POLITIK PEMBANGUNAN INGGRIS DI MASA PEMERINTAHAN PASCA

SKRIPSI

Disusun untuk Memenuhi Persyaratan Menyelesaikan Pendidikan Sarjana (S-1) pada Program Studi Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

Disusun oleh:

FATMA RIANTI MALAY

140906065

Dosen pembimbing: Warjio, Ph.D.

DEPARTEMEN ILMU POLITIK

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2018

Universitas Sumatera Utara UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU POLITIK

FATMA RIANTI MALAY

POLITIK PEMBANGUNAN INGGRIS PADA MASA THERESA MAY PASCA BREXIT. Rincian isi skripsi, 94 halaman, 1 tabel, 1 grafik, 6 buku, 12 jurnal, 2 artikel, 22 internet.

ABSTRAK Penelitian ini dilatarbelakangi oleh referendum keluarnya Inggris dari organisasi Supranasional di Eropa, yaitu Uni Eropa yang mengakibatkan gejolak di Inggris hingga perdana menteri mengundurkan diri dan digantikan oleh menteri kedua perempuan inggris, Theresa May. Penelitian ini akan membahas Politik pembangunan yang dilakukan Theresa May sebagai actor pembangun pasca keluarnya keanggotaan inggris atas uni eropa. penelitian ini akan membedahnya dengan mnggunakan teori politik pembangunan dalam konteks actor sehingga dapat dilihat tantangan, strategi dan peran. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan studi interpretatif. Teknik mengumpulan data adalah studi kepustakaan dengan mengumpulkan data-data sekunder yang kemudian dianalisis dengan menggunakan teori politik pembangunan menyangkut sosok tersebut. Hasil dalam penelitian ini adalah peran actor Theresa May sebagai linker atau penghubung aspirasi warga inggris yang melakukan pemungutan suara atau referendum dan menjadi jembatan menuju perubahan-perubahan dan citacita inggris yang lebih baik. Theresa may diharapkan mampu membenahi kehidupan inggris yang lebih baik sebagai Negara yang independen dan memiliki otoritas sendiri dalam segala bidang di dalam negaranya.

Kata Kunci : Brexit, Inggris, Politik, Pembangunan, Theresa May

i

Universitas Sumatera Utara NORTH SUMATERA UNIVERSITY FACULTY OF SOCIAL AND POLITICAL SCIENCE DEPARTMENT OF POLITICAL SCIENCE

FATMA RIANTI MALAY POLITICAL DEVELOPMENT OF UNITED KINGDOM IN ERA THERESA MAY (POST-BREXIT) Details of the contents of the thesis, 94 pages, 1 tables, 1 graphs, 6 books, 12 journals, 1 article, 22 the internet.

ABSTRACT This research is motivated by a referendum on Britain's escalation from the Supranational organization in Europe, the EU that caused turmoil in Britain until the prime minister david Cameron resigned and was succeeded by the second woman minister of British, Theresa May. This research will discuss the development politics conducted by Theresa May as actor builder after the release of Britain membership of uni europe. this research will dissected by using political theory of development in the context of the actor so that it can be seen challenges, strategies and roles. This research uses qualitative research type with an interpretive study approach. The technique of collecting data is literature study by collecting secondary data which then analyzed by using political theory of development concerning the figure. The results in this study are the role of actor Theresa May as a linker or connector of the aspirations of the citizens of the Britain who make a vote or referendum and a bridge to the changes and better English citacita. Theresa may be expected to improve her better Britain life as an independent State and has her own authority in all areas of her country.

Keywords: Britain, Brexit, political development, Theresa May

ii

Universitas Sumatera Utara KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Segala puji bagi Allah SWT yang senantiasa melimpahkan nikmat yang terbalaskan yaitu akal pikiran dan hati sehingga manusia dapat berpikir dan bertindak dalam ruang lingkup keimanan pada jalan - jalan yang diridhoiNya. Shalawat dan salam juga kita berikan kepada Rasulullah Muhammad SAW , kepada keluarganya, sahabat-sahabatnya, serta seluruh umatnya hingga akhir zaman.

Tiada kata selain rasa syukur yang sangat mendalam kepada Allah SWT, dengan segala drama kehidupan, rintangan dan cobaan akhirnya saya dapat menyelesaikan step terakhir dari masa-masa terbaik penuh pembelajaran kehidupan yaitu, skripsi yang berjudul Poltik Pembangunan Theresa May pasca Brexit untuk meraih gelar Sarjana Ilmu Politik.

Terimakasih pertama dan yang paling Utama kepada Kedua Orang Tua Saya,

Mohamad Irianri Purba dan Zubaidah Nasution support system yang tetap setia, percaya, dan sabar dari kejauhan menanti kabar anak sulungnya meraih gelar sarjana di perantauan. Sampai kapanpun kebaikan kalian tidak dapat terbalaskan, namun saya harap ini layaknya menjadi penyegar atas ketandusan. Semoga papa mama selalu dalam lindungan-Nya. Aamiin ya rabbal alamin.

Untuk adik-adik saya Andrie Batista Azizul Hakim, Anand Hafidz, dan Fathan

Imaad yang telah menjadi penghibur, pembeli semangat dan satu-satunya alasan agar kakak menjadi sebaik-baiknya seorang kakak. Semoga kalian tumbuh menjadi sosok yang Sholeh, cerdas, bijaksana dan lebih baik dari kakak.

iii

Universitas Sumatera Utara Penulis juga ingin memberikan ucapan terimakasih dan penghargaan yang tulus kepada semua pihak yang telah banyak berkontribusi kepada penulis selama proses perkuliahan di Departemen Ilmu Politik FISIP USU, diantaranya :

1. Bapak Prof. Runtung Sitepu. SH. MH selaku Rektor Universitas Sumatera

Utara dan seluruh staff dan jajarannya;

2. Bapak Muryanto Amin. S.Sos. M.Si. selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik;

3. Bapak Warjio, M.A. Ph.D selaku Ketua Departemen Ilmu Politik FISIP

USU dan juga selaku Pembimbing yang dengan kesabaran telah

memberikan bimbingan, pemikiran dan meluangkan waktunya selama

proses skripsi ini.

4. Bang Indra Fauzan selaku dosen pembimbing akademik yang jauh disana,

meskipun singkat namun sebuah keberuntungan memiliki dosen PA yang

memberikan kesan dan pelajaran baik selama saya menjadi mahasiswa.

5. Keluarga Besar Ilmu Politik dosen-dosen, Staff , senior dan adik-adik yang

tidak akan pernah saya lupakan karena begitu banyak memberikan asupan

ilmu, pelajaran, bantuan dan kenangan.

6. Keluarga Besar Ilmu Politik Stambuk 2014 terkhusus Desy Natalia Saragi

my Partner in Academic terimakasih telah menjadi kakak yang dengan

sabar membimbing dalam setiap drama perkuliahan, Abidzar Alghifari, Ian

Sheridan, Ichsan Bayunta, Dommy Yohandi, Hizkia Bastanta, Fikri Muda

Arifandi, Dody Anry, Andi Utama, Ahmad Fahrezy yang telah dengan rela

memberikan pertolongan dan pebelajaran dalam banyak hal. Tidak lupa

iv

Universitas Sumatera Utara pula kepada Miftahul Husna Siregar friend since day #1, begitu pula dengan

Marni, Miftahul Rahmah, Intan dan Fira yang turut serta. See you all on the

top!

7. Kepada kalian teman-teman lintas jurusan yang bertemu di Temu Ramah

Hmi komisariat FISIP USU Tiya Yulinda, Ibay Saragih, Rini Afrilia,

Hanum Reiza, dan Nuraini sempat mewarnai hari-hari di semester-semester

awal tanpa kalian... aku anti sosial. Terimakasih atas kisah kasih yang tak

terlupakannya!

8. Tak lupa untuk teman-teman lintas kampus yang luar biasa dengan segala

ceritanya Saras Hanin, Anita Dwi Putri, Rafita, Vitria, dan Merine

perempuan-perempuan dari berbagai kampus dan kalangan yang selalu

memberikan penulis inspirasi dan selalu memotivasi penulis dengan

berbagai visi-misi kehidupan masing-masing. Proud of you, girls!

Dan pihak-pihak lain yang membantu proses skripsi ini dan tak dapat disebutkan satu persatu, semoga Allah membalas kebaikan kalian semua dengan berkahnya. Demikian ucapan syukur dan terimakasih penulis kepada semuanya yang telah berkontribusi dalam penulisan Skripsi ini, penulis sadar masih banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini, tapi penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Medan, 16 Juli 2018

Fatma Rianti Malay

v

Universitas Sumatera Utara DAFTAR ISI

ABSTRAK Kata Pengantar ...... i Daftar Isi ...... iv Daftar Tabel ...... ix Daftar Diagram ...... x

BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah ...... 1 1.2 Rumusan Masalah ...... 14 1.3 Tujuan Masalah………………………………………………………...... 14 1.4 Manfaat Penelitian ...... 14 1.5 Batasan Penelitian ...... 15 1.6 Kerangka Teori...... 15 1.6.1 Politik Pembangunan ...... 16 1.7 Metode Penelitian...... 23 1.7.1 Jenis Penelitian ...... 23 1.7.2 Teknik Pengumpulan Data ...... 24 1.7.3 Teknik Analisa Data ...... 24 1.8 Sistematika Penulisan ...... 24

BAB II Gambaran Brexit dan Profil Theresa May 2.1 Brexit ...... 26 2.1.1 Eropaskeptisme ...... 31 2.1.2 Pasal 50 ...... 41 2.2 Biografi dan perjalan karir Theresa May ...... 45

1

Universitas Sumatera Utara 2.2.1 Tantangan yang dihadapi Theresa May ...... 49

BAB III Politik Pembangunan Inggris di masa Yjeresa may pasca Brexit 3.1 Gambaran cita-cita dan aktivitas politik pembangunan Theresa May ...... 59 3.2 Strategi Politik Pmebangunan Theresa may ...... 66 3.2.1 Perombakan kabinet dan pembentukan Pos Brexit di kabinet Theresa May ...... 66 3.2.2 Penuntasan proses negosiasi ...... 71 3.3 Pandangan terhadap kebijakan Theresa May ...... 81

BAB IV Penutup 4.1 Kesimpulan ...... 91

Daftar Pustaka ......

2

Universitas Sumatera Utara BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Referendum yang dilakukan Inggris pada 23 Juni 2016 merupakan sebuah efek bola salju dari dinamika hubungan sejak berpuluh tahun lalu sebelum organisasi

Uni Eropa terbentuk. Tidak hanya itu, intrik politik domestik dan persepsi negatif yang mengakar dalam masyarakat Inggris juga merupakan dua faktor yang mempengaruhi hubungan kedua belah pihak.

Bermula pada, Perang Dunia II yang berlangsung selama enam tahun (1939-

1945) merupakan periode berdarah bagi negara-negara di kawasan Eropa. Perang ini tidak hanya berdampak pada hancurnya infrastruktur, perekonomian, dan jatuhnya jutaan korban jiwa, namun lebih dari itu terdapat trauma berkepanjangan yang dirasakan oleh masyarakat Eropa secara keseluruhan. Dari permasalahan itu, negara- negara eropa berusaha membangun kembali negara mereka.

Pada sebuah pertemuan yang dihelat di Universitas Zurich pada tahun 1946,

Perdana Menteri Inggris, Winston Churchill, merupakan salah satu pihak yang mendukung adanya gagasan integrasi Uni Eropa yang ia sebut sebagai United States of Europe.1 Pada saat itu, ia menyatakan bahwa Inggris bersama-sama dengan seluruh negara persemakmurannya akan tetap terpisah dengan United States of Europe.

1 Edison, Muklis. Integrasi Menuju Eropa. CSIS. Jakarta. Hal 551

3

Universitas Sumatera Utara Inggris, Amerika Serikat, dan mungkin USSR akan menjadi ―teman dan sponsor utama dari Eropa yang baru‖.

Pada tahun 1950, Menteri Luar Negeri Perancis, Robert Schuman memaparkan sebuah skema kerjasama terkait dengan integrasi industri batu bara dan baja yang dikenal dengan Schuman Plan dan mengundang negara-negara Eropa lainnya untuk ikut berpartisipasi. Adanya penyatuan industri batu bata dan baja ini merupakan sebuah solusi untuk mencegah konflik utama antara Perancis dan Jerman yang berpotensi memunculkan perang. Singkatnya, penyatuan industri ini merupakan sebuah cara agar tidak ada satu negara pun yang memiliki kekuasaan lebih terhadap industri batu bara dan baja yang pada masa itu merupakan sumber industri alat-alat perang. Selain itu, kerjasama ini bertujuan untuk menjamin pasokan batu bara bagi industri baja Perancis hingga daerah Ruhr berada dibawah kekuasaan Jerman.

Skema ini diterima oleh Kanselir Jerman pada masa itu, Konrad Adeneur,

Belanda, Belgia, Luksemberg, dan Italia. Kerangka kerjasama ini kemudian dimanefestasikan menjadi sebuah organisasi yang menjadi cikal bakal terbentuknya

Uni Eropa pada saat ini, yakni The European Coal and Steel Community (ECSC) pada tahun 1952 dengan The Treaty of Paris sebagai perjanjian yang menjadi basis kerjasama tersebut. Inggris, di sisi lain, menolak untuk bergabung dalam skema

ECSC meskipun telah diundang. Pada tahun-tahun selanjutnya, Inggris hanya mengirim perwakilan untuk mengamati perkembangan ECSC tersebut. Menurut

Schuman, ECSC ini merupakan sebuah batu pijakan pertama yang digunakan menuju kerjasama yang lebih komprehensif dengan negara-negara Eropa di masa yang akan

4

Universitas Sumatera Utara datang. Hal ini terbukti dengan adanya harapan akan kerjasama yang lebih kompleks.

ECSC yang merupakan komunitas yang secara definisi bekerja dibawah sektor yang sangat spesifik menyebabkan adanya keinginan untuk membuka saluran kerjasama di bidang lainnya. Terbukti pada tahun 1957, Belgia, Belanda, Italia, Luxemberg, dan

Jerman Barat menandatangani Treaty of Rome yang menjadi basis pembentukan

European Economic Community (EEC) dan European Atomic Energy Community

(EURATOM). Kedua komunitas yang bertujuan untuk memperluas integrasi negara- negara anggota ke semua aspek perekonomian dan melakukan penggabungan industri energi nuklir. Negara-negara anggota kemudian memutuskan bahwa ECSC, EEC, dan

EURATOM akan diorganisasikan dalam sebuah majelis umum dan badan peradilan yang sama.2

Pada tahun 1968, untuk pertama kalinya custom union diperkenalkan dalam skema kerjasama EEC. Custom Union adalah sebuah mekanisme yang mengizinkan adanya pembebasan hambatan perdagangan berupa bea masuk dan kuota di antara negara-negara anggota serta adanya penyamaan tarif terhadap barang-barang dari luar

Eropa. Custom Union ini merupakan langkah pertama menuju pasar tunggal seperti yang ada seperti sekarang ini.

Perkembangan EEC yang kian masif menarik banyak negara untuk masuk dalam organisasi supranasional ini. Pada tahun 1973, Inggris, Denmark, dan Irlandia secara resmi masuk sebagai anggota baru yang menandai perluasan pertama organisasi ini. Di sisi lain, EEC sebagai sebuah organisasi supranasional juga

2Penelope. Kent. The Law of . 1996

5

Universitas Sumatera Utara berusaha untuk mendapatkan pengakuan dari negara-negara di luar organisasi untuk bisa menjalin kerjasama di masa yang akan datang. Amerika Serikat merupakan salah satu negara yang mengakui keberadaan EEC. Pada tahun 1972, didirikanlah

European Commission di Washington DC yang menjadi sebuah kantor perwakilan pertama yag memiliki status hukum dan diakui oleh Kongres dan Presiden Nixon pada masa itu.

Guna melakukan integrasi perekonomian yang lebih holistik, diluncurkanlah

European Monetary System (EMS) pada tahun 1979. EMS merupakan cikal bakal dari persatuan ekonomi dan moneter di antara negara-negara anggota. Sistem ini berusaha menstabilkan kurs mata uang di antara negara-negara Eropa dan menekan inflasi dan merupakan cikal bakal dari mata uang tunggal euro. Pada tahun 1985, lima negara yakni Belanda, Belgia, Jerman, Luxemberg, dan Perancis menandatangani

Schengen Agreement. Dalam perjanjian ini, lima negara tersebut sepakat untuk menghapuskan regulasi yang menghambat arus mobilisasi manusia baik di negara mereka maupun dari negara lain.3

The Single European Act (SEA) ditandatangani pada tahun 1986 dan mulai dioperasikan pada tahun 1987. SEA ini merupakan hasil penyempurnaan dari EEC

Treaty sekaligus menyempurnakan rancangan pasar tunggal.4 Maastricht Treaty kemudian ditandatangani pada tahun 1992 dan merupakan sebuah pencapaian yang signifikan dari skema organisasi supranasional ini dimana EEC secara resmi berubah

3 https://europa.eu/european-union/(diakses 3 januari 2018 17:07 wib) 4 ibid

6

Universitas Sumatera Utara menjadi Uni Eropa seperti yang dikenal seperti sekarang ini.5 Hasil utama traktat ini adalah dikukuhkannya tiga pilar Uni Eropa yakni: European Communities, Common

Foreign and Security Policy, dan Justice and Home Affairs. Parlemen Uni Eropa diberikan kuasa lebih dalam proses pengambilan keputusan serta adanya penambahan regulasi baru terkait beberapa area kerjasama.

Pada tahun 1997, Dewan Uni Eropa melakukan revisi terhadap Maastricht

Treaty dan menghasilkan perjanjian baru yang disebut sebagai The Treaty of

Amsterdam. Hasil utama yang didapat dalam perjanjian di Amsterdam ini adalah adanya pemberlakuan sanksi yang akan diberikan pada negara anggota yang terbukti melakukan pelanggaran Hak Asasi Manusia, menyediakan kerangka kerja sub unit yang dapat disahkan dengan minimal 8 negara, memberikan opsi opt-out bagi negara

Inggris dan Irlandia dalam skema Schengen Agreement, serta menjadikan isu asylum, visa, dan imigrasi sebagai kebijakan bersama (kecuali Inggris dan Irlandia).

Treaty of Nice kemudian ditandatangani pada tahun 2000 dan mulai diimplementasikan pada tahun 2003. Traktat ini membahas mengenai empat masalah institusional dalam Uni Eropa. Hasil yang didapat dalam traktat ini adalah diberlakukannya sistem qualified majority voting dalam pengambilan keputusan, membatasi jumlah anggota parlemen menjadi 732 orang, mengubah bobot suara negara-negara anggota pada tahun 2005, membatasi jumlah komisioner menjadi 1 orang untuk 1 negara, serta memberikan dorongan bagi terselenggaranya Konvensi

Masa Depan Eropa.

5 ibid

7

Universitas Sumatera Utara Sementara itu, selain adanya penyempurnaan di dalam tubuh institusi dan disepakatinya berbagai skema kerjasama, Uni Eropa juga mengalami pertambahan anggota pada tahun 2004 ketika negara-negara Eropa Timur yang disebut sebagai negara A8 (accession 8) bergabung dengan organisasi tersebut. Negara-negara tersebut terdiri atas: Estonia, Hungaria, Latvia, Lithuania, Polandia, Republik Ceko,

Slovakia dan Slovenia. Dua negara lain seperti Siprus dan Malta juga ikut bergabung.

Pada tahun 2007, Uni Eropa kembali melakukan penyempurnaan dengan menandatangani The Treaty of Lisbon yang merupakan hasil amandemen dari Treaty of The European Union (sebelumnya dikenal sebagai Maastricht Treaty) dan Treaty on the Functioning of the European Union (sebelumnya dikenal sebagai The Treaty of Rome). The Treaty of Lisbon ini berisi tentang basis konstitusional organisasi Uni

Eropa dan dilengkapi dengan pembentukan mekanisme kerja yang lebih efisien.

Selain itu, traktat ini memberikan kekuasaan lebih kepada Brussel seperti diperpanjangnya mas jabatan Dewan Uni Eropa dan adanya mekanisme pemungutan suara untuk memutuskan tindakan terkait semua kebijakan. Pada tahun yang sama pula negara Bulgaria dan Rumania ikut bergabung di Uni Eropa. Enam tahun kemudian, negara Kroasia ikut bergabung.

Sejak awal keanggotannya di Uni Eropa, Inggris dikenal sebagai negara eurosceptis yaitu negara yang kontroversial dan cenderung kritis. Inggris tercatat sebagai negara yang berulang kali mengajukan keberatan (opt out ) terhadap berbagai kebijakan Uni Eropa dan berusaha memodifikasi ataupun melakukan kompromi terhadap beberapa area kerjasama. Inggris juga merupakan negara yang

8

Universitas Sumatera Utara mengadvokasi sistem pasar tunggal dan mereformasi kebijakan Common Agricultural

Policy (CAP). Selain itu, arah kebijakan pertahanan dan luar negeri Uni Eropa sedikit banyak memakai sistem yang sesuai dengan Inggris.

Seperti yang telah dipaparkan sebelumnya, Inggris melalui Winston Churchill menolak berpartisipasi dalam ECSC. Para pelopor ECSC seperti Schuman dan

Monnet mendukung Inggris untuk masuk dalam skema kerjasama, namun mereka tidak ingin mengutamakan masuknya Inggrisnya dengan mengorbankan ataupun melakukan kompromi terhadap gagasan ambisius mereka tersebut sesuai dengan keinginan Inggris. Oleh karena itu, proses integrasi tetap berjalan meskipun tanpa kehadiran Inggris di dalamnya. Pada periode awal organisasi, Inggris hanya menjadi pengamat dalam berbagai diskusi dan negosiasi yang ada.

Namun, Inggris tidak serta merta melonggarkan pengaruhnya di Eropa begitu saja. Inggris kemudian memelopori organisasi alternatif yakni European Free Trade

Organization (EFTA). Organisasi ini didirikan pada tahun 1960 dengan negara anggota yang terdiri atas Austria, Portugal, negara-negara Skandinavia, Swiss, dan

Inggris. Negara-negara ini memiliki kesamaan, yakni sama-sama memiliki hubungan ekonomi dan budaya yang erat, merupakan anggota pakta keamanan NATO, dan cenderung netral atau menolak ide integrasi Eropa.

Pada tahun 1961 bersama-sama dengan negara Denmark dan Irlandia, Inggris mengajukan proposal untuk masuk dalam European Community dibawah pemerintahan Perdana Menteri Edward Macmillan. Empat tahun setelah

9

Universitas Sumatera Utara penandatanganan The Treaty of Rome, Inggris akhirnya mengakui bahwa ia telah meremehkan pentingnya bergabung dengan European Community. Hal itu diperlihatkan dengan fakta bahwa pertumbuhan ekonomi Inggris terkategorikan lambat bila dibandingkan dengan negara-negara anggota European Community. Inggris pada masa itu dikenal sebagai the sick man of Europe.

Keinginan bergabungnya Inggris ini diterima oleh tangan terbuka oleh negara- negara Eropa lainnya kecuali Perancis. Pada masa itu, Perancis berada dibawah kepemimpinan presidennya yang pertama yakni Charles De Gaulle. Ia memiliki beberapa kecurigaan terhadap keinginan masuknya Inggris dalam Uni Eropa yang berpotensi mengancam proses integrasi yang selama ini telah disusun dengan sedemikian rupa. Selain itu, De Gaulle menganggap bahwa kedekatan istimewa antara Inggris dan Amerika Serikat dapat membahayakan keutuhan organisasi. Oleh karena alasan-alasan tersebut, De Gaulle melakukan veto terhadap proposal keanggotaan Inggris.

Meskipun sudah di veto oleh De Gaulle, Inggris kembali mengajukan diri untuk masuk ke dalam skema Uni Eropa pada tahun 1967.6 Usaha keduanya ini pun kembali kandas karena lagi-lagi De Gaulle melakukan veto. Penantian Inggris untuk dapat berpartisipasi dalam skema Uni Eropa dapat terkabul setelah De Gaulle tidak lagi aktif dalam pentas politik dimana negosiasi untuk masuk kembali dibuka pada tahun 1969. Pada akhirnya, keinginan Inggris untuk masuk dalam EEC tercapai pada

6 ibid

10

Universitas Sumatera Utara 1 Januari tahun 1973 dibawah pemerintahan Perdana Menteri Ted Heath yang berasal dari Partai Konservatif.

Ketika Heath lengser dari jabatannya, ia digantikan oleh Harold Wilson dari

Partai Buruh yang memiliki persepsi negatif terkait dengan keikutsertaan Inggris dalam EEC. Harold Wilson yang menggantikan posisi Heath sebagai Perdana

Menteri segera mengadakan pertemuan dengan EC untuk mengajukan syarat keanggotaan tambahan. Hal ini dilakukan untuk mengatasi kontroversi mengenai status keanggotaan Inggris di ECC. Syarat keanggotaan tersebut mencakup langkah renegosiasi pada beberapa isu seperti; mengubah kebijakan pertanian EC untuk membuka kesempatan ekspor bagi anggota persemakmuran dan menerapkan kebijakan pemotongan harga pada produk agrikultur sehingga lebih terjangkau bagi masyarakat Inggris, memperoleh hak untuk menentukan kebijakan industri secara independen, dan mengubah ketentuan finansial yang telah disepakati dalam negosiasi keanggotaan sebelumnya, khususnya berkaitan dengan masalah anggaran.7

Menurut Partai Buruh, masuknya Inggris di European Communities pada masa pemerintahan Partai Konservatif terjadi dalam kondisi yang unfavorable. Sesuai dengan janji pemilunya, Partai Buruh Wilson menawarkan dua agenda: pertama, melakukan renegosiasi terkait dengan keanggotaan Inggris dan yang kedua akan menyerahkan keputusan pada masyarakat yakni dengan menyelenggarakan

7 King, Anthony. Britain Say Yes: The 1975 Referendum on the Common Market. Washington D.C: American Enterprise Institute for Public Policy Research, 1977. Hal.75-76

11

Universitas Sumatera Utara referendum. Berdasarkan hasil referendum pada tahun 1975 tersebut, masyarakat

Inggris memilih untuk tetap berada dalam EEC.

Selang tiga tahun kemudian, hubungan antara Inggris dan Uni Eropa kembali bersitegang terkait dengan adanya kontroversi anggaran. Isu ini merupakan salah satu isu terbesar dalam sejarah hubungan antara Inggris dan Uni Eropa. Pada masa itu,

Inggris sebagai negara yang baru masuk dalam skema Uni Eropa tercatat sebagai negara yang menyumbangkan anggaran terbesar meskipun terdata sebagai negara dengan peringkat ketujuh dalam sektor perekonomian. Hal ini terkait dengan anggaran Uni Eropa yang 70 persen dialokasikan pada sektor Common Agricultural

Policy (CAP), sementara Inggris merupakan negara yang struktur pertaniannya berbeda dari negara-negara Uni Eropa, akibatnya, Inggris menerima alokasi dana yang sedikit dari Uni Eropa.

Margaret Thatcher selaku perdana menteri pada masa itu kemudian meminta keadilan dengan mengajukan rancangan alokasi dana yang lebih besar untuk Inggris serta pemotongan sumbangan anggaran (rebate) pada Uni Eropa. Negosiasi tersebut kemudian berhasil dan diratifikasi pada tahun 1985. Pemotongan ini berstatus permanen dan menjadikan Inggris sebagai satu-satunya negara yang memiliki privilese tersebut. Sebagai info, negara lain seperti Austria, Belanda, Denmark,

Jerman, dan Swedia hanya diberikan pengurangan sementara terhadap kontribusi anggaran mereka di Uni Eropa.

12

Universitas Sumatera Utara Isu kontroversial selanjutnya terkait dengan krisis Exchange Rate Mechanism

(ERM) yang dikenal sebagai Black Wednesday pada tanggal 16 September 1992. Saat itu, politik domestik negara Ratu Elizabeth tersebut memanas setelah negaranya harus keluar dari Exchange Rate Mechanism setelah gagal mempertahankan nilai poundsterling di atas ambang batas standar ERM.8 Krisis ini merupakan salah satu pemicu ketidakikutsertaan Inggris dalam zona euro beberapa tahun kemudian. Pada tahun yang sama ketika Maastricht Treaty disahkan, Inggris tidak serta merta melakukan ratifikasi terhadap traktat tersebut dikarenakan adanya perdebatan sengit antara antar pemerintah, dan anggota parlemen yang berasal dari Partai Buruh dan

Liberal Demokrat pada masa itu.

Ketika Schengen Agreement yang merupakan mekanisme simplifikasi mobilisasi manusia diterapkan pada tahun 1999, Inggris kembali mengajukan opt out dengan alasan ingin mengatur dan menjaga perbatasannya sendiri. Selain itu, Inggris juga memakai opsi opt out pada beberapa kriteria dalam Charter of Fundamental

Rights dalam The Treaty of Lisbon yang dikhawatirkan akan mengubah hukum domestik Inggris terkait dengan regulasi buruh. Inggris sebagai negara yang paling banyak mengajukan opt out secara jelas memperlihatkan bahwa negara tersebut tidak memiliki komitmen secara penuh dalam menjalankan seluruh mekanisme Uni Eropa.

Pada tahun 2001, ketika Perdana Menteri Tony Blair berencana memperkenalkan euro pada publik, Inggris kembali mengambil opsi opt-out terkait dengan kewajiban implementasi mata uang tunggal seperti yang tercantum dalam

8 Black Wednesday. //bbc.co.uk// diakses 3 januari 2018

13

Universitas Sumatera Utara Maastricht Treaty tahun 1992. Wacana pengadopsian euro ini menerima kecaman yang sangat keras dari berbagai pihak dalam ruang lingkup pemerintahan. Banyak pihak yang menyatakan bahwa keputusan ini sangat disayangkan mengingat zona euro adalah ciri dan kebijakan paling fundamental dalam sejarah berdirinya Uni

Eropa.

Sepuluh tahun kemudian, ketika seluruh negara anggota bernegosiasi menyusun perjanjian baru terkait dengan penyelamatan zona euro dari krisis, Perdana

Menteri David Cameron melakukan veto secara sepihak terhadap perjanjian tersebut.

Veto ini menyebabkan negara anggota lainnya harus bekerja keras dalam mengatasi krisis tersebut. Menteri Luar Negeri William Hague mengatakan bahwa perjanjian tersebut dapat memberikan kuasa yang lebih besar lagi bagi Brusel dan akan mengancam kedaulatan negara.

Banyaknya dinamika yang terjadi antara Inggris dan Uni Eropa ditambah dengan pergolakan politik domestik di Inggris kemudian menyebabkan David

Cameron memberikan tawaran referendum pada tahun 2013. Tiga tahun kemudian, pada tanggal 23 Juni 2016, Inggris melaksanakan referendum yang hasilnya mengakhiri hubungan selama 43 tahun dengan Uni Eropa. Rakyat Inggris memilih untuk menarik diri dari Uni Eropa dengan perbandingan 52 persen yang memilih keluar dan 48 persen untuk memilih tetap di dalam referendum. Pasal 50 dari

Perjanjian di Uni Eropa menetapkan prosedur yang harus diikuti jika Negara Anggota

14

Universitas Sumatera Utara memutuskan untuk meninggalkan Uni Eropa. Inggris tetap menjadi Negara Anggota

UE sampai negosiasi mengenai persyaratan keluar selesai.9

Setelah referendum diajukan, David Cameron mengundurkan diri bulan Juni

2016. Theresa May mengumumkan pencalonan dirinya sebagai ketua Partai

Konservatif dan langsung melesat ke posisi pertama. Ia memenangi pemilihan putaran pertama yang melibatkan anggota parlemen pada tanggal 5 Juli, lalu memenangi putaran kedua dengan 199 suara. Ia bersaing melawan Andrea Leadsom dalam pemilihan yang melibatkan anggota Partai Konservatif. Pengunduran Leadsom pada tanggal 11 Juli otomatis mengangkat May sebagai ketua partai pada hari yang sama.10 Ia diangkat sebagai Perdana Menteri dua hari kemudian. May adalah perempuan kedua yang menjabat Perdana Menteri Britania Raya setelah Margaret

Thatcher.

Theresa May tidak membutuhkan proses berliku untuk menapaki jabatan perdana menteri. Dalam pemilihan ketua partai Konservatif–yang secara otomatis akan terpilih sebagai perdana menteri dalam sistem parlementer Inggris— ia berhasil meraih kursi ketua setelah kandidat lain yang tersisa, Menteri Energi Andrea

Leadsom, mengundurkan diri. Sebelumnya, kandidat-kandidat kuat ketua partai

Konservatif lain seperti Michael Gove dan Liam Fox tersisih di pemilihan tahap pertama. Kandidat lainnya, Stephen Crabb, memilih untuk mengundurkan diri.

9 https://europa.eu/european-union/(diakses 3 januari 2018 20:20 wib) 10https://www.theguardian.com/politics/2016/jul/07/theresa-May-andrea-leadsom-tory-leader-prime- minister (diakses 29 desember 2017 pukul 07:18 wib)

15

Universitas Sumatera Utara Di sisi lain, ada satu faktor menjadi pembeda antara keduanya: May harus menghadapi kenyataan bahwa Inggris telah menjadi paria di Uni Eropa akibat Brexit.

Pada saat Thatcher memerintah, Inggris merupakan salah satu negara paling berpengaruh di Eropa. Sementara itu, May dihadapkan pada situasi di Inggris yang penuh gejolak pasca Brexit. Belum lagi May harus memenuhi pasal 50. Lalu, Theresa

May juga harus menghadapi tugas yang sangat berat: menyatukan negara yang terbelah akibat Brexit.

1.2. Rumusan Masalah

Berangkat dari pemaparan diatas, tidak dapat dielakan Theresa May yang

menjabat sebagai Perdana Menteri sekaligus ketua umum Partai Konservatif akan

dihadapkan terhadap berbagai permasalahan di berbagai bidang, maka yang

menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana strategi Theresa

May (aktor) membawa Inggris kembali ‗bangkit‘ pasca Brexit dengan segala

aktivitasnya.

1.3. Tujuan penelitian

Adapun tujuan dari penelitian mengenai politik pembangunan Inggris

dibawah pemerintahan Theresa May pasca Brexit ini yaitu, mengetahui apa saja

langkah yang di ambil Theresa May dalam menyelesaikan dampak-dampak yang

ditimbulkan dari keluarnya Inggris.

1.4. Manfaat penelitian

Penelitian ini diharapkan dapa memberikan manfaat, antara lain :

16

Universitas Sumatera Utara a. Secara akademis, penelitian ini diharapkan mampu menambah refereni

dan khasanah pengetahuan di Departemen Ilmu Politik Universitas

Sumatera Utara tentang Politik Pembangunan Inggris dibawah

pemerintahan Theresa May pasca Brexit.

b. Secara praktis, penelitian ini diharapkan mampu memberikan contoh

kesosokan yang baik bagi para pembacanya.

1.5. Batasan masalah

Batasan masalah dibuat agar lebih memfokuskan permasalahan penelitian ini

agar tidak memperlebar pembahasan serta pengkajian dalam penelitian. Adapun

batasan masalah dalam penelitian ini adalah :

a. Penelitian ini akan mengkaji keluarnya Inggris dari Organisasi

supranasional Eropa yaitu Uni Eropa.

b. Penelitian ini akan mengkaji bagaimana dan langkah apa saja yang

diambil Theresa May dalam membenahi Inggris kembali.

c. Penelitian ini hanya akan mengkaji politik pembangunan Inggris dari

referendum hingga sekarang (2017)

1.6. Kerangka Teori

Pada kerangka teori penulis hanya menggunakan satu teori yaitu:

1.6.1. Politik pembangunan

Berbicara tentang politik pembangunan tentu akan berangkat dari pembahasan

tentang politik dan pembangunan terlebih dahulu. Politik dan pembangunan

merupakan suatu entitas yang memiliki hubungan. Secara etimologi, Politik

berasal dari bahasa Yunani yaitu polis yang berarti kota atau negara kota. Kata ini

17

Universitas Sumatera Utara berpengaruh ke wilayah Romawi sehingga bangsa Romawi memiliki istilah ars

politica yang berarti kemahiran tentang masalah masalah kenegaraan. Politik pun

dikenal dalam bahasa Arab dengan kata siyasah yang berarti mengurus

kepentingan seseorang. Pengarang kamus al Muhith mengatakan bahwa sustu ar-

ra‘iyata siyasatan berarti saya memerintahnya dan melarangnya.

Menurut Aristoteles, politik adalah usaha yang ditempuh warga negara untuk

mewujudkan kebaikan bersama. Dalam karyanya Politics:The Athenian

Constitution, manusia tidak lepas dari kehidupan berpolitik dalam sehari-harinya

maka anusia sebagai zoon politicon, makhluk berpolitik. Di lain sisi, aristoteles

menganlogikan negara sebagai organ tubuh. Negara lahir, dalam bentuknya yang

sederhana (primitif), kemudian berkembang menjadi kuat dan dewasa, setelah itu

hancur, tenggelam dalam sejarah. Komponen-komponen negara adalah desa-desa

yang terdiri dari unit-unit keluarga. Keluarga adalah unit persekutuan terendah

dan yang tertinggi adalah negara. Formasi negara terjadi dalam prose

perkembangan persekutuan hidup sesuai dengan kodratnya. Negara terbentuk

karena adanya manusia yang saling membutuhkan. Manusia bukanlah makhluk

yang bisa hidup tanpa manusia lain. Itu sebabnya dalam kehidupan

kemasyarakatan dan negara akan selalu terjadi hubungan saling ketergantungan

antara individu dalam masyarakat. Bila negara bersifat organis maka semua warga

negara berkewajiban memiliki tanggungjawab memelihara persatuan dan

kesatuan serta keutuhan negara dan memelihara keamanan.11

11 Suhelmi. Ahmad. Pemikiran Politik Barat. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. 2001.

18

Universitas Sumatera Utara Politik memiliki banyak definisi tergantung sudut pandang si pembuat

definisi. Miriam Budiardjo mendefinisikan politik sebagai berbagai macam

kegiatan yang terjadi di suatu negara, yang menyangkut proses menentukan

tujuan dan bagimana cara mencapai tujuan itu. Sementara itu, Hoogerwerf,

mendefinisikan politik sebagai pertarungan kekuasaan. Hans Morgenthau juga

mendefinisikan politik sebagai usaha mencari kekuasaan (struggle power).

Sementara David Easton mengartikan politik sebagai semua aktivitas yang

mempengaruhi kebijaksanaan dan cara bagaimana kebijaksanaan itu

dilaksanakan.

Mengikuti Miriam Budiardjo, sesungguhnya politik itu memiliki beberapa

konsep pokok. Beberapa konsep pokok politik tersebut adalah: politik berkaitan

dengan negara (state), kekuasaan (power), pengambilan keputusan (decision

making), kebijaksanaan umum (public policy), pembagian (distribution) dan

alokasi (alocation).12 Roger F. Soltou mengatakan ilmu politik adalah ilmu yang

mempelajari negara, tujuan negara dan lembaga-lembaga yang akan

melaksanakan tujuan itu, hubungan antara negara dengan warganegara, hubungan

antara negara dengan negara lain.

Dari berbagai pengertian politik baik dari etimologis maupun terminologis

dapat ditarik pengertian bahwa politik adalah usaha yang ditempuh demi kebaikan

bersama. Teori politik merupakan kajian mengenai konsep penentuan tujuan

politik, bagaimana mencapai tujuan tersebut dan segala konsekuensinya. Bahasan

dalam teori politik antara lain adalah filsafat politik, konsep tentang sistem

12 Mirriam Budiardjo, ―Dasar-Dasar Ilmu Politik‖. Jakarta : Gramedia. 2008

19

Universitas Sumatera Utara politik, negara, masyarakat, kedaulatan, kekuasaan, legitimasi, lembaga negara,

perubahan sosial, pembangunan politik, perbandingan politik, dsb.

Sedangkan pembangunan dapat diartikan sebagai suatu usaha atau rangkaian

usaha pertumbuhan dan perubahan yang berencana dan dilakukan secara sadar

oleh suatu bangsa, negara dan pemerintah, menuju modernitas dalam rangka

pembinaan bangsa ( nation building ). Pengertian pembangunan harus dilihat

secara dinamis, bukan dilihat sebagai konsep statis yang selama ini sering kita

anggap sebagai suatu kesalahan yang wajar. Pembangunan pada dasarnya adalah

suatu orientasi dan kegiatan usaha yang tanpa akhir. ‖Development is not a static

concept. It is continuously changing―, artinya juga bisa dikatakan bahwa

pembangunan itu sebagai ―never ending goal‖. Proses pembangunan sebenarnya

adalah merupakan suatu perubahan sosial budaya. Pembangunan supaya menjadi

suatu proses yang dapat bergerak maju atas kekuatan sendiri (self sustaining

proces) tergantung kepada manusia dan struktur sosialnya. Jadi bukan hanya yang

dikonsepsikan sebagai usaha pemerintah belaka. Pembangunan tergantung dari

suatu ―innerwill‖, dan proses emansipasi diri, dan suatu partisipasi kreatif dalam

proses pembangunan hanya menjadi mungkin karena proses pendewasaan.13

Sebagai suatu proses, pembangunan dibentuk berdasarkan struktur yang satu

dengan yang lain saling terkait dan mempengaruhi. Struktur proses pembangunan

dimulai dari tahap input, implementasi output, outcome, benefit, dan impact.

Indikator input adalah indikator-indikator mengenai kapasitas dari sumber daya

13 Nawawi, Ismail. Pembangunan dan Problema Masyarakat: Kajian, Konsep, Model, Teori, dari Aspek Ekonomi dan Sosiologi. Surabaya: Putra Media Nusantara. 2009

20

Universitas Sumatera Utara pembangunan, baik yang mendasar maupun antara. Indikator implementasi adalah segala besaran yang menunjukan upaya yang dilakukan dalam rangka mengolah masukan menjadi keluaran. Indikator proses menggambarkan perkembangan atau aktivitas yang terjadi atau dilakukan selama pelaksanaan kegiatan berlangsung.

Khususnya dalam proses mengolah masukan menjadi keluaran. Indikator pengeluaran (output) adalah sesuatu yang diharapkan langsung dicapai dari suatu kegiatan implementasi pembangunan baik berupa fisik maupun nonfisik.

Indikator keluaran umumnya berupa keragaman-keragaman hasil produksi.

Indikator hasil (outcome) adalah segala sesuatu yang mencerminkan berfungsinya keluaran kegiatan pada jangka menengah (efek langsung). Indikator manfaat

(benefit) adalah sesuatu yang terkait dengan tujuan akhir dari pelaksanaan kegiatan. Indikator dampak (impact) adalah pengaruh yang ditimbulkan baik positif maupun negatif yang bukan merupakan tujuan pendek, menengah, pajang.

Masing-masing pencapaian pada output, outcome, dan impact dapat mempengaruhi kembali pada faktor input.

Berdasarkan pada indikator dari proses pembangunan ini, pembangunan adalah suatu proses yang kadang kala kinerja pembangunan tetap perlu dievaluasi meskipun prosesnya masih pada tahap dini atau belum memperlihatkan hasil.

Literatur nasionalisme biasanya menginterpretasikan pembangunan sebagai sebuah proses perubahan dan pertumbuhan yang meningkat secara perlahan dan tidak serempak. Pembangunan yang meningkat secara perlahan menyiratkan kemajuan linear pada tahap tradisional menuju modern dan perkembangan yang

21

Universitas Sumatera Utara tidak serempak melibatkan serangkaian perubahan konpleks yang laju

pertumbuhan sektor demi sektor di masyarakat.14

Pengertian pembangunan memang sering kali dikaitkan hanya dengan

persoalan ekonomi. Artinya pembangunan itu sendiri adalah proses yang akan

berujung pada perbaikan atau peningkatan ekonomi. Modernitas dianggap

menjadi titik akhir tujuan dari sebuah pembangunan. Di Dunia Ketiga,

pembangunan dipahami sebagai peningkatan taraf hidup. Pembangunan juga

dipahami sebagai sarana memperkuat negara, terutama melalui proses

industrialisasi yang mengikuti pola yang beragam dari satu negara ke negara

lainnya.15 Pembangunan dan apa yang dicapai terkait erat dengan siapa dan

kelompok mana yang berperan dalam mencapai tujuan itu. Makna pembangunan

yang hanya berorientai pada ekonomi saja justru menyempitkan eksistensi

pembangunan itu sendiri. Maka tidak heran jika banyak studi mengenai

pembangunan dimana peran pemerintah menjadi subjek utama pembangunan

seperti, memperlakukan rakyat sebagai objek, resipent atau peneria, klien, atau

bahkan partisipasi pembangunan.16

Dari pemaparan diatas menjelaskan bahwa pembangunan sangat erat

kaitannya dengan proses dan kepentingan politik lembaga-lembaga internasional

ataupun kepentingan negara. Pembangunan juga merupakan hasil dari proses

ataupun kepentingan elite politik pemerintah ataupun kelompok kepentingan

dalam suatu negara. Kenyataan ini menegaskan bahwa berdasasrkan pada

14 Warjio. Politik Pembangunan: paradoks. Teori. Aktor. Ideologi. Jakarta: Kencana. 2016 15 Ibid. 16 Ibid.

22

Universitas Sumatera Utara penjelasan diatas, pembangunan dan politik memiliki hubungan studi dan pemahaman.

Bicara tentang pembangunan, bicara tentang perubahan. Dalam bukunya

Warjio mengatakan perubahan-perubahan yang ingin dicapai berdasarkan proses- proses politik inilah yang disebut dengan ―motif politik pembangunan‖. setidaknya ada dua komponen pemdorong perubahan. Pertama, perubahan- perubahan yang bersifat otonom karena masyarakat menginginkan adanya pergeseran ke arah kondisi sosial atau taraf hidup yang lebih maju. Dengan kata lain, perubahan ini terjadi karena rakyat memang mengkhendakinya sebagai naluri yang wajar untuk mencapai derajat, kemakmuran, keadilan dan kesejahteraan yang lebih tinggi. Kedua, berasal dari para pemimpin negara, politisi, birokrat teknokrat intelektual, atau birokrat yang menghendaki perubahan masyarakat ke arah kemajuan sesuai dengan yang mereka pahami dan cita- citakan. Hal tersebut ditelaah oleh Wahyudi Kumorotomo (2014:115) dalam konteks negara berkembang. Di dalam kasus Inggris yang notabene bukanlah negara berkembang namun referendum yang dilakukan dapat dikatakan sebagai kehendak warga negara menuju perubahan yang lebih makmur, adil, dan sejahtera.

Politik pembangunan sebagai paradigma baru menyiratkan bahwa politik mempengaruhi pembangunan atau dalam artian politik menentukan pembangunan dan bukan sebaliknya. Artinya bagaimana pembangunan itu dijalankan dan hasil- hasilnya, sangat tergantung bagaimana ―politik pembangunan‖ itu dijalankan.

Berarti, dalam menjalankan dan mencapai pembangunan itu sendiri diperlukannya

23

Universitas Sumatera Utara hegemoni kekuasaan–sebagai bagian dari politik. Politik yang sangat sarat akan kekuasaan, maka kekuasaanlah yang menggerakkan bagaimana pembangunan dijalankan. Tak terkecuali aktor-aktor yang berada didalamnya.

Aktor politik pembangunan telah menjadi perhatian serius dalam analisis pembangunan. (long, 2001; Maxfield & Scheneider, 1997). Aktor-aktor politik pembangunan yang menjadi bagian penting dari proses-proses politik pembangunan dalam rangka menuju perubahan-perubahan yang diinginkan yang

Warjio katakan dalam bukunya sebagai ―motif politik pembangunan‖. Aktor politik pembangunan bukanlah benda mati dan tidak tunggal. Akan tetapi, mereka hidup dalam satu sistem politik. Mereka memiliki ide, pengaruh, dan dalam taraf ataupun tahap tertentu memiliki jejaring ataupun membangun jaringan sesama mereka. Mereka hadir dalam lingkungan tradisional, nasional, regional, maupun internasional dengan segala fungsinya.

Memahami aktor politik pembangunan berarti harus mengetahui fungsi dan perannya. Beberapa literatur menyebutkan bahwa aktor politik pembangunan memiliki funsi dan peran yang sangat spesifik. Menurut Roger dan Shoemaker

(nasution, 1998: 128-129) aktor politik pembangunan berfungsi sebagai mata rantai komunikasi (penghubung) antar dua simstem sosial; yaitu menghubungkan antara suatu sistem sosial yang menjadi klien dalam usaha tersebut. Adapun menurut Havlok (Nasution, 1998) peran aktor pembangunan adalah sebagai

24

Universitas Sumatera Utara katalisator (menggerakkan masyarakat untuk mau melakukan perubahan /

pembangunan), sebagai pemecah masalah, dan sebagai penghubung (linker).17

Beberapa ahli seperti Warjio, Budi Winarno, dan Moeljarto menjelaskan

politik pembangunan merupakan cara, arah, untuk mencapai tujuan (dasar)

pembangunan. Pandangan lain oleh Zulfi Syarif Koto (2011) sebagai suatu cara

atau strategi atau dasar dan model yang dipilih pemerintah dalam melakukan

perubahan sosial ke arah yang lebih baik berasaskan nilai-nilai yang dianut suatu

negara tertentu dan pada waktu tertentu (time specific). Dari pengertian seperti ini

politik pembangunan merupakan politica choice dan di dalamnya terkandung

strategi. Political Choice terhadap beberapa alternatif, menjangkau mulai dari

persoalan asas yaitu epistemologi maupun ontologi.18

Politik pembangunan sebagai alat analisis dalam masalah ini, bukan saja

menganalisis latar belakang pembangunan tetapi juga proses-proses yang terjadi

dari sebuah pembangunan; ide atau paham apa yang dikembangkan dalam

pembangunan. lebih luas lagi politik pembangunan terkait dengan pertanyaan;

siapa yang terlibat dalam pembangunan, apakah individu, kelompok, atau negara

dan internasional, ingin mendapatkan sesuatu apa dari pembangunan dengan cara-

cara atau strategi tertentu.

1.7. Metodologi penelitian

1.7.1. Jenis penelitian

17 Ibid 18 Ibid

25

Universitas Sumatera Utara Penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Metode deskriptif dapat

diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah dengan menggambarkan

keadaan objek penelitian berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau

sebagaimana adanya.19 Metode deskriptif memusarkan perhatian pada

penemuan fakta-fakta sebagaimana keadaan sebenernya. Karena itu dalam

metode deskriptif, peneliti mengembangkan konsep dan menghimpun fakta,

tetapi tidak melakukan hipotesa.20

1.7.2. Teknik pengumpulan data

Penulis akan melakukan penelitian kepustakaan (Library Research)

antara lain dengan mengumpulkan data dari buku, jurnal, dokumen,

website, dan berbagai sumber lain yang berhubungan dengan penelitian

yang penulis lakukan.

1.7.3. Teknik analisis data

Teknik analisis data yang penulis gunakan dalam penelitian ini

adalah kualitatif. Metode kualitatif dapa didefinisikan sebagai

prosedur peneltian yang menghasilkan data deskriptif. Data deskriptif

ini dapat berupa ucapan atau tulisan data perilaku yang diamati orang-

orang.21

1.8. Sistematika penulisan

Sistematika penulisan merupakan penjabaran rencana penulisan untuk lebih

memperjelas arah dalam penulisan karya ilmiah. Agar mendapatkan gambaran

19 Hadad Nawawi, penelitian terapan, (Yogyakarta: Gadjah Mada Press, 1994), hal 73 20 Masri Singarimbun, Metode Penelitian Survai ((Jakarta: LP3ES, 2011), hal 4 21 Arief. Farchan, Metode Penelitian Kualitatif, (Surabaya: usaha Nasional, 1992), hal 21

26

Universitas Sumatera Utara yang jelas dan terperinci, maka penulis membagi kedalam 4 (empat) bab. Adapun sistematika penulisan skripsi adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Bab I terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat

penelitian, batasan penelitian, tinjauan pustaka, kerangka teori, metodologi

penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

Bab II akan mendeskripsikan brexit serta ikut menyertakan penjelasan tentang

pasal 50 pada traktat lisbon Uni Eropa. Tak luput pula menyajikan biografi

lengkap perdana menteri Theresa May.

BAB III PEMBAHASAN

Bab III akan menyajikan hasil penelitian mengenai Politik Pembangunan Inggris

dibawah Pemerintahan Theresa May.

BAB IV PENUTUP

Bab IV ini berisikan tentang kesimpulan dan saran yang diperoleh dari penelitian yang telah dilakukan.

27

Universitas Sumatera Utara BAB II

GAMBARAN BREXIT DAN PROFIL THERESA MAY

2.1. Brexit

Brexit merupakan gabungan dari Britain dan exit (ke luar) istilah yang digunakan untuk Inggris yang akan keluar dari Uni Eropa. Singkatan seperti ini sebelumnya digunakan ketika Yunani pernah merencanakan ke luar dari penggunaan mata uang Euro, yaitu Grexit dari Greek dan exit. Belum pernah ada negara berdaulat anggota Uni Eropa yang pernah keluar. Namun Greenland salah satu 'wilayah luar'

Denmark yang menggelar referendum tahun 1982 setelah mendapat otonomi pemerintahan sendiri dengan hasil 52% keluar dan 48% bergabung dengan UE, yang kemudian terwujud setelah rangkaian perundingan.22

Istilah Hard Brexit dan Soft Brexit adalah istilah tidak resmi yang banyak digunakan oleh media massa dalam menggambarkan kemungkinan hasil negosiasi penarikan diri Britania Raya dari Uni Eropa. Istilah ini sendiri tidak memiliki arti yang tegas dalam menggambarkan Brexit, dan dapat pula memiliki arti yang berbeda- beda bagi tiap orang, namun pada umumnya istilah ini merujuk pada kedekatan hubungan Britania Raya dengan Uni Eropa paska Brexit nantinya. Diambil dari

British Broadcasting Corporation (BBC), Hard (keras) Brexit, merupakan istilah yang menggambarkan kegagalan negosiasi dan tidak adanya kesepakatan antara

Britania Raya dan Uni Eropa ketika Britania Raya resmi keluar nantinya, hal ini dapat

22 https://en.wikipedia.org/wiki/Brexit. diakses puku 19.00wib tanggal 03 Maret 2018

28

Universitas Sumatera Utara menjadikan pola perdagangan Britania Raya dengan Uni Eropa seperti layaknya negara yang bukan anggota Uni Eropa lainnya, yang mana hanya berlindung dibawah aturan Organisasi Perdagangan Dunia, tetapi juga dengan tanpa mewajibkan Britania

Raya untuk menerima pendatang dari Uni Eropa secara bebas seperti yang terjadi saat ini. Sedangkan Soft (lunak) Brexit, berarti meskipun Britania Raya keluar dari Uni

Eropa, tetap Britania Raya masih diberi kesempatan untuk tetap mempertahankan keanggotaannya dalam pasar tunggal Uni Eropa untuk penyediaan barang dan jasa layanan, dan dengan setidaknya beberapa kelonggaran kebebasan bergerak orang- orang, sesuai dengan aturan Area Ekonomi Eropa.

Proses keluar dari UE dimulai setelah referendum bulan Juni 2016 menghendaki keluarnya Britania Raya dari UE. Bulan Oktober 2016, Perdana

Menteri Britania Raya, Theresa May, mengumumkan bahwa Pasal 50 akan diberlakukan pada "kuartal pertama 2017". Putusan Pengadilan Tinggi Inggris dan

Wales tanggal 2 November 2016 yang diperkuat di tingkat banding oleh Mahkamah

Agung Britania Raya tanggal 24 Januari 2017 menetapkan bahwa proses ini tidak bisa dilakukan secara sepihak oleh pemerintah (lewat kekuasaan prerogatif kerajaan) dan harus melalui undang-undang yang disahkan Parlemen. Karena itu, Undang-

Undang (Pemberitahuan Pencabutan Keanggotaan) Uni Eropa 2017 disahkan agar

Perdana Menteri memiliki kekuasaan untuk memberlakukan Pasal 50. Perdana

Menteri Theresa May mengatakan ingin memulai prosesnya pada akhir Maret 2017, yang berarti Inggris diperkirakan keluar dari UE pada musim panas 2019, walau masih tergantung pada kerangka waktu yang disepakati dalam perundingan. Namun

29

Universitas Sumatera Utara sebenarnya tidak ada yang tahu persis bagaimana mekanismenya karena Pasal 50 belum pernah digunakan.

Langkah ini seusai dengan hasil referendum yang berlangsung Kamis 23 Juni

2016 untuk memutuskan Inggris Raya keluar atau tetap berada dalam Uni Eropa.

Suara yang memilih keluar menang dengan 52% dibanding 48% suara tetap dalam

Uni Eropa. Tingkat partisipasi pemilih mencapai 71,8% dengan lebih dari 30 juta pemilih memberikan suara. Inggris memilih Brexit dengan suara 53,4% dibanding

46,%, juga Wales sebanyak 52,5% ke luar dan 47% tetap. Namun Skotlandia yang pernah melakukan referendum keluar dari Inggris Raya tapi hasilnya tetap bergabung memilih tetap masuk Uni Eropa dengan suara 62% tetap dan ke luar 38%, sedangkan di Irlandia Utara sebanyak 55,8% tetap di UE dan 44% ke luar.

(electoralcommission.org.)

Para pemilih yang lebih tua dan kurang berpendidikan lebih cenderung memilih untuk 'keluar‘. Sebagian besar pemilih kulit putih menginginkan untuk

'keluar', tetapi hanya 33 persen pemilih dari Asia dan 27 persen pemilih kulit hitam yang memilih untuk 'keluar'. Tidak ada perbedaan khusus secara gender dalam pemungutan suara ini, dengan 52 persen laki-laki dan perempuan memilih untuk

'keluar'. Hal yang menarik adalah, meskipun Brexit tidak pernah menerima banyak dukungan dari para pemimpin politik liberal atau sayap kiri, yang mana menjadikan

Uni Eropa menerima dukungan dari seluruh spektrum politik. Pemilih yang memilih untuk meninggalkan Uni Eropa sangat erat dengan mereka yang memegang

30

Universitas Sumatera Utara keyakinan politik sosial konservatif, menentang kosmopolitanisme, dan merasa kehidupan di Britania Raya menjadi lebih buruk ketimbang lebih baik.

Beberapa faktor yang mempengaruhi warga Inggris untuk memilih kelur dari eropa yaitu pertama, pendidikan dan umur adalah faktor demografis utama dalam memprediksi pola pemilih, kedua, tingkat kemampuan ekonomi yang rendah dari seorang individu atau suatu wilayah memiliki kecenderungan untuk lebih memilih

'keluar', ketiga, mereka yang mendukung untuk 'keluar' kebanyakan adalah mereka yang menunjukkan diri mereka sebagai penentang imigran, dan bukan mereka yang secara langsung bersinggungan dengan imigran dalam kehidupan sehari-hari mereka.

Pada tabel 2.1 terdapat rincian jumlah voters yang lebih banyak memilih meninggalkan Uni Eropa karena merasakan hal yang merugikan. Pada bab sebelumnya pula terdapat gambaran ringkas dinamika Inggris semasa bergabungnya dalam Uni Eropa namun Inggris merupakan stakeholder kuat di uni eropa dan memiliki hak-hak khusus dalam engambilan keputusan.

Di era 1970-an dan 1980-an, wacana untuk mengundurkan diri dari

Komunitas Eropa utamanya banyak digalang oleh anggota dan tokoh-tokoh dari

Partai Buruh dan Serikat Buruh. Mulai era 1990-an, pendukung kuat dari wacana ini adalah United Kingdom Independence Party (Partai Kemerdekaan Britania Raya) dan anggota-anggota dari Partai Konservatif yang memiliki pandangan "Eurosceptic".

31

Universitas Sumatera Utara Tabel 2.1

Diagram 2.1

32

Universitas Sumatera Utara 2.1.1 Eropaskeptisme (Eurosceptism)

Euroskeptisisme, juga dikenal sebagai Skeptisisme Uni Eropa, (dari

kata Yunani scepsis yang artinya meragukan) berarti kritik terhadap Uni

Eropa. Beberapa pengamat, lebih memilih untuk memahami oposisi dan

total penolakan dari Uni Eropa (keanti-Unieropaan) sebagai

'Euroskeptisisme'. Secara tradisional, sumber utama Euroskeptisisme

telah menjadi gagasan bahwa integrasi melemahkan negara kebangsaan,

dan keinginan untuk memperlambat, menghentikan atau membalikkan

integrasi dalam Uni Eropa. Pandangan lain sering diciptakan oleh para

Euroskeptik mencakup persepsi defisit demokrasi di Uni Eropa atau

keyakinan bahwa Uni Eropa terlalu birokratik. Namun disisi lain

Euroskeptisisme tidak sama dengan keanti-Eropa-an yang mengacu pada

penolakan dari budaya Eropa dan Europanisasi, dan perasaan, pendapat

dan diskriminasi terhadap kelompok etnis Eropa.

Sebuah jajak pendapat Eurobarometer dari warga negara Uni Eropa

pada tahun 2009 menunjukkan bahwa dukungan untuk keanggotaan Uni

Eropa terendah terjadi di Latvia, Britania Raya, dan Hongaria.23 Pada

tahun 2016, dengan melihat negara-negara Uni Eropa yang paling tidak

baik, yaitu Yunani, Perancis, Spanyol dan Britania Raya. Euroskeptisisme

ditemukan dalam partai politik di seluruh spektrum politik; namun,

23 "Standard Eurobarometer 71 (fieldwork June–July 2009)" (PDF). European Commission. September 2009. hlm. 91–3. Diakses tanggal 26 april 2018.

33

Universitas Sumatera Utara kenaikan partai populis sayap kanan di Eropa sangat terkait dengan kenaikan Euroskeptisisme di benua tersebut.

Tidak seperti negara eropa lainnya, inggris memiliki sejarah eropaskeptis yang panjang dan mengakar. Sebagaaimana yang telah dirangkum Winston Churchill ―we are with them but not of them‖. Para eropaskeptis juga ikut andil dalam referendum lalu dan bukan terus hanya memilih ―keluar‖ selain itu para eropaskeptis juga memiliki perhitungan besar dalam keputusan mata uang tunggal Eropa dan Area Schengen.

Salah satu alasan yang menyebabkan Cameron mengeluarkan janji politiknya adalah untuk membendung tekanan pergerakan euroskeptis yang semakin massif serta untuk mencegah bangkitnya dukungan masyarakat terhadap partai UKIP (United Kingdom Independence Party) yang selama ini memperjuangkan penarikan diri Inggris dari Uni Eropa.

Euroskeptisme merupakan sebuah paham yang menginginkan pemutusan hubungan dengan Uni Eropa atau dapat diartikan sebagai oposisi dalam proses integrasi politik Eropa. Partai politik yang berpandangan euroskeptis biasanya cenderung memperhatikan masalah- masalah seputar populasi dan imigran. Dalam hal ini, partai UKIP merupakan partai berpandangan euroskeptis yang memiliki pendukung cukup besar di Inggris. Para pendukung partai ini selalu mengkritisi keberadaan imigran yang dianggap tidak berguna bagi kemajuan

34

Universitas Sumatera Utara Inggris.(www.britannica.com). Paham euroskeptisme terus berkembang di Inggris sebagai salah satu pilihan alternatif bagi masyarakat yang kecewa terhadap kebijakan UE. Pada mulanya paham ini hanya memiliki sedikit dukungan, namun seiring perkembangannya jumlah dukungan terus meningkat setiap tahunnya. Berdasarkan data yang dihimpun oleh

British social attitudes menunjukkan bahwa pada tahun 1990-an hingga tahun 2000 suara anti Eropa masih cenderung stabil, namun memasuki tahun 2006 hingga 2012 suara mereka meningkat tajam dari 15% menjadi

30%.

Mereka yang saat ini berencana memilih untuk meninggalkan UE dimotivasi oleh ketidakpuasan mereka tentang bagaimana demokrasi bekerja di UE, dan juga keprihatinan kuat mereka mengenai imigrasi dan dampak yang dirasakannya terhadap ekonomi, budaya dan kesejahteraan negara.

Dalam kasus Inggris, kebijakan UE yang dinilai terlalu ramah dalam imigrasi mendorong niat Inggris keluar dari UE. Hal ini tampak di kalangan mereka yang sangat tidak toleran terhadap orang asing, dengan berbagai perbedaan latar belakang, seperti kondisi ekonomi, pendidikan, agama, dan kultur. Dewasa ini terdapat 5,4 juta imigran, sekitar 8,4% dari total penduduk Inggris. Inggris menjadi penerima imigran terbesar kedua

35

Universitas Sumatera Utara setelah Jerman dengan 7,5 juta imigran atau 9,3%. Sebanyak 5,23 juta

imigran diprediksi membanjiri Inggris sampai tahun 2030.24

Brexit memberikan dampak dan pengaruh bagi Inggris maupun Uni

Eropa. Isu imigrasi dianggap sebagai alasan kedua terkuat yang

melatarbelakangi keinginan rakyat Britania Raya untuk keluar dari Uni

Eropa. KPMG, lembaga auditor kenamaan dunia melakukan survei

terhadap 2000 pekerja asal Eropa yang mencari nafkah di Britania Raya,

dengan hasil 55% dari mereka yang bergelar doktor dan 49% dari mereka

yang bergelar master mengatakan akan pergi dari Britania Raya atau

sedang mempertimbangkannya dengan aktif.25 Brexit juga akan sangat

berpengaruh pada sektor kesehatan Britania Raya, dikutip dari New York

Times, "Akan sangat sulit dan memakan banyak biaya bagi Pelayanan

Kesehatan Nasional (Nation Healthy Service) yang telah menderita

kekurangan banyak staff, kedepannya untuk merekrut perawat, dokter,

dan tenaga medis dari Eropa". Angka resmi pada Maret 2017

menunjukkan bahwa jumlah imigrasi dari Uni Eropa ke Britania Raya

masih tetap melebihi jumlah emigrasi, namun jumlah perbedaan antara

imigrasi dan emigrasi tersebut turun jatuh ke titik terendahnya selama tiga

tahun.26 Sebagai contoh, jumlah perawat Uni Eropa yang mendaftar ke

24 Poltak Partogi Nainggolan. “Brexit”, Penyebab Danimplikasi Globalnya”. Info singkat Hubungan Internasional. Vol. VIII, No. 12/II/P3DI/Juni/2016 25 Helm, Toby (26 Agustus 2017). "A million skilled EU workers see their future outside Britain". . Diakses tanggal 1 Mei 2018. 26 Grierson, Jamie (24 Agustus 2017). "Net migration to UK drops to lowest level for three years". The Guardian. Diakses tanggal 1 Mei 2018.

36

Universitas Sumatera Utara NHS turun hingga 96%, dari 1.304 pada Juli 2016 menjadi hanya 46

orang pada April 2017. Dalam bidang ekonomi, memisahkan diri dari UE

akan menurunkan perdagangan antara Inggris dan UE karena adanya

hambatan tarif dan non tarif yang lebih tinggi. Selain itu, Inggris akan

mendapat keuntungan lebih sedikit dari integrasi pasar masa depan di

dalam UE. Implikasi ekonomi akibat ―Brexit‖ mengancam pertumbuhan

global dan kejatuhan nilai saham. Indikasi ke‖panik‖an di kalangan

investor tampak di berbagai negara. Ini logis, karena peran Inggris yang

signifikan di Eropa khususnya UE, mengingat Inggris adalah salah satu

kekuatan ekonomi besar dunia, dengan sekitar 50 persen perdagangan

luar negeri Inggris adalah dengan UE.27 Sehingga, menguatnya isu

―Brexit‖ telah menyebabkan terjadinya goncangan pada pasar uang dan

pengaliran arus modal keluar yang deras dari UE. Meskipun begitu akan

ada berbagai kesulitan yang akan dihadapi Inggris dalam menegosiasikan

kesepakatan perdagangan dengan UE dalam waktu dua tahun.

Selain meninggalkan dampak buruk maupun baik, namun keluarnya

Inggris akan meninggalkan konsekuensi yang cukup dalam terhadap Uni

Eropa terutama dalam bidang struktur dan anggaran. Dengan keluarnya

Britania Raya, berarti Uni Eropa akan kehilangan negara dengan kekuatan

ekonomi terkuat kedua dan paling banyak menduduki sektor-ektor

penting dalam struktur Uni Eropa, negara dengan populasi terbesar

27 Bertelmann Stiftung. “Costs and benefits of a United Kingdom exit from the European Union”. GED study. Jerman. 2015

37

Universitas Sumatera Utara ketiga, dan yang paling penting Uni Eropa akan kehilangan "ibukota modal finansial dunia" mereka. Sumbangsih Britania Raya sendiri pada tahun 2015 senilai €11.5 miliar, hal ini berarti Uni Eropa akan kehilangan negara dengan kontribusi anggaran terbesar kedua bagi mereka. Dengan begitu, Brexit akan berimbas kepada adanya beban keuangan tambahan bagi negara-negara kontributor lainnya, kecuali apabila Uni Eropa memilih untuk mengurangi anggarannya berdasarkan dengan jumlah defisit yang timbul akibat kepergian Britania Raya. Kemudian Britania

Raya juga tidak akan lagi menjadi pemegang saham dalam Bank Investasi

Eropa, karena hanya negara anggota Uni Eropa yang dapat berpartisipasi didalamnya. Britania Raya sendiri memiliki saham 16% atau senilai €39.2 miliar (figur 2013), yang nantinya akan ditarik, kecuali apabila terdapat perjanjian baru dengan Uni Eropa.

Lebih dalam lagi keluarnya inggris juga akan berpengaruh ke luar

Eropa, perjanjian dagang yang diatur oleh organisasi dagang duni (WTO) antara Uni Eropa dengan negara-negara lain yang diatur dalam Organisasi

Perdagangan Dunia harus berubah dengan adanya Brexit ini. Britania

Raya dan Uni Eropa sendiri telah berencana untuk membagi kuota atas produk-produk yang perjanjian perdagangannya telah disetujui sebelumnya. Namun rencana ini ditentang oleh beberapa negara seperti

Australia dan Amerika Serikat, mereka menganggap pembagian kuota seperti ini akan merugikan bagi mereka.

38

Universitas Sumatera Utara Inggris meminta Uni Eropa untuk melakukan sesuatu yang belum pernah dilakukan sebelumnya, dengan kecepatan yang belum pernah dikelola sebelumnya. Ini juga membutuhkan legiun negosiator perdagangan yang tidak dimiliki oleh Inggris. Hukum ekonomi mengatakan UE kemungkinan akan tetap menjadi pasar ekspor terbesar

Inggris setelah Brexit, tidak sedikit karena alasan geografis. Sebagaimana kita ketahui bahwa dalam perdagangan akan juga bica mengenai tentang jarak atau geografis. Negara dapat bernegosiasi dengan semua negara yang diinginkan dengan Australia atau Selandia Baru dan bahkan AS.

Tetapi sebagaimana kita tahu bahwa pada akhirnya hubungan perdagangan yang paling penting akan selalu dengan tetangga Anda.

Seperti AS, misalnya, mengekspor dua kali lebih banyak ke Kanada dan

Meksiko dibanding ke China.

Efek politik yang terasa di luar Britania Raya, banyak para tokoh

Eurosceptic di luar Britania Raya yang ikut merayakan keberhasilan

Britania Raya keluar dari Uni Eropa dan menyerukan agar negara-negara lain segera mengikuti jejak Britania Raya. Tokoh sayap kanan Belanda,

Geert Wilders mengatakan agar Belanda segera mengikuti langkah

Britania Raya dan mengadakan referendum untuk menentukan apakah

Belanda harus tetap tergabung dalam Uni Eropa. Namun begitu tren

Eurosceptic ini secara keseluruhan justru mengalami penurunan pendukung, berdasar jajak pendapat yang diadakan setelah referendum

39

Universitas Sumatera Utara Brexit, jumlah pendukung gerakan Eurosceptic ini menurun di Belanda

dan negara-negara Uni Eropa lainnya.28 Beberapa tuduhan mengenai turut

campur Rusia dan Tiongkok dalam referendum Brexit juga sempat

mengemuka di media massa hingga sekarang.

Keputusan Inggris keluar dari Uni Eropa juga sangat disayangkan oleh berbagai pihak terutama Uni Eropa dan negara-negara anggotanya, namun keputusan tersebut tetap diterima sebagai bentuk penghargaan terhadap aspirasi masyarakat

Inggris. Dalam hal ini, Eropa yang diwakili oleh ketua komisi Eropa Jean-Claude

Junker, ketua dewan Eropa Donald Tusk, ketua parlemen Eropa Martin Schulz, dan

Perdana Menteri Jerman Mark Rutte menyatakan:

“We now expect the United Kingdom government to give effect to this decision of British people as soon as possible, how ever painful that process may be.

Any delay would unnecessarily prolong uncertainty. We hope to have the UK as a close partner of the EU also in the future.”29

Dalam pernyataan tersebut mereka mengharapkan agar pemerintah Inggris secepatnya menjalankan keputusan penarikan diri ini kepada masyarakat Inggris betapapun menyakitkannya proses yang harus dijalani. Sebab sedikit saja penundaan akan semakin memperpanjang ketidakpastian. Oleh karena itu, para petinggi Eropa

28 Oltermann, Philip; Scammell, Rosie; Darroch, Gordon (8 July 2016). "Brexit causes resurgence in pro-EU leanings across continent". The Guardian. Diakses tanggal 28 April 2018. 29 https://www.bbc.com/news/uk-politics-eu-referendum-36614643 diakses 8 Mei 2018 pukul 00:16wib

40

Universitas Sumatera Utara juga berharap bahwa Inggris akan tetap menjadi rekan dekat bagi Uni Eropa di masa mendatang.‖

Dilansir dari BBC30, beberapa negara anggota Uni Eropa lainnya juga memberikan pendapat mengenai brexit yang di wakili oleh Presiden maupun perdana menteri mereka. Negara-negara tersebut diantaranya adalah:

1. Perancis, Francois Hollande menyatakan,

“This is a painful choice and it is deeply regrettable both for the UK dan

Europe. But this choice is theirs and we must respect it, accepting all the consequences. The British vote is a tough test for Europe.”

Bagi Perancis pilihan referendum merupakan pilihan menyakitkan dan secara mendalam disesalkan bagi keduanya baik Inggris maupun UE. Akan tetapi pilihan tersebut adalah milik mereka dan Perancis harus menghargainya serta menerima segala konsekuensinya. Pemungutan suara Inggris merupakan ujian yang cukup berat bagi Uni Eropa.

2. Kanselir Jerman, Angela Markel,

”We take note for the British people’s decisions with regret. There is no doubt that this is a blow to Europe and to the European unification process.”

Keputusan Inggris untuk melakukan referendum sangat disesalkan oleh

Jerman dan dipandang sebagai sebuah tamparan bagi proses integrasi Eropa.

30 Ibid

41

Universitas Sumatera Utara 3. Irlandia, Perdana Menteri Enda Kennya,

”I am very sorry that the result of the referendum is for the UK to leave the

European Union. However, the British people have spoken and we fully respect their decisions. Ireland will, of course, remain a member of the European Union. That is profoundly in our national interest.”

Irlandia menyesalkan bahwa keputusan referendum adalah bahwa Inggris meninggalkan Uni Eropa. Bagaimanapun masyarakat Inggris telah bersuara dan

Irlandia secara penuh menghargai keputusan tersebut. Irlandia menyatakan bahwa mereka akan tetap menjadi anggota Uni Eropa karena hal tersebut sangat penting bagi kepentingan nasional mereka.

Pernyataan-pernyataan diatas cukup mewakili pandangan negara anggota Uni

Eropa terhadap keputusan Inggris. Mereka sangat menyayangkan bahwa Inggris harus mengakhiri hubungannya dengan Uni Eropa, namun disisi lain tetap menghargai keputusan tersebut karena berasal dari aspirasi masyarakat. Mereka juga menekankan agar UE memperkuat kembali integrasi diantara negara anggota agar fenomena seperti Brexit tidak terulang kembali.

Walaupun Inggris bukan lagi menjadi bagian dari Uni Eropa, namun besar kemungkinan bahwa kerjasama dengan negara anggota Uni Eropa akan tetap berlangsung, mengingat hubungan saling ketergantungan antara Inggris dan beberapa negara Eropa seperti Irlandia Irlandia (12% dari GDP) berasal dari keuntungan ekspor ke Inggris, Yunani (7% GDP), Jerman (2,4% GDP) dan Polandia yang merupakan

42

Universitas Sumatera Utara penyumbang tenaga kerja terbesar di Inggris. Oleh karenanya, sebagaimana yang telah ditekankan oleh dewan Eropa dan negara anggota lainnya bahwa Inggris harus segera melakukan prosedur penarikan diri, sebab arah hubungan Inggris dan Uni

Eropa akan sangat bergantung pada negosiasi dalam masa penarikan diri tersebut.

Adapun keuntungan yang akan diperoleh Inggris pasca referendum menurut prediksi badan keuangan diperkirakan bahwa GDP Inggris akan meningkat sebesar

6% ditahun 2030. Selain itu, Inggris juga akan memperoleh kedaulatannya untuk menentukan berbagai perjanjian perdagangan, baik dengan negara anggota maupun diluar Uni Eropa. Para pendukung brexit juga menyatakan bahwa ekonomi Inggris akan tumbuh secara signifikan diluar Uni Eropa. Inggris tidak perlu lagi berkontribusi dalam anggaran Uni Eropa sehingga pos pendanaan tersebut dapat digunakan sepenuhnya bagi pembangunan nasional serta jaminan kesejahteraan masyarakat.

2.1.2 pasal 50

Pada 20 Maret 2017, Theresa May mengumumkan bahwa Britania

Raya akan memberlakukan Pasal 50 pada tanggal 29 Maret 2017.

Pemberlakuan ini secara resmi dilaksanakan pada hari Rabu, 29 Maret

2017, pukul 13:28 CEST (12:28 BST/18:28 WIB) melalui penyerahan

surat Perdana Menteri Theresa May oleh Sir Tim Barrow, Perwakilan

Permanen Britania Raya untuk Uni Eropa, kepada Donald Tusk,

Presiden Dewan Eropa, di Brussels. Britania Raya secara resmi tidak

menjadi anggota Uni Eropa pada tengah malam (00:00 Greenwich

43

Universitas Sumatera Utara Mean Time) tanggal 30 Maret 2019, kecuali ada perpanjangan

negosiasi yang disepakati Britania Raya dan UE.31

Pasal 50 dari perjanjian Uni Eropa merupakan salah satu butir

ketetapan Uni Eropa yang berisi prasyarat prosedural penting untuk

proses penarikan diri dari organisasi tersebut. Pasal 50 ini menetapkan

empat langkah proses penarikan: keputusan untuk menarik diri;

pemberitahuan tentang keputusan tersebut ke UE; negosiasi syarat

penarikan; dan kesepakatan atas persyaratan yang dinegosiasikan.

Adapun berikut poin-poin dari pasal 50 dari traktat Lisbon konstitusi

UE, yaitu:

1. Setiap Negara Anggota dapat memutuskan untuk menarik diri

dari Serikat sesuai dengan persyaratan konstitusinya sendiri.

2. Suatu Negara Anggota yang memutuskan untuk menarik diri

harus memberitahukan kepada Dewan Eropa mengenai maksudnya.

Mengingat pedoman yang diberikan oleh Dewan Eropa, Uni harus

menegosiasikan dan menyimpulkan sebuah kesepakatan dengan

Negara tersebut, menetapkan pengaturan untuk penarikannya, dengan

mempertimbangkan kerangka kerja untuk hubungan masa depannya

dengan Serikat Pekerja. Persetujuan tersebut harus dinegosiasikan

sesuai dengan Pasal 218 (3) Perjanjian tentang Fungsi Uni Eropa. Ini

31 https://id.wikipedia.org/wiki/Pemberlakuan_Pasal_50_Perjanjian_Uni_Eropa_oleh_Britania_Raya diakses pada tanggal 2 febuari 2018 pukul 17:58

44

Universitas Sumatera Utara akan disahkan atas nama Union oleh Dewan, yang bertindak berdasarkan Mayoritas yang berkualitas, setelah mendapat persetujuan dari Parlemen Eropa.

3. Perjanjian-perjanjian tersebut akan berhenti berlaku untuk

Negara yang bersangkutan sejak tanggal mulai berlakunya perjanjian penarikan atau, yang gagal, dua tahun setelah pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada ayat 2, kecuali Dewan Eropa, sesuai dengan Anggota Negara yang bersangkutan, dengan suara bulat memutuskan untuk memperpanjang periode ini.

4. Untuk keperluan poin 2 dan 3, anggota Dewan Eropa atau Dewan yang mewakili Negara Anggota yang Penarikan tidak ikut serta dalam diskusi Dewan atau Dewan Eropa atau keputusan mengenai hal tersebut. Mayoritas yang memenuhi syarat harus ditetapkan sesuai dengan Pasal 238 (3) (b) Perjanjian tentang Fungsi Uni Eropa.

5. Jika suatu Negara yang telah ditarik dari Uni meminta untuk bergabung kembali, permintaannya tunduk pada prosedur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 49.

Selain itu, Pasal 50 berisi satu ketentuan penting yang lebih penting yaitu 'Perjanjian akan berhenti berlaku untuk Negara yang bersangkutan sejak tanggal mulai berlakunya perjanjian penarikan atau, yang gagal, dua tahun setelah pemberitahuan sebagaimana

45

Universitas Sumatera Utara dimaksud pada ayat 2, kecuali Dewan Eropa, sesuai dengan Negara

Anggota yang bersangkutan, dengan suara bulat memutuskan untuk

memperpanjang periode ini.'32 Dengan kata lain, dari saat

pemberitahuan (langkah 2), dua tahun tersedia untuk langkah 3 dan 4:

negosiasi dan kesepakatan. Jika negosiasi tidak selesai dan semua

dukungan yang diperlukan dalam dua tahun itu tidak terkumpul,

namun jika sebuah kesepakatan dapat disetujui dengan suara bulat,

maka negara yang melakukan penarikan segera keluar dari UE secara

otomatis. Dan dipastikan ada lima kemungkinan hasil, diantaranya

yaitu:

1. Kesepakatan komprehensif yang mencakup kedua persyaratan

Brexit dan rincian hubungan masa depan Inggris dengan Uni

Eropa;

2. Kesepakatan tentang Brexit saja, ditambah pengaturan transisi

untuk mengatasi masalah sementara hubungan masa depan

ditentukan;

3. Kesepakatan Brexit saja, tanpa pengaturan transisi sementara

hubungan masa depan disepakati;

4. Tidak ada kesepakatan, dengan Brexit berlangsung setelah dua

tahun melalui ketentuan otomatis Pasal 50;

32 Pasal 50(3), Treaty on European Union.

46

Universitas Sumatera Utara 5. Keputusan untuk Inggris tetap berada di dalam UE setelah

semua.

Pemerintah Inggris menginginkan opsi yang pertama, dalam

rentang waktu dua tahun. Sementara itu Uni Eropa menginginkan opsi

yang kedua. Semua setuju bahwa yang ketiga dan keempat sangat

tidak diinginkan. Opsi Yang kelima menjadi opsi yang bukan menjadi

pilihan saat ini. Tampaknya sangat tidak mungkin pemerintah Inggris

akan mendapatkan kesepakatan seperti yang diinginkannya dalam

waktu dua tahun. Kemungkinan besar periode negosiasi akan

diperpanjang, atau Inggris akan memasuki pengaturan transisi, seperti

pada opsi kedua.33

2.2. Biografi dan perjalanan karir Theresa May

Theresa Mary May MP lahir 1 Oktober 1956 adalah Perdana Menteri Britania

Raya dan Ketua Partai Konservatif sejak Juli 2016. Dia dibesarkan di Oxfordshire oleh orang tua Pendeta Hubert Brasier dan istrinya, Zaidee. Ayahnya meninggal dalam kecelakaan mobil pada tahun 1981 dan dia kehilangan ibunya beberapa bulan kemudian. May mengenyam pendidikan di Wheatley Park Comprehensive School dekat Oxford, sebelum kemudian masuk ke St Hugh's College, Oxford tempat dia mempelajari geografi. May menikah dengan bankir Philip May dan tidak memiliki anak. Pasangan tersebut, yang sama-sama menyukai kriket, bertemu di sebuah pesta

33 Renwick, Alan. The Process of Brexit: What Comes Next?. London: UCL european institute. 2017

47

Universitas Sumatera Utara tari Konservatif dan telah menikah selama 36 tahun. Mereka tinggal di ,

Berkshire.

May memulai karir politiknya dengan memasukkan lamaran ke Asosiasi

Konservatif setempat sebelum menjadi anggota dewan di London Borough of Merton dari tahun 1986 sampai 1994. Dia kemudian bergerak menuju Westminster sebagai anggota parlemen untuk Maidenhead pada tahun 1997. Sebagai tokoh konservatif sebangsa dan konservatif liberal, ia menjabat Anggota Parlemen (MP) dari daerah pemilihan Maidenhead sejak 1997. Pada tahun 1977 hingga 1983, May bekerja di

Bank of , lalu di Association for Payment Clearing Services tahun 1985 sampai 1997. Ia juga pernah menjadi anggota dewan Durnsford Ward di London

Borough of Merton. Setelah kalah pemilu legislatif House of Commons tahun 1992 dan 1994, ia terpilih sebagai Anggota Parlemen mewakili Maidenhead dalam pemilihan umum tahun 1997. May sempat memegang beberapa jabatan di Kabinet

Oposisi pimpinan William Hague, , Michael Howard, dan David

Cameron, termasuk Ketua Oposisi House of Commons dan Menteri Oposisi Bidang

Pekerjaan dan Pensiun. Ia juga sempat menjabat Ketua Partai Konservatif pada tahun

2002 sampai 2003.

Pada tahun 2002 May diangkat sebagai ketua wanita pertama Partai

Konservatif dan populer dikutip mengatakan bahwa mereka tidak boleh lagi dikenal sebagai "Nasty Party." Dia bertugas di sejumlah Kabinet Bayangan sebelum menjadi

Sekretaris Rumah Tangga pada tahun 2010, sebagai Sekretaris Rumah yang paling lama melayani dalam enam dekade, dia dikenal karena pekerjaannya dalam reformasi

48

Universitas Sumatera Utara kepolisian dan menerapkan kebijakan narkoba dan imigrasi yang lebih ketat. Dan

May juga pernah menjadi Menteri Perempuan dan Kesetaraan, sebuah jabatan yang dikosongkan pada tahun 2012. Setelah Partai Konservatif kembali menang pemilu tahun 2015, May menjadi Menteri Dalam Negeri dengan masa jabatan terpanjang dalam kurun 60 tahun sejak James Chuter Ede, melaksanakan reformasi kepolisian, menerapkan kebijakan obat-obatan terlarang yang lebih ketat, dan membatasi imigrasi.

Setelah Cameron mengundurkan diri bulan Juni 2016, May mengumumkan pencalonan dirinya sebagai ketua Partai Konservatif dan langsung melesat ke posisi pertama. Ia memenangi pemilihan putaran pertama yang melibatkan anggota parlemen pada tanggal 5 Juli, lalu memenangi putaran kedua dengan 199 suara. Ia bersaing melawan Andrea Leadsom dalam pemilihan yang melibatkan anggota Partai

Konservatif. Pengunduran Leadsom pada tanggal 11 Juli otomatis mengangkat May sebagai ketua partai pada hari yang sama. Ia diangkat sebagai Perdana Menteri dua hari kemudian. May adalah perempuan kedua yang menjabat Perdana Menteri

Britania Raya setelah Margaret Thatcher.

Kiprah May dalam parlemen maupun pemerintahan selama ini menunjukkan sikap politiknya yang cenderung liberal. Ia mendukung pernikahan sesama jenis yang telah diresmikan di Inggris pada era David Cameron. May juga mengambil sikap kontroversial dengan mendukung berlakunya hukum syariah di Inggris. Meskipun seorang konservatif liberal, May juga memiliki catatan-catatan yang berlawanan dengan sikap liberal yang berusaha ditunjukkannya. May bersikap sangat keras dalam

49

Universitas Sumatera Utara mengontrol arus imigran yang masuk ke Inggris. Tercatat, pada saat ia menjabat sebagai menteri dalam negeri, May membuat kebijakan kontroversial yang mewajibkan seorang imigran untuk memiliki pendapatan sebesar 18.600 poundsterling sebelum diizinkan membawa anak atau pasangannya ke Inggris.

Jumlah tersebut dianggap terlalu besar untuk ukuran seorang imigran yang sebagian besar bekerja di sektor informal.

May juga tercatat sebagai pendukung ―snooper’s charter‖. Kebijakan ini membolehkan negara untuk mengawasi aktivitas komunikasi warga negaranya melalui catatan panggilan telepon, SMS, email, dan history pencarian di browser internet demi alasan keamanan nasional dalam menghadapi terorisme. May juga menyuarakan opininya agar Inggris kuar dari European Convention On Human

Rights (EHCR), menurutnya EHCR berpotensi membatasi ruang gerak parlemen, tidak berkontribusi apapun terhadap kesejahteraan warga Inggris, mengurangi tingkat keamanan akibat menghalangi deportasi warga negara asing yang berbahaya, serta tidak berpengaruh terhadap perilaku negara. Berbagai kebijakan kontroversial lainnya, kebijakan ―go home vans” yang menyediakan mobil-mobil van penjuru seluruh negeri untuk menampung imigran yang ingin kembali ke negaranya.

Kebijakan itu menjadi bahan tertawaan setelah hanya diikuti oleh 11 orang.

May dikenal sebagai seorang politisi yang berprinsip teguh, loyalitas tinggi, dan pekerja keras oleh setiap rekannya. Pendidikan, lingkungan, dan pengalaman berpolitik yang cukup lama menjadikannya menjadi sosok perempuan yang skeptis dan kritis dalam mengambil keputusan. Sisi lain dari seorang Theresa May adalah ia

50

Universitas Sumatera Utara cenderung tidak responsif saat situasi krisis dan berusaha bermain ―aman‖ atau bersembunyi, artinya ia selalu berusaha untuk tidak mendapat konsekuensi buruk menimpanya atas setiap keputusannya. selain itu, ia dianggap tidak cukup lapang dada sebagai perdana menteri yang sedang dihadapi oleh berbagai permasalahan dalam negara. Ia bukan perdana menteri yang berusaha menenangkan warganya ataupun menunjukan kepada mereka bahwa ia ada.

May awalnya mendukung bertahannya Britania Raya di Uni Eropa pada referendum tahun 2016, tetapi tidak terlibat kampanye dan sempat mengkritik sejumlah aspek terkait Uni Eropa. Ia bukan tokoh yang terlalu vokal di dalam perdebatan menjelang referendum Brexit jika dibandingkan dengan tokoh Remain

(tetap tinggal) seperti David Cameron atau pro-brexit seperti Michael Gove dan Nigel

Farage. Sejumlah wartawan politik menduga May berusaha meminimalkan keterlibatannya dalam referendum ini demi memperkuat posisinya sebagai calon ketua partai Konservatif potensial.

May telah bersikeras bahwa "Brexit means Brexit" dan telah mengkonfirmasi bahwa tidak akan ada upaya untuk tetap berada di dalam UE atau mencoba untuk bergabung kembali. Dia juga menutup kemungkinan tentang referendum kedua.

Theresa May telah menjadi pemain politik besar di Inggris selama hampir dua dekade, tapi dia sebenarnya masih menjadi sebuah teka-teki. Seorang politisi yang sepenuhnya belum dikenal dan belum dimengerti.

2.2.1. Tantangan yang dihadapi Theresa May

51

Universitas Sumatera Utara Tantangan yang hidapi oleh May pasca menduduki peran Perdana menteri tidak hanya bersifat internal di dalam negeri tetapi terlebih lagi masalah perbatasan dan perjanjian-perjanjian yang sudah lebih dulu ada jauh sebelum referendum. Selain itu masih ada sektor-sektor penting uni eropa yang bertepatan di Inggris. Dalam hal ini May yang dikenal dengan karier yang mulu dan mudah sudah semestinya keluar dari zona nyamannya. Apabila May tidak cukup kuat menghadapinya dan tidak menyelesaikan berikut maka Inggris terancam harus menunda status keluarnya dan berstatus gantung. a.) keinginan lepasnya skotlandia dari UK

Seperti yang telah dinyatakan oleh pemerintah Skotlandia sebelum referendum, Menteri Pertama Skotlandia mengumumkan bahwa pemerintah merencanakan untuk mengadakan referendum kemerdekaan berdasar hasil pemungutan suara sebelumnya yang menyatakan bahwa Skotlandia akan tetap tergabung dalam Uni Eropa sedangkan Inggris dan Wales memilih untuk keluar.34

Pada Maret 2017, pemimpin Partai Nasional Skotlandia (SNP), dan Menteri Pertama

Nicola Sturgeon meminta referendum kemerdekaan Skotlandia kedua pada 2018 atau

2019 sebelum Britania Raya secara formal meninggalkan Uni Eropa. Perdana Menteri

Britania Raya dengan segera menolak permintaan waktu referendum tersebut, tanpa

34 Simons, Ned (24 Januari 2016). "Nicola Sturgeon Denies She Has "Machiavellian" Wish For Brexit". The Huffington Post UK.

52

Universitas Sumatera Utara menolak referendum itu sendiri. Referendum Skotlandia telah disetujui oleh Parlemen

Skotlandia pada 28 Maret 2017.35

Pada 21 Maret 2018, Parlemen Skotlandia meresmikan Akta Kelanjutan

Skotlandia.36 Akta ini dikeluarkan karena lambatnya negosiasi antara Parlemen

Skotlandia dan Pemerintah Britania Raya mengenai pada siapa kekuasaan dalam kebijakan devolusi harus diberikan setelah Britania Raya resmi keluar dari Uni Eropa nantinya. Akta ini memberikan hak kekuasaan pada Parlemen Skotlandia dan mengurangi kekuasaan eksekutif pada saat keluarnya Britania Raya nanti. b.) Perbatasan Irlandia

Masih terdapat ketidakjelasan mengenai dampak Brexit terhadap perbatasan

Republik Irlandia dan Irlandia Utara (Britania Raya), khususnya dampak ekonomi terhadap masyarakat di pulau tersebut apabila "perbatasan keras" (perbatasan fisik dengan pos perlintasan antar negara yang dijaga dan dikontrol oleh aparat dan juga terdapat infrastruktur bea cukai) diterapkan.37 Sampai saat ini kedua belah negara masih merupakan anggota dari Uni Eropa, dengan begitu keduanya masih tergabung dalam Serikat Pabean dan Pasar Tunggal Eropa, sehingga terdapat kebebasan bergerak untuk semua warga Uni Eropa didalam Area Perjalanan Bersama dan tidak

35 "Scottish Parliament backs referendum call". BBC. 28 maret 2018 36 Settle, Michael (23 Maret 2018). "Whitehall lawyers drawing up plans to challenge Continuity Bill in courts". Herald Scotland. 37 Lyons, Niamh (31 Januari 2017). "Brexit will not mean hard border, leaders vow". The Times, Ireland edition.

53

Universitas Sumatera Utara terdapat bea cukai ataupun kontrol imigrasi di perbatasan kedua belah negara.38 Pada dasarnya, sejak Perjanjian Jumat Baik tahun 1998 (perjanjian internasional antara

Britania Raya dan Republik Irlandia yang termasuk didalamnya perjanjian mengenai

Irlandia Utara), perbatasan diantara kedua belah pihak diatur untuk memberi kebebasan bergerak dan ekonomi bagi penduduk di pulau tersebut, sehingga nampak seperti tidak terdapat perbatasan diantara keduanya. Namun nantinya setelah Brexit, perbatasan antara kedua pihak akan menjadi perbatasan darat antara negara anggota

Uni Eropa dan negara non Uni Eropa, bukan lagi sekedar perbatasan antara Britania

Raya dan Republik Irlandia.39 Hal ini memungkinkan adanya bentuk perbatasan fisik dengan pos perlintasan yang diatur oleh aparat, keimigrasian, dan bea cukai. Britania

Raya dan Uni Eropa setuju bahwa "perbatasan keras" merupakan hal yang tidak mereka inginkan bersama, dan beresiko membahayakan Perjanjian Jumat Baik antara kedua belah negara.40 Pada Okteber 2016, Pemerintah Britania Raya mengusulkan rencana untuk menerapkan kontrol imigrasi Britania Raya di pelabuhan dan bandara

Republik Irlandia, hal ini dimaksudkan untuk mengontrol warga Uni Eropa yang bepergian kesana, dan juga agar memudahkan mereka karena tidak akan lagi diperlukan adanya cek paspor di perbatasan Republik Irlandia, dan Irlandia Utara.41

Namun rencana ini secara resmi ditolak oleh pihak Republik Irlandia pada 23 Maret

38 Wintour, Patrick (8 Februari 2017). "Irish border checks will be impossible after Brexit, says ambassador". The Guardian. 39 "George Mitchell: UK and Ireland need to realise what’s at stake in Brexit talks". Belfast Telegraph, 8 April 2018. 40 Smith, David (14 Maret 2018). "Brexit threatens Good Friday agreement, Irish PM warns". The Guardian. 41 "Irish Republic signals support for UK plan to avoid post-Brexit "hard border"". The Guardian. 10 Oktober 2016.

54

Universitas Sumatera Utara 2017.42 Menyusul hasil dari referendum Brexit, terdapat usulan untuk menyatukan kembali Republik Irlandia dan Irlandia Utara lewat referendum, usulan ini datang dari pimpinan Partai Sinn Féin, Martin McGuinness, dan pada April 2017,43 Dewan Eropa setuju apabila reunifikasi ini berhasil, Irlandia Utara akan bergabung kembali dengan

Uni Eropa. c.) perbatasan Perancis

Pimpinan dewan daerah Hauts-de-France, Xavier Bertrand mengatakan pada

2016, "Apabila Britania Raya meninggalkan Uni Eropa, maka perbatasan akan berpindah dari Calais ke Dover. Kita tidak akan terus menjaga perbatasan apabila

Britania Raya meninggalkan Uni Eropa,".44 Pernyataan ini merujuk perjanjian Le

Touquet pada 2003 yang mengatur juxtaposed control di perbatasan kedua negara, dimana aturan ini membuat pengecekan imigrasi tidak dilakukan di negara tujuan, namun dilakukan di negara asal.45 Perjanjian Le Touquet sendiri bukan merupakan perjanjian yang diatur dalam Uni Eropa, sehingga mendapat tekanan dari banyak kalangan euroscpetic yang tidak setuju apabila perbatasan dikembalikan ke Dover. d.) Nasib Gibraltar dan Spanyol

42 O'reagan, Michael (26 Oktober 2016) "Brexit: Ireland has no agreement with UK on use of Irish ports". The Irish Times. 43 Fenton, Siobhan (24 Juni 2016). "Northern Ireland's Deputy First Minister calls for poll on united Ireland after Brexit". The Independent 44 Patrick Wintour (3 March 2016). "French minister: Brexit would threaten Calais border arrangement". The Guardian. 45 "The Nationality, Immigration and Asylum Act 2002 (Juxtaposed Controls) Order 2003". Refworld.

55

Universitas Sumatera Utara Nasib Gibraltar sebagai wilayah Britania Raya yang berada di daratan Eropa dipertanyakan ketika Britania Raya memutuskan untuk keluar dari Uni Eropa.46

Penduduk Gibraltar sendiri dalam pemungutan suara menyatakan memilih untuk tetap tergabung dalam Uni Eropa, namun di satu sisi mereka juga tidak ingin untuk meninggalkan Britania Raya. Gibraltar sangat bergantung kepada perdagangan dengan Uni Eropa (utamanya Spanyol) dalam mendapatkan pasokan kebutuhan mereka.47 Spanyol sebagai negara yang berbatasan langsung dengan Gibraltar dan telah seringkali mencoba untuk mengambil alih Gibraltar sejak dahulu, menyerukan untuk menjadikan Gibraltar sebagai wilayah yang dikontrol bersama oleh Britania

Raya dan Spanyol, namun hal ini ditolak mentah-mentah oleh Ketua Menteri

Gibraltar.48 Britania Raya menyatakan hanya akan merundingkan nasib kedaulatan

Gibraltar apabila hal itu dikehendaki oleh rakyat Gibraltar. e.) Perjanjian Internasional

Dikutip dari Financial Times, dengan keluarnya Britania Raya dari Uni Eropa akan menjadikan Britania Raya tidak lagi terlibat dalam 759 perjanjian internasional, yang mana tersebar pada 168 negara non Uni Eropa, dan meliputi perjanjian- perjanjian dalam hal perdagangan nuklir, barang, transportasi, dan kerjasama di bidang-bidang seperti jasa keuangan.49 Perjanjian-perjanjian ini termasuk dalam

46 Williams, Jennifer (24 Juni 2016). "The Brexit vote result has reignited a 300-year-old fight between Britain and Spain". Vox. 47 "Brexit: Spain calls for joint control of Gibraltar". BBC. 48 Duggan, Joe (12 September 2016). "CHIEF MINISTER FABIAN PICARDO SAYS 'BRITISH MEANS BRITISH' AT NATIONAL DAY POLITICAL RALLY". The Olive Press Gibraltar. 49 McClean, Paul (30 Mei 2017). "After Brexit: the UK will need to renegotiate at least 759 treaties". Financial Times.

56

Universitas Sumatera Utara perjanjian multilateral berdasarkan konsensus, dimana Britania Raya harus mendekati kembali 132 pihak yang terpisah yang terkait didalamnya. Angka ini belum termasuk

(sekitar) 110 perjanjian dalam Organisasi Perdagangan Dunia ataupun Perserikatan

Bangsa Bangsa, dan juga "perjanjian-perjanjian sempit/kecil" yang lain, begitu pula kesepakatan sempit tentang lingkungan, kesehatan, penelitian, dan sains yang mana perlu dilakukan negosiasi ulang untuk kesemuanya.50 Beberapa perjanjian bilateral tambahan, yang berada diluar kerangka Uni Eropa, dapat juga direvisi karena perjanjian tersebut mengacu pada undang-undang Uni Eropa. Beberapa perjanjian sangatlah penting sehingga tidak terpikirkan apabila Britania Raya terlepas dari perjanjian-perjanjian tersebut.51 Kemudian juga terdapat perjanjian layanan udara yang memungkinkan pesawat Britania Raya mendarat di Amerika, Kanada atau

Israel, kemudian pembangkit listrik tenaga nuklir, yang mana kedua sektor ini akan dibahas diluar pembicaraan perdagangan dan harus ditangani secara terpisah. f.) Hubungan dengan negara-negara "CANZUK"`

Brexit juga telah menghangatkan kembali wacana dan peluang untuk mendirikan perjanjian perdagangan dan migrasi dengan negara "CANZUK" (Kanada,

Australia, Selandia Baru dan Inggris).52 Wacana ini telah sering disebutkan oleh banyak politisi di negara-negara tersebut, termasuk Senator Partai Liberal, James

Paterson di Australia, Menteri Luar Negeri Bayangan, Erin O'Toole di Kanada, dan

Sekretaris Negara untuk Urusan Luar Negeri dan Persemakmuran, di

50 Ibid 51 Ibid 52 Roberts, Andrew (13 September 2016). "CANZUK: after Brexit, Canada, Australia, New Zealand and Britain can unite as a pillar of Western civilisation". The Telegraph.

57

Universitas Sumatera Utara Inggris.53 Organisasi seperti CANZUK International juga ikut memperjuangkan gerakan ini, menyatakan bahwa denga adanya kerjasama diantara keempat negara ini hubungan mereka akan jauh berkembang setelah Brexit.54 Namun, banyak juga kaum akademisi yang mengkritik wacana alternatif Uni Eropa ini sebagai "nostalgia paska- imperialisme". g.) Pendidikan tinggi dan Riset akademis

Referendum Britania Raya untuk meninggalkan Uni Eropa pada Juni telah menyebabkan kekhawatiran besar di kalangan pendidikan tinggi.55 Universitas

Britania Raya (UUK), Grup Russell, kelompok MillionPlus, dan kelompok pendidikan tinggi lainnya sedari awal telah memnetapkan pilihan untuk tetap tergabung dalam Uni Eropa. Hal ini dikarenakan pendidikan tinggi merupakan salah satu sektor eksportir utama Britania Raya. Laporan dari UUK pada tahun 2015, memperkirakan bahwa sektor ini berkontribusi sebesar £ 10.71 milyar dari pendapatan ekspor pada tahun 2011, atau sekitar 10 persen dari total ekspor jasa layanan di Britania Raya.56 Lebih jauh lagi, ekspor jasa ini merupakan aset strategis untuk ekonomi, dengan kegiatan penelitian yang sangat penting terhadap inovasi.57

Pendidikan tinggi juga seringkali menjadi penyedia lapangan pekerjaan utama dalam skala lokal di mana mereka berada. Dalam laporan UUK yang sama, UUK

53 Matthew, Bondy (27 Februari 2017). "Bigger national security ideas enter the Conservative leadership debate". Opencanada.org. 54 Mowat, Laura (18 Mei 2017). "Visa-free movement across UK, Canada, Australia and NZ? Campaign boost as 200,000 sign up". Express. 55 Mayhew, Ken. 2017. "UK higher education and Brexit". Oxford Review of Economic Policy. 56 Ibid 57 Ibid

58

Universitas Sumatera Utara mengklaim bahwa, pendidikan tinggi di Britania Raya menghasilkan £73 miliar pada

2011-12, atau 2,8 persen dari PDB, dan pendidikan tinggi menyumbang 2,7 persen dari lapangan pekerjaan di negara itu.58 Dengan demikian, ketika UUK mendesak pemerintah untuk mengembangkan kebijakan untuk 'mendukung universitas' agar tetap dapat berkembang pasca Brexit, merupakan kepentingan nasional dan bukan hanya kepentingan sektoral.59

Britania Raya sendiri merupakan anggota dari Area Riset Eropa, dan sangat mungkin Britania Raya menginginkan untuk melanjutkan keanggotaannya tersebut.60

Britania Raya saat ini menerima lebih banyak pendanaan riset dari Uni Eropa daripada Britania Raya menyumbang atau berkontribusi kepada riset di Uni Eropa,61 dengan institusi pendidikan universitas menerima 10% dari sumber pendanaan riset mereka dari Uni Eropa.62 Menurut penelitian Ken Mayhew, Professor Edukasi dan

Performa Ekonomi Universitas Oxford, pada tahun 2016, Brexit dapat memberikan ancaman pada pendidikan tinggi di Britania Raya, beberapa diantaranya adalah hilangnya pendanaan penelitian dari Uni Eropa, berkurangnya jumlah siswa dari negara-negara Uni Eropa, kemudian hilangnya kemampuan sektor ini untuk mempekerjakan pekerja akademis dari negara-negara Uni Eropa, dan terakhir Brexit

58 Ibid 59 Ibid 60 UNESCO Science Report: towards 2030. Paris: UNESCO Publishing. 2015. p. 269. ISBN 978-92-3- 100129-1. 61 UK research and the European Union: the role of the EU in funding UK research. London: Royal Society. 2016. hal. 12 62 Around 11% of the research income of British universities came from the EU in 2014–2015 University Funding Explained. London: UK Universities.

59

Universitas Sumatera Utara akan berdampak pada kemampuan siswa-siswa Britania Raya untuk melanjutkan studi di negara-negara Uni Eropa.63

63 Mayhew, Ken. 2017. "UK higher education and Brexit". Oxford Review of Economic Policy.

60

Universitas Sumatera Utara BAB III

POLITIK PEMBANGUNAN INGGRIS DI MASA THERESA MAY PASCA

BREXIT

“Under my leadership, the Conservative Party will put itself – completely, absolutely,

unequivocally – at the service of ordinary, working people. It is why we will make

Britain a country that works for everyone.”

- Launch of Conservative leadership bid, June 2016

3.1. Gambaran cita-cita dan aktivitas politik pembangunan Theresa May

Di bab pertama sudah dipaparkan konsep dari teori politik pembangunan itu sendiri. Dari bab tersebut dapat memahami bahwa politik pembangunan sebagai satu konsep diperlukan untuk menjelaskan bagaimana cara-cara (politik) atau strategi/aliran tertentu yang digunakan dala konteks pembangunan mencapai sasarannya. Cara atau strategis tertentu ini dapat dilakukan oleh negara, institusi/organisasi ataupun partai politik dan juga oleh individu ataupun kelompok masyarakat sipil. Oleh demikian, politik pembangunan pada dasarnya adalah hasil dari proses politik yang dilakukan oleh aktor-aktor didalamnya; oleh pemerintah dengan perangkat-perangkat lain seperti lembaga, partai politik atau bahkan kelompok masyarakat. Aktor-aktor dalam politik pembangunan bukan saja berasal

61

Universitas Sumatera Utara dari dalam negeri tetapi juga berasal dari luar negara. artinya, kepentingan internasional juga memainkan peranan penting dalam politik pembangunan. Karena aktor-aktor ini memiliki kepentingan dan perspektif dalam pembangunan dan bagaimana mencapai tujuan dari pembangunan, maka di dalam pembangunan dan bagaimana mencapai tujuan dari pembangunan.

Dari kutipan di atas dapat disimpulkan Theresa May merupakan aktor dalam politik pembangunan Inggris yang memiliki motif politik. Sebab Theresa May, yang menurut Norman Long (2001; 50), dalam karyanya, Development Sociology: Actor

Perfectives, adalah sosok atau mereka yang terdiri dari para pembuat kebijakan, peneliti, para agen, pengintervensi dalam pembangunan. Selayaknya film, aktor menentukan keberhasilan dalam sebuah film. Maka, pada bab ini penulis akan memfokuskan penelitian pada aktivitas Theresa May semenjabatnya ia sebagai roda pergerakan pemerintahan Inggris.

Berikut merupakan pidato perdana Theresa May sebagai Perdana Menteri Inggris di

Downing Street no. 10 pada tanggal 13 juli 2016

”I have just been to Buckingham Palace where Her Majesty the Queen has asked me to form a new government and I accepted. In David Cameron, I follow in the footsteps of a great modern Prime Minister under David’s leadership, the government stabilised the economy, reduced the budge deficit and helped more people into work than ever before. But, David’s true legacy is not about the economy, but about social justice. From the introduction of same-sex marriage, to taking people on low wages out of income tax altogether, David Cameron has led a One Nation government, and it is in that spirit that I also plan to lead. Because, not everybody knows this, but the full title of my party is the Conservative and Unionist Party, and that word Unionist is very important to me. It means that we believe in the Union, the precious, precious bond

62

Universitas Sumatera Utara between England, Scotland, Wales and Northern Ireland, but it means something else that is just as important. If you’re a white, working class boy, you’re less likely than anybody else in Britain to go to university. If you’re at a state school, you’re less likely to reach the top professions than if you’re educated privately. If you’re a woman, you will earn less than a man. If you suffer from mental health problems, there’s not enough help to hand. If you’re young, you’ll find it harder than ever before to own your own home. But, the mission to make Britain a country that works for everyone means more than fighting these injustices. If you’re from an ordinary working class family, life is much harder than many people in Westminster realise. You have a job, but you don’t always have job security. You have your own home but you worry about paying the mortgage. You can just about manage, but you worry about the cost of living and getting your kids into a good school. If you’re one of those families, if you’re just managing, I want to address you directly. I know you’re working around the clock, I know you’re doing your best and I know that sometimes life can be a struggle. The government I lead will be driven, not by the interests of the privileged few, but by yours. We will do everything we can to give you more control over your lives. When we take the big calls, we’ll think not of the powerful, but you. When we pass new laws, we’ll listen not to the mighty, but to you. When it comes to taxes, we’ll prioritise not the wealthy, but you. When it comes to opportunity, we won’t entrench the advantages of the fortunate few, we will do everything we can to help anybody, whatever your background, to go as far as your talents will take you. We are living through an important moment in our country’s history. Following the referendum we face a time of great national change and I know because we’re Great Britain that we will rise ot the challenge. As we leave the European Union, we will forge a new, bold, positive role for ourselves in the world, and we will make Britain a country that works, not for the privileged few, but for every one of us. That will be the mission of the government I lead, and together, we will build a better Britain."

Dari pidatonya diatas, May menekankan kan bahwa terdahulunya mungkin dapat dikatakan sukses dalam mengatur perekonomian negara namun permasalahan

Inggris bukan hanya ekonomi namun kesatuan dan keadilan sosial. Menurutnya

63

Universitas Sumatera Utara keadilan sosial dapat terebentuk apabila rakyat dan negaranya berdaulat. Kedaulatan

Inggris harus ditegakkan dengan cara berani mengurus dirinya sendiri. Bukan adanya intervensi dari pihak lain. Meski tak mengungkapkan secara jelas, pernyataan tersebut secara tersirat yang dimaksud adalah Uni Eropa.

Merujuk dari beberapa pidatonya selama ia menjabat Perdana menteri, pembangunan menurut May adalah peningkatan potensi negara (Inggris) untuk menjadi lebih besar dan lebih berpengaruh terhadap sekitar dari sebelumnya. Tidak hanya untuk kalangan eropa melainkan negara-negara lainnya. Inggris merupakan negara yang paling berpengaruh dalam segala bidang baik ekonomi maupun politik internasional, oleh karena itu, keputusan warga Inggris untuk keluar dari UE adalah suatu keputusan yang baik demi masa depan Inggris yang lebih cerah.

Keluarnya Inggris dari Uni eropa tentu saja memberikan dampak serius bagi kehidupan inggris serta warganya. Theresa May sebagai perdana menteri terpilih sekarang memiliki tanggungjawab besar demi keberlangsungan hubungan Inggris dengan Negara sekitar serta hubungan dengan Uni Eropa pula tentunya. Menurutnya, salah satu alasan bahwa demokrasi Inggris telah begitu sukses selama bertahun-tahun adalah kekuatan identitas inggris sebagai satu bangsa, rasa hormat yang kita tunjukkan kepada sebagai sesama warga negara, dan pentingnya kita melekat pada institusi kita, berarti ketika sebuah pemungutan suara (referendum) telah diadakan, kita semua menghargai hasilnya. Pemenang memiliki tanggungjawab untuk bertindak dengan murah hati. Yang kalah memiliki tanggungjawab untuk menghormati legitimasi hasilnya. Bukan hanya membentuk kemitraan baru dengan Eropa, tapi juga

64

Universitas Sumatera Utara membangun Inggris yang lebih kuat, lebih adil, lebih Global. May secara optimis meyakinkan bahwa biarlah peristiwa ini menjadi goresan sejarah bangsa Inggris.

Untuk membangun bangsa Inggris dari keterpurukan selama proses negosiasi,

Theresa May tentu memiliki konsep dasar sebagai landasan ia bekerja. Untuk itu,

Theresa May memperkenalkan 12 White Papers. White Papers atau buku putih merupakan laporan resmi yang biasanya dikeluarkan pemerintah yang memuat beberapa strategi pemerintah dan kebijakan sebagai solusi dalam masalah tertentu.

Perdana menteri Theresa May mengeluarkan 12 White Papers pada tanggal 17

Januari 2017 yang berisikan 12 butir strategi untuk membimbing pemerintah dalam memenuhi kehendak demokratis rakyat inggris dan menempa kemitraan baru antara inggris dan UE. Diantara lain, yaitu64:

1.) Memberikan kepastian dan kejelasan – inggris akan berusaha memberikan

kepastian dimanapun mereka bisa saat mendekati proses negosiasi.

2.) Mengambil alih hukum sendiri – pemerintah Inggris akan evaluasi

konstitusi mereka dan mengakhiri yurisdiksi Pengadilan Keadilan Uni

Eropa di Inggris.

3.) Memperkuat Serikat – Inggris akan menjamin kesepakatan yang berlaku

untuk seluruh Inggris – Skotlandia, Wales, Irlandia Utara dan seluruh

wilayah Inggris. mereka tetap berkomitmen penuh terhadap Perjanjian

Belfast dan penerusnya.

64 The Prime Minister by Command of Her Majesty. The United Kingdom’s exit from and new partnershipwith the European Union. England. 2017

65

Universitas Sumatera Utara 4.) Melindungi hubungan yang kuat dan bersejarah dengan Irlandia dan

memelihara Common Travel Area65 - Mereka akan berupaya memberikan

solusi praktis yang memungkinkan untuk pemeliharaan Common Travel

Area, sekaligus melindungi integritas sistem imigrasi kami dan

melindungi ikatan kuat dengan Irlandia

5.) Mengendalikan imigrasi – mereka akan mengendalikan jumlah warga

negara Uni Eropa yang datang ke Inggris.

6.) Mengamankan hak warga negara Uni Eropa di Inggris, dan warga Inggris

di Uni Eropa – mereka ingin secepatnya menjamin status warga negara

Uni Eropa yang telah tinggal di Inggris, dan warga negara Inggris di

Negara-negara Anggota lainnya.

7.) Melindungi hak-hak pekerja – mereka akan melindungi dan meningkatkan

hak-hak pekerja yang ada.

8.) Memastikan perdagangan bebas dengan pasar Eropa – mereka akan

menjalin kemitraan strategis baru dengan UE, termasuk kesepakatan

perdagangan bebas yang luas, berani dan ambisius, dan akan mencari

kesepakatan bea cukai baru yang saling menguntungkan dengan UE.

9.) Mengamankan perjanjian perdagangan baru dengan negara lain – mereka

akan menjalin hubungan perdagangan bebas di seluruh dunia.

65 Adalah daerah perbatasan terbuka yang terdiri dari Britania Raya dan Irlandia Utara, Irlandia, Isle of Man, dan Kepulauan Channel. Wilayah Luar Inggris Inggris tidak termasuk.

66

Universitas Sumatera Utara 10.) Memastikan Inggris tetap menjadi tempat terbaik untuk sains dan inovasi

– mereka akan tetap menjadi pelopor sains dan inovasi dan akan terus

melanjutkan kerja sama erat dengan mitra Eropa.

11.) Bekerja sama dalam memerangi kejahatan dan terorisme – mereka akan

terus bekerja sama dengan UE untuk melestarikan keamanan Eropa,

memerangi terorisme, dan untuk menegakkan keadilan di seluruh Eropa.

12.) Menyampaikan jalan keluar yang mulus dan tertib dari UE – mereka akan

mencari proses implementasi bertahap, di mana institusi Inggris dan Uni

Eropa dan Negara-negara Anggota UE yang tersisa mempersiapkan

pengaturan baru yang akan ada di antara pihak tersebut.

Tujuan utama dari pemerintahan May adalah memastikan Brexit tidak membahayakan ekonomi Inggris.66 May percaya bahwa hasil referendum bukan pemungutan suara yang mengubah posisi Inggris di Eropa melainkan sebuah mosi percaya pada kemampuan Inggris untuk sukses di dunia. ia masih meyakini Inggris masih menjadi pionir utama di Eropa. meskipun proses negosiasi masih berjalan hingga 2019, 12 poin tersebut menetapkan rencana pemerintah untuk kemitraan baru yang lebih kuat yang ingin mereka bangun dengan UE. Apapun hasil dari negosiasi keduanya, mereka tetap optimis dapat membangun Inggris yang lebih terbuka, berwawasan kedepan, percaya diri dan lebih adil.

66 Jurnal: Westminster Adviser. “The Theresa May government: New era, new agenda, new politics?”. UK. 2016

67

Universitas Sumatera Utara Didalam pidato perdananya di Downstreet, May sangat optimis pembangunan

Inggris dapat terwujud dengan persatuan warganya di tanah Britain. Menurutnya

Inggris masih menjadi negara yang paling unggul dalam membangun infrastruktur.

Selain itu May sangat optimis Inggris dapat melakukan kerjasama dalam bidang ekonomi tanpa mendapat sikap sentimentil dari Uni Eropa ataupun negara-negara anggotanya. Ia menjanjikan inggris akan menjadi rekan kerja sama tidak hanya untuk negara kawasan benua tetapi juga negara di luar batas benua.

3.2. Strategi politik pembangunan Theresa May

3.2.1. Perombakan kabinet dan pembentukan pos negosiasi Brexit di kabinet

Theresa May

Terkait dengan pengertian politik pembangunan yang telah dijelaskan di

bab pertama, politik pembangunan memiliki unsur-unsur yang mempengaruhi

pembangunan sebuah negara dan patut diperhitungkan demi terlaksananya

pembangunan tersebut begitu pula yang sedang diusahakan oleh May dalam

membangun Inggris. Langkah pertama yang dijalankan May setelah menduduki

Downstreet (kantor dinas PM) adalah melakukan perombakan kabinet susunan

terdahulunya. Padahal banyak dari warga UK yang berpendapat May tidak

perlu merombak terlalu banyak kabinetnya. Perombakan ini dinilai sebagai

perombakan terbesar selama beberapa dekade ini. Namun perombakan besar ini

dianggap May sebagai cara yang paling pokok untuk mendukung rencana dan

strateginya untuk periode ini.

68

Universitas Sumatera Utara Pada 14 Juli 2016 May mengumumkan susunan kabinetnya. Kabinet baru

ini diwarnai dengan beberapa politikus Pro-Brexit. May menggantikan hampir

semua ahli dari era Cameron, beberapa dari mereka dipecat seperti George

Osborne, Michael Gove, , Nicky Morgan dan beberapa yang

mengundurkan diri seperti Nick Boles dan Stephen Crabb. Posisi-posisi

tersebut digantikan oleh sosok-sosok yang condong mendukung May karena

memiliki loyalitas tinggi kepadanya. Keputusan ini sempat menuai kritik dari

pengamat politik yang menganggap May lebih mengedepankan loyalitas

daripada skill padahal yang saat ini dibutuhkan UK adalah keahlian dalam

menyelesaikan masalah pasca referendum ditambah rencana-rencana alternatif

kedepan.

May memasukkan tokoh-tokoh tua pra-Cameron seperti Liam Fox dan David

Davis. Liam Fox akan menjabat sebagai Menteri perdagangan Internasional yang diharapkan mampu menangani permasalahan perdagangan bebas Inggris pasca brexit. May juga menempatkan Philip Hammond, mantan menteri transportasi dan pertahanan menjadi menteri keuangan. Tentunya ini akan menjadi tanggungjawab besar bagi Hammond. Brexit tentunya membawa dampak buruk terhadap perekonomian Inggris dan May juga merasa perlu menyiapkan beberapa rencana kedepan untuk meperbaiki keuangan negara melalui Hammond.

Dibandingkan dengan terdahulunya George Osbourne, meskipun terbilang muda padangan Osbourne tentang pasar bebas lebih ideal dibandingkan Hammond.

69

Universitas Sumatera Utara Selain keuangan yang sempat menurun, permasalahan besar lainnya yang perlu diselesaikan terlebih dahulu menurut May ialah masalah imigran, maka ia menempatkan seorang kubu ‗remain‘ sekaligus eks Menteri energi Amber Rudd sebagai Menteri dalam Negeri dan bertanggungjawab dalam masalah imigrasi.

Sedangkan yang menempati jabatan menteri luar negeri adalah seorang menteri yang memiliki gaya fenomenal dan tidak memiliki bahasa yang diplomatis, Boris

Johnson. Boris Johnson diharapkan mampu memperluas relasi UK dalam bekerja sama.

Di luar negosiasi keluarnya Inggris dari Uni Eropa, May akan fokus mempromosikan Inggris di luar negeri. Boris Johnson sebagai Menteri Luar

Negeri dan Liam Fox sebagai menteri Perdagangan Internasional kemungkinan besar memiliki fokus untuk membangun hubungan global dan menghadirkan

Inggris sebagai negara perdagangan global yang bersedia dan terbuka untuk bisnis di dunia pasca-Brexit.

Dalam hal ini, kedua peran ini cenderung cukup duta besar, sesuatu yang

baik Johnson dan Fox dengan latar belakang mereka sebagai Walikota London

dan Sekretaris Pertahanan masing-masing memiliki pengalaman di. Sebagai

Walikota, Johnson adalah perwakilan yang tidak ada bandingannya untuk

London, berkeliling dunia mempromosikan ibukota dengan merek

penjualannya yang unik dan sangat efektif.

70

Universitas Sumatera Utara Sementara itu May juga masih mempertahankan menteri pada era

sebelumnya yaitu pada pos menteri pertahanan yang diduduki oleh Michael

Fallon yang telah menjabat sejak 2011, menteri kesehatan Jeremy Hunt, dan

juga sekretaris negara Skotlandia Alun Cairns yang berasal dari kubu

―Remain”.

Dibandingkan dengan kabinet Cameron, Theresa May lebih terbuka dalam menempatkan wanita, kulit hitam atau minoritas, serta golongan tua. pada kabinet Cameron terisi sosok-sosok produktif pada pos-pos yang krusial berbeda tipis dengan susunan May yang terlihat menginginkan adanya keseimbangan dalam komposisi menterinya. May menempatkan kubu pro-brexit di pos-pos yang mengalami penurunan dan berharap dapat teratasi sampai negosiasi selesai dan Inggris dinyatakan lepas dari Uni Eropa.

Dalam politik pembangunannya May menempatkan ahli-ahli pemerintahan untuk berada disisinya. Ia memiliki sejumlah penasihat politik yang ia percayai.

Pertama, penasihat khususnya, Stephen Parkinson. Meskipun salah satu yang memilih lepas pada referendum uni eropa namun Stephen juga aktif dalam kampanye kepemimpinan Theresa May. Pada posisi Joint Chief of staff (kepala staff gabungan) diisi oleh Fiona Hill dan . Nick Timothy adalah orang kepercayaan senior May sejak May menjabat sebagai menteri dalam negeri, walaupun Nick sempat mengundurkan diri dari sisi May pada 2015.

Namun Nick masih menjadi orang kepercayaan May sampai saat ini. Nick yang lebih senior dipercayakan membantu memperluas jangkauan politik May ke

71

Universitas Sumatera Utara berbagai bidang seperti reformasi sosial dan pasar bebas. Berbeda dengan Nick,

Fiona Hill seorang mantan jurnalis yang memiliki track record cukup buruk di tahun 2014 namun dengan kesetiaan terhadap May ditambah kecakapannya dalam menganalisis media, ia ditempatkan di posisi senior dan berperan penting dalam pengambilan keputusan dan merumuskan kebijakan May. Selain Fiona, dari bidang jurnalistik yaitu Liz Sanderson seorang mantan wartawan Daily mail juga dipercayakan menjadi Head of Features (kepala fitur). Jabatan sekertaris press ditempati oleh Lizzie Loudon, penasihat khusus Ian Duncan Smith. Ia berhenti menjadi petugas pers sebagai aksi voting leave-nya ketika atasannya

(Ian Duncan) mengundurkan diri dari kabinet sebelumnya.

May juga masih mempercayakan yang sebelumnya menjadi penasihat politik untuk Boris Johnson. Perrior adalah anggota hubungan masyarakat pada kampanye walikota Boris Johnson tahun 2008. Pada masa pemerintahan May, ia menjadi direktur komunikasi menggantikan peran Craig

Oliver yang bekerja untuk David Cameron meskipun ia memutuskan untuk mengundurkan diri di tahun berikutnya. Sedangkan direktur kebijakan dijabat oleh john Godfrey, seseorang kepercayaan May yang sebenarnya tidak sepenuhnya mendukung May.

Yang berbeda dari kabinet May adalah adanya pos baru khusus masalah

Brexit yang dipercayakan kepada David Davis yang notabene merupakan pendukung utama Brexit. Davis diharapkan mampu menyelesaikan negosiasi sehingga tidak terjadi referendum kedua.

72

Universitas Sumatera Utara 3.2.2. Penuntasan proses negosiasi

Sebagai aktor yang memegang peran regulasi dan sebagai motor

komunikasi keinginan masyarakat menuju perubahan dan cita-cita negara yang

lebih baik, maka May dirasa perlu menuntaskan pada tahap yang paling penting.

Sebab, hasil referendum merupakan asa bagi warga negara UK.

Pada Juni 2016, Presiden Dewan Eropa Donald Tusk, mengatakan

"tidak akan ada pasar tunggal a la carte"67 kemudian berkeras bahwa apabila

Britania Raya menginginkan untuk dapat tetap berada dalam Pasar Tunggal

Eropa (ESM) maka Britania Raya harus menerima empat syarat utama dari Uni

Eropa, yaitu kebebasan bergerak untuk barang, modal, jasa layanan, dan tenaga

kerja.68 Tusk juga menambahkan, tidak akan ada negosiasi antara Uni Eropa dan

Britania Raya sampai Britania Raya resmi memberikan permintaan penggunaan

Artikel 50 kepada Uni Eropa. Pada bulan Oktober, Perdana Menteri Theresa May

menekankan bahwa prioritasnya adalah untuk mengakhiri yurisdiksi undang-

undang Uni Eropa di Britania raya dan juga kebebasan bergerak Uni Eropa, dan

juga untuk tetap menjamin perusahaan Britania Raya dan Uni Eropa memiliki

kebebasan maksimum untuk berdagang di Britania Raya dan Pasar Tunggal

Eropa.

Periode hukum untuk negosiasi antara Britania Raya dan Uni Eropa

dimulai pada 29 Maret 2017, ketika Britania Raya secara resmi telah mengajukan

67 Heffer, Greg (29 Juni 2016). ""It's not single market à la carte" Donald Tusk tells UK it's FREE MOVEMENT or nothing". Daily Express. Diakses tanggal 30 april 2018. 68 ibid

73

Universitas Sumatera Utara surat pemberitahuan penarikan diri mereka.69 Dalam surat tersebut Britania Raya

menyerukan bahwa terdapat "hubungan khusus dan mendalam" antara Britania

Raya dan Uni Eropa, dan mengingatkan kembali bahwa kegagalan untuk

mencapai kesepakatan diantara mereka dapat membuat hubungan perdagangan

mereka diatur di bawah ketentuan Organisasi Perdagangan Dunia, dan juga

berakibat pada melemahnya kerjasama Britania Raya dalam perang melawan

kejahatan dan terorisme. Surat tersebut juga menyarankan agar kedua belah pihak

memprioritaskan hak-hak warga negara Uni Eropa di Britania Raya dan

sebaliknya dalam kesepakatan awal, dan menyatakan bahwa Britania Raya tidak

akan berusaha untuk tetap berada di dalam Pasar Tunggal Eropa. Sebaliknya,

Britania Raya menginginkan adanya perjanjian perdagangan bebas dengan Uni

Eropa. Sebagai tanggapan, Merkel menyatakan dengan tegas bahwa Uni Eropa

tidak akan membahas kerjasama dengan Britania Raya di masa depan tanpa

terlebih dahulu menyelesaikan persyaratan mereka untuk meninggalkan Uni

Eropa, dikutip dari The Guardian "Negosiasi harus pertama-tama mengklarifikasi

bagaimana kita akan mengurai hubungan kita yang telah terlanjur saling terkait

ini ... Hanya ketika pertanyaan ini telah terjawab -semoga segera setelah itu- kita

dapat membicarakan hubungan kita di masa depan". Kemudian Guy Verhofstadt

juga menyebut pernyataan Britania Raya berkaitan dengan keamanan dan

terorisme dalam surat tersebut sebagai bentuk "pemerasan", dan dia beserta

anggota Uni Eropa lainnya tidak akan menerima apabila Britania Raya

69 "European Council (Art. 50) guidelines for ". Council of the European Union. 29 April 2017. Diakses 30 april 2018

74

Universitas Sumatera Utara menggunakan kekuatannya dalam militer dan juga intelijen untuk digunakan

sebagai alat tawar. Presiden Komisi Eropa, Jean-Claude Juncker juga

menambahkan, keputusan Britania Raya untuk mundur dari Uni Eropa adalah

"pilihan yang akan mereka sesali suatu saat nanti".70

Pada 29 April 2017, segera setelah putaran pertama pemilihan presiden

Prancis, tiap kepala negara anggota Uni Eropa menerima panduan negosiasi yang

disiapkan oleh Tusk. Pedoman tersebut memberi arahan bahwa Artikel 50

memungkinkan negosiasi dibagi dalam dua-fase, di mana fase pertama Britania

Raya harus menyetujui komitmen keuangan dan pemberian 'tunjangan manfaat'

seumur hidup bagi warga negara Uni Eropa yang berada di Britania Raya, dan

kemudian setelah fase pertama tersebut negosiasi untuk membahas hubungan

masa depan antara kedua belah pihak dapat dimulai. Pada tahap pertama, Uni

Eropa akan menuntut Britania Raya membayar "tagihan perceraian", yang

berdasarkan perkiraan awal senilai 60 miliar euro, namun bertambah seiring

tuntutan keuangan tambahan dari Jerman, Perancis, dan Polandia, hingga

menjadi 100 miliar euro, yang mana David Davis langsung memberikan

pernyataan bahwa Britania Raya tidak akan membayar £100 miliar. Menurut

laporan dari Komite Uni Eropa Parlemen Britania Raya yang diterbitkan pada 4

Maret 2017 menyatakan bahwa, jika tidak ditemukan kesepakatan pada akhir

periode negosiasi, Britania Raya dapat menarik diri dari Uni Eropa tanpa

pembayaran.

70 Asthana, Anushka (30 Maret 2017). "Don't blackmail us over security, EU warns May". The Guardian. Diakses 30 Mei 2018.

75

Universitas Sumatera Utara Pada 22 Mei 2017, Dewan Eropa memberikan lampu hijau kepada

negosiatornya untuk memulai pembicaraan Brexit dan mengadopsi arahan

perundingan yang telah diberikan sebelumnya. Hari pertama pembicaraan

berlangsung pada 19 Juni, di mana Davis dan Barnier (ketua negosiator Uni

Eropa) setuju untuk memprioritaskan isu hak tinggal bagi warga kedua belah

pihak. Dalam hari pertama ini Davis tidak dapat memaksa Uni Eropa untuk

mendiskusikan isu perbatasan Republik Irlandia dan perdagangan bebas lainnya

karena Uni Eropa menuntut pembahasan isu tersebut harus terlebih dahulu

menunggu penyelesaian isu "tagihan perceraian" yang mereka tuntut. Barnier,

memberi pernyataan kepada media bahwa Britania Raya lah yang meminta untuk

keluar dari Uni Eropa, maka Britania Raya harus paham dengan konsekuensinya,

dan Britania Raya tidak dapat mendikte jalannya perundingan.71

Pada tanggal 22 Juni 2017, Perdana Menteri May memberi penawaran bahwa

dia akan menjamin hak warga negara Uni Eropa yang tinggal secara sah di

Britania Raya, dan menawarkan kepada setiap warga negara Uni Eropa yang

tinggal di Britania Raya selama lebih dari 5 tahun sampai batas waktu yang tidak

ditentukan, antara Maret 2017 hingga Maret 2019, akan menikmati hak yang

sama seperti warga negara Britania Raya pada umumnya, dengan syarat Uni

Eropa memberikan penawaran yang sama kepada para ekspatriat Britania Raya

yang tinggal di Uni Eropa. Perdana Menteri May memperinci proposalnya untuk

isu hak tinggal pada 26 Juni, tetapi hal ini tetap tidak mampu menciptakan

71 "Brexit: UK caves in to EU demand to agree divorce bill before trade talks", The Guardian, 19 Juni 2017. Diakses tanggal 30 April 2018.

76

Universitas Sumatera Utara kesepakatan antara Britania Raya dan Uni Eropa hingga akhir Juni 2017.

Negosiator dari Uni Eropa sendiri terus bersikeras agar Mahkamah Eropa tetap

memiliki yurisdiksi di Britania Raya berkaitan dengan warga negara Uni Eropa

yang tinggal disana, sesuai dengan tujuan dan arahan negosiasi yang diberikan

kepada mereka.

Pada pertengahan Juli 2017, putaran kedua negosiasi dimulai, di putaran

kedua ini terdapat beberapa isu besar yang dibahas dalam negosiasi, diantaranya

mengenai isu perbatasan Republik Irlandia, dimana kedua belah pihak

mengalami kemajuan, kemudian permintaan rincian "tagihan perceraian" yang

diajukan oleh Uni Eropa oleh negosiator Britania Raya, lalu kritik dari negosiator

Uni Eropa terhadap tawaran hak kewarganegaraan dari Britania Raya. David

Davis sendiri dalam negosiasi ini enggan berkomitmen untuk menyetujui

keseluruhan tagihan perceraian yang diminta oleh Uni Eropa, sedangkan Michel

Barnier enggan untuk berkompromi atas permintaannya agar Mahkamah Eropa

tetap memiliki yurisdiksi yang berkelanjutan atas hak-hak warga negara Uni

Eropa yang tinggal di Britania Raya setelah Brexit, Britania Raya mengusulkan

untuk membentuk badan internasional baru yang terdiri dari hakim dari Britania

Raya dan Uni Eropa, namun usulan ini langsung ditolak oleh Barnier.72

Pada Agustus 2017, pemerintah Britania Raya menerbitkan makalah pertama

yang menjelaskan visi Britania Raya setelah Brexit, makalah ini membahas

pengaturan perdagangan dan pabean. Pada tanggal 23 Agustus, Perdana Menteri

72 Brexit: UK and EU at odds over "exit bill"". BBC. 21 Juli 2017. Diakses tanggal 30 Mei 2018.

77

Universitas Sumatera Utara May mengumumkan bahwa Britania Raya akan meninggalkan yurisdiksi

Mahkamah Eropa ketika periode transisi Brexit berakhir, tetapi May tetap

menjanjikan pengadilan Britania Raya dan Mahkamah Eropa tetap saling

mengawasi satu sama lain sesudah Britania Raya resmi meninggalkan Uni

Eropa.73 Jean-Claude Juncker mengkritisi makalah posisi Britania Raya ini

dengan mengatakan bahwa makalah Britania Raya ini tidak ada yang

memuaskan, dan menegaskan kembali bahwa Uni Eropa tidak akan memulai

negosiasi mengenai masa depan hubungan perdagangan mereka apabila isu-isu

sebelumnya tidak terlebih dahulu selesai.

Putaran ketiga negosiasi dimulai pada 28 Agustus 2017. Terdapat kemajuan

pada isu perbatasan Irlandia dimana Britania Raya setuju untuk menjamin

kebebasan bergerak bagi warga Uni Eropa di dalam Area Perjalanan Bersama

(CTA) antara Irlandia dan Britania Raya. Namun di lain sisi, terjadi

ketidaksepakatan atas penyelesaian keuangan oleh kedua belah pihak, dimana

negosiator Britania Raya mengacu pada Kerangka Keuangan Multiannual (MFF)

untuk periode 2014-2020, yang disepakati oleh negara-negara anggota dan

parlemen Uni Eropa sebagai "alat perencanaan" untuk periode berikutnya.

Britania Raya menganggap bahwa MFF menetapkan batas atas pengeluaran di

berbagai area kebijakan yang luas dan pada praktiknya kemudian akan direvisi

secara radikal selama proses pembentukan anggaran tahunan tiap negara, ketika

kewajiban-kewajiban keuangan yang harus dianggarkan pada setiap negara

73 PM: UK leaving EU court's jurisdiction". BBC. 23 Agustus 2017. Diakses tanggal 30 Mei 2018.

78

Universitas Sumatera Utara tersebut muncul. Sedangkan, metodologi yang digunakan oleh Komisi Eropa

untuk menghitung "tagihan perceraian" Brexit, adalah dengan membagi

pengeluaran dalam MFF ke dalam porsi yang sebelumnya disetujui oleh masing-

masing negara anggota. Metodologi perhitungan yang digunakan oleh Uni Eropa

ini dinilai memberatkan Britania Raya karena membuat tagihan mereka

membengkak.74

Pada tanggal 5 September 2017, Davis memberi pernyataan bahwa "kemajuan

konkrit" telah diraih selama perundingan di musim panas dalam berbagai isu,

seperti diantaranya perlindungan terhadap hak-hak ekspatriat Britania Raya dan

Uni Eropa untuk mengakses perawatan kesehatan dan juga isu mengenai isu

masa depan perbatasan Irlandia, namun perbedaan kedua belah pihak mengenai

"tagihan perceraian" masih belum tersolusikan, dia menuding bahwa Uni Eropa

mencoba menekan Britania Raya dengan menggunakan jadwal negosiasi yang

semakin sempit agar Britania Raya segera menyetujui permintaan "tagihan

perceraian" mereka. Pada 9 September, Komisi Eropa menerbitkan beberapa

makalah perundingan, termasuk salah satunya di mana Uni Eropa menyatakan

bahwa solusi bagi perbatasan Irlandia paska Brexit merupakan tanggung jawab

dari Britania Raya, dan makalah ini juga menjelaskan solusi "unik" yang

digunakan untuk perbatasan Irlandia ini tidak akan selalu menjadi kerangka

untuk hubungan pasca-Brexit bagi anggota Uni Eropa lainnya.

74 Smyth, Patrick (30 Agustus 2017). "Huge gulf in negotiations on UK's Brexit bill". The Irish Times. Diakses tanggal 30 Mei 2018.

79

Universitas Sumatera Utara Pada 22 September 2017, Perdana Menteri May mengumumkan detail lebih

lanjut mengenai proposal Brexit-nya, dimana dalam salah satu bagiannya

menyebutkan Britania Raya menawarkan £20 miliar selama 2 tahun masa transisi

dan dengan tetap menerima imigran dari Eropa. May juga menawarkan hubungan

kerja sama keamanan baru dengan Uni Eropa, dimana May menyebutkan Uni

Eropa akan menjadi "rekan dan teman terkuat" bagi Britania Raya, kemudian

juga untuk terus melanjutkan kontribusi terhadap proyek-proyek yang sedang

berlangsung dan saling menguntungkan seperti sains dan keamanan.75 Kemudian

May juga mengungkapkan bahwa Britania Raya takkan menjadi penghalang bagi

upaya Juncker untuk lebih menyatukan Uni Eropa.76 Barnier sendiri menanggapi

proposal May dengan mengatakan bahwa proposal tersebut sangat konstruktif,

namun perlu diterjemahkan lebih lanjut menjadi aksi dalam negosiasi agar dapat

memberikan kemajuan yang berarti, Barnier juga mengungkapkan "untuk

pertama kalinya dalam negosiasi Britania Raya mengajukan permintaan untuk

tetap dapat mengakses pasar tunggal Eropa, maka apabila ke-27 pemimpin

negara Uni Eropa setuju, maka permintaan ini dapat diperhitungkan oleh Uni

Eropa. Senada dengan Barnier, Presiden perancis, Emanuel Macron menegaskan

bahwa Uni Eropa takkan memulai negosiasi mengenai masa depan hubungan

Britania Raya dan Uni Eropa apabila Britania Raya tidak menyelesaikan terlebih

75 Keep EU trade as it is until 2021 - May". BBC. 22 September 2017. Diakses tanggal 31 Mei 2018. 76 ibid

80

Universitas Sumatera Utara dahulu isu regulasi warga Uni Eropa, perbatasan Irlandia, dan "tagihan

perceraian" yang sedang dinegosiasikan.77

Putaran keempat negosiasi dimulai pada 25 September, putaran keempat ini

diwarnai dengan ungkapan Davis yang menegaskan kembali bahwa Britania

Raya akan menghormati komitmen yang dibuat selama keanggotaannya dalam

Uni Eropa hanya apabila tercapai kesepakatan untuk memiliki hubungan baru

yang khusus dan mendalam antara Britania Raya dan Uni Eropa setelah Britania

Raya resmi keluar.

Pada pertemuan Dewan Eropa 19 sampai 20 Oktober 2017, ke-27 pemimpin

negara Uni Eropa bertemu untuk membahas apakah mereka akan memulai

negosiasi dagang dengan Britania Raya atau tidak. Namun bagaimanapun Davis

telah menyerah untuk menekan Uni Eropa agar segera memberi keputusan

karena pemilu federal Jerman yang diadakan pada 24 September, yang berarti

pemerintahan Jerman tidak akan siap untuk memberikan keputusan pada

Oktober, hal ini menunda keputusan Dewan Eropa hingga desember.

Pada 9 Oktober 2017, May mengumumkan kepada Parlemen bahwa Britania

Raya dapat berdiri sendiri sebagai negara independen dalam pola

perdagangannya dengan Uni Eropa apabila tidak tercapai kesepakatan antar

Britania Raya dan Uni Eropa hingga mereka resmi keluar.

77 "Brexit: UK needs to clarify issues - Macron". BBC News. 23 September 2017. Diakses tanggal 31 Mei 2018.

81

Universitas Sumatera Utara Pada Desember 2017, Uni Eropa mengumumkan bahwa mereka siap untuk melanjutkan negosiasi ke fase selanjutnya, pembicaraan mengenai periode transisi setelah Maret 2019 akan dimulai pada awal tahun 2018, dan pembicaraan mengenai hubungan Britania Raya dan Uni Eropa di masa depan, termasuk perdagangan dan keamanan akan dimulai pada Maret 2018.

Pada 2 Maret 2018, sebelum konferensi Uni Eropa di Brussel, PM May memberikan pidato sehubungan dengan Brexit. May menegaskan kedua belah pihak harus dapat menerima kenyataan pahit yang akan mereka hadapi, dalam beberapa hal kedua belah pihak tidak akan dapat saling mengakses pasar seperti yang saat ini mereka nikmati, dan juga Britania Raya tidak bisa berharap untuk menikmati semua manfaat dan keuntungan dari Uni Eropa tanpa memenuhi semua kewajibannya.

Pada Maret 2018, dalam Konferensi Uni Eropa di Brussel, kedua belah pihak setuju untuk menerapkan periode transisi, yang akan dimulai sejak 29 Maret

2019 hingga 31 Desember 2020. Pada periode transisi ini para pendatang dari

Uni Eropa ke Britania Raya ataupun sebaliknya akan tetap dapat menikmati haknya seperti sebelumnya, Britania Raya juga tetap dapat bernegosiasi, menyetujui, dan meratifikasi perjanjian perdagangan dengan Uni Eropa selama masa transisi tersebut, kemudian selama periode transisi Britania Raya juga tetap dianggap sebagai bagian dari Uni Eropa dalam hal perjanjian perdagangan dengan negara diluar Uni Eropa, lalu Britania Raya masih akan tetap menjadi bagian dari Kebijakan Perikanan Bersama hingga 2020 dengan diberikan jaminan

82

Universitas Sumatera Utara bahwa mereka tetap dapat menikmati bagian mereka dalam hal perikanan, dan

terakhir, Irlandia Utara tetap akan tergabung dalam Pasar Tunggal Eropa dan

Serikat Pabean apabila tidak diketemukan solusi bersama selama masa transisi

ini untuk menghindari terciptanya perbatasan keras antara Republik Irlandia dan

Irlandia Utara.

Negosiasi antara kedua belah pihak akan berlanjut pada 28-29 Juni 2018 di

Brussel,78 agenda dari negosiasi ini untuk membahas isu perbatasan Republik

Irlandia dan Irlandia Utara dan juga kerangka hubungan masa depan Britania

Raya dengan Uni Eropa.79

3.3. Pandangan Tentang Kebijakan yang diambil May

Tujuan utama pemerintah May adalah untuk memastikan Brexit tidak terlalu

membahayakan ekonomi Inggris. May menginginkan ekonomi inggris menjadi

layak bagi seluruh warganya. Fokus May di bidang ini adalah pada

produktivitas, ia hendak melakukan banyak perubahan sistem di bidang energi,

infrastruktur, dan pembangunan rumah. Namun May sangat tidak mungkin

mengambil keputusan hard brexit mengingat Inggris dan uni eropa masih

sanling membutuhkan.

a. Peningkatan Infrastruktur dan transportasi

78 "Key dates in Brexit process". Reuters. 3 Februari 2018. Diakses tanggal 16 Juni 2018. 79 "European Council (Art.50), 29/06/2018". European Council. Diakses tanggal 16 Juni 2018.

83

Universitas Sumatera Utara Diawal May menjabat, ia dihadapkan oleh begitu banyak masalah pelik diluar pejanjian negosisasi yang harus segera diselesaikan. Pembangunan- pembangunan pun dilakukan satu demi satu. Namun beberapa pertanyaan tetap ada, demi cita-cita yang menginginkan Inggris yang terbuka May memulai dengan membenahi permasalahan transportasi. Permasalahan yang paling kontroversial yang dicoba May untuk diselesaikan adalah ekspansi Bandara paling sibuk didunia, Heathrow. Namun, May akan menunjukkan bahwa dia menempatkan kepentingan nasional di garis depan pengambilan keputusannya, dan memastikan bahwa Inggris menunjukkan bahwa itu adalah 'terbuka untuk bisnis' di pos Uni Eropa-dunia. Pada Oktober 2016, Pemerintah Inggris mengumumkan keputusan rencana peningkatan kapasitas Bandara Internasional

Heathrow, London. Spekulasi yang berkembang di Inggris adalah pemerintah akan mendukung rencana ekspansi tersebut.

Para anggota kabinet yang menentang keputusan ini akan diberi kesempatan menyuarakan pandangannya bersamaan dengan diumumkannya opsi terpilih. Hal ini dikatakan juru bicara Perdana Menteri (PM) Inggris

Theresa May. Setelah melewati perdebatan dan perselisihan selama bertahun- tahun, pemerintah Inggris diperkirakan menyetujui dibangunnya landasan baru di Heathrow.

Keputusan untuk menyetujui atau tidak menyetujui opsi ini atau malah memperluas bandara Gatwick -yang juga di London- akan diambil oleh subkomite kabinet urusan transportasi. Anggotanya mencakup May dan

84

Universitas Sumatera Utara Menteri Keuangan Philip Hammond. ―Keputusan ini sudah terlalu lama tertunda dan harus dilakukan sekarang demi kepentingan nasional,‖ ujar juru bicara May.

Peningkatan infrastruktur bandara London sudah menjadi subjek perdebatan selama bertahun-tahun di Inggris. Padahal ibukota tersebut sudah memiliki lima bandar udara. Masyarakat bisnis di Inggris juga sudah lama melobi pemerintah untuk memperluas salah satu bandara yang ada. Menurut mereka, kapasitas yang sekarang sudah tidak mampu memenuhi peningkatan permintaan perjalanan udara.

Pada Juli 2015, komisi yang ditunjuk pemerintah Inggris merekomendasikan pembangunan landas pacu ketiga di Heathrow untuk mengurangi kepadatan. Pembangunannya akan menelan dana 17,6 miliar pound atau setara US$ 21,4 miliar, tapi diperkirakan menghasilkan pendapatan hingga

147 miliar dalam 60 tahun dan menciptakan lebih dari 70.000 lapangan kerja hingga 2050Pada infrastruktur, May telah menjanjikan penyeimbangan kembali dari layanan keuangan demi manufaktur. Ini telah tercermin dalam penciptaan

Departemen baru untuk Bisnis, Energi dan Strategi Industri.

Pada HS2 (high speed 2), May telah mendukung proyek hingga saat ini.

Biaya proyek yang berputar-putar kemungkinan akan berada di bawah pengawasan yang meningkat dalam beberapa tahun mendatang, yang mungkin menimbulkan tantangan bagi agenda fiskalnya. Meskipun demikian, tujuan

85

Universitas Sumatera Utara proyek ini selaras dengan etos 'satu bangsa' miliknya sendiri, yang

mengisyaratkan kemungkinannya aman.80

Komitmen May untuk memimpin Inggris dalam semangat 'satu bangsa'

memiliki implikasi nyata untuk kebijakan transportasi dan infrastruktur. Ini

menunjukkan kontinuitas dari pemerintahan sebelumnya, yang harus

memberikan beberapa kenyamanan bagi investor infrastruktur pada saat

ketidakpastian81.

Baik Cameron maupun melihat proyek infrastruktur

besar sebagai alat untuk mencapai tujuan 'satu bangsa'. Dengan berinvestasi

dalam hubungan untuk menghubungkan secara fisik negara tersebut, mereka

percaya bahwa mereka dapat menumbuhkan rasa persatuan nasional. Di bagian

depan ini, tanda-tanda awal menunjukkan May akan mengikuti pendahulunya.

Bahkan, dia bahkan mungkin melangkah lebih jauh. Selama kampanye

kepemimpinannya, dia mengkritik kurangnya "reformasi ekonomi yang

mendalam" selama enam tahun terakhir dan menyoroti masalah produktivitas

Inggris. Dia berjanji ini akan menjadi prioritas bagi Departemen Keuangan dan

menjanjikan obligasi proyek yang didukung-lebih-keuangan untuk proyek-

proyek infrastruktur untuk mengatasinya. Dia juga menjanjikan sebuah rencana

80 Westminster: advicers. 2016. The Theresa May government: New era, new agenda, new politics? 81 Ibid

86

Universitas Sumatera Utara untuk "membantu tidak satu atau bahkan dua dari kota-kota regional kami yang

besar tetapi setiap satu dari mereka.".82

May telah mengatakan bahwa pemerintah tidak akan bekerja untuk

memenuhi target surplus 2020 Osborne. Sangat tidak mungkin untuk bisa

bertemu, tetapi dengan langkah awal ini May telah memberikan pemerintahnya

lebih banyak ruang untuk manuver. Ini sangat penting untuk memposisikan

kembali perekonomian Inggris agar kompetitif di dunia pasca-Brexit.83

Prioritas internasional May, di luar negosiasi keluarnya Inggris dari Uni

Eropa, akan fokus mempromosikan Inggris di luar negeri. Boris Johnson

sebagai Menteri Luar Negeri dan Liam Fox sebagai Sekretaris Perdagangan

Internasional kemungkinan besar memiliki fokus untuk membangun hubungan

global dan menghadirkan Inggris sebagai negara perdagangan global yang

bersedia dan terbuka untuk bisnis di dunia pasca-Brexit.

May telah menyatakan bahwa dia ingin membangun hubungan

perdagangan Inggris di luar Eropa, dengan China dan Australia di depan untuk

transaksi apa pun. Perkara apakah dia akan bersikap ramah kepada orang-orang

Cina seperti George Osborne masih harus dilihat, dengan kepala staf

gabungannya, Nick Timothy, setelah sebelumnya telah pedas tentang

pendekatan ini.

82 Ibid 83 Ibid

87

Universitas Sumatera Utara Berasal dari kesepakatan perdagangan Mungkin perlu memastikan pasca-

Brexit Inggris tetap berwawasan ke luar dan diharapkan menjalankan kebijakan luar negeri internasionalis. Ini akan menegaskan kembali komitmen Inggris untuk NATO, setelah sebelumnya menyatakan pentingnya mempertahankan keanggotaan Inggris untuk kepentingan keamanan. Menunjukkan komitmennya pada pertahanan, salah satu tindakan pertama May sebagai Perdana Menteri adalah untuk melakukan pemungutan suara pada pembaruan Trident.

Tentang pertahanan dan diplomasi, pihak Cuti menekankan selama kampanye referendum bahwa Inggris akan tetap menjadi peserta global yang aktif dan tidak akan mundur ke dalam. Tantangan bagi pemerintah May adalah untuk mendemonstrasikan ini adalah kasusnya. Mempertahankan Michael

Fallon sebagai menteri pertahanan, yang sudah memiliki hubungan internasional yang kuat, kemungkinan akan mempermudah untuk melakukan ini. b. Pembenahan pada bidang kesehatan, pendidikan dan properti

Dalam bidang kesehatan, brexit juga meninggalkan dampak buruk pada kesehatan warga Inggris dan kesejahteraan warga inggris adalah yang terutama bagi May. Menteri Kesehatan Jeremy Hunt, yang telah mempertahankan jabatannya, kemungkinan akan melanjutkan rencananya untuk memberlakukan kontrak dokter junior saat ini. Perdana Menteri menggunakan pidato Downing

Street pertamanya untuk menyoroti komitmen demi kesetaraan dan agenda

88

Universitas Sumatera Utara kesehatan masyarakat. Penasihatnya memiliki hubungan kuat dengan sejumlah badan amal perawatan kesehatan dan mendukung ambisinya untuk memberikan kesempatan hidup yang setara bagi semua orang, termasuk mereka yang memiliki keterbatasan fisik. Kepala staf gabungan May Fiona Hill sebelumnya bekerja untuk Partai Konservatif sebagai petugas pers untuk sekretaris kesehatan bayangan masa depan Andrew Lansley, memberinya latar belakang yang kuat dalam politik dan kebijakan kesehatan.

Pidato pertama di luar downstreet No. 10 berfokus pada penanggulangan ketidakadilan sosial. Dia memberi penghormatan pada catatan Cameron dan menjelaskan bahwa dia akan terus melanjutkan agenda Konservatif Satu

Bangsa termasuk fokusnya untuk meningkatkan 'peluang hidup'.

Penekanan pada penanggulangan ketidaksetaraan dan mobilitas sosial melalui peningkatan pada pendidikan, keterampilan dan kebijakan keluarga sudah jelas. Di tangga kantor dinasnya, May berkata: ―Jika Anda seorang bocah berkulit putih, anak kelas pekerja, Anda cenderung lebih kecil daripada orang lain di Inggris untuk masuk ke universitas. Jika Anda berada di sekolah negeri,

Anda cenderung tidak akan mencapai profesi teratas daripada jika Anda dididik secara pribadi. ‖Reformasi besar yang sudah dilakukan untuk formula pendanaan nasional juga akan mengalami kemajuan di bawah May yang telah menyambut baik dana ekstra untuk anak-anak dari latar belakang yang kurang beruntung.

89

Universitas Sumatera Utara Pengangkatan Justine Greening sebagai Menteri Pendidikan May, yang pertama dididik di sekolah yang komprehensif, mencerminkan komitmennya untuk menempatkan pendidikan di pusat peluang kehidupan dan agenda keadilan sosial. Minat May adalah pendidikan kemungkinan akan dipicu oleh

Kepala Staf Gabungan Nick Timothy. Timothy, mantan penasihat senior May dalam perannya sebagai Menteri Dalam Negeri, hingga beberapa hari yang lalu kepala Jaringan Sekolah Baru, sebuah badan amal yang didedikasikan untuk mendukung sekolah gratis. Penunjukannya akan meningkatkan kemungkinan bahwa Justine Greening, sebagai Sekretaris Pendidikan, akan diberikan dukungan dan dorongan yang diperlukan untuk terus memberikan beberapa perubahan radikal yang diperkenalkan di bawah David Cameron.

Tanggungjawab untuk pendidikan tinggi dan keterampilan harus dipindahkan dari Departemen Bisnis, Inovasi dan Keterampilan ke Departemen

Pendidikan. Pentingnya mobilitas sosial dan membantu orang mencapai potensi mereka akan terus tercermin dalam kebijakan pendidikan tinggi - seperti yang telah ada di bawah reformasi Jo Johnson kepadanya.

Theresa May telah mengindikasikan bahwa perumahan akan terus menjadi area fokus untuknya melihat dari laju imigrasi sampai saat ini ( terhitung 2017) Pada tahun 2010, terdapat sekitar 7 juta penduduk kelahiran asing di Britania Raya; 11,3% dari total penduduk. Dari jumlah tersebut, sebanyak 4,76 juta (7,7%) lahir di luar Uni Eropa dan 2,24 juta (3,6%) lahir di negara-negara anggota Uni Eropa. Proporsi penduduk kelahiran asing di

90

Universitas Sumatera Utara Britania Raya masih sedikit lebih rendah dibandingkan dengan beberapa negara

Eropa lainnya, namun migrasi inilah yang telah berkontribusi besar dalam

meningkatkan jumlah populasi di Britania Raya antara tahun 1991 hingga

2001.84 Data dari Office for National Statistics (ONS) menunjukkan bahwa

sebanyak 2,3 juta imigran pindah ke Britania Raya pada periode 1991-2006.85

Pada tahun 2008, diprediksi bahwa migrasi akan menambah jumlah penduduk

Britania sebanyak 7 juta jiwa menjelang tahun 2031, dengan rata-rata berumur

produktif. Oleh karena itu ia telah menawarkan resep krisis tersebut yaitu

perumahan - kekurangan perumahan yang menyebabkan harga naik, sehingga

sulit bagi kaum muda untuk memiliki mereka rumah sendiri. Jelas bahwa May

akan terus fokus pada peningkatan kepemilikan rumah, meskipun ada beberapa

panggilan untuk pendekatan yang menangani masalah di semua tenor.

Bangaimanapun, sekretaris baru Philip Hammond akan mengambil

pandangan lain pada kebanyakan subsidi yang ditawarkan kepada pembeli

rumah. Beberapa analis percaya ini memperburuk krisis perumahan dengan

menempatkan tekanan tambahan pada pasokan rumah yang terbatas - belum

lagi biaya yang diajukan kepada Exchequer.

Yang menarik, May juga telah menarik garis antara perumahan dan

tantangan produktivitas yang dihadapi Inggris, menyatakan bahwa terlalu

banyak ―uang negara akan masuk ke perumahan mahal daripada investasi yang

84 Muenz, Rainer (2006). "Europe: Population and Migration in 2005". Migration Policy Institute. 85 Doughty, Steve; Slack, James (3 June 2008). "Third World migrants behind our 2.3m population boom". Daily Mail. London.

91

Universitas Sumatera Utara lebih produktif yang menghasilkan lebih banyak pertumbuhan ekonomi.‖ Ini

bisa membuka pintu untuk reformasi sisi penawaran, termasuk liberalisasi lebih

lanjut dari kebijakan perencanaan atau intervensi pemerintah untuk membuat

pasar perumahan bekerja untuk kepentingan pembeli rumah daripada

pengembang.86

Oleh karena itu, May bisa mewakili kesinambungan dalam tujuan, tetapi

mungkin keberangkatan dalam arti. Dia akan melanjutkan semangat

konservatisme satu bangsa pendahulunya, tetapi akan melangkah lebih jauh

dalam upaya mencapainya, melepaskan obligasi Treasury dan meluncurkan

konsep Northern Powerhouse ke wilayah lain. Yang jelas adalah sebelum 2020,

kita akan melihat infrastruktur di jantung agenda satu bangsa pemerintah.

86 Westminster: advisers. 2016. The Theresa May government: New era, new agenda, new politics?

92

Universitas Sumatera Utara BAB IV

PENUTUP

4.1. Kesimpulan

Britania Raya (United Kingdom) adalah salah satu negara maju dengan ekonomi terbesar keenam di dunia menurut PDB nominal dan terbesar kedelapan di dunia menurut keseimbangan kemampuan berbelanja. Britania Raya juga merupakan negara industri pertama di dunia87, dan menjadi penguasa dunia pada abad ke-19 dan awal abad ke-20. Hingga saat ini, negara ini tetap menjadi kekuatan besar yang berpengaruh dalam bidang ekonomi, budaya, militer, sains, dan politik. Britania Raya diakui sebagai negara yang memiliki senjata nuklir, dan pengeluaran militernya menempati urutan terbesar keempat di dunia.88

Britania Raya juga merupakan anggota tetap Dewan Keamanan PBB sejak tahun 1946 dan telah menjadi anggota Uni Eropa serta pendahulunya; Masyarakat

Ekonomi Eropa, sejak tahun 1973. Britania Raya juga merupakan anggota Negara-

Negara Persemakmuran, Majelis Eropa, G7, G8, G20, NATO, OECD, dan Organisasi

Perdagangan Dunia (WTO).

Meskipun sudah menjadi negara super power yang tercatat sebagai negara dengan ipm 0,892 dan tergolong sangat tinggi serta perekonomian tinggi yaitu dengan perekonomian terbesar di dunia dengan PDB per-kapita rata-rata £ 22.907. Hal ini

87 Mathias, P. (2001). The First Industrial Nation: the Economic History of Britain, 1700–1914. London: Routledge. ISBN 0-415-26672-6. 88 Wikipedia.com/id/britania_raya

93

Universitas Sumatera Utara tidak menjadi suatu kepuasan bagi UK, terhitung dari tahun 1977 Inggris memang berencana untuk menarik diri dari Uni Eropa. kerugian pada mata uang Poundsterling serta isu imigran menjadi pemicunya.

Keputusan UK untuk melepaskan diri dari organisasi supranasional Uni

Eropa pada 2016 lalu meninggalkan krisis di segala bidang pada Inggris. Mundurnya david Cameron setelah melakukan referendum pun menambah pekerjaan rumah untuk penggantinya. Yaitu ia, Theresa May. Theresa May dikenal sebagai tokoh konservatif liberal masih dinilai kurang cakap bila dibandingkan dengan menteri perempuan Inggris sebelumnya, Margareth Thatcher. Meskipun seorang eropaskeptis dan cukup sering mengkritik kebijakan uni eropa namun May mendukung bertahannya inggris pada referendum 2016 lalu. Setelah menjabat sebagai perdana

Menteri May dihadapkan berbagai masalah dari masalah ekonomi, imigran, disintegrasi hingga lingkungan. Selain harus melakukan pembenahan May juga diharuskan melakukan peningkatan dari sebelumnya.

Yang paling mendesak dari akibat yang ditimbukan adalah penyelesaian proses negosiasi. Tentunya dampak merugikan akan terus muncul seiring dengan semakin lamanya penyelesaian negosiasi. Theresa May menolak untuk melakukan referendum kedua sehingga ia harus segera memenuhi segala regulasi dari uni eropa agar dapat keluar secara resmi dan total. Ia berharap Inggris dapat memulai pembenahan yang diakibatkan oleh efek politik tersebut sebelum munculnya permasalahan baru.

94

Universitas Sumatera Utara Inggris yang dikenal sebagai negara super power tentu tidak akan mengalami pailit sekalipun keluar dari Uni eropa, sebaliknya Uni eropa justru akan mengalami kesulitan mengingat inggris merupakan stake holder penting sejak terbentuknya uni eropa. Namun, keberlangsungan Inggris tergantung pada Theresa May.

Peran Theresa May sebagai Perdana Menteri merupakan aktor pembangunan bagi Inggris. May sebagai perdana menteri diharapkan mampu membantu keinginan warga negara dalam proses perubahan, memcahkan masalah yang terjadi, dan tentu menjadi mata rantai komunikasi atau penghubung (linker) antar suatu sistem sosial dan penghubung dengan sumber-sumber yang diperlukan, serta memberikan jaminan masa depan yang baik bagi negaranya. (nasution, 1998)

Dengan segala tantangan yang harus dihadapi, Theresa May harus siap dan lebih berani demi meperjuangkan keinginan warga Inggris. Posisinya sebagai perdana menteri meiliki andil penuh terhadap kesejakteraan British. Dilihat dari pola mobilitas

Theresa May, ia masih mengutamakan membangun kerjasama baru dengan negara- negara diluar eropa seperti Amerika, Tiongkok dan Australia dibanding menbangun kerjasama baru dengan negara-negara terdekat UK. Hal itu sesuai dengan cita-citanya di awal ia menjabat yang hanya fokus pada bagaimana keputusan untuk keluar tidak mengganggu pertumbuhan ekonomi negara.

Yang diinginkan Inggris bukanlah kondisi yang sama dengan statu negara yang berbeda, lebih dari itu Inggris yang nantinya memiliki otoritas sendiri atas wilayahnya juga mampu bangkit dan tumbuh menjadi negara yang lebih baik dan

95

Universitas Sumatera Utara lebih sejahtera. Semoga sampai waktu yang ditentukan May dapat membawa Britania

Raya (Inggris) ke titik terang kehidupan.

96

Universitas Sumatera Utara DAFTAR PUSTAKA

Buku dan journal:

Arief. Farchan, Metode Penelitian Kualitatif, (Surabaya: usaha Nasional) 1992 Edison, Muklis. Integrasi Menuju Eropa. CSIS. Jakarta.

Bertelmann Stiftung. ―Costs and benefits of a United Kingdom exit from the

European Union‖. GED study. Jerman. 2015

Duggan, Joe (12 September 2016). "CHIEF MINISTER FABIAN PICARDO SAYS

'BRITISH MEANS BRITISH' AT NATIONAL DAY POLITICAL RALLY". The

Olive Press Gibraltar.

Hadad Nawawi, penelitian terapan, (Yogyakarta: Gadjah Mada Press). 1994

King, Anthony. Britain Say Yes: The 1975 Referendum on the Common Market. Washington D.C: American Enterprise Institute for Public Policy Research, 1977.

Mathias, P. (2001). The First Industrial Nation: the Economic History of Britain,

1700–1914. London: Routledge. ISBN 0-415-26672-6.

Mayhew, Ken. 2017. "UK higher education and Brexit". Oxford Review of Economic

Policy.

Millazo, Caitlyn. Britain, the European Union and the Referendum: ―What Drives Euroscepticism?‖. 2015. Berlin.

Muenz, Rainer (2006). "Europe: Population and Migration in 2005". Migration Policy

Institute.

Nainggolan, Poltak Partogi. ―Brexit‖, Penyebab Danimplikasi Globalnya‖. Info singkat Hubungan Internasional. Vol. VIII, No. 12/II/P3DI/Juni/2016

Universitas Sumatera Utara Nawawi, Ismail. Pembangunan dan Problema Masyarakat: Kajian, Konsep, Model,

Teori, dari Aspek Ekonomi dan Sosiologi. Surabaya: Putra Media Nusantara. 2009\

Oliver, tim. Europe without Britain ―Assessing the Impact on the European Union of a British Withdrawal‖. 2013. Berlin.

Sampson, Thomas. Brexit: The Economics of International Disintegration. Journal of Economic Perspectives—Volume 31, Number 4—Fall 2017

Singarimbun. Masri, Metode Penelitian Survai (Jakarta: LP3ES, 2001)

Suhelmi. Ahmad. Pemikiran Politik Barat. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. 2001.

The Prime Minister by Command of Her Majesty. The United Kingdom‘s exit from and new partnershipwith the European Union. England. 2017

Penelope. Kent. The Law of European Union. 1996

Rosenau, James N. 1969. International Politics And Foreign Policy: A Reader in Research and Theory. New York: The Free Press.

Vasbo, Sophie N. 2015. Economic Consequences of Brexit for The United Kingdom, Copenhagen University.

Warjio. 2016. Politik Pembangunan: paradoks. Teori. Aktor. Ideologi. Jakarta: Kencana.

Berita dan internet: "European Council (Art.50), 29/06/2018". European Council UNESCO Science Report: towards 2030. Paris: UNESCO Publishing. 2015. p. 269.

ISBN 978-92-3-100129-1.

UK research and the European Union: the role of the EU in funding UK research.

London: Royal Society. 2016. hal. 12

Heffer, Greg (29 Juni 2016). ""It's not single market à la carte" Donald Tusk tells UK it's FREE MOVEMENT or nothing". Daily Express. Diakses tanggal 30 april 2018.

Universitas Sumatera Utara "European Council (Art. 50) guidelines for Brexit negotiations". Council of the European Union. 29 April 2017. Diakses 30 april 2018

The Prime Minister by Command of Her Majesty. The United Kingdom’s exit from and new partnershipwith the European Union. England. 2017

Westminster Adviser. ―The Theresa May government: New era, new agenda, new politics?‖. UK. 2016

Around 11% of the research income of British universities came from the EU in

2014–2015 University Funding Explained. London: UK Universities.

Heffer, Greg (29 Juni 2016). ""It's not single market à la carte" Donald Tusk tells UK it's FREE MOVEMENT or nothing". Daily Express. Diakses tanggal 30 april 2018.

"European Council (Art. 50) guidelines for Brexit negotiations". Council of the

European Union. 29 April 2017. Diakses 30 april 2018 https://www.bbc.com/news/uk-politics-eu-referendum-36614643 diakses 8 Mei 2018 pukul 00:16wib https://id.wikipedia.org/wiki/Pemberlakuan_Pasal_50_Perjanjian_Uni_Eropa_oleh_B ritania_Raya diakses pada tanggal 2 febuari 2018 pukul 17:58

Brexit: UK and EU at odds over "exit bill"". BBC. 21 Juli 2017. Diakses tanggal 30

Mei 2018.

PM: UK leaving EU court's jurisdiction". BBC. 23 Agustus 2017. Diakses tanggal

30 Mei 2018

Keep EU trade as it is until 2021 - May". BBC. 22 September 2017. Diakses tanggal

31 Mei 2018.

"Brexit: UK needs to clarify issues - Macron". BBC News. 23 September 2017.

Diakses tanggal 31 Mei 2018.

Universitas Sumatera Utara "Scottish Parliament backs referendum call". BBC. 28 maret 2018

"Brexit: Spain calls for joint control of Gibraltar". BBC.

"Key dates in Brexit process". Reuters. 3 Februari 2018. Diakses tanggal 16 Juni

2018.

https://europa.eu/european-union/(diakses 3 januari 2018 20:20 wib)

https://en.wikipedia.org/wiki/Brexit. diakses puku 19.00wib tanggal 03 Maret 2018

"Standard Eurobarometer 71 (fieldwork June–July 2009)" (PDF). European

Commission. September 2009. hlm. 91–3. Diakses tanggal 26 april 2018. https://www.theguardian.com/politics/2016/jul/07/theresa-May-andrea-leadsom-tory- leader-prime-minister (diakses 29 desember 2017 pukul 07:18 wib)

Asthana, Anushka (30 Maret 2017). "Don't blackmail us over security, EU warns

May". The Guardian. Diakses 30 Mei 2018.

"Brexit: UK caves in to EU demand to agree divorce bill before trade talks", The

Guardian, 19 Juni 2017. Diakses tanggal 30 April 2018.

Helm, Toby (26 Agustus 2017). "A million skilled EU workers see their future outside Britain". The Guardian. Diakses tanggal 1 Mei 2018.

Grierson, Jamie (24 Agustus 2017). "Net migration to UK drops to lowest level for three years". The Guardian. Diakses tanggal 1 Mei 2018.

Smith, David (14 Maret 2018). "Brexit threatens Good Friday agreement, Irish PM warns". The Guardian.

"Irish Republic signals support for UK plan to avoid post-Brexit "hard border"". The

Guardian. 10 Oktober 2016.

Universitas Sumatera Utara Patrick Wintour (3 March 2016). "French minister: Brexit would threaten Calais border arrangement". The Guardian.

Wintour, Patrick (8 Februari 2017). "Irish border checks will be impossible after

Brexit, says ambassador". The Guardian.

Oltermann, Philip; Scammell, Rosie; Darroch, Gordon (8 July 2016). "Brexit causes resurgence in pro-EU leanings across continent". The Guardian. Diakses tanggal 28

April 2018.

Simons, Ned (24 Januari 2016). "Nicola Sturgeon Denies She Has "Machiavellian"

Wish For Brexit". The Huffington Post UK.

Settle, Michael (23 Maret 2018). "Whitehall lawyers drawing up plans to challenge

Continuity Bill in courts". Herald Scotland.

Lyons, Niamh (31 Januari 2017). "Brexit will not mean hard border, leaders vow".

The Times, Ireland edition.

"George Mitchell: UK and Ireland need to realise what‘s at stake in Brexit talks".

Belfast Telegraph, 8 April 2018.

O'reagan, Michael (26 Oktober 2016) "Brexit: Ireland has no agreement with UK on use of Irish ports". The Irish Times.

Smyth, Patrick (30 Agustus 2017). "Huge gulf in negotiations on UK's Brexit bill".

The Irish Times. Diakses tanggal 30 Mei 2018.

Fenton, Siobhan (24 Juni 2016). "Northern Ireland's Deputy First Minister calls for poll on united Ireland after Brexit". The Independent

Universitas Sumatera Utara "The Nationality, Immigration and Asylum Act 2002 (Juxtaposed Controls) Order

2003". Refworld.

Williams, Jennifer (24 Juni 2016). "The Brexit vote result has reignited a 300-year- old fight between Britain and Spain". Vox.

McClean, Paul (30 Mei 2017). "After Brexit: the UK will need to renegotiate at least

759 treaties". Financial Times.

Roberts, Andrew (13 September 2016). "CANZUK: after Brexit, Canada, Australia,

New Zealand and Britain can unite as a pillar of Western civilisation". The

Telegraph.

Matthew, Bondy (27 Februari 2017). "Bigger national security ideas enter the

Conservative leadership debate". Opencanada.org.

Mowat, Laura (18 Mei 2017). "Visa-free movement across UK, Canada, Australia and NZ? Campaign boost as 200,000 sign up". Express.

Doughty, Steve; Slack, James (3 June 2008). "Third World migrants behind our

2.3m population boom". Daily Mail. London.

Universitas Sumatera Utara