Volume.13, Nomor2, Desember2015 rssN 16gg-695x Meta[ilmsua JURNAL PENELITIAN BAHASA \-

Terakreditasi

Nomor: 67 4l AUzl P2M l-Ll P y07 l2O1 5

Masa Berlaku:Agustus 2015 s.d. Agustus 2018

Volume Nomor Halaman Bandung, ISSN Metalingua 13 2 125 s.d.276 Desember 2015 1 693-685X

BALAI BAHASA PROVINSIJAWA BARAT Volume 13, Nomor 2, Desember 2015 lssN 1693-685X MeteflilmG] ua JURNAL PENELITIAN BAHASA \-

DAFTAR ISI

KATAPENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH UNTUK MITRA BESTARI DAITARISI KUMPULANABSTRACT KUMPULANABSTRAK

PERAN SEMANTIS VERBA BAHASA NAFRI (SEMANTIC ROLE OF THE NAFRI LANGUAGE VERBS) AntoniusMaturbongs 125-r40

REFERENSI DAN FUNGSI MAKIAN DALAM BAHASA KAILI (REFERENCE AND FUNCTION OF CURSING IN KAILI LANGUAGD Deni Karsana ...... 141-150 PERAN MEDIA DALAM PEMASYARAKATAN ISTILAH BAHASA (THE ROLE OF MEDIA IN SOCIALIZING TERMTNOLOGY) DindinSamsudin 151-159

PRINSIP KESOPANAN DALAM WAWANCARA LANGSUNG KOMPAS TV PADA PROGRAM ''KOMPAS PETANG'' DENGAN GUBERNUR DKI JAKARTA (THE'POLITENESS PRINCIPLES IN LIVE INTERVIEW OF KOMPAS TV'S PROGRAM "KOMPAS PETANG" WITH THE GOVERNOR OF DKI JAKARTA) Iffariati r6t-t7t

ADAPTASI LINGUISTIK PADA BEBERAPA BAHASA DI PEGUNUNGAN AREAK, MANOKWARI, BARAT (LINGUISTIC ADAPTATION IN SEVERAL LANGUAGES IN ARFAK MOUNTAINS, MANOKWARI, WEST PAPUA) Mukhamdanah 173-184

INFLEKSI VERBA PRESEN-INDIKATIF-PARASMASAIPADAM AKAR KATA KERJA KELAS T BAHASA SANSKERTA: KAJIAN GENERATIF TRANSPORMASI (T H E I N F LE CTI O NAL O F P RE S - EN V E RB I N D I CAT IV E - PARASM AI PA DAM THE ROOT OF FIRST CLASS oF VERB SANSKRIT: TRANF)RMATILN GENERATIVE STUDY) Ni Made Suryati

KEHIPONIMAN VERBA YANG MENYATAKAN MAKNA 'MEMBAWA' DALAM BAHASA MELAYU BETAWI (VERB HYPONYMY CONTAINING THE MEANING OF'TO TAKE'IN BETAWI ) RirienEkoyanantiasih

SIKAP BAHASA MASYARAKAT DI WILAYAH PERBATASAN NTT: PENELITIAN SIKAP BAHASA PADA DESA SILAV/AN, PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

(TH E P EO P LE'S IAN GUAGE ATTITU DE I N N U SA TENGGAM TI M U R-TIM O R LESTE BORDER AREA: A RESEARCH oN THE LANGUAGE ATTITUDE IN SII-AWAN VILIAGE, THE PROVINCE OF NUSA TENGGAM TIMUR)

DEIKSIS DALAM BAHASA PEKAL DI KABUPATEN BENGKULU UTARA (DEIXIS OF BAHASA PEKAL IN NORTH BENGKULU REGENCN Syamsurizal

SUFIKS -/S DAN -1T SERTA PROBLEMATIKANYA DALAM BAHASA INDONESIA (SUFFIX _IS AND _IK AND ITS PROBLEMATICS IN INDONESIAN LANGUAGD UmiKulsum

KATA PENYUKAT DALAM BAHASA KERABAT LASALIMU DAN KAMARU (MEASUREMENT WORDS IN RELATED LANGUAGE LASALIMU AND KAMARU) YohanisSanjoko

RESENSI RatuFatimatujahro

INDEKS

PETUNJUK PENULISAN VERBA PRESEN.INDIKATIF.PARASMASAIPADAM AKAR KERJA KELAS I BAHASA SANSKERTA: KAJIAN GENERATIF TRANSFORMASI reLECTIONAL OF PRESEN VERB-INDICATIVE.PARASMAIPADAM THE WOT OF FtlRST CTASS OF VERB SANSKBTT: TRANFORMATTON GENERATIVE STUDN

Ni Made Suryati Program Studi Sastra Bali, Fakultas Sastra dan Budaya Universitas Udayana Jalan Kampus Bukit Jimbaran, Jimbaran, Kuta Selatan, Badung, Bali 80361 Telepon: (0361) 701945 Pos-el : [email protected]

Tanggal naskah masuk: 12 April 2013 Tanggal revisi terakhir: 30 November 2015

Abstract SarvsrRrr language has a very important function for maintaining Hindu religion and Balinese literature. This article aims to find out 1) verbs inventory, 2) the inJlectional sffix of present verb-indicative-parasmaipadam the root of first class verb, and 3) to formulate the patterns, using tansformational generative theory. The data were taken from dictionaries, books, and Veda. They were collected using observation method and note taking and translation techniques. The data were identified, analyzed using distributional method, continued with patterns and short explanation, and finally explained via tree diagram. The result shows t) there are four verbs inventory, namely person, numbe\ time, and modus; 2) there are nine inflectional suffix of verb present-indicative-parasmaipadam, namely{-mi},{-vah},{-mah},{-si},{-thah},{+haJ,{1i},{-tah},dan{-nti); and 3) there are nine inflectional patterns of verb, namely (l) [x]vl ) [x +/- guna a-milvpers.I sing., (2) [x]vl ) [x +/'guna a-vah]vpers.I dual., (3) [x]vl ) [x +/-guna a-mah]vpers.I plur, (4) [x]vl ) [x +/-guna a-si]vpers.Il sing. (5) [x]vl ) [x +/-guna a-thah]vpers.Il dual., (6) [x]vl ) [x +/-guna alha]vpers.Il plur, (7) txlvl ) [x +/-guna a-ti]vpers.Ill sing., (8) [x]vl ) [x +/-guna a' ahlvpers.Iil dual., (9) [x]vl ) [x +/-guna a-nti]vpers.Ill plur Key words: inflectional, verbs, parasmaipadam, and transpormation

Abstrak B*usn Sanskerta masih digunakan dalam karya sastra dan pada kehidupan beragama, khususnya pada masyarakat Bali. Oleh karena itu, bahasa Sanskerta masih layak untuk diteliti. Penelitian ini bertujuan untukmengetahui 1) khazanah verba; 2) sufiks infleksi verba presen-indikatif-parasmaipadam urat kata kerja kelas I; 3) merumuskan kaidah- kaidahnya. Teori yang digunakan adalah teori generatif transformasi. Sumber data untuk kepentingan tulisan ini adalah kamus, buku-buku tentang bahasa Sanskerta, dan Weda. Metode yang digunakan dalam mengumpulkan data adalah metode observasi

785 Metalingua, Vol. 13 No. 2, Desember 2015:1g5_194

data pustaka dengan disertai teknik pencatatan dan penerjemahan. Analisis data dalam tulisan ini dimulai dari identifikasi data. Setelah selesai diidentifikasi, data dianalisis dengan menggunakan metode agih, selanjutnya data dikaidahkan yang disertai dengan penjelasan seperlunya, dan terakhir hasilnyE dituangkan dalam diagram pohon. Analisis data disajikan dengan metode formal dan informal serta dibantu dengan pola pikir induktif dan deduktif. Hasil pembahasan menunjukkan bahwa l) khazanah verba datam bahasa ini ada empat, yaitu persona, numbe4 kala, dan modus. Namun, karena proses pembentukan infleksi berpengaruh pada wujud, ada hal yang dimasukkan khazanah verba, yaitu bentuk kata kerja, akar kata kerja, dan pengubahan bunyi; 2) sufiks infleksi verba presen-indikatif-parasmaipadam ada sembilan, yaitu { -mi}, { -vah}, { -mah}, { -si], -thah}, { { -tha}, { -ti}, { -ah}, dan { -nti};serra 3) kaidah infleksi verba juga ada sembilan, yaitu (1) [x]vr ) lx +l-guna a-mifvpers.t sins., (2) [x]vr ) 1x +l-gina a- vahlvpers.t duat., (3) [x]vr ) fx +l-guna a-mahfup",".t ptur (4) [x]vr ) fx +/-guna a- sllvpers.Il s;rs. (5) [x]vr ) lx +l-guna a-thah)vpers.tr duat., (6) txlvr ) [x il-luna a- thafvpers.ttptur., (7) [x]vr ) lx +l-guna a-lilvpers.rrrs;rg., (g) [x]vr ) fx +l-guna a- ahfvpers.tU duat., (9) 1x]vr ) fx +l-guna a-nti]vperc.ilt ptur. Kata kunci: infleksi, verba, parasmAipadam, dan generatif

1. Pendahuluan bahasa Eropa untuk pemahaman yang lebih jelas dan mendalam yunanl 1.1 Latar Belakang tentang bahasa Latin dan Dalam perjalanannya ke Indonesia Berdasarkan penelitian ahli purbakala dan khususnya ke Bali, BS sangat berpengarulr, ahli bahasadunia, dikatakan bahwa pada sekitar sejalan dengan masuknya agama Hindu sekitar tahun 3.000 sebelum Masehi di sekitar Sungai tahun 400 sebelum Masehi (Soetandi, 2001:5* Danao, kira-kira di utara pegunungan Kaukasus, 7). Di Bali BS berperan sangat penting untuk tinggal nenek moyang suatu bangsa yang disebut kelanjutan agamaHindu karena sumber ajaran bangsa Arya. Bahasa yang digunakan adalah agama Hindu menggunakan BS. Sampai sekarang bahasa Sanskerta (selanjutnya disingkat BS). banyak kosakata BS yang digunakan untuk nama Entah apa yang menyebabkan mereka orang, namagedung, dan lain-lain. meninggalkan tempatnya menuju Semenanjung Sehubungan dengan masih digunakannyaBs Balkan. Selanjutnya, mereka menyebar ke barat di dalam Weda dan karya sastra di beberapa dan ke timur. Yang ke barat menurunkan bahasa perguruan tinggi yang bergerak di bidang agama Yunani, Romawi, Jerman, Slavia, dan sebagainya; dan sastra daerah, BS masuk dalam kurikulum sedangkan yang ke timur dalam perjalanannya (Asfra, l9l g).Bahkan, Universitas Indonesia dan sampai di India (Soetandi, 2001:1). Universitas Gaj ah Mada juga masih mengaj arkan Di India BS tumbuh dengan pesat. pada BS. Dengan demikian, BS dapat dikatakan abad [V di India lahir seorang ahli bahasa dunia memiliki fungsi yang penting bagi kelangsungan yang teftenal, yaitu Panini. Beliaulah yang pefiama umat agamaHindu dan sastra, khususnyadiBall berhasil menyusun hukum-hukum tentang BS, Sejalan dengan hal tersebut, ada upaya- yang dapat membedak an antaraakar kata dan upaya untuk menulis tata bahasa Sanskerta kata, bagaimana cara membentuk pangkal kata, dengan bahasa Indonesia. Tulisan yang ditemukan dan sebagainya. Panini dapat dikatakan sebagai adalah Pengantar BS jilid 1 karangan I Gde ahli tata bahasa Sanskerta (Soetandi ,2001:4). Semadi Astra (1978); Pengantar Bahasa BS memiliki susunan yang lebih rapi danjelas Sanskerta Jilid ll,karangan I Gde Semadi Asfta serta lebih mudah dipisah-pisahkan. Oleh karena (1979); Pelajaran Bahasa Sanskerta, Tahap itu, pada abad XD( BS selalu dipelajari oleh ahli Pertama (Prof. Dr. Tjok. Rai Sudharta, MA, 786 Nr Mloe Sunvarr: Irurlexsr Venee PnesrN- ...

l B 1998); Pelajaran Bahasa Sanskerta (Drs. I parasmaipadam? (3) bagaimanakah kaidah 1, i", Made Surada, M.A., 2006) dan sebuas kamus, infleksiverbaBS? : yaittl Kamus Kecil Sanskerta-Indonesia ( S emadi As 1f:a, 19821 1983). 1.3 Tujuan Dari tulisan-tulisan tersebut dan berdasarkan pengamatan terhadap tulisan tentang BS yang Berdasarkan permasalahan yang sudah ditemukan, tulisan tcntang BS yang sudah ada dipaparkan, tujuan penelitian ini adalah untuk hanya berupa tata bahasa dan kamus, sedangkan mengetahui (1) khazanah infleksi verba BS, (2) khusus untuk pengaidahan secara morfologi afiks-aflfts yang membentuk infleksi verba prcsen- generatif, khususnya infleksi, belum banyak indikatif parasmaipadam, dan (3) kaidah infleksi ditemukan. verba BS. Jika dilihat dari tipologi berdasarkan HasifikasiAugustW. Von Seclergel, BS termasuk 1.4 Metode tipe bahasa yang berfleksi. Edwar Sapir Sumber data untuk kepentingan tulisan ini menyebut dengan istilah sintetik. Bahasa dengan adalah kamus, buku-buku tentang bahasa tipe berfleksi/sintetik berciri batas antara morfem- Sanskerta, dan Weda. morfem dalam suatu kata tidakjelas kelihatan, Metode yang digunakan dalam setiap morfem yang menyatakan satu konsep mengumpulkan data untuk kepentingan penulisan berbaur dengan morfem-morfem yang lain (Keraf, ini adalah metode observasi data pustakayang firs 1990:56-58, 84; bandingkan dengan O'Grady M. et al., 1989:230-231). McManis et al. disertai teknik pencatatan dan pene{emahan. ircsie Metode observasi adalah kemampuan ( 1987 : l5l-152) menyebutnya dengan istilah seseorang untuk menggunakan pengamatan Fe fusionnl. Bahasajenis ini disebut sebagai bahasa melalui hasil kerja pancaindra mata serta dibantu Ftlr yang memiliki kasus dan termasuk satu kelompok dengan pancaindra lainnya (Bungin, 2008 : 1 15); nts- dengan bahasa Indo-Eropa, seperti bahasa Sudaryanto ( 1988:2) menyebutnya dengan istilah Polandia, Latin, Jerman, dan Hungaria (Booij, rd metode simak. Pengambilan data pustaka berupa l|rr 2001:99-129). BS sudah tentu sangat berbeda bahan tertulis y ang ada dalam kamus ataupun hEry dengan bahasa-bahasa yang ada di Nusantara buku-buku BS. Jadi, metode observasi data lm karena merupakan tipe bahasa yang berbeda. pustaka diterapkan karena data dikumpulkan Berdasarkan latar belakang, tentu secara langsung melalui kamus dan buku-buku FBS permasalahan BS sangat luas. Pada kesempatan BS. lrry ini hanya dibahas infleksi verb4 khususnya verba Teknik pen catatan dengan penerj emahan h* p re s en- indikatif- parasmnip adam dengan judul Dalam tu lengkap Infleksi Verba Presen-Indikatif- adalah kelanjutan dari metode obsevasi. pelaksanaannya pada saat mengamati sumber hor Parasmaipadam Akar Kata Kerja Kelas I data, jika ada data yang cocok, lalu dicatat, Ffu Bahasa Sanskerta: Kajian Generatif.Tulisan ini kemudian diterjemahkan. Selanjutnya data En nantinya diharapkan dapat bermanfaat bagi diproses pada tahap berikutnya. hr pembacayang inginmendalamiBS secaralinguistik !sdr- Analisis data dalam tulisan ini dimulai dari identifikasi data. Setelah selesai diidentifikasi, baru FJ* 1.2 Masalah Frt data dianalisis dengan menggunakan metode agih F Berdasarkan latar belakang yang sudah (Sudaryanto, 1993:15; bandingkan dengan I cdc dipaparkan, banyak permasalahan yang timbul Dj aj asudarm a, 1993 :60), yaitu analisis bahasa lfasa dalam BS. Namun, pada kesempatan ini dibahas dengan penentunya bahasa itu sendiri. Setelah iAsfir tiga masalah, yaitu (1) apa sajakah khazanah selesai dianalisis, dibuatkan kaidah yang btq infleksi verba BS? (2) afiks apa sajakah yang selanjutnya diberi penjelasan seperlunya dan ;MA" membentuk infleksi verba presen-indikatif terakhir dituangkan dalam diagram pohon.

787 Metalingua, Vol. 13 No. 2, Desember 2015:1g5_194

Analisis data disajikan dengan metode formal ditentukan oleh konteks sintaksis. dan informal serta dibantu dengan pola pikir inilah yang induktifdandedukrif. dapat diterapkan pada Tidak semua bahasa Indo-Eropa khazanah verba yang sama. 2. Kerangka Teori adalah khazanah tertentu dimiliki bahasa, retapi tidak dimiliki oleh Pada tulisan ini digunakan teori generatif Contohnya adalah bahasa polandia yang dikembangkan oleh Haspelmath a.* et/|)Z) tidak memiliki kasus dat, Booij (2007) karena reori ini cocok tetapi untuk Jerman memiliki kasus dar (Boiij, I mengkaji bahasa-bahasa berkasus, seperti dan 103). bahasa Sanskerta. Menurur Booij (2007:99_103), infleksi Kedua teori tersebut dipakai menimbulkan pedoman perubahan, baik bentuk maupun dalam tulisan ini, tetapi pene penambahan penambahan makna. satu bentuk disesuaikan dengan situasi aant l) PersonadanJumlah tense> mood> person. Haspelmath menambahkan bahwa infl eksi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu infleksi kontektual dan infleksi inherents. macamnumber yun 1) Infleksi kontekstual ini ditentukan oleh (1) singularis adalah apabilajumlah persona konteks sintaksis dan fungsi infleksi yang bersangkutan benar_benar kontekstual. tunggal Infleksi memarkahi relasi antara (satu) atau berjumlah banyak, tetapi dalam head dan dependent dalam konstruksi pembicaraan dianggap sebagai satu sintaksis. Kemudian, kesatum dijelaskanjuga bahwa atau kelompok, ada dua tipe dependencies, yuit, 1t; 2) dualis adalah apabila persona yang gavemmenf (sebuah konstituen bersangkutan berj umlah dua, membutuhkan unsur yang ada pada (3) pluralis adalah apabila persona yang konstituen yang berhubung an) (2) bersangkutan berjumlah lebih dari dua yakni agreement (kedua konstituen yang terlibat tiga, empat,lima, dan seterusnya. ditentukan oleh khazanah infleksi yang relevan). Setiap persona dan jumlah tersebut, apabila krfleksi berkedudukan sebagai subjek, 2) inherents adalah infleksi yang tidak akan memiliki bentuk tersendiri. Hal itu terlihat dari pemakaian 788 Nr Maoe Sunvlrr: Irurrcxst Vrnsn PneseN- ...

sufiksnya. Persona dan jumlah ini mengakibatkan c. imperatif adalah verba atau kalimat yang sebuah kata kerja akan memiliki bentuk infleksi menyatakanperintah. sembilanbuah. 3)' KelasAkarKata Kerja 2) Bentuk Kelas akar kata kerja terdiri atas sepuluh Bentukverba dalamBS dapatdikelompokkan macam. Akan tetapi, yang umum dipakai ada menjadidua, yaitu empat, yaitukelas I,VI, ry danX. Namun, yang verba parasmaipadam (kata kerja untuk l) akan dibahas pada kesempatan ini akar kata orang lain) adalah bentukkatakerja aktif kerja kelas I saja. tansitif; (2) verba atmanepadam (verba untuk diri sendiri) adalah bentuk kata kerj a medium. 4) PerubahanVokal

Beberapa akar kata kerja dapat diinfleksikan Sebenarnya khazanah infleksi verba sesuai makna. Akan ke dalam kedua bentuk itr"r, tetapi kadang-kadang dengan teori yang berkaitan dengan hanya mengenal satu bentuk. tetapi, dalam pembentukan pangkal presen dalam Adanya pembagian itu menandakan ada BS, pengubahan vokal sangat berpengaruh, hal agm perbedaan yangjelas antara verba aktifdengan ini dimasukkan di bagian ini. Hal ini dilakukan medium. Akan tetapi, pada perkembangan dalam pembennrkan infleksi verba selanjutnya ada selanjutnya perbedaan itu sudah tidak j elas lagi. pegangan dalam menentukan pengubahannya. pengubahan adalah Pemakaian aktif dan medium sering dikacaukan, Yang dimaksud dengan vokal gtma bahkan kadang-kadang verba medium sering pengubahan dari vokal asli ke dalam bentuk tiga disejajarkan dengan pasif. Verba pasif ada yang dan vreddhi. Dapat dikatakan BS memiliki dan menyejaj arkan dengan keduanya sehingga dapat tingkatan vokal, yaitu vokal asli, guna, dikatakan verba dalam BS ada tiga, yaitu vreddhi. ri Adapun pengubahannya dapat dilihat pada ki parasmaipadam, atmanepadam, dan pasif. baganberikut. ;i5 (3) KaladanModus il Yang dimaksud dengan kala adalah keterangan yang menyatakan terjadinya peristiwa ir yang dinyatakan oleh suatu kalimat, sedangkan T. modus adalahcara atau lagu pengucapan suatu F katayang terhubung denganisi atau maknanya. t Dalam BS, kala dapat dibedakan menjadi I :I limayainr 3.2 Afiks dan Kaidah lnfleksiVerba Ir a. presenadalahkalakini, Presen-lndikatif-Parasmaipadam ts b. imperfektumadalahkalalampau, Akar Kata Keria Kelas I Bahasa i, c. futurumadalahkalayangakandatang, Sanskerta d. aoristusadalahkalasemacamimperfektum, Untuk mengetahui afiks dan kaidah i tetapi mernakai bentuk lain, pembentukan infleksi verba presen-indikatif- !F e. perfektum adalah kala yang menyatakan l parasmaipadam akar kata kerja kelas I dalam i peristiwa sudah selesai. suatu disajikan beberapa llE bahasa Sanskerta, berikut L Modus dalamBS terdiri atas data i a. indikatif adalah verba atau kalimat yang (a) vaddmi 'saya sendiri berkata' i F menyatakan pemberitaan biasa, O) pacAvah'sayaberduamemasak' h b. optatif adalah verba atau kalimat yang (c) jayAmah 'kami menang' I menyatakan pengharapan, (d) dravasi'kamusendiriberlari' 789 Metalingua, Vol. 13 No. 2, Desember 2015:185_194

(e) .kamu s marathah berdua mengingat,e--- 6) (D jtvatha 'kalian semuahidup, Suf= sufiks 7) V (...) verba G) nindati'dia sendiri mencela, = inflektifnya. (h) .mereka g ac c hatah berdua pergi, . Data (b) pacdvah.kamiberduame (, s hvayanti'merekar"-uu*"-dggit,. berasal dari akar kata pac.memasak,. pembentukan Data (a) verta ini sama u-adhmi.saya sendiri berkata, dengan di"t r, di berbeda adalah sufiksnya. puauOu'ta infleksi verba yang bentuk f;;;ffi ::T,::iy-" asarnya an yang adalah akar kata vad ,ber{arr,, 1!Aal.-v menan aukunp r, o *7 t"*riil, Jika dikaidahkan, hal " digunakan bentuk tetap tersebut menjaAl fx} ,vad.IJntukmembentuk */_-gylu pan-gkal presennya, t* - a -w ahlv( pa l, arol,"p ditambah a sehingga rorsuOi rr r.,i -t_lzlil Kaidah tersebut va.d1. Kemudian, baru diberi ,u?it, dapat Oibaca verba berasal dari akarkata sehingga menjadi vaddami kerja t"tu, t, aJa yung _"nyuiukun harus persona I sing. digunakan, ada ying tiAat,'tern ditambah a, terakhfu Aitamiatr Jika dikaidahkan secara umum, ,rfitr-J_ hal tersebut sehingga membentuk menjadi[x],r ) +/_guna _u infleksi u"rbr,, [x mengandun pres., indic.l. ^rl,lr"s.r,sing., g makna persona I cltnl. kala p re s e n dan Kaidah tersebut dapat modis indikatif. dibaca verba- yang berasal dari Contoh lainnya adalah sebalai akar kata kerja kelas I, uiu yurg berikut harus (a) cardvah.kami berdua digunakan ada yang tidak, kemudian pergi, untuk (b) dahdvah ,kami pangkal presen ditambah berdua membakar, 1emlentuk o, *utd* Jika digambarkan, sufiks {_mi} sehingga diagram 9ip$* _"_i.n,rt menj adi verba yang sebagai berikut. |{etsi menganOunllam u-pn*no I s ing. dengan kala p re se n dan-modus indikatif, V s.- itdc.po,as.ktasr @tc y rs. ).dilat. ) Contoh lainya adalah (a). carilmi,saya sendiri pergt, (b) y aj dmi'saya berselurnuf,n,. Jika dituangkan ke dalam diagrampohon,-- hal tersebut menjadi sebagai b"rikuI. '

Y Qt ra.-itttlc.paruu.klct.per$. Lsins. )

jaydmah,kami , . ?uru(c) menang, dari akar kata j i,menang,, kemudian' I menjadi je. Untuk akar kata yung b"rukhir setelah digunakan menjadi e, aariOita*r,rn sebagai pembentuk pangkal p."r"r, berul ay sehingga pangkA pre."rryu jT"rjigi _"ri aya. Kemudian, bentuk terr"Uut OitamiJ {-ma!.} sebagai penandaperrono t duoi. 1) UKK I akarkata Jika = kerja kelas I dikaidahkan, hal tersebut menjuOi 2) At.Gun=aturanguna t" ) tx +/-guna - a -rnzhfv6es.r,r*.,i,*"-,,* tersebut dapat ?] !1n.ff=Oembentukpangkalpresen dibaca i 4) BG=bentukguna fra+ ""rU" V.rg ,1* kata kerja kelas I, aaa-yaig 5) PP=pangkalpresen :,rl] digunakan ada yangtidak, t".raiu, ji 790 Nr Maor Sunvarr: Iurlerst Venan PnesEl,l- .. .

ditambah sufiks {-mah} sehingga infleksi verba yang mengandung Y (pru.hdc.paras,klast.Ns. ll.sins.) I plur dengankala p re s en dan indil

Diagram pohonnya dapat digambarkan berikut.

Gr6.-rtttc.paras.kL.n.perc. ).ptur. ) Data (e) smarathah'kamu berdua mengingat' berasal dari akar kata sm'mengingat', digunakan me njadi smna kemudian ditambah a untuk membentuk pangkal presen sehingga menjadi smara. Terakhir, bentuk tersebut ditambah dengan sufiks -thah y angmerupakan persona II dual. Kaidahnya dapat dirumuskan menjadi [x]"r ) [x +/-guna - a '[email protected]

sins., pres., indic). Kaidah tersebut dapat dibaca verba yang berasal dari akarkata kerja kelas I, Data (d) dravasi'kamu sendiri berlari' ada yang harus digunakan ada yang tidak, &entuk dari akar kata dru'berlari', digunakan kemudian ditambah a, terakhir ditambah sufiks ru,fufi dru,kemudian untukmembentukpangkal l-thah] sehingga membentuk infleksi verba yang pen ditambah a. Sama dengan perubahan pada mengandun g m*'na p e r s ona I I fuml dengan kala hfleksi nomina, apabila suatu kata berakhir p re s e n dan modus indil

Dagram pohonnya menjadi berikut. -thahl at. Gun. "'{

797 Metalingua, Vol. 13 No. 2, Desember 2015:1g5_194

D ata (f) jiv atha kamu semua hidup, berasal yang harus digunakan, ada yang tidak, dari akar kata jiiv. Bentuk ini tidak perlu ditambah a, terakhir ditambah sufil$ { -ti } seltt digunakan karena merupakan akar kata kerja membentuk infleksi verba yang mengand kelas berat. Pembentukan pangkal presennya maknapersona III sing dengankala presen I adalah langsung, ditambah a sehingga menjadi modus indikatif. jtva. Kemudian, bentuk tersebut ditambah sufiks Jika digambarkan ke dalam diagram yang {-tha} merupakanpersona II plur hal tersebut menjadi Contoh lainnya adalah sebagai berikut: (a) nindatha'kaliansemua mencela, (b) safij atha'kalian semua menganut'. Kaidahnya dapat dirumuskan menjadi berikut: [x]ur ) [x +/-guna - a -tha)v1pes.rr, ptur., pres., inaic.l. Kaidah tersebut dapat dibaca verba yang berasal dari akar kata kerja kelas I, ada yang harus digunakan ada yang tidak, kemudian ditambah a, terakhir ditambah sufiks {-tha} selnngga membentuk infleksi verba yang I at. Gun. { {il mengandung makna pe rs ona I I dual dengan kala p re s en dan modus indikatif. Data (h) gacchaah 'mereka berdua Jika dituangkan ke dalam diagram pohon, berasal dari akarkata gam,pergi,. Ini juga ti hal tersebut menjadi sebagai berikut. perlu digunakan karena merupakan akar ke{a perkecualian. Ada tiga belas akar kata Y Qt rc. iudc. paras. * tast.p tt.rr ptu r. ) BS yang merupakan bentuk perkecualian, antara akar kata kerja dengan bentuk presennya yang tidak sama dengan akar kerja umumnya. Pembentukan pangkat langsung ditambah a sehingga menjadi Kemudian, bentuk tersebut baru ditambah {-ah} yang merupakan penanda persona dual. Contoh lainnya adalah (a) yam + a )yaccha + {-tah})yacc 'diasendirimemberi' hve + a hvaya + Data (g) nindati'dia sendiri mencela, O) ) {-tah} ) hvayaah 'dia sendiri memanggil'. berasal dari akar kata nind, mencela,. Kata kerj a juga ini tidak perlu digunakan karena merupakan Kaidahnya dapat digambarkan men akar kata kerja kelas berat. pembentukan pangkal berikut: [x]vl i [x +/-guna - a -ahfv(pes. presennya juga langsung, ditambah a sehingga dual, pres, indic.) Kaidah tersebut dapat di menjadininda.Terah,hir,nindadrtambzrtrsufi ks verba yang berasal dari akar kata kerja kelas {-ti} yangmerupakan persona III sing. ada yang harus digunakan, ada yang ti Contoh lainny a adalah - svafij ari,dia sendiri kemudian ditambah a, terakhirditambah sr memeluk'. Kaidahnya dapat dimmuskan sebagai {-tha } sehingga membentuk infleksi verba mengandung makna persona III dual den berikut: [x]"r ) [x +/-guna - o. -tlfv(pes.rrr, sins., kala p re s en dan mo dus indikatif. pres., indic.). Kaidah tersebut dapat dibaca verba Data terakhir (i) hvayanti ,me yang berasal dari akar kata kerja kelas I, ada memanggil' berasal dari akar kata h 792 Nr Maot Sunvarr: Inruersr Venae pneseN_ ... 'memanggil,. Akar kata ini juga tidak perlu digunakan 1) I(hazanahverba ada empat, karena merupakan bentuk yaitupersona, perkecualian. pembentukan p*gJp*ennya numbe4 kala, danmodzs. Namu;, k;;;;" langsung proses pembentukan ditambah a setrlngga infleksinya ; n oyo. berpengaruh T€rakhir, ditambahkan_sum"irn"f.ri"n1lui' pada wujudnya, udu _n t y h;i;;" menyatakan 1 *g dimasukkan pada mrazanatr persona III plur. Kudahnya dapat bentuk kata ";";;;,; dirumuskan menjadi Ueritur kerja, akar kata U"*, ;;, lxpr J 1r?_guna pengubahanbunyr. -_a -nfilr1p"r.ilr, plur., pres., indic.).Kaidah tersebut 2) Sufiks infleksi dapatdibaca verba yang berasal verba presen_indikatif_ dari akart

(!) [x]"r ) [x +/-guna a_tha'hjnpuo.u auor (9) [x]ur ) +l-guna [x a_thai,p*,.n rt** (7) [x]ur ) lx +/-guna a_tifvp;".ilr,ng. [x]vr ) [x +/-guna a_ahfvp.rsru (9)!!) a,at. [x]"r ) fx +l-guna a_nti]"p","r.nt prr,.

4.2 Saran

Penelitian-penelitian BS perlu dilakukan. itu. Hal disarankan karena berdisarka, U"ilrupu penelitan 4. Penutup bahasa-bahasa daerah ai tawasan Nusantara (bahasaAsus papua, 4.1 Simpulan di Uufruru f"i Oi Maluku), jaeratr ditemukan Uatrasa V*g."rip" Berdasarkan dengan BS. penelitian uraian infleksi verba presen_ mengenai gS dapat"dipakai rndjklif-narasmaipadam akar pedoman bagi peneliti-pen-eliti kara ["q.J;ru, I U.fr.riJ"*n Ai blgian 2, dapat Nusantara yang ryda ditarik beberapu rirnpuf un objek Uatrasarnya ,* ,ilpe sebagai berikut. denganBS.

Daftar pustaka Astra,, gl?j;Hj; sanskerta Jlid,r,, Dokumentasidanpublikuri,r.utuit*i;;i;;;Jil"",ir;rliill;il}#;:f,"Tfl ,,?::Xi Denpasar: Lembaga

penelitian dan Publikasi, Fakultas Sasfra rrJ^--- ;;;;;*a Dokumentasi Sastra, U"i;;i;,ii*-^-",,^^ Ud altna. Bungin, * *,:, *,r Jakarta : Kencana prenad :"::X:\: "XY i : ::!::,. a Medi a Group. Oxford University press. :;;;,';::;;"ffi:'u:#;di,ion Haspelmath, Martin. 2002. understanding Morphorogy.London: oxford University press. NeEllngua, Vol. 13 No. 2, Desember 20l5:lg5_194

Manis, Carolyn Mc. et at.1987. LanguageFfles. Amerika: The Ohio State University. o'Graddy, wilham, Michael Dobrowolsky, Mark Aronoff. 1989. Conr------"r-'*'r emporary Linguisricr lntroduction New yotk: St. Ma$in s press. Sudmyanto.\988. Metode.Linguistik. Bagian Kedua. Metode dan Aneka Teknik p Yogyakarta: Gajah Mada Univeisity press. Sudaryanto' 1993' Metode dan Aneka Teknik Analisis press. Bahasa.yogyakarta: Duta wacana

soetandi. 2oor. vJtakarana Thta Bahasa sanskerta. Surabaya: paramita. sudharta' Tjok' Rai'1998. Pelaiaran Bahasa sanskerta. Tahap pertama.surabaya: paramile winanti' Ni Putu' 2004' Pengantar Dasar dan Tuntunan praktis Bahasa sanskerta D evanagari. Surabaya: paramita. du

794