POTENSI KAWASAN EKONOMI KHUSUS (KEK) TANJUNG LESUNG SEBAGAI DESTINASI PARIWISATA UNGGULAN DI KABUPATEN PANDEGLANG

Dedi Nurhayadi1), Lilis Sri Mulyawati2), Muhamad Yogie Syahbandar3).

Abstrak Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2012 tentang KEK Tanjung Lesung dengan fungsi utama yaitu Pariwisata, memiliki luas 1.500 Ha, dan bersifat strategis bagi pengembangan ekonomi Nasional, Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2009 tentang KEK, mengamanatkan bahwa 3 tahun setelah ditetapkan, harus memberikan manfaat sebanyak-banyaknya bagi kepentingan Nasional, Regional dan Lokal. Tetapi sampai saat ini setelah 5 tahun ditetapkan, dan 3 tahun telah beroperasi, pemanfaatan dan pengembangan KEK Tanjung Lesung dirasa masih belum optimal dan masih belum memberikan dampak besar bagi pembangunan Nasional, Regional dan Lokal. Studi ini bertujuan untuk: 1) mengidentifikasi potensi destinasi pariwisata unggulan, 2) mengidentifikasi permasalahan destinasi pariwisata unggulan, 3) mengidentifikasi tingkat kesesuaian masterplan pariwisata terhadap kondisi destinasi pariwisata unggulan eksisting di KEK Tanjung Lesung. Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi lapangan, dokumentasi, penyebaran kuesioner, wawancara, survey instansi serta studi literatur. Metode analisis yang digunakan ialah metode deskriptif, perhitungan kebutuhan fasilitas, superimpose dan analisis GAP. Indikator potensi dan permasalahan destinasi unggulan adalah daya tarik wisata, fasilitas pariwisata, aksesebilitas, dan dukungan stakeholder (pemerintah dan keterlibatan masyarakat). Indikator tingkat kesesuaian masterplan adalan seluruh program pembangunan yang tertuang didalam masterplan KEK. Sehingga dapat diidentifikasi sebagai berikut: 1) potensi yang dimiliki KEK Tanjung Lesung adalah aspek daya tarik wisata pantainya, yang didukungan Pemerintah Pusat dan Daerah melalui kemudahan berinvestasi bagi investor di bidang fiskal dan non fiskal. Serta penyiapan sumberdaya manusia yang handal dan profesional untuk keperluan pariwisata berstandart Internasional di Tanjung Lesung, 2) permasalahan pengembangan KEK Tanjung Lesung adalah masih terbatasnya sumberdaya modal untuk mengembangan kawasan karena minimnya investor. Masih belum lengkapnya fasilitas dan insprastruktur penunjang pariwisata serta aksesibilitas yang masih belum mudah dijangkau dari pusat kegiatan perkotaan, 3) Tingkat kesesuaian pembangunan masterplan masih rendah yakni hanya 4 program pembangunan yang sudah sesuai (12,5%) dengan lokasi yang di arahkan masterplan KEK. Telah terjadi kenjangan antara kondisi eksisting dengan rencana pembangunan berdasarkan msterplan, dengan nilai GAP sebesar -0.604 kondisi ini menunjukan implementasi kebijakan belum sesuai dengan masterplan pariwisata KEK Tanjung Lesung.

Kata Kunci : KEK, Potensi, Pariwisata Unggulan

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam rangka mempercepat pembangunan pembangunan sumberdaya manusia, ekonomi Nasional dan mengurangi pembangunan ekonomi, insfrastruktur, dan kesenjangan antar wilayah, Pemerintah Pusat mendorong laju investasi, menciptakan dan Daerah terus berupaya mendorong lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat, serta investasi bisnis dan meningkatkan daya saing diharapkan mampu menjadi trigger sector bagi wilayah, dengan strategi menyiapan kawasan pembanguan perekonomian Daerah dan yang memiliki keunggulan geoekonomi dan Nasional. geostrategis untuk kegiatan industri, ekspor, KEK Tanjung Lesung ditetapkan pada tahun impor, dan kegiatan ekonomi lain yang 2012 melaui Peraturan Pemerintah Nomor 26 memiliki nilai ekonomi tinggi, dengan skema Tahun 2012 tentang KEK Tanjung Lesung, investasi melalui penetapan Kawasan Ekonomi seluas 1.500 Ha dengan fungsi utama Khusus (KEK). Tujuannya ialah mengurangi Pariwisata. Undang-Undang Nomor 39 Tahun kesenjangan antar Wilayah, dari aspek 2009 Tentang KEK, mengamanatkan

Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik-Universitas Pakuan 1 pengoprasionalannya harus sudah siap Provinsi/Kabupaten/Kota yang bersangkutan dilaksanakan selama 3 tahun setelah ditetapkan mendukung KEK, 3) terletak pada posisi yang secara resmi oleh Pemerintah, serta harus dekat dengan jalur perdagangan internasional memberikan manfaat sebanyak-banyaknya bagi atau dekat dengan jalur pelayaran internasional kepentingan Nasional, Regional dan Lokal. di atau terletak pada wilayah potensi Sampai saat ini, setelah 5 tahun ditetapkan dan sumber daya unggulan, 4). mempunyai batasan 3 tahun sudah diresmikan pengoperasionalnya, wilayah Kawasan Ekonomi Khusus yang jelas, pembangunan masterplan pariwisata masih baik batas secara alami seperti sungai, parit, belum dapat terealisasi dan sesuai rencana, maupun batas buatan seperti jalan, dan tugu. pemanfaatan dan pengembangan segala bentuk 1.4 Destinasi Pariwisata Unggulan sumberdaya yang ada untuk keperluan Kawasan Unggulan adalah kawasan wisata pariwisata dirasa masih belum optimal dan dengan objek wisata langka serta daya tarik belum memberikan dampak besar bagi wisata yang kuat, tidak ditemui diwilayah lain pembangunan Nasional, Regional dan Lokal. serta sudah teruji oleh pasar wisata domestik Berdasarkan kondisi tersebut, penelitian ini dan internasional yang mantap dan mampu berupaya untuk mengidentifikasi potensi, memberikan dampak pembangunan secara permasalahan, dan tingkat kesesuaian cepat dan menyeluruh. (Perda nomor 09 tahun masterplan pariwisata dengan kondisi eksisting 2005 tentang RIPP Provinsi ). di KEK Tanjung Lesung. Berdasarkan Permenbudpar Nomor Pm.37/Um.001/Mkp/07 tentang Kriteria Dan 1.2 Tujuan Penelitian Penetapan Destinasi Pariwisata Unggulan. Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini Kriterianya sekurang-kurangnya harus, yaitu sebagai berikut: meliputi: 1. Apa yang menjadi potensi destinasi pariwisata unggulan di KEK Tanjung a. Ketersediaan sumber daya dan daya tarik Lesung; wisata; 2. Apa yang menjadi permasalahan destinasi b. Fasilitas pariwisata dan fasilitas umum; pariwisata unggulan di KEK Tanjung c. Aksesebilitas; Lesung; d. Kesiapan dan Keterlibatan masyarakat; 3. Bagaimana tingkat kesesuaian masterplan e. Potensi pasar; dan pariwisata terhadap destinasi unggulan f. Posisi strategis pariwisata dalam eksisting di KEK Tanjung Lesung; pembangunan daerah. Adapun kriteria lainnya sebagai berikut. 1.3 Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) ICCA dalam Valdo (2015) Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2009 a. Atraksi atau daya tarik wisata; tentang KEK, menyebutkan bahwa Kawasan b. Aksesibilitas; Ekonomi Khusus yang selanjutnya disebut c. Dukungan stakeholder meliputi pemerintah, KEK, adalah kawasan dengan batas tertentu pihak swasta, masyarakat, dan investor; dalam Wilayah hukum Negara Kesatuan d. Fasilitas; Republik Indonesia yang ditetapkan untuk e. Citra destinasi; dan menyelenggarakan fungsi perekonomian dan f. Kesiapan masyarakat; memperoleh fasilitas tertentu. g. Potensi pasar. KEK terdiri dari 7 zona yaitu zona pengolahan 1.5 Kebijakan Terkait Tanjung Lesung ekspor, logistik, industri, pengembangan Adapun kebijakan dan program pemerintah teknologi, pariwisata, energi, dan zona ekonomi dalam menurunkan tingkat ketimpangan lain. Tujuannya ialah untuk mempercepat terdapat dalam kebijakan sebagai berikut: perkembangan daerah dan sebagai model terobosan pengembangan kawasan untuk 1. Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional pertumbuhan ekonomi, antara lain industri, (RTRWN) pariwisata, dan perdagangan sehingga dapat 2. Rencana Induk Pembangunan Pariwisata menciptakan lapangan pekerjaan. Kriterianya Nasional 2010-2025 dan syarat pembentukannya ialah sebagai a. Rencana Pembangunan Jangka Menengah berikut: 1). Sesuai dengan Rencana Tata Ruang Nasional (RPJMN) 2015-2019. Wilayah dan tidak berpotensi mengganggu 3. Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) kawasan lindung, 2). Pemerintah Provinsi Banten

Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik-Universitas Pakuan 2 4. Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) kondisi destinasi pariwisata unggulan eksisting Kabupaten Pandeglang menggunakan analisis deskriptif, GAP (gander 5. Rencana Pembangunan Jangka Menengah analysis pathway), dan analisis overlay Kabupaten Pandeglang /superimpose. Metode-metode tersebut dipilih 6. Rencana Induk Pembangunan karena menggunakan data yang mudah Kepariwisataan Kabupaten Pandeglang diperoleh dan sesuai dengan ketersediaan data yang dimiliki KEK Tanjung Lesung. II. METODE PENELITIAN 2.1 Lokasi Penelitian III. HASIL DAN PEMBAHASAN Lokasi dalam penelitian ini dilakukan di KEK 3.1 Analisis Potensi Destinasi Pariwisata Tanjung Lesung seluas 1.500 Ha, yang terletak Unggulan di Kawasan Ekonomi Khusus di Desa Tanjung Jaya Kecamatan Panimbang di (KEK) Tanjung Lesung Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten. Untuk Berdasarkan Permenbudpar Nomor: lebih jelasnya mengenai ruang lingkup wilayah PM.37/UM.001/MKP/07 Tentang Kriteria Dan dapat dilihat pada Gambar 1. Penetapan Destinasi Pariwisata Unggulan, serta tinjauan teori menurut ICCA dalam Valdo (2015) yang telah disesuaikan berdasarkan kondisi eksisting destinasi yang ada, maka diperoleh indikator potensinya sebagai berikut: daya tarik wisata, fasilitas pariwisata, aksesebilitas dan dukungan stakeholder (dukungan pemerintah dan keterlibatan masyarakat).

1. Daya Tarik Wisata (DTW)

Berdasarkan hasil analisis potensi daya tarik wisata yang ada di KEK Tanjung Lesung terbagi kedalam 3 kategori yaitu potensi daya Gambar 1 tarik alamiah, budaya, dan buatan manusia. Peta Administrasi Provinsi Lampung a. Alamiah (Nature) 2.2 Metode Pengumpulan Data Potensi daya tarik alamiah yang ada adalah Metode pengumpulan data pada penelitian inu keberadaan pantainya, terdapat 7 pantai yang dilakukan dengan cara primer dan sekunder. dimiliki yaitu pantai Grinyumas, Cibiuk, Lada, Pengumpulan data primer diperoleh dengan Lagon Dadap, Tanjung Kuntilanak, Kawasan melakukan survey langsung kelokasi penelitian Beach Club Tanjung Lesung, dan Pantai Bodur. kuesioner dan wawancara kepada para Memiliki karakteristik yang khas dan unik dari responden, secara purposive atau ditetapkan pantai didaerah lainnya, karena memiliki pasir langsung berdasarkan pengetahuan yang putih dan debur ombak yang tidak besar, air laut responden miliki. Pengumpulan data sekunder jernih, memiliki view Pulau Liwungan, Gunung yaitu melakukan studi kepustakan dari Anak Krakatau di Selat Sunda, sunset di sore publikasi dokumen-dokumen perencanaan hari, serta dapat menikmati suasana asri dari yang diterbitkan oleh Pemerintah Pusat dan vegetasi masih hijau. Berenang, bermain pasir, Daerah dan sumber pustaka lainnya yang bersantai, snorkeling, berjemur, memancing memiliki keterkaitan dengan tema penelitian. dan berfoto. Aktivitas lainnya ialah trip ke TNUK dan Gunung Anak Krakatau, banana 2.3 Metode Analisis boat, slider boat, water ski, jetski, glass bottom Metode analisis yang digunakan dalam boat trip, sunset boat trip, snorkeling, diving, penelitian ini untuk mengidentifikasi potensi sea kayak, bottom fishing by boat, ATV dan permasalahan destinasi pariwisata adventure, bersepeda dan bermain volly pantai unggulan di KEK Tanjung Lesung digunakan dan aktivitas pantai lainnya dapat dilakukan di metode analisis deskriptif dan analisis pantai yang ada di KEK Tanjung Lesung. kebutuhan jumlah fasilitas pariwisata, sedangakan untuk mengetahui tingkat Untuk lebih jelasnya mengenai kondisi, sebaran kesesuaian masterplan pariwisata terhadap pantai dan MCC lihat pada Gambar 2 dan 3.

Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik-Universitas Pakuan 3 berbeda dari wisata lainya, karena berkaitan dengan budaya dan sejarah Negara Mongolia.

Untuk lebih jelasnya mengenai MCC dapat dilihat pada Gambar 5.

(i) Sunset di Tanjung Lesung (ii) Pantai di Tanjung Lesung Gambar 5 Kondisi MCC di KEK Tanjung Lesung

(i) Gerbang MCC (ii) Bangunan MCC

Gambar 2 Kondisi Pantai di KEK Tanjung Lesung

2. Fasilitas Pariwisata Fasilitas pariwisata yang ada terdiri dari fasilitas pokok (penginapan, restoran dan biro perjalanan) dan fasilitas penunjang pariwisata (perbelanjaan, kesehatan, keamanan, peribadatan, sistem perbankan, kantor Gambar 3 informasi, toilet umum, dan fasilitas tempat Sebaran DTW di KEK Tanjung Lesung parkir) (Suwantoro 1997), berdasarkan hasil b. Budaya (Culture) analisis diperoleh hasil sebagai berikut: 1). Potensi daya tarik budaya yang ada adalah Masih kurang mencukupi kebutuhan fasilitas tarian rampak bedug, tarian saman, tarian untuk wisatawan, hanya 3 fasilitas dari 11 bedrong lesung, tarian dewi tanjung lesung, fasilitas yang sudah cukup jumlah unitnya, 2). tarian api dan seni debus yang sudah di Masih belum bervariasi jenisnya, hanya 5 modifikasi bentuk dan tampilannya mengikuti fasilitas yang sudah bervariasi dan 6 lainnya zaman dan keperluan pariwisata di Tanjung masih belum bervariasi jenisnya, 3). Sudah baik Lesung. Selain itu terdapat program budaya kondisi fasilitasnya, 8 fasilitas pariwisata yang sangat unik dan khas menarik minat kondisinya baik dan hanya 2 fasilitas masih wisatawan yakni Festival Tanjung Lesung yang belum baik kondisinya, 4). Semua fasilitas rutin diselenggarakan setiap tahun. belum tersebar secara merata di seluruh atraksi wisata dan masih terpusat di kawasan kalicaa Untuk lebih jelasnya mengenai kondisi villa dan beach club. Maka hal tersebut kesenian dapat dilihat pada Gambar 4. berpotensi untuk pembangunan dan pengembangan fasilitas baru, membuka lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat, memberikan alternativ pilihan jenis fasilitas, peningkatan kenyamanan wisatawan, mempermudah wisatawan untuk mendapatkan (i) Kesenian di KEK (ii) Festival Tanjung Lesung fasilitas, peningkatan sektor ekonomi Gambar 4 masyarakat dan wilayah. Kondisi Budaya di KEK Tanjung Lesung Untuk lebih jelasnya mengenai kondisi fasilitas dan sebarannya dapat dilihat pada Gambar 6 c. Buatan Manusia (Man Made) dan 7. Potensi daya tarik buatan manusia adalah Pembangunan dan pengembangan kawasan pusat kebudayaan Negara Mongolia yaitu MCC (mongolia culture center). Dibangun di atas lahan seluas 1 ha,. Merupakan satu-satunya daya tarik wisata buatan manusia yang ada dan menawarkan sesuatu kegiatan pariwisata yang (i) Toilet Semipermanen di KEK (ii) Kantor Informasi KEK Gambar 6 Kondisi Fasilitas di KEK Tanjung Lesung

Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik-Universitas Pakuan 4 4. Aksesibilitas Pariwisata Terdapat 3 (tiga) rute perjalanan menuju KEK dari pusat kegiatan perkotaan yakni Rute Utara, Tengah dan rute Selatan, dengan Kondisi jaringan jalan sudah cukup baik dengan statusnya sebagai jalan Nasional yang memudahkan para wisatawan untuk mengunjungi KEK. Potensi lainnya adalah adanya program pembangunan dari Pemerintah Gambar 7 Pusat dan Daerah terkait rencana pembangunan Sebaran Fasilitas di KEK Tanjung Lesung insfrastruktur penunjang aksesibilitas menuju KEK (jalan tol, pelabuhan, bandara udara dan 3. Dukungan Stakeholder (dukungan kereta api). pemerintah dan keterlibatan Untuk lebih jelasnya mengenai kondisi jaringan masyarakat) jalan dan moda transportasi dapat dilihat pada Potensi dukungan stakeholder di KEK adalah Gambar 9 dan 10. dengan ditetapkannya Tanjung Lesung sebagai pariwisata prioritas Nasional membuat kawasan ini begitu dimanjakan dengan kebijakan yang di buat oleh Pemerintah Pusat maupun Daerah, seperti kebijakan pembebasan pajak bumi dan bangunan, pembebasan bea masuk barang impor dari luar, dan kemudahan investasi bagi investor. Berdasarkan Hasil (i) Kondisi Jalan Nasional (ii) Moda Angkutan wawancara dengan Kepala Kantor Gambar 9 Administrator KEK Tanjung Lesung di Kondisi Transportasi di KEK Tanjung Lesung Kabupaten Pandeglang, menyebutkan bahwa “Adanya peraturan yang mendukung kemudahan investasi dan rencana insfrastruktur penunjang, Pemerintah Daerah menyiapkan sumberdaya manusia yang profesional di bidang pariwisata” (Ibu Joyice: 22 April 2017:13.00 wib) merupakan potensi yang dimiliki KEK Tanjung Lesung dari aspek dukungan stakeholder . Potensi keterlibatan masyarakat adalah turut serta didalam pembangunan fasilitas pariwisata, masyarakat membuat man made Gambar 10 tradisonal untuk cinderamata, serta selalu Rute Menuju KEK Tanjung Lesung menjaga situasi wilayah agar kondusif bagi para wisatawan, dan menyiapkan destinasi alternatif 3.2 Analisis Permasalahan Destinasi lainnya untuk destinasi lain diluar KEK Pariwisata Unggulan di KEK Tanjung Tanjung Lesung. Lesung Untuk lebih jelasnya mengenai kondisi Berdasarkan Permenbudpar Nomor: dukungan masyarakat dapat dilihat pada PM.37/UM.001/MKP/07 Tentang Kriteria Dan Gambar 8. Penetapan Destinasi Pariwisata Unggulan, serta tinjauan teori menurut ICCA dalam Valdo (2015) yang telah disesuaikan berdasarkan kondisi eksisting destinasi yang ada, maka diperoleh indikator permasalahannya sebagai berikut: daya tarik wisata, fasilitas pariwisata,

aksesebilitas dan dukungan stakeholder (i) Pembuatan Cinderamata (ii) Penyediaan Penginapan (dukungan pemerintah dan keterlibatan Gambar 8 masyarakat). Kondisi Dukungan Masyarakat di KEK Tanjung Lesung

Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik-Universitas Pakuan 5 1. Daya Tarik Wisata (DTW) Masih minimya fasilitas penunjang kegiatan Berdasarkan hasil analisis permasalahan daya pariwisata dengan perkerasan jaringan jalan tarik wisata yang ada di KEK Tanjung Lesung menuju destinasi tersebut masih berupa terbagi kedalam 3 kategori yaitu permasalahan bebatuan kerikil yang bercampur tanah. daya tarik wisata alamiah, budaya, dan buatan manusia. 2. Fasilitas Pariwisata a. Alamiah (Nature) Fasilitas pariwisata yang ada di KEK Tanjung Permasalahan pengembangan daya tarik wisata Lesung terdiri dari fasilitas pokok (penginapan, alamiah yang ada di KEK Tanjung Lesung restoran dan biro perjalanan) dan fasilitas adalah masih belum optimalnya promosi yang penunjang pariwisata (perbelanjaan, kesehatan, dilakukan oleh PT BWJ, serta masih minimnya keamanan, peribadatan, sistem perbankan, sumberdaya modal dan minimnya investor kantor informasi, toilet umum, dan fasilitas yang masuk untuk pengembangan atraksinya. tempat parkir) (Suwantoro 1997), berdasarkan Masih minimnya fasilitas penunjang hasil analisis permasalahan pengembangan pariwisata, waktu tempuh yang masih cukup fasilitas pariwisata yang ada diperoleh hasil lama dari pusat kota, dan kondisi jalan di dalam sebagai berikut: 1). Jumlahnya masih kurang kawasan yang buruk serta sering terjadi mencukupi kebutuhan fasilitas untuk sengketa lahan antara masyarakat dengan PT kebutuhan wisatawan, 2). Jenis fasilitas yang BWJ. Masih adanya rasa tidak saling memiliki ada masih belum bervariasi, 3). Kondisi antara masyarkat dan PT.BWJ didalam fasilitas sebagian sudah usang dan kurang pengelolaan dan pengembangan daya tarik terawat, perlu dilakukan renovasi di sebagian wisata alamiah yakni wisata pantainy. fasilitas yang ada, 4). Semua fasilitas belum b. Budaya (Culture) tersebar secara merata di seluruh atraksi wisata Permasalahan pengembangan daya tarik wisata dan masih terpusat di kawasan kalicaa villa dan budaya yang ada di KEK Tanjung Lesung kawasan beach club Tanjung Lesung. Maka adalah masih terbatasnya sumberdaya manusia kondisi tersebut diatas menjadi sebuah yang handal dan profesional untuk melestarikan permasalahan pengembangan KEK dari segi dan menginstrumental budaya-budaya lokal fasilitas pariwisata. yang ada untuk keperluan kepariwisataan, serta 3. Dukungan Stakeholder (dukungan masih minimnya sumberdaya modal karena pemerintah dan keterlibatan minim investor untuk mengembangkan masyarakat) kesenian yang ada, masih rendahnya kesadaran Permasalahan pengembangan KEK Tanjung masyarakat dan pemerintah daerah terhadap Lesung dari aspek dukungan Pemerintah adalah potensi seni, minimnya media informasi belum adanya produk-produk hukum yang promosi pariwisata, dan kurang banyaknya mengatur kebijakan teknis yang merupakan jumlah kesenian yang ditampilkan sebagai penjabaran dari undang-undang dan peraturan pertunjukan di KEK. lainnya terkait kemudahan investasi di KEK c. Buatan Manusia (Man Made) bagi investor yang akan berinvestasi, belum Permasalahan pengembangan daya tarik wisata terealisasinya semua rencana program buatan manusia yang ada di KEK Tanjung pembangunan insfrastruktur dari Pemerintah Lesung adalah masih belum optimalnya Pusat (jalan tol, pelabuhan pariwisata, bandara pengelolaan dan pengembangan daya tarik Banten selatan dan reaktivasi kereta api wisata buatan manusia, yang disebabkan oleh Rangkasbitung-Labuan), serta permasalahan belum adanya sumberdaya modal yang cukup pembebasan lahan di KEK yang sering terjadi. untuk membangun dan mengembangkan Permasalahan keterlibatan masyarakat di KEK atraksi buatan dari PT BWJ. Masih minimnya adalah masih rendahnya tingkat pendidikan minat investor untuk membangun atraksi masyarakat, minimnya sumberdaya modal buatan baru yang disebabkan oleh belum untuk mengembangkan kerajinan tangan maksimalnya penyediaan infrastruktur masyarakat untuk keperluan pariwisata, belum penunjang pariwisata yang saat ini ada di KEK adanya kelompok sadar (POKDARWIS) Tanjung Lesung, oleh Pemerintah maupun wisata dari masyarakat, serta masih minimnya PT.BWJ. Aspek kelembagaan dan kepastian Pelatihan dan pendidikan serta sosialisasi hukum untuk berinvestasi masih belum kegiatan kepariwisataan bagi masyarakat dari terfasilitasi sampai saat ini bagi para investor.

Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik-Universitas Pakuan 6 Pemerintah Pusat maupun Daerah dan sudah terbangun di KEK dibagi jumlah masyarakat dirasa masih acuh dengan adanya keseluruhan program (32 program), lalu KEK pariwisata di wilahnya. dikalikan dengan 100 maka didapat hasil 40,6% (13:32x100=40,6%), jadi kesesuaian 4. Aksesibilitas Pariwisata pembangunan di KEK baru mencapai 40,6%. Permasalahan pengembangan KEK Tanjung Hasil tersebut menunjukan ketersediaan Lesung dari aspek aksesibilitas pariwisata fasilitas berdasarkan masterplan masih kurang adalah jarak tempuh yang masih jauh dan waktu dari setengahnya setelah 7 tahun ditetapkan tempuh yang masih cukup lama dari pusat sebagai KEK. Dari ke 13 program tersebut kegiatan perkotaan, serta biaya yang hanya 4 program pembangunan (fasilitas) dikeluarkan cukup banyak bagi wisatawan 12,5% (4:32x100=12,5%), yang lokasi untuk mencapai Tanjung Leusng yang pembangunannya sesuai dengan arahan dikarenakan belum terealisasinya semua dokumen masterplan KEK, sedangkan 9 rencana program pembangunan insfrastruktur lainnya lokasi pembangunan eksisting tidak dari Pemerintah Pusat (pembangunan jalan tol, sesuai dengan arahan masterplan KEK. pelabuhan pariwisata, bandara Banten selatan dan reaktivasi kereta api Rangkasbitung- Untuk lebih jelasnya kesesuaian lokasi fasilitas Labuan) sehingga biaya perjalanan menjadi eksisting dapat dilihat pada Gambar 11. lebih besar. Belum optimalnya sistem pelayanan angkutan transportasi umum menuju KEK Tanjung Lesung menjadi permasalahan pengembangan yang dihadapi saat ini.

3.3 Analisis Tingkat Kesesuaian Masterplan Pariwisata Terhadap Kondisi Destinasi Pariwisata Unggulan Eksisting Di KEK Tanjung Lesung Analisis ini bertujuan untuk melihat sejauh mana tingkat kesesuaian rencana pembangunan berdasarkan masterplan pariwisata KEK

Tanjung Lesung dengan kondisi eksisting Gambar 11 pembangunan destinasi pariwisata di KEK. Metode analisis yang digunakan ialah metode Peta Kesesuaian Fasilitas Pariwisata Dengan deskriptif, GAP, dan analisis superimpose atau Masterplan KEK Tanjung Lesung overlay peta masterplan dengan kondisi eksiting destinasi, sehingga akan diperoleh 2. GAP (Gander Analysis Pathway)/Analisis hasil analisis berupa peta kesesuaian lokasi Kesenjangan eksisting dengan masterplan KEK. Hasil GAP analisis digunakan sebagai salah satu alat analisis tersebut ialah sebagai berikut: untuk mengevaluasi kinerja pembangunan di 1. Superimpose/Overlay Peta KEK berdasarkan masterplan pemba ngunan Metode ini merupakan proses pertampalan yang ada. Standar penyelenggaraan pariwisata (tumpang-tindih) antara peta masterplan KEK di Tanjung Lesung memiliki 32 program dengan data kondisi eksisting destinasi pembangunan yang harus tersedia untuk pariwisata di KEK Tanjung Lesung, sehinga mendukung kegiatan pariwisata unggulan di akan didapatkan sebuah data dan peta spasial Kabupaten Pandeglang. Hanya 13 program mengenai tingkat kesesuaian antara rencana yang telah tersedia di KEK (marina, hotel, dengan kondisi eksisting serta untuk melihat lapangan golf, perumahan, restoran, gerbang persentase realisasi pembangunan masterplan masuk, pusat informasi dan penjualan, sekolah, di KEK. Data-data yang digunakan bersumber fasilitas operasional dan perawatan, water pada data spasial masterplan dan hasil treatment plan, instalasi pengolahan air limbah, observasi fasilitas dilapangan. dan hutan tropis) sedangkan 19 program lainnya masih belum terealisasi. Hasil superimpose menunjukan bahwa 13 porgram pembangunan sudah terealisasi di Hasil asnalisis perhitungan GAP, mendapatkan KEK. Maka di gunakan perhitungan angka penilaian rata-rata realisasi pemobotan sederhana yakni 13 program yang pembangunan masterplan sebesar -1.813 dan

Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik-Universitas Pakuan 7 nilai rata-rata rencana realisasi pembangunan 1. Menambah jumlah dan variasi dari atraksi masterplan yaitu -0.604. Sedangkan nilai rata- wisata yang dikemas dengan bentuk dan rata GAP antara realisasi dengan rencana pola mengikuti perkembangan zaman tetapi pembangunan kawasan (R-K) adalah -0.604 tidak merubah nilai budaya dan kearifan hasil tersebut menunjukan bahwa untuk lokal masyarakat, serta menjaga kelestarian implementasi kebijakan berdasarkan rencana pantainya. pembangunan yang tertuang di masterplan 2. Dibentuknya organisasi pariwisata berbasis pariwisata KEK Tanjung Lesug sampai saat ini masyarakat seperti kelompok masyarakat masih menunjukan kondisi yang belum sesuai sadar wisata (POKDARWIS), dan lebih dengan masterplan pariwisata KEK Tanjung memanfaatkan media masa seperti televisi, Lesung sebagai destinasi pariwisata unggulan dan instagram, facebook, atau media di Kabupaten Pandeglang. internet lainnya sebagai media promosi. 3. Pemerintah Pusat dan Daerah diharapkan dapat segera menyelesaikan program IV. KESIMPULAN DAN SARAN pembangunan insfrastruktur penunjang 4.1 Kesimpulan kegiatan pariwisata Tanjung Lesung. Serta Untuk menjawab tujuan yang telah dilakukan, segera menyelesaikan prodak-prodak maka dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan hukum untuk menjamin adanya kepastian sebagai berikut, yaitu: hukum bagi para investor. 1. Potensi yang dimiliki KEK Tanjung Lesung 4. Menambah jumlah, menambah variasi jenis adalah aspek daya tarik wisata pantainya, fasilitas, memperhatikan kondisi dan yang didukungan Pemerintah Pusat dan membangun fasilitas pariwisata di setiap Daerah melalui kemudahan berinvestasi atraksi wisata. bagi investor di bidang fiskal dan non fiskal. 5. Dilakukan pengawasan, pemantauan dan Serta penyiapan sumberdaya manusia yang evaluasi pembangunan didalam kawasan handal dan profesional untuk keperluan oleh Pemerintah Pusat maupun Daerah agar pariwisata berstandart Internasional di pembangun pariwisata di KEK Tanjung Tanjung Lesung. Lesung sesuai dengan arahan 2. Permasalahan pengembangan KEK Tanjung pembangunan masterplan. Lesung adalah masih terbatasnya sumberdaya modal untuk mengembangan DAFTAR PUSTAKA kawasan karena minimnya investor. Masih Ariando, Valdo. 2015. Destination belum lengkapnya fasilitas dan Branding Kepulauan Seribu (Studi insfrastruktur penunjang pariwisata serta Kasus Destination Branding aksesibilitas yang masih belum mudah Kepulauan Seribu Dalam Upaya dijangkau dari pusat kegiatan perkotaan. Mengembangkan Destinasi Wisata 3. Tingkat kesesuaian pembangunan Bahari Internasional) (Skripsi). masterplan masih rendah yakni hanya 4 Yogyakarta: Jurusan Ilmu program pembangunan yang sudah sesuai Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan (12,5%) dengan lokasi yang di arahkan Ilmu Politik Universitas Gadjah masterplan KEK. Telah terjadi kenjangan Mada. antara kondisi eksisting dengan rencana [BAPPEDA] Badan Perencanaan pembangunan berdasarkan msterplan, Pembangunan Daerah Provinsi dengan nilai GAP sebesar -0.604 kondisi ini Banten. Peraturan Daerah Provinsi menunjukan implementasi kebijakan belum Banten Nomor 2 Tahun 2011 Tentang sesuai dengan masterplan pariwisata KEK Rencana Tata Ruang Wilayah Tanjung Lesung. Provinsi Banten 2010-2030. Serang [BAPPEDA] Badan Perencanaan 4.2 Saran Pembangunan Daerah Kabupaten Untuk menjawab semua Pandeglang. Peraturan Daerah permasalahan yang ada dan menjawab Kabupaten Pandeglang Nomor 3 semua tujuan, maka disampaikan beberapa Tahun 2011 Tentang Rencana Tata saran sebagai berikut: Ruang Wilayah Kabupaten Pandeglang 2011-2031. Pandeglang.

Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik-Universitas Pakuan 8 [BAPPEDA] Badan Perencanaan PT. Banten West . 2017. Laporan Pembangunan Daerah Kabupaten Perkembangan Kawasan Ekonomi Pandeglang. Peraturan Daerah Khusus Pariwisata Tanjung Lesung Kabupaten Pandeglang Nomor 7 Periode Sampai Bulan Februari 2017. Tahun 2016 Tentang Rencana : Sekretariat Dewan Nasional Pembangunan Jangka Menengah Kawasan Ekonomi Khusus. Kabupaten Pandeglang 2016-2021. Suwartono, Gamal. 1997. Dasar-Dasar Pandeglang. Pariwisata. Yogyakarta: Andi [DISPARBUD] Dinas Pariwisata dan Publishing. Kebudayaan. Kabupaten Pandeglang. Republik Indonesia. 2009. Undang-Undang Peraturan Daerah Kabupaten Republik Indonesia Nomor 39 Tahun Pandeglang Nomor 6 Tahun 2014 2009 Tentang Kawasan Ekonomi Tentang Rencana Induk Khusus. Lembaran Negara Republik Pembangunan Kepariwisataan Indonesia, Tahun 2009 No. 5066. Kabupaten Pandeglang Tahun 2015 – Sekretariat Negara. Jakarta. 2025. Pandeglang. [DISPARBUD] Dinas Pariwisata dan PENULIS : Kebudayaan Provinsi Banten. 1. Dedi Nurhayadi, S.P.W.K Alumni Peraturan Daerah Provinsi Banten (2018) Program Studi Teknik Perencanaan Nomor 9 Tahun 2005 Tentang Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik, Rencana Induk Pengembangan Universitas Pakuan. Pariwisata Daerah (RIPP) Provinsi 2. Ir. Lilis Sri Mulyawati, M.Si. Banten. Serang. Pembimbing I/Dosen Program Studi Peraturan Menteri Kebudayaan dan Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota, Pariwisata Republik Indonesia Fakultas Teknik, Universitas Pakuan. Nomor Pm.37/Um.001/Mkp/07 3. M. Yogie S. ST, M.Si. Pembimbing Tentang Kriteria Dan Penetapan II/Dosen Program Studi Teknik Destinasi Pariwisata Unggulan. 2007. Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Jakarta Teknik, Universitas Pakuan. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2008 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN). 2008. Jakarta.

Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik-Universitas Pakuan 9