Logo Atau Lambang Merupakan Bentuk Nilai Moral Isi Bimbingan Dan Konseling

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

Logo Atau Lambang Merupakan Bentuk Nilai Moral Isi Bimbingan Dan Konseling LOGO ATAU LAMBANG MERUPAKAN BENTUK NILAI MORAL ISI BIMBINGAN DAN KONSELING Kusno Effendi Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP UAD e-mail : [email protected] Abstrak Tujuan disampaikan makalah, untuk menyadarkan, memahami dan kreatif serta produktif bagi konselor dalam menggunakan lambang atau logo dalam memberikan layanan bimbingan dan konseling kepada anak. Nilai-nilai moral merupakan isi utama bagi guru BK untuk membantu (1) tumbuh dan kembang watak dan peradaban anak, (2) membantu tumbuh dan kembangnya menjadi insan yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, serta (3) membantu tumbuh dan kembangnya menjadi manusia yang berakhlak mulia, sehat jasmani dan rohani, berilmu, cakap, kreatif, dan bertanggung jawab. Permasalahan yang dihadapi Guru BK sesuai dengan judul makalah ini adalah sebagai berikut: (1) tepatkah logo atau lambang digunakan sebagai pendekatan bagi Guru BK dalam menanamkan nilai-nilai moral melalui layanan bimbingan dan konseling kepada anak, dan (2) logo atau lambang apa saja yang cocok digunakan untuk memberikan layanan bimbingan dan konseling agar nilai-nilai moral dapat tertanam dalam jiwa dan perilaku anak? Bentuk-bentuk logo atau lambang berisi nilai-nilai moral sebagai isi pemberian bimbingan dan konseling adalah sebagai berikut: (1) benda mati dan alam sekitar; (2) manusia; (3) tumbuhan dan hewan; dan (4) produk (karya). Layanan bimbingan dan konseling dengan menggunakan logo dapat dilaksanakan secara klasikal, kelompok dan individual. Kata Kunci: logo, lambang, nilai moral, bimbingan konseling A. Pendahuluan membawa pengaruh negatif. Kualitas keluaran pendidikan Pengaruh negatif yang dimaksud di Indonesia, mengalami pasang antara lain, terjadinya degradasi surut yang cukup signifikan, nilai-nilai moral anak, termasuk sehingga pemerintah selalu berusaha degradasi pewarisan nilai-nilai untuk meningkatkannya melalui budaya. Di satu aspek kognitif anak perbaikan kurikulum, pendidik, berkembang demikian baik, tetapi sarana dan prasarana dsb. Kemajuan pada aspek afektif kurang dapat ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang sesuai dengan harapan membawa kemajuan dan dan tujuan pendidikan. perkembangan peradaban manusia Pendidikan adalah yang positif, namun di sisi lain juga membudayakan manusia dari tidak Prosiding Seminar Nasional Peran Bimbingan dan Konseling dalam Penguatan Pendidikan Karakter 309 Universitas Ahmad Dahlan 2017 berbudaya menjadi berbudaya. guru BK untuk (1) membantu Upaya untuk membudayakan anak, tumbuh dan kembang watak dan dilakukan melalui pendidikan. peradaban anak yang baik; (2) Pendidikan adalah penanaman nilai membantu tumbuh dan kembangnya baik nilai agama maupun nilai anak menjadi insan yang beriman budaya. Nilai budaya adalah nilai dan bertaqwa kepada Tuhan Yang moral yang tidak dapat lepas dari Maha Esa; (3) membantu tumbuh lambang atau simbol. Upaya dan kembangnya anak menjadi pendidikan di Indonesia, mempunyai manusia yang berakhlak mulia, sehat landasan yang sangat kuat jasmani dan rohani, berilmu, cakap, sebagaimana tercantum pada kreatif, dan bertanggung jawab. Undang-Undang Republik Indonesia Permasalahan yang dihadapi No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Guru BK sesuai dengan judul Pendidikan Nasional, Bab III pasal 4, makalah ini adalah (1) tepatkah logo ayat 3 menyatakan ―Pendidikan atau lambang dapat digunakan oleh diselenggarakan sebagai suatu proses Guru BK dalam menanamkan nilai- pembudayaan dan pemberdayaan nilai moral untuk memperkuat peserta didik yang berlangsung karakter anak?; (2) logo atau sepanjang hayat.‖ Guru bimbingan lambang apa yang dapat digunakan konseling adalah sosok pribadi yang Guru BK untuk menanamkan nilai mempunyai peran utama dalam moral melalui layanan bimbingan menanamkan nilai-nilai moral dan konseling sehingga nilai-nilai sebagai isi pendidikan karakter moral dapat memperkuat karakter dengan menggunakan strategi, teori anak? dan teknik bimbingan yang harus mereka dilakukan. C. Pembahasan 1. Logo atau lambang sangat B. Permasalahan tepat digunakan oleh Guru Upaya untuk mewujudkan BK dalam menanamkan tercapainya tujuan pendidikan agar nilai-nilai moral untuk setiap peserta didik memiliki nilai- memperkuat karakter anak. nilai moral yang beradab, salah Pendekatan Logo Terapi satunya adalah menggunakan logo dimunculkan oleh Victor Frankl atau lambang. Kebudayaan yang beranggapan bahwa makna khususnya budaya Jawa, sangat sarat hidup dan hasrat hidup bermakna, dengan lambang-lambang. Suatu merupakan motivasi utama untuk lambang berisi nilai-nilai moral meraih taraf hidup bermakna yang (baik-buruk, benar-salah, indah-tidak didambakan. indah) merupakan isi utama bagi Prosiding Seminar Nasional Peran Bimbingan dan Konseling dalam Penguatan Pendidikan Karakter 310 Universitas Ahmad Dahlan 2017 a. Kebebasan berkehendak. tanggjawab terhadap Frankl mengemukakan the will perilakunya. to meaning (keinginan akan 4. Metode makna). Hidup ini Teori Logo terapi transitorik(sementara), walau menggunakan beberapa metode sementara tetapi hidup harus dalam membantu pemecahan berarti sehingga transitorik masalah atau dalam menanamkan adalah potensialitas. nilai moral kepada anak. Pada b. Kemampuan manusia dapat prinsipnya Logo terapi memenuhi makna hidupnya, menggunakan tahapan sebagai dan mampu mengaktualisasi berikut. diri. a. Tahap perkenalan dan 2. Prinsip logo terapi pembinaan rapport. a. Hidup tetap memiliki makna b. Tahap pengungkapan dan dalam setiap situasi, bahkan penjajagan masalah. dalam penderitaan dan c. Tahap pembahasan bersama. kepedihan sekalipun. d. Tahap evaluasi dan b. Setiap manusia mempunyai penyimpulan. kebebasan yang tak terbatas untuk menemukan sendiri D. Beberapa Logo atau Lambang makna hidupnya. Berisi Nilai-Nilai Moral c. Setiap manusia mempunyai 1. Lambang dalam bentuk karya kemampuan untuk mengambil manusia, berisi nilai moral sikap terhadap penderitaan dan untuk memperkuat karakter peristiwa tragis yang tak anak melalui layanan BK. terelakkan lagi yang menimpa a. Seni Batik diri atau lingkungan, setelah Batik adalah kain bergambar upaya mengatasi secara yang pembuatannya secara khusus optimal tidak berhasil. dengan menuliskan atau menerakan 3. Ajaran logo terapi pada kain itu, kemudian a. Dalam setiap keadaan pengolahannya diproses dengan cara termasuk penderitaan sekalipun tertentu. Dalam kebudayaan Jawa, kehidupan selalu mempunyai dikenal kirata basa, maka ―batik‖ makna. berasal dari dua kata ialah ba dan tik. b. Kehendak untuk hidup Kata ba = amba (lebar) dan tik = bermakna merupakan motivasi ditulis saka titik tekan titik (ditulis utama setiap orang dari titik sampai ke titik). Makna c. Dalam batas tertentu, manusia ―batik‖ = mori putih amba kang punya kebebasan dan ditulisi saka titik tekan titik (kain Prosiding Seminar Nasional Peran Bimbingan dan Konseling dalam Penguatan Pendidikan Karakter 311 Universitas Ahmad Dahlan 2017 putih yang lebar, ditulisi dari titik manusia semenjak lahir di dunia sampai ke titik atau dari titik awal sampai akhir hayatnya, tertulis sampai titik akhir. riwayat dan perjalanan hidupnya. Nilai moral yang tersirat Lambang pola batik sama dalam batik (kain ―amba sing dengan pola pada diri manusia. ditulisi saka titik tekan titik‖). Batik Setiap bayi sebelum lahir, telah merupakan lambang dari nilai moral tertulis atau tergambar pola-pola yang sangat baik, mengandung tertentu yang menentukan umur, ajaran, bimbingan atau tuntunan rejeki, dan jodoh yang bersangkutan. bagi anak-anak. Batik adalah Pola-pola yang tergambar dalam diri lambang kehidupan manusia setiap bayi, telah ditentukan oleh semenjak lahir sampai mati. Tuhan Yang Maha Kuasa, dan 1) “Ba” = amba (mori putih amba) manusia tidak mampu membuat Kain atau mori, adalah polanya. lambang kehidupan manusia di dunia b. Upacara adat Jawa: Sadaqah semenjak lahir sampai ajal. Panjang Ada dua kelompok dan lebarnya kain (ambané mori), masyarakat Jawa yang dibedakan adalah lambang panjang dan berdasarkan agama Islam, pendeknya umur manusia. Warna sebagaimana dikemukakan Susena, putih dalam kain yang digunakan berikut. dalam batik adalah lambang Di samping lapisan-lapisan kesucian, kebersihan. Maknanya sosial ekonomis, masih dibedakan bahwa manusia dilahirkan di dunia, dua kelompok atas dasar keagamaan. dalam keadaan suci bersih. Tugas Kedua-duanya secara nominal utama manusia adalah menjaga termasuk agama Islam, tetapi dirinya dalam menjalani kehidupan, golongan pertama dalam kesadaran agar tetap putih bersih jauh dari dan cara hidupnya lebih ditentukan perbuatan dosa. oleh tradisi-tradisi Jawa pra Islam, 2) ―Tik‖ = ditulis saka titik tekan Sedangkan golongan ke dua titik memahami diri sebagai orang Islam Kata-kata ―saka titik tekan dan berusaha untuk hidup menurut titik‖ (dari titik ke titik) adalah ajaran Islam. Yang pertama dapat gambaran kehidupan manusia dari kita sebut Jawa Kejawèn. Dalam awal (lahir) sampai mati. Perbuatan kepustakaan, kelompok pertama dan tingkahlaku manusia dimulai sering juga disebut ―abangan‖, yang dari titik awal kehidupan manusia kedua ―santri.‖ (masa bayi), sampai titik akhir Di kalangan umat Islam kehidupannya (ajal). Makna ―tik‖ terutama masyarakat pedesaan, juga menggambarkan bahwa upacara adat sadaqah dalam bentuk Prosiding Seminar Nasional Peran Bimbingan dan Konseling dalam Penguatan Pendidikan Karakter 312 Universitas Ahmad Dahlan 2017 kenduri disebut juga ―slametan.‖ Kembang setaman Sadaqah dalam bentuk kenduri, atau merupakan salah satu dari bahan ―slametan” adalah sebuah lambang upacara adat sadaqah atau yang bersumber pada tradisi ―slametan‖ yang terdiri dari masyarakat Jawa pra Islam.
Recommended publications
  • Muhammadiyah Cosmopolitan from Teo- Anthropocentris Toward World Citizenship
    JOURNAL OF CRITICAL REVIEWS ISSN- 2394-5125 VOL 7, ISSUE 05, 2020 Muhammadiyah Cosmopolitan From Teo- Anthropocentris Toward World Citizenship Isa Anshori, Muhammad, Arfan Mu’ammar Universita Muhammadiyah Surabaya, Indonesia Corresponding email: [email protected] Received: 28 February 2020 Revised and Accepted: 06 March 2020 Abstract Muhammadiyah as a social-religious movement in Indonesia has been was over century and has many faces like Nakamura saids. A lot of activities that have been carried out by Muhammadiyah as a socio- religious movement based on tauhid ( aqidah Islamiyah) through Islamic purification (tajrid) and in the other sides through modernity (tajdid) that’s puts forward enjoining whats is right and forbidding whats is wrong (amar ma’ruf nahi mungkar) as a theological bases (teologi al-ma’un). Have a lot of evidences shown in Muhammadiyah socio- religious movement in Indonesia, but the biggest challages is the ability to maintain the existence of and answered a range of challenges that are local and global (relations between islam and democration), pluralism, human rights and the marginals. Through tajdid Muhammadiyah has proven ability in respond of Islamic problems in Indonesia since before the independence of up to the twenty-first century.in a way to do interpretation of his base theologious through a shift paradigm in theologies and socio- religious movement (Thomas Kuhn). In fact, Muhammadiyah move forward with transformation of theological bases from theocentris to antrophocentris (Hasan Hanafi).Thus various issues on religious movement,political like nation-state wich is local or global had answered by Muhammadiyah with his theological bases and the charity efforts like educations, hospitals and the orphanage.
    [Show full text]
  • Nasionalisme Islam: Telaah Pemikiran Dan Kiprah Hadji Agus Salim
    NASIONALISME ISLAM: TELAAH PEMIKIRAN DAN KIPRAH HADJI AGUS SALIM Novizal Wendry [email protected] Dosen Jurusan Syariah STAIN Padangsidimpuan Abstrak Hadji Agus Salim adalah salah seorang tokoh nasionalis Islam yang hidup dalam tiga zaman, Belanda, Jepang, dan awal kemerdekaan. Pemikiran nasionalisme Islam Salim dipengaruhi oleh pendidikan sekuler Belanda dan interaksinya dengan tokoh pembaharu lintas Negara seperti Jamaluddin al-Afgani dan karya-karya tokoh pembaharu Negara lainnya ketika ia menjadi penerjemah pada konsulat Belanda di Jeddah tahun 1906. Nasionalisme Islam yang digusung oleh Salim berkeinginan untuk memperjuangkan hak-hak kemerdekaan yang telah dirampas oleh Pemerintah Hindia Belanda berdasarkan asas-asas Islam. Nasionalisme Islam ini berbeda dengan nasionalisme sekuler yang digusung oleh Soekarno dan Hatta, karena memisahkan antara nasionalisme dengan agama. Haji Agus Salim is one of Islamic nationalist leaders who lived in three regimes; the Netherlands, Japan, and early Indonesian independence. Salim’s thought was influenced by the Dutch secular education and his interaction with transnational reformers like Jamaluddin al-Afgani and the works of other reformers when he became a translator at the Dutch consulate in Jeddah in 1906. Islamic Nationalism formulated by Salim wanted to fight the rights of freedom that has been seized by the Dutch government based on Islamic principles. Islamic nationalism was different from secular nationalism formulated by Sukarno and Hatta, when the second separated between nationalism and religion. Kata Kunci: Nasionalis Islam; Nasionalis Liberal; Agus Salim. Pengantar Hadji Agus Salim adalah sosok yang populer bagi masyarakat Indonesia. Nama ini telah dikenalkan kepada seluruh anak bangsa ini semenjak duduk di bangku Sekolah Dasar hingga Sekolah Menengah Atas sebagai salah seorang Pahlawan Nasional.
    [Show full text]
  • A REAL THREAT from WITHIN: Muhammadiyah's Identity
    Suaidi Asyari A REAL THREAT FROM WITHIN: Muhammadiyah’s Identity Metamorphosis and the Dilemma of Democracy Suaidi Asyari IAIN Sulthan Thaha Saifuddin - Jambi Abstract: This paper will look at Muhammadiyah as a constantly metamorphosing organism from which have grown modernist-reformist, liberalist progressive, political pragmatist and potentially violent fundamentalist-radical Muslims. It will argue that the trajectory passed by and the victory of the radical-puritan element in the National Congress 2005 can potentially become an obstacle for Muhammadiyah's involvement in the process of implementing democratic values in Indonesia in the future. To keep watching Muhammadiyah’s trajectory is crucially important due to the fact that this organization is one of the powerful forces in the world toward the democratization process. In order to be on the right track of democracy, Muhammadiyah has to be able to cope with its internal disputes over democratic values. Only by means of coping with these internal disputes can this organization ensure its role in propagating and disseminating democratic ideas as well as practices in Indonesia. Keywords: Muhammadiyah, metamorphoses, identity, democracy Introduction: An Overview of Muhammadiyah To date, Muhammadiyah has been plausibly assumed to be a moderate Islamic organization which is in a similar position to Nahdlatul Ulama (NU) and does not have any connections with radical individuals or organizations that could be associated with radical Islamic ideology. This paper will I argue that there are some important 18 JOURNAL OF INDONESIAN ISLAM Volume 01, Number 01, June 2007 Muhammadiyah and the Dilemma of Democracy factors that have been overlooked or ignored in this understanding of Muhammadiyah.
    [Show full text]
  • KH Ahmad Dahlan
    107 tahun K.H. Ahmad Dahlan [1] [2] K.H. Ahmad Dahlan K.H. Ahmad Dahlan ( 1868 - 1923 ) Museum Kebangkitan Nasional Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan K.H. Ahmad Dahlan ( 1868 - 1923 ) Pengantar : R. Tjahjopurnomo Kepala Museum Kebangkitan Nasional Penulis: Dr. Abdul Mu’thi, M.Ed Prof. Dr. Abdul Munir Mulkhan, Prof. Dr. Djoko Marihandono, Tim Museum Kebangkitan Nasional Editor: Prof. Dr. Djoko Marihandono, Desain dan Tata Letak: Sukasno ISBN 978-602-14482-8-1 Diterbitkan: Museum Kebangkitan Nasional Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan [2] K.H. Ahmad Dahlan KATA SAMBUTAN KEPALA MUSEUM KEBANGKITAN NASIONAL Assalamualaikum Wr. Wb. Dengan mengucap Syukur ke hadirat Allah swt, berkat Rahmat dan Karunia-Nya, buku yang berjudul K.H. Ahmad Dahlan Perintis Modernisasi di Indonesia dapat diterbitkan sesuai dengan waktu yang telah direncanakan dan selesai tepat pada waktunya. Hal ini merupakan suatu prestasi yang luar biasa mengingat persiapan yang dilakukan tidak begitu lama. Oleh karena itu, terima kasih saya ucapkan atas prestasi, jerih payah, dan usaha yang dilakukan oleh mereka yang menangani persiapan penerbitan ini. Selain itu, terima kasih juga saya ucapkan kepada para kontributor, yakni Prof. Dr. Abdul Munir Mulkhan, Guru Besar Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, Prof. Dr. Djoko Marihandono, Guru Besar Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, dan Dr. Abdul Mu’thi, M.Ed, sekretaris umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah periode 2015-2020 yang juga dosen Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta yang telah bersusah payah menyiapkan tulisan ini. Dengan terbitnya buku ini, satu tulisan tentang jasa pahlawan sudah diterbitkan lagi oleh Museum Kebangkitan Nasional di samping pahlawan- pahlawan lain yang sudah berhasil ditulis jasanya dan diterbitkan.
    [Show full text]
  • Sun Nan Ka Alijaga A
    PEMIKIRAN PENDIDIKAN K.H. AHMAD DAHLAN TINJAUAN FILSAFAT PENDIDIKAN PROGRESIVISME STATE ISLAMIC UNIVERSITY SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA OLEH: MU’ARIF, S.Pd.I. NIM: 1220410023 TESIS Diajukan Kepada Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperolah Gelar MaM ster of Art Program Studi Pendidikan Islam Konsentrasi Studi Pemikiran Pendidikan Islam YOGYAKARTA 2017 i PERNYATAAN KEASLIAI'.; Yang bertanda tangaa di bawah ini: Nama : Mu'arif, S.Pd.I MM : 1220410023 Jenjang : Magister Program Studi : Pendidikan lslam Konsentrasi : Pemikiran Pendidikan Islam menyatakan, bahwa naskah tesis ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian/karya saya sendiri, kecriali pada bagian-bagian yang dirujuk sumbernya. Yogyakarta, 18 Agustus 2016 ** -ons menyatakan, Mu'arif, S.Pd,I. NIIM: 1220410023 F] PERT\ YATAAN BEBAS PLAGIASI Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Mu'arit S.Pd.I NIM : 1220410023 Jenjang : Magister Program Studi : Pendidikan Islam Konsentrasi : Pemikirlnn Pendidikan Islam menyatakan, bahwa naskah tesis ini secara keseluruhaa adalah hasil penelitiar/karya saya sendiri, kecuali pada bagian-bagian yang dirujuk sumbemya. Yogyakarta, 18 Agustus 2016 Mu'arif, S.Pd.[. NIM: 1220410023 lI F KEMBNTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA UIN SUNAN KALUAGA YOGYAKARTA PASCASARIANA PENGESAIIAN Tesis berjudul : PEMIKIRAN PENDIDIKAN K.H. AHMAD DAHLAN TINJAUAN FILSAFAT PENDIDIKAN PROGRESryISME Nama : Mu'arif, S.Pd.I. NIM :1220410023 Prodi : Pendidikan Islam Konsentrasi : Pemikiran Pendidikan Islam Tanggal Ujian : 19 Agustus 2016 Telah dapat diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) NIP:19711207 199503 I 1V PERSETUJUAI\ TIM PENGUJI UJIAI\ TESIS Tesisberjudul : PEMIKIRAN PENDIDIKAN K.H. AHMAD DAHLAN TINJAUAN FILSAFAT PENDIDIKAN PROGRESIVISME Nama Mu'arif, S.Pd.I. NIM 1220410023 Prodi Pendidikan Islam Konsentrasi PemikiranPendidikan Telahdisetuj uitimpenguj iuj ianmunaqosah Ketua : ( Pembimbing/Penguji : ( Penguji Diuji di Yogyakarta padatanggal 19 Agustus 2016 Waktu : 15.00 s.d.
    [Show full text]
  • Cultivation of Character According K.H. Ahmad Dahlan in Early Childhood
    The First International Conference on Child - Friendly Education CULTIVATION OF CHARACTER ACCORDING K.H. AHMAD DAHLAN IN EARLY CHILDHOOD 1Dewi Eko Wati 1PG PAUD Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta [email protected] Abstract Cultivation of character in the world of education becomes obligatory for education not only makes students become intelligent but also behaved so well that he became personally meaningful and useful. Planting begins character of Early Childhood Education to the level of Higher Education. With embedded code from an early age are expected to fundamental problems in education related to moral behavior and students can be addressed and is formed of qualified human resources, which has the insight, intellectual, personality, responsibility, innovative, creative, and independent. Planting this character becomes a very important concern for K.H. Ahmad Dahlan. Their Kindergarten Busthanul Athfal is evidence of concern to the world of early childhood education. K.H. Ahmad Dahlan is the founder of Muhammadiyah Persyarikatan. Muhammadiyah has now developed into one of the largest Islamic social organization in Indonesia. The object is to build the missionary movement Muhammadiyah soul and spirit of renewal at all levels of society. This is the process of character education that do K.H. Ahmad Dahlan. According K.H. Ahmad Dahlan students' character development is a priority that can not be compromised in the learning process. Education alone is not the only intellectual but also form a good character in children. Basic moral education (characters) K.H. Ahmad Dahlan based on the teachings of Islam consists of faith, science, and charity. There are three cultivation of character according K.H.
    [Show full text]
  • Peranan Kiai Haji Mas Mansur Dalam Muhammadiyah Tahun 1921-1946
    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERANAN KIAI HAJI MAS MANSUR DALAM MUHAMMADIYAH TAHUN 1921-1946 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Sejarah Oleh: ALPIAN NIM: 051314015 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2010 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERANAN KIAI HAJI MAS MANSUR DALAM MUHAMMADIYAH TAHUN 1921-1946 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Sejarah Oleh: ALPIAN NIM: 051314015 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2010 i PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI ii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI iii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI MOTTO “Quod libentissime accepi, libentissisme et dabo” (apa yang dengan gembira saya terima, dengan gembira pula saya bagikan). Janganlah cemas dan gelisah memikirkan masa yang akan datang, burung-burung di udara, tak menabur tak menuai namun diberi makan, apalagi kita manusia. Kejeniusan adalah hasil dari 1 % inspirasi dan 99 % keringat. Aku mengenalmu agar kamu dikenal, aku menulismu agar kamu tertulis, aku mengenangmu agar kamu dikenang, aku mengingatmu agar kamu diingat, aku mencintaimu agar kamu dicintai. iv PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERSEMBAHAN Skripsi ini aku persembahkan untuk: Tuhan Yesus Kristus yang selalu membimbing langkahku, menuntun, memberi kekuatan dan ketabahan padaku dalam menghadapi berbagai hal yang aku hadapi. Buat papa ( Bernad) dan mama ( Tikuk), adikku Hermanus Sompet, Trisno Tutuh, Rusdy Alok, Yanto B, dan abangku Petrus Awet, Udak Karno, Donatus Denggeng, Nani Lestari, SE. yang aku sayangi dan banggakan.
    [Show full text]
  • The Sixth Seminar Nasional Pendidikan Matematika Universitas Ahmad Dahlan 2018
    Journal of Physics: Conference Series PAPER • OPEN ACCESS The Sixth Seminar Nasional Pendidikan Matematika Universitas Ahmad Dahlan 2018 To cite this article: 2019 J. Phys.: Conf. Ser. 1188 011001 View the article online for updates and enhancements. This content was downloaded from IP address 125.166.231.116 on 14/04/2021 at 05:50 The Sixth Seminar Nasional Pendidikan Matematika Universitas Ahmad Dahlan 2018 IOP Publishing IOP Conf. Series: Journal of Physics: Conf. Series 1188 (2019) 011001 doi:10.1088/1742-6596/1188/1/011001 The Preface of the Seminar Nasional Pendidikan Matematika (SENDIKMAD) 2018 Puguh Wahyu Prasetyo Editor in Chief of SENDIKMAD’s 2018 Publication, Universitas Ahmad Dahlan Kampus IV UAD, Jl. Ringroad Selatan, Kragilan, Tamanan, Banguntapan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta 55191 E-mail: [email protected] Preface The Sixth Seminar Nasional Pendidikan Matematika Ahmad Dahlan is a biennial event of Department of Mathematics Education of Universitas Ahmad Dahlan. The objectives are to improve mathematics teaching and to expand mathematics contributions to the society. The main topics of the conference are divided into five categories namely Analysis, Statistics, Algebra, Applied Mathematics, and Mathematics Education. The keynote presentations are provided especially to show the contribution of Mathematician and Mathematics Educators in the world of mathematics and mathematics education towards research and knowledge sharing where our conference theme for this year is Developing literation skills and High Order Thinking Skills by Innovative Mathematics Learning in Industry Era 4.0. The main event is the talk of the Minister for the Ministry of Education and Culture of the Republic of Indonesia, Professor Dr.
    [Show full text]
  • Hos Cokroaminoto and Kh. Ahmad Dahlan Thoughts on Education
    DOI: 10.21276/sjhss Saudi Journal of Humanities and Social Sciences ISSN 2415-6256 (Print) Scholars Middle East Publishers ISSN 2415-6248 (Online) Dubai, United Arab Emirates Website: http://scholarsmepub.com/ Hos cokroaminoto and kh. Ahmad dahlan Thoughts on education Anis fauzi1, Syarif hidayatullah2 1Institut agama islam negeri sultan maulanahasanuddinbanten 2Institut agama islam negeri sultan maulana hasanuddin banten *Corresponding Author: Syarif hidayatullah Email: [email protected] Abstract: The main concern on this study is HOS Cokroaminoto and KH. Ahmad Dahlan’s thoughts on the Islamic education. The result of this study is expected to be an alternative solution to solve the problems of the nation's education through the idea of HOS Tjokroaminoto and KH. Ahmad Dahlan. This research is a library research used descriptive analysis, by which the object of the study is the thought of HOS Tjokroaminoto and KH. Ahmad Dahlan on Islamic Education. The data used were taken from the works of the respective figures and expert opinion in such matters. In the thought of HOS Cokroaminoto, Islamic Education does not teach only aqal intelligence, but must also inculcate the Islamic principles. In one hand, KH. Ahmad Dahlan asserts that Islamic education should be based on a solid foundation; the Qur'an and Sunnah. This foundation is a philosophical framework in formulating the concept and ideals of Islamic education, both vertically and horizontally. The Islamic educational thought owned by HOSTjokroaminoto and KH. Ahmad Dahlan have similarities in terms of the foundation and the difference in the objectives, whereas the first is more directed at the education that led to the independence of the Muslims; while the second leads to the integralization of religious sciences and general sciences.The similarities and differences of HOS Tjokroaminoto and KH.AhmadDahlan’s thoughts on Islamic education can be seen from three aspects; the basic principles of Islamic education, curriculum and teaching methods.
    [Show full text]
  • Character Education Concept by KH Ahmad Dahlan in the Context of Covid-19 Crisis
    Annals of R.S.C.B., ISSN:1583-6258, Vol. 25, Issue 3, 2021, Pages. 2938 - 2950 Received 16 February 2021; Accepted 08 March 2021. Character Education Concept by KH Ahmad Dahlan in the Context of Covid-19 Crisis Suhirman1, Nurlaili2, Rohimin3, Zulkarnain S4, Wiwinda5 1,2,3,4,5IAIN Province Bengkulu, Bengkulu, Indonesia E-mail: [email protected], [email protected], [email protected], [email protected],[email protected] ABSTRACT The purpose of this study is to determine the value of tolerance character education, and the value of social care character education from K.H.Ahmad Dahlan based on the value of character education from the Ministry of National Education. This research is a library research with the type of qualitative research, and the approach used is philosophical and pedagogical approach. The results of this study, from the concept of KH character education. Ahmad Dahlan values tolerance education that KH. Ahmad Dahlan explained that every human being needs to listen to anyone's opinion, do not refuse or do not want to listen to the voice of the other party, then the voices must be thought through deeply and weighed, filtered and chosen correctly. While from the concept of KH character education. Ahmad Dahlan from the value of social care that KH. Ahmad Dahlan is very concerned about people who can not afford, based on the QS. Al-Maaun made KH. Ahmad Dahlan for the welfare of the people who are not able to, not only not capable in material, but care about the health, education and survival of the people who are unable.
    [Show full text]
  • Strengthening of Religious Character Education Based on School Culture in the Indonesian Secondary School
    THE EUROPEAN EDUCATIONAL RESEARCHER DOI: 10.31757/euer.331 http://www.eu-er.com/ Strengthening of Religious Character Education Based on School Culture in the Indonesian Secondary School Fitri Nur Hayati, Suyatno, & Edhy Susatya Universitas Ahmad Dahlan, Indonesia Abstract: This research aims to answer how the implementation of religious character education building based on school culture and conducted a successful program at SMAN 5 Yogyakarta (Yogyakarta 5 Public High School). This study is highly important to conduct since the religious character is an essential value in the learning process in Indonesia. The research subjects consisted of school principals, teachers, and students. Determination of the subjects carried out by purposive sampling. Data collection used interview, observation, and documentation. An interactively inductive data analysis technique performed data analysis with data reduction stages, data displays, and conclusion drawing. The results of the study showed that: 1) the implementation of religious character education building based on school culture was carried out through character building based on religious values, school climate based on religious values, extracurricular activities based on religious values, as well as building relationships between schools and the societies. 2) The impact of the strengthening program of character education produces two themes as follows: the growth of students’ religious awareness and the growth of tolerance among religious communities. The findings of this study indicated the importance of the school’s cultural base in implementing holistic religious character education programs in schools. This finding also strengthens the previous research findings, which had mentioned that the religious character is an essential character for students in a secondary school in Indonesia, and also strengthen that Indonesia’s society, in general, is religious people.
    [Show full text]
  • Modernisation Agricole, Développement Économique Et Changement Social Le Riz, La Terre Et L’Homme À Java
    Modernisation agricole, développement économique et changement social Le riz, la terre et l’homme à Java Jean-Luc Maurer Éditeur : Graduate Institute Publications Année d'édition : 1986 Édition imprimée Date de mise en ligne : 24 mars 2015 ISBN : 9782130396222 Collection : International Nombre de pages : 328 ISBN électronique : 9782940549351 http://books.openedition.org Référence électronique MAURER, Jean-Luc. Modernisation agricole, développement économique et changement social : Le riz, la terre et l’homme à Java. Nouvelle édition [en ligne]. Genève : Graduate Institute Publications, 1986 (généré le 08 septembre 2016). Disponible sur Internet : <http://books.openedition.org/iheid/4452>. ISBN : 9782940549351. Ce document a été généré automatiquement le 8 septembre 2016. Il est issu d'une numérisation par reconnaissance optique de caractères. © Graduate Institute Publications, 1986 Creative Commons - Attribution-NonCommercial-NoDerivs 3.0 Unported - CC BY-NC-ND 3.0 1 La modernisation d'une agriculture entraîne toujours une diversification de l'économie et un renforcement de la différenciation sociale. Condition première d'un développement économique équilibré pour les uns, cause majeure d'un changement social inégalitaire pour les autres, cette stratégie fait l'objet d'un bilan controversé dans tous les grands pays d'Asie où elle a été appliquée. Prenant l'Indonésie comme étude de cas, cet ouvrage établit un diagnostic précis et nuancé sur ce problème fondamental. Il s'articule essentiellement autour d'une analyse comparative très minutieuse de quatre villages du centre sud de Java. Par le biais d'une approche interdisciplinaire originale, il montre toute la complexité des relations existant entre l'homme, la terre et le travail dans une des régions rizicoles les plus densément peuplées de la planète.
    [Show full text]