LOGO ATAU LAMBANG MERUPAKAN BENTUK NILAI MORAL ISI BIMBINGAN DAN KONSELING

Kusno Effendi Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP UAD e-mail : [email protected]

Abstrak

Tujuan disampaikan makalah, untuk menyadarkan, memahami dan kreatif serta produktif bagi konselor dalam menggunakan lambang atau logo dalam memberikan layanan bimbingan dan konseling kepada anak. Nilai-nilai moral merupakan isi utama bagi guru BK untuk membantu (1) tumbuh dan kembang watak dan peradaban anak, (2) membantu tumbuh dan kembangnya menjadi insan yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, serta (3) membantu tumbuh dan kembangnya menjadi manusia yang berakhlak mulia, sehat jasmani dan rohani, berilmu, cakap, kreatif, dan bertanggung jawab. Permasalahan yang dihadapi Guru BK sesuai dengan judul makalah ini adalah sebagai berikut: (1) tepatkah logo atau lambang digunakan sebagai pendekatan bagi Guru BK dalam menanamkan nilai-nilai moral melalui layanan bimbingan dan konseling kepada anak, dan (2) logo atau lambang apa saja yang cocok digunakan untuk memberikan layanan bimbingan dan konseling agar nilai-nilai moral dapat tertanam dalam jiwa dan perilaku anak? Bentuk-bentuk logo atau lambang berisi nilai-nilai moral sebagai isi pemberian bimbingan dan konseling adalah sebagai berikut: (1) benda mati dan alam sekitar; (2) manusia; (3) tumbuhan dan hewan; dan (4) produk (karya). Layanan bimbingan dan konseling dengan menggunakan logo dapat dilaksanakan secara klasikal, kelompok dan individual.

Kata Kunci: logo, lambang, nilai moral, bimbingan konseling

A. Pendahuluan membawa pengaruh negatif. Kualitas keluaran pendidikan Pengaruh negatif yang dimaksud di , mengalami pasang antara lain, terjadinya degradasi surut yang cukup signifikan, nilai-nilai moral anak, termasuk sehingga pemerintah selalu berusaha degradasi pewarisan nilai-nilai untuk meningkatkannya melalui budaya. Di satu aspek kognitif anak perbaikan kurikulum, pendidik, berkembang demikian baik, tetapi sarana dan prasarana dsb. Kemajuan pada aspek afektif kurang dapat ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang sesuai dengan harapan membawa kemajuan dan dan tujuan pendidikan. perkembangan peradaban manusia Pendidikan adalah yang positif, namun di sisi lain juga membudayakan manusia dari tidak

Prosiding Seminar Nasional Peran Bimbingan dan Konseling dalam Penguatan Pendidikan Karakter 309 Universitas Dahlan 2017

berbudaya menjadi berbudaya. guru BK untuk (1) membantu Upaya untuk membudayakan anak, tumbuh dan kembang watak dan dilakukan melalui pendidikan. peradaban anak yang baik; (2) Pendidikan adalah penanaman nilai membantu tumbuh dan kembangnya baik nilai agama maupun nilai anak menjadi insan yang beriman budaya. Nilai budaya adalah nilai dan bertaqwa kepada Tuhan Yang moral yang tidak dapat lepas dari Maha Esa; (3) membantu tumbuh lambang atau simbol. Upaya dan kembangnya anak menjadi pendidikan di Indonesia, mempunyai manusia yang berakhlak mulia, sehat landasan yang sangat kuat jasmani dan rohani, berilmu, cakap, sebagaimana tercantum pada kreatif, dan bertanggung jawab. Undang-Undang Republik Indonesia Permasalahan yang dihadapi No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Guru BK sesuai dengan judul Pendidikan Nasional, Bab III pasal 4, makalah ini adalah (1) tepatkah logo ayat 3 menyatakan ―Pendidikan atau lambang dapat digunakan oleh diselenggarakan sebagai suatu proses Guru BK dalam menanamkan nilai- pembudayaan dan pemberdayaan nilai moral untuk memperkuat peserta didik yang berlangsung karakter anak?; (2) logo atau sepanjang hayat.‖ Guru bimbingan lambang apa yang dapat digunakan konseling adalah sosok pribadi yang Guru BK untuk menanamkan nilai mempunyai peran utama dalam moral melalui layanan bimbingan menanamkan nilai-nilai moral dan konseling sehingga nilai-nilai sebagai isi pendidikan karakter moral dapat memperkuat karakter dengan menggunakan strategi, teori anak? dan teknik bimbingan yang harus mereka dilakukan. C. Pembahasan 1. Logo atau lambang sangat B. Permasalahan tepat digunakan oleh Guru Upaya untuk mewujudkan BK dalam menanamkan tercapainya tujuan pendidikan agar nilai-nilai moral untuk setiap peserta didik memiliki nilai- memperkuat karakter anak. nilai moral yang beradab, salah Pendekatan Logo Terapi satunya adalah menggunakan logo dimunculkan oleh Victor Frankl atau lambang. Kebudayaan yang beranggapan bahwa makna khususnya budaya Jawa, sangat sarat hidup dan hasrat hidup bermakna, dengan lambang-lambang. Suatu merupakan motivasi utama untuk lambang berisi nilai-nilai moral meraih taraf hidup bermakna yang (baik-buruk, benar-salah, indah-tidak didambakan. indah) merupakan isi utama bagi

Prosiding Seminar Nasional Peran Bimbingan dan Konseling dalam Penguatan Pendidikan Karakter 310 Universitas Ahmad Dahlan 2017

a. Kebebasan berkehendak. tanggjawab terhadap Frankl mengemukakan the will perilakunya. to meaning (keinginan akan 4. Metode makna). Hidup ini Teori Logo terapi transitorik(sementara), walau menggunakan beberapa metode sementara tetapi hidup harus dalam membantu pemecahan berarti sehingga transitorik masalah atau dalam menanamkan adalah potensialitas. nilai moral kepada anak. Pada b. Kemampuan manusia dapat prinsipnya Logo terapi memenuhi makna hidupnya, menggunakan tahapan sebagai dan mampu mengaktualisasi berikut. diri. a. Tahap perkenalan dan 2. Prinsip logo terapi pembinaan rapport. a. Hidup tetap memiliki makna b. Tahap pengungkapan dan dalam setiap situasi, bahkan penjajagan masalah. dalam penderitaan dan c. Tahap pembahasan bersama. kepedihan sekalipun. d. Tahap evaluasi dan b. Setiap manusia mempunyai penyimpulan. kebebasan yang tak terbatas untuk menemukan sendiri D. Beberapa Logo atau Lambang makna hidupnya. Berisi Nilai-Nilai Moral c. Setiap manusia mempunyai 1. Lambang dalam bentuk karya kemampuan untuk mengambil manusia, berisi nilai moral sikap terhadap penderitaan dan untuk memperkuat karakter peristiwa tragis yang tak anak melalui layanan BK. terelakkan lagi yang menimpa a. Seni Batik diri atau lingkungan, setelah Batik adalah kain bergambar upaya mengatasi secara yang pembuatannya secara khusus optimal tidak berhasil. dengan menuliskan atau menerakan 3. Ajaran logo terapi pada kain itu, kemudian a. Dalam setiap keadaan pengolahannya diproses dengan cara termasuk penderitaan sekalipun tertentu. Dalam kebudayaan Jawa, kehidupan selalu mempunyai dikenal kirata basa, maka ―batik‖ makna. berasal dari dua kata ialah ba dan tik. b. Kehendak untuk hidup Kata ba = amba (lebar) dan tik = bermakna merupakan motivasi ditulis saka titik tekan titik (ditulis utama setiap orang dari titik sampai ke titik). Makna c. Dalam batas tertentu, manusia ―batik‖ = mori putih amba kang punya kebebasan dan ditulisi saka titik tekan titik (kain

Prosiding Seminar Nasional Peran Bimbingan dan Konseling dalam Penguatan Pendidikan Karakter 311 Universitas Ahmad Dahlan 2017

putih yang lebar, ditulisi dari titik manusia semenjak lahir di dunia sampai ke titik atau dari titik awal sampai akhir hayatnya, tertulis sampai titik akhir. riwayat dan perjalanan hidupnya. Nilai moral yang tersirat Lambang pola batik sama dalam batik (kain ―amba sing dengan pola pada diri manusia. ditulisi saka titik tekan titik‖). Batik Setiap bayi sebelum lahir, telah merupakan lambang dari nilai moral tertulis atau tergambar pola-pola yang sangat baik, mengandung tertentu yang menentukan umur, ajaran, bimbingan atau tuntunan rejeki, dan jodoh yang bersangkutan. bagi anak-anak. Batik adalah Pola-pola yang tergambar dalam diri lambang kehidupan manusia setiap bayi, telah ditentukan oleh semenjak lahir sampai mati. Tuhan Yang Maha Kuasa, dan 1) “Ba” = amba (mori putih amba) manusia tidak mampu membuat Kain atau mori, adalah polanya. lambang kehidupan manusia di dunia b. Upacara Jawa: Sadaqah semenjak lahir sampai ajal. Panjang Ada dua kelompok dan lebarnya kain (ambané mori), masyarakat Jawa yang dibedakan adalah lambang panjang dan berdasarkan agama Islam, pendeknya umur manusia. Warna sebagaimana dikemukakan Susena, putih dalam kain yang digunakan berikut. dalam batik adalah lambang Di samping lapisan-lapisan kesucian, kebersihan. Maknanya sosial ekonomis, masih dibedakan bahwa manusia dilahirkan di dunia, dua kelompok atas dasar keagamaan. dalam keadaan suci bersih. Tugas Kedua-duanya secara nominal utama manusia adalah menjaga termasuk agama Islam, tetapi dirinya dalam menjalani kehidupan, golongan pertama dalam kesadaran agar tetap putih bersih jauh dari dan cara hidupnya lebih ditentukan perbuatan dosa. oleh tradisi-tradisi Jawa pra Islam, 2) ―Tik‖ = ditulis saka titik tekan Sedangkan golongan ke dua titik memahami diri sebagai orang Islam Kata-kata ―saka titik tekan dan berusaha untuk hidup menurut titik‖ (dari titik ke titik) adalah ajaran Islam. Yang pertama dapat gambaran kehidupan manusia dari kita sebut Jawa Kejawèn. Dalam awal (lahir) sampai mati. Perbuatan kepustakaan, kelompok pertama dan tingkahlaku manusia dimulai sering juga disebut ―‖, yang dari titik awal kehidupan manusia kedua ―.‖ (masa bayi), sampai titik akhir Di kalangan umat Islam kehidupannya (ajal). Makna ―tik‖ terutama masyarakat pedesaan, juga menggambarkan bahwa upacara adat sadaqah dalam bentuk

Prosiding Seminar Nasional Peran Bimbingan dan Konseling dalam Penguatan Pendidikan Karakter 312 Universitas Ahmad Dahlan 2017

kenduri disebut juga ―.‖ Kembang setaman Sadaqah dalam bentuk kenduri, atau merupakan salah satu dari bahan ―slametan” adalah sebuah lambang upacara adat sadaqah atau yang bersumber pada tradisi ―slametan‖ yang terdiri dari masyarakat Jawa pra Islam. beberapa jenis bunga, misalnya Beberapa nilai moral budaya bunga mawar, bunga kantil, bunga yang terkandung pada makanan kenanga dll. Bunga adalah lambang sebagai lambang sadaqah atau bau harum (ganda arum). Manusia slametan, misalnya pada lambang yang benar-benar berpegang pada (a) pisang sanggan, (b) kembang Qur‘an dan Sunnah Rasul dalam setaman, (c) sega tumpeng, (d) sega menjalani kehidupannya, mereka golong, (e) ingkung ( ayam jantan tidak hanya mendapatkan rebus). kemenangan tetapi juga mendapat 1) Pisang sanggan nama harum (ganda arum) baik di Pisang sanggan, berupa satu dunia maupun di akherat. tangkep pisang yang terdiri dari dua 3) Sega tumpeng dan gudangan lirang pisang raja, sebagai lambang Tumpeng berasal dari kirata bahwa manusia di dunia harus basa Jawa, tu = metu (melewati), mempunyai pegangan hidup. Raja peng = lempeng (lurus). Tumpeng atau Ratu dalam keyakinan berbentuk segitiga yang bagian masyarakat Jawa adalah lambang bawahnya lebar dan makin tinggi kemenangan atau kekuasaan, mengerucut sempit. Tumpeng sehingga dipakai pisang raja sebagai dengan segitiga kaki, sebagai pisang sanggan merupakan lambang gambaran bahwa tujuan hidup di kemenangan. Sebuah pisang, yang dunia dan tujuan akherat demikian dimakan isi atau dagingnya, dan banyak jalan yang dapat dipilih dan untuk mendapatkan daging pisang, ditempuhnya. Muara jalan yang maka harus menguliti atau lurus adalah petunjuk, ajaran, membuang dulu kulit pisang. Makna tuntunan Allah Yang Maha kuasa dibalik lambang makan daging sebagaimana difirmankan dalam pisang bahwa, untuk mendapatkan Surat Ali Imran ayat 101, pemahaman kandungan Al-Qur‘an Barangsiapa yang berpegang dan Hadits yang benar sebagai teguh kepada (agama) Allah, pegangan hidup, maka harus maka sesungguhnya ia telah diberi petunjuk kepada jalan mengkaji, membaca dan memahami yang lurus. isi bacaan itu dari setiap surat dan Gudhangan adalah salah satu ayat-ayatnya. jenis lauk yang dibuat dari 2) Kembang setaman bermacam-macam sayur, daun, kemudian dicampur bumbu,

Prosiding Seminar Nasional Peran Bimbingan dan Konseling dalam Penguatan Pendidikan Karakter 313 Universitas Ahmad Dahlan 2017

dimasak sehingga mendapatkan rasa ―ngamé-amé” (menginginkan, gurih sebagai lauknya nasi tumpeng mengharapkan) dan ―ja‖ berasal dari tersebut. Gudhangan adalah ―kerja, atau karya (bekerja). Dengan lambang pikiran, ide, kepercayaan demikian ―méja‖ artinya dari anggota masyarakat yang ―panggonan/papan nyambut gawé demikian beraneka macam. kanggo sing diamé-amé ‖ (tempat 4) Sega golong (nasi golong) mengerjakan sesuatu untuk yang Sega golong adalah lambang diinginkan/diharapkan). Meja adalah pikiran dan hati manusia. Kata papan nyambut gawé kanggo sing golong dalam basa Jawa, atinya diamé-amé (tempat digunakan untuk bulat atau bundar. Manusia dalam mewujudkan/mengerjakan menjalani hidup dengan tujuan tecapainya tujuan). Dalam kaitan mendapatkan kebahagiaan dunia dan dengan tujuan yang ingin dicapai akherat, harus mempunyai hati dan pelajar di atas, maka rencana dan pikiran yang golong-gilig, bulat dan persiapan serta aktivitas belajar, mantap. Manusia mempunyai tekad dikerjakan di atas meja. Dengan yang golong-gilig, bulat mantap. demikian meja adalah tempat untuk Dengan kata lain manusia hidup di belajar dan bekerja dalam mencapai dunia harus mempunyai iman dan tujuan berdasarkan latar belakang taqwa yang bulat kuat. yang dimiliki si pelajar. 5) Ingkung, sego wuduk, kemaron. Kursi, berasal dari kata ―kur‖ Kata ―ingkung‖berasal dari dan ―si‖. Masing-masing kata kirata basa Jawa ―ing kono‖ atau menurut kérata basa Jawa adalah ―di situ,‖ adalah sejenis lauk dari sebagai berikut. Kata ―kur‖ asalnya bahan dasar daging ayam yang dari ―mungkur‖ (membelakangi), dan disajikan secara utuh. ―Ingkung‖ kata ―si‖ berasal dari ―isi.‖ Dengan adalah lambang kenikmatan hidup demikian ―kursi‖ maknanya baik dunia maupun di akherat nanti. ―panggonan/papan diisi kanthi Dalam hidup di dunia ini apabila mungkur‖ (tempat yang dapat diisi berpegang teguh pada dua pilar ialah dengan cara membelakanginya). Qur‘an dan Hadits, mempunyai hati Sebuah kursi dapat diduduki oleh yang golong-gilig (iman dan taqwa), seseorang dengan cara serta memilih jalan yang lurus yang membelakanginya, atau dengan diridhai Allah, maka mereka akan mundur (kursi ada di belakang). Pada meraih kemenangan dan kenikmatan umumnya masyarakat mengerti dunia dan akherat. bahwa kursi ibarat sebuah jabatan, c. Meja-Kursi kedudukan (presiden, menteri, guru, Kata ―méja‖ menurut ― kérata polisi, politisi dsb). basa Jawa, berasal dari ―mé‖ = d. Pacul

Prosiding Seminar Nasional Peran Bimbingan dan Konseling dalam Penguatan Pendidikan Karakter 314 Universitas Ahmad Dahlan 2017

Kata ―pacul‖ berasal dari Pangeran. Makna lengkap ―aja kérata basa Jawa, ―pat” = “papat” maido marang Pangéran‖ sama (empat), dan ―cul” = “ora ucul‖ dengan ―jangan mengingkari ciptaan (tidak lepas). Makna lengkap yang Nya, perintah-perintah Nya dan dimaksud ―pacul‖ adalah “papat larangan-larangan Nya.‖ Empat prekara sing aja nganti ucul‖ = sumber perintah dan larangan Allah, empat perkara jangan sampai lepas. ada pada Al-Qur‘an, Al-Sunnah, Bagi umat Islam empat perkara yang Ijma dan Qiyas. harus dipegang kuat-kuat jangan 2) Ketajaman pacul (terbuat dari sampai lepas (aja ucul) selama besi dan baja) menjalani kehidupan di dunia adalah Ketajaman pacul adalah (a) Al-Qur‘an, (b) Sunnah lambang ketajaman akal manusia. Rasullullah, (c) Ijma dan (d) Qiyas. Kuat dan tidaknya manusia dalam Nilai-nilai moral yang memegang teguh hukum-hukum terkandung pada alat pertanian yang Allah sebagai pedoman hidup, disebut ―pacul‖ sebagai lambang tergantung dari ketajaman manusia ―papat perkara (empat perkara) aja dalam memahami, menganalisis nganti ucul (jangan sampai lepas) hukum-hukum Tuhan yang ada di dalam menjalani kehidupan di dunia, Al-Qur‘an, Al-Sunnah, Ijma dan dapat dianalisis dari: (a) doran Qiyas. (pegangan), (b) ketajaman pacul 3) Tanding (besi pipih penjepit (terbuat dari besi dan baja), (c) pacul) tanding (besi pipih penjepit pacul), ―Tanding‖ adalah lambang (d) fungsi pacul. cara memperkuat ketajaman pikiran 1) ―Doran,‖ pegangan pacul dan perasaan dalam memahami dan (cangkul) menganalisis hukum-hukum Allah Doran, dibuat dari kayu pada empat sumber tersebut. pohon ―ruyung‖ (mirip kayu pohon Tujuannya ialah untuk memperkuat kelapa) berbentuk bulat panjang agar manusia lebih kuat dan erat dengan silinder 4-6 cm yang dalam memegang hukum-hukum berfungsi sebagai pegangan cangkul. Allah. Cara yang dilakukan untuk Ketika ―pacul‖ digunakan untuk ―mentandingkan‖ disingkat mencangkul, maka pemakai harus ―tanding‖ adalah dengan mengkaji memegang kuat-kuat pada ―doran‖ antara hukum-hukum dalam Qur‘an, ini. Apabila tidak kuat Sunnah Nabi antara hukum satu yang memegangnya, maka tidak akan ada relevansinya dengan hukum berhasil dalam mencangkul. yang lain, atau ayat satu yang relevan ―Doran” mempunyai makna ―do‖ = dengan ayat yang lain, atau surat satu aja maido (jangan ingkar), ―ran‖ = yang relevan dengan surat yang lain.

Prosiding Seminar Nasional Peran Bimbingan dan Konseling dalam Penguatan Pendidikan Karakter 315 Universitas Ahmad Dahlan 2017

4) Fungsi pacul terbuat dari kulit dengan bentuk Para petani pada umumnya, mirip manusia. Masing-masing menggunakan ―pacul‖ untuk wayang, mempunyai nama dan sifat menggarap tanah pertaniannya baik sendiri-sendiri. Sifat-sifat dan di sawah maupun di ladang. Ketika tingkahlaku wayang, sesuai dengan bapak tani mencangkul tanah di ujud wayang tersebut. Setiap bentuk sawah untuk ditanami padi, cara dan gambar wayang, dapat dimaknai yang dilakukan ialah mencangkul dengan nilai-nilai hidup. tanah (memasukkan cangkul dalam Pandawa lima merupakan tanah) kemudian membalikkan tanah lambang (logo) rukun Islam ialah tersebut yang semula di permukaan syahadat, sholat, puasa, zakat dan (atas) menjadi di bawah. Setelah haji. dibalik permukaannya, kemudian 1) Puntadewa (lambang sahadat) diratakan dan baru siap ditanami. Tokoh wayang ini adalah Terbaliknya (berubah) tanah semula lambang seorang raja yang di permukaan (di atas) kemudian di mempunyai hati bersih, ihlas, jujur bawah adalah lambang perubahan dan bijaksana. Puntadewa masa atau jaman. Setiap terjadi mempunyai senjata yang sangat perubahan jaman, juga terjadi terkenal disebut ―layang perubahan nilai misalnya, (1) kalimosodo‖ (Serat kalimah perubahan tata pergaulan, (2) Syahadat). Digambarkan bahwa perubahan mode, (3) perubahan dalam diri Puntadewa mengalir darah politik (4) perubahan sosial putih tidak seperti manusia pada masyarakat, (5) perubahan ilmu umumnya mempunyai darah warna penetahuan dan teknologi, dan merah. Makna darah putih dalam perubahan-perubahan lain di dirinya, bahwa seseorang yang telah lingkungan sekitar, merupakan suatu mengucapkan kalimah syahadat, realita yang dihadapi manusia. Sikap harus memiliki sifat jujur, ihlas, hati dan perilaku dalam menghadapi bersih suci (putih lambang kesucian). perubahan-perubahan tersebut, harus Makna bagi guru BKpendidikan berpegang teguh pada hukum Allah Melalui tokoh ini guru BK yang bersumber di Al-Qur‘an, Al- menanamkan nilai yang terkandung Sunnah, Ijma dan Qiyas agar tidak pada lambang Puntadewa sebagai menjadi korban perubahan zaman orang yang mempunyai hati suci, tersebut. bersih, jujur. Orang yang berhati e. Wayang mengandung (berisi bersih dapat menjadi kekuatan untuk nilai moral yang beradab) menangkal hawa nafsu dan perilaku Wayang adalah hasil karya serakah serta sifat-sifat yang tidak manusia yang berbudaya tinggi, terpuji.

Prosiding Seminar Nasional Peran Bimbingan dan Konseling dalam Penguatan Pendidikan Karakter 316 Universitas Ahmad Dahlan 2017

2) Bima (lambang shalat) digunakan oleh masyarakat Jawa Bima adalah tokoh wayang tanpa memandang umur, jabatan, dengan badan besar dan tinggi, serta pangkat status. Berbeda dengan kuat. Ciri tokoh Bima antara lain: bahasa Jawa krama (halus) yang tidak dapat duduk (berdiri), apabila hanya digunakan untuk orang-orang berbicara menggunakan bahasa Jawa tertentu yang dihormati. Maknanya ngoko (tidak dapat berbicara dengan bahwa shalat adalah kewajiban yang bahasa Jawa halus) serta punya harus dikerjakan oleh siapa saja umat senjata kuku pancanaka Makna Islam tanpa pandang bulu. tokoh ini melambangkan rukun Islam e) Senjata kuku pancanaka ke dua: sholat sebagai berikut. Bima terkenal mempunyai a) Badan besar dan berat senjata yang ada pada jari-jari Bima dengan badan besar dan tangannya ialah ―kuku pancanaka‖. berat, sebagai lambang bahwa sholat Kata pancanaka berasal dari kata adalah tugas dan kuajiban rukun panca=lima, dan naka (kenaka) Islam ke dua yang mempunyai bobot adalah kuku. Maknanya bahwa timbangan di hadapan Allah yang pancanaka (5 kuku yang ada pada paling berat. jari jari tangan) sebagai lambang b) Badan kuat, tegap solat 5 waktu dalam sehari semalam. Sholat harus ditegakkan Sholat 5 waktu menjadi kunci utama secara kuat=disiplin, berlaku untuk membuka pintu surga. siapa saja tak pandang jabatan, suku, 3) Janaka (lambang puasa) umur, jenis kelamin dsb. Sehari Tokoh wayang Janaka adalah semalam harus dilakukan tepat lambang rukun Islam ke tiga. Kata waktu dalam lima kali ialah Isya‘, Janaka berasal dari kiroto boso: Subuh, Luhur, Asar dan Maghrib. jannah = surga. Janaka, adalah tokoh c) Tegak, berdiri (Tidak dapat yang selalu bertapa atau berpuasa. duduk) Janaka selalu berkelana di hutan atau Bima adalah tokoh yang tidak di tempat-tempat yang sunyi, jauh bisa duduk, tegak, berdiri terus dari keramaian manusia. Maknanya artinya dalam keadaan normal, shalat bahwa manusia harus mampu harus ditegakkan, harus didirikan manahan hawa nafsu, mampu setiap hari oleh pemeluk Islam. menahan panca indera sebagai Sesibuk apapun umat Islam harus sumber dosa. Puasa artinya menahan mengerjakan shalat setiap hari. panca indera dari hawa nafsunya. d) Bila berbicara menggunakan Mampu mengontrol pandangan bahasa ngoko (kasar) matanya, mulutnya, pendengarannya Bahasa Jawa Ngoko adalah dan sebagainya agar menjadi bahasa yang sebagian besar

Prosiding Seminar Nasional Peran Bimbingan dan Konseling dalam Penguatan Pendidikan Karakter 317 Universitas Ahmad Dahlan 2017

manusia yang berbudi dan beraklaq mampu mengenal, menggali dan mulia. mengkaji serta mengembangkan 4) Nakula lambang-lambang yang berisi nilai Nakula adalah tokoh ke moral yang pantas ditanamkan dalam empat dan merupakan lambang jiwa anak sehingga mereka terbentuk rukun Islam ke empat ialah zakat. karakter atau kepribadian sesuai Kata nakula berasal dari kiroto basa dengan nilai-nilai agama dan budaya Jawa, na = padhang (terang) dan bangsa Indonesia. kula = aku, saya. Artinya nakula= Daftar Kepustakaan aku padhang = aku bersih. Nakula Anderson, Benedict. 2003. Mitologi adalah gambaran orang yang mampu dan Tolerasi Orang Jawa. membersihkan hatinya melalui zakat : Penerbit Jejak sehingga bersih dari dosa. Baidhowy, Zakiyuddin dan 5) Sadewa Mutohharun Jinan.2002. Sadewa adalah tokoh ke lima Agama dan Pluralitas dari Pandawa dan merupakan Budaya Lokal. Surakarta: lambang rukun Islam ke lima ialah Penerbit Pusat Studi Budaya UMS haji. Sadewa berasal dari kata sad=dzat dan dewa (Allah). Sadewa Dayakisni,Tri dan S ulis Yumardi. diartikan zat berujud manusia 2004. Psikologi Lintas sebagai kalifah di bumi yang harus Budaya. Malang: UMS Press melaksanakan perintah dan larangan Matsumoto. 1979. Cultures and Allah. Haji adalah perintah Allah Psychology. San Fransisco: yang harus dikerjakan bagi mereka Books/Cole Publishing yang mampu, sebagai rukun Islam ke Company lima. Mulder, Niels. 1973. Kepribadian Jawa dan Pembangunan E. Kesimpulan Nasional. Yogyakarta: Gajah Logo atau lambang sangat Mada University Press tepat digunakan oleh guru, baik guru Malaikah, Musthafa. 2001. Manhaj mata pelajaran atau guru bimbingan Dakwah. Mesir: Pustaka Al- dan konseling sebagai pendekatan Kautsar untuk menanamkan nilai moral sehingga terbentuknya karakter anak Marwoto Sindung. 2007. Ramalan dengan baik. Logo atau lambang Prabu Jayabaya. Yogyakarta: Panji Pustaka demikian banyaknya baik lambang dari hasil karya manusia maupun Harsono, Andi. 2005. Tafsir Ajaran lambang yang diciptakan Tuhan. Serat Wulangreh. Guru bimbingan konseling harus Yogyakarta: Pura Pustaka

Prosiding Seminar Nasional Peran Bimbingan dan Konseling dalam Penguatan Pendidikan Karakter 318 Universitas Ahmad Dahlan 2017

Kahono. 1992. Lagu Sekar Mocopat. Yogyakarta: SMA Banguntapan Roqib, Moh. 2007, Harmoni Dalam Budaya Jawa. 2007. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset

Suseno, Franz Magnis. 2003, Etika Jawa. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Sumukti, Tuti. 2006. Semar Dunia Batin Orang Jawa. Yogyakarta: Penerbit Galangpress

Prosiding Seminar Nasional Peran Bimbingan dan Konseling dalam Penguatan Pendidikan Karakter 319 Universitas Ahmad Dahlan 2017