KONSEP NEGARA HUKUM DALAM HUBUNGAN KEKUASAAN FREISS ERMERSSEN DALAM WELFARE STATE CONCEPT OF RULE OF LAW IN RELATED TO FREISS ERMERSSEN AUTHORITY ON WELFARE STATE Rusnan Fakultas Hukum Universitas Mataram Bagian Hukum Tata Negara E-mail : [email protected] Naskah diterima : 28/01/2014; revisi :18/02/2014; disetujui : 28/02/2014 ABSTRACT The history of welfare state started when the concept of rechtsstaat was introduced in the 19th century and beginning of 20th century where the situation was dominated by the idea that state and government is passive or the absence of government intervention in the citizen affairs except in such public interest as war and foreign relations. State was only considered as “nachtwacther state” or night watchman state. This idea is corresponding to the prevailing of economic liberalism concept at that time which was controlled by the idea “Laissez faire, laissez aller”. This means that if every person is allowed to take care of their own economy, the State economy itself will be healthy. But the liberalism caused economic crisis in 1961 and this made the world economy demolished. To cope with the economic crisis, the other state aid is needed and this made the state began to interfere the public life and since that the theory of welfare state grew rapidly. In welfare state or modern state law the principal tasks of the state is not only in law enforcement but also to achieve social justice (social gerechtigheid) for all the people. To achieve that, the public administration needs freedom (freiss Ermessen) or pouvoir discretionaire in carrying out its functions (bestuurszorg). As a logical consequence of the state intervention in all aspects of people’s lives in a welfare state, there would be a problem in public administration in making public policy that may make the possibility of arbitrary action against citizens. But keep in mind that the Freiss Ermessen is to resolve the problems that appear suddenly as a consequence of crisis. Kaywords : Rule of Law, Freiss Ermessen, Welfare State ABSTRAK Sejarah timbulnya welfare state (Negara Kesejahteraan), yang menjelaskan bahwa pada saat konsep rechtsstaat (Negara hukum atau rule of law) diintrodusir pada abad ke-19 dan permulaan abad ke-20 suasana pada saat itu didominasi oleh gagasan bahwa Negara dan pemerintah bersifat pasif atau tidak adanya intervensi dalam urusan kehidupan warga negaranya kecuali berkaitan dengan kepentingan publik seperti perang dan hubungan luar negeri. Negara hanya di anggap sebagai nachtwacther state atau Negara penjaga malam, gagasan ini sesuai dengan paham ekonomi liberalisme yang berlaku pada waktu itu yang di kuasai dalil “Laissez Faire, Laissez Aller” artinya jika setiap orang di beri kebebasan mengurus ekonominya masing-masing, maka dengan sendirinya ekonomi Negara akan sehat. Namun akibat dari paham liberalisme pada tahun 1931 muncul krisis ekonomi, sehingga melumpuhkan ekonomi Negara-negara di dunia. Untuk mengatasi situasi krisis ekonomi tersebut dibutuhkan bantuan negara yang berakibat intervensi negara mulai memaski kehidupan masyarakat dan sejak itu Teori Negara Kesejahteraan atau Negara tipe welfare state mulai berkembang dengan pesat. Tipe Negara kesejahteraan atau negara hukum modern, adalah tugas pokok negara tidak saja terletak pada pelaksanaan hukum IUS 1 Kajian Hukum dan Keadilan JURNAL IUS | Vol II | Nomor 4 | April 2014 | hlm 1 ~ 10 tetapi juga mencapai keadilan social (social gerechtigheid) bagi seluruh rakyat untuk mencapai itu administrasi negara memerlukan kebebasan (freiss Ermessen) atau Pouvoir discretionaire dalam melaksanakan fungsinya (bestuurszorg). Sebagai konsekuensi logis dari luasnya intervensi Negara dalam hampir semua aspek kehidupan masyarakat dalam Negara kesejahteraan (welfare state) maka akan muncul permasalahan dalam pelaksanaan penyelenggaraan pemerintahan karena dengan diberikan Freiss Ermerssen oleh administrasi Negara dalam mengambil kebijakan public, sehingga menimbulkan peluang terjadinya tindakan sewenang-wenang terhadap warga negara. Tapi yang perlu diingat bahwa freies errmessen ini dilakukan untuk menyelesaikan persoalan-persoalan yang muncul secara tiba-tiba sebagai akibat daripada adanya kegentingan. Kata Kunci : Negara Hukum, Freiess Ermessen, Negara Kesejahteraan PENDAHULUAN Walaupun demikian kewenangan ter- sebut bisa saja disalahgunakan dalam pe- HAMPIR SEMUA NEGARA di dunia mempu- laksanaannya sehingga menimbulkan yang nyai tujuan dan cita-cita untuk memberi- justru tidak melindungi kepentingan raky- kan kesejahteraan dan kemak muran bagi at, yang dilakukan oleh alat perleng kapan warga negaranya agar tujuan tersebut negara. Tindakan yang demikian itu ber- dapat tercapai, maka dalam menggerakkan arti melanggar prinsip-prinsip negara roda penyelenggaraan pemerintahan dalam hukum yang menjadi ciri dari negara-nega- suatu Negara diperlukan organ atau per- ra modern (Negara Kesejahteraan) saat ini angkat administrasi yang sesuai dengan yakni pengakuan dan perlindungan terha- fungsi dan wewenang masing-masing. Pe- dap hak-hak asasi manusia dan legalitas m berian kewenangan kepada organ negara tindakan pemerintahan ber dasarkan ke- atau perangkat negara termasuk dalam pada ketentuan-ketentuan hukum. r uang lingkup hukum Tata Negara, sedan- gkan pembatasan kewenangan organ ter- Kalau ditinjau dari sudut pertumbuhan sebut termasuk dalam ruang lingkup dan perkembangan hukum (Hukum Ad- hukum Administrasi Negara. ministrasi Negara) dalam suatu negera modern, maka intervensi pemerintahan Deskripsi tersebut di atas, secara aka- dalam setiap aspek kehidupan masyarakat demik tepat apa yang dikemukakan oleh menimbulkan pula kebutuhan akan ada- Van Vollen Hoven seperti dikutip Muh nya perangkat-perangkat hukum Adminis- Koesnardi dan Hermaily Ibrahim1 trasi Negara yang dapat memberikan per- “Badan Negara tanpa hukum tata lindungan dan jaminan hak-hak yang baru Negara itu lumpuh bagaikan tanpa di berbagai sektor kehidupan masyarakat. sayap, karena badan-badan itu tidak Apabila anggapan tersebut dikaitkan mempunyai wewenang sehingga ke- dengan Negara Indonesia sebagai negara adaannya tidak menentu, sebaliknya hukum, maka akan membawa konsekuensi badan-badan negara tanpa adanya seperti dikemukakan oleh Sjachran Basah2: hukum Administrasi Negara menjadi bebas tanpa batas, karena mereka “Dalam mengemban tugasnya secara dapat berbuat menurut apa yang mer- aktif administrasi negara harus dapat eka inginkan”. menjaga dan menjamin, bahwa tinda- kan-tindakannya tidak melanggar hak dan kewajiban asasi manusia, 1 Muh Koesnardi-Hermily Ibrahim, “Pengantar 2 Sjachran Basah, Eksistensi dan Tolak Ukur Badan Hukum Tata Negara, pusat studi HukumTata Negara”, Peradilan Administrasi di Indonesia, Alumni, Bandung, Fakultas Hukum UII, Jakarta,1983 , hlm. 37. 1985, hlm 3-5 2 IUS Kajian Hukum dan Keadilan Rusnan| Negara Hukum dalam Hubungan Kekuasaan–Freiss Ermessen dalam Welfare Satte ................... juga perlu mencari keseimbangan an- negara terpaksa harus bertindak cepat tara kepentingan negara atau “admin- membuat penyelesaian dan terlebih- istrasi negara” yang mewakili kepent- lebih dalam era pembangunan”. ingan umum, dan kepentingan rakyat Berangkat dari pendapat Sjachran atau perorangan. Akibatnya apabila Basah di atas, maka dalam suatu negara terjadi sengketa antara administrasi hukum modern atau Welfare state, tampak negara, atau Administrasi Negara peran pemerintah begitu luas, sehingga dengan rakyat maka dalam negara perlu adanya hukum Administrasi Negara hukum berdasarkan Pancasila sudah yang bertujuan untuk memungkinkan seharusnya diberi pengayoman hu- adanya negara menjalankan fungsinya di kum”. satu pihak dan pihak lain melindungi “…..Menegakkan negara hukum ber- warga negara terhadap sikap tindak Adm- dasarkan Pancasila tidak hanya in istrasi Negara sangat menentukan bagi dalam melaksanakan pemerintahan pelaksanan kesejahteraan masyarakat. saja, melainkan juga dalam menye- Berdasarkan uraian singkat di atas ma- lenggarakan kesejahteraan social me- ka dalam negara kesejahteraan di per lukan lalui Pembangunan Nasional. Yang adanya perlindungan dan kepastian hu- pola umumnya merupakan GBHN yang ditetapkan oleh MPR lima tahun kum tidak hanya untuk rakyat melain kan sekali”. negara untuk Administr asi Negara dalam melaksanakan tugasnya, sehingga hukum Selanjutnya beliau mengatakan bahwa : Administrasi Negara merupakan unsur yang sangat penting dalam Negara welfare “Dalam melaksanakan kesejahteraan state sebagai landasan hukum untuk men- sosial melalui pembangunan nasional capai masya rakat yang sejah tera. Sehingga itulah, di samping menjalankan tugas permasa lahan yang akan di jadikan pemba- pemerintahan, terkait adanya pembe- hasan dalam penelitian ini yaitu tentang rian wewenang, dari pemerintah kepa- bagaimanakah peranan hukum admin- da Administrasi Negera berdasarkan istrasi negara dalam hubungan kekuasaan- ketentuan perundang-undangan yang Freiss Ermessen dalam Negara Kesejah- berlaku, baik dalam bentuk undang- teraan. Penelitian ini merupa kan pe- undang maupun peraturan pelaksa- nelitian normatif dengan meng gunakan naannya. Karena Administrasi Nega- pendekatan konseptual (conceptual appro- ra mengemban tugas negara yang ach) adalah pendekatan yang beranjak dari khusus di lapangan penyelenggaraan pandangan-pandangan dan doktrin - dok- kepentingan umum, untuk mencapai trin yang berkembang didalam khasanah masyarakat yang adil dan makmur hukum Administrasi Negara. Dengan yang merata materiil serta spiritual mem pelajari pandangan-pandangan dan yang merupakan tugas service publik.
Details
-
File Typepdf
-
Upload Time-
-
Content LanguagesEnglish
-
Upload UserAnonymous/Not logged-in
-
File Pages10 Page
-
File Size-