JHECDs, 3 (2), 2017, hal. 36-41

Penelitian

Hubungan tingkat pengetahuan dan pola perilaku dengan kejadian malaria di Kabupaten Katingan Provinsi Tengah

Relationship of knowledge level and behavioral pattern with malaria incidence in Katingan Province

Darmiah1*, Baserani2, Abdul Khair1, Isnawati1, dan Yuniarti Suryatinah3

1. Politeknik Kesehatan Banjarmasin Kementerian Kesehatan RI 2. Puskesmas Kasongan Kabupaten Katingan 3. Balai Litbang P2B2 Tanah Bumbu, Kementerian Kesehatan RI *Korespondensi: [email protected] DOI : http://dx.doi.org/10.22435/jhecds.v3i2.1793

Tanggal masuk 06 Februari 2017, Revisi pertama 03 Juli 2017, Revisi terakhir 06 Nopember 2017, Diterima 20 Nopember 2017, Terbit daring 19 Januari 2018

Abstract. The high rate of malaria morbidity is due to the lack of knowledge and behavior patterns of the community. The objective of this research is to know the correlation between knowledge level and behavioral pattern with malaria incidence in Katingan Regency Central Kalimantan Province . The research was analytic with case control research design using fisher exact test and chi square. Method of collecting data of knowledge level by direct interview using questioner, criterion of high rating if value of result of questionnaire ≥ 60%, low if value ≤ 60%, measurement of behavior pattern using check list, criterion good if value check list ≥ 60%, not good value ≤ 60%. The sample of this research is 58 respondents with case and control ratio is 1: 1. Result of fisher exact test analysis showed there is correlation between knowledge level with malaria incidence (p-value 0,002) and chi square test result toward behavioral pattern of p-value 0,002 with malaria incidence with OR=2,45 and 9,28. . It can be concluded that there was a correlation between knowledge level and behavior pattern with malaria incidence in Katingan Regency Central Kalimantan Province. It is advisable to control the factors causing malaria by increased public knowledge, and good behavioral pattern about malaria. Keywords : Level of knowledge, Pattern of Behavior, Malaria Occurrence

Abstrak. Salah satu penyebab tingginya angka kesakitan malaria adalah masih kurangnya tingkat pengetahuan dan pola perilaku masyarakat. Penelitian bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dan pola perilaku dengan kejadian malaria di Kabupaten Katingan Provinsi Kalimantan Tengah. Penelitian bersifat analitik dengan rancangan penelitian case control menggunakan uji fisher exact dan chi square. Metode pengumpulan data tingkat pengetahuan dan pola perilaku dengan wawancara langsung menggunakan kuesioner, kriteria penilaian tinggi apabila nilai hasil kuesioner ≥ 60%, rendah apabila nilai ≤ 60%, pengukuran pola perilaku menggunakan check list, kriteria penilaian baik apabila nilai hasil check list ≥ 60%, tidak baik nilai ≤ 60%. Sampel penelitian berjumlah 58 responden dengan perbandingan kasus dan kontrol adalah 1:1. Hasil analisis uji fisher exact menunjukkan ada hubungan antara tingkat pengetahuan dengan kejadian malaria (p-value 0,002) dan hasil uji chi square terhadap pola perilaku p-value 0,002 dengan kejadian malaria, dengan OR = 2,45 dan 9,28. Dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara tingkat pengetahuan dan pola perilaku dengan kejadian malaria di Kabupaten Katingan Provinsi Kalimantan Tengah. Disarankan melakukan upaya pengendalian faktor penyebab malaria dengan meningkatkan pengetahuan masyarakat, dan pola perilaku yang baik tentang malaria. Kata kunci : Tingkat pengetahuan, Pola Perilaku, Kejadian Malaria

DOI : http://dx.doi.org/10.22435/jhecds.v3i2.1793 Cara sitasi : Darmiah, Baserani, Khair A, dkk. Hubungan tingkat pengetahuan dan pola perilaku dengan (How to cite) kejadian malaria di Kabupaten Katingan Provinsi Kalimantan Tengah. J.Health.Epidemiol.Commun.Dis. 2017;3(2): 36-41.

36

JHECDs Vol. 3, No. 2, Desember 2017

Pendahuluan rendah yang dapat digunakan untuk berbagai jenis usaha pertanian dan perkebunan. Penemuan Masalah kesehatan berbasis lingkungan yang penderita positif malaria tahun 2008 sebanyak 38 disebabkan oleh kondisi yang tidak memadai, kasus, tahun 2009 sebanyak 36 kasus, tahun 2010 mengakibatkan penyakit-penyakit seperti diare, 1 sebanyak 59 kasus. Sebagian besar kasus berumur ISPA, TB Paru, malaria, dan lain-lain masih ada. ≥ 15 tahun yaitu sebanyak 29 kasus positif malaria Malaria merupakan penyakit menular yang masih (76,31%). Suspect malaria dari bulan Januari sampai menjadi masalah serius di dunia. Risiko kematian Desember 2016 sebanyak 1.248 dari pemeriksaan akibat penyakit malaria lebih tinggi dibandingkan mikroskopis 660, positif malaria sebanyak 40, dengan penyakit infeksi lainnya. Setiap tahun dengan klasifikasi Plasmodium vivax positif 5, diperkirakan terdapat 300 – 500 juta kasus malaria Plasmodium falciparum 3 dan mix sebanyak 12 dengan beberapa juta kematian sebagian besar kasus.10 Derajat kesehatan dipengaruhi oleh terjadi pada anak-anak.2 Malaria pada umumnya 0 beberapa faktor yaitu lingkungan, perilaku, terjadi dibelahan dunia antara 45 LU dan 40’LS. pelayanan medis, dan keturunan, serta perilaku Menurut WHO, kurang lebih 40% dari penduduk penghuni dalam rumah, yang paling besar dunia tinggal diwilayah endemis malaria. WHO pengaruhnya adalah faktor lingkungan yang tidak memperkirakan pada Tahun 2015 ada sekitar 214 memenuhi persyaratan kesehatan dan perilaku juta kasus baru malaria dengan kematian sekitar 11 3 karena kurangnya pengetahuan. Oleh karena itu 438 ribu orang di seluruh dunia. perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang Sekitar 35% penduduk tinggal di daerah hubungan tingkat pengetahuan dan pola perilaku berisiko terinfeksi malaria. Sebanyak 38 ribu orang dengan kejadian malaria di wilayah kerja dilaporkan meninggal per tahun karena malaria puskesmas Kasongan. berat akibat Plasmodium falciparum. Tahun 2010 terdapat 465.764 kasus positif malaria walaupun Metode angka ini telah menurun pada tahun 2015 menjadi 209.413 kasus.4 Beberapa wilayah telah Rancangan penelitian yang digunakan adalah case dikategorikan sebagai daerah zona merah contro, dengan mengidentifikasi kelompok yang penderita malaria seperti Nusa Tenggara Timur, terkena kasus dan kelompok kontrol kemudian Nusa Tenggara Barat, Maluku, Maluku Utara, mengidentifikasi faktor terjadinya pada waktu yang Kalimantan Tengah, Bangka Belitung, Kepulauan lalu, sehingga dapat menerangkan mengapa kasus terkena efek sedangkan kontrol tidak terkena, Riau, dan Bengkulu. Berikutnya, Jambi, Sulawesi 12 Tengah, Sulawesi Barat, Gorontalo, serta Aceh.5 dilakukan pada saat yang tidak bersamaan. Tujuan umum program malaria adalah Populasi kasus seluruh penderita malaria umur ≥ membebaskan Indonesia dari penyakit malaria. 15 tahun sebanyak 29 orang. Populasi kontrol Pembebasan Kalimantan dan Sulawesi (2020), adalah seluruh penduduk yang tidak menderita serta Papua Barat, Maluku, NTT, dan Maluku Utara malaria di wilayah kerja Puskesmas Kasongan (2030).6 Kecamatan Katingan Hilir. Sampel penelitian berjumlah 58 responden dengan perbandingan Program eliminasi malaria di Provinsi Kalimantan kasus dan kontrol adalah 1 : 1. Sampel kasus semua Tengah dicanangkan mulai awal tahun 2011.7 Angka anggota populasi berjumlah 29 orang. Sampel kesakitan malaria selama tahun 2008 sampai tahun kontrol sama dengan jumlah kasus yakni berjumlah 2010 meningkat dari 3,53 menjadi 4,47 per 1.000 29 orang, yang berasal dari 2 (dua) desa yang sama. penduduk, kemudian menurun tahun 2011menjadi Variabel terikat adalah kejadian malaria, variabel 4,08, tahun 2012 menjadi 3,95, tahun 2013 2,38 bebas adalah tingkat pengetahuan dan pola perilaku dan tahun 2014 s.d 2015 menjadi 0,55‰.8 tentang malaria. Metode pengumpulan data untuk Penemuan penderita malaria sebanyak 35.937 tingkat pengetahuan dilakukan dengan wawancara orang dengan positif malaria berjumlah 6.888 langsung pada responden menggunakan kuesioner orang tersebar di 14 (empat belas) kabupaten/kota terdiri 10 pertanyaan dengan masing-masing se Provinsi Kalimantan Tengah, salah satunya pertanyaan mempunyai nilai 10. Kriteria penilaian Kabupaten Katingan dengan jumlah penemuan baik apabila hasil wawancara memperoleh nilai ≥ penderita sebanyak 2.993 orang dan positif malaria 60%, dan tidak baik nilai ≤ 60%. Pengukuran pola sebanyak 335 orang.9 perilaku menggunakan check list terdiri dari 7 Kabupaten Katingan memiliki 15 Puskesmas, pertanyaan, masing-masing pertanyaan mempunyai Puskesmas Kasongan merupakan urutan ke 1(satu) bobot dengan nilai maksimal 90. Kriteria penilaian dari daftar stratifikasi malaria berdasarkanan angka baik apabila memperoleh nilai ≥ 60%, dan tidak Annual Parasite Incidence (API). Luas wilayah kerja baik nilai ≤ 60%. Analisis data dilakukan dengan uji puskesmas Kasongan 542 Km². Kondisi geografis chi square. Analisis tingkat pengetahuan yang 30% berupa dataran tinggi, dan 70% dataran semula direncanakan menggunakan uji chi square, karena dari hasil uji terdapat nilai expected yang

37

Darmiah, Baserani, dkk Hubungan pengetahuan dan pola prilaku dengan..... kurang dari 5 sehingga harus digunakan uji fisher Dari tabel 2 diketahui untuk pertanyaan no.1,6,7,8 exact. dan 9 semua jawaban responden benar. Sedangkan no. 2 hanya satu jawaban benar, no. 3 dan 10 Hasil semua jawaban salah. Hasil penelitian berupa karakteristik responden Rekapitulasi pola perilaku responden penderita meliputi golongan umur, jenis kelamin dan tingkat dapat dilihat pada tabel 3 : pendidikan dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 3. Rekapitulasi pola perilaku responden Tabel 1.Distribusi golongan umur dan jenis penderita kelamin responden Jumlah hasil Penderita dan Daftar pilihan Kuesioner Skor Golongan Bukan Penderita Benar Bobot umur(tahun) Jumlah Kelambu 29 5 145 (%) (Jiwa) Obat nyamuk 18 1 18 Umur repelan 0 2 0 10 – 20 20 34,4 Obat nyamuk semprot 1 1 1 21 – 30 14 20,7 Pakaian tebal 0 3 0 31 – 40 12 24,1 Kawat kasa 6 4 24 41 – 50 6 10,4 Di dalam rumah 24 2 48 Jumlah 78 18 236 51 – 60 6 10,4

Jumlah 58 100 Dari tabel 3 terlihat bahwa hasil ceklist pola Jenis kelamin Laki-laki 32 55,2 perilaku responden, 29 responden (100%) sudah Perempuan 26 44,8 menggunakan kelambu, 24 responden (82,8%) responden lebih banyak berada di dalam rumah Jumlah 58 100 pada malam hari, 18 (62,8%) responden Tingkat pendidikan menggunakan obat nyamuk bakar, 6 (26 responden SD 12 20,7 SMP 26 44,8 yang menggunakan kawat kasa pada ventilasi SMA 18 31,1 (20,7%). Sarjana 2 3,4 Rekapitulasi jawaban responden berdasarkan Jumlah 58 100 tingkat pengetahuan dan pola perilaku dapat dilihat pada tabel 4 berikut: Diketahui dari tabel 1, golongan umur terbanyak berkisar antara 10 – 20 tahun 34,4%. Jenis kelamin Tabel 4. Distribusi tingkat pengetahuan dan laki-laki 55,2%. Pendidikan terbanyak tingkat SMP pola perilaku responden tahun 2012 pada n = 44,8%. 58 Kejadian Penderita Bukan Rekapitulasi jawaban responden penderita Jumlah terhadap tingkat pengetahuan tentang malaria, malaria penderita Tingkat pengetahuan dapat dilihat pada tabel 2. Rendah 9 (31,0%) 0 (0%) 9 Tabel 2. Rekapitulasi jawaban responden Tinggi 20 (69,0%) 29 (100%) 49 penderita Total 29 (100%) 29 (100%) 58 Jumlah Hasil Pola perilaku Pertanyaan kuesioner Jumlah Tidak baik 26 (89,7%) 14 (48,3%) 40 Benar Salah Baik 3 (10,3%) 15 (51,7%) 18 1. Pernahkah panas 29 0 29 Jumlah 29 (100%) 29 (100%) 58 menggigil? 2. Apa yang 1 28 29 Dari tabel 4, diketahui tingkat pengetahuan dimaksud panas responden rendah penderita sebanyak 31,0%, pola menggigil? perilaku tidak baik sebanyak 89,7%. 3. Apa yang 0 29 29 Hubungan tingkat pengetahuan dan pola perilaku dimaksud kena dengan kejadian malaria di wilayah Puskesmas malaria? 4. Gejala malaria 19 10 29 Kasongan Kecamatan Katingan Hilir, dapat dilihat 5. Pemeriksaan 20 9 29 pada tabel 5: malaria Hasil uji statistik dengan Fisher’s Exact Test pada 6. Cara penularan 29 0 29 Exact sig. (2-sided) menunjukkan bahwa P-Value 7. Tempat mengobati 29 0 29 8. Cara mengobati 29 0 29 0,002, P-Value < nilai α (alpa) sebesar 0,05 atau 5% 9. Cara mencegah 29 0 29 10. Dikatakan sembuh 0 29 29

38

JHECDs Vol. 3, No. 2, Desember 2017

Ada hubungan antara tingkat pengetahuan dengan Sementara responden berpendidikan tinggi yang kejadian malaria. positif terjangkit malaria ada 91,5%.14 Hasil uji statistik chi Square dengan Continuity Pengetahuan merupakan hal yang sangat penting Correction pada Asymp sig. (2-sided) menunjukkan untuk terbentuknya tindakan seseorang.15 Tetapi bahwa P-Value 0,002. P-Value < nilai α (alpa) tingkat pengetahuan yang tinggi tidak menutup sebesar 0,05 atau 5%. Ada hubungan antara pola kemungkinan masih ditemukan kasus malaria yang perilaku dengan kejadian malaria. tinggi. Sebanyak 69,0% responden dari seluruh Odds Ratio sebesar 2,45 kali dan 9,286 kali pada CI kasus malaria golongan umur ≥ 15 tahun 95% (2.291-37.638) yang berarti bahwa responden mempunyai pengetahuan tinggi tetapi tetap yang pola perilakunya tidak baik 9,286 kali berisiko terkena malaria. Dari 20 orang responden yang terkena malaria dibanding responden yang pola menderita malaria, mereka sudah mengetahui perilakunya baik. tentang penyakit malaria namun masih tertular penyakit, hal ini disebabkan oleh faktor lain yaitu Pembahasan masih mempunyai pola perilaku yang tidak baik. Responden penderita dan bukan penderita dapat Sebanyak 26 orang (89,7%) dari 29 responden digolongkan dalam golongan usia muda dan dapat penderita mempunyai pola perilaku tidak baik dan dikatakan pada usia tersebut seseorang sangat hanya 3 orang (10,3%) mempunyai pola perilaku produktif. Pada usia produktif ini seseorang baik. Pola perilaku baik pada responden kontrol biasanya lebih banyak melakukan aktifitas dan sebanyak 15 orang (51,7%). Sedang pola perilaku mobilitasnya tinggi, sehingga seseorang yang tidak baik sebanyak 14 orang (48,3%). Sebagian mempunyai aktifitas dan mobilitas tinggi besar responden penderita, mempunyai pola kemungkinan lebih besar resiko terkena penyakit perilaku tidak baik terhadap kejadian malaria dari pada seseorang yang mobilitas rendah. walaupun sudah mempunyai tingkat pengetahuan Menurut jenis kelamin, jumlah penderita tinggi tentang malaria yang didapat dari penyuluhan responden laki-laki lebih banyak dari responden dan penjelasan pada saat berobat ke puskesmas perempuan, sebesar 55,2% laki-laki, 44,8% setempat. Sejalan dengan penelitian Fien Lumolo perempuan. Sejalan dengan penelitian Kholis pada tahun 2014 menyatakan bahwa ada hubungan Ernawati pada tahun 2010, kejadian infeksi malaria antara faktor perilaku dengan kejadian malaria, pada laki-laki proporsinya lebih tinggi yaitu sebesar yang disebabkan karena responden tidak 54,6%, dibandingkan pada perempuan sebesar mengaplikasikan dengan tindakan yang nyata 50,9%%, dengan prevalence ratio 1,10, menunjukkan tentang pencegahan malaria.16 bahwa prevalensi kejadian infeksi malaria pada laki- 13 Beberapa faktor yang menyebabkan seseorang laki 1,10 kali dibandingkan pada perempuan. Hal berperilaku tertentu yaitu : 1. pengetahuan; 2. ini membuktikan bahwa jenis kelamin laki-laki lebih kepercayaan; 3. sikap; 4. kelompok referensi; 5. rentan terkena malaria karena laki-laki lebih Beberapa faktor yang menyebabkan seseorang banyak melakukan aktifitas dan mobilitas berperilaku tertentu yaitu : 1. pengetahuan; 2. dibandingkan perempuan. kepercayaan; 3. sikap; 4. kelompok referensi; 5. Tingkat pendidikan responden penderita maupun sumber daya, termasuk fasilitas, uang, waktu, bukan penderita 44,8% berpendidikan menengah. tenaga, dan sebagainya; dan 6. perilaku normal, Sejalan dengan penelitian Oktofina Sir pada tahun kebiasaan, nilai-nilai yang menghasilkan suatu pola 2014, menyatakan bahwa ada hubungan antara hidup yang umumnya disebut kebudayaan. proporsi responden dengan pendidikan rendah Diketahui bahwa perilaku dipengaruhi oleh sosial yang positif terjangkit malaria sebesar 99,2%. dan ekonomi. 14

Tabel 5. Hubungan tingkat pengetahuan dan pola perilaku dengan kejadian malaria Kejadian Bukan Penderita Jumlah P Value malaria penderita Tingkat pengetahuan Fisher Exact Rendah 9 (31,0%) 0 (0%) 9 0,02 Tinggi 20 (69,0%) 29 (100%) 49 Jumlah 29 (100%) 29 (100%) 58 Pola perilaku Chi Square Tidak baik 26 (89,7%) 14 (48,3%) 40 0,02 Baik 3 (10,3%) 15 (51,7%) 18 Jumlah 29 (100%) 29 (100%) 58

39

Darmiah, Baserani, dkk Hubungan pengetahuan dan pola prilaku dengan.....

Secara garis besar pencegahan malaria mencakup dilakukan pengujian dengan chi square, solusinya tiga aspek, yaitu: mengurangi penderita yang dengan menggunakan fisher exact. yang hasilnya mengandung gametosit yang merupakan sumber menunjukkan bahwa p nya 0,02. dengan contiunity infeksi (reservoar); pengendalian nyamuk sebagai correction nilai p senilai 0,002, hal ini menunjukan vektor malaria dan melindungi orang yang rentan bahwa Ho ditolak dengan α = 0,05, artinya p-Value dan berisiko terinfeksi malaria.17 Penularan malaria lebih kecil dari tingkat kesalahan yang sudah kepada orang lain juga dapat dicegah dengan jalan ditentukan sehingga dengan demikian dapat mengobati penderita malaria akut dengan obat diketahui bahwa ada hubungan antara tingkat yang efektif terhadap fase awal dari siklus eritrosit pengetahuan dengan kejadian malaria di wilayah aseksual sehingga gametosit tidak sempat Puskesmas Kasongan Kecamatan Katingan Hilir terbentuk di dalam darah penderita.18 Pengendalian Kabupaten Katingan. Sejalan dengan penelitian nyamuk meliputi pemberantasan tempat Andriyani pada tahun 2013 terbukti bahwa ada perindukan nyamuk, membunuh larva dan nyamuk hubungan antara faktor tingkat pengetahuan dewasa. Pengendalian tempat perindukan dengan kejadian malaria.21 dilakukan dengan drainase, pengisian/pengurukan lubang-lubang yang mengandung air. Larva Ada tidaknya hubungan antara pola perilaku dengan kejadian malaria dapat dilihat dari hasil uji diberantas dengan menggunakan larvasida, statistik Chi Square, yaitu nilai P = 0,002, keadaan memelihara ikan pemakan jentik atau dengan menggunakan bakteri misalnya Bacillus thuringiensis. ini menunjukan bahwa Ho ditolak dengan α = 0,05, Nyamuk dewasa diberantas dengan menggunakan artinya nilai p lebih kecil dari tingkat kesalahan yang insektisida, pemberantasan lingkungan, kelambu sudah ditentukan sehingga diketahui bahwa ada dipoles dengan insektisida (permetrin). hubungan pola perilaku tentang malaria dengan Perlindungan terhadap orang yang rentan dapat kejadian malaria di wilayah Puskesmas Kasongan dilakukan dengan cara menghindari gigitan nyamuk, Kecamatan Katingan Hilir Kabupaten Katingan. Hal memberikan obat-obatan untuk mencegah malaria ini sejalan dengan penelitian Lumolo pada tahun dan vaksinasi. Pemasangan kawat kasa pada pintu, 2015, tentang analisis hubungan antara faktor jendela dan lubang angin pada rumah-rumah dapat perilaku dengan kejadian malaria di wilayah kerja mencegah masuknya nyamuk ke dalam rumah.19 Puskesmas Mayumba Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah.16 Nilai OR dari pola Terdapat 3 orang responden dengan pola perilaku perilaku sebesar 9,286 menunjukkan pola perilaku baik tetapi masih menderita malaria Dari seluruh yang tidak baik pada responden lebih besar kasus malaria golongan umur ≥ 15 tahun yang ada berisiko terkena penyakit malaria daripada di wilayah Puskesmas Kasongan Kecamatan responden yang mempunyai pola perilaku baik Katingan Hilir Kabupaten Katingan. Hal ini yaitu sebesar 9,286 kali. Sebagian besar responden disebabkan karena faktor lain, yaitu imunitas terutama responden penderita mempunyai pola responden yang lemah (penderita Tb Paru), faktor perilaku masih kurang, bahkan ada 2 orang pekerjaan sebagai pencari rotan, dan tinggal satu responden lebih banyak keluar rumah pada malam rumah dengan penderita lain. hari. Hal ini memberi peluang untuk lebih sering Beberapa upaya yang dapat dilakukan dalam rangka digigit nyamuk. Sesuai dengan kondisi geografis pemberantasan penyakit malaria, dengan sebagai sebagian besar masyarakat mempunyai pekerjaan berikut: 1. menghindari atau mengurangi kontak bertani dan berkebun, sehingga apabila bekerja di gigitan nyamuk Anopheles spp dengan memakai kebun/hutan, sebaiknya memakai pakaian kelambu, penjaringan rumah, pemakaian repellent pelindung seperti celana dan baju berlengan dan obat nyamuk, 2. membunuh nyamuk dewasa panjang, yang dapat menutupi seluruh anggota dengan menggunakan berbagai insektisida, 3. badan dari gigitan nyamuk, untuk menghindari membunuh jentik (tindakan anti larva) baik secara masuknya nyamuk kedalam rumah maka perlu kimiawi (larvacida) maupun biologi (ikan, pemasangan kawat kasa pada ventilasi rumah. tumbuhan, jamur, bakteri), 4. mengurangi tempat Kesimpulan dan Saran perindukan (source reduction), 5. mengobati penderita malaria dan 6. pemberian pengobatan Tingkat pengetahuan dan pola perilaku, merupakan pencegahan (profilaksis) dan vaksinasi (masih dalam faktor risiko kejadian malaria di wilayah kerja tahap riset dan clinical trial).20 Puskesmas Kasongan Kecamatan Katingan Hilir Kabupaten Katingan dengan Odds Ratio sebesar Distribusi frekuensi tabel silang antara tingkat 2,45 kali dan 9,28 kali pada CI 95% (2.291- pengetahuan dengan kejadian malaria di wilayah 37.638). Saran untuk masyarakat agar mengubah kerja Puskesmas Kasongan Kecamatan Katingan perilaku yang tidak baik antara lain tidak sering Hilir dengan uji statistik chi square, karena dari keluar rumah pada malam hari dan memasang hasil analisis ternyata ada satu sel yang ekspected kawat kasa pada ventilasi rumah. countnya kurang dari 5 sehingga tidak bisa

40

JHECDs Vol. 3, No. 2, Desember 2017

Ucapan Terima Kasih Program Malaria. Kasongan; 2016. 10. Dinas Kesehatan Kabupaten Katingan. Rekap Penulis mengucapkan terima kasih kepada Kepala Laporan Tahunan Program Malaria. Kasongan; 2011. Dinas Kesehatan Kabupaten Katingan yang telah 11. Yuliati A, Baroya N, Ririanty M. Perbedaan Kualitas memberikan izin penelitian. Pimpinan Puskesmas Hidup Lansia yang Tinggal di Komunitas dengan di Kasongan beserta jajarannya dan semua pihak Pelayanan Sosial Lanjut Usia. J Pustaka Kesehat. 2014;2(1):87–94. yang telah banyak membantu dalam penyelesaian 12. Salim M, W NE. Faktor-Faktor yang Berhubungan penelitian ini Dengan Kejadian Malaria Di Wilayah Pertambangan Emas tanpa Izin ( PETI ) Kecamatan Mandor Kontribusi Penulis Kabupaten Landak Propinsi Kalimantan Barat. J Kesehat Lingkung Indones. 2012;11(2):160–5. Kontribusi setiap penulis untuk artikel ini yaitu : D 13. Ernawati K, Soesilo B, Duarsa A. Hubungan Faktor bertanggung jawab terhadap abstrak, pendahuluan, Individu Dan Lingkungan Rumah Dengan Malaria Di metode, analisis, hasil dan pembahasan, Punduh Pedada Kabupaten Pesawaran Provinsi kesimpulan, saran, ucapan terima kasih, daftar Lampung Indonesia 2010. Makara Kesehat. pustaka, B bertanggung jawab terhadap 2011;15(2):51–7. kesimpulan, saran dan ucapan terimakasih, AK 14. Sir O, Arsine A, Syam I, Despitasari M. Faktor- faktor yang berhubungan dengan kejadian malaria di bertanggung jawab terhadap metode, I Kecamatan Kabola, Kabupaten Kalor,Provinsi Nusa bertanggung jawab terhadap analisis statistik, dan Tenggara Timur (NTT) Tahun 2014. J Ekol Kesehat. YS bertanggung jawab terhadap abstrak dan daftar 2015;14(4):334–41. pustaka. 15. Bawelle SC, Sinolungan JS V., Hamel RS. Hubungan pengetahuan dan sikap perawat dengan pelaksanaan Daftar Pustaka keselamatan pasien (patient safety) di ruang rawat inap rsud liun kendage tahuna. Ejournal 1. Nurbayani L. Faktor Risiko Kejadian Malaria Di Keperawatan. 2013;1(1):1–7. Wilayah Kerja Puskesmas Mayong I Kabupaten 16. Lumolo F, Pinontoan OR, Rattu JM. Analisis Jepara. J Kesehat Masy. 2013;2(1). Hubungan Antara Faktor Perilaku Dengan Kejadian 2. Dwithania M, Irawati N, Rasyid R. Insiden Malaria di Malaria Di Wilayah Kerja Puskesmas Mayumba Puskesmas Sungai Durian dan Puskesmas Talawi Provinsi Sulawesi Tengah. J e-Biomedik. Kota Sawahlunto Bulan Oktober 2011 sampai 2015;3(3):865–71. Februari. J Kesehat Andalas. 2013;2(2):76–9. 17. Margarethy, Indah;Yenni A. Peran Lingkungan Sosial 3. Hermansyah B, Utami WS. Bioaktivitas Senyawa Dalam Pencegahan Malaria di Kecamatan Kisam Hasil Fraksi Ekstrak Bangle (Zingiber Cassumunar Tinggi Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan. Bul Roxb.) Terstandar (FEBT) Sebagai Terapi SPIRAKEL. 2016;8(1):1–10. Komplementer Untuk Mencegah Komplikasi Pada 18. Sari Maya Rika, P.Lasbudi A, Sitorus Hotnida. Akses Malaria Bioactivity of a Compound of Standardized pelayanan kesehatan dan kejadian malaria di provinsi Bangle (Zingiber cassumunar Roxb.) Extract bengkulu. Media Litbangkes. 2013;23(4):158–64. Fraction. J Agromedicine Med Sci. 2015;1(2):19–25. 19. Putu S. Malaria Secara Klinis : dari Pengetahuan 4. Trapsilowati W, Pujiyanti A, Widjajanti W, Dasar Sampai Terapan. Jakarta: Penerbit EGC; 2004. Pratamawati DA, Besar B, Vektor P, et al. Evaluasi 20. Hasyim H, Camelia A, Alam NF. Determinan Kebijakan Pengendalian Malaria di Kabupaten Kejadian Malaria di Wilayah Endemis Provinsi Donggala , Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2014. J Sumatera Selatan. Kesehat Masy Nas. Vektora. 2017;9(1):17–26. 2014;8(7):291–4. 5. Mayasari R, Andriyani D, Sitorus H. Faktor Risiko 21. Andriyani D, Heriyanto B, Trapsilowati W, Widiarti, yang Berhubungan dengan Kejadian Malaria di I AS. Faktor Risiko Dan Pengetahuan, Sikap, Perilaku Indonesia ( Analisis Lanjut Riskesdas 2013 ). Bul (PSP) Masyarakat Pada Kejadian Luar Biasa (KLB) Penelit Kesehat. 2015;44(1):13–24. Malaria Di Kabupaten Purbalingga. Bul Penelit 6. Wahjuningsih E. Situasi Fasilitas Puskesmas di Kesehat. 2013;41(2):84–1 Kabupaten Ngada dalam Rangka Menyongsong Pencapaian Target Penurunan Angka Kesakitan Malaria Tahun 2014. Bul Penelit Sist Kesehat. 2013;16(4):411–8. 7. Roosihermiatie B, Pratiwi NL, Jp W. Analisis Implementasi Kebijakan Eliminasi Malaria di Indonesia. Bul Penelit Sist Kesehat. 2015;18(293):277–84. 8. Mardiana, Dian Permatasari. Insiden Malaria Dan Pola Iklim Di Kabupaten Kapuas Propinsi Kalimantan Tengah Dan Kabupaten Sumba Barat Propinsi Nusa Tenggara Timur , Indonesia Tahun 2005 - 2009. J Ekol Kesehat. 2014;13(1):59–70. 9. Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Kasongan Kecamatan Katingan Hilir. Rekap Laporan Bulanan

41