STRATEGI DINAS PENDAPATAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH (DPPKAD) KOTA PEMATANGSIANTAR DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) MELALUI PENERIMAAN PAJAK RESTORAN

SKRIPSI

Disusun dan Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan Memperolah Gelar Sarjana (S1) Sosial Pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Oleh:

TRIWATY PASARIBU

130903015

DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2017

Universitas Sumatera Utara ABSTRAK STRATEGI DINAS PENDAPATAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH (DPPKAD) KOTA PEMATANGSIANTARDALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) MELALUI PENERIMAAN PAJAK RESTORAN

Triwaty Pasaribu 130903015

Pajak daerah merupakan sumber pendapatan yang paling besar kontribusinya di dalam penerimaan PAD. Salah satu komponen pajak daerah yang turut menyumbang bagi peningkatan PAD adalah pajak restoran. Dinas Pendapatan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) Kota Pematangsiantar menetapkan strategi untuk dapat mencapai target yang telah ditetapkan.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apa untuk mengetahui lingkungan internal DPPKKD berupa kekuatan dan kelemahan serta lingkungan eksternal DPPKAD yang terdiri dari peluang dan ancaman yang mempengaruhi penerimaan pajak restoran dalam meningkatkan pedapatan asli daerah. Jika melihat potensi sumber pajak restoran yang ada pemerintah seharusnya mampu mendorong pemasukan yang besarterhadap PAD Kota Pematangsiantar melalui sektor pajak khususnya pajak restoran. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif denganpendekatan kualitatif yaitu menggambarkan fakta – fakta tentang masalah yangditeliti dan diiringi dengan interpretasi yang rasional dan akurat. Informan dalampenelitian ini adalah Kepala Dinas DPPKAD, Kepala Bidang Pendapatan dan Kepala Seksi Penagihan yang berkaitan langsung dengan penelitian mengetahui masalah secara mendalam.Teknik pengumpulan data meliputi wawancara, observasi atau pengamatan,studi kepustakaan dan telaah dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah dengan analisis SWOT dengan memperhatikan keseluruhan aspek internal dan eksternal organisasi yaitu kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa meskipun realisasi pajak restoran dalam tiga tahun terakhir selalu tercapai dan meningkattetapi jika dilihat berdasarkan potensi yang ada, penerimaan dari sektor pajak restoran seharusnya penerimaan pajak restoran mampu ditingkatkan lebih tinggi lagi. Yang menjadi hambatan dalam pelaksanaan strategi DPPKAD adalah kualitas sumber daya manusia yang terdapat di DPPKAD belum memadai, rendahnya kesadaran wajib pajak untuk membayar pajak, rendahnya kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah daerah dalam mengelola hasil pajak daerah, masih adanya kecurangan-kecurangan dalam membayar pajak,dan sanksi yang diberikan oleh DPPKAD belum tegas dan tidak memberikan efek jera bagi wajib pajak yang tidak taat.

Kata kunci: Strategi, Pendapatan Asli Daerah, Pajak Restoran, Analisis SWOT

Universitas Sumatera Utara KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat Rahmat dan Karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan baik. Penulisan skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh Gelar Sarjana (S1) Sosial Pada Departemen Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik. Judul yang penulis ajukan adalah “Strategi Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) Kota Pematangsiantar Dalam Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Pematangsiantar Melalui Penerimaan Pajak Restoran.”

Dalam penyusunan dan penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis dengan senang hati menyampaikan terimakasih kepada yang terhormat:

1. Bapak Drs. Rasudyn Ginting, M.si selaku Ketua Jurusan yang telah mensyahkan secara resmi judul penelitian sebagai bahan penulisan skripsi sehingga penulisan skripsi dapat berjalan dnganlancar 2. Bapak Hatta Ridho, S.Sos, MSP selaku dosen pembimbing skripsi yang bersedia memberi ilmu dan waktu untuk membimbing penulis menyusun skripsi sehingga skripsi dapat diselesaikan dengan lancar. 3. Bapak Drs. Kariono, M.Si selaku pembimbing akademik penulis selama perkuliahan 4. Staff Dosen Ilmu Administrasi Negara FISIP USU yang telah membekali ilmu selama penulis mengikuti perkuliahan sampai akhir penulisan skripsi. 5. Staff Tata Usaha Ilmu Administrasi Negara yang telah membantu penulis selama perkuliahan dan penelitian dalam penyusunan skripsi ini. 6. Bapak Acai Tagor Sijabat, AP, M.Si selaku Kepala Badan Perencanaan, Penelitian, dan Pengembangan Daerah Kota Pematangsiantar yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di Kantor DPPKAD Kota Pematangsiantar.

Universitas Sumatera Utara 7. Bapak Ir. Adiaksa D.S Purba, MM selaku Kepala Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Pematangsiantar yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di DPPKAD Kota Pematangsiantar. 8. Bapak Ronny D.W Sinaga, S.STP, Msc , Bapak Olo Ramsec M. Situmorang, MAP, Bapak Mhd. Hamdani Lubis SH, Bapak Tito Napitupulu, SE, M.M, Ibu Rumsiani serta pegawai DPPKAD yang telah membantu penulis dalam melakukan penelitian di Kantor Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Pematangsiantar. 9. Kedua Orangtua terhebat atas kasih saying, doa, semangat dan bimbingannya yang tidak pernah lelah mendidik penulis semenjak kecil hingga sampai saat ini. Apa yang penulis raih saat ini adalah bukti dari kehebatan kalian dan dipersembahkan untuk kalian. 10. Kedua abang dan adik penulis atas doa, bantuan, dan semangat yang selalu diberikan kepada penulis semenjak kecil hingga saat ini. Semoga adik penulis Indra Govindo Pasaribu juga lancar dalam perkuliahan dan sama-sama berusaha memberikanyang terbaik bagi kedua orangtua kita. 11. Teman setia penulis, Anju Juliman Tamba terimakasih atas doa, motivasi dan semangat kepada penulis dalam menjalani perkuliahan dan proses menyelesaikan studi, selalu menemani dan membantu penulis dalam hal apapun. Semoga diberikan kelancaran juga dalam penyelesaian studi di semester akhir ini, segera menyusul dan mari meraih cita-cita kita bersama. 12. Kakak Stevany, Bang Yavid, Bang Akhyar, Maria, Kak Rona, Rizky, dan Gita atas semangat dan pertemanan selama ini. Senang bisa mengenal kalian. 13. Teman-teman seperjuangan Ruth Damai Yanti, Yasinta Stevani Pasaribu, Septriany P.E.S, dan Deyendi Manalu yang sudah menjadi patner penulis dalam menjalani masa perkuliahan hingga sampai saat ini. Segera menyusul yah kawan- kawan. Sukses untuk kita semua. 14. Kepada teman-teman seperjuangan di Pengurus IMDIAN, Imanuddin Kamdias, Mhd. Syamsudin Thaher Lubis, Elisa Minarni, Josefa Lingga, Iga Belinda, Aziz , dan Budi Simamora yang turut membantu dalam proses perkuliahan.

Universitas Sumatera Utara 15. Kelompok PKL “Glory Glory Squad (GGS)” : Piki Pardede, Rina Susanti, Richard, Deyendi Manalu, Ruth Damai Yanti, Septriany PES, Dwi Effrisa Saragih, Linda Nainggolan, Ayu Sirait, Ribka Saragih, Devina Yolanda yang menjadi patner selama 2 Minggu di Pertumbuken. Sukses untuk kita semua. Tuhan Yesus memberkati. 16. Teman-teman Pengmas, GMPI dan KOPECIDA. Sukses untuk kita semua. 17. Semua Pihak yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan balasan yang berlipat ganda kepada semuanya. Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna sehingga penulis membutuhkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kemajuan pendidikan dimasa yang akan datang. Akhir kata semoga penelitian ini berguna dan bermanfaat bagi penulis dan pembaca untuk menambah wawasan dan pengetahuan kita.

Medan, 24 Februari 2017

Triwaty Pasaribu

Universitas Sumatera Utara DAFTAR ISI

Halamran

ABSTRAK ...... i

KATA PENGANTAR ...... ii

DAFTAR ISI ...... v

DAFTAR TABEL ...... viii

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ...... 1

1.2 Rumusan Masalah ...... 7

1.3 Tujuan Penelitian ...... 8

1.4 Manfaat Penelitian ...... 8 1.5 Kerangka Teori ...... 9 1.5.1 Strategi ...... 9 1.5.1.1 Kriteria Analisis Strategi ...... 10

1.5.1.2 Manajemen Strategi ...... 12

1.5.1.3 Ciri dan Manfaat Manajemen Strategi ...... 13

1.5.1.4Tahap-tahap Manajemen Strategi Strategi ...... 15

1.5.2 Analisis SWOT ...... 17

1.5.3 Pendapatan Asli Daerah...... 19

1.5.3.1 Sumber-sumber Pendapatan Asli Daerah ...... 21

1.5.4 Pajak ...... 23

1.5.4.1 Jenis-jenis Pajak ...... 24

1.5.5 Pajak Daerah ...... 25

1.5.4.1 Jenis-jenis Pajak Daerah ...... 27

Universitas Sumatera Utara 1.5.6 Pajak Restoran ...... 28

1.6 Defenisi Konsep ...... 30

1.7 Sistematika Penulisan ...... 20

BAB II METODELOGI PENELITIAN

2.1 Bentuk Penelitian ...... 33

2.2 Lokasi Penelitian ...... 33

2.3 Informan Penelitian ...... 33

2.4 Teknik Pengumpulan Data ...... 34

2.5 Teknik Analisis Data ...... 35

BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

3.1 Gambaran Umum Kota Pematangsiantar ...... 35

A. Letak Geografis ...... 35 B. Wilayah Administrasi ...... 35 C. Kependudukan ...... 37 D. Pendidikan ...... 39 E. Pemerintahan ...... 40 3.2 Gambaran Umum Restoran di Kota Pematangsiantar ...... 43 3.3 Gambaran Umum DPPKAD Kota Pematangsiantar ...... 55 3.3.1 Visi dan Misi ...... 55 3.3.2 Struktur Organisasi ...... 58 3.3.3 Tugas dan Fungsi Pokok DPPKAD ...... 60 BAB IV PENYAJIAN DATA ...... 82 4.1 Analisis Lingkungan ...... 82 4.1.1 Lingungan Internal DPPKAD ...... 83 4.1.1.1 Sumber Daya Manusia (SDM) ...... 83

Universitas Sumatera Utara 4.1.1.2 Sarana dan Prasarana...... 87 4.1.1.3 Sosialisasi Tentang Peraturan ...... 89 4.1.1.4 Sumber Pendapatan Asli Daerah Melalui Penerimaan PajakRestoran ...... 92 4.1.1.5 Strategi Dinad Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) ...... 97 4.1.2 Lingkungan Eksternal ...... 98 A. Potensi Wisata ...... 98 B. Kesadaran Wajib Pajak...... 99 C. Faktor Politik ...... 101 D. Faktor Ekonomi ...... 103 E. Faktor Teknologi ...... 103 F. Kerjasama Dengan Instansi Lain ...... 104 4.2 Analisis SWOT ...... 105 4.2.1 Kekuatan ...... 105 4.2.2 Kelemahan ...... 108 4.2.3 Peluang ...... 109 4.2.4 Ancaman ...... 110

BAB V ANALISIS DATA ...... 112

5.1 Matrik SWOT ...... 112

BAB VI PENUTUP ...... 117

6.1 Kesimpulan ...... 117 6.2 Saran ...... 118

DAFTAR PUSTAKA ...... 120

Universitas Sumatera Utara DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Pendapatan Kota Pematangsiantar Tahun 2013 s.d 2016 ...... 5

Tabel 1.2 Matrik SWOT ...... 19

Tabel 3.1 Luas Daerah Berdasarkan Kecamatan ...... 36

Tabel 3.2 Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan ...... 37

Tabel 3.3 Jumlah Penduduk Per Kecamatan Menurut Jenis Kelamin ...... 38

Tabel 3.4 Jumlah Sekolah, Guru dan Murid Menurut Tingka Pendidikan ...... 39

Tabel 3.5 Struktur Organisasi Pemerintah Kota Pematangsiantar Periode

2010-2015 ...... 41

Tabel 3.6 Daftar Restoran di Kota Pematangsiantar ...... 43

Tabel 4.1 Kondisi Pegawai DPPKAD Berdasarkan Jenis Kelamin ...... 84

Tabel 4.2 Klasifikasi Jumlah Pegawai DPPKAD Berdasarkan Tingkat

Pendidikan ...... 86

Tabel 4.3 Klasifikasi Jumlah Pegawai DPPKAD Berdasarkan Golongan ...... 86

Tabel 4.4 Daftar Sarana dan Prasarana Dinas Pendapatan Pengelolaan

Keuangan dan Aset Daerah ...... 87

Tabel 4.5 Target dan Realisasi Pajak Restoran ...... 94

Tabel 4.6 Persentase Peneriman Pajak Restoran Terhadap Pajak Daerah ...... 95

Tabel 4.7 Persentase Penerimaan Pajak Retoran Terhadap Pendapatan Asli

Daerah ...... 96

Universitas Sumatera Utara BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Negara Republik sebagai Negara Kesatuan menyelenggarakan pemerintahan dan pembangunan nasional sesuai Pancasila dan UUD 1945. Dalam

Pembukaan UUD 1945 ditegaskan bahwa dibentuknya Pemerintah Negara Indonesia adalah untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah

Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.

Guna mencapai cita-cita nasional tersebut, salah satu landasan pemerintahan adalah dengan asas desentralisasi dalam penyelenggaraan pemerintahan di daerah, dengan memberikan kesempatan dan keleluasaan kepada daerah untuk menyelenggarakan otonomi. Prinsip otonomi daerah lahir karena keyakinan bahwa tidak semua urusan dapat dilaksanakan pemerintah pusat. Ada urusan-urusan pemerintahan yang lebih baik dan efektif jika dilakukan oleh daerah.

Sehingga pada Januari 2001, otonomi daerah mulai dilaksanakan dan diatur dalam UU No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah dan UU No. 25 Tahun

1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah yang diganti menjadi Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan

Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan

Universitas Sumatera Utara antara Pemerintah Pusat dengan Pemerintah Daerah dan menjadi dasar hukum bagi pengelolaan keuangan daerah saat ini.

Dalam Undang-undang No 23 Tahun 2014 dijelaskan Otonomi Daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat dalam sistem Negara

Kesatuan Republik Indonesia. Daerah sebagai satu kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai Otonomi berwenang mengatur dan mengurus Daerahnya sesuai aspirasi dan kepentingan masyarakatnya sepanjang tidak bertentangan dengan tatanan hukum nasional dan kepentingan umum.

Dalam rangka memberikan ruang yang lebih luas kepada Daerah untuk mengatur dan mengurus kehidupan warganya maka Pemerintah Pusat dalam membentuk kebijakan harus memperhatikan kearifan lokal dan sebaliknya Daerah ketika membentuk kebijakan Daerah baik dalam bentuk Peraturan daerah maupun kebijakan lainnya hendaknya juga memperhatikan kepentingan nasional. Dengan demikian akan tercipta keseimbangan antara kepentingan nasional yang sinergis dan tetap memperhatikan kondisi, kekhasan, dan kearifan lokal dalam penyelenggaraan pemerintahan secara keseluruhan.

Oleh sebab itu, otonomi daerah yang dijalankan selain bersifat nyata dan luas, tetap harus dilaksanakan secara bertanggungjawab. Maksudnya otonomi daerah harus dipahami sebagai perwujudan pertanggungjawaban konsekuensi pemberian hak dan kewenangan kepada daerah dalam wujud tugas dan kewajiban yang harus dilaksanakan daerah. Tugas dan kewajiban dalam pelaksanaan otonomi daerah adalah berupa peningkatan pelayanan dan kesejahteraan masyarakat, pengembangan

Universitas Sumatera Utara kehidupan demokrasi, penegakan keadilan dan pemerataan, serta pemeliharaan hubungan yang serasi antara pusat dan daerah serta antar daerah dalam kerangka

Negara Kesatuan Republik Indonesia. Disamping itu, daerah juga diharapkan harus mempunyai kemampuan sendiri untuk mengurus dan mengatur rumah tangganya, melalui sumber-sumber pendapatan yang dimiliki. Hal ini meliputi semua kekayaan yang dikuasai oleh daerah, dengan batas-batas kewenangan yang ada dan selanjutnya digunakan untuk membiayai semua kebutuhan.

Agar daerah dapat menjalankan kewajiban dengan sebaik-baiknya, perlu ada sumber pendapatan daerah, seperti yang dikemukakan oleh Pamudji (dalam Adrian

Sutedi, 2008 : 17) yaitu: “Pemerintahan tidak dapat menjalankan fungsinya dengan efektif dan efisien, tanpa biaya yang cukup untuk memberikan pelayanan dan pembangunan. Keuangan merupakan salah satu dasar kriteria untuk mengetahui secara nyata kemampuan daerah dalam mengurus rumah tangganya sendiri.

Semakin besar keuangan daerah, maka semakin besar pula kemampuan daerah untuk menyelenggarakan pemerintahannya dan untuk memberikan pelayanan umum kepada masyarakat.

Kota Pematangsiantar merupakan salah satu daerah otonom di Sumatera Utara.

Kota ini menjadi Kota kedua terbesar setelah . Letak Kota Pematangsiantar sangat strategis, berjarak 128 km dari Medan dan 52 km dari dan berstatus Jalan Raya Lintas Sumatera menjadikan Pematangsiantar sebagai gerbang menuju destinasi wisata disekitarnya, salah satu nya adalah Danau Toba.

Peraturan Daerah Kota Pematangsiantar No. 6 Tahun 2011 dan Peraturan

Walikota No. 19 Tahun 2011 tentang Petunjuk Teknis Pemungutan Pajak Daerah

Universitas Sumatera Utara dibuat oleh pemerintah Kota Pematangsiantar sebagai upaya untuk memaksimalkan pendapatan Kota Pematangsiantar dari sektor pajak. Pajak daerah merupakan sumber dana yang sangat potensial dalam membangun Kota Pematangsiantar yang mandiri.

Dalam perkembangannya, Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Kota Pematangsiantar didominasi oleh sektor pajak daerah. Hal tersebut didukung oleh semakin meningkatnya tingkat pembangunan di kota Pematangsiantar saat ini sehingga berdampak pada sumber pendapatan asli daerah. Ada sembilan jenis pajak yang diatur di dalam peraturan daerah Kota Pematangsiantar tersebut, yaitu pajak Hotel, pajak Restoran, pajak Hiburan, pajak Reklame, pajak Penerangan jalan, pajak Parkir, pajak Air Tanah, pajak PBB Pedesaan Perkotaan, dan pajak BPHTB. Dari sembilan jenis pajak daerah yang yang ada di Kota Pematangsiantar, salah satu komponen pajak daerah yang juga memiliki kontribusi penting terhadap Pendapatan Asli Daerah

(PAD) adalah pajak restoran.

Menurut Peraturan Daerah Kota Pematangsiantar No. 06 Tahun 2011 Tentang

Pajak Daerah, Pajak Restoran adalah pajak atas pelayanan yang disediakan oleh restoran. Yang menjadi objek pajak restoran adalah rumah makan, kafetaria, kantin, warung, bar dan sejenisnya termasuk jasa boga/katering. Lokasi Kota

Pematangsiantar yang strategis sebagai gerbang menuju destinasi wisata daerah sekitarnya, tentu saja akan membuat restoran terus berkembang seiring dengan kebutuhan yang ada. Sehingga sektor ini mempunyai prospek yang cukup bagus bagi penerimaan daerah jika dikelola dengan optimal.

Sejauh ini target Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah

(DPPKAD) dalam pajak restoran selalu mencapai target dan menjadi salah satu

Universitas Sumatera Utara sumber penerimaan yang berkontribusi bagi pendapatan asli daerah Pematangsiantar.

Hal tersebut bisa dilihat melalui tabel realisasi pendapatan dibawah ini:

TABEL 1.1

PENDAPATAN KOTA PEMATANGSIANTAR TAHUN 2013 s.d 2016

PENDAPATAN (Rp) URAIAN 2013 2014 2015 2016

Pajak Hotel 769.98.640 1.006.983.564 1.329.608.796 2.042.887.947

Pajak 2.117.373.161 2.535.927.000 2.792.319.188 3.656.682.962 Restoran

Pajak Hiburan 722.247.922 938.061.509 667.532.286 635.371.450

Pajak Reklame 2.088.876.134 2.448.734.085 2.673.830.133 2.911.092.297

Pajak Penerangan 10.527.471.480 11.822.457.579 13.189.910.758 14.769.665.931 Jalan

Pajak Parkir 110.656.622 149.067.732 159.568.850,00 207.175.150

Pajak Air 161.700.197 189.790.605,64 222.053.923,54 312.957.356 Tanah Pajak PBB Perdesaan 5.878.113.241 6.047.998.742 6.060.464.772,00 6.800.360.181 Perkotaan

Pajak BPHTB 4.898.527.885 4.077.474.039 4.009.842.768 1.110.766.097

Sumber: Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kota Pematangsiantar.

Universitas Sumatera Utara Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa penerimaan sektor pajak restoran selalu meningkat, akan tetapi kalau dilihat dari jumlah yang termasuk dalam kategori objek pajak restoran yang berada di Kota Pematangsiantar saat ini mencapai 244wajib pajak, realisasi penerimaan daerah melalui pajak restoran masih belum maksimal.

Yang menjadi hambatan dalam penerimaan pajak restoran adalah kurangnya kesadaran wajib pajak dalam membayar kewajibannya, seperti melakukan penunggakan pembayaran pajak dengan berbagai alasan, terbatasnya sumber daya petugas dalam pelayanan, penagihan dan pengawasan, dan belum tegasnya sanksi atau hukuman bagi wajib pajak yang tidak taat pajak, dan juga sarana prasarana pelayanan pajak daerah yang belum menunjang guna pemaksimalan potensi pajak yang ada.

Untuk mengatasi hal tersebut, diperlukan strategi yang tepat dan efektif oleh

Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah agar mampu

memaksimalkan pendapatan dari sektor pajak restoran. DPPKAD Kota

Pematangsiantar telah menyusun strategi guna meningkatkan pendapatan daerah

melalui sektor pajak daerah dan disusun dalam rencana strategis DPPKAD. Tetapi

masih kurang mampu mengatasi seluruh permasalahan sektor pajak daerah yang

kompleks dan berbeda-beda setiap jenis pajak. Sehingga diperlukan adanya strategi

yang lebih spesifik untuk mengatasi permasalahan dari setiap pajak daerah.

Dalam penelitian ini saya akan mencoba melihat lingkungan internal dan

lingkungan eksternalnya dengan menggunakan analisis SWOT. Lingkungan

internalnya adalah dengan melihat kekuatan (Strength) dan kelemahan (Weakness)

Universitas Sumatera Utara yang ada didalam Dinas Pendapatan Pengelolaan Aset dan Keuangan Daerah itu

sendiri. Sedangkan dari lingkungan eksternalnya dengan melihat peluang

(Opportunity) dan ancaman (Threats) yang ada diluar dinas, yaitu wilayah kota

Pematangsiantar yang dapat dilihat dari beberapa faktor, yaitu faktor sosial,

ekonomi, politik, budaya dan teknologi. Yang pada akhirnya akan mampu

merumuskan strategi yang tepat guna memaksimalkan penerimaan pajak restoran.

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk

melakukan penelitian dengan judul “ Strategi Dinas Pendapatan Pengelolaan

Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) Kota Pemantangsiantar dalam meningkatkan

Pendapatan Asli Daerah (PAD) melalui Penerimaan Pajak Restoran”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan pada uraian latar belakang masalah diatas, maka penulis merumuskan permasalahan pokok penelitian ini adalah, “Bagaimana Strategi Dinas

Pendapatan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) Kota

Pematangsiantar dalam Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) melalui

Penerimaan Pajak Restoran.”

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

Universitas Sumatera Utara 1. Untuk menggambarkan bagaimana strategi Dinas Pendapatan Pengelola

Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) dalam meningkatkan PAD melalui

penerimaan pajak restoran.

2. Untuk mengetahui dan menganalisis faktor-faktor pendorong dan penghambat

peningkatan pajak restoran di Kota Pematangsiantar.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun yang menjadi manfaat penelitian ini antara lain:

1. Manfaat Subjektif

Bagi penulis penelitian ini merupakan sarana untuk melatih, meningkatkan

dan mengembangkan kemampuan berpikir ilmiah dan menganalisis kebijakan

pemerintah dengan mengunakan teori-teori yang telah diperoleh oleh penulis

selama kuliah di Departemen Ilmu Administrasi Negara.

2. Manfaat Praktis

Sebagai upaya untuk memberikan sumbangan pemikiran dan informasi bagi

Pemerintah Kota Pematangsiantar khususnya Dinas Pendapatan Pengelola

Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) untuk digunakan sebagai masukan

dalam merumuskan strategi meningkatkan pendapatan asli daerah melalui

pajak restoran.

3. Manfaat Akademis

Universitas Sumatera Utara Sebagai informasi atau bahan referensi untuk pembaca yang tertarik dalam

pajak daerah.

1.5 Kerangka Teori

Kerangka teori diperlukan untuk memudahkan penelitian, sebab teori merupakan pedoman berfikir bagi peneliti dalam memecahkan masalah. Singarimbun (1997:37) menyebutkan teori adalah serangkaian asumsi, konsep, defenisi, dan proposisi untuk mengembangkan suatu fenomena social secara sistematis dengan cara merumuskan hubungan antar konsep.

Kerangka teori ini diharapkan memberikan pemahaman yang jelas dan tepat bagi peneliti dalam memahami masalah yang diteliti. Berdasarkan uraian diatas, peneliti mengemukakan teori, pendapat, atau gagasan yang akan dijadikan landasan berfikir dalam penelitian ini.

1.5.1 Strategi

Kata strategi berasal dari bahasa Yunani yaitu “strategos”, yang berarti

kepemimpinan dalam ketentaraan. Menurut Jatmiko (2003: 4) Strategi

merupakan suatu cara dimana organisasi akan mencapai tujuan-tujuannya, sesuai

dengan peluang-peluang dan ancaman-ancaman lingkungan eksternal yang

dihadapi serta sumber daya dan kemampuan internal organisasi. Terdapat tiga

faktor yang mempunyai pengaruh penting pada strategi, yaitu Lingkungan

eksternal, sumber daya, kemampuan internal serta tujuan yang akan dicapai.

Menurut Brian Quinn (dalam Robert M. Grant 2010:10) strategi adalah

suatu bentuk atau rencana yang mengintegrasikan tujuan-tujuan utama,

Universitas Sumatera Utara kebijakan-kebijakan, dan rangkaian tindakan dalam suatu organisasi menjadi suatu kesatuan yang utuh. Strategi yang baik disusun berdasarkan kemampuan internal, kelemahan perusahaan dan antisipasi perubahan dalam lingkungan.

Mintzberg (dalam Freddy Rangkuti 1997: 4) menyebutkan Startegi merupakan respon secara terus menerus maupun adaptif terhadap peluang dan ancaman eksternal serta kekuatan dan kelemahan internal yang dapat mempengaruhi orgnisasi.

Kemudian Jauch dan Glueck ( dalam Jatmiko 2003:5) mendefenisikan strategi adalah rencana yang disatukan, menyeluruh dan terpadu yang mengaitkan keunggulan strategi perusahaan dengan tantangan lingkungan dan yang dirancanag untuk memastikan bahwa tujuan utama perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh perusahaan.

Melalui defenisi diatas dapat diartikan bahwa strategi merupakan alat

atau cara yang digunakan untuk mencapai tujuan jangka panjang perusahaan

dengan memperhatikan kekuatan dan kelemahan yang ada di dalam

perusahaan serta peluang dan ancaman yang berasal dari luar yang dapat

mempengaruhi perusahaan.

1.5.1.1 Kriteria Analisis Strategi

Dalam melakukan analisis strategi, Jatmiko (2003) menyebutkan

sejumlah kriteria yang secara umum digunakan, antara lain:

1. Kesesuaian dengan lingkungan eksternal

2. Kesesuaian dengan lingkungan internal

Universitas Sumatera Utara Seperti budaya organisasi, kapabilitas, dan sumber daya organisasi.

3. Hasil dari suatu strategi harus dapat diukur keberhasilan atau

kegagalannya.

4. Dukungan dari manajer kunci.

5. Konsistensi dengan misi organisasi

Salah satu analisis fundamental setiap strategi adalah konsistensinya

dengan nilai-nilai, keyakinan-keyakinan dasar, serta tujuan-tujuan utana

organisasi.

6. Cukup tersedia sumber daya

Sumber daya sebaiknya dipertimbangkan baik sumber daya uang, sumber

daya fisik, serta manusia yang terampil. Biasanya uang merupakan

sumber daya yang sangat terbatas. Namun semua itu dapat

mempengaruhi kemampuan organisasi untuk berhasil

mengimplementasikan strateginya.

7. Keunggulan Bersaing

Strategi perusahaan harus mempunyai keunggulan kompetitif yang tidak

dimiliki oleh pesaingnya. Strategi harus didasarkan pada sesuatu yang

penting bagi pelanggan dan sesuatu yang menyebabkan perusahaan lebih

baik daripada pesaingnya.

8. Fleksibilitas

Lingkungan (eksternal dan internal) dimana organisasi beroperasi selalu

mengalami perubahan, bahkan kadang sangat bergejolak. Kemampuan

organisasi untuk menanggulangi perubahan lingkungan dengan strategi

Universitas Sumatera Utara yang tepat menjadi sangat penting. Strategi harus mampu dimodifikasi

sesuai dengan perubahan lingkungan.

9. Motivasi

Apakah strategi akan menghasilkan usaha organisasional pada tingkat

yang tinggi? Karyawan atau pegawai jarang dirangsang oleh strategi-

strategi konservatif, dan jarang dipersiapkan untuk strategi-strategi

mereka yang mereka yakini sebagai sesuatu yang memboroskan

10. Kejelasan

Semua strategi harus tertulis secara eksplisit dan dikomunikasikan ke

seluruh bagian dan tingkatan di dalam organisasi. Pendekatan ini akan

membantu meningkatkan cara pandang pegawai terhadap keberadaan

organisasi dalam tahap implementasi strategi.

11. Resiko

Organisasi mempunyai cukup alasan untuk mengetahui profil resiko

dalam struktur manajemennya. Para manajer cenderung merasakan

ketidaknyamanan dengan strategi atau proyek-proyek yang tingkat

resikonya tinggi, atau tidak termotivasi apabila tingkat resikonya rendah.

1.5.1.2 Manajemen Strategi

Menurut Pardede (2011:23) Majemen strategi adalah penentuan serangkaian keputusan dan tindakan yang menyangkut arah perjalanan perusahaan di masa depan, penyelarasan sasaran setiap bagian perusahaan,

Universitas Sumatera Utara pengelolaan sumber dayanya sesuai dengan lingkungannya, serta pembuatan siasat yang benar, yang dimaksudkan untuk pencapaian sasaran-sasaran.

Kemudian Wahyudi (1996) berpendapat bahwa Manajemen strategi merupakan suatu ilmu dan seni dari pembuatan, penerapan dan evaluasi terhadap keputusan strategis antara fungsi-fungsi yang memungkinkan organisasi mencapai masa depan.

Menurut Dirgantoro (2001: 9) manajemen strategi adalah suatu proses berkesinambungan yang membuat organisasi secara keseluruhan dapat sesuai dengan lingkungannya, atau dengan kata lain, organisasi secara keseluruhan dapat selalu responsif terhadap perubahan-perubahan di dalam lingkungannya baik yang bersifat internal maupun eksternal.

Melalui defenisi diatas dapat disimpulkan bahwa manajemen strategi adalah suatu proses berkesinambungan mulai dari keputusan dan tindakan yang dimaksudkan untuk mencapai tujuan masa depan organisasi.

1.5.1.3 Ciri dan Manfaat Manajemen Strategi

Menurut Coutler (dalam Kuncoro, 2005:12) terdapat ciri-ciri strategi yang utama, antara lain:

1) Goal-directed actions, aktivitas yang menunjukkan apa yang diif

tvvgvffnginkan organisasi dan bagaimana mengimplementasikannya

2) Mempertimbangkan semua kekuatan internal (sumber daya dan

kapabilitas)

3) Memperhatikan peluang dan tantangan.

Universitas Sumatera Utara

Menurut Fred R. David (2002:15) manfaat dari manajemen strategi antara lain:

1. Membantu perusahaan dalam menyusun strategi perusahaan yang lebih

baik dengan mempergunakan pendekatan yang jauh lebih sistematis,

rasional, logis, rasional pada pilihan strategis.

2. Manajemen strategi adalah sebuah proses dan bukanlah keputusan ataupun

dokumen. Tujuan utama dari sebuah proses adalah untuk mencapai

pengertian serta komitmen dari semua pihak manajer dan karyawan.

3. Suatu proses menyediakan pemberdayaan individual. Pemberdayaan

merupakan kegiatan dalam memperkuat pengertian dari karyawan tentang

efektivitas dengan cara mendorong serta menghargai mereka para

karyawan untuk bisa berpartisipasi didalam pengambilan suatu keputusan

dan latihan yang inisiatif serta imajinasi.

4. Mendatangkan laba

5. Meningkatkan kesadaran terhadap ancaman eksternal

6. Memberikan pemahaman yang baik tentang strategi dari pesaing

7. Dapat meningkatkan produktivitas para karyawan

8. Manajemen strategi dapat membuat berkurangnya penolakan terhadap

suatu perubahan dalam perusahaan

9. Manajemen strategi memberikan pemahaman yang lebih jelas tentang

hubungan prestasi dan penghargaan.

Universitas Sumatera Utara

1.5.1.4 Tahap-tahap Manajemen Strategi

Strategi tidak cukup hanya perumusan konsep dan implementasi terhadap strategi tersebut melainkan menurut Fred R. David (2009:7) dalam strategi juga dibutuhkan evaluasi terhadap strategi yang dilakukan untuk melihat apakah berhasil atau tidak. Sehingga David mengemukakan tiga tahapan dalam strategi, yaitu:

1. Formulasi Strategi

Formulasi strategi merupakan tahapan pertama dalam strategi. Perumusan

strategi mencakup pengembangan visi dan misis, mengidentifikasi

peluang dan ancaman eksternal perusahaan, menentukan kekuatan dan

kelemahan internal, menetapkan tujuan jangka panjang, merumuskan

alternative strategi dan memilih strategi tertentu yang akan dilaksanakan.

2. Implementasi Stratgi

Implementasi strategi mensyaratkan perusahaan untuk menetapkan tujuan

tahunan, membuat kebijakan, memotivasi karyawan, dan mengalokasikan

sumber daya sehingga strategi yang telah dirumuskan dapat dijalankan.

Implementasi strategi termasuk mengembangkan budaya dan mendukung

strategi, menciptakan struktur organisasi yang efektif dan mengarahkan

usaha pemasaran, menyiapkan anggaran, mengembangkan dan

memberdayakan system informasi, dan menghubungkan kinerja karyawan

dengan kinerja organisasi.

3. Evaluasi Strategi

Universitas Sumatera Utara Tahapan terakhir ini merupakan tahapan yang diperlukan karena dalam tahap ini keberhasilan yang telah dicapai dapat diukur kembali untuk penetapan tujuan berikutnya. David (2002:3) mengemukakan tiga macam dasar dalam mengevaluasi strategi, diantaranya:

1) Meninjau faktor-faktor eksternal internal yang menjadi dasar strategi

Perbedaan yang ada akan menjadi pernghalang dalam meraih tujuan

yang diharapkan, begitu juga faktor internal seperti aksi dari strategi

yang tidak efektif dapat menghasilkan nilai akhir yang tidak sesuai

dengan harapan.

2) Mengukur perstasi dan membandingkan hasil yang diharapkan dengan

kenyataan

Proses dilakukan dengan mencari tahu tentang ketidaksesuaian dari

rencana, melihat kembali prestasi diri dan memahami kemajuan yang

dibuat kea rah pencapaian tujuan yang dinyatakan

3) Mengambil tindakan korektif untuk memastikan bahwa prestasi sesuai

rencana

Dalam proses ini tidak diharapkan untuk mengubah strategi yang

sudah direncanakan atau tidak lagi menggunakan strategi yang ada.

Tindakan korektif dianjurkan apabila tindakan atau hasil tidak sesuai

dengan yang diharapkan. Tindakan korektif itu merupakan sikap

peninjauan, pembetulan dan pengecekan.

Universitas Sumatera Utara 1.5.1.5 Formulasi Strategi

Formulasi strategi adalah proses perumusan strategi yang akan dilaksanakan dalam sebuah organisasi. Formulasi strategi ini akan memberikan sebuah oedoman bagi anggota organisasi dalam bertindak sesuai dengan strategi yang telah dirumuskan sehinggatidak terjadi kesalahan dalam bertindak dan mengambil keputusan yang berakibat terhadap kelangsungan dan perkembangan organisasi.

Dirgantoro (2001:83) mengatakan Formulasi adalah menentukan aktivitas-aktivitas yang berhubungan dengan pencapaian tujuan. Aktivitas tersebut bisa dikelompokkan kedalam tiga kelompok, yaitu:

1. Analisis strategi

2. Perencanaan strategi

3. Pemilihan strategi

Penyususnan strategi memerlukan tahapan-tahapan untuk dipenuhi.

Terdapat sedikitnya enam tahapan yang perlu diperhatikan dalam

merumuskan suatu strategi, antara lain (Triton PB, 2007 : 17-18) :

1. Seleksi yang mendasar dan kritis terhadap permsalahan

2. Menetapkan tujuan dasar dan sasaran strategis

3. Menyusun perencanaan tindakan (action plan)

4. Menyusun rencana penyumberdayaan

5. Mempertimbangkan keunggulan

6. Mempertimbangkan keberlanjutan

Universitas Sumatera Utara Dalam melakukan formulasi strategi, ada beberapa hal yang patut untuk

dipertimbangkan, diantaranya adalah:

1. Harus dipahami benar visi, misi, dan objective perusahaan atau

organisasi

2. Memahami tentang posisi perusahaan pada saat ini

3. Kemampuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor lingkungan internal

maupun eksternal yang sedang dihadapi saat ini.

4. Mencari alternative solusi yang bisa dilakukan untuk mencapai tujuan

organisasi secara lebih efisien dimasa yang akan dating

1.5.2 Analisis SWOT Sebagai Alat Formulasi Strategi

Analisis SWOT merupakan salah satu metode untuk menggambarkan

kondisi dan mengevaluasi suatu masalah. Menurut Freddy Rangkuti (1997:12)

Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk

merumuskan startegi perusahaan. Analisis SWOT terdiri dari 4 faktor, antara

lain:

1. Strengths (kekuatan) merupakan kondisi kekuatan yang terdapat dalam

organisasi, proyek atau konsep bisnis yang ada. Kekuatan yang dianalisis

merupakan faktor yang terdapat dalam tubuh organisasi itu sendiri.

2. Weakness (kelemahan) merupakan kondisi kelemahan yang terdapat

dalam organisasi yang ada. Kelemahan yang dianalisis merupakan faktor

yang terdapat dalam tubuh organisasi.

Universitas Sumatera Utara 3. Opportunity (peluang) merupakan kondisi peluang berkembang di masa

mendatang yang terjadi. Kondisi yang terjadi merupakan peluang dari luar

organisasi itu sendiri. Misalnya kebijakan pemerintah dan kondisi

lingkungan sekitar.

4. Threats (ancaman) merupakan kondisi yang mengancam dari luar.

Ancaman ini dapat mengganggu organisasi.

Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan

(strengths) dan peluang (Opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weakness) dan ancaman (Threats).

Proses pengambilan keputusan strategis selalu berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan, strategi, dan kebijakan perusahaan. Dengan demikian perencanaan strategis harus menganalisis faktor-faktor strategis perusahaan (kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman) dalam kondisi yang ada saat ini.

Alat yang dipakai untuk menyusun faktor-faktor strategis perusahaan adalah Matrik SWOT. Matrik ini dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. Matrik ini dapat menghasilkan empat set kemungkinan strategis.

Universitas Sumatera Utara Tabel 1.2

Matrik SWOT

Strength (S) Weakness (W)

Opportunity (O) Strategi (SO) Strategi (WO) Menciptakan strategi yang Menciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk meminimalkan kelemahan memanfaatkan peluang. untuk memanfaatkan peluang Threats (T) Strategi (ST) Strategi (WT) Menciptakan strategi yang Menciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk meminimalkan kelemahan mengatasi ancaman dan menghindari ancaman Sumber: Freddy Rangkuti, 1997 : 31

Berdasarkan matriks SWOT diatas maka didapatkan 4 langkah strategi yaitu

sebagai berikut:

a. Strategi SO

Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran organisasi, yaitu dengan

memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang

sebesar-besarnya. Strategi ini menggunakan kekuatan internal organisasi

untuk memanfaatkan peluang eksternal.

b. Strategi ST

Strategi ini menggunakan kekuatan yang dimiliki organisasi untuk mengatasi

ancaman. Strategi ST menggunakan kekuatan internal organisasi untuk

menghindari atau mengurangi dampak ancaman eksternal.

Universitas Sumatera Utara c. Strategi WO

Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan

cara meminimalkan kelemahan yang ada. Strategi WO bertujuan untuk

memperbaiki kelemahan internal dengan memanfaatkan peluang eksternal. d. Strategi WT

Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif dan berusaha

meminimalkan kelemahan serta menghindari ancaman. Strategi WT bertujuan

untuk mengurangi kelemahan internal dengan menghindari ancaman

eksternal.

1.5.3 Pendapatan Asli Daerah

Pendapatan Asli daerah merupakan salah satu sumber keuangan daerah

yang dikelola sendiri oleh pemerintah daerah. Menurut Undang-undang No 33

Tahun 2004, Pendapatan Asli Daerah, selanjutnya disebut PAD adalah

pendapatan yang diperoleh Daerah yang dipungut berdasarkan Peraturan Daerah

sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Pendapatan Asli Danerah

bertujuan untuk mendanai pelaksanaan otonomi daerah sesuai dengan potensi

daerah sebagai perwujudan desentralisasi.

Dalam rangka melaksanakan wewenang sebagaimana yang diamanatkan

olehUndang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dan

Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara

Pemerintah Pusat dengan Pemerintah Daerah, maka daerah harus melakukan

maksimalisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD). Maksimalisasi PAD dalam

Universitas Sumatera Utara pengertian bahwa keleluasaan yang dimiliki oleh daerah dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan PAD maupun untuk menggali sumber-sumber penerimaan baru. Upaya peningkatan PAD tersebut harus dipandang sebagai perwujudan tanggung jawab Pemerintah Daerah dalam mencapai tujuan pemberian otonomi, yaitu peningkatan pelayanan dan kesejahteraan masyarakat.

Soekarwo (2003 : 92) menyebutkan peningkatan PAD dapat dilaksanakan melalui langkah-langkah sebagai berikut :

1. Intensifikasi, melalui upaya :

a. Pendataan dan peremajaan objek dan subjek pajak dan retribusi daerah;

b. Mempelajari kembali Pajak Daerah yang dipangkas guna mencari

kemungkinan untuk dialihkan menjadi retribusi;

c. Mengintensifikasi penerimaan Retribusi Daerag yang ada;

d. Memperbaiki prasarana dan sarana pungutan yang belum memadai.

2. Ekstensifikasi (Penggalian sumber-sumber penerimaan baru)

Upaya penggalian sumber-sumber penerimaan diarahkan pada pemanfaatan

potensi daerah yang memberikan kelebihan atau keuntungan secara

ekonomis kepada masyarakat. Dimana penggalian sumber-sumber

pendapatan daerah tersebut harus ditekankan agar tidak menimbulkan

ekonomi biaya tinggi. Sebab, pada dasarnya tujuan meningkatkan

pendapatan daerah melalui upaya ekstensifikasi adalah untuk meningkatkan

kegiatan ekonomi masyarakat. Dengan demikian, upaya ekstensifikasi lebih

diarahkan pada upaya mempertahankan potensi daerah sehingga potensi

tersebut dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan.

Universitas Sumatera Utara 3. Peningkatan Pelayanan kepada Masyarakat

Merupakan unsur yang penting mengingat bahwa paradigm yang berkembang

dalam masyarakat saat ini adalah bahwa pembayaran pajak dan retribusi ini

sudah merupakan hak daripada kewajiban masyarakat terhadap Negara untuk

itu perlu dikaji kembalai pengertian wujud layanan yang bagaimana yang

dapat memberikan kepuasaan kepada masyarakat.

1.5.3.1 Sumber-sumber Pendapatan Asli Daerah

Keuangan merupakan salah satu dasar kriteria untuk mengetahui

secara nyata kemampuan daerah dalam mengurus rumah tangganya sendiri.

Pendapat tersebut juga didukung oleh Soedjito (dalam Adrian Sutedi,2008:17)

mengatakan bahwa : “semakin besar keuangan daerah, maka semakin besar

pula kemampuan daerah untuk menyelenggarakan usaha-usahanya dalam

bidang keamanan, ketertiban umum, sosial, kebudayaan, dan kesejahteraan

pada umumnya bagi wilayah dan penduduknya, atau dengan kata lain semakin

besarlah kemampuan daerah untuk memberikan pelayanan umum kepada

masyarakat.

Kemudian, Syamsi (dalam Adrian Sutedi, 2008:17) berpendapat

bahwa dalam penyelenggaraan pemerintahan terdapat beberapa faktor yang

memengaruhi kemampuan pelaksanaan otonomi daerah dengan baik, yakni

faktor kemampuan struktural organisasi, kemampuan aparatur daerah,

kemampuan mendorong partisipasi masyarakat, dan kemampuan keuangan

daerah. Diantara faktor-faktor tersebut, faktor keuangan merupakan faktor

esensial untuk mengukur tingkat kemampuan daerah dalam melaksanakan

Universitas Sumatera Utara otonominya. Otonomi daerah yang nyata dan bertanggungjawab harus didukung dengan tersedianya dana guna pembiayaan pembangunan daerah.

Oleh karena itu, daerah diharapkan mempunyai pendapatan sendiri untuk membiayai urusan penyelenggaraan rumah tangganya.

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dengan Pemerintah Daerah merupakan dasar hukum bagi pengelolaan keuangan daerah.

Dalam Pasal 285 Undang-undang 23 Tahun 2014 disebutkan bahwa yang menjadi sumber pendapatan daerah meliputi: a. Pendapatan Asli Daerah, yaitu:

1. pajak daerah;

2. retribusi daerah;

3. hasil pengelolaan Aset Daerah yang dipisahkan;

Antara lain bagian laba dari BUMD dan hasil kerja sama dengan pihak

ketiga.

4. lain-lain pendapatan asli Daerah yang sah;

Yaitu penerimaan Daerah diluar pajak daerah dan retribusi daerah

seperti jasa giro dan hasil penjualan aset Daerah b. pendapatan transfer;

1. transfer Pemerintah Pusat terdiri atas:

a) dana perimbangan;

b) dana otonomi khusus;

Universitas Sumatera Utara c) dana keistimewaan; dan

d) dana Desa.

2. transfer antar-Daerah terdiri atas:

a) pendapatan bagi hasil; dan

b) bantuan keuangan.

c. lain-lain pendapatan Daerah yang sah.

1.5.4 Pajak Daerah

Mardiasmo (2002:6) Pajak Daerah adalah pajak yang dipunggut oleh

Pemerintah Daerah dan digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah.

Menurut Ahmad Yani (2008:52) Pajak Daerah adalah iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan kepada daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang, yang dapat dipaksakan berdasarkan peraturan perundang-undang yang berlaku, yang digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan daerah dan pembangunan daerah.

Pajak daerah, sebagai salah satu pendapatan asli daerah diharapkan menjadi salah satu sumber pembiayaan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan daerah, untuk meningkatkan dan meratakan kesejahteraan masyarakat. Dengan demikian daerah mampu melaksanakan otonomi, yaitu mampu mengurus dan mengatur rumah tangga nya sendiri.

Dalam Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan

Retribusi Daerah disebutkan Pajak Daerah, yang selanjutnya disebut Pajak, adalah kontribusi wajib kepada Daerah yang terutang oleh orang pribadi atau

Universitas Sumatera Utara badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan Daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

Kriteria pajak daerah selain yang ditetapkan UU bagi kabupaten/kota (

Ahmad Yani 2008 : 53) adalah:

1. Bersifat pajak dan bukan retribusi

2. Objek pajak terletak atau terdapat di wilayah daerah kabupaten/kota yang

bersangkutan dan mempunyai mobilitas yang cukup rendah serta hanya

melayani masyarakat di wilayah kabupaten/koya yang bersangkutan.

3. Objek dan dasar pengenaan pajak tidak bertentangan dengan kepentingan

umum.

4. Objek pajak bukan merupakan objek pajak provinsi dan/atau objek pajak

pusat.

5. Potensinya memadai

6. Tidak memberikan dampak ekonomi yang negative

7. Memerhatikan aspek keadilan dan kemampuan masyarakat, dan

8. Menjaga kelestarian lingkungan

1.5.4.1 Jenis-jenis Pajak Daerah

Dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009, pajak daerah dapat

diklasifikasikan menurut wilayah kekuasaan pihak pemungutnya. Menurut

wilayah pemungutannya pajak daerah dibagi menjadi :

Universitas Sumatera Utara 1. Pajak provinsi, adalah pajak daerah yang dipungut oleh pemerintah

daerah tingkat provinsi, terdiri atas:

a. Pajak Kendaraan Bermotor,

b. Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor,

c. Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor,

d. Pajak Air Permukaan, dan

e. Pajak Rokok.

2. Pajak kabupaten/kota, adalah pajak daerah yang dipungut oleh

pemerintah daerah tingkat kabupaten/kota, terdiri dari:

a. Pajak Hotel,

b. Pajak Restoran,

c. Pajak Hiburan,

d. Pajak Reklame,

e. Pajak Penerangan Jalan,

f. Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan,

g. Pajak Parkir,

h. Pajak Air Tanah,

i. Pajak Sarang Burung Walet,

j. Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan, dan

k. Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan.

Universitas Sumatera Utara 1.5.5 Pajak Restoran

Menurut Peraturan Daerah Kota Pematangsiantar Nomor 06 Tahun 2011

Tentang Pajak Daerah, pajak restoran merupakan pajak atas pelayanan yang disediakan oleh restoran. Pelayanan yang dimaksud adalah meliputi pelayanan penjualan makanan dan/atau minuman yang dikonsumsi oleh pembeli, baik dikonsumsi di tempat pelayanan maupun ditempat lain.

Terdapat beberapa terminology dalam pemungutan pajak restoran ( Siahaan

2010 : 328), antara lain:

a. Restoran adalah fasilitas penyedia makanan dan/atau minuman dengan

dipungut bayaran, yang mencakup juga rumah makan, kafetaria, kantin,

warung, bar dan sejenisnya termasuk jasa boga/katering.

b. Pengusaha Restoran adalah orang pribadi atau badan dalam bentuk

apapun, yang dalam lingkungan perusahaan atau pekerjaannya melakukan

usaha di bidang rumah makan.

c. Pembayaran adalah jumlah yang akan diterima atau seharusnya diterima

sebagai imbalan atas penyerahan barang atau pelayanan yang diberikan

sebagai bayaran kepada pemilik restoran

d. Bon Penjualan (bill) adalah bukti pembayaran, yang sekaligus sebagai

bukti pungutan pajak, yang dibuat oleh wajib pajak pada saat mengajukan

pembayaran atas pembelian makanan dan atau minuman kepada subjek

pajak.

Universitas Sumatera Utara Objek Pajak Restoran adalah pelayanan yang disediakan oleh Restoran.

Subjek pajak hotel adalah orang pribadi atau badan yang melakukan pembayaran

atas pelayanan restoran Sementara itu yang menjadi wajib pajak restoran adalah

pengusaha restoran, yaitu orang pribadi atau badan dalam bentuk apapun yang

dalam lingkungan perusahaan atau pekerjaannya melakukan usaha di bidang

rumah makan.

Tarif pajak restoran paling tinggi 10%. Daerah dapat menetapkan sendiri

tarif pajak restoran sesuai dengan kebijakan daerah sepanjang tidak melebihi

10% dan ditetapkan dalam peraturan daerah. Dasar pengenaan pajak restoran

adalah jumlah pembayaran yang dilakukan kepada restoran. Besarnya pokok

pajak restoran yang terutang dihitung dengan cara mengalikan tarif dasar

pengenaan pajak restoran.

1.6 Defenisi Konsep

Menurut Hasan (2002:17) Konsep adalah istilah, yang terdiri dari satu kata atau lebih yang menggambarkan suatu gejala atau menyatakan suatu ide (gagasan) tertentu. Berdasarkan kerangka teori yang dipaparkan, maka defenisi konsep dalam penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut: a. Strategi

Strategi adalah alat atau cara yang digunakan untuk mencapai tujuan jangka

panjang perusahaan dengan memperhatikan kekuatan dan kelemahan yang ada di

dalam perusahaan serta peluang dan ancaman yang berasal dari luar yang dapat

mempengaruhi perusahaan.

Universitas Sumatera Utara b. Pendapatan Asli Daerah (PAD)

Pendapatan Asli Daerah adalah salah satu sumber keuangan daerah yang dipungut

berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang

berlaku. c. Pajak Restoran

Pajak Restoran adalah pajak atas pelayanan yang disediakan oleh restoran seperti

pelayanan makan atau minum.

1.7 Sistematika Penulisan

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini memuat latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan

manfaat penelitian, kerangka teori, defenisi konsep dan sistematika

penulisan.

BAB II : METODE PENELITIAN

Bab ini memuat bentuk penelitian, lokasi penelitian, informasi

penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik analisa data.

BAB III : DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

Bab ini menguraikan tentang gambaran atau karakteristik lokasi

penelitian berupa sejarah singkat, visi dan misi, struktur organisasi

serta tugas pokok dan fungsi

BAB IV : PENYAJIAN DATA

Universitas Sumatera Utara Bab ini menyajikan data dan dokumentasi yang diperoleh selama

penelitian di lapangan dan kemudian akan dianalisis berdasarkan

metode yang digunakan.

BAB V : ANALISA DATA

Bab ini memuat analisa data dengan analisis SWOT melalui data yang

diperoleh dari lapangan

BAB VI: PENUTUP

Bab ini memuat tentang kesimpulan dari hasil penelitian yang

dilakukan dan saran – saran yang dianggap perlu bagi pihak yang

membutuhkan.

Universitas Sumatera Utara BAB II

METODE PENELITIAN

2.1 Bentuk Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptifdengan pendekatan kualitatif. Menurut Zuriah (2006: 47) penelitian dengan menggunakan metode deskriptif adalah penelitian yang diarahkan untuk memberikan gejala-gejala, fakta-fakta, atau kejadian-kejadian secara sistematis dan akurat mengenai sifat-sifat populasi atau daerah tertentu.

Berdasarkan pengertian diatas, maka penelitian ini diharapkan mampu memperoleh gambaran mengenai strategi yang ditempuh oleh Dinas Pendapatan

Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah dalam upaya meningkatkan pendapatan daerah melalui pajak restoran.

2.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kantor Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) Kota Pematangsiantar, yang berlokasi di Jl. Merdeka

Nomor 08 Pematangsiantar 21100, Sumatera Utara.

2.3 Informan Penelitian

Adapun informan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Informan Kunci, yaitu mereka yang mengetahui dan memiliki berbagai

informasi pokok yang diperlukan. Dalam penelitian ini yang menjadi

Universitas Sumatera Utara informan kunci adalah Kepala Dinas Pendapatan Pengelola Keuangan dan

Kekayaan Daerah, Kepala Bidang Pendapatan Dinas Pendapatan Pengelola

Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) dan Kepala Seksi Penagihan Kantor

Dinas Dinas Pendapatan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah ( DPPKAD).

2. Informan Tambahan, yaitu mereka yang dapat memberikan informasi

walaupun tidak langsung terlibat dalam interaksi sosial yang diteliti. Adapun

yang menjadi informan tambahan adalah Wajib Pajak Restoran di Kota

Pematangsiantar.

2.4 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik pengumpulan data sebagai

berikut:

1. Teknik Pengumpulan Data Primer

Yaitu pengumpulan data yang dilakukan secara langsung pada lokasi

penelitian. Pengumpulan data primer dilakukan dengan instrument sebagai

berikut:

a. Wawancara

Yaitu teknik pengumpulan data dengan cara berhadapan langsung dengan

informan melalui sesi tanya jawab secara lisan yang bertujuan untuk

memperoleh informasi yang dibutuhkan kemudian jawaban dari

responden dicatat atau direkam. Metode wawancara ditujukan untuk

informan penelitian yang telah ditetapkan.

b. Observasi

Universitas Sumatera Utara Yaitu kegiatan mengamati secara langsung objek penelitian yang

bertujuan untuk mendapatkan gambaran yang tepat mengenai objek

penelitian dengan mencatat gejala-gejala yang ditemukan dan melengkapi

data-data yang diperoleh dari lapangan.

2. Teknik Pengumpulan Data Sekunder

Yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui studi bahan-bahan

kepustkaan yang perlu untuk mendukung data primer. Pengumpulan data

sekunder dilakukan dengan instrument sebagai berikut:

a. Studi Dokumentasi

Yaitu pengumpulan data yang diperoleh secara tidak langsung tetapi

dengan menggunakan catatan-catatan tertulis, foto atau rekaman video

yang ada di lokasi penelitian serta sumber lainnya yang menyangkut

masalah yang diteliti dengan instansi terkait.

b. Studi Kepustakaan

Yaitu pengumpulan data yang diperoleh dari buku-buku, karya ilmiah,

pendapat para ahli yang memiliki relevansi dengan masalah yang diteliti.

2.5 Teknik Analisis Data

Sesuai dengan metode penelitian, teknik analisis data dalam penelitian ini

adalah teknik analisis data kualitatif. Menurut Moeleong (2006:247) proses

analisis data kualitatif dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari

berbagai sumber, data-data tersebut dibaca, dipelajari, dan ditelaah selanjutnya

Universitas Sumatera Utara membuat rangkuman yang disusun dalam satuan-satuan yang kemudian dikategorisasikan, dan pada tahap akhir dilakukan pemeriksaan keabsahan data serta menafsirkannya dengan analisis kemampuan daya nalar peneliti untuk membuat kesimpulan penelitian.

Kemudian, data yang diperoleh dalam penelitian ini akan dianalisis dengan menggunakan analisis SWOT yang merupakan tahap awal dan upaya untuk menentukan isu strategis yang nantinya berkaitan dengan strategi peningkatan pendapatan daerah. Data-data yang diperoleh kemudian dianalisis berdasarkan daya nalar dan pola pikir peneliti dalam menghubungkan fakta-fakta, informasi, dan data-data dengan melihat kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman sehingga diperoleh jawaban atas permasalahan yang telah diuraikan dan kemudian diambil kesimpulan dari penelitian yang dilakukan.

Universitas Sumatera Utara

BAB III

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

3.1 Gambaran Umum Kota Pematangsiantar

A. Letak Geografis

Kota Pematangsiantar secara geografis terletak pada garis 2°53’ 20”-

3°01’00” Lintang Utara dan 99°1’00”- 99°6’35” Bujur Timur, berada di tengah-

tengah Kabupaten Simalungun, yakni pada ketinggian 400-500 meter dpl (diatas

permukaan laut),memiliki luas wilayah sebesar 79,97 Km2 atau 0,11 % dari luas

wilayah Provinsi Sumatera Utara.

Kota Pematangsiantar tergolong ke dalam daerah tropis dan daerah datar,

beriklim sedang dengan suhu maksimum 30,4°C dan suhu minimum 21,1°C.

Selama tahun 2015, kelembapan udara rata-rata 85%. Rata-rata tertinggi pada

bulan November, mencapai 88%, sedangkan curah hujan rata-rata 200mm dimana

curah hujan tertinggi terjadi pada bulan November yang mencapai 403mm.

B. Wilayah Administrasi

Kota Pematangsiantar berada di Provinsi Sumatera Utara dengan jarak ke ibu

kota Provinsi yaitu Kota Medan sejauh ± 128 km. Luas daratan Kota

2 Pematangsiantar adalah 79.971 Km , yang secara Administratif terdiri dari 8

Kecamatan, yaitu :

Universitas Sumatera Utara 1. Kecamatan Siantar Marihat

2. Kecamatan Siantar Marimbun

3. Kecamatan Siantar Selatan

4. Kecamatan Siantar Barat

5. Kecamatan Siantar Utara

6. Kecamatan Siantar Timur

7. Kecamatan Siantar Martoba

8. Kecamatan Siantar Sitalasari

Adapun luas daerah berdasarkan Kecamatan adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1 Luas Daerah Berdasarkan Kecamatan Luas Wilayah

No Kecamatan Jumlah Kelurahan 2 Luas (%) (Km ) 1 Siantar Marihat 7 7,825 9,78 2 Siantar Marimbun 6 18,006 22,52 3 Siantar Selatan 6 2,020 2,53 4 Siantar Barat 8 3,205 4,01 5 Siantar Utara 7 3,650 4,56 6 Siantar Timur 7 4,520 5,65 7 Siantar Martoba 7 18,022 22,54 8 Siantar Sitalasari 5 22,723 28,41 Jumlah 53 79.971 100,00 Sumber: Pematangsiantar dalam angka 2016

Universitas Sumatera Utara Melihat hasil dari Tabel 3.1, bahwa Kecamatan Siantar Sitalasari merupakan kecamatan dengan ukuran wilayah yang paling luas dengan luas 22,723 Km² atau dengan 28,41% luas wilayah Kota Pematangsiantar. Sedangkan kecamatan dengan ukuran wilayah yang paling kecil adalah Kecamatan Siantar Selatan dengan luas

2,020 Km²atau sekitar 2,53% dari luas wilayah Kota Pematangsiantar. Seluruh wilayah administratif Kota Pematangsiantar berbatasan langsung dan dikelilingi oleh wilayah administratif Kabupaten Simalungun.

C. Kependudukan

Kota Pematangsiantar dihuni oleh masyarakat asli setempat dan pendatang, dengan total jumlah penduduk pada tahun 2015 sebanyak 245.104 jiwa dengan

2 kepadatan penduduk 3065 jiwa per km .

Tabel 3.2

Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan

Kepadatan No Kecamatan Penduduk (jiwa) (jiwa/km2) 1 Siantar Marihat 19.096 2440,38

2 Siantar Marimbun 15.607 866,77

3 Siantar Selatan 17.859 8841,09

4 Siantar Barat 37.125 11583,46

5 Siantar Utara 48.539 13298,36

6 Siantar Timur 40.202 8894,25

7 Siantar Martoba 40.466 2245,37

Universitas Sumatera Utara 8 Siantar Sitalasari 28.517 1254,98

TOTAL 247.411 3093,36

Sumber:Pematangsiantar dalam angka 2016

Dari 8 wilayah administrasi Kota Pematangsiantar, Siantar Utara merupakan kecamatan dengan tingkat kepadatan yang tertinggi, yaitu sebesar 13298,36 jiwa/km2, dengan jumlah penduduk terpadat sebanyak 48.539 jiwa. Sedangkan Siantar Marimbun merupakan kecamatan dengan tingkat kepadatan yang terkecil, yaitu hanya 866,77 jiwa/km2dengan jumlah penduduk sebanyak 15.607 jiwa.

Penduduk Kota Pematangsiantar didominasi oleh penduduk perempuan. Pada tahun 2014, penduduk kota Pematangsiantar yang berjenis kelamin laki-laki berjumlah 119.582 jiwa dan penduduk perempuan 125.522 jiwa. Dengan demikian sex ratio penduduk Kota Pematangsiantar sebesar 95,47.

Tabel 3.3 Jumlah Penduduk Per Kecamatan Menurut Jenis Kelamin

LK PR Jumlah/ Ratio Jenis Kecamatan (laki-laki) (perempuan) Total Kelamin Siantar Marihat 9.372 9.724 19.096 96,38 Siantar Marimbun 7.585 8.022 15.607 94,55 Siantar Selatan 8.456 9.043 17.859 89,93 Siantar Barat 18.214 18.911 37.125 96,31 Siantar Utara 23.467 25.072 48.539 93,60 Siantar Timur 19.162 21.040 40.202 91,07 Siantar Martoba 20.261 20.205 40.466 100,28 Siantar Sitalasari 14.080 14.437 28.517 97,53 Total 120.597 126.814 247.411 95,10 Sumber: Pematangsiantar dalam angka 2016

Universitas Sumatera Utara Dari hasil Tabel tentang jumlah penduduk per kecamatan bahwa Kecamatan

Siantar Utara merupakan kecamatan dengan jumlah penduduk yang paling banyak dengan jumlah 23.467 orang laki-laki dan 25.072 orang perempuan. Diikuti dengan

Kecamatan Siantar Martoba dengan jumlah penduduk sebanyak 20.261 orang laki- laki dan 20.205 orang perempuan.

D. Pendidikan

Pendidikan memiliki peran yang penting dalam meningkatkan pembangunan nasional. Hal ini didukung oleh pemerintah dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan, agar sumber daya manusia yang dihasilkan dapat menjadi sumber untuk pembangunan negara baik di tingkat daerah maupun nasional.

Tabel 3.4 Jumlah Sekolah, Guru dan Murid Menurut Tingkat Pendidikan

Tahun Ajaran Tingkat Pendidikan 2004/2005 2005/2006 1 Sekolah Dasar

a. Sekolah 159 159

b. Guru 1.585 1.499

c. Murid 31.620 31.628

2 SLTP

a. Sekolah 41 41

b. Guru 1.106 1.086

Universitas Sumatera Utara c. Murid 18.588 18.562

3 SMA

a. Sekolah 30 30

b. Guru 850 818

c. Murid 15.287 15.415

4 SMK

a. Sekolah 6 6

b. Guru 251 256

c. Murid 12.139 11.922

5 Akademi

a. Akademi 17 17

b. Dosen 657 659

c. Mahasiswa 16.185 16.377

Sumber: Pematangsiantar dalam angka 2016

E. Pemerintahan

Administrasi pemerintahan Kota Pematangsiantar pada tahun 2015 terdiri atas 8

Kecamatan dan 53 Kelurahan dengan tipe Swasembada. Adapun Struktur Organisasi

Pemerintah Kota Pematangsiantar tahun 2010-2015 dapat dilihat dari tabel dibawah ini:

Universitas Sumatera Utara Tabel 3.5 Struktur Organisasi Pemerintahan Kota Pematangsiantar Periode 2010-2015

PIMPINAN DAERAH Walikota Hulman Sitorus, S.E Wakil Walikota Drs. Koni Ismael Siregar SEKRETARIAT DAERAH Sekretaris Daerah Drs. Donver Panggabean, M.Si SEKRETARIAT DPRD Sekretaris DPRD Mahaddin Sitanggang, S.H. ASISTEN ADMINISTRASI Pemerintahan dan Kesra Leonardo H. Simanjuntak, S.H., M.Hum Ekonomi dan Pembangunan Drs. M Akhir Harahap Umum Baren Alijoyo Purba, S.H. STAF AHLI Bidang Pembangunan Drs. Eddy Nuah Saragih Bidang Hukum dan Politik Drs. Midian Sianturi Bidang Kemasyarakatan dan SDM Chaidir Sitompul, S.H Bidang Ekonomi dan Keuangan Dra. Neslianita Sinaga Bidang Pemerintahan Drs. Pardamean Silaen M.Si. Inspektur Robert Dontes Simatupang, S.E. KEPALA BADAN Pelayanan Perizinan Terpadu Drs.Esron Sinaga, M.Si. Bappeda Ir. Reinwart Simanjuntak, M.M. Kepegawaian, Pendidikan dan Pariaman Silaen, S.H. Pelatihan Penganggulangan Bencana Daerah Drs. Daniel H. Siregar Kesbangpol Linmas Drs. Gunawan Purba Ketahanan Pangan Drs. Tuahman Saragih Penelitian Statistik Naik Lubis, S.H.

Universitas Sumatera Utara Pemberdayaan Masyarakat Jhon Pieter Sitorus, S.Sos., Penanaman Modal dan Promosi Agus Salam, S.E. Daerah Lingkungan Hidup Drs. Jekson Gultom Pemberdayaan Perempuan dan KB Drg. Rumondang Sinaga, MARS. KEPALA DINAS Pendidikan Drs. Resman Panjaitan Kesehatan Dr. Ronald H. Saragih Bina Marga dan Pengairan Rufinus, S.T. Pendapatan, Keuangan, dan Aset Ir. Adiaksa Purba, M.M. Daerah Tata Ruang, Perumahan, dan Drs. Lukas Barus Permukiman Sosial dan Tenaga Kerja Poltak Manurung, S.E. Perhubungan, Komunikasi, dan Posma Sitorus, S.H. Informatika Kependudukan dan Catatan Sipil S. M. Ulinasari Girsang, S.H. Kebersihan Drs. Robert Samosir Koperasi dan UKM Drs. Kalbiner Lumbantungkup, M.Si. Pemuda, Olah Raga, Budaya dan Dra. Fatimah Siregar Siantar Selatan Hasudungan Hutahulu, S.H. Siantar Timur Ir. JPM. Sitanggang Siantar Marihat Johannes Sihombing, S.STP. Siantar Martoba Rafidin Saragih, S.H. Siantar Sitalasari Irwansyah Saragih, S.Sos., M.Si. Siantar Marimbun Fidelis Sembiring, S.STP. Sumber: Website Kota Pematangsiantar

Universitas Sumatera Utara 3.2 Gambaran Umum Restoran di Kota Pematangsiantar

Sektor Pariwisata Kota Pematangsiantar menjadi satu faktor pendukung berkembangnya restoran di Kota Pematangsiantar. Adanya objek wisata seperti

Hewan Pematangsiantar, Museum Simalungun, Taman Bunga, Patung Dewi Kwan

Im Vihara Avalokitesvara, Tugu BSA , Siantar Waterpark, Detis Sari Indah, Kolam

Renang Tirta Yudha, dan Kolam Renang Water song membuka peluang bagi pengusaha untuk berinvestasi melalui usaha kuliner. Disamping itu, jarak kota

Pematangsiantar yang hanya berjarak ± 42 km dari Parapat juga menjadikan kota

Pematangsiantar sebagai kota perlintasan dan persinggahan wisatawan yang hendak ke Danau Toba. Berikut ini akan disajikan data daftar objek pajak Restoran di Kota

Pematangsiantar yang diperoleh selama melakukan penelitian:

Tabel 3.6 Daftar Restoran di Kota Pematangsiantar

Persen Tarif No Wajib Pajak Alamat Pajak 1 Kedai Kopi Jl. Kartini No. 4 B 3 2 RM. Jl. Bandung No. 31 3 3 RM. Jl. Bandung No. 47 3 4 Kedai Kopi Jl. Dr. Wahidin No. 165 3 5 RM. Bahagia Jl. Bandung No. 20 3 6 Kedai Kopi Jl. No. 45 3 7 Kedai Kopi “ New Massa” Jl. Cipto No. 131 3

Universitas Sumatera Utara 8 RM. Asmara Murni Jl. Sutomo No. 61 3 9 KK. Subur Baru Jl. Sutomo No. 60 3 10 KK. May Jl. Surabaya No. 30 D 3 11 KK. Surabaya Jl. Surabaya No. 30 B 3 12 KK. ABC Jl. Surabaya No. 21 D 3 13 KK. Toba Jl. Merdeka No. 37 3 14 Kedai Buah Jl. Sutomo No. 130 BEL 3 15 Kedai Kopi Jl. Imam Bonjol No. 36 3 16 Kedai Kopi Jl. Dr Wahidin No. 167 3 17 R. Makan Jl. S. Marauke 3 18 Mie Pangsit Jl. Diponegoro No. 33 3 19 Mie Pangsit Jl. DR. Wahidin No. 114 3 20 Mie Pangsit Vespa Jl. Sudirman No. 31 3 21 R. Makan Jl. Bandung/ Jl. Cipto No. 17 3 22 Mie Pangsit Jl. Diponegoro 3 23 Mie Pangsit Jl. Diponegoro 3 24 Kedai Kopi Jl. DR. Wahidin No. 96 3 25 RM. ALS Jl. SM. Raja 3 26 Kedai Mie Jl. Pdt. J. Sihombing No. 7 A 3 27 Kedai Kopi Jl. Cipto No. 73 3 28 Kedai Kopi Jl. M. Siregar No. 17 3 29 Kedai Kopi Jl. Cipto No. 10 3

Universitas Sumatera Utara 30 KK. Omega Jl. DR. Wahidin No. 221/ 169 3 31 Kedai Nasi Jl. Cokro No. 103 3 32 RM. Nusantara Jl. Bandung No. 53 3 33 Coca Cola Jl. Cipto No. 108 3 34 Detis Sari Indah Jl. Pematang 3 35 RM. Binaling Jl. K. Simanjuntak 3 36 Kedai Kopi Jl. Cipto No. 96 3 37 Mie Pangsit Jl. Gereja No. 23 3 38 K. Mie Jl. Mufakat No. 64 3 39 RM. Dainang Jl. Sutomo No. 50 3 40 Kedai Kopi Jl. Cipto No. 118 3 41 Rumah Makan Jl. SM. Raja 3 42 Kedai Kopi Jl. Surabaya No. 50 3 43 Kedai Nasi Jl. Pane No. 12 3 44 Kedai Kopi “88” Jl. Surabaya No. 30- A 3 45 Mie Pangsit Jl. Cipto No. 117/ 121 3 46 Bakso Artomoro Jl. A. Yani No. 107 3 47 Mie Pangsit Jl. Jawa Gg. Ampi No. 03 3 48 Mie Pangsit Jl. Diponegoro No. 47 3 49 Rumah Makan Jl. SM. Raja 3 50 K. Kopi Joy Jl. Surabaya No. 28 B 3 51 Mie Pangsit Jl. Diponegoro No. 47 3

Universitas Sumatera Utara 52 Bakso Deli 3 Jl. Kartini No. 14 3 53 Mie Pangsit Jl. Parapat No. 173 B 3 54 Mie Pangsit Jl. ST. Pantaoan No. 7 3 55 Es Campur Jl. Volly No. 18 3 56 Es Campur 88 Jl. Kartini No. 6- B 3 57 K. Kopi Jl. DR. Wahidin No. 157 3 58 Café Eden Jl. Merdeka No. 12 3 59 Mie Pangsit Jl. Patuan Nagari No. 27 3 60 RM. Sayangku Jl. Sutomo No. 33/81 3 61 Jl. Asahan Blok A No. 27 K. Kopi Mega 3 Megaland 62 RM. Tom & Jerry Jl. Merdeka No 12 No.27 3 63 KN. Sriadi Jl. A. I. Suryani No. 85 3 64 RM. Harafah Jl. Sangnawaluh No. 59 3 65 Warung Mie Kak Mul Jl. SM. Raja No. 165 3 66 RM. Pasang Sidempuan Jl. SM. Raja No. 29 3 67 Bakso Ojolali Jl. Pattimura 3 68 Mie Pangsit “55” Jl. Merdeka No. 55 3 69 Bakso Deli 2 Jl. Medan KM 3,2 3 70 Mie Pangsit Jl. Parapat No. 33 A 3 71 K. Nasi Pokalan Bolon Jl. P. Anggi No. 195 3 72 RM. Muara Jl. Seribu Dolok 3 73 K. Kopi Sejahtera Jl. Diponegoro No.2 AA 3

Universitas Sumatera Utara 74 RM. Ampera Wong Kito Jl. Sangnawaluh No. 49 3 75 K. Kopi Cahaya Mega Jl. Sangnawaluh No. 3A 3 76 Warung Wiwin Jl. No. 99 3 77 RM. Pariaman Jaya Jl. Sudirman 3 78 Mie Pangsit Chandra Halim Jl. Parapat No. 173 A 3 79 Mie Pangsit Alwi Jl. Melanthon Siregar 3 80 Mie Pansit 77 Jl. Cipto No. 77 3 81 Denny Café Jl. Merdeka (Siantar Plaza) 3 82 Mie Pangsit Cozy Jl. Cipto Ujung No. 177 3 83 RM. Dalinta Jumpa Jl. Melanthon Siregar 3 84 Pangsit Horas Jl. Diponegoro No. 43 3 85 Nasi Campur Almaidah Jl. Cokro No. 106 3 86 RM. Sikembar Jl. Pantoan No. 12 3 87 RM. Bambu Jl. Pdt. Wismar Saragih No. 90 3 88 Mie Pangsit Pelangi Jl. Pane No. 55 A 3 89 Kedai Jl. SM. Raja 3 90 RM. Seafood Jl. Thamrin No.120 C 3 91 RM. Silaturahmi Jl. Wahidin No. 24 3 92 RM. Pariaman Jaya Jl. Kartini No. 11 A 3 93 Mie Pangsit Ayen Jl. Surabaya No. 21 3 94 K. Kopi Hong Jl. Surabaya No. 28 A 3 95 L’ Baba Jl. Merdeka SP Lantai 2 3

Universitas Sumatera Utara 96 K. Kopi Kita Jl. Kartini No. 72 3 97 Food Corner Jl. Kartini No. 52 3 98 Bakso Koboi Jl. Jawa No. 40 3 99 Liga Coffee Jl. Kartini No. 32 3 100 Mieso Wak Miko Jl. Jawa 3 101 RM. Berkah Jl. ST. Pantoan No. 12 3 102 Stasiun Moria Jl. SM. Raja No. 17 3 103 DE JOY Jl. Cipto No. 06 3 104 Jl. Sudirman ( Komplek Goal Station 3 Sudirman Mansion) 105 Jl. Kartini Kompleks KSD No. Nine to Nine House 3 6 D 106 Café Pelangi Jl. Penyabungan No. 05 3 107 Mie Pangsit Aman Jl. Diponegoro No. 31 A 3 108 Depot Ayam Penyet Jl. Sudirman No. 2 H- l 3 109 Bakmi Ling Ling Jl. Patuan Nagari 3 110 Bubur Ayam dan Ikan Jl. DR. Wahidin 3 111 Bubur Kacang Ijo Jl. Cipto 3 112 Mie Goreng Juli Jl. DR. Wahidin 3 113 Bubur Daging Jl. Cipto 3 114 Bubur Ayam Jl. DR. Wahidin 3 115 Mie Goreng Jl. DR. Wahidin 3 116 Mie Ayam Jl. Wahidin 3 117 Warung Kopi Jl. Diponegoro No. 12 3

Universitas Sumatera Utara 118 RM. Maimbo Salero Jl. Pantoan (Ramayana) 3 119 Kedai Kopi Jl. Diponegoro No. 6/7 3 120 BPK Serasi Jl. SM. Raja No. 232 3 121 Nasi Kari Jl. Cipto No. 70 3 122 Rumah Makan Sahabat Jl. ST. Pantoan 3 123 Kedai Nasi Jl. Diponegoro No. 11 3 124 Kedai Kopi Gg. Mariam Tomong No. 27 3 125 Nasi Tim Ayam Gg. Mariam Tomong 3 126 KK. Polonia Jl. Surabaya No. 21 3 127 Warung Nasi Kembar Jl. ST. Patoan No. 12 3 128 RM. Bebek Ijo Jl. Kartini 3 129 RM. Boombu Hot Jl. Sutomo 3 130 Café Puncak Angin Jl. Nusa Indah 3 131 Warkop Saudara Baru Jl. Cokro No. 97 3 132 RM. Deli Jl. Kartini No. 50 3 133 King Pangsit Jl. Merdeka No. 335 3 134 Lesehan Cidaun Jl. Sisingamangaraja No. 320 3 135 The Glory Coffee Jl. Kartini No. 24 A 3 136 K. Mie Rizky Jl. Sangnawaluh No. 3 A 3 137 Kedai Kopi Jl. Cipto No. 122 3 138 Kedai Kopi Cipto 10 Jl. Cipto No.10 3 139 RM. Asia Mas Jl. Bandung No. 41 3

Universitas Sumatera Utara 140 Mie Pangsit Jl. Diponegoro No. 34 3 141 Kedai Kopi Saudara Jl. Cokro No .97 3 142 K. Nasi Ary Jl. Sisingamangaraja No. 12 3 143 Warung Gajebo Ayam Bakar Jl. Dahlia No. 1 C 3 145 Warung Podomoro Jl. Medan KM. 6,8 3 146 Kedai Kopi Luwak Jl. Soa Sio 3 147 MTB Fried Chicken Jl. Jawa No. 57 B 3 148 Mie Pansit AON Jl. Wahidin No. 203 3 149 Soto Jl. SM. Raja No. 447 3 150 Sop Duren Melisa Jl. Kartini No. 19 3 151 RM. Awong Jl. Cipto No. 160 3 152 RM. Sinar Minang Jl. Sangnawaluh No. 7 3 153 Bakso Cinta O Jl. Rakkuta Sembiring 3 154 RM. Karya Rasa Jl. Cokro Aminoto No. 207 3 155 Warung Suharti Jl. Sabang Merauke 3 156 W. Setia Jl. Wahidin No. 168 3 157 This Food Court Jl. MH. Sitorus No. 1 3 158 Bakso Condet Jl. Manambin No. 3 3 159 Mie Pangsit Jl. Cipto No.3 3 160 Mie Pangsit Rika Jl. ST. Pantoan No. 7 3 161 Bakso Mangun Jl. Sudirman 3 162 Mie Pangsit Toba Jl. Jend. Sudirman No. 41 3

Universitas Sumatera Utara 163 Mie Pangsit Hawai Jl. Gereja 3 164 Mie Pangsit Horas 88 Jl. Gereja No. 18 3 165 Mie Pangsit Jl. Diponegoro 3 166 Talenta Café Jl. Seribu Dolok Simp. II 3 167 Jl. TB. Simatupang Lor. 6 RM. Tesalonika 3 Parluasan 168 Pansit Simalungun Hokky Jl. Dionegoro No. 96 3 169 RM. Ching-ching Jl. Parapat 3 170 Uncle 88 Jl. Cipto no. 28 3 171 Mie Bakso Ayam Reyza Jl. Sangnawaluh No. 13 A 3 172 Sahabat Fried Chicken Jl. Pattimura No. 166 3 173 Kedai Kopi Ahua Jl. Cokroaminoto No. 99 3 174 Kedai Kopi Jl. Surabaya 3 175 Braga Café Jl. Adam Malik No. 185 5 176 Mr. Browns Café Jl. Sutomo No. 27 5 177 Massa Koktong Lim Ming Jl. No 5 178 Jl. Sangnawaluh ( Dpn Grand Asean 5 Megaland) 179 Titanium Café & Resto Jl. Gereja No. 36 AB 5 180 Rm. Dasuha Jl. Sudirman No. 11/23 5 181 Ayam Bakar Mami Jl. Adam Malik No. 87 5 182 Patarias Coffee Shop Jl. Sangnawaluh No. 40 5 183 Lim’s Café Jl. Surabaya No. 26 5 184 MTB Fried Chicken Jl. Jawa No. 57 B 5

Universitas Sumatera Utara 185 Next Café Jl. Kartini 5 186 Mie Pansit 888 Jl. Cipto No. 137/141 5 187 Mie Pansit AON Jl. Wahidin No. 203 5 188 OH5 Hash Cafe Jl. Thamrin 5 189 Laponta Café Jl. Parapat Km. 5,5 5 190 Resto Hypermart Jl. Rakutta Sembiring 5 191 Warung Miso Pematang Jl. Sudirman No. 36 5 192 Waroeng Ayu Jl. Mesjid No. 1 C/D 5 193 Fajar Seafood Jl. H. Adam Malik No. 12 5 194 Warung Gajebo Ayam Bakar Jl. Dahlia No. 1 C 5 195 Rm. Simalungun Jl. Bandung No. 58 5 196 Rm. Tapanuli Jl. Bandung No. 54 5 197 Rumah makan Jl. Cipto No. 75 5 198 Kedai Buah Jl. Merdeka No. 126 5 199 Rm. Parapat Jl. Sutomo No. 124 5 200 Rm. Laguboti Jl. Bandung No. 52 5 201 Kedai Kopi Sedap Jl. Sutomo No. 97/143 5 202 Rm. Bukit Tinggi Jl. Sudirman No. 12 5 203 KK. Metro Jl. Surabaya No. 30 5 204 Rst. Mirammar Jl. Sutomo No. 30 5 205 K.Nasi Setia Jl. M. Siregar 5 206 K. Nasi Amel Dame Jl. M. Siregar 5

Universitas Sumatera Utara 207 Deli Bakso 1 Jl. Kartini No.50 5 208 Mie Pangsit Wisata Jl. Persatuan No. 64 5 209 Kedai Nasi Jl. Parapat No. 195 5 210 RM. Pintu Batu Jl. Parapat 5 211 Rst. Jumbo Jl. Gereja No. 23 C 5 212 K. Nasi Jl. Diponegoro No. 03 5 213 K. Bakso Kliwon Jl. Jawa No. 31 5 214 K. Nasi Sederhana Islamiyah Jl. M. Siregar 5 215 K. Mie Akun Jl. Merdeka No. 09 5 216 Intenational Restaurant Jl. Gereja No. 38 5 217 Mega Seafood 333 Jl. Komp. Megaland 5 218 RM. 333 Jl. Cipto No. 192 5 219 Café Pappi Jl. Simbolon 5 220 KK. New Massa ( Evony) Jl. Sutomo III No. 1 5 221 K. Kopi Vonna Jl. Kartini No. 56 I 5 222 A plus & Resto Jl. Kartini No. 20 C 5 223 R. Makan Poles Jl. Sutomo No. 08 5 224 R. Makan Karya Agung Jl. Sm Raja Pasar Baru 5 225 Mie Pansit “Gajah” Jl. Diponegoro No. 26 5 226 Mie Pansit Asean Jl. Gereja No.14 5 227 Café 339 Jl. Bandung No. 04 5 228 RM. Sehat Jl. Bandung No. 45 7

Universitas Sumatera Utara 229 Kedai Kopi “New Massa” Jl. Cipto No. 115 7 230 CV. Awai Jl. Surabaya No. 21 7 231 RM. Noboel’s Fresh Chicken Jl. Jawa No. 62 E-F 7 232 Massa Kok Tong Mega Jl. Asahan Komp. Megaland 7 233 Pondok Modukoro & Bakso Jl. Medan Km 3 7 234 Oranyono Jl. Penyabungan No. 2A 7 235 The Cangkirs Jl. Maluku Atas 7 236 RM. Beringin Indah 2 Jl. Medan Km. 4 7 237 Mie Pansit YY Jl. Gereja No 38 F 7 238 Cindelaras Jl. Adam Malik 7 239 RM. Silindung Jl. Narumonda No.15 7 240 Pizza House Jl. Merdeka No. 282 10 241 PT. PG International, Tbk Jl. Merdeka No. 12 10 CFC 242 Fast Food Jl. St. Patoan Ramayanan 10 243 Restoran Panorama Jl. Ahamad Yani No.113 10 244 PT. Fast Food Indonesia, Tbk Jl. Sutomo No. 24 ABC 10 Sumber : Bidang Pendapatan DPPKAD Pematangsiantar, 2016

Universitas Sumatera Utara 3.3 Gambaran Umum Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset

Daerah Kota Pematangsiantar

3.3.1 Visi dan Misi

a. Visi

Visi adalah suatu gambaran tentang keadaan masa depan yang berisikan

cita-cita dan citra yang ingin diwujudkan instansi pemerintah dengan

ditetapkannya visi yang kuat maka suatu instansi akan menjadi lembaga yang

mampu mengatur irama kegiatan operasional, mengatur pengelolaan sumber

daya, mampu mengembangkan indikator kinerja dan cara pengukurannya.

Disamping itu agar terselenggaranya good government tentunya diperlukan

rencana yang baik pula dan itu merupakan prasyarat bagi setiap instansi

pemerintah untuk mweujudkan aspirasi masyarakat dalam mecapai tujuan

serta cita-cita masyarakat.

Menurut undang-undang nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintah

Daerah, pendayagunaan aparatur pemerintah dengan tuntutan untuk

mewujudkan administrasi daerah yang mampu mendukung kelancaran dan

keterpaduan pelaksanaan tugas dan fungsi penyelenggara pemerintah dan

pembangunan dapat diartikan bahwa daerah tersebut mempraktekkan

pemerintahan yang baik. Dalam fenomena kehidupan masyarakat yang

tergambar dalam berbagai tuntutannya menghendaki agar pelaksanaan

pemerintah terbebas korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN).

Universitas Sumatera Utara Visi Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota

Pematangsiantar adalah :

“terselenggaranya sistem dan prosedur administrasi pengelolaan keuangan dan

operasional pemungutan seluruh sumber pendapatan, pengelolaan aset daerah

yang mampu mendukung pelaksanaan otonomi daerah”.

Adapun maksud dari defenisi visi tersebut adalah:

1. Terwujudnya tertib administrasi dan operasional pemungutan sumber-

sumber pendapatan daerah yang memberikan pelayanan yang maksimal

dan prima kepada masyarakat dan wajib pajak.

2. Pemungutan seluruh sumber pendapatan daerah yang mampu mendukung

otonomi daerah, dengan tercapainya pemungutan sumber-sumber

pendapatan yang maksimal.

3. Terselenggaranya sistem dan prosedur administrasi pengelolaan keuangan

dengan konsep yang ditetapkan oleh pemerintah yang mencakup

pendapatan, penerimaan, pengeluaran, dan pembiayaan daerah.

4. Tercapainya peningkatan dan pengelolaan asset daerah berdasarkan

peraturan perundang-undangan.

b. Misi

Untuk mencapai visi tersebut, Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan

dan Aset Daerah Kota Pematangsiantar menjabarkannya ke dalam misi. Misi

adalah sesuatu yang harus diemban atau dilaksanakan oleh instansi

Universitas Sumatera Utara pemerintah agar tujuan organisasi dapat terlaksana dan berhasil baik atau upaya-upaya yang dilakukan oleh Badan Pengelolaan Keuangan Daerah dalam rangka pencapaian visi. Dengan pernyataan misi oleh Badan

Pengelolaan Keuangan Daerah Kota Pematangsinatar diharapakan seluaruh pegawai dan pihak yang bekepentingan dapat mengenal Badan Pengelolaan

Keuangan Daerah dan mengetahui peran dan program-programnya serta hasil yang akan diperoleh di masa mendatang.

Misi Badan Pengelolaan Keuangan Daerah Kota Pematangsiantar adalah:

1. Melaksanakan tugas berdasarkan ketentuan peraturan perundang-

undangan yang berlaku

2. Melaksanakan pemungutan pajak-pajak daerah dan koordinasi pada unit

kerja pengelola sumber pendapatan daerah lainnya.

3. Meningkatkan kapasitas sumber daya aparatur serta pemanfaatan sarana

dan prasarana tugas

4. Meningkatkan potensi sumber pendapatan asli daerah

5. Meningkatkan pengembangan sistem dan prosedur administrasi

pengelolaan keuangan yang mencakup pendapatan, penerimaan,

pengelolaan serta pembiayaan daerah

6. Melaksanakan pengawasan dan penggunaan/ pemanfaatan, pemeliharaan/

perawatan aset daerah.

7.

Universitas Sumatera Utara 3.3.2 Struktur Organisasi

Struktur organisasi memberikan gambaran tentang pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab serta hubungan antar bagian berdasarkan susunan tingkat hierarki. Sebuah organisasi dapat berjalan baik jika memiliki struktur organisasi yang bagus dan tiap posisi jabatan ditempati oleh sumber daya manusia yang tepat.

Struktur organisasi DPPKAD dapat dilihat sebagai berikut:

Universitas Sumatera Utara Gambar 3.1 Struktur Organisasi Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah

KEPALA DINAS

KEL. Jabatan Sekretaris Fungsi

Subbag. Umum Subbag. Data Subbag. & Kepegawaian dan Program Keuangan

Bidang Bidang Bidang Bidang Bidang Pendapatan Anggaran Pembendaharaan Akuntansi Pengelolaan KekayaanDa erah

Seksi Seksi Seksi Bel. Seksi Seksi Pendaftaran Anggaran Pegawai Verifikasi Pendataan & & Pendataan Pendapatan & Asset Pembiayaan Daerah

Seksi Bel. Seksi Seksi Seksi Pencat. Seksi Pemel. Non Penetapan & Anggaran Bel. Pelaporan Peraw. & Pegawai Penagihan Tdk Langsung APBD Optimalisasi Asset

U Seksi Seksi Seksi P Fasil. Seksi Pencat. Seksi Penge. PelaporanNon Monitoring Evaluasi & Anggaran Bel. T Pelaporan Langsung D Keu.Daera APBD & Evaluasi h

Sumber: Bagian Umum dan Kepegawaian DPPKAD, 2016

Universitas Sumatera Utara 3.3.3 Tugas dan Fungsi Pokok Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan

Aset Daerah Kota Pematangsiantar (DPPKAD)

1. Kepala Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota

Pematangsiantar (DPPKAD)

Dinas pendapatan pengelolaan keuangan dan aset daerah mempunyai tugas

melaksanakan kewenangan Pemerintah Daerah di bidang pendapatan

pengelolaan keuangan dan aset daerah.

Penjabaran tugas adalah sebagai berikut :

a. menyelenggarakan fungsi pengelolaan keuangan daerah yang mencakup

kegiatan perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pengendalian,

pelaporan dan pertanggungjawaban keuangan lingkup APBD yang

mencakup pendapatan dan/atau penerimaan, pengeluaran serta

pembiayaan daerah;

b. menyelenggarakan fungsi pengelolaan kas non anggaran yang mencakup

penerimaan dan pengeluaran kas yang tidak mempengaruhi anggaran

pendapatan, belanja dan pembiayaan pemerintah daerah yang sesuai

dengan peraturan perundang-undangan yang ada dan/atau perjanjian

dengan pihak ketiga menjadi tugas/tanggung jawab dinas pendapatan,

pengelolaan keuangan dan aset daerah;

c. menyelenggarakan fungsi pengelolaan aset daerah maupun kekayaan

pihak lain dan atau investasi yang dikuasakan kepada daerah yang

Universitas Sumatera Utara mencakup kegiatan perencanaan, pelaksanaan/pengadaan, optimalisasi,

pelaporan dan pertanggung jawaban;

d. menyelenggarakan fungsi manajemen internal dinas pendapatan,

pengelolaan keuangan dan aset daerah yang mencakup kegiatan

penggalian dan pemungutan sumber-sumber pendapatan;

e. menyelenggarakan fungsi pembinaan dan pengendalian terhadap UPTD di

bidang pendapatan;

f. menyelenggarakan fungsi asistensi terhadap kepala daerah dalam rangka

pembuatan kebijakan dan/atau peraturan perundang-undangan ditingkat

daerah di bidang keuangan dan aset;

g. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh kepala daerah sesuai dengan

bidang tugas dan fungsinya.

2. Sekretaris DPPKAD

Sekretariat yang dipimpin oleh sekretaris mempunyai tugas membantu

kepala dinas dalam menjalankan fungsi manajemen internal dinas pendapatan,

pengelolaan keuangan dan aset daerah dalam rangka mengoptimalkan kinerja

organisasi dinas. Untuk menyelenggarakan tugas sekretariat mempunyai

fungsi :

a. pelaksanaan pengelolaan administrasi surat-menyurat, ketatausahaan, arsip

dan perlengkapan;

b. pengelolaan administrasi kepegawaian, keuangan dan inventaris kantor;

Universitas Sumatera Utara c. pelaksanaan urusan rumah tangga kantor serta perawatan dan

pemeliharaan aset dinas; d. perumusan anggaran operasional dan anggaran pembangunan dinas; e. pembinaan pegawai dalam rangka peningkatan kualitas sumber daya

manusia.

Dalam melaksanakan tugasnya, sekretaris dibantu oleh para Kepala

Sub Bagian dengan tugas dan fungsi masing-masing. Penjabaran tugas pada sekretariat adalah sebagai berikut : a. Sub bagian umum dan kepegawaian :

1. menyiapkan bahan-bahan dan tempat rapat;

2. mengarsipkan surat masuk dan keluar;

3. melaksanakan pengadaan, pemeliharaan alat-alat/barang-barang

inventaris kantor;

4. melaksanakan rencana dan program hubungan masyarakat;

5. mengumpulkan, mengolah dan menyajikan bahan/data untuk

pelaksanaan tata usaha, administrasi umum barang, perlengkapan dan

pelayanan perjalanan dinas;

6. menyusun kelengkapan dan administrasi kepegawaian;

7. menyiapkan absensi kehadiran aparatur, penegakan disiplin dan

pembinaan aparatur;

Universitas Sumatera Utara 8. melaksanakan tugas lain yang diberikan sekretaris dinas sesuai bidang

tugas dan fungsinya. b. Sub bagian data dan program :

1. menyusun rencana dan program kerja dinas;

2. menyajikan data pelaksanaan di bidang pendapatan, pengelolaan

keuangan dan aset daerah;

3. menyiapkan bahan penyusunan dan menelaah peraturan perundang-

undangan daerah di bidang pendapatan daerah;

4. melaksanakan tugas lain yang diberikan sekretaris dinas sesuai bidang

tugas dan fungsinya. c. Sub bagian keuangan :

1. menyusun rencana anggaran operasional dinas;

2. melaksanakan pengurusan gaji pegawai;

3. mengkoordinir segala pungutan dan setoran pajak sesuai dengan

peraturan yang berlaku;

4. mengkoordinir penyelesaian dan pertanggungjawaban administrasi

keuangan;

5. melaksanakan pembinaan dan pengawasan terhadap aparatur

pengelola keuangan;

6. melaksanakan tugas lain yang diberikan sekretaris dinas sesuai bidang

tugas dan fungsinya.

Universitas Sumatera Utara 3. Bidang Pendapatan

Bidang pendapatan merupakan unsur pelaksana yang dipimpin seorang

kepala bidang yang dalam melaksanakan tugasnya berada di bawah dan

bertanggung jawab kepada kepala dinas;Bidang pendapatan yang dipimpin

oleh kepala bidang pendapatan mempunyai tugas membantu kepala dinas di

bidang pendapatan daerah yang berkaitan dengan pendataan,

pendaftaran/penetapan, penelitian dan pengembangan serta legalisasi surat-

surat berharga, pajak dan retribusi daerah, dana perimbangan/bagi hasil,

penerimaan lainnya serta menangani keberatan pajak dan retribusi.

Penyelenggaraan tugas meliputi :

a. menyelenggarakan fungsi koordinasi dalam perumusan kebijakan teknis

dalam bidang perencanaan, pembinaan, pemantauan, pengendalian dan

pengembangan pendapatan daerah;

b. melaksanakan segala urusan dan kegiatan pemungutan, pengumpulan dan

pemasukan pendapatan ke kas daerah secara maksimal, baik terhadap

sumber pendapatan daerah yang baru berdasarkan kebijakan yang

ditetapkan kepala daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan

yang berlaku;

c. melaksanakan penelitian dan evaluasi tata cara pemungutan pajak,

retribusi dan pemungutan-pemungutan lainnya yang telah ada;

d. mengkoordinasikan seluruh usaha di bidang pemungutan dan pendapatan

daerah berdasarkan ketentuan yang telah digariskan pemerintah pusat

maupun pemerintah daerah;

Universitas Sumatera Utara e. melaksanakan koordinasi kepada instansi pengelola pendapatan asli

daerah; f. merencanakan, menertibkan, menyelenggarakan dan mengelolapajak

daerah dan retribusi daerah; g. merencanakan dan menyusun jadwal kegiatan/program 1 (satu)

tahun anggaran dalam hal pendataan, pemuktahiran data dan berkoordinasi

dengan satuan kerja perangkat daerah sebagai pengelola pendapatan; h. melaksanakan perencanaan pencapaian target pendapatan 1 (satu) tahun

anggaran pajak daerah, retribusi daerah dan pungutan lainnya yang ada

dan berkoordinasi dengan satuan kerja perangkat daerah sebagai pengelola

pendapatan daerah; i. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh kepala dinas sesuai bidang

tugas dan fungsinya.

Dalam melaksanakan tugasnya, Kepala Bidang Pendapatan dibantu oleh para Kepala Seksi dengan tugas dan fungsi masing-masing.

Penjabaran tugas pada bidang pendapatan adalah sebagai berikut: a. Seksi pendaftaran dan pendataan mempunyai tugas :

1. menyusun program dan melaksanakan pengendalian sistem

pendaftaran dan pendataan subjek pajak daerah;

2. melaksanakan perhitungan untuk penetapan pajak daerah, retribusi

daerah yang terhutang;

3. menghitung penetapan pajak daerah, retribusi daerah;

Universitas Sumatera Utara 4. melaksanakan penertiban dan pendistribusian Surat Ketetapan Pajak

Daerah (SKPD);

5. mengkoordinir pembuatan SPTPD Pajak;

6. melaksanakan perhitungan penetapan tambahan pajak daerah, retribusi

daerah dengan menggunakan hasil dari pemeriksaan lokasi/lapangan;

7. menyiapkan surat penolakan angsuran

pemungutan/pembayaran/penyetoran bagi surat permohonan angsuran

yang disetujui;

8. mempersiapkan Penerbitan Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang

Bayar;

9. mempersiapkan Penerbitan Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD),

Surat Perjanjian Angsuran pemungutan/pembayaran/penyetoran;

10. mempersiapkan Penerbitan Surat Ketetapan Pajak/Retribusi Daerah

(SKP/RD) Angsuran dan Tambahan;

11. melaksanakan tugas lain yang diberikan kepala bidang pendapatan

sesuai dengan bidang tugasnya. b. Seksi penetapan dan penagihan mempunyai tugas :

1. menyusun program dan melaksanakan pengendalian sistem dan

prosedur penetapan dan penagihan pajak daerah dan retribusi daerah;

2. mengkoordinir pelaksanaan penagihan berdasarkan SSPD dan SSRD;

3. mengkoordinir pembuatan laporan rekapitulasi penagihan berdasarkan

SSPD dan SSRD yang tidak tertagih;

Universitas Sumatera Utara 4. melaksanakan penagihan kepada Wajib Pajak Daerah yang telah

menerima SKPD, SKPDKB, SKPDKBT dan belum melunasi

pemungutan/pembayaran/penyetorannya hingga waktu yang belum

ditentukan;

5. Melaksanakan monitoring pelaksanaan pengelolaan retribusi daerah

pada SKPD pengelola retribusi daerah;

6. Memfasilitasi penyelesaian permasalahan yang timbul dalam

pengelolaan retribusi daerah oleh SKPD pengelola;

7. melaksanakan tugas lain yang diberikan kepala bidang pendapatan

sesuai dengan bidang tugasnya. c. Seksi evaluasi dan pelaporan mempunyai tugas :

1. melakukan evaluasi dan pelaporan realisasi pajak daerah, dan

Retribusi Daerah dan Pendapatan lain yang sah;

2. membukukan dan melaporkan tunggakan pajak daerah, menfasilitasi

dan memonitor tunggakan retribusi daerah;

3. melaporkan benda berharga serta membukukan dan melaporkan

realisasi penerimaan;

4. menerima dan mencatat semua SKPD, SKPDKB, SKPDKBT, SKPD

Angsuran, SKRD, SKRDKB, SKRDKBT, SKRD Angsuran beserta

daftarnya kekolom yang tersedia pada kartu jenis Pajak Daerah,

Retribusi Daerah dan Kartu Wajib Pajak Daerah, Retribusi Daerah dan

mencatat semua Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang Pajak Bumi

Universitas Sumatera Utara dan Bangunan (SPPT) yang tercantum dalam DHKP kedalam kartu

Wajib Pajak PBB;

5. menerima dan mencatat semua SKPD, SKPDKB, SKPDKBT, SKPD

Angsuran, SKRD, SKRDKB, SKRD Angsuran yang telah dibayar

lunas kedalam Buku Penerimaan sejenis, ke kolom kredit dalam Kartu

Jenis Pajak Daerah, Retribusi Daerah dan Kartu Wajib Pajak Daerah;

6. menghitung tunggakan dengan jalan menjumlahkan isi kolom

penetapan dan isi kolom pembayaran/pemungutan/ penyetoran pada

Kartu Jenis Pajak Daerah, Retribusi Daerah dan Kartu Wajib Pajak

PBB;

7. melaksanakan tugas lain yang diberikan kepala bidang pendapatan

sesuai dengan bidang tugasnya.

4. Bidang Anggaran

Bidang anggaran merupakan unsur pelaksana yang dipimpin seorang

kepala bidang yang dalam melaksanakan tugasnya berada di bawah dan

bertanggung jawab kepada kepala dinas; Bidang anggaran yang dipimpin oleh

kepala bidang anggaran mempunyai tugas membantu kepala dinas dalam

melaksanakan pengelolaan keuangan daerah. Penyelenggaraan tugas

sebagaimana dimaksud meliputi :

a. menyelenggarakan fungsi penyusunan rancangan peraturan daerah tentang

APBD dan perubahan APBD beserta dokumen lampirannya;

Universitas Sumatera Utara b. menyelenggarakan fungsi penyusunan rancangan peraturan daerah

penjabaran APBD dan penjabaran perubahan APBD beserta dokumen

lampirannya; c. menyelenggarakan fungsi penyusunan rancangan peraturan perundang-

undangan di tingkat daerah lainnya yang menyangkut penyusunan

anggaran; d. menyelenggarakan fungsi asistensi dan sinkronisasi dalam proses

penyusunan rencana kerja anggaran dan pengesahan dokumen

pelaksanaan anggaran satuan kerja perangkat daerah.

Dalam melaksanakan tugasnya, Kepala Bidang Anggaran dibantu oleh para Kepala Seksi dengan tugas dan fungsi masing-masing. Penjabaran tugas pada bidang anggaran adalah sebagai berikut : a. Seksi anggaran pendapatan dan pembiayaan mempunyai tugas:

1. menyelenggarakan fungsi perencanaan anggaran yang menyangkut

pendapatan daerah dan pembiayaan daerah serta fungsi pengendalian

pelaksanaan anggaran dalam hal ketersediaan anggaran secara

periodik;

2. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh kepala bidang anggaran

sesuai dengan bidang tugasnya. b. Seksi anggaran belanja tidak langsung mempunyai tugas :

Universitas Sumatera Utara 1. menyelenggarakan fungsi perencanaan anggaran yang menyangkut

belanja tidak langsung serta fungsi asistensi dan pengendalian dalam

penyusunan rencana kerja perangkat daerah;

2. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh kepala bidang anggaran

sesuai dengan bidang tugasnya.

c. Seksi anggaran belanja langsung mempunyai tugas :

1. menyelenggarakan fungsi perencanaan anggaran yang menyangkut

belanja langsung serta fungsi asistensi dan pengendalian dalam

penyusunan rencana kerja perangkat daerah;

2. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh kepala bidang anggaran

sesuai dengan bidang tugasnya.

5. Bidang Perbendaharaan

Bidang perbendaharaan merupakan unsur pelaksana yang dipimpin

seorang kepala bidang yang dalam melaksanakan tugasnya berada di bawah

dan bertanggung jawab kepada kepala dinas. Bidang perbendaharaan yang

dipimpin oleh kepala bidang perbendaharaan mempunyai tugas membantu

kepala dinas yang berkaitan dengan penetapan dan penerbitan SP2D, menguji

kebenaran tagihan, membina ketatausahaan keuangan, penyelesaian masalah

perbendaharaan dan ganti rugi serta membina bendaharawan.

Penyelenggaraan tugas dimaksud meliputi :

Universitas Sumatera Utara a. menyelenggarakan fungsi pengelolaan kas baik yang bersifat anggaran

maupun non anggaran yang menjadi tanggungjawab/kewenangan dinas;

b. mengumpulkan, mengolah dan menyajikan bahan untuk menyusun

pedoman teknis dalam pengembangan pembinaan kegiatan

perbendaharaan dan kas daerah;

c. menyusun pedoman dan pengendalian perbendaharaan dan kas;

d. menyusun pedoman dan petunjuk teknis di bidang pengelolaan gaji;

e. menyelenggarakan kegiatan pelayanan teknis administratif keuangan;

f. menyelenggarakan fungsi penyusunan rancangan peraturan perundang-

undangan di tingkat daerah yang menyangkut kegiatan pengelolaan kas

dan penatausahaan keuangan;

g. menyelenggarakan fungsi pengendalian dalam proses pengelolaan kas

dan penatausahaan keuangan daerah;

h. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh kepala dinas sesuai bidang

tugas dan fungsinya.

Dalam melaksanakan tugasnya, Kepala Bidang Pembendaharaan dibantu oleh para Kepala Seksi dengan tugas dan fungsi masing-masing.

Penjabaran tugas pada bidang perbendaharaan adalah sebagai berikut :

a. Seksi belanja pegawai mempunyai tugas :

1. menyelenggarakan fungsi pelaksanaan dan pengendalian

pengelolaan kas dan penatausahaan keuangan untuk jenis belanja

pegawai yang termasuk dalam kelompok belanja tidak langsung;

Universitas Sumatera Utara 2. melaksanakan tugas lain yang diberikan kepala bidang

perbendaharaan sesuai dengan bidang tugasnya.

b. Seksi belanja non pegawai mempunyai tugas :

1. menyelenggarakan fungsi pelaksanaan dan pengendalian

pengelolaan kas dan penatausahaan keuangan untuk kelompok

belanja langsung serta jenis belanja non pegawai dalam kelompok

belanja tidak langsung;

2. melaksanakan tugas lain yang diberikan kepala bidang

perbendaharaan sesuai dengan bidang tugasnya.

c. Seksi fasilitas pengelolaan keuangan daerah mempunyai tugas:

1. menyelenggarakan penyusunan perancangan dan sosialisasi sistem,

prosedur dan/atau peraturan perundang-undangan dalam rangka

proses pengelolaan kas dan penatausahaan keuangan daerah;

2. melaksanakan tugas lain yang diberikan kepala bidang

perbendaharaan sesuai dengan bidang tugasnya.

6. Bidang Akuntansi

Bidang akuntansi merupakan unsur pelaksana yang dipimpin seorang

kepala bidang yang dalam melaksanakan tugasnya berada di bawah dan

bertanggung jawab kepada kepala dinas; Bidang akuntansi yang dipimpin

oleh kepala bidang akuntansi mempunyai tugas membantu kepala dinas dalam

melaksanakan pencatatan akuntasi pendapatan dan belanja daerah, membuat

Universitas Sumatera Utara laporan keuangan daerah dan meneliti laporan keuangan yang disampaikan oleh bendahara Satuan Kerja Perangkat Daerah. Penyelenggaraan tugas tersebut meliputi : a. menyelenggarakan fungsi pelaksanaan sistem akuntansi pemerintah

daerah yang meliputi prosedur akuntansi penerimaaan dan pengeluaran

kas serta prosedur selain kas diluar prosedur akuntansi asset tetap/barang

milik daerah; b. menyelenggarakan fungsi pengendalian atas pelaksanaan kebijakan

akuntansi pemerintah daerah; c. menyelenggarakan fungsi penyusunan rancangan peraturan perundang-

undangan di tingkat daerah yang menyangkut kegiatan akuntansi

pemerintahan daerah; d. melaksanakan pengkoordinasian penyusunan laporan pendapatan dan

belanja serta pembiayaan pada setiap bulan, triwulan dan semester; e. melaksanakan pengkoordinasian pelaksanaan pengujian, investigasi

komfirmasi, rekonsiliasi atas aset fisik maupun non fisik untuk

penyusunan laporan keuangan; f. melaksanakan pengkoordinasian penelitian terhadap SPJ dan tata cara

pembukuannya terhadap pelaksanaan APBD yang dikelola oleh bendahara

SKPD; g. mengkoordinasikan tata cara pembuatan Laporan Pertanggungjawaban

Keuangan terhadap Bendahara SKPD;

Universitas Sumatera Utara h. melaksanakan pencatatan transaksi pada buku jurnal, buku besar, buku

pembantu serta register lainnya; i. membina dan melaksanakan akuntansi pada unit SKPD sebagai

penggunaan anggaran; j. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh kepala dinas sesuai dengan

bidang tugasnya,

Dalam melaksanakan tugasnya, Kepala Bidang Akuntansi dibantu oleh para Kepala Seksi dengan tugas dan fungsi masing-masing. Penjabaran tugas pada bidang akuntansi adalah sebagai berikut :

a. Seksi verifikasi mempunyai tugas :

1. menyelenggarakan fungsi pengendalian pelaksanaan prosedur

akuntansi pengeluaran kas dalam kerangka penyusunan laporan

realisasi anggaran dan arus kas;

2. memeriksa dan meneliti Surat Pertanggungjawaban Pengeluaran dari

SKPD;

3. mengkoordinir dan melaksanakan sistem akuntasi dan pelaporan

keuangan daerah;

4. melaksanakan tugas lain yang diberikan kepala bidang akuntansi. b. Seksi pencatatan dan pelaporan APBD mempunyai tugas :

1. menyelenggarakan fungsi penyusunan laporan keuangan APBD;

2. membuat laporan penerimaan kas daerah perbulan, triwulan, semester

dan tahunan;

Universitas Sumatera Utara 3. menyiapkan bahan untuk penyusunan laporan keuangan dan laporan

pertanggungjawaban APBD;

4. melaksanakan tugas lain yang diberikan kepala bidang akuntansi.

c. Seksi pencatatan dan pelaporan non APBD mempunyai tugas:

1. menyelenggarakan fungsi pelaksanaan pelaporan arus kas aktivitas

non APBD;

2. melaksanakan tugas lain yang diberikan kepala bidang akuntansi.

7. Bidang Pengelolaan Kekayaan Daerah

Bidang pengelolaan kekayaan daerah merupakan unsur pelaksana yang

dipimpin seorang kepala bidang yang dalam melaksanakan tugasnya berada di

bawah dan bertanggung jawab kepada kepala dinas;Bidang pengelolaan

kekayaan daerah yang dipimpin oleh kepala bidang pengelolaan kekayaan

daerah mempunyai tugas membantu kepala dinas dalam melaksanakan

analisa rencana kebutuhan pemeliharaan barang milik daerah, penggunaan,

penatausahaan, pemanfaatan, pengamanan, penilaian, penghapusan,

pemindahtanganan, pembinaan, pengawasan dan pengendalian barang milik

daerah. Penyelenggaraan tugas meliputi :

a. mengkoordinasikan penyiapan konsep penyempurnaan dan penyusunan

kebijakan, ketentuan dan standar analisa rencana kebutuhan barang milik

daerah dan rencana kebutuhan pemeliharaan barang milik daerah,

penggunaan, penatausahaan, pemanfaatan, pengamanan, penilaian,

Universitas Sumatera Utara penghapusan, pemindahtanganan, pembinaan, pengawasan dan

pengendalian barang milik daerah; b. menyelenggarakan analisa rencana kebutuhan barang milik daerah dan

rencana kebutuhan pemeliharaan barang milik daerah, penggunaan,

penatausahaan, pemanfaatan, pengamanan penilaian, penghapusan,

pemidahtanganan pembinaan, pengawasan dan pengendalian barang milik

daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, c. menyelenggarakan fungsi pengelolaan kekayaan daerah baik yang dikelola

sendiri atau pihak ketiga; d. menyelenggarakan fungsi pelaksanaan prosedur penatausahaan dan

penilaian asset tetap; e. menyelenggarakan fungsi penyusunan rancangan peraturan perundang-

undangan dan kebijakan di tingkat daerah yang menyangkut pengelolaan

barang milik negara dan/atau akuntansi asset tetap; f. melaksanakan tugas lain yang diberikan kepala dinas sesuai bidang tugas

dan fungsinya.

Dalam melaksanakan tugasnya, Kepala Bidang Pengelolaan Kekayaan

Daerah dibantu oleh para Kepala Seksi dengan tugas dan fungsi masing- masing. Penjabaran tugas pada bidang pengelolaan kekayaan daerah adalah sebagai berikut : a. Seksi pendataan dan aset daerah :

Universitas Sumatera Utara 1. melaksanakan tugas penatausahaan barang milik daerah yang meliputi

pembukuan, inventarisasi, pelaporan, pemanfaatan, pengamanan dan

penilaian;

2. melaksanakan koordinasi dalam pencatatan dan pendaftaran barang

milik daerah untuk menghimpun ke dalam Daftar Barang Milik

Daerah (DBMD)sesuai dengan standar yang ditetapkan;

3. menghimpun seluruh hasil perhitungan, pengurusan, penyelenggaraan,

pengaturan, pencatatan data dan pelaporan barang milik daerah dari

seluruh SKPD dan disusun menjadi Buku Inventaris;

4. menghimpun seluruh laporan penggunaan barang semesteran, tahunan

dan 5 (lima) tahunan dari masing-masing SKPD dan membuat

rekapitulasinya untuk disampaikan kepada kepala daerah melalui

pengelola;

5. membuat konsep Keputusan Walikota tentang kode lokasi SKPD di

lingkungan Pemerintah Kota Pematangsiantar;

6. membuat konsep Keputusan Walikota tentang

penyimpanan barang dan pengurusan barang satuan kerja perangkat

daerah di lingkungan Pemerintah Kota Pematangsiantar;

7. menyimpan dan memelihara Dokumen Aset Daerah;

8. melaksanakan Sertifikasi Aset Tanah Milik Daerah;

9. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh kepala bidang

pengelolaan kekayaan daerah sesuai bidang tugasnya.

Universitas Sumatera Utara b. Seksi pemeliharaan, perawatan dan optimalisasi aset :

1. menyelenggarakan fungsi pemeliharaan, perawatan dan optimal aset

dan/atau kekayaan daerah;

2. menyiapkan konsep Keputusan Walikota Pematangsiantar tentang

pemanfaatan barang milik daerah yang meliputi pinjam pakai,

kerjasama pemanfaatan, bangun guna serah dan bangun serah guna;

3. menyiapkan konsep Keputusan Walikota Pematangsiantar tentang

pembentukan panitia penghapusan barang milik negara;

4. menghimpun daftar usulan penghapusan barang dari SKPD dan

menyiapkan konsep Keputusan Walikota Pematangsiantar tentang

persetujuan atas barang yang akan dihapus dan selanjutnya membuat

konsep penetapan pengelolaan atas nama kepala daerah tentang

penghapusan barang milik daerah;

5. menyiapkan konsep Keputusan Walikota tentang pemindahtanganan

barang milik daerah meliputi penjualan, tukar-menukar, hibah dan

penyertaan modal pemerintah daerah;

6. membantu majelis pertimbangan Tuntutan Ganti Rugi (TGR) dalam

pelaksanaan penyelesaian tuntutan ganti rugi;

7. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh kepala bidang

pengelolaan kekayaan daerah sesuai dengan tugasnya.

Universitas Sumatera Utara c. Seksi monitoring dan evaluasi mempunyai tugas:

1. menyelenggarakan fungsi pengawasan Barang Milik Daerah secara

administrasi fisik dan hukum;

2. melaksanakan penyiapan/penyusunan dan menghimpun Daftar

Rencana Kebutuhan Barang Milik Daerah (RKBMD) dan Daftar

Rencana Kebutuhan Pemeliharaan Barang Milik Daerah (RKPBMD)

untuk satu tahun anggaran yang diperlukan oleh setiap SKPD

berdasarkan standarisasi sarana dan prasarana kerja pemerintah daerah

dan standarisasi harga;

3. menyiapkan konsep Keputusan Walikota Pematangsiantar tentang

Daftar Kebutuhan Pemeliharaan Barang Milik Daerah (DKPBMD)

berdasarkan Rencana Tahunan Barang dan Rencana Tahunan

Pemeliharaan Barang dari semua SKPD;

4. menghimpun daftar hasil pengadaan barang milik daerah dari semua

SKPD setiap 6 (enam) bulan dan disusun menjadi Daftar Hasil

Pemeliharaan Barang Milik Daerah;

5. menyiapkan konsep Keputusan Walikota Pematangsiantar tentang

Penetapan Status Penggunaan Barang Milik Daerah pada masing-

masing SKPD;

6. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh kepala bidang

pengelolaan kekayaan daerah sesuai dengan tugasnya.

Universitas Sumatera Utara

8. UPTD PAJAK 2 (PBB dan BPHTB)

UPTD mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Dinas di bidang

pemungutan dan pelayan Pajak Daerah.

Penjabaran tugas pada UPTD adalah sebagai berikut :

1. pelaksanaan penyusunan program kegiatan pemungutan dan pelayanan

pajak.

2. pelaksanaan pendaftaran dan pendataan wajib pajak dan objek pajak.

3. pelaksanaan penilaian, verifikasi dan penghitungan usulan besarnya

ketepatan pajak.

4. pelaksanaan penyampaian SPOP dan SPTPD kepada Wajib Pajak serta

menghimpun dan mengolah kembali hasil mSPOP dan SPTPD.

5. pelaksanaan penyampaian SPPT dan SKPD kepada Wajib Pajak.

6. pelaksanaan Penagihan Pajak Daerah sesuai kewenangannya.

7. pelaksanaan penerimaan dan penyetoran pajak ke Rekening Kas

Umum Daerah.

8. pelaksanaan pemrosesan permohonan keringanan, keberatan,

pembetulan, pembatalan, angsuran dan penundaan pembayaran,

banding, pembebasan, restitusi, mutasi dan pengurangan sanksi

administrasi pajak serta penghapusan piutang pajak.

9. pelaksanaan analisa data dan uji kelayakan atas surat permohonan

yang diajukan Wajib Pajak.

Universitas Sumatera Utara 10. pelaksanaan pengawasan objek pajak.

11. pelaksanaan pembukuan, pelaporan, dan pengendalian atas pungutan

dan penyetoran pajak.

12. pelaksanaan ketatausahaan UPTD.

13. melaksanakan sosialisasi dan penyuluhan pajak.

Universitas Sumatera Utara BAB IV

PENYAJIAN DATA

Pada bab ini penulis akan menyajikan data-data yang diperoleh selama penelitian di Kantor Dinas Pendapatan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah

(DPPKAD) Kota Pematangsiantar. Dalam bab ini akan dipaparkan hasil-hasil penelitian berupa data primer dan data sekunder yang diperoleh dari lapangan yang berkaitan dengan permasalahan penelitian. Data primer yang ada diperoleh melalui hasil wawancara dengan informan-informan terkait mengenai permasalahan penelitian dan juga hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti, sedangkan data sekunder diperoleh peneliti melalui studi kepustakaan dan studi dokumentasi berupa dokumen yang diperoleh dari lapangan selama proses penelitian.

4.1 Analisis Lingkungan

Pelaksanaan analisis lingkungan strategis merupakan bagian dari komponen perencanaan strategis dan merupakan suatu proses untuk selalu menempatkan organisasi pada posisi strategis sehingga dalam perkembangannya akan selalu berada pada posisi yang menguntungkan. Lingkup analisis lingkungan strategis meliputi:

- Analisis Lingkungan Internal

- Analisis Lingkungan Eksternal

Universitas Sumatera Utara 4.1.1 Lingkungan Internal Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset

Daerah (DPPKAD)

Lingkungan internal merupakan lingkungan yang berada di dalam organisasi yang mempunyai keterkaitan langsung dengan aktivitas organisasi dalam mencapai tujuan organisasi. Lingkungan internal terdiri dari:

4.1.1.1 Sumber Daya Manusia (SDM)

Sumber Daya Manusia merupakan faktor yang penting dalam

berlangsungnya sebuah organisasi. Keberhasilan suatu organisasi dalam

mencapai tujuannya akan dipengaruhi oleh memadai nya kuantitas dan kualitas

sumber daya manusia yang ada. Hal tersebut dikarenakan sumber daya manusia

yang memegang peranan dalam penyusunan dan pelaksanaaan strategi dan

kebijakan yang diarahkan untuk tercapainya sasaran dan tujuan organisasi.

Sehingga apabila kuantitas dan kualitas sumber daya manusia cukup dan

memadai, maka tujuan dan sasaran organisasi pasti akan tercapai. Dinas

Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Pematangsiantar

memiliki 134 pegawai yang terdiri dari beragam latarbelakang pendidikan dan

golongan. Dan tiap pegawai bekerja sesuai dengan tugas pokok dan fungsi yang

telah disusun. Kepala Dinas DPPKAD mengatakan bahwa:

“ Secara keseluruhan pegawai yang terdapat di Dinas Pendapatan

Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah ada 134 pegawai yang terdiri

Universitas Sumatera Utara dari 95orang berstatus PNS dan 39 orang berstatus THL.” (Hasil

wawancara Kamis, 02 Februari 2017)

Kuantitas sumber daya manusia juga harus diimbangi oleh kualitas

sumber daya manusia dalam melaksanakan tugas yang telah ditetapkan. Kepala

Bidang Pendapatan DPPKAD mengatakan :

“ Secara kuantitas pegawai yang ada susah memadai tetapi secara kualitas masih kurang seperti dalam hal penguasaan teknis pekerjaan. Jadi masih dibutuhkan pembinaan kepada pegawai agar dapat menjalankan tugas sesuai dengan yang sudah ditetapkan. Memang setiap tahun ada dilakukan pembinaan tetapi yang diberangkatkan untuk mengikuti pembinaan kurang lebih hanya 10 orang saja, jadi belum sesuai dengan banyaknya jumlah pegawai yang ada.” (Hasil wawancara, Kamis, 02 Februari 2017)

Berikut akan dipaparkan hasil penelitian mengenai pegawai DPPKAD berdasarkan jenis kelamin, tingkat pendidikan dan golongan tiap pegawai.

Tabel 4.1

Kondisi Pegawai DPPKAD Berdasarkan Jenis Kelamin

Berdasarkan Jenis Jumlah Pesentase (%) Kelamin

Perempuan 68 51 %

Laki-laki 66 49 %

Total 134 100 %

Sumber : Bagian Umum & Kepegawaian DPPKAD Pematangsiantar

Universitas Sumatera Utara Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa mayoritas pegawai DPPKAD merupakan perempuan yaitu sejumlah 68 orang dan berbeda tipis dengan laki-laki

66 orang. Meskipun didominasi oleh perempuan, hal tersebut tidak terlalu berpengaruh kinerja pegawai karena pembagian tugas sudah ditetapkan dan terstruktur dengan baik. Selain itu juga, sistem penerimaan pajak daerah kebanyakan bersifat self-assessment yaitu dihitung dan dibayarkan sendiri oleh wajib pajak ke DPPKAD. Sehingga pekerjaan yang membutuhkan turun kelapangan menjadi lebih sedikit.

Sedangkan jika dilihat berdasarkan tingkat pendidikan, mayoritas pegawai

DPPKAD memiliki latar belakang pendidikan pada tingkat S1 yaitu sebanyak 61 orang, tidak jauh berbeda dengan jenjang pendidikan SMA yaitu berjumlah sebanyak 50 orang. Pendidikan tertinggi pegawai di DPPKAD adalah S2 dengan jumlah sebanyak 7 orang. Berdasarkan data tersebut dapat dikatakan bahwa kualitas dari latar belakang pendidikan pegawai perlu ditingkatkan karena jumlah jenjang pendidikan SD hingga SMA cukup banyak yaitu 55 orang, agar mampu mendukung pekerjaan secara optimal. Data pegawai berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat dalam tabel berikut:

Universitas Sumatera Utara Tabel 4.2

Klasifikasi Jumlah Pegawai DPPKAD Berdasarkan Tingkat Pendidikan

S2 S1 D3 SMA SMP SD Total Total PNS 7 43 8 35 1 1

THL - 18 3 15 1 2

Jumlah 7 61 11 50 2 3 134

Sumber : Bagian Umum & Kepegawaian DPPKAD Pematangsiantar

Berdasarkan Tabel 4.2 dapat dilihat jumlah pegawai DPPKAD berjumlah 134

orang. Dan masing-masing pegawai memiliki golongan atau pangkat yang berbeda-

beda. Mulai dari golongan I/d sampai dengan IV/c. Untuk memperoleh informasi

lebih lanjut mengenai kondisi golongan/pangkat Sumber Daya Manusia di DPPKAD,

dapat dilihat dalam tabel berikut:

Tabel 4.3

Klasifikasi Jumlah Pegawai DPPKAD Berdasarkan Golongan

Golongan THL Jumlah I/b I/d II/a II/b II/c II/d III/a III/b III/c III/d IV/a IV/b IV/c

1 1 2 15 6 6 21 8 12 17 3 1 2 39 134

Sumber : Bagian Umum & Kepegawaian DPPKAD Pematangsiantar

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa pegawai DPPKAD mayoritas

golongan III/a yaitu sebanyak 21 orang yang berkedudukan sebagai staff pelaksana,

Universitas Sumatera Utara dan golongan tertinggi adalah IV/C sebanyak 2 orang yang berkedudukan sebagai pengadministrasi umum dan Kepala Dinas DPPKAD.

4.1.1.2 Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana yang memadai akan mendukung dan membantu pegawai dalam melaksanakan tugas dan fungsinya. Sebaliknya, sarana yang tidak memadai justru akan menghambat proses pelaksanaan pekerjaan dalam mencapai tujuan organisasi. Kepala Bidang Pendapatan mengatakan:

“Sarana dan prasarana di DPPKAD sudah sangat mendukung, setiap bagian

pasti sudah punya peralatan pekerjaan yang cukup.” (Hasil wawancara, Kamis,

02 Februari 2017)

Berdasarkan data yang diperoleh, DPPKAD memiliki rincian sarana dan prasarana seperti berikut:

Tabel 4.4

Daftar Sarana dan Prasarana Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah

No Jenis Sarana dan Prasarana Jumlah

1 Tanah 1

2 Gedung 2

3 Kendaraan roda empat 16

4 Kendaraan roda dua 34

5 Mesin ketik 3

Universitas Sumatera Utara 6 Mesin kas register 8

7 Mesin penghitung uang 1

8 Lemari besi 9

9 Lemari kayu 16

10 Rak kayu 4

11 Rak besi/metal 20

12 Filling besi/metal 23

13 Meja kayu kerja 19

14 Meja kayu biro 5

15 Meja kayu 1/2 biro 33

16 Meja rapat bulat 10

17 Meja rapat empat persegi 10

18 Meja computer 11

19 Kursi panjang besi/metal 2

20 Kursi panjang rotan 1

21 Kursi kerja 30

22 Kursi rapat kayu 50

23 Kursi putar 28

24 Bangku tunggu kayu 2

25 Sofa 1

26 PC Unit (Komputer) 47

27 Laptop 38

Universitas Sumatera Utara 28 Notebook 1

29 Mesin Genset 1

30 Loudspeaker 1

31 AC 15

32 TV LG 42” 2

33 TV Samsung 42” 1

34 Printer 30

35 Printer A3 4

36 UPS 12

37 Proyektor 8

Sumber: Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Pematangsiantar, 2017 Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa sarana dan prasarana yang dimiliki oleh DPPKAD berjumlah 37 jenis. Dengan adanya sarana dan prasarana yang memadai tersebut diharapkan dapat mendukung dan membantu setiap pegawai

DPPKAD dalam menyelesaikan tugas sesuai dengan yang sudah ditetapkan.

4.1.1.3 Sosialisasi Tentang Peraturan

Pajak Daerah secara jelas diatur dalam Peraturan Daerah Kota Pematangsiantar

No. 06 Tahun 2011 tentang pajak daerah. Kemudian pemerintah kota

Pematangsiantar juga mengatur petunjuk teknis pelaksanaan pemungutan pajak hotel, pajak restoran, pajak hiburan dan pajak parkir di Kota Pematangsiantar dalam

Peraturan Walikota Pematangsiantar No. 19 Tahun 2011. Peraturan Walikota ini

Universitas Sumatera Utara menjelaskan secara lebih jelas dan rinci mengenai aturan-aturan yang berkaitan dengan pajak restoran seperti tata cara pembayaran pajak, penerapan tarif pajak restoran sebesar 10% dan aturan-aturan lainnya sebagai wajib pajak restoran.

Agar penerimaan pajak restoran dapat berjalan sesuai dengan target yang sudah ditetapkan, perlu adanya sosialisasi terhadap wajib pajak mengenai peraturan daerah yang mengatur tentang pajak daerah , tata cara perhitungan, pelaporan dan pembayaran pajak restoran dan juga aturan-aturan yang berkaitan dengan pajak restoran. Kepala bidang pendapatan mengatakan :

“Kita lakukan sosialisasi secara langsung dan juga melalui beberapa media,

seperti spanduk, radio, dan surat kabar. Kita jelaskan apa yang menjadi hak

dan kewajiban mereka, agar mereka taat membayar pajak.” (Hasil wawancara,

Kamis, 02 Februari 2017)

Kepala Seksi Penagihan menambahkan:

“Sosialisasi dilakukan sekali setahun, biasanya dilakukan di triwulan pertama,

jadi wajib pajak kita undang dan kumpulkan ke DPPKAD.” (Hasil wawancara,

Senin, 06 Februari 2017)

Namun berbeda dengan yang dikemukakan oleh beberapa wajib pajak yang saya temui, seperti salah satu wajib pajak mengatakan :

“Kalau sosialisasi tentang pajak daerah kurang tahu ada atau tidak, atau

mungkin saya yang tidak pernah ikut. Ya saya bayar karena kesadaran sebagai

Universitas Sumatera Utara warga negara yang baik aja, meskipun kadang nunggak bayarnya tapi tetap

dibayar. Bayarnya ke DPPKAD, diloket pembayaran pajak daerah ada bank”

(Hasil wawancara Selasa, 07 Februari 2017)

Wajib pajak lain juga berpendapat:

“Gaktau kalau soal sosialisasi. Kalau sistem pembayaran beberapa tahun ini

dibayarkan langsung ke DPPKAD, nggak ditagih lagi kayak beberapa tahun

sebelumnya.”( Hasil wawancara Selasa, 07 Februari 2017)

Setiap peraturan yang ditetapkan juga tidak terlepas dari sanksi-sanksi yang diberlakukan. Dalam Peraturan Walikota No 19 Tahun 2011 tentang petunjuk teknis pelaksanaan pemungutan pajak daerah telah dijelaskan secara rinci mengenai sanksi- sanksi yang diterapkan oleh Pemerintah Kota Pematangsiantar sebagai upaya untuk menindaklanjuti segala pelanggaran yang menyangkut pajak restoran, seperti yang diungkapkan oleh Kepala Bidang Pendapatan :

“Sanksi memang ada diatur jelas dalam perwa no 19 tahun 2011 tentang teknis pemungutan pajak, tapi dalam pelaksanaannya belum tegas, masih sekedar teguran saja, kita kirim kan surat teguran sampai tiga kali. Memang kita berhak untuk menyita barang wajib pajak yang tidak taat,melelang atau bahkan memblokir rekening wajib pajak, tapi kembali lagi masalah perasaan, masih belum tega menetapkan sanksi seperti itu.” (Hasil wawancara Kamis, 02 Februari 2017) Kemudian salah satu informan wajib pajak restoran juga berkata:

“Sanksinya berupa denda ketika kita melakukan pembayaran ke DPPKAD. Tapi aku ngga tahu jelas berapa karena biasanya bayar pajak restoran sekaligus denda. Meskipun gitu terkadang lebih milih menunggak juga karena kalau bayar tiap bulan kadang gak sempat kesana, jadi kena denda juga gak apa-apalah. ” (Hasil wawancara Selasa, 07 Februari 2017)

Universitas Sumatera Utara Dari data-data hasil wawancara diatas dapat dikatakan bahwa umumnya wajib pajak restoran di Kota Pematangsiantar belum mengetahui secara jelas mengenai peraturan yang telah ditetapkan pemerintah mengenai pajak restoran. Sosialisasi belum berjalan secara efektif karena hanya dilakukan hanya sekali dalam setahun dan tidak rutin. Sehingga masih banyak wajib pajak yang tidak mengetahui kebijakan atau peraturan yang telah ditetapkan. DPPKAD juga belum tegas dalam memberikan sanksi bagi wajib pajak yang tidak taat dan terlambat dalam melakukan pembayaran.

4.1.1.4 Sumber Pendapatan Asli Daerah Melalui Penerimaan Pajak Restoran

Dalam rangka mengoptimalisasikan Pendapatan Asli Daerah dari sektor pajak,

Pemerintah Kota Pematangsiantar menjadikan Pajak Restoran sebagai salah satu sumber penerimaan karena dilihat berdasarkan jumlah restoran yang terdapat di Kota

Pematangsiantar, berpotensi untuk memberikan sumbangan bagi pendapatan daerah.

Pajak Restoran merupakan pajak atas pelayanan yang disediakan oleh restoran.

Pelayanan yang dimaksud adalah meliputi pelayanan penjualan makanan dan/atau minuman yang dikonsumsi oleh pembeli, baik dikonsumsi di tempat pelayanan maupun ditempat lain. Dalam Peraturan Daerah No. 06 Tahun 2011 tentang Pajak

Daerah, Tarif Pajak Restoran ditetapkan sebagai berikut: a. Restoran yang beromzet di atas Rp 100.000.000,- ditetapkan sebesar 10 %

(sepuluh persen); b. Restoran yang beromzet di antara Rp 70.000.001,- s.d Rp 100.000.000,-

ditetapkan sebesar 7 % (tujuh persen);

Universitas Sumatera Utara c. Restoran yang beromzet di antara Rp 30.000.001,- s.d Rp 70.000.000 ,-

ditetapkan sebesar 5% (lima persen); d. Restoran yang beromzet di antara Rp 5.000.000,- s.d Rp 30.000.000,- ditetapkan

sebesar 3% (tiga persen).

Selain menetapkan tarif pajak, DPPKAD juga menetapkan target yang harus dicapai dari setiap penerimaan pajak restoran dan melakukan perbandingan dengan realisasi yang telah diterima oleh DPPKAD. Penyesuaian antara target dan realisasi dilakukan setiap akhir bulan, mulai dari bulan Januari hingga bulan Desember dengan mendata setiap penerimaan dan membandingkan dengan hasil yang diterima pada bulan tersebut dan mengkalkulasikannya. Kepala Bidang Pendapatan mengatakan:

“target ditetapkan berdasarkan target dan realisasi pajak ditahun

sebelumnya, kemudian melihat potensi yang ada atau kondisi lapangan, dan

perhitungan pajak dengan metode regresi.” (Hasil wawancara Kamis, 02

Februari 2017)

Berikut akan dipaparkan data mengenai target dan realisasi pajak restoran di

Kota Pematangsiantar selama empat tahun terakhir:

Universitas Sumatera Utara Tabel 4.5 Target dan Realisasi Pajak Restoran Realisasi Pajak Tahun Target Pajak Restoran Persentase Restoran

2013 2.500.000.000 2.117.373.161 84,69%

2014 2.500.000.000 2.535.927.000 101,44%

2015 2.700.000.000 2.792.319.188 103,42%

2016 3.500.000.000 3.656.682.962 104,48%

Sumber: Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah, 2017

Berdasarkan data target dan realisasi pajak restoran empat tahun terakhir yang disajikan dalam tabel 4.5 diatas dapat dilihat bahwa target penerimaan pajak restoran yang telah ditetapkan oleh DPPKAD pada tahun 2013 belum dapat tercapai sebesar

15,31 %, tetapi dalam tiga tahun setelahnya target penerimaan pajak restoran selalu tercapai dan meningkat. Peningkatan penerimaan pajak restoran tertinggi terjadi pada tahun 2016 dimana DPPKAD mampu mencapai peningkatan realisasi pajak restoran sebesar Rp 864.363.774. Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang hanya mengalami peningkatan Rp 256.392.188 maka tahun 2016 DPPKAD mampu meningkatkan sebesar 3 kali lipat dari peningkatan penerimaan sebelumnya.

Jika digambarkan kedalam bentuk grafik, maka dapat dilihat melalui grafik dibawah ini:

Universitas Sumatera Utara Grafik 4.1 Target dan Realisasi Penerimaan Pajak Restoran

4 3,5 3 2,5 Target 2 1,5 Realisasi 1 Persentase 0,5 Persentase 0 Realisasi 2013 Target 2014 2015 2016

Melalui grafik diatas dapat dilihat bahwa penerimaan pajak restoran tahun 2013 s.d tahun 2016 selalu mengalami peningkatan dan kenaikannya relatif sama, tetapi mampu meningkat jauh pada tahun 2016.

Tabel 4.6 Persentase Penerimaan Pajak Restoran Terhadap Pajak Daerah Tahun Pajak Daerah Pajak Restoran Persentase

7,76% 2013 27,274,948,285 2.117.373.161 8,66% 2014 29,216,494,857 2.535.927.000 8,97% 2015 31,105,131,475 2.792.319.188 10,23% 2016 35.735.129.177 3.656.682.962 Sumber: Bidang Pendapatan DPPKAD, 2017

Universitas Sumatera Utara Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa realisasi pajak restoran selalu meningkat sejalan dengan peningkatan pajak daerah. Peningkatan tertinggi adalah pada tahun 2016 dimana realisasi pajak restoran meningkat tiga kali lipat dari kenaikan sebelumnya dan menyumbngh 10,23% bagi pemasukan sektor pajak daerah.

Tabel 4.7 Persentase Penerimaan Pajak Restoran Terhadap Pendapatan Asli Daerah

Tahun Pendapatan Asli Daerah Pajak Restoran Persentase

2013 61.357.963.445 2.117.373.161 3,45 % 2014 90.477.498.256 2.535.927.000 2,80 % 2015 95.557.885.288 2.792.319.188 2,92%

2016 101.739.117.795 3.656.682.962 3,59% Sumber: Bidang Pendapatan DPPKAD 2017

Berdasarkan tabel diatas dapat kita lihat bahwa sumbangan Pajak Restoran terhadap PAD pada tahun 2013 sebesar 3,45% dan menurun ditahun 2014 menjadi

2,80% kemudian mengalami peningkatan kembali ditahun 2015 dan tahun 2016.

Peningkatan pajak restoran juga sejalan dengan peningkatan PAD karena penerimaan pajak restoran yang semakin meningkat akan menyumbang peningkatan kepada PAD juga.

Universitas Sumatera Utara 4.1.1.5 Strategi Dinas Pendapatan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah

(DPPKAD)

Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah adalah salah satu unit kerja yang dapat meningkatkan Pengelolaan Aset Daerah yang pada akhirnya dapat sebagai sarana pendukung pelaksanaan otonomi daerah. Adapun strategi dan kebijak prioritas pembangunan yang perlu dilakukan untuk pencapaian tujuan dan sasaran adalah dengan menetapkan beberapa kebijakan-kebijakan sebagai pedoman dalam melaksanakan program dan kegiatan seperti:

1. Menyusun strategi dan mekanisme intensifikasi pemungutan pajak-pajak daerah

untuk pencapaian target PAD.

2. Melakukan koordinasi dengan unit kerja pengelolaan sumber pendapatan lainnya

secara rutin dan berkala, dengan cara mengadakan rapat-rapat koordinasi PAD.

3. Meningkatkan pengembangan sistem dan prosedur administrasi pengelolaan

keuangan daerah.

4. Meningkatkan pengelolaan aset daerah sebagai sarana pendukung pelaksanaan

otonomi daerah.

5. Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia dengan cara mengikutsertakan

pegawai dalam mengikuti bimbingan teknis yang berhubungan dengan pajak

daerah, penatausahaan pengelolaan keuangan dan aset daerah.

6. Penempatan aparatur sesuai pengalaman pendidikan dan jenjang karir.

7. Pemberian penghargaan/ insentif bagi aparatur untuk menunjang kreatifitas dan

peningkatan kinerja.

8. Mengevaluasi kinerja terhadap target dan realisasi.

Universitas Sumatera Utara 9. Mengantisipasi adanya peraturan ataupun perundang-undangan yang menyangkut

pajak dan retribusi.

10. Meningkatkan sarana dan prasarana.

11. Meningkatkan pelayanan yang prima yang didukung oleh profesionalisme aparat/

petugas.

4.1.2 Lingkungan Eksternal

Lingkungan eksternal merupakan lingkungan yang berada diluar Dinas

Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset daerah. Lingkungan eksternal dapat berupa peluang yang bisa dimanfaatkan untuk mencapai target organisasi atau hambatan-hambatan dalam mencapai target organisasi. Lingkungan eksternal bersifat kompleks dan selalu berubah dari waktu ke waktu, oleh karena itu diperlukan adaptasi dari organisasi terhadap lingkungannya agar mampu betahan dan bersaing.

Lingkungan eksternal DPPKAD terdiri dari:

A. Potensi Wisata

Letak Kota Pematangsiantar yang strategis berjarak ± 128 km dari Kota Medan dan ± 42 km dari Parapat menjadikan Pematangsiantar kota perlintasan bagi wisatawan yang hendak berwisata ke daerah sekitarnya. Banyak nya objek wisata disekitarnya, memberikan keuntungan bagi kota Pematangsiantar. Salah satu wajib pajak mengatakan:

Universitas Sumatera Utara “Simpang empat ini memang lokasi strategis untuk buka restoran karena

merupakan jalan perlintasan ke objek wisata, kayak sidamanik atau danau toba.

Kalau mau kesana biasanya banyak yang mampir ke sini, itu kelihatan di hari

libur pengunjung bisa dua sampai tiga kali lipat dari hari biasa.”(Hasil

wawancara Selasa, 07 Februari 2017)

Selain menjadi kota perlintasan dan penunjang wisata daerah sekitarnya, Kota

Pematangsiantar juga mempunyai objek wisata yang cukup diminati oleh masyarakat

Pematangsiantar ataupun masyarakat sekitar wilahnya. Seperti Taman Hewan

Pematangsiantar, Museum Simalungun, Taman Bunga, Patung Dewi Kwan Im

Vihara Avalokitesvara, Tugu BSA , Siantar Waterpark, Detis Sari Indah, Kolam

Renang Tirta Yudha, dan Kolam Renang Water song. Hal ini turut menjadi faktor pendukung perkembangan restoran di Kota Pematangsiantar ini.

B. Kesadaran Wajib Pajak

Kesadaran wajib pajak dapat menjadi peluang atau hambatan bagi DPPKAD dalam mencapai target yang ditetapkan. Tingginya tingkat ketaatan wajib pajak akan menjadi peluang bagi realisasi penerimaan pajak daerah dan sebaliknya, adanya wajib pajak yang menunggak pembayaran atau tidak menjalankan kewajiban membayar pajak daerah menjadi salah satu hambatan yang harus diselesaikan oleh DPPKAD.

Kepala seksi penagihan mengatakan :

“yang menjadi hambatan penerimaan pajak daerah itu adanya wajib pajak yang

menunggak pembayaran, jadi kita harus turun kelapangan memberi teguran, dan

Universitas Sumatera Utara bahkan ada beberapa yang memang harus ditagih langsung.” (Hasil wawancara

Senin, 06 Februari 2017)

Sistem pembayaran pajak restoran adalah self-assessment, dimana wajib pajak yang menghitung, melaporkan dan membayarkan pajak daerah ke DPPKAD. Seperti yang dikatakan oleh Kepala Bidang Pendapatan:

“sejak 2013 pajak restoran itu bersifat self-assessment dan yang menjadi kendala penerimaan pajak restoran itu administrasinya, jadi kita benahi cara mereka melaporkan dan menghitung pajak, kita punya tim penyelidik yang memonitor semua mulai dari pembayaran seperti memeriksa bill/bon yang mereka laporkan dan turun ke lapangan untuk melihat keadaan secara langsung untuk memastikan yang dilaporkan si wajib pajak tersebut benar dan sesuai.” (Hasil wawancara Kamis, 02 Februari 2017) Tingkat kesadaran wajib pajak dalam membayar kewajiban pajak daerah dapat disebabkan oleh beberapa faktor seperti tidak mampu membayar besar tarif pajak, lemahnya hukum dan peraturan yang berlaku, rendahnya kepercayaan kepada pemerintah dan tata cara pembayaran pajak yang berlaku. Seperti yang dikatakan oleh Kepala Bidang Pendapatan:

“Masalahnya bukan hanya di wajib pajak, pemerintah juga kurang komitmen dalam membangun daerah dengan baik, padahal kalau seandainya pemerintah komitmen dalam pembangunan daerah , masyarakat bisa melihat bahwa ternyata pajak yang mereka bayarkan dikelola dengan baik, jadi rasa percaya masyarakat juga tinggi, dan itu pasti berpengaruh untuk meningkatkan kesadaran wajib pajak.” (Hasil wawancara Kamis, 02 Februari 2017)

Dan salah satu wajib pajak juga mengatakan:

“kami bayarnya langsung ke DPPKAD, tapi kan kalau mau bayar kesana butuh

waktu luang karna lumayan jauh, padahal disini juga sibuk namanya juga buka

Universitas Sumatera Utara rumah makan gini, kadang juga lupa, jadi sering nunggak bayarnya.” (Hasil

wawancara Selasa, 07 Februari 2017)

Wajib pajak lain menambahkan:

“ada sanksi yang dikenakan kalau telat bayar, berupa denda, tapi gaktau berapa

karena terkadang sekali bayar beberapa bulan sekaligus, tapi dendanya gak

mahal.” (Hasil wawancara Selasa, 07 Februari 2017)

Dari data diatas dapat dilihat bahwa kesadaran wajib pajak akan kewajibannya masih kurang karena kan masih banyaknya wajib pajak yang tidak taat membayar sesuai dengan aturan dan waktu yang ditentukan. Sehingga perlu adanya strategi

DPPKAD untuk meningkatkan kesadaran wajib pajak seperti dengan sosialisasi rutin untuk meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai pajak daerah, menciptakan sarana baru untuk mempermudah pembayaran pajak dan juga ketegasan mengenai aturan yang ada.

C. Faktor Politik

Faktor politik yang dimaksud dalam hal ini adalah analisis terhadap kebijakan atau perubahan politik yang terjadi dan memberi pengaruh terhadap organisasi dalam menjalankan aktivitasnya, termasuk dalam hal perumusan strategi Dinas Pendapatan

Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah. Faktor politik yang berpengaruh bagi yakni

Undang-Undang No 23 Tahun 2014 sebagai awal adanya otonomi daerah dan

Undang –Undang No 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara

Pemerintah Pusat dan Daerah. Dengan berlakunya otonomi daerah, maka pmerintah

Universitas Sumatera Utara daerah diberikan kewenangan yang lebih luas, nyata, dan bertanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan daerahnya sendiri.

Pemerintah Kota Pematangsiantar menetapkan pajak restoran sebagai salah satu penerimaan dalam sektor pajak daerah diatur dalam Peraturan Daerah Nomor 06

Tahun 2011 tentang pajak daerah dan Perwa No 19 Tahun 2011 tentang Petunjuk teknis pelaksanaan pemungutan pajak hotel, pajak restoran, pajak hiburan dan pajak parkir di Kota Pematangsiantar. Kepala DPPKAD mengatakan:

“peraturan dan undang-undang sudah disusun dengan baik, tapi kembali lagi,

sistem pelaksanaannya yang harus dibenahi” (Hasil wawancara Kamis, 02

Februari 2017)

Kepala Seksi Penagihan menambahkan:

“Undang-undang dan peraturannya sudah baik dan lengkap, tapi dalam implementasinya belum tegas dan maksimal. Seperti halnya dalam penegakan sanksi. Dalam Perwa Pematangsiantar No 19 Tahun 2011, sudah diatur tata cara penyitaan dan pelelangan barang bagi wajib pajak yang tidak taat, tapi sampai sekarang hal itu belum bisa direalisasikan, karena masalah perasaan, tidak tega, dan kita memunggut pajak pun lebih ke persuasif bukan represif.” (Hasil wawancara Senin, 06 Februari 2017)

Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa undang-undang dan peraturan yang mengatur pajak daerah sudah baik dan lengkap, tetapi perlu diimbangi dengan ketegasan dalam implementasinya. Sehingga kebijakan politik tersebut dapat menjadi peluang bagi Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah dalam meningkatkan penerimaan pajak daerah.

Universitas Sumatera Utara D. Faktor Ekonomi

Faktor ekonomi dapat terlihat dari kesanggupan wajib pajak dalam membayar pajak restoran. Penetapan tarif pajak daerah dilakukan berdasarkan omzet yang didapatkan dan dilaporkan oleh wajib pajak. Beberapa wajib pajak yang saya temui mengatakan bahwa tarif pajak yang ditetapkan oleh DPPKAD masih sesuai dan terjangkau. Kepala Seksi Penagihan mengatakan :

“SPTPD diisi sendiri oleh wajib pajak, mereka yang menghitung dan menetapkan pajak sendiri, jadi tim pemeriksa akan memeriksa apakah yang dilaporkan oleh wajib pajak sudah sesuai dengan bukti (bill/bon), kalau sesuai dan masih wajar ya kita tetapkan. Berbeda dengan wajib pajak yang ditarif 3%, pajak nya sudah ditetapkan, dan tiap bulan sama.” (Hasil wawancara Senin, 06 Februari 2017)

Dengan sistem pembayaran pajak self-assessment diharapkan tarif pajak yang ditetapkan sudah sesuai dengan tingkat ekonomi wajib pajak. Sehingga wajib pajak mampu untuk membayar kewajibannya.

E. Faktor Teknologi

Kemajuan ilmu dan teknologi saat ini dapat menjadi peluang bagi DPPKAD dalam meningkatkan penerimaan pajak daerah. Dengan menggunakan sistem komputerisasi dalam pelayanan administrasi pajak daerah, akan mempermudah

DPPKAD dalam melakukan pendataan setiap wajib pajak berdasarkan tarif pajak, sehingga data-data yang berhubungan dengan pajak daerah dan wajib pajak dapat tertata secara sistematis, sehingga akan meminimalisir kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi. Untuk membantu pegawai dalam tugasnya, beberapa ruangan

Universitas Sumatera Utara DPPKAD juga dilengkapi dengan wifi untuk membantu pegawai menyelesaikan pekerjaan yang memerlukan jaringan internet.

Disisi lain, sistem pelaporan wajib pajak juga memanfaatkan kemajuan teknologi yang ada, seperti menggunakan bill/bon yang dicetak dengan mesin cash register yang turut membantu DPPKAD dalam memeriksa laporan wajib pajak.

Seperti yang dikatakan oleh Kepala Seksi Penagihan:

“Setiap wajib pajak ketika akan melakukan pembayaran, wajib membawa bill/bon setiap transaksi selama satu bulan. Jadi tim pemeriksa kita akan memeriksa bill/bon setiap wajib pajak, apakah sesuai dengan yang dilaporkan, dan disetiap bill itu ada kode transaksi jadi kode itulah yang kita periksa dan sesuaikan, jadi akan meminimalisir kesalahan dan ketidakjujuran dalam pelaporan.” (Hasil Wawancara Senin, 06 Februari 2017) Jadi dapat disimpulkan bahwa dengan memanfaatkan kemajuan teknologi maka akan mempermudah DPPKAD dalam pendataan dan pelaporan pajak daerah sehingga pada akhirnya akan membantu dalam mencapai target penerimaan pajak daerah yang sudah ditentukan.

F. Kerjasama Dengan Instansi Lain

Untuk meningkatkan pelayanan dan mempermudah wajib pajak dalam membayarkan pajak daerah, DPPKAD bekerja sama dengan Bank Sumut. Sehingga pembayaran pajak bisa dilakukan di loket pembayaran pajak DPPKAD dan Bank

Sumut. Kepala Bidang Pendapatan mengatakan :

“Saat ini kita sedang berupaya untuk bisa melakukan pembayaran pajak daerah

melalui atm dan indomart, kalau melalui atm sudah rampung tinggal actionnya

Universitas Sumatera Utara saja, tapi kalau indomart kita masih menjajaki peluang, sehingga wajib pajak

lebih mudah membayarkan pajak daerah, tidak harus membayarkan kesini.”

(Hasil wawancara Kamis, 02 Februari 2017)

Dengan dilakukannya kerjasama dengan instansi lain sebagai upaya dalam mempermudah pembayaran pajak daerah dapat menjadi peluang dan meningkatkan realisasi penerimaan pajak daerah.

4.2 Analisis SWOT

Berdasarkan data faktor internal dan faktor eksternal Dinas Pendapatan

Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah yang sudah dipaparkan maka dapat disimpulkan apa yang menjadi kekuatan (strength) atau andalan DPPKAD , hal-hal yang termasuk kedalam bagian kelemahan (weakness) DPPKAD dalam meningkatkan penerimaan pajak restoran, selanjutnya hal-hal yang berkaitan dengan peluang (opportunity) yang dimiliki DPPKAD sehingga dapat dimanfaatkan guna mencapai target yang delah ditetapkan , dan yang terakhir adalah hal-hal yang berkaitan dengan ancaman (threats) yakni berupa hambatan-hambatan dihadapi oleh

DPPKAD dalam usaha meningkatkan PAD melalui penerimaan pajak restoran.

4.2.1 Kekuatan

Kekuatan yang dimiliki oleh Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset

Daerah (DPPKAD) yang dapat digunakan sebagai andalan dalam meningkatkan penerimaan pajak restoran adalah sebagai berikut:

Universitas Sumatera Utara 1. Sumber Daya Manusia yang terdapat pada DPPKAD secara kuantitas sudah

cukup memadai untuk melakukan tugas yang tersedia. Terdapat 134 pergawai

yang berstatus PNS dan THL tersusun dalam struktur organisasi yang baik dan

terbagi ke dalam tujuh bidang pekerjaan. Dan setiap pegawai sudah memiliki

tugas pokok dan fungsi masing-masing.

2. Adanya Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan

Retribusi Daerah, Peraturan Daerah Kota Pematangsiantar No. 06 Tahun 2011

tentang Pajak Daerah dan Peraturan Walikota No. 19 Tahun 2011 tentang

Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pemungutan Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak

Hiburan dan Pajak Parkir di Kota Pematangsiantar, yang menjadi dasar hukum

dan pedoman bagi DPPKAD dalam melaksanakan tugas dan fungsi berkaitan

dengan pajak restoran. Dengan diberlakukakannya produk hukum tersebut akan

memberikan tujuan dan sasaran yang jelas bagi DPPKAD untuk melaksanakan

tugas dan fungsinya.

3. Sarana dan Prasarana yang terdapat di DPPKAD sudah memadai dan mendukung

setiap pegawai dalam melaksanakan tugas-tugas yang sudah ditetapkan. Setiap

bidang pekerjaan di DPPKAD sudah memiliki kelengkapan alat yang mendukung

proses penyelesaian pekerjaan.

4. Lokasi DPPKAD sangat strategis yaitu terletak di samping Balai Kota yang

merupakan pusat Kota Pematangsiantar sehingga akses wajib pajak dalam

membayar pajak daerah secara langsung ke DPPKAD masih terjangkau.

Universitas Sumatera Utara 5. DPPKAD memiliki beberapa strategi yang dijadikan andalan dalam mencapai

target peningkatan penerimaan pajak restoran yang disusun dalam renstra

DPPKAD, yaitu:

a) Menyusun strategi dan mekanisme intensifikasi pemungutan pajak-pajak

daerah untuk pencapaian target PAD.

b) Melakukan koordinasi dengan unit kerja pengelolaan sumber pendapatan

lainnya secara rutin dan berkala, dengan cara mengadakan rapat-rapat

koordinasi PAD.

c) Meningkatkan pengembangan sistem dan prosedur administrasi pengelolaan

keuangan daerah.

d) Meningkatkan pengelolaan aset daerah sebagai sarana pendukung pelaksanaan

otonomi daerah.

e) Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia dengan cara mengikutsertakan

pegawai dalam mengikuti bimbingan teknis yang berhubungan dengan pajak

daerah, penatausahaan pengelolaan keuangan dan aset daerah.

f) Penempatan aparatur sesuai pengalaman pendidikan dan jenjang karir.

g) Pemberian penghargaan/ insentif bagi aparatur untuk menunjang kreatifitas

dan peningkatan kinerja.

h) Mengevaluasi kinerja terhadap target dan realisasi.

i) Mengantisipasi adanya peraturan ataupun perundang-undangan yang

menyangkut pajak dan retribusi.

j) Meningkatkan sarana dan prasarana.

Universitas Sumatera Utara k) Meningkatkan pelayanan yang prima yang didukung oleh profesionalisme

aparat/ petugas.

4.2.2 Kelemahan

Kelemahan-kelemahan yang terdapat di Dinas Pendapatan Pengelolaan

Keuangan dan Aset Daerah adalah sebagai berikut:

1. Sumber Daya Manusia yang terdapat di DPPKAD secara kualitas masih belum

mampu menyelesaikan tugas dan kewajiban yang telah diatur dan ditentukan.

Adanya pegawai yang kurang dalam hal penguasaan teknis pekerjaan

menyebabkan terjadinya ambil ahli pekerjaan. Kurangnya kualitas sumber daya

manusia tersebut terjadi karena masih banyaknya pegawai yang berlatarbelakang

pendidikan SD hingga SMA. Selain dengan pendidikan, peningkatan kualitas

SDM dapat dilakukan melalui pembinaan dan pelatihan kerja. Tetapi sejauh ini

pegawai yang diberangkatkan untuk mengikuti pembinaan dan pelatihan

pekerjaan masih sangat minim dan belum sesuai dengan jumlah pegawai yang

ada.

2. Sosialisasi mengenai pajak daerah yang dilakukan oleh DPPKAD tidak rutin

dilakukan dan masih belum maksimal. Sosialisasi dilakukan hanya sekali dalam

setahun dan tidak diikuti oleh semua wajib pajak. Sehingga masih banyak wajib

pajak yang belum mengetahui jelas mengenai peraturan pajak daerah, tata cara

pembayaran dan apa yang menjadi hak dan kewajiban wajib pajak.

3. Dalam Peraturan Walikota No. 19 Tahun 2011 tentang Pelaksanaan Teknis

Pemungutan Pajak sudah diatur tentang sanksi bagi wajib pajak yang tidak taat.

Universitas Sumatera Utara Tetapi dalam implementasinya masih lemah karena belum sesuai dengan aturan

yang telah ditetapkan. Sanksi yang diberikan oleh DPPKAD kepada wajib pajak

hanya sebatas teguran dan denda sebesar 2 % .

4.2.3 Peluang

Adapun yang menjadi peluang bagi Dinas Pendapatn Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah dalam meningkatkan penerimaan pajak restoran adalah sebagai berikut:

1. Letak Kota Pematangsiantar yang sangat strategis menjadikan kota

Pematangsiantar sebagai persinggahan dan penunjang destinasi wisata daerah

sekitarnya. Disamping itu, Kota Pematangsiantar juga memiliki sejumlah objek

wisata yang juga diminati oleh masyarakat setempat maupun pendatang. Hal

tersebut mendukung pembangunan kota Pematangsiantar, terutama dalam

perkembangan restoran.

2. Adanya pendidikan dan pelatihan formal yang dilakukan untuk menunjang

peningkatan kualitas SDM yang terdapat di DPPKAD. Peningkatan kualitas SDM

yang dimaksud adalah meningkatkan penguasaan teknis pekerjaan dan

meningkatkan kemampuan maupun keterampilan pegawai dalam menyelesaikan

tugas yang sudah ditetapkan.

3. Jumlah usaha kuliner yang semakin bertambah sejalan dengan kebutuhan

masyarakat dan pembangunan daerah. Hal ini akan menjadi peluang bagi

DPPKAD apabila usaha kuliner tersebut memenuhi syarat untuk ditetapkan

sebagai objek pajak restoran.

Universitas Sumatera Utara 4. Adanya kerjasama yang dilakukan dengan instansi lain akan menjadi peluang

bagi DPPKAD untuk mencapai target penerimaan pajak restoran yang telah

ditentukan. Seperti kerjasama dengan Bank Sumut yang bertujuan untuk

mempermudah wajib pajak dalam melakukan pembayaran pajak restoran melalui

atm akan mengurangi jumlah wajib pajak yang menunggak karena alasan jauh

dari DPPKAD dan tidak mempunyai waktu untuk membayar langsung ke

DPPKAD.

4.2.4 Ancaman

Adapun beberapa faktor Ancaman eksternal yang dimiliki Dinas Pendapatan

Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah adalah sebagai berikut:

1. Rendahnya tingkat kesadaran wajib pajak dalam membayar kewajibannya. Masih

banyak wajib pajak yang yang tidak taat dan tidak membayar sesuai dengan

aturan dan waktu yang ditentukan. Sehingga pegawai DPPKAD harus turun ke

lapangan untuk memberikan teguran bahkan harus menagih langsung kepada

setiap wajib pajak yang melakukan penunggakan.

2. Tingkat kepercayaan masyarakat kepada pemerintah daerah masih rendah karena

pemerintah daerah kurang berkomitmen terhadap pembangunan daerah sehingga

pengelolaan pajak daerah belum terlihat hasilnya. Hal ini juga turut

mempengaruhi tingkat kesadaran wajib pajak dalam membayarkan kewajibannya.

3. Pembayaran pajak restoran bersifat self-assessmentmenyebabkan adanya wajib

pajak yang tidak jujur dalam melaporkan pendapatan dengan tujuan untuk

mengurangi jumlah pajak yang harus dibayarkan. DPPKAD mengatasinya dengan

Universitas Sumatera Utara memeriksa setiap bon/bill dan turun langsung kelapangan untuk memastikan apakah yang dilaporkan benar dan wajar.

Universitas Sumatera Utara BAB V

ANALISIS DATA

Pada bab ini, peneliti akan membahas, mengolah serta menganalisis data yang telah dikumpulkan selama melakukan penelitian di Dinas Pendapatan Pengelolaan

Keuangan dan Aset Daerah, baik melalui studi pustaka, melakukan wawancara kepada informan yang terkait dengan penelitian , serta juga melakukan pengamatan/observasi dilapangan dengan tujuan agar dapat menjawab pokok masalah penelitian. Dalam menganalisis data-data yang tersedia, peneliti menggunakan teknik analisis SWOT.

5.1 Matrik SWOT

Matriks SWOT menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. Matriks SWOT akan menghasilkan alternatif strategi

SO, WO, ST dan WT. Berikut ini merupakan hasil analisis dengan menggunakan matrik SWOT:

Universitas Sumatera Utara Tabel 5.1 Matrik SWOT Peningkatan PAD melalui Penerimaan Pajak Restoran Kekuatan (S) Kelemahan (W) 1. Jumlah SDM memadai 1. Kualitas SDM belum INTERNAL untuk memenuhi memadai untuk tugas-tugas yang menyelesaikan tugas tersedia dan terstruktur yang ditentukan dengan baik dan 2. Sosialisasi dilakukan adanya pembagian kepada wajib pajak tugas yang jelas tidak rutin dan belum 2. Tersedianya undang- maksimal undang dan peraturan 3. Penegakan sanksi bagi daerah sebagai dasar wajib pajak yang tidak hukum dan pedoman taat masih lemah bagi DPPKAD. 3. Sarana dan prasarana yang tersedia sudah memadai dan mendukung pekerjaan yang ada EKSTERNAL 4. Adanya strategi dan target yang ditetapkan oleh DPPKAD untuk meningkatkan penerimaan Peluang (O) Strategi (SO) Strategi (WO) 1. Kota Pematangsiantar Menggunakan kekuatan Mengatasi kelemahan merupakan kota untuk menangkap dangan mengambil persinggahan dan kesempatan kesempatan penunjang wisata 1. Memanfaatkan sarana 1. Meningkatkan jumlah daerah sekitarnya. Dan untuk melakukan pegawai yang juga memiliki objek pendataan kepada diberangkatkan untuk wisata yang diminati setiap usaha kuliner mengikuti pendidikan masyarakat sekitar dan berpotensi masuk ke dan pelatihan formal pendatang dalam objek pajak agar menunjang 2. Jumlah usaha kuliner restoran kualitas SDM dalam yang selalu bertambah 2. Memanfaatkan menyelesaikan tugas 3. Adanya pendidikan kemajuan teknologi yang sudah ditentukan dan pelatihan formal dalam sistem 2. Memanfaatkan untuk meningkatkan administrasi pajak kemajuan teknologi kualitas SDM daerah sehingga akan untuk melakukan 4. Kemajuan teknologi meminimalisir sosialisasi tentang yang mempermudah kesalahan dalam pajak daerah terhadap dalam pendataan dan pendataan masyarakat melalui

Universitas Sumatera Utara pelaporan 3. Memanfaatkan internet, surat kabar, 5. Adanya kerjasama kerjasama dengan radio dan sebagainya dengan instansi lain intansi lain dalam untuk mempermudah mempermudah pembayaran pajak pembayaran pajak restoran daerah Ancaman (T) Strategi (ST) Strategi (WT) 1. Rendahnya tingkat Menggunakan kekuatan Meminimalkan kesadaran wajib pajak untuk menghindari kelemahan dengan dalam membayar ancaman menghindari ancaman kewajibannya 1. Mengimplementasikan 1. Meningkatkan 2. Kurangnya komitmen peraturan daerah yang pelayanan administrasi pemerintah mengelola menjadi pedoman terutama dalam pajak daerah untuk mengenai sanksi bagi pemeriksaan laporan pembangunan wajib pajak yang tidak mengenai pajak daerah sehingga kepercayaan taat sehingga akan sehingga masyarakat juga masih menumbuhkan meminimalisir wajib rendah kesadaran wajib pajak pajak yang tidak jujur 3. Adanya wajib pajak 2. Meningkatkan dalam pelaporan yang belum bersikap pelayanan terutama 2. Meningkatkan jujur dalam dalam pengawasan dan penegakan sanksi lebih melaporkan pemeriksaan laporan tegas lagi agar wajib pendapatan yang wajib pajak sehingga pajak taat membayar diterimanya kepada akan meminimalisir kewajibannya DPPKAD. terjadinya 3. Melaksanakan ketidakjujuran dalam sosialisasi rutin kepada melaporkan wajib pajak secara pendapatan langsung maupun tidak 3. Berkoordinasi dengan langsung mengenai baik kepada hak dan kewajiban pemerintah daerah wajib pajak Kota Pematangsiantar mengenai pemanfaatan dan pengelolaan pajak daerah untuk pembangunan daerah dan kesejahteraan masyarakat , sehingga akan meningkatkan kepercayaan masyarakat kepada pemerintah bahwa pajak daerah dikelola dengan baik.

Universitas Sumatera Utara Melalui analisis matrik SWOT diatas maka diperoleh isu-isu strategis yang berasal dari kombinasi antara faktor internal dan eksternal dari organisasi. isu-isu strategis tersebut perlu diperhatikan dan dapat dijadikan sebagai bahan kajian ke depannya dalam meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) melalui penerimaan pajak restoran. Isu-isu strategis tersebut terdiri dari:

1. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang ada di DPPKAD.

Hal ini dapat dilakukan dengan meningkatkan tingkat pendidikan pegawai yang

berlatarpendidikan SD sampai dengan SMA ke jenjang pendidikan yang lebih

tinggi agar mendukung pekerjaan secara optimal. Selain itu meningkatkan

kualitas SDM juga dengan meningkatkan jumlah pegawai yang diberangkatkan

untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan sehingga akan menciptakan SDM yang

berpengalaman dalam penguasaan teknis pekerjaan, menumbuhkan keterampilan

menyelesaikan pekerjaan dan mampu mengatasi masalah-masalah yang timbul

dalam pekerjaan.

Dengan demikian SDM akan mampu menyelesaikan tugas pokok dan fungsi yang

ditetapkan dan meminimalisir terjadinya ambil ahli tugas pegawai.

2. Melakukan sosialisasi lebih rutin kepada wajib pajak baik secara langsung

maupun tidak langsung dengan memanfaatkan kemajuan teknologi yang ada

mengenai peraturan-peraturan yang berkaitan dengan pajak restoran sehingga

wajib pajak mengetahui dan memahami peraturan pajak daerah dan apa dampak

positif apabila taat membayar pajak daerah dan dampak negatif apabila tidak

membayar pajak daerah kemudian apa yang menjadi hak dan kewajiban bagi

wajib pajak.

Universitas Sumatera Utara 3. Menumbuhkan kesadaran wajib pajak melalui pendekatan terhadap wajib pajak

dan menjelaskan pentingnya pembayaran pajak daerah untuk pembangunan Kota

Pematangsiantar. Kemudian DPPKAD berkoordinasi dengan Pemerintah Daerah

mengenai pengelolaan pajak daerah dan pentingnya komitmen pemerintah dalam

membangun kota dengan baik, sehingga pada akhirnya masyarakat bisa

merasakan apa dampak dari kewajiban membayar pajak daerah. Hal ini akan

meningkatkan kepercayaan masyarakat kepada pemerintah daerah bahwasannya

pajak daerah dikelola dan dipergunakan dengan baik untuk pembangunan dan

kesejahteraan masyarakat.

4. Mengimplementasikan peraturan yang telah ditetapkan mengenai sanksi terhadap

wajib pajak yang tidak taat dan wajib pajak yang melakukan manipulasi

pendapatan dengan tujuan mengurangi tarif pajak yang harus dibayarkan. Dengan

demikian akan timbul kesadaran dan rasa jera wajib pajak dan meningkatkan

ketaatan terhadap peraturan yang berlaku.

5. Meningkatkan kinerja untuk turun langsung kelapangan mendata usaha kuliner

yang berpotensi menjadi objek pajak restoran dan melakukan pemeriksaan dan

pengawasan terhadap wajib pajak mengenai kesesuaian laporan pendapatan wajib

pajak dengan usaha yang dimiliki wajib pajak.

Universitas Sumatera Utara BAB VI

PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis yang telah dilakukan berkaitan dengan strategi DPPKAD dalam meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) melalui penerimaan pajak restoran, maka dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu sebagai berikut:

• Berdasarkan analisis lingkungan internal dan lingkungan eksternal Dinas

Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah maka terdapat faktor internal

(kekuatan dan kelemahan) dan faktor eksternal (peluang dan ancaman), yaitu:

1. Kekuatan (Strength), yaitu:

a) Jumlah SDM memadai untuk memenuhi tugas-tugas yang tersedia dan

terstruktur dengan baik dan adanya pembagian tugas yang jelas

b) Tersedianya undang-undang dan peraturan daerah sebagai dasar hukum

dan pedoman bagi DPPKAD.

c) Sarana dan prasarana yang tersedia sudah memadai dan mendukung

pekerjaan yang ada

d) Adanya strategi dan target yang ditetapkan oleh DPPKAD untuk

meningkatkan penerimaan

2. Kelemahan (Weakness), yaitu:

a) Kualitas SDM belum memadai untuk menyelesaikan tugas yang

ditentukan

b) Sosialisasi dilakukan kepada wajib pajak tidak rutin dan belum maksimal

Universitas Sumatera Utara c) Penegakan sanksi bagi wajib pajak yang tidak taat masih lemah

3. Peluang (Opportunity):

a) Kota Pematangsiantar merupakan kota persinggahan dan penunjang

wisata daerah sekitarnya. Dan juga memiliki objek wisata yang diminati

masyarakat sekitar dan pendatang

b) Jumlah usaha kuliner yang selalu bertambah

c) Adanya pendidikan dan pelatihan formal untuk meningkatkan kualitas

SDM

d) Kemajuan teknologi yang mempermudah dalam pendataan dan pelaporan

e) Adanya kerjasama dengan instansi lain untuk mempermudah pembayaran

pajak restoran

4. Ancaman (Threats)

a) Rendahnya tingkat kesadaran wajib pajak dalam membayar kewajibannya

b) Kurangnya komitmen pemerintah mengelola pajak daerah untuk

pembangunan sehingga kepercayaan masyarakat juga masih rendah

c) Adanya wajib pajak yang belum bersikap jujur dalam melaporkan

pendapatan yang diterimanya kepada DPPKAD.

6.2 Saran

Adapun saran yang dapat disampaikan dari hasil temuan dan analisis strategi meningkatan PAD melalui pajak restoran adalah hendaknya Dinas Pendapatan

Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah membenahi kelemahan dari dalam organisasi yang dapat menjadi hambatan dalam meningkatkan pendapatan melalui pajak

Universitas Sumatera Utara restoran, seperti dengan meningkatkan kualitas pegawai yang terdapat di DPPKAD melalui pendidikan dan pelatihan dengan demikian setiap pegawai akan memiliki kemampuan untuk menguasai pekerjaan dan menyelesaikan tugas pokok yang telah ditetapkan. Selama ini pegawai yang mengikuti pendidikan dan pelatihan belum sebanding dengan jumlah pegawai yang terdapat di DPPKAD, sehingga perlu adanya peningkatan dana untuk memberangkatkan pegawai mengikuti pendidikan dan pelatihan. Dengan pendidikan dan pelatihan tersebut, akan menciptakan pegawai yang memiliki pemahaman dan pengalaman dalam pekerjaan. Kemudian juga

DPPKAD harus berpedoman kepada peraturan daerah yang sudah disusun mengenai pajak daerah, mulai dari prosedur penagihan pajak hingga sanksi bagi wajib pajak, dan juga melakukan sosialisasi rutin dan pendekatan kepada semua wajib pajak agar mereka memiliki pemahaman mengenai peraturanpajak daerah dengan baik. Dengan demikian akan membantu DPPKAD dalam melaksanakan tugas dan mencapai target pajak yang sudah ditetapkan.

DPPKAD dan pemerintah daerah harus bekerjasama untuk menunjukkan keseriusan dan komitmen dalam mengelola pajak daerah untuk pembangunan dan kesejahteraan masyarakat sehingga masyarakat akan percaya kepada pemerintah daerah bahwa pajak daerah digunakan untuk kepentingan masyarakat. Dengan demikian masyarakat akan menganggap bahwa pajak daerah semata-mata hanya kewajiban tetapi sudah menjadi kebutuhan bersama untuk kesejahteraan bersama.

Universitas Sumatera Utara DAFTAR PUSTAKA

David, Fred R, 2002. Manajemen Strategi dan Konsep. :Prenhalindo

David, Fred R, 2009. Manajemen Strategis : Konsep, Edisi 12. Jakrte: Salemba

Empat

Dirgantoro,2001. Manajemen Strategi. Jakarta: PT. Gramedia

Grant, Robert M, 2010. Analisis Strategi Kontemporer: Konsep, Teknik, Aplikasi.

Jakarta: Erlangga.

Hamidi, 2004. Metode Penelitian Kualitatif: Aplikasi Praktis Pembuatan

Proposal dan Laporan Penelitian. : UMM Press.

Hasan, M. Iqbal, 2002. Pokok-pokok Materi Metodologi Penelitian &

Aplikasinya. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Jatmiko, RD, 2003. Manajemen Stratejik. Malang: UMM Press.

Kuncoro, Mudriyad. 2005. Strategi Bagaimana Meraih Keunggulan Kompetitif.

Jakarta: Erlangga.

Mardiasmo, 2002. Perpajakan. : Andi.

Meleong, Lexy. 2006. Metodelogi Penelitian Kualitatif edisi revisi. Bandung: PT.

Remaja

Pardede, Pontas M. 2011. Manajemen Strategik dan Kebijakan Perusahaan.

Jakarta: Mitra Wacana Media

Rangkuti, Freddy, 1997. Analisis SWOT: Teknik Membedah Kasus Bisnis.

Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Singarimbun, Masri dan Effendi Sofian. 1997. Metode Penelitian Survei. Jakarta:

LP3ES.

Universitas Sumatera Utara Soekarwo, 2003. Berbagai Permasalahan Keuangan Daerah. Surabaya:

Airlangga University Press

Sutedi, Adrian. 2008. Hukum Pajak dan Retribusi Daerah. Selatan: Ghalia

Indonesia

Yani, Ahmad, 2008. Hubungan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah

di Indonesia . Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

Sumber Undang-undang:

Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah

Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan antara

Pemerintah Pusat dengan Pemerintah Daerah

Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi

Daerah

Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2014 Tentang Pajak Daerah.

Jurnal:

Jurnal Ilmiah Niagara, Stratefi Peningkatan Pajak Restoran di Kota ,

Vol. V, No. 3, September 2013

Isda Jauhariyyah, Tinjauan atas Pemungutan Pajak Restoran dalam

Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah pada Dinas Pendapatan dan Pengelolaan

Keuangan Kabupaten Bandung, 2010.

Universitas Sumatera Utara