1

KAJIAN PROTOZOA PADA TAMBAK AIR PAYAU DI KECAMATAN SEGERI KABUPATEN PANGKAJENE DAN KEPULAUAN SEBAGAI DASAR PEMBUATAN HANDOUT BIOLOGI KELAS X SMA/MA

Nursan Kamaruddin1), Muhammad Junda2), Hamka L3) 1Fakultas MIPA, Universitas Negeri Makassar Email : [email protected] 2Fakultas MIPA, Universitas Negeri Makassar E-mail: [email protected] 3Fakultas MIPA, Universitas Negeri Makassar E-mail: [email protected]

Abstract This study aims to find out what genus of protozoa is found in brackish water ponds in Segeri District Pangkajene Islands, knowing the position of protozoan found in brackish water ponds in Segeri District Pangkajene Islands, as well as teaching materials made based on the study. The teaching materials created are expected to add insight to students about the type, classification and description of the genus found. The sampling method is two stages, namely identification and creation of biological handouts. There are 24 protozoan genera, namely two kingdoms, five Phylum, 10 classes, 19 order, 24 familia, and 24 genera. Genus found include Thecamoeba, , , , , Saccamoeba, , Argynnia, Acineta, Balantidium, Halteria, Paraurostyla, Phacodinium, Holophrya, Prorodon, Urotricha, Paramecium, Pleuronema, Vorticella, Zoothamnium, Astasia, Peranema, Biomyxa and Actinophrys. Handouts are created based on the results of that identification. A handout consists of two components: the title component and the supporting information component that contains three chapters.

Keywords: Protozoa, teaching materials, handouts.

1. PENDAHULUAN nya Protozoa, yang dapat dijadikan sebagai Biologi merupakan ilmu yang relevan bahan ajar biologi pada kelas X SMA/MA. dengan kehidupan atau keadaan di sekitar Tambak air payau merupakan lingkungan peserta didik, sehingga materi biologi yang umum ditemukan di beberapa daerah. diharapkan dapat diambil dari dari kehidupan Kabupaten Pangkajene Kepulauan terletak di nyata. Lingkungan merupakan sumber belajar pantai Barat Sulawesi Selatan. lahan budidaya yang sangat kaya untuk bahan ajar peserta tambak di tujuh kecamatan wilayah pesisir didik. Lingkungan dapat berperan sebagai Kabupaten Pangkajene Kepulauan di antaranya Kecamatan Mandalle, Marang, Segeri, Bungoro, media belajar dan sebagai objek kajian dalam Labakkang, Pangkajene, dan Minasatene dengan pembelajaran. Penggunaan lingkungan sebagai luas tambak yang ada 10.201 ha (Utojo dan sumber belajar akan membuat peserta didik Ratnawati, 2013). Tambak air payau digunakan merasa senang dalam belajar. masyarakat sekitar untuk melakukan kegiatan Belajar dengan menggunakan budidaya. Ada banyak hal yang dapat dikaji dari lingkungan tidak selalu harus di luar kelas. lingkungan tersebut baik abiotik maupun biotik Bahan dari lingkungan dapat dibawa ke ruang serta bagaimana hubungan antara kedua penyusun kelas untuk menghemat biaya dan waktu di lingkungan tambak air payau tersebut. Dalam (Sutikno, 2014). Salah satu lingkungan yang tambak air payau masih banyak organisme yang dapat dijadikan sumber belajar biologi yaitu kita dapat kaji. Organisme yang dimaksud dapat tambak air payau. Dalam tambak air payau berupa organisme yang makro (besar) ataupun mikro (renik). terdapat bermacam-macam organisme, misal- 2

Ada berbagai penelitian yang menjelaskan mengenal contoh genus Protozoa. Pengukuran adanya golongan Protozoa yang menyebabkan faktor alam juga akan memberikan gambaran penyakit pada hewan budi daya. Penelitian yang habitat dari Protozoa sehingga pengetahuan dilakukan sebelumnya tersebut hanya merupakan mengenai habitat Protozoa juga makin bertambah penelitian sains yang mengidentifikasi Protozoa dengan menggunakan handout tersebut. yang menjadi parasit bagi organisme yang ada pada tambak. Penelitian ini dilakukan dengan proses 2. METODE PENELITIAN identifikasi Protozoa lalu hasil identifikasi tersebut A. Identifikasi Protozoa digunakan untuk pembuatan bahan ajar yang akan 1) Tahapan Observasi digunakan. Diharapkan bahan ajar yang dihasilkan Kegiatan yang dilakukan pada tahap dapat mengatasi kesulitan belajar yang dialami observasi adalah melakukan peninjauan langsung peserta didik. ke lokasi penelitian atau ke lapangan, yaitu di Zunitasari et. al. (2016) menyatakan bahwa Kecamatan Segeri Kabupaten Pangkajene dan ragam kesulitan belajar yang diperoleh dari Kepulauan. Peninjauan langsung kelapangan ber- persepsi peserta didik kelas X SMA dalam tujuan untuk menentukan titik-titik lokasi pe- memahami materi Protista yaitu, kesulitan me- ngambilan sampel dan dimaksudkan untuk ngenal nama ilmiah, memberi contoh Protista, mengetahui gambaran awal mengenai kondisi mengenal ciri umum Protista, mengelompokkan lokasi penelitian sehingga memudahkan dalam Protista berdasarkan ciri-ciri yang dapat diamati, pelaksanaan tahapan selanjutnya. Pada tahap ini, mengenal alat gerak Protista, dan mengenal objek dilakukan pengambilan sampel awal sebagai Protista. Dengan demikian penulis berharap pendahuluan untuk memberikan gambaran awal dengan pembuatan bahan ajar yang berdasar pada genus Protozoa apa saja yang terdapat di tambak hasil kajian terhadap Protozoa yang telah tersebut. diidentifikasi dapat membuat peserta didik lebih 2) Tahapan Pengambilan Sampel memahami materi dengan baik. Alat dan Bahan Penelitian yang dilakukan yaitu oleh Alat yang digunakan dalam proses Erlinda (2016), tentang pembelajaran dengan pengambilan sampel adalah, Water Sampler ukuran metode inkuiri dengan disertai handout me- 1 liter, plankton net ukuran 30 mess, botol sampel nujukkan hasil belajar lebih tinggi dibanding 100 ml, pipet tetes, sprayer, termometer, pH meter, dengan pembelajaran dengan metode inkuiri tanpa refraktometer, kamera digital dan alat tulis. Adapun handout. Penelitian Rahmayani et al. (2015) bahan yang digunakan adalah, alkohol 70% menunjukkan bahwa penggunaan handout dapat aquades, tissue, larutan iodin lugol dan label, dan meningkatkan pemahaman siswa dan lebih efektif plastik sampel. dalam materi animalia daripada membaca Metode buku teks pelajaran. Berdasarkan pengamatan di Metode pengambilan sampel yang sekolah, belum ada bahan ajar biologi khususnya digunakan dalam penelitian ini yaitu metode materi Protozoa yang dikembangkan dari hasil pengambilan sampel air secara langsung pada 5 penelitian. Dengan demikian penelitian ini di- titik pada tambak secara kualitatif. Dimana 4 titik pandang cukup penting. pada titik sudut seta 1 titik berada di tengah Penggunaan bahan ajar berupa handout tambak. Kedalam pengambilan sampel 50 cm dari bisa lebih memberdayakan peserta didik dalam dasar tambak. Pengambilan sampel dilakukan pada menerapkan pembelajaran dengan kurikulum yang siang, sore dan malam hari dan dianilisis sekaligus. ada dalam buku teks. Dalam hal ini handout bisa Jumlah tambak yang akan disampling sebanyak 8 melengkapi kelemahan buku teks dalam proses tambak dengan luas bervariasi dengan ukuran pembelajaran. Dalam penelitian ini dilakukan tambak umumnya tambak 10 x 15 meter dengan identifikasi Protozoa pada tambak air payau. kedalaman 1 meter. Pengambilan sampel Protozoa Hasilnnya dijadi-kan dasar pembuatan handout dengan menggunakan water sampler ukuran 1 liter yang memiliki keunggulan karna terdapat banyak yang ditenggelamkan pada setiap lokasi contoh Protozoa yang diambil langsung dari pengambilan sampel yang telah ditentukan, lingkungan sekitar. Deskripsi dari contoh Protozoa kemudian setelah air sampel masuk kedalam water akan lebih detail sehingga siswa akan lebih sampler maka air disaring kedalam plankton net 3 ukuran 30 mess dan ditampung dalam botol berkali-kali hingga tidak ada spesies Protozoa lain berukuran 100 ml dan ditambah-kan lugol. yang ditemukan atau pengamatan dilakukan hingga Menurut Finlay et al. (1998) dan Palumbo et al. jenuh. Kegiatan identifikasi ini dilaksanakan di (2002), iodine lugol dapat menjadi pengawet serta laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi FMIPA pewarna bagi Protozoa. Lugol ditambahkan sampai UNM. Pada kegiatan ini peneliti dibimbing air berwarna kuning. Pengukuran faktor abiotik langsung oleh dosen pembimbing untuk meng- juga dilakukan pada setiap lokasi pengambilan identifikasi genus Protozoa. sampel pada tambak yang telah ditentukan, B. Teknik Pembuatan Bahan Ajar pengukuran suhu menggunakan termometer, Data hasil penelitian kemudian disusun pengukuran pH menggunakan pH meter, menjadi sebuah bahan ajar. Sumber belajar ini sedangkan pengukuran salinitas menggunakan dibuat dalam bentuk handout sebagai bahan untuk refraktometer. memperkaya informasi bagi peserta didik 3) Tahapan Identifikasi mengenai materi Protozoa. Handout yang disusun Alat dan bahan berdasarkan isi kompetensi dasar 3.6 serta memuat Alat yang digunakan dalam proses hasil penelitian (identifikasi Protozoa) yang identifikasi sampel Protozoa adalah mikroskop diperkaya dengan sumber-sumber lain yang cahaya binokuler, kaca preparat cekung, kaca relevan. Handout ini dibuat dengan menggunakan penutup, pipet tetes, dan kamera digital. aplikasi Microsoft Word yang dikombinasikan Adapun bahan yang digunakan adalah sampel dengan aplikasi desain grafis menggunakan Canva kemudian dicetak. Bahan ajar ini di koreksi oleh Protozoa, aquades, dan tissue. pembimbing akademik, agar bahan ajar yang Metode dihasilkan memiliki isi yang sesuai dengan teori. Identifikasi sampel dilakukan melalui pengamatan mikroskopik menggunakan mikroskop 3. HASIL DAN PEMBAHASAN binokuler Leica dan objeck Glass cekung. Sampel A. Hasil Penelitian air dalam botol sampel dikocok terlebih dahulu 1) Jenis Protozoa pada Tambak Air Payau dengan tujuan agar sampel homogen, setelah itu di Kecamatan Segeri Kabupaten sampel dimasukkan secara perlahan kedalam mikrotube dan disentrifugasi selama 1 menit Pangkajene dan Kepulauan dengan kecepatan 2000 rpm agar spesimen terpisah Hasil yang diperoleh setelah melakukan dengan air sampelnya. Kemudian hasil sentrifugasi pengamatan terhadap sampel air di kedelapan diambil sebanyak satu tetes secara perlahan dan tambak di Kecamatan Segeri Kabupaten disimpan dalam objeck glass cekung sebanyak 1 ml Pangkajene dan Kepulauan terdapat yaitu 25 genus dengan menggunakan pipet tetes, usahakan tidak yang dapat dilihat pada tabel 4.1. ada gelembung pada sampel ketika dimasukkan Tabel 4.1 Genus Protozoa yang Terdapat pada kedalam objeck glass. Untuk memperlambat Tambak Air payau di Kabupaten Pangkajene pergerakan Protozoa maka air sampel ditambahkan dan Kepulauan dengan gel. Kemudian objeck glass ditutup dengan No Genus Tambak cover glass. Pengamatan dilakukan sampai tidak 1 2 3 4 5 6 7 8 ada lagi jenis Protozoa lain yang ditemukan atau 1 Actinophrys √ bisa disebut sebagai pengamatan sampai jenuh. Hasil pengamatan kemudian di- 2 Acineta √ √ √ dokumentasikan dengan menggunakan kamera 3 Amoeba √ √ √ √ digital pada perbesaran maksimum. Protozoa 4 Arcella √ diidentifikasi dengan berdasarkan ciri morfologi 5 Argynnia √ √ √ √ √ dari golongan Protozoa tersebut. Protozoa yang 6 Astasia √ ditemukan diidentifikasi menggunakan buku 7 Balantidium √ √ identifikasi yang ditulis oleh Bick (1972) yang berjudul “Ciliated Protozoa” dan Patterson dan 8 Biomyxa √ Hedley (1996) dengan judul “Freeliving 9 Chaos √ √ √ Freshwater Protozoa”. Pengamatan dilakukan 10 Halteria √ 4

11 Holophrya √ 22 Vannella √ √ 12 Mayorella √ √ 23 Vorticella √ √ 13 Paramecium √ √ √ √ √ √ √ 24 Zoothamnium √ √ 14 Paraurostyla √ Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa genus 15 Peranema √ yang paling sering ditemukan dalam tambak air 16 Phacodinium √ √ payau tersebut adalah Paramecium yang ditemukan di setiap tambak kecuali tambak ke empat. Genus 17 Pleuronema √ yang jarang ditemukan pada tambak adalah 18 Prorodon √ Arcella, Astasia, Biomyxa, Halteria, Actinophrys, 19 Saccamoeba √ √ √ Holophrya, Paraurostyla, Peranema, Pleuronema, 20 Thecamoeba √ √ Prorodon, dan Urotricha yang ditemukan pada satu 21 Urotricha √ tambak. 2) Klasifikasi Protozoa pada Tambak Air Payau di Kecamatan Segeri Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan Adapun klasifikasi lengkap dari Protozoa yang berhasil diidentifikasi berdasarkan kesamaan bentuk morfologi sel dan berbagai faktor fisik dan kimiawi air sampel pada tambak air payau di kecamatan Segeri kabupaten Pangkajene dan Kepulauan adalah sebagai berikut : Tabel 4.2 Klasifikasi Protozoa pada Tambak Air Payau Di Kecamatan Segeri Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan Kingdom Phylum Class Ordo Family Genus Thecamoebida Thecamoeba Mayorella Vannellida Vannella Amoeba Euamoebida Chaos Saccamoeba Arcellidae Arcella Nebelidae Argynnia Phyllopharyngea Endogenida Acinetidae Acineta Litostomatea Vestibuliferida Balantidiidae Balantidium Halteriida Halteriidae Halteria Protista Spirotrichea Stichotrichida Kahliellidae Paraurostyla Phacodiniida Phacodiniidae Phacodinium Holophryidae Holophrya Ciliophora Prostomatea Prorodontida Prorodontidae Prorodon Urotrichidae Urotricha Peniculida Parameciidae Paramecium Pleuronematida Pleuronematidae Pleuronema Oligohymenophorea Vorticellidae Vorticella Sessilida Zoothamniidae Zoothamnium Rhabdomonadida Astasiidae Astasia Euglenozoa Euglenoidea Peranemida Peranemidae Peranema Cercozoa Vampyrellidea Athalamida Biomyxidae Biomyxa Chromista Bigyra Nucleohelea Actinophryales Actinophryaceae Actinophrys 5

Berdasarkan klasifikasi protozoa yang ditemukan di Kecamatan Segeri Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan, terdapat dua kingdom, lima Phylum, 10 kelas, 19 ordo, 24 familia, dan 24 genus yang berhasil ditemukan dan diidentifikasi pada delapan tambak yang menjadi tempat lokasi sampling. Phylum yang memiliki jumlah genus dari banyak hingga sedikit ditemukan adalah genus dalam phylum Ciliophora, Amoebozoa, Euglenozoa, Cercozoa dan Phylum Bigrya. Kelas yang memiliki genus paling banyak adalah kelas Tubulinea dengan lima genus yakni Amoeba, Chaos, Saccamoeba, Arcella, dan Argynnia.

3) Gambar Protozoa pada Tambak Air Payau di Kecamatan Segeri Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan Adapun gambar dan klasifikasi dari 25 Protozoa yang ditemukan dan telah di identifikasi pada tambak air payau di Kecamatan Segeri Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan dapat dilihat pada tabel 4.3. Tabel 4.3 Gambar dan Klasifikasi Protozoa tambak air payau Kecamatan Segeri Kabupeten Pangkajene dan Kepulauan No Genus Gambar Pengamatan Gembar Pembanding 1. Acineta

Perbesaran 10x40 www.nies.go.jp 2. Amoeba

Perbesaran 10x40 http://protist.i.hosei.ac.jp 3. Arcella

Perbesaran 10x40 Esteban, 2015 4. Argynnia

Perbesaran 10x40 http://protist.i.hosei.ac.jp 6

5. Astasia

Perbesaran 10x40 http://protist.i.hosei.ac.jp 6. Balantidium

Perbesaran 10x40 Garcia,2017 7. Biomyxa

Perbesaran 10x40 http//protist.i.hosei.ac.jp 8. Chaos

http://protist.i.hosei.ac.jp Perbesaran 10x40 9. Halteria

Perbesaran 10x40 http://protist.i.hosei.ac.jp 7

10. Actinophrys

Perbesaran 10x40 http://protist.i.hosei.ac.jp 11. Holophrya

Perbesaran 10x40 http://protist.i.hosei.ac.jp 12. Mayorella

Perbesaran 10x40 http://protist.i.hosei.ac.jp 13. Paramecium

Perbesaran 10x40 http://protist.i.hosei.ac.jp 14. Paraurostyla

Perbesaran 10x40 http://protist.i.hosei.ac.jp 8

15. Peranema

http Perbesaran 10x40 ://protist.i.hosei.ac.jp 16. Phacodinium

Sumber: http://protist.i.hosei.ac.jp Perbesaran 10x40 17. Pleuronema

Perbesaran 10x40 http://protist.i.hosei.ac.jp 18. Prorodon

Perbesaran 10x40 http://protist.i.hosei.ac.jp 19. Saccamoeba

Perbesaran 10x40 http://protist.i.hosei.ac.jp 9

20. Thecamoeba

Perbesaran 10x40 http://protist.i.hosei.ac.jp 21. Urotricha

http://protist.i.hosei.ac.jp Perbesaran 10x40 22. Vannella

Perbesaran 10x40 http://protist.i.hosei.ac.jp 23. Vorticella

Perbesaran 10x40 http://protist.i.hosei.ac.jp 24. Zoothamnium

Perbesaran 10x40 eol.org 10

Genus yang terdapat pada delapan tambak terdiri dari 24 genus. Dengan memiliki beberapa ciri yaitu dapat memiliki . Protozoa yang memiliki pseudopodia ini memiliki ciri telanjang serta terdapat yang memiliki testat yang tersusun oleh pelat silika. Beberapa ada yang memiliki alat gerak berupa cilia baik yang memiliki tangkai ataupun tidak memiliki tangkai. Serta ada yang memiliki alat gerak berupa flagel. Serta terdapat genus yang memiliki axopoda. Terdapat yang memiliki pseudopodia yang bercabang banyak. 4) Parameter Fisik dan Kimia Air Faktor abiotik perairan merupakan faktor pendukung yang memegang peranan penting dalam kehidupan organisme di perairan, baik itu hewan tambak maupun makhluk renik seperti Protozoa yang hidup di air tambak tersebut. Faktor abiotik tambak air payau di Kecamatan Segeri Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan yang diamati yaitu faktor fisik dan faktor kimia perairan, meliputi suhu, pH, dan salinitas air. Hasil pengukuran faktor abiotik pada tambak tersaji dalam tabel 4.4 sebagai berikut. Tabel 4.4 Parameter Fisik dan Kimia air Tambak I II III IV V VI VII VIII Suhu (OC) 29 30,8 32,6 32 26,4 26 26,4 26 pH 9,5 9,56 8,74 9,4 8,74 8,8 8,9 9,2 Salinitas (ppt) 3 5 3 3 25 30 25 30 Dari hasil pengukuran faktor abiotik pada setiap lokasi tambak yang disampling, suhu air keseluruhan tambak berkisar 26 sampai 33 derajat celcius, sedangkan pH pada air tambak berada diatas 7 dalam arti kategori basa, sedangkan salinitas dari air tambak berkisar antara 3 sampai 30 ppt. 5) Rancangan Handout Protozoa SMA Kelas X Adapun rancangan handout yang dibuat berdasarkan dari hasil identifikasi dan kajian Protozoa di Kecamatan Segeri Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan sebagai berikut :

Gambar 4.1 Sampul, Daftar Isi dan Sampul Bab Handout 11

Gambar 4.2 Bagian QR Code Handout, Isi Handout dan Kunci Dikotomi Protozoa yang Ditemukan Bahan ajar yang dibuat merupakan bahan ajar handout, di mana handout dibuat dikarenakan memiliki keunggulan yang mudah dibawa dan dapat memuat isi dari kajian Protozoa yang dapat mendukung buku pegangan disekolah. Serta memuat video pengamtan serta kunci dikotomi yang menjadi keunggulan dari handout yang dibuat.

B. Pembahasan 1. Protozoa pada kolam tambak air payau di Pada penelitian kali ini pada Phylum Kecamatan Segeri Kabupaten Pangkajene Amoebozoa terdapat dua kelas yaitu kelas dan Kepulauan Discosea dengan kelas Tubulinea. Kelas Discosea Hasil identifikasi Protozoa pada tambak merupakan kelas amoeba tidak bersilia, yang ada di Kecamatan Segeri Kabupaten Pseudopodia atau kaki semu yang tidak runcing, Pangkajene dan Kepulauan menunjukkan terdapat kadang memiliki subpseudopodia, yang bentuknya dua kingdom yang berhasil ditemukan, yaitu pendek, tidak runcing dan bercabang (Rogers, et Protista dan Chromista. Serta terdapat lima al., 2019). Kelas amoeba ini memiliki tiga genus phylum yang ditemukan, yaitu pada kingdom yang berasal dari tiga ordo dan tiga family yang Protista terdapat empat phylum yaitu Amoebozoa, berbeda yaitu yang pertama yaitu dari ordo Ciliophora, Euglenozoa, Cercozoa serta Thecamoebida, family Thecamoebidae, kami Chromista terdapat phylum Bigyra. menemukan genus Thecamoeba pada sampel Phylum yang paling banyak ditemukan tambak ke dua dan tambak ke delapan. Ordo yang dalam penelitian ini adalah filum Ciliphora yang ke dua yaitu Dactylopodida family Paramoebidae, ditemukan sebanyak enam kelas yaitu genus yang ditemukan yaitu genus Mayorella pada Phyllopharyngea, Litostomatea, Spirotrichea, sampel tambak satu dan delapan. Genus Prostomatea, dan Oligohymenophorea. Sedangkan selanjutnya dari ordo Vannellida family sedangkan phylum Cercozoa dan Bigyra menjadi Vannellidae dengan nama genus Vannella yang phylum yang paling sedikit ditemukan jenisnya juga di temukan di tambak satu dan delapan. yang masing-masing memiliki satu kelas yaitu Kelas Tubulinea memiliki dua ordo yaitu pada phylum Cercozoa terdapat kelas ordo Euamoebida dan Arcellinida. Ordo Vampyrellidea serta phylum Bigyra terdapat kelas Euamoebida memiliki ciri pseudopodia Nucleohelea. subcylindrical, berbentuk pipih yang melebar dan 12 bercabang (Rogers et al., 2019). Terdapat tiga segitiga. Genus anggota ini adalah Acineta yang genus pada ordo ini yaitu pada family Amoebidae ditemukan pada sampel tambak tiga, enam dan terdapat genus Amoeba yang ditemukan pada delapan. sampel tambak ke dua, empat, lima dan tujuh. Kelas selanjutnya adalah kelas Serta Chaos yang ditemukan di tambak ke tiga, Litostomatea yang memiliki satu genus yang enam dan tujuh. Serta family Hartmannellidae ditemukan yaitu pada Genus yaitu pada ordo terdapat dua genus yang ditemukan yaitu pada Vestibuliferida family Balantidiidae ditemukan family Arcellidae yaitu terdapat genus Arcella genus Balantidium, genus ini ditemukan pada yang di temukan pada tambak tujuh dan family tambak empat dan tujuh. Kelas selanjutnya adalah Nebelidae terdapat genus Argynnia yang Spirotrichea, pada kelas ini ditemukan tiga genus ditemukan di tambak tiga, lima, enam, tujuh dan yang berasal dari tiga ordo yang berbeda. Genus delapan. yang pertama adalah genus Halteria yang berasal Dari data abiotik yang berupa pH dan dari ordo Halteriida family Halteriidae yang salinitas dilapangan, kondisi di lingkungan tambak ditemukan pada tambak ke empat. Selanjutnya dari cukup mendukung hidup dari Amoebozoa. ordo Stichotrichida family Kahliellidae pada Dikarenakan amoebozoa merupakan organisme tambak tujuh ditemukan genus Paraurostyla. Ordo yang hidup di tempat lembab yang umumnya yang terakhir adalah Phacodiniida family dapat hidup terrestrial maupun di perairan. Di Phacodiniidae ditemukan genus Phacodinium perairan sendiri umunya Protozoa masih dapat pada sampel tambak empat dan enam. ditemukan di perairan tawar maupun asin, Kelas selanjutnya yaitu kelas beberapa genus Protozoa yang memiliki sifat Prostomatea, Ordo yang ditemukan pada kelas ini euryhaline yang toleransi salinitas 0-12 ppt berjumlah satu ordo yaitu ordo Prorodontida (Archibald, 2017), dengan rentang pH 3,9 – 9,75 Ditemukan tiga family dan tiga genus pada kelas (Singh, 1975). Salinitas pada beberapa tambak air ini yaitu family Holophryidae genus Holophrya payau cukup tinggi terutama pada tambak lima pada sampel tambak lima, family Prorodontidae sampai delapan yang berada diatas 20 ppt, genus Prorodon pada sampel tambak empat, dan sehingga menyebabkan kurangnya persebaran dari family Urotrichidae genus Urotricha pada tambak Protozoa. tiga. Suhu optimum Protozoa memiliki rentang Kelas selanjutnya yang ditemukan adalah yang berbeda untuk setiap jenisnya yang umumnya Oligohymenophorea, terdapat tiga ordo yaitu dapat optimum pada 25 – 28oC. Genus Amoeba Peniculida, Pleuronematida dan Sessilida. Ordo dapat hidup hingga suhu 37 oC (Jeon, 2012) Peniculida ditemukan satu genus yaitu sedangkan menurut Archibald (2017) rata - suhu Paramecium yang berasal dari family optimal Protozoa adalah 25 oC. Suhu pada tambak Parameciidae, genus ini termasuk genus yang memiliki suhu yang cukup tinggi dibandingkan paling sering ditemukan yaitu pada setiap tambak suu optimal sehingga persebarannya kurang. kecuali tambak empat. Ordo Pleuronematida pada Phylum Ciliophora yang memiliki lima penelitian ini ditemukan satu genus yaitu kelas, pertama yaitu kelas Phyllopharyngea Pleuronema dari family Pleuronematidae yang merupakan Protozoa bersilia dengan tubuh yang ditemukan pada tambak lima. bentuknya pipih, dengan dilengkapi fila atau pita Ordo terakhir yang ditemukan yaitu mikrotubular di bagian oral (Rogers et al., 2019). Sessilida, dari ordo ini ditemukan dua family dan Kelas ini kami menemukan satu ordo yaitu ordo dua genus yakni family Zoothamniidae genus Endogenida family Acinetidae yang memiliki ciri Zoothamnium serta family Vorticellidae ditemukan lorika triangular, tubuh seperti trapesium atau genus Vorticella yang merupakan Protozoa yang 13 berbentuk seperti lonceng terbalik. Kedua genus Vampyrellidea, ordo Athalamida, family ini bersifat parasit pada ikan seperti pada Biomyxidae yaitu genus Biomyxa. penelitian yang dilakukan oleh Sari dan Ekawaty Phylum selanjutnya adalah anggota dari (2019), menyatakan bahwa banyak Protozoa yang kingdom Chromista yaitu phylum Bigyra kelas menjadi parasit di perairan diantaranya adalah Nucleohelea ordo Actinophryales family Zoothamnium dan Vorticella. Actinophryaceae dan genus Actinophrys. Tubuh Suhu optimal untuk dapat bertahan bagi berbentuk bulat dengan sedikit diferensiasi Ciliophora adalah sekitar 16-25 oC dan beberapa menjadi ektoplasma dan endoplasma, satu nukleus, genus dapat bertahan hingga suhu diatas 30 oC. pseudopodia pada semua sisi, tipis, dan dengan rentang pH berbeda setiap anggotanya beberapa granul perifer, dikelilingi oleh lapisan jelly yang genus Ciliophora memiliki rentang pH optimal agak tebal dan bulat, yang terdapat di dalam hialin 4,7-7,1. Untuk Paramecium sendiri memiliki dan granular di bagian tepi selnya. Genus toleransi terhadap pH sebesar 4 – 11,7. Dimana Actinophrys ditandai dengan adanya lapisan Paramecium memiliki rentang toleransi salinitas mukosa dan spikula organik di amplopnya. yang cukup tinggi yang pada umumnya pada Data abiotik di lapangan menunjukkan kondisi air tawar hingga asin. Beberapa anggota bahwa untuk Euglenozoa berkisar pada ph normal Ciliophora dapat hidup pada daratan yang lembab sebagai pH optimum untuk hidup yaitu sekitar (Foissner et al., 2009). Salinitas dan pH cukup 8,7. Suhu di lapangan bukan merupakan suhu mendukung untuk pertumbuhannya, tetapi suhu optimum untuk Euglenozoa berkembang. Khanna kurang mendukung bagi pertumbuhan anggota (2004), menyatakan bahwa habitat Euglenozoa Ciliophora. sendiri dapat ditemukan di daratan yang basah atau Phylum selanjutnya adalah filum lembab, perairan, atau dapat pula menjadi parasit Euglenozoa filum ini memiliki alat gerak berupa dalam tubuh makhluk hidup. Suhu optimum untuk silia atau bulu cambuk dan ameboid, dengan bertahan hidup kelompok ini berbeda setiap sebagian besar anggota kelompok ini memiliki inti anggotanya. Secara umum suhu optimum di satu atau monomorphik. Pada penelitian kali ini lingkungan yaitu 17-25 oC, sedangkan yang kami menemukan satu kelas yaitu Euglenoidea. bersifat parasit akan menyesuaikan pH dan suhu Genus yang ditemukan dalam kelas ini ada dua tubuh. yaitu Astasia dan Peranema pada tambak tiga dan Cercozoa memiliki faktor abiotik yang lima. Bentuk tubuh anggota Euglenoida hampir sama dengan Amoebozoa karena memiliki menyerupai gelendong dan diselimuti oleh pelikel. karakteristik yang hampir sama pula, untuk kisaran Hewan ini mempunyai satu atau dua flagela yang pH yang optimal bagi pertumbuhan dari cercozoa terletak di bagian ujung anterior. Di bagian yaitu 8 - 9,5. Pada suhu lingkungan optimum 25oC anterior juga terdapat bintik mata berwarna merah serta salinitas. Bygira merupakan jenis Protozoa yang mengandung pigmen karoten yang berfungsi yang umumnya ditemukan di air tawar sehingga melindungi daerah sensitif cahaya yang terdapat di memang akan sulit di temukan di perairan payau. dasar flagela (Widodo, 2020). Pada rentang suhu optimum sekitar 25oC (Khanna, Phylum Cercozoa monofiletik terdiri dari 2004). Untuk rentang pH masih dapat di toleransi organisme Flagellata dan Amoeboid, beberapa di oleh anggota genus tersebut sedangkan untuk suhu antaranya sebelumnya diklasifikasikan sebagai tergolong masih tinggi sehingga masih blm Rhizopoda (Boenigk et al., 2015). Cercozoa yang mendukung pertumbuhan dari genus tersebut. ditemukan sebanyak satu genus pada saat 2. Bahan Ajar Handout Hasil Kajian Protozoa penelitian yaitu genus yang berasal dai kelas Pada Tambak Air Payau Di Kecamatan 14

Segeri Kabupaten Pangkajene dan pengamatan kunci dikotomi yang menjelaskan Kepulauan pengelompokan Protozoa hingga tingkat kelas. Berdasarkan hasil analisis dari kurikulum yang telah dilakukan, pada Kompetensi Dasar 4. KESIMPULAN (KD) 3.6 pada kelas X SMA kurikulum 2013 yang Genus Protozoa yang berhasil di identifikasi dari tambak air payau di Kecamatan berisi tentang “mengelompokkan Protista Segeri Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan berdasarkan ciri-ciri umum kelas dan mengaitkan berjumlah 24 genus. Genus tersebut diantaranya peranannya dalam kehidupan”. Dari bunyi Thecamoeba, Mayorella, Vannella, Amoeba, kompetensi dasar pada KD 3.6, maka dapat Chaos, Saccamoeba, Arcella, Argynnia, Acineta, disimpulkan bahwa siswa diharapkan mampu Balantidium, Halteria, Paraurostyla, untuk mengelompokkan setiap anggota Protista Phacodinium, Holophrya, Prorodon, Urotricha, dalam klasifikasinya. Paramecium, Pleuronema, Vorticella, Zoothamnium, Astasia, Peranema, Biomyxa dan Handout dirasa perlu dibuat dikarenakan Actinophrys. memiliki komponen yang cukup sederhana untuk Protozoa yang telah teridentifikasi dijadikan pelengkap dari bahan ajar dan mudah terdapat dua kingdom di mana terdapat kingdom dibawah oleh peserta didik. Berdasarkan seluruh Protista serta kingdom chromista. Pada kingdom uraian diatas, maka hasil kajian Protozoa yang Protista terdapat empat phylum yakni phylum dilakukan di Kecamatan Segeri Kabupaten Amoebozoa , Ciliophora, Euglenozoa dan Pangkajene dan Kepulauan dapat disusun sebagai Cercozoa. Phylum Amoebozoa terdapat dua kelas, lima ordo, tujuh family, dan delapan genus. Genus bahan ajar yang dapat digunakan oleh siswa. tersebut yaitu Thecamoeba, Mayorella, Vannella, Handout yang disusun berdasarkan hasil penelitian Amoeba, Chaos, Saccamoeba, Arcella, Argynnia. dan diperkaya dengan sumber-sumber lain yang Phylum Ciliophora terdapat lima kelas, sembilan relevan merujuk kepada kurikulum yang ordo, 12 family, da 12 genus. Genus tersebut yaitu digunakan saat ini yaitu kurikulum 2013. Acineta, Balantidium, Halteria, Paraurostyla, Rancangan handout yang dibuat berisi materi, Phacodinium, Holophrya, Prorodon, Urotricha, Paramecium, Pleuronema, Vorticella, klasifikasi dan gambar dari setiap Protozoa yang Zoothamnium. Phylum Euglenozoa yang terdiri telah ditemukan dari tambak air payau di dari satu kelas, dua ordo, dua family, dan Kecamatan Segeri Kabupaten Pangkajene dan dua genus. Genus tersebut yaitu Astasia, Kepulauan. Peranema. Phylum yang terakhir adalah Cercozoa Handout yang dibuat berdasarkan kajian terdapat satu kelas, satu ordo, satu family dan satu Protozoa pada tambak air payau di Kecamatan genus. Genus tersebut adalah Biomyxa. Kingdom Segeri Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan Chromista yang telah teridentifikasi adalah dari phylum bigyra yang terdiri dari satu kelas, satu berisi 3 Bab. Dimana materi setiap Babnya ordo, satu family dan satu genus. Genus tersebut berbeda Bab 1 merupakan bagian Amoebozoa yaitu Actinophrys. Anggota genus tersebut yang dengan 8 genus Protozoa. Bab 2 merupakan materi kemudian digunakan untuk membuat handout ciliophora dengan 12 genus. Serta Bab terakhir biologi. yaitu Euglenozoa, Cercozoa dan Bigyra, dimana 5. REFERENSI Euglenozoa terdapat dua genus, Cercozoa terdapat Archibald, J. M., Simpson, A. G. B., & Slamovits, satu genus serta Bigyra terdapat satu genus. C. H. 2017. Handbook of the Protists. Switzerland : Springer. Handout tersebut kemudian akan berisi klasifikasi dan deskripsi dari setiap kelompok organisme Bick, H. 1972. Ciliated protozoa. Switzerland: tersebut. Handout ini juga memiliki keunggulan World Health Org. memiliki QR Code yang memuat video 15

Boenigk, J., Wodniok, S., & Glücksman, E. 2015. ektoparasit Ikan Nila (Oreochromis Biodiversity and earth history. England: niloticus) sebagai biomonitoring Perairan Springer. Sungai Tukad Badung, Bali. Journal of Marine and Aquatic Sciences, 5(1), 89-93. Erlinda, N. (2016). Penerapan metode pembelajaran inkuiri disertai handout: Singh, B. N. 1975. Pathogenic and non- dampak terhadap hasil belajar fisika siswa pathogenic amoebae. Macmillan SMAN 1 batang anai padang pariaman. International Higher Education. Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Al-Biruni, 5(2), 223-231. Sutikno, Sobry. 2014. Metode & Model-Model Pembelajaran Menjadikan Proses Finlay, B. J., Rogerson, A., & Cowling, A. J. 1998. Pembelajaran Lebih Variatif, Aktif, Inovatif, A beginner's guide to the Collection,. Efektif, dan Menyenangkan. Lombok: Isolation, Cultivation and Identification of Holistica. Freshwater Protozoa. United Kingdom: Culture Collection of Algae and Protozoa Utojo, & Ratnawati, E. (2013). Kajian Kesesuaian Freshwater Biological Association. Lahan Budidaya Tambak Di Wilayah Pesisir Kabupaten Pangkep, Sulawesi Selatan Foissner, W., & Hawksworth, D. L. (Eds.). Dengan Aplikasi Sistem Informasi 2009. Protist diversity and geographical Geografis. Jurnal Ris. Akuakultur, 8(3), distribution (Vol. 8). Springer Science & 479-491. Business Media Widodo, H. 2020. Makhluk-Makhluk Uniseluler. Jeon, K. (2012). The biology of amoeba. New Jawa barat : Alprin. York : Elsevier Zunitasari, D., Hidayati, S., & Triatmanto. (2016). Khanna. 2004. Biology of Protozoa. New Delhi: Identifikasi Kesulitan Belajar Protista Pada Discovery Publishing House. Siswa Kelas X Semester 1 SMA Negeri 1 Muntilan Tahun Ajaran 2015/2016. Jurnal Palumbo, F., Ziglio, G., & Beken, A. V. d. 2002. Pendidikan Biologi, 5(6), 17-27. Detection Methods for Algae, Protozoa and Helminths in Fresh and Drinking Water. England: John Wiley & Sons, Ltd.

Patterson, D. J., & Hedley, S. 1996. Freeliving Freshwater Protozoa. United States: CRC Press.

Rahmayani, F., Hindun, I., & Hudha, A. M. (2015). Pengembangan handout berbasis kontekstual pada pelajaran biologi materi bioteknologi untuk siswa kelas XII SMK Negeri 02 Batu. JPBI (Jurnal Pendidikan Biologi Indonesia), 1(1).

Rogers, D. C., & Thorp, J. H. (Eds.). 2019. Thorp and Covich's Freshwater Invertebrates: Volume 4: Keys to Palaearctic Fauna. Academic Press. Sari, A. H. W., & Ekawaty, R. (2019). Inventarisasi dan komposisi jenis