<<

KONSEP NEGARA HUKUM DALAM HUBUNGAN KEKUASAAN FREISS ERMERSSEN DALAM WELFARE STATE CONCEPT OF RULE OF IN RELATED TO FREISS ERMERSSEN AUTHORITY ON WELFARE STATE

Rusnan Fakultas Hukum Universitas Mataram Bagian Hukum Tata Negara E-mail : [email protected] Naskah diterima : 28/01/2014; revisi :18/02/2014; disetujui : 28/02/2014

Abstract The history of welfare state started when the concept of rechtsstaat was introduced in the 19th century and beginning of 20th century where the situation was dominated by the idea that state and is passive or the absence of government intervention in the citizen affairs except in such public interest as war and foreign relations. State was only considered as “nachtwacther state” or night watchman state. This idea is corresponding to the prevailing of economic concept at that time which was controlled by the idea “Laissez faire, laissez aller”. This means that if every person is allowed to take care of their own economy, the State economy itself will be healthy. But the liberalism caused economic crisis in 1961 and this made the world economy demolished. To cope with the economic crisis, the other state aid is needed and this made the state began to interfere the public life and since that the theory of welfare state grew rapidly. In welfare state or modern state law the principal tasks of the state is not only in law enforcement but also to achieve social (social gerechtigheid) for all the people. To achieve that, the public administration needs freedom (freiss Ermessen) or pouvoir discretionaire in carrying out its functions (bestuurszorg). As a logical consequence of the state intervention in all aspects of people’s lives in a welfare state, there would be a problem in public administration in making public policy that may make the possibility of arbitrary action against citizens. But keep in mind that the Freiss Ermessen is to resolve the problems that appear suddenly as a consequence of crisis.

Kaywords : Rule of Law, Freiss Ermessen, Welfare State

Abstrak Sejarah timbulnya welfare state (Negara Kesejahteraan), yang menjelaskan bahwa pada saat konsep rechtsstaat (Negara hukum atau rule of law) diintrodusir pada abad ke-19 dan permulaan abad ke-20 suasana pada saat itu didominasi oleh gagasan bahwa Negara dan pemerintah bersifat pasif atau tidak adanya intervensi dalam urusan kehidupan warga negaranya kecuali berkaitan dengan kepentingan publik seperti perang dan hubungan luar negeri. Negara hanya di anggap sebagai nachtwacther state atau Negara penjaga malam, gagasan ini sesuai dengan paham ekonomi liberalisme yang berlaku pada waktu itu yang di kuasai dalil “Laissez Faire, Laissez Aller” artinya jika setiap orang di beri kebebasan mengurus ekonominya masing-masing, maka dengan sendirinya ekonomi Negara akan sehat. Namun akibat dari paham liberalisme pada tahun 1931 muncul krisis ekonomi, sehingga melumpuhkan ekonomi Negara-negara di dunia. Untuk mengatasi situasi krisis ekonomi tersebut dibutuhkan bantuan negara yang berakibat intervensi negara mulai memaski kehidupan masyarakat dan sejak itu Teori Negara Kesejahteraan atau Negara tipe welfare state mulai berkembang dengan pesat. Tipe Negara kesejahteraan atau negara hukum modern, adalah tugas pokok negara tidak saja terletak pada pelaksanaan hukum

IUS 1 Kajian Hukum dan Keadilan Jurnal IUS | Vol II | Nomor 4 | April 2014 | hlm 1 ~ 10

tetapi juga mencapai keadilan social (social gerechtigheid) bagi seluruh rakyat untuk mencapai itu administrasi negara memerlukan kebebasan (freiss Ermessen) atau Pouvoir discretionaire dalam melaksanakan fungsinya (bestuurszorg). Sebagai konsekuensi logis dari luasnya intervensi Negara dalam hampir semua aspek kehidupan masyarakat dalam Negara kesejahteraan (welfare state) maka akan muncul permasalahan dalam pelaksanaan penyelenggaraan pemerintahan karena dengan diberikan Freiss Ermerssen oleh administrasi Negara dalam mengambil kebijakan public, sehingga menimbulkan peluang terjadinya tindakan sewenang-wenang terhadap warga negara. Tapi yang perlu diingat bahwa freies errmessen ini dilakukan untuk menyelesaikan persoalan-persoalan yang muncul secara tiba-tiba sebagai akibat daripada adanya kegentingan.

Kata Kunci : Negara Hukum, Freiess Ermessen, Negara Kesejahteraan

PENDAHULUAN Walaupun demikian kewenangan ter­ sebut bisa saja disalahgunakan dalam pe­ Hampir semua Negara di dunia mempu- laksanaannya sehingga menimbulkan yang nyai tujuan dan cita-cita untuk memberi- justru tidak melindungi kepentingan raky- kan kesejahteraan dan kemakmur­ an bagi at, yang dilakukan oleh alat perlengk­ apan warga negaranya agar tujuan tersebut negara. Tindakan yang demikian itu ber­ dapat tercapai, maka dalam menggerakkan arti melanggar prinsip-prinsip negara roda penyelenggaraan pemerintahan dalam ­hukum yang menjadi ciri dari negara-nega- suatu Negara diperlukan organ atau per- ra modern (Negara Kesejahteraan) saat ini angkat administrasi yang sesuai dengan yakni pengakuan dan perlindungan­ terha- fungsi dan wewenang masing-masing. Pe­ dap hak-hak asasi manusia dan legalitas m berian­ kewenangan kepada organ ­negara tindakan pemerintahan ber­dasarkan ke­ atau perangkat negara termasuk dalam pada ketentuan-ketentuan hukum. r uang­ lingkup hukum Tata Negara, sedan- gkan pembatasan kewenangan organ ter­ Kalau ditinjau dari sudut pertumbuhan sebut termasuk dalam ruang lingkup dan perkembangan hukum (Hukum Ad- ­hukum Administrasi Negara. ministrasi Negara) dalam suatu negera modern, maka intervensi pemerintahan Deskripsi tersebut di atas, secara aka­ dalam setiap aspek kehidupan masyarakat demik tepat apa yang dikemukakan oleh menimbulkan pula kebutuhan akan ada­ Van Vollen Hoven seperti dikutip Muh nya perangkat-perangkat hukum Adminis- Koesnardi dan Hermaily Ibrahim1 trasi Negara yang dapat memberikan per- “Badan Negara tanpa hukum tata lindungan dan jaminan hak-hak yang baru Negara itu lumpuh bagaikan tanpa di berbagai sektor kehidupan masyarakat. sayap, karena badan-badan itu tidak Apabila anggapan tersebut dikaitkan mempunyai wewenang sehingga ke- dengan Negara Indonesia sebagai negara adaannya tidak menentu, sebaliknya hukum, maka akan membawa konsekuensi badan-badan negara tanpa adanya seperti dikemukakan oleh Sjachran Basah2: hukum Administrasi Negara menjadi bebas tanpa batas, karena mereka “Dalam mengemban tugasnya secara dapat berbuat menurut apa yang mer- aktif administrasi negara harus dapat eka inginkan”. menjaga dan menjamin, bahwa tinda- kan-tindakannya tidak melanggar hak dan kewajiban asasi manusia,

1 Muh Koesnardi-Hermily Ibrahim, “Pengantar 2 Sjachran Basah, Eksistensi dan Tolak Ukur Badan Hukum Tata Negara, pusat studi HukumTata Negara”, Peradilan Administrasi di Indonesia, Alumni, Bandung, Fakultas Hukum UII, Jakarta,1983 , hlm. 37. 1985, hlm 3-5

2 IUS Kajian Hukum dan Keadilan Rusnan| Negara Hukum dalam Hubungan Kekuasaan–Freiss Ermessen dalam Welfare Satte ......

juga perlu mencari keseimbangan an- negara terpaksa harus bertindak cepat tara kepentingan negara atau “admin- membuat penyelesaian dan terlebih- istrasi negara” yang mewakili kepent- lebih dalam era pembangunan”. ingan umum, dan kepentingan rakyat Berangkat dari pendapat Sjachran atau perorangan. Akibatnya apabila Basah di atas, maka dalam suatu negara terjadi sengketa antara administrasi hukum modern atau Welfare state, tampak negara, atau Administrasi Negara peran pemerintah begitu luas, sehingga dengan rakyat maka dalam negara perlu adanya hukum Administrasi Negara hukum berdasarkan Pancasila sudah yang bertujuan untuk memungkinkan seharusnya diberi pengayoman hu- adanya negara menjalankan fungsinya di kum”. satu pihak dan pihak lain melindungi “…..Menegakkan negara hukum ber- warga negara terhadap sikap tindak Adm­ dasarkan Pancasila tidak hanya in istr­ asi Negara sangat menentukan bagi dalam melaksanakan pemerintahan pelaksanan kesejahteraan masyarakat. saja, melainkan juga dalam menye- Berdasarkan uraian singkat di atas ma- lenggarakan kesejahteraan social me- ka dalam negara kesejahteraan di­per­lukan lalui Pembangunan Nasional. Yang adanya perlindungan dan kepastian­ hu- pola umumnya merupakan GBHN yang ditetapkan oleh MPR lima tahun kum tidak hanya untuk rakyat melain­kan sekali”. negara untuk Administr­ asi Negara dalam melaksanakan tugasnya, sehingga hukum Selanjutnya beliau mengatakan bahwa : Administrasi Negara merupakan unsur yang sangat penting dalam Negara welfare “Dalam melaksanakan kesejahteraan state sebagai landasan hukum untuk men- sosial melalui pembangunan nasional capai masyar­akat yang sejahter­ a. Sehingga itulah, di samping menjalankan tugas permasalahan­ yang akan di­jadikan pemba- pemerintahan, terkait adanya pembe- hasan dalam penelitian ini yaitu tentang rian wewenang, dari pemerintah kepa- bagaimanakah peranan hukum admin­ da Administrasi Negera berdasarkan istrasi negara dalam hubungan kekuasaan- ketentuan perundang-undangan yang Freiss Ermessen dalam Negara Kesejah­ berlaku, baik dalam bentuk undang-­ teraan. Penelitian ini merupa­kan pe­ undang maupun peraturan pelaksa- nelitian normatif dengan meng­gunakan naannya. Karena Administrasi Nega- pendekatan konseptual (conceptual appro­ ra mengemban tugas negara yang ach) adalah pendekatan yang beranjak dari khusus di lapangan penyelenggaraan pandangan-pandangan dan doktrin­ - dok­ kepentingan umum, untuk mencapai trin yang berkembang didalam khasanah masyarakat yang adil dan makmur hukum Administrasi Negara. Dengan yang merata materiil serta spiritual mempelajari­ pandangan-pandangan dan yang merupakan tugas service publik. doktrin-doktrin peneliti akan menemukan Tugas service public itu membawa Ad- ide-ide yang melahirkan pengertian- ministrasi Negera kepada suatu kon- pengertian, konsep-konsep dan asas-asas sekuensi khusus yaitu memerlukan hukum yang relevan dengan isu yang di­ “pouvoir discretionnaire” untuk dapat hadapi. Pemahaman pandangan-panda­ bertindak atas inisiatif sendiri. Hal ini terdapat terutama dalam penyelesa- ngan dan doktrin-doktrin tersebut merupa­ ­ ian persoalan-persoalan penting yang kan sandaran bagi peneliti dalam mem­ timbul dan tumbuh secara tiba-tiba. bangun suatu argumentasi hukum guna Dalam hal demikian, administrasi memecahkan permasalahan yang dihadapi.

Kajian Hukum dan Keadilan IUS 3 Jurnal IUS | Vol II | Nomor 4 | April 2014 | hlm 1 ~ 10

Sumber data adalah data kepustak­ aan yang kuantitatifnya, yaitu pertama, mengenai dianalisis dengan menggunakan teknik jumlah orang yang memerintah dalam neg- ­dokumentasi yaitu meng­kaji berbagai ara yakni “Monarki” (Pemerintahan oleh r ­eferensi baik peraturan perundang-un- satu orang). Kedua, pemerintahan oleh be- dangan maupun buku-buku literatur yang berapa orang (Aristokrasi) dan ketiga, ada relevansinya dengan permasalahan adalah pemerintahan oleh banyak (Polity) yang diangkat. dengan tujuan untuk kepentingan umum. Dilihat dari kualitatif menurut Aristoteles PEMBAHASAN adalah berhubungan dengan tujuan yang hendak dicapai yakni Tirani (untuk ke- A. Sejarah Timbulnya Negara Kesejahteraan pentingan satu orang), Platokrasi (untuk (Welfare State) kepentingan beberapa orang), dan - mokrasi yaitu untuk kepentingan rakyat Di dalam literatur-literatur Hukum Tata seluruhnya dengan mengatasnamakan Negara dikatakan bahwa munculnya rakyat.3 ­Negara Welfare State yang kita kenal seka- rang ini adalah merupakan perkembangan Berbicara mengenai negara pada dasar­ lanjut­ dari paham Negara yang hanya me- nya berbicara pula mengenai kekuasaan letakkan fungsi sebagai penjaga ketertiban dengan ajarannya Niccolo Machiavelli, L. semata-mata, paham yang hanya melandasi Shang Yang, Bodin, T. Hobbes, dan se­ pemikiran serta melaksanakan kehidupan bagainya, menimbulkan pemerintahan negara pada fungsi ketertiban saja se­ yang absolut, sehingga muncul reaksi dari benarnya sudah lama ada dalam sejarah. masya r­akat untuk memunculkan pe­mi­ kiran mengenai negara hukum baik klasik­ Beberapa abad yang lalu , dalam maupun modern. ajaran “Ideen leer atau ajaran cita” pernah menggambarkan Negara dalam bentuk Dari kriteria negara hukum oleh Im­ yang ideal, menyamakan negara dengan manuel Kant dibagi dalam dua pokok ­sifat manusia yang memiliki tiga kemam- yakni: puan jiwa yaitu kehendak, akal pikiran, dan perasaan. Namun demikian ajaran a. adanya perlindungan terhadap hak Plato ini hanya bersifat angan-angan ­azasi manusia. ­belaka karena disadari bahwa negara sema- b. adanya pemisahan kekuasaan dalam ne­ cam itu tidak mungkin terjadi di dalam ke- gara. nyataan, sesuatu sifat manusia yang tidak Stahl menyatakan bahwa tipe Negara sempurna. Karena itu Plato menciptakan hukum seperti ini hanya bertindak suatu bentuk negara yang maksimal dapat memisahkan kalau terjadi perselisihan dicapai yaitu Nomoi yaitu suatu negara di antara warga negara dengan sesamanya mana semua orang tunduk kepada hukum, dalam menyelenggarakan kepentingannya, termasuk juga penguasa/raja untuk men­ karena negara hanya berfungsi sebagai cegah agar mereka tidak bertindak se- “penjaga malam” (Nachtwachter Staat). wenang-wenang. Oleh karena itu untuk menjamin jagan Lain halnya dengan Aristoteles, dia me- sampai terjadi tindakan sewenang-wenang lihat negara berdasarkan kuantitas dan dari penguasa atau negara dalam me­nye­ kualitas orang yang memerintah baik lenggarakan pemerintahan maka menurut dalam bentuknya yang ideal maupun kem- erosotannya. Menurutnya terdapat tiga 3 Sjachran Basah, Rangkuman sari perkuliahan ilmu bentuk negara apabila dilihat dari ukuran Negara, PADA Grafika Unit II, Bandung, tth, hlm 99

4 IUS Kajian Hukum dan Keadilan Rusnan| Negara Hukum dalam Hubungan Kekuasaan–Freiss Ermessen dalam Welfare Satte ......

Stahl, kedua unsur pokok dari negara hu- butuhan zamannya yang berbeda dan kum yang dikemukakan oleh Immanuel negara hukum merupakan alat untuk Kant, perlu ditambah dua unsur pokok la- mencapai tujuan. gi, yaitu: Berdasarkan uraian yang dikemukakan a. Setiap tindakan harus berdasarkan oleh pakar tersebut di atas maka negara undang-undang yang dibuat terlebih hukum pada masa yang lalu mengikat dahulu. penguasa untuk tidak boleh bertindak b. Peradilan administrasi untuk menyele- sebelum peraturannya ada apabila dikait­ saikan perselisihan antara penguasa dan kan dengan Hukum Administrasi Negara masyarakat dengan persyaratan, peradi- maka terlihat bahwa hukum administrasi lan tersebut tidak memihak dan pelak- negara kurang berperan, pejabat admin­ sanaannya harus dilakukan oleh ahli istrasi negara hanya bersifat pasif serta hukum dalam bidang tersebut. baru bertindak apabila baru ada per­ selisihan di dalam masyarakat. Di negara-negara Anglo Saxson dikenal dengan apa yang disebut rule of law Bagaimana halnya dengan negara (Pemerintah oleh hukum) sehubungan hukum pada abad modern ini ! disini dengan itu A.V. Dicey membagi tiga unsur terlihat bahwa hukum administrasi negara pokok dari rule of law, yaitu: maupun pejabat administrasi negara me­ megang peranan yang begitu besar, karena 1. Supremacy of law negara hukum modern ini memberik­ an 2. Equality before the law kebijaksanaan pada penguasa untuk me­ nyelenggarakan kepentingan dan kesejeh­ ­­ 3. Hak Azasi Manusia tidak bersumber teraan rakyat secara langsung, sehingga pada konstitusinya tetapi sudah ada se- fungsi negara disini bersifat aktif dan me­ jak manusia dilahirkan dan pencantu- ngurus kepentingan masyarakat. Dengan mannya di dalam konstitusi adalah demikian negara kesejahteraan melaksana­ sekedar penegasan saja. kan tugasnya untuk mewujudk­ an kesejah­ Berdasarkan uraian di atas dapat di­ teraan bagi warganya adalah merupakan simpulkan ciri khas bagi suatu negara suatu conditio sine quanon. hukum ialah : Dilihat dari sudut tertentu, sebagai­ 1. Pengakuan dan perlindungan terhadap mana diuraikan dimuka dalam negara ke­ Hak Azasi Manusia sejahteraan tugas pemerintah di dalam me­ 2.`Peradilan yang bebas dari pengaruh nyelenggarakan kepentingan umum men­ kekuasaan dan tidak memihak jadi sangat luas, karena itu perlu adan­ya kekuasaan untuk bergerak dari admin­ 3. Legalitas dalam arti hukum dalam se­ istrasi negara sesuai dengan ke­wenangan gala bentuk dan manivestasinya.4 yang diberikan. Dalam kenyata­annya Negara hukum adalah produk sejarah mungkin saja administrasi negara dalam sebagaimana telah di uraikan sebelumnya, melaksanakan tugasnya melampaui batas oleh karena itu baik Plato, Aristoteles, wewenang yang telah ditetapkan dalam , dan A.V. Dicey maupun ­hukum administrasi negara. para sarjana lainnya tidak mempunyai pengertian yang sama. Karena masing- Uraian di atas memberikan gambaran masing menguraikan sesuai dengan ke­ bagi kita, bagaimana luasnya fungsi dari administrasi negara di dalam negara 4 Moh. Koesnardi dan Bintan R. Saragih, Ilmu Negara, kesejahteraan, sehingga makin luas pula Gaya Media Pratama, Jakarta, 1988, hlm. 131

Kajian Hukum dan Keadilan IUS 5 Jurnal IUS | Vol II | Nomor 4 | April 2014 | hlm 1 ~ 10 bidang tugas administrasi negara. Dalam Salah satu alasan nyata bagi per­ kaitan ini Sunaryati Hartono menyatakan tumbuhan kekuasaan administrasi negara bahwa; sukar untuk dibayangkan suatu di negara-negara administrasi modern negara modern saat ini tanpa adanya adalah dengan pudarnya falsafah leissez hukum administrasi negara.5 Apabila di­ faire dalam meningkatnya peranan negara hubungkan dengan Negara Indonesia dari dalam bidang sosial ekonomi yang meng­ pernyataan Sunaryati Hartono tersebut di inginkan sedikitnya peranan negara dalam atas telah mendapat tanggapan positif dari mengontrol usaha pribadi dalam masya­ pemerintah yakni dengan diundangkannya rakat dan besarnya peranan individu Undang-Undang No. 5 tahun 1986 tentang dalam melakukan kebebasan berkontrak. Peradilan Tata Negara, yang saat ini telah Akibatnya justru menimbulkan pende­­ diubah dengan Undang-Undang No. 9 ritaan bagi manusia karena terjadinya Tahun 2004 Tentang Peradilan Tata Usaha eksploitasi oleh yang kuat terhadap ke­ Negara. lompok orang-orang yang lemah. Berdasar­ kan hal tersebut timbul pemikiran-­pemi­ Adapun tujuan dari dibentuknya per­ kiran mengenai konsep negara kesejah­ adilan tata usaha negara oleh S.F. Marbun teraan (Welfare State). adalah supaya terpelihara rasa keadilan masyarakat (sebagai publik service ter­ Friedmenn dalam bukunya The rule of hadap warga negara) dapat ditingkatkan law and the welfare state menyebutkan dan agar keseimbangan antara kepenti­­­ adanya lima fungsi dari negara kesejah­ ngan publik dan kepentingan individu teraan yaitu sebagai Protector, Provider, dapat terjalin dengan baik.6 Regulator, Entrepreneur, dan sebagai Arbit­ rator. Negara dalam menjalankan fungsi­ B. Konsep Negara Hukum nya harus memiliki lembaga-lembaga dan Perkembangan konsep negara hukum standar perlakuan yang menjamin ter­ dewasa ini telah menghasilkan suatu selenggaranya kesejahteraan sosial yang konsep negara hukum kesejahtraan (Sosial diatur melalui perangkat hukum. Service State), dalam hal ini tugas negara Deskripsi di atas, bahwa perkembangan sebagai service public adalah menyeleng­ konsep negara hukum erat kaitannya garakan dan mengupayakan suatu kesejah­ dengan peranan Hukum Administrasi Ne­ teraan sosial yang oleh Lemaire yang gara didalam menjalankan fungsinya disebutnya dengan Bestuurszorg bagi masy­ karena boleh­ dikatakan pada konsep poli­ arakatnya. Dari pendapat tersebut di atas zeistaat ­belum berkembang dan baru pada jelas terlihat bahwa tugas negara bukan nachtwekerstaat (negara sebagai penjaga saja sebagai pemelihara keamanan dan malam) peranan negara menjadi semakin ketertiban saja melaikan negara mela­ luasdan dominan. Hal ini dapat dilihat dari kukan intervensi hampir disetiap sektor semakin aktifnya negara terlibat dalam kehidupan masyarakat, sehingga membawa intervensi pada setiap kehidupan masya­ kosekuensi dengan semakin besarnya rakat, sehingga sukar dibayangkan apabila keterlibatan administrasi negara dida­ suatu negara modern (welfare state) saat lamnya. ini tanpa adanya Hukum Administrasi Negara yang mengaturnya.

5 Sunaryati Hartono, Beberapa Pemikiran Mengenai Mengingat sedemikian luasnya peranan Suatu Peradilan Administrasi Negara di Indonesia, Bina administrasi negara dalam menjalankan Cipta, 1976, hlm. 8 fungsinya, maka sudah barang tentu setiap 6 S.F. Marbun, Peradilan Tata Usaha Negara, Liberty, Yogyakarta, 1988, hlm. 20 tindakan yang akan diambil harus mempu-

6 IUS Kajian Hukum dan Keadilan Rusnan| Negara Hukum dalam Hubungan Kekuasaan–Freiss Ermessen dalam Welfare Satte ...... nyai landasan hukum yang jelas. Namun Selain itu istilah Freies Ermessen ini se- yang menjadi pertanyaan mampukah padan dengan kata Discretionaire yang arti- ­Hu kum­ Administrasi Negara memberikan nya menurut kebijaksanaan, dan sebagai perangkat hukum terhadap tindakan ad- kata sifat berarti menurut wewenang atau ministrasi negara dalam mengambil kebi- kekuasaan yang tidak seluruhnya terikat jakan terhadap kepentingan umum. pada Undang-undang.9 Dalam keadaan seperti tersebut di atas Pendapat pakar yang lain memberikan membawa administrasi negara kepada batasan mengenai istilah Freies Ermessen suatu konsekuensi khusus, yaitu memerlu- ini diantara Prajudi Atmosudirdjo, meng­ kan kemerdekaan bertindak atas inisiatif atakan:­ 10 dan kebijaksanaannya sendiri terutama “Freies Ermessen artinya Pejabat pen- dalam penyelesaian soal-soal genting yang guasa tidak boleh menolak mengambil timbul dengan tiba-tiba dan peraturan pe- keputusan-keputusan dengan alasan nyelesaiannya belum ada yang dalam tidak ada peraturannya dan oleh kare- ­Hukum Administrasi Negara disebut Freies na itu diberi kebebasan untuk men- Ermesen atau Pouvoir Dicretionaire.7 gambil keputusan menurut pendapat­ Dengan adanya Freies Ermessen yang di- sendiri asalkan tidak melanggar Yuri- berikan kepada administrasi negara, akan diktas dan Azas Legalitas”. menimbulkan permasalahan karena mem- Sjachran Basah mengatakan bahwa di- berikan kesempatan terjadinya tindakan perlukannya Freies Ermessen oleh Admin- sewenang-wenang terhadap warga negara. istrasi negara itu : Oleh karena itu untuk mengatasi hal terse- but agar tindakan administrasi negara “Dimungkinkan oleh hukum agar ­tidak disalahgunakan kewenangannya, di- dapat bertindak atas inisiatif sendiri perlukan perangkat hukum yang jelas se­ terutama dalam penyelesaian persoa- bagai landasan agar setiap kebijakan yang lan-persoalan yang penting yang tim- diambil tidak merugikan kepentingan ma- bul secara tiba-tiba. Dalam hal syarakat dan kepentingan administrasi itu demikian administrasi negara ter­ sendiri. paksa bertindak cepat membuat penye- lesaian, namun keputusan yang C. Freies Ermessen ­diambil untuk menyelesaikan masalah Istilah freies Ermessen berasal dari ­ itu harus dapat dipertanggungjawab- hasa Jerman yang terdiri dari dua kata yai- kan. tu “Freie” yang berarti bebas, merdeka, Amrah Muslimin mengartikan Freies ­tidak terikat dan yang kedua “Ermessen” Ermessen sebagai lapangan bergerak selaku yang berarti mempertimbangkan, menilai, kebijaksanaanya atau kebebasan kebijak­ menduga, penilaian, pertimbangan dan sanaan.11 keputusan. Jadi secara etimologis, Freies Ermessen dapat diartikan sebagai orang Dari beberapa pendapat tersebut di atas yang bebas mempertimbangkan, bebas me- bahwa pada hakekatnya tidak terdapat nilai, bebas menduga dan mengambil kepu- 9 8 Fockema-Andrea, Kamus Istilah Hukum tusan. (Terjemahan Saleh Adiwinata, et Al), Bina Cipta, Bandung, 1983, hlm 145 7 Sjachran Basah, Op.cit, hlm. 12, Lihat juga E. 10 Prajudi Atmosudirjo, Hukum Administyrasi Utercht Pengantar Hukum Administrasi Indonesia, FH Negara, G hlmia, 1991, hlm. 85. Unpad, 1960, hlm 23 11 Amrah Muslimin, Beberapa azas pengertian pokok 8 Adolf Hueken Sj. Kamus Jerman-Indonesia, tentang Administrasi dan Hukum Administrasi, Alumni Gramedia Jakarta 1987 Bandung 1985, hlm 73

Kajian Hukum dan Keadilan IUS 7 Jurnal IUS | Vol II | Nomor 4 | April 2014 | hlm 1 ~ 10 perbedaan yang prinsip, sebab ini hakekat trasi Negara, maka dapat diperoleh bebera- atau esensi yang dikandung adalah sama pa hal penting mengenai unsur pokok dari yaitu adanya kebebasan bertindak bagi Freies Ermessen yaitu : administrasi negara untuk menjalankan 1. Merupakan salah satu bentuk kekua­ ­ fungsinya secara dinamis guna menyelesai­ saan; kan persoalan-persoalan penting yang mendesak, sedangkan aturan untuk itu 2. Bersumber pada ketentuan perundang- belum ada. Namun harus diingat bahwa undangan yang sah; kebebasan bertindak administrasi negara 3. Diterapkan untuk mencapai tujuan ter­ tersebut bukan kebebasan dalam arti yang tentu pada penyelenggaraan fungsi- seluas-luasnya yang tanpa batas, me­ fungsi keadministrasian negara; lainkan tetap terikat kepada batas-batas tertentu yang diperkenankan oleh hukum. 4. Tindakan pelaksanaannya lebih dilan- dasi oleh pertimbangan moral dari pada Penulis sependapat dengan Hans J. hukum; Wolf, yang mengatakan bahwa Freies 5. Tindakan dan akibatnya harus dapat Ermessen tidak boleh diartikan berlebihan dipertanggungjawabkan seccara moral seakan-akan badan atau pejabat admin­ dan hukum. istrasi negara boleh bertindak se­wenang- wenang tanpa dasar hukum yang jelas atau Menurut Prof. Muchsan mengatakan menurut kebijaksanaan. bahwa :

Sebagai konsekuensi diberikannya Fre­ “Kelima hal tersebut di atas apabila ies Ermessen kepada administrasi negara dihubungkan dengan konsep negara maka administrasi negara memiliki ke­ kesejahteraan “(Welfare state), maka bebasan oleh karena itu dapat bertindak berarti juga bahwa pelaksanaannya sebagai Vrijbestuur (menjalankan tugas po- harus diselenggarakan dengan upaya kok). Namun dalam hal ini timbul ke­ memelihara kepentingan masyarakat khawatiran bahwa hal tersebut ber­ dan negara tanpa mengabaikan azas- tentangan dengan azas legalitas terutama azas pemerintah yang baik dalam prinsip welmatigheid van bestuur yang arti- rangka menciptakan pemerintahan nya semua perbuatan dalam pe­merintahan yang bersih dan berwibawa (Good 12 itu harus berdasarkan pada wewenang Governance)”. yang diberikan oleh suatu peraturan pe- Dari berbagai uraian di atas me­ rundang-undangan. nunjukkan bahwa kegunaan Freies Er­ Akan tetapi apabila dikaitkan dengan messen dalam negera kesejahteraan me­ negara kesejahteraan (welfare state), maka megang posisi penting karena di dalamn­ ya Prinsip Wetmatgheid van bestuur tidak terkait banyak aspek dan dimensi yang dapat lagi dipertahankan secara rigid semuanya berpola pada kekuasaan dalam ­dengan alasan bahwa apabila prinsip itu rangka memberikan perl­indungan dan dipertahankan maka administrasi negara kesejah ter­ aan terhadap warga negara, akan sulit mengambil tindakan secara namun dalam mengambil kebijakan tidak cepat dalam menyelesaikan persoalan-per- boleh melupakan azas legalitas, prinsip soalan yang muncul secara tiba-tiba se­ wetmatifheid van bestuur dan rechtssou­ bagai dari pada adanya kegentingan. vereniteit, sehingga setiap tindak­ an admin­ istrasi negara tidak me­rugikan ke­ Dari berbagai rumusan pengertian yang dikemukakan oleh pakar Hukum Adminis- 12 Muchsan, Beberapa Catatan Tentang Hukum Administrasi Negera, Liberty, Yogyakarta, 1981, hlm 30

8 IUS Kajian Hukum dan Keadilan Rusnan| Negara Hukum dalam Hubungan Kekuasaan–Freiss Ermessen dalam Welfare Satte ...... pentingan publik dan kepentingan­­ admin­ 1. Dari segi manajemen kebijakan pemer- istrasi negara itu sendiri. intah yang mengarah pada kesejahter- aan ini ditandai dengan besarnya peran D. Kelemahan dan Keunggulan Freies negara yang tercermin dengan ban- Ermessen Dalam Welfare State (Negara yaknya BUMN (Badan Usaha Milik Kesejahtraan) Negara), dengan demikian birokrasi Diberikannya Freies Ermessen kepada sangat kuat; admnistrasi negara, maka tidak lagi me­ 2. Dalam hal keadaan yang genting atau nunggu pemerintah dari pada badan ke­ munculnya persoalan secara tiba-tiba negaraan yang diserahi fungsi dalam administrasi negara dalam mengambil melaksanakan tugas pokoknya. Dalam hal kebijakan lebih mengutamakan moral demikian administrasi negaralah yang dari pada hukum; membuat peraturan penyelesaian yang di­ 3. Dengan Freies Ermessen, kemungkinan per luk­ an. Ini berarti bahwa sebagian ke­ terjadi tindak sewenang-wenang dari kua saan­ yang dipegang oleh badan legisl­ administrasi negara dalam mengeluar- atif diserahkan kepada administrasi negara kan kebijakan yang tidak berpihak ke- sebagai badan eksekutif, hal ini menjadi pada kepentingan publik. kenyataan disetiap welfare state dengan luasnya intervensi negara dalam hampir Berdasarkan keunggulan dan kelema­ setiap aspek kehidupan masyar­akat. han yang dimiliki oleh konsep negara kesejahteraan tersebut di atas, maka kami Dengan intervensi negara yang begitu berpendapat­ bahwa disamping peranan luas tentunya membawa konsekuensi logis ­hukum administrasi negara yang sangat terhadap sistim penyelenggaraan pemerin- penting dalam membatasi kebebasan­ yang tahan dengan beberapa keunggulan dan di­­berikan kepada admin­istrasi negara kelemahan diberikannya Freies Ermessen dalam mengambil kebijakan-ke­bijakan ­ dalam negara kesejahteraan seperti yang blik juga harus memperhatikan azas-azas dikemukakan oleh Philipus M. Hadjon pemerintahan yang baik mengenal kegunggulannya yaitu :13 1. Keserasian hubungan antara pemerin- KESIMPULAN tah dan rakyat berdasarkan atas ke­ Pertama, Pemberian Freies Ermessen ke- rukunan; pada administrasi negara, mengakibatkan 2. Hubungan fungsional yang proforsional terjadinya perluasan kekuasaan yang di- antara kekuasaan-kekuasaan negara; miliki administrasi negara di dalam men- 3. Penyelesaian sengketa secara musy- jalankan pemerintahan; Kedua, Ekstensi awarah dan peradilan merupakan sara- hukum administrasi negara sangat kokoh, na terakhir musyawarah gagal; penting dan dibutuhkan dalam hubungan antara kekuasaan (Administrasi Negara) 4. Keseimbangan antara hak dan ke­wa­ dengan Freies Ermessen; Ketiga, Ekstensi jiban. hukum administrasi negara setidak-tidak­ Disamping keunggulan yang dimiliki nya ter­cermin dalam tiga hal : 1). hukum negara kesejahteraan juga memiliki ke­ administrasi negara memberi argumentasi lemahan, yaitu : dan landasan yuridis kepada administrasi negara untuk mengambil keputusan atas inisiatif sendiri. 2). hukum administrasi negara mempertegas bahwa Freies Ermes­ 13 Philipus M. Hadjon, Pengantar Hukum Administrasi Indonesia, Gadjah Mada Pres, Yogyakarta, 1993, hlm 43 sen merupakan konsekuensi logis yang

Kajian Hukum dan Keadilan IUS 9 Jurnal IUS | Vol II | Nomor 4 | April 2014 | hlm 1 ~ 10 mutlak harus dipenuhi dalam penyeleng­ nyimpangi ketaatan yang dianut dalam garaan fungsi service public. 3). hukum ad- ­hirarkhi peraturan perundang-undangan. ministrasi negara memberikan kepastian 2). tidak melanggar hak dan kewajiban hukum terhadap perluasan kekuasaan azasi masyarakat. 3). dilakukan untuk me­ yang dimiliki administrasi negara dikare- ningkat­kan kesejah­teraan umum; Kelima, nakan Freies Ermessen; Keempat. Supaya Dalam suatu negara kesejahteraan (Wel- Freies Ermessen dapat di tolerir menurut fare State) intevensi negara dalam sector hukum administrasi negara, maka selain kehidupan masyarakat tidak dapat di- memenuhi azas legalitas (Wetmatifheid) hindari lagi karena negara dituntunt ber­ dan azas yuriditas (Recht­matigheid), ad- sifat aktif dalam upaya meningkatkan ke­ ministrasi negara harus dipenuhi tiga tolak sejahteraan dan keadilan bagi masyarkat. ukur yaitu : 1). tidak melanggar atau me-

Daftar Pustaka Adolf Hueken SJ., Kamus Jerman-Indonesia, Gramedia Jakarta 1987 Amrah Muslimin, Beberapa azas pengertian pokok tentang Administrasi dan Hukum Administrasi, Alumni Bandung 1985 E Utercht, Pengantar Hukum Administrasi Indonesia, FH Unpad, 1960 Fockema-Andrea, Kamus Istilah Hukum (Terjemahan Saleh Adiwinata, et Al), Bina cipta, Bandung, 1983 Muchsan, Beberapa Catatan Tentang Hukum Administrasi Negara, Liberty, Yogyakarta, 1981 Moh. Koesnardi dan Bintan R. Saragih, Ilmu Negara, Gaya Media Pratama, Jakarta, 1988 ______dan Harmaily Ibrahim, Pengantar Hukum Tata Negara, Pusat Studi Hukum Tata Negara, FH UI, Jakarta, 1983 Philipus M. Hadjon, Pengantar Hukum Administrasi Indonesia, Gadjah Mada Press, Yogyakarta, 1993 Prajudi Atmosudirjo, Hukum Administrasi Negara, Ghalia, 1991 Ridwan HR, “Hukum Administrasi Negara”,Raja Grapindo Persada, Jakarta, 2008 Sjachran Basah, Eksistensi dan Tolak Ukur Badan Peradilan Administrasi di Indonesia, Alumni, Bandung, 1985 Sunaryati Hartono, Beberapa Pikiran Mengenai Suatu Peradilan Administrasi Negara di Indonesia, Bina Cipta, 1976 S.F. Marbun, Peradilan Tata Usaha Negara, Liberty, Yogyakarta, 1988.

10 IUS Kajian Hukum dan Keadilan