Jurnal Litbang Provinsi Jawa Tengah Vol. 19, No. 1, Juni 2021, hal. 13-20

Keragaman Hama Pada Pertanaman Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) di Kabupaten Pati

S. Apriyani1, P.M. Azzumar2, S. Wahyuni1 1: Balai Penelitian Lingkungan Pertanian. Jl. Raya Jakenan Jaken, KM 05 Pati. 2: Fakultas Pertanian.Universitas Jendral Soedirman. . Info Artikel Abstract Diterima : 23 Maret 2021 Shallots are one of the important commodities of high Direvisi : 30 April 2021 economic value in . One of the obstacles in the Disetujui : 5 Mei 2021 production of shallots is the attack of pests and pathogens. The potential for yield loss due to pest and pathogen attacks can reach Keywords: 20-100%. The research was carried out in the villages of Pest Tegalarum, Sukorukun, and Sumberarum, Jaken District, Pati Shallots from January to February 2021. The research used field Liriomyza chinensis observation methods, using swing nets to collect pests. This study Spodoptera exigua aims to determine the types and diversity of pests in shallots Bemisia tabaci cultivation in Jaken District, Pati Regency. The results of the research in the shallot plantations of Tegalarum and Sukorukun Villages found 3 species of pests, namely Liriomyza chinensis, Spodoptera exigua, and Bemisia tabaci. Meanwhile, in Sumberarum Village, 4 species of pests were found, namely Liriomyza chinensis, Spodoptera exigua, Bemisia tabaci, and Spodoptera litura. The diversity index (H') for Tegalarum and Sukorukun villages was low while Sumberarum villages were moderate. The evenness index (E) in the 3 villages is fairly evenly, while the species richness index (R) and dominance (D) for the three villages are low.

Abstrak Kata kunci: Bawang merah merupakan salah satu komoditas Hama unggulan yang mempunyai nilai ekonomi tinggi. Salah satu Bawang merah kendala dalam produksi bawang merah yaitu adanya serangan Liriomyza chinensis Hama dan patogen. Potensi kehilangan hasil karena serangan Spodoptera exigau hama dan patogen dapat mencapai 20-100%. Penelitian Bemisia tabaci dilaksanakan di Desa Tegalarum, Sukorukun, Sumberarum Kecamatan Jaken Kabupaten Pati pada bulan Januari s/d Corresponding Author : Februari 2021. Penelitian menggunakan metode observasi S. Apriyani lapang, pengambilan hama menggunakan jala ayun. Penelitian ini [email protected] bertujuan untuk mengetahui jenis dan keragaman hama pada pertanaman bawang merah di Kecamatan Jaken, Kabupaten Pati. Hasil penelitian di pertanaman bawang merah Desa Tegalarum dan Sukorukun ditemukan 3 spesies hama yaitu Liriomyza chinensis, Spodoptera exigua, dan Bemisia tabaci. Sedangkan di Desa Sumberarum ditemukan 4 spesies hama yaitu Liriomyza chinensis, Spodoptera exigua, Bemisia tabaci, dan Spodoptera litura. Indeks keragaman (H’) untuk Desa Tegalarum dan Sukorukun rendah sementara di Desa Sumberarum sedang. Indeks kemerataan (E) di 3 desa dalam kategori cukup merata, sedangkan indeks kekayaan spesies (R) dan dominasi (D) untuk ketiga desa adalah rendah.

http://ejournal.bappeda.jatengprov.go.id/index.php/jurnaljateng 13 DOI: https://doi.org/10.36762/jurnaljateng.v19i1.844 Jurnal Litbang Provinsi Jawa Tengah, Vol. 19, No. 1, Juni 2021, hal. 13-20

PENDAHULUAN kimia. Namun dalam pengaplikasiannya di Bawang merah (Allium ascalonicum lapangan dilakukan secara intensif dan terus L.) merupakan komoditas hortikultura penting menerus bahkan sebelum ada serangan hama. dan bernilai ekonomi tinggi di Indonesia. Hal ini dapat berdampak negatif seperti Sebanyak 80% produksi bawang merah di tingginya residu bahan kimia di dalam umbi Indonesia berasal dari Pulau Jawa dan hampir bawang merah serta berdampak sangat 50% terkonsentrasi di Jawa Tengah merugikan secara langsung bagi (Triwidodo dan Tanjung, 2020). Produksi keanekaragaman serangga musuh alami dan bawang merah di Indonesia menurut Dirjen menimbulkan resurgensi (Amelia, 2015; Tanaman Hortikultura (2020), mengalami Kaleb et al., 2015). peningkatan sebesar 5,11% yaitu pada tahun 2015 mencapai 1.229.184 ton ha-1, pada tahun METODE PENELITIAN 2016 mencapai 1.446.860 ton ha-1 sedangkan Penelitian ini dilaksanakan pada pada tahun 2019 mencapai 1.580.247 ton ha-1. bulan Januari-Februari 2021 di Desa Konsumsi nasional bawang merah tahun 2016 Tegalarum, Desa Sukorukun, dan Desa sebesar 698.178 ton kemudian tahun 2020 Sumberarum Kecamatan Jaken, Kabupaten menjadi 755.687 ton dengan rata-rata Pati. Penelitian dilakukan pada lahan pertumbuhan 2,03% per tahun (Kementan, budidaya bawang merah seluas 2.000 m2 2016). untuk setiap masing-masing lokasi. Pati merupakan salah satu Kabupaten Pengambilan sampel hama dilakukan yang ada di Jawa Tengah yang terkenal secara acak (purposive random sampling) dengan tajuk “mina tani”. Akan tetapi, petani pada saat bawang merah berumur 60 hst (fase di Kabupaten Pati tidak hanya generatif) dengan bantuan jaring ayun. Jaring membudidayakan tanaman padi, banyak juga ayun berbentuk kerucut yang terbuat dari yang membudidayakan bawang merah yang bahan yang ringan dan kuat yaitu kain kasa. tersebar diberbagai daerah. Menurut data BPS Panjang tangkai jaring ± 60 cm. Mulut jaring Pati (2020), produksi bawang merah di terbuka dengan garis tengah 30 cm. Bingkai Kabupaten Pati mencapai 27.072 kuintal lingkaran mulut jaring terbuat dari kawat yang dengan luas panen 2.541 ha. Salah satu keras dan kuat. Penangkapan hama dilakukan kendala dalam produksi bawang merah yaitu pada 5 titik pengamatan dengan mengayunkan adanya serangan hama dan patogen. Potensi jaring ayun sebanyak 5 kali ayunan sambil kehilangan hasil karena serangan hama dan berjalan per titik. Hama yang tertangkap penyakit dapat mencapai 20-100% (Adiyoga dimasukan kedalam plastik bening, diberi et al. 2004). Persentase kerusakan pada label kemudian diidentifikasi dan dihitung tanaman bawang merah dapat menyebabkan populasinya. Identifikasi serangga dilakukan menurunnya bobot umbi karena pembentukan dengan bantuan buku identifikasi serangga daun baru untuk menggantikan daun yang (Boror et al., 1996) rusak mengakibatkan umbi yang terbentuk Data yang diperoleh kemudian menjadi lebih kecil dan jumlahnya sedikit digunakan untuk menganalisis indeks (Nusyirwan, 2013). Menurut Udiarto et al. keragaman Shannon Wiener (H’), indeks (2005), beberapa hama penting pada Kemerataan (E), indeks kekayaan spesies (R), pertanaman bawang merah yaitu Spodoptera dan indeks dominasi (D). exigua, Thrips tabaci, Liriomyza chinensiss, a. Indeks keragaman Shannon Wiener (H’) dan Agrotis ipsilon. (Shannon and Weaver, 1963) 푛푖 Umumnya petani dalam mengatasi 퐻′ = −∑푃푖 퐿푛 푃푖, dimana푃푖 = hama yang menyerang tanaman bawang 푁 Keterangan: merah adalah dengan menggunakan pestisida H = Indeks keanekaragaman 14 S. Apriyani, P.M. Azzumar, S. Wahyuni Keragaman Hama Pada Pertanaman Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) di Kabupaten Pati Jurnal Litbang Provinsi Jawa Tengah, Vol. 19, No. 1, Juni 2021, hal. 13-20 Pi = Jumlah total seluruh spesies hama yang mendominasi adalah Spodoptera ni = Jumlah total individu spesies ke-i exigua (45%) dan spesies hama paling sedikit N = Jumlah total individu adalah Spodoptera litura (4%) (Gambar 1). b. Indeks Kemerataan (E) (Pielou, 1966) Komposisi Jenis Hama 퐻′ di Desa Tegalarum 퐸 = ln 푆 20% Keterangan: E = Indeks kemerataan jenis 15% H’ = Indeks keragaman jenis 65% S = Jenis seluruhnya c. Indeks Kekayaan Spesies (R) (Magurran, 1988) (S − 1) R = ln 푁 Komposisi Jenis Hama Keterangan: di Desa Sukorukun R = Indeks kekayaan spesies 36% S = Jumlah jenis spesies N = Jumah individu spesies 60% d. Indeks Dominasi spesies (D) (Simpson, 1949) 푠 4% 푁푖 D = ∑( )2 푁 Komposisi Hama 푖=1 di Desa Sumberarum Keterangan: D = Indeks dominasi 11% ni = Jumlah individu tiap spesies 22% N = Jumlah individu seluruh spesies 22%

45% HASIL DAN PEMBAHASAN Pada lokasi pengamatan di Desa Tegalarum dan Sukorukun hanya ditemukan tiga jenis hama yaitu Liriomyza chinensis,

Spodoptera exigua, dan Bemisia tabaci Liriomyza chinensis dengan total populasi masing-masing 34 ekor Spodoptera exigua dan 25 ekor (Tabel 1). Hama Liriomyza Bemisia tabaci chinensis merupakan hama yang paling banyak dijumpai pada pertanaman bawang Spodoptera litura merah Desa Tegalarum dan Sukorukun yaitu masing-masing 65% dan 60%, hama Gambar 1. Komposisi jenis hama Spodoptera exigua ditemukan paling sedikit pada pertanaman bawang merah yaitu masing-masing 15% dan 4% (Gambar 1). Kecamatan Jaken, Kabupaten Pati Sedangkan di Desa Sumberbarum, spesies hama yang ditemukan lebih banyak yaitu 4 spesies terdiri dari Liriomyza chinensis, Spodoptera exigua, Bemisia tabaci, dan Spodoptera litura tetapi dengan total populasi paling sedikit dibandingkan lokasi lainnya yaitu 9 ekor (Tabel 1). Di desa ini spesies S. Apriyani, P.M. Azzumar, S. Wahyuni 15 Keragaman Hama Pada Pertanaman Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) di Kabupaten Pati Jurnal Litbang Provinsi Jawa Tengah, Vol. 19, No. 1, Juni 2021, hal. 13-20

(Setiawati et al., 2014). Gejala serangan larva Tabel 1. Spodoptera exigua berupa bercak transparan Kelimpahan jenis hama pada pertanaman bawang pada daun akibat termakannya jaringan daun merah di Kecamatan Jaken, Kabupaten Pati bagian dalam, sedangkan lapisan epidermis Jumlah hama (ekor) Jumla Spesies luar ditinggalkan (Widodo, 2017). Spodoptera h hama Sukor Sumber exigua menyerang tanaman bawang merah arum ukun arum (ekor) Liriomyza 22 15 2 39 sepanjang tahun baik musim kemarau maupun chinensis musim hujan dan dapat menyebabkan Spodoptera 5 1 4 10 kehilangan hasil mencapai 100% jika tidak exigua dilakukan upaya pengendalian (Marsardi, Bemisia 7 9 1 17 2017). tabaci Spodoptera 0 0 2 2 Hama ulat grayak (Spodoptera litura) litura merupakan salah satu hama yang juga sering Kepadatan 34 25 9 68 dijumpai pada tanaman bawang merah. Inang populasi Spodoptera litura sangat luas meliputi 27 Sumber : Pengolahan data primer (2021) spesies tanaman yang terdiri dari 25 genus dan 14 famili yang meliputi tanaman budidaya, Perbedaan komposisi dan populasi sayuran, gulma, buah-buahan dan tanaman hama pada masing-masing lokasi pengamatan hias (Ahmad et al. 2013). Larva merusak daun sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor sehingga tampak lubang bekas gigitan, dan diantaranya varietas, ketersediaan makanan, juga menyerang polong muda seperti yang kompetisi, musuh alami, cara budidaya, cara terjadi pada tanaman kedelai (Rosmiati, 2018). pengendalian hama, waktu pengamatan, dan Hama Bemisia tabaci (kutu kebul) sejarah pola tanam di daerah tersebut (Evans menyerang daun, menghisap cairan yang ada et al. 2013; Indiati et al. 2017). Secara pada tanaman dan penularan virus patogen keseluruhan, hama yang ditemukan di ketiga terutama begomovirus (De Barro et al., 2011). desa merupakan hama utama dan hama Kutu kebul bersifat polifag dan menyebabkan potensial yang menyerang tanaman bawang penurunan produksi pada tanaman hias, merah. sayuran, biji-bijian, dan kapas. Berdasarkan Lalat penggorok daun (Liriomyza penelitian Kurniawan (2021), serangan hama chinenis) merupakan salah satu spesies hama Bemisia tabaci (kutu kebul) pada daun telah utama pada bawang merah dan paling sering menyebabkan terjadinya kerusakan langsung dijumpai pada pertanaman bawang (Takeda et maupun tidak langsung pada tanaman. al., 2020). Gejala awal serangan berupa bintik Kerusakan langsung berupa timbulnya embun putih pada daun akibat tusukan ovipositor madu yang menjadi media tumbuh bagi imago betina saat meletakkan telur (Nonci dan cendawan embun jelaga. Kerusakan tidak Muis, 2011). Liriomyza chinensis mulai langsung yang dilakukan hama kutu kebul menyerang tanaman bawang merah sejak adalah terkait dengan peranan Bemisia. tabaci umur 15 hst hingga menjelang panen dan sebagai vektor virus pada tanaman, seperti: dapat menyebabkan kehilangan hasil penyakit kuning dan penyakit mosaic. mencapai 60-100%, bahkan dapat Menurut Schowalter (2016), status menyebabkan gagal panen (Shahabuddin et hama disuatu daerah dapat berubah sewaktu- al., 2012). Bawang merah merupakan satu- waktu yang disebabkan oleh satu atau lebih satunya tanaman inang bagi Liriomyza kombinasi dari beberapa faktor seperti chinensis, sedangkan pada tanaman lainnya perubahan dalam budidaya, perubahan dalam belum diketahui. efisiensi musuh alami (patogen, parasitoid, Ulat bawang (Spodoptera exigua) dan predator), perubahan dalam intensitas merupakan hama penting lainnya pada aplikasi insektisida, perubahan nilai tanaman bawang merah di Indonesia komoditas, perubahan nilai tingkat kerusakan 16 S. Apriyani, P.M. Azzumar, S. Wahyuni Keragaman Hama Pada Pertanaman Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) di Kabupaten Pati Jurnal Litbang Provinsi Jawa Tengah, Vol. 19, No. 1, Juni 2021, hal. 13-20 ekonomi (Economic Injury Level), dan kimiawi. Menurut Odum (1993), indeks perubahan varietas yang ditanam. keragaman serangga pada ekosistem yang Indeks Keragaman (H’), Kemerataan (E), secara fisik terkendali cenderung rendah, dan Kekayaan Spesies (R), dan Dominasi (D) tinggi pada ekosistem alamiah. Selain itu, Hama pada Lahan Budidaya Bawang waktu pengamatan hama juga menjadi faktor Merah lainnya yang memberikan pengaruh. Kestabilan komunitas dapat dilihat Pengamatan dilakukan pada usia tanaman 60 dari nilai indeks keanekaragaman, kemerataan, hst (menjelang panen), dimungkinkan dari kekayaan spesies, dan dominasi. Nilai indeks mulai tanam hingga panen frekuensi keragaman Shannon wiener (H’) hama di penyemprotan pestisida kimia cukup tinggi Desa Tegalarum, Sukorukun, dan untuk pencegahan dan pengendalian serangan Sumberarum yaitu masing-masing 0,89, 0,80, hama. dan 1,03 (Tabel 2). Nilai ini menunjukkan Hasil wawancara terhadap beberapa bahwa keanekaragaman di Desa Tegalarum petani di Desa Tegalarum, Sukorukun, dan dan Sukorukun sangat rendah dimana nilai H’ Sumberarum diketahui bahwa petani cukup <1, sedangkan keanekaragaman di desa intensif dalam menggunakan pestisida kimiawi dan dosis penggunaan pestisida yang Sumberarum sedang dimana nilai 1≤ H’ ≤ digunakan melebihi dosis anjuran. Mereka 3. Hal ini dikarenakan jenis hama yang menggunakan 1-3 kali dari dosis anjuran. ditemukan di Desa Sumberarum lebih banyak Obat-obatan atau pestisida yang digunakan dibandingkan 2 desa lainnya yaitu 4 spesies. oleh petani terdiri dari insektisida, fungisida Sementara itu Nilai indeks kemerataan (E) dan herbisida. Penyemprotan insektisida pada ketiga lokasi pengamatan adalah cukup mulai dilakukan pada 10 hari setelah tanam merata karena E < 1. Sedangkan Indeks dengan frekuensi penyemprotan dua atau tiga kekayaan spesies (R) dan indeks dominasi (D) hari sekali. Penyemprotan akan terus untuk ketiga lokasi adalah rendah. Hal ini dilakukan sampai bawang merah menjelang menunjukkan bahwa tidak ada jenis hama panen. yang mendominasi. Penyemprotan dengan frekuensi

tinggi dilakukan untuk antisipasi atau Tabel 2. Indeks Keragaman, Kemerataan, Kekayaan pencegahan sebelum hama menyerang sebab spesies, dan Dominasi Hama di Kecamatan kalau sudah terserang sulit dihindari, alasan Jaken lainnya adalah menghindari gagal panen. Indeks Tegalarum Sukorukun Sumberarum Perilaku ini tentu saja merupakan suatu Keragaman 0,89 0,80 1,03 pemborosan karena bertambahnya biaya (H') selain biaya pestisida juga biaya tenaga kerja Kemerataan 0,81 0,73 0,74 untuk menyemprot. Penggunaan pestisida (E) Kekayaan yang berlebihan ini akan menyebabkan 0,57 0,62 1,37 spesies (R) kerusakan ekologi dan lingkungan, Dominasi 0,48 0,49 0,31 tertinggalnya residu pestisida di produk, dan (D) berpengaruh negatif terhadap keseimbangan Sumber: Pengolahan data primer (2021) alam (Daryanto, 2019; Arfan et al., 2019). Menurut Untung (2006) kasus resistensi, Indeks keragaman (H’), kekayaan resurgensi hama, berkurangnya musuh alami spesies (R), dan dominasi (D) hama pada dan munculnya hama baru merupakan lahan budidaya bawang merah di lokasi pengaruh negatif dari penggunaan pestisida pengamatan secara umum cenderung rendah kimia. Selain itu, penggunaan pestisida kimia dikarenakan areal tersebut merupakan area terutama pada frekuensi tinggi dapat budidaya tanaman hortikultura dan tanaman meningkatkan jumlah stomata dan pangan yang melakukan pengendalian hama mengurangi luas bukaan stomata yang secara intensif dengan menggunakan pestisida S. Apriyani, P.M. Azzumar, S. Wahyuni 17 Keragaman Hama Pada Pertanaman Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) di Kabupaten Pati Jurnal Litbang Provinsi Jawa Tengah, Vol. 19, No. 1, Juni 2021, hal. 13-20 berpotensi menghambat pertumbuhan bawang Pengamat Organisme Pengganggu Tumbuhan merah (sjam et al, 2020). Indratin et al. (2021) (POPT) Kecamatan Jaken (Bapak Karsono), melaporkan bahwa dari 14 titik pengambilan kepada ketua kelompok tani dan petani Desa sampel tanah di lahan pertanaman bawang Tegalarum, Desa Sukorukun, dan Desa merah di Brebes, sebelas diantaranya Sumberarum yang telah membantu dalam terdeteksi mengandung residu endosulfan kelancaran pengambilan sampel maupun melebihi BMR 0,0085 mg kg-1. Alternatif lain informasi. yang bisa digunakan untuk mengurangi dampak negatif penggunaan pestisida kimiawi adalah dengan penggunaan pestisida nabati DAFTAR PUSTAKA yang bahan bakunya dapat diperoleh di Adiyoga, W., A. Laksanawati, T.A. Soetiarso, lingkungan sekitar. Arfan et al. (2019) dan A. Hidayat. 2004. Persepsi petani melaporkan penggunaan ekstrak daun terhadap status dan prospek nimba sebesar 50 gr L-1 bisa penggunaan SeMNPV pada usahatani mengendalikan serangan Liriomyza spp bawang merah. J Hort.11(1), 58-70. dengan tingkat serangan hanya sebesar Ahmad, M., A. Ghaffar, dan M. Rafiq. 2013. 3,04 %. Host plants of leaf worm, Spodoptera litura Fabricius (Lepidoptera: SIMPULAN Noctuidae) in Pakistan. Asian Journal Hasil identifikasi hama di Desa of Agricultural Biology 1(1): 23-28. Tegalarum dan Sukorukun ditemukan Amelia, K., N. Novri, dan Reflinaldon. 2015. terdapat 3 spesies hama yaitu Liriomyza Keragaman predator dan parasitoid chinensis, Spodoptera exigua, dan Bemisia pada pertanaman bawang merah: Studi tabaci dengan total populasi hama masing- kasus di Daerah Alahan Panjang, masing lokasi yaitu 34 ekor dan 25 ekor. Sumatera Barat. Pros Sem Nas Masy Spesies yang paling banyak dijumpai pada Biodiv Indon, 1(5): 1005-1010. kedua lokasi tersebut adalah Liriomyza Arfan, Ratnawati, Hasmari, L. A. Asli, dan chinensis (60-65%). Sedangkan di Desa Juhana. 2019. Efektivitas ekstrak daun Tegalarum ditemukan 4 spesies yaitu nimba (azadirachta indica a. Juss) Liriomyza chinensis, Spodoptera exigua, dalam mengatasi serangan liriomyza Bemisia tabaci, dan Spodoptera litura tetapi spp pada tanaman bawang merah dengan total populasi hama paling sedikit lembah palu. Jurnal Agrotech9(2), 66- dibandingkan lokasi lainnya yaitu 9 ekor. 71. Spesies hama yang paling banyak dilokasi ini Boror JD, Triplehorn AC, Johnson FN. 1996. adalah Spodoptera exigua. Indeks keragaman Pengenalan Pelajaran Serangga Edisi (H’) untuk desa tegalarum dan Sukorukun VI, Penerjemah drh. Soetiyono rendah sementara di Desa Sumberarum Partosoedjojo Yogyakarta: Gadjah sedang. Indeks Kemerataan (E) pada ketiga Mada University Press. lokasi pengamatan cukup merata. Sedangkan Badan Pusat Statistik Kabupaten Pati. 2021. Kekayaan Spesies (R), dan Dominasi (D) Statistik pertanian Hortikultura untuk ketiga desa adalah rendah. Kabupaten Pati 2017-2019. Daryanto, H. K., Linda, T. W. A., Arief, D.,& UCAPAN TERIMAKASIH Yusman, S. 2019. Analisis Resiko Ucapan terimakasih kepada Kepala Produksi Usahatani Bawang Merah Balai Penelitian Lingkungan Pertanian Ir. Mas Pada Musim Kering Dan Musim Teddy Sutriadi, MS., Ibu Rina Kartikawati, Hujan Di Kabupaten Brebes. Jurnal M.Agr., Ibu Dr. Sri Hayu Harsanti, SP., M.Sc. Ekonomi Pertanian dan Agribisnis yang telah memberikan ijin pelaksanaan (JEPA), 3(4): 840-852. kegiatan penelitian ini, kepada petugas 18 S. Apriyani, P.M. Azzumar, S. Wahyuni Keragaman Hama Pada Pertanaman Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) di Kabupaten Pati Jurnal Litbang Provinsi Jawa Tengah, Vol. 19, No. 1, Juni 2021, hal. 13-20 De Barror, P. J., S.S. Liu., L.M. Boykin dan kintamani, kabupaten bangli. Jurnal A.B. Dinsdale. 2011. Bemisia tabaci: Agroekoteknologi Tropika (Journal of a statement of species status. Annual Tropical Agroecotechnology), 28(2): review of entomology56: 1-19. 360-369. Dirjen Tanaman Holtikultura. 2020. Laporan Magurran, A. 1988. Ecological Diversity and Kinerja Direktorat Jenderal its Measurement. New Jersey: Hortikultura Tahun 2016. Princeton Univ. Press. Evans, LM, G.J. Allan GJ, N. Meneses N, T.L. Nonci, N., dan A. Muis. 2011. Bioekologi dan Max, and T.G. Whitham. 2013. Pengendalian Pengorok Daun Herbivore host-associated genetic Liriomyza chinensisKato (Diptera: differentiation depends on the scale of Agromyzidae) pada Bawang Merah. plant genetic variation examined. Jurnal Litbang Pertanian 30(4): 148- Evolution Ecology 27: 65-81. 155. Indiati, S.W., Bejo, dan M. Rahayu. 2017. Nusyirwan. 2013. Studi musuh alami Diversity of mung bean insect pests (Spodoptera exigua Hbn) pada and their natural enemies in farmer’s agroekosistem tanaman bawang fields in East , Indonesia. merah. Jurnal Penelitian Pertanian Biodiversitas 18 (4): 1300-1307 Terapan 13(1):33-37 Indratin, Poniman, Sukarjo, and Helmi. 2021. Odum, E. P. dan B. Srigandono. 1993. Dasar- Distribution of endosulfan insecticide dasar ekologi. Gadjah Mada residues on intensive shallot University Press. agriculture farming in Brebes Pielou, E.C. 1966. The Measurement of Regency, Indonesia. In IOP Diversity in Different Types of Conference Series: Earth and Biological Collections. Journal of Environmental Science (Vol. 648, No. theoretical biology13:131-144 1, p. 012080). IOP Publishing. Schowalter TD. 2016. Insect Ecology: An Kaleb R., F. Pasara., dan N. Khasanah. 2015. Ecosystem Approach, Fourth Edition. Keanekaragaman serangga musuh Academic Press. 774 p alami pada pertanaman bawang merah Setiawati, W., A. Hasyim., A. Hudayya, dan (Allium ascalonicum L) yang B. M. Shepard. 2014. Evaluation of diaplikasi dengan bioinsektisida shade nets and nuclear polyhedrosis Beauveria bassiana (Bals.-Criv.) virus (SeNPV) to control Spodoptera Vuill. J. Agroland 22(2):114 – 122 exigua (Lepidoptera: Noctuidae) on Kementrian Pertanian (Kementan). 2016. shallot in Indonesia. Advances in Outlook Komoditas Pertanian Sub Agriculture & Botanics, 6(1), 88-97. Sektor Holtikultura. Pusat Data dan Shahabuddin, A. Anshary, dan A. Gellang. Sistem informasi Pertanian, Jakarta, 2012. Tingkat serangan dan jenis lalat 5(1). penggorok daun pada tiga varietas Kurniawan, H. A. dan F. Fitria. 2021. Life lokal bawang merah di Lembah Palu Balance of Whitefly (Bemisia tabaci Sulawesi Tengah. J. HPT Tropika Genn.)(Hemiptera: Aleyrodidae) in 12(2): 153-161. Chili Plant (Capsicum annuum Shannon, C. E. and Weaver, W. 1963.The L.). Agrinula: Jurnal Agroteknologi Mathematical Theory of Dan Perkebunan, 4(1): 22-26. Communication. Univ. Press: Urbane Marsadi, D., I. W. Supartha, dan A.S. Sunari. 117p 2017. Invasi dan tingkat serangan ulat Simpson EH. 1949. Measurement of bawang (Spodoptera exigua hubner) Diversity. London: Nature. pada dua kultivar tanaman bawang Sjam, S., A. Rosmana, U.S. Tresnaputra, dan merah di desa songan, kecamatan K. Jaya. 2020. Impact of pesticide

S. Apriyani, P.M. Azzumar, S. Wahyuni 19 Keragaman Hama Pada Pertanaman Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) di Kabupaten Pati Jurnal Litbang Provinsi Jawa Tengah, Vol. 19, No. 1, Juni 2021, hal. 13-20

application in high frequency on Jawa Tengah.Agrovigor: Jurnal stomatal number at local shallot in Agroekoteknologi 13(2): 149-154. Palu Valley. In IOP Conference Udiarto, B.K., W. Setiawati, dan E. Series: Earth and Environmental Suryaningsih. 2005. Panduan Teknis: Science (Vol. 486, No. 1, p. 012168). Pengenalan Hama dan Penyakit pada IOP Publishing. Tanaman Bawang Merah dsimpsonan Takeda, M., Kawai, A., Mitsunaga, T., Pengendaliannya. Bandung: Balai Tsukazaki, H., Yamashita, K. I., and Penelitian Tanaman Sayuran. Wako, T. 2020. A novel method for Untung K. 2006. Pengantar Pengelolaan evaluating the egg killing defenses and Hama Terpadu. Yogyakarta: Gadja varietal resistance of the bunching Mada University Press Yogyakarta onion against Liriomyza chinensis Widodo, K. J., M. Yunus, dan S. (Diptera: Agromyzidae) via the Shahabuddin. 2017. Pengaruh artificial inoculation of eggs. Applied penggunaan beberapa mulsa terhadap Entomology and Zoology, 55(1): 93- serangan ulat bawang Spodoptera 103. exigua (Lepidoptera: Noctuidae) pada Triwidodo, H. dan M. H. Tanjung. 2020. tanaman bawang merah (Allium Hama Penyakit Utama Tanaman ascalonicum) di desa Bolu Pountu Jaya Bawang Merah (Allium Ascalonicum) Kecamatan Sigi Biromaru Kabupaten dan Tindakan Pengendalian di Brebes, Sigi. Agroland: Jurnal Ilmu-ilmu Pertanian, 21(2): 104-108

.

20 S. Apriyani, P.M. Azzumar, S. Wahyuni Keragaman Hama Pada Pertanaman Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) di Kabupaten Pati