Sector Update Selasa, 24 November 2020

Media: Ready to take-off

Aktivitas masyarakat sampai dengan saat ini juga cenderung masih belum kembali mencapai OVERWEIGHT level normal seperti sebelum pandemi Covid-19, dikarenakan jumlah kasus positif yang masih terus meningkat diikuti oleh kenaikan positivity rate. Memasuki 4Q20 sampai dengan di Company Last Target PANS PE November 2020, rata-rata indeks mobilitas di Indonesia tercatat di kisaran -11,7% dibawah level aktivitas normal. Memasuki tahun 2020, porsi belanja iklan terhadap total pendapatan Ticker Price Price Call 2021F relatif masih meningkat dimana pada 3Q20 berada di level 7,7% (2Q20: 7,3%; 3Q19: 7,5%) mengindikasikan potensi peningkatan belanja iklan di 2H20. Terkait dengan kebijakan analog MNCN 930 1.400 BUY 7,0 switch off (ASO) yang telah direncanakan pada RUU Cipta Kerja, kami memperkirakan emiten SCMA 1.520 1.850 BUY 22,4 di sektor media akan mampu memenuhi kewajiban tersebut, sehingga dampak negatif relatif minim. Sejalan dengan hal ini, kami mempertahankan rekomendasi OVERWEIGHT untuk sektor media, dimana untuk top-picks adalah MNCN dengan rekomendasi BUY di target harga KINERJA SAHAM MNCN PERIODE 1 TAHUN Rp1.400 (implied PE 7,0x di 2021).

(Rp) (Rp miliar) Penambahan kasus positif harian menghambat kembalinya aktivitas masyarakat. Penambahan 2.000 600,0 kasus positif harian yang masih tinggi, diikuti oleh meningkatnya positivity rate, hal ini mengindikasikan potensi penyebaran virus Covid-19 yang masih terus meningkat. Sejalan dengan hal 1.800 500,0 ini, aktivitas masyarakat sampai dengan saat ini juga cenderung masih belum kembali mencapai level 1.600 400,0 normal seperti sebelum pandemi Covid-19. Sepanjang 3Q20, rata-rata aktiivtas masyarakat 1.400 berdasarkan google mobility index tercatat di kisaran -12,0%, dibawah level aktivitas normal. 300,0 1.200 Memasuki 4Q20 sampai dengan di November 2020, level ini tidak berubah cukup signifikan, dimana 200,0 rata-rata indeks mobilitas di Indonesia tercatat di kisaran -11,7% dari level aktivitas normal. 1.000

100,0 800 Meningkatnya porsi belanja iklan menjadi katalis positif bagi emiten di sektor media. Emiten

600 0,0 consumer goods masih mencatatkan porsi belanja iklan terhadap pendapatan yang lebih tinggi

Jul-20

Jul-20

Jan-20

Jan-20

Jun-20

Oct-20

Oct-20

Apr-20

Feb-20

Sep-20 Dec-19

Aug-20 dibandingkan dengan rata-rata historis. Sebagai informasi, porsi belanja iklan terhadap pendapatan

Nov-19

Nov-20

Mar-20

Mar-20

May-20 May-20

Volume (RHS) Price dari emiten consumer goods secara rata-rata 5 tahun terakhir, berada di level 6,1%, sedangkan untuk tahun 2019 sendiri, rata-rata porsi belanja iklan terhadap pendapatan sepanjang tahun tersebut berada di kisaran 6,8%. Memasuki tahun 2020, porsi belanja iklan terhadap total pendapatan relatif masih meningkat dimana di 3Q20 berada di level 7,7% (2Q20: 7,3%; 3Q19: 7,5%). Hal ini menjadi KINERJA SAHAM SCMA PERIODE 1 TAHUN sentimen positif bagi emiten-emiten di sektor media, seiring dengan kontribusi belanja iklan dari FMCG yang masih cukup tinggi (sekitar 60%-70%) terhadap total pendapatan iklan emiten media. (Rp) (Rp miliar) 1.700 600,0 Konsumen tidak hanya menikmati hiburan secara gratis, namun juga yang berbayar. Secara 1.500 500,0 global, tercatat bahwa belanja konsumen pada aplikasi dan games mobile di 3Q20 mencatatkan peningkatan sebesar +32,0% YoY, dimana pada aplikasi Google Play tercatat mengalami peningkatan 1.300 400,0 sebesar +33,8% YoY dan belanja konsumen pada aplikasi dan games mobile di App Stores meningkat 1.100 300,0 +31,0% YoY. Meningkatnya belanja konsumen ini menjadi indikasi positif bahwa konten-konten hiburan berbayar juga sudah semakin banyak dikonsumsi oleh masyarakat secara global. Kami 900 200,0 melihat hal ini akan menjadi katalis positif bagi industri media kedepan khususnya di Indonesia 700 100,0 dimana tingkat penetrasi internet dan juga smartphone masih cenderung rendah.

500 0,0

Kebijakan ASO dengan target penyelesaian di tahun 2022 mendatang. Kebijakan ini bertujuan

Jul-20

Jul-20

Jan-20

Jan-20

Jun-20

Oct-20

Oct-20

Apr-20

Feb-20

Sep-20

Dec-19

Aug-20

Nov-19

Nov-20

Mar-20

Mar-20 May-20 May-20 untuk melakukan migrasi penyiaran tayangan televisi teknologi analog, atau sinyal transmisi radio, Volume (RHS) Price diubah menjadi digital. Terdapat beberapa keuntungan dari kebijakan ASO ini dimana salah satunya adalah penggunaan pita frekuensi yang lebih minim untuk tayangan-tayangan dalam format sinyal digital. Dari sisi konsumen, untuk melakukan migrasi ke saluran TV digital ini tidak membutuhkan Rendy Wijaya biaya yang besar dimana TV analog yang sudah ada masih tetap bisa digunakan, kemudian [email protected] ditambahkan perangkan set-top box (STB) yang berfungsi sebagai konverter sinyal digital ke analog +6221 5153055 agar dapat ditayangkan di TV analog. Dari sisi perusahaan media sendiri, terlihat bahwa sampai dengan saat ini, rata-rata perusahaan penyiaran televisi yang memiliki channel di FTA TV rata-rata telah memiliki saluran TV digital yang telah berjalan, sehingga kami memperkirakan dari emiten pun akan sanggup memenuhi rencana pemerintah untuk menjalankan ASO pada tahun 2022 mendatang.

Mempertahankan rekomendasi OVERWEIGHT untuk sektor media, dengan top pick MNCN. Kami mempertahankan outlook yang positif untuk sektor media terlepas dari kinerja yang bertumbuh lebih lambat di tahun 2020, ini seiring dengan: 1) potensi meningkatnya aktivitas masyarakat di tahun 2021, 2) solidnya belanja iklan dari perusahaan FMCG, 3) potensi pertumbuhan yang signifikan dari pendapatan digital seiring dengan adaptasi masyarakat menikmati layanan secara online, 4) kesiapan untuk menerapkan ASO di tahun 2022 mendatang, dan 5) valuasi yang relatif murah dimana saat ini diperdagangkan di -1,0x std.dev rata-rata PE 5 tahun terakhir. Sejalan dengan hal ini, kami mempertahankan rekomendasi OVERWEIGHT untuk sektor media dengan top-picks MNCN dan rekomendasi BUY serta target harga Rp1.400 (implied PE 7,0x di 2021).

Media: Ready to take-off

INDUSTRY OUTLOOK

Grafik 1. Tren akumulasi kasus Covid-19 Indonesia Grafik 2. Tren harian kasus Covid-19 Indonesia

Sumber: Bloomberg Sumber: Bloomberg

Grafik 3. Tren kasus positif dan positivity rate Covid-19 Grafik 4. Tingkat aktivitas masyarakat Indonesia, Jun-Nov Indonesia 2020

Sumber: covid19.go.id Sumber: Google Mobility Index

Jumlah kasus positif harian kembali mencatatkan all-time high di Indonesia. Selama 3Q20, rata-rata penambahan jumlah kasus harian tercatat berada di kisaran 2.500 kasus positif per harinya dengan penambahan kasus harian tertinggi dalam 1 hari tercatat sebesar 4.823 kasus positif baru pada tanggal 25 September 2020 lalu. Memasuki 4Q20, sampai dengan 16 November 2020, rata-rata penambahan kasus positif harian tercatat berada di level 3.907 kasus per hari atau meningkat +56,0% dibandingkan dengan rata-rata di 3Q20 dengan penambahan kasus positif harian tertinggi dicatatkan pada tanggal 13 November 2020 mencapai 5.444 kasus positif baru dalam 1 hari, dimana pencapaian ini menjadi new all-time high dari penambahan kasus positif Covid-19 harian. Kami memperkirakan kenaikan dari penambahan kasus positif harian ini salah satunya didorong oleh kurangnya penerapan protokol kesehatan di waktu-waktu tertentu, salah satunya pada momen libur panjang. Sejalan dengan hal ini, rata-rata kasus aktif harian juga mencatatkan peningkatan dimana pada 3Q20 tercatat sebesar 42.690 kasus, sedangkan memasuki 4Q20 (Oktober – November 2020) rata-rata kasus aktif harian mencapai 60,726 kasus atau meningkat +42,2% dibandingkan rata-rata di 3Q20. Kami memperkirakan tren penambahan kasus positif harian masih akan terus berlanjut kedepan dan masih akan menjadi salah satu faktor yang menghambat potensi pemulihan kinerja ekonomi secara nasional. Sebagai informasi, pada Desember 2020 mendatang akan dilaksanakan Pilkada Serentak 2020, dimana hal ini berpotensi kembali meningkatkan jumlah kasus positif kedepan seiring dengan potensi terjadi kerumunan massa selama acara tersebut berlangsung.

Berlanjutnya penambahan kasus positif harian menghambat kembalinya aktivitas masyarakat. Penambahan kasus positif harian yang masih cukup tinggi ini juga diikuti oleh meningkatnya positivity rate, meskipun kenaikan dari positivity rate masih cenderung rendah. Hal ini mengindikasikan potensi penyebaran virus Covid-19 yang masih terus meningkat. Secara rata-rata di 3Q20, positivity rate harian berada di level 13,3%, dan memasuki 4Q20 sampai dengan saat ini (Oktober – November 2020) tercatat rata-rata positivity rate harian berada di level 14,3% atau meningkat sekitar 1% dibandingkan rata-rata di 3Q20. Selain itu, kenaikan yang signifikan dari jumlah kasus positif harian belakangan ini juga menyebabkan kenaikan jumlah kasus aktif harian yang cukup tinggi dimana rata-rata kasus aktif kembali mendekati level 60.000 kasus. Sejalan dengan hal ini, aktivitas masyarakat sampai dengan saat ini juga cenderung masih belum kembali mencapai level normal seperti sebelum pandemi Covid-19. Sepanjang 3Q20, rata-rata aktivitas masyarakat berdasarkan google mobility index, tercatat di kisaran -12,0% dibawah level normal. Memasuki 4Q20 sampai dengan di November 2020, level ini tidak berubah cukup signifikan dimana rata-rata indeks mobilitas di Indonesia tercatat di kisaran -11,7% dari level aktivitas normal. Aktivitas di tempat kerja memasuki 4Q20 ini mencatatkan penurunan aktivitas dibanding 3Q20 (-22,5% vs -19,6%), selain itu stasiun transit mencatatkan sedikit peningkatan aktivitas (-31,3% vs -34,4%) dibanding 3Q20, meskipun dibandingkan dengan kategori lainnya, stasiun masih menjadi tempat dengan penurunan aktivitas terburuk dibanding dengan kategori lainnya. Penurunan aktivitas yang cukup signifikan di tempat kerja dan stasiun transit turut berdampak terhadap traffic pengunjung di gerai-gerai ritel modern trade dimana pada gerai-gerai ini umumnya produk-produk consumer seperti ready-to-drink (RTD) tea dan RTD coffee, serta produk-produk minuman ringan banyak dibeli oleh konsumen. 2

PT. PANIN SEKURITAS Tbk. | Bursa Efek Indonesia Tower 2 Lt. 17 | Jl. Jend. SudirmanKav. 52 - 53 | Jakarta Selatan 12190 Tel : (021) 515 3055 | Fax : (021) 515 3061 | E-mail : [email protected] | Online Trading : www.post.co.id

Media: Ready to take-off

Grafik 5. Pendapatan ICBP dari segmen beverages, 1Q15- Grafik 6. Pendapatan MYOR dari segmen packaged 2Q20 beverages, 1Q16-3Q20

Sumber: ICBP Sumber: MYOR

Grafik 7. Pendapatan UNVR dari segmen food & Grafik 8. Porsi belanja iklan perusahaan consumer goods refreshment, 1Q14-3Q20 terhadap pendapatan bersih, 1Q15-3Q20

Sumber: Statista Sumber: various companies

Kinerja penjualan dari produk consumer goods terdampak dari penurunan traffic pengunjung. Meskipun secara umum dapat dikatakan bahwa produk-produk dari emiten di sektor consumer goods merupakan kebutuhan primer yang mayoritas akan dikonsumsi oleh masyarakat dalam kehidupan sehari-hari, akan tetapi beberapa segmen produk tertentu turut merasakan dampak negatif dari Covid-19 terhadap kinerja penjualan pada produk tersebut. Salah satu produk yang merasakan dampak signifikan adalah produk-produk minuman ringan seperti contohnya RTD tea yang mayoritas banyak dijual di gerai-gerai ritel modern trade yang umumnya berlokasi di gedung perkantoran, ruko, dan juga stasiun-stasiun kendaraan umum. Pada 2Q20, ICBP mencatatkan pendapatan dari segmen beverages turun signifikan, tercatat sebesar Rp249 miliar (-52,3% YoY) kemudian UNVR mencatatkan pendapatan pada segmen food & refreshment di 3Q20 sebesar Rp3,0 triliun (-11,2% YoY) dan MYOR mencatatkan pendapatan pada segmen packaged beverages di 3Q20 sebesar Rp3,2 triliun (+5,8% YoY). Diantara ketiga emiten ini, hanya MYOR yang mencatatkan kenaikan dimana hal ini didorong oleh pemulihan penjualan ekspor ke negara-negara tujuan seiring dengan aktivitas restocking dari konsumen di negara-negara tujuan ekspor. Penurunan ini mayoritas disebabkan oleh penurunan volume penjualan yang cukup signifikan seiring dengan berkurangnya aktivitas masyarakat diluar rumah selama masa pandemi Covid-19. Kami memperkirakan dengan pelonggaran PSBB saat ini, penjualan produk-produk di gerai ritel modern trade berpotensi akan mencatatkan perbaikan kedepan, meskipun pertumbuhan masih akan cenderung lemah dibandingkan dengan tahun 2019 dikarenakan traffic masih belum akan mampu untuk pulih normal seperti sebelum adanya pandemi Covid-19. Meski demikian, emiten consumer goods masih mencatatkan porsi belanja iklan terhadap pendapatan yang lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata historis.

Meningkatnya porsi belanja iklan menjadi katalis positif bagi emiten di sektor media. Sampai dengan saat ini, TV masih menjadi salah satu media yang memiliki jangkauan terhadap penonton terluas dibandingkan dengan media lainnya di Indonesia. Hal ini seiring dengan akses terhadap teknologi yang masih belum merata di Indonesia. Sejalan dengan hal ini, begitu juga dengan tren belanja iklan di Indonesia, dimana mayoritas masih dilakukan pada media TV, tidak terkecuali perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang FMCG yang masih menjadi salah satu kontributor mayoritas terhadap belanja iklan secara nasional. Sejalan dengan hal ini, kami memperkirakan meningkatnya porsi belanja iklan terhadap pendapatan dari emiten-emiten di sektor consumer goods akan berdampak positif terhadap kinerja emiten-emiten di sektor media. Sebagai informasi, porsi belanja iklan terhadap pendapatan dari emiten consumer goods secara rata-rata 5 tahun terakhir berada di level 6,1%, sedangkan untuk tahun 2019 sendiri, rata-rata porsi belanja iklan terhadap pendapatan sepanjang tahun tersebut berada di kisaran 6,8%. Memasuki tahun 2020, porsi belanja iklan terhadap total pendapatan relatif masih meningkat dimana pada 3Q20 berada di level 7,7% (2Q20: 7,3%; 3Q19: 7,5%). Level ini masih berada di atas rata-rata historis 5 tahunan (6,1%) dan juga di atas rata-rata tahun 2019 (6,8%). Hal ini mengindikasikan, meskipun pertumbuhan pendapatan di beberapa segmen produk merasakan dampak negatif dari Covid-19, perusahaan di sektor consumer goods masih terus mempertahankan aktivitas iklan dan promosi. Kami melihat hal ini menjadi sentimen positif bagi emiten-emiten di sektor media seiring dengan kontribusi belanja iklan dari FMCG yang masih cukup tinggi (sekitar 60%-70%) terhadap total pendapatan iklan emiten media.

3

PT. PANIN SEKURITAS Tbk. | Bursa Efek Indonesia Tower 2 Lt. 17 | Jl. Jend. SudirmanKav. 52 - 53 | Jakarta Selatan 12190 Tel : (021) 515 3055 | Fax : (021) 515 3061 | E-mail : [email protected] | Online Trading : www.post.co.id

Media: Ready to take-off

Grafik 9. Tren belanja iklan dari beberapa merek global, Grafik 10. Perubahan tren belanja iklan dari merek global, 2009-2020 2009-2020

Sumber: Bloomberg Sumber: Bloomberg

Grafik 11. Porsi belanja iklan internet terhadap belanja Grafik 12. Porsi belanja iklan internet terhadap belanja iklan di Indonesia, 2020 iklan di US, 2020

Sumber: Bloomberg Sumber: Bloomberg

Berkembangnya teknologi turut mengubah tren belanja iklan dari perusahaan. Dalam perkembangan teknologi, bisa dikatakan bahwa Indonesia masih cenderung tertinggal dibandingkan negara-negara maju, seperti misalnya US dan . Berkaca dari tren yang terjadi di negara-negara maju dan juga secara global, perkembangan teknologi kedepannya turut mengubah pola belanja iklan dari perusahaan-perusahaan pengiklan. Sejalan dengan perkembangan teknologi, tren belanja iklan dari berbagai perusahaan cenderung masih meningkat setiap tahunnya, akan tetapi susunan perusahaan tersebut mengalami perubahan. Pada tahun 2009, perusahaan-perusahaan yang bergerak di sektor consumer seperi McDonald’s dan juga Marlboro masih mencatatkan peringkat keempat dan keenam dari 10 besar perusahaan dengn kontribusi belanja iklan tertinggi terhadap total belanja iklan secara global, akan tetapi, memasuki tahun 2020 ini tren tersebut mengalami perubahan. Tercatat pada tahun 2020, 5 besar perusahaan dengan belanja iklan terbesar berasal dari perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang teknologi seperti Amazon, Apple, Microsoft, Google, dan juga Alibaba dari China. Sejalan dengan hal ini, kami memperkirakan tren yang sama juga akan terjadi di Indonesia kedepannya, seiring dengan teknologi yang terus berkembang dan semakin meratanya akses seluruh masyarakat terhadap teknologi internet kedepan. Meskipun belum mencatatkan perubahan yang cukup signifikan, tren ini mulai terlihat seiring dengan meningkatnya penggunaan situs-situs e-commerce oleh masyarakat Indonesia. Secara historis, pendapatan iklan dari emiten di sektor media sekitar 80%-90% dikontribusi oleh belanja iklan dari perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang FMCG, akan tetapi saat ini, kontribusi dari perusahaan FMCG cenderung lebih rendah di kisaran 70%-80%, dimana penurunan ini disebabkan meningkatnya dominasi iklan dari perusahaan-perusahaan start-up e-commerce baik perusahaan-perusahaan marketplace seperti Tokopedia, Bukalapak, Shopee, ataupun perusahaan-perusahaan start-up e-commerce yang bergerak di bidang travel seperti Traveloka, Tiket.com, dan juga Agoda. Media beriklannya pun juga mengalami perubahan seiring dengan munculnya perusahaan-perusahaan berbasis tekonologi ini.

Kontribusi dari iklan internet atau digital masih memiliki ruang pertumbuhan yang tinggi. Saat ini, seiring dengan perkembangan teknologi dan juga akses internet yang lebih merata di US, terlihat bahwa alokasi belanja iklan terhadap media yang digunakan juga cenderung bergeser. Tercatat pada tahun 2020 ini, kontribusi dari iklan internet mencapai 60% dari total belanja iklan secara nasional. Sedangkan untuk di Indonesia sendiri dimana penetrasi internet juga masih cenderung rendah, khususnya bagi wilayah timur Indonesia, kontribusi iklan internet terhadap total belanja iklan nasional juga cenderung minim hanya sebesar 31% dari total belanja iklan nasional. Sejalan dengan hal ini, kami memperkirakan ruang pertumbuhan kinerja dari iklan digital termasuk internet masih cukup tinggi. Efek pandemi Covid-19 terhadap belanja pendapatan dari iklan digital juga cenderung positif. Selama diberlakukannya PSBB ini, masyarakat cenderung lebih terbiasa untuk mengkonsumsi hiburan dan juga bekerja secara online. Selain itu, dari sisi perusahaan pengiklan, iklan di media lainnya seperti out-of-home ditengah pandemi ini juga akan kurang efektif untuk menjangkau konsumen seiring dengan terbatasnya aktivitas masyarakat diluar rumah. Hal ini menjadi salah satu alasan meningkatnya belanja iklan digital selama masa pandemi ini. Kedepannya, meskipun penyebaran virus Covid-19 akan terkontrol setelah dijalankannya vaksinasi, dan aktivitas masyarakat berangsur pulih, kami memperkirakan perilaku konsumsi untuk media online masih akan cukup baik seiring dengan masyarakat yang sudah lebih terbiasa, sehingga hal ini tidak hanya positif bagi iklan digital atau internet, tetapi juga aplikasi hiburan online seperti platform video-on-demand (VOD) baik ads based ataupun subscription based. 4

PT. PANIN SEKURITAS Tbk. | Bursa Efek Indonesia Tower 2 Lt. 17 | Jl. Jend. SudirmanKav. 52 - 53 | Jakarta Selatan 12190 Tel : (021) 515 3055 | Fax : (021) 515 3061 | E-mail : [email protected] | Online Trading : www.post.co.id

Media: Ready to take-off

Grafik 13. Total download pengguna baru dari aplikasi dan Grafik 14. Total download pengguna baru dari games games mobile, 3Q20 vs 3Q20 mobile, 3Q20 vs 3Q20

Sumber: SensorTower Sumber: SensorTower

Grafik 15. Total belanja konsumen pada aplikasi dan Grafik 16. Total belanja konsumen pada games mobile, games mobile, 3Q20 vs 3Q19 3Q20 vs 3Q19

Sumber: SensorTower Sumber: SensorTower

Grafik 17. Urutan aplikasi di masing-masing toko aplikasi Grafik 18. Urutan games di masing-masing toko aplikasi berdasarkan total pendapatan, 3Q20 berdasarkan total pendapatan, 3Q20 No. Overall App Store Google Play No. Overall App Store Google Play 1 TikTok TikTok Google One 1 Honor of Kings Honor of Kings Coin Master 2 YouTube YouTube Piccoma 2 PUBG Mobile PUBG Mobile Pokemon GO 3 Tinder Video Disney+ 3 Pokemon GO 3 Kingdoms Strategic Lineage M 4 Tinder BIGO LIVE 4 Roblox Fate/Grand Order 5 Disney+ iQIYI Tinder 5 Coin Master Pokemon GO Monster Strike 6 iQIYI Netflix LINE 6 Fate/Grand Order Fantasy WW Journey Garena Free Fire 7 Piccoma Disney+ LINE Manga 7 Monster Strike Knives Out Gardenscapes 8 Netflix Youku Pandora 8 Gardenscapes Fate/Grand Order DBZ Dokkan Battle 9 BIGO LIVE Piccoma Twitch 9 DBZ Dokkan Battle Monster Strike Roblox 10 Google One BIGO LIVE Facebook 10 Candy Crush Saga Homescapes Candy Crush Saga

Sumber: SensorTower Sumber: SensorTower

Menikmati hiburan secara online mengalami kenaikan selama pandemi Covid-19. Seiring dengan pandemi Covid-19 yang masih terus menyebar di beberapa negara sampai dengan saat ini, aktivitas masyarakat secara global masih cenderung terbatas. Terbatasnya aktivitas yang dapat dilakukan oleh masyarakat ini juga turut berdampak terhadap perubahan perilaku dalam menikmati hiburan. Dengan mayoritas kegiatan dilakukan di dalam rumah mulai dari bekerja hingga belajar, konsumsi hiburan pun lebih banyak dilakukan secara online seperti menonton dan juga bermain games. Hal ini terlihat dari meningkatnya download pengguna baru baik pada aplikasi mobile maupun pada games mobile. Berdasarkan data dari SensorTower, secara total download baru untuk aplikasi dan games mobile tercatat meningkat +23,3% YoY dimana pada platform Google Play meningkat hingga +31,0% YoY, dan pada App Store meningkat sebesar +2,5% YoY. Selain itu, untuk games mobile sendiri jumlah download meningkat sebesar +27,9% YoY dimana pada platform Google Play mencatatkan kenaikan download sebesar +36,8% YoY, sedangkan pada platform App Store tercatat turun -4,2% YoY. Hal ini mengindikasikan bahwa masyarakat sudah semakin beradaptasi terhadap gaya hidup baru dengan menikmati hiburan secara online. Hal ini juga terlihat dari urutan aplikasi mobile berdasarkan total pendapatan terbesarnya, dimana pada 10 posisi teratas ini, aplikasi-aplikasi media sosial seperti TikTok, Youtube, dan Tinder menjadi aplikasi dengan pendapatan terbesar. Selain melakukan interaksi secara online menikmati tayangan hiburan seperti film ataupun serial televisi secara online juga semakin banyak dilakukan masyarakat dimana hal ini terlihat dari aplikasi seperti Disney+, iQIYI, dan Netflix yang mampu masuk dalam 10 besar aplikasi dengan pendapatan terbesar sepanjang 3Q20. 5

PT. PANIN SEKURITAS Tbk. | Bursa Efek Indonesia Tower 2 Lt. 17 | Jl. Jend. SudirmanKav. 52 - 53 | Jakarta Selatan 12190 Tel : (021) 515 3055 | Fax : (021) 515 3061 | E-mail : [email protected] | Online Trading : www.post.co.id

Media: Ready to take-off

Konsumen tidak hanya menikmati hiburan secara gratis, namun juga yang berbayar. Secara global, tercatat bahwa belanja konsumen pada aplikasi dan games mobile di 3Q20 mencatatkan peningkatan sebesar +32,0% YoY dimana pada aplikasi Google Play tercatat mengalami peningkatan sebesar +33,8% YoY dan belanja konsumen pada aplikasi dan games mobile di App Stores meningkat +31,0% YoY. Di sisi lain, untuk games mobile sendiri belanja konsumen tercatat meningkat sebesar +26,7% YoY dimana pada platform Google Play meningkat sebesar +30,8% YOY dan pada platform App Store meningkat sebesar +24,0% YoY. Meningkatnya belanja konsumen ini menjadi indikasi positif bahwa konten hiburan berbayar juga sudah semakin banyak dikonsumsi oleh masyarakat secara global. Kami melihat hal ini akan menjadi katalis positif bagi industri media kedepan, khususnya di Indonesia dimana tingkat penetrasi internet dan juga smartphone masih cenderung lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata secara global. Selain itu, hal ini juga membuka peluang bagi berkembangnya aplikasi-aplikasi yang memiliki skema berlangganan bulanan dengan platform VOD seperti: Netflix, , dan juga Vidio Premiere yang dimiliki oleh SCMA. Seiring dengan jumlah pemain yang masih cenderung minim pada sektor VOD, serta juga penetrasi yang masih cenderung rendah di Indonesia, kami memperkirakan hal ini akan menjadi sentimen positif untuk perkembangan kinerja dari pendapatan digital dari emiten-emiten di sektor media, baik dari sisi iklan digital ataupun pendapatan berupa biaya langganan bulanan.

Grafik 19. Belanja iklan digital secara global, 2019-2024 Grafik 20. Belanja iklan digital China, 2019-2024

Sumber: eMarketer Sumber: eMarketer

Grafik 21. Belanja iklan digital format video di UK, 2019- Grafik 22. Estimasi belanja iklan digital di US, 2019-2024F 2024

Sumber: eMarketer Sumber: eMarketer

Belanja iklan digital diperkirakan masih bertumbuh, meskipun lebih lambat dibanding tahun 2019. Pandemi Covid-19 yang masih berlangsung hingga saat ini, turut memberikan dampak terhadap kinerja dari hampir seluruh sektor bisnis. Sejalan dengan hal ini, banyak perusahaan yang juga berusaha untuk melakukan penghematan biaya operasional untuk bertahan ditengah tertekannya kinerja, khususnya pada 2Q20, dimana pandemi Covid-19 ini mulai menyebar luas secara global dan banyak negara yang menerapkan kebijakan lockdown untuk mencegah penularan virus Covid-19. Efek dari kebijakan ini juga turut dirasakan oleh sektor media dimana diperkirakan sepanjang tahun 2020 ini, belanja iklan digital juga akan bertumbuh cenderung lebih lambat dibanding dengan tahun 2019 lalu. Diperkirakan secara global belanja iklan digital di 2020 akan mampu mencapai USD332,8 miliar (+2,4% YoY) bertumbuh hanya low sinigle-digit growth dibanding dengan pengeluaran tahun 2019, dan kemudian di tahun-tahun berikutnya diestimasikan pertumbuhan belanja iklan digital baru akan kembali meningkat ke leve double-digit growth. Tren yang sama ini juga diperkirakan akan terjadi di China dimana diestimasi belanja iklan digital di tahun 2020 akan berada di level USD75,33 miliar (+5,0% YoY) bertumbuh lebih lambat dibandingkan dengan tahun 2019 yang tercatat sebesar +14,5% YoY. Begitu juga di US, dimana estimasi belanja iklan digital untuk tahun 2020 diturunkan dari yang sebelumnya di level USD154,6 miliar menjadi USD134,7 miliar (-12,9%), sehingga diperkirakan belanja iklan digital hanya akan bertumbuh di low single-digit growth sebesar +1,7% YoY untuk tahun 2020 ini. Meskipun tren secara global menunjukkan pertumbuhan belanja iklan digital yang melemah, kami memperkirakan di Indonesia tren akan sedikit berbeda seiring dengan penetrasi dari smartphone dan juga internet yang masih lebih rendah dibanding negara-negara lain. Dengan aktivitas masyarakat yang masih cenderung terbatas, dan adaptasi masyarakat untuk mengkonsumsi hiburan, bekerja, dan juga belajar secara online, kami memperkirakan pertumbuhan belanja iklan digital masih akan bertumbu cukup tinggi seiring dengan adanya perpindahan alokasi belanja iklan dari media lain ke iklan digital.

6

PT. PANIN SEKURITAS Tbk. | Bursa Efek Indonesia Tower 2 Lt. 17 | Jl. Jend. SudirmanKav. 52 - 53 | Jakarta Selatan 12190 Tel : (021) 515 3055 | Fax : (021) 515 3061 | E-mail : [email protected] | Online Trading : www.post.co.id

Media: Ready to take-off

Tabel 1. Perbedaan antara TV analog dan digital ANALOG TV DIGITAL TV Transmisi sinyal sama seperti radio Transmisi data mirip dengan data komputer Rentan mengalami gangguan jika lokasi jauh dari pemancar Sinyal ditransmisi dalam bentuk "1" dan "0" atau "on" dan "off" Satu kanal frekuensi hanya menyalurkan satu program siaran Tidak mengalami penurunan kualitas tayangan jika jauh dari TV pemancar Kualitas tayangan yang dapat ditransmisikan cenderung Mendukung peningkatan kualitas resolusi tayangan yang terbatas ditransmisikan dari SD, HD, FHD, hingga 4K Satu kanal frekuensi dapat menyalurkan hingga 12 program Belum mendukung format widescreen dengan resolusi 16:9 siaran dengan kualitas standard definition

Sumber: various sources

Tabel 2. Saluran TV yang memiliki saluran digital DAFTAR BEBERAPA SALURAN TV DGIITAL TVRI CNN Indonesia TransTV RCTI DAAI TV tvOne MNCTV Elshinta TV Rajawali TV GTV Foodie Kompas TV iNews Gramedia TV NET SCTV Home & Living Channel Celebes TV antv MYTV MNC News Indosiar Jak TV SportOne Metro TV JTV Nusantara TV Trans7 BeritaSatu TV MAGNA TV

Sumber: various sources

Sejalan dengan disahkannya Omnibus Law, maka kebijakan ASO akan selesai di tahun 2022. Dengan disahkannya Omnibus Law yang turut membahas kebijakan terkait dengan bidang usaha penyiaran, maka salah satu poin pentingnya adalah kebijakan Analog Switch Off (ASO) yang ditargetkan akan selesai dilaksanakan pada tahun 2022 mendatang atau 2 tahun setelah peraturan ini disahkan dan diundangkan. Kebijakan ini bertujuan untuk melakukan migrasi penyiaran tayangan televisi dari yang sebelumnya menggunakan teknologi analog, atau sinyal transmisi radio, diubah menjadi digital. Terdapat beberapa keuntungan dari kebijakan ASO ini dimana salah satunya adalah penggunaan pita frekuensi yang lebih minim untuk tayangan-tayangan dalam format sinyal digital. Saat ini, dengan menggunakan teknologi analog, satu kanal frekuensi hanya dapat digunakan untuk menyalurkan satu program siaran TV, selain itu antara pita frekuensi perlu diberikan jeda atau frekuensi kosong sebagai pemisah, sehingga hal ini menyebabkan kebutuhan pita frekuensi untuk penyiaran televisi dengan teknologi analog cenderung boros menggunakan pita frekuensi. Dengan beralih ke digital, maka penyiaran tayangan ini dapat dihemat dimana berdasarkan keterangan dari Kemenkominfo, satu pita frekuensi akan mampu mentransimisikan sekitar 12 program siaran dengan kualitas standard definition. Sehingga, misalkan sebelumnya terdapat 10 program siaran TV yang menggunakan 10 kanal pita frekuensi, dengan beralih ke penyiaran digital, penayangan 10 siaran ini akan cukup menggunakan 2 atau 3 kanal dari pita frekuensi, sehingga sisa pita kanal pita frekuensi yang kosong ini juga dapat dimanfaatkan dengan disewakan kepada perusahaan penyedia konten. Dari sisi konsumen, untuk melakukan migrasi ke saluran TV digital ini tidak membutuhkan biaya yang besar dimana TV analog yang sudah ada masih tetap bisa digunakan, kemudian ditambahkan perangkan set- top box (STB) yang berfungsi sebagai konverter sinyal digital ke analog agar dapat ditayangkan di TV analog. Sebagai informasi, harga dari STB ini sendiri cukup variatif dengan kisaran Rp200.000-Rp1.500.000, biaya yang dikeluarkan konsumen terbilang cukup murah, sehingga kami memperkirakan mendorong migrasi dari sisi konsumen akan cukup mudah.

Mayoritas stasiun TV telah memiliki saluran TV digital. Dari sisi perusahaan media sendiri, terlihat bahwa sampai dengan saat ini, rata-rata perusahaan penyiaran televisi yang memiliki channel di FTA TV rata-rata telah memiliki saluran TV digital yang telah berjalan, meskipun mungkin beberapa channel untuk TV digital ini tidak terbuka untuk umum, atau masih hanya tersedia di daerah- daerah tertentu. Sejalan dengan hal ini, kami memperkirakan dari emiten pun akan sanggup memenuhi rencana pemerintah untuk menjalankan ASO pada tahun 2022 mendatang. Tidak hanya saluran TV yang telah ada di FTA TV, namun pada saluran TV digital saat ini juga telah hadir beberapa channel TV baru seperti misalnya MAGNA TV yang merupakan 1 grup dari Metro TV, kemudian ada juga MYTV yang dikelola oleh Mayapada Group. Untuk MAGNA TV sendiri merupakan channel TV digital yang baru saja resmi melakukan siaran perdana pada 16 Juli 2020 lalu dan untuk saat ini sudah tersedia di berbagai kota di wilayah Barat Indonesia. Sejalan dengan hal ini, kami memperkirakan bahwa variasi tayangan akan berpotensi meningkat kedepannya seiring dengan implementasi ASO di tahun 2022 mendatang.

7

PT. PANIN SEKURITAS Tbk. | Bursa Efek Indonesia Tower 2 Lt. 17 | Jl. Jend. SudirmanKav. 52 - 53 | Jakarta Selatan 12190 Tel : (021) 515 3055 | Fax : (021) 515 3061 | E-mail : [email protected] | Online Trading : www.post.co.id

Media: Ready to take-off

Mempertahankan rekomendasi OVERWEIGHT untuk sektor media, dengan top pick MNCN. Kami mempertahankan outlook yang positif untuk sektor media terlepas dari kinerja yang bertumbuh lebih lambat di tahun 2020, ini seiring dengan: 1) potensi meningkatnya aktivitas masyarakat kedepan seiring dengan rencana berjalannya vaksinasi di 2021, 2) belanja iklan dari perusahaan FMCG yang masih solid ditengah pandemi Covid-19, 3) potensi pertumbuhan yang signifikan dari pendapatan digital seiring dengan adaptasi masyarakat menikmati layanan secara online, termasuk juga layanan berbayar, 4) kesiapan untuk menerapkan ASO di tahun 2022 mendatang, dan 5) valuasi yang relatif murah dimana saat ini diperdagangkan di -1,0x std.dev rata-rata PE 5 tahun terakhir. Sejalan dengan hal ini, kami mempertahankan rekomendasi OVERWEIGHT untuk sektor media, dimana top-picks adalah MNCN dengan rekomendasi BUY di target harga Rp1.400 (implied PE 7,0x di 2021).

Tabel 2. Relative valuation sektor media Company Market Last PANS Target EPS Growth (%) ROE (%) PE (X) PBV (X) Ticker Cap Price Rec. Price 2020F 2021F 2020F 2021F 2021F 2021F 2020F 2021F MNCN 13.996 930 BUY 1.400 49,1 -1,7 20,8 17,5 5,5 4,6 1,0 0,8 SCMA 22.458 1.520 BUY 1.850 -26,7 0,6 22,6 21,0 18,6 18,4 3,0 2,7 Avg 11,2 -0,5 21,7 19,2 12,1 11,5 2,0 1,8

Sumber: Bloomberg, PANS

Grafik 23. PE Band 5 tahun sektor Media Grafik 24. PB Band 5 tahun sektor Media

Sumber: Bloomberg, PANS Sumber: Bloomberg, PANS

8

PT. PANIN SEKURITAS Tbk. | Bursa Efek Indonesia Tower 2 Lt. 17 | Jl. Jend. SudirmanKav. 52 - 53 | Jakarta Selatan 12190 Tel : (021) 515 3055 | Fax : (021) 515 3061 | E-mail : [email protected] | Online Trading : www.post.co.id

Media: Ready to take-off

COMPANY UPDATE

MNCN (BUY; TP: Rp1.400): Efficient and resillient

Marjin keuntungan stabil didorong efisiensi biaya. Pada 1H20, MNCN mencatatkan laba kotor di level 62,5% (1H19: 62,9%) dimana hal ini didorong oleh peningkatan marjin keuntungan sepanjang periode 2Q20 ke level 63,1% (1Q20L 61,8%; 2Q19: 62,9%). Kenaikan dari marjin keuntungan ini didorong oleh dibatalkannya sejumlah acara-acara yang memiliki biaya penyiaran yang cukup tinggi. Salah satu dari acara tersebut adalah Euro 2020 dimana penyelenggaraannya akan dilakukan pada tahun 2021 mendatang. Meskipun beban biaya penyiaran berpotensi meningkat kedepan seiring dengan kembali diselenggarakannya acara-acara besar seperti Euro 2021, kami memperkirakan peningkatan volume iklan seiring dengan perbaikan ekonomi akan menjadi katalis penopang marjin keuntungan.

Fitur baru RCTI+ berpotensi meningkatkan MAU dan juga volume iklan kedepan. Sampai dengan saat ini, jumlah pengguna aktif bulanan untuk aplikasi RCTI+ milik MNCN telah melampaui 10 juta pengguna unik setiap bulannya. Selain itu, terdapat 2 tambahan fitur yang dijalankan pada aplikasi RCTI+ di 3Q20 ini yaitu kompetisi talent search yang bernama Home of Talent (HOT) dimana pengguna aplikasi RCTI+ dapat berkompetisi secara langsung dengan pengguna lainnya dan memenangkan hadiah, serta games aggregator dimana hal ini memungkinkan pengguna memainkan games langsung di aplikasi RCTI+ tanpa perlu melakukan download games ke dalam perangkat yang dimiliki. Kami memperkirakan hal ini akan berdampak

Posisi market leader yang menjadi competitive advantage MNCN ditengah pemulihan belanja iklan. Sampai dengan saat ini, porsi belanja iklan di televisi masih didominasi oleh perusahaan-perusahaan FMCG dengan kisaran kontribusi 60%-70% terhadap pendapatan iklan dari TV. Selain itu, ditengah pandemi ini perusahaan cenderung lebih selektif dalam melakukan belanja iklan, sehingga hal ini menguntungkan market leader dengan audience share yang tinggi. Sepanjang 9M20, MNCN mencatatkan rata-rata prime-time audience share (exclude iNews) sebesar 34,2% (9M19: 36,1%). Sampai dengan saat ini, prime-time audience share dari FTA TV MNCN juga masih tinggi dimana pada 14 November 2020 tercatat mencapai 45,7% (include iNews), kemudian pada 17 November 2020 tercatat sebesar 44,3% (include iNews). Sejalan dengan hal ini, MNCN akan mendapatkan dampak positif dari meningkatnya belanja iklan di 2H20.

Mempertahankan rekomendasi BUY dengan target harga ke Rp1.400. Kami mempertahankan outlook positif untuk MNCN didorong oleh: 1) peningkatan belanja iklan di 2H20 seiring dengan aktivitas ekonomi yang meningkat, 2) inisiatif baru pada platform digital yang berpotensi mendorong pertumbuhan kinerja, 3) nilai tukar Rupiah yang cenderung stabil meminimalisir efek forex loss, dan 4) valuasi yang relatif lebih murah dibanding peers. Kami mempertahankan rekomendasi BUY dengan target harga Rp1.400 (implied PE 7,0x di 2021) setara dengan -1,0x std.dev rata-rata PE 5 tahun terakhir.

SCMA (BUY; TP: Rp1.850): Minimal Pressure

Kinerja kembali meningkat di 3Q20. SCMA mencatatkan pendapatan di 3Q20 sebesar Rp1,2 triliun (+15,8% QoQ; -11,3% YoY) membawa pendapatan di 9M20 ke Rp3,6 triliun (-13,5% YoY) inline dengan estimasi (PANS: 73,3%; Cons: 71,5%; rata-rata historis: 75,0%). Pendapatan meningkat di 3Q20 dicatatkan di hampir seluruh segmen, dimana pendapatan segmen televisi mencatatkan kenaikan pendapatan sebesar +21,3% QoQ serta segmen digital dan OOH mencatatkan kenaikan pendapatan sebesar 28,0% QoQ di 3Q20. Kenaikan ini didorong oleh kembali tayangnya program talent show (Pop Academy) dan juga Champions League di 3Q20 yang diiringi kembali meningkatnya belanja iklan dari perusahaan-perusahaan FMCG.

Marjin keuntungan menurun di 3Q20 seiring kembalinya aktivitas produksi. Meskipun pendapatan mencatatkan peningkatan, marjin laba kotor di 3Q20 tercatat turun ke level 53,2% (2Q20: 61,5%; 3Q19: 46,0%) membawa marjin laba kotor di 9M20 ke level 56,5% (9M19: 51,5%). Penurunan marjin laba kotor ini didorong oleh meningkatnya beban program material, seiring dengan kembali meningkatnya aktivitas produksi konten baru. Sebagai informasi, sejak Juli 2020 SCMA kembali menjalankan produksi konten baru, yang mencapai 4 jam per hari, dan per November 2020 aktivias produksi kembali meningkat mencapai 5 jam produksi konten per hari. Sejalan dengan hal ini, kami memperkirakan marjin keuntungan di akhir 2020 akan relatif stabil dari posisi 9M20.

Mempertahankan posisi market leader dengan tetap mengandalkan re-run. Sampai di 9M20 SCTV dan IVM berhasil mempertahankan posisi market leader dengan all-time audience share secara berturut-turut berada di 16,0% (9M19: 16,7%) dan 16,3% (9M19: 14,4%). Posisi ini dipertahankan dengan tetap mengandalkan program re-run. Namun patut diketahui, porsi program re-run tercatat turun di 3Q20 ke level 51,3% (2Q20: 67,0%) dari total seluruh program yang disiarkan pada kedua channel TV. Hal ini juga menyebabkan penurunan marjin di 3Q20, sehingga di 3Q20 SCMA mencatatkan laba bersih di 3Q20 sebesar Rp313 miliar (+8,0% QoQ; +39,0% YoY) membawa laba bersih di 9M20 tercatat sebesar Rp914 miliar (-9,3% YoY) inline dengan estimasi PANS, namun diatas estimasi konsensus (PANS: 80,4%; Cons: 89,9%; rata-rata historis: 79,3%).

Vidio.com mencatatkan peningkatan pencapaian. Pandemi Covid-19 berdampak positif terhadap peningkatan jumlah pengguna dan pelanggan dari Vidio.com. Tercatat pengguna aktif bulanan dari Februari-Oktober 2020 meningkat lebih dari +50%, kemudian sampai di Oktober 2020, jumlah pelanggan berbayar telah mencapai lebih dari 800.000 pelanggan atau meningkat sekitar +266% YTD. Sejalan dengan hal ini, kedepannya SCMA akan fokus untuk menambah produksi konten untuk Vidio.com dimana saat ini sendiri SCMA telah menargetkan penambahan sekitar 400 jam tayang konten lokal untuk Vidio.com kedepan. Sejalan dengan hal ini, kami memperkirakan di tahun 2021 mendatang, beban produksi konten berpotensi meningkat dan kembali menekan marjin keuntungan.

Mempertahankan rekomendasi BUY dengan target harga ke Rp1.850. Kami memperkirakan kinerja masih akan bertumbuh positif kedepan didorong oleh: 1) recovery belanja iklan di 2H20, 2) posisi market leader akan menjadi competitive advantage dibanding peers, 3) perkembangan positif dari Vidio.com, dan 4) posisi neraca yang solid. Sejalan dengan hal ini, kami mempertahankan rekomendasi BUY untuk SCMA dengan target harga ke level Rp1.850 (implied PE 22,4x di 2021) setara dengan rata-rata PE 5 tahun terakhir. 9

PT. PANIN SEKURITAS Tbk. | Bursa Efek Indonesia Tower 2 Lt. 17 | Jl. Jend. SudirmanKav. 52 - 53 | Jakarta Selatan 12190 Tel : (021) 515 3055 | Fax : (021) 515 3061 | E-mail : [email protected] | Online Trading : www.post.co.id

Media: Ready to take-off

DISCLAIMER

The information contained in this report has been taken from sources which we deem reliable. However, none of PT Panin Sekuritas Tbk and/or its affiliated companies and/or their respective employees and/or agents makes any representation or warranty (express or implied) or accepts any responsibility or liability as to. or in relation to. The accuracy or completeness of the information and opinions contained in this report or as to any information contained in this report or any other such information or opinions remaining unchanged after the issue thereof. We expressly disclaim any responsibility or liability (express or implied) of PT Panin Sekuritas Tbk, its affiliated companies and their respective employees and agents whatsoever and howsoever arising (including without limitation for any claims, proceedings, action, suits, losses, expenses, damages or costs) which may be brought against or suffered by any person as a results of acting in reliance upon the whole or any part of the contents of this report and neither PT Panin Sekuritas Tbk. its affiliated companies or their respective employees or agents accepts liability for any errors, omissions or mis-statements, negligent or otherwise in the report and any liability in respect of the report or any inaccuracy therein or omission there from which might otherwise arise is hereby expresses disclaimed. The information contained in this report is not be taken as any recommendation made by PT Panin Sekuritas Tbk or any other person to enter into any agreement with regard to any investment mentioned in this document. This report is prepared for general circulation. It does not have regards to the specific person who may receive this report. In considering any investments you should make your own independent assessment and seek your own professional financial and legal advice

10

PT. PANIN SEKURITAS Tbk. | Bursa Efek Indonesia Tower 2 Lt. 17 | Jl. Jend. SudirmanKav. 52 - 53 | Jakarta Selatan 12190 Tel : (021) 515 3055 | Fax : (021) 515 3061 | E-mail : [email protected] | Online Trading : www.post.co.id

Media: Ready to take-off

KANTOR PUSAT Indonesia Stock Exchange Tower II, Suite 1705 • Jl. Jendral Sudirman Kav. 52-53, Jakarta Selatan 12190 Tel: +62 21 515 3055 Website: www.pans.co.id E-mail: [email protected] Fax: +62 21 515 3061 Online Trading: www.post.co.id KANTOR CABANG Kelapa Gading, Jakarta Utara Pluit Village, Jakarta Utara PIK, Jakarta Utara Puri Niaga, Jakarta Barat Menara Satu Sentra Kelapa Gading Pluit Village Ruko No. 66 Panin Bank Lantai 2 Puri Kencana Blok K6 No. 2I, 5H Lt.5 Unit 0505, Jl. Boulevard Kelapa Jl. Pluit Permai Raya Ruko Cordoba Blok B 1-3 dan 5I, Kembangan Gading LA3 No.1 Jakarta Utara 14240 Jakarta Utara 14450 - Indonesia Bukit Golf Mediterania, PIK Jakarta Barat 11610 - Indonesia - Indonesia Tel.: (62-21) 6667 0268 Jakarta Utara 14470 Tel.: (62-21) 5835 1705 Tel.: (62-21) 293 85767 Fax: (62-21) 668 3585 Tel.: (62-21) 2951 9658 Fax: (62-21) 5835 1706 Fax: (62-21) 293 85768 E: [email protected] Fax.: (62-21) 2951 9658 E: [email protected] E: [email protected] E: [email protected] Pondok Indah, Jakarta Selatan Tanah Abang, Jakarta Pusat Alam Sutera, Tangerang Solo Rukan Pondok Indah Plaza 5, B-09 Jl. Pusat Grosir Tanah Abang Ruko Alam Sutera Town Centre Gedung Graha Prioritas Lantai 5 Margaguna Raya, Gandaria Blok A Lt. 3 Los. A No. 1 (ASTC) Blok 10.B No. 30 Jl.Sutera Jl. Slamet Riyadi No.302 Kel. UtaraJakarta Selatan 12140 - Jakarta Pusat 10210 - Indonesia Utama Tangerang Tangerang Sriwedari, Kec. Laweyan Indonesia Tel.: (62-21) 2357 1177 Selatan 15325 - Indonesia Surakarta 57141 - Indonesia Tel.: (62-21) 722 4420 Fax: (62-21) 2357 0404 Tel.: (62-21) 292 11518 Tel.: (62-271) 734682 Fax: (62-21) 722 4421 E: [email protected] Fax.: (62-21) 292 11519 Fax: (62-271) 734684 E: [email protected] E: [email protected] E: [email protected]

Bandung - Tamblong Bandung - Dago Batam Denpasar Jl. Tamblong No. 58 Gedung Dukomsel Lantai 5 Jl. Komplek Lumbung Rezeki Blok H Gedung Panin Bank , Lantai 3 Bandung 40112 - Indonesia Diponegoro No. 6 Bandung 40115 - No. 13Nagoya, Batam - Indonesia Jl.Patih Jelantik , komplek Tel.: (62-22) 205 26726 Indonesia Tel.: (62-778) 459 222 pertokoan Kuta Galeria Blok 1 Fax: (62-22) 205 28244 Tel.: (62-22) 4268127 / 4268129 Fax: (62-778) 459 220 valet 7Denpasar Bali-Indonesia E: [email protected] Fax: (62-22) 4268128 E: [email protected] Tel.: (62-361) 769 090 E: [email protected] E: [email protected] Makassar Medan - Timor Medan - Pemuda Medan - Iskandar Muda Gedung Panin Bank Lt. 3 Jl. Timor No. 203 Kel. Gg Buntu Kec. Gedung Panin Bank Lt. 5 Jl. Iskandar Muda No. 99 Jl. Sam Ratulangi No. 20 Medan Timor Jl. Pemuda No. 16-22 Medan 20154 - Indonesia Makassar 90125, Sulawesi Selatan Medan 20231 - Indonesia Medan 20151 - Indonesia Tel.: (62-61) 453 0123 Tel. : (62-411) 6000 409 Tel.: (62-61) 457 6577 / 453 2912 Tel.: (62-61) 457 6996 Fax: (62-61) 452 3934 Fax : (62-411) 6000 410 Fax: (62-61) 453 2875 Fax: (62-61) 453 1097 E: [email protected] E: [email protected] E: [email protected] E: [email protected] Padang Palembang Pontianak Semarang Jl. Veteran No. 15Padang 25116 - Gedung Panin Bank Lt. 3 Gedung Bank Panin - Sidas Jl. S. Parman No. 41 Indonesia Jl. Rajawali Blok B 11-12 Jl Sidas No 3, Lantai 3 Semarang 50231 - Indonesia Tel.: (62-751) 893 970 / 893 971 Palembang 30113 - Indonesia Pontianak 78121 - Indonesia Tel.: (62-24) 850 2300 Fax: (62-751) 893 969 Tel.: (62-711) 555 6014 Tel.: (62-561) 748 888 Fax: (62-24) 850 4971 E: [email protected] Fax: (62-711) 555 6856 Fax: (62-561) 767 300 E: [email protected] E: [email protected] E: [email protected] Surabaya Pekanbaru Cilacap Yogyakarta Gedung Panin Bank Lt. 5 Gedung Panin Bank Lt. Dasar Panin Bank lantai 2 KCU Panin Bank Yogyakarta Jl. Mayjend Sungkono No. 100 Jl. Jendral Sudirman 145 Sumahilang Jalan Ahmad Yani No. 38 Jl. Affandi (dh. Jl. Gejayan ) CT X Surabaya 60256 - Indonesia Pekanbaru, Riau 28112 Cilacap No.10 Catur Tunggal Depok, Tel.: (62-31) 561 3388 Tel. : (62-61) 865 2022 Tel. (0282) 538 344 Yogyakarta 55281, Indonesia Fax: (62-31) 561 3585 Fax. : (62-61) 865 2022 Tel. : +62 274 541 777 ext 133 E: [email protected] E: [email protected] E: [email protected] E: [email protected]

Timika Kediri Jl. Kartini No. 8 Gedung Panin Bank KCU Kediri Lt.3 Kel. Otomona, Kec. Mimika Baru, Kab. Jl. Brawijaya No.50,Kediri 64129 Mimika, Papua Tel.: (62-354) 289 6488 Tel.: (0901) 326 8793 E: [email protected] Fax.: (0901) 326 8793 E: [email protected] 11

PT. PANIN SEKURITAS Tbk. | Bursa Efek Indonesia Tower 2 Lt. 17 | Jl. Jend. SudirmanKav. 52 - 53 | Jakarta Selatan 12190 Tel : (021) 515 3055 | Fax : (021) 515 3061 | E-mail : [email protected] | Online Trading : www.post.co.id