Cogito Ergo Sum - Saya Berpikir Maka Saya Ada
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
Edisi ke - 7, Maret 2010 Cogito Ergo Sum - Saya Berpikir Maka Saya Ada Hani Fatizatalini & Putriana Perwitasari: Mereka Bisa, Kamu? ▌▌ BEBEN & ANA Ilustrasi: Pipin & Hafiz 2 BULETIN BEJANA DARI REDAKSI ▐▐ Perubahan Itu Pasti, Akankah Anda Mengikutinya? Bulan Maret adalah bulan pertengahan mempertahankan prinsip anda dalam bagi pelajar semester genap periode 2009- merespon perubahan tadi. Tentu saja, 2010. Bulan ini biasa dijadikan sebagai bulan semuanya akan lebih mudah kalau anda “pemanasan” bagi para mahasiswa di UUM. manggut-manggut saja. Tetapi, bukankah itu Ya, hal-hal yang memerlukan sedikit berarti anda membuang percuma perjuangan perjuangan seperti deadline tugas, dan ujian anda menuntut ilmu selama lebih dari 10 pertengahan semester biasa diselenggarakan tahun ini. Tujuan utama dari pendidikan di pada bulan seperti ini. Tipikalnya, mental dunia ini adalah melahirkan insan dengan kerja mahasiswa di sini akan menyesuaikan pikiran yang berkarakter. Anda harus punya dengan tuntutan tugasnya masing-masing. karakter sendiri, prinsip sendiri, jatidiri sendiri. Pada Januari dan Februari banyak yang Jangan menyia-nyiakan perjuangan guru- masih melewati masa transisi dari mental guru anda selama ini atau orangtua anda liburan menjadi mental kuliah. Disambut yang memberikannya secara gratis untuk anda. dengan bulan Maret sebagai pemanasan. Yang dulu diam sekarang telah Yang pada akhirnya akan full throttle pada berteriak, si miskin telah menjadi kaya, si bulan April dan Mei. malas sudah menjadi rajin, pendengki telah Memang sesuatu itu belum pasti kapan menjadi penyinta, pesimis telah menjadi akan berubah, tapi perubahannya pasti akan optimis, pemisah telah menjadi penyatu. terjadi. Nah, apa yang anda lakukan saat Begitu banyak hal lebih baik yang bisa anda lingkungan anda berubah? Melakukan yang dapatkan hanya dengan sedikit mengeksplorasi seharusnya atau menghadapinya dengan taste akal anda. Maka coba lah melakukannya dari anda sendiri, terserah anda. Toh, anda sendiri sekarang. Jangan mau menjadi orang yang yang menikmati apapun hasilnya. Layaknya merugi seumur hidup. di satu organisasi, anda boleh memilih untuk sukses, yaitu dengan menerapkan prinsip Pimpinan Redaksi, “Asal Bapak Senang” atau anda berani Eko Aditya Wiratma ■ (2) BEBEN & ANA ■ (3) DARI REDAKSI ■ (10-11) ILUSTRASI: Kota Impian ■ (4-7) SOROTAN UTAMA: Cogito Ergo Sum - Saya Berpikir Maka Saya Ada ■ (8-9) SOSOK: Mereka Bisa, Kamu? ■ (15) TULISAN KREATIF: REFLEKSI ■ (12) INDONESIAKU: Century yang Tak Pernah Selesai & Game Buatan Anak Negeri ■ (16) SERBA-SERBI: 6 Jenis Makanan yang Bisa Membangkitkan Mood ■ (17-19) S E R B A - S E R B I : B i og r a f i S i n g ka t & R e s e n s i F i l m A a m i r K h a n Foto: Detty Pimpinan Umum: M. Naufal S.; Sekretaris Umum: Chairannissa; Edit: Ulka, Irvan Bendahara Umum: Luthfita K. S.; Pimpinan Redaksi: Eko Aditya Wiratma; Model: Indonesiaku: Indreswari, Yulizar; Malaysia: Yanuar; Sosok: Putri C. K., Darius K.; Ulka, Mutia, Sedi, PPI dan Sekitar kampus: Hani Fati Zatalini; Serba-serbi: Debby, Robi Permana; Mia, & Annisa Apa Kata Mereka?: Sri Wahyuni; Tim Kreatif: Ulka Chandini Pendit (Ketua), (dari kiri) Ayaz & Detty N. (Foto), Irvan P. & Vera & Dendi P. (Layout), Zati S., Hafiz S. (Ilustrator) BULETIN BEJANA 3 ▌▌ SOROTAN UTAMA Cogito Ergo Sum - Saya Berpikir Maka Saya Ada Foto: Sigit Pratama Memiliki jumlah manusia yang banyak seharusnya bisa menjadikan Indonesia sama majunya dengan Cina atau India. Kenyataannya, negara ini justru tertinggal jauh dibelakang, dibandingkan dengan negara-negara tetangga. Kurangnya pemikir- pemikir handal, dan orang-orang yang mau berbuat dianggap sebagai salah satu sebab kemunduran dari pembangunan bangsa ini. Beberapa pengamat menyebutnya sebagai krisis pemikiran bangsa. Cogito Ergo Sum – saya berpikir maka bekerja sama dengan kedutaan besar RI pada saya ada. Sebuah kalimat sederhana yang tanggal 11 Februari lalu. Seminar yang bertajuk pernah disampaikan Socrates, namun masih Leadership Talk 2010: Kesinambungan Paradigma terus terngiang ditelinga hingga hari ini. Berpikir Menuju Pembangunan Bangsa ini Berpikirlah maka Anda akan bisa menciptkan menghadirkan mantan perdana menteri atau menghasilkan sesuatu karena pada Malaysia Tun Mahathir bin Mohamad, duta dasarnya manusia adalah hewan yang besar RI untuk Malaysia, Tan Sri Dai berpikir. Dengan berpikir membuat manusia Bachtiar, dan seorang ilmuan Indonesia yang berbeda dengan hewan kebanyakan. Agaknya tinggal di Jepang selama 35 tahun, Ken Kawan pesan inilah yang hendak disampaikan Soetanto, sebagai pembicaranya. Bertempat Socrates lewat sepenggal kalimatnya itu. di aula Sultan Hasanudin kantor kedutaan besar Ya, manusia adalah mahluk yang jauh Republik Indonesia untuk Malaysia di Kuala Lumpur, lebih sempurna dibandingkan mahluk lain. seminar ini dihadiri sekitar ratusan orang Tuhan dengan baiknya telah memberikan mahasiswa-mahasiswa Indonesia yang sedang manusia kemampuan dan kelebihan yaitu mengenyam pendidikan di negeri Jiran. akal untuk berpikir. Dengan berpikir lalu disertai dengan tindakan, maka menjadikan Berpikir Terbuka dan Kritis manusia sedikit lebih tinggi derajatnya Beratus-ratus tahun yang lalu bangsa dibandingkan mahluk lainnya. Manusia jadi yang besar ini harus menelan pahitnya punya nilai lebih karena pemikirannya. Di dijajah oleh bangsa asing. Negeri yang masih mana pada akhirnya, pemikirannya itu dapat tercerai berai, membuat tidak adanya kekuatan digunakan untuk kemaslahatan orang banyak, untuk bisa mengusir penjajah dari Indonesia. termasuk untuk membangun negaranya sendiri. Namun, ketika muncul sebuah konsep Hal ini pulalah yang agaknya ingin pemikiran bernama kesatuan, negeri yang disampaikan oleh sejumlah pembicara dalam terpecah-pecah ini mau dengan suka rela sebuah seminar yang digagas PPI Malaysia menyatu menjadi sebuah bangsa yang besar 4 BULETIN BEJANA SOROTAN UTAMA ▐▐ dan kuat bernama Indonesia. Dengan adanya ”Kedua hal itu sepatutnya tidak bisa kita penyatuan tidak hanya menjadikan sebuah terima begitu saja. Kita harus terbiasa bangsa itu lebih kuat dan tangguh tapi juga mengkaji mana pola pikir budaya Barat memiliki indentitas sendiri dimata bangsa lainnya. yang bisa kita terima dan mana yang Hal ini disampaikan oleh Mahatir bin Mohamad, tidak. Bukan berarti semua yang dari mantan perdana menteri Malaysia dalam Barat itu baik dan bisa begitu saja kita kesempatan seminar itu. terima,” kata Mahatir tegas. ”Kita tidak lagi berpikir bahwa kita harus Itu sebabnya, dibutuhkan dasar tunduk pada penjajah. Karenanya untuk bisa pemikiran yang kuat untuk bisa menghadapi membebaskan diri dari penjajah, tentunya kita terpaan pemikiran-pemikiran Barat yang tidak memerlukan kekuatan baru. Bahwa kesatuan semuanya berimbas positif bagi diri sendiri akan memberikan kekuatan. Dan penyatuan maupun bangsa. Mahatir juga menekankan, diri inilah yang terjadi di Indonesia yang bahwa mempelajari dan memahami banyak diwujudkan dalam satu bahasa dan satu ilmu adalah dasar untuk bisa memiliki pola budaya untuk kemudian menjadi suatu pikir yang kuat. ”Dengan dasar yang kuat, kita identitas dari diri Indonesia,” kata Mahatir. bisa melihat berbagai persoalan dan sesuatu Lebih lanjut Mahatir mengatakan, dengan berbagai perspektif. Terbiasa melihat bahwa ide penyatuan itu semuanya bermula dari sudut pandang yang berbeda, melatih diri dari adanya sebuah pola pikir yang dimiliki untuk terbiasa berpikir kritis,” kata pria yang oleh setiap manusia pada masa itu. Pola pikir pernah menjabat sebagai perdana menteri untuk memerdekakan bangsanya dari penjajah, terlama di Malaysia ini. pola pikir untuk menjadikan bangsanya maju Terkait dengan pola pikir yang membuat manusia akan dengan sendirinya diperlukan untuk membangun sebuah merubah pola pikirnya. Meninggalkan pola bangsa, Mahatir dengan lugas mengatakan pikir kuno, yaitu diam saja ketika dijajah, bahwa mereka yang memilki pola pikir menjadi pola pikir maju yang siap memberontak terbukalah yang bisa memberikan kontribusi penjajah dan berusaha berdiri diatas kaki dalam pembangunan bangsa. ”Kita memang sendiri dalam membangun bangsanya. Ini harus memiliki dasar pemikiran yang kuat yang terjadi di Indonesia dan Malaysia. terlebih dahulu. Tapi kita juga harus bisa Bagaimana bangsa yang tadinya tercerai membuka diri untuk bisa menerima perubahan berai, kemudian malah mengukuhkan diri ke dan perbedaan pemikiran yang setiap saat bisa dalam bentuk kesatuan sehingga lebih berubah mengikuti perubahan jaman dan waktu. dihargai oleh bangsa lain di dunia. Mereka yang berpikiran kaku, tidak bisa Namun sayangnya, belakangan ini pola pikir menerima perbedaan dan tidak bisa menerima yang digunakan untuk perubahan menuju ke Foto: Sigit P. arah yang lebih baik itu lambat laun luntur. Mahatir mengatakan bahwa sekarang ini manusia khususnya kaum muda yang tinggal dan dibesarkan dengan budaya Timur, cenderung dengan mudahnya menerima semua hal yang datang dari dunia Barat. Seperti tinggal serumah antara lelaki dan perempuan tanpa adanya hubungan pernikahan atau melegalkan perkawinan sejenis. BULETIN BEJANA 5 ▌▌ SOROTAN UTAMA perubahan, tidak bisa digunakan untuk menarik. Agaknya bangsa ini memang masih membangun negara,” ujar pria yang pernah kurang untuk mau berpikir kritis dan analitis. dengan tegas menolak paket pinjaman IMF saat Mungkin perjuangan untuk memenuhi krisis finansial melanda Malaysia pada 1997. kebutuhan hidup sehari-hari, membuat sebagian Oleh karena diperlukan orang-orang warga Indonesia menafikan pikiran-pikiran dengan pola pikir kritis dan terbuka untuk kritis mereka demi kemajuan bangsa ini.