REPRESENTASI LIBERALISASI AGAMA DALAM FILM PK

SKRIPSI

Diajukan kepada Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi “Almamater Wartawan Surabaya” untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana Ilmu

Komunikasi

Disusun Oleh :

SARAH ALFARI

NPM : 14.31.0101

Jurusan : Broadcasting

SEKOLAH TINGGI ILMU KOMUNIKSI

ALMAMATER WARTAWAN SURABAYA

2018 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Perkembangan dunia komunikasi yang begitu pesat tentunya didukung oleh sumber daya manusia yang semakin kreatif dan kecanggihan-kecanggihan teknologi yang sangat cepat berkembang. Namun komunikasi bukan hanya sekadar sebuah pesan yang harus disampaikan tetapi banyak teori komunikasi yang beragam pembahasan yang bisa kita pelajari untuk memperlancar proses komunikasi.

Ada beragam teori komunikasi, ada teori Komunikasi Antar Pribadi,

Komunikasi Massa, Komunikasi Antar Budaya, Komunikasi Intrapribadi,

Komunikasi Verbal serta Non - verbal dan masih banyak lagi. Banyaknya teori yang dikaji dalam komunikasi dikarenakan setiap pesan yang kita sampaikan selalu berbeda. Perbedaannya bisa dari sudut pandang atau tujuan komunikator

(pemberi pesan), bisa juga dari isi pesannya, media (wadah penyampaian pesan), atau bisa juga dari komunikannya. Menurut Sri Moerdijati dalam bukunya

“Pengantar Ilmu Komunikasi” menjelaskan bahwa Komunikasi Massa merupakan salah satu bagian dari komunikasi karena terciptanya sebuah komunikasi dikarenakan adanya proses tersebut.

Film merupakan salah satu kajian media komunikasi karena merupakan suatu media massa dimana media massa itu merupakan sarana atau wadah (In Which

Channel/media yang dibahas didalam teori komunikasi massa model Lasswell)

1

2

untuk menyampaikan pesan kepada khalayak atau mengkomunikasikan pesan dari

Film tersebut kepada halayak luas atau penontonnya.

Film adalah rangkaian gambar yang bergerak membentuk suatu cerita atau

juga biasa disebut Movie atau Video. Film secara kolektif, sering disebut

„Sinema‟. Gambar hidup adalah bentuk seni, bentuk popular dari hiburan, dan

juga bisnis, yang diperankan oleh tokoh-tokoh sesuai karakter direkam dari

benda/lensa (kamera) atau animasi. Ada banyak sekali keistimewaan media film.

Lima diantaranya adalah:

1. Film dapat menghadirkan pengaruh emosional yang kuat, sanggup

menghubungkan penonton dengan kisah-kisah pribadi

2. Film dapat mengilustrasikan kontras visual secara langsung

3. Film dapat berkomunikasi dengan para penontonnya tanpa batas menjangkau luas

ke dalam perspektif pemikiran

4. Film dapat memotivasi penonton untuk membuat perubahan

5. Film dapat sebagai alat yang mampu menghubungkan penonton dengan

pengalaman yang terpampang melalui bahasa gambar (Panca Javandalasta,

2011:01).

Pada saat ini dunia film sudah sangat maju dengan ditandai adanya beberapa

produksi film yang cukup bagus untuk dinikmati. Menurut Wibowo (2006:196),

film mempunyai definisi yaitu alat untuk menyampaikan berbagai pesan kepada

khalayak melalui sebuah media cerita. Film juga merupakan media ekspresi

artistik sebagai suatu alat bagi para seniman dan insan perfilman dalam rangka

mengutarakan gagasan-gagasan dan ide cerita.

2

3

Dalam film tentunya ada pesan yang dibentuk atau disampaikan kepada khalayak atau penontonnya. Pesan tersebut dibentuk berdasarkan Ide Cerita yang telah disusun oleh penulis naskah. Ide Cerita dalam film sendiri disampaikan melalui Storyboard. Storyboard merupakan rangkaian gambar ilustrasi yang berusaha menjelaskan bahasa tulisan skenario ke dalam bahasa visual. Adegan demi adegan cerita yang sebelumnya telah dirumuskan dalam skenario diterjemahkan menjadi gambar oleh sutradara dengan bantuan kameramen dan storyboard artist, sedemikian rupa sehingga dalam potongan-potongan gambar ilustrasi yang dihasilkan terhimpun informasi tentang para pelaku adegan, adegan yang dilakukan, lokasi dan properti, sudut pengambilan gambar, dan sebagainya

(Panca Javandalasta 2011:10). Dalam sebuah film, hal terpenting adalah cerita atau apa pesan didalam film tersebut. Penulis naskah film atau pembuat ide cerita tentunya sangat penting perannya, dengan adanya ide cerita serta pesan yang disampaikan tentunya sangat berpengaruh terhadap khalayak atau yang menonton film tersebut. Apapun cerita serta pesan yang telah disampaikan dalam film tersebut, tentunya sangat penting dalam merubah pola pikir manusia, apa lagi ide cerita yang diangkat mengenai agama atau keyakinan seseorang.

Film PK atau dalam bahasa india peekayartinya mabuk atau bisa juga sebagai julukan orang yang berbicara suka mengada-ngada layaknya orang yang sedang mabuk) merupakan salah satu film India yang bergenre drama komedi. Film ini disutradarai Rajkumar Hirani, diproduksi oleh Hirani dan Vidhu Vinod Chopra, dan ditulis oleh Hirani dan Abhijat Joshi. Sekilas membahas tentang seseorang

(tokoh utama) yang merupakan sosok alien yang sedang mencari jati dirinya terutama mencari keyakinan atau agama yang harus dia percayai untuk memopang

3

4

hidupnya dibumi dan mencari tuhannya agar bisa mengeleuarkannya dari masalah yang menimpanya.

Representasi berasal dari bahasa inggris, representation, yang berarti perwakilan, gambaran atau penggambaran. Secara sederhana, representasi dapat diartikan sebagai gambaran mengenai suatu hal yang terdapat dalam kehidupan yang digambarkan melalui suatu media (Nawiroh Vera, 2014:96). Representasi

Film PK yaitu bagaimana peneliti menggambarkan atau mendeskripsikan kembali liberalisasi agama dalam Film PK dan hasil dari represantasi tersebut akan dibuat selengkap mungkin dan tidak bersikap subyektif atau rekayasa karena proses representasi akan dibantu dengan pandangan teori semiotika Roland Barthes yang akan mengkaji atau membedah setiap scene liberalisasi agama dalam Film PK.

Secara umum kita dapat mengetahui bahwa Liberalis dicirikan sebagai suatu cara berfikir terhadap hidup dan masalah-masalah kehidupan yang menekankan nilai-nilai kebebasan bagi individu, bagi minoritas, dan bagi bangsa-bangsa.

Dengan kata lain, liberalisasi adalah doktrin yang menjunjung ide kebebasan, yang menganggap kebebasan sebagai hal paling penting. Liberalisasi didasarkan pada keyakinan bahwa manusia adalah mahluk otonom yang dapat memenuhi tujuan-tujuannya hanya dalam kebebasan, dan bahwa kebaikan umum dan kepentingan-kepentingan pribadi hanya dimungkinkan ketika setiap orang dibiarkan hidup menurut ide-idenya sendiri (Gusti A. B. Menoh 2015:59).

Jadi liberalisme merupakan suatu keyakinan atau paham seseorang mengenai kebebasan. Paham tersebut terkandung dalam Film PK, tapi dikhususkan kepada agama yaitu liberalisasi agama. Dimana paham liberalisasi atau keyakinan tersebut telah diterapkan dalam kehidupuan beragama. Liberalisasi agama

4

5

merupakan penerapan keyakinan atau Paham mengenai kebebasan dalam kehidupan beragama. Liberalisasi agama juga menolak diskriminasi dalam bentuk apapun, semua orang sama dimata Tuhan-nya, dan semua orang sama atas hak- nya. Setiap agama memiliki perbedaan-perbedaan mengenai keyakinan atau paham seseorang dalam menerapkan liberalisasi agama dalam kehidupannya. Ada agama yang bersikap toleransi atau memberikan kebebasan untuk bertoleransi terhadap perbedaan agama serta kebebasan setiap orang untuk meyakini sesuatu.

Namun ada agama yang tidak menerapkan liberalisasi beragama dalam agamannya. Dalam hal ini peneliti mengkaji liberalisasi agama secara umum yang diangkat dalam Film PK.

Representasi liberalisasi agama dalam Film PK, tentunya pesan yang diangkat sangat beragam, sekilas caritanya muncul permasalahan dalam Film PK akibat adanya peran atau salah satu adegan orang yang menyimpang dari agamanya.

Dalam hal ini munculah adegan pemeran utamanya yaitu PKyang menciptakan liberalisasi agama dimana Ia menciptakan kedamaian antar umat beragama dan menggambarkan kebebasan seseorang untuk beragama.

Alasan peneliti mengambil Film PK sebagai objek penelitian, karena film inimembahas tentang agama dan agama merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia dan merupakan suatu fenomena komunikasi, dan jika penelitian ini dapat mengkaji tentang adanya liberalisasi agama, maka hal itu mengacu pada tujuan pembuatan film yaitu dapat merubah pola pikir masyarakat tentang perselisihan agama yang sering terjadi dengan adanya paham liberalisasi dan dapat menggantikan perselisihan itu dengan rasa kemanusiaan yang tinggi serta toleransi. Menariknya Film PK dibandingkan Film liberalisasi agama yang

5

6

lain adalah pemaknaan paham liberalisasi agama yang diusung dalam film ini

terlihat pada plot yang dibuat tanpa adanya „sekat‟ tersebut. Liberalisasi agama

sendiri dibentuk oleh penulis naskah Film tersebut lewat setiap adegan pemeran

utamanya dibeberapa scene Film PK.

Dalam Film PK peneliti mencoba merepesentasikan serta mengkaji adanya

liberalisasi agama dalam film PK dengan penelitian semiotika Roland Barthes

karena peneliti ingin menciptakan analisis representatif yang baru melalui kajian

teori tersebut sehingga tidak ada pemahaman yang secara sepihak atau subjektif.

1.2. RUMUSAN MASALAH

Dengan mencermati latar belakang di atas, peneliti merumuskan masalah

penelitian sebagai berikut : “Bagaimana Representasi Liberalisasi Agama

dalam Film PK ?”

1.3. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian, yaitu mengetahui

Representasi Liberalisasi Agama dalam Film PK sesuai dengan pisau bedah

semiotik Roland Barthes :

1. Untuk mengetahui makna denotasi yang merupakan makna yang tersurat atau

yang sebenarnya.

2. Untuk mengetahui makna konotasi yang merupakan makna yang tersirat.

3. Untuk mengetahui makna mitos yakni makna yang sudah lama atau melekat

dikehidupan manusia berdasarkan kesepakatan bersama secara langsung/tidak

langsung.

6

7

1.4. MANFAAT PENELITIAN

1.4.1Manfaat Teoritis

1. Secara teoritis, diharapkan penelitian ini dapat menjadi kajian studi ilmu

komunikasi dalam bidang broadcasting yang menggunakan komunikasi

massa atau metode yang sama sebagai bahan referensi bagi mahasiswa

yang hendak melaksanakan penelitian.

2. Serta menambah wawasan tentang semiotika dengan pisau bedah teori

Roland Barthes untuk kajian liberalisasi agama khususnya dalam

penelitian Film sehingga memperoleh wawasan ilmu komunikasi yang

lebih lengkap.

1.4.2Manfaat Praktis

1. Dengan penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan serta

wawasan peneliti tentang dunia broadcasting dengan Ilmu Komunikasi.

2. Mengetahui perkembangan film sebagai wadah komunikasi massa di

lingkungan peneliti.

3. Menambah wawasan peneliti tentang berbagai macam teori komunikasi.

4. Peneliti mencoba menerapkan ilmu yang telah diperoleh dari penelitian

ini untuk mahasiswa sebagai referensi dengan metode yang sama.

1.5. KAJIAN PUSTAKA

1.5.1 Komunikasi Massa

Pada umumnya kita sering mendengar teori Komunikasi Massa menurut

Harold D. Lasswell seorang ahli ilmu politik dalam buku “Pengantar Ilmu

7

8

Komunikasi‟ (Moerdijati, 2012 : 79-80), Dia mengemukakan modelnya pada

tahun 1948 yang berupa ungkapan verbal yaitu :

- Who

- Says What

- In Which Channel

- To Whom

- With What Effect?

Model tersebut di atas menggambarkan proses komunikasi, sering

digunakan dalam proses komunikasi massa. Model ini mengisyaratkan bahwa

lebih dari satu saluran dapat membawa pesan ( in which channel). Dari model ini

dapat dilakukan penelitian pada setiap unsur proses komunikasi. Unsur

who/sumber yang meneliti mengenai pengendalian pesan (misalnya tentang

“gatekeeper/penjaga gerbang”), unsur says what/pesan berkaitan dengan analisis

isi. In which channel/saluran atau media analisis. Unsur to whom/penerima, studi

tentang komunikan/analisis khalayak. Unsur with what effect/pengaruh

berhubungan dengan studi mengenai akibat yang ditimbulkan dari proses

berbicara tentang komunikasi massa tentunya tidak lepas dari bagaimana kita

memberikan informasi secara luas terhadap halayak atau audiens serta

memberikan efek dari pesan atau informasi tersebut.

Komunikasi massa juga memberikan kita kemudahan untuk menyebarkan

informasi dalam konten apa saja, contohnya hiburan, berita, dan lain-lain. Karena

dengan jangkauan yang luas dengan menggunakan media massa seperti TV, koran

bahkan media sosial serta media lainnya yang menggunakan medium massa.

8

9

Peran komunikasi massa sangat penting dalam memberikan informasi

karena memberikan efek atau dampak tersendiri terhadap setiap khalayak. Dalam

hal lain, komunikasi massa adalah bentuk yang berbeda. Menyusun pesan yang

efektif untuk ribuan orang dengan latar belakang dan kepentingan yang berbeda-

beda membutuhkan keahlian yang berbeda dengan sekadar bicara dengan teman

(John Vivian, 2008 : 451).

1.5.2 Film

Undang-undang Nomor 33 Tahun 2009 tentang Perfilman pada Bab I

Pasal 1 menyebutkan, yang dimaksud dengan film adalah karya seni budaya yang

merupakan prananta sosial dan media komunikasi massa yang dibuat berdasarkan

kaidah sinematografi dengan atau tanpa suara dan dapat dipertunjukan (Nawiroh

Vera, 2014:91).

Film merupakan salah satu media komunikasi massa, karena merupakan

bentuk komunikasi yang menggunakan saluran (media) dalam menghubungkan

komunikator dan komunikan secara massal, dalam arti berjumlah banyak, tersebar

dimana-mana, khalayaknya heterogen dan anonym, dan menimbulkan efek

tertentu (Nawiroh Vera, 2014:91).

Film adalah rangkaian gambar yang bergerak membentuk suatu cerita atau

juga biasa disebut Movie atau Video. Film secara kolektif, sering disebut

„Sinema‟. Gambar hidup adalah bentuk seni, bentuk popular dari hiburan, dan

juga bisnis, yang diperankan oleh tokoh-tokoh sesuai karakter direkam dari

kamera/lensa.

9

10

Ada banyak sekali keistimewaan media film. Lima diantaranya adalah:

1. Film dapat menghadirkan pengaruh emosional yang kuat, sanggup

menghubungkan penonton dengan kisah-kisah pribadi

2. Film dapat mengilustrasikan kontras visual secara langsung

3. Film dapat berkomunikasi dengan para penontonnya tanpa batas menjangkau luas

ke dalam perspektif pemikiran

4. Film dapat memotivasi penonton untuk membuat perubahan

5. Film dapat sebagai alat yang mampu menghubungkan penonton dengan

pengalaman yang terpampang melalui bahasa gambar (Panca Javandalasta,

2011:01).

Menurut Wibowo (2006:196), film mempunyai definisi yaitu alat untuk

menyampaikan berbagai pesan kepada khalayak melalui sebuah media cerita.

Film juga merupakan media ekspresi artistik sebagai suatu alat bagi para seniman

dan insan perfilman dalam rangka mengutarakan gagasan-gagasan dan ide cerita.

Selain itu definisi film menurut pasal 1 Ayat 1 Undang-undang nomor 33

Tahun 2009 tentang perfilman mengatakan bahwa, film merupakan karya seni

budaya yang merupakan pranata sosial dan media komunikasi massa yang dibuat

berdasarkan kaidah sinematografi dengan atau tanpa suara dan dapat

dipertunjukkan.

Film pertama kali lahir di paruh abad 19, dibuat dengan bahan dasar

seluloid yang sangat mudah terbakar, bahkan oleh percikan abu rokok sekalipun.

Sesuai perjalanan waktu, para ahli berlomba-lomba untuk menyempurnakan film

agar lebih aman, lebih mudah diproduksi, dan enak ditonton.

10

11

Saat ini setidaknya ada 3 macam ukuran film yang diproduksi secara

massal, yakni 35mm, 16mm, dan 8mm. angka-angka tersebut menunjukkan lebar

pita seluloid. Semakin lebar pita seluloid, semakin baik pula kualitas gambar yang

dihasilkan. Untuk keperluan khusus, film 65mm dan 70mm bisa digunakan. Film

yang ditayangkan di teater IMAX Taman Mini Indonesia Indah (TMMI) adalah

contoh film yang diproduksi dan ditayangkan dalam format 65mm yang telah

disempurnakan (IMAX).Hamlet(1996) karya sutradara Kenneth Branagh

diproduksi dengan film format 65mm. kualitas gambar yang dihasilkan lebih baik

ketimbang format 35mm yang lazim ditayangkan di gedung bioskop.

Karena Film merupaka suatu wadah atau media kita untuk menyampaikan

pesan atau gagasan kepada khalayak atau penonton maka Film sangat berkaitan

dengan Komunikasi Massa.

1.5.3 Film Sebagai Media Komunikasi Massa

Seperti yang kita ketahui tentang teori Komunikasi Massa yang

dikemukakan Lasswel, bahwa ada peran untuk menyampaikan pesan yang disebut

(Komunikator), pesan yang dikirim menggunakan media apa (media), ada

penerima pesan (Komunikan), serta efek yang ditinggalkan dari pesan tersebut

(Efek). Jika kita terapkan dalam film maka:

 Komunikator : orang-orang di belakang layar Film PK (penulis ide cerita,

sutradara, dll)

 Media : Film PK

 Komunikan : Penonton Film PK (Audience/khalayak/Massa)

 Efek : Pengaruh pada penonton atau audience setelah menonton Film PK

11

12

Film merupakan salah satu media yang berpotensi untuk mempengaruhi khalayaknya, karena kekuatan dan kemampuannya menjangkau banyak segmen sosial. Dalam hubungannya, film dan masyarakan dipahami secara linear. Artinya, film selalu mempengaruhi dan membentuk masyarakat berdasarkan muatan pesan dibaliknya, tanpa pernahberlaku sebaliknya. Kritik yang muncul terhadap perspektif ini didasarkan atas argumen bahwa film adalah potret dari masyarakat dimana film itu dibuat (Sobur 2004:127)

Penjelasan diatas sekilas menjelaskan peran Film sebagai media komunikasi massa. Dalam hal ini komunikator berperan penting dalam memberikan efek yang sangat berpengaruh terhadap komunikan. Film sebagai media massa merupakan wadah atau alat untuk membentuk efek terhadap penonton. media massa sangat cepat dalam membentuk pola pikir khalayak. Tidak hanya membentuk tapi juga memberikan perubahan-perubahan besar terhadap khalayak massa. Film PK berperan sebagai media massa untuk memberikan informasi atau pesan dari penulis ide cerita untuk membentuk serta mengubah pola pikir khalayak massa atau penonton serta mengubah pandangannya tetang pesan dalam film yang diangkat yaitu liberalisasi agama.

1.5.3 Representasi Dalam Film

Representasi berasal dari bahasa inggris, representation, yang berarti perwakilan, gambaran atau penggambaran. Secara sederhana, representasi dapat diartikan sebagai gambaran mengenai suatu hal yang terdapat dalam kehidupan yang digambarkan melalui suatu media (Nawiroh Vera, 2014:96). Representasi

Film PK yaitu bagaimana peneliti menggambarkan atau mendeskripsikan kembali

12

13

liberalisasi agama dalam Film PK dan hasil dari represantasi tersebut akan dibuat selengkap mungkin dan tidak bersikap subyektif atau rekayasa karena proses representasi akan dibantu dengan pandangan teori semiotika Roland Barthes yang akan mengkaji atau membedah setiap scene liberalisasi agama dalam Film PK.

1.5.4 Liberalisasi Agama

Liberalisme merupakan suatu usaha menuju kebebasan. Liberalisme yang terkandung dalam Film PK merupakan suatu liberalisme beragama, yaitu bagaimana digambarkan dibeberapa scene. Penelitian akan difokuskan pada setiap scene.Secara umum kita dapat mengetahui bahwa Liberalisme dicirikan sebagai suatu cara berfikir terhadap hidup dan masalah-masalah kehidupan yang menekankan nilai-nilai kebebasan bagi individu, bagi minoritas, dan bagi bangsa- bangsa.

Dengan kata lain, liberalisme adalah doktrin yang menjunjung ide kebebasan, yang menganggap kebebasan sebagai hal paling penting. Liberalisme didasarkan pada keyakinan bahwa manusia adalah mahluk otonom yang dapat memenuhi tujuan-tujuannya hanya dalam kebebasan, dan bahwa kebaikan umum dan kepentingan-kepentingan pribadi hanya dimungkinkan ketika setiap orang dibiarkan hidup menurut ide-idenya sendiri (Gusti A. B. Menoh 2015:59).

Jadi liberalisme merupakan suatu keyakinan atau faham seseorang mengenai kebebasan. Faham tersebut terkandung dalam Film PK, tapi dikhususkan kepada agama yaitu liberalisasi agama. Dimana faham liberalisme atau keyakinan tersebut telah diterapkan dalam kehidupuan beragama. Liberalisasi agama merupakan penerapan keyakinan atau faham mengenai kebebasan dalam

13

14

kehidupan beragama. Liberalisasi agama juga menolak diskriminasi dalam bentuk apapun, semua orang sama dimata Tuhan-nya, dan semua orang sama atas hak- nya. Setiap agama memiliki perbedaan-perbedaan mengenai keyakinan atau faham seseorang dalam menerapkan liberalisasi agama dalam kehidupannya. Ada agama yang bersikap toleransi atau memberikan kebebasan untuk bertoleransi terhadap perbedaan agama serta kebebasan setiap orang untuk meyakini sesuatu.

Namun ada agama yang tidak menerapkan liberalisasi beragama dalam agamannya. Dalam hal ini peneliti mengkaji liberalisasi agama secara umum yang diangkat dalam Film PK.

1.5.5 Semiotika dalam Film

Semiotika adalah metode yang dipakai untuk menganalisis tanda-tanda

(signs). Pendekatan semiotik memberikan perangkat analisis kepada peneliti yang sepertinya terlihat asing, dan tidak ada objek yang diterima begitu saja (Lacey,

1996:56).

Analisis semiotika atau yang disebut juga dengan semiologi merupakan salah satu cara atau metode untuk menganalisis dan menginterpretasikan teks dalam hubungannya dengan segala bentuk lambang atau gambar yang terkandung dalam media massa.

Semiotika menekankan pada teori tentang produksi tanda yang salah satu diantaranya mengasumsikan adanya enam faktor dalam komunikasi, yaitu pengirim, penerima kode (sistem tanda), pesan, saluran komunikasi dan acuan (hal yang dibicarakan) (Jakobson, 1963, dalam Hoed 2001:140). Memberikan tekanan pada teori tanda dan pemahamannya dalam suatu konteks tertentu. Semiotika

14

15

adalah suatu ilmu atau metode analisis untuk mengkaji tanda. Tanda-tanda adalah perangkat yang kita pakai dalam upaya berusaha mencari jalan didunia ini, ditengah-tengah manusia dan bersama-sama manusia.

Semiotika dalam Film yang diteliti oleh peneliti yang berjudul PK mengkaji tanda berupa audio dan visual. Tanda yang diteliti berupa adegan Film

PK di scene-scene yaitu pemeran utama yang menerapkan faham liberalisasi agama dalam kehidupan sehari-harinya termasuk berkomunikasi. Adegan tersebut diperkuat dengan adegan toleransi antar agama, tidak menciptakan diskriminasi, tidak menyimpang atau menciptakan suatu golongan sesat dalam agama.

1.5.6 Semiotika Roland Barthes

Menurut Barthes, semiotik merupakan ilmu yang mempelajari bagaimana kemanusiaan (humanity) memaknai hal-hal (things). Memaknai dalam hal ini tidak dapat disamakan dengan mengkomunikasikan.

Memaknai berarti bahwa objek-objek tidak hanya membawa informasi, dalam hal mana objek-objek itu hendak berkomunikasi, tetapi juga mengkonstitusi system terstruktur dari tanda (Nawiroh Vera, 2014:26-27).

Peneliti menggunakan metode semiotik model Roland Barthes, dimana Ia menganalisis berdasarkan sistem “Denotasi dan Konotasi” yang mengarah pada makna-makna yang melibatkan simbol-simbol, historis dan hal-hal yang berhubungan dengan emosional. Denotasi menunjukan arti literatur atau eksplisit dari kata-kata dan fenomena lain atau yang nyata sedangkan konotasi menguraikan hubungan antara signifier dan refrent-nya.Contohnya bahwa kata

“Anjing” jika di denotasikan maka “anjing” berarti hewan yang berkaki empat,

15

16

berbulu serta sering menggonggong. Denotasi dari “anjing” merupakan fakta yang dijelaskan dalam Kamus Bahasa Indonesia (KBBI), sedangkan konotasi dari

“anjing” memiliki banyak pemaknaan bahkan kata “anjing” sering digunakan untuk mengumpat ataumenunjukan rasa marah terhadap orang lain. Menurut

Roland Barthes, dalam hal ini pemaknaan denotasi lebih mudah karena arti dari tanda itu sangat umum didalamnya sedangkan konotasi banyak mengangkat pemaknaan yang biasanya sejak dulu sudah diterapkan. Hal ini yang membuat

Roland Barthes mengangkat mitos dalam pemaknaan konotasi dikarenakan pemaknaan ini sangat dipengaruhi oleh budaya yang berada di lingkungan.

Contohnya saat kebanyakan orang yang memaknai pohon beringin dengan konotasi yang menyeramkan, banyak mahluk gaib atau mahluk halus. Pemahaman ini terus melekat dipikiran kita sejak dahulu kala dan terus berlaku dan menjadi budaya. Inilah yang disebut dengan mitos dalam konotasi Roland Barthes.Teori

Roland Barthes dirangkum dalam gambar berikut:

1. 2. Signifier (penanda) Signified (pertanda)

3. Denotative Sign (tanda denotatif) 2. Connotative Signifier 3. Connotative Signified (penanda konotatif) (pertanda konotatif)

4. Connotative Sign (tanda konotatif)

Gambar 1.1 : Peta tanda Roland Barthes Sumber : Paul Cobley & Litzza Jansz. 1999. Introducing semiotics. NY: Totem Books, hlm.51

16

17

Dari peta Barthes di atas terlihat bahwa tanda denotatif (3) terdiri atas penanda (1) dan pertanda (2). Akan tetapi, pada saat bersamaan, tanda denotatif adalah juga penanda konotatif (4). Denotasi dalam pandangan Barthes merupakan tataran pertama yang maknanya bersifat tertutup. Tataran denotasi merupakan makna yang sebenar-benarnya, yang disepakati bersama secara sosial, yang rujukannya pada realitas.

Tanda konotatif merupakan tanda yang penandanya mempunyai keterbukaan makna atau makna yang implisit, tidak langsung, dan tidak pasti, artinya terbuka kemungkinan terhadap penafsiran-penafsiran baru. Dalam hal ini denotasi merupakan sistem signifikansi tingkat pertama, sedangkan konotasi merupakan sistem signifikansi tingkat kedua. Denotasi dapat dikatakan merupakan makna objektif yang tetap, sedangkan konotasi merupakan makna subjektif dan bervariasi. Contohnya jika kita membacakalimat seperti „Mawar sebagai Bunga Desa‟, secara denotasi orang akan memaknai bahwa mawar adalah bunga yang tumbuh di desa, tetapi secara konotasi maknanya berubah, bunga berarti seorang gadis dan Mawar adalah nama gadis tersebut. bunga dan gadis awalnya tidak ada hubungannya sama sekali, tetapi dapat diinterpretasikan memiliki sifat kesamaan, yaitu cantik atau indah. Contoh lainnya, yaitu penjahat itu dibawa ke meja hijau. Secara konotatif, meja hijau berarti “pengadilan”

(Nawiroh Vera, 2014:27-28)

17

18

Mitos dalam pandangan Barthes berbeda dengan konsep mitos dalam arti

umum. Barthes mengemukakan mitos adalah bahasa, maka mitos adalah sebuah

sistem komunikasi dan mitos adalah sebuah pesan. Dalam uraiannya, Ia

mengemukakan bahwa mitos dalam pengertian khusus ini merupakan

perkembangan dari konotasi. Konotasi yang sudah terbentuk lama dimasyarakat

itulah mitos. Barthes juga mengatakan bahwa mitos merupakan sistem semiologis,

yakni sistem tanda-tanda yang dimaknai manusia (Hoed, 2008;59). Mitos dapat

dikatakan sebagai produk kelas sosial yang sudah memiliki suatu dominasi. Mitos

Barthes dengan sendirinya berbeda dengan mitos yang kita anggap tahayul, tidak

masuk akal, ahistoris, dan lain-lain, tetapi mitos menurut Barthes sebagai type of

speech (gaya bicara) seseorang (Nawiroh Vera, 2014:28-29).

Ciri-ciri mitos menurut Barthes : a. Deformatif. Barthes menerapkan unsur-unsur Saussure menjadi form (signifier),

concept (signified). Ia menambahkan signification yang merupakan hasil dari

kedua hubungan unsur tadi. Signification inilah yang menjadi mitos yang

mendistorsi makna sehingga tidak lagi mengacu pada realita yang sebenarnya.

Pada mitos, form dan concept harus dinyatakan. Mitos tidak disembunyikan;

mitos berfungsi mendistorsi, bukan untuk menghilangkan. Dengan demikian, form

dikembangkan melalui konteks linear (pada bahasa) atau multidimensi (pada

gambar). Distorsi hanya mungkin terjadi apabila makna mitos sudah terkandung

didalam form. b. Intensional. Mitos merupakan salah satu jenis wacana yang dinyatakan secara

intensional. Mitos berakar dari konsep historis. Pembacalah yang harus

menemukan mitos tersebut.

18

19

c. Motivasi. Bahasa bersifat arbitrer, tetapi kearbiteran itu mempunyai batas,

misalnya melalui afiksasi, terbentuklah kata-kata turunan: baca-membaca-dibaca-

terbaca-pembacaan. Sebaliknya, makna mitos tidak arbiter, selalu ada motivasi

dan analogi. Penafsir dapat menyeleksi motivasi dari beberapa kemungkinan

motivasi. Mitos bermain atas analogi antara makna dan bentuk, analogi ini bukan

sesuatu yang alami, tetapi bersifat historis (Barthes,Myhtologies, 1957, hlm.122-

130,dalam Irzi Susanto).

Peneliti mengambil teori semiotik Roland Barthes karena memiliki tiga

konsep dasar dalam mengartikan suatu makna dalam tanda yaitu denotasi,

konotasi dan mitos. Hal ini tentunya dapat mengkaji suatu makna dalam sebuah

media komunikasi seperti Film. Dalam hal ini Film PK merupakan sebuah film

yang banyak memiliki makna. Isi dari film tersebut banyak mengandung paham

liberalisasi agama yang digambarkan secara tersirat. Dalam penelitian ini akan

dikaji mengenai bagaimana liberalisasi agama direpresentasikan dalam Film

tersebut. Tentunya dapat dianalisis dari sudut pandang dialog, suara, teks, visual

dan lain-lain.

19

20

1.6 KERANGKA BERPIKIR

Representasi Liberalisasi Agama dalam Film PK

Komunikasi

Massa

Film Media Komunikasi Film PK Massa Liberalisasi Agama Analisis Semiotika

(Teori Roland Barthes)

Denotatif Konotatif Mitos

Representasi Liberalisasi Agama

Simpulan dan Saran

1.7 METODOLOGI PENELITIAN

1.7.1 Metode Riset

Penelitian Representasi Film PK menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pisau bedah Semiotika dari Roland Barthes yaitu dalam pemaknaan denotasi, konotasi dan mitos. Representasi sendiri merupakan suatu penggambaran kembali pesan dalam Film tersebut dengan makna tertentu.

Sedangkan metode penelitian kualitatif deskriptif memandang objek sebagai sesuatu yang dinamis, hasil konstruksi pemikiran dan interprestasi terhadap gejala yang diamati, serta utuh (holistic) karena setiap aspek dari objek itu mempunyai satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan (Sugiyono, 2015;10)

20

21

1.7.2 Jenis dan Sumber Data

1. Primer

Sugiyono, dalam bukunya”Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan

R&D”, menjelaskan Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data. Maka peneliti menggunaka data yang ada untuk meneliti yaitu pesan visual dalam Film, dialog, serta hal-hal yang mendukung dalam Film PK tersebut

2. Sekunder

Sugiyono, dalam bukunya”Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan

R&D”, menjelaskan Sumber sekunder adalah sumber yang tidak langsungmemberikan data kepada pengumpul data misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen. Maka peneliti menggunakan sumber data dari semiotika Roland

Barthes, pemahaman tentang liberalisme dan menggunakan referensi-referensi dari jurnal-jurnal yang menggunakan metode yang sama.

1.7.3 Teknik Pengumpulan dan Pencatatan Data

1. Observasi

Teknik observasi merupakan teknik yang memanfaatkan keaktifan peneliti dalam memantau objek penelitian dan mempelajarinya secara langsung. Maka teknik observasi yang dilakukan dalam film ini adalah bagaimana peneliti terus memantau dan mempelajari Film dan terus mendalami setiap scene yang sangat berpengaruh dalam penelitian representasi liberalisme dalam film PK.

21

22

2. Dokumentasi

Teknik dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data atau dokumen yang telah lampau. Banyak jenis dokumen, ada dokumen foto seperti foto bersejarah, tulisan seperti biografi, seni seperti dokumen film atau musik. Peneliti menggunakan teknik dokumentasi untuk melengkapi teknik observasi.Peneliti menggunakan teknik dokumentasi dalam setiap scene yang menyampaikan adanya liberalisasi agama dalam pesan visual di Film PK

1.7.4 Teknik Analisis dan Interpretasi Data

Analisis data merupakan hasil pengumpulan data secara keseluruhan kemudian dikaji, diteliti secara mendalam oleh peneliti menggunakan metode penelitian yang telah ditentukan. Jadi setelah pengumpulan seluruh data dari Film

PK yaitu setiap scene didokumentasikan serta melakukan observasi dan pengumpulan data primer dan sekunder serta kelengkapan data yang pasti maka hasil dari kumpulan data tersebut akan dianalisis secara mendalam melalui analisis data model Miles dan Huberman yaitu dalam analisis data dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas.

22

23

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Eriyanto. Analisis Wacana, Pengantar Analisis Teks Media. LKiS: Yogyakarta,

2001.

Lacey.

Menoch,GustiA.B.Agama dalam Ruang Publik. PT Kanisius:Yogyakarta, 2015

Moerdijati, Sri.Pengantar Ilmu Komunikasi. PT Revka Petra Media:Surabaya,

2012.

Panca Javandalasta. Mahir Bikin Analisis. MUMTAZ Media:Surabaya, 2011

Sihabudin, Ahmad.Komunikasi Antar Budaya. Bumi Aksara: Jakarta, 2013

Sobur Alex. Semiotika Komunikasi. PT Remaja Rosdakarya:Bandung, 2004

------Analisis Teks Media. PT Remaja Rosdakarya:Bandung, 2014

Surbakti, Ramlan. Anatomi dan Perkembangan Teori Sosial. Aditya Media

Publishing:Malang, 2010

Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Alfabeta:Bandung,

2015

Susanto,Irzi.

Vera Nawiroh. Semiotika dalam Riset Komunikasi. Ghalia Indonesia:Bogor, 2014

Vivian, John. Teori Komunikasi Massa. Edisi kedelapan. Prenada Media Group:

Jakarta, 2008

------Teori Komunikasi Massa. Edisi kedelapan. Prenada Media Group:

Jakarta, 2008

23

24

Non Buku http://jurnal.usu.ac.id/index.php/flow/article/download/1276/870

Skripsi

Julia Ekawati. Representasi Feminisme Dalam Film Siti (Analisis Semiotika

Roland Barthes). Stikosa AWS, 2016

Muhammad Elfan Nureza. Representasi Esistensi Diri Pada Iklan Djarum76 Om

Jin Versi “Pengen Eksis”. Stikosa AWS, 2015

24

25

BAB II

DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

Peneliti mendeskripsikan tentang obyek penelitian yaitu Film PK, dari beberapa sudut pandang yang akan diteliti menggunakan teori semiotik Roland

Barthes dengan cara meneliti scene by scene untuk merepresentasikan bentuk komunikasi liberalisasi agama dalam film tersebut.

Gambar 2.1: Poster Film PK

Sumber : www.imdb.com

Film PK merupakan salah satu film India yang bergenre drama komedi. Film ini di sutradarai Rajkumar Hirani, diproduksi oleh Hirani dan Vidhu Vinod

Chopra, dan ditulis oleh Hirani dan Abhijat Joshi. PK sendiri merupakan singkatan dari peekay (Bahasa India) yang berarti pemabuk. Pemabuk yang 26

dimaksud disini adalah sebuah julukan untuk orang yang sering mengkomunikasikan hal yang tidak masuk akal.

Film ini merupakan Film India terlaris sepanjang masa dengan banyaknya penghargaan yang diterima dan mendapatkan deretan ke-66 sebagai Film terlaris di seluruh dunia, juga Film yang dibintangi pada tahun 2014 ini banyak membahas agama tetapi tidak berpihak kepada satu agama tertentu justru film ini membahas bagaimana keberagaman agama secara keseluruhan tanpa ada sedikitpun yang dikurangi atau ditambahkan esensinya. Menariknya Film PK dibandingkan Film liberalisasi agama yang lain adalah pemaknaan paham liberalisasi agama yang diusung dalam film ini terlihat pada plot yang dibuat tanpa adanya „sekat‟ tersebut. Liberalisasi agama sendiri dibentuk oleh penulis naskah Film tersebut lewat setiap adegan pemeran utamanya dibeberapa scene

Film PK. Berikut adalah deskripsi singkat tentang kelebihan dan kekurangan Film

PK menurut peneliti.

1. Kelebihan Film PK : Film ini mengajarkan kita bahwa perbedaan agama itu

hanya dari luar saja tapi sebenarnya manusia sama saja satu sama lain yaitu

ingin melakukan hal yang baik dan benar dalam hidup. Film ini juga

menyadarkan kita betapa sia-sianya hidup ini jika hanya dihabiskan dengan

pertikaian agama. Film ini juga mengingatkan kita agar terus melakukan

kebaikan antar manusia tanpa memandang agama atau rasa toleransi.

2. Kekurangan Film PK : Film ini berdurasi lumayan lama dan ada beberapa

scene atau beberapa adegan yang berbeda tapi bermakna sama dan sering

diulang-ulang. Film ini juga banyak menuai kontroversi karena pemeran 27

utamanya yang beragama Islam sehingga banyak perdebatan yang

memojokan agama tertentu dalam Film ini.

2.1 Gambaran Umum

2.1.1 Film PK

 Sutradara : Rajkumar Hirani

 Produser : Rajkumar Hirani dan Vidhu Vinod Chopra

 Penulis : Rajkumar Hirani dan Abhijat Joshi

 Pemeran : - Aamir Khan

-

- Saurabh Shukla

- Sanjay Dutt

- Boman Irani

- Parikshit Sahni

- Sushant Singh Rajput

- Sachin Parikh

- Ram Sethi

- Reema Debnath

- Rohitash Gaud

- Rukhsaar Rehman

- Brijendra Kala

- Ranbir Kapoor

 Musik : Shantanu Moitra, Ajay Atul dan Ankit Tiwari

 Sinematografi : C. K. Muraleedharan 28

 Penyunting : Rajkumar Hirani

 Distributor : UTV Motion Pictures

 Durasi : 2 jam 33 menit

 Negara : India

 Bahasa : Hindi

 Anggaran : ₹649 crore (US$100 juta)

Sumber:www.imbdb.com

2.1.2 Sinopsis

Film ini membahas tentang seseorang (tokoh utama) yang merupakan sosok alien yang sedang mencari jati dirinya terutama mencari keyakinan atau agama yang harus dia percayai untuk memopang hidupnya dibumi dan mencari tuhannya agar bisa mengeluarkannya dari masalah yang menimpanya, hal-hal tentang Tuhan yang sering dipertanyakakan secara terbuka dan terkadang tidak masuk akal membuat tokoh utama dalam film ini dijuluki atau dipanggil oleh masyarakat disekelilingnya dengan sebutan “PK”.

Film PK menceritakan seorang alien yang terpaksa mencoba beradaptasi hidup dibumi karena tidak bisa kembali ke planet asalnya. Alien ini hidup di bumi dan mencoba beradaptasi dengan kehidupan di bumi dengan cara berpakaian, berbicara bahkan sampai beragama. Menurut alien tersebut hal di bumi yang paling berat untuk diikuti olehnya adalah beragama karena Ia tidak tahu keberadaan Tuhan. Alien ini berkali-kali mempertanyakan keberadaan Tuhan disetiap orang yang Ia temui. Pertanyaan-pertanyaannya sangat beragam dan banyak yang tidak bisa menjawab pertanyaannya mengenai keberadaan Tuhan. 29

Hal ini membuat masyarakat disekelilingnya menciptakan julukan peekay atau PK terhadapnya karena caranya mengkomunikasi sesuatu yang tidak masuk akal yang dapat membuat orang-orang bingung untuk menjawab pertanyaannya.

Konflik dari film ini sangat terlihat pada saat tokoh pemeran utama menemukan perbedaan antara agama satu dan lainnya ketika mencari keberadaan

Tuhan diberbagai agama namun hal itu tidak pernah bisa disamakan karena setiap agama memiliki literatur dan norma yang berbeda-beda walaupun tujuannya sama yaitu berada di jalan kebaikan. Tokoh fiksi utama dalam film ini seakan diciptakan sebagai mediator dalam perilaku manusia dalam menjalankan ibadah termasuk komunikasi non verbal mereka dalam memakai busana yang memberikan merk kepada semua orang sesuai dengan agama apa yang dianutnya.

Pembahasan agama dan Tuhan yang mendominasi film tersebut membuat penonton penasaran akan akhir dari film tersebut, sekilas penulis berfikir bahwa akhir cerita film akan berpihak pada satu agama tetapi pada akhir film justru dipecahkan oleh nilai-nilai kemanusiaan yang tinggi dan beberapa scene menggambarkan liberalisasi agama atau kebebasan untuk beragama dan rasa toleransi yang tinggi sehingga menarik bagi penulis untuk merepresentasikan liberalisasi agama dalam film tersebut. Hal ini tentunya sangat mempengaruhi pola pikir penonton tentang agama.

2.1.3 Penayangan Perdana

Film PK yang disutradai Rajkumar Hirani ini dirilis pada tanggal 19

Desember 2014 sebagai film Bollywood yang dirilis ke-200 pada tahun 2014.

Kemudian flm PK dirilis di berbagai negara diseluruh dunia. 30

2.1.4 Penghargaan

Penghargaan Kategori Penerima Hasil

Apsara Film Best Actress Anushka Sharma Nominasi

Producers Guild Best Actor Aamir Khan

Awards 2015

Awards of the Best Actor in a Aamir Khan Nominasi

International Leading Role

Indian Film Best Director Rajkumar Hirani

Academy 2015 Best Actress in a Anushka Sharna

Leading Role

BIG Star Most Entertaining Anushka Sharma Nominasi

Entertainment Actor in a Social -

Awards, India Drama Film

2015 (Female)

Bollywood Best Actor Aamir Khan Nominasi

Hungama Best Performance in Boman Irani

Surfers’ Choice a Comic Role

Movie Awards

2015

Filmfare Awards Best Screen Play Rajkumar Hiran Menang

2015 Abhijat Joshi

Best Dialogue Rajkumar Hiran

Abhijat Joshi 31

Best Director Rajkumar Hirani Nominasi

Rajkumar Hirani Films

Vinod Chopra Productions

Best Actor Aamir Khan

Rajkumar Hirani Films

Vinod Chopra Productions

Best Film Vidhu Vinod Chopra

Rajkumar Hirani

Best Story Rajkumar Hirani Films

Vinod Chopra Productions

Best Editing Rajkumar Hirani

Best Costume Abhijat Joshi

Design Rajkumar Hirani

Rushi Sharma

Manoshi Nath

32

BAB III

ANALISA DATA

3.1 Penyajian Data

Peneliti melakukan penelitian Film PK dengan pisau bedah semiotika

Roland Barthes yaitu makna denotasi, konotasi dan mitos melalui analisis filim scene by scene.

1. Kode Waktu ( 00:03:37 – 00:04:17 )

SCENE

Pada suatu hari salah satu tempat di India dikunjungi seorang alien

yang berjalan tanpa busana dan tak bisa bicara atau berbahasa seperti bayi

yang baru lahir

Gambar 3.1 Alien turun ke bumi menggunakan pesawat luar angkasa

33

Gambar 3.2 Alien tanpa busana (telanjang)

Gambar 3.3 Alien berada di India

34

DENOTATIF

Seorang Alien tanpa busana turun ke bumi menggunakan pesawat

asingnya

KONOTATIF

Alien yang tanpa busana dan tidak bisa berbicara serta berbahasa

seperti bayi yang baru lahir

MITOS

Dimanapun kita berada rasanya tidak pantas atau tidak wajar jika

seseorang yang tidak menggunakan pakaian atau telanjang berjalan kesana

kemari seperti orang yang tidak waras

2. Kode Waktu (00:12:01 – 00:12:26)

SCENE

Sarfaraz berbincang dengan Jaggu.

Gambar 3.4 Sarfaraz memperkenalkan tempat asalnya kepada Jaggu

35

Gambar 3.5 Sarfaraz menunjukan bahwa India dan Pakistan tidak bersatu

Gambar 3.6 Jaggu terlihat sedih mendengarnya

36

Gambar 3.7 Sarfaraz mempertanyakan ekspresi wajah sedih yang

diberikan Jaggu

Gambar 3.8 Jaggu menjawab seakan tidak ada masalah

37

Gambar 3.9 Sarfaraz bertanya kepada Jaggu

Gambar 3.10 Sarfaraz pamit untuk pergi

38

DIALOG

- Sarfaraz : Aku dari Pakistan.

Tidak mungkin Kedutaan Besar India mau

mempekerjakanku! (dengan raut wajah sedih)

Ada yang salah?

- Jaggu : Tidak ada (dengan raut wajah sedih kemudian tersenyum)

- Sarfaraz : Manusia dari Pakistan mengganggumu?

Baiklah kalau begitu..,

Sampai jumpa.

DENOTATIF

Sarafaraz memperkenalkan tempat asalnya serta pekerjaannya

kepada jaggu kemudian Sarfaraz pergi meninggalkan Jaggu

KONOTATIF

Jaggu berasal dari India (mayoritas Hindu) dan Sarfaraz berasal

dari Pakistan (mayoritas Muslim). Jaggu merasa sedih karena belenggu

perbatasan yang memisahkan kedua negara tersebut

MITOS

Perbedaan agama membuat setiap orang merasa ada batasan atau

jarak untuk berbincang atau berteman serta menjalin hubungan yang lebih

jauh.

3. Kode Waktu (00:21:53–00:21:57)

39

SCENE

PK membagikan selebaran “Mencari Tuhan”

Gambar 3.11 PK membagikan selebaran kepada orang-orang di kereta

termasuk Jaggu

Gambar 3.12 Selebaran yang berisi ‘Tuhan Menghilang” untuk mencari

Tuhan

40

Gambar 3.13 Selebaran untuk mencari Tuhan

Gambar 3.14 Jaggu merasa ada yang unik dengan PK

DIALOG

- Jaggu : Tuhan menghilang, jika menemukannya hubungi PK (sambil

membaca selebaran yang dibagikan PK)

41

Ada cerita pada orang pada orang ini. Akan kutemui kau di

kantor (Jaggu berbicara kepa teman kantornya”

DENOTATIF

PK membagikan selebaran kepada orang-orang dikereta termasuk

kepada Jaggu dan temannya yang sedang berada di kereta.

KONOTATIF

Selebaran “Mencari Tuhan” yang dibagikan PK menggambarkan

keunikan serta kebingungan pada diri PK yang belum menemukan agama

serta Tuhan yang diyakini.

MITOS

Mempertanyakan hal-hal tentang agama atau keberadaan Tuhan

merupakan karakter seseorang yang pemikir dan banyak mempertanyakan

hal-hal apapun sebelu Ia memilih

4. Kode Waktu (00:37:19 – 00:37:42)

SCENE

PK menyadari bahwa tanpa disadari manusia menggunakan

pakaian sesuai dengan jenis kelamin serta sesuai dengan aktifitasnya.

42

Gambar 3.15 PK memakai baju manusia dan membaur

Gambar 3.16 PK diliat semua orang dan ditertawakan

43

Gambar 3.17 diejek karena menggunakan pakaian yang aneh

Gambar 3.18 PK mulai menyadari keanehan pakaiannya

44

Gambar 3.19 Ternyata keanehan itu muncul karena pakaian

Gambar 3.20 orang berjalan menggunakan baju untuk pagi hari

45

Gambar 3.21 Orang berjalan menggunakan pakaian untuk malam hari

Gambar 3.22 orang-orang yang sedang berolahraga

46

Gambar 3.23 Orang yang sedang bekerja menggunakan baju kerjanya

DIALOG

-PK : Kini aku bisa membaur. Namun aku diejek.

“Lihat dia, Setengah pria, setengah wanita!” (kata masyarakat disekeliling

PK) Perlahan aku mengerti. Ada pakaian pria dan pakaian wanita. Baju pagi hari dan baju malam hari. Baju olahraga, dan baju bekerja.

DENOTASI

PK ditertawakan karena menggunakan Jas dan Rok

KONOTASI

Jas dikenal sebagai pakaian lelaki serta rok dikenal sebagai pakaian wanita, seakan-akan PK seperti orang yang tidak waras dan memalukan saat menggunakan pakaian yang tidak sesuai

47

MITOS

Tanpa kita sadari orang-orang disekeliling kita melakukan perbedaan- perbedaan yang harus kita patuhi, dari hal kecil seperti berpakaian bahkan pakaian bisa membuat kita terlihat seperti apa dimata orang lain

5. Kode Waktu (00:52:06 – 00:52:24)

SCENE

PK menyadari bahwa setiap manusia memiliki keyakinan pada

penciptanya

Gambar 3.24 PK mulai berpikir dan mempertanyakan keberadaan Tuhan

48

Gambar 3.25 PK melihat disekelilingnya yaitu orang-orang beragama

Hindu yang beribadah ke kuil

Gambar 3.26 PK merasa orang-orang mengetahui siapa Tuhannya

49

Gambar 3.27 Orang-orang yang berjalan ke kuil

DIALOG

- PK : Siapakah Tuhan ini?

Semua mengatakan hanya dia yang bisa membantu.

Apa yang kulihat membuka pikiranku.

Manusia di bumi tahu

Siapa yang menciptakan mereka!

Pencipta mereka tinggal bersama mereka.

Dia memiliki jutaan rumah. (PK mulai menyadari dan mengatakan pada

dirinya sendiri)

DENOTASI

PK terdiam dan memikirkan orang-orang disekelilingnya yang

berjalan ke kuil

50

KONOTASI

Orang-orang yang pergi ke kuil adalah orang-orang yang

mempercayai agamanya serta percaya bahwa adanya Tuhan sebagai

penciptanya

MITOS

Orang-orang yang mempercayai adanya Tuhan, mereka juga

memeluk agama yang mereka yakini. Agamapun sangat beragam, berbeda

agama, maka berbeda juga tempat ibadahnya.

6. Kode Waktu (00:53:57– 00:54:57)

SCENE

PK sedang bertanya kepada penjual patung Tuhan didepan kuil

Gambar 3.28 PK protes pada penjual patung Tuhan

51

Gambar 3.29 Penjual tidak mengerti maksud perkataan PK

Gambar 3.30 PK bertanya pada penjual

52

Gambar 3.31 Penjual menjawabnya

Gambar 3.32 PK tetap bertanya terus-menerus

53

Gambar 3.33 PK berbicara dengan raut wajah yang sedih

DIALOG

- PK : Baterai Tuhan habis, cuma sekali berhasil, lalu tak berguna.

- Penjual Patung Tuhan : Apa maksudmu?

- PK : Di mana batreinya?

- Penjual Patung Tuhan : Itu tak ada batreinya.

- PK : Lalu kenapa mati?

Produk gagal?

- Penjual Patung Tuhan : Aku tak membuat barang yang seperti itu.

- PK Kau yang membuat Tuhan?

- Penjual Patung Tuhan : Tentu saja, dengan kedua tanganku.

- nPK : Kau membuat Tuhan atau Tuhan yang membuatmu?

- Penjual Patung Tuhan : Dia yang membuat kita semua, aku hanya membuat

patung-Nya.

- PK : Kenapa patung?

54

- Penjual Patung Tuhan : Untuk menyembah-Nya. Untuk menyuarakan masalah

kita.

- PK : Apakah ada pemancar di dalamnya? Bagaimana Dia bisa mendengar

kita?

- Penjual Patung Tuhan : Tuhan tidak membutuhkan pemancar. Dia mendengar

langsung.

- PK : Secara Langsung? Lalu apa gunanya patung ini?

- Penjual Patung Tuhan : Ada apa dengan dia? (bertanya kepada temannya)

Ingin menghancurkan bisnisku? Apa masalahmu?

- PK : Remoteku dicuri, Pak. Aku memohon pada Tuhan. Namun Ia tidak

membalas.

DENOTASI

PK sedang mempertanyakan hal-hal mengenai Tuhan kepada si

penjual patung Tuhan (menurut agama Hindu)

KONOTASI

PK tidak yakin dengan Tuhan, jika Tuhan bisa mendengarnya

secara langsung, kenapa PK harus menggunakan patung untuk

menyampaikan keluh kesahnya

MITOS

Ketidak yakinan seseorang pada Tuhan membuat Ia selalu

mempertanyakan hal-hal yang sensitif bahkan sulit untuk dijawab. Maka

55

dari itu kebanyakan orang lebih memilih diam atau tidak membahas hal-

hal tersebut.

7. Kode Waktu (00:55:26– 00:55:30)

SCENE

Orang-orang yang beragama Hindu sedang beribadah di Kuil.

Gambar 3.34 Orang-orang yang beragama Hindu yang sedang mengantri

untuk beribadah di Kuil

56

Gambar 3.35 PK beribadah di Kuil

DIALOG

- PK : Manusia bumi menunggu dengan

cara apapun agar keinginanya terkabul.

Dua jam kemudian

barulah aku mendapat giliran.

DENOTATIF

PK sedang antri di Kuil dan menunggu giliran untuk beribadah

KONOTATIF

Antrian yang sangat panjang dan menghabiskan banyak waktu

seakan menggambarkan orang-orang rela berkorban untuk bisa beribadah

kepada Tuhannya. Mereka rela menyisihkan waktu dan tenaganya untuk

beribadah karena keyakinan serta kepercayaannya kepada Tuhan.

57

MITOS

Jika seseorang sudah meyakini dan mempercayai keberadaan

Tuhan dan memeluk suatu agama maka Ia akan melakukan segala cara

untuk bisa setia berada dijalan ajaran agamanya.

8. Kode Waktu (01:01:45 – 01:02:01)

SCENE

PK berada di Bus dan sedang kebingungan

Gambar 3.36 Wanita dengan raut wajah yang sedih dan menggunajan

pakaian berwarna putih

58

Gambar 3.37 PK memegang tangannya agar bisa membaca pikirannya

Gambar 3.38 Orang-orang di Bus memarahi PK

59

Gambar 3.39 PK lari ketakutan karena di marahi orang-orang di Bus.

DIALOG

- PK : Wanita ini tampak sangat sedih. (sambil memikirkannya)

Untuk mengetahuinya, aku menyentuh tangannya.

- Seorang penumpang Bus lainnya: Melecehkan Janda, dasar cabul! (tiba-tiba

berteriak kepada PK)

- PK : Janda? Tau dari mana kau?

- Seorang penumpang Bus lainnya : Kau tak lihat, dia memakai pakaian warna

putih?

DENOTASI

PK memandang seorang wanita di Bus

60

KONOTASI

Dalam Hindu seorang wanita yang sedang menggunakan pakaian berwarna putih adalah wanita yang baru saja kehilangan seorang suami atau yang biasanya disebut dengan seorang janda

MITOS

Agama bukan hanya membedakan manusia dari cara beribadahnya saja, bahkan pakaianpun menggambarkan keyakinan seseorang pada ajaran-ajaran agamanya.

9. Kode Waktu (01:02:21– 01:02:34)

SCENE

PK bertemu dengan wanita bergaun putih di depan Gereja.

61

Gambar 3.40 PK tidak sengaja bertemu dengan wanita yang

menggunakan pakaian berwarna putih didepan Gereja

Gambar 3.41 mereka memarahi PK

DIALOG

- PK : Jadi, suamimu sudah meninggal.

- Wanita bergaun putih : Apa? Kapan?

- PK : Bagaimana Aku tahu? Kau memakai baju putih.

- Wanita bergaun putih : Pengantin memakai warna putih!

- PK : Tidak, janda yang memakai putih.

- Wanita bergaun putih Janda : makai hitam, tolol!

- Teman dari wanita bergaun putih: Jangan membuatnya stresss. Cepat pergi!

62

DENOTASI

PK sedang berbicara dengan wanita bergaun putih di depan

Gereja.

KONOTASI

Dalam agama Kristen jika wanita yang menggunakan gaun berwarna putih dan sedang menuju ke Gereja artinya Ia adalah seorang pengantin yang akan menggelar sebuah pernikahan sedangkan dalam agama Hindu wanita yang menggunakan pakaian berwarna putih merupakan seorang janda dan dalam agama Kristen seorang Janda digambarkan dengan pakaian berwarna hitam.

MITOS

Setiap agama memiliki perbedaan dalam berpakaian dan memiliki makna yang berbedapula disetiap pakaiannya

63

10. Kode Waktu (01:02:42 – 01:02:49)

SCENE

PK berpapasan dengan wanita-wanita yang menggunakan pakaian

berwarna hitam dan penutup wajah.

Gambar 3.42 wanita-wanita yang sedang berjalan menggunakan pakaian

berwarna hitam dan menutupi wajahnya

64

Gambar 3.43 PK bertanya kepada ketiga wanita tersebut

Gambar 3.44 Tiba-tiba ada seorang lelaki menggunakan penutup kepala

dan memarahi PK

65

DIALOG

- PK : Kalian bertiga kehilangan suamimu? (PK bertanya kepada ketiga wanita

yang menggunakan pakaian berwarna hitam)

- Suami dari ketiga wanita tersebut : Aku masih hidup tolol!Mau dihajar kau?

DENOTASI

PK berpapasan dengan tiga wanita yang menggunakan pakaian

berwarna hitam dan penutup wajah.

KONOTASI

Dalam agama Kristen wanita yang menggunakan pakain berwarna

hitam merupakan seseorang yang sedang berduka atau seorang janda,

sedangkan dalam Islam wanita yang menggunakan pakain berwarna hitam

sampai menutup wajahnya adalah wanita yang sedang menutup auratnya

agar terhindar dari perbuatan dosa. Bahkan dalam scene ini Islam

digambarkan sebagai agama yang memperbolehkan poligami atau

memiliki istri lebih dari satu.

MITOS

Perbedaan agama yang sangat beragam juga menentukan setiap

perbuatan atau pilihan hidup yang beragam pula, sesuai dengan ajaran

dalam agama tersebut.

66

11. Kode Waktu (01:02:55 – 01:03:24)

SCENE

PK sedang dikejar oleh orang-orang yang beragama Hindu, Kristen

dan Islam.

Gambar 3.45 PK dikejar wanita-wanita berpakaian hitam dalam agama

Islam

67

Gambar 3.46 Wanita-wanita yang sedang mengejar PK

Gambar 3.47 PK dikejar para Pendeta atau orang-orang yang beragama

Kristen

Gambar 3.48 PK dikejar orang-orang yang beragama Hindu

68

Gambar 3.49 PK sedang bersembunyi

DIALOG

- PK : Tuhan bukan cuma satu..,tapi ada banyak Tuhan.

Masing-masing punya aturan sendiri-sendiri. Masing-

masing Tuhan punya perusahaan sendiri-sendiri.

Mereka menyebutnya agama.

Setiap Perusahaan punya agen sendiri.

Semua manusia di bumi punya agama sendiri-sendiri.

Dan mengikuti ajaran agama yang dianutnya.

Agamaku apa, siapa Tuhanku?

DENOTASI

69

PK sedang dikejar orang-orang yang beragama Islam, Kristen dan

Hindu

KONOTASI

Mereka merasa kesal dan mengejar PK karena pertanyaan-

pertanyaan PK tetang ketentuan-ketentuan atau ajaran-ajaran agama

mereka yang berbeda-beda dan membuat PK bingung. Hal ini

menggambarkan bahwa setiap agama tidak memberikan kebebasan pada

orang-orang yang selalu mempertanyakan hal-hal yang sudah lama

dilakukan dalam agamanya bahkan telah menjadi kewajiban.

MITOS

Orang-orang yang memutuskan untuk beragama dan meyakini

adanya Tuhan , maka mereka tidak bisa menerima jika orang lain

menyinggung atau meragukan adanya Tuhan mereka dan meragukan

kebenaran agamanya.

12. Kode Waktu (01:03:46 – 01:04:00)

SCENE

PK sedang berada di salah satu ruangan rumah sakit yang menjadi

tempat bayi-bayi yang baru lahir

70

Gambar 3.50 PK sedang memeriksa seorang bayi

DIALOG

- PK : Di mana labelnya?

- Dokter : Label apa? (kaget melihat PK)

- PK : Label agama. Bagaimana kau bisa tahu agama mana yang dianutnya?

Di mana label Tuhannya?

- Dokter : Keamanan! (dengan raut wajah ketakutan)

DENOTASI

PK menanyakan label agama pada bayi yang baru saja lahir

KONOTASI

PK menanyakan label agama pada bayi tersebut seakan

menekankan bahwa setiap manusia dilahirkan tidak memiliki keyakinan

apapun bahkan tidak dilabeli atau tidak memiliki agama, bayi yang baru

lahir masih kosong seperti kertas putih

71

MITOS

Setiap manusia dilahirkan tidak memiliki sehelai benangpun, tidak

memiliki nama, bahkan belum memiliki agama, hingga orang tuanya yang

memberikan Ia nama serta kebutuhannya yang lain

13. Kode Waktu (01:04:14 – 01:08:13)

SCENE

PK memilih semua agama untuk diyakini.

Gambar 3.51 PK sedang memikirkan sesuatu

72

Gambar 3.52 PK sedang beribadah dalam agama Hindu

Gambar 3.53 PK sedang melakukan ibadah dalam agama Islam

73

Gambar 3.54 PK sedang melakukan ibadah dalam agama Kristen

Gambar 3.55 PK sedang beribadah dalam agama Hindu

DENOTASI

PK memutuskan untuk beribadah dan mengikuti semua agama

74

KONOTASI

PK memutuskan untuk memeluk semua agama. Ini artinya Ia masih meyakini adanya Tuhan tetapi Ia masih kebingungan akan perbedaan ajaran dimasing-masing agama yang menggambarkan sosok Tuhan yang berbeda-beda.

MITOS

Tidak ada orang yang memeluk semua agama untuk diyakini kecuali orang yang sedang risau dan kebingungan mencari Tuhan mana yang harus disembah

14. Kode Waktu (01:37:58 – 01:38:51)

SCENE

PK memperkenalkan orang-orang yang beragama Budha, Kristen,

Hindu, Sikh, Jain, dan Islam

Gambar 3.56 PK memperkenalkan lima agama dengan penampilan khas dari

setiap agama

75

Gambar 3.57 PK menukar masing-masing pakaian yang digunakan oleh

orang-orang yang berbeda agama tersebut

DIALOG

- PK : Tuhannmu menanyakan Agamaku apa, mari kita bertanya padan-NYA agama orang-orang ini.

- Pemuka Agama : Omong kosong apa ini?

- PK : Hubungi Tuhanmu!

- Pemuka Agama : Kenapa harus Tuhan? Aku akan memberitahumu. Yang itu

Hindu (dari deretan sebelah kiri pertama), Dia kristen (deretan kedua), Sikh

(deretan ketiga), Jain (deretan keempat) dan.. Yang itu agamamu (muslim).

- PK : Tunjukkan padanya.

76

- Orang berpakaian Hindu : Halo. Aku Sikh.

- Orang berpakaian Kristen : Asslamuallaikum. Aku Muslim.

- Orang berpakaian Sikh : Aku Jain.

- Orang berpakaian Jain : Hi, Aku kristen.

- Orang berpakaian Islam : Halo! Aku Hindu.

- PK : Bingung, 'kan! Aku menukar baju mereka. Mengerti? Kepercayaan selalu dikaitkan dengan penampilan.

DENOTASI

PK datang bersama orang-orang dengan agama dan penampilan yang berbeda-beda dan PK memperkenalkan mereka

KONOTASI

Agama yang diperkenalkan PK kebanyakan agama yang menjadi mayoritas di India seperti Hindu, Sikh, Jain. Perkenalan bermacam agama ini seakan membuka mata kita untuk tidak melihat semua orang dari penampilan, seperti layaknya tuduhan seorang pemuka agama kepada PK yang berpendapat bahwa PK adalah seorang muslim karena sering mengganggu.

MITOS

Seperti layaknya terorisme yang sering terjadi diberbagai tempat atau negara yang kemudian membuat semua pandangan tersorot pada agama Islam sehingga Islam dipandang sebagai agama teroris. Hal ini tentunya jauh dari rasa

77

kemanusiaan, rasa toleransi, seharusnya sesama manusia kita harus hidup rukun tanpa memandang perbedaan dari luar saja.

15. Kode Waktu (01:43:15 – 01:43:31)

SCENE

PK mencoba meyakini Ayah Jaggu

Gambar 3.58 PK berbicara dengan Ayah Jaggu

78

Gambar 3.59 PK meyakini Ayah Jaggu

Gambar 3.60 PK mencoba melepas kalung pelindung dari Agama Hindu

79

Gambar 3.61 Ayah Jagu menampar PK

Gambar 3.62 Ayah Jaggu berbicara pada PK

DIALOG

- PK : Si salah sambung itu sedang berdagang. Dagang ketakutan. Dia tahu

kalau orang yang takut akan pergi ke kuil. Kau juga ketakutan, lepaskan ini

(sambil mengeluarkan gelang pelindung milik Ayah Jaggu)

80

- Ayah Jaggu : Jangan pernah mempertanyakan agama (Ayah Jaggu menampar

wajah PK) Itu masalah kepercayaan!

DENOTASI

PK berbincang dengan Ayah Jaggu kemudian Ayah Jaggu

berbicara dengan nada tinggi dan menampar wajah PK

KONOTASI

Ayah Jaggu seoalah menggambarkan bahwa mempertanyakan

agama adalah hal yang sangat sensitif dan ketika Ayah Jaggu menampar

PK, hal itu seakan orang yang sering mempertanyakan agama jika tidak

bisa dijawab maka akan mendapatkan ancaman seperti kekerasan

MITOS

Kadang seseorang tidak bisa menerima pertanyaan-pertanyaan

yang tidak bisa dijawab olehnya karena terkesan memojokan, hal ini bisa

memicu emosi sehingga dapat menimbulkan pertikaian hingga melakukan

tinndakan kekerasan

16. Kode Waktu (01:03:58 – 01:04:54)

81

SCENE

Jaggu sedang membacakan berita.

Gambar 3.63 Jaggu membacakan berita

Gambar 3.64 Pemuka Agama melihat berita

82

DIALOG

- Jaggu : Jika Tuhan tidak ingin kita bertanya

Dia takkan memberikan kita pikiran untuk bernalar. Pemuka agama menggunakan kekerasan saat tak bisa menjawab kami. Mereka menakut-nakuti kita, tapi sekarang kita takkan tinggal diam. Sejauh ini hanya PK yang bertanya, kini akan ada ribuan yang akan bertanya

DENOTASI

Jaggu sedang membaca berita tentang pemuka Agama dan pemuka agama sedang menonton Jaggu

KONOTASI

Jaggu menyerang pemuka agama agar tidak membatasi setiap orang untuk berpikir dan memberikan kebebasan kepada siapapun untuk mengemukakan pemikirannya atau pendapatnya tentang agama

MITOS

Keamanan serta kenyamanan akan muncul jika kita saling menghargai pendapat orang lain karena setiap orang memiliki sudut pandang yang berbeda- beda.

83

17. Kode Waktu (01:44:17 – 01:46:02)

SCENE

Berita tentang orang-orang yang mengemukakan pendapatnya

mengenai ajaran-ajaran agama yang menurut mereka menyimpang

Gambar 3.65 Salah satu umat Hindu bertanya kepada pemuka Agama

84

Gambar 3.66 Pemuka Agama menghindar

DIALOG

- Orang Hindu : Tn. Holy! Satu pertanyaan. Jika kau bisa menyulap emas

dengan tangan kosong, kenapa kau tak memberantas kemiskinan di negara ini?

Tolong jawab. Tn. Holy! Karena kau tambang emas, kenapa meminta

sumbangan pada kami?

- Pemuka Agama : Tuhan Maha Besar! (menghindar dan tidak bisa menjawab)

85

Gambar 3.67 Seseorang mempertanyakan ajaran Pemuka Agama

Gambar 3.68 Seseorang yang sedang memberikan makanan pada seekor

sapi

86

Gambar 3.69 seseorang mempertanyakan ajaran tersebut

DIALOG :

- Orang Hindu : Guru bilang, agar dapat pekerjaan, berilah makan pada sapi.

Apakah sapi agen tenaga kerja? Atau mengirim pesan ke Monster.com ? ya

salah Sambung

87

Gambar 3.70 seseorang mengemukakan pendapatnya

Gambar 3.71 seseorang mempertanyakan ajaran tersebut

88

Gambar 3.72 seseorang mempertanyakan ajaran tersebut

DIALOG

- Seseorang : Dia berkata, masuk Kristen, atau masuk neraka. Jika Tuhan mau,

sejak lahir agamaku pasti Kristen. Kenapa harus pindah sekarang? Salah

sambung.

89

Gambar 3.73 Seorang waniat Islam melakukan pernyataan

Gambar 3.74 Menyampaikan keluh kesahnya

90

Gambar 3.75 Menyampaikan pendapatnya

DIALOG

- Wanita Islam : Gadis-gadis ini ingin pergi ke sekolah. Ada perintah yang

mengatakan bunuh mereka jika melakukannya. Apakah Tuhan serendah

itu,menghalangi anak yang ingin pintar? Salah sambung.

91

Gambar 3.76 Seorang pemuka Agama sedang berceramah

Gambar 3.77 ada seseorang yang mengajukan pendapatnya

92

Gambar 3.78 Menyampaikan Pernyataan tentang buku ajarannya

Gambar 3.79 Mengemukakan pemikirannya

93

Gambar 3.80 Menyampaikan pendapatnya

DIALOG

- Pemuka Agama : Apa yang di takdirkan Tuhan pada kita, itulah yang akan

terjadi. Dialah yang merencakan semua apa yang terjadi di Alam semesta ini.

Terimalah.

- Salah satu pengikut Ajarannya: Muridmu mengatakan untuk mendapatkan

anak laki-laki, beli kitab ini (sambil menggenggam sebuah buku) dan lafalkan

mantranya. Lalu aku membelinya dengan harga Rs 10, dan menghancurkan

rencana Tuhan!

DENOTASI

Setiap orang meengajukan pendapat mengenai ajaran-ajaran agama yang dibawakan oleh pemuka-pemuka agama pada masing-masing agama

94

KONOTASI

Hal ini menunjukan adanya hak-hak kebebasan seseorang untuk mengemukakan hal-hal yang menurut mereka tidak penting atau tidak perlu dilakukan sebagai ajaran agama karena dapat merugikan diri sendiri. Seperti halnya ajaran pemuka agama yang bisa menciptakan emas tetapi masih saja meminta sumbangan, seperti halnya selalu memberikan makanan kepada sapi

(mahluk suci dalam agama Hindu) padahal untuk mendapatkan pekerjaan yang pertama harus senantiasa berusaha dan berdoa, adanya pernyataan “masuk kristen atau neraka” seolah kalimat yang mengancam atau menakut-nakuti seseorang, adanya orang-orang yang tidak memperbolehkan anak-anak bersekolah seperti di daerah palestina yang hak-haknya telah direnggut, adanya buku-buku yang dijual untuk menguntungkan seseorang padahal buku tersebut menyimpang seolah seperti jalan pintas untuk melangkahi rencana Tuhan.

MITOS

Tuhan itu maha segalanya. Tuhan menganugrahi para pemuka agama untuk menjembatani dan melakukan hal-hal seperti ajaran Tuhan dalam setiap

Agama. Murni, tidak menyimpang atau mengambil keuntungan dari umat-Nya atau menakut-nakuti serta mengancam.

95

18. Kode Waktu (02:03:53 – 02:04:08)

SCENE

Berita tentang serangan Bom teroris

Gambar 3.81 Stasiun kereta apa diBom

Gambar 3.82 Berita tentang kasus teroris

96

DIALOG

- Pembaca berita: Jaringan teroris dianggap bertanggung jawab atas serangan

ini. Mereka bilang ini hanya contoh kecil. Menindas rakyat kami, dan perang

akan terjadi. Kami akan melindungi Tuhan kami.

DENOTASI

Jaringan teroris melakukan serangan Bom dan mengatasnamakan agama sebagai alasan mereka melakukan hal tersebut

KONOTASI

Serangan Bom yang terjadi merupakan aksi teroris, hal ini seakan memunculkan statement perang antar agama

MITOS

Untuk membela agama, para teroris ini memilih untuk membunuh.

Padahal pembunuhan itu dilarang disetiap agama, diberbagai hukum negara, bahkan jika tidak beragama dan tidak mengikuti hukum yang ada tetap saja pembunuhan itu hal yang sangat keji dari sudut pandang rasa kemanusiaan.

97

19. Kode Waktu (02:07:55 – 02:14:18)

SCENE

Perdebatan antara Pemuka Agama dan PK

Gambar 3.83 PK percaya akan keberadaan Tuhan

Gambar 3.84 Pemuka Agama tersenyum

98

Gambar 3.85 Pemuka Agama mulai memasang wajah terkejut seperti

sedang terpojokan

Gambar 3.86 PK terlihat sedih

99

Gambar 3.87 Pemuka Agama memasang wajah tercengang

Gambar 3.88 PK dengan wajah seriusnya

100

Gambar 3.89 Pemuka dengan wajah angkuh dan sombong

Gambar 3.90 Pemuka agama mengangkat tangannya

101

Gambar 3.91 PK menggambarkan planet yang kecil dengan tangannya

Gambar 3.92 PK memasang mata yang terbuka lebar

102

Gambar 3.93 Pemuka Agama dengan wajahnya yang angkuh

Gambar 3.94 masih dengan wajah yang angkuh

103

Gambar 3.95 Pemuka agama menunjukan telunjuknya dan memasang raut

wajah penuh kekesalan

Gambar 3.96 PK dengan wajahnya yang sedih

104

Gambar 3.97 Jaggu memasang mimic wajah terkejut

DIALOG

- PK : Aku setuju, percaya pada Tuhan memberi harapan, memberi kekuatan

untuk menghadapi cobaan. Tapi aku punya satu pertanyaan. Tuhan manakah

yang aku percaya? Kau mengatakan ada SATU Tuhan. Aku bilang tidak. Ada

DUA Tuhan. Satu yang menciptakan kita dan satunya lagi yang kau buat. Kita

tak tahu apapun tentang Tuhan yang menciptakan kita. Tapi Tuhan yang kau

ciptakan, adalah orang sepertimu. Picik, menerima suap, membuat janji-janji

palsu. Sesegera mungkin jika bertemu orang kaya, mengabaikannya jika

bertemu orang miskin. Kau menipu masyarakat dan membuat mereka

ketakutan. Panggilan pada tuhan yang benar, menurutku itu sangat

sederhana.Tuhan yang menciptakan kita semua, percayalah kepada-Nya.

Tuhan yang Kau buat, MUSNAKANLAH DIA (Perhatikan Gambar 3.83

sampai dengan Gambar 3.88).

105

- Pemuka Agama : Kau mau memusnahkan Tuhanku, dan aku harus diam saja?

Aku tahu cara melindungi Tuhanku. (Perhatikan Gambar 3.89 sampai dengan

Gambar 3.90)

- PK : Kau mau melindungi Tuhan? Kau! Planet ini sangatlah kecil. Miliaran

planet yang lebih besar melayang di angkasa. Dan kau, duduk di sudut planet

kecil ini, punya keberanian mengatakan, Kau mau melindungi Tuhan yang

menciptakan alam semesta? Dia tidak membutuhkan perlindunganmu, Dia

bisa melindungi dirinya sendiri. Hari ini seseorang mencoba untuk melindungi

Tuhan dan temanku meninggal. Cuma ini yang tersisa, Sepatunya. Berhenti

melindungi Tuhan. Atau di planet ini tak ada manusia, hanya sepatu.

(Perhatikan Gambar 3.91 sampai dengan Gambar 3.92)

- Pemuka Agama : Teroris Muslim meledakkan kereta dan Pendeta Hindu disini

mendengarkan ceramahmu. Bagus sekali. (Perhatikan Gambar 3.93 sampai

dengan Gambar 3.94)

- PK : Apa ini Hindu, Muslim? Tunjukkan padaku labelnya. Kau yang

menciptakan perbedaan ini. Bukan Tuhan. Ini merupakan salah sambung yang

paling berbahaya. Hal ini membunuh orang, memisahkan mereka. Seperti

yang kaulakuakan pada Jaggu dan Sarfaraz.

- Pemuka Agama : Salah sambung apa?

- PK : Bahwa Sarfaraz akan berkhianat.

- Pemuka Agama : Dia akan mengkhianatinya.

- Jaggu : Apa yang terjadi?

- Pemuka Agama : Tunggu. Menurutmu ramalanku tentang Sarfaraz salah?

- PK : Tepat sekali!

106

- Pemuka Agama : Maka buktikan jika ramalanku salah! Jika kau tidak bisa

membuktikan, sujud di kakiku, dan akui kesalahanmu. Bahwa kau seorang

pembohong, dan kau berusaha mencemarkan nama baikku.

- PK : Bagaimana jika aku bisa membuktikannya?

- Jaggu : PK, Jangan!

- Pemuka Agama : Maka barang ini jadi milikmu.

- PK : Aku setuju.

- Pemuka Agama : Arahkan kamera ke Jagat Janani. Kuharap kau mau

menjawab pertanyaanku dengan jujur. Di Belgia kau jatuh cinta dengan anak

laki-laki Pakistan. Benar atau tidak?

- Jaggu : Tolong jangan bahas masalah pribadiku.

- Pemuka Agama : Pada hari Jumat, jam 15:21 aku memperkirakan pria itu

mengkhianatimu. Keesokan harinya kau pergi ke kantor catatan sipil, tapi dia

tidak muncul. Benar atau tidak?

- Jaggu : Ya, dia tidak datang. Tolong hentikan ini.

- Pemuka Agama : Sekarang juga bersujudlah padaku, atau aku yang harus

mendatangimu?

- PK : Sarfaraz tidak berkhianat.Tidak. Beritahu kami apa yang terjadi di hari

itu. Kumohon! Hanya sekali, demi aku.

- Jaggu : Saat itu aku berada di kantor catatan sipil, ada yang mengirim surat

padaku.

- PK : Apakah Sarfaraz yang mengirimkannya?

- Jaggu : Tidak. Dia menyuruh anak kecil untuk mengirimkannya.

- PK : Apakah itu ditandatangani?

107

- Jaggu : Tidak.

- PK : Bagaimana kau tahu jika yang mengirim itu Sarfaraz? Mungkin itu untuk

gadis yang lain. Ada gadis lain di sana, dengan membawa kucing, 'kan? Dia

meminta tolong pada dirimu untuk membawa kucingnya sebenatar.

Anak yang memberimu surat

Apakah dia mengenalmu

- Jaggu : Tidak!

- PK : Apakah kau mengenalnya?

- Jaggu : Tidak.

- PK : Lalu bagaimana Dia tahu surat itu untukmu? Mungkin dia diberitahu

untuk memberikan surat pada gadis yang membawa kucing. Kau membaca

surat itu, tapi tidak menghubungi Sarfaraz. Kau menghubunginya? Itu karena

orang ini menanamkan salah sambung, seorang Muslim pasti berkhianat.

Sarfaraz tidak mengkhianatmu.

DENOTASI

PK dan Pemuka Agama mengikuti program Reality Show dan keduanya melakukan perdebatan yang panjang tentang agama. Satu sama lain beradu argumen.

KONOTASI

Dalam scene terakhir ini, ada beberapa poin penting yang bisa diartikan.

Dialog pertama, PK menjelaskan tentang adanya dua Tuhan yaitu Tuhan yang menciptakan kita dan Tuhan yang diciptakan pemuka agama tersebut. Artinya PK mempercayai adanya Tuhan, mempercayai bahwa diatas semua ini pasti ada

108

penciptanya yaitu Tuhan, tetapi terkadang ada orang-orang yang berkedok seperti

Pemuka Agama atau mengaku sebagai titisan dari Tuhan dan merubah-rubah ajaran yang sudah ditetapkan Tuhan, akhirnya bukan mempermudah masyarakat untuk mendapatkan ilmu agama yang baik tapi malah menanamkan ajaran-ajaran yang menyimpang yang merugikan orang lain.

Inilah yang disebut PK bahwa pemuka agama tersebut menciptakan

Tuhannya sendiri dalam arti membuat ajaran-ajarannya sendiri dan keluar dari jalan Tuhan yaitu jalan kebaikan, sehingga PK menyarankan pemuka agama untuk memusnahkan Tuhan yang diciptakannya sendiri, mengingat bahwa Tuhan yang menciptakan manusia bukan sebaliknya.

Pada dialog kedua, pemuka agama tidak menerima jika harus memusnahkan Tuhannya dan Dia tetap akan melindungi Tuhan-nya. Pada dialog ketiga ditandai dengan “Gambar 3.91 PK” PK mencoba menandai suatu planet yang kecil menggunakan tangannya, mempertegas bahwa dunia ini kecil. Dunia saja sekecil itu apa lagi manusianya. PK memperjelas bahwa Tuhan menciptakan dunia yang sangat besar dengan miliaran planet dan semesta yang sangat luas dan kita manusia yang sangat kecil ini ingin melindungi Tuhan.

PK menyampaikan seakan Tuhan tidak membutuhkan kita yang kecil dan sombong ini, Tuhan itu maha segalanya, Tuhan lebih bijak dari pada umatnya yang selalu membuat kesalahan. PK mengatakan “Hari ini seseorang mencoba untuk melindungi Tuhan dan temanku meninggal”. Dialog tersebut mengulas kembali scene ke-18 tentang aksi Bom kereta api yang dilakukan jaringan teroris yang mengatas namakan sebagai pelindung Tuhan.

109

Artinya PK mencoba menyampaikan bahwa orang-orang yang mencoba melindungi Tuhan akan berakhir seperti teroris yang merugikan orang lain seperti membunuh. Ini artinya PK mengajarkan kita untuk memiliki rasa yang ikhlas dan menyerahkan ketentuan-ketentuan kepada Tuhan tanpa merubah atau campur tangan, karena Tuhan punya alasan yang sangat bijak dalam membuat keputusan.

Dialog terakhir membahas tentang kisah Jaggu (wanita Hindu) dan Sarfaraz (pria

Muslim). Karena pemuka agama tersebut yang menanamkan bahwa seorang

Muslim akan berhianat maka Jaggu pun termakan ajaran itu dengan menjauhi

Sarfaraz. Hal ini menegaskan bahwa terkadang bukan Tuhan yang memisahkan manusia karena agamanya, tetapi karena oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab yang membuat sekat yang tujuannya memisahkan.

Jadi, PK mencoba menggambarkan bahwa perbedaan, pertikaian, permasalah disekitar kita tentang agama atau perang agama, itu bukan karena perbedaaan yang Tuhan ciptakan tetapi itu karena ulah manusia sendiri yaitu oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab yang mengatasnamakan Tuhan, yabg mengikuti ajaran-ajaran agama yang diciptakan sendiri. Tuhan menciptakan perbedaan bukan untuk memisahkan tetapi untuk hidup berdampingan, untuk belajar satu sama lain.

MITOS

Kita semua mempercayai bahwa Tuhan itu satu, Tuhan menciptakan manusia dengan keanekaragaman suku, bahasa, budaya dan agama bahkan warna kulit, postur tubuh, dan segalanya yang sangat beragam. Berbeda itu indah karena bisa saling mengisi satu sama lain, saling membantu, serta saling menopang.

110

3.2 HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN

Dari hasil analisis data diatas, Film PK banyak menerapkan liberalisasi

agama, yaitu menjunjung tinggi kebebasan dengan cara membebaskan setiap

orang, hidup dengan ide-idenya sendiri.

Pertama, Film PK menggambarkan sosok alien yang tidak mengetahui

apapun bagaimana kehidupan di bumi, layaknya seperti seorang bayi yang baru

lahir bahkan tidak menggunakan sehelai pakaianpun untuk menutupi tubuhnya.

Hal ini sangat menggambarkan awal mula kehidupan manusia ketika pertama

kali lahir yaitu belum mengetahui apapun tentang kehidupan di dunia termasuk

belum memiliki agama untuk diyakini.

Kedua, Film PK menceritakan bagaimana si PK atau sosok alien tersebut

berusaha untuk belajar menjadi manusia dari cara berbahasa, berpakaian

sampai beragama. Hal ini menggambarkan pentingnya komunikasi dari

awalnya yang tidak mengerti apapun seperti bayi yang baru lahir kemudian

merangkak hingga berjalan dan mengetahui banyak hal, seperti bahasa, cara

berpakaian dan lainnya.

Ketiga, Film PK menggambarkan bahwa setiap agama memiliki

karakteristik tertentu bahkan dari segi keindentikan pakaian untuk beribadah,

tempat beribadah yang berbeda, bahkan sampai ritual tertentu sangat berbeda

tapi pada dasarnya Film PK ini meyakini bahwa perbedaan tersebut dilakukan

oleh manusia itu sendiri dalam arti yang umum bahwa kesamaan terletak pada

111

niat setiap manusia yang beragama yaitu menuju kebaikan, menjadikan agama sebagai pedoman hidup, membuat manusia penuh dengan harapan.

Keempat, Film PK menekankan cerita pada proses pencarian agama secara umum, tidak berpihak pada satu agama. Tetapi lebih menggambarkan arti kebebasan pada setiap manusia, bebas berpendapat, bebas memilih agamanya, bebas menentukan jalan hidupnya termasuk agama secara rasional. Hal ini tentunya sangat memiliki keterkaitan dengan liberalisasi agama.

Kelima, Film PK menggambarkan manusia memiliki kebebasan akan memilih mana ritual-ritual dari masing-masing agama yang perlu dilakukan atau hal-hal yang sekiranya penting untuk kehidupan manusia, maka dari itu

Film PK menekankan akan kebebasan manusia dalam berpikir atau bernalar.

Keenam, Film PK meyakini adanya pertikaian atau perang agama karena konflik yang dibuat secara sengaja oleh oknum-oknum yang mengatasnamakan agama. Dalam Film ini oknum-oknum tersebut diklasifikasikan pada orang- orang yang mengidentitaskan dirinya sebagai pemuka agama dengan alasan membela Tuhan atau melindungi Tuhan. Hal ini tentunya bertentangan dengan nilai-nilai agama yang merujuk pada kebaikan. Bahkan satupun agama tidak mengajarkan manusia untuk membuat sekatan antar agama atau membuat pertikaian sehing menimbulkan perang agama. Justru sebaliknya yaitu hidup rukun serta berdampingan.

Dalam Film PK, tokoh utama diklasifikasikan sebagai seseorang yang memiliki paham liberalisme. Paham liberalisme lahir sebagai ilmu filsafat dimana manusia memiliki rasional yang tinggi, meyakini kesejahteraan

112

manusia akan tercipta ketika manusia itu memiliki hak-haknya sendiri secara bebas namun dengan alasan yang logis, liberalism mendukung akan segala sesuatu yang merujuk pada kebebasan seperti bebas berpendapat, bebas memilih apapun untuk kehidupannya, bahkan bebas beragama atau meyakini apapun yang menurutnya benar. Jika paham liberalisme digunakan dalam beragama maka hal tersebut dinamakan liberalisasi agama.

sebelumnya peneliti mempelajari adanya model Karl Marx yang mempercayai bahwa adanya tekanan kapitalis untuk kepentingan pribadi, bukan untuk kesejahteraan rakyat. Keterkaitan antara kapitalisme dan liberalisme terletak pada kebebasan. Tetapi kapitalisme menekankan pada perekonomian yang mendominasikan kelas yang bermodal sedangkan liberalisme tidak hanya tentang ekonomi, sosial, politik, tetapi juga menekankan kemanusiaan, agama, serta mendorong ilmu filsafat. Seorang pengikut teori Karl Marx atau yang sering disebut Marxis meyakini kesejahteraan masyarakat akan hadir jika dilakukan revolusi sosial sehingga menimbulkan model liberalisme atau suatu pandangan lebih luas akan kebebasan manusia termasuk kebebasan manusia dalam beragama. Dalam Film

PK diklasifikasikan dalam tokoh pemeran utama peekay menjunjung tinggi liberalisasi agama yaitu mengedepankan kebebasan manusia dalam memilih agama mana yang harus diyakini digambarkan pada saat Film tersebut tidak mendominasikan atau menggambarkan satu agama saja, mengedepankan hak- hak asasi manusia dalam berpendapat yang digambarkan pada model “salah sambung” yang dilakukan peekay sebagai bentuk kebebasan manusia dalam berpendapat termasuk mengkritisi akan hal-hal yang tidak masuk akal dalam

113

agama, meyakini adanya pikiran agar manusia bebas bernalar, menentukan pilihan hidupnya sesuai dengan hal-hal yang logis yang digambarkan dalam

Film ketika manusia seharusnya tidak mudah percaya kepada oknum-oknum yang mengatasnamakan agama dan seharusnya lebih menggunakan pikirannya untuk mengasumsikan suatu hal.

BAB IV

KESIMPULAN

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan analisis serta:

1. Film ini sangat menarik untuk diteliti, tidak seperti film lain yang

konvensional. Salah satu keunggulan dalam film ini adalah berjenis

film monokrom. Pemilihan warna hitam putih dalam keseluruhan

film ini, sengaja dilakukan untuk memvisualisasikan betapa tidak

berwarna-nya hidup seorang Siti. Rasio gambar yang seharusnya

16:9 diubah menjadi 4:3. Hal tersebut mempunyai maksud untuk

mendekatkan penonton dalam memaknai kehidupan Siti, sekaligus

menonjolkan terbatasnya pilihan-pilihan hidup Siti di film itu.

2. Film Siti, menggambarkan tokoh Siti sebagai seorang perempuan

yang rela bekerja pagi dan malam untuk melunasi hutang dan

menghidupi keluarganya. Pekerjaan itu terpaksa dia lakukan karena

tidak ada pilihan lain, pendidikan yang kurang membuatnya

terjerumus dalam pekerjaan itu. Siti harus melayani tamunya setiap

malam, sampai pada akhirnya dia bertemu dengan lelaki yang

bekerja sebagai polisi, dia bernama Gatot. Menyiratkan bahwa

perempuan yang bekerja di tempat hiburan malam, identik dengan

perempuan nakal.

3. Film Siti juga merepresentasikan kehidupan sosial perempuan di

Indonesia, khususnya kehidupan para pekerja malam. Selain itu

film ini merepresentasikan kekuatan dalam diri perempuan berupa

97

kekuatan fisik dan pikiran. Pesan yang disampaikan dalam film ini

adalah supaya perempuan tegas untuk menentukan sikap dan

mempunyai keberanian untuk memilih.

4. Film Siti ini diklasifikasikan kedalam feminisme Marxis

analisisnya mengarah pada kondisi tekanan/dominasi terhadap

perempuan sumber utamanya adalah tekanan kapitalis. Mereka

mendominasi hubungan sosial dan politik dan sebagai akibatnya

perempuan di reduksi menjadi bagian dari properti belaka.

Penganut Marxis percaya bahwa status kaum perempuan akan

berubah hanya melalui revolusi sosial dan penghapusan pekerjaan

domestik. Seperti model Liberal, Marxisme juga menerima

pandangan bahwa teknologi akan membebaskan kaum perempuan.

4.2 Saran

Dari hasil penelitian yang telah disimpulkan, maka peneliti dapat

menyampaikan saran sebagai berikut:

4.2.1 Kepada Para Pelaku Film Indonesia

Meningkatnya produksi perfilman yang berarti perfilman

Indonesia sedang beranjak dari tidur, menuju kebangkitannya memang

menggembirakan. Namun, masih ada yang perlu diperhatikan dalam

pembuatan sebuah film. Ide cerita dan pesan yang bisa menginspirasi

para penonton sangat diperlukan dalam pembuatan sebuah film yang

bagus.

4.2.2 Kepada Penonton Film di Indonesia

98

Kepada para penonton, harus lebih cerdas untuk mengolah

semua informasi yang terdapat dalam film. Penonton sebaiknya tidak

menelan mentah-mentah informasi tersebut dan menjadi penonton yang

cerdas dalam menghadapi terpaan media seperti ini. Penonton

diharapkan bisa mengambil sisi positif dan membuang sisi negatif pada

film yang mereka tonton.

4.2.3 Saran Untuk Penelitian Selanjutnya

Peneliti yang akan melakukan penelitian selanjutnya,

disarankan untuk mencari dan membaca referensi lain lebih banyak lagi

sehingga hasil penelitian selanjutnya akan semakin baik serta dapat

memperoleh ilmu pengetahuan yang baru.

99