Museum Ranggawarsita.Pdf

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

Museum Ranggawarsita.Pdf Museum Ranggawarsita Museum Jawa Tengah Ranggawarsita Museum Jawa Tengah Ranggawarsita Didirikan 5 Juli 1989 Jl. Abdul Rahman Saleh No. 1 Lokasi Kalibanteng Kulon Semarang Jawa Tengah, Indonesia Jenis Museum Latar Belakang Lahirnya museum di Indonesia tidak dapat dipisahkan dari kelahiran Bataviasch Genootschap Van Kusten En Wattenchappen pada 24 april 1778. Dalam empat tahun awalnya berdirinya telah menggarap pengetahuan seperti IPA, ilmu bumi dan kebudayaan, sejarah, kesusastraan, kesehatan dan pertanian. Museum ini didirikan Oleh Bataviasch Genootschp yang kemudian menjadi cikal bakal berdirinya museum nasional. Bersamaan dengan berdirinya museum Bataviasch Genootschap Van Kusten Wattenschappen berdiri juga museum Purbakala (Etnografi) dan sebuah perpustakaan. Sehingga sampai sekarang banyak museum yang mempunyai koleksi yang beragam pula. Museum Jawa Tengah Ranggawarsita adalah museum yang menyimpan dan memamerkan berbagai warisan budaya dan benda budaya Jawa Tengah yang berlokasi di Kota Semarang, Indonesia. Museum ini termasuk Museum Propinsi terbesar di Indonesia dalam hal jumlah koleksi dan keluasan bangunan terletak pada jalan abdulrahman saleh nomor 1 Semarang, Jawa Tengah, Indonesia, persis di sebelah Bundaran Kalibanteng. Terletak dekat Bandara Ahmad Yani di Semarang dan hanya berjarak 4km jauhnya dari pusat kota kearah barat. Museum ranggawarsita dirancang sesuai dengan standar museum di Asia tenggara. Luas bangunan kira-kira 8.438 m2. Yang mencakup pendopo, gedung pertemuan, gedung pameran teta[, perpustakaan, laboratorium, perkantoran dll. Museum ini diresmikan tanggal 5 Juli 1989 dan memiliki koleksi 59784 koleksi. Pengertian museum Museum berasal dari Bahasa yunani, yaitu “mousein atau museon” yang berarti bangunan suci atau temple gebung berhala untuk dewi mousa. Dewi mousa adalah anak dari dewa zeus dengan dewi memouse yang dianggap sebagai pelindung seni dan ilmu pengetahuan arti dan makna museum terus berkembang yang berarti gedung atau ruangan sebagai tempat menyimpang atau mempertontonkan barang-barang seni hasil manusia. Kemudian gedung tersebut dipakai untuk menyimpan benda yang mempunyai arti sejarah dalam arti luas. Dalam perkembangannya museum tidak hanya menyimpan benda hasil budaya saja namun juga terdapat batuan, flora, fauna dll. Menurut ICOM tugas dari museum adalah: 1. Sebagai lembaga konservasi dan ruangan-ruangan pameran yang secara tetap terselenggara 2. Tempat penyimpanan benda peninggalan dan melakukan kegiatan dalam hal pengadaan, perawatan dan komunikasi dengan masyarakat. 3. Sebagai pusat pengetahuan dan planetarium. 4. Suaka alam. Sejarah berdirinya Museum Ranggawarsita Museum ranggawarsita terletak di Jalan Abdurahman Saleh, Semarang, Jawa Tengah. Pada tahun 1975/1976 museum ini dibangun dengan dana dari proyek rehabilitasi dan perluasan permuseuman jawa tengah dan pembangunan fisik yang dilakukan secara bertahap. Arsitekturnya adalah ir. Totok Rusmanto dari UNDIP, sedang pengawas pelaksananya oleh PT Guna Dharma Semarang. Dibangunnya museum ranggawarsita ini mendapat banyak dukungan dari masyarakat setempat, amsyarakat jawa tengah khususnya dan bangsa Indonesia pada umumnya. Bentuk museum ini merupakan perpaduan dari gaya klasik, joglo dengan konstruksi modern dilengkapi sarana trancehail, auditorium, perkantoran, perpustakaan, laboratorium, gudang dan taman. Dibagian paling depan ruangan museum terdapat patung ranggawarsita dan tulisan kalatidha, setelah melewati bangunan tersebut kita dapat melihat tugu pengesahan museum ranggawarsita. Nada 4 gedung utama pameran tetap yang masing-masing terdiri dari 2 lantai. Tata penyajiaan pameran mengacu pada konteks “ekstensi manusia jawa dan lingkungannya” dengan menggunakan 3 pendekatan yaitu, intelektual, estetis, dan romantic atau evoktif yang dipergunakan dalam 8 ruang pameran tetap meliputi ruang sejarah alam, ruang peleootologika, ruang sejarah budaya prasejarah, ruang sejarah perjuangan bangsa, ruang etnografika, ruang kesenian, ruang pembangunan, ruang koleksi nusantara. Museum ranggawarsita telah dirintis sejak tahun 1975 pembangunan dilakukan secara bertahap dimulai dengan pengadaan lokasi, pengumpulan koleksi dan pembangunan gedung. Dalam penentuan bentuk bangunan fisik (model bangunan) diperoleh dari hasil seleksi, tahun 1980 museum mempunyai 1 gedung pameran yaitu gedung C. pada 2 april 1983, oleh gubernur jawa tengah soepardjo rustam museum ini difungsikan keberadaaanya sebagai lembaga pelestarian kebudayaan dengan nama “Museum Persiapan Jawa Tengah”. Konteks ruangan dan penataan disesuaikan dengan masyarakat jawa tengah kemudian museum ini diresmikan pemanfaatannya untuk masyarakat oleh Mendikbud Prof. Dr. Fuad Hasan pada tanggal 5 juli 1989 menjadi museum Provinsi yang pada waktu itu hanya memamerkan dua gedung pameran tetap A dan B sedangkan C mengalami renovasi dan tata ruangnuya. Selanjutnya pada 1 oktober 1991 ditambah dengan dua gedung tetap seperti dalam rencananya yaitu gedung pameran yang terdiri dari A, B, C dan D serta dibangun juga bangunan khusus untuk menampung koleksi barang berharga seperti koleksi emas, logam mulia, perak. Menjelang peresmian menjadi museum negeri, terdapat 3 nama yang menjadi pilihan untuk menamai museum ini. Nama tersebut berdasarkan surat kepkanwil depdikbud provinsi jawa tengah no. 1007/103/j/88 yang keluar pada tanggal 21 juni 1988. Nama tersebut Antara lain: 1. Museum negeri ranggawarsita 2. Museum negeri raden saleh 3. Museum negeri propinsi jawa tengah Walaupun museum ranggawarsita diresmikan tanggal 5 juli 1989 namun secara tertulis baru diresmikan (namanya) pada 4 april 1990 berdasarkan keputusan menteri pendidikan dan kebudayaan no. 0223/01/1990 yaitu dengan nama “Museum Negeri Jawa Tengah Ranggawarsita”. Proses pemberian nama tersebut pada mulanya berdasarkan surat no. 4331/17938 pada 8 juli 1988 yang dikeluarkan oleh Gubernur Jawa Tengah yang juga mengusulkan “ranggawarsita” usulan tersebut diteruskan oleh Kakanwil Depdikbud Propinsi Jawa Tengah melalui surat no. 1157/103/0/99 tangga 15 juli 1988. Dinamakan Museum Negeri Ranggawarsita dengan beberapa pertimbangan Antara lain karena Ranggawarsita merupakan pujangga besar yang telah banyak meninggalkan kebudayaan bagi masyarakat Indonesia pada umumnya dan masyarakat jawa pada khususnya yaitu yang berupa buku-buku dan naskah. Asal usul nama Museum Ranggawarsita Kata museum berasal dari yunani “moesion” yaitu kuil atau rumah peribadatan pada zaman yunani. Museum juga berasal dari kata muze yaitu nama Putra Dewa Zeuz, Dewi Utama dalam patheon yunani yang dijadikan lambing pelengkap pemujaan manusia terhadap agama dan ritual yang ditujukan Kepada Dewa Zeuz. Pengertian museum yang dipakai sekarang adalah definisi yang dikeluarkan oleh International Council Of Museum (ICOM). Lembaga untuk umum yang memperoleh, merawat, menghubungkan, dan memamerkan koleksi untuk tujuan studi, penelitian dan rekreasi. Ranggawarsita adalah seseorang pujangga jawa. Beliau dilahirkan pada tahun 1802 dengan nama Bagus Burhan. Pada usia 12 tahun, ia dikirim orang mengaji pada Kyai Imam Basori di pondok gerbang tinantar yang diantar oleh pamongnya Ki Tanujaya. Tapi Bagus Burhan malah menghabiskan waktunya dengan hal yang sia sia (beliau suka berjudi) sehingga Bagus Burhan dipindahkan ke Madiun,. Akhirnya Bagus Burhan memperistri Putri Bupati Madiun yang bernama R.A. Gombak, setelah berpetualang sekian lama, Bagus Burhan akhirnya insaf dan kembali ke pondok untuk belajar lagi. Karena kepandaiannya Bagus Burhan di angkat menjadi Wakil Kyai Imam Basori. Pada tahun 1819 Sri Sunan (Raja Surakarta) mengangkat Bagus Burhan menjadi Abdi Dalem dengan Gelar Ronggo Pujonggo Anom. Setelah itu pangkatnya dinaikan menjadi Mas Ngabei Surotoko (1822). Dan 3 tahun kemudian menjadi Raden Mas Ngabei Ranggawarsita. Ranggawarsita meninggalkan banyak buku- buku yang sangat berguna bagi Indonesia diantaranya adalah Pustakaraja, Ajipamasa, Jokolodang. Jayabaya. Visi dan Misi Museum Ranggawarsita Museum Jawa Tengah Ranggawarsita mempunyai Visi “Bangga Peduli Budaya” yang berarti bangga mengurusi beragam warisan budaya dan perwujudan lain ekspresi budaya. Selain itu, Museum Jawa Tengah Ranggawarsita mempunyai dua Misi, yaitu “Meningkatkan Apresiasi Budaya Dan Meningkatkan Kepedulian Masyarakat”. Koleksi Museum Ranggawarsita Museum Ranggawarsita terdiri dari 2 lantai dan 4 gedung utama tetap yang terdiri dari gedung A, B, C, dan D. menurut kepala Museum Ranggawarsita Drs. Joharmoto, M.Pd. mengungkapkan didelapan ruang gedung yang masing-masing seluas 400 m2 tersebut tersimpan tidak kurang dari 40.00 koleksi. Koleksi itu, mulai zaman prasejarah hingga zaman kolonial belanda. Isi dari gedung-gedung itu Antara lain: 1. Koleksi di gedung A, Ruang Sejarah Alam a. Gedung A lantai 1 (merupakan ruang sejarah alam yang didalam terdapat) 1) Lukisan Gunungan Blumbangan Lukisan ini menggambarkan alam semesta isi lingkungan manusia. Tradisi gunungan blumbangan pertama kali dirancang oleh R. Patah Raja Demak abad ke 15. Gunungan ini merupakan symbol filosofis bagi masyarakat jawa dalam rangka menegaskan sendi-sendi perkembangan dan proses pembentukan budaya masyarakat jawa. Gunungan blumbangan mempunyai makna yang sangat mendalam, Antara gambar-gambar tersebut mempunyai makna dalam kehidupan. Gunung blumbangan diyakini mempunyai falsafah bahwa untuk mencapai tujuan yang mulia akan selalu mendapat rintangan. 2) Lukisan Alam Semesta Didalam ruangan ini terdapat gambar alam semesta yang berupa galaksi-galaksi dan juga digambarkannya proses terjadinya alam semesta ini. 3) 9 koleksi Kosmologis Dalam
Recommended publications
  • JURUSAN SEJARAH FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2019 PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi Ini Telah Di Setujui Pembimbing Untuk Di Ajukan Disidang Panitia
    TUGAS DAN FUNGSI MUSEUM JAWA TENGAH RANGGAWARSITA SEBAGAI LEMBAGA PELESTARIAN BENDA SEJARAH DAN BUDAYA BANGSA TAHUN 1983-2006 SKRIPSI Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sosial Oleh: DENI 3111414029 JURUSAN SEJARAH FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2019 PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah di setujui Pembimbing untuk di ajukan disidang panitia Ujian Skripsi Jurusan Sejarah, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang pada: Hari : Jum’at Tanggal : 08 Februari 2019 Dosen Pembimbing Dr. Ufi Saraswati, M.Hum. NIP. 196608061990022 2 001 Mengetahui, Ketua Jurusan Sejarah Dr. Hamdan Tri Atmaja, M. Pd. NIP. 19640505 198901 0 001 ii PENGESAHAN KELULUSAN Skripsi ini dipertahankan di depan Sidang Panitia Ujian Skripsi Jurusan Sejarah, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri semarang pada: Hari : Jum’at Tanggal : 22 Februari 2019 Penguji I Drs. Ba’in, M. Hum. NIP. 19630706 199002 1 001 Penguji III Dr. Ufi Saraswati, M. Hum. NIP. 19660806 199002 2001 iii PERNYATAAN Saya menyatakan bahwa isi skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya yang diterbitkan oleh orang lain kecuali yang secara tertulis dirujuk dalam skripsi ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. Semarang, 08 Februari 2019 DENI NIM 3111414029 iv MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO “Dan hanya kepada Allah hendaknya kamu berharap”. (QS Al Insyirah : 8) Ku olah kata, kubaca makna, kuikat dalam alinea, kubingkai dalam bab sejumlah lima, jadilah mahakarya, Saya datang, saya bimbingan, saya ujian, saya revisi dan saya menang, gelar sarjana kuterima, orangtua, calon istri dan calon mertua pun bahagia. (DENI) PERSEMBAHAN Dengan mengucap syukur Alhamdulillah skripsi yang telah selesai ditulis dan dipertanggungjawabkan di depan Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang ini saya persembahkan kepada: 1.
    [Show full text]
  • Studi Pada Obyek Pariwisata Edukasi Museum
    At-Tadbir: Jurnal Ilmiah Manajemen Vol. 5, No. 2, 2021, 82 – 92 DOI: 10.31602/atd.v5i2.4304 AT – TADBIR JURNAL ILMIAH MANAJEMEN Homepage: ojs.uniska.ac.id/attadBir Pelayanan Elektronik dan Keputusan Berwisata: Studi Pada Obyek Pariwisata Edukasi Museum Muhamad Guntar Suryaatmaja*, Dede Jajang Suyaman Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Singaperbangsa Karawang Jl. H.S Ronggowaluyo Telukjambe Timur, Karawang, Jawa Barat 41361 e-mail: [email protected] Abstract Tourism is one of the strengths point in supporting and enforcing regional economic development. The purpose of this study was to determine the decision to visit tourists through electronic educational tourism services. This research is a quantitative research conducted using quantitative methods and data collection is carried out through observation, interviews, and recording of literature to managers and tourists at the tourist attraction of the Ranggawarsita Central Java tourism museum. The results of testing the product mix coefficient and the decision to visit show the value of t count > t table (10,591 > 1,661), then Ho is rejected indicating a significant influence between the product mix and the tourist's decision to visit the Ranggawarsita Central Java Museum. Thus, the hypothesis of research on the influence of the museum product mix on the decision to visit tourists at the Ranggawarsita Museum in Central Java is answered. Managers of tourist objects require efforts to improve the accessibility and facilities contained in these attractions, so that tourists feel comfortable, considering that tourists are one of the sources of community income. Keywords: product mix, visits decision, educational tourism, historical tourism, central java Abstrak Pariwisata merupakan salah satu kekuatan dalam mempercepat dan menunjang pembangunan perekonomian daerah.
    [Show full text]
  • The 3Rd Aprish 2018 SCHEDULE and PROGRAMS
    The 3rd APRiSH 2018 SCHEDULE AND PROGRAMS Monday, August 13th 2018 Tuesday, August 14th 2018 Wednesday, August 15th 2018 ROOM 14.30 - 16.00 16.00 - 17.30 08.00 - 09.30 09.30 - 11.00 11.00 - 12.30 13.30 - 15.00 15.30 - 16.30 16.30 - 18.00 08.00 - 09.30 09.30 - 11.00 Pararellel Ses 1. Pararellel Ses 2. Pararellel Ses 3. Pararellel Ses 4. Pararellel Ses 5. Pararellel Ses 6. Pararellel Ses 7. Pararellel Ses 8. Pararellel Ses 9. Pararellel Ses 10. Rapha 1 ADM ADM ADM SKSG SKSG SKSG SKSG SKSG SKSG LAW Rapha 2 SKSG SKSG LAW LAW LAW LAW LAW LAW LAW PSY Rapha 3 LAW LAW LAW HUM HUM PSY PSY PSY PSY HUM Rapha 4 PSY HUM HUM HUM HUM HUM HUM HUM HUM HUM Rapha 5 HUM HUM HUM HUM HUM HUM HUM HUM HUM HUM Rapha 6 HUM HUM HUM HUM HUM HUM HUM HUM HUM HUM Rapha HUM HUM HUM HUM HUM HUM HUM HUM HUM HUM Boardroom Nissi 1 HUM HUM HUM SOC SOC HUM HUM HUM HUM ECON Nissi 2 HUM HUM SOC ECON ECON SOC SOC SOC SOC ECON Nissi 3 SOC SOC ECON ECON ECON ECON ECON ECON ECON ECON Nissi 4 ECON SOC ECON ECON ECON ECON ECON ECON ECON ECON Nissi 5 ECON ECON ECON ECON ECON ECON ECON ECON ECON ECON Nissi 6 ECON ECON ECON ECON ECON ECON ECON ECON ECON ECON Nissi ECON ECON ECON ECON ECON ECON ECON ECON ECON ECON Boardroom Extra Room ECON ECON ECON ECON ECON ECON ECON ECON ECON ECON The 3rd APRiSH 2018 CONFERENCE PROGRAM Day 1 Monday, August 13th, 2018 Parallel Session 1 14.30-16.00 Room: Rapha 1 (ADM) Vanya Izdihar Almira & Vishnu Collaboration in the Implementation of the Government Internal Control Juwono.
    [Show full text]
  • Cultural Strategy and Regional Museum Construction During the New Order Era, 1975-1990
    TAWARIKH: Journal of Historical Studies, Volume 11(2), April 2020 ATIKA KURNIA PUTRI & YUDA B. TANGKILISAN Cultural Strategy and Regional Museum Construction during the New Order Era, 1975-1990 ABSTRACT: The transition of power from Guided Democracy government (1959-1966) to the New Order government (1966-1998) in Indonesia was colored by unstable social and political conditions. One of the political circumstances was a confrontation with Malaysia in 1963-1966. The New Order government actually had a relationship with the Western countries and Malaysia as its nearest neighbour. Differences in view of each regime affected all policies, one of which was in the field of culture. This study was using the qualitative approach and historical method, including by searching the library materials and primary sources in the ANRI (Arsip Nasional Republik Indonesia or National Archive of the Republic of Indonesia) in Jakarta. Contemporary newspapers were also needed for writing materials, especially regarding the transfer of power from Old Order government to New Order government (1966-1968) in Indonesia. This study showed that in the eraly period, the New Order government erased community memories of Guided Democracy government legacies, in particular the influence of the PKI (Partai Komunis Indonesia or Indonesian Communist Party), and built a calm community memory through the museums. The study also showed that the period of Guided Democracy government (1959-1966), culture was used to support the course of the revolution. One of the cultural policies during the New Order period (1966-1998) was the rehabilitation and construction of a regional museum that was carried out in the PELITA (Pembangunan Lima Tahun or Five Year Development Plan) II in 1975 to 1995.
    [Show full text]
  • Jurnal Profesi Keguruan
    JPK 6(1), 2020: 9-21 Jurnal Profesi Keguruan https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/jpk Pemanfaatan Museum Ranggawarsita sebagai Sumber Belajar Sejarah Bagi Siswa SMA Negeri Di Kota Semarang Anggita Dwi Astuti1 dan Andy Suryadi2 1SMA 1 Purworejo, Jawa Tengah 2Jurusan Sejarah, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang Corresponding Author: [email protected] Article History Submitted: April, 2020 Accepted: April, 2020 Published: May, 2020 Abstrak Tujuan penelitian ini untuk mengetahui sejauh mana pemanfaatan Museum Ranggawarsita dan kendala- kendala yang dihadapi guru maupun siswa serta cara guru menghadapi kendala-kendala yang ada dalam kegiatan pembelajaran sejarah. Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif, penelitian ini berfokus pada pemanfaatan Museum Ranggawarsita sebagai sumber dan media belajar sejarah bagi siswa SMA Negeri di Kota Semarang tahun ajaran 2017/2018. Sumber data yang digunakan yaitu data primer narasumber, dokumen dan peristiwa serta data sekunder berupa buku dan jurnal. Teknik pengumpulan data melalui observasi langsung, wawancara mendalam, dan studi dokumen. Teknik triangulasi sumber dan metode peneliti gunakan untuk menguji keabsahan data. Analisis data dapat dilakukan dengan cara interaktif. Hasil dari penelitian ini yaitu pemanfaatan Museum Ranggawarsita sebagai sumber belajar sejarah bagi siswa SMA Negeri di Kota Semarang telah banyak dilakukan dari berbagai kalangan terutama siswa-siswi SMA Negeri di Kota Semarang, banyak juga kendala yang dihadapi dari kedua sekolah yang telah memanfaatkan Museum Ranggawarsita sebagai sumber belajar sejarah baik berupa kendala ektern maupun kendala intern, dan guru sejarah mengoptimalkan masalah yang telah muncul untuk dijadikan bahan koreksi agar lebih baik dari kegiatan sebelumnya. Abstract The study aims to find out the use of Ranggawarsita Museum as a historical learning source and media for SMA Negeri Semarang, to find out the obstacles which were faced by the teachers and students and the teacher’s way to overcome that obstacles in learning history.
    [Show full text]
  • Analisis Kinerja Pelayanan Dan Harapan Pada Pengunjung Museum Jateng Ranggawarsita
    Analisis Kinerja Pelayanan Dan Harapan Pada Pengunjung Museum Jateng Ranggawarsita Oleh : Vera Marlia Puspita, Hardi Warsono, Margareta Suryaningsih *) Jurusan Administrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Diponegoro Jalan Profesor Haji Soedarto Sarjana Hukum Tembalang Semarang Kode Pos 1269 Telepon (024) 76465407 Faksimile (024) 7465405 Laman : http//www.fisip.undip.ac.id email : [email protected] Abstract Analysis databases must address satisfying service, analysis of the level of interest of the elements of the service received, and identify elements of the service is a priority to improve service quality in Central Java Museum Ranggawarsita is absolutely necessary for the improvement of the quality of existing services in Central Java Museum Ranggawarsita. There are 22 indicators used to assess quality of care, 22 indicators were then analyzed using Cartesian diagram. So as to know the map indicator/dimension level of service between the level of service performance and the level of interest in Java Ranggawarsita Museum visitors. Keywords: Service performance and expectations, importance performance analysis Abstrak Analisa kineja pelayanan, analisa tingkat kepentingan unsur-unsur layanan yang diterima, dan mengidentifikasi unsur layanan yang menjadi prioritas peningkatan kualitas layanan di Museum Jateng Ranggawarsita sangat mutlak diperlukan guna perbaikan kualitas pelayanan yang ada di Museum Jateng Ranggawarsita. Terdapat 22 indikator yang digunakan untuk menilai kualitas pelayanan, 22 indikator tersebut kemudian dianalisa dengan menggunakan diagram cartesius. Sehingga dapat diketahui peta indikator/dimensi tingkat pelayanan antara tingkat kinerja pelayanan dan tingkat kepentingan pada pengunjung Museum Jateng Ranggawarsita. Kata kunci: Kinerja pelayanan dan harapan, importance performance analysis 1. Pendahuluan 1.1 Latar belakang Dalam pengembangan pariwisata perlu ditingkatkan langkah-langkah yang terarah dan terpadu terutama mengenai pendidikan tenaga-tenaga kerja dan perencanaan pengembangan fisik.
    [Show full text]
  • Analisis Kinerja Pelayanan Dan Harapan Pada Pengunjung Museum Jateng Ranggawarsita
    Analisis Kinerja Pelayanan Dan Harapan Pada Pengunjung Museum Jateng Ranggawarsita Oleh : Vera Marlia Puspita, Hardi Warsono, Margareta Suryaningsih *) Jurusan Administrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Diponegoro Jalan Profesor Haji Soedarto Sarjana Hukum Tembalang Semarang Kode Pos 1269 Telepon (024) 76465407 Faksimile (024) 7465405 Laman : http//www.fisip.undip.ac.id email : [email protected] Abstract Analysis databases must address satisfying service, analysis of the level of interest of the elements of the service received, and identify elements of the service is a priority to improve service quality in Central Java Museum Ranggawarsita is absolutely necessary for the improvement of the quality of existing services in Central Java Museum Ranggawarsita. There are 22 indicators used to assess quality of care, 22 indicators were then analyzed using Cartesian diagram. So as to know the map indicator/dimension level of service between the level of service performance and the level of interest in Java Ranggawarsita Museum visitors. Keywords: Service performance and expectations, importance performance analysis Abstrak Analisa kineja pelayanan, analisa tingkat kepentingan unsur-unsur layanan yang diterima, dan mengidentifikasi unsur layanan yang menjadi prioritas peningkatan kualitas layanan di Museum Jateng Ranggawarsita sangat mutlak diperlukan guna perbaikan kualitas pelayanan yang ada di Museum Jateng Ranggawarsita. Terdapat 22 indikator yang digunakan untuk menilai kualitas pelayanan, 22 indikator tersebut kemudian dianalisa dengan menggunakan diagram cartesius. Sehingga dapat diketahui peta indikator/dimensi tingkat pelayanan antara tingkat kinerja pelayanan dan tingkat kepentingan pada pengunjung Museum Jateng Ranggawarsita. Kata kunci: Kinerja pelayanan dan harapan, importance performance analysis 1. Pendahuluan 1.1 Latar belakang Dalam pengembangan pariwisata perlu ditingkatkan langkah-langkah yang terarah dan terpadu terutama mengenai pendidikan tenaga-tenaga kerja dan perencanaan pengembangan fisik.
    [Show full text]
  • Peran Koleksi Museum Jawa Tengah Ranggawarsita Sebagai Pusat Informasi Sejarah Lokal Jawa Tengah?
    1 PERAN KOLEKSI MUSEUM JAWA TENGAH RANGGAWARSITA SEBAGAI PUSAT INFORMASI SEJARAH LOKAL DI SEMARANG TAHUN 1989-2002 Skripsi Diajukan untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial Disusun oleh: Priscilia Nurul Wardana 3150407001 FAKULTAS ILMU SOSIAL JURUSAN SEJARAH UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG TAHUN 2011 2 PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan disidang panitia ujian skripsi Jurusan Sejarah, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang pada: Hari : Tanggal : Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II Prof.Dr. AT.Soegito, SH.M.M Dra. Ufi Saraswati, M. Hum NIP. 19420823 196705 1 001 NIP. 19660806 199002 2 001 Mengetahui, Ketua Jurusan Sejarah Arif Purnomo, S.Pd, S.S, M.Pd NIP. 19730131 199903 1 002 ii 3 PENGESAHAN KELULUSAN Skripsi ini dipertahankan di depan Sidang Panitia Ujian Skripsi Jurusan Sejarah, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri semarang pada: Hari : Tanggal : Penguji Utama Dra. Rr. Sri Wahyu S., M. Hum NIP. 19640727 199203 2 001 Penguji I Penguji II Prof. Dr. AT. Sugito, SH., MM. Dra. Ufi Saraswati, M.Hum NIP.19420823 196705 1 001 NIP. 19660806 199002 2 001 iii 4 PERNYATAAN Saya menyatakan bahwa isi skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya yang diterbitkan oleh orang lain kecuali yang secara tertulis dirujuk dalam skripsi ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. Semarang, Juli 2011 Priscilia Nurul Wardana 3150407001 iv 5 MOTO DAN PERSEMBAHAN MOTO 1. Seribu satu jalan menuju kota Roman 2. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan makan apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan) kerjakanlah dengan sungguh - sungguh (urusan) yang lain dan hanya kepada Tuhanmulah kamu berharap (QS.
    [Show full text]