ALIRAN BASRAH; SEJARAH LAHIR, TOKOH DAN KARAKTERISTIKNYA

RAHMAP

Penulis adalah dosen tetap Jurusan PBA Fakultas Tarbiyah IAIN Pontianak Kal-Bar sejak tahun 2008 dengan mata kuliah bahasa Arab. Setelah merampungkan studi S-3 di PPs UIN Alauddin dan kembali aktif dia diberikan tugas tambahan sebagai Kajur PAI S-2 Pascasarjana IAIN Pontianak

ABSTRAK

Since was a trading port for Iraq in the Arab Gulf, foreign influences that affected the progress in the field of trade and investment. Here in this port, encounters occurred between Arabs, Persians and Indians as well as between the religions of Christianity, Judaism, Majus and Islam. The closeness between Basra and the Gandisabur school in Persia that studied the Persian, Greek, and Indian culture has generated a mix of culture as a whole. During the period of Umar ibn Abdul Aziz, translation works on medical books were carried out by Masir Haubah. The same thing was also undertaken by Abdullah al-Muqaffa’ who was fluent in and Persian. He translated books on the Persian literature and history into Arabic. From the son of Abdullah al-Muqaffa, Muhammad, the Arabic translation of Aristotle’s science of logic Kali>lah wa Dimnah was produced. There was also a Jewish translator named Hunain Ibn Ishaq, who translated books and got rewards in the form of gold for each weight of books he translated. In Basra, there was a school of Mu'tazilah that learnt the Greek sciences. This strongly affected the school of sciences he learnt such as the science of kalam and nahwu in terms of taqsim, ta’lil, ta’wil dan qiyas.

______

SEKILAS MENGENAI BASRAH dipakai nanti jika kembali dari berperang Basrah adalah kota kedua terbesar di dan melindungi mereka dari dinginnya Irak yang dibangun pada awal hujan. Utbah mengirim surat pada khalifah perkembangan Islam sekitar tahun 16 H, untuk meminta ijin tentang gagasannya tepatnya pada masa pemerintahan khalifah tersebut. Khalifah membalas dan Umar bin al-Khattab. Ketika ‘Utbah bin memerintahkan supaya Utbah Gazwan pergi ke selatan Irak, ia bertemu mengumpulkan pasukannya di satu tempat dengan Suwaid bin Qutbah al-Dzuhli dekat dengan air dan terjaga, jangan ada beserta kekuatan dari bani Bakr bin Wail gunung dan sungai yang memisahkannya, dan bani Tamim yang sedang bergerak dan meminta agar dituliskan sifat tempat mendekati pasukan yang berdekatan dengan yang dimaksud. Maka ‘Utbah menulis mereka di Persi. ‘Utbahpun bergabung kepada khalifah bahwa ia menemukan dengan tentara Suwaid lalu tingal bersama tempat yang tanahnya berkerikil, yang di tenda-tenda. Akan tetapi ‘Utbah berada di ujung pedalaman, terdapat air dan berpendapat bahwa pasukannya buluh di dalamnya. Khalifah kemudian membutuhkan tempat tinggal yang bisa menyebutnya Basrah, dekat dengan sumber air, tempat perlindungan, dan juga tempat pembicaraan dari sumber bahasa yang mencari kayu bakar. Beliau asli. menyepakatinya untuk dijadikan tempat d. Orang yang terkenal melakukan pemukiman tentara.1 perjalanan ke pedalaman untuk Sebagaimana diketahui bahwa melakukan survey bahasa dan Nahwu2 sebagi suatu ilmu, tumbuh dan mengumpulkannya adalah Khalil bin berkembang di tangan para ulama Basrah. Ahmad, Yunus bin Habib, Nadhar bin Sebenarnya Kufah telah melakukan hal Syamil, dan Abu Zaid al-Anshari. yang sama, namun bagaimanapun juga, Hal ini tampak jelas perkataan Basrah-lah sebagai pionir dan yang paling Khalil ketika ditanyai oleh al-Kisai tentang awal dalam hal ini. Terciptanya kondisi sumber-sumber ilmunya (pedalaman Hijaz, Basrah seperti ini tidak lepas dari beberapa Najd dan Tihama), maka al-Kisai pun hal berikut: segera keluar menuju pedalaman dan a. Basrah terletak pada jarak tiga ratus mil menghabiskan lima belas botol tinta untuk ke arah tenggara dari kota Bagdad, menulis bahasa Arab selain dari yang sudah terdapat sungai Tigris dan Euphrates dihafalnya. Kedatangan orang-orang Badui yang mengalir dan bermuara di laut. dari pedalaman ke Basrah sungguh telah Kondisi strategis seperti ini tentunya memberikan gambaran yang beraneka akan berpengaruh kuat terhadap ragam. Dari mereka yang tinggal hanya pembentukan personalitas penduduk untuk sementara kemudian kembali ke yang membuatnya berfikir matang dan pedalaman dan adapula yang tinggal cukup terkenal. lama dan baru kembali ke qabilah mereka, b. Letak kota Basrah yang berada di pinggir bahkan jika ada yang mendapatkan tempat pedalaman, bahasanya yang fasih dan yang nyaman di Basrah mereka tidak murni tetap terjaga, terbebas dari cacat kembali. Banyak para siswa yang belajar lahn3 dan kata-kata asing. bahasa menemui orang-orang Badui untuk c. Di Basrah terdapat para ilmuwan yang mendengar percakapan mereka dan sering melakukan perjalanan ke mengambilnya4. pedalaman. Namun adakalanya juga Setelah ilmu gramatikal bahasa arab membawa orang Badui ke kota Basrah. tersusun dan banyaknya ulama yang telah Di tengah perjalanan, biasanya bertemu memperjelas ilmu tersebut, maka dengan orang Arab asli dan melakukan muncullah aliran-aliran dalam ilmu nahwu, yang disebabkan adanya khilaf di kalangan para ulama nahwu dalam menentukan 1Utbah menamakan kota yang dibangunnya (Basrah) sesuai nama bahan yang digunakan membangun posisi (mahal) kata dalam suatu kalimat. kota tersebut yaitu al-Basrah artinya sejenis batu perbedaan persepsi ini tidak luput dari putih. Lihat Dewan Redaksi, Ensiklopedi Islam, Jilid pengaruh daerah tempat para ulama tersebut I (Jakarta: PT Ikhtiar Baru Van Hove, 1994), h. 243 menetap. Aliran-aliran ilmu nahwu yang 2Nahwu adalah ilmu yang membahas bidang kajian dikenal ialah aliran Basrah, Kufah, mengenai aturan struktur kata dalam hubungannya dengan kata lain atau unsure-unsur lain sebagai , Andalus dan Mesir. Namun, suatu satuan ujaran. Lihat Imam Saiful Mu’minin, aliran yang paling terkenal dalam kitab- Kamus Ilmu Nahwu dan Sharaf, Cet. II (Jakarta: kitab nahwu hanya dua, Basrah dan Kufah5. Amzah, 2009), h. 252 Oleh karena itu pemakalah hanya 3Artinya ialah ungkapan yang menyalahi kaidah dan uslub bahasa Arab yang sudah sering terjadi pada masa Nabi sebagaimana dikemukakan oleh Abu al- Tayyib. Selengkapnya lihat al-Thohthowiy, op., cit. 5Selengkapnya mengenai aliran-aliran dalam ilmu h. 9 nahwu, lihat Syauqiy Dheef, al-Madaris al- 3Abd al-Salam Harun, Kitab Sibawaih, Juz I (Dar al- Nahwiyah, Cet. III (Dar al-Ma’arif Beirut, t.t), h. 11- Jail, t.t) 22 membahas aliran Basrah dengan dua fokus Pada jaman jahiliyah, kebiasaan orang- pembahasan yaitu; latar belakang lahirnya orang Arab ketika berucap atau ilmu nahwu di Basrah dan tokoh-tokoh berkomunikasi dengan orang lain, mereka aliran Basrah beserta karakteristik yang melakukannya dengan karakternya masing- dimilikinya. masing. Lafazh-lafazh yang muncul LATAR BELAKANG LAHIRNYA terbentuk berdasarkan peraturan yang telah ILMU NAHWU DI BASRAH ditetapkan, di mana para junior belajar Berdasarkan apa yang sudah kepada senior, para anak belajar bahasa dipahami selama ini tentang karakteristik kepada orang tuanya dan seterusnya. dan fungsi ilmu nahwu, kiranya sudah jelas Namun ketika Islam datang dan menyebar bagi bahwa nahwu tidaklah sebagaimana ke negeri Persia dan Romawi, terjadilah yang didefinisikan oleh sebagian orang, pernikahan orang Arab dengan orang non yakni “mengetahui harakat dari akhir kata Arab, serta terjadi pula perdagangan dan serta i’rabnya”6. Ruang lingkup ilmu nahwu pendidikan. Hal ini menjadikan bahasa lebih luas dari pada sekedar membahas Arab bercampur baur dengan bahasa non masalah harakat akhir suatu kata. Ilmu Arab. Orang yang fasih bahasanya menjadi nahwu merupakan ilmu yang khusus jelek dan banyak terjadi salah ucap, berbicara tentang aturan menyusun dan sehingga keindahan bahasa Arab menjadi merangkai ucapan. Kata-kata disusun rusak bahkan hilang.8 berdasarkan pola-pola tertentu dan kaidah- Jadi kondisi inilah yang mendorong kaidah yang sudah ada. Demikianlah kata- dilakukannya penyusunan kaidah-kaidah kata itu tersusun berdampingan satu sama yang disimpulkan dari ucapan orang Arab lain. Setiap kata memiliki harakat dan yang fasih lalu dijadikan rujukan dalam posisi yang berbeda-beda sesuai dengan memberi harakat huruf akhir setiap kata. aturan umum yang berlaku. Nahwu Muncullah ilmu yang pertama kali disusun merupakan ilmu yang mengatur kata-kata, untuk menghindarkan bahasa Arab dari mempelajari tentang pengaturan kalimat kerusakan, yang disebut dengan ilmu dalam berbagai macam dan bentuknya. Nahwu. Adapun orang yang pertama kali Mempelajari tentang elemen-elemen menyusun ilimu tentang kaidah-kaidah kalimat baik dari sisi kedudukannya, bahasa Arab adalah Abu al-Aswad al-Duali fungsinya, kaitannya, i’rabnya, dan hal-hal dari Bani Kinanah atas dasar perintah lain yang termasuk dalam aturan-aturan Khalifah Ali Bin Abi Thalib. nahwu. Terdapat suatu kisah yang dinukil Seperti halnya bahasa-bahasa dunia dari Abu al-Aswad al-Duali, bahwasanya lainnya, bahasa Arab7 mempunyai kaidah- ketika sedang berjalan-jalan dengan kaidah tersendiri di dalam mengungkapkan putrinya pada malam hari, lalu sang anak atau menuliskan sesuatu hal, baik berupa menghadapkan wajahnya ke langit dan komunikasi maupun informasi. Lalu, menyaksikan betapa indahnya benda-benda bagaimana sebenarnya awal mula yang dilihatnya berupa bintang-bintang. terbentuknya kaidah-kaidah ini, dan Kemudian mengungkapkan perasaan َﻣﺎ أَ ْﺣ َﺴﻦ ﱠاﻟﺴ َﻤ ِﺎء ,mengapa dikatakan dengan istilah nahwu? kagumnya dengan perkataan ‘apakah yang paling indah di langit?’ tanpa menyadari bahwa dengan mengkasrah 6Mushtafa Galayaini. Jami’al-Durus al-‘Arabiyah, (Juz I, Maktabah ‘Ashriyah. 1994). h. 8 huruf hamzah berarti menunjukkan kalimat 7Bahasa Arab ialah bahasa orang arab dan tanya. Sehingga sang ayah berkata sebagai Islam,…Selengkapnya lihat Azhar Arsyad, Madkhal ila Thuruq Ta’lim al-Lughah al-Arabiyah, , perc. Al- Ahkam Makassar, (cet. I, 1998), h. 3 8Syauqy Dheef, Op. Cit., h. 25 bintang-bintangnya, di awal mula daulah islamiyah. Hal ini) ﻧُ ُﺠ ْﻮ ُﻣ َﮭﺎﯾﺎﺑﻨﯿﺔjawaban anakku). Namun sang anak menyanggah disadari oleh khalifah Ali bin Abi Thalib, Saya sehingga ia memperbaiki keadaan ini“ ِا ﱠﻧ َﻤﺎُاَ َر ْدﺗﺎاﻟﺘﱠﻌَ ﱡﺠ َﺐ dengan mengatakan hanya ingin mengungkapkan kekaguman”. dengan membuat pembagian kata, bab inna Maka sang ayah mengatakan; kalau begitu dan saudaranya, bentuk id}a>fah betapa indahnya (penyandaran), kalimat ta’ajjub) َﻣﺎ َاﺣﺴﻦ َاﻟﺴﻤﺎء ,ucapkanlah langit).9 (kekaguman), kata tanya dan selainnya, Pada pagi hari, Abu al- kemudian Ali bin Abi Thalib berkata اُ ْﻧ ُﺢ َھﺬَا ,Aswad al-Duali menghadap Ali bin Abi kepada Abu al-Aswad al-Duali ,Ikutilah jalan ini”. Dari kalimat inilah“ ﱠاﻟﻨ ْﺤ َﻮ Tholib sebagai khalifah dan melaporkan kepadanya percakapan yang terjadi dengan ilmu tentang kaidah bahasa Arab disebut putrinya, intinya sesuatu yang tidak dengan ilmu nahwu. (Arti nahwu secara dipahaminya. Imam Ali berkata; Ini adalah bahasa adalah arah). Lalu hal ini akibat bercampurnya bahasa Ajam (non mendorong Abul Aswad berfikir untuk Arab) dan Bahasa Arab. Khalifah meletakkan kaidah-kaidah nahwu12. memerintahkan Abu al-Aswad al-Duali Jelaslah bahwa yang pertama untuk membuat aturan bahasa. Abul Aswad kali meletakkan kaidah nahwu adalah Abu lalu membeli sehelai kertas dan setelah al-Aswad al-Duali, baik itu dengan beberapa hari beliau menulis di atasnya petunjuk dari Ali bin Abu Thalib atau pembagian kalimat yang terdiri dari tiga dicetuskan sendiri. Kemudian muncullah bagian, yaitu isim, fi'l dan harf serta gerakan untuk mengarang kaidah nahwu ditambah ta'ajjub kemudian tulisan itu berturut-turut sesudah itu. Dimulainya disodorkan pada Imam Ali. Lalu Imam Ali gerakan ini dengan pengaruh sebagian berkata: Inha nahwa haadza (buatkan masalah-masalah nahwu sekitar ayat-ayat contoh seperti ini), karena itulah ilmu ini Al Qur’an dan bait-bait syair, dan dikatakan dinamakan "Ilmu Nahwu"10. bahwa Isa bin Tsaqafi yang wafat tahun 149 Dikisahkan pula bahwa ketika Abu H telah mengumpulkan masalah-masalah al-Aswad al-Duali melewati seseorang yang itu dalam dua kitab yang ia berinama al- sedang membaca al-Qur’an, mendengar Ja>mi’ dan al-Ikma>l, akan tetapi kedua qari’ membaca surat At- Taubah ayat 3 kitab ini sedikitpun tidak sampai kepada dengan bacaan; kita.13 -Kemudian datang sesudah itu al ان ﷲ ﺑﺮﯾﺊ ﻣﻦ اﻟﻤﺸﺮﻛﯿﻦ ورﺳﻮﻟﮫ 11 Dengan mengkasrah huruf la>m Khalil bin Ahmad al-Farahidi al-Busairi pada kata rasu>lihi, artinya “Sesungguhnya yang wafat pada tahun 175 H. Ia Allah berlepas diri dari orang-orang mempunyai teori yang detail dalam ilmu musyrik dan rasulnya..” hal ini jelas sangat nahwu serta ilmu yang luas. Ia meneliti dan merusak makna ayat tersebut dan menyimpulkan lebih luas nash-nash dan menyesatkan. Seharusnya huruf tersebut dalil-dalil penguat yang lebih banyak dari dibaca fathah, artinya “Sesungguhnya Allah para pendahulunya. Ia banyak meletakkan dan Rasul-Nya berlepas diri dari orang- kaidah pokok ilmu nahwu sampai orang musyrik”. Karena mendengar mendekati uslub-uslub yang kita gunakan perkataan ini, Abu al-Aswad al-Duali dalam membaca bahasa arab saat ini. Akan menjadi khawatir kalau keindahan bahasa tetapi ia tidak meninggalkan satu karangan Arab menjadi rusak dan keasliannya pun tentang ilmu nahwu. Beliau hanya menjadi hilang, apalagi hal tersebut terjadi memberitahukan ringkasan pemikirannya

9al-Thahthowiy, Nasyah al-Lughah,(t. t), h. 9 12Mazin al-Mubarak, al-Nahw al-Arabiy; al-‘Illah 10Ibid, h. 9 al-Nahwiyyah, Jilid III, (Dar al-Fikr, 1981), h. 44 11QS., al-Taubah: 3 13Ibid kepada muridnya yang masyhur bernama diambil bahasanya. Hal ini disebabkan Sibawaih yang mengumpulkan ilmu dekatnya mereka dengan peradaban dan gurunya dalam ringkasan-ringkasan bercampurnya dengan orang bukan bangsa pendapatnya dan pendapat-pendapat ahli Arab. yang hidup semasanya. Beliau susun Sebagai pusat pengembangan ilmu pendapat-pendapat tentang ilmu nahwu itu pengetahuan, di Basrah terdapat berbagai semuanya, dan ia kumpulkan dalam macam majelis di dalam mesjid Basrah, di kitabnya yang bernilai tinggi berjudul al- antaranya majelis kajian , ilmu kalam, Kita>b. Buku tersebut mendapatkan bahasa dan lain-lain. Para imamnya adalah pengakuan dan kepercayaan para ulama. penduduk Basrah sendiri yang berbangsa Kitab itu tersebar ke seluruh dunia hingga Arab, Persia dan India dan sebagian lagi saat ini dan dimiliki dunia pendidikan orang-orang Badui yang datang dari bahasa Arab. Kalangan pencinta pedalaman. Di antara majelis-majelis yang pembelajaran bahasa Arab senantiasa ada adalah sebagai berikut: menyibukkan diri mengkaji kitab Sibawaih 1. Majelis Himad bin Sulmah. Sibawaih sehingga ada ungkapan; “Barangsiapa yang ikut bergabung dalam majelis ini. belum membaca kitab Sibawaih maka 2. Majelis Musa bin Siyar al-Aswari. tidaklah pantas menjadi ahli nahwu”14. Jahizd berkomentar tentangnya: “Ini Perlu diketahui bahwa yang merupakan keajaiban. Dia sangat fasih menjadi landasan dari pelajaran-pelajaran berbahasa Persia sama halnya dengan ilmu nahwu adalah al-, hadits bahasa Arabnya. Dia duduk di Rasulullah, syair yang dipercayai majelisnya yang terkenal itu, sementara kebenarannya, ucapan-ucapan bangsa Arab di sebelah kanannya orang Arab dan di dalam perjalanan menuntut ilmu bahasa sebelah kirinya orang Persi. Dia pun Arab. Para ulama memikul beban dalam mulai membacakan al-Qur’an dan usaha dengan jihad yang lama. Tidak menafsirkannya dengan orang Arab semua kabilah-kabilah15 bangsa Arab dapat menggunakan bahasa Arab dan berpaling ke orang-orang Persi dan manfsirkan ayat al-Qur’an dengan

bahasa Persia”. 14ibid 15Adalah kabilah Qois, Tamim, Asad, Hudzail, 3. Majelis Abu Umar bin al-Ila. Dia sebagian kabilah Kinanah dan sebagian kabilah megajar qira’ah, bahasa, dan nahwu. Thoi, termasuk dari kabilah-kabilah yang pantas dan Murid-muridnya berdesak-desakan di dipercaya untuk diambil ilmu bahasa Arabnya. Hal dalam majlisnya. Suatu ketika, Hasan al- ini disebabkan jauhnya mereka dari tempat-tempat kesalahan pengucapan bahasa Arab. Oleh karena itu Bashri lewat dan menyaksikan betapa ilmu bahasa Arab mereka diambil. Imam syafii berjejalnya murid-murid yang mengikuti sendiri sebagai ahli bahasa Arab pergi ke tempat majelis tersebut maka ia pun berkata: Bani Hudzail dengan tujuan untuk belajar. Bani ”la> ila>ha illalla>h, hampir para Hudzail adalah kabilah yang paling fasih dalam ulama menjadi tuhan-tuhanan, setiap berbahasa Arab. Beliau tinggal di tempat Bani Hudzail selama 17 tahun. Di tempat ini beliau kemualian tidak dibentengi dengan ilmu banyak menghafal sya’ir-sya’ir, ia memahami sastra maka kehinaanlah yang berkuasa”. Arab secara mendalam dan berita-berita tentang 4. Di antara majelis-majelis Basrah yang peristiwa yang dialami oleh orang-orang Arab. paling terkenal adalah majelis Khalil bin Adapun kabilah Himyar, Lahm, Judzam, dan Ahmad al-Farahidi. Majlis ini diikuti Kudho’ah, Ghassan, Iyad dan Tsaqif bukanlah kabilah yang pantas untuk diambil ilmu bahasa oleh para murid yang kemudian menjadi Arabnya disebabkan mereka tinggal berdampingan pakar bahasa dan nahwu, seperti dengan orang-orang bukan bangsa Arab. Tampak dalam lisan-lisannya kesalahan pengucapan bahasa tidak mengambil ilmu bahasa Arab dari mereka. Arab. Oleh karena itu para ulama menjauhinya dan Lihat ibid Sibawaih, al-Nadhar bin Syamil, Ali bin maka ada lima tahap yang penting Hamzah al-Kisai, Abi Muhammad al- diketahui, yaitu: Yazidi, al-Ashmai dan yang lainnya. 5. Majelis Yunus bin Habib yang dipenuhi 1. Tahap penggunaan contoh dan dalil pula murid-muird. Di antara para Cara ini dipakai agar pendapat yang pemimpin majelis ini yang terkenal diambil benar dan sesuai dengan perkataan adalah Abu Ubaidah, al-Ashmai, Abu orang Arab. Abu al-Aswad memakai cara Zaid al-Anshari, Abu Muhammad al- ini ketika Bani Qusyair mempertanyakan Yazidi, Qatrab, Sibawaih, Abu Umar al- masuknya ke dalam kelompok Syiah. Jurmi, al-Kisai, al-Farra’, Khalf Ahmar Kemudian Abu al-Aswad mengucapkan dan Ibnu Salam al-Jum’i. Halaqah sebuah syair yang berbunyi ﻏﯿﺎ ﻓﺈن ﯾﻚ ﺣﺒﮭﻢ رﺷﺪا وﻟﺴﺖ ﺑﻤﺨﻄﺊ إن ﻛﺎن Yunus dimulai pada masa Khalil dan -Syair ini adalah bukti bahwa Abu al .أﺻﺒﮫ mencapai kesempurnaan setelah wafatnya. Banyak tergabung para tokoh Aswad tidak ragu-ragu. Pendapat Abu al- ke dalam majelis Yunus tersebut. Aswad terkait dengan hak untuk berbeda Tentang majelis Yunus ini, Marwan bin pendapat. Dia menggunakan ayat al-Qur’an Abi Hafsah berkata:“Saya belum pernah sebagai dalil, yaitu QS.34:24.18 melihat halaqah yang paling mulia kecuali halaqah-nya Yunus”.16 2. Penggunaan pendapat ulama Pada awal perkembangannya, terdahulu. nahwu masih merupakan ilmu dengan Hal ini misalnya yang terjadi pada lingkup yang kecil. Abu al-Aswad ‘Abdullah bin Abi Ishaq yang membaca: Kemudian dia .ﻗﻞ ھﻮ ﷲ أﺣﺪٌ ﷲ اﻟﺼﻤﺪ menemukannya dan kemudian dikuatkan oleh Imam Ali ra. Ilmu ini mendapat iklim mendengar Nasr bin ‘Asim membacanya yang bagus untuk berkembang di Basrah dengan cara: karena bertemunya dua ,ﻗﻞ ھﻮ ﷲ أﺣﺪُ ﷲ اﻟﺼﻤﺪ .sesuai dengan keadaan Basrah waktu itu Ilmu nahw sangat diperlukan di Basrah tanwin. ‘Abdullah mengatakan kepada Nasr karena sangat banyak kesalahan bahasa di bahwa ‘Urwah membaca ayat tersebut sana. Kaum muslim non Arab di Basrah dengan tanwin, tetapi Nasr mengatakan sangat membutuhkan ilmu nahwu untuk bahwa bacaan ‘Urwah tidak baik. Maka memperbaiki bahasa, menghilangkan ‘Abdullah membaca ayat tersebut tanpa pengaruh bahasa asing, mendalami agama tanwin seperti yang dikatakan oleh Nasr. Islam, dan meningkatkan kedudukan mereka di kalangan orang Arab. Setelah 3. Perbedaan pendapat Abu al-Aswad membangun sistematika Perbedaan pendapat ini terkait ilmu nahw, ternyata orang Arab juga dengan prinsip-prinsip yang dirumuskan membutuhkannya dalam berbahasa. Setelah sendiri oleh para ahli nahw. Sebagai contoh masa Abu al-Aswad, perbedaan mulai adalah ‘Abdurrahman bin Hurmuz yang timbul di antara para muridnya,17 seperti membaca ayat dengan bacaan: ‘Abdurrahman bin Hurmuz, Maimun al- أو ﯾﺄﺗﯿﮭﻢ اﻟﻌﺬاب ﻗُﺒُﻼً (اﻟﻜﮭﻒ Aqran, ‘Anbasah al-Fil, Yahya bin Ya‘mur, : 55 Nasr bin ‘Asim, dan juga para murid Hal ini berbeda dengan ‘Isa bin ‘Umar yang berikutnya, seperti ‘Isa bin ‘Umar, Abu membaca: أو ﯾﺄﺗﯿﮭﻢ اﻟﻌﺬاب ﻗِﺒَﻼ .(اﻟﻜﮭﻒ Amr bin al-‘Ala, dan Yunus bin Habib. : 55‘ Dalam konteks perkembangan ilmu nahwu,

16Dewan Redaksi Inseklopedia, Op. Cit. 17Syauqiy Dheef, op; cit, h. 12 18QS, Saba. 24 Abdullah bin Abu Ishaq juga membaca yang membagi dalam delapan tingkatan beberapa ayat dengan cara generasi: berbeda, misalnya GENERASI PERTAMA ﯾﺎ ﻟﯿﺘﻨﺎ ﻧﺮدَ وﻻ َﻧﻜﺬب ﺑﺂﯾﺎت رﺑﻨﺎ َوﻧﻜﻮن ﻣﻦ Abul Aswad Ad-Duali .1 اﻟﻤﺆﻣﻨﯿﻦ)اﻷﻧﻌﺎم (27 :واﻟﺰاﻧﯿﺔَ واﻟﺰاﻧﯿ َﺎ اﻟﻨﻮر dan (2 : Nama lengkapnya Dzalim bin َواﻟﺴﺎرق واﻟﺴﺎرﻗﺔَ )اﻟﻤﺎﺋﺪة (38 : Umar bin Supyan bin Jundal bin Ya’mur 4. Pemeriksaan dan Penafsiran bin Halis bin Nufatsah bin ‘Uda ibn Du’al Para ahli nahw mulai memeriksa bin Abdu Manah bin Kinanah, dikatakan kaidah dan menafsirkan teks sesuai dengan juga bernama Utsman. Dia seorang kaidah yang mereka susun. Sebagai contoh penduduk Basrah dan memiliki kekuatan adalah perbedaan penafsiran antara ‘Isa bin ingatan. Abul Aswad termasuk orang yang ‘Umar dan ‘Amr bin al-‘Ala. Keduanya fasih bacaannya. Dia belajar qira’ah dari membaca sebuah ayat dengan cara yang Utsman bin ‘Affan, Ali ibn Abi Thalib. Yang meriwayatkan qira’ahnya adalah :ﺳﺒﺄ )ﯾﺎ ﺟﺒﺎل أوﺑﻲ ﻣﻌﮫ َواﻟﻄﯿﺮ :sama, yaitu ayat 10). Akan tetapi, keduanya berbeda dalam putranya sendiri Abu Harb dan Yahya bin penafsiran. Bagi ‘Isa, cara pembacaan Ya’mur. Para ahli sejarah menyimpulkan seperti di atas terkait dengan adanya nida’, bahwa Abul Aswad adalah orang pertama sedangkan Abu ‘Amr menyatakan adanya yang menyusun ilmu Nahwu setelah seperti dalam ayat yang mendapat rekomendasi dari Ali r.a. Abul َﺳ ﱠﺨ ْﺮﻧَﺎ idmar dengan Aswad meninggal di Basrah pada tahun 69 . (12 :ﺳﺒﺄ )وﻟﺴﻠﯿﻤﺎن َاﻟﺮﯾﺢ :berbunyi H, pada usia delapan puluh lima tahun 5. Pemberlakuan Aturan Nahw ketika terjadi wabah pes. Namun adapula Pemberlakuan ini dilakukan oleh yang mengatakan bahwa ia wafat sebelum para ahli nahw terkait dengan penggunaan terjadinya wabah pes. bahasa Arab di kalangan umat Islam. Sebagai contoh adalah Abu Muslim yang menjadi pengajar khalifah Malik bin Marwan. Dia bertanya kepada seseorang 2. Abdurrahman bin Hurmuz Nama lengkapnya Abu Dawud إذا dan 83 :ﻣﺮﯾﻢ )ﺗﺄزھﻢ أزا ):mengenai ayat ketika dipakai dalam Abdurrahman bin Hurmuz bin Abi Sa’ad (8 :اﻟﺘﻜﻮﯾﺮ )اﻟﻤﻮءودة ﺳﺌﻠﺖ Maka orang al-Madini al-A’raj, hamba Ibnu Rabi’ah bin .ﯾﺎ ٌﻓﺎﻋﻞ ْاﻓﻌﻞ contoh ungkapan dan al-Harits bin Abdul Muthalib. Abdullah binﯾﺎ آز اُز :itu menjawab dengan perkataan Maka Abu Muslim merasa bahwa al-Hai’ah meriwayatkan dari Abi Nadhr .ﯾﺎ واﺋﺪ ِاد perkataan ini tidak pernah didengarnya dari bahwa Abdurahman bin Hurmuz adalah orang Arab dan memutuskan untuk tidak orang pertama yang menyusun bahasa Arab digunakan di kalangan umat Islam.19 dan dialah orang pertama yang paling tahu ilmu nahwu dan seorang keturunan TOKOH-TOKOH ALIRAN BASRAH Quraisy. Abdurrahman bin Hurmuz DAN KARAKTERISTIKNYA termasuk ahli qari dan juga termasuk rijalul Berikut ini pemakalah akan hadits. Ini diriwayatkan dari Abdullah bin menyampaikan tulisan yang menjelaskan Bahinah, Abu Hurairah dan Abdurrahman tentang tokoh-tokoh nahwu aliran Basrah20 bin Abdul Qari. Ia termasuk ahli fiqih dan berbeda pendapat dengan Malik bin Anas, ilmu yang diperdebatkan adalah mengenai 19ibid ushul al-din. Abdurrahman bin Hurmuz 20Ada beberapa literatur yang membahas tokoh- tokoh nahwu baik aliran Basrah maupun Kufah Islam, Jilid IV (Cet. III, Jakarta: Ikhtiar Baru Van antara lain, baca Dewan Redaksi, Ensiklopedia Houve, 1994), h. 2 pindah ke Iskandariah, dan bermukim di Misan, kemudian berpindah ke Basrah dan sana sampai wafat pada tahun 117 H. bermukim di sana. Karakteristik periode ini: a. Tergabung dalam profesi Qori’. Para ulama 4. Nashr bin Ashim Al-Laitsi Basrah secara menyeluruh sebagai Qari Al- Nama lengkapnya Nashr bin Ashim Qur’an, yang mempelajari hukum- bin Umar bin Khalid bin Hazm bin As’ad hukumnya, yang haus akan bacaan al- bin Wadi’ah bin Malik bin Qais bin Amir Qur’an dan juga sebagai para perawi hadits. bin Laits bin Bakr bin Abdi Manah bin Ali b. Memberi perhatian khusus terhadap lahn bin Kinanah. Dalam hal keturunan ia dalam kalam Arab, dan dalam al-Qur’an dan menentang fenomena terlarang ini. bertemu dengan Abul Aswad Ad-Duali dari c. Mushaf-mushaf diberi titik dengan i‘rab Bakr bin Abdi Mannah. Ia seorang yang yang dimulai oleh Abul Aswad Ad-Duali faqih dan berpengetahuan di bidang bahasa yang mendapat nasihat dari Ziyad ibn Abihi, Arab, termasuk dari tabiin terdahulu: Ia kemudian diikuti oleh murid-murid juga termasuk ahli Qira yang fasih, dalam setelahnya, sebagai penentangan terhadap hal al-Qur’an dan nahwu ia menyandarkan lahn dalam al-Qur’an. pada Abul Aswad. Nashr belajar Nahwu d. Awal penyusunan ilmu nahwu mendapat juga dari Yahya bin Ya’mur. Dari Abu petunjuk dari Imam Ali r.a yang diawali Umar bin Ula dikatakan bahwa ia memiliki oleh Abul Aswad dan diikuti oleh murid- sebuah buku dalam bahasa Arab. Ia muridnya. meninggal pada tahun 89 H. Karakteristik e. Tidak terdapat peninggalan berupa tulisan tentang generasi ini kecuali riwayat yang periode ini: diklaim oleh Ibn Nadiim dan Qifthi.21 a. Tergabung dalam profesi Ahli Qira dan Ahli Hadits. GENERASI KEDUA b. Memiliki perhatia pada realitas lahn 1. Yahya bin Ya’mur Al-Udwan Al-Laitsi dalam kalam Arab dan al-Qur’an, juga Abu Sulaiman Yahya bin Ya’mur dalam pembicaraan para pemimpin bin Wasyqah bin Auf bin Bakr bin Yaskur seperti al-Hajjaj bin Yusuf al-Tsaqfi dan bin Udwan ibn Qais bin Ilan bin Mudhar. pemimpin lainnya. Dia dari golongan Bani Laits. Ibnu Ya’mur c. Ada kesepakatan dalam memberi titik termasuk orang yang belajar dari Abul mushaf dengan titik i‘rab. Aswad mengenai memberi titik mushaf d. Memberi titik mushaf dengan titik dan dengan titik i‘rab. harakat atas nasihat dari Hajjaj bin Yusuf al-Tsaqfi. 2. Maimun Al-Aqran e. Terdapat tambahan atas penyusunan Abu Abdullah Maimun Al-Aqran, ilmu Nahwu. dipanggil juga Maimun bin al-Aqran. e. Belum terdapat peninggalan berupa 22 Belajar Nahwu dari Abul Aswad. Abu tulisan. Ubaidah berkata:”Orang yang pertama kali menyusun ilmu nahwu adalah Abul Aswad GENERASI KETIGA Ad-Duali, kemudian Maimun al-Aqran, 1. Abdullah bin Abu Ishak kemudian Anbasah al-Fail, dan Abdullah Ia belajar al-Qur’an dari Yahya bin bin Abi Ishaq”. Ya’mur dan Nashr bin Ashim dan belajar nahwu dari Maimun al-Aqran. Dikatakan 3. Anbasah Al-Fil bahwa ia belajar nahwu dari Yahya bin Anbasah bin Mu’dan al-Misani al- Ya’mur. Hatim meriwayatkan dari Dawud Mahri. Orangtuanya (Mu’dan) adalah dari bin Zibriqah dari Qatadah bin Da’amah ad-

21ibid 22ibid Daus, ia berkata:”Orang pertama yang salah seorang dari sahabat kita yang menyusun nahwu setelah Abul Aswad menyebutkan kata tersebut. adalah Yahya bin Ya’mur, dan belajar 2. Al-Khalil bin Ahmad darinya Abdullah bin Abu Ishak. Karya-karya al-Khalil dalam bahasa: a. Kitab Ma ‘anil-Huruf 2. Abu Umar bin Ula b. Kitab an-Naqth wat-Tasykil Al-Riyasy meriwayatkan dari al- c. Kitab al-Jamal Ashma‘i, ia berkata:”Saya bertanya pada d. Kitab asy-Syawahid Abu Umar:”Siapa namamu?” Ia e. Kitab al-‘Ain menjawab:”Nama saya Abu Umar”. Abu Dalam ilmu Arud: Ubaidah berkata:”Abu Umar adalah a. Kitab al-Arudh manusia yang paling tahu di bidang sastra, b. Kitab al-Farsy wal-Mitsal bahasa Arab, al-Qur’an dan puisi”. Al- Al-Khalil meninggal pada tahun 170 H. A‘shami berkata:”Saya bertanya pada Abu 3. Yunus bin Habib Umar seribu pertanyaan, maka dia pun Salah satu pendapatnya berkaitan memberi jawaban dengan seribu hujjah”. Ia dengan Nahwu bahwa tashgir untuk kata sementara Khalil dan ,ﻗﺒﯿّﻞ adalah ﻗﺒﺎﺋﻞ meninggal di Kufah pada tahun 154 H, ada 24. ﻗﺒﯿﺌﻞ pula yang mengatakan 159 H. Sibawaih berpendapat

3. Isa bin Amr al-Tsaqfi GENERASI KELIMA Ia belajar nahwu dari Abdullah bin Ishak 1. Sibawaih dan Abu Umar al-Ula. Kemudian, Al-Khalil Karya Sibawaih adalah Kitab bin Ahmad, Yunus bin Habib dan Sibawaih. Tidak ada keterangan tentang Sibawaih.belajar darinya. Karakteristik kapan penyusunan kitab tersebut. Dalam periode ini: menyusun kitab ini, Sibawaih banyak a. Dimulainya derivasi qiya>s, dan mengambil manfaat dari ilmu yang dimiliki implementasinya atas pembacaan al- Khalil. Sibawaih meriwayatkan dalam Qur’an dan puisi Arab. kitabnya tentang para ahli nahwu, meskipun b. Dimulainya ta’li>l kaidah nahwu dan tidak jelas apakah dia bertemu mereka atau ta’wi>l terhadap hal yang menyalahi kaidah. belajar dari mereka secara lisan. Mereka itu c. Munculnya berbagai pendapat seperti adalah Abu Umar bin Ula, Abdullah bin terdapatnya perbedaan pendapat antara Abi Ishak, al-Ru’as dan para ahli Kufah.25 Abu Umar al-Ula dan Abdullah bin Abu Ada dua sumber yang dipakai Ishak, dan antara Abu Umar al-Ula dan Sibawaih sebagai argumentasi dalam Isa bin Amr. menguatkan pendapatnya mengenai sebuah d. Munculnya pendapat nahwu yang persoalan tatabahasa, yaitu puisi Arab dan bersifat individual, dan pembacaan al- hadits Nabi Muhammad SAW. Dalam Qur’an yang berbeda dari ulama Jumhur. kitabnya, Sibawaih menggunakan kurang e. Tidak terdapat peninggalan berupa lebih seribu lima ratus bait puisi. Banyak tulisan kecuali yang diriwayatkan dari dari puisi-puisi tersebut tidak disebutkan al-Jami’ dan al-Kamil karya Isa ibn sumbernya, entah karena penciptanya sudah Amr.23

GENERASI KEEMPAT 24Ibid 1. Al-Akhfas al-Akbar 25Sibawaih melengkapi ilmu nahwu yang diwarisi dari gurunya al-Khalil secara mendetail. ,yang Selengkapnya lihat Ibn Khaldun, Muqaddimah (طﺎءر اﻟﺨﻔﻮف ) Ia berpendapat diriwayatkan oleh Ibn Duraid: tidak ada diterjemahkan oleh ahmadie Thoha dengan judul Muqaddimah Ibn Khaldun, Cet. VIII (Jakarta: 23ibid Pustaka Firdaus, 2009), h. 777 meninggal atau memang tidak diketahui. orang ketiga, bukan untuk orang kedua. Karena takut salah, adakalanya Sibawaih Bagi al-Thantawy, Sibawaih seharusnya َﺣ ﱠﺮﺗـَ ْﯿ ِﮭ ْـﻢ ﯾَ ْﻌ ُـﻤ ُﺮ ْو ُﻧَﮭ َـﻤﺎ mencantumkan dua bahkan lebih sumber menggunakan bentuk untuk satu puisi. Puisi-puisi itu ada yang Dalam menyusun kitabnya, Sibawaih telah dinyatakan bersumber dari gurunya atau menyusun materi-materi tatabahasa Arab dari pendengarannya sendiri. Syaikh dengan sistematis. Dari satu bagian ke Muhammad al-Thanthawy menyatakan bagian lain terdapat jalinan yang padu adanya tiga puluh satu puisi tanpa sumber sehingga memudahkan para pembaca. Pada yang jelas, sedangkan Syaikh Abdul Qadir akhir bagian selalu ada epilog yang al-Baghdady menyebut angka lima puluh. menyambungkan dengan bagian Berikut ini kami sampaikan pendapat sesudahnya. Tidak ada pemisahan beberapa ulama terkait puisi-puisi tanpa pembahasan dalam setiap bagian. sumber ini.26 Pembahasan dalam kitab Sibawaih berdasar pada contoh-contoh asli bahasa Arab agar 2. ‘Uqaibah bin Hubairah al-Asady dapat langsung menentukan antara bentuk kalimat yang benar dan yang salah. Kitab ُﻣﻌَ ِـﺎو َى إِ ﱠﻧـﻨَﺎ ﺑَ ٌﺸَـﺮ َﻓﺄَ ْﺳ ِـﺠ ْﺢ َﻓ َﻠ ْﺴـﻨَﺎ ﺑِ ْﺎﻟ ِﺠـﺒَ ِﺎل َوﻻَ ْاﻟ َﺤ ِـﺪ ْﯾـﺪَا itu itu sendiri terdiri atas 820 bab. Penyusunanاﻟﺤﺪﯾﺪا Sibawaih menyatakan bahwa kata bab-bab itu berbeda dengan umumnya .اﻟﺠﺒﺎل mansub karena ma‘thuf kepada kata :itu sendiri mansub, sedangkan ba’ penulis dalam beberapa hal, yaituاﻟﺠﺒﺎل Kata adalah zaidah. ‘Uqaibah menyatakan bahwa a. Urutan yang dipakai bukan pembahasan Qutaibah menyalahkan pendapat Sibawaih mengenai marfu‘at, kemudian harus dibaca majrur manshubat, dan seterusnya, tetapiاﻟﺤﺪﯾﺪا di atas dan kata sebagaimana umumnya qasidah puisi Arab. pembahasan dimulai dengan Al-Mubarrad juga mengikuti pendapat pembahasan fa‘il yang bersambung Qutaibah ini. dengan pembahasan maf ‘ul, atau pembahasan mubtada’ yang disambung 3. Nahsyal bin Hurry dengan pembahasan mengenai khabar. b. Mendahulukan pembahasan yang ِﻟﯿُ ْـﺒ َﻚ ﯾَ ِـﺰ ْﯾﺪٌ َﺿ ِـﺎرعٌ ِﻟ ُﺨ ُﺼ ْـﻮ َﻣ ٍـﺔ َو ُﻣ ْﺨﺘَـﺒِ ٌﻂ ِﻣ ﱠﻤـﺎ ﺗُ ِﻄ ْـﯿ ُﺢ seharusnya di akhir dan mengakhirkan َاﻟﻄ َـﻮاﺋِ ُـﺢ ,pembahasan yang seharusnya di awal ﺿـﺎرع Sibawaih menyatakan bahwa kata marfu‘ karena merupakan naibul fa‘il yang misalnya mendahulukan pembahasan Nahsyal musnad ilaih dan baru disambung .ﻟﯿـﺒﻚ sudah diketahui dari kata menyampaikan pendapat al-Ushmu‘i yang dengan pembahasan musnad. menyangkal pendapat ini, karena tidak ada c. Membahas dari masalah yang umum ke yang khusus, misalnya membahas ﯾـﺰﯾﺪ na’ibul fa‘il dari fi‘l mahzhuf. Kata tasghir secara umum, kemudian ﺿـﺎرع harus tetap mansub, sedangkan kata adalah fa‘il. dilanjutkan dengan pembahasan mengenai berbagai macam bentuk 4. Al-Akhthal tasghir. d. Beberapa pembahasan dilakukan sampai ُﻛ ﱡﺮ ْوا إِ َﻟﻰ َﺣ ﱠﺮﺗَ ْﯿ ُﻜ ْﻢ ﺗَ ْﻌ ُﻤ ُﺮ ْو َﻧَﮭﺎ َﻛ َﻤﺎ ﺗَ ِﻜ ﱡﺮ إِ َﻟﻰ أَ ْو َطﺎﻧِ َﮭﺎ ْاﻟﺒ َ َﻘ ُﺮ Sibawaih menggunakan bentuk di atas selesai, misalnya pembahasan mengenai untuk orang kedua ketika dia menggunakan fa‘il dimulai dengan fa’il tanpa maf‘ul, Al-Akhtal fa‘il dengan satu maf‘ul, dan diakhiri . َﺣ ﱠﺮﺗـَ ْﯿ ُﻜ ْـﻢ ﺗَ ْﻌ ُـﻤ ُﺮ ْو ُﻧَﮭ َـﻤﺎ bentuk menyampaikan kritik Syaikh Muhammad fa‘il dengan dua maf’ul. Pada masa al-Thanthawy mengenai bait syair di atas. sekarang, pembahasan ini biasanya Bentuk di atas seharusnya digunakan untuk diletakkan pada pembahasan mengenai fi‘l muta‘adi dan lazim.

26ibid e. Kadang-kadang suatu pembahasan menggantikan ‘Amr mengajar sambil berada dalam satu bab, sedangkan berguru kepada ‘Abdullah bin Ishaq dan pembahasan yang lain berada pada bab Yunus bin Habib. Setelah itu, al-Yazidy yang lain agar mendapatkan kecocokan. mengajar anak-anak Yazid bin Manshur. f. Karena belum ada istilah-istilah baku Yazid kemudian menghubungkan al-Yazidy untuk tatabahasa Arab, Sibawaih masih dengan khalifah Harun ar-Rasyid dan menggunakan kata-kata yang panjang khalifah memerintahkan al-Yazidy untuk untuk membuat judul suatu bab, mengajar al-Ma’mun, sedangkan al-Kisa’iy misalnya untuk inna wa akhwatuha dia mengajar al-Amin. Al-Yazidy dan al- menggunakan kata-kata ‘bab mengenai Kisa’iy sering terlibat dalam perdebatan, lima partikel yang berfungsi seperti fi‘l tetapi al-Yazidy lebih sering menang. terkait dengan kata-kata sesudahnya’.27 Beberapa kitab yang disusun oleh al-Yazidy Kitab Sibawaih banyak mendapat di antaranya adalah: an-Nawadir fil- pujian karena kelengkapannya. Di Basrah, Lughah, al-Maqshur wal-Mamdud, kitab ini adalah kitab pokok ilmu tatabahasa Mukhtashar fin-Nachw, an-Naqth wat- Arab. Akan tetapi, banyak juga orang yang Tasykil. Dia meninggal pada tahun 202 H tidak percaya bahwa kitab ini adalah karya di Khurasan. Sibawaih dan al-Yazidy Sibawaih sendiri. Mereka mengira adalah dua ulama yang berperan pada Sibawaih mengerjakan kitab ini bersama- periode kelima. Pada masa ini, ilmu sama orang lain. Kitab Sibawaih telah tatabahasa Arab memiliki beberapa mengalami enam kali cetak. Cetakan kelebihan dibandingkan periode-periode pertama di Paris pada tahun 1881, sebelumnya, yaitu: disambung dengan cetakan kedua di a. Penyempurnaan konsep ilmu tatabahasa Calcutta tahun 1887, cetakan ketiga di Arab Jerman tahun 1895, cetakan keempat di b. Kitab-kitab yang disusun Kairo tahun 1898, cetakan kelima di c. Adanya diskusi-diskusi.28 Baghdad, dan cetakan keenam di Kairo tahun 1966. GENERASI KEENAM 2. Al-Yazidy 1. Al-Akhfasy29 al-Awsath Namanya Yahya bin al-Mubarak bin al-Mughirah al-‘Adwy. Nama al-‘Adwy disambungkan kepada ‘Ady bin ‘Abd 28ibid Manah bin Add bin Thabikhah bin Ilyas bin 29Al-Akhfasy adalah sebutan yang diberikan karena Mudhar bin Nazar bin Ma‘d bin Adnan. matanya kecil dan penglihatannya lemah. Abu al- Hasan Sa‘id bin Mas‘adah dikenal sebagai “al- Kabilah ini kabilah yang besar dan terkenal. Akhfasy al-Shaghir” sedangkan ‘Abdul Hamid bin Kakeknya, al-Mughirah, adalah tuan ‘Abdurrahman dikenal sebagai “al-Akhfasy al- seorang perempuan dari Bani ‘Ady. Nama Kabir”. Al-Akhfasy dilahirkan di Balkh, sedangkan al-Yazidy didapatkannya karena dia riwayat yang lain mengatakan di Khawarizm. Dia pertama kali mengajar anak-anak Yazid bin datang ke Basrah untuk menuntut ilmu kepada Sibawaih. Al-Akhfasy dikenal sebagai pengikut Manshur bin ‘Abdullah bin Yazid al- Mu‘tazilah, walaupun ada yang mengatakan bahwa Hamiry yang juga paman al-Mahdy. Nama dia pengikut Qadariyyah-Murji’ah aliran Abu Syimr. al-Yazidy ini kemudian diberikan kepada Al-Akhfasy adalah teman dekat Sibawaih ketika dia keturunannya. Al-Yazidy tinggal di Basrah. terusir dari Baghdad karena kalah berdebat dengan Dia belajar ilmu qira’ah kepada ‘Amr bin al-Kisa’iy. Al-Akhfasy adalah sumber utama konsep tatabahasa Arab yang disusun Sibawaih karena tidak al-‘Ala dan nachw serta ‘arudh kepada ada satu konsep pun dari tatabahasa Sibawaih yang Khalil bin Ahmad. Kemudian dia tidak dibaca al-Akhfasy. Al-Kisa’iy sendiri secara rahasia meminta al-Akhfasy untuk membacakan kitab Sibawaih dan memberikan hadiah lima puluh 27ibid dinar. Lihat Abd al-‘Al Salim Mukrim, Alquran al- Nama lengkapnya adalah Abu al- wafatnya al-Akhfasy, yaitu tahun 211 H, Hasan Sa‘id bin Mas‘adah, hamba Bani 215 H, 221 H, dan 225 H.30 Mujasyi‘ bin Darim bin Malik bin Hanzhalah bin Zaid Manah bin Tamim. 2. Qatrab Sebenarnya, al-Akhfasy adalah penggagas Namanya ialah Abu ‘Ali utama mazhab Kufah. Al-Kisa’iy secara Muhammad bin al-Mustanir, hamba Salm khusus menempatkan al-Akhfasy di bin Ziyad. Dia lahir dan besar di Basrah sampingnya dengan segala kemuliaan. Al- kemudian belajar tatabahasa kepada ‘Isa bin Akhfasy sendiri adalah guru putra-putra al- ‘Umar, Yunus bin Habib, dan Sibawaih. Kisa’iy. Banyaknya kemuliaan yang Nama Qat}rab diberikan oleh Sibawaih diterima al-Akhfasy di Baghdad karena dia sering menunggui Sibawaih di mengakibatkan lunturnya semangat Basrah depan pintu rumahnya pada malam hari sehingga ketika Sibawaih ,(ﻗﻄﺮب ﻟﯿﻞ ) -dan mendekatkan dia ke mazhab Kufah. Al Akhfasy mulai membantah pendapat bangun pagi, Qatrab sudah berada di depan gurunya, Sibawaih serta al-Khalil, dan rumah. Qatrab sendiri beraliran Mu‘atzilah- membantu para ulama aliran Kufah dalam Nizhamiyyah. Salah seorang panglima menyusun mazhab mereka. Al-Akhfasy perang khalifah Harun ar-Rasyid, yaitu Abu menunjukkan kepada para ulama Kufah Dalf al-‘Ajliy memperkenalkannya kepada beberapa pendapat berbeda mengenai khalifah sehingga dia diminta mengajar al- tatabahasa yang kemudian mereka ikuti. Amin, al-Ma’mun, dan putra-putra Abu Beberapa pendapat yang diikuti di Dalf. Setelah meninggal, pengajaran antaranya: dilanjutkan oleh putranya, al-Husain. 1. Min jarr za’idah dalam kalimat aktif, Qatrab memiliki beberapa pendapat yang misalnya berbeda dengan ulama-ulama sebelumnya, -baik itu al-Khalil, Sibawaih, maupun al َﻟ َـﻘ ْﺪ َﺟ َﺎء َك ِﻣ ْﻦ ﻧَﺒَ ِـﺄ ْاﻟ ُﻤ ْﺮ َﺳ ِﻠ ْﯿ َـﻦ اﻷﻧﻌﺎم .(: 2. Pemberlakuan ketentuan inna ketika Akhfasy. Beberapa pendapat Qatrab ialah :misalnya . إِ ﱠﻧ َﻤـﺎ َز ْﯾـﺪًا َﻗﺎﺋِ ٌﻢ ditambah ma, misalnya ,‘dan a. Tanda baca pada i‘rab berupa rafﺛَ ِﺎﻟ ٌﺚ Penggunaan tanwin pada kata .3 nashb, jarr, dan jazm, pada hakekatnya ﺛَ ِﺎﻟ ُﺚ ﺛَﻼَﺛَ ٍﺔ dalam fraseﺛَﻼَﺛَﺔً nashb pada kata 4. Penggunaan lam al-ibtida’iyyah pada adalah tanda baca berupa dhammah, .fathah, kashrah, dan sukun إِ ﱠن ُﻣ َﺤ َﻤﺪًا َﻟﻨِ ْﻌ َﻢ ni‘ma dan bi’sa, misalnya b. Al-Khalil dan Sibawaih menyatakan ﱠاﻟﺮ ُﺟ ِﻞ 5. Marfu‘ pada zharf muqaddam, misalnya bahwa i‘rab untuk mutsanna dan jam‘ mudzakkar salim itu muqaddarah pada .أَ َﻣ ُﺎﻣ َـﻚ َز ْﯾـﺪٌ Al-Akhfasy dikenal sangat cerdas. alif, waw, dan ya’, sedangkan Qatrab Para ulama mengakuinya karena banyak berpendapat bahwa i‘rab-nya sekali kitab yang dia susun, yaitu al- muqaddarah pada huruf sebelum alif, Awsa>t}, al-Maqa>yis, al-Isytiqa>q, al- waw, dan ya’. Masa>’il, Waqf al-Tama>m, al-As}wa>t, c. Sibawaih berpendapat bahwa i‘rab untuk Tafsi>r Ma‘a>ni al-Qur’a>n al-Kari>m, al-asma’ al-khamsah itu muqaddarah al-Arba‘ah, al-‘Aru>d, al-Qawa>fi, pada waw, alif dan ya’, sedangkan Ma‘a>ni al-Syi‘r, al-Mulu>k, dan al- Qatrab berpendapat bahwa i‘rab-nya itu Ganam; Alwa>nuha> wa ‘Ila>juha>. Ada muqaddarah pada huruf sebelum waw, beberapa pendapat mengenai tahun alif dan ya’.31 Di samping perbedaan di atas, Qatrab juga menyusun banyak kitab dalam

Karim wa Atsruh fi al-Dirasat al-Nahwiyah, Cet. I 30ibid (Mesir: Dar al-Ma’arif, 1968), h. 89 31ibid berbagai bidang ilmu, seperti al-Qur’an, al- antaranya: al-Farh, at-Tatsniyah wal- Hadits, dan bahasa. Di antara kitab-kitab itu Jam‘, Tafsir Gharib Sibawaih, adalah: Ma‘ani al-Qur’an, I‘rab al-Qur’an, Mukhtashar Nahwil-Muta‘allimin, al- ar-Radd ‘ala al-Mulhidin fi Mutasyabih al- Abniyah, at-Tashrif, al-Arudh, al- Qur’an, Gharibil-Atsar, al-‘Ilal fin-Nahw, Qawafi, dan as-Siyar. Al-Jurmy wafat al-Mutsallats fin-Nachw, al-Adhdad, al- pada tahun 225 H. Hamz, Fi‘l wa Af‘al, al-Qawafi, ash-Shifat, al-Ashwat, an-Nawadir, al-Azminah, al- 2. At-Tauzy Farq, Chalaqul-Insan, dan Khuluqul-Furs. Dia bernama Muhammad ‘Abdullah bin Banyaknya kitab ini membuktikan Muhammad bin Harun. Nama at-Tauzy kecerdasan Qatrab sebagaimana diakui oleh dihubungkan dengan negeri Tauz di para ulama. Qatrab meninggal pada tahun Persia. Dia berguru kepada al-Usmu‘i, 206 H. Al-Akhfasy dan Qatrab adalah dua Abu ‘Ubaidah, Abu ‘Umar al-Jurmy, ulama dari masa periode keenam.32 Jadi Abu Zaid al-Anshary, dan al-Akhfasy. pada periode ini, ada beberapa kemajuan At-Tauzy adalah salah seorang pegawai dan dicapai, seperti; pemikiran yang tajam, khalifah al-Watsiq dan dia menikah jelas, dan luas, akomodatif terhadap budaya dengan ibu seorang ahli tatabahasa secara umum, banyaknya karangan, bernama Abu Dzakwan al-Qasim bin kepercayaan diri untuk menyusun pendapat Isma‘il. At-Tauzy menyusun beberapa sendiri, dekat dengan pemerintah dan kitab, di antaranya: al-Amtsal, al- kalangan elit politik dan pengembangan Adhdad, an-Nawadir, Fa‘altu wa Af‘altu, keilmuwan. dan al-Khail. Banyak perbedaan pendapat mengenai tahun waftnya at- GENERASI KETUJUH Tauzy, yaitu tahun 230 H, 233 H, dan 1. Al-Jurmy 238 H. Namanya Abu ‘Umar Shalih bin Ishaq al-Bajly, hamba Bajilah bin Anmar bin 3. Al-Maziny. Irasy bin al-Ghauts. Nama al-Jurmy Dia bernama Abu ‘Utsman Bakr bin dihubungkan dengan Jarm bin Rabban Muhammad bin ‘Utsman. Nama al-Maziny bin ‘Imran bin Ilhaf bin Qadha‘ah karena dihubungkan dengan Bani Mazin bin dia dihadiahkan kepada Jarm. Jarm Syaiban bin Dzahl bin Tsa‘labah bin ‘Ukabah bin Sha‘b bin ‘Ali bin Bakr bin adalah salah satu kabilah Yaman yang Wail. Dia adalah hamba Bani Sadus yang terkenal. Al-Jurmy lahir dan besar di dihadiahkan kepada Bani Mazin. Al-Maziny Basrah kemudian belajar tatabahasa adalah ahli tatabahasa dan qira’ah. Pada kepada al-Akhfasy al-Awsath dan Yunus masa al-Watsiq di Samarra’, al-Maziny bin Habib. Dia juga belajar ilmu bahasa berada di sampingnya untuk membacakan dari Abu ‘Ubaidah, Abu Zaid al- kitab Sibawaih atas permintaan al-Mubarrad. Anshary, Ushmu‘i, dan ulama-ulama Al-Maziny mendapatkan belanja sebanyak lain yang semasa. Kemudian al-Jurmy seratus dinar setiap bulan dari al-Watsiq. Al- pergi ke Baghdad dan mengalahkan al- Maziny wafat di Basrah pada tahun 249 H.33 Farra’ dalam sebuah debat. Dia terkenal Dari segi ideologi, al-Maziny adalah suka berbicara keras dalam setiap pengikut aliran Murji’ah. Al-Maziny perdebatan sehingga mendapat gelar “al- dikenal sebagai ulama yang sangat anti Kalb (anjing)”. Al-Jurmy juga terkenal terhadap analogi (qiyas) dalam cerdas dan ahli di bidang hadits. merumuskan kaidah-kaidah tatabahasa Beberapa kitab yang telah disusun di dan qira’ah. Banyak kitab yang telah disusun oleh al-Maziny, di antaranya:

32ibid 33ibid ‘Ulumul-Qur’an, ‘Ilalin-Nachw, Tafasir menyampaikan pendapat dari Abu Zaid Kitab Sibawaih, Lachnul-‘Ammah, al- al-Anshary, Abu ‘Ubaidah, al-Ushmu‘i, ‘Alif wal-Lam, al-‘Arudh, al-Qawafy, ‘Umar bin Karkarah, dan Ruh bin dan ad-Dibaj. Dia tidak mau menyusun ‘Ubadah. Ulama semasanya juga banyak sebuah kitab tatabahasa dengan mengambil pendapat dari dia, seperti menyatakan bahwa siapa saja yang Abu Bakr Muhammad bin Duraid dan menyusun kitab tatabahasa setelah al-Mubarrad. As-Sijistany terkenal Sibawaih, maka dia akan merasa malu. karena rutin berderma sebanyak satu Akan tetapi, al-Maziny memiliki dinar setiap hari dan meng-khatam-kan pendapat sendiri, di antaranya: al-Qur’an setiap minggu. Dalam bidang a. Alif mutsanna, waw jam‘, dan ya’ fiqh, as-Sijistany sangat fanatik terhadap al-mukhathabah pada fi‘l, misalnya ahlul-hadits. Dia tidak pernah tinggal di Baghdad. As-Sijistany banyak ,ﺗَـﻘُ ْﻮ ِﻣ ْﯿ َـﻦ dan ,ﯾَـﻘُ ْﻮ ُﻣ ْﻮ َن ,ﯾَـﻘُ ْﻮ َﻣ ِـﺎن bukanlah fa‘il, tetapi tanda meninggalkan kitab yang berharga, baik tatsniyah, jam‘, dan ta’nits. Adapun di bidang ilmu al-Qur’an, tatabahasa, fa‘il adalah damir mustathir. dan lain-lain, seperti: I‘rabul-Qur’an, al- b. Alif, waw, dan ya’ pada mutsanna’ Qira’at, al-Maqathi‘ wal-Mabadi’, dan jam‘ mudzakkar salim, Ikhtilaful-Mashahif, al-Mukhtashar fin- dan Nachw, Lachnul-‘Ammah, al-Maqshur , ُﻣ ْﺴ ِﻠ ُﻤ ْﻮ َن , ُﻣ ْﺴ ِﻠ َﻤ ْﯿ ِﻦ , ُﻣ ْﺴ ِﻠ َﻤ ِﺎن misalnya -bukanlah tanda i‘rab, tetapi wal-Mamdud, al-Mudzakkar wal , ُﻣ ْﺴ ِﻠ ِﻤ ْﯿ َﻦ tanda mutsanna’ dan jam‘ Mu’annats, al-Isyba‘, al-Adhdad, al- mudzakkar salim. Haja’, al-Fashahah, asy-Syajaru wan- c. Jam‘ mu’annats salim wajib mabni Nabat, an-Nakhlah, al-Karam, al-‘Usybu fathah jika didahului la nafiyah lil- wal-Baql, al-Wuchusy, al-Chasyarat, az- Zar‘, al-Jarad, Chuluqul-Insan, al-Qasy .ﻻَ ُﻣ ِﻄ ْﯿﻌَ َﺎت َﻟ َﻚ jins, misalnya d. Al-Khalil menyatakan bahwa ‘ain was-Siham wan-Nibal, as-Suyuf war- ,itu Rimach, al-Laba’ wal-Laban wal-Chalib ِا ْﺳﺘَ ْـﺤﯿَﻰ fi‘l dalam kata seperti dibuang karena ada pertemuan dua al-Khashb wal-Qachth, an-Nachl wal- sukun, sedangkan al-Maziny ‘Asal, asy-Syita’ wash-Shaif, al-Ibil, al- menyatakan bahwa ‘ain fi‘l itu Charr wal-Bard wasy-Syams wal-Qamar dibuang karena sebagai takhfif wal-Lail wan-Nahar, al-Farq bainal- karena banyak digunakan. Adamiyyin wa baina kulli dzi Ruch, dan e. Sibawaih menyatakan bolehnya Asyuq ilal-Wathan. Abu Chatim as- qiyas pada ism tafdhil dari fi‘l Sijistany wafat pada bulan Rajab tahun tetapi 255 H.34 ,أَ ْﻓﻌَ َـﻞ mudhari‘ dengan wazan al-Maziny menyatakan tidak boleh sehingga tidak ambigu antara fi‘l 5. Al-Riyasyy madhi dan ism tafdhil. Dia bernama Abu al-Fadhl ‘Abbas bin al-Farj, hamba dari Muhammad bin 4. Abu Chatim as-Sijistany Sulaiman bin ‘Ali al-Hasyimy. Ar- Namanya Sahl bin Muhammad bin Riyasyy dihubungkan dengan seseorang ‘Utsman bin al-Qasim bin Yazid al- dari Jadzam yang bernama Riyasy yang Juzmy al-Sijistany. As-Sijistany adalah menjadi tuan al-Farj, ayah ‘Abbas, nama musim yang terkenal di Basrah. Al- kemudian dia menjual al-Farj kepada al- Sijistany tinggal di Basrah dan menjadi Hasyimy. Akan tetapi, nama ‘Abbas mahaguru di bidang al-Qur’an, bahasa, tetap dihubungkan dengan tuan dan sastra. Dia berguru kepada al- Akhfasy di samping banyak 34 ibid sebelumnya, yaitu Riyasy. Ar-Riyasyy bin ‘Abdullah bin Yazid bin Malik bin al- adalah ahli di bidang bahasa dan puisi. Charits bin ‘Amir bin ‘Abdullah bin Bilal Dia banyak meriwayatkan dari Ushmu‘i, bin ‘Auf bin Aslam bin Achjan bin Ka‘b Abu ‘Ubadah dan lain-lain. Ulama- bin al-Charits bin Ka‘b bin ‘Abdullah bin ulama yang lain, seperti al-Mubarrad, Malik bin Nashr bin al-Azd bin al-Ghauts. Ibnu Duraid, Ibrahim al-Charby, dan Nama al-Mubarrad diberikan oleh al- Ibnu Abid-Dunya, juga mengambil Maziny kepada Muhammad bin Mazid dia pendapatnya. Ar-Riyasyy juga dikenal menyusun kitab “al-Alif wal-Lam”. Dia sebagai orang yang zuhud, banyak berguru pada al-Jurmy, al-Maziny, dan as- mempergunakan waktunya untuk ilmu, Sijistany. Al-Mubarrad terkenal kikir dan seorang penopang mazhab Basrah. karena menganggap bahwa kaya itu Ar-Riyasyy tewas terbunuh di daerah disebabkan oleh banyak menyimpan Zanj di Basrah pada tahun 257 H pada sedangkan miskin itu oleh banyak memberi. masa pemerintahan khalifah al- Sebagaimana al-Maziny, al-Mubarrad Mutawakkil. Khalifah menyerbu Zanj memprioritaskan perumusan kaidah dengan karena menjadi markas perlawanan teknik mendengar langsung (sama‘i). Hal kaum Alawiyyin yang dipimpin oleh ini berbeda dengan Sibawaih. Misalnya ‘Ali bin Muhammad bin ‘Isa. Ar- dalam hal taskin pada fi‘l mudhari‘ pada Riyasyy adalah ulama terakhir periode puisi: . َﻓ ْﺎﻟﯿَ ْـﻮ َم أَ ْﺷ َﺮ ْب َﻏ ْﯿ َـﺮ ُﻣ ْﺴﺘَ ْـﺤ ِﻘﺐ إِﺛْ ًـﻤﺎ ِﻣ َـﻦ ﷲِ ِوﻻَ َو ِاﻏ ِـﻞ ketujuh. Periode ini memiliki beberapa kelebihan, di antaranya: Sibawaih memperbolehkan taskin -sedangkan menurut al ,أَ ْﺷ َﺮ ْب a. Ada pemisahan antara nahw dan pada kata َﻓ ْﺎﻟﯿَ ْـﻮ َم tashrif. Mubarrad, bacaan yang benar adalah Demikian juga dengan dhamir jarr . ْاﺷ َﺮ ْب b. Mengarah pada kemudahan dalam merumuskan kaidah tatabahasa. sebagai ganti dari dhamir raf‘ dalam kata :seperti dalam puisi َﻟ ْـﻮﻻَ َك c. Banyak ulama yang menggunakan .أَ ْو َﻣ ْـﺖ ﺑِ َﻜ ﱠـﻔ ْﯿ َـﮭﺎ ِﻣ َﻦ ْاﻟ َﮭ ْـﻮدَجِ َﻟ ْـﻮﻻَ َك َھـﺬا ْاﻟﻌَ ُـﺎم َﻟ ْﻢ أَ ْﺣ ُﺠ ْـﺞ .(teknik taqdir (perkiraan d. Pemendekan pada teknik simak dan Menurut al-Mubarrad, bacaan seperti ini qiyas (analogi). salah karena dhamir raf‘ di atas tidak bisa َﻟ ْﻮﻻَ أَ ْﻧـﺘُ ْﻢ َﻟ ُﻜ ﱠﻨـﺎ :e. Tidak menggunakan contoh-contoh di diganti, misalnya dalam ayat Kata di atas seharusnya . (31 :ﺳﺒﺄ ) ُﻣ ِـﺆْﻣﻨِ ْـﯿ َﻦ .luar bahasa Arab Pendapat . َﻟ ْـﻮﻻَ َك bukannya َﻟ ْـﻮﻻَ ْأﻧ َﺖ f. Banyak perdebatan antar para ulama. dibaca danإِ ْﺑ َﺮ ِاھ ْﯿـﻢ g. Banyak teknik yang tidak fungsional yang lain adalah tasghir dari kata Menurut Sibawaih, kedua kata di .إِ ْﺳ َﻤ ِﺎﻋ ْﯿـﻞ .dalam sharf Adapun . ُﺳ َﻤ ْﯿ ِﻌ ْﯿـﻞ danﺑ ُ َﺮ ْﯾ ِـﮭ ْﯿـﻢ h. Bersandar pada pendapat sendiri tanpa atas menjadi mengikuti pendapat ulama sebelumnya. menurut al-Mubarrad, kedua kata itu karena alif padaأُ َﺳ ْﯿ ِـﻤ ْﯿـﻊ danأُﺑَ ْﯿ ِـﺮ ْﯾـﮫ i. Banyak karangan dalam berbagai menjadi bidang ilmu kedua kata di atas adalah asli. Pada masa j. Banyak perumusan menggunakan khalifah al-Mutawakkil, al-Mubarrad informasi dari orang Arab.35 pernah dimintai fatwa terkait dengan kata 36.إِ ﱠﻧ َـﮭﺎ atauاَ ﱠﻧ َـﮭﺎ pada ayat apakah dibaca اﻧـﮭﺎ GENERASI KEDELAPAN Permintaan ini terkait dengan 1. Al-Mubarrad perbedaan pendapat antara khalifah dengan Dia bernama Abu al-‘Abbas al-Fath bin Khaqan. Khalifah dan umumnya Al-Mubarrad .اَ ﱠﻧ َـﮭﺎ Muhammad bin Yazid bin ‘Abdul-Akbar ulama membaca dengan bin ‘Umair bin Hasan bin Salim bin Sa‘d menganggap bacaan itu salah dan

35ibid 36ibid Akan sesuai dengan kaidah dan uslub bahasa .إِ ﱠﻧ َـﮭﺎ menyatakan yang benar adalah tetapi, al-Mubarrad tidak berani arab. menyatakan hal ini di depan khalifah dan Sibawaih merupakan salah satu hanya menyembunyikan pendapatnya. produk aliran Basrah, yang telah Al-Mubarrad banyak menyusun mengarang buku nahwu yang berjudul "al- kitab yang penting, di antaranya: Nasab Kitab". Di antara ciri khas aliran Basrah ‘Adnan wa Qachthan, I‘rabul-Qur‘an, al- selalu berpegang pada pendapat jumhur Ittifaq wal-Ikhtilaf minal-Qur‘anil-Majid, bahasa bila terdapat khilaf. Jika terdapat al-Fadhil, al-Kamil, al-Muqtadhab, al- yang menyalahi jumhur mereka takwilkan Isytiqaq, at-Tashrif, al-Madkhal li- atau menggolongkannya sebagai kelompok Sibawaih, Syarch Syawahidul-Kitab, Ma‘na yang ganjil (syaz), dan aliran ini selalu Kitab lil-Akhfasy, ar-Radd ‘ala Sibawaih, menggunakan sama'i dalam memecahkan Dharuratusy-Syi‘r, Generasi Nuchatil- suatu masalah yang berkaitan dengan Bashriyyin, al-Maqshur wal-Mamdud, dan gramatikal bahasa arab. al-Qawafy. Dia meninggal pada hari Senin tanggal 28 Dzulhijjah 286 H dan DAFTAR PUSTAKA dimakamkan di sebuah rumah depan pintu Arsyad, Azhar. Madkhal ila Thuruq Ta’lim masuk kota yang dibelinya. Al-Mubarrad al-Lughah al-Arabiyah, cet. I. Makassar: adalah satu-satunya ulama peride kedelapan percetakan al-Ahkam, 1998 dan periode ini memiki kelebihan dibandingkan periode sebelumnya, di Dheef, Syauqiy, al-Madaris al-Nahwiyah, antaranya: Cet. III, Beirut: Da>r al-Ma’a>rif, t.t a. Menyusun sebuah kitab berdasarkan pendapat sendiri. Galayainiy. Mushthofa. Ja>mi’al-Duru>s b. Menggunakan pendapat ulama terdahulu al-‘Arabiyah, Juz I, Maktabah ‘Ashriyah. dalam beberapa pembahasan. 1994 c. Pembahasan dalam bermacam-macam bidang ilmu. Harun, Abd al-Salam. Kitab Sibawaih, Juz I d. Penggunaan metode-metode baru dalam (Dar al-Jail, t.t) tatabahasa, seperti qiyas, sima‘, ta‘lil, ‘awamil, dan ma‘lumat. Ibn Khaldun, Muqaddimah, diterjemahkan e. Banyaknya diskusi oleh ahmadie Thoha dengan judul Muqaddimah Ibn Khaldun, Cet. VIII, KESIMPULAN Jakarta: Pustaka Firdaus, 2009 Aliran Basrah berkembang pesat hingga terkenal di kalangan para ulama al-Mubarak, Mazin. al-Nahw al-Arabiy; al- nahwu, disebabkan semangat dan motivasi ‘Illah al-Nahwiyyah, Jilid III, Dar al-Fikr, orang dalam mempelajari ilmu nahwu yang 1981 langsung diajar oleh penyusun kitab nahwu pertama kali, Abu Aswad ad-Dhuali. Ketika Mukrim, Abd al-‘Al Salim, Alquran al- itu penduduk asli Basrah telah bercampur Karim wa Atsruh fi al-Dirasat al- dengan non pribumi yang hidup layaknya Nahwiyah, Cet. I, Mesir: Da>r al-Ma’a>rif, seperti penduduk asli. Bahasa arab 1968 merupakan bahasa resmi negara pada waktu itu, namun karena adanya percampuran Mu’minin, Imam Siful, Kamus Ilmu Nahwu dengan non pribumi dalam negeri Arab dan Sharaf, Cet. II, Jakarta: Amzah, 2009 otomatis berimplikasi kepada terjadinya kesalahan berbahasa berupa lahn yang tidak Redaksi, Dewan. Ensiklopedia Islam, Jilid I dan IV, (Cet. III, Jakarta: Ikhtiar Baru, Van Houve, 1994

Salim Mubarak, Abd al-‘Al, Alquran al- Karim wa Atsaruhu fi al-Dirasat al- Nahwiyah, Cet, I, Mesir: Dar al-Ma’arif, 1968 al-Thahthowiy, Nasy ah al-Lughah, t. t