Pedoman Metadata MARC Untuk Indonesia / Indomarc

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

Pedoman Metadata MARC Untuk Indonesia / Indomarc Format Indonesia The Indonesian MARC Format National Library of Indonesia 20112006 Perpustakaan Nasional: Katalog Dalam Terbitan (KDT) Entri Utama di bawah judul INDOMARC: format Marc Indonesia = The Indonesian Marc Format. ⎯ Ed. rev. ⎯ Jakarta : Perpustakaan Nasional R.I., 2011. xviii, 330 hlm. ; 28 cm. Teks dalam bahasa Indonesia dan Inggris. Bibliografi: hlm. : 8. ISBN …………….. 1. Format MARC – Indonesia. 2. Katalogisasi – Pengolahan data – Standar. I. Perpustakaan Nasional. 025.316 ii DAFTAR ISI CONTENS DAFTAR ISI iii KATA PENGANTAR UNTUK EDISI 1991 v PREFACE TO THE 1991 EDITION viii KATA PENGANTAR UNTUK EDISI 1994 xi PREFACE TO THE 1994 EDITION xii KATA PENGANTAR UNTUK EDISI 2006 xiii PREFACE TO THE 2006 EDITION xv KATA PENGANTAR UNTUK EDISI 2011 xvii PREFACE TO THE 2011 EDITION xviii PENDAHULUAN 1 DAFTAR PUSTAKA 8 References RINGKASAN FORMAT INDOMARC 9 Summary of INDOMARC format LABEL CANTUMAN 17 Record Label (Leader) DIREKTORI CANTUMAN 20 Record Directory INTRODUCTION 21 RUAS KENDALI (ØØ1- ØØ8) 28 Control Fields (ØØ1- ØØ8) RUAS NOMOR DAN KODE (Ø1Ø- Ø4Ø) 115 Number and Code Fields (Ø1Ø- Ø4Ø) RUAS NOMOR KELAS DAN NOMOR PANGGIL (Ø5Ø - Ø84) 169 Class and Call Number Fields (Ø5Ø - Ø84) 1XX RUAS ENTRI UTAMA 176 Main Entry Fields 2XX RUAS JUDUL, EDISI, DSB. 181 Title Fields, Editions, etc. 3XX RUAS DESKRIPSI FISIK 203 Physical Description Fields 4XX RUAS JUDUL SERI 216 Serial Title Fields 5XX RUAS CATATAN 219 Notes Fields iii 6XX RUAS AKSES SUBJEK 256 Subject Access Fields 7XX RUAS ENTRI TAMBAHAN 266 Added Entries Fields 8XX RUAS ENTRI TAMBAHAN SERI 285 Series Added Entries Fields APENDIKS 298 LEMBAR KERJA 308 SUPLEMEN 1. DAFTAR KODE INDOMARC UNTUK PERPUSTAKAAN DI INDONESIA 323 2. DAFTAR KODE USMARC UNTUK WILAYAH 385 3. DAFTAR KODE INDOMARC UNTUK WILAYAH DI INDONESIA DAN MALAYSIA 437 4. DAFTAR KODE USMARC UNTUK NEGARA 474 5. DAFTAR KODE INDOMARC UNTUK PROPINSI DI INDONESIA DAN NEGARA BAGIAN DI MALAYSIA 511 6. DAFTAR KODE USMARC UNTUK BAHASA 564 7. DAFTAR KODE INDOMARC UNTUK BAHASA DAERAH DI INDONESIA 659 iv KATA PENGANTAR UNTUK EDISI 1991 “Machine Readable Cataloging” (MARC) merupakan salah satu hasil dan juga sekaligus salah satu syarat dalam otomasi perpustakaan. Dikembangkan pertama kali oleh Library of Congress, format LC MARC ternyata sangat besar manfaatnya bagi penyebaran data katalogisasi bahan pustaka ke berbagai perpustakaan di Amerika Serikat. Keberhasilan ini membuat negara lain turut mengembangkan forrmat MARC sejenis bagi kepentingan nasionalnya masing –masing . Niat untuk mengembangkkan MARC Indonesia (INDOMARC) muncul pertama kali pada 1981,dalam pertemuan Konsorsium Perpustakaan Nasional dan Pusat Dokumentasi Asia Tenggara (Consortium of National Libraries and Documentation Centers, Southeast Asia (NLDC-SEAU) guna menyiapkan kerjasama Penyusunan bibliografi terpilih Asia Tenggara secara otomatis. Ketika itu hanya Indonesia saja diantara ke lima negara anggota lainnya di kawasan ini yang belum mempunyai format MARC. Keinginan ini belum dapat dapat terwujud berhubung banyaknya hambatan yang belum dapat diatasi. Gagasan membuat INDOMARC tampil kembali pada waktu Pusat Dokumentasi dan Informasi Ilmiah - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (PDII-LIPI) mulai membangun pangkalan data bibliografi. International Development Research Centre (IDRC) dari Kanada sebagai konsultan, menyarankan agar format pangkalan data bibliografi PDII-LIPI dikembangkan berdasarkan sebuah format nasional yang standar. Dalam menciptakan format tersebut, IDRC menawarkan bantuannya, yang segera disetujui oleh Perpustakaan Nasional dan PDII-LIPI. INDOMARC dibuat antara lain berdasarkan upaya melancarkan program kerjasama Asia Tenggara seperti telah disinggung di atas. Oleh sebab itu, INDOMARC tidak jauh berbeda dari format MARC Asia Tenggara (SEAMARC) yang digunakan saat itu. Rancangan format disiapka oleh LIM Chee Hong selaku konsultan dari IDRC, kemudian dibahas oleh tim kerja INDOMARC dari 30 Juni sampai dengan 2 Juli tahun 1986. Tim ini terdiri dari para pustakawan senior berbagai Instansi di Jakarta dan Bogor yaitu: SURYA MANSUR dan Liannie K DAYWIN (Pusat Pepustakaan Pertanian dan Biologi [PUSTAKA], Bogor); W.W.Sayangbati-Dengah, Dady Rachmananta, Kuswosedjati B.M.,dan Rukiah Zachri (Perpustakaan Nasional R.I.); Sulistyo-Basuki dan A.A.M.Kalangie-P. (Jurusan Ilmu Perpustakaan, Fakultas Sastra, Universitas Indonesia [JIP-FSUI]); Blasius Sudarsono, Melling Simandjuntak, Nurasih dan Sulistiowati (PDII-LIPI). Naskah INDOMARC dalam bahasa Inggris selesai disusun oleh konsultan IDRC pada November 1986. Selanjutnya, terjemahan dan penyempurnaannya ke dalam Bahasa Indonesia dikerjakan oleh tim yang terdiri dari: Sulistyo-Basuki (JIP-FSUI); Melling Simandjuntak, Elly Julia Basri dan Sulistiowati (PDII-LIPI); Soetrisno Martawardaja, Kuswosedjati B.M., Rukiah Zachri dan Sri Widyawati (Perpustakaan Nasional ). Antara 22-26 Juni 1987 diselenggarqakan Lokarya INDOMARC yang diikuti oleh para pustakawan mewakili berbagai perpustakaan di Jakarta, Bogor, Bandung, Yogyakarta dan Surabaya. Pertemuan ini bertujuan membahas terjemahan dan penyempurnaan INDOMARC dalam Bahasa Indonesia. Lokakarya ini dilanjutkan hari berikutnya dengan Seminar Sehari INDOMARC pada 27 Juni 1987 dengan menyajikan hasil-hasil Lokakarya kepada kalangan yang lebih luas. Seminar tersebut dihadiri oleh sekitar 150 pustakawan dan mencapai kesepakatan dalam: − menerima INDOMARC sebagai format standar untuk komunisasi data bibliografi di Indonesia; v − menyarankan agar Perpustakaan Nasional membentuk Panitia Tetap INDOMARC untuk penerapan dan pengembangannya; − menyarankan agar Perpustakaan Nasional menyebarluaskan hasil Lokakarya maupun Seminar INDOMARC; − menyarankan agar Perpustakaan Nasional menunjuk beberapa dari peserta sebagai penghubung dan juru penerang INDOMARC di daerah; − menyarankan agar Pusat Pembinaan Perpustakaan membantu dalam penerapan dan penyebarluaskan INDOMARC di seluruh Indonesia. Sebagai tindak lanjut Lokakarya dan Seminar tersebut, Kepala Perpustakaan Nasional dengan Surat Keputusan No. 055 tahun 1988 tertanggal 30 Januari 1988 telah Membentuk Tim Pengolahan dan Penysunan INDOMARC dengan susunan sebagai berikut. 1. Soetrisno Martawardaja Ketua merangkap Anggota (Perpustakaan Nasional) 2. Dady P. Rachmananta Sekretaris merangkap Anggota (Perpustakaan Nasional) 3. Sulistyo-Basuki Anggota (JIP-FSUI) 4. Blasius Sudarsono Anggota (PDII-LIPI) 5. Melling Simandjuntak Anggota (PDII-LIPI) 6. Elly Julia Basri Anggota (PDII-LIPI) 7. Moh. Muliadi Ridwan Anggota (PUSILKOM-UI) 8. Sri Widyowati Anggota (Perpustakaan Nasional) Tim ini bertugas (1) menciptakan sebuah format cantuman data seragam guna memperlancar pertukaran data antar perpustakaan, (2) mengolah masukan dari berbagai sumber MARC dan konsultan yang ditunjuk untuk membantu, (3) menyusun pedoman dari format tersebut, dan (4) menyampaikan laporan mengenal segala sesuatu yang berkenan dengan pelaksanaan tugas kepada Kepala Perpustakaan Nasional. Setelah mengikuti perkembangan format MARC di beberapa negara, disadari perlunya reorientasi INDOMARC dari naskah semula ke USMARC. Sebagai langkah pertama, Tim INDOMARC sepakat untuk menerbitkan terlebih dahulu pedoman untuk buku. Dalam perkembangan selanjutnya, susunan Tim INDOMARC mengalami beberapa perubahan dengan mundurnya beberapa anggota dan masuknya seorang anggota baru, yaitu Utami Hariyadi, mewakili Unit Koordinasi Kegiatan Perpustakaan, Proyek Pengembangan Perguruan Tinggi Bantuan Luar Negeri(Loan No.2944-IND) Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi (UKKP-DIKTI). Komposisi Tim INDOMARC kemudian menjadi: 1. Soetrisno Martawardaja Ketua merangkap Anggota (Perpustakaan Nasional) 2. Dady P. Rachmananta Sekretaris merangkap Anggota (Perpustakaan Nasional) 3. Sulistyo-Basuki Anggota (JIP-FSUI) 4. Blasius Sudarsono Anggota (PDII-LIPI) 5. Elly Julia Basri Anggota (PDII-LIPI) 6. Utami Hariyadi Anggota vi (UKKP-DIKTI) Kami menyadari bahwa pekerjaan menyiapkan dan menyunting naskah INDOMARC ini banyak memakan waktu, tenaga, dan pikiran karena harus dilakukan dengan penuh ketelitian dan kesabaran. Mengingat bahwa anggota Tim tidak hanya berasal dari Perpustakaan Nasional saja, melainkan juga dari berbagai organi sasi lain di luar instansi tersebut, pekerjaan ini lebih banyak menyita waktu di luar jam kerja mereka. Kepada semua pihak yang telah menyumbangkan tenaga, waktu dan pikirannya hingga selesainya buku pedoman ini, kami mengucapkan terima kasih. Penghargaan khusus kami sampaikan kepada semua anggota Tim INDOMARC dan Bronwen Solyom, Library Adviser dari International Development Program (dari Australia Universities and Colleges) yang pada saat itu bekerja sebagai konsultan untuk Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Dina Isyanti (Perpustakaan Nasional), serta Tina T. Nanny dan Putu Laxman Pendit (UKKP-DIKTI) yang telah membantu dalam mempersiapkan, menerjemahkan dan menyelesaikan naskah ini. Pada akhirnya, perlu kami informasikan bahwa naskah INDOMARC ini bisa diterbitkan melalui bantuan dana dari Proyek Pengembangan Sistem Nasional Perpustakaan, tahun anggaran 1991/1992. Jakarta, Desember 1991 Kepala Perputakaan Nasional RI, Mastini Hardjoprakoso vii PREFACE TO THE 1991 EDITION Machine Readable Cataloging` (MARC) is one of the results of, as a prerequisite for, library automation. Initiated by the Library of Congress, the LCMARC format proved to be most helpful in the distribution of cataloging data to libraries throughout the United States. This success lead many countries to develop similar MARC formats for their own national needs. The call for developing an Indonesian
Recommended publications
  • Moriyama CV201907
    CURRICULUM VITAE Name: Mikihiro Moriyama Nationality: Japanese Place/date of birth: Kyoto, Japan / 16 September 1960 Address (w): Department of Global Liberal Studies, FaCulty of Global Liberal Studies Nanzan University 18 Yamazato-cho, Showa-ku Nagoya, Aichi 466-8673 Japan Address (h): Meito-ku Nagoya, AiChi 465-0092 Japan E-mail: [email protected] Tel (w): +81-52-832-3111 ex. 4708 Tel (c): +81-90-7302-3747 Position/Institution: • Professor of Indonesian Studies • Chair, Department of Global Liberal Studies, FaCulty of Global Liberal Studies, Nanzan University • CounCil Member, Nanzan University Professional qualifications and experience Academic qualifications 2003 DoCtor of Letters (D. Litt.), Leiden University, The Netherlands 1987 M.A. Graduate SChool, Osaka University of Foreign Studies, Japan 1985 B.A. Department of Indonesian, Osaka University of Foreign Studies, Japan Academic positions held 2017-present Professor, Department of Global Liberal Studies, FaCulty of Global Liberal Studies, Nanzan University, Nagoya 2004-2017 Professor, Department of Asian Studies, FaCulty of Foreign Studies, Nanzan University, Nagoya 2000-2004 AssoCiate Professor, Department of Asian Studies, FaCulty of Foreign Studies, Nanzan University, Nagoya 1997-2000 AssoCiate Professor, Nagoya University of CommerCe and Business Administration, Nagoya 1994-1995 ResearCher, CNWS SChool for Asian, AfriCan and Amerindian Studies, Leiden University, The Netherlands Academic management experience 2019-present CounCil Member, Nanzan University 2017-present
    [Show full text]
  • Sejarah Sastra Indonesia
    0 | Sejarah Sastra Indonesia 1 | Sejarah Sastra Indonesia KATA PENGANTAR Sastra Indonesia saat ini mengalami perkembangan yang pesat dan dinamis. Hal itu tidak hanya mendapat perhatian dari pemerhati sastra, sastrawan maupun pengajar sastra melainkan juga masyarakat umum yang juga merupakan penikmat sastra. Membicarakan perkembangan sastra suatu bangsa tentunya harus membicarakan sejarah sastra itu. Kehadiran kesusastraan Indonesia tidak dapat lepas dari sejarah yang melahirkan dan membesarkannya. Beberapa ahli sastra memberikan argumen yang dijadikan landasan pijakan kapan kelahiran sastra Indonesia. Beberapa pendapat tersebut menyiratkan bahwa perjalanan sastra Indonesia belumlah panjang.Usia kesusastraan Indonesia tidaklah sepanjang kesusastraan Inggris, Amerika, Arab, Jepang, Cina atau kesusastraan negara lainnya. Namun demikian, dengan usia yang belum terlalu panjang tersebut bukan berarti sastra Indonesia sepi dari karya-karya yang monumental. Kehidupan sastra Indonesia sejak kelahiran sampai sekarang sangatlah marak. Banyak sastrawan yang lahir pada setiap masa dan membawa bentuk-bentuk yang berbeda dengan masa sebelumnya. Berbagai peristiwa kesusastraan datang silih berganti mewarnai perjalanan sastra Indonesia. Hasil sastra yang dilahirkan terus bertambah setiap saat. Fakta itulah yang harus diketahui oleh siapapun yang berminat terhadap kesusastraan Indonesia. Oleh sebab itu, perlu adanya sebuah buku sejarah sastra Indonesia yang bersifat komprehensif. Buku tersebut tidak hanya mengenai sastrawan dan karyanya tetapi juga mencakup berbagai peristiwa yang berkaitan dengan sastra Indonesia dari sejak kelahiran sampai sekarang. Banyak penulis yang telah melahirkan buku sejarah sastra Indonesia, seperti Sejarah Sastra Indonesia (Bakri Siregar, 1964), Ikhtisar Sejarah Sastra Indonesia (Ajip Rosidi, 1968), Ikhtisar Kesusastraan Indonesia Modern (Pamusuk Eneste, 1988), Lintasan Sejarah Sastra Indonesia 1 (Jacob Sumardjo, 1992) dan Pengantar Sejarah Sastra Indonesia (Yudiono K.S., 2007).
    [Show full text]
  • Kanekes and Pajajaran in West Java Gardiens Du Sanctuaire De L’Esprit Du Royaume : Les Urang Kanekes Et L’Etat De Pajajaran À Java Ouest
    Moussons Recherche en sciences humaines sur l’Asie du Sud-Est 8 | 2005 Recherche en sciences humaines sur l'Asie du Sud-Est Tending the Spirit’s Shrine: Kanekes and Pajajaran in West Java Gardiens du sanctuaire de l’Esprit du royaume : les Urang Kanekes et l’Etat de Pajajaran à Java Ouest Robert Wessing and Bart Barendregt Electronic version URL: http://journals.openedition.org/moussons/2199 DOI: 10.4000/moussons.2199 ISSN: 2262-8363 Publisher Presses Universitaires de Provence Printed version Date of publication: 1 December 2005 Number of pages: 3-26 ISBN: 2-7449-0625-5 ISSN: 1620-3224 Electronic reference Robert Wessing and Bart Barendregt, « Tending the Spirit’s Shrine: Kanekes and Pajajaran in West Java », Moussons [Online], 8 | 2005, Online since 15 October 2013, connection on 02 May 2019. URL : http://journals.openedition.org/moussons/2199 ; DOI : 10.4000/moussons.2199 Les contenus de la revue Moussons sont mis à disposition selon les termes de la Licence Creative Commons Attribution - Pas d’Utilisation Commerciale - Pas de Modification 4.0 International. Articles / Articles Tending the Spirit’s Shrine: Kanekes and Pajajaran in West Java Robert WESSING*and Bart BARENDREGT** Although, or perhaps precisely because field research among the Urang Kanekes, the people of Kanekes1 of South Banten in West Java (Indonesia), is next to impossible, especially in their sacred inner hamlets, they have over the years been the subject of much speculation and, where possible, analysis. Indeed, as early as 1882, Veth (1875-84, III: 129) observed
    [Show full text]
  • Obituari: Ajip Rosidi, Membaca Dan Menulis Tanpa Akhir - 07-30-2020 by Maman S Mahayana - Alif.ID
    Obituari: Ajip Rosidi, Membaca dan Menulis Tanpa Akhir - 07-30-2020 by Maman S Mahayana - Alif.ID - https://alif.id Obituari: Ajip Rosidi, Membaca dan Menulis Tanpa Akhir Ditulis oleh Maman S Mahayana pada Thursday, 30 July 2020 Mungkinkah seseorang yang tidak lulus SMA dapat memperoleh gelar doktor honoris causa (doktor kehormatan yang diberikan sebuah institusi pendidikan atau universitas), bahkan mendapat sebutan professor pula? Di Indonesia yang segala sesuatunya sering harus berurusan dengan aturan birokrasi, pemberian gelar kehormatan, seperti doktor honoris causa, pernah menimbulkan masalah. Belakangan, aturan itu diperlakukan lebih 1 / 7 Obituari: Ajip Rosidi, Membaca dan Menulis Tanpa Akhir - 07-30-2020 by Maman S Mahayana - Alif.ID - https://alif.id luwes. Bukankah tidak sedikit orang-orang hebat yang kualitas intelektual, keluasan pengetahuan, kiprah dan kontribusinya bagi masyarakat lebih nyata dan konkret? Bukankah banyak juga mereka yang bergelar doktor atau professor, kiprahnya sebatas jago kandang di dalam kelas, tidak kelihatan sumbangannya bagi masyarakat yang lebih luas? Itulah yang terjadi pada diri Ajip Rosidi. Ia –konon—tidak dapat memperoleh gelar itu lantaran pendidikannya tidak sampai sarjana. Ajip memang tak tamat SMA. Tetapi berkat hasil bacaan yang sangat luas dan karya-karyanya yang berlimpah, pada tahun 1967 sampai 1970, ia dipandang pantas untuk menjadi dosen luar biasa di Fakultas Sastra Universitas Padjadjaran, Bandung. Kemudian, pada tahun 1981, berkat peranannya dalam bidang kesusastraan dan kebudayaan, Ajip Rosidi diangkat sebagai profesor tamu di Osaka Gaikokugo Daigaku (Universitas Bahasa Asing Osaka). Sejak itu, ia juga ditugasi mengajar di Tenri Daigaku (1982—1994) dan Kyoto Sangyo Daigaku (1982—1996). Bagi komunitas dan pemerhati sastra dan budaya Indonesia, nama Ajip Rosidi niscaya tidak terlalu asing.
    [Show full text]
  • Kakawihan Barudak Sunda: Sundanese Children’S Songs of West Java
    KAKAWIHAN BARUDAK SUNDA: SUNDANESE CHILDREN’S SONGS OF WEST JAVA by Indra Ridwan Drs. of Communication, Padjadjaran University, 1993 Magister Seni, Indonesian Institute of Art in Yogyakarta, 2004 Submitted to the Graduate Faculty of School of Arts and Sciences in partial fulfillment of the requirements for the degree of Masters of Arts in Ethnomusicology University of Pittsburgh 2010 UNIVERSITY OF PITTSBURGH SCHOOL OF ARTS AND SCIENCES This thesis was presented by Indra Ridwan It was defended on April 14, 2010 and approved by Bell Yung, Professor of Music, Department of Music Adriana Helbig, Assistant Professor of Music, Department of Music Thesis Director: Andrew Weintraub, Professor of Music, Department of Music ii Copyright © by Indra Ridwan 2010 iii KAKAWIHAN BARUDAK SUNDA: SUNDANESE CHILDREN’S SONGS OF WEST JAVA Indra Ridwan, M.A. University of Pittsburgh, 2010 This thesis explores the musical characteristics of Sundanese children’s songs (kakawihan barudak Sunda) and interprets the meanings embedded in these songs. Kakawihan barudak Sunda are sung throughout the province of West Java. Kakawihan barudak Sunda refer to: (1) a repertoire of songs, and (2) the social context of singing these songs. The lyrics of kakawihan barudak Sunda contain deep meanings and reflect particular Sundanese historical, social, and cultural/religious values. Kakawihan barudak Sunda are disseminated orally from one generation to the next. Sundanese people believe that these songs have existed for hundreds of years. In the 1950s, the context of performance of kakawihan barudak Sunda shifted from village contexts to entertainment, music competitions, and festivals. This thesis presents a musical and lyrical/textual analysis of five songs and contributes to English-language scholarship about Sundanese music and culture.
    [Show full text]
  • 0307/Skep/Bsnp/V/2019 Tentang Penetapan Karya Sastra
    KEPUTUSAN BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN NOMOR: 0307/SKEP/BSNP/V/2019 TENTANG PENETAPAN KARYA SASTRA INDONESIA UNGGULAN UNTUK PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH KETUA BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN Menimbang: bahwa dalam rangka melaksanakan Ketentuan Pasal 6 ayat (1) butir (b) dan penjelasannya Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, perlu menetapkan Keputusan Badan Standar Nasional Pendidikan tentang karya sastra Indonesia unggulan yang wajib dipelajari oleh peserta didik pada setiap jenjang Pendidikan Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4496) sebagaimana telahdiubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 45 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5670); MEMUTUSKAN: Menetapkan : KEPUTUSAN BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN TENTANG PENETAPAN KARYA SASTRA INDONESIA UNGGULAN UNTUK PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH. Kesatu : Menetapkan Karya Sastra Indonesia Unggulan yang wajib dipelajari dan diapresiasi oleh peserta didik pada jenjang pendidikan dasar dan menengah sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Keputusan Badan Standar Nasional Pendidikan ini. Kedua : Jenis dan jumlah karya sastra unggulan yang wajib dipelajari dan diapresiasi peserta didik di setiap jenjang pendidikan ditetapkan dalam kurikulum. Ketiga : Keputusan Badan Standar Nasional Pendidikan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di: Jakarta Pada tanggal: 27 Mei 2019 Ketua Bambang Suryadi, Ph.D.
    [Show full text]
  • Traditions Redirecting Contemporary Indonesian Cultural Productions
    See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.net/publication/319644365 Traditions Redirecting Contemporary Indonesian Cultural Productions Book · July 2017 CITATIONS READS 0 233 1 author: Monika Arnez University of Hamburg 19 PUBLICATIONS 109 CITATIONS SEE PROFILE Some of the authors of this publication are also working on these related projects: Environmentalism in Java and East Kalimantan: transregional dimensions of integration (EU-funded project SEATIDE) View project Education and morality: concepts of orders in Islamic contemporary literature in Indonesia (German Research Foundation) View project All content following this page was uploaded by Monika Arnez on 12 September 2017. The user has requested enhancement of the downloaded file. Traditions Redirecting Contemporary Indonesian Cultural Productions Traditions Redirecting Contemporary Indonesian Cultural Productions Edited by Jan van der Putten, Monika Arnez, Edwin P. Wieringa and Arndt Graf Traditions Redirecting Contemporary Indonesian Cultural Productions Edited by Jan van der Putten, Monika Arnez, Edwin P. Wieringa and Arndt Graf This book first published 2017 Cambridge Scholars Publishing Lady Stephenson Library, Newcastle upon Tyne, NE6 2PA, UK British Library Cataloguing in Publication Data A catalogue record for this book is available from the British Library Copyright © 2017 by Jan van der Putten, Monika Arnez, Edwin P. Wieringa, Arndt Graf and contributors All rights for this book reserved. No part of this book may be reproduced, stored in a retrieval system, or transmitted, in any form or by any means, electronic, mechanical, photocopying, recording or otherwise, without the prior permission of the copyright owner. ISBN (10): 1-4438-8993-8 ISBN (13): 978-1-4438-8993-3 TABLE OF CONTENTS List of Illustrations ...................................................................................
    [Show full text]
  • THE DUTCH COLONIAL POLICY on ISLAM Reading the Intellectual Journey of Snouck Hurgronje
    Al-Jāmi‘ah: Journal of Islamic Studies Vol. 52, no. 1 (2014), pp. 25-58, doi: 10.14421/ajis.2014.521.25-58 THE DUTCH COLONIAL POLICY ON ISLAM Reading the Intellectual Journey of Snouck Hurgronje Jajat Burhanudin Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta, Indonesia email: [email protected] Abstract This article will explore the intellectual journey of Snouck Hurgonje as a hired scholar for the colonial agenda. His life in Mecca and then the Indies, his knowledge on Islam and the Muslims as revealed in the works he produced, and the way it was transformed into the colonial policies, are the main subjects of the discussion. The way Snouck Hurgronje dealt with Muslims on his tour of duty, for example by collaborating with the penghulu, and working together with the Arab, Said Oesman, will also be explored. It should be stated that, in line with Snouck Hurgonje’s advice, the Dutch policy on Islam was directed (among other things) to draw the native elite --in this particular case the penghulu-- into the colonial orbit. [Artikel ini membahas perjalanan intelektual Snouck Hurgonje, seorang ilmuwan yang bekerja di bawah dan untuk kepentingan colonial Belanda di Indonesia. Kehidupannya di Mekah, kemudian kembali lagi ke Indonesia, pengetahuannya tentang agama dan orang Islam yang tertuang dalam kerya- karyanya, serta proses pengetahuan itu semua dalam mempengaruhi kebijakan pemerintah kolonial menjadi tema utama diskusi dalam tulisan ini. Selain itu, akan dibahas pula cara-cara Snouck Hurgonje dalam berhubungan dengan orang-orang Islam selama menjalani tugasnya, misalnya ketika bekerjasama dengan para penghulu atau ketika bekerjasama dengan tokoh Arab, Said Oesman.
    [Show full text]
  • National Literature, Regional Manifestations: Contemporary
    CHAPTER ONE GEOGRAPHICAL AND THEORETICAL CONTEXT Introduction This thesis has been undertaken with a number of objectives in mind. In the first place, it aims to assist in the development of a ‘map’ of aspects of contemporary Indonesian language poetry and associational life related to that poetry from the province of West Java, particularly in the period after 1998, when President Soeharto relinquished power as president of the Republic of Indonesia.1 While there have been numerous studies undertaken of aspects of the development of modern Indonesian literature, relatively few have focussed on the regional setting of the modern Indonesian literature story. Those that have considered regional developments have tended to focus on literature in the regional languages themselves.2 Studies of the development of Indonesian as a national language of unity have paid some attention to the relationship of Bahasa Indonesia to the various regional languages of the archipelago. By and large, however, studies of the development of modern literature in Indonesia have not looked at comparable developments in regional literature in the national language.3 Nor have they generally looked at the interplay 1 The idea or concept of ‘mapping’ poetry or literary developments in Indonesia is taken from references made by Harry Aveling in H. Aveling (ed. and trans.) Secrets Need Words: Indonesian Poetry 1966-1998. Athens/USA: Center for International Studies, Ohio University, 2001. p. xiii. 2 See e.g. the account of the development of the Javanese language novel by G. Quinn: The Novel in Javanese; Aspects of its social and literary character. Leiden: KITLV Press, 1992.
    [Show full text]
  • SUNDANESE SUFI LITERATURE and LOCAL ISLAMIC IDENTITY: a Contribution of Haji Hasan Mustapa’S Dangding
    SUNDANESE SUFI LITERATURE AND LOCAL ISLAMIC IDENTITY: A Contribution of Haji Hasan Mustapa’s Dangding Jajang A. Rohmana State‍Islamic‍University‍(UIN)‍Sunan‍Gunung‍Djati,‍Bandung,‍Indonesia Abstract In many scholarly discussions, the network of Malay-Indonesian ulama has gained important attention as it is maintained as the major element contributing to the process of Islamization in Sunda region (West Java), whereas the articulation of Islam in the lights of the indigenization efforts of Islam is often neglected. The article discusses dangding as one of Sundanese metrical verses‍by‍a‍renown‍Sundanese‍poet,‍Haji‍Hasan‍Mustapa‍(1852-1930).‍It‍is‍ argued that dangding of Mustapa demonstrates a type of dialogue between sufism‍and‍Sundanese‍culture.‍Through‍his‍dangding, Mustapa successfully brought Islamic mysticism into Sundanese minds. The main focus of this study is‍to‍emphasize‍the‍significances‍of ‍the‍position‍of ‍Mustapa’s‍dangding in the light of network of Islamic scholars in the archipelago and of the contribution of Sundanese mystical dangding to the local literacy traditions and to the making of Sundanese-Islamic identity. [Pendekatan jaringan ulama Melayu-Indonesia selalu mendominasi banyak kajian Islamisasi di wilayah Sunda (Jawa Barat), sementara artikulasi Islam dalam artian pribumisasi Islam di wilayah tersebut kerap kali dikesampingkang. Artikel ini membahas dangding sebagai salah satu bentuk‍sastra‍Sunda,‍khususnya‍yang‍ditulis‍oleh‍Haji‍Hasan‍Mustapa‍ (1852-1930).‍Penulis‍berpendapat‍bahwa‍dangding tersebut merupakan salah
    [Show full text]
  • The Sundanese Puppets Apperance As the Representation of Their Characters in Mahabharata Play
    THE SUNDANESE PUPPETS APPERANCE AS THE REPRESENTATION OF THEIR CHARACTERS IN MAHABHARATA PLAY Ida Lisdawati [email protected] STKIP Siliwangi Banding Abstract This study not only aims to introduce Sundanese culture which is part of Indonesian culture, but also analyses the phenomenon that exists in Sundanese puppets performance as one of the entertainment for the Sundanese people with Semiotic. In this study, the researcher analyzed two factors that determined the result of this research. Firstly, the researcher found the role of color as a kind of pictorial metaphor. In each puppet, it will be seen whether the dominant color of puppet represents the characteristics corresponding to the color or has a significant difference. The secondly, the researcher analysed the appearance of each puppets. This research used four puppets from category of Panakawan, two puppets from category of Knight, and two puppets from category of Giant. Qualitative method is used for describing the result and the result showed that almost puppets appearance represented their character except Cepot that also known as Astrajingga. His appearance did not represent his characteristic especially his color face. Keyword Semiotics, Sundanese puppets, color of Sundanese puppet. A. INTRODUCTION Sundanese, one of the tribe populating the province of West Java, is one of the largest provinces in Indonesia. It is associated with religion and belief because it is received many influences from Hindu and Islamic culture proved by the history of Tarumanagara kingdom that stood around the 5th century AD. The area adhere Hindu culture are Rangkasbitung, Bogor, Puwakarta, Subang, Sumedang and Indramayu, while the influence of Islam on the Sundanese comes from the area of Cirebon where the data collected indicates a commercial relationship brought by Islamic merchants who come from Parsi, Pasai, Malaka, Arabic and India.
    [Show full text]
  • The Art of the Arranger in Pop Sunda, Sundanese Popular Music of West Java, Indonesia
    THE ART OF THE ARRANGER IN POP SUNDA, SUNDANESE POPULAR MUSIC OF WEST JAVA, INDONESIA by Indra Ridwan Drs. of Communication, Padjadjaran University, 1993 Magister Seni, Indonesian Institute of Art in Yogyakarta, 2004 Master of Arts, University of Pittsburgh, 2010 Submitted to the Graduate Faculty of the Kenneth P. Dietrich School of Arts and Sciences in partial fulfillment of the requirements for the degree of Doctor of Philosophy University of Pittsburgh 2014 UNIVERSITY OF PITTSBURGH DIETRICH SCHOOL OF ARTS AND SCIENCES This dissertation was presented by Indra Ridwan It was defended on April 23, 2014 and approved by Mathew Rosenblum, Professor of Music, Department of Music Richard Scaglion, Professor of Anthropology, Department of Anthropology Adriana Helbig, Assistant Professor of Music, Department of Music Dissertation Director: Andrew Weintraub, Professor of Music, Department of Music ii Copyright © by Indra Ridwan 2014 iii THE ART OF THE ARRANGER IN POP SUNDA, SUNDANESE POPULAR MUSIC OF WEST JAVA, INDONESIA Indra Ridwan, Ph.D University of Pittsburgh, 2014 This dissertation is a historical and stylistic analysis of music arranging in pop Sunda. Pop Sunda is modern commercial popular music in the Sundanese language accompanied by primarily Western instruments. The music blends traditional Sundanese and Western musical elements. I use pop Sunda as a case study to show that the role of the arranger is paramount in the production of pop Sunda, and that the arranger performs functions that are quite different from arrangers in other kinds of music. In pop Sunda, the arranger is also a composer who chooses the instruments and electronic sound timbres; composes melodic and rhythmic parts; determines the tempo; and sets the harmonic foundation of a piece.
    [Show full text]