KLIPING KETENAGAKERJAAN 06 MARET 2020 Kementerian Ketenagakerjaan Republik Indonesia
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
KLIPING KETENAGAKERJAAN 06 MARET 2020 Kementerian Ketenagakerjaan Republik Indonesia Newstrend Ketenagakerjaan 06 Maret 2020 Berita Terbaru 100 90 80 70 60 Positif; 39 50 Negatif; 29 40 30 20 10 0 Positif Negatif NEWSTREND Judul : TAK ADA PASAL RESENTRALISASI Sentimen : Positif RINGKASAN Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menegaskan, tidak ada resentralisasi dalam RUU Cipta Kerja melainkan tetap sejalan dengan prinsip desentralisasi dan otonomi daerah. Dalam RUU Cipta Kerja tersebut pemerintah justru mendorong perbaikan ekosistem perizinan yang salah satunya dengan menerapkan Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria (NSPK) sehingga Indonesia dapat mengantisipasi dinamika ekonomi global. Kewenangan perizinan berusaha yang dilaksanakan oleh menteri, kepala lembaga dan pemerintah daerah nantinya akan sesuai dengan UU Pemerintahan Daerah dan dilakukan berdasarkan NSPK. NSPK ditetapkan melalui Peraturan Pemerintah dengan mengacu atau mengadopsi praktik yang baik sesuai standar atau ketentuan yang berlaku secara internasional. Airlangga juga menuturkan mengenai pendapatan daerah yang berasal dari Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (PDRD) tidak akan mengalami penurunan karena RUU Cipta Kerja tidak menghapusnya sehingga daerah tetap dapat mengenakan PDRD sesuai ketentuan. Page 1 of 126. Title OMNIBUS LAW, UMK, DAN RANTAI PASOK GLOBAL Media Name Investor Daily Pub. Date 06 Maret 2020 Page/URL 4 Media Type Koran Sentiment Positive Page 2 of 126. Page 3 of 126. Page 4 of 126. Page 5 of 126. Title RUU OMNIBUS LAW MESTI UTAMAKAN NILAI KONSTITUSI Media Name Koran Jakarta Pub. Date 06 Maret 2020 Page/URL 3 Media Type Koran Sentiment Positive Page 6 of 126. Title RUU CIPTA KERJA ATASI INVESTASI MANGKRAK Media Name Kompas Pub. Date 06 Maret 2020 Page/URL 18 Media Type Koran Sentiment Positive Page 7 of 126. Page 8 of 126. Page 9 of 126. Title SALAH KAPRAH OMNIBUS LAW Media Name Koran Tempo Pub. Date 06 Maret 2020 Page/URL 10 Media Type Koran Sentiment Negative Page 10 of 126. Page 11 of 126. Page 12 of 126. Title BPJAMSOSTEK ROAD SHOW DI 10 KOTA Media Name Jawa Pos Pub. Date 06 Maret 2020 Page/URL 11 Media Type Koran Sentiment Positive Page 13 of 126. Page 14 of 126. Title DISNAKER PANTAU 6,000 TENAGA KERJA ASING Media Name Indopos Pub. Date 06 Maret 2020 Page/URL 11 Media Type Koran Sentiment Positive Page 15 of 126. Page 16 of 126. Page 17 of 126. Title PAHAMI OMNIBUS LAW CIPTAKER Media Name Ekonomi Neraca Pub. Date 06 Maret 2020 Page/URL 2 Media Type Koran Sentiment Positive Page 18 of 126. Page 19 of 126. Title IZIN PENDIRIAN PT PERORANGAN BISA LEWAT OMNIBUS LAW Media Name Ekonomi Neraca Pub. Date 06 Maret 2020 Page/URL 6 Media Type Koran Sentiment Positive Page 20 of 126. Title TAK ADA PASAL RESENTRALISASI Media Name Indopos Pub. Date 05 Maret 2020 Page/URL 3 Media Type Koran Sentiment Positive Page 21 of 126. Page 22 of 126. Title BELANDA 5 TAHUN BUAT OMNIBUS LAW, LBH: PEMERINTAH UGAL-UGALAN Media Name tempo.co Pub. Date 05 Maret 2020 https://nasional.tempo.co/read/1315594/belanda-5-tahun-buat-omnibus-la w-lbh- Page/URL pemerintah-ugal-ugalan Media Type Pers Online Sentiment Negative TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta Arif Maulana mengkritik target pemerintah yang ingin membuat omnibus law Rancangan Undang- undang atau RUU Cipta Kerja dalam waktu cepat. Mengutip penuturan mantan hakim Mahkamah Konstitusi Maria Farida Indrati, Arif mengatakan Belanda saja memerlukan waktu lima tahun untuk membahas rancangan aturan sapu jagat semacam itu. "Beliau (Maria) mengatakan, Belanda mau buat UU omnibus law nyusunnya saja sampai lima tahun, transisinya sampai tiga tahun," kata Arif dalam diskusi 'Desas Desus Omnibus' di Grand Cemara Hotel, Jakarta, Rabu, 4 Maret 2020. Sedangkan, Presiden Joko Widodo atau Jokowi dalam sejumlah kesempatan menginginkan omnibus law RUU Cipta Kerja rampung dalam waktu 100 hari. Saat ini, rancangan aturan sapu jagat itu banyak dikritik lantaran dinilai akan merugikan buruh dan lingkungan. Arif mengatakan RUU Cipta Kerja ini cacat dari sisi proses penyusunan dan substansi. Dalam penyusunan, pemerintah tak transparan dan tidak melibatkan publik. Padahal Undang-undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (diubah menjadi UU Nomor 15 Tahun 2019) mengatur bahwa penyusunan peraturan perundangan-undangan harus transparan dan akuntabel. "Ini ugal-ugalan, memang praktik pembentukan peraturan perundang-undangan yang menyimpang menurut saya," kata Arif. Arif pun menganggap proses pembentukan omnibus law sebenarnya tak memiliki legitimasi hukum di Indonesia. Menurut dia, dasar mengubah sejumlah UU melalui omnibus law ini pun bisa dipersoalkan. Ia juga menyoroti sikap pemerintah yang melibatkan Badan Intelijen Negara, Kepolisian Republik Indonesia, dan Kejaksaan Agung untuk berdialog dengan Page 23 of 126. kelompok masyarakat terkait omnibus law. Menurut Arif, jika pemerintah punya niat baik mestinya yang berdialog dengan kelompok-kelompok masyarakat adalah wakil eksekutif, bukan aparat keamanan. Arif pun menilai pemerintah menyuguhkan praktik pembuatan perundang-undangan yang otoriter, padahal Indonesia adalah negara demokrasi. Praktik tersebut ia sebut menjadi bentuk korupsi kebijakan. Selain dari sisi proses, Arif mengatakan substansi RUU Cipta Kerja ironis karena akan mempercepat kerusakan ekologi dan ketimpangan sosial di Indonesia. Kata dia, aturan ini bukan hanya bertentangan dengan prinsip hukum dan demokrasi, tetapi juga akan menurunkan standar perlindungan HAM dan lingkungan hidup. "Ketika saat ini berbagai elemen menolak ini, memang sudah tepat dan seharusnya," kata Arif. Page 24 of 126. Title DRAF OMNIBUS LAW BERMASALAH Media Name Pikiran Rakyat Pub. Date 05 Maret 2020 Page/URL 8 Media Type Koran Sentiment Negative Page 25 of 126. Page 26 of 126. Title KOALISI SIPIL DESAK JOKOWI TARIK RUU OMNIBUS LAW Media Name Suara Merdeka Pub. Date 05 Maret 2020 Page/URL 1&7 Media Type Koran Sentiment Negative Page 27 of 126. Page 28 of 126. Page 29 of 126. Title DPR RI DORONG PEMERINTAH BANGUN BLK DI BEKASI Media Name antaranews.com Pub. Date 05 Maret 2020 https://www.antaranews.com/berita/1336798/dpr-ri-dorong-pemerintah-ban gun-blk-di- Page/URL bekasi Media Type Pers Online Sentiment Positive Gambaran sementara kami itu di utara ada di Kecamatan Pebayuran, Sukatani, Babelan, Kedungwaringin, dan Cikarang Timur. Di wilayah tengah di Tambun Selatan dan Cibitung, sementara di wilayah selatan di Cikarang Pusat, Cikarang Selatan, dan Bojongmang Cikarang, Bekasi - Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) mendorong agar pemerintah pusat segera membangun Balai Latihan Kerja (BLK) di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat mengingat besarnya potensi kerja di daerah industri terbesar se-Asia Tenggara itu. Anggota Komisi IX DPR RI Obon Tabroni menilai keberadaan BLK mampu menjadi solusi untuk menciptakan tenaga kerja lokal siap pakai di berbagai industri. "Keberadaan BLK ini tentunya dapat mengurangi angka pengangguran. Program ini sangat membantu bagi masyarakat usia produktif yang belum bekerja, khususnya bagi anak-anak muda lulusan SMK dan SMA," kata Obon Tabroni, Kamis. Legislator dari Daerah Pemilihan VII Jawa Barat ini mengatakan realisasi pembangunan BLK akan didorong tahun ini. Sedikitnya sepuluh BLK akan diusulkan Page 30 of 126. hadir di 10 kecamatan se-Kabupaten Bekasi. "Kita upayakan tahun ini ada 10 BLK yang dibangun sementara titik-titiknya sedang kami siapkan," ungkapnya. Saat ini pihaknya tengah mengusulkan pembangunan BLK yang didapat dari hasil penjaringan aspirasi dirinya di Kabupaten Bekasi. Obon menyebut kesepuluh BLK ini nantinya akan menjangkau total 23 kecamatan yang ada di Kabupaten Bekasi oleh karenanya titik lokasi yang diusulkan diharapkan dapat dijangkau dengan mudah oleh masyarakat. "Gambaran sementara kami itu di utara ada di Kecamatan Pebayuran, Sukatani, Babelan, Kedungwaringin, dan Cikarang Timur. Di wilayah tengah di Tambun Selatan dan Cibitung, sementara di wilayah selatan di Cikarang Pusat, Cikarang Selatan, dan Bojongmangu," ucap dia. Tak hanya gedung anggota DPR RI dari Fraksi Partai Gerindra ini juga mendorong agar pemerintah menyiapkan sarana penunjang pendidikan serta biaya pemenuhan upah bagi tenaga kerja pengajar di BLK tersebut. "Semoga saja setiap tahunnya BLK yang dibangun di Kabupaten Bekasi bisa terus bertambah, minimal satu kecamatan, satu BLK. Kita akan terus dorong ini," kata Obon. Pewarta: Pradita Kurniawan Syah Editor: Kunto Wibisono COPYRIGHT (c)2020 . Page 31 of 126. Title TIM OMNIBUS LAW: NKRI BERBEDA DENGAN NEGARA FEDERAL Media Name tempo.co Pub. Date 05 Maret 2020 https://nasional.tempo.co/read/1315687/tim-omnibus-law-nkri-berbeda-de ngan-negara- Page/URL federal Media Type Pers Online Sentiment Positive TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Tim Omnibus L aw Pemerintah I Ktut Hadi Priatna menjawab tudingan upaya resentralisasi pemerintah pusat pada Pasal 166 RUU Cipta Kerja. Pasal tersebut menyatakan peraturan presiden (perpres) bisa membatalkan peraturan daerah (perda). Ktut mengingatkan bahwa Indonesia adalah negara kesatuan, bukan negara federal. "Artinya di NKRI, pucuk pemimpin pemerintahan adalah presiden," kata Ktut dalam diskusi 'Desas Desus Omnibus' di Grand Cemara Hotel, Jakarta, pada Rabu lalu, 4 Maret 2020. Ktut, yang juga Kepala Biro Hukum, Persidangan, dan Hubungan Masyarakat Kementerian Koordinator Perekonomian, menerangkan wewenang menteri dan kepala daerah pun pendelegasian wewenang presiden. Menurut dia, kewenangan presiden mencabut perda melalui perpres adalah bentuk koreksi kebijakan dari