RESPON SISWA-SISWI MADRASAH ALIYAH NEGERI 4 MODEL JAKARTA TERHADAP FILM “2012”

Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Komunikasi Islam ( S.Kom.I )

Oleh:

ISTIANA NIM: 206051104344

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1431 H / 2010 M

1 2

RESPON SISWA-SISWI MADRASAH ALIYAH NEGERI 4 MODEL JAKARTA TERHADAP FILM 2012

Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam(S. Kom. I)

Oleh:

ISTIANA NIM: 206051104344

Di bawah Bimbingan

Drs. Jumroni, M. Si NIP: 19630515 199203 1 006

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1431 H / 2010 M 3

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya, yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persayaratan untuk memperoleh gelar Strata Satu (S.1) di

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang digunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN)

Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau

merupakan tiruan hasil karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi

yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 30 Oktober 2010

Istiana

4

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi yang berjudul RESPON SISWA-SISWI MAN 4 MODEL JAKARTA TERHADAP FILM 2012 . Telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 22 Desember 2010. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Islam (S. Kom.i) pada Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI).

Jakarta, 30 Oktober 2010

Panitia Sidang Munaqasyah

Ketua Sekretaris

Drs. H. Mahmud Jalal, M.A Dra. Hj. Musfirah Nurlaily, MA NIP. 19520422 198103 1 002 NIP. 19710412 200003 2 001

Anggota, Penguji I Penguji II

Drs. H. Mahmud Jalal, M.A Dra. Hj. Asriati Jamil, M.Hum NIP. 19520422 198103 1 002 NIP. 19610422 199003 2 001

Pembimbing,

Drs. Jumroni, M. Si NIP: 19630515 199203 1 006

ABSTRAK

Istiana “Respon Siswa-siswi MAN 4 Model Jakarta Terhadap Film “2012”

Dunia saat ini sedang tersihir dengan sebuah film yang berjudul 2012. Di berbagai negara, termasuk Indonesia, film ini sedang menjadi buah bibir yang riuh. Yang menjadikan film ini mampu menyihir publik dunia bukan karena berbagai keunggulan teknis, tetapi cerita yang disampaikan. Film ini menayangkan ramalan suku Maya kuno bahwa hari kiamat akan terjadi di titik balik matahari musim dingin pada 2012. Isu atau kepercayaan tentang kapan waktu pasti terjadinya hari kiamat seperti yang dijual film 2012 tentu sangat menarik perhatian penonton. Penelitian ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan berikut ini. Pertama, bagaimana respon siswa-siswi MAN 4 Model Jakarta terhadap film “2012.” Kedua, pesan apakah yang paling dominan dalam film “2012”? Metode yang digunakan penulis dalam mencari data yang diperlukan adalah metode deskriptif analisis melalui pendekatan kuantitatif, yaitu dengan cara melalui pengamatan lapangan dan angket di MAN 4 Model Jakarta. Dalam penelitian ini penulis menemukan bahwa, penonton tidak sepenuhnya dapat dipengaruhi film. Hanya sebagian segi saja yang dapat terpengaruh, bisa dari segi kognitifnya, afektifnya atau konatifnya. Semua itu tergantung dari faktor diri individu penonton itu sendiri dan faktor lingkungan.

i KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim. Segala puji dan syukur yang tak terhingga penulis panjatkan kehadirat Illahi Rabbi, karena atas segala limpahan rahmat, nikmat, inayah dan maghfirah-Nya yang tak henti-hentinya mengalir kepada penulis bagaikan air yang mengalir dari atas ke bawah, sehingga penulis bisa menyelesaikan penulisan skripsi yang sederhana ini. Serta shalawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada baginda Nabi Rasulullah Muhammad SAW, sang inspirator serta motivator ulung, beserta keluarga, dan para sahabatnya, dan segenap kaum Muslimin yang telah bersumpah Ikrar setia menjunjung tinggi menegakkan Risalahnya. Alhamdulillahirrabil‟alamin atas izin-Nya lah akhirnya penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Respon Siswa- siswi MAN 4 Jakarta Terhadsp Film 2012”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata satu (S1) di Universitas

Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Dalam penyusunan skripsi ini tak sedikit kesulitan dan hambatan yang penulis hadapi. Namun hal itu semata dapat penulis lalui berkat keteguhan hati, dorongan, doa dan bantuan, baik moril maupun materiil dari semua pihak yang penulis sayangi dan hormati. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis hendak mengucapkan terima kasih, jazakumullah khoirul jaza‟, karena tanpa adanya bantuan dari orang-orang tercinta tersebut, skripsi ini tidak akan selesai. Ucapan terima kasih ini penulis haturkan kepada:

1. Kedua orang tua penulis yang tercinta; Bpk. H. Nawawi Hakam dan Ibu

Luthfiah, yang selalu mendidik, melindungi, serta mendoakan ananda dengan

ii 2. kasih sayang yang tak terhingga dan tak dapat dinilai dengan apapun. Semoga

Allah selalu melindungi dan memberikan kebahagiaan di dunia maupun di

akhirat.

3. Saudara-saudara sekandung penulis; Nahdia (adik), Najmia (adik), Ahmad

Raihan (adik) yang selalu mendukung, menyegarkan dan menghibur hati serta

fikiran penulis.

4. Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FIDKOM) Dr. H. Arief

Subhan, MA, Pudek I Drs. Wahidin Saputra, MA, Pudek II Drs. H. M ahmud

Jalal, MA, dan Pudek III Drs. Study Rijal LK, MA. yang telah memberikan

kesempatan kepada penulis untuk mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh

dalam bentuk karya tulis ini, semoga Allah SWT memberikan balasan yang

setimpal.

5. Dra. Asriati Jamil, M. Hum. Selaku Koordinator Teknis Program Non Reguler

dan Dra. Musfirah Nurlaily, MA. Selaku sekretaris yang selalu berbaik hati.

6. Drs. Jumroni, M. Si, Selaku ketua jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam,

sekaligus merangkap menjadi pembimbing skripsi yang selalu memberikan

bimbingan dan motivasi serta selalu menyempatkan waktu untuk membenahi

hal-hal yang salah ketika bimbingan.

7. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi. yang telah

banyak memberikan Ilmu Pengetahuan baik pada saat penulis menyelesaikan

studi maupun saat menyelesaikan penulisan skripsi ini.

8. Kepala Sekolah MAN 4 Model Jakarta dan Dewan Guru di MAN 4 Model

Jakarta yang telah meluangkan waktu untuk memberikan informasi dan

bantuan kepada penulis.

iii 9. Teman-teman Mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi Jurusan KPI baik

reguler maupun Non-Reguler angkatan 2005, serta kakak dan adik-adik kelas

penulis yang telah memberikan semangat dan bantuannya dalam pembuatan

skripsi ini.

10. Sahabat-sahabat tercinta dan terbaik yang selalu penulis sayang dan hormati,

terimakasih atas persahabatan, dukungan, bantuan, dan kebahagiaannya,

terimakasih juga selalu bersedia mendengarkan keluh kesah penulis dan selalu

meyakinkan penulis mampu berprestasi, semoga Allah selalu memberikan kita

kebahagiaan dunia dan akhirat.

11. Adik-adik di MAN 4 Model Jakarta yang telah bersedia meluangkan waktu

untuk mengisi angket khususnya jurusan IPA dan IPS.

Penulis senantiasa berdoa semoga amal baik yang telah diberikan, mendapatkan ridha dari Allah SWT. Akhirnya kepada Allah peneliti serahkan semuanya dengan harpan semoga skripsi ini memberikan manfaat yang besar khusus bagi penulis dan umumnya bagi yang membacanya.

Jakarta, 30 Oktober 2010

Istiana

iv DAFTAR ISI

ABSTRAK...... i KATA PENGANTAR ...... ii DAFTAR ISI ...... v DAFTAR TABEL ...... vi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ...... 1 B. Perumusan dan Batasan Masalah ...... 5 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...... 5 D. Metodologi Penelitian ...... 6 E. Kajian Pustaka ...... 9 F. Sistematika Penulisan ...... 11

BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Pengertian Respon ...... 12 B. Pengertian Siswa atau Anak Didik ...... 18 C. Film ...... 21 D. Kiamat Menurut Pandangan Islam...... 34

BAB III GAMBARAN UMUM A. Profil Sekolah MAN 4 Model Jakarta ...... 40 B. Ruang Lingkup Film 2012 ...... 46

BAB IV TEMUAN DAN ANALISA DATA ...... A. Deskripsi Responden ...... 54 B. Respon Siswa-siswi MAN 4 Jakarta Terhadap Film 2012 ... 56 C. Pesan Dominan Dalam Film 2012 ...... 64

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ...... 65 B. Saran-saran ...... 66

DAFTAR PUSTAKA ...... 68 LAMPIRAN-LAMPIRAN ...... 70

v DAFTAR TABEL

Tabel 1 : Sarana dan prasarana ...... 45 Tabel 2 : Tim produksi ...... 52 Tabel 3 : Rincian penghitungan sampel ...... 55 Tabel 4 : Berdasarkan jenis kelamin ...... 55 Tabel 5 : Berdasarkan jenis usia ...... 56 Tabel 6 : Film “2012” menggambarkan keadaan di hari kiamat ...... 56 Tabel 7 : Alur cerita film “2012” membawa ke dalam suasana semangat keagamaan ...... 57 Tabel 8 : Film “2012” merupakan kisah yang mengulas tentang hari kiamat ...... 58 Tabel 9 : Film “2012” lebih meningkatkan iman dan takwa kepada Allah set ...... 58 Tabel 10 : Film “2012” dapat dijadikan sebagai alat komunikasi dakwah yang efektif...... 59 Tabel 11 : Pendapat tentang film “2012” ...... 59 Tabel 12 : Film “2012” lebih bermakna dalam perubahan diri ...... 60 Tabel 13 : Suka menonton film “2012”...... 61 Tabel 14 : Perasaan ketika menonton film “2012”...... 61 Tabel 15 : Film “2012” membuat takut akan hari kiamat ...... 62 Tabel 16 : Isi cerita film “2012” ...... 62 Tabel 17 : Pesan yang paling dominan dalam film “2012” ...... 63 Tabel 18 : Keyakinan tentang hari kiamat dalam film “2012” ...... 63

vi BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada awal perkembangannya, film tidak lebih dari pertunjukan hiburan

dalam bentuk gambar bergerak (motion pictures) dan berlangsung tanpa

pelengkap suara. Dunia ini dimulai oleh seorang Edward Muybridge ketika

berusaha mengambil foto yang sedang berlari lewat sebuah rangkaian

kameranya. Kreativitas ini kemudian terus berlanjut hingga dalam bentuknya

seperti apa yang dapat kita tonton hari ini. Salah satu kelebihan yang

dimilikinya, baik yang ditayangkan lewat tabung televisi maupun dalam layar

perak, film mampu menampilkan realitas kedua dari kehidupan manusia.

Film sama dengan media artistik lainnya memiliki sifat-sifat dasar dari

media lainnya yang terjalin dalam susunan yang beragam. Film memiliki

kesanggupan untuk memainkan ruang dan waktu, mengembangkan dan

mempersingkatnya, menggerak majukan dan mengundurkannya secara bebas

dalam batas-batas wilayah yang cukup lapang. Meski antara media film dan

lainnya terdapat kesamaan-kesamaan, film adalah sesuatu yang unik yang

bergerak secara bebas dan tetap, penerjemahnya langsung melalui gambar-

gambar visual dan suara yang nyata juga memiliki kesanggupan untuk

menangani berbagai subjek yang tidak terbatas ragamnya. Berkat unsur inilah

film merupakan salah satu bentuk seni alternatif yang banyak diminati oleh

masyarakat.1

1 Adi Pranajaya, Film dan Masyarakat; Sebuah Pengantar (Jakarta: Yayasan Pusat Perfilman H. Umar Ismail, 1993), h.6

1 2

Mengikuti dunia perfilman, nampaknya kini film telah mampu merebut

perhatian masyarakat, lebih-lebih setelah berkembang teknologi komunikasi

massa dapat memberikan konstitusi bagi perkembangan dunia perfilman.

Meskipun masih banyak bentuk-bentuk media massa lainnya, film memiliki

efek eksklusif bagi para penontonnya. Puluhan bahkan ratusan penelitian

berkaitan dengan efek media massa film bagi kehidupan manusia betapa

kuatnya media itu mempengaruhi pikiran, sikap dan tindakan para

penontonnya.

Berbagai teknologi diciptakan untuk menghadirkan kualitas tayangan

film menjadi lebih realistis seperti menonton di layar bioskop. Upaya

memisahkan suara berbagai instrumen pun dikembangkan dengan membuat

berbagai komponen cipta yang mampu menghadirkan nuansa orkestra di ruang

kehidupan kita.2

Film adalah fenomena sosial, psikologi dan estetika yang kompleks.

Film adalah dokumen yang terdiri dari cerita dan gambar diiringi kata-kata

dan musik. Jadi film adalah produksi yang multidimensional dan sangat

kompleks.

Film adalah medium komunikasi massa yang ampuh sekali, bukan saja

untuk hiburan, tetapi juga untuk penerangan dan pendidikan. Bahkan film

sendiri banyak yang berfungsi sebagai medium penerangan dan pendidikan

secara penuh, artinya bukan sebagai alat pembantu dan juga tidak perlu

dibantu dengan penjelasan, melainkan medium penerangan dan pendidikan

yang komplit.3

2 http://www.kompas.com/kompas-cetak/0708/13/tekno/3760308.htm 3 Onong Uchjana Effendy, Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi (Bandung: Citra Aditya Bakti 2003), Cet. 111, h.209 3

Dunia saat ini sedang tersihir dengan sebuah film yang berjudul 2012.

Di berbagai negara, termasuk Indonesia, film ini sedang menjadi buah bibir yang riuh. Berbagai macam diskusi dan komentar di media massa maupun dunia maya juga semakin ramai. Akhirnya, antrean panjang pun terjadi di bioskop-bioskop yang memutar film ini.

Film 2012 ini sendiri bercerita tentang hari kiamat. Film dengan biaya pembuatan 200 juta dollar AS ini dibuat oleh Sony Pictures dengan menampilkan beberapa nama bintang besar dalam perfilman dunia seperti

John Cusack, Woody Harrelson, Danny Glover dan Chiwetel Ejiofor.

Sementara yang menjadi sutradaranya adalah . Emmerich sendiri dikenal sebagai sutradara yang terbiasa dengan film-film kolosal. Ia sebelumnya membuat film Independence Day dan .

Yang menjadikan film ini mampu menyihir publik dunia bukan karena berbagai keunggulan teknis tersebut, tetapi cerita yang disampaikan. Film ini menayangkan ramalan suku Maya kuno bahwa hari kiamat akan terjadi di titik balik matahari musim dingin pada 2012. Sebenarnya, sebelumnya sudah banyak buku dan acara televisi yang membahas ramalan itu, tetapi film 2012 ini memiliki dampak yang lebih besar dan mengglobal.

Sebagai sebuah sinema popular, film 2012 memang mempunyai modal dasar yang kuat untuk menjadi sebuah film yang menghebohkan. Vinzenz

Hediger, guru besar film dan media dunia dari Ruhr University, (Bochum,

Jerman), mengatakan bahwa sinema popular dalam layar lebar sangat berpotensi mengangkat isu-isu dan kepercayaan kontroversial yang dialami suatu suku atau negara di mana penonton bisa berasosiasi dengan karakter yang ada dalam film tersebut. Isu atau kepercayaan tentang kapan waktu pasti 4

terjadinya hari kiamat seperti yang dijual film 2012 tentu sangat menarik penonton.4

Pada titik inilah kontroversi itu terbangun. Sudah menjadi sebuah kepercayaan dalam berbagai agama besar bahwa hari kiamat pasti terjadi, namun tidak ada seorang pun yang dapat menentukan kapan hari akhir itu terjadi. Persoalan ini mutlak ada di tangan Tuhan, bahkan seorang nabi pun tidak diberi kekuasaan tentang hal ini. Inilah kepercayaan dasar yang harus dipegang teguh meskipun banyak ramalan tentang hari kiamat termasuk dalam film 2012 ini. Apalagi sejarah memperlihatkan bahwa deretan panjang ramalan tentang hari kiamat tidak ada yang terbukti satu pun.

Karena itu, film 2012 harus dilihat sebagai sebuah film fiksi belaka.

Tidak kurang tidak lebih. Film ini adalah sinema popular yang menjadi hiburan bagi publik, unsur edukatifnya terletak pada kepercayaan bahwa kiamat pasti terjadi, bukan pada persoalan kapan waktu terjadinya. Dengan demikian, dengan menonton film ini diharapkan akan ada perbaikan perilaku dan kepribadian karena meyakini bahwa hidup ini tidak kekal.

Unsur edukatif lainnya adalah meskipun visualisasi bencana dalam film 2012 ini begitu dahsyat, namun harus ada keyakinan bahwa pada saat kiamat yang sesungguhnya nanti tiba maka kedahsyatannya tentu jauh lebih hebat daripada apa yang ada dalam film ini. Kreativitas manusia pasti tidak akan bisa menggambarkan kekuasaan Tuhan secara tepat. Harus ada kedewasaan publik untuk menyikapi sebuah film kontroversial secara arif.

Berdasarkan pemikiran di atas maka penulis mengambil judul “Respon

Siswa-siswi MAN 4 Model Jakarta Terhadap Film 2012”

4 http:/www.google.com. Koran Sore Wawasan 5

B. Batasan dan Perumusan Masalah

Penelitian ini saya batasi dengan responden siswa-siswi MAN 4 Model

Jakarta kelas dua jurusan IPA dan IPS Terhadap Film “2012.”

Berdasarkan batasan permasalahan di atas dapat dirumuskan masalah

sebagai berikut:

1. Bagaimanakah Respon Siswa-siswi MAN 4 Model Jakarta kelas dua

jurusan IPA dan IPS terhadap film “2012”?

2. Pesan apakah yang paling dominan dalam film “2012”?

C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan permasalahan di atas, maka tujuan

penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan siswa-siswi MAN 4

Model Jakarta terhadap fenomena film 2012 dan juga untuk

mengetahui respon siswa-siswi Man 4 Model terhadap film 2012.

b. Untuk mengetahui pesan yang paling dominan dalam film “2012”?

2. Manfaat Penelitian

a. Manfaat Akademis: Memberikan kontribusi positif dan menambah

wacana keilmuan terutama untuk dunia perfilman. Hasil penelitian ini

dapat digunakan sebagai bahan informasi dan dokumentasi ilmiah

untuk perkembangan ilmu-ilmu sosial lainnya, khususnya dalam

bidang ilmu Dakwah dan Komunikasi. 6

b. Manfaat Praktis: Untuk menambah wawasan bagi penulis, sehingga

bisa memperdalam perkembangan ilmu komunikasi khususnya di

bidang perfilman, serta menambah kreativitas dan wawasan baru bagi

penerus ilmu komunikasi mendatang.

D. Metodologi Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dalam menganalisis

data yaitu dilakukan dengan cara mengumpulkan, mengolah, menyajikan, dan

menganalisis data yang berwujud angka. Sedangkan desain yang digunakan

dalam penelitian ini adalah menggunakan penelitian deskripsi analisis.

Penelitian deskripsi merupakan suatu prosedur penelitian untuk

menggambarkan tentang karakteristik ciri-ciri individu, situasi atau kelompok

tertentu.

1. Penentuan Lokasi Penelitian

Penulis memilih MAN 4 Jakarta sebagai subjek penelitian atas berbagai

pertimbangan dan alasan. Pertimbangan dan alasan yang dimaksud adalah

karena siswa-siswi MAN 4 Jakarta sudah terlatih dengan dasar kompetensi

kurikulum Islam, sehingga mereka lebih mengetahui tentang ideologi hari

kiamat. Selain itu, MAN 4 Jakarta memiliki prestasi yang sangat bagus.

Atas berbagai prestasi yang diraih, MAN 4 JAKARTA ditetapkan Menteri

Agama Republik Indonesia sebagai MAN 4 MODEL JAKARTA dan

meraih sertifikat standar mutu dalam penerapan manajemen mutu, ISO

9001:2000 pada bulan November 2007. Selain itu juga, penulis adalah

alumni dari MAN 4 Model Jakarta.

7

2. Waktu dan Tempat

Adapun tempat yang dijadikan sebagai objek penelitian adalah MAN 4

Jakarta yang bertempat di Jl. Ciputat Raya Pondok Pinang Kebayoran

Lama Jakarta Selatan. Sedangkan waktu penelitian dilakukan pada bulan

November 2010.

3. Teknik Pengumpulan Data

a. Angket, yaitu pengumpulan data dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan,

diharapkan dengan menyebarkan daftar pertanyaan kepada setiap

responden, sehingga penelitian ini dapat menghimpun data yang

relevan dengan tujuan penelitian dan memiliki tingkat reliabilitas serta

valiabilitas yang tinggi. Dalam hal ini setiap responden menonton film

“2012”, setelah itu sebanyak 52 responden mengisi angket yang berisi

pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan acara tersebut.

b. Observasi, sebagai metode ilmiah, observasi bisa diartikan sebagai

pengamatan dan pencatatan dengan sistematik fenomena-fenomena.5

Jadi penelitian dilakukan dengan cara pengamatan secara langsung

terhadap objek yang dituju. Pengamatan yang dilakukan adalah dengan

mendatangi langsung lokasi penelitian, kemudian mengamati proses

kegiatan siswa-siswi MAN 4 Model Jakarta.

c. Populasi dan Sampel

1) Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Populasi

dalam penelitian ini adalah Siswa-siswi MAN 4 Model Jakarta

tahun akademik 2010-2011.

5 Sutrisno Hadi, Metodologi Research (Yogyakarta: Andi Ofset, 1989), cet ke-19, h.136. 8

Keseluruhan siswa dalam tahun akademik 2010-2011

berjumlah 888 orang. Kemudian penulis hanya memberikan

batasan pada siswa kelas 2 program jurusan IPA dan IPS tingkat

Reguler yang berjumlah 208 orang.

2) Sampel

Adapun cara pengambilan sampel dalam penelitian ini

menggunakan Random Sampling di dalam pengambilan sampelnya

peneliti ”mencampur” subjek-subjek di dalam populasi sehingga

semua subjek dianggap sama.6

Menurut Suharsimi Arikunto, “apabila subjek kurang dari

100 orang, lebih baik diambil semua, sehingga penelitiannya

merupakan penelitian populasi.” Selanjutnya jika jumlah subjeknya

besar dapat diambil antara 10-15% atau lebih, tergantung setidak-

tidaknya dari segi waktu, tenaga dan dana.

Berdasarkan pendapat tersebut dalam penelitian ini diambil

sampel sebesar 25% dari populasi kelas 2 program jurusan IPA dan

IPS tingkat Reguler yang berjumlah 208 orang. Jadi sampel dalam

penelitian ini adalah 52 siswa.

4. Teknik Analisis Data

Penelitian ini menggunakan teknik analisis data dengan jenis atau

tipe deskriptif, karena menggambarkan populasi yang diteliti. Yang

menggambarkan adakah respon siswa-siswi MAN 4 Model Jakarta

terhadap film “2012.” Yaitu analisa yang dilakukan terhadap data yang

6 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: PT. Rhineka Cipta, 2006), Cet Ke-13 9

berwujud angka dengan cara mengklasifikasikan, mentabulasikan dan

dilakukan dengan penghitungan data statistik. Adapun teknik analisisnya

menggunakan rumus presentase yaitu:

P= F/ N X 100%

Keterangan: P: Presentase

F: Frekuensi jawaban responde

N: Jumlah Responden

E. Kajian Pustaka

Dalam penelitian ini penulis telah meneliti tulisan-tulisan terdahulu

yang judul dan pembahasannya hampir sama dengan pembahasan penulisan

skripsi penulis mengenai respon terhadap film. Maka penulis menjadikan

skripsi terdahulu tersebut sebagai perbedaan dan perbandingan dalam

penelitian penulis. Adapun judul penelitian respon terhadap film adalah

sebagai berikut:

1. “Respon Mahasiswa KPI Fakultas Dakwah dan Komunikasi Terhadap

Film “Ketika Cinta Bertasbih”. Oleh Ratih Purwaningsih Tahun 2009.

Skripsi ini membahas tentang bagaimana respon mahasiswa terhadap film

yang menceritakan tentang kandungan Islam, beralurkan dakwah dan

juga merupakan drama romantis yang religius.

2. “Respon Siswa SMK Islamiyah Ciputat Terhadap Film “Nagabonar Jadi

2”. Oleh Ela Nurlaila Tahun 2008. Skripsi ini membahas tentang

bagaimana respon siswa SMK Islamiyah terhadap film yang bertema

kejuangan, bersifat nasionalisme dan mengandung nilai-nilai seperti cinta

negeri, cinta orang tua, cinta lawan jenis dan cinta persahabatan. 10

3. “Respon Jamaah Majlis Ta‟lim Al-Faizin Condet Jakarta Timur Terhadap

Film “Ayat-ayat Cinta”. Oleh Sri Mulyati Tahun 2009. Skripsi ini

membahas tentang bagaimana respon jamaah Majlis Ta‟lim terhadap film

yang menceritakan tentang keadaan poligami yang dibalut dengan nuansa

religi.

4. “Respon Remaja Kebon Nanas Jakarta Utara Terhadap Film “Hantu

Aborsi”. Oleh Dewi Novita Tahun 2009. Skripsi ini membahas tentang

bagaimana respon para remaja Kebon Nanas terhadap film yang

menceritakan tentang sepasang kekasih yang telah melakukan aborsi

karena hamil di luar nikah.

5. “Respon Mahasiswa Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta Angkatan 2007 Terhadap Film “Ketika” Karya

Deddy Mizwar. Oleh Wildan Futuhi Basyaiban. Skripsi ini membahas

tentang respon mahasiswa terhadap film yang menggambarkan tentang

suatu keadaan ketika hukum ditegakkan, dimana yang salah disalahkan

dan yang benar dibenarkan.

F. Sistematika Penulisan

Untuk mengetahui gambaran yang jelas tentang hal-hal yang diuraikan

dalam penelitian ini, maka penulis membagi sistematika penyusunan ke dalam

lima bab. Di mana masing-masing bab dibagi ke dalam sub-sub dengan

penulisan sebagai berikut:

11

Bab I : Pendahuluan

Terdiri dari latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan

masalah, tujuan dan manfaat penelitian, kajian pustaka, metodologi

penelitian, dan sistematika penulisan.

Bab II : Tinjauan Teoritis

Bab ini memuat materi respon (pengertian respon, macam-macam

respon, faktor terbentuknya respon), siswa (karakteristik dan sifat

khas siswa, ciri khas siswa), film (pengertian film, jenis film,

karakteristik film, fungsi film, unsur-unsur film, struktur film,

keuntungan dan kekurangan film, ciri-ciri film yang baik, teknik

pembuatan film dan pengaruh film terhadap khalayak, serta kiamat

menurut pandangan Islam).

Bab III : Gambaran Umum Objek Penelitian

Bab ini memuat Profil MAN 4 Model Jakarta (sejarah berdirinya,

visi dan misi, struktur organisasi, jenis kegiatan, sarana dan

prasarana. Ruang lingkup Film 2012 (sekilas tentang film, sinopsis

Film dan Tim Produksi).

Bab IV : Respon siswa-siswi MAN 4 Model Jakarta terhadap Film

“2012”

Meliputi: Deskripsi responden, analisis data dan pesan dominan

Bab V : Penutup

Meliputi: kesimpulan yang merupakan jawaban permasalahan yang

dibahas. Selain itu, dalam penutup ini penulis juga mencantumkan

saran-saran dari permasalahan yang dibahas. BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Pengertian Respon

Respon berasal dari kata response , yang berarti jawaban, balasan atau

tanggapan (reaction).1 Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan

bahwa “Respon adalah tanggapan, reaksi atau jawaban terhadap suatu gejala

atau peristiwa yang terjadi.2

Dalam Kamus Lengkap Psikologi disebutkan bahwa “Respon adalah

sebarang proses otot atau kelenjar yang dimunculkan oleh suatu perangsang

atau berarti satu jawaban, khususnya satu jawaban bagi pertanyaan tes atau

satu kuesioner, atau bisa juga berarti sebarang tingkah laku, baik yang jelas

kelihatan atau yang lahiriah maupun yang tersembunyi atau tersamar.3

Ahmad Subandi mengartikan respon adalah sebagai istilah umpan

balik (feed back) yang memiliki peranan atau pengaruh yang besar baik atau

tidaknya suatu komunikasi.4

Menurut scheerer, respon adalah proses pengorganisasian rangsang.

Rangsang proksimal diorganisasikan sedemikian rupa sehingga terjadi

representasi fenomenal dari rangsang proksimal itu.5

1 John, Echols & Hasan Shadly, Kamus Bahasa Inggris Indonesia, (Jakarta: Gramedia, 2003)h. 2 Pusat Bahasa Depdiknas, Kamus Besar bahsa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2002). Edisi ke-3, h. 585. 3 J.P. Chaplin, Kamus Lengkap Psikologi, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004), Cet. Ke-9. h. 432. 4 Ahmad Subandi, Psikologi Sosial (Jakarta: Bulan Bintang 1982), cet.2 h.50. 5 Prof. Sarlito Wirawan Sarwono, Teori-teori Psikologi Sosial (Jakarta: Pt. Raja Grafindo Persada. 2005), cet-19 h.87.

12 13

Menurut Abu Ahmadi, tanggapan sebagai salah satu fungsi jiwa yang pokok, dapat diartikan sebagai gambaran ingatan dari pengamatan dalam mana objek yang telah diamati tidak lagi berada dalam ruang waktu pengamatan. Jadi, jika proses pengamatan sudah berhenti hanya kesannya saja. Peristiwa ini disebut sebagai tanggapan.6

Respon merupakan timbal balik dari apa yang dikomunikasikan terhadap orang-orang yang terlibat proses komunikasi. Komunikasi menampakkan jalinan sistem yang utuh dan signifikan, sehingga proses komunikasi hanya akan berjalan secara efektif dan efisien apabila unsur-unsur di dalamnya terhadap keteraturan.

Berdasarkan teori yang di kemukakan oleh Steven M Caffe respon dibagi menjadi tiga bagian yaitu:

1. Kognitif, yaitu respon yang berkaitan erat dengan pengetahuan

keterampilan dan informasi seseorang mengenai sesuatu. respon ini timbul

apabila adanya perubahan terhadap yang dipahami atau di persepsi oleh

khalayak.

2. Afektif, yaitu respon yang berhubungan dengan emosi, sikap dan menilai

seseorang terhadap sesuatu. Respon ini timbul apabila ada perubahan yang

disenangi oleh khalayak terhadap sesuatu.

3. Konatif, yaitu respon yang berhubungan dengan prilaku nyata yang

meliputi tindakan atau perbuatan. Oleh karena itu proses perubahan sikap

tersebut tergantung pada keselarasan antara Amil dan muzakki, apakah

strategi stimulus Amil dapat diterima oleh objek Amil atau sebaliknya

tidak dapat diterima. Jika strategi stimulus Amil dapat diterima berarti

6 Abu Ahmadi, Psikologi Belajar, (Jakarta: Reneka Cipta, 1992), cet. Ke-3, h.64. 14

komunikasi Amil dan muzakki dapat efektif dan lancar begitu juga

sebaliknya.7

Benyamin S. Bloom (1956) adalah ahli pendidikan yang terkenal

sebagai pencetus konsep taksonomi belajar. Taksonomi belajar adalah

pengelompokkan tujuan berdasarkan domain atau kawasan belajar. Menurut

Bloom ada tiga domain belajar yaitu:

1. Cognitive Domain (Kawasan Kognitif). Adalah kawasan yang berkaitan

dengan aspek-aspek intelektual atau secara logis yang bisa diukur dengan

pikiran atau nalar. Kawasan ini terdiri dari:

a. Pengetahuan (knowledge)

b. Pemahaman (comprehension)

c. Penerapan (aplication)

d. Penguraian (analysis)

e. Memadukan (synthesis)

f. Penilaian (evaluation)

2. Affective Domain (Kawasan Afektif). Adalah kawasan yang berkaitan

dengan aspek-aspek emosional, seperti perasaan, minat, sikap, kepatuhan

terhadap moral dan sebagainya. Kawasan ini terdiri dari:

a. Penerimaan (receiving/attending)

b. Sambutan (responding)

c. Penilaian (valuing)

d. Pengorganisasian (organization)

e. Karakterisasi (characterization)

7 Jalaluddin Rahmat, Psikologi Komunikasi, ( Bandung : RemajaRosda Karya. 1999 ), h.218 15

3. Psychomotor Domain (Kawasan Psikomotorik). Adalah kawasan yang

berkaitan dengan aspek-aspek keterampilan yang melibatkan fungsi sistem

syaraf dan otot dan fungsi psikis. Kawasan ini terdiri dari:

a. Kesiapan (set)

b. Meniru (imitation)

c. Membiasakan (habitual)

d. Adaptasi (adaption)

Dari beberapa pendapat definisi respon di atas, mempunyai keberagaman pengertian, akan penulis mengambil kesimpulan ”benang merah” yang bisa di tarik mengenai definisi respon dari berbagai pengertian di atas, yakni ”reaksi atau tanggapan yang bersifat terbuka dan cenderung datang lebih cepat dan langsung terhadap suatu gejala atau peristiwa yang terjadi.

1. Macam-Macam Respon

Dalam bukunya Onong Uchjana Effendy, dijelaskan bahwa:

a. Respon Kognitif, yaitu respon yang berhubungan dengan pikiran atau

penalaran, sehingga khalayak yang semula tidak tahu, yang tadinya

tidak mengerti, yang tadinya bingung menjadi merasa jelas.8 Atau

terjadi bila ada perubahan pada apa yang diketahui, dipahami,

dipercayai, atau di persepsi khalayak. Hal ini berkaitan dengan

transmisi pengetahuan, keterampilan, kepercayaan, atau informasi.

b. Respon Afektif, yaitu respon yang berhubungan dengan perasaan,

timbul bila ada perubahan pada apa yang dirasakan, disenangi, atau di

benci khalayak. Hal ini berkaitan dengan emosi, sikap, atau nilai.

8 Effendy, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, h. 318. 16

c. Respon Konatif, yaitu respon yang berhubungan dengan perilaku nyata

yang dapat diamati yang meliputi pola-pola tindakan, kegiatan, atau

kebiasaan berperilaku.

Sedangkan menurut Agus Sujanto dalam bukunya Psikologi

Umum, disebutkan ada beberapa jenis tanggapan, yaitu: a. Tanggapan menurut indera yang mengamati, yaitu:

1) Tanggapan Auditiv, ialah tanggapan terhadap apa-apa yang telah

didengarnya, baik berupa suara, ketukan, dan lain-lain.

2) Tanggapan Visual, ialah tanggapan terhadap sesuatu yang dilihat.

3) Tanggapan Perasa, ialah tanggapan sesuatu yang dialami oleh

dirinya. b. Tanggapan menurut terjadinya, yaitu:

1) Tanggapan Ingatan, ialah tanggapan terhadap sesuatu yang

diingatnya dari masa lalu.

2) Tanggapan Fantasi, ialah tanggapan masa kini atau tanggapan

terhadap sesuatu yang sedang terjadi.

3) Tanggapan Pikiran, ialah tanggapan masa datang atau tanggapan

terhadap sesuatu yang akan terjadi. c. Tanggapan menurut lingkungannya, yaitu:

1) Tanggapan benda, ialah tanggapan terhadap benda yang

menghampirinya, berada di dekatnya atau yang ada di sekitarnya.

2) Tanggapan kata-kata, ialah tanggapan seseorang terhadap ucapan

atau kata-kata yang di dengar atau dilontarkan oleh lawan bicara.9

9 Sujanto, Psikologi Umum, h. 31-32. 17

2. Faktor-Faktor Terbentuknya Respon

a. Faktor internal, yaitu faktor yang ada dalam diri individu. Yaitu unsur

jasmani dan rohani. Maka seseorang yang mengadakan tanggapan

sesuatu stimulus tetap dipengaruhi oleh eksistensi kedua unsur

tersebut. Apabila terganggu salah satu unsur saja maka akan

melahirkan hasil tanggapan yang berbeda intensitasnya pada diri

individu yang melakukan tanggapan atau akan berbeda tanggapannya

tersebut antara satu orang dengan orang lain. Unsur jasmani atau

fisiologis meliputi keberadaan, keutuhan, dan cara bekerjanya alat

indera, urat saraf dan bagian-bagian tertentu pada otak. Unsur-unsur

rohani dan fisiologis yang meliputi keberadaan, perasaan (feeling),

akal, fantasi, pandangan jiwa, mental, pikiran, motivasi dan

sebagainya.

b. Faktor eksternal, yaitu faktor yang ada pada lingkungan (faktor pisis).

Faktor ini intensitas dan jenis benda perangsang atau orang

menyebutnya dengan faktor stimulus. Menurut Bimo Walgito dalam

bukunya, menyatakan bahwa faktor pisis berhubungan dengan objek

menimbulkan stimulus dan stimulus mengenai alat indera.10

Seseorang yang melakukan tanggapan satu waktu menerima bersama- sama stimulus. Supaya stimulus dapat disadari oleh individu, stimulus harus cukup kuat, apabila stimulus tidak cukup kuat bagaimanapun besarnya perhatian dari individu, stimulus tidak akan ditanggapi atau disadari oleh individu yang bersangkutan, dengan demikian ada batas kekuatan yang

10 Bimo Walgito, Pengantar Psikolog Umum, (Yogya: UGM, 1996), h. 55. 18

minimal dari stimulus, agar stimulus dapat memindahkan kesadaran pada

individu.11

B. Pengertian Siswa atau Anak Didik

Seorang anak disebut anak didik apabila ia menjadi penanggung jawab

pendidik tertentu.12

Berdasarkan UUSPN Nomor 20 tahun 2003, Pasal 1 ayat 4

menjelaskan pengertian “peserta didik” yaitu anggota masyarakat yang

berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang

tersedia pada jalur, jenjang dan jenis pendidikan tertentu.

Anak didik atau peserta didik adalah anak yang belum dewasa, yang

memerlukan usaha, bantuan bimbingan orang lain untuk menjadi dewasa,

guna dapat melaksanakan tugasnya sebagai makhluk Tuhan, sebagai umat

manusia, sebagai Warga Negara, sebagai anggota masyarakat dan sebagai

suatu pribadi atau individu.13

1. Karakteristik atau Sifat Khas Peserta Didik antara lain:

a. Anak didik adalah seseorang yang belum dewasa atau belum

memperoleh kedewasaan; ia masih menjadi tanggung jawab seorang

pendidik tertentu.

b. Anak didik adalah anak yang sedang berkembang; sejak lahir sampai

meninggal anak mengalami perkembangan. Karena itu pendidik harus

membantu membimbing perkembangan anak baik perkembangan

11 Elizabeth B. Hurlock, Psikologi Perkembangan, (Jakarta: Erlangga, 1991), h. 185. 12 Drs. H.M.Alisuf Sabri, Ilmu Pendidikan (Jakarta: CV Pedoman Ilmu Jaya, 1999), h. 10. 13 Drs. H. Abu Ahmadi dan Dra. Nur Unbiyati, Ilmu Pendidikan (Jakarta: Rineka Cipta, 2001), h. 251. 19

jiwanya, pengetahuannya, dan penguasaan diri terhadap lingkungan

sosialnya.

c. Dasar hakiki anak adalah dapat dididik dan harus dididik, karena anak

mempunyai bakat dan disposisi-disposisi yang memungkinkan

pendidikan.

2. Ciri Khas anak didik:

a. Individu yang memiliki potensi fisik dan psikis yang khas, sehingga

merupakan insan yang unik.

b. Individual yang sedang berkembang yang membutuhkan bimbingan

individual dan perlakuan yang manusiawi.

c. Individu yang memiliki kemampuan mandiri, oleh karena itu pendidik

harus memberi kesempatan dan mendorong peserta didik agar setapak

demi setapak dapat berdiri sendiri dalam segala hal.

Langeveld berpendapat bahwa sepanjang hidup manusia sejak lahir sampai mati dapat mengalami tiga proses, yaitu:

1. Tahap dressurel pembiasaan, yaitu dari lahir sampai anak mengenal

kewibawaan (0 sampai 4 tahun). Tahap ini juga disebut sebagai tahap “pra

pendidikan.”

2. Tahap pendidikan yang sebenarnya, yaitu setelah anak mengenal

kewibawaan sampai anak mencapai kedewasaan.

3. Tahap building atau pembentukan diri sendiri (disebut pasca pendidikan).

Beberapa hal yang perlu dipahami dalam masalah anak didik adalah: 20

1. Anak didik bukan miniatur orang dewasa, ia mempunyai dunia sendiri,

sehingga metode belajar mengajar tidak boleh disamakan oleh orang

dewasa.

2. Anak didik mengikuti periode-periode perkembangan tertentu dan

mempunyai pola perkembangan serta tempo dan iramanya.

Dalam psikologi perkembangan disebutkan bahwa periodesasi manusia pada dasarnya dapat dibagi menjadi lima tahapan yaitu:

1. Tahap asuhan (usia 0,0-2,0 tahun), pada tahap ini, anak belum memiliki

kesadaran dan daya intelektual, ia hanya mampu menerima rangsangan

yang bersifat biologis dan psikologis melalui air susu ibunya. Pada fase ini

belum dapat diberikan edukatif secara langsung.

2. Tahap Pendidikan Jasmani dan Pelatihan Panca Indera (usia 2,0-12,0

tahun), pada tahap ini, anak mulai memiliki potensi-potensi biologis,

pedagogis, dan psikologis. Oleh karena itu, pada tahap ini mulai

diperlakukan adanya pembinaan, pelatihan, bimbingan, pengajaran, dan

pendidikan yang disesuaikan bakat, minat dan kemampuannya.

3. Tahap pembentukan watak dan pendidikan agama (usia 12,0-20,0 tahun),

pada tahap ini, anak mengalami perubahan biologis yang drastis, postur

tubuh hampir menyamai orang dewasa walaupun tarif kematangan

jiwanya belum mengimbanginya.

4. Tahap kematangan (usia 20,0-30,0 tahun), pada tahap ini, anak telah

beranjak menjadi dewasa, yaitu dewasa dalam arti sebenarnya, mencakup

kedewasaan biologis, sosial psikologis, dan kedewasaan religius. Pada fase

ini, mereka sudah mempunyai kematangan dalam bertindak, bersikap dan

mengambil keputusan untuk menentukan masa depannya sendiri. 21

5. Tahap kebijaksanaan (usia 30,0-meninggal), pada tahap ini manusia telah

menemukan jati dirinya yang hakiki, sehingga tindakannya penuh dengan

kebijaksanaan yang mampu memberi naungan dan perlindungan bagi

orang lain.

6. Anak didik memiliki kebutuhan dan menuntut untuk memenuhi

kebutuhan itu semaksimal mungkin.

7. Anak didik memiliki perbedaan antara individu dengan individu yang lain,

baik perbedaan yang disebabkan dari faktor endogen (fitrah) maupun

eksogen (lingkungan) yang meliputi segi jasmani, inteligensi, sosial, bakat,

minat dan lingkungan yang mempengaruhinya.

8. Anak didik dipandang sebagai kesatuan sistem manusia. Maka pribadi

anak didik walaupun terdiri dari banyak segi, merupakan satu kesatuan

jiwa raga (cipta, rasa, dan karsa).

9. Anak didik merupakan objek pendidikan yang aktif dan kreatif serta

produktif.14

C. Film

1. Pengertian film

Dilihat dari segi usia, film adalah cabang seni yang paling muda.

Bila seni rupa atau sastra sudah berusia ribuan tahun, film baru lahir pada

akhir abad 19 yang lalu. Namun, dalam waktu yang begitu singkat ia telah

14 Drs. Muhaimin, MA dan Drs. Abdul Mujib, Pemikiran Pendidikan Islam kajian Filosofi dan Kerangka Dasar Operasionalisasinya (Bandung: Penerbit Trigenda Karya, 1993), h. 177-181. 22

berhasil merebut tempat yang begitu penting di segala lapisan masyarakat

modern.15

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI: 2003), film

diartikan sebagai: (1) Selaput tipis yang dimuat dari seluloid untuk tempat

gambar negatif (yang akan dibuat potret) atau untuk tempat gambar positif

(yang akan dimainkan di bioskop); (2) Lakon (cerita) gambar hidup.16

Film adalah gambar hidup, juga sering disebut dengan movie.

Gambar hidup adalah bentuk seni, bentuk populer dari hiburan dan juga

bisnis. Film merupakan teknologi hiburan massa dan untuk

menyebarluaskan informasi dan berbagai pesan dan skala luas di samping

pers, radio, dan televisi.17 Sebagai media rekam film menyajikan gambar

figuratif dalam bentuk objek-objek fotografis yang dekat dengan

kehidupan manusia. (Andre Garcies).18

Menurut UU perfilman no. 8 Tahun 1992 film adalah “karya cipta

seni dan budaya yang merupakan media komunikasi massa pandang

dengar yang dibuat berdasarkan atas sinematografi dengan direkam pada

pita seluloid, pita video, piringan video dan atau bahan-bahan hasil

penemuan teknologi lainnya dalam segala bentuk, jenis dan ukuran

melalui proses kimiawi, elektronik atau proses lainnya dengan atau tanpa

15 Gayus Siagian, Menilai Film (Jakarta: Dewan Kesenian Jakarta, 2006), h. 141 16 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), Edisi Ke-3, h. 316. Lihat Ensiklopedi Umum (Jakarta: Yayasan Kanisius, 1973) dan Hornby, et all, The Advanced Learner‟s Dictionary of Current English, (London, 1963). 17 Sean McBride, Komunikasi dan Masyarakat Sekarang dan Masa Depan: Aneka Suara Satu Dunai, (Terj) (Jakarta: Balai Pustaka, 1983), h. 20. 18 Muslikh Madiyant, Sinema Sastra: Mencari Bahasa di Dalam Teks Visual. Jurnal Humaniora, Volume XV, No. 2/2003. 23

suara, yang dapat dipertunjukkan dan atau ditayangkan dengan sistem

proyeksi, mekanik atau lainnya.19

Pengertian film adalah suatu lembar transparan (plastik atau kertas

kalkir) yang berisikan gambar hasil print out dari komputer ataupun

gambar tangan, yang nantinya gambar tersebut akan kita transfer ke media

berikutnya dalam urutan proses cetak (misalnya screen atau plat).20

Sebagai media komunikasi massa, film dapat memainkan peran

dirinya sebagai saluran menarik untuk menyampaikan pesan-pesan tertentu

dari dan untuk manusia, termasuk pesan-pesan keagamaan yang lazimnya

di sebut dakwah.

Dengan film kita dapat memperoleh informasi dan gambaran

tentang realitas tertentu, realitas yang sudah diseleksi. Seorang sutradara

akan memilih tokoh-tokoh tertentu untuk ditampilkan, dan akan

mengesampingkan tokoh lain yang tidak pas untuk ditampilkan.

Dari beberapa pernyataan di atas penulis menyimpulkan bahwa

film adalah gabungan antara fotografi dan sinematografi dengan

serangkaian gambar dan objek bergerak yang berbentuk adegan.

2. Jenis-jenis Film

Dewasa ini terdapat berbagai ragam film. Meskipun cara

pendekatan berbeda-beda, semua film dapat dikatakan mempunyai satu

sasaran, yaitu menarik perhatian orang terhadap muatan masalah-masalah

yang dikandung. Selain itu film dapat dirancang untuk melayani keperluan

publik terbatas maupun publik yang seluas-luasnya.

19 M.Jufri, Tesis Program Studi Ilmu Komunikasi Pasca Sarjana ilmu-ilmu social Universitas Indonesia (Jakarta: perpustakaan FISIP UI, 1997), h.I 20 http://kambinglaut.wordpress.com/2007/08/31/99/ 24

Pada dasarnya film dapat di kelompokan dalam dua kategori, yakni film cerita dan film noncerita. Film cerita adalah film yang diproduksi berdasarkan cerita yang dikarang dan dimainkan oleh aktor dan aktris.

Pada umumnya film cerita bersifat komersial, artinya di pertunjukan di bioskop dengan harga karcis tertentu atau diputar di televisi dengan dukungan sponsor iklan tertentu.21

Film cerita memiliki berbagai jenis, di antaranya sebagai berikut: a. Film Drama; adalah suatu kejadian atau peristiwa hidup yang hebat,

mengandung konflik pergolakan, clash atau benturan antara dua orang

atau lebih. Sifat drama antara lain romance, tragedy dan comedy. b. Film Realisme; adalah film yang mengandung relevansi dengan

kehidupan sehari-hari. c. Film Sejarah; melukiskan tokoh tersohor dan peristiwanya. d. Film Horor/Misteri; mengisahkan cerita yang menyeramkan mengupas

terjadinya fenomena supranatural yang menimbulkan rasa heran,

takjub dan takut. e. Film Perang; menggambarkan peperangan atau situasi di dalamnya

atau setelahnya. f. Film Anak; mengupas kehidupan anak-anak. g. Film Seks, menampilkan erotisme. h. Film Adventure, film pertarungan, tergolong film klasik i. Film Crime Story, pada umumnya mengundang sifat-sifat heroik.

21 Pranajaya, Film dan Masyarakat, h. 10. 25

j. Film Futuristik, menggambarkan masa depan secara khayal22

k. Film Laga, film yang banyak berisi tentang aksi, perkelahian atau

keributan. Ada kalanya film silat masuk dalam kategori ini, lebih

spesifik lagi film silat mengisahkan tentang cerita Cina (Mandarin) dan

banyak penampilan adegan perkelahian dengan adu ketangkasan

bermain silat.

l. Film Cerita (story film), film yang mengandung cerita yang lazim

dipertunjukkan di gedung-gedung bioskop dengan para bintang

filmnya tenar.

m. Film Berita (Newreel), film mengenai fakta atu peristiwa yang benar-

benar terjadi, karena sifatnya berita, maka film yang disajikan kepada

publik harus mengandung nilai berita (newsalue).23

n. Film kartun (Cartoon Film), cerita bergambar yang mulanya lahir di

media cetak. Titik berat pembuatan film kartun adalah seni lukis.24

o. Film Iklan, yang berisi kegiatan menyampaikan berita, di mana berita

itu disampaikan atas pesanan pihak yang ingin agar produk atau jasa

yang dimaksud disukai, dipilih dan dibeli oleh khalayak ramai.25

Dalam pembuatan film-film cerita ini dibutuhkan proses pemikiran

dan proses teknis. Proses pemikiran berupa pencarian ide, gagasan atau

cerita yang akan digarap. Sedangkan proses teknis berupa keterampilan

22 Aep Kusnawan,et,al., Komunikasi Dan Penyiaran Islam,MengembangkanTabligh Melalui Mimbar, Media Cetak, Radio, Televisi, Film dan Media Digital ( Bandung : Benang Merah Press, 2004 0,cet,1, h.101 23 YS.Gunadi (ED), Himpunan Istilah Komunikasi ( Jakarta : PT. Grasindo, 1998 ), h. 44- 45 24 ( Prof. onong Chjana Effendy), h. 210-217 25 B.H.Hoed, Dampak Komunikasi Periklanan, SEbuah Ancangan dari Segi Semiotik dalam Semiotik: Mengkaji Tanda dalam Artifak. Ekm. Masinambau dan Rahayu S. HIdayat ( Ed), (Jakarta: Balai Pustaka 2001), h. 186 26

artistik untuk mewujudkan segala ide, gagasan atau cerita menjadi film yang siap ditonton. Oleh karena itu film cerita dapat dipandang sebagai wahana penyebaran nilai-nilai.26

Sedangkan film non-cerita merupakan kategori film yang mengambil kenyataan sebagai subjeknya.27 Yang termasuk film non cerita adalah film dokumenter dan film faktual.

Film dokumenter adalah film yang hanya merekam kejadian tanpa diolah lagi, misalnya dokumentasi upacara kenegaraan. Selain mengandung fakta, film dokumenter juga mengandung subjektivitas pembuat.28 Subjektivitas diartikan sebagai sikap atau opini terhadap peristiwa. Adapun film faktual pada umumnya hanya menampilkan fakta – sekedar merekam peristiwa.

Dengan kata lain, film dokumenter bukan cerminan pasif dari kenyataan, melainkan ada proses penafsiran atas kenyataan yang dilakukan oleh si pembuat film dokumenter.29

Adapun film faktual disebut juga dengan film berita (newsreel), yaitu film mengenai fakta dan peristiwa yang sungguh-sungguh terjadi yang disajikan melalui media televisi, dengan dipandu gambar film dan berita yang pesannya lebih bersifat penerangan atau informasi atau pengetahuan bagi penonton.

26 Pranajaya, Film dan Masyarakat, h. 13. 27 Ibid., h. 10 -14 28 Ibid 29 Ibid 27

3. Karakteristik Film

a. Layar yang luas atau lebar

Film dan televisi sama-sama menggunakan layar, namun lebih

kelebihan media film adalah layarnya yang berukuran luas. Layar film

yang luas telah memberikan keleluasaan penontonnya untuk melihat

adegan-adegan yang disajikan dalam film. Apalagi dengan adanya

kemajuan teknologi,layar film di bioskop-bioskop pada umumnya

sudah 3 dimensi, sehingga penonton seolah-olah melihat kejadian

nyata.

b. Pengambilan Gambar

Sebagai konsekuensi layar lebar, maka pengambilan gambar

atau shot dalam film bioskop memungkinkan dari jarak jauh atau

extreme long shot dan panaromic shot, yakni pengambilan

pemandangan menyeluruh. Shot tersbut dipakai untuk memberi kesan

artistik dan suasana yang sesungguhnya, sehingga film menjadi

menarik gambar

c. Konsentrasi Penuh

Dari pengalaman kita masing-masing, di saat kita menonton

film di bioskop, bila tempat duduk sudah penuh atau waktu main sudah

tiba pintu-pintu ditutup,lampu dimatikan nampak di depan layar luas

dengan gambar cerita film tersebut. Saat menonton film terbebas dari

gangguan hiruk pikuk suara di luar karena dilengkapi dengan ruangan

kedap suara. Semua mata hanya tertuju pada layar, sementara pikiran

perasaan kita tertuju pada alur cerita. Dalam keadaan demikian emosi

kita dapat lebih mudah terbawa suasana yang terjadi dalam film. 28

d. Identifikasi Psikologis

Kita semua dapat merasakan bahwa suasana di gedung bioskop

telah membuat pikiran dan perasaan kita larut dalam cerita yang

disajikan. Karena penghayatan kita yang amat mendalam sering kali

secara tidak sadar kita menyamakan (mengidentifikasi) pribadi kita

dengan salah seorang pemeran dalam film tersebut. Pengaruh film

terhadap jiwa manusia (penonton) tidak hanya sewaktu atau selama

duduk di gedung bioskop, tetapi terus sampai waktu yang cukup lama.

Misalnya peniruan terhadap cara berpakaian atau model rambut.

4. Fungsi Film

Grame mengatakan bahwa fungsi film dalam suatu kebudayaan

sudah lebih dari objek estetika. Film merupakan praktek sosial bagi

pembuat film, dimana melalui narasi-narasi dan makna-makna yang

ditampilkan, terlihat bukti yang membuat budaya menjadi masuk akal dan

nyata.

“it‟s now more or less accepted that film‟s function in our culture

goes beyond that of being simply an exhibited aesthetic object...Film is a

social practice for it‟s makers and it‟s audience in it‟s narrative and

meaning we can locate evidence of the ways in which our culture makes

sense of it selfs”.30

Film dapat digunakan sebagai alat propaganda, karena film

dianggap memiliki jangkauan, realisme, pengaruh emosional dan

popularitas yang hebat. Upaya menyatukan pengembangan pesan dengan

hiburan sudah lama diterapkan dalam kesusastraan dan drama. Namun,

30 Grame Turner, Film as Social Practice, (London: Routledge, 1993), hal. 3 29

unsur-unsur baru dalam film memiliki kelebihan dalam segi

kemampuannya menjangkau sekian banyak orang dalam waktu yang cepat

dan kemampuannya memanipulasi kenyataan yang tampak dengan pesan

fotografis, tanpa kelihatan kredibilitas.31 Secara teknis, film

mengkombinasikan fotografi, stereo, grafik, digital, komputer dan

teknologi perfilman sendiri.32

5. Unsur-unsur Film

Menurut Adi Pranajaya dalam bukunya yang berjudul Film dan

Masyarakat menuliskan bahwa film mempunyai beberapa unsur sebagai

berikut:

a. Tittle adalah judul dari film.

b. Crident Tittle, meliputi produser, crew, aktor/atris, dan lain-lain.

c. Tema Film, merupakan inti cerita yang terdapat dalam sebuah film.

d. Intrik, usaha pemeran oleh pemain dalam menceritakan adegan yang

telah disiapkan dalam naskah untuk mencapai tujuan yang diinginkan

oleh sutradara.

e. Klimaks, yaitu puncak dari inti cerita yang disampaikan. Klimaks

dapat berbentuk konflik atau benturan antar pemain.

f. Plot, yaitu alur atau jalan cerita dalam film. Alur terdapat dua macam

yakni alur maju yang disampaikan pada masa sekarang atau

mendatang, dan alur mundur adalah cerita yang disampaikan tentang

cerita masa lalu.

31 Dennis Mc. Quail, Teori Komunikasi Massa: Suatu Pengantar, edisi ke-2, (Erlangga, 1987/, hal. 15 32 Joseph M. Bogges, The Art of Watching Films, (Mayfield Publishing Company, 1991), hal. 2 30

g. Suspen, keterangan pada masalah yang terkatung-katung.

h. Million Setting, latar kejadian dalam sebuah film baik berupa waktu,

tempat, perlengkapan, aksesoris, atau fashion yang disesuaikan.

i. Sinopsis, gambaran cerita yang disampaikan dalam sebuah film dan

berbentuk naskah.

j. Trailer, merupakan bagian film yang menarik.

k. Character, karakteristik dari para pelaku dalam sebuah film.

6. Struktur Film

a. Pembagian cerita.

b. Pembagian adegan (sequence).

c. Pengambilan gambar (shoot).

d. Pemilihan adegan pembuka (opening).

e. Alur cerita dan continuity.

f. Intrique yang meliputi jealousy, pengkhianatan, rahasia bocor, tipu

muslihat dan lain-lain.

g. Anti Klimaks, penyelesaian masalah – dilakukan setelah klimaks.

h. Ending, akhir cerita dari sebuah film, bisa berakhir bahagia (happy

ending)

7. Keuntungan dan Manfaat Film

a. film dapat menggambarkan suatu proses, misalnya proses pembuatan

suatu keterampilan tangan dan sebagainya.

b. Dapat menimbulkan kesan ruang dan waktu.

c. Penggambarannya bersifat tiga dimensional. 31

d. Suara yang dihasilkan dapat menimbulkan realita pada gambar dalam

bentuk eksperi murni.

e. Dapat menyampaikan suara seseorang ahli sekaligus melihat

penampilannya.

f. Kalau film tersebut berwarna akan dapat menambah realita objek yang

diperagakan.

g. Dapat menggambarkan teori sain dan animasi.

8. Kekurangan-kekurangan Film

a. Film bersuara tidak dapat diselingi dengan keterangan-keterangan yang

diucapkan sewaktu film diputar, penghentian putaran akan

mengganggu konsentrasi audien.

b. Audien tidak akan dapat mengikuti dengan baik kalau film diputar

terlalu cepat.

c. Apa yang telah lewat suling untuk diulang kecuali memutar kembali

secara keseluruhan.

d. Biaya pembuatan dan peralatannya cukup tinggi dan mahal.

9. Ciri-ciri Film yang Baik

a. Dapat menarik minat anak.

b. Benar dan autentik

c. Up to date dalam setting, pakaian dan lingkungannya

d. Sesuai dengan tingkatan kematangan audien

e. Perbendaharaan bahasa yang digunakan secara benar.

f. Teknis yang digunakan cukup memenuhi persyaratan dan cukup

memuaskan. 32

10. Teknik-teknik Pembuatan Film

a. Direct photography, yaitu mencata atau merekam objek sebagaimana

terjadi sesungguhnya, seperti yang dilihat sesuai dengan kenyataan

b. Slown Motion Photography, teknik ini merubah kecepatan gerak

gambar yang terlalu cepat menjadi lambat, sehingga mudah disaksikan

dengan riil, misalnya burung,tendangan bola oleh pemain dan

sebagainya.

c. Lapse photography, teknik ini berupa gerakan-gerakan gambar yang

lamban dan terlalu lama diikuti oleh data dan kemudian dipercepat

sesuai dengan kebutuhannya. Misalnya tumbuhnya tanam-tanaman,

mekarnya sekuntum bunga dan sebagainya.

d. Animated photography, teknik ini dilakukan dengan cara animasi,

yaitu sesuatu yang abstrak dapat dikonkretkan. Misalkan menjelaskan

aliran listrik, teori pemerintahan dan sebagainya.

e. Photomimictrography, melalui teknik photomifraphy, objek-objek

yang terlalu kecil dapat diperbesar dan di perluas. Misalnya reproduksi

sel-sel, kehidupan hewan, dan sebagainya.

f. Telescopic Photography, teknik ini menggunakan lensa yang dapat

menangkap objek yang terlalu jauh untuk dilihat dengan mata,

misalnya mengamati bintang-bintang di langit, burung-burung yang

terbang jauh dan sebagainya.

g. Film Mography, yaitu teknik yang paling sederhana dan murah,

dengan jalan memotret gambar-gambar biasa dengan menghadapkan

kamera kepada objek satu demi satu secara teratur, sehingga seolah-

olah gambar itu sendiri yang bergerak. 33

11. Pengaruh Film Terhadap Khalayak

Pengaruh film terhadap khalayak cukup besar terhadap pola pikir

dan sikap manusia, hal itu disebabkan, yang pertama oleh suasana di

dalam gedung bioskop, dan yang kedua karena sifat dari film itu sendiri.33

Film bersifat satu arah. Penonton bersikap pasif, mereka

disuguhkan cerita yang sudah masak, dan tinggal menikmatinya saja.

Walaupun bersifat satu arah, film merupakan media yang cukup efektif

dalam mempengaruhi pola pikir dan sikap manusia.

Pengaruh film tidak hanya menimbulkan efek yang positif,

celakanya film juga sering menimbulkan akibat yang lebih jauh, atau

menimbulkan efek yang negatif, khususnya terhadap remaja yang sedang

mencari jati dirinya.

Social Learning Theory adalah salah satu teori yang menjelaskan

bahwa terpaan media membuat orang melakukan apa yang dilihatnya di

media. Albert Bandura menyatakan bahwa teori ini menganggap media massa

sebagai agen sosialisasi yang utama di samping keluarga, guru di sekolah, dan

sahabat karib. Langkah pertama teori ini adalah perhatian (attention) kepada

suatu peristiwa.34 Yang kedua adalah proses retensi, peristiwa yang menarik

perhatian dimasukkan ke dalam benak dalam bentuk lambang secara verbal

atau imaginal sehingga menjadi ingatan (memory). Langkah ketiga yaitu

proses reproduksi motor, hasil ingatan tadi akan meningkat menjadi bentuk

33 Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi, (Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 2003), Cet.Ke-3, h. 206. 34 Effendy, Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi, h. 282. 34

perilaku. Langkah terakhir yaitu proses motivasi, menunjukkan bahwa

perilaku akan berwujud apabila terdapat nilai peneguhan.35

Bersamaan dengan jalannya proses penyampaian isi pesan media film

kepada khalayak, maka isi pesan itu juga akan diinterpretasikan secara

berbeda-beda menurut visi penonton. Serta dampak yang ditimbulkan juga

beraneka macam. Hal ini terjadi karena tingkat pemahaman dan kebutuhan

penonton terhadap isi pesan acara film berkaitan erat dengan status sosial

ekonomi serta situasi dan kondisi penonton pada saat menonton film. Jadi

efektif tidaknya isi pesan itu tergantung dari situasi dan kondisi penonton dan

lingkungan sosialnya.

D. Kiamat Menurut Pandangan Islam

Dalam Islam, persoalan hari akhir menduduki masalah yang sangat

urgen. Ini menyangkut pola pandang dan sikap yang menentukan kedudukan

dan nasib seseorang, baik di dunia maupun di akhirat kelak. Karenanya, jika

persoalan yang sangat urgen ini jatuh ke tangan orang-orang yang tidak tepat,

tentu akan menimbulkan persoalan besar. Masalah ini harus dikembalikan

kepada dua landasan yang utama; Al-Quran dan As-Sunnah. Setiap muslim

harus menjadikan keduanya sebagai patokan dan dasar pijak dalam berfikir

dan bertindak.36

Pada hakikatnya, secara naluri tidak seorangpun yang menolak akan

berakhirnya sebuah kehidupan. Tidak ada yang memungkiri bahwa setiap

mahluk yang hidup pasti memiliki ajal. Setiap kita terikat oleh ruang dan

35 Ibid, h. 283. 36 Abu Fatiah Al-Adnani, Kiamat 2012 Antara Ramalan, Sains, dan Tinjauan Nubuat Akhir Zaman, (Solo : Granada Mediatama, 2009),h. 11 35

waktu, tidak ada satupun mahluk yang memiliki kebebasan mutlak dalam hidupnya.

Sekufur apapun ideologi yang dianut oleh manusia dan seingkar apapun hati mereka terhadap adanya hari kebangkitan, namun kelak mereka akan dipaksa untuk mengakui bahwa ada satu kehidupan yang benar-benar akan mereka jalani. Mereka yang saat ini merasa sah-sah saja menganut ideologi atheisme dan paham antituhan, kelak akan mengetahui bahwa apa yang mereka yakini tidak memberi manfaat sama sekali bagi fase satu kehidupan mereka. Orang-orang yang memiliki paham semacam itu sebenarnya sedang menghibur diri agar kegelisahan dan kegundahan hidup mereka tidak terbaca oleh orang lain. Mereka tetap ingin tampil sebagai manusia-manusia yang terkesan merdeka dalam hidupnya, padahal mereka menjadi budak dari paham dan ideologi yang dianutnya.

Orang-orang itu tidak mampu mengambil pelajaran dari orang-orang yang telah mendahului mereka, bahkan ketika malaikat kematian itu juga mendatangi kedua oragtua, anak-anak, kerabat dan sanak keluarga mereka, bahkan orang yang paling mereka cintai. Bahkan, ketika mereka menyaksikan beratnya penderitaan orang-orang terkasihnya saat meregang nyawa, mereka tetap „teguh pendiriannya.‟

Hari kiamat akan terjadi pada hari jumat, sebagaimana diriwayatkan dalam Shahih Muslim, dari hadis Abu Hurairah bahwa Rasulullah saw bersabda: “Sebaik-baik hari terbitnya matahari adalah hari jumat. Pada hari itu diciptakan Adam. Pada hari itu Adam dimasukkan ke dalam surga. Pada 36

hari itu pula Adam dikeluarkan dari surga. Tidak akan terjadi Kiamat kecuali

pada hari Jumat.”

Tetapi pada hari jumat kapan Kiamat itu akan terjadi? Pada bulan apa?

Dan pada tahun berapa? Allah SWT lah Yang Lebih Mengetahui. Orang-orang

yang berusaha membahas tentang hal itu akan terseret ke dalam bayang-

bayang (fatamorgana) yang dianggap air oleh orang yang dahaga, sehingga

ketika ia mendatanginya tidak mendapati apa-apa.

Allah SWT berfirman :

                

                

               

Artinya: “Mereka menanyakan kepadamu tentang Kiamat: „Bilakah terjadinya?‟ Katakanlah: „Sesungguhnya pengetahuan tentang Kiamat itu adalah pada sisi Tuhanku. Tidak seorangpun yang dapat menjelaskan waktu kedatangannya selain Dia. Kiamat itu amat berat (huru-haranya bagi mahluk) yang di langit dan di bumi. Kiamat itu tidak akan datang kepada kamu sekalian melainkan dengan tiba- tiba.‟ Mereka bertanya kepadamu seakan-akan kamu benar-benar mengetahuinya. Katakanlah: „Sesungguhnya pengetahuan tentang hari Kiamat itu adalah di sisi Allah, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui,” (QS. al- A‟raf: 187).37

Allah SWT juga berfirman: “Sesungguhnya Allah,pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang Hari Kiamat,” (QS. Luqman: 34). Allah SWT juga berfirman:”Dan di sisi-Nyalah pengetahuan tentang Hari Kiamat, dan hanya kepalanyalah kamu sekalian akan dikembalikan,” (QS. Az-Zukhruf:85) Tidak kita ingkari bahwa hari ini kita tengah memasuki satu masa

seperti yang digambarkan oleh Rasulullah saw dalam banyak sabdanya:

37 Abu Abdirrahman Adil Syausyah, Goncangan-goncangan hari Kiamat, (Yogyakarta: Mitra Pustaka, 2008), h. 44 37

1. Sesungguhnya di antara tanda-tanda kiamat, maraknya pakaian-pakaian

yang dipakai oleh kaum wanita, mereka berpakaian tetapi telanjang.

2. Sesungguhnya menjelang datangnya kiamat (akan banyak) persaksian

palsu dan menyembunyikan persaksian yang benar.

3. Sesungguhnya, diantara tanda-tanda kiamat adalah menyebarluasnya zina.

4. Sungguh akan datang suatu masa, dimana seseorang tidak peduli terhadap

harta diperolehnya, apakah dari sumber yang halal ataukah yang haram.

5. Kiamat tidak akan terjadi, sehingga Allah mengambil syarithah-Nya

(orang-orang baik dan beragama) dari kalangan penduduk bumi, sehingga

tinggallah di sana „ajajah (orang-orang nista yang tidak memiliki kebaikan

sedikitpun) yang tidak mengenal yang makruf dan tidak menolak

kemunkaran.

6. Di antara tanda-tanda kiamat adalah hilangnya ilmu dan tersebarnya

kebodohan.

7. Sesungguhnya akan datang kepada manusia tahun-tahun tipu daya, dimana

pendusta dibenarkan, sedangkan orang jujur didustakan, pengkhianat

dipercaya sedangkan orang amanat dianggap pengkhianat, di masa itu

ruwaibidhah berbicara “Beliau ditanya: “Apakah ruwaibidhah itu?” Beliau

bersabda: “Orang bodoh yang berbicara tentang persoalan orang banyak.

8. Diantara tanda-tanda hari kiamat adalah diminumnya khamr.

9. Diantara tanda-tanda kiamat adalah maraknya kekikiran.

10. Zaman akan semakin mendekat, amal semakin berkurang, dan kekikiran

akan ditimpakan. 38

11. Segala urusan tidak akan bertambah kecuali semakin sulit, dan manusia

tidak akan bertambah kecuali semakin kikir.

12. Kiamat tidak terjadi sehingga beberapa kabilah dari umatku mengikuti

orang-orang musyrik, sehu=ingga beberapa kabilah dari umatku

menyembah berhala.

13. Tidak akan tiba hari kiamat hingga banyak perbuatan dan perkataan keji,

pemutusan silaturahmi, dan jeleknya hubungan bertetangga.

14. Demi dzat yang jiwaku di tangan-Nya, dunia tidak akan musnah sehingga

ada seorang laki-laki berlalu dikuburan orang lain, lantas berguling-guling

di atas tanahnya dan mengatakan: „Duhai, andaikata aku menggantikan

posisi penghuni kuburan ini!‟, padahal ia sama sekali tidak memiliki

agama, (itu dilakukannya) semata-mata karena cobaan.

15. Sungguh, menjelang kiamat kesaksian palsu dan disembunyikan kesaksian

benar.

16. Manusia saling tidak mengenal, sehingga nyaris tidak seorang pun

mengenal orang lain.38

Pada dasarnya semua isu seputar dekatnya hari kiamat, musnahnya

peradaban manusia, hancurnya kehidupan dunia dan bergantinya zaman

menuju apa yang disebut dengan era „the golden age‟ adalah sebuah

keniscayaan. Dan keniscayaan ini kita yakini bukan karena ramalan suku

maya, analisa para ilmuan, statement paranormal atau semisalnya, melainkan

kaena memang nah-nash shahih dari Rasulullah saw telah menceritakan semua

itu. Dan yang membedakan nash-nash itu dengan selainnya (ini yang paling

38 Abu Fatiah al- Adnani, Kiamat 2012 Antara Ramalan, Sains, dan Tinjauan Nubuwat Akhir Zaman, h. 227-228. 39

penting), adalah bahwa Rasulullah saw sama sekali tidak pernah menyebutkan hari H-nya atau tahun dan tanggal kejadiannya. Karenanya, semua bentuk klaim dan pemastian tentang kejadian akhir zaman, jika ditinjau dari sudut pandang pengetahuan tentang yang ghaib, jelas merupakan sebuah kedustaan dan kelancangan. Namun, bukan berarti bahwa yang akan terjadi adalah sebaliknya (bumi akan tetap aman dan bebas dari berbagai malapetaka).

Jangan sampai seorang muslim karena tidak ingin menyerupai dengan keyakinan non muslim, memiliki keyakinan baru yang menolak semua

„ramalan‟ tersebut. Karena, menyerahkan seluruhnya kepada Allah, tidak memastikan dan tidak menafikan secara total adalah jalan yang paling selamat.

Kita hanya dituntut waspada, berhati-hati, bersiap-siap dengan bekal yang cukup agar jika kita benar-benar melewati masa itu kita bisa menyelamatkan diri dan wafat dalam keadaan seorang muslim. Melalui lisan Rasulullah saw, kita dapat mengetahui pesan-pesan apa yang bisa kita lakukan agar selamat dari mega bencana ini. 39

39 Ibid, h. 252-253. BAB III

GAMBARAN UMUM

A. Profil Sekolah MAN 4 MODEL JAKARTA

1. Sejarah Berdirinya MAN MODEL JAKARTA dan Ruang Lingkupnya

Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 4 Jakarta didirikan pada tanggal

29 April 1992 sebagai bagian dari peralihan fungsi Pendidikan Guru

Agama Negeri (PGAN) menjadi Madrasah Aliyah Negeri Berdasarkan

keputusan Meneteri Agama RI No 42 Tahun 1992. Dalam

perkembangannya, MAN 4 JAKARTA telah dipimpin oleh lima kepala

sekolah yaitu Drs. A. Daud (1992-1996), Drs. Fachruddin (1996-2002),

Drs. Muchyi (2002-2008), Drs. Kidup Supriyadi, M.Pd (2008-2009), dan

sejak tahun 2009 sampai sekarang dipimpin oleh Drs. M. Fadoli.

Pada tahun 1998, atas berbagai prestasi yang diraih, MAN 4

JAKARTA ditetapkan Menteri Agama Republik Indonesia sebagai MAN

4 MODEL JAKARTA berdasarkan surat keputusan No

E.IV/PP.00.6/Kep/17.a/1998 tanggal 20 Februari 1998. Sebagai satu-

satunya MAN MODEL di JAKARTA, MAN 4 berkomitmen untuk terus-

menerus meningkatkan mutu, baik dalam aspek manajemen maupun dalam

proses akademiknya. Komitmen tersebut dibuktikan dengan diraihnya

sertifikat standar mutu dalam penerapan manajemen mutu, ISO 9001:

2000 pda bulan November 2007. Mulai tahun 2010 ini, untuk menjaga

peningkatan berkesinambungan dalam penjaminan mutu (Continually

improvment and quality insurance/SMM), MAN 4 tengah

40 41

mengintegrasikan sistem manajemen mutu ISO 9001: 2008 dengan The

High Level Management – Malcolm Baldridge National Quality Award

(MBNQ/BNQP). Di samping itu, MAN 4 juga ditetapkan sebagai salah

satu madrasah rintisan menuju madrasah yang bertaraf internasional

(MBI). 1

Letak MAN 4 Jakarta berada dekat Tol Pondok Pinang dan relatif

dekat dengan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta membuat lingkungan

madrasah sangat kondusif untuk pelaksanaan pembelajaran. Letak

komplek madrasah yang berjarak 300 meter dari jalan raya menciptakan

lingkungan madrasah yang aman, nyaman dan jauh dari kebisingan

lalulintas. MAN 4 Jakarta juga mudah diakses karena letaknya yang

berada di perbatasan DKI Jakarta dan Banten dengan banyaknya pilihan

kendaraan umum yang biasa menjangkau madrasah baik dari arah Jakarta

maupun dari arah Banten.2

2. Visi, Misi, dan Slogan

Sebagai sebuah organisasi kependidikan, MAN 4 Jakarta

digerakkan oleh sebuah visi yang mengarahkan setiap kebijakan dan

pengembangan program. Visi MAN 4 Jakarta ialah “Pengembang

Pendidikan Islam, Unggul dalam Prestasi”. Visi “Pengembang Pendidikan

Islami” dapat diartikan sebagai sebuah amanah yang dijunjung MAN 4

sebagai Madrasah yang merupakan sekolah setingkat lanjutan atas yang

menekankan basis kependidikan islam bukan hanya dalam kurikulum, tapi

lebih daripada itu, pada akhlak dan karakter civitas akademikannya.

1 Sumber: Dokumen MAN 4 Jakarta. 2 Observasi Langsung ke MAN 4 Jakarta. 42

“Unggul dalam Prestasi” merupakan harapan dan cit-cita yang tinggi yang

ingin diraih MAN sebagai madrasah yang berkualitas. Visi ini kemudian

dijabarkan dalam misi.

Adapun misi MAN 4 ialah:

a. Menjadikan agama islam sebagai ruh dan sumber nilai pengembangan

madrasah.

b. Mengembangkan proses belajar-mengajar dengan bernuansa islami.

c. Menjadikan orang tua murid dan masyarakat sebagai mitra dan modal

kerja madrasah.

d. Menjalin kerja sama dengan masyarakat, lingkungan dan berbagai

instansi yang konsen terhadap madrasah.

e. Menyiasati kurikulum secara cermat dan akurat.

f. Menempatkan tugas guru mengajar sesuai dengan latar belakang

disiplin ilmunya dan meningkatkn profesionalisme melalui berbagai

penataran, pembinaan dan pelatihan.

g. Menambah dan mengembangkan sarana pendukung pembelajaran.

h. Mendorong semangat peserta didik, guru, dan seluruh komponen

madrasah lainnya untuk belajar dan bekerja keras.

i. Mendorong madrasah sebagai wahana pengembangan potensi peserta

didik.

3. Struktur Organisasi MAN 4 Model

Pengelolaan lembaga pendidikan MAN 4 Model berada di bawah

sebuah badan yang bertanggung jawab atas lembaga ini yaitu Drs. M.

Fadoli. 43

Organisasi di dalam sebuah lembaga pendidikan amatlah dibutuhkan, mengingat kompleknya permasalahan yang timbul di subuah lembaga pendidikan, karena untuk menjalankan sekolah sesuai dengan peraturan dibutuhkan peran serta organisasi yang mengatur kelancaran dalam proses belajar mengajar, oleh karena itu peran organisasi suatu lembaga, sebab hasil yang dicapai melalui kegiatan perorangan.

Struktur organisasi MAN 4 Model sebagai berikut: a. Kepala Sekolah : Drs. M. Fadoli b. WAKA. Pengembangan : Drs. Agus Mudhofar c. WAKA. Kurikulum : Khoirunnas, Spd d. WAKA. Kesiswaan : Ismail Nur, Lc, MA e. WAKA. Humas : Dra. Faizah, MPd f. Koordinator Perpustakaan : Drs. Emroni g. Koordinator Laboratorium : Drs. Suhanto. M. Pd h. Koordinaor BK : Dra. Hj. Titi Sumanti i. KA. Tata Usaha : Tugiman. M. Si j. Kepegawaian : Kosim. S. IP k. Keuangan : Umi Masitoh, SE l. ADM. Kesiswaan : Mansur. S. Ag m. ADM. Pembelajaran : Rohmad, Erwan Efendi n. ADM. Laboratorium : Nurhayati o. ADM. IKN : Iwan Iskandar. S. Pdi p. ADM. Umum : Suhanda, S. Pdi q. ADM. Perpustakaan : Armiati, Dedi S, SE 44

4. Program Kegiatan-kegiatan MAN 4 Model

Program-program yang diterapkan oleh pihak sekolah yaitu

pengembangan diri diarahkan untuk pengembangan karakter peserta didik

yang ditujukan untuk mengatasi persoalan dirinya, persoalan masyarakat

di lingkungan sekitarnya, dan persoalan kebangsaan, Madrasah

menyediakan wadah pengembangan diri baik di dalam maupun di luar

bidang akademik dibentuk organisasi yaitu, antara lain:3

a. Intra Kurikuler

1) Shalat Jumat di Masjid Madrasah

2) Shalat Dzuhur berjamaah dan Kultum

3) Bimbingan Konseling diasuh oleh guru Bagian Kurikulum

4) Pembinaan Keputrian

b. Ekstra Kurikuler

1) Rohis (Rohani Islam)

2) Tari Saman

3) Gempala (Gerakan Pelajar Pencinta Alam)

4) Teater Comic

5) FMIKA (Forum Mudzakaroh Isi dan Kandungan Alquran)

6) KJS (Klub Jurnalistik Sekolah)

7) PASKIBRA (Pasukan Pengibar Bendera)

8) Sepakbola

9) Marawis ”Nahdhotus Shab‟ah”

10) KIR (Kelompok Ilmiah Remaja)

11) Almode Basketball

3 Sumber: Brosur MAN 4 Jakarta. 45

12) Nadwah Arabiy

13) ECC (English Conversation Club)

14) M4IC (MAN 4 Islamic Choir)

15) Gerakan Pramuka

5. Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana dalam sebuah lembaga pendidikan

merupakan suatu keharusan, karena sarana dan prasarana merupakan

segala sesuatu yang dipergunakan sebagai media penunjang

terselenggaranya pendidikan sebuah sekolah, serta untuk memenuhi

standar kebutuhan dengan tujuan dapat dengan sungguh-sunguh

menunjang operasional program pendidikan, secara keseluruhan sarana

dan prasarana dapat dilihat pada tabel dibawah ini yaitu:

Tabel 1

Sarana dan Prasarana

No. Jenis fasilitas Jumlah Keterangan 1. Luas Tanah - 21,980 m2 2. Luas Gedung - 7,317 m2 3. Luas Halaman - 6,80 m2 4. Ruang Belajar 30 9 X 8 m2 5. Ruang Kepala Sekolah 1 3 X 8 m2 6. Ruang Lab. Fisika 1 9 X 8 m2 7. Ruang Lab. Biologi dan 1 9 X 8 m2 Kimia 8. Ruang Lab. Komputer 2 9 X 8 m2 9. Ruang Lab. Bahasa 3 9 X 8 m2 10. Ruang Perpustakaan 1 18 X 8 m2 11. Masjid 1 18 X 8 m2 46

12. Lapangan Sepakbola 1 110 X 75 m2 13. Lapangan Basket 1 28 X 15 m2 14. Lapangan Volley 1 18 X 9 m2 15. Lapangan Bulutangkis 1 15 X 15 m2 16. Lapangan Tenis Meja 1 2,74 m2 17. Ruang Kesenian 1 7 X 8 m2 18. Ruang Multimedia 1 18 X 9 m2 19. Ruang Work 1 8 X 9 m2 ShopPersiapan Pembelajaran 20. Ruang Guru 1 18 X 9 m2 21. Ruang Osis 1 3 X 8 m2 22. Ruang Tata Usaha 1 8 X 9 m2 23. Ruang Internet 1 6 X 7 m2 24. Ruang PMR 1 3 X 4 m2 25. Ruang Pramuka 1 3 X 4 m2 26. Kantin Koperasi 2 8 X 9 m2 27. Kamar Mandi Guru 5 2 X 3 m2 28. Kamar Mandi Siswa 30 2 X 2 m2 29. Ruang Dapur 1 4 X 4 m2 30. Ruang Bagian Kurikulum 31 3 X 8 m2 Sumber: Dokumen MAN 4 Jakarta.

B. Ruang Lingkup Film “2012”

1. Sekilas Tentang Film “2012”

Orang yang mempercayai datangnya hari akhir, pasti ngeri

membayangkan kehancuran bumi. Film 2012 dengan segala efek

khususnya sukses menghadirkan ketakutan kala bumi hancur. Film

garapan sutradara Roland Emmerich ini langsung memikat perhatian 47

publik. Pasalnya, sejak beberapa tahun terakhir orang-orang ramai memperbincangkan ramalan Bangsa Maya tentang dunia yang akan berakhir di penanggalan kuno mereka, yakni 21 Desember 2012.

Kontroversi film 2012 dinilai akan mendatangkan keuntungan bagi pembuat film, Columbia Pictures. Sebab, masyarakat akan penasaran dan berbondong-bondong menonton film. Dalam penelusuran Okezone, opening weekend film garapan Columbia Pictures ini berhasil meraup

Rp2,1 triliun. Pemasukan ini dari penjualan tiket pemutaran film 2012 selama tiga hari, Jumat, Sabtu, dan Minggu. Sementara di Indonesia, film ini berhasil mengalahkan jumlah penonton Spiderman 3, yang katanya mencapai 500 ribu penonton. Jika satu penonton membeli tiket Rp15.000, dipastikan penjualan tiket mencapai Rp7,5 miliar.Itu baru perhitungan minimal. Belum lagi jika tiket seharga Rp25 ribu untuk pemutaran di akhir pekan. Karena biasanya tiket seharga Rp15 ribu hanya berlaku untuk hari biasa (Senin-Jumat) saja. Artinya bisa lebih dari angka Rp7,5 miliar.

Film ini diawali oleh „kecurigaan‟ ilmuwan terhadap gejala aneh yang ditunjukkan oleh lapisan kerak bumi. Analisa ilmuwan tersebut adalah panas matahari menaikkan suhu kerak bumi, pada tahun 2009-2012 suhu ini semakin tinggi, sehingga lapisan tanah menjadi tidak stabil.

Akibatnya terjadi letusan lava api, gempa bumi, bergesernya lempeng bumi secara besar-besaran di seluruh dunia yang mengakibatkan Tsunami secara massal dalam ketinggian yang luar biasa. Artinya akan terjadi bencana demi bencana yang akan mengancam kehidupan umat manusia.

Demi melanjutkan spesies manusia maka Presiden Amerika Serikat 48

bersama negara G-8 menggalang misi penyelamatan. Seperti pada jaman

Nabi Nuh, dibuatlah beberapa bahtera di dataran tinggi Tibet

(kemungkinan dipilih karena diramalkan menjadi tempat paling akhir yang bisa bertahan dari Tsunami besar), kemudian sebagai „penghuni‟ bahtera itu akan dipilih pemimpin dunia atau orang-orang yang diharapkan memiliki kegunaan bagi kelanjutan umat manusia nantinya (meskipun pada faktanya jual menjual tempat pada bahtera tersebut terjadi, harganya sekitar semilyar dollar).

Bencana berupa kiamat itupun terjadi, dimulai dengan gempa bumi dan letusan lava hingga terbentuknya gunung berapi terbesar di dunia yang terjadi di tengah-tengah kota. Letusan lava juga terjadi di seluruh bumi, ketidakstabila lempeng bumi menimbulkan bencana tsunami setinggi 1500 meter. Beberapa pemimpin dunia dan orang-orang terpilih sudah diamankan di dalam bahtera. Singkat cerita bahtera berhasil selamat dari kiamat, ketika laut stabil maka di planet bumi sudah terbentuk benua baru

(sekarang benua Afrika) yang daratan nya tidak tertutupi air. Layaknya jaman Nabi Nuh, manusia tidak lupa membawa hewan-hewan ke dalam

Bahtera. Namun bedanya jika dahulu bahtera Nuh mengandalkan kasih karunia Tuhan, Bahtera ala film ini megandalkan kecanggihan teknologi dan analisa komputer untuk menghindarkan dari kematian. Kemudian bahtera ini disiapkan untuk bertahan dari Tsunami besar, sedangkan bahtera Nuh disiapkan menghadapi hujan lebat dan banjir besar pada jamannya. Film dengan efek menarik dan tidak lupa menyisipkan aspek drama (emosional) yang menyentuh. Presiden Amerika Serikat yang tidak 49

ingin ikut ke dalam bahtera dan memilih mengumumkan keadaan bencana

kepada masyarakat, sembari memastikan anaknya sudah ikut di dalam

bahtera merupakan suatu contoh kepemimpinan yang mengagumkan.

Arogansi negara pembuat film dan perlawanan manusia terhadap kekuatan

alam menjadi satu hal yang menonjol dengan kuat. Selain „kebosanan‟

saya melihat efek bencana, orang-orang yang selalu bisa lolos dari bencana

secara tidak masuk akal serta durasi film yang cukup panjang.

2. Sinopsis Film “2012”

Semua kisah dalam film ini bermula dari pengamatan ilmiah

seorang ilmuwan di India. Keyakinannya akhirnya disimak dan diteguhkan

oleh sahabatnya yang adalah seorang ilmuwan penting di Amerika yang

memiliki akses pada para pejabat pemerintahan di Amerika. Berdasarkan

penelitian yang dilakukan, bumi akan mengalami serangkaian bencana

global yang disebabkan oleh ledakan di matahari. Prediksi bencana ini

ternyata bukan hanya didukung secara ilmiah, namun juga oleh ajaran

kuno suatu suku. Menurut dua perkiraan ini, dunia akan kiamat pada tahun

2012. Sebagai langkah antisipasi terhadap hal tersebut, pemerintah

Amerika segera menggalang kekuatan internasional dengan negara-negara

lain (sayangnya Indonesia tidak dilibatkan, padahal dalam peta dunia yang

sempat ditampilkan negara kita ada di sana!). Berbagai negara

ini akhirnya mengumpulkan uang untuk mempersiapkan bahtera-bahtera

modern. Orang-orang kaya di seluruh dunia mendonasikan uang mereka

untuk proyek ini supaya mereka mendapatkan kepastian tempat duduk.

Sementara menunggu penyelesaian semua bahtera (berapa jumlah yang 50

direncanakan semula saya tidak terlalu tahu; atau memang tidak diberitakan?), berbagai bencana sudah mulai terjadi di mana-mana, terutama di beberapa daerah di Amerika.. Semua terjadi lebih cepat daripada yang diprakirakan. Akhirnya semua pimpinan negara, ilmuwan dan orang-orang kaya bergegas memasuki bahtera-bahtera yang disediakan sementara bahaya terus menguntit di belakang.

Di tempat lain penonton disuguhi dengan segmen-segmen yang berbeda yang menggambarkan keputusasaan dan ketidakberdayaan orang banyak, perjuangan tak kenal lelah dan penuh risiko dari seorang penulis buku untuk menyelamatkan keluarganya (walaupun ia sudah bercerai), penggunaan uang yang licik oleh seorang pengusaha kaya, upaya gigih seorang penganut Lama dan kakaknya demi menyelamatkan orang tua, bahkan “kesiapan” penyiar radio yang aneh di suatu taman wisata. Semua segmen ini turut memperkaya beragam respons manusia dengan beragam latar belakang mereka terhadap problem yang sama. Ketika bencana besar berupa badai tsunami global akibat pergeseran kerak bumi yang ekstrim benar-benar terjadi, pertaruhan hidup sedang berlangsung di seputar dermaga bahtera dan di dalam bahtera. Orang-orang yang ada di luar sedang berusaha dengan keras untuk masuk, sementara orang-orang yang sudah berada di dalam bahtera dan merasa nyawa mereka terancam mendesak untuk segera menutup pintu bahtera. Di sinilah peperangan filosofis-etis mendapat sorotan tajam. Pergumulan seputar nilai keadilan, arti peradaban dan rasa kemanusiaan benar-benar mengristal. Apakah hanya ilmuwan, politikus dan orang kaya yang berhak untuk selamat? Apa 51

kelebihan mereka dibandingkan dengan orang-orang lain? Apakah motivasi untuk membentuk peradaban baru yang terdiri dari orang-orang bertalenta – namun dengan “mengorbankan peluang orang lain untuk diselamatkan – merupakan tindakan yang beradab? Apakah mengambil risiko demi orang lain adalah tindakan kemanusiaan yang terpuji atau spekulasi yang bodoh?

Dalam pertempuran filosofis-etis ini akhirnya belas kasihan, rasa keadilan dan kemauan untuk berkorban menjadi pemenang. Walaupun keputusan untuk membuka kembali gerbang bahtera tidak menyelamatkan semua orang (apalagi yang sudah diterjang badai dan gempa di tempat lain), namun paling tidak keputusan itu telah mengurangi korban jiwa yang lain. Hampir semua orang akhirnya bisa masuk ke dalam beberapa bahtera yang ada. Bagaimanapun, bahaya dan ketegangan belum usai.

Pintu bahtera tidak sepenuhnya bisa ditutup sehingga mesin tidak dapat dijalankan. Bahtera terombang-ombing dan hanya mengikuti arus air yang sangar deras. Celakanya, secara tidak terkendali bahtera menuju ke suatu pegunungan. Apabila mesin tetap tidak bisa dihidupkan, maka akan terjadi benturan yang sangat keras dan seluruh penumpang akan mati. Problem harus ditemukan dan dipecahkan. Di sinilah semua orang berhutang pada sang penulis buku. Dengan menantang bahaya ia berupaya menyelamatkan keluarganya yang terjebak oleh air di bagian bawah bahtera. Dengan dibantu oleh anak laki-lakinya, sang penulis buku akhirnya bukan hanya berhasil mengatasi masalah dan menyelamatkan keluarga. Ia bahkan menjadi pahlawan bagi semua orang. 52

Situasi ini sangat kontras dengan posisinya dahulu. Di mata

keluarganya ia tidak lebih dari seorang suami dan ayah yang egois, cuek,

dan hanya berkutat dengan buku-bukunya yang tidak seberapa laris di

pasaran. Anak laki-lakinya pun tidak bisa menghargai dia sebagai ayah.

Perpisahan dan bahaya yang mengancam keluarganya ternyata mampu

mengubah sosok pria ini sebagai orang yang sangat peduli dan berani

mempertaruhkan apa pun bagi orang lain. Usaha ini akhirnya mendapatkan

akhir yang manis. Ia dan keluarganya kembali bersatu dan semua

menemukan arti keluarga yang sejati: kebersamaan adalah keluarga. Ia

menjadi kebanggaan keluarga.

3. Tim Produksi

Berbagai macam diskusi dan komentar di media massa maupun

dunia maya semakin ramai memperbincangkan film “2012.” Sehingga

antrean panjang pun terjadi di bioskop-bioskop yang memutar film ini. Hal

tersebut tidak terlepas dari peran tim produksi yang berpengalaman.

Berikut ini adalah nama-nama tim produksi film “2012”:

Tabel 2

Directed by Roland Emmerich Roland Emmerich Mark Gordon Produced by Harald Kloser Larry J. Franco Ute Emmerich Harald Kloser Written by Roland Emmerich John Cusack Chiwetel Ejiofor Amanda Peet Starring Thandie Newton Oliver Platt Danny Glover Woody Harrelson 53

Harald Kloser Music by James Seymour Brett (additional score) Cinematography Dean Semler David Brenner Editing by Peter S. Elliott Centropolis Entertainment Studio The Mark Gordon Company Distributed by Columbia Pictures November 11, 2009[1][2] (World premiere) Release date(s) November 13, 2009[1] (Canada & US) November 21, 2009[1] (Japan) Running time 158 min. Country United States Language English Budget US$200[3][4] – 260[5][6] million Gross revenue $225,237,614[7]

BAB IV

TEMUAN DAN ANALISA DATA

A. Deskripsi Responden

MAN 4 Model Jakarta adalah satu-satunya Madrasah Aliyah yang

meraih sertifikat ISO 9001:2000. MAN 4 Model Jakarta berada di Jl. Ciputat

Raya Pondok Pinang Kebayoran lama Jakarta Selatan. Jumlah siswa MAN 4

Model Jakarta 888 siswa, laki-laki berjumlah 355 siswa dan perempuan

berjumlah 533 siswa dengan jumlah guru 91 orang.

Dalam penelitian ini penulis mengambil jumlah sampel sebanyak 52

siswa. Penulis hanya mengambil pada program jurusan IPA dan IPS tingkat

Reguler, karena penulis menggunakan 25% dari jumlah siswa kelas 2 IPA dan

IPS. Jumlah populasi kelas IPA sebanyak 131 siswa dan jumlah populasi kelas

IPS sebanyak 77 siswa, peneliti mencoba menghitung sampel dengan 25%

maka 208 x 25%= 52. Jadi setelah dipresentasi dengan 25% hasilnya adalah

52 siswa.

Dalam melakukan penelitian penulis mendapat kemudahan dalam

membagikan angket kepada 52 siswa yang dijadikan sampel. Berikut hasil dan

temuan penelitian dalam bentuk tabel:

54 55

Tabel 3 Rincian Penghitungan Sampel No. Kelas Jumlah Siswa Rincian Jumlah Sampel 1. X1 IPS 1 38 38 x 25 9,5 dibulatkan 9 100

2. X1 IPS 2 39 39 x 25 9,75 dibulatkan 10 100 3. X1 IPA 1 33 33 x 25 8,25 dibulatkan 8 100 4. X1 IPA 2 31 31 x 25 7,75 dibulatkan 8 100 5. X1 IPA 3 32 32 x 25 8 dibulatkan 8 100 6. X1 IPA 4 35 35 x 25 8,75 dibulatkan 9 100 Jumlah 208 208 x 25 52 100

Dalam hal ini, penulis akan menguraikan data identitas responden yang

diajukan dalam pertanyaan yang terdiri dari jenis kelamin dan usia. Jenis

kelamin responden dibagi ke dalam dua bagian, yaitu laki-laki dan perempuan.

Data selengkapnya tentang jumlah responden dilihat dari jenis kelamin dalam

penelitian ini dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 4 Jenis Kelamin Responden No. Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase 1. Laki-laki 25 48 2. Perempuan 27 52 Jumlah 52 10

Menurut tabel di atas, menunjukkan sebesar 48% adalah responden

yang berjenis kelamin laki-laki dan 52% adalah responden yang berjenis

kelamin perempuan yang menyaksikan film “2012.” 56

Usia responden terbagi menjadi bagian empat bagian, yaitu

responden yang berusia 15 tahun, 16 tahun, 17 tahun, dan 18 tahun. Data

mengenai tentang usia responden dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 5 Jenis Usia Responden No. Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase 1. 15 tahun 10 20 2. 16 tahun 23 44 3. 17 tahun 12 23 4. 18 tahun 7 13 Jumlah 52 100

Menurut data tabel di atas, ada variasi responden yang signifikan

yaitu responden yang berusia 15 tahun sebesar 20%, yang berusia 16 tahun

44%, yang berusia 17 tahun 23%, dan yang berusia 18 tahun 13%.

B. Respon Siswa-siswi MAN 4 Model Jakarta Terhadap Film “2012”

Untuk mengetahui sejauh mana respon siswa-siswi MAN4 Model

Jakarta terhadap film “2012”, maka terlebih dahulu responden diberi

pertanyaan mengenai apakah menurut anda film “2012” tersebut merupakan

film yang menggambarkan keadaan di hari kiamat kelak. Data mengenai

jawaban tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Respon Kognitif

Tabel 6 Film “2012” menggambarkan keadaan di hari kiamat No. Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase 1. Sangat Setuju 8 15 2. Setuju 13 25 3. Kurang Setuju 18 35 4. Tidak Setuju 13 25 Jumlah 52 100 57

Berdasarkan data tabel diatas dapat diketahui bahwa sebesar 15% responden menjawab sangat setuju, 25% menjawab setuju, 35% menjawab kurang setuju dan 25% menjawab kurang setuju.

Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa MAN

4 Model Jakarta kurang setuju mengenai gambaran kiamat dalam film “2012”.

Karena gambaran kiamat yang sebenarnya hanya Allah swt yang mengetahui.

Kreativitas manusia pasti tidak akan bisa menggambarkan kekuasaan Tuhan secara tepat. Harus ada kedewasaan publik untuk menyikapi sebuah film kontroversial secara arif.

Tabel 7 Alur cerita film “2012” membawa ke dalam suasana semangat keagamaan No. Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase 1. Sangat Setuju 7 14 2. Setuju 21 40 3. Kurang Setuju 12 23 4. Tidak Setuju 12 23 Jumlah 52 100

Berdasarkan data tabel diatas, dapat diketahui bahwa 14% responden menjawab sangat setuju, 40% menjawab setuju, 23% menjawab kurang setuju dan 23% menjawab tidak setuju.

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa alur cerita film “2012” dapat menciptakan suasana semangat keagamaan.

Suasana semangat keagamaan yang dimaksud adalah makin berusaha dengan maksimal menjalani aturan agama.

58

Tabel 8 Film “2012” merupakan kisah yang mengulas tentang hari kiamat

No. Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase 1. Sangat Setuju 8 15 2. Setuju 16 31 3. Kurang Setuju 21 40 4. Tidak Setuju 7 14 Jumlah 52 100

Berdasarkan data tabel diatas dapat diketahui bahwa 15% responden menjawab sangat setuju, 31% menjawab setuju, 40% menjawab kurang setuju dan 14% menjawab tidak setuju.

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa MAN

4 Model Jakarta kurang setuju bahwa film “2012” mengulas tentang hari kiamat. Karena dalam film tersebut masih ada orang yang selamat, dan dapat tertolong hanya dengan menaiki sebuah bahtera. Selain itu di dalam (QS.Al-

Araaf:187) diterangkan bahwa, Sesungguhnya pengetahuan tentang kiamat itu adalah pada sisi Tuhanku; tidak seorangpun yang dapat menjelaskan waktu kedatangannya selain Dia.

Tabel 9 Film “2012” lebih meningkatkan Iman dan Takwa kepada Allah swt No. Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentasi 1. Sangat Setuju 7 14 2. Setuju 20 38 3. Kurang Setuju 13 25 4. Tidak Setuju 12 23 Jumlah 52 100

Berdasarkan data tabel diatas dapat diketahui bahwa sebesar 14% responden menjawab sangat setuju, 38% menjawab setuju, 25% menjawab kurang setuju dan 23% menjawab tidak setuju. 59

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa siswa MAN 4 Model

Jakarta setuju bahwa film “2012” dapat lebih meningkatkan Iman dan Takwa.

Ini terbukti setelah mereka menonton film tersebut timbul perasaan khawatir apabila kelak terjadi kiamat yang sebenarnya. Karena hanya dengan Iman dan

Takwa saJa manusia dapat selamat dan terhindar dari Bencana.

Tabel 10 Film “2012” dapat dijadikan sebagai alat komunikasi dakwah yang efektif No. Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase 1. Sangat Setuju 9 17 2. Setuju 14 27 3. Kurang Setuju 14 27 4. Tidak Setuju 15 29 Jumlah 52 100

Berdasarkan data tabel diatas dapat diketahui bahwa sebesar 17% responden menjawab sangat setuju, 27% menjawab setuju, 27% menjawab kurang setuju dan 29% menjawab tidak setuju.

Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa siswa MAN 4 Model Jakarta tidak setuju bahwa film “2012” sebagai alat komunikasi dakwah yang efektif.

Karena film “2012” tersebut dapat menimbulkan multi intrepretasi yang lebih cenderung mengakibatkan dampak yang cukup negatif. Salah satunya dapat meruntuhkan rukun Iman yang ke lima tentang keberadaan hari kiamat pada diri seseorang jika disikapi secara tidak proporsional.

Tabel 11 Pendapat tentang film “2012” No. Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase 1. Sangat Baik 7 14 2. Baik 21 40 3. Kurang Baik 12 23 4. Tidak Baik 12 23 Jumlah 52 100 60

Beradarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa 14% menjawab sangat baik, 40% menjawab baik, 23% menjawab kurang baik, dan 23% menjawab tidak baik.

Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa MAN

4 Model Jakarta menyatakan film “2012” tersebut baik dikarenakan terdapat beberapa adegan yang dapat di petik hikmahnya diantaranya adegan yang mengandung arti kemanusiaan, sosial dan pengorbanan. Sedangkan sebagian yang lain berpendapat bahwa film “2012” tersebut dapat merusak aqidah umat.

Tabel 12 Film “2012” lebih bermakna dalam perubahan diri No. Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase 1. Sangat Setuju 9 17 2. Setuju 16 31 3. Kurang Setuju 12 23 4. Tidak Setuju 15 29 Jumlah 52 100

Berdasarkan data tabel diatas dapat diketahui bahwa sebesar 17% responden menjawab sangat setuju, 31% menjawab setuju, 23% menjawab kurang setuju dan 29% menjawab tidak setuju.

Dari data diatas dapat dilihat bahwa walaupun selisih prosentase jawaban responden sedikit, akan tetapi responden yang menyatakan film

“2012” bermakna dalam perubahan diri jumlahnya lebih banyak.

Perubahan diri yang dirasakan siswa diantaranya, ingin berusaha maksimal dalam menjalani kehidupan, meningkatkan kuantitas ibadah, dan meningkatkan kepatuhan kepada Allah swt serta menjauhkan larangannya.

61

Respon Afektif

Tabel 13 Suka menonton film “2012” No. Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase 1. Sangat suka 5 10 2. Suka 21 40 3. Kurang suka 12 23 4. Tidak suka 14 27 Jumlah 52 100

Berdasarkan data tabel diatas dapat diketahui bahwa sebesar 10% responden menjawab sangat suka, 40% menjawab suka, 23% menjawab kurang suka dan 27% menjawab tidak suka.

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa MAN

4 Model menyukai film “2012” dikarenakan film tersebut sangat menghibur dan menegangkan.

Tabel 14 Perasaan ketika menonton film “2012” No. Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase 1. Sangat senang 8 15 2. Senang 18 35 3. Kurang senang 17 33 4. Tidak senang 9 17 Jumlah 52 100

Berdasarkan data tabel diatas dapat diketahui bahwa sebesar 15% responden menjawab sangat senang, 35% menjawab senang, 33% menjawab kurang senang dan 17% menjawab tidak senang.

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa MAN

4 Model Jakarta senang menonton film “2012” dikarenakan selain menghibur, adegan film tersebut mampu membuat jantung para penontonnya berdetak kencang. 62

Tabel 15 Film “2012” membuat takut akan hari kiamat No. Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase 1. Sangat Setuju 5 10 2. Setuju 21 40 3. Kurang Setuju 14 27 4. Tidak Setuju 12 23 Jumlah 52 100

Berdasarkan data tabel diatas dapat diketahui bahwa sebesar 10% responden menjawab sangat setuju, 40% menjawab setuju, 27% menjawab kurang setuju dan 23% menjawab tidak setuju.

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa MAN

4 Model Jakarta setuju dan merasa takut akan hari kiamat pada saat menonton film “2012” dikarenakan adegan bencana dan adegan kerusakan di film tersebut mampu menarik perhatian siapapun yang menontonnya. Mereka yang menyaksikan ikut merasakan ketegangan yang terjadi, seolah gambaran peristiwa tersebut akan terjadi pada saat hari kiamat.

Tabel 16 Isi cerita film “2012” No. Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase 1. Sangat Bagus 10 19 2. Bagus 21 40 3. Kurang Bagus 10 19 4. Tidak Bagus 11 22 Jumlah 52 100

Berasarkan data tabel diatas diketahui bahwa sebesar 19% responden menjawab sangat bagus, 40% menjawab bagus, 19% menjawab kurang bagus dan 22% menjawab tidak bagus. 63

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa lebih dari separuh responden berpendapat bagus mengenai isi cerita film “2012” dikarenakan dengan berbagai efek kedahsyatannya, film tersebut mampu menarik hati dan perhatian bagi yang menonton. Selain itu isi cerita film “2012” tersebut mengandung pesan yang dapat direnungi bersama tentunya dengan sikap yang proporsional.

Tabel 17 Pesan yang paling dominan dalam film “2012” No. Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase 1. Sosial 8 15 2. Arti kemanusiaan 12 23 3. Agama 29 56 4. Semua benar 3 6 Jumlah 52 100

Berdasarkan data tabel diatas dapat diketahui bahwa sebesar 15% responden menjawab sosial, 23% menjawab arti kemanusiaan, 56% menjawab agama dan 6% menjawab semua benar.

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar jumlah responden mengatakan pesan yang paling dominan adalah agama. Karena mereka menganggap film tersebut menceritakan tentang gambaran hari kamat dan ramalan penanggalan bangsa suku maya.

Tabel 18 Keyakinan tentang hari kiamat dalam film “2012” No. Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase 1. Sangat Yakin 8 15 2. Yakin 10 19 3. Kurang Yakin 15 29 4. Tidak Yakin 19 37 Jumlah 52 100

64

Berdasarkan data tabel diatas dapat diketahui bahwa sebesar 15%

responden menjawab sangat yakin, 19% menjawab yakin, 29% menjawab

kurang yakin dan 37% menjawab tidak yakin.

C. Pesan Dominan Dalam Film “2012”

Pesan yang terkandung dalam film ini terbagi menjadi 3, yaitu sosial,

arti kemanusiaan dan agama. Dari data yang di peroleh dapat disimpulkan

bahwa sebagian besar responden berpendapat pesan yang paling dominan

dalam film “2012” adalah tentang agama. Karena mereka menganggap film

tersebut menceritakan tentang gambaran hari kamat dan ramalan penanggalan

bangsa suku maya. Tidak hanya bangsa suku maya, hampir semua agama

meyakini akan terjadinya bencana besar di akhir zaman. Namun, kita memiliki

perbedaan yang tajam dalam memandang itu semua sebagaimana tajamnya

perbedaan kita dalam semua keyakinan yang kita miliki. Kita semua sama-

sama meyakini adanya Dzat yang menciptakan dan menghidupkan, adanya

kematian dan pembalasan, namun keyakinan kita (kaum muslimin) tentang

semua itu sangat berbeda dengan apa yang diyakini oleh mereka (non

muslim).

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisa penelitian tentang respon siswa-siswi MAN

4 Model Jakarta terhadap film 2012, dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Dari temuan data mengenai respon kognitif telah diperoleh bahwa tiap

siswa-siswi merespon dengan jawaban berbeda terhadap pertanyaan yang

disampaikan. Hal ini menunjukkan bahwa respon siswa-siswi MAN 4

Model Jakarta terhadap film 2012 khususnya dalam respon kognitif

memperoleh respon yang bervariasi. Hal tersebut, dapat terjadi karena

berdasarkan lingkungan, pola pikir dan cara menyikapi masing-masing

individu. Mereka yang merespon positif berpandangan bahwa film 2012

menggambarkan tentang kejadian hari kiamat, akan tetapi pandangan

tersebut tidak mengurangi keimanan mereka. Karena film 2012 hanya

sekedar menggambarkan kejadian huru-hara pada saat hari kiamat.

Sedangkan mereka yang merespon negatif berpandangan bahwa film 2012

sama sekali tidak menggambarkan apalagi mengulas tentang hari kiamat.

Karena film 2012 dibuat oleh orang nasrani yang mempunyai kepercayaan

dan pandangan yang berbeda tentang hari kiamat. Dengan film tersebut

siswa-siswi berupaya meningkatkan kadar keimanan terhadap dirinya.

Sekalipun tidak baik siswa-siswi pun akan bertindak untuk mencegah hal-

hal yang dapat merusak aqidah tentang pengamalan dan pengetahuan hari

akhir.

65 66

2. Dari temuan data respon afektif telah diperoleh bahwa Siswa-siswi MAN

4 Model Jakarta merespon positif terhadap pertanyaan yang disampaikan.

Hal ini menunjukkan bahwa respon Siswa-siswi MAN 4 Model Jakarta

terhadap film 2012 khususnya dalam respon afektif memperoleh respon

positif.

Dari data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa sebagian besar

responden menilai film 2012 bagus. Hal ini dimungkinkan dengan adanya

beberapa adegan yang dapat di petik hikmahnya diantaranya adegan yang

mengandung arti kemanusiaan, kehidupan sosial dan pengorbanan.

3. Dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden tidak meyakini

tentang hari kiamat dalam film “2012” tersebut. Mereka berpandangan

bahwa hari kiamat merupakan rahasia Allah swt. Tdk ada seorang pun

yang dapat mengetahuinya secara pasti kapan dan seperti apa hari kiamat

itu terjadi. Persoalan ini mutlak ada di tangan Tuhan, bahkan seorang nabi

pun tidak diberi kekuasaan tentang hal ini. Inilah kepercayaan dasar yang

harus dipegang teguh meskipun banyak ramalan tentang hari kiamat

termasuk dalam film 2012 ini. Apalagi sejarah memperlihatkan bahwa

deretan panjang ramalan tentang hari kiamat tidak ada yang terbukti satu

pun.

B. Saran

Arus globalisasi dan pesatnya perkembangan kemajuan teknologi,

menuntut kita untuk selalu peka dan kritis terhadap perkembangan perfilman

tanah air. Apalagi saat ini perfilman tanah air mengalami kemunduran dalam 67

segi kualitas yang akan sangat berpengaruh pada perilaku masyarakat yang pada umumnya mudah terpengaruh adegan film. Adapun saran dari penulis yang berkaitan dengan penelitian ini adalah:

1. Bagi Masyarakat : penulis berharap masyarakat dapat menjadi pribadi

yang peka dan kritis terhadap film-film yang dibangun oleh para sutradara

film asing. Selain itu para konsumen film jangan hanya menjadi penonton

pasif, tetapi harus dapat menjadi pelaku yang aktif dalam pengetahuan

tentang pembuatan film sehingga dapat menghasilkan film yang

berkualitas dan layak untuk ditonton.

2. Bagi Siswa-siswi : semoga dapat meningkatkan keimanan dan ketaqwaan

kepada Allah SWT guna membentengi diri agar terhindar dari pengaruh

negatif film-film yang beredar saat ini. Selain itu hendaknya memilih jenis

film yang mengandung nilai-nilai edukasi dan agama, sehingga tercipta

pola pikir yang proporsional dan pribadi yang berakhlak mulia.

3. Bagi pemerintah : diharapkan agar lebih selektif lagi menyaring film-film

asing yang masuk ke tanah air guna memberikan kebijakan yang protektif

terhadap film nasional. Terutama film yang dapat merusak akhlak dan

aqidah umat muslim.

4. Bagi pembuat film : hendaknya menghasilkan karya film yang layak untuk

ditonton dengan memasukkan cerita dan adegan yang bernilai agama,

pendidikan dan pengetahuan. Sehingga dapat menghasilkan sineas muda

yang berbakat dalam menciptakan film-film yang berkualitas guna

menghindari merosotnya moral para masyarakat khusunya umat islam.

DAFTAR PUSTAKA

Adil Syausyah, Abu Abdirrahman. Goncangan-goncangan Hari Kiamat,

Yogyakarta: Mitra Pustaka, 2008.

Ahmadi, Abu. Psikologi Belajar, Jakarta: Reneka Cipta, 1992.

Al-Adnani, Abu Fatiah. Kiamat 2012 Antara Ramalan, Sains, dan Tinjauan Nubuat Akhir Zaman, Surakarta: Granada Mediatama, 2009.

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: PT. Rhineka Cipta, 2006.

Bogges, Joseph M. The Art of Watching Films, Mayfield Publishing Company, 1991

Chaplin, J.P. Kamus Lengkap Psikologi, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004.

Dennis Mc. Quail, Teori Komunikasi Massa: Suatu Pengantar, edisi ke-2, Erlangga, 1987

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai pustaka, 2002.

Echols, M. John dan Hasan, Shadily. Kamus Bahasa Inggris Indonesia, Jakarta: Gramedia, 2003.

Onong Uchjana. Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi, Bandung: Citra Aditya Bakti 2003.

Gunadi, YS. (ED), Himpunan Istilah Komunikasi, Jakarta : PT. Grasindo, 1998.

Hadi, Sutrisno. Metodologi Research, Yogyakarta: Andi Ofset, 1989.

Hoed, B.H. Dampak Komunikasi Periklanan, SEbuah Ancangan dari Segi Semiotik dalam Semiotik: Mengkaji Tanda dalam Artifak. Ekm. Masinambau dan Rahayu S. HIdayat ( Ed), Jakarta: Balai Pustaka 2001.

Hurlock, B Elizabeth. Psikologi Perkembangan, Jakarta: Erlangga, 1991.

Kusnawan, Aep, dkk. Komunikasi Dan Penyiaran Islam; Mengembangkan Tabligh Melalui Mimbar, Media Cetak, Radio, Televisi, Film dan Media Digital, Bandung : Benang Merah Press, 2004.

Madiyant, Muslikh. Sinema Sastra: Mencari Bahasa di Dalam Teks Visual. Jurnal

Humaniora, Volume XV, No. 2/2003.

68 69

McBride, Sean. Komunikasi dan Masyarakat Sekarang dan Masa Depan: Aneka Suara Satu Dunai, Jakarta: Balai Pustaka, 1983.

Mujib, Abdul dan Muhaimin. Pemikiran Pendidikan Islam kajian Filosofi dan Kerangka Dasar Operasionalisasinya Bandung: Penerbit Trigenda Karya, 1993.

Pranajaya, Adi. Film dan Masyarakat; Sebuah Pengantar Jakarta: Yayasan Pusat Perfilman H. Umar Ismail, 1993.

Pranajaya, Film dan Masyarakat.

Pusat Bahasa Depdiknas, Kamus Besar bahsa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2002.

Rahmat, Jalaludin. Psikologi Komunikasi, Bandung : RemajaRosda Karya, 1999.

Sabri, Alisuf. Ilmu Pendidikan Jakarta: CV Pedoman Ilmu Jaya, 1999.

Sarwono, sarlito W. Teori-teori Psikologi Sosial Jakarta: Pt. Raja Grafindo Persada. 2005.

Siagian Gayus. Menilai Film Jakarta: Dewan Kesenian Jakarta, 2006.

Subandi, Ahmad. Psikologi Sosial Jakarta: Bulan Bintang 1982.

Turner, Grame. Film as Social Practice, London: Routledge, 1993.

Unbiyati, Nur dan Ahmadi, Abu. Ilmu Pendidikan Jakarta: Rineka Cipta, 2001.

Universitas Indonesia Jakarta: perpustakaan FISIP UI, 1997.

Walgito, Bimo. Pengantar Psikolog Umum, Yogya: UGM, 1996.

Situs Website: http:/www.google.com. Koran Sore Wawasan

http://www.kompas.com/kompas-cetak/0708/13/tekno/3760308.htm http://kambinglaut.wordpress.com/2007/08/31/99/ http://yepiye.wordpress.com/2009/03/23/hari-kiamat-tahun-2012-ternyata-hanya- mitos-dan-dongeng-film/ http://arqu3fiq.wordpress.com/2009/11/18/sinopsis-film-2012/