ANALISIS STRUKTUR PASAR KARET PETANI EKS UPP TCSDP DI DESA BUKIT SAKAI KECAMATAN KAMPAR KIRI TENGAH KABUPATEN KAMPAR

ANALYSIS THE MARKETING STRUCTURE OF RUBBER FARMER EX UPP TCSDP IN BUKIT SAKAI VILLAGE KAMPAR KIRI DISTRICT OF KAMPAR REGENCY

Sunarti1, Ermi Tety2, and Evy Maharani2 Agribusiness Department, Agriculture Faculty, University of Address : Jln. H.R. Soebrantas KM. 12,5 Simpang Baru, , Riau 28293 (email: [email protected])

ABSTRACT

Agriculture Marketing is a series of economic aktivities consecutive that accur during the course of commodity agricultural products from primary producer to consumer. The purposes of this research are to analyse: market structure farmer Ex UPP TCSDP in Bukit Sakai village Kampar Kiri district of Kampar regency. This research started from June 2015 till March 2016. The research method who used in this research is survey method. The sampling method in this research used purposive sampling with criteria of rubber Ex UPP TCSDP age ranging from 15- 30 years. Intake of sample to rubber compiler and factory used snowball sampling method by following its marketing channel. The research result showed there two marketing channel at Ex UPP TCSDP that on marketing channel I from farmer œ collector compiler - big compiler Pekanbaru œ Pekanbaru factory. That marketing channel II from farmer œ collector compiler - big compiler Medan œ Medan factory. In the calculation of the concentration ratio of the traders Pekanbaru has a concentration ratio of 32.77% which leads to the concentration oligopsonistic being, the traders Medan its concentration ratio of 53.91% which leads to a low concentration oligopsony. In Pekanbaru collectors market share amounting to 32.77% which leads to oligopsonistic loose, the traders Medan market share of 67.23% which leads to a strict oligopsony. In the Herfindahl index traders in Pekanbaru 0,10 0,45 Medan traders thus leading to oligopsony. Market structure at rubber marketing of Ex UPP TCSDP in Bukit Sakai village imperfectly competitive market leads to oligopsony.

Keywords: TCSDP, marketing channel, market structure. Farmer, Agricultur Marketing

1Mahasiswa Fakultas Pertanian, Universitas Riau 2Dosen Fakultas Pertanian, Universitas Riau Jom Faperta UR Vol.3 No.2 Oktober 2016 1

PENDAHULUAN Desa Bukit Sakai mengikuti program Pertanian merupakan sektor TCSDP selama tiga tahun yaitu pada ekonomi yang utama di negara- tahun 1993,1994 dan 1996. Pada negara berkembang, sektor tahun 2014, luas perkebunan karet pertanian pada subsektor program UPP TCSDP di Kecamatan perkebunan nasional, tanaman karet Kampar Kiri Tengah Desa Bukit merupakan salah satu komoditi Sakai sebesar 217,00 hektar dengan unggulan dan merupakan usaha yang dilakukan secara subsitem total petani sebanyak 217 kepala ataupun komersil. Pengembangan keluarga (Dinas Perkebunan komoditi karet telah dilakukan Kampar, 2014). pemerintah sejak orde baru. Proyek Tujuan yang telah dilakukan untuk Adapun tujuan dari penelitian pengembangan komoditi karet, salah ini adalah untuk mengetahui dan satu proyek pengembangan yang menganalisis: struktur pasar karet akan dilihat pada penelitian ini petani Eks UPP TCSDP di Desa adalah Tree Corps Smallholder Bukit Sakai Kecamatan Kampar Kiri Development Project (TCSDP). Tengah Kabupaten Kampar. Proyek TCSDP dimulai pada tahun 1993-1996 dan berakhir pada tahun METODE PENELITIANN 2005. Program ini merupakan Tempat Dan Waktu Penelitian program pengembangan perkebunan Penelitian ini dilaksanakan di karet dengan menggabungkan Desa Bukit Sakai Kecamatan manajemen yang berkaitan dengan Kampar Kiri Tengah Kabupaten teknologi, proses produksi yang Kampar. Mulai Bulan Juni 2015 dibiayai oleh bank dunia. Salah satu sampai dengan Bulan Maret 2016. Provinsi yang mendapatkan Lokasi penelitian ini ditentukan perhatian pemerintah dalam secara sengaja (purposive) dengan pelaksanaan proyek ini adalah pertimbangan bahwa Kecamatan Provinsi Riau. Pada tahun 2014, Kampar Kiri Tengah Desa Bukit Provinsi Riau merupakan provinsi Sakai merupakan desa yang memiliki dengan luas lahan karet terluas ketiga luas lahan proyek Eks UPP TCSDP di yaitu sekitar 502.906,00 dengan luas lahan terluas ketiga hektar dengan hasil produksi setelah Hidup Baru dan Koto Damai 367.260,00 ton (Badan Pusat yaitu seluas 217 hektar dengan Statistik, 2015 ). keadaan KUB (kelompok usaha Pada tahun 2014 luas lahan bersama) sudah bubar (Dinas karet di Kabupaten Kampar 2.520 Perkebunan Kabupaten Kampar, hektar dengan total tanaman TBM 2014). karet 179 hektar, TM 1.936 hektar dan TTR 418 hektar (Badan Pusat Metode Pengambilan Sampel Dan Statistik, 2014). Desa Bukit Sakai Data berada di Kecamatan Kampar Kiri Penelitian ini menggunakan Tengah, pada mulanya desa ini metode survei. Pengambilan sampel merupakan daerah transmigrasi dilakukan dengan purposive umum dan memiliki potensi untuk sampling terhadap petani karet Eks UPP TCSDP yang tanaman karetnya dijadikan perkebunan karet, sehingga berumur 15-30 tahun. Jumlah sampel

Jom Faperta UR Vol.3 No.2 Oktober 2016 2

untuk petani sebanyak 15% dari 217 anggota populasi yaitu sebanyak 33 Konsentrasi Ratio (Kr) orang petani Eks UPP TCSDP di Menurut (Salvatore, 2003), Desa Bukit Sakai Kecamatan Konsentrai rasio dapat di hitung Kampar Kiri Tengah Kabupaten dengan menggunakan rumus sebagai Kampar. Pengambilan sampel berikut: terhadap pedagang dan pabrik Kr = Jumlah barang yang di diambil menggunakan metode Beli pedagang X100% snowball sampling. Jumlah sampel Jumlah barang yang di pedagang pengumpul sebanyak 8 Jual oleh semua pedagang orang, sampel pedagang besar Menurut (Martin, 1989 dalam sebanyak 3 orang dan pabrik Yuprin, 2009), Ketentuannya adalah sebanyak 2 pabrik yaitu pabrik sebagai berikut: Pekanbaru PT. Riau Crumb Rubber ñ Jika terdapat 1 (satu) pedagang Factory (PT. Ricry) dan pabrik yang memiliki Kr minimal 95 % , Medan (PT.Bridgestone). maka pasar tersebut dikatakan Jenis data yang digunakan sebagai pasar monopsoni. adalah data primer dan data ñ Jika delapan pedagang memiliki sekunder, data primer berupa data nilai Kr <80% dinamakan dari survei dan wawancara langsung Oligopsoni konsentrasi rendah. dengan petani karet Eks sedangkan ñ Jika delapan pedagang memiliki data sekunder berupa data monografi Kr ≥ 80 %, maka pasar tersebut desa Bukit Sakai, data luas lahan dikatakan sebagai pasar perkebunan karet, data luas lahan oligopsoni konsentrasi sedang. karet Eks UPP TCSDP, dan data ñ Jika terdapat empat pedagang memiliki Kr < 80 %, maka pasar produksi karet di Desa Bukit Sakai. tersebut dikatakan sebagai pasar Data sekunder diperoleh dari oligopsoni konsentrasi sedang. instansi atau lembaga yang terkait ñ Jika empat pedagang memiliki dengan penelitian ini seperti Dinas nilai Kr ≥ 80%, dinamakan Perkebunan Provinsi Riau, Dinas oligopsoni konsentrasi tinggi. Perkebunan Kabupaten Kampar, Badan Pusat Statistik Kabupaten Kampar, dan Kantor Desa Bukit Market share Sakai. Pangsa pasar untuk setiap

lembaga pemasaran dapat Analisis Data dirumuskan sebagai berikut:

Data yang diperoleh Si MSi = x100 kemudian ditabulasi serta dianalisis Stot dan disesuaikan dengan tujuan penelitian. Keterangan: 1. Monopoli murni, jika satu MS = Pangsa pasar pedagang i (%) perusahaan memiliki 100% dari Si = Penjualan pedagang i (Rp) pangsa pasar. Stot = Penjualan total seluruh 2. Perusahaan dominan jika pedagang (Rp). memiliki 80 œ 100% dari pangsa Dengan kriteria:

Jom Faperta UR Vol.3 No.2 Oktober 2016 3

pasar dan tanpa pesaing yang pohon/hektar, Populasi tanaman, kuat. dikarenakan pemerintah tidak 3. Oligopoli/oligopsoni ketat jika membentuk lembaga pemasaran penggabungan 4 pedagang untuk menampung hasil karet dari memiliki 60 -100% pangsa pasar. kebun Eks UPP TCSDP petani. 4. Oligopoli/oligopsoni longgar jika Harga yang berlaku pada hasil kebun penggabungan 4 pedagang karet Eks UPP TCSDP tidak berbeda memiliki 40 - <60% pangsa pasar. dengan harga untuk hasil kebun non 5. Persaingan monopolistik jika TCSDP dan pedagang memegang banyak pesaing yang efektif tidak kendali atas penetapan harga satupun yang memiliki besar dari terhadap petani karena petani tidak 10% pangsa pasar persaingan mengetahui informasi mengenai murni, lebih dari 50 pesaing harga. tapi tidak satupun yang memiliki pangsa pasar berarti (Baladina, 2. Analisis Saluran Pemasaran 2012). Karet Eks UPP TCSDP di Desa Bukit Sakai Indeks Herfindahl (H) Saluran pemasaran dikatakan Adapun rumus perhitungan efisien apabila mampu indeks Herfindahl adalah sebagai menyampaikan hasil produksi berikut: kepada konsumen dengan biaya IH = (S1)² + (S2)² + ....+ semurah-murahnya dan mampu (Sn)² mengadakan pembagian keuntungan Keterangan: yang adil dari keseluruhan harga S1, S2, ...Sn = Pangsa pembelian yang dibayar konsumen kepada karet dari pedagang ke 1, 2, ..., n semua pihak yang ikut serta dalam Dengan kriteria: kegiatan produksi dan sistem Jika IH = 1 maka pasar ojol pemasaran (Rahardi, 2000 ). mengarah pada pasar monopsoni Gambar 1 pada saluran Jika IH = 0 maka pasar ojol pemasaran 1 petani menjual karet ke mengarah pada pedagang pengumpul desa dari pasar persaingan pedagang besar Pekanbaru yaitu sempurna sebanyak tiga pedagang pengumpul. Jika 0

Jom Faperta UR Vol.3 No.2 Oktober 2016 4

lembaga yang berperan dalam pemasaran karet pedagang besar penjualan karet petani adalah memilih pengumpul desa untuk pedagang pengumpul dimana mengumpulkan karet petani, pedagang pengumpul ini berperan kedekatan pedagang pengumpul sebagai perantara antara petani dan dengan pedagang besar juga menjadi pedagang besar. Pedagang besar alasan petani menjual ke pedagang menggunakan pedagang pengumpul pengumpul. Adanya pedagang desa antara lain: pedagang besar pengumpul ini pedagang besar bisa tidak mempunyai akses langsung ke menekan biaya transportasi dan petani sehingga untuk mempermudah menambah keuntungan.

Saluran pemasaran I

Pedagang Pabrik Petani Pedagang Besar pengumpul Pekanbaru Pekanbaru Desa Rp. 5.725,00/kg Rp. 7.382,00/kg 32,8% Saluran 2

Saluran pemasaran II

Pedagang Pabrik Petani Pedagang pengumpul Besar Medan Medan Desa

Rp.5.788,00/kg Rp.8.600,00/kg 67,2%

Gambar 1 Saluran pemasaran karet di Desa Bukit Sakai.

Saluran pemasaran di Desa hari Sabtu mendatangkan Pedagang Bukit Sakai terdapat dua saluran besar Pekanbaru ke desa untuk pemasaran yaitu saluran pemasaran 1 membeli karet petani. Pada saat dan saluran pemasaran 2. Saluran pedagang besar Pekanbaru datang pemasaran 1 yaitu Pedagang pedagang besar Pekanbaru yang pengumpul Pekanbaru tidak mengeluarkan harga, sehingga harga mengeluarkan biaya tetapi yang diterima petani adalah harga memberikan THR sebesar Rp. dari pedagang besar Pekanbaru 100,00/kg dan retribusi desa sebesar bukan dari pedagang pengumpul. Rp. 100,00/kg yang sudah ditetapkan Pedagang pengumpul hanya sendiri oleh pedagang pengumpul mengumpulkan petani kerumah Pekanbaru, fee bersih yang diterima pedagang pengumpul, agar pedagang pedagang pengumpul adalah Rp. besar Pekanbaru lebih mudah 100,00/kg. Pedagang besar membeli karet petani, setelah itu Pekanbaru memiliki tiga pedagang pedagang besar Pekanbaru menjual pengumpul yang masing-masing dari ke pabrik Pekanbaru (PT. Ricry). Desa Bukit Sakai. Saluran pemasaran 2 terdapat Tiga pedagang pengumpul dua pedagan besar Medan yaitu ini setiap satu minggu sekali yaitu pedagang besar Medan 1 dan

Jom Faperta UR Vol.3 No.2 Oktober 2016 5

pedagang besar Medan 2. Pedagang kemudian pedagang besar dari pengumpul Medan 1 dan pedagang Medan menjual ke pabrik dengan pengumpul Medan 2 tidak harga Rp. 8.600,00/kg. Selain itu mengeluarkan biaya tetapi pedagang petani juga menjual hasil karet nya pengumpul memberikan THR ke pedagang pengumpul dari sebesar Rp. 80,00/kg dan retribusi pedagang besar Pekanbaru, setelah desa sebesar Rp. 20,00/kg, yang karet terkumpul kemudian pedagang sudah di tetapkan oleh pedagang pengumpul mendatangkan pedagang pengumpul, fee bersih yang di terima besar dari pekanbaru dan membeli pedagang pengumpul adalah Rp. karet petani dengan harga Rp. 100,00/kg. Pedagang besar Medan 1 5.725,00/kg. Pedagang besar memiliki dua pedagang pengumpul Pekanbaru menjual hasil karet nya ke yang masing-masing dari Desa Bukit pabrik dengan harga Rp. Sakai, dan pedagang besar Medan 2 7.382,00/kg. memiliki tiga pedagang pengumpul Harga pada pedagang besar yang berasal dari Desa Bukit Sakai. Pekanbaru lebih rendah Dua pedagang pengumpul dibandingkan dengan pedagang besar dari pedagang besar Medan 1 setiap Medan, walaupun harga di pedagang dua minggu sekali yaitu hari Rabu besar Pekanbaru lebih rendah tetapi mendatangkan Pedagang besar petani tetap mau menjual karet nya Medan 1 ke desa untuk membeli ke pedagang besar Pekanbaru, karena karet petani. Tiga pedagang pedagang besar Pekabaru membeli pengumpul dari pedagang besar karetnya satu minggu sekali sehingga Medan 2 setiap dua minggu sekali petani yang membutuhkan uang yaitu hari sabtu mendatangkan lebih cepat dibandingkan dengan pedagang besar Medan 2 ke desa petani yang melakukan penjualan untuk membeli karet petani. Pada dua minggu sekali. saat itu pedagang besar Medan Petani karet di Desa Bukit datang. Sakai menjual hasil karetnya ke pedagang besar Medan pedagang pengumpul dan pengumpul mengeluarkan harga, sehingga harga besar disebabkan oleh berbagai yang diterima petani adalah harga alasan diantaranya : lokasi pabrik dari pedagang besar Medan bukan yang terlalu jauh yaitu di Sumatera dari pedagang pengumpul. Pedagang Utara (PT. Bridgestone) dan di pengumpul hanya mengumpulkan Pekanbaru (PT. Ricry) sehingga petani kerumah pedagang tidak mudah petani untuk menjual pengumpul, agar pedagang besar hasil karetnya langsung ke pabrik Medan lebih mudah membeli karet dan harus ada DO (Delivery Order). petani, setelah itu pedagang besar Selain jarak yang sangat jauh, sarana Medan menjual ke pabrik Medan transportasi yang tidak memadai juga (PT. Bridgestone). menjadi salah satu alasan petani Pada saluran 1 Petani menjual menjual hasil karetnya ke pedagang hasil produksi karet ke pedagang pengumpul, dengan adanya pengumpul Medan, kemudian pedagang pengumpul dan pedagang pedagang pengumpul Medan besar ini maka dapat membantu para mendatangkan pedagang besar petani dalam memasarkan hasil Medan dan membeli karet dari petani panen nya. dengan harga Rp. 5.788,00/kg

Jom Faperta UR Vol.3 No.2 Oktober 2016 6

Sistem pembayaran pada pengumpul kemudian langsung saluran pemasaran di Desa Bukit menerima bayaran setelah pedagang Sakai dilakukan secara langsung besar menimbang karet petani. dimana petani menjual ke pedagang

Tabel 1. Persentase jumlah petani sampel yang menjual ke pedagang besar

No. Pedagang Besar Jumlah Petani Persentase (%) Pedagang Besar 1. 11 33,3 Pekanbaru 2. Pedagang Besar Medan 1 8 24,2 3. Pedagang Besar Medan 2 14 42,4 Jumlah 33 100

Tabel 1 menjelaskan bahwa merasa nyaman dan percaya. Untuk diantara 3 pedagang besar ternyata informasi harga, dari pedagang besar petani banyak menjual karetnya ke Medan 2 lebih mudah di dapatkan pedagang besar Medan 2. Hal ini informasinya dibandingkan dengan disebabkan karena banyaknya pedagang besar Pekanbaru dan pedagang pengumpul dari pedagang pedagang besar Medan 1 karena besar Medan 2 selain itu lama nya lokasi tempat tinggal pedagang besar berdagang juga membuat para petani Medan 2 lebih dekat.

Tabel 2. Jumlah produki karet di pedagang besar di Desa Bukit Sakai Kecamatan Kampar Kiri Tengah Kabupaten Kampar bulan September 2015 Jumlah Produksi No. Pedagang Besar (kg/bulan) Persentase (%) 1 Medan 29.265 67,2 2 Pekanbaru 14.264 32,8 Jumlah 43.529 100,0

Pada Tabel 2 dapat di lihat dan pembeli dalam pasar. Struktur jumlah produksi karet yang ke pasar adalah penggolongan produsen Medan sebanyak 67,2% atau 29.265 kepada beberapa bentuk pasar kg dan jumlah produksi karet yang berdasarkan pada ciri-ciri seperti ke Pekanbaru sebanyak 32,8% atau jenis produk yang dihasilkan 14.264 kg. Pada saluran pemasaran banyaknya perusahaan dalam petani lebih banyak menjual hasil industri, mudah tidaknya keluar atau karet nya ke pengumpul dari masuk ke dalam industri dan peranan pedagang besar Medan di iklan dalam kegiatan industri. bandingkan dengan pengumpul Struktur pasar dianalisis dengan pedagang besar Pekanbaru. melihat aspek konsentrasi pasar, dimana dihitung dari pangsa pasar 1. Analisis Struktur Pasar Petani dan konsentrasi pembelian, jumlah Karet di Desa Bukit Sakai konsentrasi pembelian dapat Salah satu pembentuk mempengaruhi harga yang diukur struktur pasar adalah jumlah penjual dengan kekuatan pasar.

Jom Faperta UR Vol.3 No.2 Oktober 2016 7

Tabel 3. Fluktuasi harga karet di pabrik Medan dan pabrik Pekanbaru pada Oktober 2014 - September 2015 Harga Pabrik di Medan Harga Pabrik di Pekanbaru Harga Harga Harga Harga No. Selisih Selisih Bulan Pabrik Pedagang Pabrik Pedagang (Pr-Pf) (Pr-Pf) (Pr) (Pf) (Pr) (Pf) 1 Oktober 7.807 5.413 2.394 6.809 5.450 1.359 2 November 7.934 5.863 2.071 6.935 5.700 1.235 3 Desember 8.061 5.813 2.248 7.061 5.725 1.336 4 Januari 7.905 5.663 2.242 6.806 5.625 1.181 5 Februari 7.767 5.525 2.242 6.802 5.625 1.177 6 Maret 8.409 5.900 2.509 7.157 5.875 1.282 7 April 8.907 6.038 2.870 7.687 6.175 1.512 8 Mei 9.773 6.463 3.311 8.382 6.425 1.957 9 Juni 9.559 6.475 3.084 9.000 6.475 2.525 10 Juli 8.904 6.000 2.904 8.153 5.975 2.178 11 Agustus 8.369 5.813 2.557 7.713 5.800 1.913 12 September 8.600 5.788 2.812 7.382 5.725 1.657 Total 101.994 70.750 31.244 89.885 70.575 19.310 Rata-Rata 8.500 5.896 2.604 7.490 5.881 1.609

Perhitungan struktur pasar pada pedagang besar medan 1 karet Eks UPP TCSDP di Desa Bukit mempunyai 2 pedagang pengumpul, Sakai menggunakan data jumlah dan pada pedagang besar Medan 2 pedagang pengumpul dan pedagang mempunyai 3 pedagang pengumpul. besar. Secara keseluruhan di Desa Data pembelian pedagang Buki Sakai ini terdapat 8 pedagang pengumpul yang digunakan adalah pengumpul dan 3 pedagang besar. data pembelian pedagang dari petani Pada pedagang besar Pekanbaru pada bulan September 2015. mempunyai 3 pedagang pengumpul,

Tabel 4. Jumlah produksi karet di Desa Bukit Sakai Kecamatan Kampar Kiri Tengah Kabupaten Kampar bulan September 2015 Jumlah No. Pedagang Besar Pedagang Pengumpul Produksi Persentase (%) (kg/bulan) Pengumpul 1 5.576,00 Pedagang Besar 1. Pengumpul 2 4.456,00 Pekanbaru Pengumpul 3 4.232,00

14.264,00 32,77 Pedagang Besar Medan Pengumpul 1 5.797,00 2. 1 Pengumpul 2 4.896,00 10.693,00 24,57

Pengumpul 1 7.008,00 Pedagang Besar Medan 3. Pengumpul 2 5.648,00 2 Pengumpul 3 5.916,00 18.572,00 42,67 Total 43.529,00 100,00

Jom Faperta UR Vol.3 No.2 Oktober 2016 8

Pada Tabel 4 Pedagang besar Pekanbaru lebih cepat dibandingkan Pekanbaru memasarkan karet ke pedagang pengumpul Medan. Petani Pekanbaru sedangkan pedagang lebih nyaman dengan pedagang besar Medan 1 dan pedagang besar Medan karena pengalaman pedagang Medan 2 memasarkan karet ke pengumpul Medan lebih lama Medan. Jumlah produksi karet di sehingga ada hubungan kedekatan Desa Bukit Sakai dapat disimpulkan, dengan petani, untuk informasi harga petani lebih banyak menjual hasil petani lebih mudah mendapatkannya produksinya ke pedagang pengumpul dari pedagang pengumpul Medan, Medan dibandingkan menjual ke jadi petani merasa percaya dan dapat pedagang pengumpul Pekanbaru. menjual hasil panennya ke Pada pedagang pengumpul pedagang pengumpul dari pedagang Pekanbaru harga karet lebih rendah besar Medan. Meskipun banyak dibandingkan pedagang pengumpul petani yang menjual ke pedagang Medan. Pedagang pengumpul pengumpul Medan, terdapat pula Pekanbaru melakukan pengumpulan petani yang menjual karet ke karet petani satu minggu sekali. pedagang pengumpul Pekanbaru ini Pedagang pengumpul Medan dikarenakan petani yang mempunyai melakukan pengumpulan karet setiap kebutuhan mendesak dan ingin dua minggu sekali. Waktu penjualan membutuhkan uang dengan cepat. karet ke pedagang pengumpul

Konsentrasi Ratio Struktur pasar oligopsoni Menurut (Salvatore, 2003) adalah pasar yang terdiri dari tiga konsentrasi ratio yaitu mengukur atau lebih pedagang pembeli hingga persentase penjualan total atau mendekati pasar persaingan perbandingan antara jumlah barang sempurna. Semakin besar ukuran yang di beli oleh pedagang tertentu pedagang, semakin besar dalam jumlah barang yang di jual kekuasaannya untuk menguasai oleh semua pedagang kemudian pasar. dikali 100%.

Tabel 5. Perhitungan konsentrasi rasio pada pedagang Pekanbaru di Desa Bukit Sakai bulan Sepetember 2015 Konsentrasi No. Pedagang Pengumpul Pembelian (kg) rasio (%) Pengumpul 1 5576,00 12,81 Pedagang 1. Pengumpul 2 4456,00 Pekanbaru 10,24 Pengumpul 3 4232,00 9,72 Jumlah produksi 43529,00 keseluruhan 32,77 Rata Rata Produksi 4754,67

Tabel 5 menunjukkan bahwa konsentrasi rasio 32,77%, sehingga dari 3 pedagang pengumpul struktur pasar mengarah pada pasar Pekanbaru yang jumlah pembelian oligopsoni konsentrasi sedang, karet terbesar di Desa Bukit Sakai karena penggabungan dari 3

Jom Faperta UR Vol.3 No.2 Oktober 2016 9

pedagang pengumpul Pekanbaru Desa Bukit Sakai memiliki tingkat memiliki nilai konsentrasi rasio lebih kekuasaan yang sedang dalam kecil dari 80%. Jadi pedagang di mempengaruhi pasar karet.

Tabel 6. Perhitungan konsentrasi rasio pada pedagang Medan di Desa Bukit Sakai bulan Sepetember 2015 Pembelian Konsentrasi No. Pedagang (kg) rasio (%) Pengumpul 1 5797,00 13,32 Pengumpul 2 4896,00 11,25 Pedagang 1. pengumpul 3 7008,00 16,10 Medan pengumpul 4 5648,00 12,98 pengumpul 5 5916,00 13,59 Jumlah keseluruhan 43529,00 53,91 Rata Rata Produksi 5853,00

Tabel 6 menunjukkan bahwa kekuasaan yang rendah dalam dari 5 pedagang pengumpul Medan mempengaruhi pasar karet. yang jumlah pembelian karet terbesar di Desa Bukit Sakai Market share memiliki konsentrasi rasio 53,91%, sehingga struktur pasar mengarah Tujuan dari analisis ini yaitu pada pasar oligopsoni konsentrasi untuk mengetahui derajat konsentrasi rendah, karena penggabungan dari 5 pembeli dari suatu wilayah pasar pedagang pengumpul Medan sehingga dapat diketahui kekuatan memiliki nilai konsentrasi rasio lebih posisi tawar petani (produsen) kecil dari 80%. Jadi pedagang di terhadap pembeli. Desa Bukit Sakai memiliki tingkat

Tabel 7. Perhitungan Market share pada pedagang Pekanbaru di Desa Bukit Sakai bulan Sepetember 2015 Pembelian No. Pedagang (kg) Market share Pengumpul 1 5576,00 0,1281 Pedagang 1. Pengumpul 2 4456,00 Pekanbaru 0,1024 Pengumpul 3 4232,00 0,0972 Jumlah produksi 43529,00 keseluruhan 0,3277 Rata Rata 4754,67 Produksi Tabel 7 menunjukkan bahwa 0,3277 (32,77 %), sehingga struktur dari 3 pedagang pengumpul pasar mengarah pada oligopsoni Pekanbaru yang jumlah pembelian longgar, karena penggabungan dari 3 karet terbesar di Desa Bukit Sakai pedagang pengumpul Pekanbaru memiliki nilai market share adalah yang memiliki kurang dari 60% dari pangsa pasar.

Jom Faperta UR Vol.3 No.2 Oktober 2016 10

Tabel 8. Perhitungan Market share pada pedagang Medan di Desa Bukit Sakai bulan Sepetember 2015 Pembelian No. Pedagang (kg) Market share Pengumpul 1 5797,00 0,1332 Pengumpul 2 4896,00 0,1125 Pedagang 1. pengumpul 3 7008,00 0,1610 Medan pengumpul 4 5648,00 0,1298 pengumpul 5 5916,00 0,1359 Jumlah 43529,00 keseluruhan 0,6723 RataRataProduksi 5853,00

Tabel 8 menunjukkan bahwa Indeks Herfindahl dari 5 pedagang pengumpul Medan yang jumlah pembelian karet Analisis ini bertujuan untuk terbesar di Desa Bukit Sakai mengetahui derajat konsentrasi memiliki nilai market share adalah pembeli dari suatu wilayah pasar, 0,6723 (67,23 %), sehingga struktur sehingga bisa diketahui secara umum pasar mengarah pada oligopsoni gambaran imbangan kekuatan posisi ketat, karena penggabungan dari 5 tawar-menawar petani (penjual) pedagang pengumpul Medan terhadap pedagang (pembeli). memiliki lebih dari 60% dari pangsa pasar.

Tabel 9. Perhitungan nilai Indeks herfindahl dari 3 pedagang Pekanbaru dan 4 pedagang Medan di Desa Bukit Sakai bulan September 2015 Indeks No. Pedagang Market share Herfindahl Struktur pasar Pedagang 1. Pekanbaru 0,3277 0,1074 Oligopsoni Pedagang 2. Medan 0,6723 0,4520 Oligopsoni

Tabel 9 menunjukkan bahwa berdasarkan perhitungan indeks KESIMPULAN Herfindahl dapat diketahui nilai Berdasarkan hasil analisis indeks Herfindahl pedagang dan pembahasan yang telah Pekanbaru di Desa Bukit Sakai dikemukakan dalam Bab 4 (empat) adalah 0,1074, sehingga struktur maka dapat diambil kesimpulan pasarnya mengarah pada oligopsoni, sebagai berikut : karena nilai indeks Herfindhal < 1. 1. Berdasarkan hasil pengujian Nilai indeks Herfindhal pada tingkat dengan tiga macam alat analisis pedagang Medan adalah 0,4520, yaitu perhitungan konsentrasi sehingga struktur pasarnya mengarah rasio, market share dan indeks pada oligopsoni, karena nilai indeks Herfindal, maka dapat diketahui Herfindhalnya < 1. bahwa struktur pasar di

Jom Faperta UR Vol.3 No.2 Oktober 2016 11

Kecamatan Kampar Kiri yang persaingan tidak sempurna yang dilihat dari Desa Bukit Sakai mengarah pada oligopsoni. berada pada kondisi pasar

DAFTAR PUSTAKA A.D Yuprin. 2009. Analisis BPS Riau. 2015. Luas Areal Pemasaran Karet Di Perkebunan Indonesia Kabupaten Kapuas. Wacana 2013. Badan Pusat Statistik Vol. 12 No. 3 Juli 2009 Indonesia. Analisis Anggita S. N. 2015. Dinas Perkebunan Kabupaten Pemasaran Dan Elastisitas Kampar. 2014. Perkebunan Transmisi Harga Karet Kampar Dalam Angka. Pola Eks Upp Tcsdp Dan . Pola Swadaya di Kecamatan Pangkalan Kuras Kabupaten Rahardi. 2000. Tataniaga Pelalawan. Skripsi Jurusan Pertanian. http:// Sosial Ekonomi Pertanian, sibatakrantau.blogspot.com. Fakultas Pertanian, Diakses pada tanggal 23 Universitas Riau, Pekanbaru. September 2015 (Tidak di Publikasikan). Rahim dan Hastuti. 2007. Pengantar BPS Propinsi Riau. 2014. Riau Teori dan Kasus: Dalam Angka. BPS Propinsi Ekonomerika Pertanian. PT Riau. Pekanbaru. Penebar Swadaya. Depok. BPS Kampar. 2015. Luas Areal Salvatore Dominick. 2003. Perkebunan di Kampar. Managerial Economic Badan Pusat Statisik Kampar. dalam Perekonomian Global. Jakarta. Erlangga. BPS Riau. 2012. Luas Areal Perkebunan di Provinsi Riau. Badan Pusat Statistik Provinsi Riau. Pekanbaru.

Jom Faperta UR Vol.3 No.2 Oktober 2016 12

Jom Faperta UR Vol.3 No.2 Oktober 2016 13