Kerajinan Tenun Songket Melayu Riau Untuk Pelestarian Kearifan Lokal
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
KERAJINAN TENUN SONGKET MELAYU RIAU UNTUK PELESTARIAN KEARIFAN LOKAL Guslinda Dosen PGSD FKIP Universitas Riau [email protected] Abstract Riau Malay songket weaving craft is the cultural heritage from generation to temurum which must be maintained kelestarianya. Riau Malay songket is the craft laden with wisdom values and also valuable in the universe (universal). The presence of the Malay songket weaving craft which manifested itself in various forms and shades of course also have a philosophy and symbolism in public life. Philosophy and symbolism is evident from the style and yeast from the Riau Malay songket. The forms of the Malay Songket Weaving craft materialized in the form of clothes and belongings shovenir used in everyday life and also for traditional ceremonies. Use of Riau Malay songket can certainly be used as a medium for the preservation of culture based on local wisdom Keywords:Riau Malay songket, local wisdom Abstrak Kerajinan tenun songket Melayu Riau merupakan warisan budaya secara turun temurum yang mesti dijaga kelestarianya. Tenun songket Melayu Riau adalah hasil kerajinan yang sarat dengan nilai-nilai kearifan danjuga bernilai secara semesta (universal). Kehadiran kerajinan tenun songket Melayu Riau yang terwujud dalam berbagai bentuk dan corak tentu juga memiliki falsafah dan perlambangan dalam kehidupan bermasyarakat. Falsafah dan perlambangan ini terlihat dari corak dan ragi dari tenun songket Melayu Riau tersebut. Bentuk-bentuk dari kerajinan Tenun Songket Melayu Riau terwujud dalam bentuk pakaian dan barang-barang shovenir yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari dan juga untuk upacara-upacara adat. Penggunaan tenun songket Melayu Riau tentu dapat dijadikan sebagai media untuk pelestarian budaya berbasis pada kearifan lokal. Kata kunci: Tenun songket Melayu Riau, kearifan lokal PENDAHULUAN kehidupan masyarakat sampai saat ini.Salah Kerajinan tenun songket merupakan satunya tenun songket yang masih ada salah satu hasil kebudayaan yang dimiliki sampai saat ini adalah tenun songket sejak zaman prasejarah sampai sekarang. Melayu Riau. Tenun songket tersebar diseluruh wilayah Kerajinan tenun songket Melayu Indonesia dengan bentuk yang khas tiap- Riau dapat dijumpai hampir disetiap daerah tiap daerah. Kekhasan bentuk kain tenun di Riau, seperti di Siak, Bengkalis, songket ditiap daerah senantiasa Pekanbaru dan lain sebagainya. Keberdaan dipertahankan, karena merupakan identitas tenun songket Melayu Riau begitu dekat dari masyarakat pendukungnya, dan dalam dalam kehidupan keseharian, karenabanyak kerangka yang lebih luas juga merupakan digunakanuntuk pemenuhan kebutuhan identitas kebudayaan bangsa Indonesia fisik dan kelengkapan kebutuhan hidup yang bersifat Bhineka Tunggal Ika. sehari-hari atau benda-benda shovenir. Keberadaan tenun songket tidak lepas Dalam penggunaan tenun songket Melayu dari tumbuh kembangnya budaya, karena Riau banyak dipakai pada acara-acara adat, merupakan bagian tidak terpisahkan dalam terutama untuk pakaian adat dan kehidupan manusia. Kerajinan tenun kelengkapan adat serta benda shovenir. songket masih dapat ditemukan dalam Tenun songket Melayu Riau bukan hanya 124 Kerajinan Tenun Songket Melayu Riau untuk Pelestarian Kearifan Lokal Guslinda sekedar memenuhi kebutuhan fisik semata (wisdom) dan kata lokal (local). Lokal tapi juga memiliki nilai-nilai, makna dan berarti setempat, sedangkan wisdom atau simbol yang merupakan pesan-pesan dalam kearifan sama dengan kebijaksanaan. Maka kehidupan masyarakat. secara umum local wisdom (kearifan lokal) Berkenaan dengan pesan-pesan atau dapat dipahami sebagai gagasan-gagasan nilai-nilai budaya yang disampaikan maka setempat (local) yang bersifat bijaksana, pemakaian dapat dilihat melalui berbagai penuh kearifan, bernilai baik, yang tertanam simbol dan ragam hias pada pakaian adat dan diikuti oleh anggota masyarakatnya. tradisional. Pakain adat ini mempunyai Sebagai sebuah istilah wisdom sering aturan-aturan tertentu kapan pakain adat diartikan sebagai 'kearifan/ kebijaksanaan', digunakan, siapa yang memakainya, dan di mana wisdom dipahami sebagai bagaimana cara memakainya harus kemampuan seseorang dalam menggunakan mengikuti aturan-aturan yang telah akal pikirannya dalam bertindak atau disepakati sesuai dengan kesepakatan bersikap sebagai hasil penilaian terhadap lembaga adat Melayu tersebut. Begitu juga sesuatu, objek, atau peristiwa yang terjadi. dengan penggunaan corak ragam hias yang Local secara spesifik menunjuk pada ruang terdapat pada tenun songket, dimana setiap interaksi terbatas dengan system nilai yang corak itu memiliki makna dan falsafa terbatas. tertentu. Nilai mengacu kepada sifat-sifat Menurut Patria dan Siti Mutmaniah asal dari setiap benda atau mahluk yang (2015), Kearifan local atau local wisdom dijadikan corak, yang dipadukan dengan merupakan usaha manusia dengan nilai-nilai kepercayaan dan budaya menggunakan akal budinya (kognisi) untuk tempatan. Dengan mengacu kepada nilai- bertindak dan bersikap terhadap sesuatu, nilai luhur yang terkandung di dalam setiap objek, atau peristiwa yang terjadi dalam corak itulah, adat resam tempatan mengatur ruang tertentu. Antariksa dalam Patria dan pemakaian dan penempatannya. Hal itu Mutmaniah (2015) juga mengatakan, menyebabkan corak menjadi kokoh, kearifan local merupakan unsure bagian menjadi kegemaran dan menjadi dari tradisi-budaya masyarakat suatu kebanggaan sehingga diwariskan secara bangsa, yang muncul menjadi bagian- turun temurun (Malik, dkk 2004). bagian yang ditempatkan pada tatanan fisik bangunan (arsitektur) dan kawasan KEARIFAN LOKAL (perkotaan) dalam geografi kenusantaraan DalamUU No.32 tahun 2009 tentang sebuah bangsa. Di dalam antropologi perlindungan dan pengelolaan lingkungan dikenal dengan istilah local genius. Haryati hidup BAB I Pasal 1 butir 30 Kearifan local Soebadio mengatakan bahwa local genius adalah nilai-nilai luhur yang berlaku dalam adalah juga cultural identity, tata kehidupan masyarakat untuk antara lain identitas/kepribadian budaya bangsa yang melindungi dan mengelola lingkungan menyebabkan bangsa tersebut mampu hidup secara lestari. menyerap dan mengolah kebudayaan asing Kearifan local terdiri dari dua kata sesuai watak dan kemampuan sendiri. yaitu kearifan (wisdom) atau kebijaksanaan Menurut Liliweri (2007: 75), mengatakan dan lokal (local) atau setempat. Jadi bahwa cultural identity terlihat dari kearifan local adalah Ide dan gagasan atau tampilan individual yang unik seperti pengetahuan yang lahir dari masyarakat bahasa, adat istiadat, gerak-gerik tubuh setempat dalam menjalankan kehidupan di waktu menari, dan pakaian. Selanjutnya lingkungan sekitar. Selanjutnya dalam Francis Wahono (2005) menjelaskan bahwa kamus besar bahasa Indonesia dikatakan kearifan lokal adalah kepandaian dan bahwa kearifan lokal (local Wisdom) yang strategi-strategi pengelolaan alam semesta terdiri dari dua kata yaitu: kearifan dalam menjaga keseimbangan ekologis 125 JURNAL PIGUR Volum 02, Nomor 01, Maret 2017 yang sudah berabad-abad teruji oleh yang memiliki nilai tinggi. Tenun songket berbagai bencana dan kendala serta bukan hanya sekedar untuk memenuhi keteledoran manusia. Kearifan lokal tidak kebutuhan sandang yang digunakan untuk hanya berhenti pada etika, tetapi sampai penutup tubuh, tapi tenun songket sarat pada norma dan tindakan dan tingkah laku, dengan berbagai makna dan simbol, sehingga kearifan lokal dapat menjadi sertanilai-nilai yang mesti dipertahankan seperti religi yang memedomani manusia dan diwariskan kegenerasi penerusnya. dalam bersikap dan bertindak, baik dalam konteks kehidupan sehari-hari maupun TENUN SONGKET MELAYU RIAU menentukan peradaban manusia yang lebih Pada dasarnya pengertian tenun jauh. songket identik dengan tenunan karena Dengan demikian bicara masalah memiliki pola teknik yang sama. Menenun kearifan lokal maka tidak lepas dari diidentikan dengan membuat kain, permasalahan budaya. menurut Spradley membuat kain pada prinsipnya mengayam (1997:5), konsep kebudayaan ditampakan dua benang secara tegak lurus (vertikal) dalam berbagai pola tingkah laku yang dengan mendatar atau (horizontal).Kata dikaitkan dengan kelompok-kelompok tenun biasanya lebih sering diikuti dengan masyarakat tertentu, seperti adat (custom) kata songket, karena itu orang sering atau cara hidup masyarakat. Nurhadi (2000) menyebutnya dengan tenun songket. Asal- juga menerangkan bahwa kebudayaan muasal namanya, songket berasal dari kata merupakan manifestasi kepribadian suatu tusuk dan cukit yang disingkat menjadi suk- masyarakat. Artinya identitas masyarakat kit. Dalam perkembangannya kemudian tercemin dalam orientasi yang menunjukan suk-kit itu banyak dilafalkan sebagai pandangan hidup serta sistem nilainya, sungkit yang kemudian berubah menjadi dalam persepsi untuk melihat dan songket.Selanjut Suarti Kartiwa (1986) menanggapi dunia luar, dalam pola serta berpendapat mengatakan bahwa, “tenun sikap hidup yang diwujudkan dalam songket adalah kain yang ditenun dengan tingkah laku sehari-hari, serta dalam gaya menggunakan benang emas atau perak dan hidup yang mewarnai peri kehidupannya. dihasilkan dari daerah-daerah tertentu saja Berdasarkan pendapat di atas tentang seperti misalnya songket Palembang, kearifan lokal dan budaya dapat di songket Minangkabau, songket Melayu dan simpulkan bahwa kearifan lokal lahir dan sebagainaya.” terjadi dalam budaya yang diciptakan dan Kain tenun songket Melayu digunakan secara bijaksana oleh manusia mengandung pengertian, hasil seni untuk selalu memaknainya. Sehingga nilai- kerajinan tangan masyarakat Melayu. Dapat nilai tersebutakan