FREE EDISI 29/2010

EDISI XXIX / 2010 1 www.thelightmagz.com THEEDITORIAL THEEDITORIAL MITOS DAN LOGOS Fotografi, di Indonesia ini –entah di negeri lain- sebagian masih hidup di alam MITOS. Di satu sisi, mitos dibutuhkan sebagai suatu spirit yang membangun dalam bentuknya sebagai cara untuk memahami. Tetapi, ada sisi lain yang perlu dipikirkan bahwa jika mitos bertahan lama maka ia akan menjadi ideologi. Lebih banyak, ideologi hanyalah sebuah klaim yang tak lebih dari kes- adaran palsu, semacam CITRA CERMIN dengan gambarnya yang terbalik. COVER BY: Mempercayai mitos tertentu lebih sering menjadi belenggu. Dapat dibuktikan dengan mitos ketokohan seseorang yang kemu- DIEGO VERGES @ PAPUA dian memiliki banyak “pembebek” dan ketika dianalisa dengan jernih sebenarnya “ketakpantasan” itu begitu menonjol. Mitos alat yang seolah adalah “agama” jelas bukan jalan bagi makhluk yang mampu berpikir dengan nalarnya. Mitos jalur berfotografi, mengajarkan untuk tak bisa menyeberang ke jalur lain. LOGOS telah membuktikan bahwa itu tak sepenuhnya benar. Seorang narasumber di edisi ini, Karl Taylor sudah melakukan “pembelotan” dan dia berhasil. Kebenaran selalu dapat diperdebatkan. Mitos untuk bekerja dibawah satu bendera akan lebih aman telah dibongkar oleh Toto Santiko Budi dengan menjadi fotografer jurnal- istik freelance yang realitanya hidup “lebih mapan”. Diego Verges membuktikan sebagai fotografer muda dan memulai dengan PT Imajinasia Indonesia, keberaniannya menjelajah dunia untuk membuat portfolio dengan modal yang dikumpulkannya sedikit demi sedikit. www.thelightmagz.com PEMIMPIN PERUSAHAAN: Kita diajak untuk mendekonstruksi mitos-mitos yang dihayati “bangsa fotografi” ini seperti mental Dionysian dengan penga- Ignatius Untung, wasan mental Apollonian, begitu pun sebaliknya. Dengan sebentuk ketajaman mitos-mitos itu harus dipertanyakan, terus PEMIMPIN REDAKSI: menerus tanpa henti. Mitos-mitos telah menjadi penanda, dibutuhkan perangkat untuk membongkar petandanya, lalu masih Siddhartha Sutrisno, membutuhkan interpretasi. Interpretasi barangkali adalah semacam “BALAS DENDAM INTELEKTUAL”, tetapi apalagi yang pantas KONTRIBUTOR: dilakukan bagi manusia yang semestinya sanggup mempertanyakan Ada-nya. Toto Budi Santiko, Karl taylor, Diego Verges, Doddy Obenk, Selamat membaca, Siddhartha Sutrisno, Ignatius Siddhartha Sutrisno Untung WEBMASTER: Gatot Suryanto LAYOUT & GRAPHIC: Imagine Asia Indonesia

“Hak cipta semua foto dalam majalah ini milik fotografer yang bersangkutan dan pihak-pihak yang terlibat dalam pembuatannya, serta dilindungi oleh Undang-undang. Penggunaan foto-foto dalam majalah ini sudah seijin fotografernya. Dilarang menggunakan foto dalam majalah ini dalam bentuk / keperluan apapun tanpa ijin tertulis pemiliknya.”

2 EDISI XXIX / 2010 EDISI XXIX / 2010 3 WHERETOFIND WHERETOFIND

4 EDISI XXIX / 2010 EDISI XXIX / 2010 5 JOURNALISMPHOTOGRAPHY JOURNALISMPHOTOGRAPHY TOTO SANTIKO BUDI, NYAMAN SEBAGAI FREELANCER

Menjadi seorang fotografer lepas sudah bukanlah pilihan yang asing bagi banyak lihat di Koran bahwa Radar sedang pewarta foto. Keleluasaan dalam memilih pekerjaan/project menjadi salah satu membuka lowongan untuk posisi alasannya, disamping keleluasaan waktu. Namun jangan menganggap foto- fotografer. Saya coba mengajukan diri grafer freelance adalah fotografer yang bisa semaunya sendiri, tidak memiliki dan diterima. standar kualitas dan kemampuan. Untuk itu kami menghadirkan Toto Santiko Budi, seorang fotorgafer lepas yang besar di Surabaya dan kini hijrah ke Jakarta Tahun 2003 saya pindah ke Majalah bersama sang istri yang adalah seorang wartawan tulis di sebuah media cetak Mossaik. Bekerja di majalah membuat terbesar di Indonesia. saya lebih punya keleluasaan karena majalah cenderung lebih memberi Bagaimana anda mulai mengenal fotografi dan terjun hingga menjadi profes- tempat yang lebih untuk foto. sional? Saya mulai memotret sejak kecil, kebetulan ayah saya hobby foto dan saya sering Tahun 2005 saya bergabung dengan diajak keliling naik sepeda untuk cari obyek foto. Saya kebagian membawakan Jiwafoto sebagai staff namun pada kameranya. Ketika duduk di bangku SMA saya diijinkan untuk menggunakan tahun 2008 saya keluar dan menjadi kamera ayah saya tersebut, dan saya pun mulai sering memotret. freelance sampai sekarang.

Setelah lulus kuliah, saya tidak berani masuk ke jurusan fotografi atau jurusan Setelah merasakan bekerja sebagai yang ada mata kuliah fotografinya karena mahal. Akhirnya saya masuk jurusan freelance, apakah tidak ada keter- pertanian di Universitas Brawijaya melalui sipenmaru. tarikan untuk kerja di media sebagai Selama kuliah di Brawijaya saya cukup aktif di Malang Photo Club dan saya pegawai tetap? mendapat banyak manfaat dari pertemuan-pertemuan yang diadakan klub terse- Sebenarnya saya tidak menutup but, terutama sesi slideshow. kemungkinan untuk itu. Kalau pas ada yang cocok ya mau saja. Walaupun Pada tahun 2000 saya bergabung dengan harian Radar (group Jawapos) dengan saya nggak begitu suka hard news. berbekal foto-foto human interest yang saya miliki sebelumnya. Waktu itu saya

6 EDISI XXIX / 2010 EDISI XXIX / 2010 7 JOURNALISMPHOTOGRAPHY JOURNALISMPHOTOGRAPHY

Portrait of Merlyn. Putri Waria Indonesia 2006, Merlyn Sophjan (30 th) bersiap sebelum berpose untuk difoto di halaman rumahnya di Malang, 3 Agustus 2006. Merlyn sehari-hari bekerja di RS DR Syaiful Anwar Malang, sebagai 8 EDISI XXIXcase /manager 2010 untuk pasien HIV-AIDS. EDISI XXIX / 2010 9 RefleksiJOURNALISM Reformasi PHOTOGRAPHY JOURNALISMPHOTOGRAPHY Sebuah imaji refleksi dari truk yang dipenuhi masa PDI Pro Megawati menandai gerakan reformasi di Surabaya. Mereka memerahkan gedung DPRD Jawa Timur.

10 EDISI XXIX / 2010 EDISI XXIX / 2010 11 Jahit MulutJOURNALISMPHOTOGRAPHY JOURNALISMPHOTOGRAPHY Korban Sutet melakukan aksi menjahit mulut dan mogok makan di Jakarta.

12 EDISI XXIX / 2010 EDISI XXIX / 2010 13 JOURNALISMPHOTOGRAPHY JOURNALISMPHOTOGRAPHY

Sebagai freelance tentunya anda mem- rate. Angkanya berkisar 200 USD. Tapi butuhkan network yang cukup baik. mungkin berbeda-beda antara media Bagaimana anda membangunnya? yang satu dengan yang lain, begitu Pengalaman saya di Jiwafoto lumayan juga dengan kantor berita. membantu saya untuk membangun Setiap network saya. Ada beberapa klien Bagaimana dengan royalty, apakah ada saya dulu di Jiwafoto yang sampai aturannya? foto jelas sekarang masih kadang memberikan Tergantung medianya. Walaupun ham- kontrak assignment. Walaupun nggak semua pir semua yang di luar negeri cukup dari sana. Selain itu saya juga cukup jelas aturan mainnya. Setiap foto jelas penggu- aktif menawarkan baik ke medianya kontrak penggunaannya. Berapa lama, Saya rasa langsung ataupun ke reporternya yang ukuran berapa, bahkan batasan penye- naannya. saya kenal. Cukup efektif dan berhasil barannya. Jadi dimungkinkan dalam cukup kok kalau kita bagus. watu waktu foto kita dipakai di dua Berapa media yang berbeda di Negara yang lama, uku- aman, ter- Apakah aman mengirimkan foto berbeda secara bersamaan. utama me- portfolio kita untuk ditawarkan kepada ran media? Sebagai freelancer apakah assignment dia luar Saya rasa cukup aman, terutama media cukup rutin? berapa, luar negeri. Mereka tahu etika kok, Saat ini yang sering adalah Travelers bahkan negeri. nggak asal colong. Kelemahannya ( geographic). Setiap bulan hanya satu: saya biasanya menawarkan pasti ada. Kalau dari luar negeri sedikit batasan Mereka diri langsung ke editor fotonya. Dan berkurang semenjak krisis ekonomi tahu etika kadang data saya di keep sendiri oleh dunia. Mungkin mereka membatasi penyeba- editor tersebut sehingga ketika dia space untuk foto, jadi permintaan juga kok, ng- pindah kita harus tawarkan lagi ke edi- menurun. rannya. tor barunya. gak asal Pernah mendapat assignment apa colong. Kalau boleh tahu, berapa penghasilan saja? yang bisa diterima oleh seorang free- Yang cukup sering adalah dari The lance jurnalis? Australian, salah satunya waktu pe- Beragam sih. Media luar biasanya pakai makaman Amrozi. Pernah juga dapat system day rate, bahkan ada half day dari Times, temanya tentang TKI. Waktu

14 EDISI XXIX / 2010 EDISI XXIX / 2010 15 JOURNALISMPHOTOGRAPHY JOURNALISMPHOTOGRAPHY

Lewat Seni Mengadu Nasib Salah seorang anggota Grup Campursari jalanan asal Cilacap “Sekar Wahyu Tedi Laras” menanti angkutan kota yang akan membawa mereka berkeliling16 EDISImencari XXIX nafkah / 2010 di Jakarta. EDISI XXIX / 2010 17 JOURNALISMPHOTOGRAPHY JOURNALISMPHOTOGRAPHY

Masa pendukung calon presiden SBY menanti kehadiran sang kandidat Presiden 2004 di Stadion Gelora 10 Nopem- ber Surabya.18 EDISI SBY akhirnya XXIX / 2010 memenangkan pemilu. EDISI XXIX / 2010 19 JOURNALISMPHOTOGRAPHY JOURNALISMPHOTOGRAPHY

Zaenal (35th) menunnggu putri bungsunya Tiara (5th) yang tidur di sisa reruntuhan gubuk mereka di ka- wasan Pasar Gaplok, Senen, Jakarta Pusat. Sebelumnya, pada siang hari tanggal 22 Januari 2007. Zaenal membongkar sendiri gubuknya saat batas waktu tinggal yang diberikan pihak perumka (perusahaan umum kereta api) untuk mereka yang tinggal di tepi rel kereta api itu habis, pada tanggal 21 Agustus 2007. 20 EDISI XXIX / 2010 EDISI XXIX / 2010 21 JOURNALISMPHOTOGRAPHY JOURNALISMPHOTOGRAPHY

dengan ketika mengerjakan assign- lebih bisa total karena lebih bisa kon- ment. Ketika mengerjakan assign- Namun begitu sentrasi. Ini karena waktu yang saya ment nggak bisa sebebas-bebasnya secara fram- miliki lebih banyak untuk riset sebelum dan seliar-liarnya. Kita harus mengerti ing sebenarnya berangkat memotret. Secara ekonomi style yang dimaui klien. Tiap media pun relatif baik. Mungkin sulitnya men- punya gayanya sendiri-sendiri yang anak-anak lo- jadi freelance adalah kita tidak memiliki sudah dibangun lama, jadi nggak bisa cal nggak kalah ID card media, jadi seringkali kesulitan semena-mena dirubah ke gaya kita. dari luar neg- akses untuk masuk ke daerah tertentu, Harus dipahami bahwa di luar punya misalnya istana. style sendiri. Misalnya saja, media luar eri. Hanya saja kalau menampilkan foto Pak Harto sering beda Apakah anda selalu meluangkan waktu pasti captionnya menulis kata “dicta- sama selera untuk riset sebelum memotret? tor”. Sementara di sini tidak. Di sana luar. Sebagian besar, dan kalau memang lebih lugas dan normanya berbeda ada waktunya saya pasti riset dulu. dengan di sini.

Banyak juga yang nggak bisa membe- itu ada kasus TKI di luar negeri. Nah Ketika menger- dakan foto untuk majalah dan untuk saya diminta untuk meliput kehidupan Koran. Untuk majalah relatif lebih keluarganya di sini. Untuk dokumenter jakan assign- bisa bermain, sementara untuk Koran agak berkurang, mungkin ya karena ment nggak biasanya lebih lugas. krisis itu tadi. Jadi space untuk soft bisa sebebas- news dikurangi. bebasnya dan Namun begitu secara framing sebena- rnya anak-anak local nggak kalah dari Dengan jam terbang dan pengalaman seliar-liarnya. luar negeri. Hanya saja sering beda yang cukup tentunya anda juga banyak Kita harus sama selera luar. bertemu dengan junior-junior anda. mengerti style Kira-kira apa kesalahan atau kekuran- Apakah anda cukup merasa nyaman gan yang paling sering dilakukan oleh yang dimaui menjadi freelancer, atau ada ham- anak-anak muda ini? klien. batan yang dirasakan dengan menjadi Yang muda seringkali tidak bisa mem- freelance? bedakan motret ketika waktu belajar Sejauh ini ya. Menjadi freelance saya

22 EDISI XXIX / 2010 EDISI XXIX / 2010 23 JOURNALISMPHOTOGRAPHY JOURNALISMPHOTOGRAPHY

A couples look at the mud ‘ocean’ that sink five village near the main well owned by PT Lap- indo Brantas. Since the first erruption in May 29, 2006 the flow of hot mud and gas cannot be stopped. The mud flood over 400 hektares area and have sink 2,300 houses and make 17,652 villagers become refugees, and 4,000 become unemployment because many factory and industry24 sinkEDISI and XXIX closed. / 2010 Scientist predict the mud erruption will be stopped in next 31 years. EDISI XXIX / 2010 25 Tsunami Survivor SeorangJOURNALISM korban TsunamiPHOTOGRAPHY Pangandaran yang selamat, JOURNALISMPHOTOGRAPHY Rumino (27 th) tengah dirawat di rumah sakit, 18 Juli 2006. Sedikitnya 300 orang tewas akibat Tsunami yang melanda bagian selatan Jawa Barat itu Senin, 17 Juli 2006.

26 EDISI XXIX / 2010 EDISI XXIX / 2010 27 JOURNALISMPHOTOGRAPHY JOURNALISMPHOTOGRAPHY

Reog Duel Dua penari reog beraksi di atas panggung saat Festival Reog 2003 di Ponorogo, Jawa Timur. 28 EDISI XXIX / 2010 EDISI XXIX / 2010 29 JOURNALISMPHOTOGRAPHY JOURNALISMPHOTOGRAPHY

Bagaimana dengan perkembangan Yang perta- Foto Jurnalist foto jurnalis ke depan? harus tahu ber- Banyak teman yang sependapat bahwa ma adalah ita, tahu cerita ke depannya multimedia akan lebih teknik harus di belakang mudah dijual. Maka dari itu foto jurnal- beres dulu. peristiwa. Inti- ist harus mulai belajar multimedia. nya memahami Boleh tolong kasih tips/pesan untuk Menjadi yang junior yang mau belajar menjadi yang dia ker- foto jurnalist. pewarta jakan. Yang pertama adalah teknik harus beres dulu. Menjadi pewarta foto foto sering- seringkali kita dihadapkan pada kejadi- kali kita di- an yang tidak terduga. Maka dari itu kita sudah tidak boleh direpotkan oleh hadapkan masalah teknis. Selanjutnya perkayalah wawasan. Foto Jurnalist harus tahu ber- pada ke- Walaupun kalau assignmentnya bareng ita, tahu cerita di belakang peristiwa. dengan reporter tulis seringkali nggak Intinya memahami yang dia kerjakan. jadian yang sempat riset. Reporter tulis sering maksa untuk langsung berangkat dan Yang ketiga, jaga etika baik dengan tidak ter- bilang bahwa mereka sudah riset. nara sumber maupun dengan sesama duga. Maka teman. Jangan grasak-grusuk. Kadang Tapi pernah dapat assignment yang pewarta foto tidak bisa menjaga etika. dari itu kita aneh. Yaitu ketika saya diminta un- Padahal kalau nara sumbernya ngam- tuk memotret satu orang penting bek ya kita juga yang jadi sulit. sudah tidak yang tidak ada yang tahu orangnya Yang terakhir, jangan pernah berhenti boleh dire- yang mana. Saya cari di internet tidak belajar. Bahkan dari yang masih belajar ketemu gambarnya, saya Tanya-tanya dan masih hobby sekalipun. Seringkali potkan oleh teman juga tidak ada yang tahu. Jadi yang baru-baru yang membawa hal saya berusaha cari tahu dan saya baru. Jadi jangan segan-segan untuk masalah datangi saja tempat kerjanya, dan ngo- belajar dari siapapun. mong baik-baik mau motret, untung- teknis. nya dikasih.

30 EDISI XXIX / 2010 EDISI XXIX / 2010 31 JOURNALISMPHOTOGRAPHY JOURNALISMPHOTOGRAPHY

Pemandangan kawasan Jl. Duku Bawah saat Jakarta dilanda banjir besar. 32 EDISI XXIX / 2010 EDISI XXIX / 2010 33 Oscar Yura Dompas (27 tahun) dibantu oleh kedua adiknya Nikita dan DimitrijJOURNALISM merapikan togaPHOTOGRAPHY sebelum diabadikan oleh fotografer usai wisuda JOURNALISMPHOTOGRAPHY sarjana pada 14 April 2007, di Jakarta. Oscar meraih gelar Sarjana Pendidikan (SPd) bahasa Inggris dari Universitas Atmajaya. Oscar menjadi penyandang autis pertama yang menjadi sarjana di universitas biasa di Indonesia.

34 EDISI XXIX / 2010 EDISI XXIX / 2010 35 JOURNALISMPHOTOGRAPHY JOURNALISMPHOTOGRAPHY

Langit36 Senja EDISIJakarta. XXIX / 2010 EDISI XXIX / 2010 37 Muda-mudi menikmati senja di atas gedung parkir Taman Menteng. PORTRAITUREPHOTOGRAPHY PORTRAITUREPHOTOGRAPHY

38 EDISI XXIX / 2010 EDISI XXIX / 2010 39 THEPRODUCTINFO THEPRODUCTINFO

One Day In Jakarta Thibault Gregoire Kepustakaan Populer Gramedia Cetakan Pertama, Maret 2010

Ia bercerita tentang ironi kehidupan kaum urban di Jakarta. Sejak kehidupan malam yang di satu sisi melukai rasa kemanusiaan dan di sisi lain fenonema menghentak hati. Berbagai gambar seperti fragmen anak-anak jalanan yang terpaksa tidur menggelosoh di lantai stasiun kereta tanpa alas, lelaki tua pekerja pabrik yang wajahnya kuyu belepotan kapur, atau kehidupan penjaja seks, waria, di Taman Lawang, Menteng yang terkenal itu. ‘Seonggok’ wajah bemo yang hampir menyerupai perpaduan antara kodok dengan arwana, tertangkap matahari yang condong. Seorang lelaki, mungkin sang sopir, menyandar di pintu kanan, raut wajahnya tak tertangkap rekam kamera. Ada benda, ada manu- sia. Dalam gambar itu, jelas benda lebih dominan dari manusia, meskipun tetap merefleksikan manusianya. Bemo diciptakan ma- nusia, bemo untuk mengantarkan manusia, bemo dijalankan oleh manusia, bemo hendak dienyahkan dari dunia manusia. Gregoire tidak hanya menangkap momen, tetapi juga merenungkannya. Siapa pun tahu, tak mungkin menjelajahi Jakarta dalam satu hari, meski sekedar berputar-putar. Jakarta yang kadung metropolis dengan lagak ragamnya, juga masalah demi masalah, silang sengkarut berkelindan dengan kelam, bayang-bayang, juga kenangan. Gemerlap etalase, para pemenang, dan terutama yang kalah. Adalah gambar-gambar yang kontemplatif, mungkin dari hasil pemahaman selama beberapa tahun, Thibault Gregoire kali ini tampak berpihak pada yang kalah. Lihatlah gambar-gambar sudut-sudut kota yang kumuh, tengoklah gelandangan meringkuk di stasiun kereta, renungkanlah di pagi buta seorang perempuan harus sendiri di dalam kopaja.

40 EDISI XXIX / 2010 EDISI XXIX / 2010 41 THEPRODUCTINFO LIPUTANUTAMA

Dalam Kata Pengantar, Ia knya buku ini kembali menghidupkan menuliskan, “Satu hal sudah pasti: rasa, kepekaan, empati. mayoritas orang Jakarta mencintai kota Keber-Adaan Jakarta sebagai dunia mereka. Tapi itu jenis cinta yang ganjil tidak tergantung subyek. Dipandang MENCARI dan sulit dijelaskan! atau tidak, dipotret atau tidak, sub- Tampak sebuah usaha, dari stansi itu ada. Pengetahuan subyek foto-foto yang dihasilkan, Ia ingin adalah pengetahuan mengenai dunia INDONESIA’S memahami keganjilan itu, dengan obyektif, bukan cuma cermin realitas merekamnya, dengan mengungkap- di dalam kesadaran. Siapa pun tahu kannya. Gambar-gambarnya menjadi bahwa fotografi tak bisa dipandang semacam garis bawah, penegasan, sebagai realitas yang objektif, pun foto- NEXT TOP pencarian, kebingungan, juga pathos, foto yang dihasilkan Gregoire. Tentu, tentu saja kekaguman. Jujur Ia berkata, Ia mengajak melihat realitas dari sudut ”karyaku tentu saja bersifat subjektif! pandangnya, tetapi diyakini bahwa PHOTOGRAPHER Ini hanya satu pandangan mengenai pembaca akan melihat realitas yang Ajang pencarian bakat pertama dalam Jakarta...” Seperti kata Oscar Motuloh berbeda. bidang fotorgafi Indonesia’s Next “Kalau hanya yang juga memberi ’pengantar’ di Sebagai Da-Sein, Gregoire telah Top Photographer akhirnya bergulir. 5 sampai 10 buku itu, ”Secara umum karya Thibault melakukan sebentuk usaha untuk Diawali dengan pre event roadshow di orang saya adalah, lagi-lagi, semacam komentar peduli terhadap kesadarannya ber-Ada, arena pameran industri fotografi FO- visual bagi dirinya sebagai jurnalis as- dalam konteks dirinya dan kota Jakarta CUS Jakarta pada awal Maret. Antusias rasa kita sudah ing yang menyimak Jakarta.” dengan segala isinya. Saya juga hendak pengunjung FOCUS untuk mengetahui mendapatkan Konon dan mungkin, arogansi menafsirnya sebagai sebuah sindiran. event berskala nasional perdana ini kandidatnya. kita sebagai warga yang ’lebih lama’ Benarkah kita yang merasa lebih memi- cukup baik. Lebih dari 5.000 lembar tinggal di Jakarta, merasa lebih mampu liki Jakarta punya kepedulian ataukah selebaran habis disebarkan di hari ke 4 Dan 5 sampai mendeskripsikan Jakarta dengan lebih tak lebih dari manusia-manusia yang pelaksanaan pameran. 10 orang ini baik dan berimplikasi pada penilaian ’teralienasi’ seperti beberapa sosok benar-benar po- bahwa point of view Gregoire adalah dalam foto-foto Gregoire. Rasa-rasanya, Antusias yang lebih makin terlihat ke- tensial menjadi pandangan ’orientalis’ sehingga Ia lebih kita telah tenggelam tertimbun simbol- tika team INTP melakukan roadshow ke memilih yang kumuh mendominasi simbol ibu kota. beberapa kota di Jawa. Diawali dengan fotografer yang bukunya. Tetapi, marilah kita jujur Saya akan membaca buku ini kembali... Surabaya pada tanggal 27 Maret 2010 bisa mengge- untuk tidak menutup mata, hati, dan yang diadakan di Universitas Ciputra, brak Indonesia pikiran bahwa yang senjang seolah Siddhartha Sutrisno berlanjut ke kota Jogjakarta pada tang- dengan kemam- membuat kita mati rasa dan ada bai- gal 10 dan 11 april 2010 yang diadakan puannya.”

42 EDISI XXIX / 2010 EDISI XXIX / 2010 43 LIPUTANUTAMA LIPUTANUTAMA

di dua tempat yaitu Jurusan Fotografi Fakultas Seni Media Rekam Institut Seni Indonesia dan Fakultas Ilmu social dan politik UPN Veteran Jogja di hari kedua. Berselang seminggu, team INTP mengunjungi Band- ung, yaitu pada tanggal 17 dan 18 april 2010. Seleksi diadakan di Jonas Photo. Akhirnya seri roadshow INTP ditutup dengan audisi di Jakarta pada tanggal 24 April 2010 di Studio The Looop.

Di setiap kota, 3 orang juri tetap didatangkan yaitu Sid- dhartha Sutrisno (pemred The Light), Andy Darmawan (Creative Director), dan Ignatius Untung (Founder The Light). Sementara di tiap kota, dibawa 2 orang juri yang berbeda yang berlatar belakang fotografi. Di kota Surabaya 2 orang juri yang memiliki latar belakang profesi fotografi adalah Iswanto Soerjanto (fotografer iklan) dan Ully Zoelkarnain (fotografer fashion & iklan). Di Kota gudeg, 3 orang juri tetap didampingi oleh Sam Nugroho (Fotografer & Pendiri The Looop International) dan Beawiharta (fotografer Senior Reuters). Di Band- ung Gerard Adi (Fotografer iklan) dan Edy Purnomo (Fotografer jurnalis & Documentary) menjadi juri tamu. Sementara di Jakarta Ully Zoelkarnain, Beawiharta dan Tjandra Amin (fotografer tabloid Bola) menjadi juri tamu.

Pemilihan juri di yang diajak mengaudisi peserta didasari oleh reputasi dan pencapaian tiap orang Roadshow Indonesia’s Next Top Photographer di Universitas Ciputra Surabaya (dari kiri ke kanan): Andy darmawan, Ignatius Un- selama ini. Siddhartha Sutrisno yang saat ini menjadi tung, Ully Zoelkarnain, Iswanto Soerjanto, Siddhartha Sutrisno. pemimpin redaksi The Light adalah juga staf penga- jar di The Looop Akademie (sekolah fotografi). Beliau mengenyam pendidikan matematika, filsafat, film dan semiologi dari perguruan tinggi di Amerika dan Italy.

44 EDISI XXIX / 2010 EDISI XXIX / 2010 45 LIPUTANUTAMA LIPUTANUTAMA

Andy Darmawan & Ignatius Untung, dua orang dengan latar belakang yang sama yaitu creative director di perusahaan periklanan multinasional didaulat menjadi juri berdasar pengalamannya bekerja dengan puluhan fotografer terbaik Indonesia selama belasan tahun. Roadshow Indonesia’s Next Top Photographer di Institut Seni Indonesia Yogyakarta Juri yang memiliki latar belakang fotografi pun tidak ka- lah hebat reputasinya, Diawali dengan Iswanto Soerjan- to yang adalah lulusan sekolah fotografi Brooks Institut of Photography, USA dan juga pendiri Digital Kapture (commercial photography management). Sementara Sam Nugroho, adalah fotografer otodidak yang menjadi satu dari sangat sedikitnya fotografer yang secara kon- sisten dipercaya menangani pemotretan di luar negeri. Sam dengan The Looopnya menjadi satu-satunya com- mercial photography management yang telah mem- bantu melahirkan banyak fotografer muda kenamaan Indonesia seperti Anton Ismael, Heret Frasthio, Henky Christianto, Nurulita Adriani, Ully Zoelkarnain, Nicoline Patricia Malina, dan banyak lagi. Ully Zoelkarnain yang merupakan associate di The Looop dan berpengala- man bekerja di Fotomedia, A+ dan Soap Magazine pun didaulat menjadi salah satu juri. Sementara Gerard Adi, seorang fotografer otodidak yang menjadi fotografer muda yang sedang naik daun di Indonesia saat ini juga ikut meramaikan audisi di Bandung.

Dari bidang jurnalisme, muncul nama Beawiharta yang menjadi satu-satunya footgrafer Indonesia yang masuk ke dalam 50 fotografer terbaik Reuters sedunia. Diikuti oleh Edy Purnomo, satu dari dua orang Indonesia yang memiliki sertifikat training for trainers dari lembaga World Press Photo. Tjandra Amin, sebagai fotografer

46 EDISI XXIX / 2010 EDISI XXIX / 2010 47 LIPUTANUTAMA LIPUTANUTAMA

Suasana penjurian Indonesia’s Next Top Photographer di Universitas Ciputra Surabaya, Institut Seni Indonesia Yogyakarta dan Universitas Pembangunan 48 EDISI XXIX / 2010 Nasional Yogyakarta. EDISI XXIX / 2010 49 LIPUTANUTAMA LIPUTANUTAMA

Suasana penjurian Indonesia’s Next Top Photographer di Universitas Pembangunan Nasional Yogyakarta. Dari kiri ke kanan: Siddhar- tha Sutrisno50 EDISI(berdiri), XXIX Sam / 2010 Nugroho (memunggungi kamera), Bea Wiharta (Berdiri), Ignatius Untung, Andy Darmawan. EDISI XXIX / 2010 51 LIPUTANUTAMA LIPUTANUTAMA

sport muda terbaik Indonesia saat ini Di kota Jogjakarta Sam Nugroho meng- juga memberikan nilai tambah bagi bahwa per- garisbawahi perilaku fotografer muda para peserta yang mengikuti audisi di saingan dunia yang hanya peduli masalah teknis dan Jakarta. fotografi profes- peralatan. Sementara factor artistiknya dilupakan. Sam & Bea sependapat Di setiap kota Roadshow diawali sional saat ini bahwa fotografi adalah bidang yang dengan seminar gratis yang mengupas semakin berat. tidak pernah selesai belajar. Mereka tentang “being a professional pho- Mereka yang berdua sama-sama mengakui bahwa tographer”. Sesi ini dimoderatori oleh mereka pun masih dalam proses bela- Ignatius Untung. Dalam sesi ini, semua tidak siap untuk jar. Di akhir sesi seminar di kota gudeg, juri dan pembicara yang berlatar be- terjun di dalam- Beawiharta menceritakan pengalaman- lakang fotografi diajak berbagi pen- nya dipaksa un- nya ketika terpilih menjadi satu-satu- galaman mengenai bagaimana mereka tuk berhadapan nya fotografer Indonesia yang terpilih memulai perjalanan hingga akhirnya menjadi 50 fotorgafer terbaik Reuters menjadi fotografer professional, dengan per- sedunia. Ia menceritakan betapa di tantangan-tangangan yang dihadapi saingan yang satu sisi ia bangga dan gembira namun hingga kenikmatan-kenikmatan yang kadang tidak di sisi lain ia sedih. “Saya sedih karena dirasakan. Di Kota Surabaya, Iswato hanya ada 2 orang dari asia tenggara Soerjanto mengakui bahwa persain- sehat. yang masuk dalam 50 fotografer ter- gan dunia fotografi professional saat baik Reuters ini. Satu dari Malaysia, dan ini semakin berat. Mereka yang tidak satunya lagi saya dari Indonesia.” Untuk siap untuk terjun di dalamnya dipaksa itu Bea menantang seluruh audiens untuk berhadapan dengan persaingan untuk memanfaatkan event ini untuk yang kadang tidak sehat. Perang harga, menjadi fotografer yang berprestasi permintaan klien untuk menalangi pada level internasional. “Saya ingin keseluruhan biaya produksi hingga lebih banyak lagi fotografer Indonesia pembayaran yang terlambat menjadi yang bisa masuk ke dalam 50 foto- sesuatu yang harus mereka hadapi. grafer terbaik Reuters atau prestasi lain. Namun dengan bekal pendidikan dan Untuk itu saya menantang semua yang pengetahuan yang holistik, tidak hanya berada di sini untuk memanfaatkan di sisi teknis fotografi tapi juga artistic, event ini untuk mewujudkan keinginan dan kemampuan bisnis maka hal terse- menjadi fotografer terbaik.” but bisa disiasati dengan baik.

52 EDISI XXIX / 2010 EDISI XXIX / 2010 53 LIPUTANUTAMA LIPUTANUTAMA

Foto peserta a/n Gde Antero @ INTP Jakarta

Foto peserta54 EDISIa/n Bey XXIX Shouqi / 2010 @ INTP Online EDISI XXIX / 2010 55 LIPUTANUTAMA LIPUTANUTAMA

Foto peserta a/n Arif Pristianto @ INTP Yogyakarta Foto peserta a/n Azdi Pamungkas Marsam @ INTP Surabaya

EDISI XXIX / 2010 EDISI XXIX / 2010 56 Foto peserta a/n Arif Pristianto @ INTP Yogyakarta Foto peserta a/n Sigit Hamdani @ INTP Yogyakarta 57 LIPUTANUTAMA LIPUTANUTAMA

Foto peserta a/n Cipta Robbi Wibowo @ INTP Online

Foto peserta a/n Indah Oktaviani @ INTP Jakarta Foto peserta a/n Cipta Robbi Wibowo @ INTP Online 58 EDISI XXIX / 2010 EDISI XXIX / 2010 59 LIPUTANUTAMA LIPUTANUTAMA

Foto peserta a/n Caesarapika @ INTP Jakarta

Foto peserta a/n Bey Shouqi @ INTP Online Foto peserta a/n Theodor Sudarja @ INTP Jakarta 60 EDISI XXIX / 2010 EDISI XXIX / 2010 61 LIPUTANUTAMA LIPUTANUTAMA

Di kota Bandung Gerard Adi dan Edy lolos. Tercatat kurang lebih 80% Purnomo sepakat akan pentingnya peserta lolos ke babak selanjutnya dan konsep dalam sebuah foto. Mereka 2 orang dihadiahi golden ticket untuk menggarisbawahi foto-foto yang lolos langsung ke babak ke-3 karena “Kebera- hanya mengejar keindahan tanpa karyanya dianggap sangat baik. mampu berbicara. Bandung menjadi nian un- kota dengan audiens yang paling inter- Di Jogjakarta, peserta yang lolos hanya aktif. Peserta secara aktif bertanya pada 40%, namun 2 orang yang mendapat tuk mulai para pembicara. golden ticket untuk langsung lolos ke babak ke-3 dianggap berpotensi berkonsep Keseluruhan materi seminar lebih untuk masuk ke dalam 5 besar karena perlu dia- membahas mengenai sikap mental, karya-karya dan pemahaman tentang mindset dan semangat yang harus di- fotografi dan seninya yang amat sangat presiasi, miliki seorang fotografer untuk masuk baik. Walaupun hanya meloloskan 40% ke dalam lingkup professional. Di mana peserta, peserta dari kota Jogjakarta walaupun detail materinya akan dibahas pada layak mendapatkan kredit tersendiri nggak rubrik “inspiration”. atas keberaniannya dalam berkonsep dan bertutur. “Keberanian untuk mulai semuan- Secara keseluruhan jumlah peserta berkonsep perlu diapresiasi, walaupun yang mendaftar pada saat roadshow nggak semuanya ngena konsepnya.” ya nge- cukup baik. Tidak terlalu ramai, namun Ungkap Siddhartha Sutrisno. na kon- juga tidak sedikit. Namun dari sisi rata, Jakarta lebih unggul dibanding kualitas panitia menemukan banyak Di Bandung, peserta yang lolos 60% kota-kota lain. Tercatat 3 orang dari sepnya.” bakat terpendam yang mendaftar. dengan 2 orang mendapat golden Jakarta dinyatakan lolos langsung ke Audisi dilakukan dalam 2 group. Kelima ticket untuk langsung masuk ke babak babak ke 3. Sementara 50% dari jumlah juri dibagi menjadi dua group. Dan ke-3. Sementara Jakarta sebagai kota peserta lolos ke babak ke 2. Tiga orang satu per satu peserta masuk ke dalam terakhir menyajikan kejutan dengan yang lolos ke babak ke-3 dari kota Ja- salah satu ruang juri. Mereka melaku- banyaknya peserta yang mendaftar. karta juga dianggap cukup kuat untuk kan slideshow portfolio mereka dan Panitia yang menyiapkan slot waktu bisa masuk ke dalam 5 besar. menjelaskan makna dari foto tersebut. audisi hingga jam 5 sore harus mem- perpanjang waktu hingga menjadi jam Secara keseluruhan entry yang masuk Kota Surabaya menjadi kota dengan 10 malam karena banyaknya peserta mencerminkan kondisi perfotografian peserta paling banyak yang dinyatakan yang mendaftar. Secara kualitas rata- Indonesia. Hal-hal yang masih kurang

62 EDISI XXIX / 2010 EDISI XXIX / 2010 63 LIPUTANUTAMA LIPUTANUTAMA

Foto peserta a/n Hendra Kusuma @ INTP Yogyakarta

Foto peserta a/n Debbie Tea @ INTP Yogyakarta

Foto peserta a/n Hendra Kusuma @ INTP Yogyakarta Foto peserta a/n Debbie Tea @ INTP Yogyakarta 64 EDISI XXIX / 2010 EDISI XXIX / 2010 65 LIPUTANUTAMA LIPUTANUTAMA

Foto peserta a/n Vicky Tanzil @ INTP Jakarta

66 EDISI XXIX / 2010 EDISI XXIX / 2010 67 LIPUTANUTAMA LIPUTANUTAMA

Foto peserta a/n Yusuf PN @ INTP Online Foto peserta a/n Yusuf PN @ INTP Online 68 EDISI XXIX / 2010 EDISI XXIX / 2010 69 LIPUTANUTAMA LIPUTANUTAMA

Foto peserta a/n Stephen Hau @ INTP Jakarta Foto peserta a/n Danto Adityo @ INTP Online 70 EDISI XXIX / 2010 EDISI XXIX / 2010 71 LIPUTANUTAMA LIPUTANUTAMA

menggembirakan adalah minimnya buat saya.” Ungkap Andy. bisa menggebrak Indonesia dengan foto yang unik. Gerard Adi ketika kemampuannya.” Ungkap Ignatius “Bagi saya menjadi juri di Bandung mengatakan Sementara Siddhartha Sutrisno me- Untung. “mungkin kamu harus memperluas nyayangkan peserta yang kurang men- sebagus referensi. Foto kamu sangat “komunitas guasai konsep dari foto yang dibuat Selanjutnya pendaftaran INTP masih online”. Artinya tipikal foto komunitas namun berusaha menghindar. Ia men- bisa dilakukan melalui email yang apapun online. Coba cari referensi yang lebih jadi salah satu juri yang senang menge- detailnya bisa dilihat di website: www. luas dan lebih kaya supaya punya jar penjelasan detail mengenai foto. indonesiasnexttopphotographer.com fotonya keunikan.” Kondisi di kota-kota lain pun Beberapa peserta gelagapan menang- hingga tanggal 23 Mei 2010. Perpan- kalau keti- serupa. gapi pertanyaannya, beberapa peserta jangan penutupan pendaftaran yang berkilah macam-macam namun tidak semula pada tanggal 30 April menjadi ka ditanya Kekurangan kedua yang sering ditemui menjawab pertanyaan hingga akh- 23 Mei dilakukan untuk memberi kes- adalah foto-foto yang dangkal. “Ketika irnya menyerah. “Wah masak kamu empatan kepada mereka yang masih konsepnya memotret, pesan atau kesan yang ingin baru segitu aja sudah nyerah.” Ungkap kuliah untuk menyelesaikan studi ia gelaga- ditampilkan harus tergambar dengan Siddhartha ketika menghadapi peserta semester ini dulu sebelum bergabung jelas, dari raut wajahnya, ekspresinya, yang menyerah saat ditanya penjelasan dalam program ini jika nantinya ter- pan maka gesturenya. Apa yang mau disampai- konsep fotonya. pilih ke dalam 5 besar. Dengan jadwal kan harus jelas.” Ungkap Bea dalam penutupan yang dulu pada tanggal 30 artinya dia sebuah sesi Audisi. Seluruh juri sepakat Secara keseluruhan entry yang masuk April, artinya 5 besar sudah didapat- bahwa banyak peserta yang memotret cukup baik, walaupun minim pengua- kan pada tanggal 1 Juni. Dan program belum lay- hanya mempertimbangkan factor nya- saan konsep. Namun event ini dirasa training dimulai pada awal Juni di ak untuk man di mata, tapi dangkal pesannya. positif untuk bisa “menampar” peserta mana sebagian peserta yang masih Bahkan foto model yang sederhanapun atas penguasaan konsep yang rendah. kuliah masih belum menyelesaikan masuk ta- menampilkan model yang ekspresinya Ketika ditanya mengenai harapan ter- semesternya. Untuk itu perpanjangan tidak menggambarkan pesan atau hadap peserta yang masuk seluruh juri penutupan pendaftaran dirasa sebagai hap ke-3.” kesan apapun. Siddhartha Sutrisno dan merasa ada harapan yang cukup besar kebijakan yang bisa memberikan ruang Andy Darmawan juga menekankan untuk menghasilkan 5 orang fotografer bagi mereka yang masih kuliah untuk pentingnya pemahaman konsep dari yang sangat baik kemampuannya, bisa bergabung tanpa mengorbankan foto yang mereka buat. “Bagi saya berdasar atas entry yang masuk. “Kalau semester pendidikan yang sudah berja- sebagus apapun fotonya kalau ketika hanya 5 sampai 10 orang saya rasa lan. ditanya konsepnya ia gelagapan maka kita sudah mendapatkan kandidatnya. artinya dia belum layak untuk masuk Dan 5 sampai 10 orang ini benar-benar tahap ke-3. Karena itu kesalahan fatal potensial menjadi fotografer yang

72 EDISI XXIX / 2010 EDISI XXIX / 2010 73 PORTRAITUREPHOTOGRAPHY PORTRAITUREPHOTOGRAPHY

74 EDISI XXIX / 2010 EDISI XXIX / 2010 75 LANDSCAPE&COMMERCIALPHOTOGRAPHY LANDSCAPE&COMMERCIALPHOTOGRAPHY KARL TAYLOR, TWO FACES OF PHOTOGRAPHY Fotografi jurnalistik dan fotografi stu- batasi seseorang yang sudah menekuni ed in art but soon my passion switched I love the dio (fashion & commercial) seringkali salah satu bidang untuk pindah ke to photography. From there I went on dianggap sebagai dua jalu fotografi bidang lainnya walaupun berbeda. to develop my skills partly self taught ability to yang berbeda. Ini membuat mereka Setidaknya itu yang kami temukan and partly working for other people in yang menggemari fotografi jurnalistik pada Karl Taylor, seorang fotografer the industry and also capture a tidak tertarik pada fotografi studio, dan komersil yang berdomisili di Eropa working in a Pro-Lab darkroom produc- begitu juga sebaliknya. Alasannya cuk- yang pernah menjadi seorang foto jur- ing hand printed photographs. moment in up masuk akal, yaitu karena esensi dari nalis di Indonesia. Berikut pembicaraan time is such pengambilan gambar yang berbeda, di kami dengannya. What interest you about photography? mana yang satu lebih ke arah captur- I love the ability to capture a moment a way that ing moment di mana segala bentuk How did you know photography. tell us in time is such a way that it lets you rekayasa diharamkan, sementara yang from the beginning. study that moment in great detail. it lets you satu lagi lebih ke arah creating mo- I first became involved in photography study that ment di mana rekayasa sering menjadi when I started a job in a camera shop, You lived in Indonesia in 90’s, how In- hal yang utama. this was where I first experimented donesia has contribute to your photog- moment in using SLR cameras and lenses. I was 17 raphy interest & skill. great detail. Namun begitu, bukan berarti ini mem- years old at the time and very interest- I worked in South East Asia and in 76 EDISI XXIX / 2010 EDISI XXIX / 2010 77 LANDSCAPE&COMMERCIALPHOTOGRAPHY LANDSCAPE&COMMERCIALPHOTOGRAPHY

78 EDISI XXIX / 2010 EDISI XXIX / 2010 79 LANDSCAPE&COMMERCIALPHOTOGRAPHY LANDSCAPE&COMMERCIALPHOTOGRAPHY

80 EDISI XXIX / 2010 EDISI XXIX / 2010 81 LANDSCAPE&COMMERCIALPHOTOGRAPHY LANDSCAPE&COMMERCIALPHOTOGRAPHY

82 EDISI XXIX / 2010 EDISI XXIX / 2010 83 LANDSCAPE&COMMERCIALPHOTOGRAPHY LANDSCAPE&COMMERCIALPHOTOGRAPHY

I have taken many great photographs over the years but I would trade them all to keep just one photograph of my daughter when she was born.

84 EDISI XXIX / 2010 EDISI XXIX / 2010 85 LANDSCAPE&COMMERCIALPHOTOGRAPHY LANDSCAPE&COMMERCIALPHOTOGRAPHY

86 EDISI XXIX / 2010 EDISI XXIX / 2010 87 LANDSCAPE&COMMERCIALPHOTOGRAPHY LANDSCAPE&COMMERCIALPHOTOGRAPHY

Indonesia photographing the people Yes I worked in photojournalism in the I think the essential and culture for several magazines and early 90’s but then took a break from it newspaper articles. The diversity of and took a job assisting in a commer- thing that we try and culture, people and landscapes allowed cial photography studio. This then gave me to capture some great images, me an insight into “technical” photog- teach all new students which are still among my favorites raphy and the challenges involved in today. Indonesia is such an amazing making something ordinary look amaz- is you must fully un- country, the first time I visited I was ing. I really liked that challenge and derstand about ap- fascinated by it’s size and variety and decided I wanted to try that as a new that is why I came back many times to area of photography. I have now run ertures and shutter try and capture that diversity. I would my studio for commercial photography love to come back again even for a for 12 years however I still admire the speeds and what ef- holiday as I love diving where you have realism and raw beauty of proper pho- so many great locations too. tojournalism and may one day decide fect they have on your to try and return to this type of work. picture and on each What kind of object/scenery in Indo- nesia that has inspired you on photog- After meeting and teaching so many other and on expo- raphy? beginners in photography in your Many places and people in Indonesia class/program, what is the most sure. Once you un- inspired my work, I captured some problem beginners have, or what are derstand this prop- fantastic moments of the Mentawai they forget/missed about on learning people of Siberut Island near Sumatra photography. erly then it makes it right across to the Dani people of Irian I think the essential thing that we try Jaya. I also enjoyed my visits to Borobu- and teach all new students is you must much easier to move dor in Java and found many fascinating fully understand about apertures and scenes in Sulawesi and Kalimantan too. shutter speeds and what effect they forward, without this have on your picture and on each other knowledge you can You start photography on journalism. and on exposure. Once you understand But, seeing your website we didn’t see this properly then it makes it much never really go for- many journalism works of you. What easier to move forward, without this had happened? Are you switched more knowledge you can never really go ward. to studio photography? Please explain forward. Many people learn photogra- the reason. phy the wrong way because they learn

88 EDISI XXIX / 2010 EDISI XXIX / 2010 89 LANDSCAPE&COMMERCIALPHOTOGRAPHY LANDSCAPE&COMMERCIALPHOTOGRAPHY

90 EDISI XXIX / 2010 EDISI XXIX / 2010 91 LANDSCAPE&COMMERCIALPHOTOGRAPHY LANDSCAPE&COMMERCIALPHOTOGRAPHY

92 EDISI XXIX / 2010 EDISI XXIX / 2010 93 LANDSCAPE&COMMERCIALPHOTOGRAPHY LANDSCAPE&COMMERCIALPHOTOGRAPHY

94 EDISI XXIX / 2010 EDISI XXIX / 2010 95 LANDSCAPE&COMMERCIALPHOTOGRAPHY LANDSCAPE&COMMERCIALPHOTOGRAPHY

96 EDISI XXIX / 2010 EDISI XXIX / 2010 97 LANDSCAPE&COMMERCIALPHOTOGRAPHY LANDSCAPE&COMMERCIALPHOTOGRAPHY

98 EDISI XXIX / 2010 EDISI XXIX / 2010 99 LANDSCAPE&COMMERCIALPHOTOGRAPHY LANDSCAPE&COMMERCIALPHOTOGRAPHY

about composition or flash before think that really good lighting tech- best photograph possible in the first they understand the fundamentals of Essentially niques come with experience, I spent instance before you try and fix things recording an image. In our DVD train- many years just looking at the world in Photoshop. ing we start you with the essentials and study pic- around me and photos in detail to And Photoshop has no rightful place in then teach you in the right order up to figure out what type of light I was look- Photojournalism which should always advanced level and that works really tures that ing at. be about telling the story exactly as it well for people was. you like in Share us some practical useful tips of For years, we have been asking so great de- the essence of learning Mention one word that describe your many photographers about lighting photography in better way. photos. techniques and tips, as lighting has tail and try Essentially study pictures that you like Real. been perceived as the key of being a in great detail and try to figure out why good photographer. Can you share us to figure you like them and what the light is the essence of a fundamental lighting doing and why the composition works. What kind of picture deserves labeled techniques. For instance, what to light out why Then practice what you like and try to as the great one. in every shot? you like recreate that effect without just copy- There have been many truly great and Yes lighting is key to being a good pho- ing something that someone else has historic photographs over the years, tographer, there are two main things: them and done, try to make it something some which have even changed the to understand with light; is it hard new and improved. Pretty much every course of history. But I believe that a light or is it soft light and how do you what the style of photograph has been taken be- great photograph is simply one that make either? Basically hard light comes light is do- fore but because there can be so many invokes a feeling inside of you, and from a small light source and soft light variables you can still create something that could be a person remembering comes from a large light source, when ing and that is different and is your own style. a loved one or it could be you simply you understand this you can Remember a single great shot might looking back at old pictures that re- start to modify your light to work for why the take many hours to prefect in the minded you of good times. I have taken you. Obviously it is a bit more complex studio or many attempts to get right if many great photographs over the years than this and there are lots of other composi- it is a landscape and you are waiting for but I would trade them all to keep just things you can do with light such as tion works. the right light, you may have to try to one photograph of my daughter when change the colour, bounce it off reflec- shoot it several times each time trying she was born. tors, diffuse it or restrict it through to improve on what you did before. Ob- different materials and grids but essen- viously Photoshop can play a big part tially the laws of physics in creating better pictures but I still are always there and will not change. I think it is much better to capture the

100 EDISI XXIX / 2010 EDISI XXIX / 2010 101 LANDSCAPE&COMMERCIALPHOTOGRAPHY LANDSCAPE&COMMERCIALPHOTOGRAPHY

102 EDISI XXIX / 2010 EDISI XXIX / 2010 103 LANDSCAPE&COMMERCIALPHOTOGRAPHY LANDSCAPE&COMMERCIALPHOTOGRAPHY

104 EDISI XXIX / 2010 EDISI XXIX / 2010 105 LANDSCAPE&COMMERCIALPHOTOGRAPHY LANDSCAPE&COMMERCIALPHOTOGRAPHY

106 EDISI XXIX / 2010 EDISI XXIX / 2010 107 LANDSCAPE&COMMERCIALPHOTOGRAPHY LANDSCAPE&COMMERCIALPHOTOGRAPHY

108 EDISI XXIX / 2010 EDISI XXIX / 2010 109 THEINSPIRATION THEINSPIRATION BEING A GOOD PROFESSIONAL

SeringkaliPHOTOGRAPHER kita mendengar kata-kata professional dan hal-hal yang mungkin banyak yang kemudian berpikir, “wah “wah layanannya nggak professional bisa dijadikan acuan (dari segi mentali- kalo gitu saya professional dong?”. nih.” Atau “wah kelakuannya amatiran.” ty, mindset & spirit) untuk bisa menjadi Jika anda memang menjadikan jasa Pada sikap orang-orang yang kurang professional yang baik. fotografi sebagai mata pencaharian ideal. Entah siapa yang mempersep- utama, maka anda memang berhak sikannya di awal sehingga amatir Profesional vs Amatir menyandang hal tersebut, tapi jika seolah-olah memiliki persepsi sebagai Kata “professional” sepengetahuan anda hanya menjadikan hal tersebut “kelas dua” atau “kurang baik” semen- saya berasal dari kata “profesi” yang sebagai usaha sampingan yang tidak tara professional dipersepsikan sebagai ketika dijadikan sebuah kosa kata baru konsisten atau tidak kontinyu maka “paling baik”. yaitu “professional” artinya orang yang mungkin kasusnya berbeda. menjalankan profesi. Menjadi profes- Tulisan saya kali ini tidak tertarik untuk sional photographer menurut pemaha- Perbedaan antara professional dan membahas terlalu dalam masalah man tersebut adalah menjadi orang amatir yang paling mendasar (walau- persepsi yang menempel pada kedua yang mata pencaharian utamanya atau pun tidak mutlak) adalah professional istilah tersebut, namun lebih memba- penghasilan utamanya adalah dengan menghasilkan uang melalui fotografi, has kepada standar tuntutan kualitas menjadi fotografer. Mungkin saat ini sementara amatir menghabiskan uang

110 EDISI XXIX / 2010 EDISI XXIX / 2010 111 THEINSPIRATION THEINSPIRATION

melalui fotografi. Jika professional hanya dalam 3 tahun analog menjadi melakukan pekerjaan fotografi atas barang yang tidak laku lagi di kalangan kepuasan klien, maka amatir menem- fotografi professional. Mereka yang patkan kepuasan pribadinya dalam memilih untuk bertahan di analog berfotografi. harus rela kehilangan order dan klien yang perlahan-lahan berpindah ke Mindset vs teknis fotografer yang menggunakan digital. Saya banyak menemui fotografer- fotografer yang berpikir dan berkeya- Analog dan digital memang masalah kinan bahwa menjadi professional teknis. Tapi alasan untuk pindah dari adalah sebagian besar masalah teknis. analog ke digital bukan semata-mata Ketika teknis dikuasai maka menjadi alasan teknis. Banyak dari mereka yang professional adalah hal yang tidak sulit tidak “pindah” ke digital mendasari lagi. Hal ini mungkin saja didasari oleh digital fotografi masuk dan mulai keputusannya tersebut karena pemiki- mengenai sulit dan tidak sulit, teknolo- kenyataan bahwa secara rata-rata foto- marak di Indonesia, terjadi guncangan ran (mindset) dan mental yang tidak gi memiliki esensi untuk mempermu- grafer professional lebih unggul dalam yang luar biasa di kalangan profes- ideal. “Wah saya sih gaptek, nggak bisa dah segalanya. Jadi tidak mungkin hal teknis dibanding amatir. Tapi apa sional. Para professional di bidang nguber anak-anak muda yang lebih software editing foto yang notabene benar menjadi professional yang baik fotografi yang sudah nyaman hidupnya fasih di digital.” Atau “wah digital sulit. mensimulasi dan mengadaptasi cara semata-mata hanya masalah teknis? dengan kamera medium format dan Saya di analog saja.” Dan berbagai kerja kamar gelap analog lebih sulit large format dengan media film tiba- alasan lain yang sebenarnya adalah dari cara kerja kamar gelap itu send- Di awal tahun 2000an ketika teknologi tiba harus dihadapkan pada pilihan masalah mental dan mindset. Berbicara iri. Teknologi dalam bentuk apapun harus mengadopsi teknologi digital dibuat untuk mempermudah, bukan atau tetap pada jalur analog. Ber- mempersulit. Jadi alasan untuk tidak dasarkan perhitungan teknis memang mempelajari digital dan stay di ana- kualitas film memang masih lebih baik log padahal latar belakangnya adalah daripada sensor digital kamera yang seorang professional yang seharusnya ada pada saat itu. Dan itulah yang berorientasi pada service terhadap dijadikan alasan oleh sebagian orang klien adalah jelas alasan mindset/men- untuk bertahan di analog. Sementara tal yang kurang ideal. sebagian lain yang memperhitungkan penurunan kualitas yang terjadi pada Masih berbicara dan mencoba bela- pasca produksi analog yang harus jar dari mereka yang pernah jaya di melalui proses scanning memilih untuk bidang fotografi, salah satu kasus pal- berpindah ke digital. Dan akhirnya, ing sering seorang senior professional

112 EDISI XXIX / 2010 EDISI XXIX / 2010 113 THEINSPIRATION THEINSPIRATION

photographer secara perlahan menjadi garkan sebuah talkshow yang me- Berbicara men- sepi order adalah ketika ia tidak bisa nampilkan seorang yang masih muda genai sulit lagi disupervisi dan tidak bisa me- yang sudah menduduki posisi cukup dan tidak sulit, nerima masukan dan permintaan klien. tinggi dalam karirnya. Sang pembawa Mereka menempatkan diri pada posisi acara pun berusaha menguras ilmu teknologi me- sebagai yang maha tahu sehingga dan tips-tips yang dimiliki eksekutif miliki esensi tidak menerima masukan atau arahan muda ini sehingga bisa menjadi sukses untuk mem- dari klien, padahal profesinya adalah dalam karir dalam usia yang masih san- seorang professional di mana service gat muda. Dari sekian banyak tips yang permudah se- dan kepuasan klien menjadi hal utama. Banyak orang ia kemukakan, saya tertarik kepada galanya. Jadi Alasan tersebut juga bukanlah alasan yang masuk ke sebuah tips yaitu mengenai hubungan tidak mungkin teknis, tapi jelas alasan mindset dan dalam satu bi- dengan atasan. Sang nara sumber ber- software edit- mental yang tidak ideal. kata bahwa atasan dalam level apapun dang usaha dan itu pada dasarnya juga sama seperti ing foto yang Jika kita menengok sejenak proses berkelakuan kita (bawahan), sama-sama makan notabene men- yang dilalui oleh fotografer-fotografer seperti sudah nasi, sama-sama butuh perhatian, simulasi dan pemula untuk menjadi professional, 100 tahun ter- sama-sama ingin dimengerti, sama- banyak kita temui mereka yang merasa sama membutuhkan teman. Namun mengadaptasi kamera professional adalah hal utama jun di bidang yang seringkali ditemui di Indonesia cara kerja kamar untuk bisa disebut sebagai fotografer tersebut. Mere- bawahan-bawahan yang memiliki gelap analog professional. Proses yang banyak di- ka tidak mencari mental budak. Ketika ia sedang makan lebih sulit dari lakukan adalah membeli kamera yang di kantin lalu tiba-tiba atasannya dianggap cukup professional (output tahu, mereka datang dan duduk semeja dengan- cara kerja kamar megapixel cukup besar) lalu mencetak tidak menden- nya. Ia segera pergi karena sungkan. gelap itu send- karu nama dan mulai berjualan. Dan garkan, mereka Ketika bertemu atasannya di tengah iri. faktanya mereka yang hanya mengan- tidak melihat, jalan, ia menunjukkan hormat yang dalkan cara ini banyak yang menuai berlebihan namun malah membangun kegagalan. Lagi-lagi ini bukanlah tapi mereka jarak dengan atasannya. “Harus diingat kegagalan teknis, melainkan kegagalan berbicara, mer- bahwa kita membutuhkan atasan sama mental dan mindset. eka berbuat, seperti ia membutuhkan kita. Jadi jan- gan belum-belum menempatkan diri Suatu hari di suatu perjalanan saya ke mereka menjual di bawah atasan dan malah memban- tempat meeting, saya sempat menden- janji. gun tembok komunikasi. Pada akhirnya

114 EDISI XXIX / 2010 EDISI XXIX / 2010 115 THEINSPIRATION THEINSPIRATION

sebaliknya kitapun bisa menangkap sesungguhnya sangat menentukan dalam bidang tersebut, berapa range apa maunya mereka dan dengan ketika seseorang bermaksud terjun ke bayaran yang diterima oleh profesi mudah bisa menyampaikan ide terbaik professional ternyata malah dinomord- yang ingin kita masuki tersebut, apa kita dengan baik kepadanya. Dan uakan dibandingkan teknis. Dan untuk standar peralatan yang digunakan, ketika itu berlangsung secara baik dan itu pulalah saya hanya membahas ma- apa mau dari pasar, sebagus apakah berkesinambungan, maka nama kita salah mindset dan mental dalam seri para pemain yang bermain di bidang pun akan diingat benar oleh atasan. Se- tulisan ini agar menjadi penyeimbang tersebut, berapa banyak pemain yang hingga ketika ia membutuhkan orang dari teknis yang sudah terlalu banyak gagal setelah masuk ke bidang itu, apa untuk mengisi posisi yang lebih tinggi, dikampanyekan dan diburu. saja hambatan yang mungkin dite- ia akan mengingat kita. mui dalam bidang itu, apakah market Tips 1: Selalu start dengan research. tersebut sudah stagnan atau masih Tips dari talk show di radio itu menjadi Berulangkali saya menulis di majalah bisa berkembang, bagaimana dengan menarik buat saya karena sekali lagi ini dan berdiskusi di milis mengenai penetrasi produk di pasar, apakah mar- saya bisa membuktikan bahwa mental- perlunya research sebelum memilai ket tersebut relatif mudah di drive oleh itas seringkali lebih dominan berperan sesuatu. Begitu juga dengan men- pada kesuksesan kita dibandingkan jadi professional photographer. Saya dengan kemampuan teknis kita. Dalam pernah melakukan qualitative research kasus tips yang disampaikan di radio mengenai orang-orang yang ingin ma- talk show tersebut, sikap hormat yang suk ke level professional photographer proporsional (tidak didominasi oleh dan saya mendapati hampir 95% orang atasan justru jadi sungkan mau ber- rasa sungkan) kepada atasan adalah yang ingin masuk ke level professional bicara dengan kita. Karena perlakuan sikap mental bukanlah kemampuan tidak cukup melakukan research atau kita kepadanya yang berlebihan.” teknis. Banyak orang yang menjadi bahkan tidak melakukan research sama Ungkapnya saat itu. Seharusnya per- sukses dalam pekerjaan dan bisnisnya sekali mengenai bidang yang akan ia lakukanlah atasan secara proporsional. walaupun pengetahuan teknis men- masuki. Bahwa dalam pekerjaan itu anda dan genai bisnis dan pekerjaannya tidaklah dia sama-sama membutuhkan. Bangun terlalu menonjol. Namun sikap mental Mari kita mengeceknya pada diri kita komunikasi yang baik. Jangan bangun yang positif akan membawanya ke sendiri. Apakah ketika kita berani tembok komunikasi yang membuat tempat yang lebih baik. mencetak kartu nama sebagai profes- kita jadi malas berkomunikasi. Den- sional photographer, atau membuat gan bisa berkomunikasi dengan baik Masih ratusan atau bahkan ribuan website tentang jasa fotografi yang dengan atasan, mereka bisa meng- contoh lain yang bisa menunjukkan ke- kita tawarkan kita sudah mengetahui komunikasikan kepada kita dengan pada kita bahwa mindset/mental yang hal-hal seperti: berapa banyak pemain jelas apa yang mereka minta dari kita,

116 EDISI XXIX / 2010 EDISI XXIX / 2010 117 THEINSPIRATION THEINSPIRATION

pemain atau justru sebaliknya pemain dan kebutuhan pasar dari bidang yang pada level apakah mereka. Cari tahu terbesar kita dan visualisasikan. yang menuruti selera pasar, berapa ingin dimasuki. proses yang harus dilalui dalam sebuah banyak pemain yang mendrive selera proses pemotretan dari mulai berjua- Jangan hanya bermimpi ingin menjadi pasar, apa yang dicari oleh konsumen Isu-isu besar yang beredar dan meng- lan, pitching, briefing, pre production, fotografer terbaik di komunitas, di dari jasa yang ingin anda masuki, apa guncang dunia fotografi professional pemotretan, post production. Cari kampung, di sekolah, di kota. Ber- yang membuat seorang pemain tidak dibawa, dimulai dan disebabkan oleh tahu siapa saja yang terlibat di dalam mimpilah lebih besar. Carilah referensi digunakan lagi oleh konsumennya, dan pihak-pihak yang terjun ke dalam sebuah proses pemotretan baik dari dan gambaran mimpi yang terbaik lain sebagainya. bidang itu tanpa mencari tahu segala sisi klien, advertising agency/majalah, yang mungkin, jangan sekedar yang sesuatu tentang bidang itu. Perang tim lain yang membantu, apa po- terbaik di level yang biasa-biasa saja. Banyak orang yang masuk ke dalam harga di mana para penyedia jasa sisinya, apa peranannya dalam proses satu bidang usaha dan berkelakuan tidak pernah dimenangkan, penu- pemotretan ini. Saya pernah menulis tulisan tentang seperti sudah 100 tahun terjun di runan kualitas di mana baik penyedia “salah kiblat”. Di mana dalam dunia bidang tersebut. Mereka tidak mencari jasa dan pengguna jasa sama-sama Selanjutnya cari tahu posisi anda ada fotografi banyak sekali orang yang tahu, mereka tidak mendengarkan, terbohongi adalah sedikit contoh dari di mana dibandingkan mereka yang mengidolakan seseorang yang sekedar mereka tidak melihat, tapi mereka ber- kecerobohan para pemain di bidang sudah lebih dulu berada di bidang terkenal saja. Terkenal karena memiliki bicara, mereka berbuat, mereka men- fotografi professional yang terjun itu. Apa yang harus anda perbaiki, poin yang tinggi di komunitasnya, jual janji. Permasalahannya perbuatan, tanpa research. Hasil akhirnya bukan apa yang harus anda kejar dan anda terkenal karena sering memenangkan tindakan, janji yang mereka tawarkan saja usaha dari orang tersebut gagal, improve. lomba, terkenal karena sering menulis seharusnya berdasarkan atas kondisi tapi luka yang lebih besar juga diting- artikel dan membawakan seminar, galkan pada bidang tersebut beserta Tips 2: Set a Big Dream para pemain-pemain lain yang berkec- Jika anda pernah mengikuti bisnis impung di dalamnya. multilevel apapun, anda mungkin familiar dengan istilah “set a big Jika anda ingin menjadi seorang foto- dream”. Bahkan beberapa perusahaan grafer professional, jangan memulai multilevel memerintahkan semua dari membeli kamera mahal, jangan anggotanya untuk mempunyai dream memulai dari membuat website dan book, yaitu buku yang berisi gambaran kartu nama, tapi mulailah dengan mengenai impian-impian yang anda membuka google dan cari pemain- inginkan. Dan harus berupa gambar, pemain yang sudah lebih dulu berke- bukan sekedar kata-kata. Dalam kasus cimpung dalam bidang itu. Pelajari ini saya ingin belajar dari system yang seperti apa standar kualitas tersebut. dikampanyekan oleh perusahaan Cari tahu pemain seperti apakah dan bisnis multilevel, yaitu cari tahu impian

118 EDISI XXIX / 2010 EDISI XXIX / 2010 119 THEINSPIRATION THEINSPIRATION

“anda ingin menjadi footgrafer professional, sehingga idola anda haruslah seorang fotografer professional yang masih produktif dan disegani di tingkat yang terbaik, jadi jangan puas hanya mengidolakan fotografer dengan poin tertinggi, fotografer dengan catatan kememangan lomba yang banyak di masa lalu, fotografer yang terkenal, fotografer yang sering menulis dan membawakan seminar. Kecuali anda hanya in- gin menjadi seperti mereka.”

dll. Harus diingat “anda ingin men- tidak adil. Ketika kita bertemu dengan nikmat dari profesi pengusaha. Bisa lipat dari gaji kita juga cukup membuat jadi fotografer professional, sehingga teman yang merupakan pengusaha ke mal bersama anak istri di saat kita sport jantung. idola anda haruslah seorang fotografer sukses yang sedang main dengan anak sedang bekerja. Namun kita tidak professional yang masih produktif dan istrinya di mal di hari dan jam memperhitungkan bahwa ada kalanya Seringkali kita hanya melihat sisi ena- dan disegani di tingkat yang terbaik, kerja kita berkata “wah enak banget ia justru sedang bekerja keras di saat knya saja, tanpa memikirkan pengor- jadi jangan puas hanya mengidolakan ya jadi pengusaha, bisa main sama kit sedang pulas tidur bersama istri. banan yang dilakukan. Beberapa waktu fotografer dengan poin tertinggi, anak istri di hari dan jam kerja”. Ketika Ketika kita melihat teman pengusaha yang lalu ketika saya mengumumkan fotografer dengan catatan kememan- kita menyaksikan seorang teman yang yang menerima bayaran project yang program Indonesia’s next Top Photog- gan lomba yang banyak di masa lalu, seorang pengusaha baru saja meneri- 20 kali gaji kita, kita bereaksi dengan rapher saya menjadi marah dan ke- fotografer yang terkenal, fotografer ma pembayaran sebuah project yang cara seperti di atas. Namun kita tidak cewa akan sikap dari orang-orang yang yang sering menulis dan membawakan ia lakukan senilai 20 kali gaji bulanan memprtimbangkan bahwa modal yang mempertanyakan apakah selama masa seminar. Kecuali anda hanya ingin kita, kita bereaksi dengan mengatakan ia keluarkan juga mungkin berkali lipat pendidikan diberi uang saku, biaya menjadi seperti mereka.” “wah enak juga ya kalau begitu, saya dari modal yang dikeluarkan seorang hidup, gaji. Bahkan ada yang menyindir juga mau kerja sekali bisa buat hidup pegawai. Kita tidak mempertimbang- dengan mengatakan “wah baru dengar Tips 3: Rubahlah mental pegawai men- 20 bulan”. kan bahwa tidak gajian selama berbu- acara pencarian bakat pakai bayar jadi mental pengusaha. lan-bulan walaupun ketika menerima uang pendaftaran”. Seringkali kita bersikap dan berbuat Seringkali kita hanya melihat sisi penghasilan dari project bisa berkali Ungkapan-ungkapan seperti ini mung-

120 EDISI XXIX / 2010 EDISI XXIX / 2010 121 THEINSPIRATION THEINSPIRATION

kin saja biasa dan wajar bagi sebagian Dan benar saja, dalam hitungan bulan uang 100-300 ribu untuk mendapat- kan” klien dengan portfolio keroyokan orang. Namun saya memastikan bahwa teman saya ini sudah menjadi salah kan portfolio dari sebuah pemotretan itu. pertanyaan dan ungkapan seperti itu satu produsen industri kecil yang model keroyokan walaupun portfoli- hanya muncul dari mulut mereka yang membuat mainan anak-anak dengan onya tidak unik, tidak maksimal dan Menjadi professional artinya masih bermental pegawai. Bagaimana bahan baku sampah tersebut. kemungkinan tidak bagus, dibanding- mendapatkan keleluasaan penghasilan mungkin training secara intensive kan mengeluarkan uang jutaan untuk seperti yang dilakukan professional selama 6 bulan full tanpa biaya yang Pengusaha melihat peluang dari mendapatkan portfolio yang bagus dan pengusaha, namun dengan segala sudah ditawarkan oleh panitia masih sebuah tawaran. Sementara pegawai yang bisa meyakinkan klien untuk pengorbanan dan kerja keras yang dipertanyakan masalah uang saku, bi- melihat biaya dan beban dari sebuah menggunakan jasanya. dilakukan oleh pengusaha dan profes- aya hidup, gaji bulanan, uang pendaf- tawaran. Itu yang membuat orang- sional. Jadi tidak ada satu orang pun taran yang besarannya jauh lebih kecil orang dengan mental pegawai selalu Dalam 5 tahun belakangan saya berte- yang bisa dan boleh menggabung- dari nilai manfaat yang mereka terima menuntut bayaran dari setiap tawaran mu dengan 3 orang fotografer profes- kan kenikmatan professional dengan dari progam ini. peluang. Pengusaha memiliki sikap sional di mana 2 orang dari Indonesia pengorbanan yang relatif minim yang mental yang mampu mengorganisasi dan 1 orang dari Spanyol yang rela dilakukan pegawai. Untuk itu berpikir Suatu saat saya menemani seorang peluang-peluang, memperhitungkan mengeluarkan uang lebih dari 50 juta dan bertindaklah sebagai professional teman yang adalah pengusaha untuk biaya-biaya yang timbul dan men- rupiah atau bahkan ada yang lebih dari dan pengusaha dibanding seperti bertemu koleganya. Ketika sampai gelolanya hingga menyisakan profit 150 juta rupiah hanya untuk mencip- pegawai. Berorientasilah pada apa di tempat pertemuan dan bertemu untuknya dan keluarganya. Sementara takan sebuah seri portfolio yang sangat yang bisa anda dapatkan dari pengor- koleganya, koleganya berkata “kamu pegawai sibuk menghitung biaya, baik. Dan saya sudah menjadi saksi banan anda, bukan apa yang harus punya truk nggak? Saya punya sampah biaya transport, biaya hidup sehari- bagaimana investasi besar itu sudah anda korbankan dari sebuah peluang. dari pabrik boneka yang ingin saya harinya, biaya hidup keluarganya, kembali dan bahkan menguntungkan buang. Kami nggak usah bayar apa-apa dan menuntutnya kepada orang yang karena dengan portfolio yang optimal Bersambung ke edisi depan. ke saya, karena bagi saya itu sampah. menawarinya peluang. Persis seperti tersebut mereka mampu “mencen- Tapi sampah itu bisa kamu manfaatkan seorang pegawai yang sedang melaku- gangkan” klien-kliennya. untuk membuat boneka-boneka kecil kan negosiasi gaji dalam sebuah lain yang bisa kamu jual”. Mendengar pekerjaan. Sementara dalam 5 tahun belakangan tawaran tersebut teman saya sama ini saya juga bertemu dengan puluhan sekali tidak menuntut uang transport Pegawai selalu berorientasi pada biaya atau bahkan ratusan orang yang setiap untuk sewa truk untuk mengangkut yang ia keluarkan, sementara pen- bulannya mengeluarkan uang rata-rata sampah tersebut. Ia hanya mendiskusi- gusaha berorientasi pada apa yang 200 ribu rupiah selama bertahun-tahun kan berapa banyak sampah yang bisa bisa ia dapatkan dari peluang tersebut. untuk membuat portfolio dari sesi ia bawa perharinya dan berapa banyak Maka dari itu mereka yang bermental pemotretan keroyokan dan tidak ada truk yang diperlukan per minggunya. pegawai akan lebih rela mengeluarkan satupun yang berhasil “mencengang-

122 EDISI XXIX / 2010 EDISI XXIX / 2010 123 FASHION&GLAMOURPHOTOGRAPHY FASHION&GLAMOURPHOTOGRAPHY

124 EDISI XXIX / 2010 EDISI XXIX / 2010 125 PORTRAITURE&TRAVELPHOTOGRAPHY PORTRAITURE&TRAVELPHOTOGRAPHY DIEGO VERGES, BERBURU PORTFOLIO KE UJUNG DUNIA Portfolio adalah “senjata utama” bagi 28 tahun yang beberapa waktu yang I study Audiovisual Communication seorang fotografer. Portfolio adalah lalu melakukan perjalanan ke Indone- at the University on my 4th grade on gambaran mengenai seberapa kemam- sia dan Manila selama 4 bulan hanya 2006/07, while I change an old analog puan sang fotografer yang tercermin untuk menghasilkan portfolio yang camera for a DSLR amateur camera. It dari foto-foto yang dibuatnya. Lepas menarik baginya. is the period when I start to learn, to dari masalah ideal atau tidaknya, try new things, to read and read and berbagai macam cara dilakukan untuk How did you know photography, tell us to see many photography in Internet. menghasilkan portfolio, mulai dari from the beginning. Study didn’t teach me anything about mengikuti hunting foto keroyokan, Since I was very young (7 years old) I photography, it was the desire to learn menerima project probono hingga have been travel during holidays in a how to achieve different photos I saw mengeluarkan kocek pribadi untuk mobile home with my father, around in Internet which thought me every- secara khusus menciptakan portfolio Europe, United States and Morocco. thing. yang seharusnya lebih baik hasilnya. I like to see the different people we Di tengah langkanya kesadaran met in the way and enjoy watching the peminat fotografi tanah air yang mau travel documentaries and dreaming What interest you about photography? mengeluarkan kocek terutama dalam about getting to see those different I am crazy about lighting technique. I jumlah besar untuk pembuatan port- people. That is why after finish my high have always dream to be a good fash- folio, kami menemukan Diego Verges, school I started to attend an Image and ion photographer or to work together seorang fotografer Spanyol berusia video professional school, in Madrid. with a Photography Director, but I

126 EDISI XXIX / 2010 EDISI XXIX / 2010 127 PORTRAITURE&TRAVELPHOTOGRAPHY PORTRAITURE&TRAVELPHOTOGRAPHY

128 EDISI XXIX / 2010 EDISI XXIX / 2010 129 PORTRAITURE&TRAVELPHOTOGRAPHY PORTRAITURE&TRAVELPHOTOGRAPHY

130 EDISI XXIX / 2010 EDISI XXIX / 2010 131 PORTRAITURE&TRAVELPHOTOGRAPHY PORTRAITURE&TRAVELPHOTOGRAPHY

132 EDISI XXIX / 2010 EDISI XXIX / 2010 133 PORTRAITURE&TRAVELPHOTOGRAPHY PORTRAITURE&TRAVELPHOTOGRAPHY haven’t made it yet, but I’ll keep trying. First of all Even though photography gives me much more than just learn about tech- I do not nique. The last two years photography has given me the opportunity to get consider the private life of Abdul, a leprosy man from Kolkata, and spent three days myself as with him looking all the problems he a photog- faces everyday; live three months in Atongowanga neighborhood learning rapher, how Gabonese people spend one day after another without thinking about I think I tomorrow, just living with passion day by day; spending 15 days with a group need to of girls that have never had the chance learn a lot to decide what to do, because prostitu- tion was the only way to live for them before I in Angeles city, Philippines; or excited to go to sleep every night because I will intro- knew the next day will give me a new duce my- surprise or something new to learn while traveling. self as a photogra- You experienced worked in a fashion photography studio before you try cul- pher ture portraiture kind of photography. You said that you are not felt into it (the fashion photography), please explain why, What’s the problem? After graduate from university I worked for 9 months and in charge for two stu-

134 EDISI XXIX / 2010 EDISI XXIX / 2010 135 PORTRAITURE&TRAVELPHOTOGRAPHY PORTRAITURE&TRAVELPHOTOGRAPHY

dios. Everyday I did the same work, in Well, before I started to travel I spent a the same place, with the same people. lot of money to get quality equipment. At the beginning I learned things and I During working in the studio I used to enjoyed, but after months, no learning, save all the money for my desire to go I want to not to much work, so I decide to try to Africa and I was also doing freelance myself in my first photography trip to works that gave me the money to Gabon. buy quality lenses, reflectors, camera learn, I want flashes, new body... What is your goal as a photographer? to see, I want What kind of photographer are you try- After each travel I do freelance photog- ing to become? raphy and video works, I publish some First of all I do not consider myself as pictures and I have also won some to meet peo- a photographer, I think I need to learn contest that gave me enough money a lot before I will introduce myself as to get new equipment and get some a photographer, but my goal and my budget to travel again. ple and chat desire is to keep travelling with a spon- sor that support my projects, or get The equipment is very important and social photography assignments from it is also expensive and depends of with them, I agencies. what you like to photograph. But you might spend no money to create your I would love to become a photogra- portfolio. As I like to travel and take am 100% curi- pher who is able to tell a story that will pictures in different cultures, building make understand the viewers what is my portfolio has been expensive. happening in that place. ous and I think In Spain, for example, there a kind of You traveled to some country to create amateur photographers that have the portfolio. You must have spent so much most expensive cameras and the best that is what money for those projects. While some lenses, maybe 9000$ worthy gears , other photographer choose to spent just to take family portraits, they just makes me do money on equipment rather than want to have the fanciest material, the those kind of project. What do you biggest camera, but they don’t get all think about this? What is your plan? the benefits of them. I think that make the photos. them happy, for me sounds stupid be-

136 EDISI XXIX / 2010 EDISI XXIX / 2010 137 PORTRAITURE&TRAVELPHOTOGRAPHY PORTRAITURE&TRAVELPHOTOGRAPHY

138 EDISI XXIX / 2010 EDISI XXIX / 2010 139 PORTRAITURE&TRAVELPHOTOGRAPHY PORTRAITURE&TRAVELPHOTOGRAPHY

140 EDISI XXIX / 2010 EDISI XXIX / 2010 141 PORTRAITURE&TRAVELPHOTOGRAPHY PORTRAITURE&TRAVELPHOTOGRAPHY

142 EDISI XXIX / 2010 EDISI XXIX / 2010 143 PORTRAITURE&TRAVELPHOTOGRAPHY PORTRAITURE&TRAVELPHOTOGRAPHY

144 EDISI XXIX / 2010 EDISI XXIX / 2010 145 PORTRAITURE&TRAVELPHOTOGRAPHY PORTRAITURE&TRAVELPHOTOGRAPHY

cause I have the cheapest equipment I usually do a research in Internet and I to get the quality I need. get a good guide. I try to send e-mails to get interesting contacts, guides or Countries you had been traveled to are people that might help me to develop the 3rd world country. Gabon, Indone- the photography projects I want to do. sia, Philippines, India. What interest you more on those country rather than the After you traveled quiet a lot you real- other. ize that is easy to get along with the Spain is a western country, I was born people and solve the problems. You here and I live in Madrid for all my life, just need some common sense and in 28 years already. I have photographed some places have a lot of calm and be Real Madrid matches during one year, patience. twice a month for an Internet web site, so I prefer to see kushti wrestlers in Va- Tell us about culture portraiture pho- ranasi or the Mentawai playing football tography. What is the main goal on in Siberut Island than something I am When I face a new culture, new people, every photo shoot you do about it? used to see it. new language, new food, new beer I I do two kinds of portraits. When I use really get excited and I think I get a bet- lighting I try to show the subject with ter sensibility of what I am looking at. I want to learn, I want to see, I want to meet people and chat with them, I am 100% curious and I think that is what makes me do the photos. Also when you travel you have to solve problems everytime, is challenging and it is what make my adrenaline go high; while other people get the adrenaline rush by doing adventure sports or writing a poem.

In general, traveling to countries that you are not familiar of is risky. How did you prepare your trips?

146 EDISI XXIX / 2010 EDISI XXIX / 2010 147 PORTRAITURE&TRAVELPHOTOGRAPHY PORTRAITURE&TRAVELPHOTOGRAPHY

148 EDISI XXIX / 2010 EDISI XXIX / 2010 149 PORTRAITURE&TRAVELPHOTOGRAPHY PORTRAITURE&TRAVELPHOTOGRAPHY

150 EDISI XXIX / 2010 EDISI XXIX / 2010 151 PORTRAITURE&TRAVELPHOTOGRAPHY PORTRAITURE&TRAVELPHOTOGRAPHY

152 EDISI XXIX / 2010 EDISI XXIX / 2010 153 PORTRAITURE&TRAVELPHOTOGRAPHY PORTRAITURE&TRAVELPHOTOGRAPHY

154 EDISI XXIX / 2010 EDISI XXIX / 2010 155 PORTRAITURE&TRAVELPHOTOGRAPHY PORTRAITURE&TRAVELPHOTOGRAPHY

156 EDISI XXIX / 2010 EDISI XXIX / 2010 157 PORTRAITURE&TRAVELPHOTOGRAPHY PORTRAITURE&TRAVELPHOTOGRAPHY

its context, it is kind of anthropology photography where you will see how the person looks and the area, the house where the subject lives. When I shoot more simple, without lighting, I tried to get expressions, reactions, feel- ings that will be able to tell in a better way how is the life in that places. I feel more comfortable without strobes, but the results with them are really spec- tacular.

Mention one word that describes your photos. I prefer that the viewers judge that.

What kind of picture deserves labeled as the great one.

A picture that has great light (natural or artificial) and is able to tell a story by its own.

158 EDISI XXIX / 2010 EDISI XXIX / 2010 159 PORTRAITURE&TRAVELPHOTOGRAPHY PORTRAITURE&TRAVELPHOTOGRAPHY

160 EDISI XXIX / 2010 EDISI XXIX / 2010 161 PORTRAITURE&TRAVELPHOTOGRAPHY PORTRAITURE&TRAVELPHOTOGRAPHY

162 EDISI XXIX / 2010 EDISI XXIX / 2010 163 PORTRAITURE&TRAVELPHOTOGRAPHY THEEVENT 1st Indonesia Salon of Art Photography (ISAP) Memasuki usianya yang ke-62 tahun, Lembaga Fotografi Candra Naya ( LFCN) mempergunakan momentum memperingati ulang tahunnya dengan meny- elenggarakan dan melaksanakan The 1st Indonesia Salon of Art Photography (ISAP) yang memperoleh dukungan serta pengakuan seluruh hasil-hasil ISAP oleh PSA (Photographic Society of America), dan FIAP (Federation International de l’Art Photographique) serta FPSI (Federasi Perkumpulan Seni Foto Indonesia). Hal ini merupakan sebuah kegiatan fotografi di Indonesia yang pertama kali yang berskala international yang diakui sekaligus oleh tiga lembaga fotografi bertaraf nasional & international.

Penyelenggaraan Indonesia Salon of Art Photography (ISAP) bertujuan : 1. Mengembangkan dan memasyarakatkan dunia seni fotografi kepada masyara- kat luas, sehingga seni fotografi memperoleh apresiasi dan kedudukan yang sejajar dengan dunia seni yang lain. 2. Memperluas wawasan para peminat fotografi Indonesia melalui penyajian karya fotografi baik dari aspek seni, objek foto, teknik dan teknologi maupun visi dan keahlian dari masing-masing fotografer. 3. Sebagai media penyajian wajah dan keindahan Indonesia melalui fotografi. 4. Sebagai media ekspresi karya fotografer Indonesia dalam rangka menaikan

164 EDISI XXIX / 2010 EDISI XXIX / 2010 165 THEEVENT THEEVENT

citra indonesia dalam dunia fotografi seperti Tan Lip Seng dari Singapura, CL 4. Johnny Hendarta, Hon.E.FPSI, A.FPSI* Kapan batas waktu penerimaan foto? international Chan dari Thailand dan Johnson Hon (FPSI President, Professional Photog- 20 Juni 2010. dari Hongkong. rapher) Bagaimana cara ikutserta dalam ISAP? Website khusus untuk kegiatan ini Detail susunan juri bisa dilihat di hala- 5. Edwin Djuanda, Hon.E.LFCN, A.FPSI*, Caranya dengan mendaftar dan men- adalah : www.isap.candranaya.com man 5 A.RPS girimkan foto secara online di www. Website ini akan dibuka oleh setiap 6. A.Tonny Djohan, A.FPSI****, A.RPS, isap.candranaya.com peserta baik dalam maupun luar negeri Membantu kegiatan sosial PSA*** Peraturan Salon dapat di download di untuk mendaftarkan diri. Peserta juga Biaya keikutsertaan setiap foto- 7. Harto Solichin Margo, A.FPSI* (FIAP website tersebut. harus meng “upload” foto melalui grafer dalam negeri akan disisihkan Liaison Officer for Indonesia) Pembayaran biaya peserta dikirimkan website ini. Rp.10.000,- untuk disumbangkan ke 8. Agus Leonardus, A.FPSI****, AFIAP melalui transfer BCA. Selain itu, website ini juga akan Panti Werdha. 9. Budi Darmawan, Hon E.FPSI, Untuk keterangan dan pertanyaan memuat semua informasi, Peraturan A.FPSI***, A.PSS, F.RPST, A.RPS lebih lanjut bisa ke email: isap@can- Salon dan kegiatan Salon, termasuk Dewan Juri terdiri dari : 10. Arbain Rambey (Senior Journalist) dranaya.com nantinya menyajikan foto foto para pe- 1. Tan Lip Seng, F.RPS, FPSA, EPSA, menang dan foto foto pilihan lainnya. EFIAP, HON.F.PSS., HON,F,SCC., Koordinator Juri : Batas akhir Penerimaan foto : 20 Juni HON.OPC.BSC., HON.PFR., EP.PSM., 1. Setiady Tanzil, Hon.E.FPSI, Hon.LFCN. 2010 HON.F.SEAPS., HON.F.PCKBC., A.FPSI***, Hon PAF Ada empat kategori lomba yang dapat HON.E.HKCC., HON.E.CPA., HON. 2. Rasmono Sudardjo, Hon E.FPSI, diikuti peserta yaitu: OG.PH., HON.O.C., MH.F.C.FOIX, A.FPSI*, FPSNY, EEPSNY, SE35MMPS, 1. Warna : Tema Air A.C.F.C., MHFCBA., HMFCA., A.C.C.P., A.RPS, A.PSEA,APST,AHKCC, ACPA, 2. Monokrom : Tema Manusia HON.F.SCPS., SE 35mmPS., ASI- A35MMPS, ANCPA, PSA**** 3. Warna : Bebas IPC., A.B.I.P.P., HON.F.FCM. PSA 2nd 4. Monokrom: Bebas Diamond Galaxy, Singapore Cultural Semua karya foto harus dalam bentuk Medallion Award (Singapore) Juri Alternatif format digital. Setiap peserta dapat 2. Johnson Hon Yik Sin, Hon LFCN, Hon 1. Rasmono Sudarjo, Hon E.FPSI, mengirimkan maksimum empat karya F.NPC, FRPST, FHKCC, FCAPA, FHKPA, A.FPSI*, FPSNY, EEPSNY, SE35MMPS, foto untuk setiap kategori. F.RPS (Hongkong) A.RPS, A.PSEA,APST,AHKCC, ACPA, 3. CL Chan, F.RPS, F.CFPA,F.PSEA, F.BSC, A35MMPS, ANCPA, PSA**** Penjurian akan diadakan di Jakarta F.PSK,F.SCC , Hon.FPST, Hon.FSCC, 2. Tan Thiam Kie, AFIAP tanggal 27 dan 28 Juni 2010 Hon.FBSC, Hon.FPSM,Hon,FSPM, 3. Setyadi Joedaatmadja, Hon.E.LFCN, Dewan juri untuk ke empat kategori Hon.FPSK, Hon.ECPA, Hon.EPAS, Hon.E.FPSI, A.RPS tersebut, total berjumlah 10 juri, baik HonSE35MMPS, SP.CP.BSC,A. dari Indonesia maupun dari luar negeri PST,A.35MMPS (Thailand)

166 EDISI XXIX / 2010 EDISI XXIX / 2010 167 THEPROFILE THEPROFILE Doddy Obenk, Konfigurasi ‘Baru’ Menutur Tradisi foto Doddy Obenk, maka konstruksi Di Edisi ke-26 yang lalu, The realitas berlangsung di sana, di hada- Light menampilkan Doddy Obenk pan mata Anda. Lihatlah lebih dekat, dalam bentuk wawancara. Edisi ini, Anda akan melihat bahwa realitas di sebuah pendekatan yang ‘lebih akrab’ dalamnya terkonfigurasi dengan baru. dengan menafsir foto-fotonya sebagai Appearance, penampakan dalam kuali- bentuk penghargaan kami sekaligus tas objek yang secara langsung dapat dukungan atas pameran yang me- tertangkap oleh intuisinya dengan cara nampilkan karyanya di Jepang. Sebagai kontemplatif. Apa maksud saya? Rep- catatan, tafsir dalam tulisan ini tentu resentasi, kita tahu, adalah sebuah aksi saja tidak menggunakan pendekatan dengan menghadirkan, mempresenta- kesejarahan atas foto-foto yang Obenk sikan sesuatu lewat sesuatu yang lain hasilkan dalam karirnya yang sudah cu- di luar dirinya, biasanya berupa tanda kup panjang, tetapi berdasar karyanya atau simbol. Niscaya kita tidak mene- yang pernah mampir di redaksi The mukan sesuatu yang benar-benar baru Light. –dalam semangat zaman, zeitgeist, saat ini, kebaruan mungkin hanya Representasi omong kosong- karena berdasarkan pengakuannya, Obenk terpengaruhi Baiklah, jika menyimak foto-

168 EDISI XXIX / 2010 EDISI XXIX / 2010 169 THEPROFILE THEPROFILE

oleh Sarah Silver dan Hans Nelleman. Apa pun itu, karya Obenk tetap men- arik ketika Ia menghadirkan kembali dunia yang mempesonanya. Pesona, mensyaratkan hal yang lebih bagi yang terpesona. Bali dengan segala pesona tradisinya, seperti tarian, adu ayam jantan, penenun, dan sebagainya adalah eksotik bagi mata turis yang tak terlalu peduli dengan makna yang dihantarkan oleh cerita dalam tarinya, simbol yang terdedah dalam adu ayam jantannya, juga muasal dari motif te- nunannya. Meskipun tak dibesarkan di Bali alias pendatang, adalah gegabah menyamakan mata Obenk dengan mata turis biasa. Susan Sontag pernah berkata, “The camera makes everyone a tourist in other people’s reality, and eventually in one’s own.” Foto-foto Obenk adalah suatu ikhtiar membaca, mengerti, memahami, dan mengung- kap dunia yang mempesonanya, dunia Bali dengan kekayaan budaya tradisi, dimana Ia memilih untuk hidup. Ketika Ia memahami cerita dan makna sebuah tarian, misalnya, maka bentuk yang mewujud tak lagi menjadi semacam foto sebuah perjalanan kenangan yang hanya pantas disimpan dalam album keluarga. Ia tak kehilangan gaya, keindahan bentuk, tetapi pengayaan (jangan dibaca penggayaan) akan

170 EDISI XXIX / 2010 EDISI XXIX / 2010 171 THEPROFILE THEPROFILE

yang ‘metafisis’ pun diungkapkan. Jelas Obenk tak melawan beauty, sungguh Ia memberikan pathos. Obenk sebagai Da-Sein yang secara ontologis me- mahami keberadaanya dalam situasi Bali, hidup bersama-sama, Mitda-Sein, dengan tarian, adu ayam jantan, dan para pengrajin sebagai sebuah cara bereksistensi yang mewujud di dalam foto-fotonya karena Ia memotret apa yang mempesona dirinya. Hal yang membuatnya ber-Ada.

Ideologi Visual, Gaya

Ternyata tak mudah men- gurai apa gaya foto Doddy Obenk tanpa membongkar ethos, logos, dan pathos yang dianutnya. Jika mengacu pada pengertian Judith Genova maka gaya diciptakan melalui persetubu- han antara bentuk dan kandungan isi, dengan cara tertentu, sehingga bentuk mengekspresikan, dengan cara metaforis menggambarkan kandungan isi. Deskripsi dari Genova ini segera menyadarkan kita bahwa dalam karya Obenk terkandung sesuatu yang ab- strak di luar bentuk dan tidak intrinsik pada bentuk itu sendiri, misalnya nilai- nilai sosial yang terkandung dalam adu ayam jago, kebudayaan, mitos ten- tang barong, religi yang kita rasakan

172 EDISI XXIX / 2010 EDISI XXIX / 2010 173 THEPROFILE THEPROFILE

begitu kuat pada masyarakat Bali, atau kita tahu bahwa fotografi hanyalah ideologi, suatu kesadaran yang meru- sebuah alat untuk memahami dunia. pakan suatu agen dalam pandangan Ketika kita membayangkan tarian dari semiotika-linguistik. Bali, maka dibenak kita terbit lirikan mata yang dengan cepat berpindah, Desa-Kala-Patra atau ruang- gerak jari yang bergetar-getar, liukan waktu-dan peristiwa sebagai sebuah tubuh yang terkontrol oleh bahu yang filosofi yang dianut dalam masyarakat berkelindan sejajar, dinamis. Dinamis tradisional Bali dan kemudian menge- berarti menyimpan potensi gerak jawantah dalam bentuk naratif dari hal yang luar biasa. Obenk menampilkan yang membangun sebuah alur cerita hal-hal itu dalam karyanya dengan dalam tarian, narrative dance, dimana menciptakan radial balance dalam ada kaitan yang kuat antara ruang, komposisinya. Sabetan-sabetan cahaya waktu dan peristiwa yang menjalin sebagai ilusi gerak penari mengelilingi cerita menjadi sedemikian rupa meng- pusat yaitu sang penari. Kita diajak hasilkan suatu makna. Mampukah untuk merasakan ketukan, ritme, itu direpresentasikan dalam foto-foto kecepatan, gemulai, lirikan, hentakan- karya Obenk. Sifat fotografi yang mem- hentakan kecil dengan cara gambar bekukan, mengingatkan sebuah ujaran itu ditangkap. Maka Obenk tak hanya yang mengatakan bahwa setiap foto- menangkap gambar sang penari, graf adalah memento mori, partisipasi tetapi lebih daripada itu Ia menutur- akan kefanaan dan kebisuan orang lain. kannya kembali, seperti seseorang Lalu bagaimana sebuah naratif yang yang menyampaikan kembali sebuah bergerak dinamis kemudian dimam- cerita yang telah didengarnya berkali- patkan dengan harapan makna yang kali. Foto-fotonya kerap menjelma fiksi, dikandungnya dapat terwakili? Obenk yang memiliki kekuatan untuk mereka mampu melakukannya, itu kabar bai- ulang kenyataan, mereka ulang praksis knya. Kita tak perlu naif dengan mem- nyata, dalam pengertian bahwa teks bandingkan tarian sebagai kenyataan (baca: foto) secara sengaja ditujukan dunia dan fotograf tentang tarian itu untuk sebuah cakrawala kenyataan sebagai kenyataan dunia yang lain. baru yang disebut dunia. Yaitu dunia Sama-sama tentang kenyataan dunia teks ini yang berbaur dengan dunia tetapi tentu saja berbeda. Bukankah tindakan dalam rangka memberinya

174 EDISI XXIX / 2010 EDISI XXIX / 2010 175 THEPROFILE THEPROFILE

konfigurasi baru yang segar. Tengoklah, karyanya, fotograf adalah kekuasaan mengapa dalam foto dua ayam jantan itu sendiri. yang bertarung, Obenk memilih gambar yang beku, berbeda dengan Nicos Hadjinicolau men- sebagian foto-foto lain yang sengaja gatakan, ”...cara tertentu elemen-ele- mencipta garis dengan goyangnya, men formal dan tematik satu gambar blur, over atau under exposured? Ya, dipadukan pada satu keperluan yang dalam pertarungan ayam yang cepat, khusus. Perpaduan ini merupakan satu hampir tak ada naratif yang intrinsik, bentuk khusus ideologi kelas sosial melainkan semata tabrakan-tabrakan secara keseluruhan.” adu taji dan keberanian dua ekor ayam yang mungkin estetis, yang niscaya Individu seperti Obenk, yang esensial, sehingga mata manusia adalah fotografer mengekspresikan menginginkan suatu gerak lambat, caranya mengaitkan kehidupannya slow motion, bahkan gambar mampat dengan kondisi eksistensinya. Hal itu untuk menangkap detail sebuah aksi. oleh Hadjinicolau kemudian populer dengan sebutan ideologi visual. Ideolo- Kehendak Berkuasa gi visual adalah sebagian cakupan dari pengertian gaya. Pendekatan formalis Dalam istilah Nietzsche, apa Schapiro yang menempatkan makna yang dilakukan Obenk adalah Der Wille sebagai bentuk internal dari suatu Zur Macht, kehendak akan kekuasaan, objek seni, gaya sebagai daya artistik tak perlu kita artikan dalam hubungan- dengan kekuatan spiritualnya yang nya dengan kuasa pemerintahan tentu oleh Wladimir Weidle dikatakan berasal saja. Tetapi kuasa Obenk akan cerita, dari sumber agama (dalam karya-karya kehendak menciptakan makna yang Obenk berasal terutama berasal dari tak selingkuh dari makna dari reali- Hinduisme), dan gaya yang muncul tas objek yang dipotretnya. Jadinya, langsung dari masyarakat yang mem- konsep gaya tak lagi berhenti pada produksinya (Obenk adalah anggota soal-soal bentuk, karena soal kehen- masyarakat itu). Ideologi visual tidak dak berada di balik bentuk-bentuk itu. dapat dipisahkan dan berkaitan erat Fotograf bukanlah suatu representasi dari gaya satu kelompok sosial. Ingat, dari kekuasaan, bagi Obenk dengan bahwa Obenk niscaya berada dalam

176 EDISI XXIX / 2010 EDISI XXIX / 2010 177 THEPROFILE THEEVENT

satu kelompok ideologi visual dengan sebagian lagi impresif dengan kesan Sarah Silver dan atau Hans Nelleman. jatuhnya cahaya yang halus pada ele- men ubjek. Saya tidak sedang bicara FOCUS 2010 Karya-karya Obenk yang spesialisasi, tetapi sebuah bahasa merepresentasikan tradisi budaya yang ungkap yang nantinya membuat kita khas pra modern yang kita ketahui tahu mana foto Doddy Obenk, mana bahwa dalam pra modern, bentuk foto milik orang lain. Tetapi jika jalan AREA SEMPIT mengikuti makna (makna yang harus sudah dipilih, maka waktu akan mem- kita cari dengan cara referensial, refer- buktikan bahwa pilihannya adalah ential meaning) dan kemudian ditang- benar, meskipun bisa saja yang benar YANG MENUAI kap dengan medium modern fotografi hanyalah persoalan perspektif dalam (fotografi adalah anak kandung jaman konstelasi yang tumpang tindih dalam modern) yang bisa saja menuntut intertekstualitas yang berkelindan suatu bentuk yang mengikuti fungsi, dalam bentuk-bentuk yang sangat KEKECEWAAN nilai utilitas, khas modernitas. Hal itu tertata atau terstruktur dengan sangat Pesta industri fotografi kembali digelar awal Maret yang lalu. Pameran yang tahun membuatnya unik, meskipun tendensi rapi, sekalipun. Obenk telah berproses ini jauh lebih kecil spacenya masih tetap dibanjiri peminat fotografi tanah air. Sep- untuk ’memenangkan yang pra mod- menjawab persoalan ontologisnya, erti tahun-tahun sebelumnya FOCUS yang saat ini masih menjadi satu-satunya ern’, sesuatu yang lebih mementingkan sesuatu yang membuatnya Ada dan pameran industri fotografi mampu menarik ribuan pengunjung yang tidak hanya makna daripada fungsi (meski kita mungkin akan terus ber-Ada dalam dari kawasan jabodetabek, tapi juga dari luar kota dan luar jawa. bisa baca bahwa makna pun ber- Potret Dunia (istilah yang digunakan fungsi). Saya meyakini bahwa Obenk Heidegger dalam eksistensialisme) Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, FOCUS kali ini memang menyediakan menyadari bahwa khalayak penikmat yang dipotretnya, suatu paparan yang area yang lebih kecil bagi para pesertanya. Pemain-pemain besar di fotografi sep- karyanya sangat mungkin menang- mampat dalam fotograf bagaimana erti Canon, Sony, dan Oktagon masih ambil bagian dengan luas area stand yang kap makna yang berbeda dengan apa eksistensi dunia dilukiskan atau direp- luar biasa besar. Namun amat disayangkan tiga merk besar lain dalam fotografi yang Ia kehendaki. Tetapi, lagi-lagi, resentasikan. yang biasanya ikut, yaitu Nikon, dan Olympus tidak ikut serta yang bukankah sesuatu ber-Ada jika ia ber- mungkin karena keterbatasan area pameran. makna. Mungkin perjalanannya masih Akhirnya, selamat atas pam- panjang dalam menemukan jalan yang eran yang diselenggarakan di Jepang. Rico, seorang peminat fotografi dari Jakarta menyayangkan sempitnya area Ia yakini sungguh benar. Kita masih Satu lagi dari Indonesia untuk dunia. pameran kali ini. “Ini kan pameran industri fotografi satu-satunya, seharusnya area melihat Obenk membuat sabetan yang yang disediakan jauh lebih besar dari ini.” Ungkapnya. Kekecewaan Rico yang juga ekspresif dengan ilusi gerak, sebagian Siddhartha Sutrisno sejalan dengan beberapa orang yang sempat kami temui adalah karena ketida- hampir realis dengan sifat kamera yang klengkapan peserta pameran. “Seharusnya kalau sudah tahu areanya kecil, lebih menangkap sesuatu secara presisi, baik jangan ada satu dua stand yang punya luasnya sangat besar sementara yang

178 EDISI XXIX / 2010 EDISI XXIX / 2010 179 THEEVENT THEEVENT

180 EDISI XXIX / 2010 EDISI XXIX / 2010 181 THEEVENT THEPRODUCTINFO

jung asal Semarang. The Light sendiri menempati stand Seri berukuran 28 meter persegi tepat di samping pintu masuk dan berbagi dengan The Looop Akademie. Stand Terbaru dari ini menjadi tempat sosialisasi dan pendaftaran event Indonesia’s Next Top Photographer sehingga menarik Panasonic ramainya pengunjung. The Looop Akademie yang menempati area yang sama membantu mendatangkan Gobel crowd dengan memamerkan beberapa ada beberapa brand besar yang nggak buah miniatur yang telah digunakan kebagian. Harusnya dibagi sehingga oleh fotografer-fotografer The Looop Indonesia semua kebagian walaupun tidak besar. dalam project pemotretan commercial. Kalau begini jadi kayak ke pamerannya Detail miniatur yang ditampilkan men- PT Panasonic Gobel Indonesia kembali meramaikan pasar kamera digital Indo- brand yang besar itu saja. Padahal kan gundang decak kagum pengunjung. nesia dengan meluncurkan serangkaian produk terbaru Lumix & Camcorder. kita ingin lihat semua.” Sambungnya. Peluncuran ini sekaligus menunjukkan komitmen Panasonic untuk selalu meng- Namun secara keseluruhan antusias hadirkan inovasi teknologi serta mengukuhkan posisi sebagai pemain utama di Para pengunjung yang sempat kami pengunjung tetap ramai, setidaknya ini industri digital tanah air. wawancarai menyayangkan pelak- terlihat dari padat dan membludaknya sanaan pameran dengan luas area jumlah pengunjung hampir di setiap Rangkaian produk Lumix yang diluncukan meliputi LUMIX DMC-GF1, yaitu salah pameran yang sempit. “Harusnya or- hari pelaksanaan. satu dari rangakaian produk System Camera LUMIX G Series. Dengan mengadap- ganizer berpikir panjang. Kalau tahun tasi teknologi lensa berbasis micro-four-third, kamera GF1 menjadi kamera SLR ini sekecil ini tahun depan belum tentu terkecil dan teringan di dunia. yang dari luar kota mau datang lagi. Kita datang dari jauh menghabiskan Rangkaian produk kedua yang diluncurkan LUMIX adalah kamera digital LUMIX uang banyak untuk ongkos dan tempat DMC-F3 dan DMC-F2. Kedua kamera ini merupakan entry-stylish model dengan tinggal tapi ketika sampai lokasi pam- lensa 12.1 dan 10.1 megapixel dengan kemampuan merekam gambar bergerak eran dikecewakan dengan hal ini. Yah full HD. mudah-mudahan tahun depan tidak terulang lagi.” Ungkap Anto, pengun- Kategori produk ketiga yang diluncurkan LUMIX adalah kamera digital DMC-FP1. Kamera ini adalah kamera digital dengan desain stylish nan ramping. Kamera ini

182 EDISI XXIX / 2010 EDISI XXIX / 2010 183 THEPRODUCTINFO THEPRODUCTINFO

dilengkapi dengan lensa 12.1 megapix- Sejumlah produk yg telah diluncurkan LUMIX DMC-GF1 Kedua model ini didesain untuk kemu- el yang cukup memenuhi kebutuhan diantaranya 3DHD TV, AC Eco Patrol Saat diluncurkan pertama kali, seri dahaan penggunaan dan pengopera- konsumen yang memiliki kesadaran dan kamera digital LUMIX,” kata Ichiro DMC-GF1 dikenal sebagai sistem sian dengan fitur Auto Scene Mode. atas gaya dan kualitas. Suganuma. kamera terkecil dan tertipis dengan Fitur ini memiliki tiga fungsi bantuan, built-in flash, yang dikemas dalam yaitu Intelligent ISO Control, Face De- Kategori produk keempat yang dilun- Vice President PT Panasonic Gobel tampilan artistik yang elegan dan tection, dan Intelligent Scene Selector. curkan LUMIX adalah kamera berdaya Indonesia, Rinaldi Sjarif, menambah- compact. Dilengkapi fitur AVCHD Lite Intelligent ISO control mencegah objek zoom super, TZ10. Kamera ini dileng- kan peluncuran produk Panasonic ini high quality HD movie recording, yang bergerak menjadi blur dengan men- kapi dengan kemampuan super zoom merupakan langkah strategis peru- mudah digunakan, termasuk iA (Intelli- goptimisasi kecepatan shutter dan set- (12x optical zoom & 16x intellegent sahaan untuk memenuhi kebutuhan gent Auto) mode Lumix yang terkenal. ting ISO, untuk menghasilkan gambar zoom), kemampuan merekam film HD konsumen akan inovasi produk secara Berkat fitur-fitur ini, DMC-GF1 meraih yang tajam dan bersih. dan juga dilengkapi oleh GPS. berkelanjutan. “Hal ini juga sejalan popularitas dunia baik di kalan- dengan komitmen perusahaan dalam gan pehobi foto dan pengguna Sementara untuk kategori produk menyediakan produk dan pelayanan baru (termasuk wanita) yang in- Camcorder, Panasonic meluncurkan berdasarkan ide-ide yang akan mem- gin meningkatkan kemampuan Camcorder H95 dengan kemampuan perkaya hidup masyarakat konsumen,” fotografi menggunakan kamera 78x optical zoom. kata Rinaldi. yang compact dan ringan.

President Director PT Panasonic Gobel Rinaldi optimis inovasi produk-produk Dengan beraneka ragam Indonesia, Ichiro Suganuma, men- ini disambut hangat dan mendapatkan warna hitam, merah, perak, dan gatakan rangkaian kegiatan pelun- antusiasme yang tinggi dalam pema- putih DMC-GF1 mengukuhkan curan produk-produk Panasonic yang saran. dilakukan sejak awal tahun ini meru- reputasinya sebagai produk yang Wajah objek akan tertangkap dalam pakan bagian dari program menyam- memberikan kesenangan dan ket- fokus dan pencahayaan yang tepat but 50th anniversary Perusahaan. ertarikan untuk memiliki kamera dengan fungsi Face Detection. Mata- berkualitas tinggi di era digital. merah yang tidak diinginkan secara “Tahun 2010 ini merupakan peringatan digital akan terkoreksi (hanya di F3) tahun emas Panasonic Gobel Indone- Kamera digital Lumix DMC- dan penggantian backlight aktif secara sia. Salah satu bentuk penghargaan F3 12.1-Megapixel & DMC-F2 otomatis jika hal tersebut terjadi. Intel- kami terhadap loyalitas dan apr- 10.1-Megapixel ligent Scene Selector, secara otomatis esiasi masyarakat Indonesia terha- 4x Optical Zoom* akan memilih 5 scene mode --Macro, dap produk-produk Panasonic, kami *35mm film camera equivalent: Portrait, Scenery, Night Portrait, d an meluncurkan rangkaian produk baru. F3: 28-112mm / F2: 33-132mm Night Scenery—yang paling sesuai

184 EDISI XXIX / 2010 EDISI XXIX / 2010 185 THEPRODUCTINFO THEPRODUCTINFO

dengan situasi pengambilan gambar. Panasonic yang diakui Tipe F3 juga memiliki sebuah Digital dunia, memudahkan setiap Image Stabilizer yang membantu me- pengguna untuk mengam- nahan gerakan tangan. bil gambar-gambar indah Seri F3 dilengkapi lensa LUMIX DC dengan beragam fungsi VARIO berkualitas tinggi yang memiliki bantuan. Meliputi MEGA 28mm wide-angle 4x optical zoom O.I.S.(Optical Image Stabi- (28-112mm*) yang sama kualitasnya lizer) untuk getaran tangan, dengan lensa 33mm 4x optical zoom Intelligent ISO Control untuk (33-132mm*) di seri F2. Resolusi tinggi obyek bergerak, Face detec- 12.1-megapixel (F3) and 10.1-mega- tion, dan Intelligent Scene pixel (F2), CCD bersensitivitas tinggi Selector. Tombol iA button ini memungkinkan untuk merekam an next-generation SD format di atas kamera membuat pengguna gambar maksimum ISO 1600 dengan SDXC (SD eXtended Capacity), memasuki mode iA secara langsung. resolusi penuh bahkan juga gambar yang memiliki kapasitas dan Begitu masuk ke mode iA, fungsi- ISO 6400 dengan menggunakan High kecepatan transfer data yang fungsi tersebut aktif secara otomatis, Sensitivity Mode. Dengan fungsi Extra tinggi. DMC-FS3 compatible sehingga pengguna dapat mengambil Optical Zoom, kekuatan zoom menca- dengan Windows 7. gambar tanpa perlu melakukan penye- pai 7.8x (F3) /7.1x (F2) dengan meng- suaian setiap kali kondisi berubah. gunakan bagian tengah dari CCD. Kamera Digital LUMIX DMC -FP1 12.1-Megapixel Fitur terbaru yang ada di FP1 adalah Keunggulan lain yang dimiliki seri F3 Pada seri F3 mampu merekam film dy- 4x Optical Zoom Lens dan kemampuan merekan film HD (high dan F2 adalah fitur 2,7-inch(F3)/2,5- namic HD dalam 1280 x 720p dengan iA(Intelligent Auto) Mode definition) dalam 720p motion jpeg. inch(F2) 230,000-dot LCD untuk ke- kecepatan 30fps, sebagai tambahan *35mm camera equivalent: 35-140mm Tidak hanya melihat film di computer mudahan melihat gambar saat kedua dari WVGA (848 x 480) dan VGA normal namun juga mem-burning film dan monitor melakukan pengambilan (640 x 480). Sementara, DMC pada seri Kamera digital super tipis dengan fold- foro menjadi slideshow file MPEG2 gambar dan menampilkan hasil. Fungsi F2, unggul dalam hal penggunaan ed optic, yang tidak hanya melindungi pada DVD disc untuk menikmati film auto power LCD pada F3 mendeteksi energi dengan kemampuan 300 shots lensa namun juga berfungsi sebagai tersebut di televise via software PHO- kondisi cahaya dan secara otomatis (CIPA Standard) untuk setiap kali pengi- power switch kamera. Mengeluarkan TOfunSTUDIO 5.0 yang di-bundle. menaikkan LCD backlighting hingga sian baterai. kamera dan menghidupkannya dapat maksimal 40 persen saat pengambi- dilakukan dengan cepat. DMC-FP3 berukuran 3-inch, semen- lan gambar outdoor untuk menjaga Selain memory card SD/SDHC konven- tara DMC- FP1 2.7-inch 230,000-dot kejernihan dan visibilitas monitor. sional, DMC-F3 juga bisa menggunak- Dilengkapi iA (intelligent auto) mode LCD dengan fungsi Intelligent LCD,

186 EDISI XXIX / 2010 EDISI XXIX / 2010 187 THEPRODUCTINFO WHERETOFIND

yang mendeteksi kondisi cahaya dan Setumpuk fungsi ini baik foto maupun JAKARTA JakSel 12930; XL Photograph Jl. Mega mengontrol level brightness dari LCD rekam di desain untuk kemudahan op- Telefikom Fotografi Universitas Prof. Kuningan Kav. E4-7 No. 1 JakSel; Free- dalam 11 langkah, untuk memberikan erasional. (Note : masukan keterangan Dr. Moestopo (B) Jalan Hang Lekir Phot (Freeport Jakarta Photography tampilan yang paling jernih di setiap 16x Intelligent zoom) I, JakSel; Indonesia Photographer Community) PT Freeport Indonesia situasi. Organization (IPO) Studio 35, Rumah Plaza 89, 1st Floor Jl. Rasuna Said Kav Teknologi pemrosesan gambar terbaru Samsara, Jl.Bunga Mawar, no. 27, X-7 No. 6 PSFN Nothofagus (Perhim- Beragam upgrade fungsi lainnya pada “Intelligent Resolution” ditanamkan Jakarta punan Seni Fotografi PT Freeport FP1 meningkatkan kenyamanan dalam dalam Venus Engine HD II untuk Selatan 12410; Unit Seni Fotografi Indonesia) PT Freeport Indonesia pengambilan gambar. Terbuat dari TZ10. Tidak seperti fungsi penajaman IPEBI (USFIPEBI) Komplek Perkantoran Plaza 89, 1st Floor Jl Rasuna Said Kav alumunium kualitas tinggi, DMC- FP1 gambar lainnya, fungsi ini mampu BankIndonesia, Menara Sjafruddin- X-7 No. 6; CybiLens PT Cyberindo hadir dalam beragam pilihan warna, melakukan pemrosesan sinyal secara Prawiranegara lantai 4, Jl.MH.Thamrin Aditama, Manggala Wanabakti IV, 6th silver, black, red, gray, orange, blue, optimal untuk memberikan keseluru- No.2, Jakarta; UKM mahasiswa IBII, floor. Jl.Gatot Subroto, jakarta 10270;\ pink dan green. han gambar tingkat kejernihan yang Fotografi Institut Bisnis Indonesia FSRD Trisakti, Kampus A. Jl. Kyai Tapa, outstanding dengan sangat detail. (FOBI) Kampus STIE-IBII, Jl Yos Su- Grogol. Surat menyurat: jl.Dr. Susilo 2B/ darsoKav 87, Sunter, Jakarta Utara; 30, Grogol, Jakbar; SKRAF (Seputar Perhimpunan Penggemar Fotografi Built-in GPS pada TZ10 yang terkenal Kamera Fikom) Universitas SAHID Garuda Indonesia(PPFGA) PPFGA, Jl. Photo/Movie Hybrid Super Zoom Com- sebagai teman perjalan wisata, tidak Jl. Prof. Dr.Soepomo, SH No. 84, Jak- Medan Merdeka SelatanNo.13, Gedung pact DMC-TZ10 hanya mencatat posisi lintang dan Sel 12870 One Shoot Photography Garuda Indonesia Lt.18 ; Komunitas 25mm Ultra Wide Angle Powerful 12x bujur tetapi juga untuk menampil- FIKOM UPI YAI jl. Diponegoro no.74, Fotografi Psikologi Atma Jaya, JKT Jl. Optical Zoom LEICA DC Lens* kan informasi lokasi secara langsung JakPus Lasalle College Sahid Office Jendral Sudirman 51, Jakarta.Sekre- *35mm film camera equivalent: 25-300 sementara melakukan pengambilan Boutique Unit D-E-F\ (komp. Hotel tariat Bersama Fakultas Psikologi Atma gambar atau memutar ulang gam- Sahid Jaya). Jl. Jend Sudirman Kav. 86, Jaya Ruang G. 100; Studio 51 Unver- Anggota baru seri TZ yang sangat bar dengan informasi tersebut untuk Jakarta 1220 Jurusan Ilmu Komuni- sitas Atma Jaya, Jl. Jendral Sudirman popular di dunia. Dengan AVCHD Lite meningkatkan kegembiraan selama kasi Universitas Al-Azhar Indonesia 51, Jakarta; Perhimpunan Fotografi HD movie recording capability, 25mm perjalanan. Jl. Sisingamangaraja, Kebayoran baru, Tarumanegara Kampus I UNTAR Blok ultra-wide-angle, dan powerful 12x Jak-Sel, 12110; LSPR Photography M Lt. 7 Ruang PFT. Jl. Letjen S. Parman Club London School of Public Rela- optical zoom lens, yang dikemas dalam TZ10 tampil dalam 3-inch, high resolu- I JakBar; Pt. Komatsu Indonesia Jl. tion Campus B (Sudirman Park Office bentuk compact untuk melakukan tion 460,000-dot Intelligent LCD den- Raya Cakung Cilincing Km. 4 Jakarta Complex) Jl. KH Mas Mansyur Kav 35 pengambilan gambar. Berbagai fitur gan sudut pengambilan gambar yang Utara 14140; LFCN (Lembaga Foto- Jakarta Pusat 10220 FOCUS NUS- unggul ditambahkan pada produk ini luas, dan AR (Anti-Reflection) coating, grafi Candra Naya) Komplek Green ANTARA Jl. KH Hasyim Ashari No. 18, termasuk teknologi Intelligent Resolu- yang menghasilkan gambar yang san- Ville -AW / 58-59, Jakarta Barat 11510; Jakarta; e-Studio Wisma Starpage, tion dan built-in GPS (Global Position- gat jelas saat merekam dan memutar HSBC Photo Club Menara Mulia Lt. 22, Salemba Tengah No. 5, JKT 10440; Roxy ing System) unit dan manual exposure. ulang foto dan film. Jl. Jendral Gatoto Subroto Kav. 9-11,

188 EDISI XXIX / 2010 EDISI XXIX / 2010 189 WHERETOFIND WHERETOFIND

Square Lt. 1 Blok B2 28-29, Jkt; Neep’s VIII No.2, Semarang 50243 SURABAYA BALI Art Institute Jl. Cideng Barat 12BB, Himpunan Mahasiswa Penggemar Magic Wave Kubu Arcade at Kuta Jakarta ; POIsongraphy ConocoPhil- SOLO Fotografi (HIMMARFI) Jl. Rungkut Bungalows Bloc A3/A5/A6 Jl. Benesari, lips d/a Ratu Prabu 2 Jl.TB.Simatupang HSB (Himpunan Seni Bengawan) Harapan K / 4, Surabaya; AR TU PIC; Legian-kuta kav 18 Jakarta 12560; NV Akademie Jl. Jl. Tejomoyo No. 33 Rt. 03/ 011, Solo UNIVERSITAS CIPUTRA Waterpark Janur Elok VIII Blok QG4 No.15 Kelapa 57156; Lembaga pendidikan seni dan Boulevard, Citra Raya. Surabaya 60219; MEDAN Gading permai Jakarta 14240 design visimedia college Jl. Bhay- FISIP UNAIR JL. Airlangga 4-6, Suraba- Medan Photo Club Jl. Dolok Sanggul angkara 72 Solo, FISIP Fotografi Club ya; Perkumpulan Senifoto Surabaya Ujung No. 4 Samping Kolam Paradiso BANDUNG (FFC) UKM FFC (PSS), jln Basuki Rahmat 42 Surabaya. Medan, Sumatra Utara PAF Bandung Kompleks Banceuy Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik 20213 UKM FOTOGRAFI USU Jl. Per- Permai Kav A-17,Bandung 40111; Je- Universitas Sebelas Maret Jl Ir Sutami MALANG pustakaan no.2 Kampus USU Medan pret Sekretariat Jepret Lt. Basement 36A 57126 Solo, Jawa Tengah MPC (Malang Photo Club) Jl. Pahla- 20155 Labtek IXB Arsitektur ITB, Jl Ganesha wan Trip No. 25 Malang JUFOC (Jur- 10, Bandung Spektrum (Perkumpulan YOGYAKARTA nalistik Fotografi BATAM Unit Fotografi Unpad) jl. Raya Jati- Atmajaya Photography club Gedung Club) student Centre Lt. 2 Universi- Batam Photo Club METEOR Photo nangor Km 21 Sumedang, Satyabodhi PUSGIWA kampus 3 UAJY, jl. babarsari tas Muhammadiyah Malang. Jl. Raya Panbil Commercial Area Kampus Universitas Pasundan Jl. Se- no. 007 yogyakarta; “UKM MATA” Aka- Tlogomas No. 246 malang, 65144; UKM Ruko Blok E no.1, lt. 3 tiabudi No 190, Bandung Air Photog- demi Seni Rupa dan Desain MSD Ja- KOMPENI (Komunitas Mahasiswa Batam 29436 raphy Communications Jalan Taman lan Taman Siswa 164 Yogyakarta 55151; Pecinta Seni) kampus STIKI (Sekolah Pramuka 181 Bandung 40114 Unif Fotografi UGM (UFO)Gelang- Tinggi Informatika Indonesia) Malang, PADANG gang mahasiswa UGM,Bulaksumur, Jl. Raya Tidar 100 KOMUNITAS FOTOGRAFI SINKRO PURWOKERTO Yogya; Fotografi Jurnalistik Club Jl. Komplek Monang B/16 Lubuk Buaya ECOLENS Sekretariat Bersama FE Kampus 4 FISIP UAJY Jl Babarsari JEMBER Padang - Sumatra Barat UNSOED, Jl HR Bunyamin No.708 Pur- Yogyakarta; FOTKOM 401 gedung UFO (United Fotografer Club) Perum wokerto 53122 Ahmad Yani Lt.1 Kampus FISIPOL UPN taman kampus A1/16 Jember 68126, PEKANBARU “Veteran” Jl Babasari No.1, Tambak- Jawa Timur;Univeritas Jember (UKPKM CCC (Caltex Camera Club) PT. Chevron SEMARANG bayan, Yogyakarta, 55281; Jurusan Tegalboto) Unit Kegiatan Pers Kam- Pasific Indonesia, SCMPlanning, Main PRISMA (UNDIP) PKM (Pusat Ke- Fotografi Fakultas Seni Media Rekam pus Mahasiswa Universitas Jember Office 229, Rumbai, Pekanbaru 28271 giatan Mahasiswa) Joglo Jl. Imam Institut Seni Indonesia Jl. Parangtritis jl. Kalimantan 1 no 35 komlek ged. PKM Bardjo SH No. 1 Semarang 50243 Km. 6,5 Yogyakarta Kotak Pos 1210; Universitas Jember 68121 LAMPUNG MATA Semarang Photography Club UKM Fotografi Lens Club Universitas Malahayati Photography Club Jl. FISIP UNDIP Jl. Imam Bardjo SH. No.1, Sanata Dharma Mrican Tromol Pos 29 Pramuka No. 27, Kemiling, Bandar Lam- Semarang; DIGIMAGE STUDIO Jl. Yogyakarta 55281 pung, 35153. Lampung-Indonesia. Telp. Setyabui 86A, Semarang Jl. Pleburan (0721) 271114

190 EDISI XXIX / 2010 EDISI XXIX / 2010 191 WHERETOFIND

BALIKPAPAN AMBON Total Photography Club (TPC). Performa (Perkumpulan Fotografer ORSOSBUD - Seksi Budaya Total E&P Maluku) jl. A.M. Sangadji No. 57 Am- Indonesie bon.(Depan Kantor Gapensi Jl. Yos Sudorso Balikpapan kota Ambon/ Vivi Salon)

KALTIM ONLINE PICK UP Badak Photographer Club (BPC) ICS POINTS: Department, System Support Section, www.thelightmagz.com PT BADAK NGL, Bontang, www.ayofoto.com Kaltim, 75324; KPC Click Club/PT Kaltim www.estudio.co.id Prima Coal Supply Department (M7 Bu- http://charly.silaban.net/; liding), PT Kaltim Prima Coal, Sangatta www.studiox-one.com ; http://www.focusnusantara. SAMARINDA com/articles/thelightmag.php MANGGIS-55 STUDIO (Samarinda Photographers Community) Jl. Mang- MAILING LIST: gis No. 55 Voorfo, Samarinda thelightmagz-subscriber@ Kaltim yahoogroups.com

SOROWAKO Sorowako Photographers Society General Facilities & Serv. Dept - DP. 27, (Town Maintenance) - Jl. Sumantri Brojonegoro, SOROWAKO 91984 - LUWU TIMUR, SULAWESI SELA- TAN

GORONTALO Masyarakat Fotografi Gorontalo Graha Permai Blok B-18, Jl.Rambutan, Huangobotu,Dungingi, Kota Gorontalo

192 EDISI XXIX / 2010