Prosiding The 11th Industrial Research Workshop and National Seminar , 26-27 Agustus 2020

Evaluasi Tingkat Kepatuhan dan Setoran Pajak Penghasilan Wajib Pajak Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Pasca Diberlakukannya PP No. 23 Tahun 2018 di KPP Pratama Cimahi

Risnala Auliya1, Endah Dwi Kusumastuti2

1Jurusan Akuntansi, Politeknik Negeri Bandung, Bandung 40012 E-mail : [email protected] 2Jurusan Akuntansi, Politeknik Negeri Bandung, Bandung 40012 E-mail : [email protected]

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kepatuhan dan tingkat setoran pajak penghasilan wajib pajak UMKM Pasca Diberlakukannya Peraturan Pemerintah No 23 Tahun 2018 di KPP Pratama Cimahi. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskritif kualitatif. Metode pengumpulan data melalui observasi, dokumentasi, kuisioner, dan wawancara. Jenis data merupakan data subjek dan data dokumenter sedangkan sumber datanya data primer dan data sekunder. Teknik analisis data menggunakan metode triangulasi. Hasil penelitian ini, tingkat kepatuhan wajib pajak UMKM di KPP Pratama Cimahi melalui 3 indikator yaitu Indikator Tingkat Kepatuhan NPWP tergolong sangat patuh, Indikator Tingkat Kepatuhan Membayar Pajak Penghasilan PP No 23 Tahun 2018 tergolong cukup patuh, Indikator Tingkat Kepatuhan Melapor Pajak Penghasilan PP No 23 Tahun 2018 tergolong patuh. Tingkat Setoran Pajak Penghasilan Wajib Pajak UMKM di KPP Pratama Cimahi memiliki tingkat setoran tergolong sangat patuh karena capaian kontribusi penerimaan pajak penghasilan terhadap penerimaan kantor yaitu pasca diberlakukannya PP No 23 Tahun 2018 mengalami kenaikan persentase capaian dari tahun 2018 ke tahun 2019 sebesar 5,17% walaupun Wajib Pajak UMKM di KPP Pratama Cimahi belum memenuhi total jumlah target KPP dari total jumlah bayar sebelum dan pasca diberlakukannya PP No 23 Tahun 2018, akan tetapi total jumlah bayar dari tahun ke tahun mengalami peningkatan.

Kata Kunci Tingkat Kepatuhan, tingkat setoran, wajib pajak UMKM

1. PENDAHULUAN awalnya, telah menerbitkan Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013 tentang Pajak Penghasilan Untuk meningkatkan penerimaan pajak, tidak hanya atas penghasilan dari usaha yang diterima atau pemerintah tetapi juga Direktorat Jenderal Pajak diperoleh wajib pajak yang memiliki peredaran (DJP) harus melaksanakan pendapatan pajak bagi bruto tertentu, Menerbitkan Peraturan baru yaitu semua warga negara. Dengan penerapan kebijakan Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2018 sejak yang berkaitan dengan perpajakan yang dilakukan tanggal 1 Juli 2018 yang diresmikan oleh Presiden oleh pemerintah dan DJP, sektor swasta kini mulai Joko Widodo pada tanggal 26 Juni 2018. dilihat oleh pemerintah, di mana sektor swasta memiliki kekuatan yang signifikan untuk Pemerintah telah menurunkan tarif pajak meningkatkan penerimaan pajak. Yang dimaksud penghasilan final yang awalnya 1% menjadi 0,5%, dengan sektor swasta Usaha Mikro, Kecil, dan kebijakan tersebut dimaksudkan untuk mendorong Menengah (UMKM). pelaku UMKM agar lebih ikut berperan aktif dalam kegiatan ekonomi dan memberikan kemudahan Letak Kota Cimahi yang terbilang strategis dalam kepada pelaku UMKM dalam pembayaran pajak. meningkatkan laju pertumbuhan kota, dapat Sebagai kebijakan pajak baru, Peraturan Pemerintah menjadikan Kota Cimahi mengoptimalkan No. 23 Tahun 2018 diharapkan bisa mencapai tujuan penerimaan dan pembayaran pajak khususnya bagi yaitu tingkat kepatuhan dan setoran wajib pajak pelaku UMKM di Kota Cimahi. Atas dasar tersebut, UMKM. kegiatan ekonomi dan perpajakan di Kota Cimahi dapat dijadikan sebagai penilaian tingkat kepatuhan Namun kenyataannya, masih banyak UMKM yang dan setoran pajak penghasilan UMKM. tidak membayar pajak, karena tingkat ketaatan wajib pajak UMKM yang masih rendah. Bebarapa alasan Dalam upanya untuk mendorong pemenuhan rendahnya tingkat ketaatan wajib pajak UMKM kewajiban perpajakan secara sukarela (voluntary tax adalah pelaku usaha rumah tangga yang kurang compliance) serta mendorong kontribusi penerimaan memahami tentang peraturan pajak. (Direktorat negara dari UMKM, Pemerintah yang pada Jenderal Pajak, 2015).

854

Prosiding The 11th Industrial Research Workshop and National Seminar Bandung, 26-27 Agustus 2020

Berdasarkan daftar kepatuhan wajib pajak UMKM 2.2 Indikator Kepatuhan Wajib Pajak yang melapor SPPT di KPP Pratama Cimahi pada 3 (tiga) tahun terakhir, rata-rata tidak mencapai tingkat Indikator yang digunakan untuk mengetahui kepatuhan. Berikut peneliti tampilkan target dan kepatuhan Wajib Pajak, yaitu: realisasi penerimaan pajak pada tahun 2017-2019 di 1. Kepemilikan Nomor Pokok Wajib Pajak KPP Pratama Kota Cimahi dalam Tabel 1. 2. Pembayaran Pajak Tepat Waktu 3. Pelaporan SPT Tepat Waktu Tabel 1. Daftar Kepatuhan Wajib Pajak UMKM yang 4. Mengisi formulir pajak dengan benar Melapor SPT 5. Menghitung jumlah pajak dengan benar Jumlah WP Lapor Tahun Jumlah WP Kepatuhan SPT Rumus untuk menghitung Pajak UMKM adalah 2017 37.850 13.082 34,56% sebagai berikut: 2018 42.985 18.963 44,12% 2019 51.611 22.834 44,24% Pajak UMKM = 0,5% × Omzet setiap bulan

Dari daftar Tabel 1, kepatuhan wajib pajak UMKM Besarnya pajak tersebut dikenakan bagi UMKM yang melapor SPT di KPP Pratama Cimahi, dapat yang omzet pertahunnya di bawah 4,8 (empat koma dilihat jumlah wajib pajak yang ada di KPP Pratama delapan) miliar rupiah sesuai dengan Peraturan Cimahi dari tahun 2017 sampai dengan tahun 2019 Pemerintah (PP) No 23 Tahun 2018. Setoran mengalami kenaikan, namun dari jumlah wajib pajak bulanan Pajak UMKM tersebut merupakan yang ada, yang melapor SPT hanya 1/3 bagian. Hal pembayaran PPh Pasal 4 ayat (2). ini menunjukkan masih adanya kesenjangan antara jumlah wajib pajak yang terdaftar dan jumlah wajib 3. METODE PENELITIAN DAN TEKNIK pajak yang melapor SPT. Sehingga dari tahun 2017 PENGUMPULAN DATA sampai dengan tahun 2019 persentase tingkat kepatuhan wajib pajak UMKM mencapai angka 3.1 Metode Penelitian maksimal 44,24%, belum mencapai setengahnya yaitu 50%. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskritif kualitatif. Penulis menggunakan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui metode triangulasi sebagai teknik untuk membantu bagaimana tingkat kepatuhan Wajib Pajak Usaha dalam pengumpulan data sebagai berikut: Mikro Kecil Menengah (UMKM) di KPP Pratama 1. Metode Observasi Cimahi pasca diberlakukannya Peraturan Pemerintah Observasi yang dilakukan kepada Wajib Pajak (PP) No. 23 Tahun 2018, bagaimana tingkat setoran UMKM di KPP Pratama Cimahi, Petugas Pajak pajak penghasilan Wajib Pajak Usaha Mikro Kecil di KPP Pratama Cimahi, DISDAGKOPERIN Menengah (UMKM) di KPP Pratama Cimahi pasca Kota Cimahi, DPMPTSP Kota Cimahi. diberlakukannya Peraturan Pemerintah (PP) No. 23 2. Metode Dokumentasi Tahun 2018, bagaimana evaluasi tingkat kepatuhan Pengumpulan dokumen-dokumen yang dan tingkat setoran Wajib Pajak UMKM di KPP digunakan, berupa struktur organisasi, UMKM di Pratama Cimahi pasca diberlakukannya Peraturan Kota Cimahi tahun 2019 beserta omzetnya, Pemerintah (PP) No. 23 Tahun 2018. Adapun Wajib Pajak UMKM di KPP Pratama Cimahi manfaat teoritis yang diharapkan dari penelitian ini Tahun 2017-2019, penerimaan pajak PP No. 46 yakni meningkatkan wawasan dan ilmu Tahun 2013 serta PP No. 23 Tahun 2018, pengetahuan, sebagai acuan untuk penelitian pelaporan SPT Tahunan di KPP Pratama Cimahi, berikutnya dan sebagai penerapan ilmu dan teori catatan-catatan, dan lain-lain berasal dari sumber yang telah diperoleh selama masa perkuliahan dan informasi tertulis di perusahaan. membandingkannya dengan kenyataan yang ada di 3. Metode Kuisioner (Angket) lapangan. Kuesioner yang dibuat dalam bentuk Skala Likert, isi kuisioner mencakup 3 (tiga) indikator 2. TINJAUAN PUSTAKA tingkat kepatuhan Wajib Pajak UMKM di KPP Pratama Cimahi yaitu memiliki NPWP, 2.1 Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2018 membayar Pajak Penghasilan, dan melapor Pajak Penghasilan. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2018 4. Metode Wawancara Tentang Pajak Penghasilan atas Penghasilan dari Wawancara semi terstruktur dengan wawancara Usaha yang Diterima atau Diperoleh Wajib Pajak dengan Wajib Pajak UMKM di KPP Pratama yang memiliki Peredaran Bruto. Cimahi, dan Petugas di KPP Pratama Cimahi.

855

Prosiding The 11th Industrial Research Workshop and National Seminar Bandung, 26-27 Agustus 2020

3.2 TEKNIK PENGUMPULAN DATA tergolong ke dalam usia produktif.

Untuk menganalisis tingkat kepatuhan dan setoran Karakteristik responden berdasarkan pendidikan pajak penghasilan wajib pajak UMKM pasca terakhir, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar diberlakukannya PP No. 23 Tahun 2018 di KPP responden Wajib Pajak UMKM yang terdaftar di Pratama Cimahi, teknik analisis data yang dilakukan KPP Pratama Cimahi memiliki jenjang pendidikan yaitu analisis deskritif. terakhir SMA/K.

Dalam penelitian ini, teknik analisis deskriptif akan Karakteristik responden berdasarkan lokasi usaha, digunakan untuk mendeskripsikan 3 (tiga) indikator dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden tingkat kepatuhan Wajib Pajak UMKM di KPP Wajib Pajak UMKM yang terdaftar di KPP Pratama Pratama Cimahi yaitu memiliki NPWP, membayar Cimahi berlokasi usaha di Cimahi Tengah. Pajak Penghasilan, dan melapor Pajak Penghasilan melalui kuesioner yang dilengkapi dengan 5 (lima) Karakteristik responden berdasarkan bentuk usaha, alternatif jawaban yang harus dipilih oleh dapat disimpulkan bahwa Wajib Pajak UMKM yang responden menggunakan Skala Likert. terdaftar di KPP Pratama Cimahi sebagian besar memiliki usaha perseorangan. Tabel 2. Skor Skala Likert No. Jawaban Singkatan Skor Karakteristik responden berdasarkan tahun pendirian 1. Sangat Patuh / Sangat Setuju SP / SS 5 usaha dapat disimpulkan bahwa sebagian besar 2. Patuh / Setuju P / S 4 3. Cukup Patuh / Netral CP / N 3 responden Wajib Pajak UMKM yang terdaftar di 4. Tidak Patuh / Tidak Setuju TP / TS 2 KPP Pratama Cimahi mendirikan usaha 2 tahun 5. Sangat Tidak Patuh / Sangat Tidak STP / 1 kebelakang dari tahun 2020. Setuju STS Karakteristik responden berdasarkan tahun omzet 4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN usaha dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden Wajib Pajak UMKM yang terdaftar di 4.1 Hasil Penelitian KPP Pratama Cimahi memiliki omzet usaha pertahun Rp 300.000.000 – Rp 2.500.000.000 4.1.1 Distribusi Kuisioner (Usaha Kecil).

Distribusi Kuisioner menjelaskan penyebaran Tabel 3. Jumlah Setoran Pajak Penghasilan Tahun 2017- 2019 kuisioner selama proses penelitian. Selama Tahun Pajak Total Pembayaran (Rp) penelitian dilakukan, disebarkan 100 kuisioner untuk Januari – Desember 2017 28.447.320.940 diolah. Dari 100 kuisioner yang disebarkan, seluruh Januari - Juli 2018 19.904.334.840 kuisioner diisi oleh responden dan dapat dianalisis Agustus – Desember 2018 9.556.839.784 (respon rate sebesar 100%). Sampel yang digunakan Januari – Desember 2019 23.338.109.340 dalam penelitian ini adalah 100 Wajib Pajak UMKM di KPP Pratama Cimahi, maka analisis data dapat Berdasarkan jumlah setoran pajak penghasilan pada dilakukan. tabel 3 menggambarkan keadaan yang fluktuatif. Menunjukkan bahwa jumlah setoran pajak 4.1.2 Karakteristik Responden penghasilan di KPP Pratama Cimahi mengalami penurunan jumlah setoran pasca diberlakukannya PP Responden dalam penelitian ini merupakan Wajib No 23 Tahun 2018. Sehingga dapat disimpulkan Pajak dari PPh Final Pasal 23 Tahun 2018 (Wajib bahwa responden Wajib Pajak UMKM di KPP Pajak UMKM) yang terdaftar di Kantor Pajak Pratama Cimahi lebih tinggi tingkat setorannya Pratama Cimahi dengan jumlah 100 responden. sebelum PP No 23 Tahun 2018 diberlakukan. Sebanyak 100 kuisioner telah diisi secara lengkap dan sesuai dengan ketentuan sehingga dapat Tabel 4. Jumlah Bayar Pajak Penghasilan di KPP Pratama Cimahi dijadikan bahan analisis untuk penelitian ini. Total Jumlah Target Total Jumlah Bayar Tahun KPP (Rp) (Rp) Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin, 2017 1.158.582.883.000 917.991.582.808 dapat disimpulkan bahwa responden Wajib Pajak 2018 1.319.511.348.000 985.286.958.990 UMKM yang terdaftar di KPP Pratama Cimahi 2019 1.227.094.164.000 1.040.969.821.271 sebagian besar berjenis kelamin perempuan. Berdasarkan jumlah setoran pajak penghasilan pada Karakteristik responden berdasarkan usia, dapat tabel 4, secara umum Wajib Pajak UMKM dalam disimpulkan bahwa sebagian responden Wajib Pajka membayar pajak penghasilan di KPP Pratama UMKM yang terdaftar di KPP Pratama Cimahi Cimahi belum mendekati total jumlah target KPP dari total jumlah bayar, namun total jumlah bayar

856

Prosiding The 11th Industrial Research Workshop and National Seminar Bandung, 26-27 Agustus 2020 wajib pajak dari tahun ke tahun mengalami kenaikan atau 83% dari skor ideal dan termasuk kategori yang merupakan dampak dari diberlakukannya PP patuh, melaporkan PPh sebelum tanggal 31 Maret No 23 Tahun 2018. Sehingga dapat disimpulkan sebagai Wajib Pajak Orang Pribadi dan melapor Wajib Pajak UMKM di KPP Pratama Cimahi belum secara langsung ke KPP Pratama Cimahi. Sehingga memenuhi total jumlah target KPP dari total jumlah dapat disimpulkan Wajib Pajak UMKM di KPP bayar sebelum dan pasca diberlakukannya PP No 23 Pratama Cimahi memiliki tingkat kepatuhan Tahun 2018, akan tetapi total jumlah bayar dari tergolong patuh dalam Indikator Tingkat Kepatuhan tahun ke tahun mengalami peningkatan. Membayar Pajak Penghasilan PP No 23 Tahun 2018. 4.2 Pembahasan Hal ini mendukung penelitian Azzahra (2018) yang 4.2.1 Hasil Analisis Tingkat Kepatuhan Wajib menunjukkan bahwa adanya kenaikan pada tingkat Pajak UMKM di KPP Pratama Cimahi kepatuhan wajib pajak orang pribadi dan wajib oajak badan yang direpresentasikan dari naiknya jumlah Tingkat kepatuhan wajib pajak UMKM di KPP (masa). Pratama Cimahi diukur melalui 3 indikator yaitu Indikator Tingkat Kepatuhan NPWP, Indikator 4.2.2 Hasil Analisis Tingkat Setoran Pajak Tingkat Kepatuhan Membayar Pajak Penghasilan PP Penghasilan Wajib Pajak UMKM di KPP No 23 Tahun 2018, dan Indikator Tingkat Pratama Cimahi Kepatuhan Melapor Pajak Penghasilan PP No 23 Tahun 2018. Tingkat setoran wajib pajak UMKM di KPP Pratama Cimahi menunjukkan hasil analisis yaitu Dari ketiga indikator tersebut, pertama untuk menurunnya jumlah setoran pasca diberlakukannya Indikator Tingkat Kepatuhan NPWP menunjukkan PP No 23 Tahun 2018, Wajib Pajak UMKM di KPP hasil analisis yaitu Wajib Pajak UMKM yang Pratama Cimahi lebih tinggi tingkat setorannya terdaftar di KPP Pratama Cimahi seluruhnya sebelum PP No 23 Tahun 2018 diberlakukan dan memiliki NPWP yang sudah banyak terdaftar dari belum memenuhi total jumlah target KPP dari total tahun 2014 yang artinya sudah merasakan perbedaan jumlah bayar sebelum dan pasca diberlakukannya sebelum dan sesudah adanya PP No 23 Tahun 2018, PP No 23 Tahun 2018, akan tetapi total jumlah sebagian besar jenis usahanya tergolong kedalam bayar dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. wajib pajak orang pribadi / WP OP, dan tidak Setoran pajak yang menurun ini disebabkan karena memiliki kesulitan dalam membuat NPWP. jangka waktu penerapan peraturan yang masih baru. Beberapa wajib pajak yang kesulitan membuat Sehingga dapat disimpulkan Wajib Pajak UMKM di NPWP karena mencoba membuat melalui online KPP Pratama Cimahi memiliki tingkat setoran namun gagal. Sehingga dapat disimpulkan Wajib tergolong sangat patuh. Pajak UMKM di KPP Pratama Cimahi memiliki tingkat kepatuhan tergolong sangat patuh dalam Hal ini mendukung penelitian Azzahra (2018) yang Indikator Tingkat Kepatuhan NPWP. menunjukkan bahwa turunnya setoran pada wajib pajak orang pribadi dan wajib pajak badan. Setoran Kedua, untuk Indikator Tingkat Kepatuhan pajak yang menurun ini dapat dikatakan sebagai Membayar Pajak Penghasilan PP No 23 Tahun 2018 akibat dari jangka waktu penerapan peraturan yang menunjukkan hasil analisis yaitu Wajib Pajak masih baru. UMKM yang terdaftar di KPP Pratama memiliki omzet usaha rata-rata perbulan Rp 25.000.000 – Rp 4.2.3 Evaluasi Tingkat Kepatuhan dan Tingkat 200.000.000, dan seluruh Wajib Pajak UMKM Setoran Pajak Penghasilan Wajib Pajak UMKM memiliki omzet usaha <4,8 M. Namun, sebagian di KPP Pratama Cimahi besar (70% responden) belum mengetahui penurunan tarif pajak UMKM dari 1% menjadi 4.2.3.1 Evaluasi 3 Indikator Tingkat Kepatuhan 0,5%. Sehingga dapat disimpulkan Wajib Pajak Wajib Pajak UMKM UMKM di KPP Pratama Cimahi memiliki tingkat kepatuhan tergolong cukup patuh dalam Indikator 1. Indikator Tingkat Kepatuhan NPWP Tingkat Kepatuhan Membayar Pajak Penghasilan PP a. Wajib Pajak perlu Cermat dan Teliti mengisi No 23 Tahun 2018. Formulir secara lengkap dan benar dengan memastikan setiap kolom terisi, juga Ketiga, untuk Indikator Tingkat Kepatuhan Melapor mengetahui tujuan registrasi NPWP (sebagai Pajak Penghasilan PP No 23 Tahun 2018 Wajib Pajak Orang Pribadi atau Wajib Pajak menunjukkan hasil analisis yaitu Wajib Pajak Badan). UMKM di KPP Pratama Cimahi dalam mengisi b. Petugas Pajak KPP Pratama Cimahi perlu formulir SPT 1770 dengan benar menurut item mencantumkan tracking pengiriman secara pernyataan kuisioner mendapatkan skor sebesar 414 berkala di keterangan status pengiriman Kartu

857

Prosiding The 11th Industrial Research Workshop and National Seminar Bandung, 26-27 Agustus 2020

NPWP yang dikirimkan langsung ke alamat Pratama Cimahi karena setiap pelaporan Wajib Pajak untuk menghindari lamanya pajak tahunan, petugas pajak menyediakan proses pengiriman dan tidak tertunda di konsultasi secara langsung mengenai kendala ekspedisi terkait. Petugas Pajak KPP Pratama yang dialami dan juga dibantu oleh Relawan Cimahi perlu membuat peraturan yang jelas Pajak. antara KPP dengan pihak ekspedisi terkait mengenai waktu pengiriman, karena 4.2.3.2 Evaluasi Tingkat Setoran Pajak pengiriman dilakukan masih disekitar Kota Penghasilan Wajib Pajak UMKM Cimahi seharusnya memakan waktu hanya 1 minggu tidak sampai 1 bulan. Dari hasil analisis, Wajib Pajak UMKM di KPP Pratama Cimahi belum memenuhi total jumlah 2. Indikator Tingkat Kepatuhan Membayar Pajak target KPP dari total jumlah bayar sebelum dan Penghasilan Peraturan Pemerintah Nomor 23 pasca diberlakukannya PP No 23 Tahun 2018, akan Tahun 2018 tetapi total jumlah bayar dari tahun ke tahun a. Wajib Pajak UMKM yang terdaftar di KPP mengalami peningkatan. Evaluasi yang dapat Pratama Cimahi sebagian besar belum dilakukan oleh KPP Pratama Cimahi yaitu: mengetahui penurunan tarif pajak UMKM 1. Melakukan pemeriksaan pajak kepada Wajib dari 1% menjadi 0,5% evaluasi yang Pajak UMKM karena semakin banyak diperlukan yaitu perlu adanya sosialisasi dan pemeriksaan maka semakin tinggi tingkat imbauan intensif kepada Wajib Pajak UMKM setoran, para Wajib Pajak akan berpikir kembali di KPP Pratama Cimahi bukan hanya saat untuk melakukan penghindaran pajak. peluncuran penurunan PP No 23 Tahun 2018 2. Memperbaiki sistem reward and punishment saja. Sosialisasi perlu diadakan dengan dapat dilakukan dengan memberikan fasilitas menjalin kerjasama antara KPP Pratama atau pengurangan tarif kembali untuk Wajib Cimahi dan DISDAGKOPERIN Pemerintah Pajak yang menyetor pajak secara patuh dan Daerah Kota Cimahi karena setelah dilakukan untuk yang tidak patuh dapat dikenakan denda wawancara antara penulis dengan pihak finansial maupun non finansial. DISDAGKOPERIN PEMKOT Cimahi memang perlu adanya kolaborasi untuk 5. KESIMPULAN DAN SARAN UMKM di Kota Cimahi agar lebih unggul dan taat perpajakan, agar pembuatan NPWP 5.1 Kesimpulan oleh Pelaku Usaha di Kota Cimahi bukan hanya sebagai formalitas dalam pembuatan 1. Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak UMKM di KPP SIUP dan IUM saja. Tetapi juga UMKM di Pratama Cimahi melalui 3 indikator yaitu Kota Cimahi dapat merasakan hak dan Indikator Tingkat Kepatuhan NPWP tergolong manfaat lain dari membayar Pajak sangat patuh, Indikator Tingkat Kepatuhan Penghasilan Wajib Pajak UMKM di KPP Membayar Pajak Penghasilan PP No 23 Tahun Pratama Cimahi. 2018 tergolong cukup patuh, dan Indikator b. Evaluasi agar Wajib Pajak UMKM tidak Tingkat Kepatuhan Melapor Pajak Penghasilan terlambat untuk membayar pajak Wajib Pajak PP No 23 Tahun 2018 tergolong patuh. UMKM dapat menghitung pajak 2. Tingkat Setoran Pajak Penghasilan Wajib Pajak menggunakan aplikasi OnlinePajak yang UMKM di KPP Pratama Cimahi memiliki memiliki fitur hitung pajak secara otomatis tingkat setoran tergolong sangat patuh karena dengan memasukkan data-data keuangan capaian kontribusi penerimaan pajak penghasilan yang dibutuhkan, tanpa perhitungan manual terhadap penerimaan kantor yaitu pasca yang terkadang menimbulkan human error diberlakukannya PP No 23 Tahun 2018 dan dan ketidakakuratan. mengalami kenaikan persentase capaian dari c. Wajib pajak dapat membuat pengingat tahun 2018 ke tahun 2019 sebesar 5,17% tenggang waktu pembayaran pajak. walaupun Wajib Pajak UMKM di KPP Pratama d. Petugas Pajak KPP Pratama Cimahi dapat Cimahi belum memenuhi total jumlah target KPP melakukan reminder melalui email atau SMS dari total jumlah bayar sebelum dan pasca kepada Wajib Pajak UMKM sebelum jatuh diberlakukannya PP No 23 Tahun 2018, akan tempo pembayaran pajak. tetapi total jumlah bayar dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. 3. Indikator Tingkat Kepatuhan Melapor Pajak 3. Evaluasi Tingkat Kepatuhan dan Setoran Pajak Penghasilan Peraturan Pemerintah Nomor 23 Penghasilan Wajib Pajak UMKM antara lain Tahun 2018 evaluasi mengenai kesulitan membuat NPWP, a. Wajib Pajak yang kesulitan melapor pajak melakukan sosialisasi dan imbauan intensif secara online dapat memanfaatkan fitur live kepada Wajib Pajak UMKM di KPP Pratama chat Kring Pajak dan Call Center Pajak. Cimahi dengan menjalin kerjasama antara KPP b. Wajib Pajak dapat datang langsung ke KPP Pratama Cimahi dengan DISDAGKOPERIN 858

Prosiding The 11th Industrial Research Workshop and National Seminar Bandung, 26-27 Agustus 2020

Pemerintah Daerah Kota Cimahi, melapor pajak DAFTAR PUSTAKA secara online dapat memanfaatkan fitur live chat Kring Pajak dan Call Center Pajak atau datang [1] A, S. K. (2018). Analisis Tingkat Kepatuhan dan langsung ke KPP Pratama Cimahi karena setiap Setoran Wajib Pajak UMKM Pasca Diberlakukan pelaporan pajak tahunan, petugas pajak nya PP No. 23/2018. . menyediakan konsultasi secara langsung [2] Analisis Faktor-Faktor yang Memengaruhi Tingkat mengenai kendala yang dialami dan juga dibantu Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi di Lingkungan Kantor Pelayanan Pajak . (2014). oleh Relawan Pajak. [3] K, A. F. (2019). Analisis Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak UMKM Sebelum dan Sesudah Penerapan PP 5.2 Saran No. 23/2018 dalam Rangka Peningkatan Penerimaan PPh Final (Studi Empiris pada Kantor Wilayah DJP 1. Pihak KPP Pratama Cimahi perlu meningkatkan Jawa Tengah II. sosialisasi dan imbauan intensif kepada Wajib [4] Kepatuhan Wajib Pajak UMKM. (2016). Dinamika Pajak UMKM yang terdaftar di KPP Pratama Akuntansi Keuangan dan Perbankan. Cimahi, agar seluruh lapisan masyarakat [5] Keuangan, M. (2013). Peraturan Pemerintah Nomor 46. : Kementrian Keuangan. mengetahui dan merasakan manfaat dari [6] Keuangan, M. (2018). Peraturan Pemerintah Nomor memiliki NPWP hingga patuh dalam membayar 23 tahun 2018. Indonesia: Kementrian Keuangan. serta melapor pajak. [7] Mardiasmo. (2016). Perpajakan Edisi Terbaru 2016. 2. Pihak KPP Pratama Cimahi perlu berkolaborasi : Penerbit Andi. dengan Dinas Perdagangan, Koperasi, Usaha [8] Maulida, A. (2018). Kepatuhan Pembayaran Pajak Kecil dan Menengah, dan Perindustrian pada Pelaku UMKM Pasca Penerbitan Penerbitan Pemerintah Daerah Kota Cimahi mengenai Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2018 Di pengembangan pelaku usaha yang sudah Kotagede Yogyakarta. Yogyakarta. terdaftar menjadi Wajib Pajak UMKM juga telah [9] N, D. (2109). The Influence of Reducing Rates and Methods of Tax Calculation on Taxpayers memiliki SIUP (Surat Izin Usaha Perdagangan) Compliance of Small and Medium Micro Business dan IUM (Izin Usaha Mikro). Agar kedepannya Experimental Study in Yogyakarta. tingkat kepatuhan dan setoran pajak penghasilan [10] Safrina, N. (2018). Kajian Dampak Penerapan Pph Wajib Pajak UMKM di KPP Pratama Cimahi Final 0.5% Terhadap UMKM dalam Rangka dapat meningkat dan adanya sinkronisasi data Pencapaian Target Penerimaan Pajak Tahun 2018. pelaku usaha di Kota Cimahi dari sisi KPP . Pratama Cimahi dan PEMKOT Cimahi. [11] Suryani, W. (2019). Pengaruh Pengalihan Pp 46 3. Pemerintah perlu mengkaji ulang terkait insentif 2013 Menjadi Pp 23 2018 Terhadap Tingkat pajak selama 6 bulan (April-September 2020) Pertumbuhan Wajib Pajak UMKM dan Penerimaan Pph Pasal 4 Ayat 2 di KPP Pratama Pasuruan. bagi UMKM yang diatur dalam PMK No. Pasuruan. 23/PMK.03/2020 Coronavirus disease. [12] Tambunan, T. (2017). Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. : Ghalia Insonesia. 6. KETERBATASAN PENELITIAN [13] Tatik. (2018). Potensi Kepatuhan Pembayaran Pajak pada Pelaku UMKM Pasca Penerbitan Peraturan Peneliti selanjutnya disarankan untuk melakukan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2018 (Studi Kasus penelitian dengan memperluas objek penelitian Pada UMKM di Kabupaten Sleman-Yogyakarta. misalnya melakukan evaluasi tingkat kepatuhan dan Yogyakarta. setoran pajak penghasilan Wajib Pajak UMKM [14] Tri, S. (2019). Efektivitas Penerapan Peraturan menurut PP No. 23 Tahun 2018 sebelum dan setelah Pemerintah No.23 Tahun 2018 Terhadap Tingkat Pertumbuhan Wajib Pajak dan Penerimaan Pph adanya pandemi COVID-19. Hal ini dilakukan agar Final pada KPP Pratama . Manado. nantinya bisa mendapatkan hasil yang lebih [15] Waluyo. (2011). Perpajakan Indonesia Edisi 10 Buku maksimal dan pertimbangan pemerintah perlu I. : Salemba Empat. adanya penurunan tarif pajak atau peraturan baru.

UCAPAN TERIMAKASIH

Penulis mengucapkan terimakasih kepada KPP Pratama Cimahi dan seluruh yang terlibat dalam berjalannya penelitian ini.

859