PERSEPSI MASYARAKAT LOKAL TENTANG PENGEMBANGAN RESORT DAN RESTORAN

Stevly J. Manembu1*, Robert Towoliu2 , Benny I. Towoliu3

1Kantor Perwakilan Pemerintah Kabupaten Kepulauan Talaud 2, 3 Program studi Perhotelan, Jurusan Pariwisata, Politeknik Negeri E-mail: [email protected]

Abstract : Local Community Perception on the Availabilityand Development of Resort and Restaurant. Currently, tourism development in archipelagic regions is the priority of Indonesian government. North has 256 islands 11 of which border with the Philippines. One of the regencies that borders directly with the Philippines is It has a cultural tradition called maneewhich is annually held in Intata Island, but actually Talaud regency also has many islands that can be developed as tourist attractions. Sara is an island which islocated near the district capital Melonguane. Now Sara Island is prioritized to have supporting facilities such as resorts and restaurants that will be constructed . This study aims to assess local perceptions towards the development of supporting facilities on the island of Sara. Research method used was qualitative supported by quantitative data. Data collecting technique was survey by using questionnaires and open interviews.Quota sampling technique was used to collect data whose number of respondents is 125 respondents, only for information needed. The data were analyzed using Likert scale and table analysis.The results of research showedthat the scale of the overall attitude of the total obtained fom the responses was 40% strongly agreed, 31% agreed, 12% did not know, 9% disagreed and 8% strongly disagreed. The total of respondents who agreedwas 71% of125 respondents which means that more thana half of local inhabitants support the development of of supporting facilities such as resorts and restaurants on Sara island. Suggestion to the local governmen is that they must be consistent to involve local communities in the planning, developing and managing the supporting facilities on the island. Keywords: perception, local communities, development, resort, restaurant, Sara island.

Abstrak : Persepsi Masyarakat Lokal Tentang Pengembangan Resort dan Restoran. Perkembangan pariwisata di wilayah kepulauan saat ini menjadi prioritas utama pemerintah . Sulawesi Utara memiliki 256 pulau dan 11 diantara berbatasan dengan Philipina. Salah satu kabupaten yang berbatasan langsung dengan Philipina adalah Kabupaten Kepulauan Talaud, yang memiliki tradisi budaya Manee yang setiap tahunnya dilaksanakan dipulau Intata, namun sebenarnya kabupaten Talaud juga memiliki banyak pulau yang bisa dikembangkan sebagai objek wisata. Pulau Sara merupakan pulau yang terletak di dekat pusat kabupaten Melonguane. Saat ini pulau Sara diprioritaskan akan dibangun sarana pendukung penginapan berupa resort serta restoran. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji persepsi masyarakat lokal terhadap pengembangan sarana tersebut di pulau Sara. Metode penelitan yang digunakan dalam penelitian adalah metode kualitatif dan didukung dengan data-data kuantitatif. Teknik pengumpulan data berbentuk survey dengan menggunakan kuisioner, serta wawancara bersifat terbuka. Teknik quota sampling dipakai untuk mengumpulkan data dengan jumlah responden sebanyak 125 responden hanya untuk kebutuhan informasi. Analisis yang dipakai dengan menggunakan skala likert serta analisis tabel. Hasil penelitian menunjukkan dari skala sikap diperoleh secara keseluruhan dari total pernyataan yang ada yaitu 40% sangat setuju, 31% setuju, 12% tidak tahu, 9% tidak setuju dan 8% sangat tidak setuju. Dari total responden yang setuju menunjukkan 71% dari jumlah responden sebanyak 125 responden, artinya hampir setengah lebih mendukung pulau Sara dibangun sarana pendukung penginapan (resort) dan restoran. Untuk sikap yang apatis dan tidak mendukung hanya perlu diberikan pemahaman serta pembuktian pengembangan sarana yang direncanakan. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa masyarakat lokal setuju pulau Sara dikembangkan sarana pendukung resort dan restoran. Saran yang dapat diberikan kepada pemerintah daerah; harus tetap konsisten melibatkan masyarakat lokal dalam perencanaan, pengembangan dan pengelolaan sarana di pulau tersebut. Kata kunci: persepsi, masyarakat lokal, penyediaan, pengembangan, resort, restoran, pulau Sara. 47 48 Jurnal Hospitaliti dan Pariwisata Volume 3, Nomor 1, Januari 2016, hlm, 01 - 113 Negara Indonesia memiliki keadaan alam membuka daerah tujuan wisata yang baru, yang kompleks seperti; adanya flora dan mengadakan kampanye sadar wisata, termasuk fauna, peninggalan purbakala, peninggalan membuka jalur penerbangan langsung untuk sejarah, seni dan budaya. Keadaan alam mempermudah akses masuk bagi wisatawan yang kompleks ini merupakan sumber daya mancanegara seperti yang sudah dilakukan dan modal pembangunan pariwisata untuk oleh pemerintah Provinsi Sulawesi Utara peningkatan kemakmuran dan kesejahteraan dengan negara Cina dan Jepang yang mulai rakyat. Sektor pariwisata sebagai salah diberlakukan pertengahan tahun ini. satu penyumbang devisa negara terbesar di Dampak dari berbagai upaya pemerintah Indonesia dewasa ini mendapat perhatian serius yang telah dilaksanakan selama ini melalui dari pemerintah baik pusat maupun daerah. berbagai program dan kebijakan di bidang Pemerintah negara Indonesia saat ini sedang pariwisata memang dapat dikatakan berhasil, giat mempromosikan pariwisata di Indonesia hal ini dapat dibuktikan dengan jumlah dengan harapan wisatawan dapat berkunjung kunjungan wisatawan baik mancanegara sebanyak-banyaknya di Indonesia karena maupun lokal yang semakin meningkat dari pemasukan dari hasil pariwisata menjadi salah waktu ke waktu. Namun sangat disayangkan, satu sumber pendapatan APBD dan APBN di karena pembangunan di sektor pariwisata Indonesia. Berbagai program telah disiapkan yang dilaksanakan pemerintah Provinsi oleh pemerintah untuk meningkatkan Sulawesi Utara selama ini lebih dipusatkan pembangunan ekonomi nasional khususnya pada promosi dan peningkatan pengelolaan melalui sektor pariwisata guna tercapainya objek-objek wisata yang sudah ada dan hanya kesejahteraan masyarakat yang mandiri. terfokus di beberapa daerah tertentu seperti Upaya-upaya yang dilakukan oleh pemerintah pulau Bunaken, kota Manado, kota , melalui berbagai program dan kebijakan di kabupaten Minahasa, dan sekitarnya padahal bidang pariwisata selama ini dapat dikatakan masih banyak lokasi-lokasi yang dapat cukup berhasil. Keberhasilan ini dapat dilihat dijadikan sebagai daerah tujuan wisata yang dari kunjungan wisatawan yang semakin baru namun belum dikelola secara profesional. meningkat dari tahun ke tahun.Hal ini tidak Pulau Sara yang terletak di kabupaten lepas dari upaya pemerintah dan stakeholder kepulauan Talaud memiliki potensi alam yang dalam meningkatkan sektor pariwisata melalui sangat indah untuk dijadikan sebagai salah satu pembangunan sarana dan prasarana seperti objek wisata yang layak dikunjungi.Dengan membuka akses jalan menuju ke objek- posisi geografis yang sangat strategis karena objek wisata yang ada di Sulawesi Utara berada di bagian paling Utara, Pulau Sara yang dan pengadaan fasilitas-fasilitas umum yang ada di kabupaten kepulauan Talaud dikenal memadai di beberapa objek wisata yang sudah sebagai beranda negara kesatuan Republik ada.Dalam hubungan regionalnya, pemerintah Indonesia.Pulau Sara merupakan salah satu pusat telah melaksanakan kerjasama dengan lokasi yang sangat strategis dan potensial untuk beberapa negara untuk mempermudah akses dikelola, dikembangkan, dan dipromosikan keluar masuk wisatawan mancanegara dengan sebagai daerah tujuan wisata.Bentangan pasir memberlakukan kebijakan bebas visa. putih yang indah, panorama alam bawah laut Sulawesi Utara sebagai salah satu daerah yang memukau, dan letakserta bentuknya yang ditetapkan sebagai kawasan strategis yang unik menjadikan Pulau Sara sebagai pariwisata nasional yang terkenal dengan objek salah satu lokasi yang dapat dikelola dan wisata Taman Nasional Laut Bunaken tidak dijadikan sebagai asset wisata yang mampu luput dari perhatian para wisatawan baik lokal meningkatkan pendapatan daerah Kabupaten maupun mancanegara. Seolah ingin berlomba Kepulauan Talaud. dengan daerah-daerah tujuan pariwisata Saat ini Pulau Sara mulai ramai dikunjungi oleh lainnya, pemerintah Provinsi Sulawesi Utara wisatawan baik lokal maupun mancanegara pun saat ini sedang giat-giatnya membangun dengan cara yang masih sangat konvensional sektor pariwisata dengan meningkatkan dan seadanya. Turis lokal maupun pengelolaan objek-objek wisata yang ada, mancanegara yang ingin menikmati keindahan Stevly J. Manembu, dkk, Persepsi Masyarakat Lokal...... 49 pasir putih dan taman laut yang indah di Pulau wujud dari objek ini dapat berupa pemandangan Sara mengunjungi pulau tak berpenghuni alam seperti bentuk lingkungan pegunungan, itu dengan segala keterbatasan sarana dan bentuk lingkungan pantai atau perairan, bentuk prasarana yang ada. Sangat disayangkan jika lingkungan hidup berupa kehidupan flora dan potensi alam yang ada di Pulau Sara tidak fauna atau bentuk lain. dikelola dan dikembangkan secara optimal. 2. Objek wisata budaya atau manusia (human Padahal, jika lokasi ini dikelola dengan baik, resources): Obyek budaya ini dibagi menjadi sudah tentu akan mendatangkan dampak yang tiga yaitu objek budaya bangunan, objek baik terutama peningkatan pendapatan daerah budaya kerja dan objek budaya seni. Objek pada umumnya dan peningkatan ekonomi budaya ini banyak dipengaruhi oleh lingkungan masyarakat yang tinggal di sekitar Pulau Sara atau kehidupan manusia. Contoh objek budaya pada khususnya. Keterbatasan sarana dan manusia seperti berbentuk candi, museum, prasarana yang ada di Pulau Sara tersebut jelas tarian atau kesenian, upacara keagamaan, akan mempengaruhi minat wisatawan untuk upacara adat dan bentuk lain. berkunjung. Tidak dapat dipungkiri bahwa 3. Objek wisata buatan manusia (man made ketersediaan fasilitas penunjang di Pulau Sara resources): Objek wisata ini dipengaruhi oleh akan semakin mendorong minat wisatawan aktivitas manusia. Oleh karena itu, bentuknya untuk datang berkunjung. Oleh sebab itu, perlu pasti sudah direncanakan manusia dalam adanya perencanaan dan penataan khusus dalam pembuatan objek wisatanya. Selain itu, hasil memanfaatkan sumber daya yang ada untuk bentuk objek wisata yang dibuat tergantung mendukung kegiatan objek wisata tersebut, pada karakteristik manusianya. Objek wisata termasuk didalamnya keterlibatan masyarakat buatan manusia seperti tempat ibadah, peralatan sekitar dalam menunjang serta mendukung manusia, dan kawasan manusia yang dibangun. penyediaan dan pengembangan akomodasi Pariwisata memiliki dua aspek, aspek resort dan restoran di pulau Sara. Penelitian kelembagaan dan aspek substansial yaitu ini bertujuan untuk: Mengidentifikasi dan sebuah aktivitas manusia, dilihat dari sisi mengkaji persepsi masyarakat lokal terhadap kelembagaannya, pariwisata merupakan pengembangan industri pariwisata di pulau lembaga yang dibentuk sebagai upaya manusia Sara.Penelitian ini merujuk pada beberapa untuk memenuhi kebutuhan rekreatifnya. konsep dan teori: Sebagai sebuah lembaga pariwisata dapat Pariwisata dan kepariwisataan sebagaimana dilihat dari sisi manajemennya yakni tercantum dalam Pasal 1 Undang-Undang RI bagaimana perkembangannya, mulai dari Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan direncanakan, dikelola. Sampai dipasarkan sebagai berikut: Pariwisata adalah berbagai pada pembeli, yakni wisatawan. (Kuntowijoyo, macam kegiatan wisata dan didukung berbagai 1991). Pariwisata setidaknya harus mampu fasilitas serta layanan yang disediakan oleh membuka lapangan kerja penuh atau paruh masyarakat, pengusaha, pemerintah dan waktu, memberikan manfaat bagi kehidupan pemerintah daerah. Sedangkan kepariwisataan masyarakat dalam bentuk sarana dan prasana adalah keseluruhan kegiatan yang terkait pendukung, serta peluang dan kesempatan dengan pariwisata dan bersifat multidimensi bagi masyarakat dalam proses pengambilan serta multidisiplin yang muncul sebagai keputusan guna peningkatan kehidupan dengan wujud kebutuhan setiap orang dan negara menjamin akses yang lebih baik ke wisatawan serta interaksi antara wisatawan, pemerintah, dan usaha pariwisata (Hermantoro, 2010) pemerintah daerah dan pengusaha. Menurut artinya masyarakat lokal diberdayakan dalam Dirjen Pariwisata Republik Indonesia bahan suatu obyek wisata, pemberdayaan masyarakat dasar atau juga dapat disebut model barang yang dapat berupa; (1) enable setting, memperkuat perlu dimiliki oleh sebuah industri pariwisata situasi kondisi di tingkat lokal menjadi baik, dapat dibedakan menjadi tiga bentuk yaitu: sehingga masyarakat lokal bisa berkreativitas, 1. Objek wisata alam (natural resources): Objek (2) empowering lokal community, masyarakat wisata alam dibagi menjadi tiga bagian yaitu lokal harus ditingkatkan pengetahuan daratan, perairan, dan angkasa. Bentuk atau dan keterampilannya sehingga mampu 50 Jurnal Hospitaliti dan Pariwisata Volume 3, Nomor 1, Januari 2016, hlm, 01 - 113 memanfaatkan setting dengan baik (3) socio- raga serta hasrat ingin mengetahui sesuatu, political support, diperlukan adanya dukungan dapat juga dikaitakan dengan kepentingan berupa sosial, politik, networking dan yang berhubungan dengan kegiatan olahraga, sebagainya. (pitana permanasari, 2010). Obyek kesehatan, konvensi, keagamaan serta wisata adalah sesuatu yang menjadi pusat keperluan usaha lainnya. (Dirjen Pariwisata; 13 daya tarik wisatawan dan dapat memberikan November 1988) kepuasan pada wisatawan.(Drs. Wardiyanta, Restoran adalah suatu tempat yang identik M.Hum 2010:52). Obyek wisata adalah dengan jajaran meja-meja yang tersusun rapi, perwujudan dari ciptaan manusia, tata hidup, dengan kehadiran orang, timbulnya aroma seni budaya serta sejarah bangsa dan tempat semerbak dari dapur dan pelayanan para keadaan alam yang mempunyai daya tarik pramusaji, berdentingnya bunyi-bunyian untuk dikunjungi. (Peraturan Pemerintah No. karena persentuhan gelas-gelas kaca, porselin, 24. 1979). menyebabkan suasana hidup didalamnya Pengembangan Pariwisata adalah suatu (Sugiartodan Sulartiningrum, 2001). proses untuk menunjukkan, memajukan, memperbaiki atau meningkatkan sesuatu METODE yang sudah ada (Kusudianto Hadinoto Metode yang digunakan dalam penelitian ini 1996). Pengembangan pariwisata merupakan adalah mix method yaitu metode kualitatif bagian dari pembangunan wilayah dengan yang didukung dengan data kuantitatif yaitu mendasarkan pemikiran geografi dengan dasar menjabarkan atau menggunakan rincian-rincian pada pandangan keruangan. (Suwarjdoko, P penjelasan yang diperoleh dari responden Warpani dan Indira 2007). Pengembangan yang didukung dengan data-data yang bersifat pariwisata dalam penelitian ini menggunakan kuantitatif. data berupa angka dan data berupa konsep elemen-elemen pengembangan keterangan. Teknik pengumpulan datayang pariwisata. Menurut Dougles Pearce, elemen dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai dalam proses pengembangan pariwisata terbagi berikut: menjadi tiga yaitu elemen penyedia (supply), 1. Survey itu teknik pengumpulan data di elemen pelaku wisata (demand) dan elemen mana informasi dikumpulkan dari sejumlah (tenaga) atau kekuatan pengembang. Menurut sampel berupa orang, melalui pertanyaan- Rizal (2000), dalam pengembangan pariwisata pertanyaan”, yang digunakan sebagai kategori ada 3 faktor yang perlu dipertimbangkan, umum penelitian yang menggunakan kuesioner yaitu: (1) faktor ekonomi (2) faktor sosial (3) yang teknik pengambilan datanya dilakukan faktor kebijaksanaan. Menurut Subadra (1995) melalui pertanyaan tertulis berupa angket bahwa pembangunan pariwisata berkelanjutan, atau kuisioner. Dalam penelitian ini survey seperti disebutkan dalam Piagam Pariwisata dilakukan terhadap masyarakat yang tinggal Berkelanjutan adalah pembangunan yang di kota Melonguane yang merupakan daerah dapat didukung secara ekologis sekaligus yang berdekatan dengan pulau Sara. Besarnya layak secara ekonomi, juga adil secara etika sample yang dibutuhkan hanya untuk keperluan dan sosial terhadap masyarakat. Pembangunan pertimbangan informasi (Antara, 2009). pariwisata yang berkelanjutan dapat dikenali 2. Observasi adalah teknik pengumpulan data melalui prinsip-prinsipnya yang dielaborasi yang dilakukan secara sistematis dan disengaja dengan hal-hal seperti partisipasi, keikutsertaan melalui pengamatan secara langsung ke para pelaku (stakeholder), kepemilikan lokal, lokasi penelitian untuk mempelajari masalah- penggunaan sumber daya secara berkelanjutan, masalah dalam masyarakat, serta tata cara mewadahi tujuan-tujuan masyarakat, perhatian yang berlaku dalam masyarakat serta situasi- terhadap daya dukung, monitor dan evaluasi, situasi tertentu, termasuk tentang hubungan akuntabilitas, pelatihan serta promosi. kegiatan, sikap, pandangan, serta proses-proses Resort accommodation adalah suatu perubahan yang sedang berlangsung dan pengaruh dari tempat tinggal untuk sementara bagi seseorang suatu fenomena. Dalampenelitian ini,peneliti di luar tempat tinggalnya dengan tujuan antara berupayamenggambarkan objek atau subjek lain untuk mendapatkan kesegaran jiwa dan yang diteliti sesuai dengan apa adanya. Stevly J. Manembu, dkk, Persepsi Masyarakat Lokal...... 51 Observasi pada penelitian ini hanya berupa d. Tidak Setuju pengamatan terhadap potensi yang dimiliki e. Sangat Tidak Setuju pulau Sara. 3. Dokumentasi yaitu teknik pengumpulan data HASIL DAN PEMBAHASAN yang dilakukan dengan menelusuri dokumen- 1. Karekteristik responden dokumen terkait yang berhubungan dengan Pengambilan sampel menggunakan teknik penelitian seperti brosur tentang pulau Sara, quota sampling atau sampel terbatas, yaitu publikasi lewat media cetak dan foto. berjumlah 125 responden dengan pengertian 4. Wawancara Terbuka yaitu teknik ini merupakan penelitian awal (preliminary pengumpulan data yang dilakukan dengan research), dan kebutuhan data hanya wawancara langsung dengan informan kunci, bersifat pengumpulan informasi. Selain itu pihak-pihak yang kompeten, dan responden pertimbangan waktu penelitian, kedua perkiraan lainnya. Wawancara atau interview adalah pengetahuan (pendidikan) responden terhadap “suatu bentuk komunikasi verbal jadi semacam pariwisata artinya responden dinggap mengerti percakapan yang bertujuan memperoleh dan paham akan tujuan dari penelitian ini. informasi” atau dapat diartikan sebagai suatu Fokus dalam penelitian ini adalah masyarakat teknik pengumpulan data yang dilakukan di sekitar lokasi pulau Sara beroperasi tepatnya dengan tanya jawab antara peneliti dengan masyarakat kecamatan Lirung. Populasi obyek yang diteliti. Wawancara dalam penelitian tersebut memiliki karateristik heterogen yang ini bersifat terbuka untuk membuka maksud diambil dari berbagai tingkatan kalangan dan tujuan penelitian sebelum memberikan masyarakat yang menetap di pulau Salibabu kuisioner untuk diisi kepada calon responden. dan Karakelang, dan sudah dapat dianggap Teknik analisis data yang digunakan adalah mewakili populasi dari karateristiknya masing- diskriptif interpretatif, dengan alat ukur yang masing. Berdasarkan hasil yang didapatkan dari digunakan untuk menganalisis data yaitu skala 125 responden yang dirangkum penulis, dapat Likert. Dengan skala Likert, maka variabel di uraikan padagambar dan tabel di bawah ini: yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator Berikut ini dapat dilihat karakteristik variabel. Kemudian indikator tersebut responden yang berdasarkan hasil penelitian dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun yang dilakukan. Jumlah responden yang item-item pertanyaan. Jawaban dari item yang diambil pada saat melakukan penelitian menggunakan skala Likert mempunyai gradasi lapangan (survey) sebanyak 125 responden. dari sangat positif sampai sangat negatif yaitu: Jumlah responden tersebut diharapkan dapat a. Sangat Setuju memberikan informasi, karena penelitian ini b. Setuju hanya merupakan penelitian awal (preliminary c. Tidak tahu (Ragu-ragu) research).

Gambar 1: Jenis Kelamin Responden (Data olahan, 2016) 52 Jurnal Hospitaliti dan Pariwisata Volume 3, Nomor 1, Januari 2016, hlm, 01 - 113

Pada gambar 1 diatas menunjukkan persentasi menjawab, diharapkan dapat lebih mengetahui responden yang menjawab kuisioner yang kondisi objek wisata tersebut, serta lebih realistis dibagikan, 58% laki-laki dan 42% perempuan. dalam menjawab pertanyaan selanjutnya yang Dominasi jenis kelamin laki-laki terbanyak ada dalam kuisioner.

Gambar 2: Umur Responden (Data olahan, 2016)

Umur atau usia juga menunjukkan kematangan 40 tahun 18%, ini menggambarkan kecukupan seseorang dalam menentukan sebuah data untuk penentuan keputusan menjawab keputusan, walaupun perlu juga didukung kuisioner yang diberikan. Selain umur, faktor dengan faktor pendidikan, pekerjaan dan pekerjaaan juga bisa menggambarkan proses pengalaman lainnya, namun setidaknya umur kedewasaan seseorang dalam pengambilan secara rasionalitas lebih banyak dipakai sebagai keputusan, karena dimana seseorang sudah acuan kedewasaan seseorang. Pada gambar berani mengambil resiko hidup dalam bekerja diagram pie 2, memperlihatkan umur responden setidaknya sudah bisa menggambarkan bahwa yang menjawab responden ini diambil dari seseorang telah matang dalam keputusan batas bawah yaitu 20 tahun sampai dengan 51 hidupnya. Ini juga terlihat pada gambar diagram tahun keatas. Prosentasinya terlihat sebagai pie 3 dibawah ini, dimana menunjukkan jenis berikut; umur 20 s/d 30 tahun 37 %, 41 s/d 50 pekerjaan dari responden yang menjawab tahun 26%, 51 tahun keatas 19% dan 31 s/d kuisioner yang dibagikan.

Gambar 3: Jenis Pekerjaan Responden (Data olahan, 2016) Stevly J. Manembu, dkk, Persepsi Masyarakat Lokal...... 53 Jenis pekerjaan pada gambar tersebut diatas juga sangat berperan juga dalam pengambilan menunjukkan nelayan atau petani 36%, tukang keputusan dalam hal ini menjawab kuisioner 22%, sedangkan PNS dan Swasta berbagi sama yang dibagikan, setidaknya yang diharapakan sebanyak 21%. Ini menujukkan bahwa dominasi responden bisa membaca dan sedikit pekerjaan di Melonguane dan sekitarnya menganalisis setiap pertanyaan yang ada. Pada penduduknya masih bekerja sebagai nelayan gambar diagram 4 berikut ini menunjukkan dan bertani, cocok dengan kondisi geografis pendidikan terakhir dari responden yang telah dan topografis serat sebagai pulau terluar yang dimintai untuk menjawab setiap pertanyaan berbatasan dengan Philipina. Kondisi ini juga yang ada dalam kuisioner. Harapannya sangat bermanfaat dalam menjawab pertanyaan responden bisa tahu membaca serta sedikit yang ada dalam kuisioner.Faktor pendidikan mampu menganalisis pertanyaannya.

Gambar 4: Jenis Pekerjaan Responden (Data olahan, 2016)

Pada gambar diagram pie diatas, menunjukkan mengembangkan sesuatu yang sudah ada dalam tingkatan pendidikan terakhir, dimana SD 47%, rangka meningkatkan kualitas lebih maju, SMP 24%, SMU atau SMK 15% dan Perguruan dalam hal ini pemahaman responden terhadap Tinggi (PT) 14%. Ini menunjukkan dominasi objek wisata pulau Sara ketika lokasi tersebut latar belakang pendidikan yang menjawab dikembangkan industri pariwisata berupa kuisioner ini hanya Sekolah Dasar (SD) yaitu penginapan (resort) dan restoran. Berikut ini 47%, namun harapan penelitian ini adalah data persepsi yang dihasilkan dari kuisioner mereka sudah tau membaca, serta bisa mengerti. yang dibagikan: Indikator yang dipakai dalam pengukuran 2. Pengembangan sarana pendukung persepsi responden ini adalah pengembangan penginapan dan restoran industri pariwisata. Pengembangan yang Tabel1menunjukkan persepsi tentang dimaksud dalam penelitian ini adalah rancangan pengembangan sarana pendukung penginapan dan restoran dipulau Sara kabupaten Talaud.

Tabel 1: Persepsi tentang sarana pendukung berupa (penginapan dan restoran) Keterangan Jumlah % Sangat Setuju 59 47.20 Setuju 32 25.60 Tidak Tahu 18 14.40 Tidak Setuju 10 8.00 Sangat Tidak Setuju 6 4.80 Total 125 100 Sumber: data olahan, 2016 54 Jurnal Hospitaliti dan Pariwisata Volume 3, Nomor 1, Januari 2016, hlm, 01 - 113

Tabel diatas menunjukan persepsi responden setuju diberikan pemahaman dan penjelasan menjawab sangat setuju 47.20%, diikuti setuju bahwa dengan dibangunnya resort dan restoran 25.60%, tidak tahu 14.40%, tidak setuju 8% dan di pulau Sara maka masyarakat sekitar akan sangat tidak setuju 4.8%. dari jawaban tersebut merasakan dampak secara langsung terhadap terlihat bahwa 70.80% responden dari 125% peningkatan perekonomian warga, terciptanya menunjukkan sikap positif menjawab setuju lapangan kerja baru yang akan membantu bahwa pulau Sara bisa dibangun sarana berupa mengurangi angka penganguran dikabupaten resort dan restoran. Hal ini mengidentifikasi kepulauan Talaud. bahwa masyarakat menyambut baik dikembangkannya akomodasi penginapan dan 3. Pelibatan masyarakat dalam rencana restoran di pulau Sara, hal ini berkaitan dengan pembangunan tempat penginapan dan restoran pendapatan masyarakat yang akan meningkat, Tabel2 menunjukkan persepsi responden dan perubahan dinamika yang akan semakin ketika mereka dilibatkan dalam rencana kompleks yang bertumpuh pada keterlibatan pengembangan penginapan dan restoran di masyarakat lokal sebagai masyarakat yang pulau Sara. Pada tabel tersebut terlihat jawaban majemuk dan nantinya berdaya saing. responden sebagai berikut: sangat setuju Terhadap jawaban responden yang negatif 45.60%, setuju 28%, tidak tahu 10.40%, tidak berupa tidak tahu, tidak setuju dan sangat tidak setuju 7.20% dan sangat tidak setuju 8.80%.

Tabel 2: Persepsi responden ketika masyarakat lokal dilibatkan dalam rencana pembangunan tempat penginapan dan restoran Keterangan Jumlah % Sangat Setuju 57 45.60 Setuju 35 28.00 Tidak Tahu 13 10.40 Tidak Setuju 9 7.20 Sangat Tidak Setuju 11 8.80 Total 125 100 Sumber : data olahan, 2016

Pada tabel ini terlihat jawaban positif yang bahkan tidak setuju perlu diberikan pemahanan ditunjukkan oleh responden, 73.60% dari total yang mendalam tentang rencana pengembangan responden sebanyak 125, menunjukkan respons wisata tersebut. yang positif ketika masyarakat lokal dilibatkan dalam penyediaan dan pengembangan resort 4. Pengawasan masyarakat dalam pembangunan dan restoran di pulau Sara. Dengan demikian sarana pendukung wisata akan terbukanya pola pikir masyarakat sekitar Pada tabel berikut, menunjukkan persepsi pulau Sara terhadap pentingnya pengembangan responden ketika masyarakat sekitar pulau sarana akomodasi resort dan restoran, yang turut pula mengawasi pembangunan sarana sebelumnya perekonomian masyarakat hanya pendukung wisata berupa penginapan dan bertumpuh pada pertanian dan kelautan namun restoran menunjukkan persepsi responden dengan disediakannya sarana akomodasi, sangat setuju, 41.60%, setujua 32.80%, tidak masyarakat sekitar dapat lebih profesional tahu 10.40%, tidak setuju 8.% dan sangat dan mengetahui serta terlibat dalam dunia tidak setuju 7.20%. Dari jawaban tersebut kepariwisataan. Dan dari jawaban positif menunjukkan jawaban positif masyarakat yang ditunjukkan responden cukup banyak dilibatkan dalam pengawasan pembangunan memberikan gambaran bahwa masyarakat penginapan dan restoran sebesar 75.40% perlu dilibatkan dalam rencana pengembangan, dari 125 responden.Ini menunjukkan bahwa sebagai pemilik dari sebuah atraksi wisata. masyarakat paham dan ingin transparansi dalam Khusus sebagian responden yang tidak tahu pengawasan pembangunan sarana pendukung Stevly J. Manembu, dkk, Persepsi Masyarakat Lokal...... 55 wisata berupa penginapan dan restoran. pemahaman sebatas apa pengawasan yang Persepsi responden yang tidak tahu, tidak dibutuhkan dalam pengembangan tersebut. setuju dan sangat tidak setuju perlu diberikan

Tabel 3: Persepsi responden, masyarakat sekitar pulau turut pula mengawasi pembangunan sarana pendukung wisata berupa penginapan dan restoran Keterangan Jumlah % Sangat Setuju 52 41.60 Setuju 41 32.80 Tidak Tahu 13 10.40 Tidak Setuju 10 8.00 Sangat Tidak Setuju 9 7.20 Total 125 100 Sumber : data olahan, 2016 5. Persepsi tentang sarana wisata pendapat pengembangan sarana wisata berupa Tabel 4 berikut ini menunjukkan persepsi penginapan dan restoran di pulau Sara. Persepsi responden ketika tokoh masyarakat dan responden menunjukkan 43.20% sangat setuju, pemuka agama perlu duduk bersama dan 24% setuju, 14.20% tidak tahu, 13.60 tidak dimintakan memberikan gagasan, ide atau setuju dan 8% menyatakan sangat tidak setuju.

Tabel 4 : Persepsi responden tentang pengembangan sarana wisata Keterangan Jumlah % Sangat Setuju 54 43.20 Setuju 30 24.00 Tidak Tahu 14 11.20 Tidak Setuju 17 13.60 Sangat Tidak Setuju 10 8.00 Total 125 100 Sumber : data olahan, 2016

Dari jawaban tersebut menunjukkan responden yang menyatakan bahwa tokoh jawaban positif 67.20% dari 125 responden masyarakat dan tokoh agama perlu dilibatkan menunjukkan jawaban positif menyetujui dalam pengembangan tujuan wisata pulau Sara, bahwa pengembangan industri pariwisata sehingga tercipta suatu suasana kondusif antara di pulau Sara tersebut perlu melibatkan anggota masyarakat dan kehidupan keagamaan tokoh masyarakat dan agama untuk dimintai dan dapat menunjang jalannya kepariwisataan masukan berupa ide dan saran terhadap di pulau Sara. Jawaban responden yang masih pengembangan pendukung wisata tersebut. tidak tahu, tidak setuju dan sangat tidak setuju Hal ini berhubungan dengan pentingnya perlu diberikan pemahanan bahwa peran tokoh peran tokoh masyarakat sebagai penggerak masyarakat diberikan kesempatan dalam dalam berbagai kegiatan masyarakat,sekaligus rencana tersebut hanya dipandang dari sudut sebagai orang yang dianggap dituakan dalam tradisi yang ketika pulau yang disakralkan suatu komunitas masyarakat. Dari jawaban dikembangkan sebagai sarana pendukung. positif responden menjawab keraguan bahwa tokoh masyarakat dan tokoh agama tidak 6. Keterlibatan masyarakat lokal dalam berperan dalam pengembangan sarana pembangunan sarana resort dan restoran akomodasi resort dan restoran, dari jumlah Tabelberikut menunjukkan persepsi responden, responden yang menjawab 67.20% dari 125 ketika masyarakat lokal bekerja didalam 56 Jurnal Hospitaliti dan Pariwisata Volume 3, Nomor 1, Januari 2016, hlm, 01 - 113 pembangunan sarana penginapan dan restoran pihak pengembang sarana akomodasi resort di pulau Sara, 44.80% sangat setuju, 27.20% dan restoran dengan warga sekitar pulau Sara, setuju, 9.60% tidak tahu, 10.40% tidak setuju dan masyarakat dapat bekerja dalam proyek dan 8% sangat tidak setuju. Darijawaban tersebut pembangunan sarana penginapan dan restoran menunjukkan sikap positif yaitu 72% dari 125 dan mendapatkan pengalaman baru sehingga responden, masyarakat perlu dilibatkan dalam dapat menghasilkan tenaga baru dengan profesi pembangunan sarana penginapan dan restoran tukang yang profesional dan siap pakai. agar tercipta suasana yang akrab diantara

Tabel5: Persepsi masyarakat lokal tentang proyek pembangunan sarana penginapan dan restoran di pulau Sara Keterangan Jumlah % Sangat Setuju 56 44.80 Setuju 34 27.20 Tidak Tahu 12 9.60 Tidak Setuju 13 10.40 Sangat Tidak Setuju 10 8.00 Total 125 100 Sumber : data olahan, 2016

Sedangkan sikap responden yang tidak tahu 7. Keterlibatan masyarakat lokal dalam 9.60%, tidak setuju 10.40% dan sangat tidak penyediaan jasa akomodasi dan restoran setuju 8.00%, perlu diberikan pemahaman tentang sebatas mana keterlibatan masyarakat Tabel 6 menunjukkan persepsi responden dalam pembangunan sarana pendukung terhadap keterlibatan masyarakat lokal sebagai pariwisata tersebut, dan manfaat keterlibatan pengelola jasa penginapan dan restoran atau masyarakat lokal yang bekerja dalam proyek kios di pulau Sara menunjukkan, 32.80% pembangunan sarana penginapan dan restoran sangat setuju, 35.20% setuju, 9.60% tidak tahu, dipulau Sara, yang dapat menghasilkan tenaga- 15.30% tidak setuju dan 7.20% sangat tidak tenaga kerja yang handal dalam pembangunan setuju. resort dan restoran.

Tabel 6: Persepsi masyarakat lokal sebagai pengelola jasa akomodasi dan restoran Keterangan Jumlah % Sangat Setuju 41 32.80 Setuju 44 35.20 Tidak Tahu 12 9.60 Tidak Setuju 19 15.20 Sangat Tidak Setuju 9 7.20 Total 125 100 Sumber: data olahan, 2016

Jawaban responden menunjukkan sikap positif harus bekerja sama dengan manajemen resort artinya menyetujui keterlibatan masyarakat dan restoran untuk melalui proses pelatihan lokal sebagai pengelola sebesar 68% dari dalam bidang pengelolaan penginapan dan 125 jumlah responden, dari hasil survey restoran sehingga masyarakat lokal menjadi yang terkumpul. Yang mana masyarakat tenaga terlatih dan terampil serta profesional tertarik untuk dapat bekerja sebagai pengelola dalam melayani tamu. Dengan demikian akomodasi penginapan dan restoran yang pihak manajemen tidak serta-merta harus Stevly J. Manembu, dkk, Persepsi Masyarakat Lokal...... 57 mendatangkan tenaga kerja dari luar, seiring 7. Pelatihan pengelolaan jasa penginapan dan tersedianya tenaga kerja lokal yang siap restoran pakai. Bagi responden yang menjawab tidak Tabel 7 menunjukkan jawaban responden ketika tahu 9.60%, tidak setuju 9.60% dan sangat masyarakat lokal diberikan pelatihan sederhana tidak setuju 7.20%, ada kemungkinan mereka menyangkut pengelolaan industri pariwisata di melihat latar belakang pendidikan masyarakat pulau Sara; 40% sangat setuju, 32.80% setuju, ataupun pendidikan mereka (responden) pada 12 % tidak tahu, 8.80% tidak setuju dan 6.40% saat mengisi kuisioner yang rata-rata lulusan sangat tidak setuju. Sikap positif responden sekolah dasar (SD). yang setuju terhadap perlunya masyarakat lokal diberikan pelatihan yaitu 72.80%.

Tabel 7: Persepsi masyarakat lokal tentang pengelolaan jasa penginapan dan restoran serta tata cara menyambut dan menjamu wisatawan atau tourist yang datang di pulau Sara Keterangan Jumlah % Sangat Setuju 50 40.00 Setuju 41 32.80 Tidak Tahu 15 12.00 Tidak Setuju 11 8.80 Sangat Tidak Setuju 8 6.40 Total 125 100 , Sumber: data olahan 2016

Berkembangnya suatu daerah tergantung dari jelas tentang pentingnya pelatihan untuk sumber daya alam dan sumber daya manusia penambahan pengetahuan tentang pengelolaan yang dimiliki daerah tersebut, proses pelatihan pariwisata. dengan menghadirkan pihak–pihak yang kompoten dalam melaksanakan training akan 8. Keterlibatan masyarakat lokal dalam berdampak positif terhadap pengelolaan jasa penyediaan bahan bangunan penginapan dan restoran, yang dapat menyambut Tabel 8 berikut ini menunjukkan persepsi serta menjamu wisatawan dengan baik, pelayan responden terhadap masyarakat lokal sebagai yang telah dilatih akan menghasilkan pelayanan penyedia bahan bangunan seperti ijuk, bamboo, prima yang menunjang kepuasan turis sehingga kayu dan anyaman dan ukiran pada saat turis akan merasa senang dan dapat tinggal lama pembangunan sarana penginapan dan restoran, di pulau Sara, sedangkan jawaban responden 40.80% sangat setuju, 28.80% setuju, 16.80% tidak tahu, tidak setuju dan sangat tidak setuju, tidak tahu, tidak setuju 9.60% dan sangat tidak dimungkinkan berupa sikap pesimistis saja setuju 4%. namun perlu tetap di berikan pemahan yang Tabel 8: Persepsi masyarakat lokal sebagai penyedia bahan bangunan seperti ijuk, bamboo, kayu dan anyaman dan ukiran pada saat pembangunan sarana penginapan dan restoran Keterangan Jumlah % Sangat Setuju 51 40.80 Setuju 36 28.80 Tidak Tahu 21 16.80 Tidak Setuju 12 9.60 Sangat Tidak Setuju 5 4.00 Total 125 100 Sumber: data olahan, 2016 58 Jurnal Hospitaliti dan Pariwisata Volume 3, Nomor 1, Januari 2016, hlm, 01 - 113 Dari total sikap jawaban yang positif 69.60% aneka pekerjaan tangan masyarakat dari bahan dari 125 responden. Artinya melebihi setengah bambo lokal yang dikenal kuat tahan lama jumlah responden yang ada menyetujui serta unik dengan tersedia pilihan warnanya. keterlibatan masyarakat dalam menyediakan Bagi responden yang bersikap negatif seperti, berbagai bahan dasar untuk pengembangan tidak tahu, tidak setuju dan sangat tidak setuju, penginapan dan restoran. Bangunan resort dan perlu diberikan pemahaman tentang perlunya restoran membutuhkan bahan dasar, seperti kayu keterlibatan masyarakat dalam pengembangan yang dapat dijadikan kunsen, bambu dijadikan sarana pendukung wisata. steleng, bahkan bahan matrial lainnya seperti pasir, batu. Yang akan digunakan mulai dari 9. Keterlibatan masyarakat lokal dalam pembuatan dasar sampai proses penyelesaian, penyediaan kebutuhan pokok dan bahan matrial yang akan digunakan untuk Tabel 9 berikut ini menunjukkan persepsi pembangunan akomodasi resort dan restoran responden ketika masyarakat lokal sebagai tersedia di wilayah tempat tinggal masyarakat penyedia atau supplier bahan kebutuhan lokal tanpa merusak aliran air sungai atau laut. pokok operasional penginapan dan restoran Masyarakat lokal juga dapat menjadi penghasil seperti bahan pangan (sayur, buah-buahan, kerajinan tangan yang dapat digunakan sebagai minuman, daging, bunga-bungan, ikan beras, hiasan pada bangunan-bangunan resort dan dan sebagainya) yaitu: 40.80% sangat setuju, restoran yang telah selesai dibangun, mulai 27.20% setuju, 15.20% tidak tahu, 9.60% tidak dari anyaman-anayaman dari rotan yang khas setuju dan 7.20% sangat tidak setuju. dibuat masyarakat Talaud, dan juga berbagai

Tabel 9: Persepsi masyarakat lokal sebagai penyedia atau supplier bahan kebutuhan pokok Keterangan Jumlah % Sangat Setuju 51 40.80 Setuju 34 27.20 Tidak Tahu 19 15.20 Tidak Setuju 12 9.60 Sangat Tidak Setuju 9 7.20 Total 125 100 Sumber: data olahan, 2016

Dari sikap jawaban responden tersebut negative hanya perlu diberikan pembuktian, menunjukkan persepsi positif yaitu 68% dari selanjutnya mereka diberikan kesempatan 125 responden, menyetujui diberikannya untuk diberikan pemahanan tentang industri kesempatan bagi masyarakat lokal sebagai akan dipengaruhi ketersediaannya kebutuhan penyedia bahan untuk operasional penginapan pangan untuk menunjang operasional dan restoran di pulau Sara. Meskipun sebagian penginapan dan restoran. masyarakat kepulauan Talaud bergantung pada lalulintas laut (kapal) yang mengangkut 10. Keterlibatan masyarakat lokal dalam bahan-bahan makanan dari Manado namun penyediaan kerajinan tangan atau souvenir sebagian masyarakat lokal berprofesi sebagai Tabelberikut ini menunjukkan persepsi petani sehingga dapat menyediakan berbagai responden ketika masyarakat lokal sebagai kebutuhan pokok seperti beras, ubi ungu, ubi penyedia kerajinan tangan atau sovenir atau putih atau kuning dan ubi manis, berbagai jenis ole-ole seperti: makanan khas, ukiran, anyaman sayur-sayuran, tomat, cabe, pala, cengkih, dan lukisan dan lain-lain, dimana 37.60% sangat sumber-sumber bahan makanan lainnya.Yang setuju, 36.80% setuju, 11.20% tidak tahu, dapat menunjang ketersedianya kebutuhan 6.40% tidak setuju dan 8% sangat tidak setuju. pokok operasional penginapan dan restoran Jawaban responden yang positif mendukung (bahan pangan). Bagi responden yang menjawab keterlibatan masyarakat dalam menyediakan Stevly J. Manembu, dkk, Persepsi Masyarakat Lokal...... 59 sovenir untuk di pajang pada resort dan Australia sampai ke Eropa. Selain sikap positif restoran yaitu 74.40% dari total 125 responden. beberapa responden memiliki pandangan yang Artinya mengindikasi bahwa masyarakat tercermin dari jawaban responden yang negatif menerima dan mau mendukung pengembangan tidak tahu, tidak setuju dan sangat tidak setuju sarana pendukung pariwisata dan mau terlibat hanya bersikap sesaat, diharapkan ketika dan pelaksanaan pariwisata di pulau Sara. perencanaan ini jalan mereka pasti bergabung Dengan banyaknya penyedia kerajinan untuk menghasilkan kerajinan tangan lokal tangan masyarakat akan berlomba-lomba yang berbeda dengan daerah lain sehingga menyediakan berbagai kerajinan tangan yang menjadi ciri khas kabupaten kepulauan baik dan akan menghasilkan suatu kerajinan Talaud dan perlu senantiasa di sosialisasikan tangan yang kreatif dan dapat digunakan pada pentingnya tersediaan berbagai kerajinan resort dan restoran yang akan dibangun di pulau tangan masyarakat lokal. Sara juga dapat di pasarkan diwilayah Asean,

Tabel 10: Persepsi responden masyarakat lokal sebagai penyedia kerajinan tangan atau sovenir atau ole-ole seperti: makanan khas, ukiran, anyaman lukisan dan lain-lain Keterangan Jumlah % Sangat Setuju 47 37.60 Setuju 46 36.80 Tidak Tahu 14 11.20 Tidak Setuju 8 6.40 Sangat Tidak Setuju 10 8.00 Total 125 100 Sumber: data olahan, 2016 11. Keterlibatan masyarakat lokal sebagai dimana pernyataan ini bersifat tambahan dari pengelola usaha jasa penunjang pertanyaan inti untuk melihat bagaimana Tabel 11 berikut ini menunjukkan persepsi tanggapan mereka. Terlihat jawaban responden responden ketika masyarakat lokal sebagai sebagai berikut: 32% sangat setuju, 35.20% pengelola usaha jasa penunjang selain setuju, 15.20% tidak tahu, 4.80% tidak setuju penginapan dan restoran seperti sewa tenda, dan 12.80% sangat tidak setuju. snorkling, alat selam, perahun dan lain-lain; Tabel 11: Persepsi responden sebagai pengelola usaha jasa penunjang Keterangan Jumlah % Sangat Setuju 40 32.00 Setuju 44 35.20 Tidak Tahu 19 15.20 Tidak Setuju 6 4.80 Sangat Tidak Setuju 16 12.80 Total 125 100 Sumber: data olahan, 2016 Persepsi jawaban responden yang positif HASIL INTERPRETASI mendukung keterlibatan masyarakat yaitu Gambar 5 di bawah ini adalah jumlah 67.20% dari total 125 responden, yang keseluruhan jawaban responden hasil memberikan jawaban mereka. Ini menunjukkan rangkuman dari 11 pertanyaan yang tersebar bahwa responden setuju masyarakat lokal perlu melalui kuisioner kepada 125 responden hasil dilibatkan dalam pengelola jasa penunjang dari prosentase penduduk sekitar pulau Sara. selain penginapan dan restoran. Sangat setuju 499, setuju 385, tidak tahu 152, tidak setuju 117, sangat tidak setuju 97. 60 Jurnal Hospitaliti dan Pariwisata Volume 3, Nomor 1, Januari 2016, hlm, 01 - 113

Gambar 5 : Ringkasan jawaban responses (Data olahan, 2016)

Pada gambar 5 menunjukkan total persepsi masing-masing persepsi responden sebagai responden, berdasarkan 11 pernyataaan positif berikut: 40% sangat setuju, 31% setuju, 12% yang bagikan melalui kuisioner yang dibagikan tidak tahu, 9% tidak setuju dan 8% sangat tidak pada 125 responden melalui teknik quota setuju. Jawaban sikap positif dari responden sampling,terhadap masyarakat yang tinggal mendukung masyarakat lokal untuk terlibat disekitar pulau Sara. Kemudian dari total dalam pengembangan sarana pendukung jawaban responden tersebut dipresentasikan penginapan dan restoran di pulau Sara yaitu dalam diagram pie berikut ini untuk mengetahui 71% dari total 125 jumlah responden yang besaran prosentasi dari masing-masing jawaban dimintai masukan. responden.Terlihat pada gambar 6 dibawah ini,

Gambar 6: Persentasi masing-masing jawaban (Data olahan, 2016)

Jawaban yang bersifat apatis, (masa bodoh) sarana pendukung penginapan dan restoran di atau tidak tahu sebesar 12 %, perlu diberikan pulau Sara tidak akan merusak landscape pulau pembuktian dan pemahaman, kemungkinan dan selain itu justru dengan adanya kegiatan mereka belum tahu dihubungkan dengan pariwisata akan memberikan pendapatan lain pekerjaan mereka yang sehari-hari didominasi bagi masyarakat lokal. Jawaban yang bersikap sebagai nelayan atau petani. Artinya mereka menentang seperti tidak setuju biasanya perlu ada ataupun tidak ada kegiatan pariwisata diberikan pemahanan khusus melalui sosialisasi mereka masih bisa makan atau minum dari program perencanaan serta implementasi hasil pekerjaan mereka sehari-hari. Ini perlu proyek harus segera dilakukan. didekati dan memberikan pemahanan bahwa dengan adanya pariwisata mereka bisa SIMPULAN dilibatkan dalam pekerjaan pendukung lainnya, Melalui penelitian ini diketahui bahwa pada dan akan memberikan tambahan nilai ekonomi dasarnya masyarakat lokal memiliki sikap selain bekerja sebagai nelayan dan bertani. positif artinya setuju pulau Sara dibangun Khusus jawaban yang tidak mendukung perlu sarana pendukung pariwisata berupa diberikan pemahaman bahwa pengembangan penginapan dan restoran. Ini terlihat dari skala Stevly J. Manembu, dkk, Persepsi Masyarakat Lokal...... 61 sikap diperoleh secara keseluruhan dari total ke pulau Sara, jalur tol laut akan menunjang pernyataan yang ada yaitu 40% sangat setuju, transportasi yang lancar untuk berpergian ke 31% setuju, 12% tidak tahu, 9% tidak setuju pulau Sara. dan 8% sangat tidak setuju. Dari total setuju menunjukkan 71% dari jumlah responden DAFTAR RUJUKAN sebanyak 125 responden, artinya hampir Antara M. (2009). Metodologi Penelitian setengah lebih menyetujui pulau Sara perlu Pariwisata Bali, Denpasar Program disediakan sarana pendukung. Jawaban yang Pascasarjana Universitas Udayana. tidak mendukung perlu diberikan pemahaman Direktur Jenderal Pariwisata Republik bahwa pengembangan sarana pendukung Indonesia, (1988). Pariwisata Tanah Air penginapan dan restoran di pulau Sara tidak Indonesia, akan merusak landscape pulau dan selain itu Direktur Jenderal Pariwisata Republik justru dengan adanya kegiatan pariwisata akan Indonesia, (1989). Tata Ruang dan memberikan pendapatan lain bagi masyarakat Potensi Obyek Wisata di Indonesia. lokal. Jawaban yang bersikap menentang Naskah dalam Seminar Nasional Dampak seperti tidak setuju biasanya perlu diberikan Sosial Budaya Pengembangan Industri pemahanan khusus melalui sosialisasi program Pariwisata. perencanaan serta implementasi proyek harus Hermantoro Hengky. (2010), Pariwisata segera dilakukan. Pengembangan resort dan mengikis kemiskinan. Pusat Penelitian restoran di pulau Sara akan berpengaruh dan Pengembangan Pariwisata. Jakarta pada: 1) Kebangkitan sektor kepariwisataan Kuntorowijoyo, (1991). Tinjauan Historis yang memberi dampak pada perkembangan Pembangunan Pariwisata di Indonesia, sektor-sektor lain, meningkatkan PAD, Penerbit Andi; Yogyakarta dan perekonomian masyarakat sekitar Kusudianto Hadinoto 1996, Perencanaan demi terwujudnya kabupaten kepulauan Pengembangan Destinasi Pariwisata, Talaud yang mandiri, maju serta sejahtera; 2) Memperkenalkan kabupaten kepulauan Penerbit UI Jakarta. Talaud melalui objek wisata unggulan; 3) Permanasari Ika. (2010). Pariwisata mengikis Dengan menjadikan pulau Sara sebagai kemiskinan. Pusat Penelitian dan destinasi pariwisata di kabupaten kepulauan Pengembangan Pariwisata. Jakarta Talaud dapat meransang perkembangan sektor- Suwardjoko, Pwarpani dan Indira (2007). sektor lain; 4) Meransang dan meningkatkan Pariwisata Dalam Tata Ruang Wilayah, pertumbuhan ekonomi kerakyatan ; 5) Penerbit ITB Bandung. Mengundang datangnya investor dalam Sugiarto dan Sulartiningrum, (2001). Pengantar negeri maupun luar negeri; 6) Sumberdaya Akomodasi dan Restoran, PT Gramedia alam pulau Sara yang lestari dan terpelihara; Pustaka Utama, Jakarta 7) Terpeliharanya seni budaya Talaud; 8) Undang-Undang No. 10 Tahun, (2009) Tentang Transportasi laut sebagai akses penghubung Kepariwisataan Republik Indonesia. dari dan ke pulau Sara, untuk mempermudah Wardiyanta, (2010). Metode Penelitian arus lalulintas laut wisatawan yang berkunjung Pariwisata, Penerbit Andi; Yogyakarta