesia data, informasi dan berbagi pengetahuan dan pengalaman, tindakan karantina di tempat pemasukan dan pengeluaran, tindakan karantina melalui media on-line, sarana dan prasarana, peningkatan kompetensi sumber daya manusia; dan sosilisasi. 8 MoU Barantan dengan PT. Dalam proses pembahasan / pertukaran Indonesia data, informasi; berbagi pengetahuan dan pengalaman; sosialisasi dalam bentuk lisan, tulisan, dan penayangan video tentang kewajiban masyarakat untuk melaporkan setiap komoditas pertanian yang dibawa dari luar negeri ke wilayah Indonesia di maskapai penerbangan Garuda.

F. Perundingan / Pertemuan Internasional

Pada TA. 2017, Badan Karantina Pertanian berpartisipasi dalam kegiatan perundingan / pertemuan internasional sebagai berikut: 1. Perundingan the 2nd Round of Indonesian and European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (2nd I-EU CEPA) 2. Perundingan Indonesia – Australia Comprehensive Partnership Agreement (IA CEPA) 3. the 2nd Round of Threat in Goods negotiation comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA) Between The Republic of Indonesia and The Republic of Chile 4. Pertemuan ASEAN Trade Fasilitation Joint Concultative Committee ( ATF JCC) 5. Perundingan Indonesia–Australia Comprehensive Partnership Agreement (IA CEPA) ke-7 6. Intersession Meeting Sub Negotiating Group on SPS Indonesia – Australia CEPA 7. Pertemuan the 5th Phytosanitary Task Force Meeting Working Group on Agriculture Fishery and Forestry (WGAFF) Indonesia- Belanda 8. Perundingan the 12th Meeting of RCEP Sub Working Group on SPS (RCEP SWG-SPS) 9. Perundingan Working Group on Sanitary and Phytosanitary Measures 12 Round IEFTA – CEPA 10. Pertemuan Sub Committe on SPS AANZFTA 11. Perundingan the Fifteenth Meeting RCEP 12. Pertemuan Sidang Komite SPS ke-70

Laporan Tahunan Badan Karantina Pertanian tahun 2017 48 G. Sistem Aplikasi Perkarantinaan

Pada TA. 2017, disempurnakan dan dihasilkan beberapa sistem aplikasi sebagai berikut: 1. Update Maintenance Inhouse Barantan 2. Aplikasi SIMRA (Sistem Rancang Anggaran) 3. Aplikasi Registrasi Prioritas Layanan Karantina 4. Aplikasi Instalasi Karantina Hewan On-line

H. UPSUS

Pada TA 2017, Pusat Kepatuhan Kerjasama dan Informasi Perkarantinaan melaksnakan kegiatan UPSUS PJK di Propinsi Sulawesi Barat (Oktober 2017) dan sesuai SK Menteri Pertanian dipindah ke DIY, Yogyakarta, kegiatan yang dilaksanakan adalah sebagai berikut: 1. Rapat kordinasi UPSUS PJK di wilayah Sulawesi Barat dan DIY 2. Monitoring dan evaluasi UPSUS PJK di wilayah Sulawesi Barat dan DIY 3. Penyusunan laporan UPSUS PJK di wilayah Sulawesi Barat dan DIY

I. TINDAK LANJUT

Selama TA. 2017 terdapat hal-hal yang perlu ditindaklanjuti di Pusat Kepatuhan Kerjasama dan Informasi Perkarantinaan adalah sebagai berikut:

1. Badan Karantina Pertanian dan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai agar senantiasa bekerja sama dalam melaksanakan tugas di lapangan, berbagai upaya penyelundupan berhasil digagalkan berkat kerjasama kedua Instansi Pemerintah ini. 2. Diharapkan upaya dan langkah strategis yang dilakukan oleh Badan Karantina Pertanian dan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai untuk berperan dalam perlindungan sumberdaya hayati dan keamanan pangan serta penerapannya di Pusat Logistik Berikat (PLB) akan meningkatkan efisiensi pelayanan dan efektifitas pengawasan lalu lintas barang ekspor dan impor, menurunkan biaya logistik, memperlancar arus barang dan akhirnya akan dapat meningkatkan daya saing ekonomi nasional. 3. Sistem pelayanan berbasis elektronik (inhouse system) merupakan suatu Instrumen yang dapat berdampak positif terhadap efektifitas dan efisiensi dalam pelaksanaan tugas perkarantinaan sehingga apabila terjadi masalah dikemudian hari system ini dapat mentrace data-data/dokumen operasional tindakan karantina karena semua data tersimpan pada Server Pusat Barantan. 4. Perlu disusun perencanaan, dan standarisasi infrastruktur IT Barantan untuk dapat mendukung kerja dari sistem informasi yang telah diterapkan oleh Badan Karantina Pertanian. 5. Perlu dilakukan kegiatan lanjutan dalam rangka peningkatan kompetensi bagi administrator dan petugas karantina dalam pelaksanaan, pengawasan dan pembinaan terhadap implementasi aplikasi inhouse system sehingga dapat berjalan efektif dan efisiensi.

Laporan Tahunan Badan Karantina Pertanian tahun 2017 49 Laporan Tahunan Badan Karantina Pertanian tahun 2017 50

BAB VI LAPORAN KEGIATAN BALAI BESAR UJI STANDAR KARANTINA PERTANIAN

Pada Tahun 2017, Balai Besar Uji Standar Karantina Pertanian memperoleh alokasi anggaran sebesar Rp. 17.318.384.400,- dengan realiasi anggaran sebesar Rp. 17.091.084.337,- atau sebesar 98,64% dan capaian output sebesar 100 %. Anggaran tersebut digunakan untuk memfasilitasi kegiatan di Balai Besar Uji Standar Karantina Pertanian sebagai berikut:

A. Pengembangan Teknik dan Metode Pengujian Laboratorium

Pada TA. 2017, telah dilaksanakan pengembangan teknik dan metode pengujian laboratorium karantina tumbuhan, laboratorium kehati nabati, laboratorium karantina hewan dan laboratorium kehani hewani. Secara rinci hasil pengembangan dan rekomendasinya dapat dilihat pada Tabel 37.

Tabel 37. Pengembangan Metode Pengujian Laboratorium Kegiatan Hasil Rekomendasi pengembangan Laboratorium Karantina Tumbuhan Pengembangan - Uji morfologi untuk deteksi - Perlu dilakukan uji metode deteksi dan identifikasi lanjutan terkait dan identifikasi Stenocarpellamaydis pada deteksi S. Maydis secara morfologi jagung menggunakan dengan PCR, dan uji dan molekuler teknik pemeriksaan selektivitas primer terhadap langsung dan pencucian spesifik RTSmay Stenocarpella spp dapat dilakukan oleh terhadap beberapa pada jagung Laboratorium KT UPT patogen tanaman Teknis; (bakteri dan - Uji PCR dengan cendawan); menggunakan Primer - Pengujian S. Maydis RT.Smay lebih sensitif dilakukan juga pada dibandingkan dengan biji jagung lokal asal primer Smay dalam sentra pertanaman deteksi dan identifikasi S. jagung dalam rangka Maydis pada semua mendukung upsus sampel uji. swasembada jagung. Uji coba - Waktu inkubasi 24 jam dpt - Ke-empat metode perbandingan digunakan sebagai standar yaitu pengayaan sensitifitas metode waktu pengayaan media media selektif, deteksi SPG untuk deteksi B. ELISA, PCR dan Bulkholderia Glumae; realtime PCR dapat glumae - Teknik realtime PCR dg digunakan untuk menggunakan sybergreen menggunakan deteksi Bulkholderia teknik pengayaan konsentrasi primer glumae tergantung media selektif, forwarddan revers 10 pmol kesiapan masing- ELISA, PCR dan mampu mengamplifikasi 1 masing laboratorium

Laporan Tahunan Badan Karantina Pertanian tahun 2017 51 realtime PCR sel DNA B. Glumae (peralatan dan sehingga dpt dideteksi; kompetensi - Melting temperatur B. personel), tapi untuk Glumae spesifik pada83,8 uji kuantitatif harus +/- 0,25 berguna untuk menggunakan real deteksi dg realtime PCR time PCR. menggunakan primerBGF- 1/BGR-1 - Sybergreen realtime PCR dpt digunakan untuk memeriksa populasi B. Glumae pada suspensi kultur murni dan berpotensi digunakan untuk benih; - Metode realtime PCR dan pengayaan dg media selektif mempunyai sensitifitas yg paling tinggi, mampu mendeteksi 1 sel bakteri/reaksi; - Metode PCR mampu mendeteksi10 sel bakteri/reaksi, sedangkan ELISA mampu mendeteksi 103 sel/reaksi Laboratorium Kehati Nabati Uji coba - Metode ekstraksi dg EMR - Perlu dilakukan lebih Perbandingan lipid kit lebih baik lanjut pengecekan metode ekstraksi dibanding fatty clean up C- sensitifitas dan untuk sampel 18 baik dengan spesifisitas metode berlemak (alpukat) menggunakan GCMS ekstraksi dg EMR lipid dg metode faty maupun LCMSMC kit. clean up C-18 dan enhanced matrix remover (EMR) lipid kit. Laboratorium Karantina Hewan “Deteksi Penyakit - Suhu anealing yang sesuai - Metode deteksi PMK Mulut Dan Kuku dengan reagen dengan metode RT Dengan Metode mastermixdan matrik PCR dan real Time Biomolekuler RT- sampel adalah suhu 55 oC PCR dapat diterapkan PCRdan Real sehingga pada, kegiatan di BBUSKP dan Time PCR”. inidigunakan suhu tersebut UPTKP. untuk amplifikasiDNA. Matrik daging dapat dipergunakan sebagai matriksampel. - PCR konvensional dan

Laporan Tahunan Badan Karantina Pertanian tahun 2017 52 Real time PCR telah menunjukan hasil yang baikdalam melakukan pengujian PMK, sehingga dapatdigunakan sebagai metode uji di laboratorium “Sensitivitas Uji - Nilai sensitifitas uji serologi - Deteksi Brucellosis Serologi (Rbt, Cft dari ketiga uji (RBT, CFT pada Ruminansia Kecil dan I Elisa) Untuk dan I Elisa) untuk deteksi dapat diterapakan di Deteksi Bruselosis Brucelosis pada BBUSKP dan UPTKP Pada Ruminansia ruminansia kecil, secara Kecil”. serial memiliki nilai sensitifitas yang tidak berbeda nyata dan tinggi. - Untuk menyatakan positif brucelosis pada ruminansia kecil minimal nilai sensitifitas dari 2 metode uji yang dilakukan dari ke 3 uji (RBT, CFT dan I Elisa) tersebut haruslah tidak berbeda nyata. Laboratorium Kehati Hewani “Penetapan - Metode tersebut belum - Metode ini belum bisa Merkuri (Hg) dapat digunakan karena diterapkan di lab kehati Dalam Sarang parameter yang ditetapkan Hewani BBUSKP dan Burung Walet belum terpenuhi, karena UPTKP. Secara Mvu-Aas adanya dugaan kebocoran Setelah Microwave pada rangkaian MVU-AAS Digestion“.

B. Validasi Metode Pengujian Laboratorium

Validasi metode pengujian laboratorium dilakukan terhadap metode uji laboratorium karantina hewan, metode uji laboratorium karantina tumbuhan, metode uji laboratorium kehati nabati dan metode uji laboratorium kehani hewani. Secara rinci, hasil validasi metode uji dapat dilihat pada Tabel 38.

Tabel 38. Validasi Metode Uji Laboratorium Karantina Hewan, Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati Nama No Judul Kegiatan Hasil Kegiatan 1 Validasi - Verifikasi Metode - Hasil verifikasi metode TPC sesuai Metode Total Plate Count SNI ISO 4833:2015 yang dilakukan Uji Lab (TPC) Sesuai SNI oleh Laboratorium Karantina Hewan KH 4833:2015 BBUSKP telah memenuhi persyaratan verifikasi metode; - Metode TPC sesuai SNI ISO

Laporan Tahunan Badan Karantina Pertanian tahun 2017 53 4833:2015 dapat digunakan sebagai metode standar untuk pengujian sehari-hari di laboratorium KH BBUSKP 2 Validasi - Validasi Metode - Pengujian secara langsung Metode Deteksi dan Uji direkomendasikan untuk deteksi Uji Lab Viabilitas cepat; (2). Terhadap sampel yang KT Peronospora tidak menunjukan gejala, manshurica pada direkomendasikan untuk dilakukan Kedelai (Glycine pengujian secara washing test; max) Dalam - Uji viabilitas spora dapat Mendukung direkomendasikan dengan Program Pajale; penggunaan TTC 1%, minimal waktu inkubasi 48 jam; - Hasil uji viabilitas TTC dan uji pertumbuhan biji terinfeksi menunjukan bahwa P. mansurica mampu menginfeksi tanaman, dan bisa menjadi sumber inokulum di lapang; - Penggunaan primer PM3/PM4 direkomendasikan untuk menguji keberadaan P. manshurica terhadap sampel dalam bentuk tanaman/daun bukan dalam bentuk biji; - Hasil sekuensing terhadap DNA menunjukan bahwa DNA tersebut mempunyai kemiripan 99% dengan P. manshurica. - Validasi Metode - Metode uji morfometri valid dan Deteksi dan efektif untuk deteksi dan identifikasi Identifikasi nematoda Meloidogyne graminicola, Nematoda hasil identifikasi sesuai dengan Meloidogyne CABI, 2017. graminicola pada Tanaman Padi Dalam Upaya Mendukung Program Pajale - Validasi Metode - Batas deteksi AMV adalah 1:50; Deteksi Alfalfa - Pada sampel kedelai tidak ada Mosaic Virus perbedaan antar prosedur, baik (AMV) Dengan repeatability maupun reproducibility, Uji ELISA Untuk nilai sensitivitas 100%, Nilai Meningkatkan spesifitas 100%, False positive rate Jaminan Mutu (FPR) 0 dan False negative rate Laboratorium (FNR) 0; Pengujian - Pada sampel cabai ada perbedaan BBUSKP. antar prosedur pada reproducibility,

Laporan Tahunan Badan Karantina Pertanian tahun 2017 54 nilai sensitivitas 94,44%, nilai spesifitas 100%, False positive rate (FPR) 0 dan False negative rate (FNR) 1/10. 3 Validasi - Validasi Metode - Validasi metode Penetapan Kadar Metode Uji Penetapan Cemaran Timbal (Pb) dan Cadmium Uji Lab Kadar Cemaran (Cd) pada Sarang Burung Walet Kehani Timbal (Pb) dan Menggunakan GFA AAS belum Hewani Cadmium (Cd) memenuhi persyaratan validasi Pada Sarang metode uji, Burung Walet - Metode uji Penetapan Kadar Menggunakan Cemaran Timbal (Pb) dan Cadmium GFA (Grafit (Cd) pada Sarang Burung Walet Furnace menggunakan GFA AAS belum Atomitation) AAS dapat digunakan sebagai metode uji standar untuk pengujian sehari-hari di Laboratorium Kehati Hewani. 4 Validasi - Validasi Metode - Linearitas yang dihasilkan dari Metode Uji Penentuan perlakuan ekstraksi sampel Uji Lab Kadar Aflatoksin menggunakan ultraturaks dengan Kehati Pada PSAT kecepatan 11.000 rpm berada pada Nabati (Kacang Tanah) rentang koefisien sebesar 0.994 s/d Dengan Metode 0,998 dengan rentang determinasi KCKT yang dipersyaratkan sebesar 0,95 (Kromatografi s/d 0,99; Cair Kinerja - Nilai perolehan kembali (recovery) Tinggi) yang dihasilkan pada 3 (tiga) seri konsentrasi spike standar (rendah, sedang dan tinggi) belum menghasilkan nilai perolehan kembali yang baik atau belum masuk dalam rentang 70 – 125%, begitu pula dengan nilai akurasi dan presisi pada penetapan batas tingkat atas belum menunjukan hasil yang baik; - Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa metode penentuan aflatoksin pada sampel kacang tanah dengan modifikasi metode ekstraksi menggunakan ultraturaks dengan metode KCKT harus dioptimasi kembali dan belum dapat digunakan karena metodenya belum valid.

Laporan Tahunan Badan Karantina Pertanian tahun 2017 55 C. Fasillitasi Akreditasi Laboratorium Lingkup Badan Karantina Pertanian

Laboratorium Lingkup Badan Karantina Pertanian yang sudah terakreditasi sampai tahun 2017 sebanyak 34 UPT, dalam proses akreditasi sebanyak 8 UPT dan persiapan akreditasi sebanyak 9 UPT. Secara rinci, dapat dilihat pada Tabel 39.

Tabel 39. Up Dating Daftar Laboratorium UPT Lingkup Badan Karantina

Pertanian s/d Desember 2017.

N

No Nama Laboratorium Keterangan

Status

Terakreditasi

Akreditasidi KA

AkreditasiKAN ke

PersiapanPengajuan Dalam ProsesDalamPengajuan 1. Laboratorium BBUSKP √ 2. Laboratorium BBKP Makassar √ 3. Laboratorium BBKP Surabaya √ 4. Laboratorium BBKP √ TanjungPriok 5. Laboratorium BBKP √ SoekarnoHatta 6. Laboratorium BBKP Belawan √ 7. Laboratorium BKP Kelas I √ Denpasar 8. Laboratorium BKP Kelas I √ Balikpapan 9. Laboratorium BKP Kelas I √ Palembang 10. Laboratorium BKP Kelas II √ Medan 11. Laboratorium BKP Kelas I √ Jambi 12. Laboratorium BKP Kelas I √ Mataram 13. Laboratorium BKP Kelas I √ Banjarmasin 14. Laboratorium BKP Kelas I √ Bandar Lampung 15. Laboratorium BKP Kelas II √ Cilegon 16. Laboratorium BKP Kelas II √ Kendari 17. Laboratorium BKP Kelas II √ Pangkal Pinang

Laporan Tahunan Badan Karantina Pertanian tahun 2017 56 18. Laboratorium BKP Kelas II √ Yogyakarta 19. Laboratorium SKP Kelas I √ Banda Aceh 20. Laboratorium BKP Kelas I √ belum upload dokumen ke Kupang KAN 21. Laboratorium BKP Kelas II √ Tanjung Pinang 22. Laboratorium SKP Kelas I √ Biak 23. Laboratorium SKP Kelas I √ Samarinda 24. Laboratorium SKP Kelas I √ Sumbawa Besar 25. Laboratorium BKP Kelas II √ Palangkaraya 26. Laboratorium BKP Kelas I √ Padang 27. Laboratorium BKP Kelas I √ Batam 28. Laboratorium SKP Kelas I √ Bengkulu 29. Laboratorium BKP Kelas I √ Audit kecukupan oleh Manado Lead Asesor 30. Laboratorium BKP Kelas I √ Perbaikan dokumen audit PekanBaru kecukupan 31. Laboratorium BKP Kelas II √ Perbaikan dokumen audit Tarakan kecukupan di Laboratorium 32. Laboratorium BKP Kelas II √ Perbaikan dokumen audit Gorontalo kelayakan 33. Laboratorium SKP Kelas I √ Audit Kecukupan Tanjung Balai Asahan memenuhi, penjadwalan asesmen lapangan Februari 2018 34. Laboratorium SKP Kelas I √ Perbaikan dokumen audit Bandung kelayakan 35. Laboratorium BKP Kelas I √ Semarang

36. Laboratorium SKP Kelas I √ belum upload dokumen ke Cilacap KAN 37. Laboratorium SKP Kelas II √ Bangkalan 38. Laboratorium BKP Kelas I √ Pontianak 39. Laboratorium SKP Kelas I √ belum upload dokumen ke Entikong KAN

Laporan Tahunan Badan Karantina Pertanian tahun 2017 57 40. Laboratorium BKP Kelas II √ belum upload dokumen ke Palu KAN 41. Laboratorium SKP Kelas I √ Pare-pare 42. Laboratorium BKP Kelas I √ Jayapura 43. Laboratorium BKP Kelas √ IITernate 44. Laboratorium SKP Kelas II √ Audit Kecukupan Tanjung Balai Karimun memenuhi, penjadwalan asesmen lapangan Februari 2018 45. Laboratorium SKP Kelas II √ Mamuju 46. Laboratorium SKP Kelas I √ belum upload dokumen ke Ambon KAN 47. Laboratorium SKP Kelas I √ belum upload dokumen ke Timika KAN 48. Laboratorium SKP Kelas I √ belum upload dokumen ke Sorong KAN 49. Laboratorium SKP Kelas II √ belum upload dokumen ke Ende KAN 50. Laboratorium SKP Kelas II √ belum upload dokumen ke Manokwari KAN 51. Laboratorium SKP Kelas I √ Perbaikan dokumen audit Merauke kecukupan di Laboratorium Jumlah 34 8 9

D. Koleksi Standar HPH/HPHK dan Koleksi Standar OPT/OPTK

Pada TA.2017 telah dilaksanakan kegiatan perjalanan dalam rangka koleksi standar HPH/HPHK dan OPT/OPTK, secara rinci dapat dilihat pada Tabel 40.

Tabel 40. Daftar Koleksi Standar HPH/HPHK dan Koleksi Standar OPT/OPTK Hasil Temuan No. Lokasi Target Inang Metode Uji Koleksi OPT/OPTK 1. Magelang Brevipalpus Daun Identifikasi • Brevipalpus californicus Preparat, Jawa Tengah californicus jeruk berdasarkan • Brevipalpus lewisi foto 1 karakter (Sigit Budiarti) morfologi Brevipalpus Daun Identifikasi • Oribatida Preparat californicus jambu biji berdasarkan • Melicharidae karakter • Brevipalpus obovatus morfologi Paraeucosmetus Padi Identifikasi • Paraeucosmetus Koleksi pallicornis berdasarkan pallicornis basah, karakter foto morfologi

Laporan Tahunan Badan Karantina Pertanian tahun 2017 58 Bactrocera Trappin Identifikasi • Bactrocera papaya Spesimen musae ME berdasarkan • Bactrocera umbrosus lalat karakter buah, foto morfologi Dysmicoccus Daun Identifikasi • Pseudococcidae Preparat neobrevipes jambu biji berdasarkan nipaecoccus nipae karakter morfologi Uromycladium Sengon Pengamatan • Uromycladium Koleksi tepperianum langsung tepperianum basah, Preparat, Foto 2. Wonosobo Uromycladium Sengon Pengamatan • Uromycladium Preparat, Jawa Tengah 2 teperrianum langsung teperrianum Koleksi (Slamet basah, Murtadlo) foto

Brevipalpus Daun Identifikasi • Family Oribatiludae Preparat californicus jeruk berdasarkan • Famili Acaridae karakter • Famili morfologi Nanhermanniidae • Sub ordo Oribatida • Family Tideidae • Brevipalpus Phoenicis Dysmicoccus Terong Identifikasi • Exallomochlus camur Preparat neobrevipes dan berdasarkan Tomat karakter morfologi Bactrocera Trapping Identifikasi • Bactrocera umbrosa Spesimen musae, Cuelure berdasarkan lalat B. occipitalis karakter buah, foto morfologi Bactrocera Trapping Identifikasi • Bactrocera carambolae Spesimen musae, ME berdasarkan • Bactrocera caudata lalat B. occipitalis karakter buah, foto morfologi 3. Banjarnegara & Uromycladium Sengon Pengamatan • Uromycladium Preparat, Cilacap tepperianum langsung tepperianum Koleksi (W.S. basah Adisuseno) Bactrocera Trapping Identifikasi • Bactrocera occipitalis Spesimen occipitalis ME berdasarkan kering karakter morfologi

Brevipalpus Daun Identifikasi • Phyllocoptruta oleivora Preparat californicus, jeruk berdasarkan Phyllocoptruta karakter oleivora morfologi Mononychelus Daun Identifikasi • Tetranychus gloveri Preparat tanajoa, singkong berdasarkan Oligonychus karakter peruvianus morfologi

Phenacoccus Daun Identifikasi • Ferrisia virgata Preparat manihoti singkong berdasarkan • Coccidohystrix insolita karakter • Pseudococcus morfologi jackbeardsleyi • Paracoccus marginatus • Aleurodicus dispersus 4. Yogyakarta • Dysmicoccus Jambu Identifikasi • Ferisia Virgata Preparat (Ariningsih Salji brevipes biji berdasarkan Endah) kakater

Laporan Tahunan Badan Karantina Pertanian tahun 2017 59 morfologi

• Dysmicoccus Kakao Identifikasi • Exallomochus hispidus Preparat neobrevipes berdasarkan karakter morfologi Acidovorax Isolat PCR • Acidovorax citrulli Kultur citrulli tanaman glicerol melon Kultur air steril Phyllocoptruta Jeruk Identifikasi • Zetzellia sp. preparat oleivora berdasarkan karakter morfologi Raoiella indica Daun Identifikasi • Oribatida Preparat, kelapa berdasarkan • Astegopterix nipae Spesimen karakter basah morfologi 5. Mataram • Brevipalpus Cabai Identifikasi • Tetranichus sp. Preparat (Uwoh californicus berdasarkan • Family Tydeidae Hibatullah) karakter • Ordo Mesostigmata morfologi • Calacarus sp.

• Panonychus Pepaya Identifikasi • Panonychus citri Preparat ulmi, berdasarkan • Tetranychus sp. • Eutetranychus karakter • Edlorrya sp. orientalis morfologi • Tetranychus gloveri • Raoiella indica Daun Identifikasi • Raoiella indica Preparat Kelapa berdasarkan karakter morfologi • Dysmicoccus Buah Identifikasi • Dysmicoccus Preparat neobrevipes rambutan berdasarkan neobrevipes karakter • Planococcus lilacinus morfologi • Exalomochus hispidus

• Phyllocoptruta Daun Identifikasi • Phyllocoptruta Preparat oleivora jeruk berdasarkan oleivora karakter morfologi • Bactrocera Trapping Identifikasi • Bactrocera umbrosa Spesimen musae ME berdasarkan • Bactrocera papaya kering • Bactrocera karakter • Bactrocera floresia occipitalis morfologi • Bactrocera carambolae • Bactrocera caudata 6. Sorong Sexava nubila Pohon Identifikasi • Sexava nubila (imago) Spesimen (Rumenda Pisang berdasarkan • Sexava nubila (Nimfa) Ginting, SP., karakter • Sexava nubila (Telur) M.Si) morfologi Brevipalpus Cabai Identifikasi • Brevipalpul lewisi Preparat californicus berdasarkan • Brevipalpus yothersi karakter • Brevipalpus sp morfologi Acerria Buah Identifikasi • Colomerus Preparat guerreronis Kelapa berdasarkan novahebridensis karakter morfologi Bactrocera Traping Identifikasi • Bactrocera frauenfeldi Spesimen occipitalis, ME dan berdasarkan • Bactrocera abdonigela kering, Bacterocera Cuelure karakter • Bactrocera mollucensis Foto musae morfologi • Dacus dissimilis • Bactrocera musae • Bactrocera curvifera

Laporan Tahunan Badan Karantina Pertanian tahun 2017 60 • Bactrocera albistrigata • Bactrocera umbrosa 7. Bogor, • Phyllocoptruta Daun Identifikasi • Phyllocoptruta oleivora Preparat Jawa Barat oleivora jeruk berdasarkan (Uwoh karakter Hibatullah) morfologi • Eutetranychus Daun Identifikasi • Tetranychus kanzawai Preparat orientalis jeruk berdasarkan • Tetranychus gloveri karakter morfologi • Eutetranychus Daun Identifikasi • Tetranychus gloveri Preparat orientalis bayam berdasarkan karakter morfologi • Bactrocera Trapping Identifikasi • Bactrocera floresiae Spesimen musae ME dan berdasarkan • Bactrocera carambolae kering Cuelure karakter • Bactrocera papayae morfologi • Bactrocera sp. 8. Bogor, Jawa • Bactrocera spp. Trapping Identifikasi • Bactrocera papaya Spesimen Barat ME dan berdasarkan • Bactrocera umbrosa kering, (Ariningsih Salji Cuelure karakter • Bactrocera carambolae foto Endah, morfologi • Bactrocera cucurbitae Rumenda • Bactrocera columniata Ginting, SP., • Bactrocera caudata M.Si • Pyloocoptruta Daun Identifikasi • Agistemus Preparat Slamet oleivora jeruk berdasarkan novazelandicus Murtadlo) • Panonycus citri karakter • Panonychus citri morfologi • Tydeidae • Paracoccus Daun Identifikasi • Paracoccus marginatus Preparat marginatus pepaya berdasarkan karakter morfologi 9. Cilegon, Jawa • Stenocarpella Biji Identifikasi Stenocarpella maydis MP, Barat maydis jagung morfologi Preparat (Ariningsih Salji Foto Endah, • Sitophilus Gandum Identifikasi Sitophilus granariu Spesimen Uwoh granarius berdasarkan kering, Hibatullah) karakter Foto morfologi • Tilletia indica Gandum Washing test Tilletia laevis, Tilletia tritici MP, preparat • Asphodelus Gandum Morfologi Asphodelus fistulosus MP fistulosus

Laporan Tahunan Badan Karantina Pertanian tahun 2017 61 E. Layanan Pemeriksaan Sampel Uji Laboratorium

Pada TA. 2017 telah dilaksanakan layanan pemeriksaan sampel uji laboratorium sebanyak 4.477 pengujian , baik untuk uji rujukan, uji konfirmasi, uji banding, uji profisensi dan uji internal. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 41.

Tabel 41. Frekuensi Layanan Pemeriksaan Sampel Uji Laboratorium Uraian Kegiatan Frekuensi Pelayanan Pengujian Lab KH Lab KT Lab KHH Lab KHN Jumlah Uji rujukan 1118 170 2643 49 3980 Uji konfirmasi 33 242 0 11 286 Uji Banding 69 22 0 3 94 Uji Profisiensi 14 1 0 0 15 Uji internal 40 52 0 10 102 Jumlah 1.274 487 2.643 73 4.477

Kegiatan Lainnya yang dihadiri oleh peserta dari BBUS KP yaitu: 1. Workshop Food testing Froficienci Asia, China 2. Seminar on Agricultural Product Safety Management for Asia Countries, Korea Selatan 3. Training on Food testing course Mycotoxin, Roma

F. Layanan Internal

Pada TA. 2017, telah dilaksanakan kegiatan pengadaan barang dan jasa di Balai Besar Uji Standar Karantina Pertanian berupa alat pengolah data sebanyak 10 unit.

G. Layanan Perkantoran

Layanan perkantoran di Balai Besar Uji Standar Karantina Pertanian terdiri atas: 1. Tingkat Dukungan Internal Administrasi Kegiatan yang memfasilitasi perjalanan dinas terkait kegiatan ketatausahaan dan administrasi 2. Tingkat Dukungan Aparatur Pegawai dan Layanan Perkantoran Kegiatan yang memfasilitasi pelaksanaan pembayaran gaji, tunjangan, operasional dan pemeliharaan kantor sebagaimana Tabel 42.

Tabel 42. Dukungan Aparatur Pegawai dan Layanan Perkantoran No Kegiatan Pagu (Rp) Realisasi (Rp) Layanan Perkantoran 1 Tingkat Dukungan 10.973.384.000 10.869.618.217 Internal Administrasi 2 Tingkat Dukungan 719.075.000 705.068.977 Aparatur Pegawai dan Layanan Perkantoran

Laporan Tahunan Badan Karantina Pertanian tahun 2017 62

H. Permasalahan dan Tindak Lanjut

Dalam pelaksanaan kegiatan di Tahun 2017, ditemukan beberapa permasalahan sebagaimana Tabel 43.

Tabel. 43 Permasalahan dan Tindak Lanjut No. Uraian Solusi/Tindak Lanjut 1. Permasalahan fasilitasi pengajuan akreditasi laboratorium UPT Karantina Pertanian Penetapan ruang lingkup akreditasi • Menetapkan ruang lingkup pengujian yang akan Laboratorium belum sepenuhnya dimasukan dalam ruang lingkup akreditasi dikaitkan dengan lalulintas media dengan mempertimbangkan kemampuan uji pembawa yang masuk/keluar sesuai dengan klasifikasi laboratorium UPT dan melalui UPT bersangkutan yang lalulintas media pembawa di UPT yang . berisiko mengandung OPTK/HPHK bersangkutan. • Memberikan saran agar penetapan ruang lingkup akreditasi Laboratorium dikaitkan dengan lalulintas media pembawa OPTK/HPHK dan frekuensi kegiatan pengujian di Laboratorium sesuai dengan bidang kompetensinya. Masih kurangnya kemampuan • Penetapan pemberlakuan metode baku/standar Laboratorium UPT dalam oleh Ka Badan Karantina Pertanian sesuai target melakukan validasi/verifikasi pengujian dan jenis sampel. metode uji dan teknik pelaksanaan • Memberikan bimbingan teknis validasi metode dan uji banding untuk menjamin mutu uji banding antar laboratorium hasil pengujian, meliputi: • Melakukan validasi/verifikasi metode pengujian penyiapan contoh uji banding, uji HPHK dan OPTK homogenitas dan uji stabilitas. • Menyelenggarakan in house training oleh UPT operasional Karantina Pertanian. • Magang eksternal di BBUSKP. Pemahaman Pengajuan prioritas • Memberikan saran penetapan ruang lingkup ruang lingkup akreditasi masih akreditasi sesuai dengan tugas dan fungsi kurang/belum sepenuhnya penyelenggaraan karantina tumbuhan dan dikaitkan dengan tugas dan fungsi karantina hewan. karantina pertanian dalam • Menginventarisasi media pembawa OPTK dan mencegah masuk dan HPHK yang dilalulintaskan menyebarnya OPTK/HPHK • Memahami kembali klasifikasi Laboratorium UPT masing-masing sesuai dengan pedoman Rancang Induk Pengembangan Laboratorium yang diterbitkan oleh Badan Karantina Pertanian Kurangnya perencanaan • Mendorong terwujudnya akreditasi Laboratorium penyusunan anggaran untuk UPT dengan mengakomodir usulan anggaran persiapan akreditasi Laboratorium untuk kegiatan fasilitasi pengajuan akreditasi maupun anggaran pemeliharaan Laboratorium dan anggaran pemeliharaan status status akreditasi laboratorium di akreditasi laboratorium UPT KP • Memberikan informasi tentang penyusunan anggaran utk kegiatan akreditasi Laboratorium dan pemeliharaan/peningkatan status akreditasi laboratorium

Laporan Tahunan Badan Karantina Pertanian tahun 2017 63 Kesulitan untuk memperoleh dan • Perlu ada kebijakan khusus untuk pemasukan memasukkan bahan acuan CRM dari luar negeri ke wilayah RI. bersertifikat (Certified Reference • Mencari informasi produsen CRM di luar negeri Material, CRM) terutama untuk untuk pengujian OPTK deteksi/identifikasi OPTK Kategori A1. 2. Permasalahan Bimbingan Teknis dan Pengawasan Penerapan SMM Laboratorium: Anggaran yang tersedia belum • Merencanakan anggaran sesuai kebutuhan mengakomodir kebutuhan UPT KP fasilitasi bimbingan teknis penerapan SMM terutama di wilayah timur Laboratorium dan persiapan pengajuan akreditasi/pemeliharaan status akreditasi laboratorium sesuai dengan lokasi UPTnya. Perlunya penetapan ruang lingkup • UPT KP memahami kembali klasifikasi akreditasi yang dikaitkan dengan Laboratorium masing-masing. kompetensi Laboratorium UPT • Badan Karantina Pertanian mendistribusikan sesuai dengan klasifikasi Pedoman Rancang Induk Pengembangan Laboratorium Laboratorium kepada UPT KP. • BBUSKP memberikan saran terkait dengan kompetensi Laboratorium dan lalulintas media pembawa OPTK/HPHK 3. Permasalahan Ketersediaan Personel di Bidang Pengendalian Mutu Laboratorium Kekurangan Personel di Bidang Mengusulkan tambahan jumlah personel di Bidang Pengendalian Mutu Laboratorium Pengendalian Mutu Laboratorium 4. Permasalahan Pengendalian Penerapan SMM Laboratorium di BBUSKP Adanya ruang lingkup pengujian Mengusulkan peralatan baru untuk pengujian Pb yang diajukan pada penambahan dan Cd pada sarang burung walet dengan ruang lingkup akreditasi (uji Pb dan menggunakan alat GFA (Gravite Furnace Cd pada sarang burung walet) Absorbance). tidak diberikan keputusan akreditasi oleh KAN karena peralatan yang digunakan tidak memadai / rusak

Laporan Tahunan Badan Karantina Pertanian tahun 2017 64

BAB VII LAPORAN KEGIATAN BALAI UJI TERAP TEKNIK DAN METODE KARANTINA PERTANIAN

Pada Tahun 2017, Balai Uji Terap Teknik dan Metode Karantina Pertanian memperoleh alokasi anggaran sebesar Rp. 18.558.452.000,- dengan realiasi anggaran sebesar Rp. 18.551.654.517,- atau sebesar 99,96% dan capaian output sebesar 100 %. Anggaran tersebut digunakan untuk memfasilitasi kegiatan di Balai Uji Terap Teknik dan Metode Karantina Pertanian sebagai berikut:

A. Pengembangan Teknik dan Metoda uji Terap Karantina Pertanian dan Keamanan Hayati

1. Pengembangan teknik dan metode uji terap yang dihasilkan adalah: a. Uji Terap Pengaruh Iradiasi Sinar Gamma Terhadap Sterilitas Sternochetus frigidus dan Uji Status Inang pada Mangga Harum Manis dan Manalagi b. Pengaruh Perlakukan Perendaman Air Panas dan Kitosan Terhadap Colletotrichum musae pada Pisang Mas Kirana c. Uji Terap Perlakukan Asam Peroksiasetat dan Udara Panas untuk Mengeliminasi Acidovorax citrulli pada Benih Melon d. Uji Terap Perlakukan Fumigasi untuk Membebaskan Aphids pada Bunga Krisan e. Perlakuan untuk Mencegah Timbulnya Penyakit Busuk pada buah Salak ( Salacca zalacca Gaerther) f. Desinfeksi terhadap IKH Ruminansia Besar g. Uji Terap Teknik dan Metode Perlakuan Desinfeksi Terhadap Telur Konsumsi untuk Mencegah Penyebaran Avian Influenza (AI) h. Uji Terap Teknik dan Metode Perlakuan Fumigasi Methyl Bromida (CH3Br) terhadap Buah Kelapa Kupas

2. Hasil uji terap yang telah dipublikasikan adalah: a. Perlakuan Ethil Formate pada Buah Strawberri b. Perlakuan Udara Panas untuk Eradikasi Cendawan Model Microsyclus ulei

3. Desiminasi Juklak/Juknis yang dilaksanakan adalah: a. Bimbingan teknis Hewan Pembawa Rabies dan Pemantauan 2017 b. Bimbingan Teknis Tindakan Karantina Terhadap Bahan Pakan Asal Hewan c. Bimbingan Teknis Penilaian Terhadap Tempat Pemrosesan dan Rumah Walet Khususnya untuk Ekspor Sarang Burung Walet ke Negara RRT dan Tindakan Karantina Terhadap Unggas d. Bimbingan Teknis Aplikasi Penetapan Instalasi Karantina Hewan (APIKH) dan Tindakan Karantina Hewan Terhadap Kuda e. Bimbingan Teknis Petugas Pengambil Contoh f. Bimbingan Teknis Instalasi Karantina Tumbuhan g. Bimbingan Teknis Penyusunan AROPT

Laporan Tahunan Badan Karantina Pertanian tahun 2017 65 h. Bimbingan Teknis Fumigasi MB dan PH3

B. Layanan Internal

Pada TA. 2017, telah dilaksanakan kegiatan pengadaan barang dan jasa di Balai Uji Terap Teknik dan Metode Karantina Pertanian sebagaimana Tabel 44.

Tabel 44. Daftar Pengadaan Barang di BUT TMKP TA. 2017 No Kegiatan Ouput 1 Alat Laboratorium 4 Unit 2 Alat Pengolah Data 20 Unit 3 Rehab Gedung Bangunan 594 m2

C. Layanan Perkantoran

Layanan perkantoran di Balai Uji Terap Teknik dan Metode Karantina Pertanian terdiri atas:

1. Tingkat Dukungan Internal Administrasi Kegiatan yang memfasilitasi perjalanan dinas terkait kegiatan ketatausahaan dan administrasi.

2. Tingkat Dukungan Aparatur Pegawai dan Layanan Perkantoran Kegiatan yang memfasilitasi pelaksanaan pembayaran gaji, tunjangan, operasional dan pemeliharaan kantor sebagaimana Tabel 45.

Tabel 45. Layanan Perkantoran di BUT TMKP TA. 2017 No Kegiatan Pagu (Rp) Realisasi (Rp) Layanan Perkantoran 1 Tingkat Dukungan Internal 13.837.903.000 13.835.743.341 Administrasi 2 Tingkat Dukungan 683.080.000 681.788.063 Aparatur Pegawai dan Layanan Perkantoran

D. Permasalahan dan Tindak Lanjut

Beberapa kegiatan yang menunjang keberhasilan capaian kinerja BUT TMKP Tahun Anggaran 2017 setelah dianalisis meliputi sebagai berikut:

1. Peningkatan kualitas sistem informasi, kerjasama uji terap dan desiminasi, dan dukungan internal administrasi, 2. Peningkatan kompetensi SDM BUTTMKP melalui kegiatan pelatihan baik nasional maupun internasional, 3. Pengembangan jejaring kerja dengan UPT lingkup Barantan dan instansi terkait uji terap teknik dan metode,

Laporan Tahunan Badan Karantina Pertanian tahun 2017 66 4. Peningkatan penyediaan sarana dan prasarana penunjang kegiatan tugas dan fungsi BUTTMKP, termasuk diantaranya sarana wisma, gedung pendidikan, auditórium, dan sarana olahraga dan seni.

Upaya untuk mempertahankan keberhasilan capaian, di masa mendatang perlu dilakukan:

1. Perluasan jejaring kerja ke instansi terkait seperti Kantor Pos, Dinas Pertanian dan Peternakan, BATAN, dan Sekretariat ASEAN; 2. Penerbitan hasil uji terap teknik dan metode tindakan karantina dan keamanan hayati berbasis elektronik/website; 3. Kontribusi dalam penerbitan hasil uji terap teknik dan metode karantina dan keamanan hayati pada jurnal-jurnal internasional melalui pelatihan penulisan jurnal dalam bahasa asing (Inggris); 4. Penyusunan regulasi yang mendorong penggunaan hasil uji terap yang berskala luas di UPT Lingkup Barantan.

Laporan Tahunan Badan Karantina Pertanian tahun 2017 67 Laporan Tahunan Badan Karantina Pertanian tahun 2017 68

BAB VIII LAPORAN KEGIATAN UNIT PELAYANAN TEKNIS

Pada Tahun 2017, Unit Pelayanan Teknis Karantina Pertanian memperoleh alokasi anggaran sebesar Rp. 667.839.576.000,- dengan realiasi anggaran sebesar Rp. 657.841.781.093,- atau sebesar 98,50% dan capaian output sebesar 138,75 %. Anggaran tersebut digunakan untuk memfasilitasi kegiatan di Unit Pelayanan Teknis Karantina Pertanian sebagai berikut:

A. Layanan Sertifikasi Karantina Pertanian dan Pengawasan Keamanan Hayati B. Layanan Internal C. Layanan Perkantoran

A. Layanan Sertifikasi Karantina Pertanian dan Pengawasan Keamanan Hayati

1. Karantina Hewan Layanan sertifikasi yang dilakukan oleh UPT Karantina Pertanian merupakan sertifikasi terhadap pelaksanaan tindak karantina (8P) yang meliputi layanan sertifikasi untuk komoditas yang di impor, ekspor maupun antar area (domestik masuk dan domestik keluar). Secara rinci, frekuensi layanan sertifikasi dan tindakan karantina dapat dilihat pada Tabel 46–47.

Tabel 46. Frekuensi layanan sertifikasi (Pemeriksaan dan Pembebasan) Karantina Hewan per UPT Karantina Pertanian Pemeriksaan Pembebasan No UPT Impor Ekspor DM DK Impor Ekspor DM DK 1 BBKP Belawan 827 52 292 1129 827 52 292 1119 2 BBKP Makasar 96 39 8875 11929 87 38 8852 11910 3 BBKP Soekarno-Hatta 6603 7925 15693 27941 6570 7914 15690 27940 4 BBKP Surabaya 7292 5998 7061 85028 7285 5998 7033 85017 5 BBKP Tanjung Priok 20218 439 223 5859 20209 439 223 5848 6 BKP Kelas I Balikpapan 2 30 10240 12168 0 30 10216 12168 7 BKP Kelas I B. Lampung 511 5 4446 31337 511 5 4432 31261 8 BKP Kelas I Banjarmasin 0 2 10510 9384 0 2 10484 9383 9 BKP Kelas I Batam 124 807 7502 9428 124 807 7502 9428 10 BKP Kelas I Denpasar 251 820 6965 11844 162 814 6798 11796 11 BKP Kelas I Jambi 0 7 863 3952 0 7 863 3952 12 BKP Kelas I Jayapura 0 0 3299 6673 0 0 3278 6673 13 BKP Kelas I Kupang 0 1 2719 6215 0 1 2678 6215 14 BKP Kelas I Manado 0 0 3037 4993 0 0 3037 4993 15 BKP Kelas I Mataram 1 12 9412 5879 1 12 9412 5879 16 BKP Kelas I Padang 32 4 582 2381 0 4 581 2381 17 BKP Kelas I Palembang 12 15 1538 9717 7 15 1538 9716 18 BKP Kelas I Pekanbaru 38 177 2534 9764 33 177 2534 9763 19 BKP Kelas I Pontianak 1 63 2643 11480 0 63 2641 11479 20 BKP Kelas I Semarang 1328 1842 3825 7056 1296 1842 3795 7056 21 BKP Kelas II Cilegon 13 0 13487 11399 13 0 13472 11247 22 BKP Kelas II Gorontalo 0 0 1552 885 0 0 1521 880

Laporan Tahunan Badan Karantina Pertanian tahun 2017 69 23 BKP Kelas II Kendari 0 44 5236 1653 0 44 5236 1653 24 BKP Kelas II Medan 39 2728 5092 6439 26 2728 5086 6438 25 BKP Kelas II Palangkaraya 3 0 3561 12080 3 0 3556 12078 26 BKP Kelas II Palu 0 2 2742 3065 0 2 2740 3063 27 BKP Kelas II Pangkal Pinang 2 0 8778 3629 0 0 8761 3628 28 BKP Kelas II Tanjung Pinang 263 371 3646 3524 249 367 3643 3523 29 BKP Kelas II Tarakan 0 7 2733 9834 0 7 2733 9834 30 BKP Kelas II Ternate 0 0 2068 501 0 0 1943 501 31 BKP Kelas II Yogyakarta 110 707 4512 6574 39 707 4505 6574 32 SKP Kelas I Ambon 0 0 538 336 0 0 534 336 33 SKP Kelas I Banda Aceh 1 7 1346 1610 0 7 1346 1610 34 SKP Kelas I Bandung 19 190 2965 1907 7 190 2965 1907 35 SKP Kelas I Bengkulu 0 0 1535 823 0 0 1533 823 36 SKP Kelas I Biak 0 0 2299 792 0 0 2255 792 37 SKP Kelas I Cilacap 6 0 0 0 6 0 0 0 38 SKP Kelas I Entikong 53 1 0 0 0 1 0 0 39 SKP Kelas I Merauke 0 0 884 3037 0 0 859 3037 40 SKP Kelas I Pare-Pare 0 0 5759 9088 0 0 5758 9087 41 SKP Kelas I Samarinda 0 5 4519 5776 0 5 4518 5776 42 SKP Kelas I Sorong 0 0 2753 612 0 0 2686 611 43 SKP Kelas I Sumbawa Besar 0 0 2679 11035 0 0 2678 11028 44 SKP Kelas I TB Asahan 1 18 0 680 0 18 0 680 45 SKP Kelas I Timika 19 0 2109 80 19 0 2109 78 46 SKP Kelas II Bangkalan 0 0 7298 3136 0 0 7284 3134 47 SKP Kelas II Mamuju 0 0 433 2473 0 0 433 2473 48 SKP Kelas II Manokwari 0 0 1942 861 0 0 1912 861 49 SKP Kelas II TB Karimun 87 69 2021 2133 3 69 2015 2133 50 SKP Kelas II Ende 0 0 1 662 0 0 0 662 TOTAL 37952 22387 194747 378781 37477 22365 193960 378424 Sumber: Bidang Infromasi Perkarantinaan tahun 2017.

Tabel 47. Frekuensi Kegiatan Tindakan Karantina (8P) Impor, Ekspor, Domestik Masuk dan Domestik Keluar (Karantina Hewan) Tindakan Karantina Frekuensi (kali) No Hewan Impor Ekspor DM DK 1. Hewan Hidup a. Pemeriksaan 1.862 1.860 117.782 205.182 b. Pengasingan - - - - c. Pengamatan - - - - d. Penahanan 60 12 553 144 e. Perlakuan - - - - f. Penolakan 41 6 317 124 g. Pemusnahan 18 1 289 2 h. Pelepasan 1.802 1.848 117.176 205.038 2. Bahan Asal Hewan a. Pemeriksaan 9.095 15.492 226 101 b. Pengasingan - - - - c. Pengamatan - - - - d. Penahanan 350 10 124 97 e. Perlakuan - - - - f. Penolakan 57 4 89 91 g. Pemusnahan 151 3 36 10 h. Pelepasan 8.745 15.482 53.128 117.165

Laporan Tahunan Badan Karantina Pertanian tahun 2017 70 3. Hasil Bahan Asal Hewan a. Pemeriksaan 22.251 4.623 9.923 25.479 b. Pengasingan - - - - c. Pengamatan - - - - d. Penahanan 252 - 34 41 e. Perlakuan - - - - f. Penolakan 24 - 42 75 g. Pemusnahan 147 - 8 - h. Pelepasan 21.999 4.623 9.873 25.404 4. Media Pembawa/ BendaLain a. Pemeriksaan 4.943 412 13.790 30.839 b. Pengasingan - - - - c. Pengamatan - - - - d. Penahanan 12 - 7 3 e. Perlakuan - - - - f. Penolakan 5 - 1 1 g. Pemusnahan 8 - 1 - h. Pelepasan 4.931 412 13.783 30.836

Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan karantina terhadap komoditas yang dilalulintaskan, ditemukan beberapa jenis HPHK yang terbawa melalui komoditas tersebut. Secara rinci, temuan HPHK dapat dilihat pada Tabel 48.

Tabel 48. Temuan HPHK pada kegiatan operasional Nama Spesies: Komoditas; Negara Frek No Kelompok Bentuk UPT /daerah asal (kali) HPHK komoditas 1 Bovine Viral Sapi Bibit Pel. Laut BKP 1 Diarrhea (BVD) Jawa/ PO Tanjung Api- Pangkal dilakukan Api Pinang pemotongan (UPT bersyarat Pemasukan) sebelum pengujian ke-2 2 Brucelosis Sapi Potong Pelabuhan SKP Kelas I 2 Garongkong Pare-Pare 3 Brucelosis Sapi Australia SKP Kelas I 1 Cilacap

Laporan Tahunan Badan Karantina Pertanian tahun 2017 71 2. Karantina Tumbuhan

Layanan sertifikasi yang dilakukan oleh UPT Karantina Pertanian merupakan sertifikasi terhadap pelaksanaan tindak karantina (8P) yang meliputi layanan sertifikasi untuk komoditas yang di impor, ekspor maupun antar area (domestik masuk dan domestik keluar). Secara rinci, frekuensi layanan sertifikasi dan tindakan karantina dapat dilihat pada Tabel 49–50.

Tabel 49. Frekuensi layanan sertifikasi (Pemeriksaan dan Pembebasan) Karantina Tumbuhan per UPT Karantina Pertanian Pemeriksaan Pembebasan No UPT Impor Ekspor DM DK Impor Ekspor DM DK 1 BBKP Belawan 7219 13232 205 1371 7161 12770 205 1337 2 BBKP Makasar 359 2765 8229 19853 295 2763 8226 19847 3 BBKP Soekarno-Hatta 7347 13683 9739 33071 7284 13521 9738 33070 4 BBKP Surabaya 30097 37021 208 92351 30086 34798 206 92225 5 BBKP Tanjung Priok 33264 12316 1615 17618 33182 12304 1613 17603 6 BKP Kelas I Balikpapan 3886 139 17201 2006 3885 139 17196 2005 7 BKP Kelas I B. Lampung 727 10041 3637 10550 726 9990 3636 10542 8 BKP Kelas I Banjarmasin 72 1632 10971 1227 72 1631 10970 1227 9 BKP Kelas I Batam 4155 2082 7656 3682 4136 2082 7656 3682 10 BKP Kelas I Denpasar 335 5218 2303 3878 315 4808 2302 3870 11 BKP Kelas I Jambi 29 2200 1355 2271 29 2200 1355 2270 12 BKP Kelas I Jayapura 818 48 2997 9162 817 47 2997 9162 13 BKP Kelas I Kupang 1 28 3214 3354 1 28 3213 3354 14 BKP Kelas I Manado 4 1343 4548 4397 4 1318 4548 4395 15 BKP Kelas I Mataram 7 71 2786 12619 6 71 2784 12619 16 BKP Kelas I Padang 8 2106 239 7066 8 2070 239 7066 17 BKP Kelas I Palembang 188 4564 1312 7251 170 4535 1312 7251 18 BKP Kelas I Pekanbaru 499 8122 728 2762 496 8121 728 2761 19 BKP Kelas I Pontianak 361 3041 11262 8159 361 3032 11259 8156 20 BKP Kelas I Semarang 7584 10287 944 11269 7578 10242 944 11268 21 BKP Kelas II Cilegon 1183 694 87 29056 1160 694 87 28747 22 BKP Kelas II Gorontalo 0 5 2068 1697 0 5 2068 1697 23 BKP Kelas II Kendari 5 3 4673 5017 5 3 4673 5016 24 BKP Kelas II Medan 409 3884 1100 13689 385 3883 1091 13667 25 BKP Kelas II Palangkaraya 0 568 5628 1583 0 567 5624 1583 26 BKP Kelas II Palu 0 225 3501 7526 0 188 3500 7524 27 BKP Kelas II Pangkal Pinang 3 349 9742 3129 0 349 9739 3118 28 BKP Kelas II Tanjung Pinang 264 148 3812 787 263 148 3812 787 29 BKP Kelas II Tarakan 0 130 4218 836 0 130 4217 835 30 BKP Kelas II Ternate 0 4 6346 1849 0 4 6345 1848 31 BKP Kelas II Yogyakarta 100 4824 539 22725 34 4808 539 22725 32 SKP Kelas I Ambon 0 11 1966 2318 0 11 1966 2318 33 SKP Kelas I Banda Aceh 96 236 1374 2690 4 236 1374 2690 34 SKP Kelas I Bandung 12 8943 355 20121 12 8341 355 20120 35 SKP Kelas I Bengkulu 0 105 1079 1006 0 105 1079 1006 36 SKP Kelas I Biak 0 112 4316 461 0 112 4313 461 37 SKP Kelas I Cilacap 113 616 0 26 75 616 0 26 38 SKP Kelas I Entikong 0 336 0 0 0 336 0 0 39 SKP Kelas I Merauke 0 33 148 3609 0 33 148 3609 340 SKP Kelas I Pare-Pare 0 226 388 7551 0 226 388 7549 41 SKP Kelas I Samarinda 14 267 7213 1142 13 267 7213 1142

Laporan Tahunan Badan Karantina Pertanian tahun 2017 72 42 SKP Kelas I Sorong 0 10 4928 963 0 7 4928 963 43 SKP Kelas I Sumbawa Besar 13 2 689 3066 13 2 689 3066 44 SKP Kelas I TB Asahan 1 3153 34 661 1 3126 33 661 45 SKP Kelas I Timika 289 14 9014 223 289 0 9013 223 46 SKP Kelas II Bangkalan 0 0 2 105 0 0 2 105 47 SKP Kelas II Mamuju 16 165 4684 0 15 165 4684 0 48 SKP Kelas II Manokwari 0 0 3986 1779 0 0 3985 1779 49 SKP Kelas II TB Karimun 5 214 2867 660 0 214 2867 660 50 SKP Kelas II Ende 0 0 955 2915 0 0 955 2915 TOTAL 99483 155216 176861 391107 98881 151046 176814 390550 Sumber: Bidang Informasi Perkarantinaan tahun 2017

Tabel 50. Frekuensi Kegiatan Tindakan Karantina (8P) Impor, Ekspor, Domestik Masuk dan Domestik Keluar (Karantina Tumbuhan) Tindakan Karantina Frekuensi (kali) No Tumbuhan Impor Ekspor DM DK I. Benih/ Bibit a. Pemeriksaan 1.153 5.828 30.256 108.111 b. Pengasingan 1 0 1 0 c. Pengamatan 1 0 1 0 d. Penahanan 307 0 10 3 e. Perlakuan 26 167 3 445 f. Penolakan 307 7 8 11 g. Pemusnahan 265 0 8 0 h. Pelepasan 827 5.799 30.246 108.114 II. Hasil Tumbuhan Hidup (Bukan Benih) a. Pemeriksaan 37.579 37.788 116.879 227.384 b. Pengasingan 0 0 0 0 c. Pengamatan 0 0 0 0 d. Penahanan 17 0 7 0 e. Perlakuan 877 4025 1 86 f. Penolakan 93 24 5 5 g. Pemusnahan 67 0 5 0 h. Pelepasan 37417 37280 116.887 227.507 III. Hasil Tumbuhan Mati (Diolah/ Tidak Diolah) a. Pemeriksaan 54.416 109.693 24.947 59.447 b. Pengasingan 0 0 0 0 c. Pengamatan 0 0 0 0 d. Penahanan 49 0 0 0 e. Perlakuan 825 19.446 0 269 f. Penolakan 76 374 0 1 g. Pemusnahan 54 0 0 0 h. Pelepasan 53.936 107.078 24.958 59.426

Laporan Tahunan Badan Karantina Pertanian tahun 2017 73 IV. Media Pembawa/ BendaLain a. Pemeriksaan 5.918 859 15 189 b. Pengasingan 0 0 0 0 c. Pengamatan 0 0 0 0 d. Penahanan 1 0 0 0 e. Perlakuan 1 210 0 0 f. Penolakan 3 0 0 1 g. Pemusnahan 4 0 0 0 h. Pelepasan 5.912 831 15 187

Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan karantina terhadap komoditas yang dilalulintaskan, ditemukan beberapa jenis OPTK yang terbawa melalui komoditas tersebut. Secara rinci, temuan OPTK dapat dilihat pada Tabel 51.

Tabel 51. Temuan OPTK pada kegiatan operasional Komoditas/ Negara / Nama Spesies: Frek No Bentuk daerah UPT Kelompok OPTK (kali) komoditas asal 1 Rhodococcus Bibit Lilium Belanda SKP Kelas I 2 fascians Bandung 2 Pseudomonas Bibit Thailand BBKP 1 syringae pv. Jagung Surabaya syringae 3 Dasheen mosaic Benih Calla Belanda BKP Kelas I 1 potyvirus (DsMV) Lily Semarang 4 Aphelenchoides Benih Padi Filipina BBKP 1 fragariae Soekarno Hatta 5 Aphelenchoides Benih Padi Filipina BBKP 1 besseyi Soekarno Hatta 6 Burkholderia Benih Padi Filipina BBKP 5 glumae Soekarno Hatta

B. Layanan Internal

Pada TA. 2017, telah dilaksanakan kegiatan pengadaan barang dan jasa di lingkup UPT Karantina Pertanian, yang terdiri dari pengadaan tanah, pembangunan gedung, kendaraan bermotor R-4, kendaraan bermotor R-2, alat pengolah data, alat laboratorium dan peralatan lainnya, secara rinci dapat dilihat pada Tabel 52.

Laporan Tahunan Badan Karantina Pertanian tahun 2017 74 Tabel 52. Pengadaan Barang di UPT KP No Kegiatan Ouput 1 Pengadaan Tanah 2 Pembangunan/ Rehab Gedung 14.851 m2 3 Pembangunan/ Rehab Laboratorium 1.254 m2 4 Kendaraan Bermotor R-4 64 Unit 5 Kendaraan Bermotor R-2 118 Unit 6 Alat Pengolah Data 1.371 Unit 7 Alat Laboratorium 441 Unit 8 Pembangunan/Rehab Instalasi Karantina 3.039 m2 Hewan (IKH)

C. Layanan Perkantoran

Layanan perkantoran di lingkup UPT Karantina Pertanian terdiri atas:

1. Tingkat Dukungan Internal Administrasi Kegiatan yang memfasilitasi perjalanan dinas satker operasional terkait kegiatan ketatausahaan dan administrasi

2. Tingkat Dukungan Aparatur Pegawai dan Layanan Perkantoran Kegiatan yang memfasilitasi pelaksanaan pembayaran gaji, tunjangan, operasional dan pemeliharaan kantor sebagaimana Tabel 51.

Tabel 53. Layanan Perkantoran di UPT KP No Kegiatan Pagu (Rp) Realisasi (Rp) Layanan Perkantoran 418.561.382.000 412.682.680.835 1 Tingkat Dukungan Internal 25.859.224.000 25.142.051.238 Administrasi 2 Tingkat Dukungan Aparatur 392.702.158.000 387.540.629.597 Pegawai dan Layanan Perkantoran

Laporan Tahunan Badan Karantina Pertanian tahun 2017 75

Laporan Tahunan Badan Karantina Pertanian tahun 2017 76

BAB IX PENUTUP

Laporan Tahunan Badan Karantina Pertanian tahun 2017 ini memberikan gambaran tentang hasil capaian pelaksanaan kegiatan perkarantinaan melalui program melalui Program Peningkatan Kualitas Pengkarantinaan Pertanian dan Pengawasan Keamanan Hayati dengan sasaran: 1. Meningkatnya efektifitas pengendalian resiko masuk, tersebar dan keluarnya HPHK dan OPTK, 2. Meningkatnya kualitas pelayanan tindakan karantina dan pengawasan keamanan hayati terhadap ekspor MP HPHK dan OPTK, 3. Meningkatnya kepatuhan dan kepuasan pengguna jasa karantina pertanian.

Program dan sasaran tersebut direalisasikan dalam bentuk kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh Sekretariat Badan, Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani, Pusat Karantina Tumbuhan dan Kemanan Hayati Nabati, Pusat Kepatuhan, Kerjasama dan Informasi Perkarantinaan, Balai Besar Uji Standar Karantina Pertanian, Balai Uji Terap Teknik dan Metoda Perkarantinaan serta Unit Pelaksana Teknis Karantina Pertanian di seluruh Indonesia. Hasil kegiatan sebagaimana diuraikan dalam laporan ini merupakan cerminan capaian indikator kinerja Badan Karantina Pertanian baik yang diamanatkan dalam Rencana Strategis (Renstra) maupun yang tidak tercantum dalam Renstra namun merupakan kewajiban, tugas dan fungsi Badan Karantina Pertanian. Berdasarkan hasil laporan pada bab sebelumnya diatas, maka dapat disimpulkan bahwa secara umum Badan Karantina Pertanian telah berhasil mencapai sasaran program sesuai Renstra sekaligus menjalankan tugas dan fungsinya dengan baik. Namun demikian tentunya masih ada kekurangan-kekurangan dan kelemahan yang harus terus diperbaiki untuk perbaikan dan peningkatan kualitas dan kinerja Badan Karantina Pertanian.

Laporan Tahunan Badan Karantina Pertanian tahun 2017 77