Media Informasi Pembangunan Daerah Provinsi

Triwulan Buletin 3 Bappeda Provinsi Bengkulu Tahun 2017

Bappeda Provinsi Bengkulu Mengembangkan Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah Berbasis IT (E-Planning)

Plt Gubernur Bengkulu menjadi keynote speaker di BAPPENAS

Puncak Peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) Ke-22 Tahun 2017

Konsultasi Regional Produk Domestik Regional Bruto Indikator Sosial Ekonomi Se-Sumatera Tahun 2017

Pengembangan Infrastruktur Strategis Dan Industrialisasi Di Provinsi Bengkulu Salam Pembuka

PEMERINTAH PROVINSI BENGKULU

Pelindung : Gubernur Bengkulu

Penanggung Jawab : Plt. Kepala Bappeda

Redaktur : Assalamualaikum Wr. Wb Wilysa Mardani, MM Muhammad Iqbal, ST M.Nashrullah SE, MT, MSc Puji syukur kehadapan Tuhan Yang Maha Esa yang Indra Gunawan, SE telah melimpahkan rahmat-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan Buletin Bappeda Provinsi Penyunting Bengkulu Triwulan III Tahun 2017 ini. Buletin ini dibuat agar dapat memberikan manfaat Yenni Astuti, SE, MM. bagi pembaca sebagai sarana informasi Melda Agrippina, perencanaan daerah di Provinsi Bengkulu. Danella, SP Oki Sumbogo, ST Akhir kata, kami ucapkan terima kasih Ikhsan Kusnadi kepada semua pihak yang telah berkontribusi Elvarianti, SE dalam penyusunan dan penerbitan buletin ini Rahmi Wati, S.E., M.Si Selamat Membaca Desain grafis Oki Sumbogo, ST Dedi Irawan, SE Plt. Kepala Bappeda Provinsi Bengkulu Fachrurozi Repado, ST Ririn Amir, S.Kom

Sekretariat Imawati, S. Sos Dra. Noni Yuliesti, MM Sumarni, S.Kom Sri Panitawati Pembina Tk. I Gita Permatasari, SE Nip. 19680722 198810 2 001 Indra Dewi Bintang, SE Erwan Saadiah

Buletin Triwulan 3 Tahun 2017 Media Informasi Pembangunan Daerah Daftar Isi

Bappeda Provinsi Bengkulu Mengembangakan Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah Berbasis It (E-Planning) ...... Hal 1 Puncak Peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) Ke-22 Tahun 2017 ...... Hal 8

Penyusunan Matrik RAD Pengembangan Ekonomi Kemaritiman Provinsi Bengkulu...... Hal 14

Konsultasi Regional Produk Domestik Regional Bruto Indikator Sosial Ekonomi Se-Sumatera Tahun 2017 ...... Hal 19

Kunjungan Kerja Fungsional Perencana Bappeda Kabupaten Lahat Provinsi Sumater Selatan ...... Hal 24 Pengembangan Infrastruktur Strategis Dan Industrialisasi Di Provinsi Bengkulu...... Hal 29

Audiensi Dalam Rangka Pengembangan Kawasan Kampung Nelayan Sejahtera (KKNS) Provinsi Bengkulu ...... Hal 33

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal (RAD-PPDT) Provinsi Bengkulu ...... Hal 37

Rapat Kerja Dak Bidang Infrastruktur Tahun 2017...... Hal 45

Pembangunan Daerah Butuh Peran Himpunan Alumni Perguruan Tinggi ...... Hal 48

Plt Gubernur Bengkulu Menjadi Keynote Speaker Di Bappenas ...... Hal 50

Sampaikan Raperda R-APBD 2018 Pemerintah Provinsi Bengkulu Fokus Pembangunan Infrastruktur

Buletin Triwulan 3 Tahun 2017

BAPPEDA PROVINSI BENGKULU MENGEMBANGKAN SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH BERBASIS IT (E-PLANNING)

Halaman Menu Eplanning (erenja.bengkuluprov.go.id)

Teknologi informasi dan komunikasi menjanjikan efisiensi, kecepatan penyampaian informasi, jangkauan yang global dan tranparansi. Oleh karena itu untuk mewujudkan pemerintahan yang good governance salah satu upayanya adalah menggunakan teknologi informasi dan komunikasi atau yang populer disebut e- Government

E-Government merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas pemerintahan, dengan cara meningkatkan efisiensi, transparansi, peningkatan partisipasi warga dan adanya suatu peningkatan terhadap global information infrastructure. Dengan demikian e-government akan meningkatkan kualitas pelayanan informasi publik sebagai jalan untuk mewujudkan good governance. Melalui e-

1

government, pelayanan pemerintah akan berlangsung secara transparan, dapat dilacak prosesnya, sehingga dapat dianggap akuntabel. Unsur penyimpangan dapat dihindarkan dan pelayanan dapat diberikan secara lebih efektif dan efisien.

Pemerintah Provinsi Bengkulu memandang perlu untuk segera memiliki strategi dalam pemanfaatan teknologl informasi dan komunikasi untuk mendukung aktivitas- aktivitas pemerintahan di Provinsi Bengkulu yang meliputi aktivitas internal pemerintahan dalam satu instansi maupun antar instansi, serta aktivitas pemberian pelayanan dari pemerintah Provinsi Bengkulu untuk masyarakat sehingga terciptanya pemerintahan yang bersih, transparan dan berwibawa.

Kondisi yang ada saat ini pada beberapa OPD dilingkungan Pemerintah Provinsi Bengkulu ditemukan adanya kesenjangan dalam pemanfaatan teknologi informasi dalam menyampaikan informasi ataupun layanan publik. Ada juga yang telah menggunakan teknologi informasi dalam membantu kinerja bisnis proses namun belum melakukan proses integrasi data kepada OPD terkait yang membutuhkan sharing data dan informasi.

Halaman Login erenja

2

Menindaklanjuti Keputusan Gubernur Bengkulu Nomor P.363.VII Tahun 2016 tentang rencana aksi program pemberantasan korupsi terintegrasi pemerintah provinsi bengkulu dimana salah satu point dalam rencana Aksi tersebut adalah melakukan pembenahan proses perencanaan kegiatan secara transparan, akuntabel, dan terintegrasi melalui implementasi aplikasi perencanaan kegiatan berbasis elektronik (e- planning), Bappeda Provinsi Bengkulu telah membangun aplikasi untuk kepentingan penyusunan RKPD secara online. Aplikasi ini digunakan dalam rangka penyusunan perencanaan pembangunan secara terpadu yang secara rutin dilaksanakan setiap tahun menggantikan mekanisme pengusulan program dan kegiatan pembangunan daerah (musrenbang) secara konvensional dan manual sehingga masyarakat dapat mengawasi proses perencanaan pembangunan secara maksimal apakah usulan mereka sudah disetujui/diakomodir dan akan dikerjakan apa tidak.

Flow Chart eplanning Provinsi Bengkulu

3

Halaman Dashboard

Pengembangan Aplikasi e-planning ini dilakukan dengan merujuk pada daerah lain yang telah menerapkan sistem perencanaan berbasis IT diantaranya Pemerintah Kota Surabaya, dan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara. Teknis Pembangunannya dilakukan dengan memanfaatkan sumberdaya ASN Pemerintah Provinsi Bengkulu sebagai programmer. Maka saat ini telah dikembangkan sebuah aplikasi yang lebih interaktif, informative, multiuser dan memiliki banyak fitur untuk melaksanakan proses penyusunan dokumen perencanaan menggunakan teknologi system informasi.

Adapun fitur-fitur utama yang dikembangkan meliputi: modul e-ssh, modul e- pokir, modul Usulan Kab/Kota dan Modul Usulan OPD dan laporan-laporan, summary executive untuk ringkasan-ringkasan yang diletakan di dashboard. Pengembangan sistem perencanaan pembangunan daerah berbasis IT di Bappeda Provinsi Bengkulu mempunyai tujuan sebagai berikut: 1. Meningkatkan kualitas pelayanan publik, terutama dalam melaksanakan penyusunan, pelaksanaan, pengendalian dan evaluasi kebijakan daerah. 2. Meningkatkan transparansi pemerintahan dengan memperbanyak akses data dan informasi publik. 3. Mengurangi waktu, uang, dan sumber daya lain, baik di sisi pemerintah maupun pihak-pihak yang terlibat dengan memperpendek proses perencanaan pembangunan

4

Sehingga dapat disimpulkan bahwa sasaran yang ingin dicapai dari pengembangan Aplikasi eplanning adalah untuk meningkatnya efisiensi, efektifitas, transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan pemerintahan Provinsi Bengkulu

Berdasarkan tindak lanjut hasil perbaikan sistem eplanning dapat ditarik kesimpulan bahwa sebagian besar fungsi dalam Aplikasi sudah berjalan dengan baik, dan secara fungsional mengeluarkan hasil yang sesuai dengan yang diharapkan, namun jika masih ada kendala dalam sistem akan terus diperbaiki sejalan dengan pengembangan aplikasi.

Output Aplikasi berupa Tabel 5 RKPD dan Pra RKA

Dalam Pengembangannya banyak terdapat kendala yang dihadapi diantaranya adalah: 1. Kompetensi dan kemampuan programmer Tenaga IT Pemerintah Provinsi Bengkulu dalam membangun Aplikasi berbasis web belum berimbang dengan perkembangan IT saat ini. 2. Disamping itu belum adnya MOU ataupun kerjasama dengan universitas yang ada di Provinsi Bengkulu yang mempunyai lulusan programmer. 3. Infrastruktur server dan jaringan yang belum maksimal dalam menangani laulintas data. 4. Belum ada standar penyusunan aplikasi e-planning secara nasional sehingga daerah menterjemahkan peremendagri 86 tahun 2016 ke dalam aplikasi secara berbeda- beda di sesuaikan dengan kebutuhan.

5

5. integrasi sistem perencanaan dengan penganggaran belum dapat dilakukan, karena sistem penganggaran yang digunakan oleh Pemerintah Provinsi Bengkulu tetap menggunakan SIMDA BPKP sedangkan BPKP belum membuka ruang untuk dapat mengintegrasikan SIMDA keuangan dengan sistem yang dibangun oleh pemerintah daerah.

Contoh Output Aplikasi berupa Pra RKA

Menindaklanjuti permasalahan point 5 maka Bappeda melakukan koordinasi ke BPKP Pusat dengan Koordinator Satgas Pengembangan Aplikasi SIMDA Ibu Aisyah, SE Terkait Integrasi e-planning dengan simda keuangan. BPKP secara tertulis tidak mengizinkan Integrasi Simda Keuangan dengan e-planning yang dibangun oleh Pemerintah Daerah, karena integrasi tidak hanya mengirim data tapi ada otorisasi, dan pengendalian di Aplikasi SIMDA keuangan. Daerah bisa saja melakukan integrasi database secara mandiri tapi BPKP tidak bertanggung jawab apabila terjadi troubel di Aplikasi SIMDA. BPKP menyarankan untuk menggunakan Aplikasi SIMDA Perencanaan

6

BPKP untuk penganggaran APBD tahun 2019. SIMDA Perencanaan BPKP terdiri dari perencanaan 5 tahunan (berupa aplikasi desktop) dan perencanaan tahunan (berupa aplikasi webbase), sudah menerapkan analisi standar biaya dan standar satuan harga, dan terintegrasi dengan simda keuangan.

Menyikapi hal tersebut berdasarkan hasil pembahasan dengan Tim IT pembangunan aplikasi e-planning, tim secara mandiri dapat membangun aplikasi perantara untuk mengirim dan menarik database ke aplikasi SIMDA keuangan (intergrasi secara mandiri). Dan dalam pengembangan aplikasi e-planning ini, tim akan terus mempelajari aplikasi perencanaan Provinsi Sumatera Utara sesuai dengan arahan Tim Korsupgah KPK.

>Oki Sumbogo, ST (JFP Pertama)<

7

PUNCAK PERINGATAN HARI KEBANGKITAN TEKNOLOGI NASIONAL (HAKTEKNAS) KE-22 TAHUN 2017

Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) merupakan salah satu hari bersejarah nasional yang diperingati setiap tanggal 10 Agustus. Hakteknas merupakan tonggak sejarah kebangkitan teknologi di , yang diawali dengan penerbangan perdana pesawat terbang N-250 Gatotkaca pada tanggal 10 Agustus 1995 di Bandung.

Tahun 2017 ini peringatan hakteknas ke-22, dengan tuan rumah adalah Provinsi Selatan. Acara puncak Hakteknas ke-22 ini dihadiri oleh Wakil Presiden (Jusuf Kalla), Presiden ketiga RI (B.J Habibie), Menristekdikti (Muhammad Nasir), Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan (Puan Maharani), Anggota DPR RI, Anggota DPD RI, Gubernur Sulawesi Selatan (Syahrul Yasin Limpo), Gubernur undangan, Kepala Lembaga Pemerintah non Kementerian, Duta Besar Negara Sahabat, Pimpinan Perguruan Tinggi, petani, nelayan dan lebih kurang 2500 tamu undangan lainnya.

Wakil Presiden RI bersama Presiden RI ke-3, Meristekdikti, Menko Bidang Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan serta didampingi Gubernur Sulawesi Selatan Membuka Acara Puncak Hakteknas ke-22 Tahun 2017 di Kota Makassar.

8

Puncak peringatan Hakteknas ke-22 tahun 2017 di Kota Makassar menjadi istimewa karena sejak mulai diperingati tahun 1995, ini pertama kalinya diselenggarakan di luar Pulau Jawa. Wakil Presiden secara resmi membuka Puncak Peringatan Hakteknas 2017 di Center Point of Indonesia, Makassar. Tema Hakteknas ke- 22 adalah “Pembangunan Maritim Berbasis Pengetahuan,” dengan sub tema: “Peran Sumberdaya Manusia dan Inovasi dalam Pembangunan Maritim Indonesia.” Pemilihan tema ini adalah upaya mendorong terwujudnya visi Pembangunan Poros Maritim Dunia yang dicanangkan Presiden RI dan merupakan cita-cita besar terhadap penegakan kedaulatan ekonomi, pertahanan dan keamanan wilayah NKRI.

Launching Hakteknas hari kebangkitan teknologi nasional

Sebelum puncak acara dilaksanakan, diawali dengan sejumlah acara pembuka seperti Seminar Internasional Penjaminan Mutu Perguruan Tinggi, Seminar Dewan Riset Nasional, Seminar Science Tekno Park, penyebaran benih udang vaname. Puncak Peringatan Hakteknas 2017 ditandai dengan penekanan sirine secara bersama dan peluncuran roket air dari kapal phinisi oleh Wakil Presiden.

Wakil presiden dalam sambutannya mengatakan bahwa untuk menjadi negara maju dibutuhkan tiga hal yakni semangat, ilmu pengetahuan dan teknologi serta kedamaian. Sedangkan teknologi sangat penting untuk memberi nilai tambah. Negara- negara maju biasanya menguasai teknologi. Teknologi memberi nilai tambah. Nilai

9

tambah membawa kemakmuran. Teknologi ada karena adanya riset. Teknologi merupakan satu-satunya cara yang dilakukan suatu bangsa untuk bertahan dari segala masalah. Wakil Presiden mengatakan fungsi lembaga universitas dan penelitian sangat dibutuhkan untuk memajukan teknologi yang berdampak langsung bagi masyarakat.

Sementara itu, Menristekdikti menyampaikan bahwa pemilihan Kota Makassar sebagai tuan rumah puncak Hakteknas karena Sulawesi Selatan merupakan pintu gerbang Kawasan Timur Indonesia (KTI). Pelabuhan Makassar adalah pintu gerbang pelayaran terpadat di Indonesia Timur. Makassar, sebagai titik pusat (center point) dari wilayah Indonesia dipilih sebagai tempat penyelenggaraan segala rangkaian acara Hakteknas 2017. Kota ini merupakan salah satu kota yang menjadi poros maritim Indonesia yang sudah dikenal sejak dulu kala. Kita tentu ingat dengan kejayaan Kapal Phinisi, kapal layar asli Suku Bugis dan Makassar yang merupakan salah satu bukti dari ketangguhan dan kemampuan masyarakat Indonesia dalam menciptakan sesuatu yang istimewa. Kapal Phinisi adalah kapal yang terbuat dari kayu, dikerjakan dengan tangan–tangan manusia yang keahliannya diturunkan oleh nenek moyang, kapal ini tidaklah menggunakan paku besi untuk menyatukan bongkahan–bongkahan papan menjadi badan kapal. Kita tidak bisa menampik bahwa sebagai bangsa yang berjaya dalam dunia kemaritiman, nenek moyang kita telah mewariskan sebuah teknologi yang tidak ada bandingnya.

Semangat inilah yang dibawa dalam peringatan Hakteknas tahun 2017. Sesuai dengan visi yang digelorakan untuk membangun posisi Indonesia sebagai poros maritim dunia, Hakteknas ikut menjadi gaung dalam perwujudan mimpi tersebut. Pembangunan maritim di Indonesia itu difokuskan kepada empat hal, yaitu penguatan kedaulatan maritim, pengelolaan SDA secara mandiri dan berkelanjutan, pengembangan infrastruktur secara mandiri dan terpadu, serta pengembangan SDM, iptek, dan budaya maritim. Rangkaian kegiatan dalam acara Hakteknas ini, antara lain : 1) Bakti Teknologi (tanam dan panen serentak varietas unggul padi “Sidenuk” BATAN dengan teknologi IPAT-BO di 24 Kabupaten/kota se-Sulawesi Selatan; penyerahan dan pemasangan kaki palsu 30 unit; penyerahan konverter kit bagi para nelayan); 2) Ritech Expo eksebisi produk teknologi dan inovasi unggulan dari perguruan tinggi/lembaga litbang, dunia usaha/industri dan penggiat iptek dan inovasi lainnya;

10

3) Talkshow; 4) Kegiatan Jalan Sehat di area Car Free Day (disetiap persimpangan jalan dipamerkan produk teknologi dan inovasi hasil PT/Lemlit/Industri dan diikuti oleh lebih dari 40 komunitas); 5) Side Event demo sains dan alat peraga Iptek, science corner dalam kegiatan festival dolanan bocah, science for all, workshop untuk siswa dan guru SMP/SMA, Binokuler; 6) Kegiatan Ilmiah (33 berskala nasional dan 28 internasional, 19 diantaranya di laksanakan di Makassar).

Ritech Expo eksebisi produk teknologi dan inovasi unggulan dari perguruan tinggi/lembaga litbang, dunia usaha/industri dan penggiat iptek dan inovasi lainnya

Di sekitar arena puncak acara dipamerkan (eye catching) hasil riset dan inovasi perguruan tinggi, lembaga litbang dan industri, antara lain: Kapal Plat Datar, Panser Anoa Amphibous, Automatic Dependent Surveillance–Broadcast (ADS–B), Mini ATC, Radar Cuaca, Padi varietas unggul dengan teknologi IPAT-BO, budidaya dan pengolahan rumput laut, BTS-4G, Smart Card, Stem Cell, NPC Strip (pendeteksi dini kanker nasofaring), EKG (Elektrokardiogram-perekam aktivitas kelistrikan jantung), PUNA (Pesawat Udara Nir Awak - BPPT), Coastal Radar Surveillance System, Simulator Pesawat N-219, dan lainnya.

11

Wapres RI Meninjau Stand Pameran Hakteknas ke-22 Tahun 2017 di Center Point of Indonesia, Kota Makassar

Kemenristekdikti dalam fokusnya pada bidang penelitian, teknologi dan inovasi pendidikan tinggi ikut menyuarakan lewat berbagai kegiatan yang dilaksanakan dalam rangkaian peringatan Hakteknas tahun 2017. Dimulai sejak 8 Agustus 2017, dilakukan berbagai seminar dan workshop bertaraf internasional yang memacu para akademisi dari perguruan tinggi yang ada untuk meningkatkan daya saing dalam bidang riset dan teknologi untuk peningkatan kualitas dan memajukan saya saing perguruan–perguruan tinggi yang ada di Indonesia untuk naik ke level yang lebih tinggi, yakni level internasional. Selain seminar dan workshop, kunjungan ke perguruan tinggi dan pelaksanaan kuliah umum pun turut menjadi bagian dalam menyongsong acara puncak Hakteknas yang akan ditandai dengan peluncuran Kapal Pelat Datar yang merupakan hasil karya anak bangsa dari Universitas Indonesia dan Universitas Hasanuddin.

Kapal Plat Datar digadang-gadang menjadi kapal laut terbaik dan bernilai ekonomis dibandingkan kapal laut lain yang setara dikelasnya. Kapal bermesin konverter ini dinilai tepat, karena dapat mengurangi ketergantungan nelayan terhadap Bahan Bakar Minyak (BBM), sekaligus mengurangi biaya bahan bakar karena penggunaan gas yang dinilai lebih murah dan irit. Peluncuran Kapal Pelat Datar tersebut membawa harapan besar tentunya, bahwa kedepan akan muncul anak–anak bangsa

12

yang sukses menghasilkan inovasi – inovasi dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang mampu mengangkat citra bangsa ini lebih kokoh dan lebih maju lagi, lebih menegaskan posisinya sebagai bangsa maritim yang punya andil besar bagi dunia luar. Sementara itu, untuk Peringatan Hakteknas ke-23 tahun 2018 akan diselenggarakan di Provinsi . Hal ini ditandai dengan penyerahan Pataka Hakteknas oleh Menristekdikti kepada Gubernur Riau. * (Rahmi Wati, S.E., M.Si /Peneliti Muda/Bidang Litbang)

13

PENYUSUNAN MATRIK RAD PENGEMBANGAN EKONOMI KEMARITIMAN PROVINSI BENGKULU Oleh : Elvarianti, SE

Provinsi Bengkulu dinilai sangat cocok dijadikan basis pembangunan bidang maritim, posisi geografis Bengkulu yang berada di psisir barat pulau Sumatera dengan panjang pantai 525 kilometer dan luas ZEE sekitar 43 persen dari keseluruhan luas Propinsi Bengkulu, yang didalamnya banyak mengandung potensi sumber daya alam dan ikan serta biota laut yang sangat besar menjadi modal penting untuk membangun industri di wilayah ini. Perairan bengkulu mulai dari Kaur yang berbatasan dengan Provinsi hingga Mukomuko yang berbatasan dengan Provinsi sumatera Barat, masing-masing memiliki keunggulan lokal dibidang kelautan. Pulau Enggano yang lokasinya sangat strategis mempunyai potensi menjadi pusat ekonomi baru di Sumatera. Potensi ini harus dikembangkan sehingga bisa memberikan kemakmuran bagi masyarakat Bengkulu.

Bapak Zamdial Ta’ladin sedang memberikan materi Pembahasan Matriks Ekonomi Kemaritiman Provinsi Bengkulu

14

Dalam membangun konsep kemaritiman, ada empat langkah yang akan dilakukan yaitu langkah pertama membuka akses dengan mengembangkan infrastruktur dasar, dengan dibukanya jalur logistik tersebut maka dengan sendirinya perekonomian masyarakat akan tumbuh, langkah kedua membangun pelabuhan Bengkulu yaitu membangun Pelabuhan Pulau Baai yang ada saat ini, Pelabuhan Linau di kaur dan Pelabuhan di Mukomuko, dengan dibangunnya tiga pelabuhan ini, maka akses akan semakin mudah dan jalan bisa bertahan lama. Langkah selanjutnya yang akan dilakukan adalah mengembangkan ekonomi kemaritiman diantaranya mengembangkan perikanan tangkap dengan tujuan mampu mensejahterahkan Nelayan Bengkulu, menjaga kelestarian terumbu karang yang ada. Selanjutnya konsep kemaritiman yang terakhir yang akan dikembangkan adalah membangun kargo internasional di bandara Fatmawati Soekarno Bengkulu

Berkenaan dengan hal tersebut bidang Perekonomian dan SDA mengadakan Rapat FGD menindaklanjuti penyusunan Matrik RAD Pengembangan Ekonomi Kemaritiman Provinsi Bengkulu yang diselenggarakan pada hari Senin tanggal 04 September 2017 bertempat di Ruang Rapat Bappeda Provinsi Bengkulu. Rapat ini bertujuan untuk : a. Menindaklanjuti Rapat FGD Awal Penyusunan Matriks RAD Pengembangan Ekonomi Kemaritiman Provinsi Bengkulu yang telah diselenggarakan pada tanggal 14 Agustus 2017 b. Pembahasan Matriks RAD Pengembangan Ekonomi Kemaritiman Provinsi Bengkulu Per OPD c. Dalam penyusunan matriks ini OPD mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah, Rencana Strategis dan matriks prioritas yang telah disusun oleh OPD yang mengarah ke pengembangan ekonomi kemaritiman d. Agar Matriks ini nantinya dapat menjadi acuan dalam penyusunan program/kegiatan RAD di Provinsi Bengkulu yang akan datang

Rapat dibuka oleh ibu Plt. Kepala Bappeda Provinsi Bengkulu Dra. Noni Yuliesti, MM dimulai pukul 09.00 WIB s/d selesai. Kegiatan ini berkerjasama dengan organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait. Program ini mendukung program prioritas daerah yang pertama yaitu pengentasan kemiskinan dan peretasan ketertinggalan dan

15

program priritas yang kedua yaitu penguatan komoditas unggulan agro-maritim dan hilirisasi.

Diskusi dan tanya jawab rapat Pembahasan Matriks Ekonomi Kemaritiman Provinsi Bengkulu

Materi disampaikan oleh Bapak Zamdial Ta’ladin Dosen Universitas Bengkulu dengan Materi Pembahasan Matriks Ekonomi Kemaritiman Provinsi Bengkulu Per OPD. Dari hasil diskusi Rapat FGD menindaklanjuti penyusunan Matrik RAD Pengembangan Ekonomi Kemaritiman Provinsi Bengkulu membahas antara lain:

- Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Provinsi Bengkulu akan melaksanakan Pembinaan dan Pengembangan Sentra KUKM disiapkan 20 sentra. Dinas Koperasi Uasaha Kecil dan menengah hanya memfasilitasi tidak memberikan uang, dan memiliki petugas penyuluh, pusat pelayanan terpadu, Meningkatkan kapasitas KUKM dan IKM serta mengembangkan Sarana Perekonomian Rakyat dengan memberikan bantuan 2 (dua) koperasi di setiap kabupaten/kota yaitu 2 koperasi dengan total keseluruhan 20 koperasi di Provinsi Bengkulu KUKM juga akan

16

melibatkan Perguruan Tinggi/Akademik yaitu UNIB, IAIN, UNIHAZ, UMB untuk membantu pembinaan berkelanjutan. - Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Satu Pintu Provinsi Bengkulu :.  Adanya Forum Komunikasi Pengusaha dan Pelaku usaha  Bagaimana kewajiban dan tanggung jawab Perusahaan terhadap Corporate Social Responsibility  Mengidentifikasi perusahaan-perusahaan yang melakukan MOU ke 7 Kabupaten/Kota  DPMPTSP mengarahkan perusahaan untuk Memberikan bantuan sesuai dengan karakteristik desa.  Menyusun Masterplan  Identifikasi perusahan-perusahan untuk melakukan investasi dengan melakukan MOU di 7 kabupaten/kota. - Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bengkulu  Pemberian bantuan Alat pada Industri Kecil Menengah (IKM) di daerah Kampung Nelayan di Kabupaten/Kota, Outputnya IKM yang mendapat bantuan alat berdasarkan Permendagri 14 tahun 2016 penerima harus sudah berbadan hukum.  Pemberian Pelatihan dan BIMTEK - Dinas Perhubungan Provinsi Bengkulu  Koperasi yang mempunyai gudang beras di Pulau Enggano sudah ada tetapi belum efektif.

- Ibu Yenni Astuti, SE, MM (Bappeda Provinsi Bengkulu) :  Peningkatan dan perluasan Akses Permodalan bagi koperasi dan UKM. Awalnya bantuan dengan memberikan fresh Money tetapi karena dilarang maka dirubah menjadi memfasilitasi dan diadakan roadshow ke kabupaten/kota yang mendapat bantuan - Ibu Leni Gustiana (Bappeda Provinsi Bengkulu) :  Pemberian bantuan ke Koperasi harus ada aturan yang jelas. Bantuan alat/uang harus diberikan kepada lembaga yang sudah berbadan hukum resmi.

17

- Bapak Zamdial (Dosen Universitas Bengkulu) menyarankan agar pelaksanaan program tersebut berjalan dengan baik dan tepat sasaran, maka perlu dipertimbangkan hal-hal sebagai berikut :  Sebagaimana jauhnya efektifitas permodalan bagi koperasi  Membedakan jenis Kopersi pesisir/bukan  Jika ada hubungan dengan KKNS bisa dimasukan  Harus ada Outcome yang jelas jangan hanya Output  Outcome kemaritiman : Penyerapan Tenaga kerja dan Peningkatan kesejahteraan.  Sumber dana harus dicantumkan dananya dari APBN atau APBD  RAD kemaritiman bukan hanya tanggung jawab Provinsi tetapi juga Kabupaten dengan adanya MOU/kesepakatan/komitmen yang dibuat  Mendorong investasi dibidang kemaritiman dan memberikan kemudahan dalam perizinan  CSR yang berkaitan dengan kemaritiman  Menyusun Masterplan pengembangan ekonomi kemaritiman

Peserta Rapat FGD menindaklanjuti penyusunan matrik RAD pengembangan ekonomi kemaritiman Provinsi Bengkulu

18

KONSULTASI REGIONAL PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO INDIKATOR SOSIAL EKONOMI SE-SUMATERA TAHUN 2017 Oleh : Elvarianti, SE (Perencana Pertama)

Sekretaris Daerah Provinsi Kepulauan Riau TS. Arif Fadillah Membuka Rapat Konreg PDRB-ISE Tahun 2017

Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau menggelar Rapat Konsultasi Regional (konreg) produk Domestik Bruto Indikator Sosial Ekonomi (PDRB-ISE0 se-wilayah Sumatera tahun

2017 di Tanjung Pinang, kamis (24/8/2017). Konreg tersebut dibuka Sekretaris daerah

Provinsi Kepulauan Riau TS. Arif Fadillah, serta dihadiri Kepala BPS RI, Deputi Bidang

Neraca Analisis dan Statistik BPS, Deputi Bidang EkonomiBappenas , Deputi Regional I BI,

Bappeda Wilayah Sumatera, Kepala Perwakilan BI Wilayah Sumatera dan Kepala BPS

Wilayah Sumatera.

Kepala badan Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan Provinsi kepulauan Riau,

Naharuddin selaku Penitia Pelaksana mengatakan, kegiatan ini merupakan event besar yang dilaksanakan setiap tahun, dan tahun 2017 ini, sebagaimana telah diamanahkan pada konreg

19

PDRB-ISE se-Sumatera tahun 2016 bahwa Provinsi kepulauan Riau terpilih menjadi tuan rumah tahun ini. Naharudin menjelaskan bahwa kegiatan rapat ini mengangkat tema Peran

Pemerintah dalam mendukung investasi dan potensi kemaritiman. Nahar menambahkan, tujuan pelaksanaan kegiatan ini adalah dalam rangka menyediakan data akurat yang dapat digunakan untuk perencanaan dan evaluasi pembangunan. “tujuan pelaksanaan kegiatan untuk menyediakan data indikator pembangunan yang mencakup semua sektor secara lengkap, akurat sdan terpercaya dan tepat waktu yang mana data tersebut sangat diperlukan dalam perencanaan dan evaluasi kegiatan pembangunan yang akan dilaksanakan, “ujarnya.

Data-data tersebut juga sangat dibutuhkan oleh semua pihak yang melakukan analisis diberbagai bidang untuk untuk pembangunan yang lebih sinergi dalam rangka meningkatkan daya saing Indonesia ke depan.

Sementara itu Sekda Kepulauan Riau TS. Arif Fadhila menyampaikan bahwa pencapaian pembangunan ekonomi nasional dan Daerah dapat dilihat dari perkembangan berbagai indikator ekonomi. Salah satunya Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). PDRB merupakan data statitsikyang memberikan informasi mengenai kemampuan sumber daya ekonomi suatu daerah, sektor-sektor ekonomi yang mempunyai peranan besar dalam menunjukkan basis perekonomian suatu daerah dan laju pertumbuhan ekonomi.

Keberhasilan pembangunan diwilayah Sumatera kedepannya sangat dipengaruhi oleh :

1. Kemampuan dalam mengelola dan memanfaatkan keunggulan komparatif kekayaan

alam dan kondisi makro ekonomi tiap daerah yang berbeda-beda.

2. Kemampuan dalam membangun daya saing dengan mengoptimalkan posisi geostrategi

di Sumatera

3. Kemampuan memanfaatkan perubahan lingkungan strategis global maupun regional

yang saat ini sedang berlangsung.

20

Malam ramah tamah dan pembukaan KONREG PDRB-ISE 2017 Tanjung Pinang Provinsi Kepulauan Riau

Kesamaan permasalahan yang dihadapi diwilayah Saumatera antara lain :

1. Rendahnya konektivitas antar wilayah di Sumatera

2. Minimnya infrastruktur transportasi jalan dan jembantan di Sumatera

3. Rendahnya akses-akses terhadap sumber energi (ketersediaan energi listrik)

4. Kemampuan modal dan investasi serta promosi pariwisata yang belum maksimal serta

fasilitas pendukung lainnya.

Konreg PDRB ISE se-Sumatera menghasilkan kesepakatan dan disepakati oleh masing-masing Peserta Provinsi se-Sumatera anatara lain :

1. Provinsi penyelenggara konreg berikutnys berperan sebagai Sekretariat konreg dengan

tugas :

- Mempersiapkan rancangan kesepakatan

- Fasilitator tindak lanjut kesepakatan

21

- Menyusu tema konreg PDRB-ISE dengan menyerap masukan dari provinsi lain dan

berkonsultasi dengan BPS RI. Tema ersebut sangat sinergis mengacu kepada

Rancangan Kerja Pemerintah (RKP) tahun 2019.

2. Forum Komunikasi kebijakan ekonomi dan sosial dimasing-masing provinsi antara

pemerintah daerah, BPS, Bappeda, BI, Akademisi, dan pemangku kepentingan

pembangunan daerah lainnya perlu ditingkatkan intensitas dan pemanfaatannya, baik

melalui pertemuan secara langsung maupun melalui media komunikasi dan informasi

yang dilaksanakan sacara reguler per triwulan.

3. Melanjutkan tindak lanjut Rekomendasi Konreg tahun sebelumnya yang sebelumnya

yang belum ditindaklanjuti secara keseluruhan, yaitu :

 Peningkatan pariwisata Indonesia dapat dilakukan melalui deregulasi terhadap

peraturan yang menghambat, peningkatan Investasi, sinergi penthalix (bisnis

sebagai lokomotif transformasipariwisata,:academic, business, government,

community dan media), dan go digital (strategi promosi branding, advertising dan

selling)

 Perbaikan Daya saing pariwisata Indonesia diprioritaskan pada pemantapan

infrastruktur (aksebilitas destinasi pariwisata, jalan, dan listrik), aspek yang terkait

dengan isu kesehatan dan kebersihan (toilet, rest area, sarana pelayanan kesehatan,

dan lain-lain), sumber daya manusia, dan environment sustainability.

 BPS mendukung pemerintah daerah dalam penyediaan data statistic pariwisata

daerah berupa indikator-indikator pariwisata dan neraca satelit pariwisata terkait

dengan aspek sosial dan lingkungan hidup,

4. Aplikasi android “indikator kini Sumatera” yang telah dibuat oleh BPS Provinsi

Sumatera Utara dapat dijadikan media untuk memonitor kesepakatan-kesepakatan yang

22

sudah dibuat, Aplikasi tersebut juga dapat digunakan sebagai sarana dokumentasi

kesepakatan –kesepakatan dari tahun ke tahun,

5. Masing-masing Provinsi melakukan evaluasi kesepakatan-kesepakatan antara BPS,

Bappeda, BI secara triwulan dan kuartalan, dan mengirim hasil evaluasi kesepakatan

kepada secretariat pelaksana Konreg berikutnya (BPS Provinsi)

6. Kesepakatan-kesepakatan yang belum terpenuhi dapat dibawa pada tahun berikutnya,

kesepakatan dari konreg ini dapat dilaporkan secara tertulis kepada masing-masing

Gubernur.

7. Berdasarkan kesepakatan Konreg PDRB-ISE se-Sumatera tahun 2017 di Provinsi

kepulauan Riau, Konreg PDRB-ISE se-Sumatera tahun 2018 akan dilaksanakan di

Provinsi Sumatera Selatan, dan tahun 2020 di Provinsi Sumatera Utara.

Foto bersama kepala BAPPEDA, Bank Indonesia dan BPS Sesumatera

23

KUNJUNGAN KERJA FUNGSIONAL PERENCANA BAPPEDA KABUPATEN LAHAT PROVINSI SUMATER SELATAN

oleh : Yenni Astuti, SE, MM. (Fungsional Perencana Madya Bappeda Prov.Bengkulu)

Foto Bersama dalam Acara Kunjungan kerja fungsional perencana Bappeda Kabupaten Lahat Provinsi Sumatera Selatan

Menurut UU RI Nomor : 05 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara, pada pasal. 1 point (11) menyatakan “Jabatan Fungsional adalah sekelompok jabatan yang berisi fungsi dan tugas berkaitan dengan pelayanan fungsional yang berdasarkan pada keahlian dan keterampilan tertentu dan pada point (12) menyatakan “Pejabat Fungsional adalah Pegawai Aparatur Sipil Negara (ASN) yang menduduki Jabatan Fungsional pada instansi pemerintah. Pada pasal. 13 menyatakan “Jabatan ASN terdiri atas : (a) Jabatan Administrasi; (b) Jabatan Fungsional; dan (c) Jabatan Pimpinan Tinggi.

24

Di pemerintahan provinsi Bengkulu sudah terdapat cukup banyak Fungsional Perencana yang tersebar di beberapa Organisasi Perangkat Daerah, yaitu :

1. BAPPEDA Provinsi 36 (tiga puluh enam) orang, terdiri dari : 3 (tiga) orang Perencana Madya, 8 (delapan) orang Perencana Muda dan 25 (dua puluh lima) orang Perencana Pertama. 2. Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura terdapat 1 (satu) orang Perencana Madya dan 3 orang Perencana Muda. 3. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan terdapat 1 (satu) orang Perencana Madya.

Dan untuk mewadahi para Fungsional Perencana tersebut, sudah terbentuk Asosiasi Perencana Pemerintah Indonesia Cabang Bengkulu, yang ditetapkan dengan Surat Keputusan Ketua umum pengurus nasional Asosiasi Perencana Pemerintah Indonesia (AP2I) nomor: 20/SK/Ketum/AP2I/08/2016 Tentang Susunan Pengurus Asosiasi Perencana Pemerintah Indonesia Komisariat provinsi Bengkulu periode 2016 – 2019 yang pengurusannya terdiri dari: a. Ketua : Ir.Yuhendri b. Wakil Ketua : Lely Aswarni, SE, M.Pd c. Sekretaris : Drs.Baihaqi, M.Pd d. Wakil Sekretaris : Sherly Andiana, SP e. Bendahara : Yenni Astuti, SE.MM Selain sudah terbentuknya Asosiasi Bagi para Perencana, di Provinsi Bengkulu untuk Penilaian Angka Kredit (PAK) bagi Fungsional Perencana sudah dilakukan oleh Tim Penilai Angka Kredit provinsi Bengkulu yang di tetapkan dengan Surat Keputusan Gubernur provinsi Bengkulu. Memperhatikan hal-hal tersebut di atas, para Fungsional Perencana dari Provinsi tetangga, provinsi Sumatera Selatan khususnya Kabupaten LAHAT, melalui surat Nomor: 050/515/BAPPEDA/2017 Tanggal 04 Oktober 2017 mengajukan Permohonan Kunjungan Kerja JFP Bappeda Kabupaten Lahat ke BAPPEDA Provinsi Bengkulu. Menindaklanjuti surat tersebut, maka pada Hari Rabu tanggal 11 Oktober 2017 di Ruang Rapat BAPPEDA Provinsi Bengkulu berlangsung pertemuan antara Fungsional Perencana BAPPEDA Provinsi Bengkulu dengan Fungsional Perencana dari Kabupaten Lahat, provinsi Sumatera Selatan.

25

Acara dibuka oleh Plt.Kepala BAPPEDA, ibu Dra.Noni Yuliesti, MM, yang dalam pengarahannya mengucapkan selamat datang dan berterima kasih kepada rekan-rekan para Fungsional Perencana dari Kabupaten Lahat. Selanjutnya dalam arahannya, beliau berpesan agar para Fungsional Perencana harus dapat bersinergi dengan seluruh komponen yang ada, sehingga dapat meningkatkan kinerja organisasi dan para fungsional perencana khususnya.

Berikutnya kata sambutan dari wakil dari Fungsional Perencana dari Kabupaten Lahat, yang dalam sambutannya menceritakan latar belakang dipilihnya Bappeda Provinsi Bengkulu, yaitu bahwa di Kabupaten Lahat baru ada Fungsional Perencana, sebanyak 7 (tujuh) orang Fungsional Perencana Pertama dan juga belum adanya Tim Penilai Angka Kredit (PAK) di Kabupaten Lahat. Untuk itu beliau berharap dengan melakukan kunjungan ini akan dapat bertukar pikiran dan menambah pengetahuan tentang apa dan bagaimana eksistensi dari Jabatan Fungsional Perencana itu sendiri.

Selanjutnya acara pertemuan dan diskusi/tanya jawab dipandu oleh Fungsional Perencana Madya Bappeda Provinsi Bengkulu, Bapak Ir.Yuhendri yang sekaligus sebagai Ketua AP2I provinsi Bengkulu.

Dalam acara diskusi/tanya jawab, dapat disimpulkan beberapa permasalahan yang dialami oleh para Fungsional Perncana BAPPEDA Kabupaten Lahat, yaitu :

1. Masalah proses pengangkatan pertama, sebagai Fungsional Perencana dari Fungsional Umum. 2. Belum adanya Tim Penilai Angka Kredit bagi Fungsional Perencana Kabupaten Lahat. 3. Belum terbentuknya Asosiasi yang mewadahi bagi para fungsional perencana. 4. Bagaimana cara pengumpulan angka kredit dan pekerjaan apa saja yang bisa dinilai.

Menanggapi pertanyaan dan permasalahan-permasalahan dari para Fungsional Perencana dari Kabupaten Lahat, maka para Fungsional Perencana dari BAPPEDA provinsi Bengkulu secara bergantian memberikan jawaban dan solusi atas pertanyaan dan permasalahan yang ada, maka para Fungsional Perencana

26

dari BAPPEDA Provinsi Bengkulu secara bergantian memberikan jawaban dan solusi atas pertanyaan dan permasalahan yang ada. Selanjutnya dari pihak Fungsional Perencana BAPPEDA Provinsi Bengkulu menyarankan kepada rekan- rekan dari Kabupaten Lahat untuk sering berkoordinasi dan berkonsultasi ke Pusbindiklatren BAPPENAS yang membawahi para Fungsional Perencana di Indonesia. Acara pertemuan diakhiri dengan penyerahan cindera mata dari Fungsional Perencana Kabupaten Lahat kepada BAPPEDA Provinsi Bengkulu, yang diserahkan kepada Plt.Kepala BAPPEDA Provinsi Bengkulu Ibu Dra.Noni Yuliesti, MM dan ditutup dengan photo bersama.

Penyerahan cindera mata dari Fungsional Perencana Bappeda Kabupaten Lahat kepada Plt.ka.Bappeda Bengkulu, ibu Dra.Noni Yuliesti, MM

27

Foto rangkaian kegiatan diskusi dan tanya jawab antara fungsional perencana Bappeda Provinsi Bengkulu dengan fungsional perencana Kabupaten Lahat Provinsi Sumatera Selatan

28

PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR STRATEGIS DAN INDUSTRIALISASI DI PROVINSI BENGKULU

Oleh : Ikhsan Kusnadi Fungsional Perencana Muda Bappeda Provinsi Bengkulu

A. Latar Belakang Pengembangan infrastruktur yang bersifat strategis ditujukan untuk peningkatan pertumbuhan dan pemerataan pembangunan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pembangunan daerah. Infrastruktur strategis tersebut dikembangkan untuk menunjang program pembangunan, terutama dikaitkan dengan ketimpangan distribusi orang dan barang; dan ketimpangan akses logistik. Pengembangan infrastruktur ini secara langsung maupun tidak langsung akan mampu memicu pertumbuhan ekonomi. Provinsi Bengkulu akan selamanya tertinggal apabila tidak berani membuka keterisolasian infrastruktur transportasi, baik darat, laut maupun udara. Bengkulu bukanlah pasar yang menjanjikan. Oleh karenanya, Bengkulu harus menjadi produsen dan distributor logistik di Indonesia Bagian Barat. Dengan demikian, pengembangan infrastruktur strategis menjadi alternatif terbaik untuk menjadikan Bengkulu sebagai pusat distribusi logistik di Sumatera dan bahkan nasional.

29

Pengembangan infrastruktur strategis pada dasarnya akan mampu meningkatkan investasi di Bengkulu. Peningkatan investasi ini sekaligus akan mampu mendongkrak pertumbuhan ekonomi daerah sekaligus pembukaan lapangan kerja baru.

B. Program Prioritas Beberapa program prioritas dalam pengembangan infrastruktur strategis dan industrialisasi di Provinsi Bengkulu antara lain: 1. Pembukaan Akses dan Koneksitas Baru Pesisir Barat Sumatera Sampai saat ini akses darat ke provinsi lain baru ada lima akses, yakni Painan, Lubuk Linggau, empat Lawang, Pagar Alam, dan Krui. Akibatnya ekonomi Bengkulu lambat untuk berkembang. Oleh karena itu, dibutuhkan pembukaan akses dan koneksitas baru pesisir barat Sumatera sebagai akses logistik baru agar Bengkulu benar-benar tidak terisolir; yakni: 1). Pembangunan jalan dari Ipuh tembus ke Kerinci 2). Pembangunan jalan baru dari Lebong ke Merangin 3). Pembangunan jalan baru dari Tapus ke Selangit Musirawas 4). Pembangunan jalan baru dari Seluma ke kabupaten Empat Lawang 5). Pembangunan dan peningkatan jalan baru dari Kabupaten Kaur ke Muara Dua Tugas yang harus diemban oleh Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup adalah menyelesaikan perijinan dan menyusun feasibility study (FS) karena jalur pembukaan jalan darat tersebut melewati beberapa kawasan hutan lindung. Dinas ESDM dapat saja menjadikan jalan baru itu sebagai jalur listrik tegangan tinggi. Sementara Dinas Perhubungan mengembangkan rute baru berupa mobil perintis antar provinsi. 2. Pengembangan Pelabuhan Laut, Bandara, dan Pembangkit Listrik Pengembangan pelabuhan laut yang harus dicanangkan lima tahun mendatang antara lain: 1). Pembangunan dan pengembangan kapasitas pelabuhan Pulau Baai sebagai pelabuhan utama di Bengkulu. 2). Pembangunan dan pengembangan fungsi pelabuhan Bantal, mulai dari penyusunan feasibility study, AMDAL, dan sebagainya. 3). Pengembangan pelabuhan dan dermaga Enggano 4). Pengembangan pelabuhan dan dermaga Linau untuk menampung arus barang dan orang dari Martapura. 5). Pembangunan pelabuhan batubara untuk mengurangi penggunaan jalan umum.

30

6). Pengembangan pelabuhan-pelabuhan ikan yang dibutuhkan nelayan Bengkulu. 7). Perancangan jalur transportasi laut dari Pulau Baai menuju Bangka Belitung. Sementara itu, pembangunan kelistrikan diarahkan untuk menunjang industrialisasi. Beberapa program yang dapat dicanangkan dalam kaitannya dengan pembangunan kelistrikan antara lain: a. Pembangunan jaringan interkoneksi yang menghubungkan ke pusat-pusat industri tambang dan pabrik. b. Pembangunan jaringan ke desa-desa tertinggal sehingga tidak ada satupun desa tertinggal di Bengkulu yang tidak menikmati aliran listrik. Dalam kaitannya penyediaan air bersih, perlu dikembangkan program penyediaan air bersih bagi rumah tangga dikaitkan dengan pertumbuhan penduduk. Selain itu, pertumbuhan pelabuhan yang akan semakin cepat, perlu disediakan fasilitas air bersih di masing-masing pelabuhan untuk menunjang kebutuhan kapal. 3. Pengembangan dan peningkatan kapasitas Bandara Pengembangan bandara di Bengkulu tetap mmpertimbangkan kebutuhan akan peningkatan jalur logistik dan orang emlalui jalur udara. Bukan hanya provinsi yang terisolir namun juga beberapa kabupaten masih membutuhkan alternatif angkutan barang dan orang. Beberapa program yang harus dilaksanakan antara lain: 1). Peningkatan kapasitas terminal Bandara Fatmawati yang layak sebagai pintu gerbang wisata Bengkulu, terutama terkait dengan Visit 2020 Wonderful Bengkulu 2). Penyediaan fasilitas cargo di Bandara Fatmawati sebagai upaya untuk meningkatkan ekspor komoditas unggulan 3). Penyiapan pelabuhan perintis di Kabupaten Bengkulu Selatan atau Kabupaten Kaur untuk meningkatkan mobilitas barang dan orang. 4. Penguatan Jaringan Informasi dan Telekomunikasi Kemajuan teknologi informasi yang sangat pesat harus ditunjang oleh ketersediaan infrastruktur telekomunikasi. Oleh karena itu, perlu dibangun inftrastruktur tersebut terutama di kawasan-kawasan yang padat aktivitas ekonominya, misalnya, di Enggano perlu dipersiapkan fasilitas 4G sehingga akan mempercepat arus lalu lintas informasi. Demikian, juga perlu dikembangkan jaringan telekomunikasi untuk wilayah-wilayah blank spot yang memang masih banyak tersebar di provinsi Bengkulu.

31

5. Pengembangan Kawasan Industri dan Kawasan Khusus Untuk meningkatkan aktivitas pelabuhan, maka perlu dibentuk kawasan industri di kawasan pelabuhan. Untuk itu perlu dipersiapkan rancang bangun di masing-masing pelabuhan yang akan dikembangkan dengan cara memasukkan kawasan khusus untuk industri. Kawasan Pulau Baai, misalnya, sudah mulai dibangun industri kelistrikan yang secara langsung akan menunjang aktivitas industri. Demikian juga, untuk menunjang aktivitas perikanan tangkap, di setiap pelabuhan (Enggano, Bantal, Pulau Baai, dan Linau) dapat dibangun industri galangan kapal minimal untuk memenuhi kebutuhan perkapalan di Bengkulu. 6. Pembangunan Jaringan Kereta Api Kota Padang-Pulau Baai Pembangunan jaringan kereta api dari Sumatera Selatan ke Bengkulu menjadi sangat strategis untuk merebut arus barang dan orang yang selama ini melalui jalur Pelabuhan Panjang, Lampung. Jalur kereta api dari Kota Padang ke Pulau Baai harus mengakomodasi kebutuhan mobilitas barang dan orang. 7. Pengembangan Pelabuhan Pulau Baai Sebagai Poros Maritim Di sektor perhubungan laut, Bengkulu harus menjadi poros maritim nasional. Jalur poros maritim yang dirintis dan sudah jalan adalah jalur Nias  Mentawai  Enggano  Tanjung Priok. Kemudian direncanakan dan diusahakan membuat jalur Pulau Baai Linau Tanjung Priok. Dengan jalur tersebut, diharapkan ke depan Pelabuhan Pulau Baai menjadi pusat poros maritim di Indonesia bagian barat.

32

AUDIENSI DALAM RANGKA PENGEMBANGAN KAWASAN KAMPUNG NELAYAN SEJAHTERA (KKNS) PROVINSI BENGKULU

Oleh : Danella, SP (Fungsional Perencana Muda)

Penyerahan Plakat Pemerintah Provinsi Bengkulu (Bapak Dr. Anzori Tawakal, ST.,MT) Kepada Kementerian Kelautan Perikanan RI ( Ibu Dr. Ishartini/Karo Perencanaan KKP RI)

Program pengembangan Kawasan Kampung Nelayan Sejahtera (KKNS) yang sudah ditetapkan di dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Bengkulu 2016-2021, dalam pelaksanaannya akan dilakukan secara bertahap. Sebagai sebuah program unggulan dan prioritas, baik dari perspektif pembangunan kemaritiman, maupun dari perspektif pembangunan secara umum di Provinsi Bengkulu untuk Tahun 2017-2021, maka pelaksanaan Program Pengembangan KKNS ini harus dilakukan dengan dasar-dasar perencanaan yang baik, akurat dan komprehensif.

Ada 4 (empat) tahapan pelaksanaan program KKNS ini, yaitu (1) Kajian Awal Untuk Penetapan Lokasi Pengembangan Program KKNS pada 6 kabupaten dan 1 kota di Provinsi Bengkulu, (2) Penyusunan Master Plan atau Rencana Daerah Program KKNS, (3) Implementasi berbagai kegiatan pengembangan Program KKNS, dan (4) Replikasi lokasi pengembangan Program KKNS.

Tahapan awal berupa kajian penetapan lokasi pengembangan Program KKNS sudah dilakukan pada Tahun Anggaran 2016, sebagai bagian dari program yang didanai dengan

33

APBD Perubahan Tahun Anggaran 2016. Pada tahap awal dilakukan kajian penetapan lokasi Pengembangan KKNS pada 7 (tujuh) wilayah atau kawasan kampung nelayan yang berada di 7 (tujuh) kabupaten/kota yang memiliki wilayah pesisir-pantai di Provinsi Bengkulu. Adapun 7 (tujuh) kawasan kampung nelayan yang akan dibangun dan dikembangkan tersebut, merupakan suatu program Pilot Project, yang selanjutnya nanti akan diteruskan secara simultan oleh pemerintah di 7 (tujuh) kabupaten/kota di Provinsi Bengkulu dan juga oleh Pemerintah Provinsi Bengkulu sendiri.

Hasil dari kajian awal tersebut, salah satunya adalah sudah ditetapkannya 7 (tujuh) lokasi (kawasan pedesaan) di 7 (tujuh) kabupaten kota, melalui Surat Keputusan Gubernur Bengkulu No. V.463.XXVII Tahun 2016 Tentang Lokasi Kawasan Kampung Nelayan Sejahtera Di Provinsi Bengkulu, yaitu Kawasan Desa Pasar Lama (Kabupaten Kaur), Kawasan Desa Pasar Pino (Kabupaten Bengkulu Selatan), Kawasan Desa Penago I (Kabupaten Seluma), Kawasan Kelurahan Sumber Jaya (Kota Bengkulu), Kawasan Desa Pondok Kelapa (Kabupaten Bengkulu Tengah), Kawasan Desa Serangai (Kabupaten Bengkulu Utara) dan Kawasan Desa Pasar Bantal (Kabupaten Mukomuko).

Sebagai tindak lanjut dari kegiatan tersebut adalah penyusunan Rencana Aksi Daerah (RAD) Pengembangan KKNS untuk setiap lokasi pengembangan yang sudah ditetapkan dengan Surat Keputusan Gubernur Bengkulu.

Penyerahan Dokumen RAD KKNS Provinsi Bengkulu

34

Sebagai tindak lanjut Rencana Aksi Daerah (RAD) Kawasan Kampung Nelayan Sejahtera (KKNS) diperlukan audiensi dalam rangka sinergisitas dan sinkronisasi program antara Pemerintah Provinsi Bengkulu (Bappeda Provinsi Bengkulu, Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Bengkulu, Biro Ekonomi dan SDA Setda Provinsi Bengkulu dan Team Leader Tenaga Ahli LPPM UNIB) dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia (KKP RI) terkait Pengembangan Kawasan Kampung Nelayan Sejahtera (KKNS) Provinsi Bengkulu. Audiensi dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia dengan Tim Pemerintah Provinsi Bengkulu dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 30 Agustus 2017 jam 09.00 WIB di Ruang Rapat Biro Perencanaan Setjen Kementerian Kelautan dan Perikanan RI. Pada saat audiensi Sekretariat Jenderal Kementerian Kelautan dan Perikanan telah memfasilitasi pertemuan dengan Direktorat Jenderal Kementerian Kelautan dan Perikanan RI terkait (Direkorat Jenderal Perikanan Tangkap (DJPT), Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (DPJB), Direktorat Jenderal Penguatan Daya Saing). Kementerian Kelautan dan Perikanan RI mengapresiasi atas upaya Pemerintah Provinsi Bengkulu yang memberi perhatian lebih terhadap pengembangan kawasan pesisir Bengkulu menjadi suatu Kawasan Kampung Nelayan Sejahtera (KKNS) Provinsi Bengkulu sebagai program prioritas Provinsi dan masuk dalam RPJMD 2016-2021 serta dalam pelaksanaannya telah dilakukan Kajian Penetapan Lokasi Pengembangan KKNS, menyusun Rencana Aksi Daerah Pengembangan KKNS dan menyusun Peta Arahan Pengembangan Lokasi KKNS. Hal ini mejadi poin penting bagi Kementerian Kelautan dan Perikanan RI untuk mengambil kebijakan dalam mendukung program KKNS Provinsi Bengkulu. Hasil dari audiensi adalah sebagai berikut : 1. Direktorat Direktur Jenderal Perikanan Tangkap (DJPT) KKP RI: - Secara umum Ditjen. Perikanan Tangkap siap membantu program Kawasan Kampung Nelayan Sejahtera (KKNS) Provinsi Bengkulu. Saat ini tersedia program yang spesifik cocok untuk diaplikasikan pada program KKNS, yaitu program bedah rumah nelayan. Namun demikian Tahun 2017 sudah tidak bisa dialokasikan untuk Provinsi Bengkulu, karena usulan alokasi sudah harus disampaikan T-1 atau pada tahun sebelumnya, disarankan untuk segera membuat usulan di 7 (tujuh) lokasi KKNS agar dapat dipertimbangkan untuk alokasi di Tahun 2018. Bila usulan itu bisa segera

35

disampaikan, Tim Pusat akan menindaklanjutinya dengan melakukan verifikasi untuk kelayakan dan persetujuannya sesuai kriteria yang ditetapkan. Untuk mendukung program KKNS, Ditjen Perikanan Tangkap membuka peluang diberikannya bantuan- bantuan lain seperti Kapal 3 GT, SPDN, atau hal-hal lain yang dibutuhkan sepanjang Pemerintah Provinsi Bengkulu sudah dapat menyampaikan masterplan atau rencana pengembangan KKNS secara keseluruhan dan memetakan hal-hal yang bisa didukung oleh Ditjen. Perikanan Tangkap. 2. Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (DJPB) KKP RI: - Ditjen. Budidaya menyarankan agar Pemerintah Provinsi Bengkulu menyampaikan kegiatan-kegiatan terkait pengembangan budidaya air tawar atau air payau/laut secara spesifik sesuai komoditas dan potensinya masing-masing. Pembagian harus jelas antara KKP RI, Pemprov dan Kab./Kota untuk menghindari tumpang tindih kegiatan. Secara umum Ditjen. Perikanan Budidaya siap memberikan dukungan sepanjang tersedia dalam menu programnya, serta sesuai kriteria dan aturan yang ditetapkan. 3. Direktorat Jenderal Penguatan Daya Saing KKP RI: - Sebagai unit hilir, Ditjen. Penguatan Daya Saing akan menyesuaikan dukungannya berdasarkan alokasi kegiatan yang dilakukan oleh Ditjen. Perikanan Tangkap dan Ditjen. Perikanan Budidaya, dalam hal ini terkait dengan dukungan kegiatan dalam rangka penambahan nilai dari produk kelautan dan perikanan yang dikembangkan pada kawasan-kawasan KKNS tersebut. Dukungan kegiatan dapat berupa alokasi bantuan alat-alat pengolahan, pabrik es mini, dan hal-hal lain sesuai kebutuhan. Tindak lanjut hasil Audiensi oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Bengkulu : - Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Bengkulu akan melakukan penyesuaian terhadap Rencana Aksi Daerah Kawasan Kampung Nelayan Sejahtera (RAD-KKNS) agar lebih fokus dalam melaksanakan Program KKNS. - Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Bengkulu akan melakukan verifikasi atas 7 (tujuh) lokasi yang telah ditetapkan oleh SK Gubernur Bengkulu, untuk kemudian menentukan lokasi yang dapat secara optimal pelaksanaannya untuk Tahun 2018. - Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Bengkulu akan menyusun masterplan pengembangan di setiap kawasan dan menyusun skenario dan tahapan pelaksanaannya serta memetakan dukungan yang bisa diberikan baik pusat maupun lintas OPD.

36

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal (RAD-PPDT) Provinsi Bengkulu Oleh : Danella, SP (Fungsional Perencana Muda)

Pembukaan dan Pengarahan oleh Plt. Kepala Bappeda Provinsi Bengkulu (Dra. Noni Yuliesti, MM) pada saat Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal (RAD-PPDT) Provinsi Bengkulu

Pemerintahan Presiden Joko Widodo telah menetapkan Peraturan Presiden Nomor 131 Tahun 2015 tentang Penetapan Daerah Tertinggal Tahun 2015-2019 pada tanggal 4 November 2015 (Perpres 131/2015). Dalam Perpres tersebut, ditetapkan 122 Kabupaten sebagai Daerah Tertinggal. Perpres tersebut merupakan amanat dari Peraturan Pemerintah Nomor 78 Tahun 2014 (PP 78/2014) tentang Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal. Sesuai pengertian dalam PP 78/2014, yang dimaksud dengan daerah tertinggal adalah daerah kabupaten yang wilayahnya serta masyarakatnya kurang berkembang dibandingkan dengan daerah lain dalam skala nasional. Hal tersebut dapat diukur dari 6 (enam) kriteria utama yaitu ekonomi, sumber daya manusia, infrastruktur, kapasitas keuangan daerah, aksesibilitas dan karakteristik daerah. Daftar 122 kabupaten yang ditetapkan sebagai daerah tertinggal tahun 2015-2019 merupakan lanjutan dari 183 kabupaten tertinggal dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2010-2014, dikurangi 70 kabupaten yang telah terentaskan, dan ditambah 9 (sembilan) Daerah Otonomi Baru.

37

Perpres 131/2015 merupakan pintu gerbang dalam melakukan percepatan pembangunan daerah tertinggal. Terlebih percepatan pembangunan daerah tertinggal merupakan implementasi dari agenda Nawa Cita ketiga yaitu membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan. Dalam RPJMN 2015-2019, sasaran yang hendak dicapai dalam pembangunan daerah tertinggal pada tahun 2019 ialah peningkatan rata-rata pertumbuhan ekonomi di daerah tertinggal sebesar 7,24 persen, penurunan rata-rata presentase penduduk miskin di daerah tertinggal menjadi 14,00 persen, peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di daerah tertinggal sebesar 69,59 persen, dan minimal terdapat 80 kabupaten yang dapat dientaskan menjadi kabupaten maju.

Untuk mencapai target sasaran pembangunan daerah tertinggal tersebut, dalam RPJMN 2015-2019 disebutkan 11 strategi pembangunan, yaitu:

1. Mengembangkan perekonomian masyarakat di daerah tertinggal;

2. Meningkatan aksesibilitas yang menghubungkan daerah tertinggal dengan pusat pertumbuhan melalui sarana dan prasarana transportasi;

3. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia, ilmu pengetahuan dan teknologi, dan kapasitas tata kelola kelembagaan pemerintahan daerah tertinggal;

4. Mempercepat pemenuhan Standar Pelayanan Minimal untuk pelayanan dasar publik di daerah tertinggal;

5. Memberikan tunjangan khusus kepada tenaga kesehatan, pendidikan, dan penyuluh pertanian serta pendamping desa di daerah tertinggal;

6. Melakukan penguatan regulasi terhadap daerah tertinggal dan pemberian insentif kepada pihak swasta dalam mengemban iklim usaha di daerah tertinggal;

7. Meningkatkan pembangunan infrastruktur di daerah pinggiran, seperti kawasan perbatasan;

8. Melakukan pembinaan terhadap daerah tertinggal yang sudah terentaskan melalui penguatan kapasitas kelembagaan pemerintah daerah dan peningkatan kapasitas sumber daya manusia;

38

9. Mendukung pengembangan kawasan perdesaan dan transmigrasi sebagai upaya pengurangan kesenjangan antar wilayah.

10. meningkatkan koordinasi dan peran serta lintas sektor dalam upaya mendukung pembangunan daerah tertinggal; dan

11. Mempercepat pembangunan Provinsi dan Papua Barat.

Rapat Finalisasi Penyusunan RAD-PPDT dipimpin oleh Kepala Bidang Pemerintahan dan Pembangunan Manusia Bappeda Provinsi Bengkulu (Drs. Hengki Suprianto, MT)

Berdasarkan Perpres 131/2015 tersebut, Kabupaten Seluma merupakan satu- satunya kabupaten di Provinsi Bengkulu yang masih dikategorikan tertinggal. Kabupaten Seluma merupakan kabupaten pemekaran di Provinsi Bengkulu yang dibentuk melalui Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Muko-muko, Kabupaten Seluma dan Kabupaten Kaur Dalam Provinsi Bengkulu. Selama 14 tahun sejak terbentuk sebagai kabupaten, Kabupaten Seluma terus giat melakukan pembangunan di berbagai sektor. Namun, upaya pembangunan tersebut terhambat dalam berbagai sektor sehingga menempatkan Kabupaten Seluma sebagai salah satu kabupaten tertinggal di Provinsi Bengkulu. Beberapa faktor yang menyebabkan ketertinggalan di Kabupaten Seluma adalah sebagai berikut:

39

1. Tingginya angka kemiskinan;

2. Rendahnya pendapatan/pengeluaran per kapita penduduk;

3. Rendahnya Angka harapan Hidup;

4. Rendahnya Kemampuan Keuangan Daerah;

5. Minimnya sarana dan prasarana infrastruktur dasar, fasilitas pendidikan dan fasilitas kesehatan;

6. Karakteristik daerah yang termasuk pada daerah rawan bencana;

Sebagai contoh, dapat kita lihat dari Angka kemiskinan di Kabupaten Seluma. Berdasarkan data BPS, Juni 2017, tingkat kemiskinan di Kabupaten Seluma menempati posisi yang cukup tinggi. Secara lengkap dapat dilihat pada Grafik 1.1 berikut ini :

Perkembangan dan Perbandingan Tingkat Kemiskinan Provinsi Bengkulu dan Kabupaten Seluma Tahun 2009 - 2016

23.07 22.98

21.84 21.68 21.19 21.17 20.8 20.90

18.59 18.30 17.75 17.88 17.51 17.36 17.32 17.09

2009 2010 Sep 2011 Sept 2012 Sept 2013 Sept 2014 Mar 2015 Mar 2016

Kab. Seluma Provinsi Bengkulu

Sumber: BPS Provinsi Bengkulu, Juni 2017

40

Sumber : Data BPS diolah

Berdasarkan grafik tersebut, terlihat bahwa selama kurun waktu 2009 – 2016, tingkat kemiskinan di Kabupaten Seluma selalu berada diatas tingkat kemiskinan Provinsi Bengkulu. Terendah tingkat kemiskinan di Kabupaten Seluma adalah pada tahun 2010 yang sebesar 20,8% dan tertinggi mencapai 22,98% pada tahun 2015. Selain itu, berdasarkan Gambar dibawah ini pada tahun 2016, Kabupaten Seluma merupakan kabupaten dengan tingkat kemiskinan tertinggi kedua setelah Kabupaten Kaur.

Perbandingan IDM di Provinsi Bengkulu Tahun 2015 0.5950 0.6000 0.5861 0.5900 0.5820 0.5784 0.5800 0.5681 0.5700 0.5582 0.5600 0.5449 0.5421 0.5500 0.5370 0.5400 0.5300

Sumber : Data BPS diolah

41

Selain tingkat kemiskinan, data lain yang dapat menunjukkan ketertinggalan Kabupaten Seluma adalah data Indeks Desa Membangun (IDM). IDM yang dikembangkan oleh Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi adalah suatu indeks dan nilai untuk mengukur ketertinggalan suatu desa dengan 3 (tiga) domain sosial yaitu sosial, ekonomi dan ekologi.

Berdasarkan data IDM Tahun 2015 tersebut, Kabupaten Kepahiang adalah kabupaten dengan nilai IDM tertinggi di Provinsi Bengkulu dan nilai IDM yang terendah adalah Kabupaten Seluma yang mencapi 0,5370. Peta sebaran desa tertinggal di Kabupaten Seluma dapat dilihat pada Gambar 4.

Selain IDM, indikator lain yang dapat kita perhatikan untuk melihat posisi ketertinggalan Kabupaten Seluma adalah IPM. IPM merupakan indikator penting untuk mengukur keberhasilan dalam upaya membangun kualitas hidup manusia (masyarakat/penduduk). IPM menjelaskan bagaimana penduduk dapat mengakses hasil pembangunan dalam memperoleh pendapatan, kesehatan, pendidikan dan sebagainya. IPM dibentuk oleh tiga dimensi dasar, yaitu umur panjang dan hidup sehat (a long and healthy life), pengetahuan (knowledge) dan standar hidup layak

(decent standard of living).

Sumber: Buku IDM, 2015.

42

Dalam tabel dibawah ini, terlihat jika dalam kurun waktu 2014-2016, IPM Kabupaten Seluma selalu berada pada posisi terendah dari kabupaten lain di Provinsi Bengkulu. Hal ini menggambarkan bahwa ketertinggalan menyebabkan perlambatan dalam pemajuan pembangunan manusia di Kabupaten Seluma.

IPM Kabupaten/Kota di Provinsi Bengkulu Tahun 2014 - 2016

IPM No. Kabupaten 2014 2015 2016 1 Bengkulu Selatan 68.28 68.57 68.71

2 Rejang Lebong 66.55 67.51 68.34 3 Bengkulu Utara 67.27 67.46 67.63 4 Kaur 63.75 64.47 64.95 5 Seluma 62.94 63.41 64.04 6 Mukomuko 65.31 65.77 66.52 7 Lebong 63.90 64.72 65.58 8 Kepahiang 65.22 65.45 66.35

9 Bengkulu Tengah 64.10 64.68 65.44 10 Kota Bengkulu 76.49 77.16 77.94

Sumber: BPS Provinsi Bengkulu, Juni 2017

Melalui data-data yang disajikan tersebut, dapat diketahui secara jelas posisi indikator – indikator yang mengakibatkan ketertinggalan Kabupaten Seluma di Provinsi Bengkulu. Jika kita cermati, ketertinggalan di Kabupaten Seluma merupakan suatu permasalahan yang menyangkut tanggung jawab lintas sektor baik pemerintah pusat, daerah, swasta dan masyarakat. Penanganan problem ketertinggalan Kabupaten Seluma tentunya perlu melibatkan seluruh tingkatan pemerintah yang memiliki basis program sesuai yang dibutuhkan juga peran aktif dari sektor swasta dan masyarakat. Beragamnya aspek pembangunan wilayah di daerah tertinggal tentunya merupakan suatu peluang untuk mempercepat pengentasan ketertinggalan. Upaya pembangunan daerah tertinggal haruslah terkoneksi sebagai suatu sistem pembangunan yang sinergis. Oleh karena itu, pembangunan yang terkoneksi dan sinergi dapat mewujudkan target pengentasan dan menjawab kebutuhan masyarakat di daerah tertinggal. Program dan sumber daya anggaran di kementerian/lembaga dapat dioptimalkan menuju pembangunan

43

yang efektif dalam menjawab permasalahan, bukan program yang hanya berujung pada serapan anggaran.

Mewujudkan sinergitas tersebut, sesuai dengan amanat pasal 14 Peraturan Pemerintah Nomor 78 Tahun 2014 tentang Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal, pemerintah provinsi, sebagai salah satu bentuk di bidang perencanaan pembangunan daerah tertinggal, menyusun Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal (RAD PPDT) yang ditetapkan setiap tahun oleh Gubernur. RAD PPDT merupakan dokumen perencanaan tahunan PDT yang disusun dengan memperhatikan STRANAS-PPDT dan menjadi acuan dalam penyusunan RKPD setiap tahunnya. Pada tahun 2017, melalui dana dekonsentrasi Direktorat Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal, Pemerintah Provinsi Bengkulu melakukan penyusunan RAD PPDT Provinsi Bengkulu Tahun 2017 sebagai bentuk tahapan perencanaan, koordinasi penatalaksanaan dan supervisi dalam percepatan pembangunan daerah tertinggal di Provinsi Bengkulu.

44

Rapat Kerja DAK Bidang Infrastruktur Tahun 2017

(Melda Agrippina, Perencana Muda)

Rapat Kerja DAK Bidang Infrastruktur Tahun 2017 di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) oleh Menteri PUPR Basuki Hadimuljono

Pada tanggal 25 – 26 Juli 2017 dilaksanakan Rapat Kerja DAK Bidang Infrastruktur Tahun 2017 di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Kegiatan ini dilaksanakan untuk mereview capaian dana alokasi khusus tahun 2015-2017 serta pembuatan perencanaan program dana alokasi khusus tahun 2018. Peserta yang hadir dalam Rapat Kerja kali ini sekitar 250 orang, dan dihadiri oleh perwakilan 33 provinsi penerima dana alokasi khusus yang mewakili wilayah kerjanya di provinsi dan kabupaten. Dalam rapat kerja DAK kali ini diawali dengan pengumpulan data dan dilanjutkan dengan paparan DAK dari tiap provinsi dan arahan dari narasumber perwakilan provinsi. Acara yang bertema “Bersatu Padu Memacu Pembangunan Infrastruktur yang Berkualitas untuk Negeri” ini dibuka oleh Menteri PUPR Basuki Hadimuljono. Dalam

45

arahannya, Menteri PU mengatakan bahwa kegiatan yang pertama kali diadakan oleh PUPR ini dilaksanakan untuk mengevaluasi pelaksanaan DAK di tahun 2017. Menteri PU mengungkapkan Pemerintah terus berupaya untuk terus meningkatkan alokasi DAK setiap tahunnya sesuai tujuan desentralisasi dan mewujudkan visi pembangunan Indonesia Sentris untuk pemerataan antar daerah. Ia menyatakan dalam tiga tahun terakhir alokasi DAK telah mengalami kenaikan tiga kali lipat dari tahun-tahun sebelumnya dan direncanakan nantinya transfer dana ke daerah akan lebih besar dari belanja Kementerian. Tujuan DAK sendiri sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah No. 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan, adalah membantu daerah tertentu untuk mendanai kebutuhan sarana dan prasarana pelayanan dasar masyarakat, dan untuk mendorong percepatan pembangunan daerah dan pencapaian sasaran prioritas nasional. DAK diharapkan menjadi salah satu instrumen utama untuk mendorong pembangunan infrastruktur dalam rangka penyediaan pelayanan publik di daerah yang sejalan dengan prioritas nasional. DAK Bidang Infrastruktur Kementerian PUPR Tahun Anggaran 2017 senilai Rp 27,183 triliun. DAK tersebut dialokasikan untuk 33 Provinsi dan 505 Kabupaten/Kota di seluruh Republik Indonesia. Mengingat jumlah alokasi DAK 2017 yang cukup besar, Menteri Basuki meminta kepada Pemerintah Daerah penerima DAK bersama Aparat Pengawas Intern Pemerintah (APIP) untuk dapat membuat mekanisme pengawasan pelaksanaan dan pelaporan yang akuntabel dan transparan. Dari alokasi DAK Bidang Infrastruktur PUPR 2017 sebesar Rp 27,183 triliun terbagi menjadi tiga jenis, yakni DAK Reguler, DAK Penugasan dan DAK Afirmasi. DAK reguler dialokasikan dalam rangka mendukung Pemda untuk mewujudkan standar pelayanan minimalnya. Untuk DAK Reguler, Kementerian PUPR mengalokasikan dana sebesar Rp 0,655 triliun untuk pembangunan perumahan. Sedangkan untuk DAK Penugasan, Kementerian PUPR mengalokasikan DAK sebesar Rp 4,005 triliun untuk pembangunan irigasi, Rp 19,690 triliun untuk pembangunan jalan, Rp 1,2 triliun untuk penyediaan fasilitas air minum dan Rp 1,25 triliun untuk sanitasi. DAK Penugasan bertujuan untuk mendukung pelaksanaan program prioritas nasional dan prioritas daerah.

46

Sementara untuk DAK Afirmasi dialokasikan sebagai dukungan daerah perbatasan, tertinggal, terpencil, kepulauan dan daerah transmigrasi. Kementerian PUPR telah menyediakan DAK Afirmasi sebesar Rp 0,383 triliun untuk pembangunan pada daerah- daerah tersebut.

Akhirnya, untuk mendukung percepatan pembangunan infrastruktur daerah yang ditujukan mendukung pencapaian target-target RPJMN 2015-2019, Menteri Basuki meminta Pemerintah Daerah dalam melaksanakan pembangunan infrastruktur yang didanai DAK Bidang Infrastruktur 2017 harus terpadu dalam perencanaan dan sinkron dalam pemrograman dan pelaksanaannya, serta menghasilkan infrastruktur yang berkualitas.

47

PEMBANGUNAN DAERAH BUTUH PERAN HIMPUNAN ALUMNI PERGURUAN TINGGI

Plt Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah bersama Gubernur Jawa Tengah dalam seminar nasional Keluarga Alumni Gadjah Mada

Keluarga Alumni Gadjah Mada menggelar seminar nasional dengan mengangkat tema komitmen pemerintah daerah dalam mewujudkan tata laksana pemerintahan yang baik. Seminar ini menghadirkan Plt Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah dan mengundang Guru besar Magister Administrasi Publik Universitas Gadjah Mada sebagai pembicara. Dalam kesempatan ini Plt Gubernur Rohidin Mersyah menyampaikan ada tiga fungsi pemerintah. Fungsi regulasi, mengeluarkan dan mengawal sebuah regulasi, pemberdayaan dan pelayanan yang harus berjalan secara besinergi. Pembangunan infrastruktur strategis daerah menjadi point utama dalam rangka mendorong perekonomian dan daya saing daerah. Dikatakannya Bengkulu Harus mengembangkan pelabuhan dan bandara sebagai infrasturtur strategis daerah. Selain itu Bengkulu juga menggagas pembangunan moda transportasi kereta api sebagai penghubung dan membuka akses dengan provinsi tetangga. Peran perguruan tinggi dan ikatan alumni salah satunya Kagama, melalui kajian implementatif, kajian ekploratif pengembangan wawasan dan edukasi masyarakat sangat diperlukan untuk membantu pemerintah daerah dalam melaksanakan pembangunan.

48

“Saya kira program-program seperti itu yang dibutuhkan daerah dan bisa diperankan alumni perguruan tinggi yang terhimpun dalam ikatan alumni, jika berkolaborasi secara keseluruhan akan sangat membantu,” ujar lulusan kedokteran hewan UGM ini. Sementara itu, Wahyudi Kumorotomo dalam pemaparannya menjelaskan komitmen aparatur pemerintah yang belum baik terlihat dari kondisi umum pelayanan publik di indonesia masih banyak dikeluhkan. Pemberian pelayanan yang diskriminatif, transparansi pelayanan yang rendah, birokrat yang belum responsif, masih adanya sikap arogansi penyedia layanan, serta tidak adanya jaminan kepastian, dalam aspek biaya, waktu, persyaratan dan informasi. Mengatasi hal tersebut, dibutuhkan perencanaan daerah dengan membenahi visi dan misi yang disesuaikan dengan potensi lokal. Perlunya penegakan sanksi atas rendahnya kinerja, serta reformasi birokrasi harus terwujud dalam integritas pegawai dan budaya kerja yang kuat. Dikatakan ketua panitia seminar, Yuharudin, diharapkan melalui kegiatan ini, keluarga besar alumni Gadjah Mada yang mempunyai beragam latar belakang dan profesi dapat ikut berperan dan memberikan sumbang saran guna mewujudkan pemerintahan yang baik di indonesia. (sumber : www.bengkuluprov.go.id )

49

PLT GUBERNUR BENGKULU MENJADI KEYNOTE SPEAKER DI BAPPENAS

Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah menjadi keynote speaker dalam acara Seminar Nasional dan Temu Alumni Beasiswa Overseas Training Office (OTO)

Seminar yang diinisiasi oleh Pusat Pembinaan, Pendidikan dan Pelatihan Perencana (Pusbindiklatren) Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/ Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) ini, diikuti sekitar 500 orang peserta, yang berasal dari berbagai angkatan, dilaksanakan selama dua hari. Selain Plt Gubernur Bengkulu, pada kesempatan itu hadir juga narasumber dari Provinsi Nusa Tenggara Barat serta dari Universitas Hasanuddin Makassar. Dalam pemaparannya, Plt Gubernur Rohidin Mersyah menyampaikan tentang pembangunan kapasitas aparatur pemerintah, dimana, menurutnya, guna mewujudkan kapasitas yang mumpuni perlu adanya dua aspek yang kuat dimiliki oleh institusi pemerintah maupun para abdi negara. “Keterpaduan dua aspek yaitu, caracter building dan skill improvement, diharapkan dapat menghasilkan capacity building dari institusi pemerintah yang semakin baik serta peningkatan skil kemampuan, keterampilan dari individu ASN,” Plt Gubernur Rohidin Mersyah merupakan Alumni Beasiswa Professional Human Resources Development Project (PHRDP) Pusbindiklatren Bappenas.

50

Dalam mengatasi masalah seperti menghadapi situasi bencana, diperlukan kemampuan seorang pemimpin untuk secara cepat dan tepat mengatasi permasalahan yang muncul, terang Rohidin. “Seorang pemimpin harus selalu bijak, cepat dan tanggap dalam mengambil suatu keputusan, serta mampu mencari jalan keluar atas semua permasalahan,” sebutnya, yang pernah study ke negara Jepang, tentang mitigasi bencana saat menjadi peserta Diklat PHRDP. Pengambilan kebijakan, sebutnya, apalagi dalam situasi manajemen bencana, seorang pemimpin harus selalu tetap tenang, bijak dan memiliki rasa simpati dan empati. Selain itu, lanjutnya, dalam mitigasi bencana, harus adanya rencana aksi yang tersusun secara baik dan lengkap serta hal itu harus terkoneksi dengan anggaran keuangan yang ada. Sebelum memulai pemaparannya pada panel diskusi tentang peran dan kontribusi Alumni dalam pembangunan, terlebih dahulu Plt Gubernur Rohidin menjelaskan keunggulan seni budaya dan destinasi wisata yang ada di Provinsi Bengkulu. Sebagai informasi, Pusbindiklatren adalah unit kerja eselon II di Kementerian PPN/Bappenas yang memiliki dan fungsi untuk melakukan pembinaan dan pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) aparatur pemerintah, khususnya perencana di instansi pusat dan daerah.

OTO ini sendiri dibentuk sejak tahun 1984, selain pengelolaan dana hibah dan pinjaman luar negeri, Pusbindiklatren juga mengelola dana beasiswa dibawah skema PHRDP yang bersumber dari Bank Dunia, serta mengelola Strengthening the Reforming Insitution (SPIRIT). Hingga kini, jumlah penerima beasiswa OTO/Pusbindiklatren Bappenas mencapai 40 ribu orang, yang terdiri atas Alumni Diklat gelar dan non gelar didalam dan luar negeri. (sumber : www.bengkuluprov.go.id)

51

SAMPAIKAN RAPERDA R-APBD 2018 PEMPROV FOKUS PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR

Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah menyampaikan nota penjelasan atas Raperda R-APBD Tahun Anggaran 2018

Mempersiapkan anggaran pembangunan di tahun mendatang, Pemerintah Provinsi Bengkulu menyampaikan Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) R-APBD (Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah) Tahun Anggaran 2018. Melanjutkan program sebelumnya (TA 2017), Pemda Provinsi tetap fokus pada pembangunan infrastruktur jalan, besaran anggaran hingga 600 Milyar lebih.

Plt Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah mengungkapkan, walaupun di tahun 2018 terjadi defisit anggaran sebesar 415 milyar rupiah, namun hal tersebut tidak akan menghambat jalannya pembangunan. Lantaran Silpa (Sisa Lebih Penggunaan Anggaran) 2016, DAK (Dana Alokasi Khusus) dan DAU (Dana Alokasi Umum) bisa dialokasikan dalam tahun tersebut.

“Saya sudah hitung dengan kondisi progres hingga Oktober akhir, kemudian sudah kita hitung juga untuk realisasi pembayaran kegiatan proyek yang sudah kontrak sudah selesai, kemudian belanja-belanja rutin. Maka silpa itu sudah mendekati, maka itu bisa menutupi defisit, ditambah DAK dan DAU yang belum kita masukkan seluruhnya” jelas Plt Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah, setelah Rapat Paripurna Agenda Nota

52

Penjelasan Gubernur atas Raperda tentang RAPBD Provinsi Bengkulu TA 2018, di Ruang Rapat Paripurna DPRD Provinsi Bengkulu, Senin (30/10).

Selain terhadap pembangunan jalan Provinsi di kabupaten-kota, pembangunan bidang lain juga akan dilanjutkan di tahun 2018. Untuk itu, Rohidin Mersyah meminta kepada Kepala OPD (Organisasi Perangkat Daerah) teknis terkait, menyiapkan rancangan anggaran dan perencanaan secara matang.

Sesuai dengan program Pemerintah Provinsi Bengkulu, menindak lanjuti isu strategis pembangunan daerah dan peningkatan kesejahteraan masyarakat, yaitu mulai dari tingkat kemiskinan masih tinggi, keterbatasan konektifitas Bengkulu terhadap pertumbuhan ekonomi di wilayah Sumatera hingga produksi tangkap laut masih rendah. “Agar kegiatan yang telah disiapkan dapat berjalan sesuai target, kepala OPD harus memahami pergerakan anggaran dan kondisi ekonomi kita,” terang Plt Gubernur Rohidin Mersyah. Terkait fokus Pemda Provinsi Bengkulu atas pembangunan di 2018 terkhusus infstruktur jalan, Legislatif Provinsi Bengkulu memberikan apresiasi tinggi dan mendukung penuh program yang akan dijalankan. Hanya saja, OPD teknis diminta memetakan program dengan jelas, sehingga pembangunan bisa merata di setiap daerah.

“Kita meyakini ini bisa dijalankan, karena kita melihat silpa di tahun sebelumya cukup besar dan juga dana pendukung dari pusat nantinya. Makanya peran dari OPD teknis harus aktif menyiapkan program secara jelas,” ungkap Anggota DPRD Provinsi Bengkulu Eddy Sunandar.

Dari Nota Penjelasan Gubernur atas Raperda tentang RAPBD Provinsi Bengkulu TA 2018, diketahui besaran keuangan derah sebesar 3,1 terliun rupiah lebih, dengan rincian secara garis besar yaitu Pendapatan Asli Daerah (PAD) sebesar 992 milyar rupiah lebih, dana perimbangan sebesar 2,1 terliun rupiah lebih, serta belanja daerah sebesar 3,5 terliun rupiah lebih. (sumber : www.bengkuluprov.go.id )

53