Volume 12 No 2 Maret 2017

Pers dan Bangkitnya Kesadaran Nasional Indonesia pada Awal Abad XX Oleh: Miftahul Habib F Universitas Sebelas Maret Email: [email protected]

Abstrak Penelitian ini bertujuan: (1) untuk mengetahui perkembangan awal pers di Hindia Belanda, (2) mengetahui peran Kapitalisme cetak dalam persebaran kesadaran nasional Indonesia, (3) mengetahui kaitan pers dan bangkitnya kesadaran nasional Indonesia. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode sejarah yang dijabarkan oleh Kuntowijoyo. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa perkembangan pers selalu terkait dengan kondisi sosial politik zaman yang berkaitan. Pers pada awal abad XX dipengaruhi oleh kebijakan politik etis yang mengidealkan kemajuan bangsa pribumi.Perkembangan pers didukung oleh adanya Kapitalisme cetak. Kapitalisme cetak memungkinkan tersebarnya kesadaran nasional Indonesia.Kesadaran nasional mula-mula terwujud dalam persebaran wacana kemajuan di kalangan pribumi terpelajar serta persebaran penggunaan bahasa melayu pasar sebagai lingua franca di Hindia Belanda. Kaitan antara pers dan bangkitnya kesadaran nasional Indonesia terlihat dalam surat kabar Bintang Hindia dan . Bintang Hindia merupakan surat kabar yang banyak memuat wacana kemajuan. Sejumlah gagasan penting dalam surat kabar ini antara lain Kaoem Moeda dan Bangsawan Pikiran. Kedua gagasan tersebut memberikan stimulus bagi kesadaran politik kaum pribumi terpelajar. Sementara itu, Medan Prijaji merupakan surat kabar yang lebih radikal daripada Bintang Hindia. Tulisan dalam Medan Prijaji banyak memuat kritik terhadap pemerintah kolonial dan memberikan bantuan hukum bagi pembaca yang membutuhkan.

Kata Kunci: Pers, Kesadaran Nasional, Indonesia

Abstract This study aims to: (1) find out the initial development of the press in the , (2) find out the role of print capitalism in the distribution of national consciousness Indonesia, (3) find out the related of press and the rise of Indonesian national consciousness. This study was conducted using the historcal method as described by Kuntowijoyo. The result of the study showed that the development of the press is always related to the social and political conditions related to age. The press in the early twentieth century was influenced by the ethical policies which idealize the advanced of indigenous peoples. The development of press is supported by print capitalism. Print capitalism allowed the spread of Indonesian national consciousness. National consciousness first manifested itself in the spread of the discourse of advances among the educated natives as well as the spread of the use of the Malay language as the lingua franca in the East Indies. The relation between the press and the rise of Indonesian national consciousness is seen in Bintang Hindia and Medan Prijaji. Bintang Hindia is a newspaper that contains many advances discourse. A number of important ideas in this newspaper among others Kaoem Moeda and Bangsawan Fikiran. Both of these ideas provide a stimulus for the political consciousness of the educated natives. Meanwhile, Medan Prijaji is a newspaper to be more radical than Bintang Hindia. The article in Medan Prijaji contains many criticisms to the colonial government and provide legal assistance to the reader which needed.

Keywords: Press, National Consciousness, Indonesia 21

Volume 12 No 2 Maret 2017

Pendahuluan sekaligus menjadi aktor utama penyebaran Pada awal abad XX rakyat pribumi kesadaran nasional Indonesia. Pergerakan di Hindia Belanda mengalami kondisi yang nasional Indonesia salah satunya amat buruk. Penderitaan rakyat pribumi disebabkan eksploitasi ekonomi Indonesia tidak terlepas dari kegagalan Pemerintah Kolonial terhadap masyarakat ekonomi Liberal yang diterapkan oleh pribumi. Belanda mendapatkan pemerintah kolonial pada tahun 1870- keuntungan yang sangat besar dari 1900. Kemerosotan kesejahteraan tersebut eksploitasi tersebut, sementara masyarakat menarik perhatian banyak pihak baik di pribumi hidup dalam kesengsaraan (Kahin, Hindia Belanda maupun di Kerajaan 2013: 11). Penderitaan yang dialami Belanda. Kemerosotan kesejahteraan masyarakat pribumi ini mendorong rakyat pribumi ini mendorong sejumlah munculnya kesadaran pada diri pribumi tokoh seperti Piet Brooshooft dan van terpelajar untuk memajukan masyarakat Deventer untuk memperjuangkan pribumi.Kesadaran untuk memajukan perbaikan kondisi rakyat pribumi (van masyarakat pribumi ini yang menjadi Niel, 2009: 21-22). Kedua tokoh tersebut cikal-bakal lahirnya kesadaran nasional menyerukan perubahan orientasi kebijakan Indonesia (Suhartono, 2001: 4). Lahirnya terhadap rakyat pribumi di Hindia Belanda. kesadaran nasional nasional Indonesia Desakan dari para tokoh liberal tersebut tersebut ditandai dengan berdirinya memaksa kerajaan Belanda mengubah sejumlah organisasi modern seperti orientasi kebijakan di Hindia Belanda. Sarekat Prijaji, Boedi Oetomo, maupun Perubahan orientasi kebijakan yang . Organisasi tersebut berusaha meningkatkan kesejahteraan merupakan embrio awal pergerakan rakyat pribumi tersebut dikenal dengan nasional Indonesia. istilah politik etis. Kajian tentang pergerakan nasional Politik etis mendorong terjadinya Indonesia didominasi oleh organisasi- dinamika sosial-politik di Hindia Belanda organisasi modern dan terkesan pada awal abad XX. Politik etis meminggirkan peranan bidang yang lain. diberlakukan di Hindia Belanda sejak Ratu Padahal peranan gerakan selain di bidang Wilhelmina menyatakan dalam pidatonya organisasi juga memiliki andil dalam bahwa Belanda memiliki hutang moril pergerakan nasional Indonesia (Shiraishi, terhadap rakyat pribumi di Hindia Belanda. 2005: ix). Salah satu bidang yang sedikit Ratu Wilhelmina menyatakan jika Belanda terpinggirkan dalam kajian pergerakan memiliki tanggung jawab moril untuk nasional Indonesia adalah bidang pers. memajukan rakyat pribumi di Hindia Sejumlah tokoh pers seperti Abdul Rivai Belanda (Simbolon, 2006: 192). Politik etis dan R.M. juga masih memiliki tiga program yaitu irigasi, belum mendapat banyak perhatian dalam edukasi, dan transmigrasi. Program kajian sejarah Indonesia. Padahal peran edukasi kepada masyarakat pribumi ini mereka dalam dunia pers memiliki peranan kemudian memunculkan kaum pribumi yang signifikan dalam mendorong terpelajar. Kaum pribumi terpelajar munculnya kesadaran nasional Indonesia. merupakan kaum pribumi yang telah Berdasarkan latar belakang inilah, penulis mengenyam pendidikan Barat. Kaum merasa tertarik untuk mengkaji lebih jauh pribumi terpelajar inilah yang mampu tentang kaitan antara Pers dan Bangkitnya menyerap berbagai ide-ide baru yang Kesadaran Nasional Indonesia pada awal berasal dari Eropa termasuk Nasionalisme. abad XX. Kaum pribumi terpelajar kemudian mengawali pergerakan nasional Indonesia Metode Penelitian 22

Volume 12 No 2 Maret 2017

Penulisan artikel ini menggunakan perkembangan pers di Hindia Belanda metode penelitian sejarah. Menurut hingga awal abad XX serta kemunculan Kuntowijoyo, ada lima tahapan yang harus awal kesadaran nasional Indonesia. dilakukan peneliti dalam melakukan Verifikasi (Kritik Sumber) penelitian sejarah yaitu pemilihan topik, Verifikasi merupakan tahap ketiga heuristik, verifikasi (kritik sumber), dalam penelitian sejarah. Verifikasi interpretasi, dan penulisan atau seringkali disebut kritik sumber. Tujuanya historiografi (Kuntowijoyo, 2013: 69). ialah untuk menguji apakah sumber- Pemilihan Topik sumber yang kita dapatkan dalam tahap Pemilihan topik merupakan tahap heuristik dapat digunakan dalam penelitian pertama dalam penelitian sejarah. Dalam sejarah atau tidak. Verifikasi sangat tahap ini, peneliti harus menentukan topik penting dilakukan agar peneliti bisa yang akan dikaji. Topik tersebut haruslah mendapatkan sumber sejarah yang topik sejarah untuk membedakannya kredibel. Terhadap dua macam kritik dengan topik-topik yang lain. Berdasarkan sumber yang harus dilakukan, yaitu kritik pertimbangan yang dilakukan penulis, ekstern dan kritik intern. Kritik ekstern topik yang dipilih adalah Pers dan dilakukan untuk melihat apakah sumber Bangkitnya Kesadaran Nasional Indonesia yang kita dapatkan asli atau tidak. Kritik pada Awal Abad XX. ekstern dapat dilakukan dengan cara Heuristik (Pengumpulan Sumber) mengecek kertas, tinta, gaya tulisan, Heuristik merupakan tahap kedua bahasa, kalimat, ungkapan, serta kata- dalam penelitian sejarah. Heuristik adalah katanya (Kuntowijoyo, 2013: 101). suatu tahapan dalam metode sejarah untuk Sementara itu, kritik intern dilakukan menghimpun sumber, data dan informasi setelah proses kritik ekstern. Kritik intern mengenai tema yang akan diteliti, baik itu dilakukan untuk melihat apakah isi yang dalam bentuk tertulis maupun tidak terdapat dalam sumber tesebut dapat tertulis. Sumber sejarah merupakan data- dipercaya atau tidak. Hal tersebut data yang bisa digunakan dalam penelitian dilakukan dengan cara membandingkanya sejarah. Terdapat dua macam sumber dengan sumber sejarah lain yang relevan. sejarah berdasarkan cara narasumber Penulis melakukan kritik intern terhadap mendapatkan informasi yaitu sumber seluruh sumber yang didapatkan. primer dan sumber sekunder Interpretasi (Kuntowijoyo, 2013: 73). Sumber primer Intepretasi merupakan tahap adalah sumber sejarah yang dilaporkan keempat dalam penelitian sejarah. langsung oleh saksi mata dalam peritiwa Intepretasi sering juga disebut penafsiran. sejarah. Sumber primer juga dapat berupa Tujuanya ialah untuk menafsirkan sumber- dokumen atau tulisan setempat dan sumber yang telah telah diverifikasi sejaman yang berkaitan langsung dengan sebelumnya.Intepretasi memiliki dua peristiwa sejarah. Sedangkan sumber macam yaitu analisis dan sintesis sekunder adalah sumber yang (Kuntowijoyo, 2013: 102-103). Analisis keterangannya tidak berasal dari saksi mata berarti penulis harus menguraikan sumber- yang terlibat langsung dalam peristiwa sumber yang ada. Sementara sintesis sejarah. Sumber primer yang penulis berarti penulis harus menyatukan sumber- gunakan dalam penelitian ini adalah Surat sumber yang telah didapat sebelumnya. Kabar Bintang Hindia yang terbit antara Historiografi tahun 1903-1907. Sementara itu beberapa Historiografi atau penulisan sejarah sumber sekunder yang akan penulis merupakan tahap terakhir dalam penelitian gunakan adalah buku-buku ataupun hasil sejarah. Penulisan sejarah harus didasari penelitian yang berkaitan dengan pada fakta, sehingga sejarawan harus 23

Volume 12 No 2 Maret 2017

memiliki integritas dan obyektivitas Kemunculan Bataviasche Nouvells (Kuntowijoyo, 2008: 35). Penulisan menunjukkan kesadaran pemerintah sejarah juga menekankan pada aspek kolonialakan pentingnya terbitan berkala kronologis (Kuntowijoyo, 2013: 104). sebagai sarana menyampaikan informasi Penulisan sejarah dituntut harus disajikan resmi kepada khalayak umum. secara urut sesuai dengan urutan waktu. Kemunculan Bataviasche Nouvells juga Historiografi berisikan pengantar, hasil dijadikan sebagai tonggak awal munculnya penelitian serta kesimpulan. Pengantar surat kabar di Hindia Belanda. Surat kabar berisi tentang permasalahan, latar kemudian memainkan peranan penting belakang, serta sumber-sumber sejarah dalam perkembangannya di setiap zaman. yang akan digunakan. Hasil penelitian Secara garis besar sejarah pers di merupakan sajian dari apa yang kita dapat Hindia Belanda dibagi ke dalam tiga tahap selama penelitian. Sementara kesimpulan (Tim Periset Seabad Pers Kebangsaan, berisi hasil akhir daripada penelitian yang 2008: ix). Pertama dimulai pada tahun dilakukan. 1744-1854, kedua berlangsung sejak tahun 1854-1907, dan terakhir dimulai 1907- Hasil Penelitian dan Pembahasan 1945. Setiap babak memiliki ciri khas Perkembangan Awal Pers di Hindia masing-masing yang membedakan satu Belanda dengan yang lainya. Corak dari masing- Perkembangan pers di Hindia masing babak ini juga berkaitan dengan Belanda tidak dapat dipisahkan dari semangat zaman serta dinamika sosial- keberadaan mesin cetak di wilayah politik yang terjadi pada masa itu. tersebut.Mesin cetak pertama di Hindia Babak pertama, sebagaimana yang Belanda didatangkan oleh para misionaris telah dibahas sebelumnya, ditandai dengan Gereja pada tahun 1624 (Adam, 2003: 2). terbitnya surat kabar Bataviasche Ketiadaan tenaga terampil membuat mesin Nouvelles pada tahun 1744 (Harsono, tersebut tidak dapat dimanfaatkan untuk 2010: 64). Bataviasche Nouvelles menjadi kegiatan percetakan. Kegiatan percetakan surat kabar pertama yang terbit di Hindia di Hindia Belanda mulai benar-benar Belanda. Keterlibatan kaum pribumi dalam muncul pada tahun 1667. Kegiatan bidang pers pada masa ini masih sangat percetakan pertama yang dilakukan terbatas. Penyebabnya adalah keterbatasan pemerintah kolonial adalah mencetak penguasaan baca-tulis di kalangan kaum naskah Perjanjian Bongaya. Meskipun pribumi. Pemerintah kolonial masih demikian, sesungguhnya proses percetakan memonopoli bidang pers. Dunia pers pada tersebut masihdikerjakan oleh pihak masa itu juga masih dikuasai oleh orang- swasta. Pemerintah kolonial baru pertama orang Eropa dan Cina (Surjomihardjo, kali melakukan kegiatan percetakan sendiri 1980: 31). Bahasa yang digunakan oleh pada tahun 1718. Tujuan kegiatan pers waktu itu adalah bahasa Belanda. Pers percetakan yang dilakukan pemerintah kebanyakan digunakan untuk kepentingan kolonial adalah mencetak dokumen resmi dagang dan misionaris pada era ini (Rhoma terbitan pemerintah kolonial (Adam, 2003: Dwi Aria Y, 2012). 3). Penggunaan pers sebagai alat Pengunaan mesin cetak sebagai misionaris dan sarana kepentingan pencetak surat kabar baru dilakukan pada perdagangan merupakan dampak dari tahun 1744 pada masa gubernur jenderal monopoli penerbitan pers yang dikuasai Gustaaf Willem Baron van Imhoff. Surat oleh pemerintah kolonial. Pada era ini kabar tersebut bernama Bataviasche kemunculan pers berkaitan erat dengan Nouvells dan dicetak oleh percetakan resmi kepentingan penguasa di Nusantara. Saat pemerintah kolonial (Adam, 2003: 4). itu ekspansi ekonomi Veereneging Oost- 24

Volume 12 No 2 Maret 2017

Indische Compagnie (VOC) mencapai Kemunculan pers pada era ini puncaknya. Gubernur Jenderal Van Imhoff sangat berkaitan dengan kebijakan politik (1743-1750) misalnya, menggagas etis dari pemerintah Nusantara. Surat kabar perdagangan trans-Pasifik dengan koloni Soenda Berita (terbit tahun 1903) misalnya Spanyol dan Portugis di Amerika Selatan telah banyak menyinggung tentang (Lombard, 2008: 65). Gerakan misionaris juga bagaimana meningkatkan pengetahuan sedang gencar menyebarkan agama masyarakat pribumi Nusantara (Toer, Nasrani. Pers kemudian berfungsi untuk 1985: 40). Selain itu surat kabar lain mendukung kedua kepentingan tersebut. seperti Staatsblad Melajoe dan Oranje Era kedua sejarah pers Indonesia Nassau juga memberikan rubrik untuk dimulai tahun 1854. Pembabakan ini mempelajari bahasa Belanda (Toer, 1985: dimulai dengan munculnya UU Pers yang 43). Tujuanya agar masyarakat pribumi diterbitkan oleh pemerintah kolonial. Nusantara mampu menguasai bahasa Kelonggaran kegiatan pers mulai Belanda. Masyarakat pribumi lalu diberlakukan pada era ini. Orang pribumi diharapkan dapat mengakses literatur mulai berperan dalam dunia pers pada pengetahuan umum yang kebanyakan masa ini. Sejumlah surat kabar mulai berbahasa Belanda. melibatkan orang pribumi dalam proses Babak terakhir (1907-1945) produksinya meskipun kepemilikan masih ditandai dengan lahirnya Medan Prijaji. dipegang oleh orang-orang Eropa (Taufik Medan Prijaji memiliki arti tersendiri Rahzen, dkk, 2007: 8 & 22). Beberapa dalam sejarah pers karena menjadi pers surat kabar yang melibatkan pribumi antara yang pertama kali secara terang-terangan lain, Soerat Chabar Betawie yang terbit masuk dalam ranah politik (Tim Periset pada tahun 1858, kemudian Bromartani Seabad Pers Kebangsaan, 2008: xiii). yang terbit di Solo tahun 1865, lalu Masuknya Medan Prijaji dalam ranah Bintang Timoer di Padang (1865), serta politik ini secara langsung menjadikan pers Tjahaja Sijang di Minahasa (1868) sebagai alat perlawanan terhadap (Harsono, 2010: 64). Pers pada masa ini pemerintah kolonial. Langkah Medan menunjukkan pergeseran fungsi dengan Prijaji tergolong radikal mengingat cara- mulai menunjukkan fungsi kontrol cara yang dilakukan oleh kaum pribumi terhadap pemerintahkolonial. dalam melawan pemerintah kolonial Memasuki abad XX pers semakin kebanyakan masih menggunakan cara-cara memiliki peranan penting dalam fisik. Langkah yang telah dirintis Medan perkembangan kemajuan masyarakat Prijaji inilah kemudian diikuti oleh pribumi Nusantara. Pada era ini mulai berbagai surat kabar lainnya. Seiring muncul sejumlah surat kabar yang berasal perkembangan zaman, pers telah berubah dari bangsa pribumi. Surat kabar tersebut dari sekedar alat menyampaikan informasi antara lain Soenda Berita dan Medan menjadi alat politik untuk mewujudkan Prijaji. Kedua surat kabar ini merupakan aspirasi politik bangsa pribumi sekaligus sarana bagi bangsa pribumi untuk mendorong kemunculan kesadaran menyuarakan aspirasi politik mereka nasional Indonesia. (Toer, 1985: 24). Selain itu, bukti lain yang Kapitalisme Cetak dan Persebaran menunjukkan jika pers memiliki peranan Kesadaran Nasional Indonesia penting dalam perkembangan nasionalisme Perkembangan pers di Hindia dan kebangsaan Indonesia pada awal abad Belanda berkaitan erat dengan XX ialah dengan adanya sejumlah tokoh berkembangnya Kapitalisme cetak. pers yang juga merupakan tokoh Kapitalisme cetak merupakan suatu usaha pergerakan nasional. kapitalis dalam bidang percetakan yang mendorong tersebarnya produk-produk 25

Volume 12 No 2 Maret 2017

percetakan (termasuk surat kabar) seluas wacana kemajuan serta perbaikan mungkin untuk mendapatkan keuntungan pendidikan bagi kaum pribumi. Sejumlah sebanyak-banyaknya (Anderson, 2008:56). surat kabar seperti Soeloeh Pengadjar dan Orang-orang Eropa di Hindia Belanda Matahari Terbit menunjukkan dengan jelas memandang bidang percetakan sabagai perhatiannya pada persoalan pendidikan salah usaha ekonomi yang menjanjikan. kaum pribumi (Adam, 2003: 149-150). Kapitalisme cetak semakin berkembang Kedua surat kabar tersebut banyak memuat pada masa ekonomi Liberal (1870-1900). artikel tentang pendidikan serta topik-topik Pers merupakan bagian tidak terpisahkan lain yang berhubungan. dari motif perdagangan pada masa tersebut Hasrat kaum pribumi terpelajar (Adam, 2003: 68). Logika Kapitalisme untuk mencapai taraf hidup yang lebih baik memungkinkan produk percetakan seperti hanya mungkin diartikulasikan melalui surat kabar dapat tersebar luas di seluruh perkembangan Kapitalisme cetak di Hindia negeri. Para redaktur surat kabar maupun Belanda. Berbagai produk Kapitalisme pengusaha percetakan berusaha untuk cetak berkembang menjadi media memenuhi kebutuhan informasi yang menyebarluaskan gagasan mengenai diinginkan oleh para calon pelanggan. kemajuan kaum pribumi. Logika Pada masa ekonomi liberal, informasi Kapitalisme yang berusaha memenuhi mengenai perdagangan merupakan kebutuhan kaum pribumi terpelajar informasi yang paling banyak dicari. Oleh membuat surat kabar dengan wacana karena itu, surat kabar-surat kabar yang kemajuan mulai muncul dan tersebar luas terbit pada masa itu lebih banyak memuat di Hindia Belanda. Tersebarnya wacana informasi perdagangan dengan harapan kemajuan melalui surat kabar ini memiliki menarik minat para pembeli. arti penting dalam pembentukan kesadaran Pers sangat mempengaruhi kaum kaum pribumi terpelajar. Surat kabar yang pribumi terpelajar. Pribumi terpelajar terbit pada pagi ataupun sore hari akan merupakan suatu kelas sosial baru yang dibaca oleh banyak orang dalam satu terpisah dari kelas orang-orang Eropa waktu yang bersamaan. Keserentakan maupun kalangan elit pribumi (Yudi Latif, pembaca ini secara tidak langsung 2012: 108). Modernisasi serta sekularisasi membuat para pembaca surat kabar menjadi ciri utama yang melekat pada terhubung satu dengan yang lainnya kelas sosial baru ini. Pribumi terpelajar (Anderson, 2008, 52). Para pembaca surat pada umumnya mulai berusaha kabar mengonsumsi ide-ide yang sama memisahkan dirinya dari tradisi lama sehingga secara tidak langsung membentuk namun masih belum mampu menduduki kesamaan pola pikir diantara para posisi sosial yang setara dengan orang- pembaca. Surat kabar memungkin para orang Eropa. Semangat untuk mencapai pembacanya terhubung satu dengan yang kemajuan menjadi wacana utama yang lain meskipun sebenarnya mereka tidak berkembang di kalangan pribumi pernah benar-benar bertemu di kehidupan terpelajar. Hasrat kaum pribumi terpelajar nyata. Surat kabar mampu membentuk untuk mencapai kemajuan dan taraf hidup kesadaran kolektif bagi para pembacanya. yang lebih baik bagi bangsa pribumi inilah Dengan demikian, kesadaran kolektif kaum yang kemudian menjadi wacana dominan pribumi terpelajar di Hindia Belanda pada dalam ruang publik di Hindia Belanda awal abad XX hanya mampu terbentuk pada awal abad XX.Wacana kemajuan ini melalui produk Kapitalisme cetak yakni juga mulai mempengaruhi berbagai surat surat kabar atau pers. Kesadaran kolektif kabar yang terbit pada awal abad XX. kaum pribumi terpelajar inilah yang Sejumlah surat kabar yang terbit pada awal kemudian berkembang menjadi kesadaran abad XX memiliki perhatian lebih pada nasional Indonesia. 26

Volume 12 No 2 Maret 2017

Peran pers dalam menyebarkan penggunaan bahasa bagaimanapun menjadi kesadaran nasional Indonesia tidak hanya suatu arti penting dalam proyeksi terbatas pada penyebaran wacana kehadiran suatu bangsa. Semakin kemajuan namun juga pada penyebaran meluasnya penggunaan bahasa Melayu bahasa Melayu.Penggunaan bahasa pada merupakan bagian dari proses pembentuk masa kolonial Belanda memiliki makna kebangsaan Indonesia. Sejumlah surat politis.Bahasa Melayu Pasar merupakan kabar yang terbit pada awal abad XX bahasa komunikasi yang paling umum seperti Bintang Hindiadan Medan Prijaji digunakan di seluruh Hindia juga menggunakan bahasa Melayu Pasar. Belanda.Tersebarnya bahasa Melayu Pasar Pers menjadi media utama dalam tidak terjadi secara alamiah namun menyebarluaskan penggunaan bahasa memiliki latar belakang politis. Pemerintah Melayu Pasar di kalangan kaum pribumi. kolonial pada dasarnya tidak ingin agar Proses inilah, bersama dengan orang pribumi mampu berbahasa Belanda perkembangan wacana kemajuan (Kahin, 2013: 53). Orang-orang Belanda menunjukkan peran penting pers dalam tidak pernah menggunakan bahasa Belanda membentuk kesadaran nasional bangsa ketika berkomunikasi dengan orang-orang Indonesia pada awal abad XX. pribumi. Keengganan orang-orang Belanda Pers dan Bangkitnya Kesadaran tersebut dimaksudkan untuk melestarikan Nasional Indonesia struktur sosial masyarakat Hindia Belanda Kemunculan pribumi terpelajar serta yang menempatkan orang pribumi dalam perkembangan Kapitalisme cetak menjadi posisi inferior terhadap orang Belanda basis material munculnya kesadaran (Adam, 2003: 149). Melalui bahasa, orang- nasional Indonesia. Semangat etis yang orang Belanda ingin agar orang pribumi juga berkembang pada permulaan abad XX selamanya berada pada status sosial yang semakin mendorong terciptanya kemajuan lebih rendah daripada status mereka bagi kaum pribumi. Wacana-wacana dalam sendiri. pers pada dasawarsa pertama abad XX Penggunaan bahasa Melayu pasar didominasi oleh wacana kemajuan yang ini meskipun pada awalnya bertujuan menjadi pemantik awal kemunculan untuk melestarikan dominasi orang nasionalisme Indonesia. Terdapat dua surat Belanda terhadap kaum pribumi pada kabar yang memiliki peran mencolok akhirnya memberikan sumbangan positif dalam menyebarluaskan gagasan kemajuan dalam perkembangan kesadaran nasional kaum pribumi serta pemantik kesadaran Indonesia. Bahasa Melayu Pasar menjadi nasional Indonesia. Kedua surat kabar bahasa yang sangat praktis untuk tersebut adalah Bintang Hindia yang terbit digunakan berkomunikasi oleh mayoritas antara tahun 1903-1907 dan Medan Prijaji suku bangsa di Hindia Belanda. Bahasa yang terbit antara tahun 1907-1912. Melayu Pasar sejatinya telah sejak lama Surat Kabar Bintang Hindia pertama sudah digunakan dalam bidang kali diterbitkan pada tanggal 1 Januari perdagangan (Mrazek, 2006: 47). 1903 (Bintang Hindia, no. 18, tahun 1907). Penggunaan bahasa Melayu pasar tidak Bintang Hindia diterbitkan oleh hanya ditujukan kepada satu etnisitas yang perusahaan penerbitan milik N.J Boon di eksklusif, melainkan ditujukan kepada Amsterdam (Poeze, 2008: 44). Bintang masyarakat pribumi yang bersifat inklusif. Hindia harus dikirim dari penerbitnya di Watak inklusif yang demikian juga Belanda sebelum tiba di Hindia Belanda. menjadi satu titik awal bagi munculnya Bahasa yang digunakan dalam Bintang kesadaran awal kebangsaan Indonesia. Hindia adalah bahasa Melayu tinggi pada Menurut Daniel Dakhidae (dalam tahun 1903-1904 dan 1906 serta Melayu Anderson, 2008: xxxii), kesamaan pasar di tahun 1905 dan 1907 (Bintang 27

Volume 12 No 2 Maret 2017

Hindia, no. 1, tahun 1905). Bintang Hindia meyakinkan kaum pribumi terpelajar agar merupakan surat kabar yang paling banyak mendukung kebijakan politik etis milik dibaca pada dasawarsa pertama abad XX. pemerintah kolonial. Apapun motif Sirkulasi Bintang Hindia pada tahun 1904 dukungan van Heutsz, hal tersebut sangat mencapai 27.000 eksemplar dengan membantu sirkulasi Bintang Hindia mayoritas pembaca adalah kaum pribumi sehingga dapat menjangkau ribuan terpelajar (Poeze, 2008: 49). Sebagai pembaca di seluruh Hindia Belanda. Hal perbandingan, surat kabar Soenda Berita tersebut menunjukkan pengaruh Bintang yang terbit pada waktu yang sama hanya Hindia yang sangat luas di kalangan memiliki 3.000 pelanggan. pribumi terpelajar pada awal abad XX. Bintang Hindia dikelola oleh tiga Isi surat kabar Bintang Hindia orang redaktur yakni, H.C.C. Clockener pada umumnya memiliki orientasi Brousson sebagai kepala redaktur dan memajukan kaum pribumi agar tidak selalu dibantu oleh Abdul Rivai dan J.E. dipandang rendah oleh orang Eropa. Para Tehupeiory. Clockener Broussons redaktur Bintang Hindia memiliki merupakan seorang mantan perwira KNIL keyakinan jika Bintang Hindia mampu yang mendukung ide-ide serta semangat menjadi sarana untuk mewujudkan hal politik etis. Sementara itu, Abdul Rivai dan tersebut. Hal ini terlihat dengan sebutan J.E. Tahupeiory merupakan mahasiswa dari para redaktunya untuk Bintang Hindia lulusan STOVIA yang tinggal di Belanda sebagai sebuah “tjaja jang menerangi” dan berprofesi sebagai wartawan. Kedua (Bintang Hindia, no. 17, tahun 1903). tokoh ini memiliki perhatian yang tinggi Bintang Hindia dimaksudkan sebagai terhadap kondisi kaum pribumi di Hindia sarana untuk memperluas wawasan Belanda. Apabila dibandingkan dengan mengenai kondisi pribumi di Hindia para redaktur lain, Abdul Rivai merupakan Belanda. Sejumlah rubrik yang terdapat tokoh yang memiliki peran paling penting dalam Bintang Hindia antara lain“goeroe dibalik kemunculan serta perkembangan basa Belanda”, “pengetahoean berniaga”, Bintang Hindia. Abdul Rivai memang “Nederlandsche Bladzij”, serta “kitab arti- bukanlah kepala redaktur Bintang Hindia. kata2”. Rubrik-rubrik tersebut dengan jelas Meskipun demikian, lebih banyak tulisan- menunjukkan orientasi kemajuan dalam tulisan di Bintang Hindia yang berasal dari Bintang Hindia. Selain melalui berbagai pemikirannya daripada tulisan milik rubrikasi, orientasi kemajuan dalam Clockener Brousson. Isi Bintang Hindia Bintang Hindia juga terdapat dalam memang sangat bergantung pada buah berbagai tulisan yang ada dalam surat pena serta pemikiran Abdul Rivai. Hal ini kabar tersebut. menunjukkan peran penting Abdul Rivai Gagasan-gagasan utama yang terdapat dalam perkembangan Bintang Hindia. dalam Bintang Hindia merupakan karya Perkembangan pesat Bintang Hindia Abdul Rivai. Sejumlah gagasan penting tidak terlepas dari bantuan pemerintah yang ditulis Abdul Rivai dalam surat kabar kolonial. Gubernur Jenderal van Heutsz Bintang Hindia adalah kaoem moeda, memberikan pinjaman lunak sebesar perhimpoenan kaoem moeda, dan 20.000 gulden serta membebaskan biaya bangsawan fikiran. Kaoem Moeda pengiriman melalui pos untuk keperluan merupakan orang pribumi yang memiliki distribusi Bintang Hindia (Adam, 2003: pemikiran yang terbuka dan memuliakan 171). Van Heutsz beralasan jika Bintang dirinya dengan pengetahuan(Bintang Hindia merupakan alat yang dapat Hindia, no. 14, tahun 1905). Abdul Rivai digunakan untuk menarik simpati pribumi menginginkan kaoem moeda di Hindia terpelajar di Hindia Belanda. Van Heutsz Belanda berpendidikan tinggi. Tujuannya menggunakan Bintang Hindia untuk agar kaoem moeda memiliki kesadaran 28

Volume 12 No 2 Maret 2017

bersama dengan orang pribumi lain anggota redaksinya adalah orang pribumi. sehingga mampu memajukan bangsa Bahasa yang digunakan dalam Medan pribumi di Hindia Belanda secara umum. Prijaji adalah bahasa Melayu pasar. Medan Perhimpoenan Kaoem Moeda merupakan Prijaji diterbitkan oleh perusahaan wadah bagi kaoem moeda untuk penerbitan N.V. Medan Prijaji (Toer, berorganisasi dan mewujudkan tujuan 1985: 49). Perusahaan tersebut didirikan mereka. Bangsawan fikiran merupakan oleh R. M. Tirto Adhi Soerjo dan status sosial bagi kaum yang berpendidikan rekannya, Haji Mohammad Arsad. Dengan tinggi (Bintang Hindia, no. 11, tahun 1906). demikian, Medan Prijaji merupakan surat Bangsawan fikiran menjadi status baru kabar pertama di Hindia Belanda yang bagi kaum pribumi terpelajar di Hindia dikelola sepenuhnya oleh kaum pribumi. Belanda pada masa itu. Pendirian Medan Prijaji inilah yang Bintang Hindia bagaimanapun telah menjadi tonggak baru bagi perkembangan memberikan kesadaran baru bagi kaum pers pribumi di Hindia Belanda. pribumi untuk bangkit dan segera Kemunculan serta perkembangan memperbaiki taraf kehidupannya guna Medan Prijaji tidak dapat dilepaskan dari mencapai kemajuan. Tulisan-tulisan Abdul peranan R. M. Tirto Adhi Soerjo. Ia lahir Rivai pada umumnya menekankan di Bojonegoro pada tahun 1880. Ia sempat pentingnya pendidikan, serta semangat bersekolah di STOVIA meskipun gagal untuk mengejar kemajuan bagi kaum menyelesaikan studinya (Adam, 2003: pribumi. Secara politis tulisan-tulisan 185). Tirto lebih senang terlibat dalam Abdul Rivai memberikan stimulus bagi dunia pers daripada meneruskan karir perkembangan kesadaran politik bangsa sebagai dokter Jawa. Ia mengawali karir pribumi. Pengaruh pemikiran Abdul Rivai jurnalistiknya sebagai koresponden Hindia dalam Bintang Hindia sangat Ollanda pada tahun 1894. Pada tahun mempengaruhi kesadaran politik pribumi 1902, Tirto sudah memimpin surat kabar terpelajar. Secara perlahan, identitas Pembrita Betawi. Setahun berselang, ia mereka sebagai kaoem moeda dan mendirikan surat kabarnya sendiri yaitu bangsawan fikiran seperti yang digagas yakni Soenda Berita. Sayangnya kesulitan oleh Abdul Rivai mulai terwujud. keuangan membuat Soenda Berita tidak Kesadaran kolektif inilah yang menjadi mampu bertahan lama. Pada tahun 1906 ia cikal-bakal kemunculan kesadaran nasional memutuskan untuk pergi ke Maluku. Indonesia. Pemikiran Abdul Rivai dalam Setahun berselang, Tirto kembali ke Jawa Bintang Hindia memberikan inspirasi bagi untuk kemudian mendirikan Medan Prijaji. sejumlah orang pribumi untuk Medan Prijaji memiliki peran penting memperjuangkan kemajuan bangsa Hindia. dalam mendorong kemunculan kesadaran Istilah yang dikemukakan Abdul Rivai nasional Indonesia. Hal tersebut terlihat bahkan menjadi slogan yang banyak dalam slogan Medan Prijaji yaitu ditemui di beberapa produk jurnalistik “SOEARA bagai sekalian Radja-radja, pada era sesudahnya. Istilah bangsawan Bangsawan asali dan fikiran, Prijaji dan fikiran bahkan diadopsi oleh sejumlah saudagar Boemipoetra dan officier-officier tokoh pers lain. Salah satunya adalah R.M serta saudagar-saudagar dari bangsa jang Tirto Adhi Soerjo yang menggunakan terperentah laenja, jang dipersamakan istilah ini pada motto surat kabar yang ia dengan Anaknegri, di seloeroeh Hindia terbitkan yaitu Medan Prijaji. Olanda” (Toer, 1985: 47). Slogan tersebut Medan Prijaji terbit pertama kali pada menunjukkan keberadaan dua golongan tahun 1907 dan bertahan hingga tahun bangsa di Hindia Belanda yakni “bangsa 1912. Medan Prijaji merupakan surat yang terperintah” dan “bangsa yang kabar pertama di Indonesia yang seluruh memerintah”. Konsep “bangsa jang 29

Volume 12 No 2 Maret 2017

terperentah” dalam slogan Medan Prijaji pemerintah kolonial. Medan Prijaji tersebut sarat dengan makna politis. menjadi surat kabar yang jauh lebih radikal Konsep tersebut memberikan identitas daripada surat kabar lain yang telah terbit kolektif bagi berbagai suku bangsa di sebelumnya. Sebagai contoh, pada Juni Hindia Belanda yang pada masa tersebut 1908 Tirto mengungkap skandal yang mengalami tindakan diskriminatif serta dilakukan residen Madiun, JJ. Donner represif dari pemerintah kolonial. Melalui dalam upayanya menjatuhkan bupati identitas kolektif tersebut, perasaan senasib Madiun, Brotodiningrat (Taufik Rahzen, dan sepenanggungan dari berbagai suku dkk, 2007: 5). Tirto melalui Medan Prijaji bangsa di Hindia Belanda secara perlahan merupakan orang pertama yang melakukan mulai muncul. Kesamaan nasib suatu kritik secara terbuka terhadap pejabat bangsa memiliki arti penting dalam proses Belanda. Ia juga menggunakan Medan pembentukan kesadaran nasional suatu Prijaji sebagai alat untuk mempermalukan bangsa. Otto Bauer menyatakan bahwa orang Belanda karena penyelewengan- suatu bangsa hanya mungkin muncul penyelewengan yang mereka lakukan. akibat dari suatu pengalaman bersama di Selain itu, Tirto juga membela orang-orang masa lampau (Yudi Latif, 2008: 370). pribumi yang selama ini tertindas dan Medan Prijaji hadir untuk mendorong dirugikan oleh pemerintah kolonial. Sikap kesadaran akan kesamaan nasib di ini menunjukkan konsistensi Tirto untuk kalangan bangsa pribumi. Inilah arti menjadikan Medan Prijaji sebagai suara penting Medan Prijaji dalam proses bagi “bangsa jang terperentah”. Kritik pembentukan nasionalisme Indonesia. Tirto dalam berbagai tulisan di Medan Isi Medan Prijaji benar-benar Prijaji juga menunjukkan dengan jelas mencerminkan slogan dari surat kabar sentimen nasionalistis dari surat kabar ini. tersebut. Sejumlah rubrik tetap dalam Bintang Hindia dan Medan Prijaji Medan Prijaji antara lain “mutasi pegawai adalah dua contoh surat kabar yang negeri”, “salinan lembaran negara”, “surat konsisten dalam menyuarakan ide-ide pembaca”, “cerita bersambung”, dan kemajuan orang pribumi serta mendorong sebagainya (Toer, 1985: 46). Rubrik “surat munculnya kesadaran nasional Indonesia. pembaca” merupakan rubrik yang paling Bintang Hindia telah memulai usaha banyak mendapat perhatian dalam surat menumbuhkan kesadaran nasional kabar ini. Tirto tidak hanya sekedar Indonesia dengan mendorong kesadaran menanggapi surat dari pembaca saja politik pribumi terpelajar agar memiliki namun juga memberikan bantuan hukum kesadaran untuk memajukan kaum pribumi bagi pembaca yang mengadukan di Hindia Belanda. Ketika Abdul Rivai permasalahannya ke Medan Prijaji. Fungsi pergi di tahun 1907, Bintang Hindia mulai jurnalisme advokasi ini merupakan hal mengalami kemunduran. Medan Prijaji yang benar-benar baru dalam dunia pers kemudian hadir untuk mengisi ruang Hindia Belanda pada masa tersebut. Medan kosong yang ditinggalkan oleh Bintang Prijaji tidak hanya berfungsi sebagai Hindia tersebut. R.M. Tirto Adhi Soerjo penyebar informasi saja namun juga menjadikan Medan Prijaji sebagai suara mengupayakan perlindungan serta bagi “bangsa jang terperentah” di Hindia pembelaan terhadap kasus hokum yang Belanda. Medan Prijaji adalah alat politik dialami oleh para pembacanya. Sikap yang digunakan untuk menggoncang inilah yang membuat konfrontasi antara kekuasaan pemerintah kolonial. Sejak saat Medan Prijaji dan pemerintah kolonial itu pula, pers semakin berkembang sebagai tidak dapat terelakkan. alat politik untuk menyuarakan ide-ide Tirto menggunakan Medan Prijaji nasionalisme Indonesia. Hal tersebut dapat sebagai alat politik untuk mengkritik terlihat dari banyaknya redaktur pers yang 30

Volume 12 No 2 Maret 2017

juga menjadi tokoh berbagai organisasi surat kabar ini memiliki arti penting dalam surat kabar. Beberapa tokoh tersebut antara pembentukan kesadaran kolektif kaum lain, yang pribumi terpelajar.Inilah titik awal merupakan tokoh pendiri organisasi Boedi kemunculan serta perkembangan kesadaran Oetomo sekaligus redaktur Retnodoemilah, nasional bangsa Indonesia. Selain itu, Haji , perkembangan bahasa Melayu pasar pemimpin Sarekat Islam sekaligus redaktur sebagai bahasa persatuan bagi kaum di Oetoesan Hindia dan Sinar Djawa, lalu pribumi juga hanya dimungkinkan melalui Tiga Serangkai pendiri Indisxhe Partij berbagai surat kabar yang terbit di Hindia yakni Douwes Dekker, Ki Hajar Belanda. Dewantara, dan Dr. Tjipto Terdapat dua surat kabar yang Mangoenkoesoemo yang juga mengelola memiliki peran penting dalam mendorong De Expres. Bangkitnya kesadaran nasional bangkitnya kesadaran nasional Indoesia bangsa Indonesia serta penggunaan pers yakni Bintang Hindia dan Medan Prijaji. sebagai alat politik tersebut mustahil Bintang Hindia telah memulai usaha terwujud tanpa peranan Bintang Hindia menumbuhkan kesadaran nasional dan Medan Prijaji. Indonesia dengan mendorong kesadaran politik pribumi terpelajar agar memiliki Penutup kesadaran untuk memajukan kaum pribumi Perkembangan pers di Hindia Belanda di Hindia Belanda. Ketika Abdul Rivai selalu berkaitan dengan kondisi sosial pergi di tahun 1907, Bintang Hindia mulai politik dari era yang bersangkutan. Pada mengalami kemunduran. Medan Prijaji awal abad XX, Hindia Belanda mengalami kemudian hadir untuk mengisi ruang perkembangan sosial politik yang amat kosong yang ditinggalkan oleh Bintang kompleks akibat diberlakukannya politik Hindia tersebut. R.M. Tirto Adhi Soerjo etis. Sejak saat itu, kaum pribumi terpelajar menjadikan Medan Prijaji sebagai suara mulai menyuarakan gagasan kemajuan bagi “bangsa jang terperentah” di Hindia kaum pribumi yang memicu bangkitnya Belanda. Medan Prijaji adalah alat politik kesadaran nasional Indonesia. Pers menjadi yang digunakan untuk menggoncang salah satu media yang digunakan untuk kekuasaan pemerintah kolonial. Peranan menyebarluaskan gagasan tersebut. Pada Bintang Hindia dan Medan Prijaji dalam awalnya, pers digunakan untuk mendorong munculnya kesadaran nasional kepentingan perdagangan maupun Indonesia menunjukkan peran penting pers kepentingan misionaris. Seiring dalam pergerakan nasional Indonesia pada berjalannya waktu, pers tidak hanya awal abad XX. digunakan untuk kepentingan ekonomi Ucapan Terima Kasih maupun misionaris namun juga digunakan Penulis mengucapkan terima kasih untuk kepentingan politik. kepada berbagai pihak yang telah Perkembangan pers juga tidak dapat membantu terlaksananya penelitian ini. dilepaskan dari berkembangnya Tak lupa, penulis juga menyampaikan Kapitalisme cetak di Hindia Belanda. ucapan terima kasih kepada dewan redaksi Logika Kapitalisme memungkinkan Jurnal Istoria terbitan Pendidikan Sejarah, produk percetakan seperti pers atau surat Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri kabar dapat tersebar luas di seluruh negeri. atas kesempatan yang Pers sangat mempengaruhi kaum pribumi diberikan sehingga tulisan ini dapat terpelajar. Wacana kemajuan merupakan dipublikasikan pada edisi Maret 2017. wacana yang dominan dalam berbagai surat kabar yang terbit pada awal abad XX. Daftar Pustaka Tersebarnya wacana kemajuan melalui 31

Volume 12 No 2 Maret 2017

Buku Proklamasi 1908-1945. Yogyakarta: Adam, Ahmat. (2003). Sejarah Awal Pers Pustaka Pelajar. dan Kebangkitan Kesadaran Surjomihardjo, Abdurrachman. (1980). Keindonesiaan. : Hasta Mitra. Beberapa Segi Perkembangan Pers Anderson, Ben. (2008). Imagined di Indonesia.Jakarta: Departemen Communities: Komunitas-komunitas Penerangan Republik Indonesia. Terbayang. Yogyakarta: Pustaka Taufik Rahzen, dkk. (2007). Tanah Air Pelajar. Bahasa: Seratus Jejak Pers di Harsono, Andreas. (2010). Agama Saya Indonesia, Yogyakarta: I:BOEKOE. Adalah Jurnalisme. Yogyakarta: Tim Periset Seabad Pers Kebangsaan. Kanisius. (2008). Seabad Pers Kahin, George McTurnan. Nationalism Kebangsaan.Yogyakarta: and Revolution in Indonesia a.b Tim I:BOEKOE. Komunitas Bambu.(2013). Toer, Pramoedya Ananta. (1985). Sang Nasionalisme dan Revolusi Pemula. Jakarta: Hasta Mitra. Indonesia. Jakarta: Komunitas Van Niel, Robert. (2009). Munculnya Elit Bambu. Modern Indonesia.Jakarta: Pustaka Kuntowijoyo.(2008). Penjelasan Jaya. Sejarah.Yogyakarta: Tiara Wacana. Yudi Latif. (2012). Negara Paripurna. ______. (2013). Pengantar Ilmu Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Sejarah.Yogyakarta: Tiara Wacana. Lombard, Dennys. (2008). Nusa Jawa: Jurnal dan Artikel Ilmiah: Silang Budaya Jilid I. Jakarta: Rhoma Dwi Aria Yuliantri, Pers: Rumah Gramedia Pustaka Utama. Zaman, Rumah Bangsa. disampaikan Mrazek, Rudolf. (2006). Engineers of dalam seminar nasional Himpunan Happy Land: Perkembangan Mahasiswa Pendidikan Sejarah UNY Teknologi dan Nasionalisme di dengan tema “Kebebasan Pers dan Sebuah Koloni. Jakarta: Yayasan Pengaruhnya terhadap Stabilitas Obor Indonesia. Nasional”, Yogyakarta, 21 Poeze, Harry. A. (2008).Di Negeri November 2012. Penjajah: Orang Indonesia di Belanda (1600-1950). Jakarta: Surat Kabar: Penerbit KPG. Bintang Hindia Tahun Pertama, Nomor Shiraishi, Takashi. (2005). Zaman 17, Tahun 1903 Bergerak: Radikalisme Rakyat di Bintang Hindia Tahun Ketiga, Nomor Jawa 1912-1926. Yogyakarta: Grafiti 1, Tahun 1905 Press. Bintang Hindia Tahun Ketiga, Nomor Simbolon, Parakitri T. (2006). Menjadi 14, Tahun 1905 Indonesia. Jakarta: Penerbit Kompas. Bintang Hindia Tahun Keempat, Nomor Suhartono. (2001). Sejarah Pergerakan 11, Tahun 1906 Nasional: Dari Budi Utomo sampai Bintang Hi ndia Tahun Keempat, Nomor 18, Tahun 1907

32