Bab 1

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Selain anime dan manga, Jepang adalah negara yang juga terkenal melalui industri musiknya. Sebagian dari musik yang paling menarik yang ada di dunia sekarang ini datang dari Jepang (McClure, 1998 : 7). Pada tahun 2001, sekitar 62 % dari seluruh keluarga di Jepang memiliki pemutar CD dan CD musik. Dan 96 % dari CD musik yang dimiliki adalah CD musik produksi Jepang sendiri (Hataro, 2002 : 135). Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas masyarakat Jepang lebih menghargai musik dalam negeri dibandingkan musik-musik dari luar.

Sebagai salah satu bentuk seni, musik mengajak pendengarnya untuk mencari makna terdalam dari liriknya. Entah itu lagu tentang cinta ataupun lagu politik, pesan- pesan yang terdapat di dalam lirik terlihat lebih kaya, lebih persuasif, lebih emosional dan memiliki makna yang lebih dalam jika dimasukkan ke dalam konteks musikal dibandingkan hanya membaca sebuah teks (Thompson & Russo, 2004 : 54).

Dilihat dari segi lirik, musik Jepang dapat dikatakan cukup berbeda jika dibandingkan dengan musik-musik dari negara lainnya, khususnya musik barat. Di samping musik Jepang dengan lirik yang ceria dan ringan, terdapat pula musik Jepang dengan lirik-lirik yang mengandung makna yang dalam. Satu pendapat mengatakan bahwa musik Jepang tidak hanya mengisahkan tentang cinta. Tetapi juga ada yang mengisahkan tentang kehidupan, alam, makanan, dan sebagainya. Hal itu membuat lirik

Jepang lebih terlihat seperti puisi, karena mengandung makna yang dalam, yang tidak dapat dipahami begitu saja.

12 Lirik lagu yang mengandung makna tersembunyi, contohnya adalah lagu milik

Ai Otsuka yang berjudul Kuroge Wagyuu Joushio Tanyaki 680 Yen (黒毛和牛上塩タン

焼 680 円). Dilihat dari judul lagu tersebut, secara sepintas memang terkesan seperti lagu mengenai makanan. Namun terdapat metafora-metafora di dalamnya yang menunjukkan bahwa lagu tersebut sebenarnya bercerita mengenai cinta dan seks. Seperti terlihat dari lirik ‘あみの上に優しく寝かせて’ dimana secara denotatif lirik tersebut menjelaskan mengenai daging sapi yang ditaruh di atas jaring, namun sebenarnya menjelaskan mengenai si penyanyi yang membaringkan tubuhnya di atas tempat tidur

(Nomura, 2006). Contoh lainnya adalah lagu milik L’Arc~en~Ciel yang berjudul Pieces.

Banyak orang mengira lagu tersebut bertemakan cinta terhadap lawan jenis. Namun, sebenarnya lagu tersebut menggambarkan perasaan orangtua terhadap anaknya, dimana si anak yang sudah dewasa harus meninggalkan orangtuanya untuk menjalani kehidupannya sendiri (Stewart, 2001). Perasaan tersebut tergambar melalui lirik seperti berikut:

あぁ私のかけらよ 力強くはばたいてゆけ 振り返らないで広い海を越えて たくさんの光が いつの日にもありますように

(Ah kepinganku Kepakkanlah dengan kuat Jangan menoleh ke belakang lintasilah laut yang luas Suatu hari nanti Akan ada banyak cahaya)

13 Lirik di atas menggambarkan ungkapan orangtua yang melihat anaknya pergi dan berharap si anak akan mendapat banyak hal baik dalam kehidupannya nanti (Sakuma,

2001).

Dua contoh di atas menunjukkan bahwa terdapat lirik-lirik lagu Jepang yang mengandung sejumlah majas tertentu. Majas adalah bentuk-bentuk kebahasaan yang telah mengalami penambahan dan atau penciptaan makna baru (Nurgiyantoro, 1993 :

90). Di antara sekian banyak lirik lagu yang memiliki majas dan makna tersembunyi di dalamnya, penulis merasa tertarik dengan salah satu lagu milik L’Arc~en~Ciel yang berjudul Perfect Blue. Lagu tersebut adalah lagu ciptaan Tetsu, yaitu leader dan pemain bass dalam band tersebut.

Sebagai musisi, Tetsu terkenal dengan lagu-lagu ciptaannya yang berirama ceria dan lebih cenderung ke arah pop. Perfect Blue adalah salah satu contohnya. Perfect Blue terdapat pada berjudul Ark yang dirilis pada tanggal 1 Juli tahun 1999. Perfect

Blue adalah lagu berirama santai dan bernuansa Hawaii yang membuat pendengarnya seakan-akan sedang berada di pantai menikmati hembusan angin laut. Jika liriknya tidak diperhatikan secara seksama, tidak akan ada yang mengira bahwa lagu tersebut mengandung makna yang tidak dapat dikatakan ‘santai’. Sebaliknya, lirik Perfect Blue memiliki nuansa kelam. Ketika ditanya mengenai penulisan lirik lagu Perfect Blue,

Tetsu mengatakan:

あれは僕がよく使う手法で、すごいポップで爽やかできれいなメロディ に、ちょっとブラックな要素の入った歌詞をのせるっていう。僕の好き なパターンというか、僕のなかでの王道ですね。きれいなメロディだか らこそ、余計に胸に突き朿さるみたいな。そういう効果を狙っている曲 ですね。

14 Terjemahan:

Itu adalah gaya yang sering saya gunakan, memasukkan lirik yang sedikit kelam ke dalam melodi berjenis pop dan ceria. Itu adalah pola yang saya sukai. Hasilnya adalah melodi yang indah namun lebih menyayat hati. Itu adalah hasil yang saya inginkan (Hase, 2004 : 51-52).

Namun sebenarnya, lagu Perfect Blue lebih dari sekedar mengandung lirik yang kelam.

Karena Tetsu mengakui bahwa pengalaman pribadi, perasaan dan kenyataan yang dihadapi pada saat itu juga menjadi dasar dalam sebuah penulisan lirik. Karena itu, beberapa bagian dari lirik-liriknya dapat dikatakan non-fiksi (Hase, 2004 : 51).

Lagu Perfect Blue disebut-sebut sebagai lagu ungkapan kemarahan Tetsu kepada

Sakura, drummer L’Arc~en~Ciel yang ditahan polisi pada tahun 1997 atas kepemilikan obat-obatan terlarang. Kejadian tersebut sempat menimbulkan skandal yang besar di dunia entertainment Jepang. Bahkan, L’Arc~en~Ciel sendiri nyaris membubarkan diri.

Karena tanpa seorang drummer, band tersebut tidak dapat melanjutkan karir mereka di bidang musik. Sehingga dapat dikatakan bahwa adalah penyebab tidak langsung dari masalah tersebut. Sakura juga dianggap telah mengkhianati kepercayaan yang diberikan Tetsu kepadanya Hal itulah yang mendasari pendapat dari banyak kritikus dan fans bahwa lagu Perfect Blue diciptakan sebagai ungkapan kekecewaan Tetsu kepada salah satu anggota bandnya tersebut (Keka, 2007 : 1).

Berdasarkan hal itulah penulis tertarik untuk mencari tahu lebih dalam mengenai lirik lagu Perfect Blue. Penulis ingin menemukan makna yang sebenarnya dari lirik lagu tersebut dan kaitannya dengan pengalaman pribadi Tetsu sendiri, sekaligus membuktikan apakah benar lagu Perfect Blue memang ditujukan untuk Sakura yang dianggap telah mengkhianatinya. Penulis berharap penelitian ini dapat menjadi referensi

15 dan menambah wawasan dalam bidang musik dan majas dalam suatu lirik lagu, khususnya dalam lirik lagu Jepang.

1.2 Profil Tetsu

Tetsu lahir dengan nama Ogawa di Shiga, pada tanggal 3 Oktober

1969. Semasa kecil, Tetsu adalah anak yang lincah, periang dan setia kawan (Slasher

Bird, 2003 : 24). Sebagai informasi, nama ‘Tetsu’ sebenarnya ditulis dengan ejaan huruf kecil secara keseluruhan, namun karena penulis mengikuti format penulisan dalam

Bahasa Indonesia yang baik dan benar, maka penulis memutuskan untuk menulis nama

‘Tetsu’ dengan huruf kapital di depan. Begitu juga halnya dengan nama-nama personil

L’Arc~en~Ciel lainnya, yang sebenarnya juga ditulis dalam huruf kecil secara keseluruhan.

Tetsu pertama kali berkenalan dengan alat musik pada saat masih mengemban pendidikan di bangku SMP. Pada saat itu, ia dan —yang sekarang menjadi gitaris dalam L’Arc~en~Ciel—seringkali berkunjung ke rumah teman sekolahnya dan bermain musik bersama-sama. Ken adalah orang yang pertama kali menyarankan Tetsu untuk mencoba alat musik bass. Pada saat itu, ia tidak begitu menyukai bass. Menurutnya, jika dibandingkan dengan gitar, bass lebih terasa membosankan. Namun, pada akhirnya iapun tertarik pada alat musik bersenar empat tersebut (Hase, 2004 : 16).

Setelah lulus SMU, Tetsu memulai hari-harinya sebagai pemain band dan singgah dari satu live house ke live house yang lain. Pada saat itu, penampilan Tetsu cenderung mengarah ke gaya visual rock yang mengandalkan make-up untuk membuat penampilannya terkesan gothic (Slasher Bird, 2003 : 24).

16 Pada tahun 1991, Tetsu membentuk band dengan nama L’Arc~en~Ciel yang sekarang anggotanya terdiri dari Ken pada gitar, pada vokal, sebagai drummer dan Tetsu sendiri sebagai bassis dan leader dari band tersebut.

Setelah L’Arc~en~Ciel memutuskan untuk istirahat dari industri musik pada tahun 2000, Tetsu muncul sebagai musisi solo dengan nama TETSU69. Ia sempat merilis satu album solo yang berjudul Suite November. Selain itu ia juga sempat membentuk band dengan nama Creature Creature. Sekarang, sebagai musisi solo, Tetsu telah mengganti namanya dari ‘TETSU69’ menjadi ‘Tetsu’ saja seperti awalnya. Single solo tebarunya di bawah nama Tetsu berjudul Can’t Stop Believing pada tanggal 14

Maret 2007 lalu (Tsuzuki, 2005).

1.3 Profil L’Arc~en~Ciel

L’Arc~en~Ciel (ラルク アン シエル) atau sering disingkat menjadi Laruku (

ラルク) adalah band beraliran J-Rock yang terbentuk pada bulan Februari 1991. Nama

L’Arc~en~Ciel memiliki arti harafiah ‘lengkungan di langit’ atau ‘pelangi’ dalam bahasa Perancis. Nama tersebut diambil berdasarkan judul film Perancis yang Tetsu lihat sebelumnya.

Anggota awal L’Arc~en~Ciel terdiri dari Tetsu sebagai leader dan pemain bass,

Hyde di vokal, Hiro sebagai gitaris dan Pero di drum. Setelah satu tahun mengadakan pertunjukan dan dikenal di Osaka, Hiro mengundurkan diri dari band tersebut pada tanggal 12 Juni 1992. Tak lama setelah itu, tepatnya pada tanggal 30 Desember di tahun yang sama, Pero menyusul dan meninggalkan L’Arc~en~Ciel hanya dengan dua anggota, yaitu Hyde dan Tetsu.

17 Tak lama kemudian Tetsu mengajak Ken, temannya sejak SMP, untuk bergabung ke dalam bandnya. Ken yang pada saat itu sedang kuliah di jurusan arsitektur menerima ajakan Tetsu dan meninggalkan pendidikannya. Setelah itu, Tetsu merekrut

Sakura untuk menjadi drummer dalam bandnya.

Pada tahun 1993, L’Arc~en~Ciel merilis album perdana mereka yang berjudul

Dune di bawah label musik indie Danger Crue. Album tersebut dapat dikatakan cukup sukses dalam tangga lagu musik indie di Jepang. Dengan suksesnya album pertama mereka, keberadaan L’Arc~en~Ciel menarik perhatian beberapa label musik major.

Maka, pada tahun 1994 mereka resmi meneken kontrak dengan Ki/oon Records, sebuah divisi dari Sony Music. Di tahun yang sama, mereka merilis album kedua mereka yang berjudul Tierra. disusul dengan album Heavenly pada tahun 1995 dan album True di tahun berikutnya (Billy-Ar, 2000 : 26).

Namun, setelah semua kesuksesan yang telah mereka raih, terjadi sebuah insiden yang mengejutkan banyak pihak. Pada tahun 1997, Sakura ditahan oleh pihak berwajib dikarenakan oleh kepemilikan obat-obatan terlarang, tepatnya stimulan atau obat perangsang. Dengan skandal tersebut, popularitas mereka sempat menurun, bahkan mereka diperkirakan akan bubar dalam waktu dekat. Namun, setelah menghabiskan istirahat panjang untuk menenangkan pikiran di London, Inggris, mereka akhirnya kembali dengan merekrut drummer baru bernama Yukihiro.

Konser pertama mereka bersama Yukihiro diadakan di Tokyo Dome dengan penonton sebanyak 56.000 orang dan tiket sold out hanya dalam empat menit. Setelah itu, mereka kembali merilis album dengan judul Heart. Sedangkan double album yang masing-masing berjudul Ark dan Ray dirilis bersamaan pada tahun 1999, disusul dengan

Real di tahun berikutnya.

18 Setelah merilis delapan album, L’Arc~en~Ciel sempat mengumumkan untuk istirahat sejenak dari industri musik. Kabar tersebut dipastikan dengan keputusan seluruh anggota untuk mengerjakan proyek mereka masing-masing. Hyde mengeluarkan album solo di bawah nama HYDE (dengan huruf besar secara keseluruhan), Tetsu muncul sebagai musisi solo dengan nama TETSU69, Yukihiro dengan proyeknya yang bernama

Acid Android dan Ken kembali bergabung dengan Sakura dalam band bernama

S.O.A.P. (Yves, 2005).

Setelah bertahun-tahun vakum, L’Arc~en~Ciel kembali mengadakan konser untuk menandai kembalinya band tersebut di industri musik. Terdapat dua album yang telah dirilis setelah masa vakum mereka, yaitu, Smile dan Awake. Pada saat ini,

L’Arc~en~Ciel masih berkarya di industri musik Jepang. Karya terbaru mereka berjudul

Seventh Heaven, yang kabarnya akan disusul dengan perilisan single berjudul My Heart

Draws a Dream pada tanggal 29 Agustus 2007 (Kano, 2007).

1.4 Peristiwa Penahanan Sakura

Yasunori Sakurazawa, atau lebih dikenal dengan nama Sakura lahir di Tokyo pada tanggal 20 November 1969. Pada tahun 1993, ia bergabung dengan band

L’Arc~en~Ciel. Bersama Sakura, L’Arc~en~Ciel merilis empat buah album. Album yang dianggap sebagai gebrakan besar L’Arc~en~Ciel di industri musik adalah album ke-empat yang berjudul True. True dirilis pada tanggal 12 Desember 1996. Album tersebut telah mengukuhkan posisi mereka di industri musik dengan menjadi album

L’Arc~en~Ciel yang pertama kali menempati posisi satu dalam Chart dan bertahan selama enam minggu berturut-turut.

19 Namun, hanya berselang kira-kira dua bulan setelahnya, tepatnya pada tanggal

24 Februari 1997, Sakura ditahan oleh pihak berwajib dengan tuduhan kepemilikan obat-obatan terlarang berupa stimulant atau obat perangsang. Hal ini menjadi hal yang mengagetkan banyak pihak tidak terkecuali pihak L’Arc~en~Ciel sendiri. Sehingga tiga hari setelahnya, pihak manajemen L’Arc~en~Ciel segera mengadakan pertemua mendadak untuk membicarakan masalah tersebut.

Sementara Sakura ditahan di kantor polisi daerah Tachikawa, berita penahanan

Sakura pun terdengar oleh media dan dimuat di Yomiuri Shimbun edisi pagi pada tanggal 11 Maret 1997. Pada tanggal 29 Maret, Sakura dibebaskan sementara. Setelah itu persidangan Sakura digelar di distrik Tokyo cabang Hachiozi dan Sakura diberi hukuman penjara selama dua tahun.

Masalah penahanan Sakura tersebut membuat aktifitas bermusik L’Arc~en~Ciel tidak berjalan lancar. Menyadari hal tersebut, Sakura secara resmi mengundurkan diri pada tanggal 4 November 1997. beberapa bulan kemudian, posisi Sakura digantikan oleh

Yukihiro, yaitu drummer L’Arc~en~Ciel pada saat ini.

1.5 Rumusan Permasalahan

Penulis akan mencari makna yang terdapat dalam lirik lagu berjudul Perfect Blue milik L’Arc~en~Ciel dan kaitannya dengan peristiwa penahanan Sakura dengan cara meneliti majas perbandingan yang terdapat di dalamnya.

1.6 Ruang Lingkup Permasalahan

Penulis hanya akan meneliti majas metafora, personifikasi dan simile dalam lagu milik L’Arc~en~Ciel yang berjudul Perfect Blue dikaitkan dengan latar belakang kehidupan L’Arc~en~Ciel dalam dunia musik. Namun, karena penulis lagu tersebut

20 adalah leader sekaligus pemain bass dalam L’Arc~en~Ciel, yaitu Tetsu, maka penelitian lebih terfokus kepada latar belakang kehidupan Tetsu sebagai public figure. Penelitian ini juga akan terfokus pada masalah yang dihadapi L’Arc~en~Ciel dalam hal penahanan salah satu anggotanya, yaitu Sakura.

1.7 Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan yang ingin penulis capai dari penelitian ini adalah untuk memahami kaitan antara makna lagu dan perasaan yang ingin disampaikan oleh penulis lagu tersebut. Penulis juga berharap bahwa penelitian ini dapat bermanfaat bagi berbagai pihak, khususnya bagi penikmat musik Jepang.

1.8 Metode Penelitian

Metode yang akan penulis gunakan dalam penelitian ini adalah metode kepustakaan termasuk di dalamnya adalah penggunaan internet, buku-buku, majalah dan media sejenis. Penulis memutuskan untuk menggunakan metode kepustakaan dalam melakukan penelitian karena metode tersebut dianggap sebagai metode yang paling sesuai untuk mencapai tujuan penelitian.

1.9 Sistematika Penulisan

Bab 1 Pendahuluan

Menjelaskan latar belakang permasalahan, rumusan permasalahan, ruang lingkup permasalahan, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian dan sistematika penulisan.

Bab 2 Landasan Teori

21 Teori yang akan penulis gunakan dalam penelitian ini adalah teori semantik dan konsep majas dalam masyarakat Jepang.

Bab 3 Analisis Data

Dalam bab ini penulis akan menganalisis makna lagu Perfect Blue melalui majas yang terdapat di dalamnya. Penelitian tersebut akan dibagi ke dalam tiga sub-bab, yaitu;

Analisis Metafora Dalam Lirik Lagu Perfect Blue Karya Tetsu Dihubungkan Dengan

Persitiwa Penahanan Sakura, Analisis Personifikasi Dalam Lirik Lagu Perfect Blue

Karya Tetsu Dihubungkan Dengan Peristiwa Penahanan Sakura dan Analisis Simile

Dalam Lirik Lagu Perfect Blue Karya Tetsu Dihubungkan Dengan Peristiwa Penahanan

Sakura.

Bab 4 Simpulan

Setelah menganalisis makna dan majas dari lagu-lagu di atas, penulis akan membuat simpulan berdasarkan apa yang telah diteliti sebelumnya.

Bab 5 Ringkasan

Dalam bab ini akan diuraikan isi dari skripsi secara singkat dan menyeluruh.

22