Majalah Majelis Edisi Mei 2021
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
01-04 CVR MEI.pmd 1 1/1/2003, 2:09 AM 01-04 CVR MEI.pmd 2 1/1/2003, 2:09 AM 01-04 CVR MEI.pmd 3 1/1/2003, 2:09 AM 01-04 CVR MEI.pmd 4 1/1/2003, 2:09 AM Daftar Isi EDISI NO.05/TH.XV/MEI 2021 39 SELINGAN 76 Profil Taman Mini Indonesia Indah Jon Erizal ...................................................... 08 BERITA UTAMA Pengantar Redaksi 04 Urgensi Pendidikan Pancasila Perspektif .......................................................................... 06 ................................................................................... Pancasila sebagai ideologi bangsa harus ditempatkan pada kedudukan Kolom 26 wajib diajarkan kepada seluruh rakyat Indonesia, utamanya dalam ............................................................ pendidikan. Karena dengan memahami nilai-nilai Pancasila kita sebagai Gema Pancasila 36 warga negara mampu menempatkan diri pada posisi yang tepat di ..................................................... tengah keheterogenitas suku, adat, budaya, dan bahasa. Aspirasi Masyarakat 47 Varia MPR ....................................................................... 66 Wawancara ..................................................... 70 Figur .................................................................................... 72 Ragam ................................................................................ 74 Rehal ................................................................................ 80 Dari Rumah Kebangsaan ............................................. 82 16 Nasional Kunjungan Pimpinan dan Anggota DPRD Kota Malang 60 Sosialisasi COVER Doa Bersama untuk KRI Nanggala 402 Edisi No.05/TH.XV/Mei 2021 Kreatif: Jonni Yasrul - Foto: Istimewa EDISI NO.05/TH.XV/MEI 2021 3 03-07 MEI.pmd 3 1/1/2003, 1:47 AM PENASEHAT Pimpinan MPR-RI PENANGGUNG JAWAB Ma’ruf Cahyono PEMIMPIN REDAKSI Budi Muliawan Siti Fauziah Redaktur Pelaksana DEWAN REDAKSI Yana Indrawan, Dyastasita, Heri Herawan, Maifrizal REDAKTUR PELAKSANA Budi Muliawan Pendidikan Pancasila, KOORDINATOR REPORTASE Ario Setiawan Mata Pelajaran Wajib di Sekolah REDAKTUR FOTO RESIDEN Joko Widodo telah mengesahkan tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pancasila Oni Arief Benyamin, Peraturan Pemerintah No. 57 Tahun 2021 sebagai mata pelajaran wajib pun mulai Sucipto, Slamet Eko Suprayitno Ptentang Standar Nasional Pendidikan (SNP) “menghilang”. REPORTER pada 30 Maret 2021. Sehari kemudian, Men- Kini mulai dirasakan pentingnya pendidikan Bayu Nugroho, Yenita Revi, kumham Yasonna Laoly mengundangkan PP itu Pancasila kembali hadir sebagai mata pelajaran Ikhwan Bimo F, Amelia Rubinta dan dimasukkan dalam Lembaran Negara wajib di sekolah, mulai dari sekolah dasar, FOTOGRAFER Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 87. menengah, hingga perguruan tinggi. Hal ini Ahmad Suryana, Frinda, Namun beleid baru pemerintah ini memancing terkait dengan kondisi bangsa dan negara In- Restu, Suprianto, Faridz Rizky, reaksi negatif dan kritik dari berbagai kalangan donesia saat ini. Misalnya, sekarang Indone- Wira, Subhan masyarakat, termasuk Pimpinan MPR. Pangkal sia sedang menghadapi serbuan ideologi PENANGGUNG JAWAB/ muasal persoalannya adalah PP No. 57 Tahun transnasional, seperti komunisme, ekstrimisme KOORDINATOR DISTRIBUSI 2021 itu tidak memuat pendidikan Pancasila agama dengan cita-cita khilafahnya, dan Cucu Riwayati sebagai mata pelajaran wajib bagi siswa liberalisme dengan individualisme dan juga STAF DISTRIBUSI pendidikan dasar dan menengah serta maha- pasar bebasnya. Ati Oktafia, Amiruddin, siswa pendidikan tinggi. Di sisi lain, pengetahuan dan keyakinan pelajar Anggun Permana, Akibat terbitnya PP itu, kritik deras mengalir dan mahasiswa tentang nilai-nilai Pancasila ke Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan semakin merosot. Akibatnya, kita kehilangan jati Armansyah (Kemendikbud). Semua menyayangkan diri sebagai bangsa yang bhinneka, menghormati SEKRETARIS REDAKSI hilangnya pendidikan Pancasila dan Bahasa keragaman, toleran, gotong royong. Padahal Djarot Widiarto Indonesia sebagai mata pelajaran atau mata Pancasila menempati fungsi fundamental dalam TIM AHLI kuliah wajib. Karena itu, muncul tuntutan dari kehidupan berbangsa dan bernegara agar Syahril Chili, Jonni Yasrul, berbagai kalangan, seperti Pimpinan MPR, generasi muda tidak kehilangan jati dirinya Ardi Winangun, Budi Sucahyo, pimpinan Ormas, anggota dewan, tokoh sebagai bangsa Indonesia. Derry Irawan, M. Budiono masyarakat, dan lainnya agar Kemendikbud Karena itu, sesungguhnya pendidikan merevisi PP No. 57 Tahun 2021 ini. (sekolah) bisa menjadi wahana untuk ideo- Kritik, masukan, dan tuntutan dari berbagai logisasi atau menanamkan nilai-nilai Pancasila. kalangan terkait PP No. 57 Tahun 2021 itu secara Maka sangat tepat bila Pancasila sebagai eksplisit memperlihatkan betapa pentingnya ideologi bangsa ditempatkan pada kedudukan Pancasila diajarkan di sekolah. Sebagai catatan, wajib diajarkan kepada seluruh rakyat Indone- ALAMAT REDAKSI sejak dulu, terutama pada masa Orde Baru, sia, utamanya melalui pendidikan. Biro Hubungan Masyarakat dan Pancasila menjadi mata pelajaran wajib di sekolah. Senyampang dengan revisi PP No. 57 Tahun Sistem Informasi, Saat itu dikenal dengan mata pelajaran Pendidikan 2021, kita bersyukur Mendikbud Nadiem Makarim Sekretariat Jenderal MPR-RI Moral Pancasila (PMP), kemudian berubah menjadi setuju untuk memasukkan mata pelajaran Gedung Nusantara III, Lt. 5 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Pancasila dalam revisi PP No. 57 Tahun 2021 Jl. Jend. Gatot Subroto No. 6, (PPKn). Namun kata “Pancasila” kemudian hilang dengan nama mata pelajaran “Pancasila dan Senayan, Jakarta 10270. pada era reformasi, sehingga menjadi mata Kewarganegaraan”. Pancasila memang harus Telp. (021) 57895237, 57895238, pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn). menjadi mata pelajaran wajib di setiap jenjang 57895251 Fax.: (021) 57895237 Sejak diberlakukannya UU No. 20 Tahun 2003 pendidikan. ❏ Email: [email protected] 4 EDISI NO.05/TH.XV/MEI 2021 03-07 MEI.pmd 4 1/1/2003, 1:47 AM ILUSTRASI: SUSTHANTO EDISI NO.05/TH.XV/MEI 2021 5 03-07 MEI.pmd 5 1/1/2003, 1:47 AM Biarkan Orang Muda Merdeka dan Bersih dari Paham Radikal KSI orang muda dalam peristiwa bom bunuh diri di gerbang perangkap penyesat yang mencekoki mereka dengan paham dan Katedral Makassar dan serangan di Mabes Polri Jakarta pandangan radikal, termasuk pandangan yang membenarkan aksi Amengingatkan lagi tentang kewajiban, tugas, dan fungsi bunuh diri untuk mencelakai orang lain yang tak bersalah. negara, orang tua dan komunitas pendidik melindungi anak serta Kalau sekarang ini disinyalir tidak sedikit orang muda Indonesia remaja dari semua kemungkinan terpapar paham radikal. Ketika para yang sepaham dengan pilihan hidup ZA serta L-YSF, ini pun menjadi penyesat berpenetrasi mencekoki paham radikal kepada anak dan bukti kegagalan negara menangkal sepak terjang para penyesat remaja, negara dan semua komunitas seharusnya bergerak lebih yang muncul dan berbicara di hadapan banyak orang dengan label cepat menangkal dan melindungi generasi muda. atau identitas guru agama maupun pendakwah. Sejumlah kalangan Tidak sedikit orang tua maupun pemerhati terhenyak ketika menerima fakta bahwa dua aksi yang berujung pada kematian para pelaku itu dilakoni orang muda dalam kelompok usia generasi milenial. Lahir tahun 1995, penyerang Mabes Polri, ZA, serta bomber Makassar, pasangan L-YSF, masih dalam periode usia produktif. Mereka, dengan penuh kesadaran, tidak ingin meraih kehidupan hari esok yang lebih baik di dunia ini, karena tujuan hidup dan pola pikir mereka telah dijungkirbalikan oleh para penyesat. Mereka memilih mengakhiri hidup untuk alasan yang tidak bisa dipahami oleh akal sehat orang kebanyakan. Namun, kendati tidak mengenal mereka secara personal, jutaan orang prihatin dengan pilihan jalan hidup ketiga orang muda itu. Pilihan jalan hidup ZA serta L-YSF memberi gambaran tentang sebuah dinamika yang sangat kontras jika diperbandingkan dengan komunitas orang muda lain yang seusia dengan ketiganya. Ketika puluhan juta orang muda bergegas untuk beradaptasi dengan perubahan zaman yang ditandai oleh proses transformasi digital menggambarkan betapa para penyesat telah melakukan penetrasi saat ini, ketiganya memilih jalan yang berbeda. Pertanyaan yang hingga ke pelosok negeri. patut dikemukakan adalah mengapa ketiganya sampai pada pilihan Di banyak forum keagamaan, para penyesat ini gencar itu? Dan, masih ada berapa banyak lagi rekan ketiganya yang juga menjungkirbalikan akal sehat orang muda dengan pandangan dan punya pilihan sama? paham radikal, membangun kebencian pada siapa saja yang berbeda, ZA dan pasangan L-YSF patut menjadi contoh kasus tentang dan terus menebar rasa permusuhan, termasuk dorongan untuk sekumpulan orang muda yang belum mendapatkan perlindungan memusuhi negara dan bangsanya sendiri. Dan, yang mem- maksimal dari negara, dari institusi agama dan dari sistem pendidikan. prihatinkan adalah penetrasi para penyesat ini bukan gejala atau Karena tak terlindungi, ketiganya sejak remaja sudah masuk kecenderungan baru, melainkan fakta yang sudah berlangsung 6 EDISI NO.05/TH.XV/MEI 2021 03-07 MEI.pmd 6 1/1/2003, 1:47 AM H. Bambang Soesatyo, SE., MBA. Ketua MPR RI bertahun-tahun. Bahkan, tak jarang sangat terbuka merusak akal sehat orang muda, dan di waktu sehingga sering di-viral-kan oleh warga-net. mendatang akan tampil penerus ZA serta L-YSF Menghadapi kecenderungan seperti itu, negara untuk beraksi lagi di tempat lain. terkesan pasif atau minimalis. Respons dari Institusi Langkah sigap Detasemen Khusus-88 Anti Teror agama pun amat minim.