BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Hasil Penelitian

1. Diskripsi tempat penelitian

Kotagede merupakan kawasan cagar budaya yang diakui keberadaan terbukti terbitnya keputusan Gubernur Daerah Istimewa nomor 186 Tahun 2011 ada 6 kawasan cagar budaya salah satunya Kotagede. Akan tetapi pada tahun 2010

Kotagede masuk dalam salah satu situs yang terancam punah oleh WMF (World

Museum Foundation). Kotagede merupakan kota warisan heritage yang amat berpotensi bagi kemakmuran masyarakatnya. Bagaimana tidak banyak masyarakat sekitar yang memanfaatkan peninggalan sejarah yang berupa pasar tradisional sebagai tempat berniaga sehari-hari, jajanan tradisionalnya, kuliner khasnya, kerajinan seperti pengrajin perak, aksesoris manten dari kuningan plakat tembaga, kesenianya sebagai pusat pelatihan , sanggar tari, hingga wisata bersejarah yang ada di Kotagede. Selain itu Kotagede juga banyak di datangi kareana aset bangunan kunonya yang sekarang banyak di jadikan homestay seperti nDalem Nnatan, Homestay Rudi Pesik dan Bhumi homestay. Adapula bangunan kuno di kotagede yang dijadikan sebagai kedai kopi Kopinutur, kopi kamu jogja, dan Galeri Natanan. Hal ini menjadi bagian dari transformasi penggunaan ruang atau rumah pribadi sebagai pendukung.

Masyarakat Kotagede bangga akan penginggalan sejarahnya di masa lalu karena dapat menjadi salah satu aset pariwisata satu-satunya yang di akui se-Asia

36

Tenggara yang peninggalanya tidak hanya bangunan kuno, makanan tradisional, dan ragam kesenianya. Namun juga di akui sebagai kota wisata yang kehidupan bermasyarakatnya juga di memiliki keunikan tersendiri. Terlebih setelah beberapa filem layar lebar yang bebrapa kali di produksi di Kotagede. Visit Kotagede semakin banyak dan marak di kalangan remaja. Terlebih kemunculan tebok hijau di kampung sayanga. Tembok hijau daun ini sempat viral di media sosial menjadi salah satu tuuan wifasa para milenial berfoto ria untuk mengisi laman instagram merea. Tak ayal banyak fotografer kenamaan yang ikut berkunjung dan membidik bebrapa bangunan khas kotagede dan mebawa model untuk berfoto-foto dikerumunan.

Sehingga hal tersebut yang menyebabkan mengapa kotagede itu harus di jaga kelestarian dan keaslianya. Namun tidak menutup kemungkinan seiring berjalanannya waktu Kotagede juga lambat laun terkikis oleh zaman banyak generasi muda yang engganya untuk mengenal budaya Kotagede. Tapi anggapan itu sekarang sudah ditepis oleh berbagai kalangan karena bebrapa penggiat kesenian khas daerah kotagede sustru penggiatnya banyak yang anak muda. Contohnya komunitas muda jelajah pusaka Kotagede dari aspek pariwisata dan ilmu pengetahuan, Angkatan Muda Muhmmadiyan (AMM) pimpinan cabang dari aspek gerakan sosial masyarakat dan pendidikan, FOKOPA (forum komunikasi pengajian anak-anak Kotagede) mencakup aspek pendidikan khusus untuk anak usia dini hingga anak usia remaja, Pengajian anak-anak setiap kampung yang berada di

Kotagede dari aspek pendidikan spiritual dan pendidikan karakter, beberapa karangtaruna dengan beberapa programnya. Event tahunan yang ada di Kotagede

37 seperti nawu sendang selirang yang berada di makam raja-raja mataram, pasar keroncong kotagede dari aspek kesenian, sie pawai Takbiran Kotagede yang sekarang sudah di akui sebagai kearifan lokal di kotagede.

Potensi pusaka yang ada di kotagede tidak hanya meliputi benda yang berwujud (tangibel) seperti arsitektur rumah, bangunan, dan situs sejarahnya kota lama. Namun ada juga pusaka tidak berwujud (Intangibel) misalnya kesenian dan kulinernya. Pusaka benda atau yang disebut juga sebagai pusaka berwujud yakni tanggible haritage. Pusaka berwujud meliputi bangunan-bangunan peninggaan kerajaan mataram sepeti Catur Gatra Tunggal yaitu meliputi masjid besar mataram, pasar Kotagede, Alun-alun yang sekarang sudah menjadi kampung padat penduduk dan di lestarikan menggunakan penamaan kampug alun-alun, dan kedhaton yang ditandai dengan cungkup watu gilang atau singga sana raja.

Rumah tradisional jawa yang tersebar di Kotagede hal ini merupakan aset

kekayaan kotagede namun sayang ada beberapa hal yang sangat di sayangkan

dengan rusaknya bebrapa banguanan tradisional khas jawa ini. Hal ini di pegaruhi

oleh bencana alam 2006 yang melanda kota Yogjakarta sehingga menyebabkan

banyak kerusakan pada cagar budaya yang ada di kotagede. Selain itu faktor

ekonomi juga mempengaruhi banyaknya rumah tradisional yang diperjual belikan

kepada orang luar kotagede bahkan ada rumah yang sengaja dicabut

joglonya kemudian rumahnya dihancurkan dan dibiarkan kosong tak bepenghuni,

dan yang lebih parahnya lagi joglo tersebut di bawa keluar dari kotagede.

Kemudian ada juga rumah kalang yaitu adalah rumah gaya jawa eropa yang

pada jaman dahulu milik orang-orang kalang. Rumah Kalang merupakan rumah

38

milik masyarakat Kalang yang tinggal di Kotagede. Orang kalang sendiri

merupakan orang suku jawa sama seperti penduduk Kotagede pada umumnya,

hanya saja mereka hidup secara eksklusif sehingga mereka di anggap sebagai

orang asing bagi masyarakat Kotagede. Menurut cerita rakyat versi masyarakat

yang berkembang bahwa orang Kalang merupakan keturunan dari kerajaan

Pajajaran. Dalam versi ini diceritakan bahwa mereka merupakan keturunan

Kalang Jaya seorang kerturunan kerajaan Prambanan raja yang memiliki ayah

seekor anjing. Pada jaman mataram islam di kotagede masyarakat kalang muncul

hidup di wilayah kotagede sekitar tahun 1640, sebagai ahli bidang pertukangan

yang di perintahkan oleh sultan agung untuk memenuhi kebutuhan kerajaan

seperti ahli kayu. Bebrapa masyarakat kalang hidup di wilayah tegal gendu sisi

bagian barat kotagede. Pada masa sulit masayarakat kalang di nialai terlalu

berlebihan memamerkan kekayaanya. Namun menurut bebrapa sumber cerita

tutur masayarakat setempat masayarakat kalang merupakan masyarakat yang kaya

raya di masa itu, dan mereka adalah pesuruh raja atau bisa di sebut pegawai

kerajaan karena pada masa itu masyarakat kalang di minta oleh sultan untuk

memenuhi kebutuhan kerajaan di bidang petukangan. Sehingga pada masa itu

masyarakat kalang itu kayaraya. Sampai suatu ketika saat mereka jengah melihat

gaya hidup Penjajah belanda di masa lalu mereka matur (meminta persetujuan)

kepada sultan untuk membangun rumah bergaya Eropa yang mewah untuk

menyaingi kekayaan penjajah belanda.

Pusaka tak benda atau intangible heritagede Kotagede adalah kesenian kahas kotagede seperti Tingklung merupakan kesenian tradisional yang berasal

39 dari Kotagede. Beberapa orrang menyebutnya “Wayang Cangkeman” karena semua pertunjukkan dilakukan oleh dalang seperti nyinden, ndalang, dan nggamel menggunakan mulut atau cangkem. Dengan kata lain, pertunjukkan Wayang

Tingklung tidak menggunakan alat musik gamelan dan hanya menggunakan mulut si dalang saja yang menirukan suara gamelan tersebut. Jadi sudah pasti dalangnya sangat pintar karena bisa menirukan banyak suara. Salah satu dhalang wayang tingklung yang ada di Kotagede bernama Mujiran alias Ki Tjermo Mudjihartono dari Dusun Karangduren. Kethoprak onkek merupakan salah satu kesenian masyarakat kotagede yang terdapat di tegal gendu dan prenggan. Kesenian tersebut berawal dari kegelisahan mayarakat yang tertekan akan penjajahan belanda pada masa lampau. Menyebabkan gangguan pesikis pada masyarakat kotagede pada waktu itu. Mengapa dinamakan ongkek karena dahulu alat musiknya dibawa menggunakan ongkek dan berbunyi ongkek-ongkek desitan bambu yang bererak- gerak. Kesenian ini biasa ditapilkan secara jenaka mengapa demikian karena pada masa itu lelucon atau ndagel itu adalah alat mengecoh belanda supaya tidak menekan masyarakat kotagede denan bentuk penindasan.

Kemudian Timpasko Keroncong merupakan sebuah komunitas musik yang ada Kotagede. Ada bebrapa aliran keroncong seperti keroncong dangdut, keroncong campursari dan keroncong rock. Hingga kini keroncog kotagede masih dipertahankan dengan event tahunan “Pasar Kerocong Kotagede” yang mengabil lokasi pertunjukan dan panggung di depan pasar kotagede selalu ramai di kunjungi oleh masyarakat setempat higga masyakat luar Kotagede. Secara reguler sebenarnya komunitas Keroncong Kotagede masih hidup hingga sekarang

40 contohnya seperti di wetan pasar Timpasko Kroncong, kroncong OK Kharisma yang terdapat di Lor Mesjid yang baru-baru ini menjadi pengisi acara di event bergengsi di kota Yogyakarta ArtJog 2018. Selain itu pada masalalu hampir setiap kampung yang ada di kotagede memiliki komunitas kroncong yang eksis bahkan setiap minggunya di adakan latihan Kroncong,

Kotagede Fair adalah kegiatan kesenian tahunan yang diadakan di Kotagede. penggas acara, panitia, bintang tamu dan seluruh pengisi acara adalah mereka yang berdomisili di kotagede. Bisa di bilang acara ini adalah dari Kotagde Oleh Kotagede dan Untuk Kotagede. Dan istimewanya sepanjang jalan Protokol di jalan kmasan

Lor pasar dan jalan mondorakan di penuhi panggung hiburan tidak hanya satu panggung pentas saja tapi hampir setiap kampung yang ada di jalan protokol mereka mendirikan panggung hiburan.

2. Jajanan Tradisional Sebagai Tangible dan Intangible Heritage

Jajanan tradisional termasuk sebagai tangible dan intangible heritage. Karena makanan tradisional memiliki wujud, fisik dan bentuk sehingga dapat dikatagorikan sebagai tangible heritage. Sedangkan mengapa dapat di sebut juga sebagai intangible haritage karena jajanan tradisional memiliki pengetahuan yang tidak berbentuk fisik contohnya bahan, cara pembuatan, dan proses pengolahan, selain itu memiliki kelindan antara perkembangan zaman, interaksi kebudayaan, dan interaksi sosial. Jajanan tradisional khas kotagede masih lestari meskipun pengrajin tidak lagi secara aktif memproduksinya namun pengetahuan tersebut masih terekam pada memori pikiran.

41

Seiring berjalanya waktu Kotagede mengalami perubahan yang sangat signifikan dalam perkembangan dari berbagai aspek. Beberapa hal yang mendasari perubahan lingkungan pada masyarakat Kotagede yakni dari mulai berkembangnya ilmu pengetahuan tentang bahan yang digunakan kurang maksimal sehingga membuat masyarakat kotagede khususnya pengrajin Roti kembang waru memiliki keinginan untuk meningkatkan mutu produk supaya lebih baik. Bahan pembuatan roti kembang waru dahulunya menggunakan tepung beras yang kemudian berganti menjadi tepung terigu. Lalu yang mulanya hanya menggunakan telur ayam dan gula keudian menggunakan pengembang ragi karena untuk proses pengolahanya lebih singkat. Lalu kemudian adanya ekspor dan import yang akhirnya menjadi sebuah kebutuhan, akhirnya juga mempengaruhi pola konsumsi masyarakat di

Indonesia khususnya di Kotagede yang akhinya memunculkan yeast dan tepung terigu.

Pada masa lalu jajanan tradisional khas kotagede hanya diproduksi saat ada acara tertentu namun lama kelamaan permintaan pasar yang makin banyak akhirnya makanan tersebut diperjual belikan di pasar. Misalnya legomoro yang biasa dibuat ketika hajatan sebagai jajanan seserahan yang dibawa untuk mempelai wanita misalnya dan yang memberikan mempelai pria. Merujuk pada hasil tinjauan diatas maka secara skema penelitian ini saya berpendapat bahwa jajanan tradidisional khas kotagede termasuk sebagai tangible haritage dan mengalami perubahan pola produksi maka penulis tuangkan pada bagan. Berikut ini adalah gambar bagan pola produksi jajanan tradisional khas kotagede yang ada di lapangan :

42

Environment (lingkungan)

Bahan baku Interaksi reaksi jajanan (kebudayaan) pasar

Jajanan tradisional khas kotagede

Gambar. 3 Perubahan Pola Produksi

43

3. Hasil Identifikasi Jajanan Tradisional Khas Kotagede a. Jajanan Tradisional Khas Kotagede yang masih diproduksi

No Nama dan Bahan Teknik Kemasan Pemasaran gambar olah 1 Kipo tepung Di bakar dahulunya kipo di Kipo diproduksi ketan, kemas hanya dengan cara membuka kelapa mengunakan daun Pre-order atau dengan parut, gula pisang sepeti cara memesan terlebih jawa, jajanan tradisional dahulu karena menurut pewarna pada umumnya. beliau, pesanan kipo daun suji. Namun seiring sekarang sangat berjalanya waktu banyak kadang kala kemasan sudah bila tidak ada pre- mengalami order mereka akan prerubahan tetap kesusahan untuk penggunakan daun memenuhi pesanan pisang sebenarnya pembeli. Tidak hanya namun di pre-order saja supaya tambahkan kertas pelanggan tidak yang berfungsi kecewa sang penggiat sebagai media iklan juga mengizinkan atau untuk pelanggan atau memberikan nama pembeli membeli produk dan nomer dadakan namun dalam izin usaha dari jmlah atau kapasitas pemerintah terentu, jadi ketika bahan baku yang disediakan sudah habis lalu tokonya sudah tutup atau harus pesan untuk keeskan harinya. 2 Roti Kembang tepung Dibakar Dikemas Kembang waru yang Waru terigu, menggunakan di produksi oleh bapak telur plastik yang tidak di basiran hanya di jual di ayam, leberi merek rumah mereka dan gula, dan produksi tidak menitipkan vanili. jajanan beliau d toko- toko tertentu. Biasanya beliau menyediakan Ready stok atau bisa dengan cara dipesan

44

No Nama dan Bahan Teknik Kemasan Pemasaran gambar olah 3 Yangko Tepung Dikukus Dikemas dengan Nudi roso sudah ketan, kardus yang berisi memiliki toko sebagai maizena, 30 potong tempat pemasaran garam, perkardus. mereka menjual hasil gula, air, Kemasan yangko produksinya d outlet dan sirup sudah diberi label mereka sendiri. esen dan sudah frambos. mendapatkan izin produksi dan memiliki PIRT. 4. Legomoro Daging Dikukus Di bungkus Beberapa pengrajin cincang menggunakan daun ada yang menitipkan sapi, pisag yang di di toko bakery santan satu ikatan berisi 4 terkemuka di kental, buah legomoro Yogyakarta. Ada pula bawang kemudian di gendel yang menjual di pasar merah, atau di talikan tradisional kotagede. bawang dengan bilah beberapa dari mereka putih, bambu masih bisa dibeli daun secara langsung atau salam bila skala banyak lengkuas, biasanya mereka ketumbar, menganjurkan untuk garam, memesan karena dan gula. terkait dengan keterbatasan pegawai yang mereka pekerjakan.

5. Gompo Legomoro digoreng Disajikan di piring Kudapan ini , telur, saja atau di pincuk sebenarnya sudah garam dan mengguakan daun tiadk diperjualbelikan minyak pisang karena jarang sekali yang bermiat membelinya namun masih sering dan masih ada yang memproduksi. Kudapan ini diproduksi untuk memperanjang masa simpan.

45

No Nama dan Bahan Teknik Kemasan Pemasaran gambar olah 6. Banjar Tepung Digoreng Dikemas Jajanan ini dipasarkan ketan, menggunakan dengan cara minyak plastik kiloan menitipkan pada toko- goreng, selongsong dan di toko oleh-oleh yang telur dan beri kertas atau berada di kotagede dan santan. stiker tempat pusat oleh-oleh yang Dan gula produksi atau berada di kota jogja pasir merek. sebagai

Ukel bahan akhir pembuata n banjar.

7. Osak-asik Ketela Dikukus Dikemas Jajanan ini dipasarkan pohon, menggunakan mika dengan cara memesan gula pasir, kecil-kecil. Ada terlebih dahulu pada dan kelpa bebrapa penggiatnya, atau parut. diantaranya yang masih dapat masih dalam bentuk ditemukan dipasaran plastik dan dalam pasar tradisional jumlah banyak Kotagede. untuk kemasan seperti ini biasa didapatkan di pasar tradisional 8. Trasikan sisa direbus Di plastik tipis-tipis di produksi sebagai tepung lalu di masukan makanan oleh-oleh membuat dalam paket mika dan sekarang sudah yangko yang berisi 20 slice. bisa didapatkan di yang Ada pula yang pusat olehole mana masih sengaja di potong pun yang berada di kasar, gula besar kotak jogja. Untuk bapak jawa, dan kemudian di lilik selaku pengrajin kelapa plastik. trasikan jajanan ini di parut. buat ready stock dan dapat di temukan di outlet beliau seniri.

46

No Nama dan Bahan Teknik Kemasan Pemasaran gambar olah 9. Wajik klethik Beras dibakar Di kemasi dalam Dijual dengan cara ketan, bentuk bulat dan di dititipkan di penjual Gula jawa, alasi menggunakan jajan tradisional di dan daun pisang. pasar atau pedagang santan. makanan rames. Atau dikenal dengan cara by order.

10. Bothok ampas dikukus Dibungkus Dijual dengan cara kelapa, menggunakan daun dititipkan di penjual petai cina, pisang jajan tradisional di cabai, pasar atau pedagang merica, makanan rames. Atau dan daun dikenal dengan cara by salam. order.

11. Gandos tepung Dibakar Di bungkus Dipasarkan di pusat beras, menggunakan jajanan pasar pasar parutan kertas minyak satu kotagede, ada pla yang kelapa dan paket berisi 10 buah berjualan dengan satan grobak di pinngiran kental. jalan , dan ada pedagang keliling.

12. Sagon tepung Dibakar Dikemsan Penggiat melakukan ketan dan menggunakan daun pemasaran gula pasir, pisang di menggunakan gethok tepung bawahnya. tular atau yang di sebut ketan. Kemudian di berita kabar dari bungkus mulout kemulut, untuk menggunakan iklan di media masa plastik. biasaya banyak yang mendatangi sehingga

pengrajin tidak perlu beriklan.

47

No Nama dan Bahan Teknik Kemasan Pemasaran gambar olah 13. Satru kacang Dibakar Dikemasa Diproduksi sekala hijau, gula menggunakan mika besar dan di titipkan di bubuk, dan di beri label penjual pusat oleh- esens penjualya dan oleh. Untuk pengrajin vanili, dan sudah di pac berisi di kotagede masih air. 20 pcs. memproduksi sendiri dan mejuanya di toko milik mereka sendiri.

14. Rujak ceplus gula jawa Direbus Dikemas Dipasarkan dengan merah, menggunakan cara pemproduksi cabai, dan plastik kecil kecil menitipkan rujak kencur dan tidak di beri ceplus di penjaja sebagai label. jajanan pasar, penjual kuahnya. makanan rames dan Isianya warung oleh-oleh. buah pepaya

dan timun yan di potong dadu.

15. Setup jambu gula pasir, Direbus Dikemas Dipasarkan oleh jambu biji, menggunakan penggiat saat penggiat jahe sereh, plastik kecil kecil berjualan gorengan dan dan tidak di beri dengan cara ready cengkeh. label. yang stok. Ada pula dengan dijajakan di rumah menjajakan sebagai makan atau menu pilihan dalam disajikan dengan restoran atau warung gelas-gelas cantik yang berada di

kotagede. 16. Wedang secang Gula pasir, Direbus Disajikan pada Biasa di pasarkan secang gelas cantik dan di lewat menu uggulan serut, dalamnya terdapat restoran yang jahe, ampas rempah- mengusung tema etnik sereh, dan rempahnya. Atau atau tradisional, ada cengkeh. ada juga yang pula yang sengaja masih di bungkus menyajikan dalam dengan plastik nemu minuman kecil. tradisional.

48

No Nama dan Bahan Teknik Kemasan Pemasaran gambar olah 17. Semelak megkudu, Direbus Dikemsa dengan Dipasarkan oleh asam, air, botol minuman pedagang jamu jeruk, gula kemasan atau biasany di buat untuk jawa, dan dengan di minum di pesanan khusus karena jeruk cawan jamu. memang rasanya yang nipis. getir dan miinuman ini merupakan minuman jamu jadi tidak banyak berminat.

b. Jajanan tradisional khas Kotagede yang sudah tidak diproduksi

No Nama dan Bahan Teknik Kemasan Alasan tidak gambar olah diproduksi 1. Bikan tepung Dibakar Dahulunya Tidak bisa di produksi terigu, dikemas lagi karena telur, menggunakan pembuatnya sudah santan, plastik besar meninggal, kemudian minyak, karena ukuranya barang-barang gula dan yang besar. produksinya di jual sedikit untuk berobat dan vanili beberapa putranya sebagai memilih pekerjaan

perasa. lain dan tidak meneruskan usaha keluarganya 2. Wela ketela, digoreng Dibungkus Mulanya dijajakan di bawang menggunakan warung soto sebagai putih, koran bekas kudapan pendamping garam, soto. Namn karena tempe, rumit dan lamanya tahu, proses pegolahan dan auge, dihargai harga yang gula cukup murah maka jawa, pemroduksi enggan

daun berjualan kembali. salam, laos, dan minyak.

49

No Nama dan Bahan Teknik Kemasan Alasan tidak gambar olah diproduksi 3. Gembrot kelapa dikukus Dibungkus Diwilayah kotagede parut, menggunakan daun sudah sudah mulai daun pisang susah di dapatkan sembukan tanaman sembukan. dan Selain itu gembrot tempe. juga sudah jarang di jumpai di pasaran karena minat pembeliannya

menurun

4. Telo Bajingan Ketela Direbus Dibungkus Suadah tidak di pohon, menggunakan daun produksi kembali Gula pisang dan kertas karena menrunya merah, koran daya beli masyarakat Daun terhadap jajanan ini pandan, Santan, dan Garam. 5. Ledre intip Beras Dibakar Dibungkus dengan Prosespembuatan ketan, daun pisang yang rumit dan kelapa memiliki nilai jual parut, yang rendah maka pisang, pemroduksi enggan gula dan berjualan minyak

6. Pleret Ketela, Direbus Diplastik Proses pembuatanya gula, yang terlalu rumit dan santan, harga jualnya yang dan tinggi akhrnya tidak parutan terbeli kelapa

50

No Nama dan Bahan Teknik Kemasan Alasan tidak gambar olah diproduksi 7. Ayung-ayung kelapa dikukus Dibungkus dengan Menurunya minat parut, daun pisang pembeli terhadap kacang ayung-ayung sehingg tholo. sudah tidak ada dipasaran.

8. Wedang cemoe kayu Direbus Dibungkus Sudah tidak manis, menggunakan diproduksi karena kapulaga, plastik pemproduksinya cengkeh sudah meninggal dan kemudian anak- santan. anaknya suda sukses dan merantau ke luar kota lalu usaha keluarganya tidak ada

yang meneruskan. 9. Madu mongso Santan, Direbus Dibungkus Sudah tidak tape, menggunakan diproduksi karena kopi, gula plastik pemproduksinya jawa dan sudah meninggal Kolang- kemudian anak- kaling. anaknya suda sukses dan merantau ke luar kota lalu usaha keluarganya tidak ada

yang meneruskan. 10. Strup bligo Direbus Dibungkus Sudah semakin susah menggunakan didapatkan buah bigo plastik di Kotagede. penjual strup bligo beliau sudah meninggal dan sudah tidak ada yang meneruskan usahanya dan akhinya bligo sudah punah.

51

No Nama dan Bahan Teknik Kemasan Alasan tidak gambar olah diproduksi 11 Cao mentah yakni Direbus Dibungkus Karena sudah jarang cao, menggunakan yang menjual. kolang- plastik kaling, kelapa muda, air dan juruh merah.

12. Rujak gobet Legen, Direbus Dibungkus Karena sudah jarang dan menggunakan yang menjual. Usaha parutan plastik keluarganya tidak ada kelapa yang meneruskan.

1. Hasil Identifikasi Upaya pelestarian Jajanan Tradisional Khas Kotagede

yang dilakukan.

Berikut ini adalah identifikasi upaya pelestarian jajanan tradisiona khas kotagede yang telah di lakukan oleh berbagai lapisan masyarakat yang berada si

Kotagede. a. Upaya yang di lakukan oleh masyarakat Kotagede

52

Gambar. 34 Pengajian ibu-ibu Malam Jumat

Di kotegede banyak sekali organisasi yang tumbuh dan berkembang subur.

Bahkan dalam satu RW ada bebrapa organisasi yakni PKK yang mewadai perkmpulan ibu-ibu, perkumpulan bapak-bapak, remaja atau muda-mudi, dan ada pula perkumpulan anak-anak kecil atau pengajian anak-anak yang isinya anak dari usia 1 SD hingga para remaja yang sudah bekerja tapi belum menikah. Upaya pelestarian jajanan tradisional khas kotagede ini selalu dilakukan oleh organisasi- organisasi terebut saat mereka melakukan agenda atau kegiatan contoh seperti penajian, sholat tarawih ketika ramadhan ada yang di namakan jaburan. Jaburan merupakan istilah pembagian kudapan atau minuman usai sholat tarawih dan sebagai suguhan ketika tadarus malam hari, tak hanya itu ketika ramadahan kotagede merupakan kecamatan tersibuk kala itu dan menuju penghujung ramadhan kotagede merupakan kecamatan 24 jam karena banyak dari masing-masing kampug mempersiapkan pawai takbir acara ini sangat bergengsi di kotagede bahkan sekarang pawai ini sudah di akui oleh kota Jogjakata merupakan aset sejarah yang di miliki kotagede.

Kegiatan tersebut terjadilah upaya pelestarian jajanan khas kotagede maupun makanan berat khas kotagede. karena ketika merka melakukan kegiatan persiapan takbiran mereka tidak akan tidur sebelum subuh menjelang makanya ada acara

53 sahur bersama biasanya karena orang-orang sekitar kotagede banyk yang menjual rames disana mereka memesan dan membeli makanan trsebut yang ada di seputaran kotagede dan makanan yang di jual merupkan makanan khas kotagede juga seperti jangan brongkos, dengan minuman sisa jaburan sepertin stup jambu atau stup nanas.

Upaya tersebut di lakukan oleh ibu-ibu dalam agenda pengajian berbasis kampung di kotagede. b. Upaya pelestarian Jajanan Tradisional Khas Kotagede yang dilakukan

oleh Komunitas atau aktifis kebudayaan di DIY

Gambar. 35 Finalis Dimas Diajeng DIY 2016

Festival kembang waru bersemi di Kotagede 2016 oleh dimas di ajeng DIY.

Dilaksanan pada 29 Agustus 2016 yang bertepat di Pendapa Kajengan Kotagede.

Dalam acara ini dimas diajeng DIY membuat rekor dengan memprodksi roti kembang waru yang berjumlah 1000 buah yang kemudian memecahkan rekor karena membuat roti kembang waru sebanyak 1000 buah, selain itu acara dari kembang waru bersemi di kotagede ini juga membuat inofasi baru dari prduk kembang waru yang biasanya hanya di jua polosan atau origina. Pemunculan itu di tandai dengan lomba masak inovasi kue kembang peserta yang mengikuti juga inovatif sekali karena banyak memunculkan ide-ide baru yang di harapkan setelah

54 adanya lomba membuat roti kembang waru ini bisa di tiru atau di contoh sebagai inovasi produk dari kembang waru. c. Komunitas Arsitek Jogja dan Karang Taruna Desa Jagalan

Gambar. 36 Komunitas Arsitek Jogja dan Karang Taruna Desa Jagalan

Festival Jagalan di acara ini dilaksanakan pada 29-30 Oktober 2016 yang bertujuan untuk memaerkan kekayaan peninggalan kawasan sejarah Kotagede.

Dalaam acara tersebt di meriahkan oleh pasar murah dan pasar lawas yang penjualnya warga lokal dan menjual jajanan tradisional kotagede yang masih esis atau masih di perjual beikan di pasar. d. Komunitas Jelajah pusaka Kotagede

Gambar. 37 Komunitas Jelajah pusaka Kotagede

55

Komunitas Kotagede haritage Trail mengadakan workshop pembuatan Kipo dan legomoro dalam paketan jelajahnya pada SMP Tumbuh yang di ikuti 50 peserta dari 2 kelas yakni kelas 7 A dan 7 B. Kegiatan ini sudah di lakukan 2 kali yang pertama kali oleh SMP Santa Angela bandung yang pesertanya hampir 300 orang.

Dari sini di harapkan banyak anak-anak tau bagaimana proses pembuatan jajanan tradisional dan supaya tumbuh kecintaan mereka terhadap makanan tradisional yang ngga kini semakin di tinggalkan karena tidak kekinian atau heppening lagi.

Dari survei lisan yang penulis tanyakan kepada anak-anak saat membuat jajanan tradisional tersebut banayak dari mereka yang terpukau dan sampai bertanya resep karena citarasa jajanan yang enak dan lezat. e. Pasar keroncong kotagede

Gambar. 38 Pasar keroncong kotagede

Pasar keroncong Kotagede 2018 dilaksanakan pada 15 Desember 2018.

Kegiatan ini merupakan agenda tahunan yang diadakan di kotagede namun pada tahun 2018 panitia menambahkan stand pasar kuliner jajanan khas kotagede. stand pasar Kuliner tersebut diisi oleh warga lokal dan menjual jajanan tradisional khas kotagede yang masih eksis sekarang ini. Karena masih awal untuk penambahan

56 stand kuliner maka jajanan tradisional khas Kotagede yang di jajakan masih yang mudah di dapatkan. Namun pasar kuliner sudah mendapat respon positif dari para pengunjung. Kegiatan ini di selegarakan oleh Masyarakat kotagede berkolaborasi bersama Seniman Nasional di Indonesia.

f. Upaya pelestarian Jajanan Tradisional Khas Kotagede yang dilakukan

oleh Pemerintah setempat

Gambar. 39 Festival Budaya Kotagede

Festival Budaya Kotagede 2018 ini di laksanakan pada 14-15 Desember

2018. Dalam festival ini mengangkat banyak sekali makanan tradisional khas kotagede yang sudah punah di antaranya kolangkaling sate warnaijo dan merah pewarna yang di gunakan adalah pewarna yang alami contoh si warna merah di dapatkan dari seduhan kulit kayu secang dan yang hijau kenapa sangat pekat karena di warnai dengan sari daun suji yang sudah di masak atau direbus dengan waktu yang lama. BPKCB bekerjasama dengan keurahan jagalan dan karang taruna desa jagalan.

57

g. Upaya pelestarian Jajanan Tradisional Khas Kotagede yang dilakukan

oleh Pemilik usaha

Gambar. 40 Kopi Nutur

Usaha setempat yang tetap mengusung makanan tradisional sebagai ikon atau sebagai kudapan. Kotagede banyak tumbuh usaha moderen yang mengusung jajanan tradisional sebagai pelengkap hidangan. Menurut paparan pemilik usaha kedai kopi ini banyak tempat usaha yang masih mempertahankan jajanan khas kotagede karena bentukya unik dan emang ada beberapa yang tidak ada di pasaran lain selain di kotagede. Bahkan tutur beliau sang pemilik kedai tak jarang banyak permintaan customer luar kota yang menginginkan kipo. Namun karena banyak peminat kipo kotagede maka pemilik kedai pun mengaurkan kastemernya untuk janjian dulu atau sering di sebut preorder atau pesan terlebih dahulu. Salah satu kedai kopi yang terdapat di Kotagede.

58

h. Upaya pelestarian Jajanan Tradisional Khas Kotagede yang dilakukan

oleh Seniman

Gambar. 40 Kamiseketsa

Kamiseketsa merupakan personal artwork yang juga melakukan upaya pelestarian melalui sketsa makanan tradisional mulanya kami sketsa mengawali debut karirnya tidak dari menggambar sket makanan tradisional melainkan gambaran pedagang makanan tradisional. Karena saat sarapan pagi beliau selalu lama menunggu karena penjual sarapan tersebut lama sekali menyiapkan hidanganya di karenakan sudah sepuh atau tua lama pengerjaanya. Lalu Imam memiliki ide untuk mengambar sang penjualnya. Lama kelamaan imam memiliki ide untuk memfoto makanan yang sudah di hidangkan dan akhinya dia menggambar dari situlah dia mulai mengambar makanan tradisional. Namun beliau tidak ingin hanya asal menggambar makanan tradisional tapi dia menyadari bahwa makanan tradisional khas Kotagede itu banyak dan belum banyak yang mengetahui sehingga perlu untuk di dokumentasikan lewat sket. Pemilik akun instagram @kamisketsa ini kemudian memuai debut karirnya dengan menmposting beberapa karya yang sudah pernah beliau gambar. Tak di sangka beliau mendapatkan kesempatan baik untuk ikut berpartisipasi untuk memamerkan karyanya di salah satu moseum seni

59 di Spanyol. Dari situlah mulai banyak komunitas sket yang mengajak kolaborasi untuk membuat event mulai dari pengisi acara atau narasumber acara, dan juri dalam perlombaan sketsa. Imam merasa bahwa apabila gambar-gambar sketnya jika hanya sebagai karya yang di pamerkan di museum-museum itu kurang banyak dikenal oleh kalangan masyarakat, sehingga Imam memiliki ide untuk membuat kaos dengan gambar sketnya dan di posting di akun instagram kamiseketsa disitulah

Imam membuat beberapa kaos tentang makanan tradisional khas kotagede dan memprkenalkan ke dunia luar lewat upayanya dalam bidang seni rupa. Karya yang sudah dijadikan cindera mata mencakup tas kanvas, kaos, dan cover notebook.

Untuk cover notebok ini beliau tidak bekerja sendiri namun beliau bekerja sama oleh perusahaan swasta kenamaan di jogja. Imam Zakaria merupakan pemilik akun instagram dari kamissketsa. Beliau merupakan salah satu pelestari makanan tradisional khas kotagede lewat karya seni rupanya yang berupa gambar sket makanan tradisional khas kotagede.

B. Pembahasan

Melalui jawaban seluruh informan wawancara pada instrumen yang diberikan berupa pertanyaan wawancara mengenai upaya pelestarian jajanan tradisional khas kotagede diperoleh dari hasil triangulasi data adapun pertanyaan yang diberikan pada masing-masing informan adalah sebanyak 11 butir pertanyaan yang terbagai menadi 2 variabel. Yakni jajanan tradisional khas kotagede dan pelestarian.

Menurut dari teori Jogja Heritage Society, 2010 Pelestarian adalah upaya pengelolaan pusaka melalui kegiatan penelitian, perencanaan, perlindungan,

60 pemeliharaan, pemanfaatan, pengawasan, dan atau pengembangan secara selektif untuk menjaga kesinambungan, keserasian, dan daya dukungnya dalam menjawab dinamika jaman untuk membangun kehidupan bangsa yang lebih berkualitas.

Berdasarkan hasil yang telah dijabarkan secara detail diatas upaya pelestarian jajanan tradisional khas kotagede sudah dilakukan oleh berbagai lapisan masyarakat, baik masyarakat kotagede pada umumnya dengan bukti intensitas pembelian jajanan tradisional khas kotagede yang digunakan terus-menerus unutk sajian dalam segala kegiatan kemasyarakatan dan maupun pribadi.

Salah satu bentuk pelestarian yang telah di lakukan oleh komunitas Jelajah pusaka Kotagede dengan cara membuka kelas memasak jajanan Tradisional khas

Kotagede yang mengkerahkan pengrajin dan penggiat jajanan tradisional Kotagede sebagai pengajar untuk ikut andil sebagai bukti nyata upaya pelestarian yang dilakukan.

Upaya lain yang telah dilakukan oleh seniman sketsa yang ikut melestarikan jajanan tradisional khas Kotagede lewat karya sketnya yang dipamerkan di Rusia juga sebagai salah satu bentuk upaya yang telah di lakukan leh seniman. Adapun upaya lain yang bisa di lihat langsung oleh banayak oarang yakni dengan membuat cover note dengan karya sket makanan tradisional nusatara dan diberi keterangan nama pada gambarnya.

61