JURNAL

PELAKSANAAN PEMBERIAN GANTI KERUGIAN BAGI PEMEGANG HAK MILIK ATAS TANAH DALAM PENGADAAN TANAH UNTUK PEMBANGUNAN JALAN TOL - DALAM RANGKA MEWUJUDKAN PERLINDUNGAN HUKUM DI KABUPATEN MINAHASA UTARA PROVINSI SULAWESI UTARA

Diajukan oleh : Jesica Suciawan

NPM : 130511281 Program Studi : Ilmu Hukum Program Kekhususan : Hukum Pertanahan dan Lingkungan Hidup

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA

2016 JURNAL

PELAKSANAAN PEMBERIAN GANTI KERUGIAN BAGI PEMEGANG HAK MILIK ATAS TANAH DALAM PENGADAAN TANAH UNTUK PEMBANGUNAN JALAN TOL MANADO-BITUNG DALAM RANGKA MEWUJUDKAN PERLINDUNGAN HUKUM DI KABUPATEN MINAHASA UTARA PROVINSI SULAWESI UTARA

Diajukan oleh : Jesica Suciawan

NPM : 130511281 Program Studi : Ilmu Hukum Program Kekhususan : Hukum Pertanahan dan Lingkungan Hidup

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA

2016

i

ABSTRACT

The legal writing is The Implementation Of The Compensation Payment To The Holders Of Rights To Land In Providing Land For The Construction Of Manado-Bitung Toll Road In Order To Realize The Legal Protection In The North In Province. The formulation of the issue are how the implementation of the compensation payment to the holders of rights to land in providing land for the construction of Manado-Bitung toll road in order to realize legal protection in the North Minahasa Regency in North Sulawesi Province andwhether it is already realizing the legal protection? The purpose of this research is to determine the formulation of legal issues as written before. This research was an empirical law.Based on the results of this study concluded that the implementation of the compensation payment to the holders of rights to land in providing land for the construction of Manado-Bitung toll road in districts North Minahasa not fully implemented and in the form of money already provide legal protection to the former holders of rights to land because most of the people affected by providing land has been approved the form and amount of compensation set by the committee on land acquisition.

Keywords : Property Rights To Land, Providing Land, Compensation, Legal Protection

iii

1. PENDAHULUAN Hak milik hapus bila : Tanah merupakan anugerah Tuhan a. tanahnya jatuh kepada Negara : Yang Maha Esa bagi manusia karena 1. karena pencabutan hak aktifitas manusia yang berhubungan dengan berdasarkan pasal 18; tanah, oleh karena itu, penguasaan, 2. karena penyerahan dengan penggunaan dan pemanfaatan tanah harus sukarela oleh pemiliknya ; diatur untuk menjamin kemakmuran rakyat, 3. karena diterlantarkan; seperti yang diatur dalam Pasal 33 ayat (3) 4. karena ketentuan pasal 21 ayat Undang-Undang Dasar 1945. Atas dasar (3) dan pasal 26 ayat (2). Pasal 33 ayat (3) UUD 1945 inilah b. tanahnya musnah. kemudian ditetapkan Undang-Undang Berdasarkan Pasal 27 UUPA salah satu Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan sebab hapusnya hak milik adalah karena Dasar Pokok-Pokok Agraria yang lebih pencabutan hak berdasarkan Pasal 18 UUPA dikenal dengan singkatan resminya UUPA. yang menentukan bahwa : Pasal 16 ayat (1) UUPA ditentukan Untuk kepentingan umum, termasuk macam-macam hak atas tanah meliputi hak kepentingan bangsa dan Negara serta milik, hak guna usaha, hak guna bangunan, kepentingan bersama dari rakyat, hak- hak pakai, hak sewa, hak membuka tanah, hak atas tanah dapat dicabut dengan hak memungut hasil hutan, dan hak-hak lain memberi ganti kerugian yang layak dan yang tidak termasuk dalam hak-hak tersebut menurut cara yang diatur dengan di atas yang akan ditetapkan dengan undang- Undang-undang. undang serta hak-hak yang sifatnya Jadi pencabutan hak atas tanah itu sementara sebagai yang disebutkan dalam dimungkinkan akan tetapi harus berdasarkan Pasal 53. Macam-macam hak atas tanah syarat-syarat tertentu, yaitu untuk kepentian sebagaimana yang diatur dalam Pasal 16 umum, harus disertai ganti rugi yang layak, ayat (1) mempunyai fungsi sosial. Hal ini ditinjau dari nilai, manfaat dan kemampuan sesuai dengan ketentuan Pasal 6 UUPA yang tanahnya.1 Serta menurut cara yang diatur menentukan bahwa “Semua hak atas tanah dengan Undang-Undang. Adapun Undang- mempunyai fungsi sosial.” Maksud dari Undang yang dimaksud adalah Undang- ketentuan Pasal 6 di atas adalah hak atas Undang Nomor 20 Tahun 1961tentang tanah apapun yang dikuasai oleh siapapun Pencabutan Hak-Hak atas Tanah dan Benda- tidak dapat dibenarkan oleh hukum kalau Benda yang Ada di Atasnya. hanya untuk dipergunakan kepentingan Selanjutnya dalam Pasal 10 Undang- pribadi tetapi wajib memperhatikan Undang Nomor 20 Tahun 1961 menentukan kepentingan masyarakat luas. Hal ini tidak bahwa : berarti bahwa kepentingan perorangan Apabila dalam penyelesaian persoalan diabaikan melainkan antara kepentingan tersebut di atas dapat dicapai perorangan dan kepentingan masyarakat luas persetujuan jual-beli atau tukar- dapat berjalan seimbang. menukar, maka penyelesaian dengan Dengan mengingat Pasal 6 Undang- jalan itulah yang ditempuh, walaupun Undang Pokok Agraria maka hak milik atas sudah ada surat keputusan pencabutan tanah haruslah memperhatikan fungsi sosial hak. atas tanah yang bersangkutan, tidak Ketentuan dalam Pasal 10 ini maksudnya mengutamakan kepentingan pemegang hak yaitu pencabutan hak adalah jalan yang milik atas tanah saja tetapi harus juga terakhir untuk memperoleh tanah dan/atau memperhatikan kepentingan sosial. benda-benda yang diperlukan itu. Oleh Hak milik dapat hapus karena beberapa hal yang diatur dalam Pasal 27 Undang- 1 G.Kartasapoetra, R.G.Kartasapoetra, dan Undang Pokok Agraria yang menentukan A.G.Kartasapoetra, 1986, Permasalahan bahwa : Pertanahan Di , Bina Aksara, Jakarta, hlm.2.

karena itu apabila dapat dicapai persetujuan Kemudian pada tahun 2012 ditetapkan dengan yang mempunyai tanah maka cara Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012 itu yang akan dilakukan. tentang Pengadaan Tanah Bagi Berdasarkan ketentuan Pasal 10 Pembangunan Untuk Kepentingan Umum Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1961 ini dengan peraturan pelaksana yaitu Peraturan maka dikeluarkan Peraturan Menteri Dalam Presiden Nomor 71 Tahun 2012 tentang Negeri Nomor 15 Tahun 1975 tentang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi Ketentuan Mengenai Tata Cara Pembebasan Pembangunan Untuk Kepentingan Umum, Tanah.2 Kemudian Peraturan Menteri Dalam yang kemudian mengalami perubahan Negeri Nomor 15 Tahun 1975 dicabut dengan Peraturan Presiden Nomor 40 Tahun dengan Keputusan Presiden Nomor 55 2014 tentang Perubahan Atas Peraturan Tahun 1993 tentang Pengadaan Tanah Bagi Presiden Nomor 71 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Pembangunan Untuk Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi Kepentingan Umum dengan ketentuan Pembangunan Untuk Kepentingan Umum pelaksananya yaitu Peraturan Menteri yang kemudian diubah dengan Peraturan Negara Agraria / Kepala Badan Pertanahan Presiden Nomor 99 Tahun 2014 tentang Nasional Nomor 1 Tahun 1994 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Presiden Pengadaan Tanah Bagi Pelaksanaan Nomor 71 Tahun 2012 tentang Pembangunan Untuk Kepentingan Umum. Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi Keputusan Presiden Nomor 55 Tahun Pembangunan Untuk Kepentingan Umum 1993 selanjutnya digantikan dengan dan diubahlagi dengan Peraturan Presiden Peraturan Presiden Nomor 36 Tahun 2005 Nomor 30 Tahun 2015 tentang Perubahan tentang Pengadaan Tanah Bagi Pelaksanaan Ketiga Atas Peraturan Presiden Nomor 71 Untuk Kepentingan Umum. Hal ini Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan dikarenakan dalam Keputusan Presiden Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Nomor 55 Tahun 1993 tidak ditentukan Kepentingan Umum. mengenai ganti kerugian fisik dan nonfisik. Berdasarkan Pasal 1 angka (2) Undang- Peraturan Presiden Nomor 36 Tahun Undang Nomor 2 Tahun 2012 bahwa : 2005 selanjutnya diubah dengan Peraturan Pengadaan Tanah adalah kegiatan Presiden Nomor 65 Tahun 2006 tentang menyediakan tanahdengan cara Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor memberi ganti kerugian yang layak 36 Tahun 2005 tentang Pengadaan Tanah danadil kepada pihak yang berhak. Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Maksud dari pasal ini adalah pengadaan Umum dengan peraturan pelaksana tanah adalah kegiatan menyediakan tanah Peraturan Kepala Badan Pertanahan dengan cara memberikan ganti kerugian Nasional Nomor 3 Tahun 2007 tentang kepada pihak yang berhak. Pihak yang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Presiden berhak yaitu pihak yang telah melepaskan Nomor 36 Tahun 2005 Tentang Pengadaan hak atas tanahnya. Tanah Bagi Pelaksanaan Pembangunan Selanjutnya bentuk-bentuk ganti rugi Untuk Kepentingan Umum Sebagaimana diatur dalam Pasal 36 Undang-Undang Telah Diubah Dengan Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2012 yaitu dapat berupa Nomor 65 Tahun 2006 Tentang Perubahan uang, tanah pengganti, permukiman Atas Peraturan Presiden Nomor 36 Tahun kembali, kepemilikan saham, atau bentuk 2005 Tentang Pengadaan Tanah Bagi lain yang disetujui oleh kedua belah pihak. Pelaksanaan Pembangunan Untuk Dasar penetapan ganti kerugian Kepentingan Umum. terhadap pengadaan tanah tersebut akan ditentukan dengan musyawarah sesuai dengan ketetapan yang diatur Pasal 37 ayat (1)Undang Nomor 2 Tahun 2012. 2 Soedharyo Soimin, 2008, Status Hak dan Pembebasan Tanah, Sinar Grafika, Jakarta, hlm. 72.

Sampai saat ini pengadaan tanah untuk dengan data sekunder terdiri atas bahan kepentingan umum masih menjadi persoalan hukum primer dan bahan hukum sekunder. di Indonesia, salah satunya yaitu mengenai Untuk memperoleh data primer pelaksanaan pemberian ganti rugi. dilakukan dengan kuesioner yaitu dengan Kenyataannya di Kabupaten Minahasa mengajukan pertanyaan kepada responden Utara, pembangunan Tol Manado-Bitung ini berdasarkan kuesioner yang telah disusun juga masih mengalami kendala dalam hal sebelumnya tentang objek yang diteliti pengadaan tanah, terutama dalam pemberian dengan tujuan untuk mendapatkan informasi ganti rugikarena ada pemegang hak atas (baik bersifat terbuka atau tertutup) dan tanah yang sudah menerima ganti rugi tetapi wawancara yaitu dengan mengajukan sebagiannya lagi belum menerima ganti pertanyaan kepada nara sumber tentang rugi. Pengadaan tanah untuk pembangunan objek yang diteliti berdasarkan pedoman Tol Manado-Bitung ini seharusnya sudah wawancara yang telah disusun sebelumnya. selesai pada tahun 2013 tetapi sampai saat Sedangkan untuk memperoleh data sekunder ini masih berlangsung padahal dilakukan dengan studi kepustakaan. pembangunan Tol Manado-Bitung sudah Penelitian dilakukan di Kabupaten mulai dilaksanakan pembangunannya. Minahasa Utara, Kabupaten Minahasa Utara Berdasarkan latar belakang masalah ada 10 kecamatan tetapi hanya 4 kecamatan tersebut, dirumuskan masalah yang pertama yang terkena pengadaan tanah yaitu bagaimana pelaksanaan pemberian ganti Kecamatan Kema, Kecamatan , kerugian bagi pemegang hak milik atas Kecamatan Kalawat, dan Kecamatan tanah dalam pengadaan tanah untuk Kauditan. Khususnya di Kecamatan pembangunan Jalan Tol Manado-Bitung di Kauditan, untuk penelitian ini penulis Kabupaten Minahasa Utara? Dan yang memilih 1 desa yaitu Desa Tumaluntung kedua, apakah pelaksanaan pemberian ganti yang dipilih secara purposive sampling yaitu kerugian bagi pemegang hak milik atas dengan pertimbangan pada saat penelitian tanah dalam pengadaan tanah untuk dilakukanpelaksanaan pengadaan tanah pembangunan Jalan Tol Manado-Bitung di sedang dilakukan di Kabupaten Minahasa Kabupaten Minahasa Utara sudah Utara sedangkan untuk Kota Bitung belum mewujudkan perlindungan hukum? dilaksanakan pengadaan tanah. Dari 4 Berdasarkan rumusan masalah yang kecamatan tersebut hanya ada 1 kecamatan telah diuraikan, maka tujuan penelitian ini yang semua desanya terkena pengadaan adalah untuk mengetahui bagaimana tanah yaitu Kecamatan Kauditan dan di pelaksanaan ganti kerugian bagi pemegang Kecamatan Kauditan ada 12 desa, bidang hak milik atas tanah dalam pengadaan tanah tanah yang masih ada masalah ganti untuk pembangunan Jalan Tol Manado- kerugian dalam pengadaan tanah adalah Bitung di Kabupaten Minahasa Utara dan Desa Tumaluntung. untuk mengetahui apakah pelaksanaan ganti Populasi dalam penelitian ini adalah kerugian bagi pemegang hak milik atas pemegang hak milik atas tanah yang terkena tanah dalam pengadaan tanah untuk pengadaan tanahuntuk pembangunan Jalan pembangunan Jalan Tol Manado-Bitung di Tol Manado-Bitung di Desa Tumaluntung, Kabupaten Minahasa Utara sudah Kecamatan Kauditan, Kabupaten Minahasa mewujudkan perlindungan hukum. Utara. Pemegang hak milik atas tanah yang 2. METODE terkena pengadaan tanah di Desa Jenis penelitian yang dilakukan adalah Tumaluntung ada 79 orang. Kemudian penelitian hukum empiris, yaitu penelitian diambil sampel 15% sehingga didapatkan 12 yang dilakukan berfokus pada fakta sosial. responden yang diambil secara ramdom Penelitian ini dilakukan secara langsung sampling. kepada responden dan narasumber untuk Narasumber dalam penelitian ini adalah memperoleh data primer yang didukung :

1) Kepala Kantor Wilayah Badan dengan hak atas tanah yang lain, tidak Pertanahan Nasional Provinsi Sulawesi mempunyai batas waktu tertentu, Utara mudah dipertahankan dari gangguan 2) Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten pihak lain, tidak mudah hapus dan Minahasa Utara dapat menjadi induk bagi hak atas 3) Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten tanah yang lain.6 Minahasa Utara Terpenuh artinya hak milik atas 4) Ketua Panitia Pengadaan Tanah tanah memberi kewenangan kepada Pembangunan Jalan Tol Manado-Bitung pemiliknya paling luas apabila 5) Camat Kecamatan Kauditan dibandingkan dengan hak atas tanah 6) Kepala Desa Tumaluntung lain dalam penggunaan tanahnya.7 Data yang diperoleh dianalisis secara Dengan mengingat Pasal 6 kualitatif yaitu analisis yang dilakukan Undang-Undang Pokok Agraria maka dengan memahami dan merangkai data yang hak milik atas tanah haruslah dikumpulkan secara sistematis sehingga memperhatikan fungsi sosial atas diperoleh suatu gambaran mengenai masalah tanah yang bersangkutan, tidak atau keadaan yang diteliti.3 Metode berpikir mengutamakan kepentingan yang digunakan untuk menarik kesimpulan pemegang hak milik atas tanah saja adalah metode berpikir induktif, yaitu cara tetapi harus juga memperhatikan berpikir yangberangkat dari pengetahuan kepentingan sosial. yang bersifat khusus kemudian menilai suatu 2) Subjek Hak Milik Atas Tanah kejadian yang umum.4 Dalam Pasal 21 UUPA yang 3. HASIL DAN PEMBAHASAN dapat menjadi subjek hak milik a. Tinjauan tentang Hak Milik Atas Tanah menurut UUPA dan peraturan 1) Pengertian Hak Milik pelaksananya adalah : Pengertian hak milik atas tanah (a) Perseorangan diatur dalam Pasal 20 ayat (1) UUPA Hanya masyarakat Negara yang menentukan bahwa : Indonesia yang dapat mempunyai Hak Milik adalah hak turun- hak milik (Pasal 21 ayat (1) temurun, terkuat, dan terpenuh UUPA). Ketentuan ini menentukan yang dapat dipunyai orang atas perseorangan yang hanya tanah, dengan mengingat berkemasyarakatnegaraan ketentuan Pasal 6. Indonesia yang dapat memiliki Turun-temurun artinya hak milik tanah hak milik.8 atas tanah dapat berlangsung terus (b) Badan-badan hukum selama pemiliknya masih hidup dan Pemerintah menetapkan apabila pemiliknya meninggal dunia, badan-badan hukum yang dapat maka hak miliknya dapat dilanjutkan mempunyai hak milik dan syarat- oleh ahli warisnya sepanjang syaratnya (Pasal 21 ayat (2) memenuhi syarat sebagai subjek hak UUPA). Badan-badan hukum yang milik.5 dapat mempunyai tanah hak milik Terkuat artinya hak milik atas menurut Pasal 1 Peraturan tanah lebih kuat apabila dibandingkan Pemerintah Nomor 38 Tahun 1963 tentang Penunjukan Badan-Badan

3 Hukum yang Dapat Mempunyai Soerjono Soekamto, 1981, Pengantar Penelitian Hukum, UI Press, Jakarta, hlm. 10. Hak Milik Atas Tanah, yaitu : 4 Sutrisno Hadi, 1987, Metodologi Research, Penerbit Fakultas Psikologi UGM, Yogyakarta, hlm. 36. 6Ibid. 5 Urip Santoso, 2012, Hukum Agraria, Salemba 7Ibid, hlm.93. Empat, Jakarta, hlm 92 8Ibid, hlm. 95.

(1) Bank-bank yang didirikan oleh (3) Tanah yang diterlantarkan Negara (selanjutnya disebut adalah hak atas tanah yang bank Negara); tidak digunakan sesuai (2) Perkumpulan-perkumpulan dengan sifat, tujuan, dan koperasi pertanian yang keadaannya. Hak atas tanah didirikan berdasarkan atas yang diterlantarkan berakibat undang-undang Nomor 79 hak atas tanahnya menjadi Tahun 1985 (Lembaran Negara hapus dan tanahnya kembali Nomor 139 Tahun 1958); menjadi tanah yang dikuasai (3) Badan-badan keagamaan, yang langsung oleh negara. ditunjuk oleh Menteri (4) Ketentuan Pasal 21 ayat (3) Pertanian/Agraria setelah dan Pasal 26 ayat (2) UUPA, mendengarkan Menteri Agama; yaitu tanah jatuh kepada (4) Badan-badan sosial yang negara apabila tanahnya tidak ditunjuk oleh Menteri dipergunakan sesuai dengan Pertanian/Agraria setelah keadaan atau sifat dan tujuan mendengarkan Menteri daripada haknya. Selain Kesejahteraan Sosial. alasan tersebut tanahnya juga 3) Hapusnya Hak Milik Atas Tanah daat jatuh kepada negara Berdasarkan Pasal 27 UUPA hak apabila seseorang milik atas tanah dapat hapus apabila : berkemasyarakatnegaraan (a) Tanahnya jatuh kepada negara rangkap atau kehilangan karena : kemasyarakatnegaraan sama (1) Pencabutan hak menurut sekali. Adanya dua ketentuan Pasal 18 UUPA untuk ini adalah hal yang wajar kepentinga umum, termasuk untuk mencegah adanya orang kepentingan bersama dari asing yang mempunyai hak rakyat, hak-hak atas tanah terkuat dan terpenuh di dapat dicabut dengan Indonesia. memberikan ganti kerugian (b) Tanahnya musnah yang layak dan menurut cara- Tanahnya musnah yang cara yang diatur dalam disebabkan oleh bencana alam, undang-undang. misalnya gempah bumi, tanah (2) Penyerahan sukarela oleh longsor, atau abrasi pantai. pemiliknya dalam hal ini Dengan musnahnya tanah yang penyerahan dilakukan oleh menjadi objek hak milik, maka pemiliknya secara sukarela pemilik tidak dapat lagi kepada negara sehingga hak memanfaatkan tanahnya dan miliknya hilang. Penyerahan haknya menjadi hapus.10 Menurut karena terpaksa atau dipaksa Direktur Jendral Agraria, sampai tidak dapat dijadikan dasar saat ini apa yang menjadi kriteria untuk menyatakan hapusnya tanah hak milik menjadi hapus hak seseorang, artinya karena tanahnya musnah belum kesukarelaan merupakan ada ketentuan yang mengaturnya, syarat mutlak.9 untuk itu dikemukakan beberapa kejadian sperti ini :11

9 Soerjana dan Abdurrahman, 2003, Prosedur Pendaftaran Tanah Tentang Hak Milik, Hak Sewa Guna dan Hak Guna Bangunan, Rineka Cipta, 10Ibid., hlm. 26 Jakarta, hlm. 22. 11Ibid.

a) Tanah yang tertimbun lahar Pengadaan tanah untuk Gunung Galunggung, masih jelas kepentingan umum beujuan ada persil tanahnya tetapi tidak menyediakan tanah bagi pelaksanaan dapat berfungsi ; pembangunan guna meningkatkan b) Tanah tertimbun sehingga kesejahteraan dan kemakmuran bentuk tanah aslinya tidak bangsa, Negara dan masyarakat tampak lagi, akan tetapi sisa-sisa dengan tetap menjamin kepentingan pohon dan atap-atap rumh masih hukum pihak yang berhak. kelihatan; 4) Panitia Pengadaan Tanah c) Tanah tertimbun sehingga Berdasarkan Pasal 1 angka 9 sama sekali tidak nampak tanda- Undang-Undang Nomor 36 Tahun tanda batas, pohon-pohon dan 2005 tentang Pengadaan Tanah Bagi tidak dapat diperkirakan lagi Pelaksanaan Untuk Kepentingan letaknya; Umum, panitia pengadaan tanah ini d) Tanah yang lenyap karena dibentuk untuk membantu longsor; pelaksanaan pembangunan untuk e) Tanah terkena sungai sehingga kepentingan umum yang dilakukan tertutup air. oleh pemerintah. b. Tinjauan tentang pengadaan tanah Susunan Panitia Pengadaan 1) Pengertian pengadaan tanah Tanah dalam Pasal 49 ayat (1) dan Pasal 1 angka (2) Undang- ayat (2) Peraturan Presiden Nomor 71 Undang Nomor 2 Tahun 2012 tentang Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum Untuk Kepentingan Umum menentukan bahwa : menentukan bahwa : Pengadaan Tanah adalah (a) Pelaksanaan Pengadaan Tanah kegiatan menyediakan tanah diselenggarakan oleh Kepala BPN. dengan cara memberi ganti (b) Pelaksanaan Pengadaan Tanah kerugian yang layak dan adil sebagaimana dimaksud pada ayat kepada pihak yang berhak. (1), dilaksanakan oleh Kepala Maksud dari pasal ini adalah Kantor Wilayah BPN selaku Ketua pengadaan tanah adalah kegiatan PelaksanaPengadaan Tanah. menyediakan tanah dengan cara Pasal 3 ayat (1) Peraturan Kepala memberikan ganti kerugian kepada Badan Pertanahan Nasional Republik pihak yang berhak. Pihak yang berhak Indonesia Nomor 5 Tahun 2012 yaitu pihak yang telah melepaskan tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan hak atas tanahnya. Pengadaan Tanah menentukan bahwa 2) Asas-asas pengadaan tanah : Pengadaan tanah untuk (1) Apabila pengadaan tanah kepentingan umum dilaksanakan dilaksanakan oleh Kantor berdasarkan asas yaitu, asas Wilayah kemanusiaan, asas keadilan, asas Badan Pertanahan Nasional kemanfaatan, asas kepastian, asas sebagaimana dimaksud dalam keterbukaan, asas kesepakatan, asas Pasal keikutsertaan, asas kesejahteraan, asas 1 ayat (1), maka susunan keberlanjutan, dan asas keselarasan. keanggotaan pelaksana 3) Tujuan pengadaan tanah pengadaan Pasal 3 Undang-Undang Nomor tanah, paling kurang: 2 Tahun 2012 menentukan bahwa :

a. Kepala Kantor Wilayah (1) Inventarisasi dan identifikasi Badan Pertanahan Ketua Pelaksana Pengadaan Nasional sebagai Ketua; Tanah dapat membentuk Satuan b. Kepala Bidang Hak Tugas yang membidangi Tanah dan Pendaftaran inventarisasi dan identifikasi: Tanah atau Pejabat (a) data fisik penguasaan, setingkat Eselon III yang pemilikan, penggunaan dan ditunjuk sebagai pemanfaatantanah;dan Anggota; (b) data Pihak yang Berhak dan c. Kepala Kantor Objek Pengadaan Tanah. Pertanahan setempat (2) Penetapan nilai pada lokasi pengadaan Pasal 63 ayat (1) dan ayat (2) tanah sebagai Anggota; Peraturan Presiden Nomor 71 d. Pejabat Satuan Kerja Tahun 2012 menentukan bahwa : Perangkat Daerah (1) Penetapan besarnya nilai provinsi paling rendah ganti kerugian dilakukan setingkat Eselon III yang oleh Ketua Pelaksana membidangi urusan Pengadaan Tanah pertanahan atau Pejabat berdasarkan hasil setingkat Eselon III yang penilaian jasa penilai ditunjuk sebagai atau penilai publik. Anggota; (2) Jasa Penilai atau Penilai e. Pejabat Satuan Kerja Publik sebagaimana Perangkat Daerah dimaksud pada ayat kabupaten/kota paling (1)diadakan dan rendah setingkat Eselon ditetapkan oleh Ketua III yang membidangi Pelaksana Pengadaan urusan pertanahan atau Tanah. Pejabat setingkat Eselon Berdasarkan pasal tersebut, III yang ditunjuk sebagai Ketua Panitia Pengadaan Tanah Anggota; menetapkan tim penilai yang akan f. Camat atau nama lain melakukan penilaian terhadap setempat pada lokasi objek pengadaan tanah yang pengadaan tanah sebagai kemudian akan digunakan untuk Anggota; menetapkan besarnya nilai ganti g. Lurah/Kepala Desa atau kerugian . nama lain setempat pada (3) Musyawarah penetapan bentuk lokasi pengadaan tanah ganti kerugian sebagai Anggota; dan Berdasarkan Pasal 68 ayat (1) h. Kepala Seksi Pengaturan Peraturan Presiden Nomor 71 Tanah Pemerintah atau Tahun 2012 musyawarah pejabat setingkat Eselon dilakukan dengan pihak yang IV yang ditunjuk sebagai berhak paling lama 30 hari kerja Sekretaris merangkap sejak hasil penilaian dari penilai Anggota. diterima ketua panitia pengadaan Adapun tugas-tugas pelaksana tanah. pengadaan tanah atau yang dikenal (4) Pemberian ganti kerugian dengan istilah panitia pengadaan Berdasarkan Pasal 76 ayat (2) tanah dalam pelaksanaan pengadaan Peraturan Presiden Nomor 71 tanah adalah sebagai berikut : Tahun 2012, tugas panitia

pengadaan tanah dalam pemberian Untuk Kepentingan Umum,pengadaan ganti kerugian dalam bentuk uang tanah dilaksanakan melalui beberapa adalah melakukan validasi tahap, yaitu perencanaan,persiapan, terhadap pemberian ganti kerugian konsultasi publik, pelaksanaan, dan dalam bentuk uang yang dilakukan penyerahan hasil. oleh instansi yang memerlukan 6) Kepentingan umum tanah. Pasal 1 angka (6) Undang- Berdasarkan Pasal 77 ayat (1) Undang Nomor 2 Tahun 2012 Peraturan Presiden Nomor 71 menentukan bahwa : Tahun 2012, pemberian ganti Kepentingan Umum adalah kerugian dalam bentuk tanah kepentingan bangsa, negara, dan pengganti diberikan oleh instansi masyarakat yang harus yang memerlukan tanah melalui diwujudkan oleh pemerintah dan pelaksana pengadaan tanah. digunakan sebesar-besarnya Berdasarkan Pasal 78 ayat (1) untuk kemakmuran rakyat. Peraturan Presiden Nomor 71 c. Tinjauan tentang ganti kerugian Tahun 2012, pemberian ganti 1) Pengertian ganti kerugian kerugian dalam bentuk pemukiman Pasal 1 angka (10) Undang- kembali diberikan oleh instansi Undang Nomor 2 Tahun 2012 yang memerlukan tanah melalui menentukan bahwa : pelaksana pengadaan tanah. Ganti Kerugian adalah (5) Pelepasan hak objek pengadaan penggantian yang layak dan adil tanah kepada pihak yang berhak dalam Pada pasal 97 Peraturan proses pengadaan tanah Presiden Nomor 71 Tahun 2012 Maksud pasal ini adalah ganti dalam pelaksanaan Pelepasan hak kerugian harus dengan penggantian Objek Pengadaan Tanah yang layak dan adil kepada pihak sebagaimana dimaksud dalam yang berhak yaitu pihak yang Pasal 96, Pelaksana Pengadaan dirugikan dalam proses pengadaan Tanah mempunyai tugas dalam tanah untuk mewujudkan pelaksanaan pelepasan hak objek perlindungan hukum bagi para pihak. pengadaan tanah, yaitu Perlindungan hukum adalah menyiapkan surat pernyataan perlindungan yang diberikan kepada pelepasan/penyerahan hak atas subjek hukum dalam rangka tanah atau penyerahan tanah dan/ pemenuhan kebutuhan akan tanah, atau bangunan dan/ atau tanaman melindungi hak dan kewajiban dari dan/ atau benda-benda lain yang pemegang hak milik atas tanah, berkaitan dengan tanah, menarik melindungi berarti menjamin bahwa bukti penguasaan atau kepemilikan hak dan kewajiban terhadap hak-hak Objek Pengadaan Tanah dari Pihak atas tanah dari pemegang hak milik yang Berhak, memberikan tanda atas tanah terlindungi oleh undang- terima pelepasan, dan membubuhi undang sehingga menjadi yang terkuat tanggal, paraf, dan cap pada dan terpenuh.12 sertipikat dan buku tanah bukti 2) Penilaian ganti kerugian kepemilikan yang sudah Pasal 31 Undang-Undang Nomor dilepaskan kepada negara. 2 Tahun 2012 menentukan bahwa : 5) Penyelenggaran pengadaan tanah a) Lembaga pertanahan Berdasarkan Pasal 13 Undang- menetapkan penilai sesuai Undang Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan 12Sudikno Mertokusumo, Loc. Cit.

dengan ketentuan peraturan melakukan penilaian. Peta bidang perundang-undangan. tanah dan daftar normatif ini b) Lembaga petanahan merupakan hasil inventarisasi dan mengumumkan penilai yang identifikasi oleh Satuan Tugas A dan telah ditetapkan sebagaimana Satuan Tugas B. dimaksud pada ayat (1) untuk 3) Bentuk-bentuk ganti kerugian melaksanakan penilaian objek Berdasarkan Pasal 36 Undang- pengadaan tanah. Undang Nomor 2 Tahun 2012 Maksud pasal ini adalah lembaga menentukan bahwa pemberian ganti pertanahan menetapkan tim penilai kerugian dapat diberikan dalam yang bertugas untuk melakukan bentuk uang, tanah pengganti, penilaian terhadap objek pengadaan pemukiman kembali, kepemilikan tanah. saham, dan bentuk lain yang disetujui Pasal 1 angka (11) Peraturan oleh kedua belah pihak. Presiden Nomor 71 Tahun 2012 4) Musyawarah penetapan ganti menentukan bahwa : kerugian Penilai Pertanahan, yang Pasal 37 Undang-Undang Nomor selanjutnya disebut Penilai, 2 Tahun 2012 menentukan bahwa : adalah orang perseorangan yang (1) Lembaga Pertanahan melakukan penilaian secara melakukan musyawarah independen dan profesional yang denganPihak telah mendapat izin praktik yang Berhak dalam waktu Penilaian dari Menteri Keuangan paling lama 30 (tiga puluh) hari dan telah mendapat lisensi dari kerja BPN untuk menghitung sejak hasil penilaian dari nilai/harga Objek Pengadaan Penilai disampaikan kepada Tanah. Lembaga Berdasarkan Pasal 33 Undang- Pertanahan untuk Undang Nomor 2 Tahun 2012, menetapkan bentuk dan/atau penilaian besarnya nilai Ganti besarnya Ganti Kerugian oleh Penilai meliputi tanah, Kerugian berdasarkan hasil ruang atas tanah dan bawah tanah, penilaian Ganti Kerugian bangunan, tanaman, benda yang sebagaimana dimaksud berkaitan dengan tanah, dan/atau dalam Pasal 34. kerugian lain yang dapat dinilai. (2) Hasil kesepakatan dalam Pasal 22 ayat (1) Peraturan musyawarah Kepala Badan Pertanahan Nasional sebagaimanadimaksud Republik Indonesia Nomor 5 Tahun pada ayat (1) menjadi dasar 2012 menentukan bahwa : pemberian Ganti Kerugian (1) Dalam melakukan tugasnya kepada Penilai atau Penilai Publik Pihak yang Berhak yang meminta peta bidang tanah, dimuat dalam berita acara daftar nominatif dan data yang kesepakatan. diperlukan untuk bahan penilaian Maksud pasal ini adalah dari Ketua Pelaksana Pengadaan Lembaga Pertanahan melakukan Tanah. musyawarah untuk menetapkan Berdasarkan pasal di atas, tim bentuk dan / atau besarnya ganti penilai menggunakan peta bidang kerugian antara Lembaga Pertanahan tanah, daftar nominatif dan data yang dengan pihak yang berhak dilakukan diperlukan sebagai bahan untuk paling lama 30 hari kerja sejak hasil

penilaian dari tim penilai disampaikan a) melakukan pelepasan hak; kepada Lembaga Pertanahan. dan Kemudian hasil kesepakatan b) menyerahkan bukti musyawarah inilah yang akan penguasaan atau dijadikan dasar pemberian gantu kepemilikan Objek kerugian. Pengadaan Tanah kepada Pasal 38 ayat (1) Undang- instansi yang Undang Nomor 2 Tahun 2012 memerlukantanah melalui menentukan bahwa : Lembaga Pertanahan. Dalam hal tidak terjadi Maksud pasal tersebut adalah kesepakatan mengenai bentuk dasar pemberian ganti kerugian yang dan/atau besarnya Ganti diberikan kepada pihak yang berhak Kerugian, Pihak yang Berhak merupakan ganti kerugian yang telah dapat mengajukan keberatan disepakati dalam musyawarah dan / kepada pengadilan negeri atau putusan pengadilan negeri / setempat dalam waktu paling Mahkamah Agung yang telah lama 14 (empat belas) hari kerja memperoleh kekuatan hukum tetap. setelah musyawarah penetapan Setelah pihak yang berhak menerima Ganti Kerugian sebagaimana ganti kerugian, maka pihak yang dimaksud dalam Pasal 37 ayat berhak wajib untuk melakukan (1). pelepasan hak dan menyerahkan Maksud pasal tersebut adalah buktipenguasaan atau kepemilikan apabila tidak terjadi kesepakatan objek pengadaan tanah kepada mengenai bentuk dan besarnya ganti instansi yang memerlukan tanah kerugian, maka pihak yang berhak melalui lembaga pertanahan. dapat mengajukan keberatan Pasal 42 ayat (1) dan ayat kepadapengadilan negeri setempat Undang-Undang Nomor 2 Tahun dalam waktu paling lama 14 hari kerja 2012 menentukan bahwa : setelah musyawarah penetapan ganti Dalam hal Pihak yang Berhak kerugian. menolak bentuk dan/atau 5) Pemberian ganti kerugian besarnya Ganti Kerugian Pasal 41 ayat (1) dan ayat (2) berdasarkan hasil musyawarah Undang-Undang Nomor 2 Tahun sebagaimana dimaksud dalam 2012 menentukan bahwa : Pasal 37, atau putusan (1) Ganti Kerugian diberikan pengadilannegeri/Mahkamah kepada Pihak yang Berhak Agung sebagaimana dimaksud berdasarkan hasil penilaian dalam Pasal 38, Ganti Kerugian yang ditetapkan dalam dititipkan di pengadilan negeri musyawarah sebagaimana setempat. dimaksud dalam Pasal 37 ayat Maksud pasal ini adalah apabila (2) dan/atau putusan pemberian ganti kerugian masih pengadilan negeri/Mahkamah bermasalah, baik masalah administrasi Agung sebagaimana maupun masalah yuridis, maka uang dimaksud dalam Pasal 38 ayat ganti rugi dititipkan di Pengadilan (5). Negeri di wilayah lokasi pengadaan (2) Pada saat pemberian Ganti tanah bagi pembangunan untuk Kerugian Pihak yang Berhak kepentingan umum. menerima Ganti Kerugian Setelah pihak yang berhak menerima wajib: ganti kerugian berdasarkan putusan pengadilan yang berkekuatan hukum

tetap maka pihak yang berhak tersebut 2 orang responden dan akan mengajukan wajib melepaskan tanahnya. gugatan. d. Pelaksanaan Pemberian Ganti Kerugian Syarat untuk dapat menerima ganti Pemberian ganti kerugian di Desa kerugian yaitu membawa surat tanda Tumaluntung diberikan dalam bentuk kepemilikan hak yaitu sebagai berikut : uang yang diberikan secara 1) Sertipikat bagi yang telah bertahap.Tahap pertama diberikan di mendaftarkan tanahnya dan surat Kantor Balai Pelaksanaan Jalan Nasional keterangan desa bagi yang tanahnya XI Manado Kementerian Pekerjaan belum didaftarkan ataupun surat Umum pada bulan Desember tahun 2015 keterangan waris, kepada 16 responden pemegang hak 2) Surat keterangan bahwa tanah yang milik atas tanah dan tahap kedua pada bersangkutan tidak ada sengketa, bulan April 2016 kepada 3 responden 3) Surat keterangan bahwa tanah yang pemegang hak milik atas tanah yang bersangkutan terkena pengadaan dilaksanakan di Kantor Balai tanah, Pelaksanaan Jalan Nasional XI Manado 4) Fotocopy KTP suami dan istri, Kementerian Pekerjaan Umum. 5) Fotocopy Kartu Keluarga (KK), Berdasarkan informasi dari 6) Surat keterangan tanda batas/patok, responden, berikut jumlah responden dan yang sudah menerima ganti kerugian, 7) Surat pembayaran pajak terbaru. belum menerima ganti kerugian, dan Pemegang hak milik atas tanah yang menolak ganti kerugian dapat dilihat tanahnya masih bersengketa akan pada tabel berikut : menerima ganti kerugian setelah Tabel 1 sengketa terhadap tanahnya telah selesai. Pemberian ganti kerugian Responden Pemberian ganti kerugian diberikan melalui bank, pada saat sosialisasi No Pemberian ganti Jumlah pertama dilakukan dihadiri juga oleh kerugian responden pihak bank dan para pihak yang tanahnya (orang) terkena pengadaan tanah dibuatkan 1. Sudah menerima 6 rekening tabungan atas nama pihak yang ganti kerugian bersangkutan. Rekening tersebut 2. Belum menerima 4 nantinya akan ditransfer uang sejumlah ganti kerugian nilai ganti kerugian yang sudah 3. Menolak ganti 2 ditetapkan sesuai nilai tanahnya. kerugian Berdasarkan informasi yang diberikan Jumlah 12 oleh 6 responden yang telah menerima Sumber : Data Primer 2016 ganti kerugian, pada saat penyerahan Berdasarkan tabel 1, dapat dilihat ganti kerugian, keenam responden bahwa dari 12 orang responden, yang diberikan buku tabungan yang sudah sudah menerima ganti kerugian yaitu 6 berisi uang sebesar nilai ganti kerugian orang responden menerima pemberian sesuai dengan jumlah ganti kerugian ganti kerugian pada tahap pertama dan dalam surat yang telah diberikan kepada belum menerima ganti kerugian yaitu 4 masing-masing responden pada saat orang responden yang pemberian ganti sosialisasi kedua. Pemberian ganti kerugian akan dilakukan tahap kerugian kemudian dibuat dalam berita berikutnya pada bulan November atau acara pemberian ganti kerugian. bulan Desember 2016 setelah penelitian 4. KESIMPULAN ini dilaksanakan, sedangkan yang Berdasarkan hasil penelitian yang menolak pemberian ganti kerugian yaitu dilakukan di Desa Tumaluntung, Kecamatan

Kauditan, Kabupaten Minahasa Utara, dapat Sutrisno Hadi, 1987, Metodologi Research, disimpulkan bahwa : Penerbit Fakultas Psikologi UGM, 1) Pelaksanaan pemberian ganti kerugian Yogyakarta. dalam pengadaan tanah untuk Urip Santoso, 2012, Hukum Agraria, pembangunan jalan tol Manado – Bitung Kencana, Jakarta. belum sepenuhnya terlaksana.Ada Peraturan Perundang-undangan : beberapa pemegang hak milik atas tanah Undang-Undang Dasar Negara Republik yang belum menerima dan menolak Indonesia Tahun 1945, khususnya pemberian ganti kerugian dengan alasan Pasal 33 ayat (3). yaitu,pertama karena pemegang hak Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 milik atas tanah yang belum menerima tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok ganti kerugian masih menunggu tahap Agraria. pemberian ganti kerugian berikutnya. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1961 Kedua, pemegang hak milik atas tanah tentang Pencabutan Hak-Hak Atas menolak ganti kerugian karena nilai ganti Tanah Dan Benda-Benda Yang Ada kerugian tidak sesuai dengan nilai Di Atasnya. tanahnya dan untuk tempat usahanya Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012 (warung) tidak dinilai. tentang Pengadaan Tanah Bagi 2) Pemberian ganti kerugian dalam Pembangunan Untuk Kepentingan pengadaan tanah untuk pembangunan Umum. jalan tol Manado – Bitung dalam bentuk Peraturan Presiden Nomor 36 Tahun 2005 uang sudah memberikan perlindungan tentang Pengadaan Tanah Bagi hukum terhadap bekas pemegang hak Pelaksanaan Untuk Kepentingan milik atas tanah karena sebagian besar Umum. pemegang hak milik atas tanah yang Peraturan Presiden Nomor 65 Tahun 2006 terkena pengadaan tanah sudah tentang Perubahan Atas Peraturan menyetujui bentuk dan besarnya ganti Presiden Nomor 36 Tahun 2005 kerugian yang ditetapkan panitia tentang Pengadaan Tanah Bagi pengadaan tanahmeskipun masih ada Pembangunan Untuk Kepentingan yang belum menerima ganti kerugian Umum. karena menunggu tahap pemberian ganti Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun 2012 kerugian selanjutnya. tentang Penyelenggaraan Pengadaan 5. REFERENSI Tanah Bagi Pembangunan Untuk Buku-buku: Kepentingan Umum. G.Kartasapoetra, R.G.Kartasapoetra, dan Peraturan Presiden Nomor 40 Tahun 2014 A.G.Kartasapoetra, 1986, tentang Perubahan Atas Peraturan Permasalahan Pertanahan Di Presiden Nomor 71 Tahun 2012 Indonesia, Bina Aksara, Jakarta. tentang Pengadaan Tanah Untuk Soedharyo Soimin, 2008, Status Hak dan Kepentingan Umum Pembebasan Tanah, Sinar Grafika, Peraturan Presiden Nomor 99 Tahun 2014 Jakarta. tentang Perubahan Kedua Atas Soerjana dan Abdurrahman, 2003, Prosedur Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun Pendaftaran Tanah Tentang Hak 2012 tentang Penyelenggaraan Milik, Hak Sewa Guna dan Hak Guna Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Bangunan, Rineka Cipta, Jakarta. Untuk Kepentingan Umum. Soerjono Soekamto, 1981, Pengantar Peraturan Presiden Nomor 30 Tahun 2015 Penelitian Hukum, UI Press, Jakarta. tentang Perubahan Ketiga Atas Sudikno Mertokusumo, 1999, Mengenal Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun Hukum, Liberty, Yogyakarta. 2012 tentang Penyelenggaraan

Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum. Keputusan Presiden Nomor 55 Tahun 1993 tentang Pengadaan Tanah Bagi Pelaksanaan Pembangunan Untuk Kepentingan Umum. Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 1973 tentang Pelaksanaan Pencabutan Hak-Hak Atas Tanah Dan Benda-Benda Yang Ada Di Atasnya. Peraturan Menteri Negara Agraria / Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 1 Tahun 1994 tentang Pengadaan Tanah Bagi Pelaksanaan Pembangunan Untuk Kepentingan Umum. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 15 Tahun 1975 tentang Ketentuan Mengenai Tata Cara Pembebasan Lahan. Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 3 Tahun 2007 tentang tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Presiden Nomor 36 Tahun 2005 Tentang Pengadaan Tanah Bagi Pelaksanaan Pembangunan Untuk Kepentingan Umum Sebagaimana Telah Diubah Dengan Peraturan Presiden Nomor 65 Tahun 2006 Tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 36 Tahun 2005 Tentang Pengadaan Tanah Bagi Pelaksanaan Pembangunan Untuk Kepentingan Umum.

Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 5 Tahun 2012 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pengadaan Tanah.