Foreign Case Study 2018 Sekolah Tinggi Pariwasata Ambarrukmo Yogyakarta SEBAGAI SALAH SATU IKON WISATA BUDAYA MASYARAKAT TIONGHOA DI

Novian Bimanyu Seto 1702795

Sekolah Tinggi Pariwasata Ambarrukmo Yogyakarta

Abstract : Makalah ini merupakan hasil laporan Foreign Case Study untuk syarat publikasi ilmiah di Sekolah Tinggi Pariwasata Ambarrukmo Yogyakarta dengan Judul Pataling Street Sebagai Salah Satu Ikon Wisata Budaya Masyarakat Tionghoa Di Malaysia.

1. PENDAHULUAN Salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pariwisata (S.Par) di Sekolah Tinggi Pariwisata Ambarrukmo Yogyakarta (STiPRAM) adalah dengan membuat Laporan Jurnal Foreign Case Study (FCS). Pembuatan laporan Foreign Case Study (FCS) ini dimaksudkan agar mahasiswa lebih mendalami tentang segala permasalahan Tourism di luar negeri dengan terjun langsung untuk Observasi di lapangan untuk kemudian dijadikan bahan pertimbangan atau bahan pembandin dengan pariwisata di dalam negeri. Program Foreign Case Study (FCS) biasanya dilaksanakan dengan cara Mahasiswa mengikuti Journey FCS ke Tiga Negera atau satu Negara saja . Namun StiPram memberikan alternatif lain yang bisa diambil oleh mahasiswanya apabila mahasiswa merasa kurang mampu atau kurang tertarik untuk mengikuti Journey Tiga atau Satu Negara tadi. Terdapat Tiga Alternatif lain yang bisa diambil, yang pertama yaitu dengan mengikuti Student Exchanges atau pertukaran pelajar antar negara, dimana StiPram telah berkerjasama dengan Universitas Pariwisata di luar negeri seperti Malaysia dan Thailand. Alternatif kedua adalah dengan mengambil program Double Degre, yaitu mengikuti perkuliahan di Universitas Luar Negeri dengan jurusan yang sama atau berbeda selama beberapa waktu, nantinya mahasiswa akan mendapatkan dua ijazah sekaligus, dari StiPram dan dari Unversitas di luar negeri tadi. Alternatif ketiga adalah dengan mengikuti Pogram Magang selama 6 (enam) bulan di Luar Negeri, bisa di Malaysia, Thailand, Jepang, Singapore, dll. Dengan mengikuti Salah satu dari 4 (empat) Program Foreign Case Study tadi maka mahasiswa di beri kebebasan untuk memilih Objek wisata mana yang hendak di bahas dalam jurnal FCS miliknya [1]. adalah ibukota Malaysia yang terkenal dengan segala kesibukannya. Di sana hidup masyarakat multi etnis, salah satunya adalah Etnis Tionghoa yang merupakan etnis kedua terbesar di china. Petaling Street adalah salah satu pusat wisata belanja yang kental dengan budaya tionghoanya. Berdasarkan apa yang tertulis di atas, penulis tertarik untuk mengangkat Petailing Street beserta budaya masyarakat etnis China Malaysia dalam jurnal kali ini. Budaya Masyarakat etnis Tionghoa di Malaysia selalu punya daya tarik tersendiri. Terlebih Malaysia adalah negara dimana etnis chinanya paling banyak selain negara China itu sendiri.

1 2. PEMBAHASAN Menurut Undang-Undang Republik Nomor 10 Tahun 2009 tentang kepariwisataan disebutkan bahwa pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah, dan pemerintah daerah [2]. Pariwisata adalah keseluruhan kegiatan pemerintah, dunia usaha dan masyarakat untuk mengatur, mengurus dan melayani kebutuhan wisatawan [3]. Pariwisata merupakan rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh manusia baik secara perorangan maupun kelompok di dalam wilayah negara lain. Kegiatan tersebut menggunakan kemudahan, jasa dan faktor penunjang lainnya yang diadakan oleh pemerintah dan atau masyarakat, agar dapat mewujudkan keinginan wisatawan [4]. Pariwisata merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia terutama menyangkut kegiatan sosial dan ekonomi [5]. Diawali dari kegiatan yang semula hanya dinikmati oleh segelintir orang-orang yang relatif kaya pada awal abad ke-20, kini telah menjadi bagian dari hak azasi manusia. Hal ini terjadi tidak hanya di negara maju tetapi mulai dirasakan pula di negara berkembang. Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang dalam tahap pembangunannya, berusaha membangun industri pariwisata sebagai salah satu cara untuk mencapai neraca perdagangan luar negeri yang berimbang. Melalui industri ini diharapkan pemasukan devisa dapat bertambah [6]. Pada hakikatnya berwisata adalah suatu proses kepergian sementara dari seseorang atau lebih menuju tempat lain di luar tempat tinggalnya [7]. Dorongan kepergiannya adalah karena berbagai kepentingan, baik karena kepentingan ekonomi, sosial, kebudayaan, politik, agama, kesehatan maupun lainnya seperti karena sekedar ingin tahu, menambah pengalaman baru [8]. Besarnya kegiatan pariwisata, terutama tingkat internasional, ditambah dengan situasi di mana batas antar negara semakin hilang, telah menjadikan pariwisata sebagai suatu kegiatan penting yang turut mempengaruhi hubungan internasional [9]. Banyak negara di dunia sekarang ini yang menganggap pariwisata sebagai sebuah aspek penting dari strategi pengembangan negara. Berikut merupakan pengertian pariwisata menurut beberapa ahli : 1. Pariwisata berasal dari bahasa sansekerta “pari” yang berarti banyak atau berkeliling dan “wisata” yang berarti pergi atau bepergian. Jadi pariwisata adalah perjalanan yang dilakukan secara berulang – ulang dan berpindah – pindah. 2. Gejala – gejala yang disebabkan oleh perjalanan dan pendiaman orang – orang asing serta penyediaan tempat tinggal sementara, asalkan pendiaman itu tidak tinggal menetap dan tidak memperoleh penghasilan dari aktifitas yang bersifat sementara itu. Sektor pariwisata memberikan keuntungan ekonomi terhadap negara yang bersangkutan [10]. A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Malaysia, sebelum dikenal sebagai Malaysia sering disebut sebagai Langkasuka, yang merupakan nama kerajaan yang terdapat di Semenanjung Malaysia. Malaysia adalah negara berbentuk monarki konstitusional federal yang terdiri dari 13 negara bagian dan 3 wilayah federal. Adapun 13 wilayah negara bagian di Malaysia antara lain Johor, Kedah, Kelantan, Melaka, Negeri Sembilan, Pahang, Perak, Perlis, Selangor, Pulau Pinang dan Terengganu. Sedangkan 3 wilayah federal atau wilayah persekutuannya yaitu Kuala Lumpur, Putrajaya, dan Labuan yang terletak di Borneo atau Pulau Kalimantan. Malaysia adalah satu-satunya negara Asia Tenggara yang terletak baik di pulau utama maupun daratan Asia. Di barat, Malaysia menempati bagian selatan Semenanjung Malaya (atau Melayu/Malaka), yang juga ditempati Thailand. Di timur, wilayah Malaysia mencakup negara bagian Sabah dan Sarawak di pulau Kalimantan. Kalimantan merupakan pulau terbesar ketiga di dunia. Dua bagian negara ini dipisahkan oleh Laut

2 China Selatan sepanjang lebih dari 645 kilometer. Bangsa independen Malaysia diciptakan dalam dua tahap. Pada tahun 1957, sebagian daratan (yang kemudian disebut Malaya) mendapat kemerdekaan dari Inggris. Pada tahun 1963, Sabah, Sarawak, dan Singapura ditambahkan ke Malaya, sehingga menciptakan bangsa Malaysia. (Singapura kemudian menjadi negara yang merdeka.) a. Penduduk Penduduk Semenanjung Malaysia terdiri atas orang Melayu (50%), Cina (37%), India (11%). Sisanya adalah orang-orang Eropa, Erasia dan penduduk asli. Ada juga sejumlah kecil masyarakat adat, yakni Orang Asli. Sabah dan Sarawak di Kalimantan dihuni terutama oleh orang-orang Dayak dan masyarakat non-Melayu. Sebagian besar dari 30 juta penduduk Malaysia tinggal di Semenanjung Melaya, terutama di kota-kota di atau dekat pantai barat. b. Agama Agama Islam merupakan agama resmi negara, tetapi penduduk bebas mengamalkan agamanya masing-masing. Banyak etnis Tionghoa beragama Buddha atau Tao. Kebanyakan orang India beragama Hindu. Beberapa suku-suku dari Sabah dan Sarawak adalah orang Kristen; sisanya mengikuti agama asli tradisional nenek moyang mereka. c. Bahasa Bahasa yang digunakan adalah bahasa Malaysia yang hampir sama dengan bahasa Indonesia. Bahasa Melayu adalah bahasa nasional (secara resmi disebut Bahasa Malaysia). Bahasa Inggris digunakan dalam bisnis dan pemerintah. Bahasa China juga banyak digunakan. d. Pakaian Pakaian tradisional perempuan Melayu adalah sarung yang diikatkan di pinggang, baju (blus longgar), dan selendang. Pria Melayu memakai kemeja longgar, celana panjang, dan songkok. Perempuan India mengenakan sari (jubah panjang dan longgar). Wanita China mengenakan sam-foo atau cheongsam (gaun lurus dengan celah samping). Kebanyakan laki-laki India, China, dan Melayu di kota-kota memakai pakaian gaya Barat. e. Makanan & Minuman Kari dan rempah-rempah menambah cita rasa masakan Melayu yang terdiri atas beras, ikan, sayuran, dan daging. Orang-orang China dan India memasak hidangan nasional mereka sendiri. Sebagian besar orang minum air mineral, teh, dan kopi. Islam melarang minuman beralkohol. f. Sumber Daya Alam Semenanjung Malaya (Malay Peninsula) memiliki pasokan besar karet dan kelapa sawit. Daerah ini juga memiliki sejumlah besar kayu. Tin, minyak bumi, gas alam, bijih besi, bauksit, dan emas juga ditemukan di sana. Sarawak memiliki cadangan besar bauksit (bijih aluminium). Hutan Malaysia memiliki pohon-pohon palem, jati, kamper, cendana, dan kayu hitam yang melimpah. Namun, di Sarawak hutan-hutan ini ditebang. Gajah, badak, buaya, kadal, babi hutan, dan harimau dulu berkeliaran di hutan, bukit, dan rawa negara, tapi sekarang sudah langka. Ada berbagai macam kupu-kupu, serangga, burung, dan reptil di hutan Malaysia. g. Warisan Budaya Di Malaysia, seni sebagian besar ditemukan dalam bentuk kerajinan, terutama batik. Batik adalah desain kain unik yang berasal dari Indonesia. Malaysia memiliki banyak museum. Di antaranya yang paling menonjol adalah Museum Nasional di Kuala Lumpur dan Museum Negara Bagian Sarawak di Kuching. Yang terakhir ini terkenal karena koleksi mebel tradisional Melayu dan China. Wayang, bentuk kesenian yang berasal dari Indonesia, juga ada di Malaysia. Sebuah drama disajikan pada platform atau di gubuk yang diterangi oleh lentera, lampu berwarna, atau obor. Wayang menceritakan kisah-

3 kisah tradisional perjuangan antara kebaikan dan kejahatan. Opera Melayu dan drama tradisional Melayu yang disebut Menora juga populer. Drama dan tarian India, drama musikal, pertunjukan boneka, dan drama klasik China juga dipertunjukkan. h. Perekonomian Malaysia adalah negara agraris, yang menghasilkan padi, karet, kelapa sawit, kelapa dan nenas. Karet dan kelapa sawit merupakan ekspor nonmigas yang utama. Hasil hutan berupa kayu banyak dihasilkan di Sabah. Pelabuhan ekspor kayu adalah Sandakan dan Lahad Datu, yang juga menjadi pusat industri kayu lapis. Hasil tambang Malaysia adalah timah. bijih besi, bauksit dan minyak bumi. Bagi Malaysia, timah merupakan penghasilan kedua setelah karet. Pendapatan nasionalnya (1985) adalah US $ 57.100 juta.

B. Regulation Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) , Regulasi diartikan sebaagai sebuah peraturan. Secara lebih lengkap, regulasi merupakan cara untuk mengendalikan manusia atau masyarakat dengan suatu aturan atau pembatasan tertentu. Penerapan Regulasi bisa dilakukan dengan berbagai macam bentuk yakni pembatasan hukum yang diberikan oleh pemerintah, regulasi oleh suatu perusahaan, dan sebagainya. Negara Malaysia sendiri, secara umum regulasiny baik antar negera maupun di dalam negara sudah baik dan teratur. Untuk masuk dan berpindah antar negara, tentunya kita harus memenuhi syarat dan mengurus berbagai kebijakan seperti kepemilikan paspor, visa, ticket, dsb. Berdasarkan kebijakan international setiap kita hendak keluar atau memasuki batas wilayah dari suatu negara, maka kita harus melewati prosedur di bandara atau di imigrasi terlebih dahulu sebagai bentuk keamanan dan keteraturan. Tentunya harus mengurus aatau membuat paspor terlebih dahulu sebelum melakukan perjalanan antar negara. Di bandara semua orang akan di cek data-data dan barang-barang bawaannya, dan semuanya wajib mengikuti aturan secara berurutan selama di bandara. Regulation atau regulasi adalah sebuah peraturan. Peraturan yang berlaku di Indonesia adalah peraturan yang diatur oleh Undang- Undangan.Dalam Peraturan Pemerintah (PP), ketentuan umum yang dimaksud dalam pasal 1 adalah sebagai berikut : “Surat perjalanan Republik Indonesia (SPRI), adalah dokumen resmi yang dikeluarkan oleh Pemerintah Republik Indonesia yang memuat identitas pemegangnya dan berlaku untuk melakukan perjalanan ke luar atau masuk wilayah Negera Republik Indonesia”. Dalam perjalanan ke luar Negeri memiliki perbedaan dengan perjalanan didalam negeri sendiri. Melakukan perjalanan ke luar negeri yang paling utama harus dipersiapkan adalah Passport. Adapun syarat–syarat yang di perlukan Warga Negara Indonesia untuk mendapatkan Passport yaitu : 1. Mengisi Formulir yang telah disediakan oleh Badan Imigrasi 2. Foto Copy KTP dalam kertas A4 3. Kartu Keluarga 4. Akte Kelahiran / Surat Ijazah 5. Surat pengantar asli dari Kampus atau Instansi resmi (bila ada)

Setelah semua berkas lengkap dimasukan dalam amplop atau map kemudian berkas dikumpulkan untuk verifikasi data. Dalam proses ini memerlukan waktu yang cukup lama, karna pihak Imigrasi harus meneliti mengenai berkas – berkas yang di kumpulkan tersebut, agar tidak terjadi kesalahan atau hal yang tidak diinginkan. Setelah disetujui oleh Pihak Imigrasi, Pihak pembuat Passport akan di mintai dana untuk biaya pembuatan Passport sebesar Rp 365.000,- Nominal tersebut amatlah terjangkau bila di bandingkan dengan kegunaan dan masa penggunaan yang berjangka waktu hingga 5

4 tahun. Setelah membayar nominal tersebut Pihak pembuat harus menunggu proses selanjutnya selama kurang lebih 3 hari untuk melanjutkan proses pengambilan Foto. Pada saat wawancara atau pengambilan foto adalah dengan membawa bukti pembayaran untuk pembuatan Passport. Selanjutnya nanti kita akan mendapat nomor antrian untuk pengambilan Foto, pengambilan sidik jari, serta wawancara. Setelah wawancara biasanya kita akan disuruh menunggu kembali ke ruang tunggu untuk mendapatkan passport kita. Setelah mempunyai Passport barulah kita dapat melakukan perjalanan ke Luar negeri. Beberapa prosedur yang harus dilakukan ketika akan melakukan perjalanan ke Luar negeri adalah : 1. Booking Tiket (pemesaan tiket) 2. Check-in (pelaporan) 3. Proses pengecekan Passport dan visa, 4. Pembayaran Airport – Tax (luar Negeri Rp. 100.000) 5. Menunggu untuk boarding Setelah sampai di bandara Malaysia (KLIA), masuk ke bagian imigrasi dan kita akan mengantri untuk mendapatkan cap dan ada sedikit wawancara dengan pihak imigrasi tetentang maksud kedatangan ke Malaysia serta pengambilan sidik jari. Setelah mendapat cap selanjutnya menuju tempat pengambilan bagasi untuk mengambil koper dan barang bawaan yang dibawa, untuk pengambilan bagasi harus disesuaikan dengan nomer penerbangan yang tertera pada tiket pesawat yang ditumpangi. Setelah mendapatkan koper, maka selanjutnya menuju terminal kedatangan (arrival). Setelah keluar dari Bandara maka dibebaskan untuk melakukan perjalanan sesuai tujuan. Namun jika kita sudah berada di negara Malaysia, setiap WNA yang berada dalam kawasan tersebut jika ingin melakukan perjalanan kemanapun diharuskan untuk membawa pasport dan identitas diri lainnya yang dapat menunjang tentang keberadaan mereka tersebut di negara itu.

C. Budaya (Culture) Malaysia bisa dibilang merupakan negara yang aman dan damai sekaligus negara dengan percampuran berbagai etnis. Terdapat tiga etnis utama di malaysia, yaitu Melayu, China dan India. Melayu merupakan etnis terbesar yang ada di sana, yaitu hampir setengah dari total penduduk malaysia merupakan etnis melayu. Melayu adalah satu kaum yang beragama Islam, berbahasa Melayu dan mengamalkan budaya Melayu. Kaum Melayu mempunyai pengaruh yang penting dalam arena politik di Malaysia. Cina pula mewakili 25% daripada penduduk Malaysia dan tinggal di bandar-bandar besar di pantai barat semenanjung. Kebanyakan kaum Cina beragama Buddha, Taoisme atau Kristian, berbahasa Mandarin, Hokkien, Hakka, Kantonis atau Teochew dan lebih dominan dalam bidang ekonomi. India pula membentuk 7.5% daripada populasi. Kebanyakannya beragama Hindu, bertutur Tamil, Malayalam, dan Hindi. Selain itu, terdapat juga kaum Sikh, Serani atau Eurasian dan kaum bumiputera lain. Bahasa Melayu ialah bahasa rasmi Malaysia, tetapi Bahasa Inggeris digunakan secara meluas. Kaum Bumiputera yang terbesar di Sarawak ialah Iban dengan 600,000 orang. Mereka tinggal di rumah panjang, dan menetap di sepanjang Sungai Rajang dan Sungai Lupar. Orang Bidayuh pula seramai 170,000 oarng tinggal di barat daya Sarawak. Orang Asli (140,000) tinggal di Semenanjung Malaysia. Dahulunya mereka merupakan pengumpul hasil hutan, hidup berpindah-randah, dan bercucuk tanam, tetapi kini sudah diserap ke dalam kehidupan moden Malaysia. Walaubagaimanapun, mereka kekal sebagai kumpulan etnik yang mempunyai pendapatan terendah berbanding kumpulan etnik yang lain. Kemungkinannya ini disebabkan sistem ekonomi mereka yang tidak bergantung kepada wang tunai, contohnya makanan dan rumah sebahagiannya dihasilkan dari keluaran hutan

5 tanpa perlu dibeli. Bagaimanapun pihak kerajaan menawarkan peluang pelajaran yang samarata dan ada di antara mereka kini menjawat jawatan profesional seperti doktor. Musik Malaysia mencakup musik tradisional dan kontemporer yang dimainkan oleh rakyat Malaysia. Musik tradisional banyak dipengaruhi oleh budaya Cina, Islam, India dan Indonesia. Kebanyakan alat musik terdiri dari gendang, seruling, gong dan sebagainya. Negara ini mempunyai tradisi yang kuat dalam tarian, setengahnya berasal dari Thai, India, dan Portugis. Selain itu, ada juga wayang kulit, silat, dan barangan kraf seperti batik, sulaman, dan barangan perak dan tembaga.

D. Perilaku (Behavior) Masyarakat melayu dari segi lahiriah biasanya berkulit sawo matang, berbadan sederhana dan tegap, berperilaku lemah lembut serta berbudi bahasa. Masyarakat melayu umumnya beragama islam dan sangat agamis namun mereka juga sangat menghargai orang yang berbeda agama karena di Malaysia ada tiga suku Negara yaitu melayu, china, dan india namun mayoritas masyarakat Malaysia adalah islam. Masyarakat Malaysia identik dengan kepedulian atau saling tolong menolong walaupun dengan orang yang belum di kenal jika ada yang meminta bantuan. Masyarakat Malaysia terkesan agak kasar dan cuek di awal karena belum saling mengenal dan cara berbicara juga memang agak kasar tapi sebenarnya maksud mereka tidak kasar dan mereka juga orang yang sangat perhatian dan penyayang kalau sudah kenal dekat. Orang melayu juga tidak butuh kata-kata yang tepat atau sopan untuk memulai pembicaraan dengan sesama teman. Orang melayu sangat mahir dalam kegiatan berbalas pantun. Masyarakat Malaysia (melayu, china, dan india) juga sangat rama dengan pelanggan atau pendatang. Masyarakat melayu harus Menghubungi sebelum berkunjung ke rumah merupakan hal yang sopan. Sepatu harus selalu dilepas ketika memasuki rumah orang Malaysia. Minuman umumnya ditawarkan pada tamu. Menerima tawarannya merupakan hal yang sopan. Tangan kanan selalu digunakan ketika makan dengan satu tangan atau menerima dan memberi benda. Jari telunjuk kanan tidak digunakan untuk menunjuk tempat, benda atau orang. Sebagai gantinya, ibu jari kanan dengan empat jari lainnya terlipat ke bawah adalah penggunaan yang lebih disukai. Sepatu harus dilepas ketika memasuki tempat ibadah seperti masjid atau kuil. Beberapa masjid menyediakan jubah dan selendang bagi pengunjung wanita. Berfoto di tempat ibadah biasanya diperbolehkan namun selalu mintalah izin terlebih dahulu.

E. Gaya Hidup (Lifestyle) Gaya hidup penduduk Malaysia tidak jauh dengan gaya hidup penduduk Indonesia. Gedung modern biasa terdapat di semua kota. Masyarakat kota sebagian besar kehidupannya dipenuhi gaya hidup bersenang-senang karena di kota banyak club - club malam, tempat-tempat nongkrong anak muda dan hidupnya lebih ke individualis tidak mau tahu keadaan tetangga sekitarnya. Karena kehidupan bebasnya berbeda dengan masyarakat yang tinggal di kampung. Masyarakat yang tinggal di kampung biasanya berdiam dalam rumah Melayu tradisional. Mereka biasanya ramah, membudidayakan tolong menolong serta bergotong royong, Selain itu penduduk kampung khususnya kaum Muslim setelah Sholat Magrib baisannya akan membaca Al-Quran untuk mendalami ilmu agamanya. Gaya berpakaian masyarakat Melayu menggunakan pakaian Muslim yang sederhana, pakaian Muslim yang cukup dikenal disana disebut Baju Kurung untuk perempuan dan Baju Melayu untuk laki-laki. Biasanya kaum perempuan menggunakan pakian tersebut saat berbelanja dipasar, acara pernikahan, Hari Besar atau Hari Raya, kenduri atau acara

6 syukuran bahkan digunakan untuk melayat. Selain baju kurung banyak juga dijumpai anak muda yang menggunakan t-shirt dan menggunakan krudung, yang cukup berbeda adalah mereka menggunakan pakaian t-shirt yang berlengan pendek dan ketat atau pas body, berbeda dengan masyarakat Indonesia dalam penggunaan pakaian bagi pemeluk agama Muslim terutama wanitanya. Seharusnya sebagai kaum Muslim pakaian harus dapat menutupi aurat. Setelah penulis mencari informasi ternyata menggunakan kerudung bagi perempuan kaum Muslim diwajibkan dinegara Malaysia, sehingga membuat beberapa kaum muda memutuskan untuk menggunakan t-shirt pendek dan menggunakan krudung, style tersebut menjadi trend untuk kalangan anak muda di Malaysia. Masyarakat Melayu pada umumnya tidak ingin bekerja terlalu berat dan selalu ingin menjadi pemimpin tanpa harus berusaha maksimal, dalam hal bekerja masyarakat Melayu lebih senang membebankan pekerjaannya kepada orang lain khususnya orang yang bukan asli Melayu dan bekerja pada bidang yang sama denganya. Sebagian besar masyarakat Melayu baik di kota maupun dikampung menyempatkan diri untuk menghabiskan masa senggang dengan cara berlibur bersama sanak keluarga dan teman atau pun sahabat untuk melakukan piknik atau holiday disuatu tempat wisata yang telah mereka rencanakan, kebiasaan tersebut selalu dilakukan tiap bulan, kegiatan tersebut dapat menumbuhkan rasa kekeluargaan yang semakin erat bagi mereka.

F. Analisis Data dan Pembahasan 1. Masyarakat Multi Etnis Malaysia Karakterisik paling mencolok dari orang Malaysia adalah kebhinnekaan mereka: etnis, bahasa, ketaatan budaya, agama, dan makanan. Ia adalah campuran rumit, yang terwujud jelas dalam pamer budaya menyasar turis tapi tidak kentara dalam kehidupan sehari-hari, mulai dari hiruk-pikuk bahasa hingga pakaian dan ritual. Orang-orang berlainan ini menyusun 29 juta rakyat Malaysia, yang 4/5-nya tinggal di semenanjung, kendati ukuran Borneo lebih dari dua kali lipatnya. Kebhinnekaan ini terbentuk dalam waktu lama, berawal dari abad pertama, ketika kepulauan Melayu menjadi bagian dari jaringan dagang yang terbentang dari Samudera India sampai China. Sejak saat itu dimulailah apa yang sejarawan sebut penyaringan lambat suku-suku berlainan, proses sinambung yang menghasilkan sebuah masyarakat yang berbagi tanah dan mengalami hibridisasi dan heterogenitas selama ratusan tahun. Hari ini, meski nilai-nilai etnis setiap kelompok ditaati khususnya berkenaan dengan agama dan pernikahan peminjaman dan adaptasi dari satu kelompok ke kelompok berikutnya terus tersebar luas dan kreatif. Kadang dirangkul, kadang dicela, peminjaman ini tak terhindari di Malaysia karena batas-batas budaya begitu berpori. Maka dari itu, kategorisasi masyarakat ke dalam “kelompok etnis” sebetulnya baru titik awal untuk memahami orang Malaysia. Kategorisasi etnis arahan negara untuk tujuan pecah dan kuasai dengan izin kolonialis Inggris dipakai para politisi untuk alasan politik, dan paling kentara dalam kehidupan kelembagaan. Bahkan, rasialisasi politik dan kelembagaan merupakan jantung sebuah masyarakat yang memperoleh kekuatan dan pengayaan dari kemajemukannya. 2. Etnis Tionghoa Malaysia Orang Cina Malaysia adalah penghijrah orang berbangsa Han luar negara yang menjadi warganegara atau penduduk tetap di Malaysia. Kebanyakan mereka ialah keturunan pendatang dari Dinasti Qing, Republik China di Taiwan dan Republik China (1912– 1949), jangan dikeliru oleh Republik Rakyat China yang tiba di Tanah Melayu sekitar abad ke-15 hingga pertengahan abad ke-20. Di Malaysia, lazimnya kaum ini dirujuk

7 sebagai Bangsa Han dalam semua bahasa. Istilah Orang Cina Malaysia agak jarang dipakai di negara ini. Mereka juga digelar mahua. a. Sejarah Bangsa Han gelombang pertama datang pada abad kelima belas semasa zaman Kesultanan Melayu Melaka. Hubungan diplomatik antara kerajaan China dan Melaka memuncak semasa dibawah pemerintahan Sultan Mansur Shah dimana baginda berkahwin dengan Puteri Hang Li Poh lalu membawa bersama golongan bangsawan, pengikut-pengikut, dan hamba dari negara China ke Melaka. Kebanyakan daripada mereka terdiri daripada berketurunan . Rombongan tersebut membawa masuk Bangsa Han yang kemudiannya berkahwin dengan penduduk tempatan lalu membentuk kumpulan masyarakat Peranakan. Makam mereka boleh didapati di Bukit Cina. Kini, Keturunan keturunan masyarakat ini kebanyakannya dari wilayah Fujian, dimana ia digelar Baba (lelaki) dan Nyonya (perempuan). Pada abad ke 19 dan ke 20, Bangsa Han berhijrah secara beramai-ramai ke Malaya. Mereka dari selatan China terutamanya dari daerah Fujian, Guangdong, Guangxi ,dan Hainan. Mereka membentuk penempatan di negeri Perak, Selangor dan Negeri Sembilan terutamanya di lombong-lombong bijih timah untuk bekerja sebagai buruh lombong dengan sokongan British. Selain itu, mereka juga menetap di Negeri-Negeri Selat seperti Singapura dan Pulau Pinang. Kebanyakan Bangsa Han mudah dijumpai di zon selatan dan juga pantai Barat terutamanya negeri Johor, Negeri Sembilan, Selangor dan Perak. Manakala, Bangsa Han merupakan kaum majoriti di Negeri-Negeri Selat seperti Pulau Pinang dan Singapura. Manakala di negeri Johor, Sultan Abu Bakar memperkenalkan sebuah perlembagaan dan menubuhkan sebuah sistem pentadbiran yang cekap dan berkesan. Dibawahnya, Johor menikmati pembangunan ekonomi yang cemerlang. Permintaan lada hitam dan gambir yang tinggi pada abad ke-19 menyebabkan pembukaan ladang-ladang baru dan kemasukan buruh Cina secara beramai-ramai. Sultan Abu Bakar kemudiannya dikenali sebagai "Bapa Johor Moden". Bangsa Han dibawa masuk melalui Sistem Kangchu untuk bekerja sebagai buruh di ladang lada hitam dan gambir. Melalui Sistem Kangchu, Bangsa Han digalakkan berpindah dari Singapura dan menetap di Johor serta membuka ladang lada hitam dan gambir di bawah pengawasan seorang Kangchu iaitu ketua puak-puak Bangsa Han. Setiap Kangchu dipertanggungjawabkan untuk mengawal, membayar sewa bagi kawasan yang dibuka serta menyelesaikan segala masalah yang dihadapi oleh buruh Cina di bawah pengelolaannya. Pada tahun 1860-an, seramai 15,000 Bangsa Han telah dibawa masuk ke Johor melalui sistem Kangchu ini. Pada akhir abad ke-19, pihak British telah memberikan galakan terhadap kemasukan imigran Cina ke Tanah Melayu kerana pihak British memerlukan tenaga buruh yang ramai supaya dapat membantu mengeluarkan bijih timah yang banyak untuk keperluan Revolusi Perindustrian di Britain. b. Budaya Etnis Tionghoa Masyarakat cina di Malaysia terdiri daripada beberapa suku dialek.Terdapat enam kumpulan dialek utama iaitu Hakka,Kantonis,Teochew,Hainan,dan Fuzhou(Hokchiu).Sandakan pernah bergelar “Hong Kong Kecil” kerana bandar itu dijadikan tempat tinggal kedua bagi kebanyakan pendatang dari Guangdong.Maka,secara amnya terdapat tiga kumpulan sub-linguistik orang cina Malaysia.Justeru itu,masyarakat cina mengamalkan pelbagai bentuk adat resam dan pantang larang dalam kehidupan seharian mereka.

8 Dari aspek perkahwinan,masyarakat cina akan merancang dan mengatur sesuatu perkahwinan dengan sebaik-baiknya.Mengikut kepercayaan mereka,pasangan yang berkahwin tanpa mengikut aturan adat dianggap tidak sah.Terdapat dua bentuk perkahwinan masyarakat cina iaitu eksplisit dan implisit.Pada asasnya,adat resam perkahwinan mereka merangkumi beberapa peringkat.Adat merisik dijalankan untuk mengetahui latar belakang gadis yang diingini.Hal ini kerana mereka terlalu mengambil berat tentang nama,keturunan,peribadi,watak dan tingkah laku.Seorang wakil dihantar ke rumah si gadis bagi membincangkan perkara-perkara berkaitan perkahwinan.Segala ketetapan yang telah dipersetujui dimaklumkan kepada ibu bapa pihak lelaki.Hari pertunangan pula dilakukan berdasarkan kalender cina.Dalam upacara ini,khidmat tukang tilik digunakan untuk menetapkan tarikh perkahwinan berpandukan kepada sebuah buku iaitu Toong-su.Hari perkahwinan diadakan setelah bertunang selama setahun atau mengikut tempoh yang ditetapkanAkhir sekali,mereka akan menandatangani dua pucuk surat iaitu Keat Foon Chung Su sebagai bukti perkahwinan mereka. Di samping itu,pelbagai bentuk adat resam dan pantang larang diamalkan oleh wanita cina semasa mengandung dan selepas bersalin untuk memastikan bayi yang bakal lahir tidak ditimpa kejadian buruk.Sebagai contoh,wanita mengandung dilarang melakukan kerja-kerja memaku kerana dikhuatiri bayi yang lahir akan mengalami kecacatan.Mereka juga terpaksa berpantang selama 40 hari selepas melahirkan anak.Seperti masyarakat melayu,mereka turut mengadakan kenduri apabila bayi tersebut mencapai umur sebulan.Masyarakat cina juga mengamalkan adat mencukur rambut bayi kerana mereka menganggap rambut bayi yang baru lahir adalah rambut sementara.

Masyarakat cina berpegang teguh kepada adat resam yang berkaitan dengan soal-soal kematian.Apabila berlaku kematian,mayat akan dibersihkan dan dimandikan sebagai tanda penghormatan terakhir kepada si mati.Mayat akan dimasukkan ke dalam keranda yang diperbuat daripada kayu yang diukir menarik.Mereka akan mengupah lebih ramai orang untuk menangisi si mati.Semasa mengiringi mayat,pelbagai jenis lagu dimainkan.Selepas upacara kematian,ahli keluarga menjalani adat berkabung.Pakaian berwarna hitam akan dipakai untuk beberapa hari sehingga hari perkabungan tamat. Perayaan Tahun Baru Cina disambut secara besar-besaran oleh masyarakat cina bagi menandakan kedatangan tahun baru menurut kalender mereka.Orang cina mempercayai bahawa terdapat 12 binatang yang menaungi kalender mereka.Semua ahli keluarga berkumpul untuk makan bersama pada malam Tahun Baru.Buah limau mandarin dan kuih bakul turut menjadi kemestian bagi merayakan Tahun Baru Cina.Perayaan penutup bagi Tahun Baru Cina adalah perayaan Chap Goh Meh. Pada asalnya,busana kaum cina berlapis-lapis,penuh dengan sulaman benang emas dan sutera.Namun,ia masih boleh dilihat pada masa kini walaupun telah diubahsuai.Jubah labuh,Cheongsam,Baju Shanghai dan Samfoo masih kekal dipakai dalam upacara majlis.Kebanyakannya dihasilkan dari negara China dengan menggunakan fabrik sutera dan broked yang berwarna terang dengan ragam hias benang emas dan sutera. Dalam aspek pemakanan pula,masyarakat cina mempunyai pelbagai jenis makanan.Salah satu daripadanya adalah kuih bulan.Kuih bulan merupakan sejenis kuih cina yang sering dimakan sewaktu perayaan pertengahan musim luruh.Kuih tersebut dibuat daripada adunan manis dan memiliki inti biji buah teratai di tengahnya.Selain itu,Gan Pan Mian juga merupakan makanan masyarakat cina.Nama lainnya ialah Kompua.Ia adalah sejenis mee bagi masyarakat Foochow.Ding Bian Hu merupakan makanan orang Foochow yang biasanya dimakan semasa sarapan pagi dan lewat malam. Tarian naga adalah satu bentuk tarian dan persembahan tradisional dalam budaya cina.Tarian ini sering dipersembahkan pada musim perayaan.Masyarakat cina

9 menganggap bahawa naga mewakili kekuatan yang boleh menghilangan nasib buruk dan mencegah jenayah.Gerakan-gerakan dalam persembahan ini melambangkan peranan naga yang menunjukkan kuasa dan maruah.Tarian singa juga terdapat dalam adat warisan masyarakat cina.Dua tarian singa yang amat terkenal ialah “Tarian Singa Utara” dan “Tarian Singa Selatan”. 3. Petaling Street Jalan Petaling, atau lebih dikenal dengan panggilan Petaling Street, merupakan kawasan pecinan di Kuala Lumpur, Malaysia. Selama bertahun-tahun lamanya, Jalan Petaling telah menjadi tempat bisnis dan pelestarian budaya dan tradisi masyarakat Cina di Malaysia, dengan kuil Buddha dan toko yang menjual colok, obat tradisional, dan makanan Tionghoa. Pada awal petang hingga lewat malam, penjaja akan menjual barang mereka di jalan. Kawasan ini terkenal akan produk bajakannya. Jarak Jalan Petaling dengan Stasiun LRT Pasar Seni hanya sekitar 400 meter. Seperti yang diketahui, warga etnis Tionghoa adalah warga yang menjunjung tinggi budaya secara turun temurun. Itulah sebabnya di kawasan pecinan Petaling Street selalu lekat dengan budaya tionghoa, terlebih dari artistiknya. Hal ini pula yang menjadi daya tarik bagi wisatawan asing untuk berkunjung ke Petaling Street. 4. Daya Tarik Wisata Belanja Jalan Petaling atau lebih dikenal dengan nama Petaling Street merupakan pusat jualan warga Cina (Chinatown) Kuala Lumpur yang banyak mengabadikan suasana tradisinya terutama sekali di waktu malam apabila para penjaja menggelar barang-barang jualan mereka untuk dijual di sepanjang jalan tersebut. Segala macam barang yang berbau etnik chinese di tempat ini dan juga banyak merchandise / souvenir / oleh-oleh yang bisa dibeli di sini dengan harga cukup murah. Jalan ini akan dipenuhi para pedagang kaki lima seperti Chinatown yang ada di Singapura ataupun di . Petaling Street adalah tempat yang terbaik untuk mencari barang-barang bermerk yang palsu dan juga tempat yang tepat untuk mencari makanan chinese food. Masih ada banyak barang-barang lain yang bisa ditemukan di sini mulai dari mutiara, kaos, mainan dan asesoris-asesoris lainnya. Walaupun pelbagai jenis barang bisa didapati di sini, dari batu permata dan kemenyan hinggakan barang-barang permainan dan kemeja, daya tarik sebenarnya pasar malam ini ialah pengalaman menjamu mata dan telinga serta suasana kesibukan yang meriah di sini. Pelancong tidak akan kekurangan pilihan makanan di sini karena terdapat pelbagai jenis sajian ditawarkan dan terdapat restoran-restoran yang telah beroperasi beberapa generasi lamanya. Warga lokal berkunjung beramai-ramai ke Jalan Petaling khususnya untuk membeli pelbagai aksesori murah serta menikmati makanan di sini Di ujung Jalan Petaling terdapat sebuah toko bernama Chan See Shu Yuen yang dibuka sekitar tahun 1906 yang bisa dikunjungi. Bagian dalam toko ini mempunyai sebuah space halaman yang terbuka dan memaparkan lukisan serta ukiran yang indah dan halus. Arca- arca tembikar disusun dibagian luar toko. Sementara dibagian dinding luar dan bumbung toko terdapat ukiran yang halus dan menarik. Bagi pelancong yang mencari pengalaman yang lebih menarik lagi, terdapat Kuil India Selatan yang dinamakan Sri Maha Mariamman tidak jauh dari Jalan Petaling. Kuil ini terletak di Jalan Tun H.S.Lee, hanya beberapa menit perjalanan dari Jalan Petaling. Kuil yang dibangun pada tahun 1873, dikatakan merupakan kuil Hindu yang paling cantik dan dihias indah jika dibandingkan dengan kuil yang ada di seluruh negeri. Unsur rekabentuk dan arca yang menghiasi kuil ini termasuk ukiran dewa-dewa Hindu, hiasan emas, batu permata dan corak-corak yang dilukis tangan. Lantai dari Itali dan Spanyol juga menyempurnakan hiasan di sini. Sebuah kereta kuda bersalut perak yang disimpan di

10 dalam kuil ini seringkali digunakan sewaktu arak-arakan keagamaan untuk membawa arca dewa berarak di jalan raya ibukota. Di luar Kuil Sri Maha Mariamman terdapat gerai-gerai menjual kalungan bunga jasmin yang harum baunya. Bau ini berbaur dengan bau yang dibawa angin dari kedai-kedai di seberang jalan termasuk bau obat herbal tradisional Cina dan air kopi.

3. PENUTUP A. Simpulan Jalan Petaling, atau lebih dikenal dengan panggilan Petaling Street, merupakan kawasan pecinan di Kuala Lumpur, Malaysia. Selama bertahun-tahun lamanya, Jalan Petaling telah menjadi tempat bisnis dan pelestarian budaya dan tradisi masyarakat Cina di Malaysia, dengan kuil Buddha dan toko yang menjual colok, obat tradisional, dan makanan Tionghoa. Sebagai daya tarik wisata belanja, Petaling street benar-benar menjadi fenomena yang menjadi magnet bagi para wisatawan yang berkunjung ke Kuala Lumpur B. Saran Berdasarkan hasil observasi dari penulis maka ada beberapa saran yang ingin penulis sampaikan sebagai bahan pertimbangan dalam mengembangkan objek wisata Gereja St. Paul dan A Famosa, yaitu : 1. Untuk Pemerintah Diharapkan pemerintah lebih memerhatikan perkembangan kegiatan wisata di petaling street supaya wisatawan dari dalam maupun luar negeri tetap nyaman berkunjung 2. Untuk Pedagang Pedagang di tempat wisata tersebut harus bisa lebih menjaga image dari Petaling Street itu sendiri, baik dari segi pelestarian budaya maupun kermah-tamahan, sehingga Wisatawan selalu merasa aman dan nyaman 3. Untuk Wisatawan Memberikan gambaran pada wisatawan tentang keadaan dan apa yng bisa dilakukan apabila berkunjun ke sana.

References [1] Data Foreign Case Study, April 2016 s/d September 2016 di Malaysia [2] Haruna, K., Akmar Ismail, M., Suhendroyono, S., Damiasih, D., Pierewan, A. C., Chiroma, H., & Herawan, T. (2017). Context-Aware Recommender System: A Review of Recent Developmental Process and Future Research Direction. Applied Sciences, 7(12), 1211. [3] Nugraha, B. S., Putri, L. P., & Suprihanto, J. (2018). Krayan Heart of Borneo: Indonesian Potential Tourism Destination Enjoyed by Malaysia. KnE Social Sciences, 3(5), 118-129 [4] Soeroso, A., & Turgarini, D. (2011). Cultural Capital Value as a Mode for Redevelopment of Tourism in Kotagede Cultural Heritage Area. International Journal of Culture and Tourism Research, 4(1), 1-17. [5] Soeroso, A., & Susilo, Y. S. (2014). TRADITIONAL INDONESIAN GASTRONOMY AS A CULTURAL TOURISM ATTRACTION. Editorial Board, 45. [6] Soeroso, A. (2006). Valuing Borobudur Heritage Area in a Multi-attribute Framework Environmental Economic Perspective and Its Ecotourism Management Policy Implications. Unpublished PhD Dissertation (in Indonesian). Yogyakarta: Gadjah Mada University.

11 [7] SETYANINGSIH, Z., & Arch, M. (2013). PENGARUH PENGALAMAN WISATAWAN TERHADAP CITRA DESTINASI PARIWISATA Kasus: Jl. Malioboro dan Jl. Ahmad Yani, Yogyakarta (Doctoral dissertation, Universitas Gadjah Mada). [8] Rif’an, A. A. (2016). Tourism Components and Tourists Characteristic of Prambanan Temple as The World Culture Heritage Site in Yogyakarta, Indonesia. International Journal of Tourism and Hospitality Study, 1(1). [9] Kiswantoro, A., & Damiasih, D. (2018). PERSEPSI KUALITAS LAYANAN MUSEUM SEBAGAI SARANA EDUKASI MASYARAKAT (STUDI KASUS: MUSEUM GUNUNG API MERAPI YOGYAKARTA). Jurnal Kepariwisataan, 12(2), 57-70. [10] Prabasmara, P. G., Subroto, Y. W., & Roychansyah, M. S. (2011). The Concept of Livability As a Base In Optimizing Public Space Case Study: Solo City Walk-Jalan Slamet Riyadi, Solo.

12