Arsitektur Islam Pada Bangunan Masjid Di Kudus, Yogya Dan Aceh
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
Prosiding Seminar Intelektual Muda #2, Peningkatan Kualitas Hidup dan Peradaban Dalam Konteks IPTEKSEN, 5 September 2019, hal: 239-244, ISBN 978-623-91368-1-9, FTSP, Universitas Trisakti. MUHAMMAD RIFQI SALIM ARSITEKTUR ISLAM PADA BANGUNAN MASJID DI KUDUS, YOGYA DAN ACEH ISLAMIC ARCHITECTURE IN THE MOSQUE OF KUDUS, YOGYA AND ACEH Muhammad Rifqi Salim1), Ady Rizalsyah Thahir²), Julindiani Iskandar³) 1)Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Trisakti 2)Dosen Pembimbing Utama Mata Kuliah PAA (Corresponding Author) 3)Dosen Pembimbing Pendamping Mata Kuliah PAA (Corresponding Author) 1)[email protected] ABSTRAK Pada saat ini, arsitektur Islam dikaitkan dengan atap lengkung serta kemegahan, seperti bentuk kubah pada masjid. Namun menurut Prof K Cresswell, bentuk atap kubah pada masjid bukanlah berasal dari Islam dan tidak menjelaskan makna arsitektur yang berdasarkan ajaran Islam. Tulisan ini akan membahas penggunaan arsitektur Islam pada perancangan masjid menggunakan tiga studi banding. Untuk mengetahui bagaimana penerepan konsep arsitektur Islam pada masjid, unsur fisik masjid menjadi bahan pembahasan. Komparasi menjadi metode penelitian yang digunakan, dengan membandingkan tiga bangunan masjid yang menggunakan konsep arsitektur Islam. Unsur fisik yang diteliti terdiri dari bentuk bangunan, bentuk atap, menara, serambi, ruang shalat, dan mihrab. Kata Kunci : Arsitektur Islam, Masjid, Unsur Fisik. ABSTRACT At this time, Islamic architecture is associated with curved roofs and grandeur, like the dome shape of a mosque. But according to Prof. K Cresswell, the shape of the dome on the mosque is not derived from Islam and does not explain the meaning of architecture based on Islamic ways.. This paper will discuss the use of Islamic architecture in the design of the mosque using three comparative studies. To find out how the forerunners of the concept of Islamic architecture in the mosque, the physical elements of the mosque were discussed. Comparison is the research method used, comparing three mosque buildings that use the concept of Islamic architecture. The physical elements studied consisted of the shape of the building, the shape of the roof, the tower, the porch, the prayer room, and the mihrab. Keywords : Islamic Architecture, Mosque, Physical Elements. 239 Prosiding Seminar Intelektual Muda #2, Peningkatan Kualitas Hidup dan Peradaban Dalam Konteks IPTEKSEN, 5 September 2019, hal: 239-244, ISBN 978-623-91368-1-9, FTSP, Universitas Trisakti. MUHAMMAD RIFQI SALIM A. PENDAHULUAN kehadiran Islam desain masjid sangat sederhana, namun dengan tumbuhnya masyarakat muslim, Pada masa kini, telah terdapat banyak macam arsitektur masjid berkembang sangat signifikan konsep dalam arsitektur. Berbagai macam konsep (Fanani. 1993). hadir untuk mewujudkan desain yang lebih inovatif. Salah satunya adalah konsep arsitektur Menurut Utami (2004) dalam penelitiannya, Islami. Menurut Fanani (1993), lewat arsitektur arsitektur Islami adalah ide dan karya arsitektur masjid dapat ditelisik keadaan masyarakat muslim, yang sejalan dengan nilai dan syari’at-syari’at pemahaman tentang keagamaannya, di waktu dan Islam. Arsitektur Islam adalah ide dan karya tempat karya arsitektur masjid tersebut berada. arsitektur yang sesuai dengan syari’at-syari’at Arsitektur masjid dapat menuntun pola prilaku, Islam. Namun tidak menutup kemungkinan keinginan, dan ide keagamaan masyarakat muslim arsitektur Islam berkembang dan menyesuaikan di area masjid tersebut. pada lokasi yang terdapat penduduk nonmuslim didalamnya. Jadi, arsitektur Islam bukanlah konsep Tulisan ini ini akan membahas mengenai arsitektur yang terdapat di tanah Arab atau pada keadaan masjid berdasarkan arsitektur Islamnya. bangunan peribadatan masjid saja. Pada bagian ini Tulisan ini akan menjabarkan penggunaan konsep akan membahas mengenai bentuk bangunan, Islami pada bangunan masjid, dengan kasus Masjid bentuk atap, menara, ruang shalat dan mihrab. Menara Kudus di Kota Kudus, Masjid Gedhe Kauman di Yogyakarta, dan Masjid Raya Dalam penelitian Muti’ah (2011) yang meneliti Baiturrahman di Aceh. Mengkaji bagian-bagian arsitektur bangunan masjid, pada awal masjid perancangan pada arsitektur bangunan, yakni ruang didirikan berbentuk segi empat dengan dinding di luar dan ruang dalam pada masjid. Bentuk sekelilingnya. Kemudian di bagian dalamnya bangunan, bentuk atap, menara, serambi, ruang terdapat serambi yang langung berhubungan shalat, dan mihrabnya menjadi aspek untuk dengan lapangan terbuka. Dengan berkembangnya membantu penulisan. teknologi dalam arsitektur, bentuk kubahpun muncul sebagai penutup bangunan masjid. B. Masjid dan Arsitektur Islami Meskipun Islam tidak secara langsung mengajarkan tentang tata bentuk arsitektur, namun “Masjid dapat diartikan sebagai tempat untuk ajaran Islam mengajarkan umatnya untuk melaksanakan ibadah bagi umat muslim” menentukan pilihan yang sesuai dengan akal dan (Sumalyo. 2006). Kata masjid sendiri berasal dari kebutuhannya. kata sajada-sujud, yakni memiliki makna patuh, taat, serta tunduk. Sedangkan dalam praktiknya, Bentuk kubah telah berkembang selama ratusan sujud yakni berlutut, meletakan dahi, dan tahun oleh berbagai macam kelompok masyarakat. meletakan kedua tangan ke tanah. oleh karena itu, Sejarah mengenai berkembangnya bentuk kubah masjid dapat dikatakan yakni tempat untuk dan fungsinya sangat luas dan banyak makna, bersujud. bahkan telah menjadi simbol yang khas bagi Masjid merupakan bangunan yang menarik berbagai agama dan budaya tertentu (Sopandi. perhatian para pengamat. Meskipun pada awal 2013). 240 Prosiding Seminar Intelektual Muda #2, Peningkatan Kualitas Hidup dan Peradaban Dalam Konteks IPTEKSEN, 5 September 2019, hal: 239-244, ISBN 978-623-91368-1-9, FTSP, Universitas Trisakti. MUHAMMAD RIFQI SALIM mihrab dianggap memiliki nilai sosial-budaya yang Menurut Azizul Azli dk (2012) dalam tulisanya bisa ditonjolkan secara visual. Bentuk fisik mihrab yang berjudul “Wacana dan Teori Reka Bentuk memiliki peran sebagai sarana untuk menunjukkan Menara Masjid di Nusantara”, menara bukanlah nilai atau budaya dari perancanganya atau refleksi ciri asal pembangunan sebuah masjid, menara dari masyarakat sekitarnya. Mihrab juga umumnya untuk azan dipinjamkan dari kerajaan Byzantium menjadi bagian masjid yang bisa memperlihatkan oleh umat Islam pada zaman perluasan wilayah ketinggian derajat suatu kaum, sehingga dihiasi Islam diluar tanah Arab. Di Mesir, menara yang berbagai ornamen dan kaligrafi. terdapat pada tiap masjid menyerupai bentuk menara yang terdapat di Alexandria, dimana C. METODE PENELITIAN menara berbentuk segi empat kemudian berubah menjadi lebih kecil dan berbentuk segi delapan Metode yang digunakan adalah metode pada bagian puncaknya. kualitatif dengan mengkomparasi unsur arsitektur Islami pada bangunan masjid di 3 studi kasus. Menurut Utami (2013) pada penelitiannya yang Menurut Sugiyono (2014) metode komparatif berjudul “Konsep Islam pada Perancangan adalah metode penelitian yang membandingkan Arsitektur Masjid Salman ITB Bandung”, ruang keadaan satu variabel atau lebih pada dua atau lebih shalat yang bebas dari kolom merupakan tujuan sampel yang berbeda. Metode pengumpulan data agar tidak ada shaf yang terputus. Kemudian berupa studi literatur dan studi kasus, diperoleh bentuk bangunannya yang persegi panjang melalui buku atau e-book, jurnal, dan website. merupakan hasil dari tujuan tersebut, dan juga Studi literatur dilakukan dengan mengumpulkan tiang-tiang di sekeliling bangunannya. Ruang data mengenai pengertian dan kriteria unsur shalat dibagi menjadi dua, yakni ruang shalat untuk arsitektur Islami pada masjid. Mengambil sampel pria dan ruang shalat untuk wanita. Kemudian tiga bangunan masjid di Indonesia yang menurut Kusumawardani (2011), ruang shalat menerapkan arsitektur Islam juga akulturasi budaya adalah ruang yang paling penting dalam sebuah pada bangunannya, dengan kasus yang diambil masjid. Ruangan ini berupa ruang kosong tanpa adalah Masjid Menara Kudus di Kota Kudus, furniture, alasnya dilapisi sajadah atau karpet Masjid Gedhe Kauman di Kota Yogyakarta dan sebagai alas shalat, namun ada juga masjid yang Masjid Raya Baiturrahman di Kota Aceh. lantainya sudah diberikan pola sebagai pengganti sajadah. Bentuknya memiliki dua kemungkinan, D. DATA & ANALISA yang pertama berbentuk bujur sangkar, bentuk ini banyak dijumpai pada masjid-masjid tradisional Berikut ini merupakan preseden menurut karena sisi-sisinya sama panjang. Bentuk yang bangunan masjid yang menggunakan konsep kedua yakni empat persegi panjang, dengan dua arsitektur Islam yang dilihat dari beberapa aspek, sisi yang mengarah ke kiblat dan dua sisinya yang yaitu : tegak lurus kearah kiblat. D.1. BENTUK BANGUNAN Menurut Fanani (1993) dalam bukunya berjudul “Arsitektur Masjid”, mihrab merupakan sebuah inovasi pada awal arsitektur Islam, kuhususnya pada sebuah masjid. Menurut Syamsiah (2007), Gambar 1 Bentuk bangunan 3 Kasus 241 (sumber: diolah dari Google Image) Prosiding Seminar Intelektual Muda #2, Peningkatan Kualitas Hidup dan Peradaban Dalam Konteks IPTEKSEN, 5 September 2019, hal: 239-244, ISBN 978-623-91368-1-9, FTSP, Universitas Trisakti. MUHAMMAD RIFQI SALIM Bentuk bangunan dari Masjid Menara Kudus (kiri) mengadaptasi bentuk bangunan pura dari agama Hindu, namun elemen Islami juga dikombinasikan pada bangunan. Pada Masjid Gedhe Kauman (tengah), unsur rumah Jawa digunakan dalam perancangan bangunanya, seperti D.3. MENARA penerapan kepercayaan Kejawen yang mengatur orientasi bangunan yang searah dengan aliran angin, sehingga bangunan