Peran Kelompok Sadar Wisata (POKDARWIS) Gangsa Indah Dalam Pengelolaan Wisata Alam Curup Gangsa Dede Kurniawan1*, Gunardi Djoko Winarno2, Bainah Sari Dewi3 Agus Setiawan 4 Jurusan Kehutanan, Universitas Jl. Prof. Sumantri Brojonegoro No.1 Bandar Lampung 35145 [email protected] 1 [email protected] 2 [email protected] 3 *Jurusan Kehutanan, Fakultas Pertanian, Universitas lampung, Bandar lampung

Intisari — Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) merupakan salah satu komponen yang memiliki peran dan kontribusi penting dalam pengembangan kepariwisataan di suatu daerah. Salah satu pokdarwis di Lampung adalah Pokdarwis Gangsa Indah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran Pokdarwis dalam mengelola wisata alam Curup Gangsa di Kecamatan Kasui, Kabupaten Way Kanan, Provinsi Lampung. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam dengan panduan kuesioner, observasi lapang dan studi dokumentasi terhadap tiga puluh responden yang merupakan seluruh anggota pokdarwis. Hasil penelitian menunjukan bahwa Pokdarwis Gangsa Indah dalam pengembangan pariwisata berfungsi sebagai subyek pembangunan. Pokdarwis juga berperan sebagai mitra pemerintah dalam melaksanakan kegiatan pembangunan pariwisata, dimana pokdarwis tersebut bekerja sama dengan instansi pemerintah dalam mengembangkan wisata air terjun Curup Gangsa untuk dapat dikenal oleh masyarakat luas.

Kata kunci — pokdarwis, wisata, curup gangsa.

Abstract — Tourism awareness group (Pokdarwis) is one component that has an important role and contribution in the development of tourism in an area. One of the pokdarwis in Lampung is Pokdarwis Gangsa Indah. The purpose of this research to determine the role of Pokdarwis in managing Curup Gangsa nature tourism in Kasui District, Way Kanan Regency, Lampung Province. Data collection was carried out through in-depth interviews with a questionnaire guide, field observations and documentation studies of thirty respondents who were all members of the Pokdarwis. The results showed that Pokdarwis Gangsa Indah in the development of tourism functions as the subject of development. Pokdarwis also acts as a government partner in carrying out tourism development activities, where the pokdarwis collaborates with government agencies in developing Curup Gangsa waterfall tourism to be known by the wider community.

Keywords— pokdarwis, tourism, curup gangsa.

I. PENDAHULUAN Pokdarwis Gangsa Indah adalah kelembagaan di tingkat masyarakat yang Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) anggotanya terdiri dari masyarakat yang merupakan salah satu komponen dalam memiliki kepedulian dan tanggung jawab masyarakat yang memiliki peran dan serta berperan sebagai penggerak dalam kontribusi penting dalam pengembangan mendukung terciptanya pariwisata. kepariwisataan di daerahnya, salah satunya adalah Pokdarwis Gangsa Indah (Pedoman Pariwisata adalah bentuk kegiatan atau Kelompok Sadar Wisata, 2012). Sari, 2015 perjalanan sementara yang berhubungan dengan kegiatan rekreasi yang bertujuan Alasan pemilihan lokasi karena Air Terjun mengisi waktu luang untuk bepergian ke satu Curup Gangsa memiliki Kelompok Sadar tempat atau lebih dengan penyiapan fasilitas Wisata (Pokdarwis) yang cukup baik. Objek untuk memenuhi kebutuhannya (Herawati, Penelitian yang dituju adalah angota yang 2015). Pariwisata merupakan salah satu tergabung dalam Pokdarwis Gangsa Indah. kegiatan yang dapat meningkatkan Jumlah responden yang diambil sebanyak 30 perekonomian masyarakat, dimana kegiatan responden. ini berhubungan langsung antar masyarakat, pemerintah serta lembaga-lembaga terkait agar terciptanya pengelolaan pariwisata yang baik (Nugraha, 2015). Lopez et al (2011) mengemukakan bahwa kegiatan pariwisata berbasis masyarakat dapat memberikan kontribusi dan insentif bagi perlindungan alam dan budaya serta mampu memberikan kesempatan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat (Muntasib, 2005) dalam hal ini adalah masyarakat yang mengelola pariwisata Curup Gangsa Indah.

Sektor pariwisata merupakan salah satu Gbr. 1 Lokasi Penelitian Air Terjun Curup sektor terbesar dan terkuat dalam Gangsa Kasui, Way Kanan, Lampung. perekonomian dunia. Sektor pariwisata menjadi pendorong utama perekenomian B. Alat dan Bahan dunia karena terdapat beberapa keuntungan yang mampu memberikan devisa cukup besar Peralatan yang digunakan pada penelitian bagi negara, memperluas lapangan pekerjaan ini, meliputi alat tulis, tallysheet, laptop dan memperkenalkan budaya Negara danrecorder. Bahan yang digunakan dalam (Sofiyan, 2019). penelitian ini adalah POKDARWIS Gangsa Indah. Air Terjun Curup Gangsa adalah salah satu Curup yang berada di Kecamatan Kasui, C. Metode Kabupaten Way Kanan, Lampung. (Prasetyo, 2019) Wisata air terjun ini sangat Data penelitian terdiri atas data primer memanjakan wisatawan dimana pesona air dan data skunder. Data primer adalah sumber terjun yang meluncur bebas sekitar 50 meter data yang didapatkan secara langsung dari dan pemandangan alam hijau disekitar yang sumber asli saat melakukan observasi di akan menyambut pandangan ketika lapangan (Hardiansyah, 2012). Data primer menginjakan kaki di lokasi wisata tersebut pada penelitian ini diperoleh peran, faktor (Rena, 2018). Peran Pokdarwis menjadi pendukung dan penghambat, dampak dari sangat penting dilakukan untuk terciptanya POKDARWIS Gangsa Indah. Sedangkan pengelolaan wisata curup gangsa yang baik data sekunder adalah data yang diperoleh (Sihotang, 2014). Tujuan Penelitian ini dari berbagai instansi atau lembaga terkait adalah mengetahui peran Pokdarwis dalam yang relevan dengan penelitian (Hamidi, mengelola wisata alam Curup Gangsa Indah. 2010). Data sekunder dalam penelitian ini meliputi: Keadaan geografis wilayah II. METODE PENELITIAN penelitian, Struktur Organisasi POKDARWIS Gangsa Indah, kebijakan A. Waktu dan Lokasi Penelitian wisata alam berbasis masyarakat.

Penelitian dilakukan di Objek Wisata D. Metode Penentuan Responden Curup Gangsa Kecamatan Kasui, Kabupaten Way Kanan, Provinsi Lampung (Gambar 1). Populasi dalam penelitian ini adalah pada bulan Januari sampai Februari 2020. pengelola. Pengelola dari wisata alam Curup Gangsa adalah POKDARWIS Gangsa Indah. menggunakan skala likert. Skala penilaian Sampel adalah sebagian atau wakil dari dalam skala likert pada tabel di bawah ini. populasi yang diteliti, apabila jumlah responden kurang dari 100, sampel diambil Table 1. Skala penilaian kuesioner semua sehingga penelitianya merupakan wawancara pengunjung. penelitian populasi (Arikunto,2006). Tipe Skor

Sangat tidak baik 1 E. Metode Pengambilan Data Kurang baik 2

Cukup baik 3 Metode pengambilan data yang dilakukan Baik 4 dalam penelitian ini yaitu Metode survey Sangat baik 5 yaitu pengumpulan data yang dilakukan melalui metode observasi, dan wawancara. Data yang telah dikumpulkan dianalisis

menggunakan analisa deskriptif kualitatif. 1. Metode observasi Analisi deskriptif kualitatif merupakan data

yang terkumpul berbentuk kata-kata, gambar Observasi adalah kegiatan dengan dan bukan angka-angka. Walaupun ada melihat langsung keadaan dilapangan angka-angka, sifatnya hany sebagai (Sugiyono,2007) yang dilakukan secara penunjang. Menurut Bogdan dan Taylor yang langsung di lokasi penelitian untuk dikutip oleh Moleong (2010) mengemukakan mengumpulkan data kondisi sumberdaya metode kualitatif sebagai prosedur penelitian alam yaitu, wisata alam Curup Gangsa dan yang menghasilkan data deskriptif berupa memperhatikan kegiatan serta melakukan kata-kata atau lisan dari orang orang dan verifikasi data sekunder. perilaku yang dapat diamati.

2. Metode Wawancara III. HASIL DAN PEMBAHASAN

Wawancara adalah kegiatan pengambilan G. Peran Kelompok Sadar Wisata data dengan cara bertanya secara langsung (Pokdarwis) dalam pembangunan dengan informan (Sugiyono,2007) dilakukan destinasi pariwisata. untuk mengumpulkan informasi-informasi peran, faktor pendukung dan faktor Peningkatan peran masyarakat dalam penghambat dan dampak adanya pembangunan kepariwisataan memerlukan POKDARWIS Gangsa Indah dengan berbagai upaya pemberdayaan menggunakan bantuan kuesioner. (empowerment), agar masyarakat dapat

berperan lebih aktif dan optimal serta 3. Studi Pustaka sekaligus menerima manfaat positif dari

kegiatan pembangunan yang dilaksanakan Studi pustaka dilakukan dengan cara untuk peningkatan kesejahteraannya. mencari data yang diperoleh dengan cara membaca buku dan literature (Bungin, 2008). Pemberdayaan Masyarakat dalam Untuk menambah informasi mengenai konteks pembangunan kepariwisataan dapat keadaan geografis wilayah penelitian, didefinisikan sebagai upaya penguatan dan Struktur Organisasi POKDARWIS Gangsa peningkatan kapasitas, peran dan inisiatif Indah, kebijakan wisata alam berbasis masyarakat sebagai salah satu pemangku masyarakat. kepentingan, untuk dapat berpartisipasi dan

berperan aktif sebagai subjek atau pelaku F. Analisis Data maupun sebagai penerima manfaat dalam

pengembangan kepariwisataan secara Data yang berasal dari hasil observasi berkelanjutan (Renstra Dit. Pemberdayaan dan wawancara yang dilakukan kepada Masyarakat, 2010). pokdarwis dengan sampel responden 30 orang akan di kumpulkan dan di olah Keberadaan Pokdarwis dalam memotivasi masyarakat agar menjadi pengembangan destinasi pariwisata telah tuan rumah yang baik dalam mendukung berperan sebagai salah satu “unsur kegiatan kepariwisataan di daerahnya. penggerak” dalam mendukung terciptanya 4. Mengembangkan dan melaksanakan lingkungan dan suasana yang kondusif di kegiatan untuk mendorong dan tingkat lokal di daerahnya, yang secara memotivasi masyarakat untuk kolektif akan berdampak positif bagi meningkatkan kualitas lingkungan dan perkembangan destinasi pariwisata dalam daya tarik pariwisata setempat melalui konteks wilayah yang lebih luas. Peran dan upaya-upaya perwujudan Sapta Pesona. kontribusi Pokdarwis tersebut perlu terus 5. Mengumpulkan, mengolah dan didukung dan dikembangkan baik secara memberikan pelayanan informasi kualitas maupun kuantitas dalam turut kepariwisataan kepada wisatawan dan menopang perkembangan dan pertumbuhan masyarakat setempat. Memberikan destinasi pariwisata, maupun khususnya masukan-masukan kepada aparat peningkatan peran masyarakat dalam pemerintah dalam mengembangkan pembangunan kepariwisataan di daerahnya kepariwisataan di daerah setempat. masing-masing. (Kementerian Pariwisata, Pedoman Pokdarwis, 2012). Menurut Putra (2013) bahwa pembentukan Kelompok Sadar Wisata H. Peran Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Gangsa Indah sebagai wujud (Pokdarwis) Gangsa Indah dalam dari konsep pengembangan potensi pengembangan pariwisata sebagai upaya pariwisata berbasis masyarakat mulai peningkatan perekonomian masyarakat. dilakukan oleh pemerintah daerah. Pembentukan Kelompok Sadar Wisata Kelompok sadar wisata (Pokdarwis) (Pokdarwis) Gangsa Indah ini memberikan Gangsa Indah adalah kelembagaan di tingkat pemahaman kepada masyarakat di sekitar masyarakat yang anggotanya terdiri dari para lokasi pariwisata mengenai pentingnya pelaku kepariwisataan yang memiliki keterlibatan warga secara langsung dalam kepedulian dan tanggungjawab serta menjaga serta mengembangkan objek wisata berperan sebagai penggerak dalam di daerahnya masing-masing. mendukung terciptanya iklim kondusif bagi tumbuh dan berkembangnya kepariwisataan Dengan adanya kegiatan Kelompok dan memanfaatkannya bagi kesejahteraan Sadar Wisata (Pokdarwis) Gangsa Indah di masyarakat sekitar. setiap daerah diharapkan akan dapat meningkatkan pemahaman masyarakat Lingkup kegiatan Kelompok Sadar mengenai kepariwisataan dan Wisata (Pokdarwis) Gangsa Indah yang mengembangkan potensi pariwisata di daerah dimaksud disini merupakan kegiatan yang itu. Selain itu, masyarakat juga dapat dapat diprogramkan dan dilaksanakan untuk berperan serta dalam pengembangan daerah mewujudkan fungsi dan tujuan pembentukan wisatanya. Sehingga bukan hanya Pokdarwis organisasi Kelompok Sadar Wisata yang mendapatkan manfaatnya namun juga (Pokdarwis) Gangsa Indah. Lingkup kegiatan masyarakat di sekitar daerah itu sendiri. tersebut sebagai berikut: Dalam pengembangan pariwisata Kelompok 1. Mengembangkan dan melaksanakan Sadar Wisata (Pokdarwis) Gangsa Indah kegiatan dalam rangka peningkatan memiliki peran yang sangat penting. pengetahuan dan wawasan para anggota Pokdarwis dalam bidang kepariwisataan. Hasil penelitian yang telah dilakukan 2. Mengembangkan dan melaksanakan berkaitan dengan peran Kelompok Sadar kegiatan dalam rangka peningkatan Wisata (Pokdarwis) dalam pengembangan kemampuan dan keterampilan para pariwisata sebagai upaya peningkatan anggota dalam mengelola bidang usaha perekonomian masyarakat yaitu Kelompok pariwisata dan usaha terkait lainnya. Sadar Wisata (Pokdarwis) berperan sebagai 3. Mengembangkan dan melaksanakan mitra pemerintah dalam melaksanakan kegiatan untuk mendorong dan kegiatan pembangunan pariwisata berupa pengembangan di air terjun Curup Gangsa. perekonomian masyarakat tentu saja ada Sebelum adanya Kelompok Sadar Wisata faktor pendukung dan faktor penghambatnya (Pokdarwis) Gangsa Indah ini air terjun yaitu: Curup Gangsa belum banyak yang mengenal 1. Faktor pendukung dan penghambat dan masih susah untuk dikunjungi dan peran Kelompok Sadar Wisata dinikmati keindahannya secara langsung. (Pokdarwis) Gangsa Indah sebagai Setelah adanya program dari pemerintah subyek pembangunan. Faktor bahwa setiap daerah yang memiliki potensi pendukung peran Kelompok Sadar pariwisata untuk dapat memiliki Kelompok Wisata (Pokdarwis) Sine sebagai Sadar Wisata (Pokdarwis) maka Curup subyek pembangunan yaitu terletak Gangsa mulai dirawat dan dikelola dengan pada masyarakatnya yang mudah baik oleh Kelompok Sadar Wisata untuk di ajak bekerjasama (Pokdarwis). melaksanakan program Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis), sedangkan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) faktor penghambatnya yaitu terletak Gangsa Indah juga bekerjasama dengan pada kurangnya modal untuk Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) daerah melakukan pembangunan- lain dan juga dengan instansi pemerintah pembangunan. yang memiliki kaitannya dengan 2. Faktor pendukung dan penghambat peran pengembangan pariwisata. Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Gangsa Indah sebagai penerima manfaat. I. Faktor Pendukung dan Penghambat Faktor pendukung peran Kelompok Sadar dalam Pengembangan Pariwisata. Wisata (Pokdarwis) Gangsa Indah sebagai penerima manfaat yaitu disini Menurut Bakarrudin (2008) dalam Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Wiseza (2017: 96) faktor-faktor yang Gangsa Indah selalu berusaha agar semua sangat menentukan bagi perkembangan lapisan masyarakat di sekitar Curup pariwisata yaitu atraksi wisata, Gangsa dapat merasakan dampak positif aksesibilitas, infrastuktur, akomodasi dan dari adanya pengembangan di Air Terjun sapta pesona. Obyek wisata dalam Curup Gangsa, sedangkan factor pengembangannya tersebut sangat penghambatnya yaitu masih adanya ditentukan oleh kemampuan pihak-pihak kecemburuan sosial diantara masyarakat. pengelola wisata daerah yang Dengan adanya permasalahan tersebut bersangkutan, dengan kata lain berhasil Pokdarwis Gangsa Indah harus lebih atau tidaknya suatu daerah dikembangkan memperhatikan pengembangan yang ada menjadi daerah tujuan wisata ditentukan di Curup Gangsa sehingga wisatawan oleh pihak pengelola dan sikap masyarakat. juga mengetahui sisi lain dari Air Terjun Curup Gangsa. Sedangkan hambatan dalam 3. Faktor pendukung dan penghambat peran mengembangkan pariwisata diidentik Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) dengan masalah yang dihadapi baik yang Gangsa Indah sebagai penggerak dalam tercipta sendiri (internal) dan dari luar menciptakan lingkungan dan suasana (eksternal) yaitu pihak yang mempunyai yang kondusif. Faktor yang mendukung pengaruh yang besar serta posisi yang peran Kelompok Sadar Wisata penting dalam membuat kebijakan. (Pokdarwis) Gangsa Indah sebagai penggerak dalam menciptakan J. Faktor pendukung dan faktor lingkungan dan suasana yang kondusif penghambat peran Kelompok Sadar yaitu dalam melaksanakan program yang Wisata (Pokdarwis) Gangsa Indah. diselenggarakan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Gangsa Indah masyarakat Dalam melaksanakan peran Kelompok bersedia untuk bekerja sama dengan Sadar Wisata (Pokdarwis) Gangsa Indah Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) (Rohyani, 2019) dalam pengembangan Gangsa Indah, sedangkan faktor pariwisata sebagai upaya peningkatan penghambatnya yaitu lemahnya Sumber Daya Manusianya. Dengan adanya Tabel. 2 Objek dan Daya Tarik permasalahan tersebut Pokdarwis Gangsa Pertanyaan Objek dan Daya jumlah Nilai Indah harus memberikan pemahaman Tarik lebih ke masyarakat pentingnya menjaga Skala Likert kondisi yang nyaman di Curup Gangsa 1 2 3 4 5 sehingga nantinya wisatawan akan betah 1 0 0 1 10 19 30 138 dan sering berkunjung ke Curup Gangsa. 2 0 0 2 10 18 30 444 4. pendukung dan penghambat peran 3 0 0 5 12 13 30 364 Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) 4 0 3 4 15 8 30 304 Gangsa Indah sebagai penggerak dalam mewujudkan Sapta Pesona. Faktor 5 0 0 8 8 14 30 264 pendukung peran Kelompok Sadar 6 0 0 7 13 10 30 300 Wisata (Pokdarwis) Gangsa Indah sebagai penggerak dalam mewujudkan Dalam pengelolaan ekowisata berupa Sapta Pesona yaitu masyarakat disini Infrastruktur, Pelayanan, dan Objek dan mudah untuk bekerja sama dengan Daya Tarik yang tidak terlepas dari peran Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) pokdarwis didalamnya. Gangsa Indah dalam melaksanakan Sapta Pesona, sedangkan faktor penghambatnya Berdasarkan hasil wawancara yang telah yaitu kurangnya kesadaran wisatawan dilakukan kepada pokdarwis Gangsa Indah, dalam menjaga kebersihan. Hal tersebut hal ini menunjukan bahwa Pokdarwis Gangsa menjadi tugas bagi Pokdarwis yang harus Indah sangat berperan dalam pengelolaan Air lebih memberikan pemahaman kepada Terjun Curup gangsa. Penjelasan yang masyarakat mengenai dampak membuang diperoleh dari hasil wawancara kepada bapak sampah, salah satu kegiatan yang dapat Remudi selaku ketua pokdarwis Gangsa dilakukan dengan memberikan tulisan- Indah, beliau menjelaskan bahwa: tulisan menarik yang berisi ajakan sadar kebersihan. “Di sini Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Gangsa Indah menjadi mitra Dari keempat peran tersebut faktor pemerintah dalam melakukan pengembangan pendukung terbesarnya yaitu terletak dari pariwisata. Sebagai contohnya masyarakat yang mudah untuk bekerja sama pengembangan pariwisata di Curup Gangsa dengan Kelompok Sadar Wisata (Podarwis) ini. Dulu sebelum adanya Kelompok Sadar Gangsa Indah dan juga terbuka. Sementara Wisata (Pokdarwis) Gangsa Indah ini air faktor penghambatnya yaitu terletak di modal terjun Curup Gangsa hanya dikenal sebagai atau dana dalam pengembangan pariwisata di Air Terjun biasa yang digunakan sebagai Curup Gangsa, selain itu juga Sumber Daya mata air kampong way saja namun setelah Manusia yang lemah dan adanya Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Gangsa kecemburuan sosial. Indah mulai mengelola pariwisata ini sekarang Air Terjun Curup Gangsa mulai Tabel 1 Infrastruktur. dikenal oleh banyak orang. Lalu membangun Pertanyaan Infrastruktur jumlah wahana-wahana itu semua juga atas inisiatif Skala Likert Nilai dari Pokdarwis Gangsa Indah. Kalau tidak ada Pokdarwis mungkin Air Terjun ini tidak 1 2 3 4 5 akan menjadi seperti ini”. 1 0 0 0 12 18 30 138 2 0 1 5 14 10 30 348 Penjelasan yang diperoleh dari hasil 3 0 0 5 13 12 30 327 wawancara kepada bapak Heldan selaku 4 0 0 5 18 7 30 343 wakil ketua pokdarwis Gangsa Indah, beliau 5 0 0 4 14 12 30 356 menjelaskan bahwa: 6 0 0 7 10 13 30 324 7 0 0 9 10 11 30 306 ”Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) 8 0 0 4 10 16 30 312 Gangsa Indah berperan sebagai subyek pembangunan maksudnya yaitu Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Gangsa Indah kegiatan pembangunan pariwisata berupa menjadi salah satu perintis dari terbentuknya pengembangan-pengembangan di Curup tempat wisata Air Terjun Curup Gangsa ini. Gangsa dan bekerjasama dengan instansi Karena dulu tempat ini merupakan Air pemerintah yang berkaitan dengan Terjun biasa yang kumuh dan kurang pengembangan pariwisata. Peran Pokdarwis terawat. Sekarang dengan adanya Kelompok sebagai penerima manfaat, yaitu dengan Sadar Wisata (Pokdarwis) Gangsa Indah adanya pengembangan pariwisata Pokdarwis selaku mitra pemerintah dalam Gangsa Indah dan masyarakat merasakan pembangunan pariwisata Air Terjun Curup manfaat berupa peningkatan perekonomian Gangsa menjadi salah satu destinasi wisata mereka. Peran Pokdarwis sebagai penggerak yang terkenal dan sering dikunjungi oleh dalam menciptakan lingkungan dan suasana wisatawan”. yang kondusif yaitu Pokdarwis Gangsa Indah telah melakukan sosialisasi kebersihan dan Penjelasan yang diperoleh dari hasil juga sosialisasi agar menjadi tuan rumah wawancara kepada bapak Ali Nafia selaku yang ramah kepada masyarakat. Peran ketua dari Daya Tarik Wisata dan Kenangan Pokdarwis dalam mewujudkan Sapta Pesona pokdarwis Gangsa Indah, beliau menjelaskan dalam masyarakat yaitu Pokdarwis Gangsa bahwa: Indah menjadi penggerak dalam mewujudkan ke tujuh Sapta Pesona di masyarakat. Salah “Kita Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) satu program yang sampai saat ini rutin Gangsa Indah ini memiliki program yaitu dilaksanakan yaitu kerja bakti untuk kegiatan kerja bakti setiap satu minggu membersihkan lingkungan sekitar Air Terjun sekali. Dilaksanakan setiap hari rabu. Curup Gangsa. Selain itu kita punya program pengembangan wisata berupa penambahan UCAPAN TERIMA KASIH spot-spot untuk foto, perbaikan sarana dan pra sarana, serta penambahan fasilitas. Terima Kasih diucapkan kepada Seperti gazebo itu juga ide dari Kelompok Destinasi Wisata Air Terjun Curup Gangsa Sadar Wisata (Pokdarwis) Gangsa Indah, yang telah Mengizinkan Air Terjun Curup perbaikan jalan, merupakan salah satu Gangsa untuk dibuat sebagai tempat bentuk dari kerja sama Kelompok Sadar penelitian saya. Terima Kasih juga kepada Wisata (Pokdarwis) Gangsa Indah dengan anggota POKDARWIS yang telah dinas-dinas terkait”. memberikan izin dan selalu mendampingi, Ratna Sari, M. Alfa Tikha, Ai Imas Titin, dan Sedangkan menurut penjelasan Yatno Nurul Ainiah yang selalu membantu selama selaku anggota menjelaskan bahwa: pengamatan dan penelitian.

“Sejauh ini strategi-strategi yang sudah REFERENSI dilaksanakan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Gangsa Indah dalam [1] Arikunto, S.2006. Prosedur Penelitian mengembangkan pariwisata yaitu Suatu Pendekatan Praktik Edisi Revisi. membangun spot-spot untuk foto sehingga Buku.Rineka Cipta. . 168 hlm. menambah daya tarik wisatawan. Kemudian [2] Bungin, B.2008. Penelitian Kualitatif, menarik investor untuk berinvestasi dengan Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan wahanawahana baru”. Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya. Buku.Kencana Pranada Media Grup. IV. PENUTUP Jakarta. 288 hlm. [3] Bagus, N. 2015. Perencanaan Lanskap Peran Kelompok Sadar Wisata Ekowisata Hutan Mangrove Di Pantai (Pokdarwis) Gangsa Indah dalam Sari Ringgung Desa Sidodadi pengembangan pariwisata ada empat yaitu Kecamatan Cermin Kabupaten berperan sebagai subyek pembangunan Pesawaran. Jurnal Sylva Lestari. Vol. dimana Pokdarwis Gangsa Indah sebagai 3(2). Bandar Lampung. mitra pemerintah dalam melaksanakan [4] Firmansyah Rahim. 2012. Pedoman [16] Dendy, P. 2019. Persepsi Wisatawan dan Kelompok Sadar Wisata. Jakarta. Individu Kunci tentang Pengelolaan [5] Hamidi. 2010. Metode Penelitian Ekowisata di Lampung Mangrove Center. Kualitatif. Buku.UMM Press. Malang. Jurnal Sylva Lestari. Vol. 7(1):(22-29). 229 hlm. Bandar Lampung. [6] Hardinsyah dan Haris. 2012. [17] Ade, S. 2019. Analisis Daya Dukung Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Fisik, Riil dan Efektif Ekowisata di Pulau ilmu-ilmu social. Jakarta. Selemba Pisang, Kabupaten Pesisir Barat. Jurnal humanika. Sylva Lestari. Vol. 7(2):(225-234). [7] Herawati, N.2015. Pengembangan Bandar Lampung. pariwisata berkelanjutan berbasis subak sebagai bagian warisan budaya dunia unesco di desa mengesta kabupaten tabanan. Jurnal Master Pariwisata1(2):79-103. [8] Jenny, S.S. 2014. Nilai Objek Wisata Air Terjun Way Lalaan Provinsi Lampung Dengan Metode Biaya Perjalanan (Travel Cost). Jurnal Sylva Lestari. Vol. 2(3):(11-18). Bandar Lampung. [9] Konsorsium Pendukung Sistem Hutan Kerakyatan. 2015. Dari Cap Perambah menjadi Pelestari Hutan Lindung. [10] Moleong, L.J. 2010. MetodologiPenelitian Kualitatif. Buku.Remaja Rosdakarya. Bandung. 424 hlm.Kusmana, C. 1997. Ekologi dan ekosistem mangrove. Jurusan Managemen Hutan IPB Press. Bogor. [11] Putra, A.M. 2013. Peranan desa adat sangeh dalam pengelolaan daya tarik wisata sangeh, kabupaten badung. Jurnal Perhotelan dan Pariwisata. 1(3):10-23. [12] Renstra Dit. 2010. Pemberdayaan Masyarakat. Bogor. [13] Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.Buku.Alfabeta. Bandung. 72 hlm. [14] Wisesa, et al. 2014. Pengaruh Volume Penjualan Mante dan Biaya Oprasional Terhadap Laba Bersih Pada UD. Singarja . Universitas Pendidikan Ganesha. [15] Yunita, S. 2015. Analisis Potensi Dan Daya Dukung Sepanjang Jalur Ekowisata Hutan Mangrove Di Pantai Sari Ringgung, Kabupaten Pesawaran, Lampung. Jurnal Sylva Lestari. Vol. 3(3):(31-40). Bandar Lampung.