Lampiran 1. Kuesioner Survey A. Perilaku

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

Lampiran 1. Kuesioner Survey A. Perilaku Lampiran 1. Kuesioner Survey A. Perilaku Konsumen dalam Mengkonsumsi Jajanan Tradisional berbasis Singkong Jenis Jajanan Kapan Sumber di mana dari mana Mengkonsumsi di Kapan terakhir Belajar dari No Tradisional A B C D E terakhir Informasi Melihat Mengenal mana mengkonsumsi siapa Berbasis Singkong membuat 1. Bubur ketela 2. Combro 3. Gatot 4. Geblek/lekok 5. Getuk ketela goreng 6. Getuk singkong 7. Gobet 8. Keripik singkong 9. Klanting 10. Klenyem 11. Kolak pisang ketela 12. Kue talam 13. Opak singkong 14. Rengginang ketela 15. Sarmiyer ketela 16. Sawut singkong 17. Singkong bakar 18. Singkong goreng 19. Singkong rebus 20. Tapai singkong 21. Tiwul 22. Utri/lemet singkong 23. Widaran/telur gabus Keterangan: A = Mendengar; B = Melihat; C = Mengenal; D = Mengkonsumsi; E = Membuat (beri tanda “v”) B. Identitas Orang dewasa muda Nama : Usia : Jenis kelamin : Tingkat pendidikan : Asal daerah : C. Identifikasi Umum 1. Apakah anda termasuk orang yang suka mengemil? Jawab: ................................................................................................................................... ................................................................................................................................... 2. Berapa kali anda mengemil dalam seminggu? Jawab: ................................................................................................................................... ................................................................................................................................... 3. Kapan biasanya anda mengemil? Jawab: ................................................................................................................................... ................................................................................................................................... 4. Apakan anda pernah membuat snack/jajanan? Jawab: ................................................................................................................................... ................................................................................................................................... 5. Kapan anda terakhir membuat snack/jajanan? Jawab: ................................................................................................................................... ................................................................................................................................... Lampiran 2. Deskripsi Jajanan Tradisional BUBUR KETELA Terbuat dari singkong yang direbus dan dicampur dengan gula merah dan larutan kanji. Disajikan dalam mangkok, lalu tambahkan santan secukupnya. (Sumber : http://asri78.files.wordpress.com) COMBRO Combro merupakan makanan khas dari Jawa Barat. Terbuat dari parutan singkong yang bagian dalamnya diisi dengan sambal oncom kemudian digoreng, karena itulah dinamai combro yang merupakan kependekan dari oncom di jero (bahasa Sunda, artinya: oncom di dalam). Bentuknya bulat lonjong. Makanan ini enak disantap saat hangat. (Sumber : http://img.inforesep.com) GATOT Terbuat dari gaplek, yang diiris tipis, dan dikukus hingga matang. Disajikan dengan kelapa parut (Sumber : http://stat.ks.kidsklik.com) GEBLEK/LEKOK Geblek merupakan makanan khas Purworejo yang dibuat dari tepung kanji dibentuk bulat-bulat dan digandengkan masing-masing terdiri atas dua bulatan sehingga membentuk huruf 8, kemudian digoreng.Disajikan dengan sambal colo – colo. (Sumber : http://www.brunojaya.cc.cc) GETUK KETELA GORENG Getuk goreng adalah penganan khas Sokaraja yang manis dan gurih, dibuat dari singkong yang dihaluskan bersama gula jawa dan dicelupkan ke dalam adonan tepung kemudian digoreng. (Sumber : http://lovetiffa.files.wordpress.com) GETUK SINGKONG Getuk (bahasa Jawa: gethuk) adalah makanan ringan yang terbuat dari singkong. Pembuatan getuk dimulai dari perebusan bahan baku, setelah matang kemudian ditumbuk atau dihaluskan dengan cara (Sumber : http://multiply.com) digiling lalu diberi pemanis gula dan pewarna makanan. Untuk penghidangan biasanya ditaburi dengan parutan buah kelapa. GOBET Terbuat dari parutan singkong yang dikukus dan diberi pewarna sesuai selera. Biasanya warna merah dan hijau.Gobet biasanya disajikan dengan taburan kelapa parut. (Sumber : http://3.bp.blogspot.com) KERIPIK SINGKONG Keripik singkong adalah makanan yang terbuat dari singkong yang diiris tipis kemudian digoreng dengan menggunakan minyak goreng. Biasanya rasanya adalah asin dengan aroma bawang yang gurih. Perkembangan sekarang banyak memunculkan variasi rasa keripik singkong, tidak hanya asin gurih tetapi juga asin pedas dan manis pedas atau dikenal sebgai bumbu balado. Makanan ini tersebar hampir merata di seluruh Pulau Jawa. (Sumber : http://upload.wikimedia.org) KLANTING Lanthing (kadang disebut klanthing), merupakan makanan ringan sejenis kerupuk yang terbuat dari singkong berbentuk angka delapan atau lingkaran kecil seperti cincin. Asal mulanya hanya mempunyai rasa yang gurih dan asin tetapi sekarang mulai muncul aneka rasa seperti asin pedas dan rasa keju. (Sumber : http://lantingrasa.files.wordpress.com) KLENYEM Klenyem merupakam makanan khas Jepara terbuat dari singkong (ketela pohon) yang diparut dan diperas (untuk mengurangi patinya) kemudian dibentuk gepeng dan oval di dalamnya diisi gula merah lalu digoreng. (Sumber : http://anekaresepmasakan.info) KOLAK PISANG KETELA Kolak atau kolek merupakan penyegar ringan berupa rebusan umbi singkong, buah pisang yang diberi cairan manis dan gurih yang terbuat dari gula kelapa atau gula jawa dan santan dan diberi daun pandan wangi sebagai pewangi. Sebagai tambahan dapat pula diberi serta kolang-kaling. (Sumber : http://resepmasakanindonesia.info) KUE TALAM Kue talam adalah salah satu jenis makanan cemilan tradisional Indonesia yang dikukus, berbentuk seperti mangkuk yang terdiri dari 2 lapisan. Lapisan bawah terbuat dari parutan singkong yang dicampur dengan kelapa parut, gula merah, nangka, dan garam. Lapisan atas terbuat dari campuran santan dan tepung beras. (Sumber : http://asri78.files.wordpress.com) OPAK SINGKONG Opak Singkong adalah makanan cemilan dari Wonosobo. Opak Singkong rasanya gurih, terbuat dari singkong (ubi kayu) kukus, garam dan daun kucai lalu dipipihkan kemudian dijemur setelah kering digoreng. (Sumber : http://1.bp.blogspot.com) RENGGINANG KETELA Rengginan atau Rengginang adalah sejenis kerupuk yang terbuat dari singkong yang diparut lalu digarami dan di cetak bulat yang dikeringkan lalu digoreng dengan minyak panas sampai berwarna kuning kecoklatan lalu angkat, kemudian diberi gula jawa cair. (Sumber : http://1.bp.blogspot.com) SARMIYER KETELA Sarmiyer ketela merupakan kerupuk yang terbuat dari campuran parutan singkong dan bumbu-bumbu yang dibentuk pipih dan dijemur hingga kering, kemudian digoreng (Sumber : http://jengjeng.matriphe.com) SAWUT SINGKONG Sawut merupakan makanan yang terbuat dari singkong parut yang dikukus dan dicampur dengan gula merah. Dihiidangkan bersama kelapa parut yang telah dibubuhi sedikit garam (Sumber : http://images.whattoeat.multiply.com) SINGKONG BAKAR Singkong bakar terbuat dari singkong yang dibakar dan disajikan hangat. (Sumber : http://3.bp.blogspot.com) SINGKONG GORENG Singkong goreng terbuat dari singkong yang dipotong-potong, dikukus dan dicampur dengan bumbu-bumbu kemudian digoreng. (Sumber : http://img.inforesep.com) SINGKONG REBUS Singkong rebus terbuat dari singkong yang direbus dalam air sampai empuk dan disajikan hangat. (Sumber : http://farm5.staticflickr.com) TAPAI SINGKONG Tapai singkong adalah tapai yang dibuat dari singkong yang difermentasi. Makanan ini populer di Jawa dan dikenal di seluruh tempat, mulai dari Jawa Barat hingga Jawa Timur. Di Jawa Barat, tapai singkong dikenal sebagai peuyeum (bahasa Sunda). (Sumber : http://2.bp.blogspot.com) TIWUL Tiwul, atau Thiwul adalah makanan pokok pengganti nasi beras yang dibuat dari tepung gaplek yang dicampur dengan air hingga menggumpal dan diberi taburan gula merah kemudian dikukus dengan dialasi daun pisang. Dijajikan dengan taburan kukusan kelapa parut. (Sumber : http://jogjabackpacker.com) UTRI/LEMET SINGKONG Utri/lemet singkong terbuat dari campuran singkong parut, kelapa parut, gula pasir, gula jawa, vanili, dan garam yang dibungkus dengan daun pisang kemudian dikukus. (Sumber : http://masakmasakan.files.wordpress.com) WIDARAN/TELUR GABUS Terbuat dari campuran tepung kanji, tepung terigu, telur, air, kaldu instan dan garam yang dipilin memanjang dan digoreng. Setelah matang dimasukkan ke dalam campuran gula, garam, dan air sambil daduk di atas api kecil hingga merata dan kering. (Sumber : http://resepmasakanindonesia.info) Lampiran 3. Resep Bubur Ketela BUBUR KETELA Bahan Bubur : 1Kg Singkong, dikupas, dicuci, lalu dipotong kecil kotak. 250 gram gula merah. 1 sachet vanili. 3 sdm tepung kanji dilarutkan dengan 100 ml air. Bahan Santan : 800 ml santan yang sedang kekentalannya. 0,5 sdt garam 2 lembar daun pandan. (Sumber : http://asri78.files.wordpress.com) Cara membuat : Bahan Bubur : Masukan ke dalam panci, air, singkong, rebus sampai singkong setengah lebur, jangan lupa di aduk supaya tidak gosong atau lengket ke panci. Masukan gula merah, aduk sampai tercampur rata, lalu masukan larutan kanji sambil di aduk. Biarkan sebentar sampai air mendidih, angkat dan sisihkan. Bahan Santan : Campur jadi satu bahan santan, lalu rebus hingga mendidih,jangan lupa di aduk supaya santan tidak pecah. Angkat sisihkan. Cara penyajian : Letakkan bubur singkong dalam mangkok, lalu tambahkan
Recommended publications
  • Praktik Pengalaman Lapangan Di Smk Negeri 6 Yogyakarta
    LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN DI SMK NEGERI 6 YOGYAKARTA Semester Khusus Tahun Akademik 2016/2017 Disusun Oleh : Rira Zahrotul M NIM. 13511241039 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK BOGA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2016 i ii KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan limpahan rahmat, nikmat, karunia-Nya sehingga penulisan laporan Praktik Pengalaman Lapangan ini dapat diselesaikan dengan baik. Sholawat serta salam semoga selalu tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat, dan umat yang senantiasa mengikutinya. Kegiatan Praktik Pengalaman Lapangan merupakan tugas yang wajib dilaksanakan oleh mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta. Dengan adanya kegiatan Praktik Pengalaman Lapangan diharapkan mahasiswa dapat memanfaatkan ilmu yang telah didapat di bangku kuliah, untuk di terapkan pada dunia pendidikan khususnya di SMK. Penulis menyadari bahwa terselesaikannya penulisan laporan ini tidak lepas dari dukungan semua pihak yang telah membantu. Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan tugas laporan Praktik Pengalaman Lapangan ini, yaitu : 1. Allah SWT yang telah memberikan rahmat, dan jalan terbaik sehingga penulis mampu melaksanaan Praktik Pengalaman Lapangan hingga selesai. 2. Kedua orang tua serta kedua kakak, yang senantiasa memberikan doa dan dorongan serta memberikan bantuan. 3. Dr. Marwanti, selaku koordinator PPL jurusan Pendidikan Teknik Boga dan Busana. 4. Dr. Badraningsih L, M.Kes, selaku dosen pembimbing PPL di SMK Negeri 6 Yogyakarta 5. Nurul Lestari M.Pd, selaku pembimbing PPL di SMK Negeri 6 Yogyakarta yang selalu membimbing dengan setulus hati. 6. Dra. Retno Sri Agustiawati,MBA selaku koordinator PPL di SMK Negeri 6 Yogyakarta.
    [Show full text]
  • 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia Kaya Akan Kue
    BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia kaya akan kue tradisional, salah satu jenis kue tradisional di Indonesia adalah kue talam. Kue ini merupakan kue yang berbahan dasar tepung beras dan tepung kanji, dengan bahan tambahan gula pasir, santan, garam, dan vanili. Kue talam mengandung energi sebesar 18 kilokalori, protein 0,1 gram, karbohidrat 3,2 gram, lemak 0,5 gram, kalsium 0,01 miligram, fosfor 0 miligram, dan zat besi 0,75 miligram. Ciri khas kue ini adalah empuk, harum dan legit, serta pembuatannya dengan teknik mengukus (Prasetyaningsih,2014). Saat ini, kue talam sering dijumpai di berbagai toko makanan dengan harga yang terjangkau. Meskipun harga kue talam terjangkau namun masih sedikit konsumen yang tertarik, dikarenakan kandungan lemak yang tinggi dan menggunakan pewarna buatan. Hal ini, menuntut produsen lebih inovatif dalam memproduksi kue talam untuk meningkatkan daya terima. Salah satu strategi yang dilakukan oleh produsen kue talam adalah dengan menjadikan suweg sebagai bahan kue talam. Suweg (Amorphopallus campanulatus) merupakan satu dari jenis umbi lokal di Indonesiayang mengandung serat cukup tinggi, mampu mencegah penyakit degeneratif, seperti penyakit jantung koroner, dan penurunan kolesterol dalam darah (Ardiyanti, 2008). Suweg memiliki tekstur keras, warna abu-abu dan sebagai bahan pangan alternatif kue talam (Sutomo, 2008). Selain itu tangkai dan daun yang muda dapat dimanfaatkan dibuat sebagai sayuran (Pitojo, 2008). Suweg sebagai bahan pangan alternatif untuk penderita diabetes karena 1 mengandung karbohidrat yang rendah yaitu 23.18% , serta memiliki kandungan energi 69 kilokalori, protein 1 gram, dan lemak 0,1 gram (Faridah et al. 2007). Tekstur suweg kukus yang empuk bisa dihaluskan menjadi bahan baku kue talam, campuran brownies, cake, kue lumpur maupun sarikaya suweg.
    [Show full text]
  • I Satuan Gramatikal Dan Dasar Penamaan Kue Jajanan Pasar Di Kios Snack Berkah Bu Harjono Pasar Lempuyangan Kota Yogyakarta
    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI SATUAN GRAMATIKAL DAN DASAR PENAMAAN KUE JAJANAN PASAR DI KIOS SNACK BERKAH BU HARJONO PASAR LEMPUYANGAN KOTA YOGYAKARTA Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sastra Indonesia Program Studi Sastra Indonesia Oleh Anindita Ayu Gita Coelestia NIM: 174114039 PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2021 i PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI ABSTRAK Coelestia, Anindita Ayu Gita. 2021. “Satuan Gramatikal dan Dasar Penamaan Kue Jajanan Pasar di Kios Snack Berkah Bu Harjono Pasar Lempuyangan Kota Yogyakarta”. Skripsi Strata Satu (S1). Program Studi Sastra Indonesia, Fakultas Sastra, Universitas Sanata Dharma. Skripsi ini mengkaji satuan gramatikal dan dasar penamaan kue jajanan pasar di Kios Snack Berkah Bu Harjono Pasar Lempuyangan Kota Yogyakarta. Rumusan masalah yang dibahas dalam penelitian ini, yakni (i) satuan gramatikal nama kue jajanan pasar dan (ii) dasar penamaan nama kue jajanan pasar. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan satuan gramatikal dan dasar penamaan nama kue jajanan pasar di Kios Snack Berkah Bu Harjono Pasar Lempuyangan Kota Yogyakarta. Objek penelitian ini berupa nama kue jajanan pasar di Kios Snack Berkah Bu Harjono Pasar Lempuyangan Kota Yogyakarta. Metode pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode simak (pengamatan atau observasi), yaitu metode yang digunakan dengan cara peneliti melakukan penyimakan penggunaan bahasa (Mahsun, 2005: 242). Selanjutnya digunakan teknik catat dan teknik simak bebas libat cakap. Teknik simak bebas libat cakap adalah peneliti berperan sebagai pengamat penggunaan bahasa oleh informannya (Mahsun, 2005: 92). Serta digunakan pula teknik wawancara. Selanjutnya data yang sudah diklasifikasi dianalisis menggunakan metode agih dengan teknik sisip, bagi unsur langsung (BUL), dan teknik baca markah.
    [Show full text]
  • Download Article
    Advances in Social Science, Education and Humanities Research, volume 259 3rd International Seminar on Tourism (ISOT 2018) The Reinforcement of Women's Role in Baluwarti as Part of Gastronomic Tourism and Cultural Heritage Preservation Erna Sadiarti Budiningtyas Dewi Turgarini Department English Language Catering Industry Management St. Pignatelli English Language Academy Indonesia University of Education Surakarta, Indonesia Bandung, Indonesia [email protected] [email protected] Abstract—Surakarta has the potential of gastronomic I. INTRODUCTION heritage tourism. The diversity of cuisine becomes the power of Cultural heritage is one of the attractions that is able to Surakarta as a tourist attraction. Municipality of Surakarta stated that their Long Term Development Plan for 2005-2025 will bring tourists. One of the cultural heritage is gastronomic develop cultural heritage tourism and traditional values, tourism, which is related to traditional or local food and historical tourism, shopping and culinary tourism that is part of beverage. Gastronomic tourism is interesting because tourists gastronomic tourism. The study was conducted with the aim to do not only enjoy the traditional or local food and beverage, identifying traditional food in Baluwarti along with its historical, but are expected to get deeper value. They can learn about the tradition, and philosophical values. This area is selected because history and philosophy of the food and beverage that is eaten it is located inside the walls of the second fortress. Other than and drink, the making process, the ingredients, and how to that, it is the closest area to the center of Kasunanan Palace. The process it. If tourism is seen as a threat to the preservation of participation of Baluwarti women in the activity of processing cultural heritage, gastronomic tourism shows that tourism is traditional food has become the part of gastronomic tourism and not a threat to conservation, but can preserve the food and cultural heritage preservation.
    [Show full text]
  • Documenting Family Businesses Typology in Traditional Food Sector in Surabaya: Architecture Design and Business Principles
    Documenting Family Businesses Typology in Traditional Food Sector in Surabaya: Architecture Design and Business Principles Priskila Adiasih 1,*, Gunawan Tanuwidjaja 2, and Adi Wibowo 3, 1 Business Accounting Program, Petra Christian University, Indonesia 2 Architecture Program Study, Petra Christian University, Indonesia 3 General Education Department, Petra Christian University, Indonesia Abstract. Family business (FB) in the food industry was very important. Capturing the Family Business Resilience in Traditional Food Sector in Surabaya was conducted from 2015 to 2016 by Petra Christian University, funded by UBCHEA (https://unitedboard.org/). The purposes were to document the Family Business in traditional food sector in Surabaya and the types of business place of the family business. It was conducted with qualitative methods of: FB location mapping, students’ workshop, interview and photo documentation, video documentation, SWOT analysis, marketing and architectural design for traditional food vendors. FB in Traditional Food Sector in Surabaya were found interesting but less sustainable. The Business Principles, such as, hard work and humility were found central. They could be more sustainable with application of human resources development and professional management. Meanwhile attractive factors of the FBs were the food quality, human service and affordable food price. Several types of architecture typology were found: the restaurant, the legal eating place (warung) and the illegal street-hawker stall. The informal ones were found because of the behavior of Surabaya’s residents. Lastly, more business development strategies were needed, such as website marketing, collaboration with online marketing such as Go-Food and architectural rehabilitation. Keyword: family business, Surabaya traditional food, food quality, food prices 1 Introduction 1.1 Background Tirdasari & Dhewanto, [1], 1 highlighted the importance of family business in hospitality industry of Indonesia, especially the food industry.
    [Show full text]
  • MW Efficacy In
    Journal of International Dental and Medical Research ISSN 1309-100X Database of carboxymethyl lysine in foods http://www.jidmr.com Patricia Budihartanti Liman and et al Database Development of Carboxymethyl Lysine Content in Foods Consumed by Indonesian Women in Two Selected Provinces Patricia Budihartanti Liman1,2,3, Ratna Djuwita4, Rina Agustina1,3,5* 1. Department of Nutrition, Faculty of Medicine, Universitas Indonesia, Jakarta, Indonesia. 2. Department of Nutrition, Faculty of Medicine, Universitas Trisakti, Jakarta, Indonesia. 3. Human Nutrition Research Centre, Indonesian Medical Education and Research Institute (IMERI), Faculty of Medicine, Universitas Indonesia, Jakarta, Indonesia. 4. Department of Epidemiology, Faculty of Public Health, Universitas Indonesia, Depok, Indonesia 5. Southeast Asian Ministers of Education Organization Regional Center for Food and Nutrition (SEAMEO RECFON) – Pusat Kajian Gizi Regional Universitas Indonesia, Jakarta, Indonesia Abstract Advanced glycation end products (AGEs) in foods are increased by heat processing, and high consumption of these compounds could contribute to the pathogenesis of non-communicable disease. Yet, the information on carboxymethyl lysine (CML) content, as a part of AGEs, in dietary intakes with predominantly traditional foods with diverse food processing is lacking. We developed a database of Indonesian foods to facilitate studies involving the assessment of dietary and plasma CML concentration by liquid-chromatography-tandem-mass spectrometry. We estimated dietary CML values of 206 food items from 2-repeated 24-h recalls of 235 Indonesian women with the mean age of 36±8 years old in a cross-sectional study. All foods were listed and grouped according to the Indonesian food composition table, completed for cooking methods, amount of consumptions, and ingredients.
    [Show full text]
  • BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN A. Gambaran Umum
    BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN A. Gambaran Umum Desa Wisata Wanurejo Kabupaten Magelang Jawa Tengah Objek dan daya tarik wisata (ODTW) merupakan suatu bentukan dan fasilitas yang berhubungan, yang dapat menarik minat para wisatawan atau para pengunjung untuk datang ke suatu tempat atau daerah tertentu. Objek dan daya tarik wisata merupakan dasar bagi kepariwisataan, tanpa adanya daya tarik di suatu daerah atau tempat tertentu, kepariwisataan sangat sulit untuk dikembangkan. Di dalam Undang-Undang Nomor 10 tahun 2009 tentang kepariwisataan disebutkan bahwa daya tarik wisata merupakan segala sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan, dan nilai yang berupa keanekaragaman, kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau kunjungan wisatawan. Kebijakan tentang Desa Wisata di Kabupaten Magelang telah diatur di dalam Ripparda (Rencana Induk Kepariwisataan Daerah) Kabupaten Magelang Tahun 2014-2034 Nomor 4 Tahun 2015. Di dalam Ripparda Kabupaten Magelang dijelaskan mengenai regulasi pembangunan kepariwisataan, pembangunan destinasi pariwisata, pembangunan industri pariwisata, pembangunan kelembagaan pariwisata, indikasi program pembangunan, dan pengawasan serta pengendaliannya. Kecamatan Borobudur masuk ke dalam zona atau kawasan strategis pariwisata bagian D yaitu Borobudur dalam Bayangan Merapi bersama 6 Kecamatan lainnya di Kabupaten Magelang dan memiliki destinasi wisata berupa 32 wisata alam, wisata budaya, desa wisata, wisata buatan, event budaya, kerajinan, dan kuliner. Kabupaten Magelang merupakan salah satu Kabupaten yang terdapat di Provinsi Jawa Tengah dan memiliki Ibukota yaitu Ibukota Kota Mungkid. Kabupaten Magelang ini berbatasan langsung dengan beberapa Kabupaten yang berada di Jawa Tengah, yaitu Kabupaten Temanggung dan Kabupaten Semarang di sebelah utara, Kabupaten Semarang dan Kabupaten Boyolali di sebelah timur, Daerah Istimewa Yogyakarta dan Kabupaten Purworejo di sebelah selatan, Kabupaten Wonosobo dan Kabupaten Temanggung di sebelah barat dan terdapat Kota Magelang yang berada di tengah-tengahnya.
    [Show full text]
  • Bab I Pendahuluan
    BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia mempunyai aneka ragam kuliner yang begitu banyak dari Sabang sampai Merauke. Setiap provinsi ataupun kota pasti mempunyai makanan dan jajanan khas. Seperti pada provinsi-provinsi lainnya, provinsi DKI Jakarta mempunyai jajanan tradisional yang terbuat dari bahan-bahan alami. Hal ini seharusnya bisa dijaga sampai turun-temurun. Tetapi sayangnya, beberapa kuliner di Indonesia keberadaannya kian pudar karena arus globalisasi yang begitu pesat di bidang kuliner, termasuk kue tradisional khas Betawi yang sulit untuk bertahan di era globalisasi ini Seperti contohnya, kue Dongkal, kue Geplak, kue Kembang Goyang, kue Akar Kelapa, dan lain-lain. Saat ini perkembangan masyarakat dengan konsep modernisasi yang akhirnya mendorong minat masyarakat untuk mengkonsumsi western food sehingga konsekuensinya adalah makin tergusurnya makanan tradisional. Jenis-jenis makanan yang kita konsumsi juga mulai terpengaruh budaya luar. Remaja zaman sekarang lebih memilih makanan-makanan yang berasal dari luar seperti steak, burger, dan lain-lain. Mereka menganggap makanan tersebut higienis, modern, dan praktis. Jajanan tradisional khususnya kue adalah warisan budaya yang unik, mempunyai ciri khas, namun sering terlupakan oleh masyarakat modern, terutama remaja. makanan yang dikonsumsi untuk tiap-tiap daerah/wilayah, mempunyai ciri khas berbeda dan sudah menjadi tradisi dari masing-masing daerah tersebut. Hal ini sering kita sebut dengan makanan tradisional, karena bahannya diambil dari bahan- bahan lokal yang ada disekitar wilayah tersebut. Makanan tradisional adalah makanan dan minuman termasuk makanan jajanan serta bahan campuran yang digunakan secara tradisional dan telah lama berkembang secara spesifik di daerah tertentu (Deptan, 2002). Sedangkan makanan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat, baik masyarakat perkotaan maupun pedesaan.
    [Show full text]
  • UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Fakultas Ekonomi Dan Komunikasi Jurusan Hotel Management Tugas Akhir Sarjana Sains Terapan Semester G
    UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Fakultas Ekonomi dan Komunikasi Jurusan Hotel Management Tugas Akhir Sarjana Sains Terapan Semester Genap tahun 2013/2014 Uji Kesukaan Hasil Jadi Subsitusi Ubi Dengan Kentang Terhadap Kue Talam Ubi Dwi Elvira Kurniawati – 1401114902 Abstrak Indonesia merupakan sebuah Negara dengan banyak kepulauan yang dimana masing- masing terdapat makanan ciri khas pada daerah itu sendiri. Kuliner Indonesia mulai dikenal oleh Negara lain dikarenakan kuliner Indonesia kaya akan rasa dan unik dalam penampilannya. Namun berbanding terbalik dengan masyarakat Indonesia sendiri yang lebih memilih mengkonsumsi makanan asing lain yang mulai bermunculan di Indonesia. Jajanan pasar tradisional salah satu contoh jenis makanan yang mulai kurang popular dikarenakan banyaknya inovasi baru makanan asing lainnya yang masuk ke Indonesia. Uji kesukaan merupakan cara menguji sebuah produk menggunakan indera manusia dengan skala pengujian yang telah ditentukan pada tingkat kesukaan terhadap responden. Dengan uji kesukaan ini dapat membantu memecahkan masalah yang dibahas. Bertujuan untuk mengetahui kesukaan terhadap rasa, aroma, warna dan tekstur terhadap pembuatan kue talam ubi dengan subsitusi kentang.Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen, dengan menggunakan analisis deskriptif.Dengan hasil yang ingin dicapai adalah adanya kesukaan terhadap kue talam dengan menggunakan kentang pada segi rasa, aroma, warna dan tekstur.Sehingga kue talam yang menggunakan kentang dapat menjadi suatu inovasi yang baru dan dapat bersaing dengan produk makanan asing lainnya. Kata Kunci : Uji Kesukaan, Kue Talam, Ubi, Kentang, Jajanan Pasar. Abstract Indonesia is a country with many islands each of which contained foods characteristic of the region itself. Culinary Indonesia began to be known by another state because of Indonesian cuisine is rich in taste and unique in appearance.
    [Show full text]
  • 8-1 Silvia Fransiska
    PENAMAAN MAKANAN BERBAHAN UBI DI MINANGKABAU Silvia Fransiska1*, Reniwati2, Lindawati3 [email protected]* Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas1,2,3 ABSTRAK Artikel ini membahas nama-nama serta asal penamaan makanan berbahan baku ubi di Minangkabau. Metode yang digunakan pada penyedian data adalah metode cakap. Teknik dasar yang digunakan adalah teknik pancing. Teknik lanjutannya yaitu teknik cakap semuka, teknik catat dan rekam. Metode yang digunakan dalam analisis data adalah metode padan referensial. Teknik dasar yang digunakan adalah Teknik Pilah Unsur Penentu (PUP), dengan Teknik Lanjutan Teknik Hubung Banding Membedakan (HBB). Hasil analisis data menggunakan metode penyajian formal dan informal. Hasil analis diperoleh tiga puluh empat nama makanan berbahan baku ubi di Minangkabau. Asal-usul penamaannya ditemukan yaitu peniruan bunyi, sifat khas, penemu atau pembuat, tempat asal, bahan, keserupaan, dan penamaan baru. Kata kunci: Nama, Penamaan, Makanan, Ubi, Minangkabau THE NAMING OF SWEET POTATOES FOOD IN MINANGKABAU ABSTRACT This article discusses the names and names of foods made from sweet potatoes in Minangkabau. The method used in providing data is the proficient method. The basic technique used is the fishing technique. The advanced techniques are open-to-face techniques, note-taking and recording techniques. The method used in data analysis is the referential equivalent method. The results of data analysis used formal and informal presentation methods. The results of the analysis obtained thirty-four names of foods made from sweet potatoes in Minangkabau. The origins of the naming were found, namely sound imitation, distinctive characteristics, inventor or maker, place of origin, materials, similarities, and new names. Keywords: Name, Naming, Food, Sweet Potato, Minangkabau Jurnal Elektronik WACANA ETNIK – Vol 8 No 1 2019, (23 – 32) p ISSN 2089-8746, e ISSN 2302-7142 Submit: Februari 2019.
    [Show full text]
  • 978-602-450-320-8 103 Pelatihan Penggunaan Zat Warna
    e-ISBN: 978-602-450-321-5 p-ISBN: 978-602-450-320-8 PELATIHAN PENGGUNAAN ZAT WARNA ALAMI DALAM PEMBUATAN RAGINANG DAN KUE SAROJA YANG BERVARIASI Herianto1), Asep Kurnia Hidayat1), Ai Sri Kosnayani 2) 1) Fakultas Teknik Universitas Siliwangi 2) Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Siliwangi e-mail: [email protected]; [email protected]; [email protected] ABSTRAK Munculnya zat aditif makanan yang dijual murah di pasaran, membuat para pembuat raginang dan saroja mencoba untuk menggunakan zat aditif seperti pewarna dan perasa. Kurangnya pengetahuan tentang bahaya zat aditif makanan membuat penggunaan zat aditif semakin marak. Pengabdian pada Masyarakat ini dilaksanakan untuk memperkenalkan zat pewarna alami untuk pembuatan raginang dan kue seroja yang bervariasi dan aman dikonsumsi. Diharapkan dengan penggunaan zat aditif alami seperti buah naga merah, wortel, bit, dan lain-lain akan membuat bentuk dan tampilan raginang dan kue seroja semakin menarik, bukan hanya menarik untuk dikonsumsi semua lapisan umur sehingga meningkatkan omset penjualan tetapi juga menarik generasi muda untuk mengembangkan usaha pembuatan raginang dan kue seroja sehingga budaya makanan khas Ciawi dapat dilestarikan. Pewarna alami yang berasal dari buah, umbi atau sayur selain aman untuk dikonsumsi juga mengandung zat antioksidan. Zat antioksidan merupakan zat yang sangat diperlukan oleh tubuh untuk mengambat reaksi oksidasi berlebih yang merupakan pemicu berbagai penyakit degenerative seperti disbetes mellitus, jantung ataupun stroke. Kegiatan pengabdian ini dilaksanakan selama 4 kali mulai survey lapangan, pelatihan pembuatan zat warna alami, pembuatan raginang dan saroja dengan zat warna alami dan pengemasan serta evaluasi hasil kegiatan. Penggunaan zat warna alami cukup menarik hanya para wirausahaan merasa harga zat warna alami terlalu mahal dibandingkan dengan pewarna makanan sintetis.
    [Show full text]
  • Download This PDF File
    Fortifikasi Cita Rasa Cake Melalui BIONATURE Penambahan Tepung Sukun Hasil Fermentasi ISSN 1411 - 4720 Abstract. One of the bread tree utilization Hartati is to make it powder. In general, the bread Rachmawaty tree powder has good taste and good condition than tapioca powder. so, it can produce many kinds of delicious product. Several kinds of food that can make from the bread tree powder are cake, pastry, donuts, pudding, kroket, rissoles, gethuk, Abstrak. Salah satu pemanfaatan buah sukun adalah membuatnya menjadi klepon, apem ect. The aim of this research tepung. Pada umumnya, tepung buah sukun memiliki rasa dan kondisi bagus is to know the acceptance number dibanding tepung tapioka. Sehingga bisa menghasilkan berbagai macam produk (organoleptic) of cake that made from the lezat. Beberapa jenis makanan yang bisa dibuat dari tepung roti adalah kue, kue bread tree powder from fermentation kering, donat, puding, kroket, risoles, gethuk, klepon, apem dan lain-lain. Tujuan process if we compare with the cake from dari penelitian ini adalah untuk mengetahui uji organoleptik kue yang dibuat wheat flour. This research consists of 3 dari tepung buah sukun dari proses fermentasi jika dibandingkan dengan kue treatments; A1 (cake from wheat flour), A2 dari tepung terigu. Penelitian ini terdiri dari 3 perlakuan; A1 (kue dari tepung (cake from the bread tree powder) and A3 terigu), A2 (kue dari tepung buah sukun) dan A3 (kue dari buah sukun dari proses (cake from the bread tree from fermentasi). Produk tersebut di rasakan dengan uji organoleptik (rasa, bau dan fermentation process). The product was tekstur). Berdasarkan penelitian kita mengetahui bahwa rasa produk A3 paling tested by organoleptic test (taste, smell and banyak (62%) maka A1 (48%) dan A2 (33%).
    [Show full text]