Di Kabupaten Halmahera Selatan Provinsi Maluku Utara

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

Di Kabupaten Halmahera Selatan Provinsi Maluku Utara PEMERINTAH KABUPATEN HALMAHERA SELATAN DINAS KEHUTANAN UPTD KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI (KPHP) MODEL BACAN (UNIT XIII) Jalan Raya Tomori – Labuha Bacan Tlp/Fax (09278) 2321194, 2321544 Kode Pos 97791 RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL BACAN (UNIT XIII) DI KABUPATEN HALMAHERA SELATAN PROVINSI MALUKU UTARA DISUSUN OLEH : KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI MODEL BACAN (UNIT XIII) LABUHA, 2014 BUKU RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL BACAN (UNIT XIII) Digandakan dan dijilid oleh : Pusat Pengendalian Pembangunan Kehutanan Regional IV Tahun 2015 HALAMAN JUDUL RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL BACAN (UNIT XIII) DI KABUPATEN HALMAHERA SELATAN PROVINSI MALUKU UTARA Merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari : KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : SK. 7580/Menhut-II/Reg.4-1/2014 Tanggal : 17 Desember 2014 KEMENTERIAN KEHUTANAN DIRETORAT JENDERAL PLANOLOGI KEHUTANAN BALAI PEMANTAPAN KAWASAN HUTAN WILAYAH VI NOMOR : LP. 69/BPKH VI-3/2014 TAHUN : 2014 RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG (RPHJP) KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI (KPHP) MODEL BACAN (UNIT XIII) KABUPATEN HALMAHERA SELATAN PROVINSI MALUKU UTARA TAHUN : 2015 - 2024 MANADO,SEPTEMBER 2014 PerDirJenPlanologi_no:P.5/VII-WP3H/2012_14Mei2012_Halaman Judul RPHJP KPHP Model Bacan (Unit XIII) Tahun 2015-2024 i LEMBAR PENGESAHAN RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG KPHP MODEL BACAN (UNIT XIII) DI KABUPATEN HALMAHERA SELATAN PROVINSI MALUKU UTARA Labuha, 2014 Disusun oleh : KEPALA UPTD KPHP MODEL BACAN (UNIT XIII), Bachruddin Limatahu, S.Hut. NIP. 19711106 200604 1 017 Diketahui oleh: KEPALA DINAS KEHUTANAN KEPALA DINAS KEHUTANAN PROVINSI MALUKU UTARA, KABUPATEN HALMAHERA SELATAN, M. Syukur Lila, S.Hut., M.Si. Drs. Josep Pinoke NIP 19690505 200112 1 005 NIP 19570625 198503 1 008 DISAHKAN PADA TANGGAL : ……………………. OLEH : a.n. MENTERI KEHUTANAN RI KEPALA PUSAT PENGENDALIAN PEMBANGUNAN KEHUTANAN REGIONAL IV, Dr.Ir. Muhammad Firman, M.For.Sc. NIP. 19590225198603 1 002 Sumber format RPHJP KPHP Model Bacan (Unit XIII) Tahun 2015-2024 ii PETA SITUASI KPHP MODEL BACAN di KABUPATEN HALMAHERA SELATAN, PROVINSI MALUKU UTARA RPHJP KPHP Model Bacan (Unit XIII) Tahun 2015-2024 iii RINGKASAN EKSEKUTIF Rencana Pengelolaan Jangka Panjang (RPHJP) Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi(KPHP) Model Bacan (Unit XIII) di Kabupaten Halmahera Selatan tahun 2015- 2024 ini disusun dan disajikan berpedoman pada Peraturan Direktur Jenderal Planologi Kehutanan, Nomor:P.5/VII-WP3H/2012 tentang Petunjuk Teknis Tata Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan pada Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung (KPHL) dan Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP) dan Peraturan Menteri Kehutanan Nomor :P.46/Menhut-II/2013 tentang Tata Cara Pengesahan Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Dan Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi. KPHP Model Bacan memiliki luas areal ±140.808 ha dengan fungsi Kawasan Hutan Lindung (±62.836 ha), Kawasan Hutan Produksi Terbatas (±70.212 ha), dan Kawasan Hutan Produksi (±7.760 ha). Visi KPHP Model Bacantahun 2015-2024 yaitu “Pengelolaan hutan lestari yang berbasis kepulauan, berbudaya dan mandiri untuk kesejahteraan masyarakat sekitarnya”. Adapun misi KPHP Model Bacan yakni: 1. Mewujudkan kelestarian sumberdaya hutan dengan membangun partisipasi para pihak/para pemegang kepentingan (stakeholder), meningkatkan sumber daya manusia kehutanan, meningkatkan kapasitas sumberdaya manusia yang terlibat dalam pengelolaan sumberdaya hutan, mencegah tindakan kerusakan hutan, meminimalkan potensi konflik pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya hutan, memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam pengelolan sumberdaya hutan, dan merevitalisasi kearifan lokal dalam pengelolaan sumberdaya hutan. 2. Mewujudkan masyarakat yang sejahtera dengan terpenuhinya hajat hidup yang mencakup kebutuhan sandang, pangan, papan, pendidikan, kesehatan dan lapangan kerja, keamanan dan keselamatan diri dan lingkungannya, serta pemenuhan aktualisasi eksistensi kepribadian. 3. Mewujudkan pengelolaan sumberdaya hutan yang mandiri dengan mengembangkan produk hutan yang memiliki prospek ekonomi, mengoptimalkan fungsi kawasanHutan Produksi (HP) dan Hutan Lindung (HL), mengoptimalkan pemanfaatan jasa lingkungan dan memberdayakan ekonomi masyarakat. RPHJP KPHP Model Bacan (Unit XIII) Tahun 2015-2024 iv Capaian-capaian utama dari RPHJP KPHP Model Bacanantara lain: 1. Tertatanya blok-blok dan petak-petak pengelolaan hutan dalam KPHP Model Bacan seluas lebih kurang 140.808 ha yang terdiri 9 blok pengelolaan yang meliputi pada kawasan HP 433 petak pengelolaan dan 3 blok pengelolaan yang meliputi 362 petak pengelolaan pada HL secara bertahap dan berkelanjutan. 2. Tersusunnya perencanaan hutan lanjutan untuk KPHP Model Bacan, yakni: RPHJP 2025-2034, dan RPH-RPH Jangka Pendek/Tahunan untuk tahun 2016 sampai tahun 2024. 3. Terbangunnya database KPHP Model Bacan berbasis pengelolaan komoditas pada setiap blok dan petak. 4. Terbangunnya lembaga KPHP Model Bacan yang professional, efektif dan efisien dengan perkembangan mulai dari Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) menjadi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dengan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PERATURAN PEMERINTAHK-BLUD). 5. Tersedianya sarana dan prasarana operasional KPHP Model Bacan yang memadai untuk tingkat Resor Polisi Hutan (RPH). 6. Terbentuk dan terbinanya 30 kelompok tanihutan (KTH) dan 20 koperasi sebagai lembaga usaha kelompok dari masyarakat lokal sekitar KPHP Model Bacan. 7. Terlaksananya pengelolaan hutan lestari KPHP Model Bacan melalui kegiatan-kegiatan: penyuluhan kehutanan dan patroli hutan yang intensif dan berkelanjutan, pemberantasan illegal logging dan penurunan areal perambahan kawasan, pengendalian kebakaran hutan, dan penurunan jumlah kejadian konflik tenurial. 8. Terwujudnya pengembangan obyek wisata alam dan jasa lingkungan lainnya melalui kemitraan dengan KPHP Model Bacan 9. Terlaksananya reboisasi dan pengkayaan tanaman hutan secara partisipatif dalam KPHP Model Bacan dan 10. Tersusunnya rencana pengembangan usaha (business plan) dan kemitraan pemanfaatan Hasil Hutan Kayu (HHK), Hasil Hutan Buka Kayu (HHBK), perdagangan karbon dan jasa lingkungan lainnya pada wilayah tertentu dalam KPHP Model Bacan. RPHJP KPHP Model Bacan (Unit XIII) Tahun 2015-2024 v Jenis pohon/tanaman unggulan yang tumbuh alami dan akan dikembangkan dalam RPHJP KPHP Model Bacantahun 2015-2024 antara lain: HHK Kelompok Meranti/Komersial Satu seperti tegakan kenari (Canarium hirsutum), nyatoh (Palaquium javense), matoa (Pometia pinnata), meranti (Shorea sp.), susu (Alstonia scholaris).HHK Kelompok Rimba Campuran/Komersial Dua seperti tegakan pala hutan (Myristica fatren), gofasa (Vitex sp.), raja (Koompassia malaccensis), bugis (Koordensiodendron pinnatum), taulate (Metrosideros sp.), binuang (Octomeles sumatrana), samama (Anthocepallus micropillus). dan lain-lain.HHK kelompok kayu eboni/kayu indah satu seperti tegakan malambua (Diospyros sp.), mologotu (Diospyros ebenum).HHK kelompok kayu indah dua seperti tegakan cempaka (Lipiniopsis ternatensis), mangga hutan (Mangifera indica), cina (Casuarina sumatrana).HHK kelompok kayu belum dikenal seperti tegakan hiru (Vatica papuana), suling (Drupetes sp.), badenga (Neonauclea schlechteri).Serta jenis HHBK seperti damar, aren, kayu putih, bambu, pala, kemiri, durian, manggis, leci, matoa, dan tanaman Multi purpose tree spices (Mpts) serta tanaman produktif di bawah tegakan atau tanaman non-HHBK seperti kelapa, cengkeh, kopi, kakao dan tanaman ikutan lainnya. Target rencana kegiatan RPHJP KPHP Model Bacan tahun 2015-2024 sebagai berikut; 1. Inventarisasi Hutan Menyeluruh Berkala (IHMB) pada seluruh wilayah minimal sekali setiap 5 tahun, meliputi: inventarisasi potensi tegakan tiap blok dan/atau petak pada Blok-blok Wilayah Tertentu seluas lebih kurang 68.086,06 ha atausebanyak 513 petak dan Blok-blok Bukan Wilayah Tertentu seluas lebih kurang 72.722 ha atau sebanyak 282 petak dengan rincian Blok-blok Wilayah Tertentu sebagai berikut: a. Blok-blok Pemanfaatan pada kawasan HLseluas lebih kurang 27.720 ha yang meliputi 110 petak. b. Blok-blok Khusus Cagar Budaya pada kawasan HL seluas lebih kurang 1.055 ha yang meliputi 5 petak. c. Blok-blok Pemanfaatan HHBK, Jasling dan Kawasan pada kawasan HPseluas lebih kurang 4.818 ha meliputi 46 petak. d. Blok-blok Pemanfaatan HHK-HA pada kawasan HP seluas lebih kurang 6.324 ha meliputi 59 petak. e. Blok-blok Pemanfaatan HHK-HT pada kawasan HP seluas lebih kurang 13.485 ha meliputi 144 petak. RPHJP KPHP Model Bacan (Unit XIII) Tahun 2015-2024 vi f. Blok-blok Pemanfaatan HHK-RE pada kawasan HP seluas lebih kurang 2.527 ha meliputi 26 petak. g. Blok-blok Pemberdayaan Masyarakat pada kawasan HP seluas lebih kurang 11.871 ha meliputi 120 petak dan h. Blok-blok Khusus Pendidikan pada kawasan HP seluas lebih kurang 287 ha meliputi 3 petak. IHMB juga dibarengi dengan inventarisasi potensi lainnya dan inventarisasi sosekbud masyarakat sekitar KPH pada 5 pulau besar, yaitu P. Bacan, P. Kasiruta, P. Mandioli, P. Batanglomang dan P. Kayoa serta pulau kecil lainnyatermasuk monitoring Petak Ukur Permanen (PUP) stok karbon secara bertahap dan berkelanjutan. 2. Rekonstruksi batas dilakukan secara bertahap dan akan dikoordinasikan dengan Balai Pemantapan Kawasan Hutan Wilayah VI. Target kegiatan rekonstruksi batas luar dan batas fungsi kawasn hutan tahun 2015 dan tahun 2016 direncanakan sepanjang 600 kmdan direncanakan pengamanan dan pemeliharaan batas kawasan hutan sepanjang 300 km yang
Recommended publications
  • 044883/EU XXV. GP Eingelangt Am 05/11/14
    044883/EU XXV. GP Eingelangt am 05/11/14 Council of the European Union Brussels, 5 November 2014 (OR. en) 13677/14 ADD 1 REV 1 ENV 789 WTO 262 COVER NOTE No. Cion doc.: D035814/01 ANNEX 1 Subject: ANNEX to the COMMISSION Regulation (EU) No …/.. amending Council Regulation (EC) No 338/97 on the protection of species of wild fauna and flora by regulating trade therein Delegations will find attached a new version of D035814/01 ANNEX 1. Encl.: D035814/01 ANNEX 1 13677/14 ADD 1 REV 1 KS/am DGE 1A EN www.parlament.gv.at EUROPEAN COMMISSION Brussels, XXX D035814/01 […](2014) XXX draft ANNEX 1 ANNEX to the COMMISSION Regulation (EU) No …/.. amending Council Regulation (EC) No 338/97 on the protection of species of wild fauna and flora by regulating trade therein EN EN www.parlament.gv.at ANNEX Notes on interpretation of Annexes A, B, C and D 1. Species included in Annexes A, B, C and D are referred to: (a) by the name of the species; or (b) as being all of the species included in a higher taxon or designated part thereof. 2. The abbreviation ‘spp.’ is used to denote all species of a higher taxon. 3. Other references to taxa higher than species are for the purposes of information or classification only. 4. Species printed in bold in Annex A are listed there in consistency with their protection as provided for by Directive 2009/147/EC of the European Parliament and of the Council1 or Council Directive 92/43/EEC 2.
    [Show full text]
  • North Maluku and Maluku Recovery Programme
    NORTH MALUKU AND MALUKU RECOVERY PROGRAMME 19 September 2001 1 TABLE OF CONTENTS I. Introduction 4 II. North Maluku 5 A. Background 5 1. Overview of North Maluku 5 2. The Disturbances and Security Measures 6 3. Community Recovery and Reconciliation Efforts 7 B. Current Situation 12 III. Maluku 14 A. Background 14 1.Overview of Maluku 14 2. The Disturbances and Security Measures 16 3. Community Recovery and Reconciliation Efforts 18 B. Current Situation 20 IV. Reasons for UNDP Support 24 V. Programme Strategy 25 VI. Coordination, Execution, Implementation and Funding Arrangements 28 A. Governing Principles 28 B. Arrangements for Coordination 28 C. UN Agency Partnership and Coordination 29 D. Execution and Implementation Arrangements 30 E. Funding Arrangements 31 VII. Area of Programme Concentration and Target Beneficiaries 32 A. Area of Programme Concentration 32 B. Target Beneficiaries 33 VIII. Development Objective 34 IX. Immediate Objectives 35 X. Inputs 42 XI. Risks 42 XII. Programme Reviews, Reporting and Evaluation 42 XIII. Legal Context 43 XIV. Budget 44 2 Annexes I. Budget II. Terms of Reference of UNDP Trust Fund for Support to the North Maluku and Maluku Recovery Programme III. Terms of Reference: Programme Operations Manager/Team Leader – Jakarta IV. Terms of Reference: Recovery Programme Manager – Ternate and Ambon V. Chart of Reporting, Coordination and Implementation Relationships 3 NORTH MALUKU AND MALUKU RECOVERY PROGRAMME I. INTRODUCTION A. Context This programme of post-conflict recovery in North Maluku and Maluku is part of a wider UNDP effort to support post-conflict recovery and conflict prevention programmes in Indonesia. The wider programme framework for all the conflict-prone and post-conflict areas is required for several reasons.
    [Show full text]
  • Vedlegg Til Forskriftsforslaget
    Vedlegg til forskriftsforslaget Forklaringer til artslisten, annotasjoner og fotnoter Vedlegg 1: Artslister (A, B, C) Vedlegg 2: Innførselsrestriksjoner Vedlegg 3: Merke- og sertifiseringskrav Postadresse: postboks 5672, Sluppen, 7485 Trondheim | Tel: 03400/73 58 05 00 | Faks: 73 58 05 01 | Org.nr: 999 601 391 Besøksadresse Oslo: Grensesvingen 7, 0661 Oslo | Besøksadresse Trondheim: Brattørkaia 15, 7010 Trondheim Saksbehandler: | E-post: [email protected] | Internett: www.miljødirektoratet.no VEDLEGG I Forklaringer til liste A, B, og C Generelt om artene Vedlegg I, liste A, skal omfatte arter som er utrydningstruet og oppført i konvensjonens liste I. I tillegg omfattes arter som ikke er oppført i konvensjonens liste I, men som er så sjeldne at enhver form for handel vil sette den gjeldende arts overlevelsesevne i fare. Videre omfattes også arter som lett kan forveksles med arter som er oppført i listen. Tilsvarende gjelder arter hvor de fleste underarter er oppført i listen. Vedlegg I, liste B, omfatter arter som ikke nødvendigvis er truet av utryddelse nå, men som kan bli det dersom handelen med artene ikke reguleres. Listen omfatter de i konvensjonens liste II, bortsett fra de arter som står oppført i vedlegg I, liste A og for hvilke Norge eventuelt ikke har tatt forbehold mot, samt de i liste B oppførte arter som Norge eventuelt har tatt forbehold mot. Listen omfatter videre enhver annen art, som ikke står oppført i konvensjonens lister, men som er gjenstand for internasjonal handel av et visst omfang eller som truer overlevelsen av arten eller populasjoner av arten i visse land, eller at den samlede populasjonen kan opprettholdes på et nivå som er i overenstemmelse med den gjeldende arts rolle i de økosystemer hvor den forekommer.
    [Show full text]
  • PEMERINTAH KABUPATEN HALMAHERA SELATAN DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN Jl
    PEMERINTAH KABUPATEN HALMAHERA SELATAN DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN Jl. Oesman Syah No. 1 – Labuha 97791 -Telp. (0927) 21290 – Fax (0927)2321019 – Email : [email protected] KEPUTUSAN KEPALA DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KABUPATEN HALMAHERA SELATAN Nomor : 420.1 / /2017 TENTANG IZIN PENDIRIAN DAN PENYELENGGARAAN LEMBAGA PENDIDIKAN KELOMPOK BERMAIN ANAK USIA DINI (PAUD) KAMBOJA KEPALA DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KABUPATEN HALMAHERA SELATAN [ Membaca : SuratPermohonanKelompokBermain (PAUD) Kamboja : 420/PAUD /K/87/ 2017, tanggal2 Januari 2017 tentangIzinPendiriandanPenyelenggaraanKelompokBermainPAUD KAMBOJA Desa Kampung Makian Kecamatan Bacan Selatan. Kabupaten Halmahera Selatan Menimbang : a. bahwaberdasarkanhasilVerifikasi Tim TeknisBidang PNFI,DinasPendidikandanKebudayaanterhadaplembagatersebutdiatasdalam PenyelenggaraPendidikanAnakUsiaDini (PAUD)secaratertibdantertanggungjawabperludiberikanizin. b. bahwaPAUD KAMBOJA yang berada di DesaKampung MakianadalahLembaga yang diselenggarakanolehmasyarakatDesaKampung Makian Kecamatan Bacan Selatandianggaptelahmemenuhipersyaratan yang berlaku. 0 c. bahwaberdasarkanpertimbangandimaksudpadapoin a danpoin b diatasperluditetapkandenganSuratKeputusanKepalaDinasPendidikandanKeb udayaanKabupaten Halmahera Selatan. Mengingat : 1. Undang-Undang No.45 Tahun 1999 Tentang Pembentukan Propinsi Maluku Utara, Kabupaten Baru dan Kabupaten Maluku Tenggara Barat (Lembaran Negara RI Tahun 1999 Nomor 174, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 3895) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 6
    [Show full text]
  • M7.2 EARTHQUAKE in NORTH MALUKU, INDONESIA FLASH UPDATE #1 SUNDAY Indonesia
    SUNDAY M7.2 EARTHQUAKE IN 14 JUL 2019 NORTH MALUKU, INDONESIA 2230 HRS UTC +7 FLASH UPDATE #1 The estimated hazard exposure from DMRS, powered by PDC Indonesia • Indonesia’s Meteorological, Climatological, and Geophysical Agency (BMKG) reported a strong magnitude 7.2 earthquake struck North Maluku Province on Sunday, 14 July 2019, at 16:10 (UTC+7). The earthquake is reported to have a shallow epicentre at 10-km depth, which is located about 62-km north east of Labuha town (0.59°S,128.06°E). • According to Indonesia’s National Disaster Management Organisation (BNPB), Labuha endured Intensity VI, or strong shaking. While several other areas are reported to have experienced light to moderate shaking, such as Intensity V in Weda, and Intensity IV in Maba, Soasiu, and Ternate. • The earthquake is reported to have caused panic in several areas. There were no immediate reports of casualties or damages yet, the Local Emergency Management Authorities and local governments are conducting rapid assessment due to expected damages. • The earthquake is believed to have no potential to trigger tsunami, but six (6) aftershocks with at least magnitude 5.0 are already reported (see map on the next page): 1. M5.2, 14-Jul-19, 16:28:40 (UTC+7), 0.75°S, 128.18°E, 10 km depth 2. M5.8, 14-Jul-19, 16:43:47 (UTC+7), 0.78°S, 127.68°E, 10 km depth 3. M5.0, 14-Jul-19, 16:54:49 (UTC+7), 0.87°S, 128.39°E, 10 km depth 4. M5.4, 14-Jul-19, 17:05:22 (UTC+7), 0.61°S, 127.96°E, 10 km depth 5.
    [Show full text]
  • Biolphilately Vol-64 No-3
    152 Biophilately June 2018 Vol. 67 (2) ENTOMOLOGY Editor Donald P. Wright, Jr., BU243 and José Reis New Listings Scott# Denom Common Name/Scientific Name Family/Subfamily Code BELARUS 2015 October 16 (Frogs) (SS/4) 961 (3600r) U/I Damselfly (w/ frog) Odonata U B 964a SS/4 (Sc#961–64) Margin UL: U/I Fly Diptera U Z ML & LL: Backswimmer, Notonecta sp.? Notonectidae, Notonectinae Z 2018 March 1 (Berezinsky Biosphere Reserve) (Set/2 & SS/2) b (1.26r) Moorland Clouded Yellow, Colias palaeno L. ♂ (inscr. “H”) PIE, Coliadinae B BHUTAN 2018 February 5 a 30nu Red-Tipped Shadefly, Argiocnemis rubescens rubeola Selys COE, Agriocnemidinae A b 30nu Dun Skimmer, Neurothemis fulvia Drury LIB, Sympetrinae A c 30nu Crimson or Dawn Skimmer, Trithemis aurora Burmeister LIB, Trithemistinae A d 30nu Asian Pintail, Acisoma panorpoides Rambur LIB, Sympetrinae A e 30nu Blue Bayadera, Bayadera indica Selys Euphaeidae A f 30nu Megalestes irma Fraser Synlestidae, Megalestinae A SS 50nu Gyalsey Emerald Spreadwing, Megalestes gyalsey Gyeltsen et al. Synlestidae, Megalestinae A BOSNIA & HERZEGOVINA (Serb) 2009 September 9 (Insects) (new data) 372 1m Ruddy Darter, Sympetrum sanguineum O.F. Mueller LIB, Sympetrinae A 2015 September 2 (Fly Fishing) (new data) 531 Margin UR: U/I Mayflies Ephemeroptera U Z CANADA 2018 May 1 (Native Bees) (Bklt/10) (85c) Rusty-Patched Bumblebee, Bombus affinis Cresson API, Apinae A (85c) Bicolored Striped Sweat Bee, Agapostemon virescens Fabr. HAL, Halictinae A FDC Small Eastern Resin Bee, Anthidiellum notatum Latreille MEGA, Megachilinae Z COLOMBIA 2018 May 9 (Mexico Colombia Year) (Pair & MS/4) a 10000p Monarch, Danaus plexippus L NYM, Danainae A b 10000p Blue Morpho, Morpho helenor ssp.
    [Show full text]
  • Bupati Halmahera Selatan
    BUPATI HALMAHERA SELATAN PERATURAN BUPATI HALMAHERA SELATAN NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG KOMUNITAS INTELIJEN DAERAH KABUPATEN HALMAHERA SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI HALMAHERA SELATAN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka penyelenggaraan otonomi, daerah mempunyai kewajiban melindungi masyarakat, menjaga persatuan, kesatuan dan kerukunan nasional serta keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia; b. bahwa dalam rangka mengantisipasi ancaman terhadap integritas Nasional dan tegaknya kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia, perlu dilaksanakan deteksi dini dan peringatan dini di Daerah; c. bahwa dalam rangka mengoptimalkan kinerja komunitas intelijen daerah perlu didukung dengan koordinasi yang baik antar aparatur unsur intelijen secara professional; d. bahwa dalam rangka tertib administrasi kegiatan Kominda sesuai dengan Perarturan Menteri Dalam Negeri Nomor 11 Tahun 2006, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 16 Tahun 2011 tentang Komunitas Intelijen Daerah perlu dilakukan penyesuaian agar optimal dihadapkan dengan perkembangan situasi daerah; e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Komunitas Intelijen Daerah Kabupaten Halmahera Selatan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 46 Tahun 1999 tentang Pembentukan Propinsi Maluku Utara, Kabupaten Buru dan Kabupaten Maluku Tenggara Barat (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 1999 Nomor 174, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3895)
    [Show full text]
  • Profil Kabupaten Halmahera Selatan
    I RPI2-JM I Kabupaten Halmahera Selatan I 04 PROFIL KABUPATEN HALMAHERA SELATAN 4.1 PROFIL GEOGRAFIS Lingkup wilayah perencanaan meliputi seluruh wilayah Kabupaten Halmahera Selatan sebagai daerah otonom yang baru dimekarkan dari Kabupaten Maluku Utara (sekarang Halmahera Barat). Kabupaten Halmahera Selatan sesuai dengan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2003, terletak antara 126° 45’ bujur timur dan 129° 30’ bujur timur dan 0° 30’ lintang utara dan 2° 00’ lintang utara. Kabupaten Halmahera Selatan terletak di kawasan timur Indonesia, tepatnya berbatasan dengan: a. Sebelah utara dibatasi oleh Kota Tidore Kepulauan dan Kota Ternate; b. Sebelah selatan dibatasi oleh Laut Seram; c. Sebelah timur dibatasi oleh Laut Halmahera; d. Sebelah barat dibatasi Laut Maluku. Luas wilayah Kabupaten Halmahera Selatan adalah 40.263,72 km2, yang terdiri dari daratan seluas 8779,32 km2 (22%) dan luas lautan sebesar 31.484,40 km2 (78%) Berdasarkan PERDA No. 8 Tahun 27 kecamatan dalam wilayah administrasi Kabupaten Halmahera Selatan menjadi 30 kecamatan dimana semula berdasarkan UU No. 1 Tahun 2003 terdiri atas 9 kecamatan. Wilayah adminisrasi Kabupaten Halmahera Selatan yang terdiri atas 30 kecamatan. Tabel 4.1. Wilayah Administratif Kabupaten Halmahera Selatan NO KECAMATAN LUAS NO KECAMATAN LUAS 1 Kecamatan Bacan 281,38 km2 16 Kecamatan Kayoa 80,92 km2 2 Kecamatan Bacan Barat 166,95 km2 17 Kecamatan Kayoa Barat 25,00 km2 3 Kecamatan Bacan Barat Utara 244,67 km2 18 Kecamatan Kayoa Selatan 24,07 km2 4 Kecamatan Bacan Selatan 156,27 km2 19 Kecamatan Kayoa Utara 36,22
    [Show full text]
  • 089256/EU XXIV. GP Eingelangt Am 27/07/12
    089256/EU XXIV. GP Eingelangt am 27/07/12 COUNCIL OF Brussels, 27 July 2012 THE EUROPEAN UNION 12957/12 ENV 650 PECHE 295 WTO 279 COVER NOTE from: European Commission date of receipt: 26 July 2012 to: General Secretariat of the Council of the European Union No Cion doc.: D021920/01 Subject: Commission Regulation (EU) No …/.. of XXX amending Council Regulation (EC) No 338/97 on the protection of species of wild fauna and flora by regulating trade therein Delegations will find attached Commission document D021920/01. ________________________ Encl.: D021920/01 12957/12 KS/cm 1 DG E 1A EN EUROPEAN COMMISSION Brussels, XXX D021920/01 […](2011) XXX draft COMMISSION REGULATION (EU) No …/.. of XXX amending Council Regulation (EC) No 338/97 on the protection of species of wild fauna and flora by regulating trade therein EN EN COMMISSION REGULATION (EU) No …/.. of XXX amending Council Regulation (EC) No 338/97 on the protection of species of wild fauna and flora by regulating trade therein THE EUROPEAN COMMISSION, Having regard to the Treaty on the Functioning of the European Union, Having regard to Council Regulation (EC) No 338/97 of 9 December 1996 on the protection of species of wild fauna and flora by regulating trade therein1, and in particular Article 19(5) thereof, Whereas: (1) Regulation (EC) No 338/97 lists animal and plant species in respect of which trade is restricted or controlled. Those lists incorporate the lists set out in the Appendices to the Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora (CITES), hereinafter ‘the Convention’.
    [Show full text]
  • Study on Elite Configuration in Obi Regency Extension of North Maluku
    INTERNATIONAL JOURNAL OF SCIENTIFIC & TECHNOLOGY RESEARCH VOLUME 7, ISSUE 06, JUNE 2018 ISSN 2277-8616 Study On Elite Configuration In Obi Regency Extension Of North Maluku Bakri La Suhu, Abdul Halil Hi. Ibrahim, Rasid Pora, Rahmat Suaib, Raodah M. Djae Abstract: The research was aimed to find the configuration of an elite in an extension of Obi Islands Regency of South Halmahera - North Maluku; to map on contrastive elites of extension and interest, and of pro-group conflict of Obi Islands Regency extension. The method used in this research is a case study method by qualitative approach. The research method is the purpose to describe, record, analyze and interpret conditions occurred in the field. The research result shows that extension of Obi Islands Regency is boosted by geographical aspect. The extension plan of Obi Islands Regency causes pro and contra between inside and outside elite of Obi Islands. The contrastive elite extension is the Regent of South Halmahera (Muhammad Kasuba). It is caused that the Regent has the economic interest (business entity) in Obi Islands. The interest competition happens to the pro-group extension of the elite in Obi Islands against the elite in Ternate City. The rivalry among pro-group of extension, basically, is competition to get an influence and support from Obi's society and effort to maintain and/or take resource away in Obi Islands after the extension become the rivalry factor of pro–extension elite. The conspiracy happens because of the economic interest in pro-extension elite (Abu Karim La Tara, and Hi, Subur) against with contra-extension elite (Muhammad Kasuba as the Regent).
    [Show full text]
  • 6.Smart Practices and Inspirator .Cdr
    Smart Practice Location Labuha, An integrated war inspirator Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara against malaria Contact Person in Halmahera Dr. Ahmad Aziz Team Leader Malaria Center Maluku Utara Mobile : 081340749589 Dr. Mohammad Alhabsyi he name of the ship is Mekar Teratai. Each night the ship takes its passengers to Sharing innovative ideas from inspiring people Kepala Dinas Kesehatan Bastiong Habor, Ternate, and onto to Babang harbor in Labuha, Bacan Island. Serving the public, listening to the public Kab. Halmahera Selatan TThe passengers are numerous and they board noisily, almost as if they are Firman panicking that the boat might leave, despite the fact that it is scheduled to depart in Pelaksana Program Malaria an hour. “This is the one dependable form of transport,” said one passenger. After the Kab. Halmahera Selatan Ternate-Labuha flight became unreliable, sea transportation became the only way for Gedung Malaria center Jl. Kebun Karet, Kec Bacan, residents to travel. Halmahera Selatan 97791 Like many other areas in eastern Indonesia, North Maluku has more water than land, about 76% of its total area of 140,225.32 km ² is water. Most of the population resides in coastal areas and in former swamp areas with lots of stagnant water bodies; Beneficiaries places also ideal for breeding mosquitoes. It's not surprising then that North Maluku, 250,0000 people including South Halmahera, in an endemic area for malaria. Halmahera Selatan experienced a malaria outbreak from 2003 to 2007. In that period there were 268 deaths, and in 2005 the Annual Malaria Incidents (AMI) reached a peak of 80.2%.
    [Show full text]
  • BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH 3.1 Kota Tidore Kepulauan Kota
    BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH 3.1 Kota Tidore Kepulauan Kota Tidore Kepulauan sebagai daerah otonom yang dimekarkan dari Kabupaten Halmahera Tengah berdasarkan Undang-undang No 1 Tahun 2003 tentang pemekaran wilayah yang diresmikan pada tanggal 31 Mei 2003. Secara geografis, letak wilayah Kota Tidore Kepulauan berada pada batas astronomis 00-200 Lintang Utara dan pada posisi 1270-127,450 Bagian Timur. Kota Tidore Kepulauan memiliki total luas wilayah 13.862,86 Km2 dengan daratan 9.116,36 Km2 dan batas wilayah sebagai berikut : • Sebelah utara : Berbatasan dengan Kota Ternate dan Kabupaten Halmahera Barat • Sebelah Timur: Berbatasan dengan Kabupaten Halmahera Timur dan Kabupaten Halmahera Tengah • Sebelah Selatan: Berbatasan dengan Kabupaten Halmahera Selatan dan Pulau Moti Kota Ternate • Sebelah Barat: Berbatasan dengan Laut Maluku Secara administratif, Kota Tidore Kepulauan Terdiri dari 8 (delapan) kecamatan dan 72 desa/kelurahan seperti diuraikan berikut ini : 1. Kecamatan Tidore ; Jumlah desa/kelurahan 11, dengan ibukota Gamtufkange, dan luas daerah 212,15 KM2, 2. Kecamatan Tidore Selatan ; Jumlah desa/kelurahan 8, dengan ibukota Gurabati, dan luas daerah 249,32 KM2, 3. Kecamatan Tidore Utara ; Jumlah desa/kelurahan 12, dengan ibukota Rum, dan luas daerah 221,33 KM2, 4. Kecamatan Tidore Timur ; Jumlah desa/kelurahan 4, dengan ibukota Tosa, dan luas daerah 199,92 KM2, 5. Kecamatan Oba ; Jumlah desa/kelurahan 9, dengan ibukota Payahe, dan luas daerah 2.373,63 KM2, 60 6. Kecamatan Oba Selatan ; Jumlah desa/kelurahan 7, dengan ibukota Lifofa, luas daerah 2.210,92 KM2, 7. Kecamatan Oba Utara ; Jumlah desa/kelurahan 9, dengan ibukota Sofifi, luas daerah 1.155,91 KM2, 8.
    [Show full text]