https://doi.org/10.26593/jihi.v16i1.3398.51-67

Pengaruh Rezim Ekonomi Politik Terhadap Keamanan Ekonomi Pasca Perang Sipil di

Hidayat Chusnul Chotimah1 1Program Studi Ilmu Hubungan Internasional, Universitas Teknologi Yogyakarta, [email protected] atau [email protected]

ABSTRAK Perang sipil atau yang disebut sebagai People’s War selama sepuluh tahun di Nepal (1996-2006) telah mengakibatkan human insecurity khususnya terkait ancaman keamanan ekonomi dan keamanan individu (person) bagi masyarakat di Nepal. Keberadaan rezim ekonomi politik yang dibawa pasca berakhirnya perang sipil di Nepal telah menimbulkan adanya kekerasan struktural yang dialami oleh masyarakat seperti perampasan hak politik, ekonomi maupun sosial. Tulisan ini akan menjelaskan bagaimana pengaruh sindikat rezim politik dan ekonomi yang dibawa setelah perang sipil di Nepal terhadap keamanan manusia khususnya pada aspek keamanan ekonomi dan bagaimana upaya pemerintah untuk mengatasi hal tersebut. Kajian dalam tulisan ini menggunakan metode penelitian kualitatif melalui studi pustaka yang dikumpulkan dari artikel jurnal maupun laporan penelitian terdahulu. Hasil kajian menunjukkan bahwa keberadaan rezim ekonomi politik di Nepal telah membawa Nepal sebagai salah satu negara termiskin di dunia dalam dimensi kemiskinan moneter dan non- moneter. Dari segi kemiskinan moneter, ada perbedaan pendapatan yang lebar yang dirasakan oleh penduduk di Nepal. Sedangkan dari segi kemiskinan non-moneter dapat dilihat dari kondisi kerawanan pangan yang membawa implikasi terhadap memburuknya kondisi kesehatan dan gizi akibat dari akses yang buruk terhadap pelayanan dasar dan perlindungan sosial.

Kata Kunci: Rezim ekonomi politik, Perang Sipil, Keamanan Manusia, Keamanan Ekonomi, Nepal

ABSTRACT The ten years People’s war or civil war in Nepal during 1996-2006, has resulted in human insecurity particularly the threat of economic security and personal security. The existence of political and economic regime brought after the end of civil war in Nepal has led to structural violence for communities such as the deprivation of political, economic and social rights. This paper will explain how the influence of political and economic regime syndicate brought after Nepal's civil war to human security, particularly on economic security dimensions and how the efforts of government to overcome it. The study uses qualitative research method through literature study that collected from journal articles and previous research reports. The results show that the existence of political and economic regime in Nepal has brought Nepal as one of the world's poorest countries in the dimensions of monetary and non-monetary poverty. In terms of monetary poverty, there are wide income differences experienced by the population in Nepal. While in terms of non-monetary poverty can be seen from the condition of food insecurity which has implications for deteriorating health and nutrition conditions due to poor access to basic services and social protection.

Keywords: Political economic regimes, People’s war, Human Security, Economic Security, Nepal

51

52 Hidayat Chusnul Chotimah | Pengaruh Rezim Ekonomi Politik Terhadap Keamanan Ekonomi Pasca Perang Sipil di Nepal

Pendahuluan negara yang melindungi kelompok etnis 3 Nepal merupakan salah satu negara tertentu dan kasta tinggi di Nepal. dengan tingkat keberagaman yang tinggi di Perpaduan antara unsur politik dan mana ada 103 kasta dan etnis kelompok serta ekonomi inilah yang menjadi dasar permulaan 92 bahasa.1 Ketika Nepal memutuskan untuk atas kekecewaan sipil dan konflik bersenjata menganut sistem demokrasi multipartai dari yang telah menelan korban jiwa dan sumber tahun 1990-an yang disertai dengan penerapan daya selama satu dekade di Nepal.4 Langkah ekonomi liberal, sistem ini ternyata dianggap reformasi yang lambat dan dangkal pada paruh tidak bisa mengatasi eksklusi dan kerentanan pertama tahun 1990-an menjadi alasan bagi sosial yang ada. Hal ini menimbulkan Maois (Communist Party of Nepal-Maoist/ ketidaksetaraan dalam distribusi sumber daya CPN-M) yaitu salah satu partai komunis di produktif termasuk tanah, modal dan teknologi Nepal yang ideologinya lebih condong pada (yang diukur dengan tingkat kemiskinan atau ajaran Mao Tse Tung dan dipengaruhi oleh koefisien Gini dari pendapatan atau aset Revolusi Kebudayaan dari China5 untuk sumber daya produktif). Proses pembangunan memulai Perang Sipil atau “People’s War“ di Nepal sendiri telah mengabaikan sektor pada tahun 1996.6 Pada saat melancarkan pertanian. Sementara itu, kemiskinan di perang sipil, anggota Maois yang duduk di pedesaan diperburuk oleh tingginya tingkat Parlemen Nepal hanya ada 4 dari 205 kursi. kepemilikan tanah akibat upaya untuk Maois melancarkan perang tersebut karena melakukan reformasi tanah di tahun 1950-an Perdana Menteri Nepal saat itu (Sher Bahadur dan 1960-an yang telah gagal. 2 Deuba) menolak 40 poin tuntutan yang Selain itu, patronase elit negara di mensyaratkan restrukturisasi negara termasuk Nepal terbentuk berdasarkan permasalahan penyusunan konstitusi baru melalui pemilihan 7 kepemilikan tanah oleh penguasa atau disebut majelis konstituante di Nepal. sebagai “state landlordism” dengan People’s war atau perang sipil yang memberikan imbalan terhadap pegawai negeri, dikembangkan oleh Mao merupakan bentuk bangsawan dan pendeta atas kesetiaan politik perang yang tidak biasa (unusual war) di mana serta layanan kepada negara. Sistem ini perang ini mengintegrasikan antara kemudian menciptakan kelas elit tanah sebagai masyarakat, politik, partai komunis, dan urusan kasta tinggi dan kelas petani sebagai kasta militer. Menurut Mao, perang bukan bawah. Pola elit anggota kasta tinggi masyarakat menunjukkan keengganan untuk 3 Andrew Nelson, Betrayed by the Neoliberal State, bekerja, tetap puas dengan tidak melakukan Neglected by the “Jangali” Company: The apa pun selain mengumpulkan uang sewa dan Anxiety of Autonomy in an Elite Housing Colony in , Nepal, City & Society, Vol. 29, dipuji secara sosial, bahkan mereka mendapat Issue 1. 2017 perlindungan dari paternalisme ekonomi 4 Yuba Raj Khatiwada, Loc. Cit. 5 dan David Seddon, Chapter 1 People in Historical Context. Dalam Karki, Arjun dan Seddon, David (ed.), The People’s War in Nepal Left Perspectives (pp. 3-48). Delhi: Adroit Publishers. 2003 1 Yuba Raj Khatiwada, Cooperatives, economic 6 Richard A. Mathew dan Bishnu Raj Upreti, democracy and human security: Perspectives from Environmental change and human security in Nepal. Paper presented at 1st National Cooperative Nepal, Dalam Matthew, Richard A. dkk. (Eds.), Congress Kathmandu, Nepal. March 27. 2014. Global environmental change and human Retrieved from security. Cambridge, Massachusetts: MIT Press. https://www.nrb.org.np/ofg/events_ofg/Governor's_ 2010 Speeches-- 7 Basnett, Yurendra. From Politicization of Governor's_Presentation_Paper_at_1st_National_C Grievances to Political Violence: An Analysis of ooperative_Congress_a.pdf the Maoist Movement in Nepal, Working Paper 2 Ibid. Series, March. 2009

53 Hidayat Chusnul Chotimah | Pengaruh Rezim Ekonomi Politik Terhadap Keamanan Ekonomi Pasca Perang Sipil di Nepal merupakan kejahatan moral melainkan sebuah Koirala (Nepali Congress), Madhav Kumar tindakan politik yang dilakukan untuk Nepal (CPN-UML), Sher Bahadur Deuba menghancurkan status quo yang sudah (Nepali Congress-Democratic), Amik mengakar dan untuk memajukan masyarakat Sherchan (People’s Front), Bharat Bimal serta merupakan bentuk perang pembebasan Yadav (NSP), Narayan Man Bijukchhe dari negara semi-kolonial.8 Dengan demikian, (NWPP) dan C.P. Mainali (United Left Front). perang sipil di sini merupakan model perang Sementara dari Maois diwakili oleh Prachanda yang berpusat pada kelas pekerja sebagai (CPN-M).10 Kesepakatan antara SPA dan kekuatan utama dan kaum tani sebagai Maois ini menjadi basis untuk melaksanakan pendukung utama revolusi. Sementara pusat ‘People Movement’ karena Raja Nepal masih gravitasinya berada di pedesaan yang ingin mempertahankan kekuasaannya dengan mengelilingi kota-kota, dan revolusi dilakukan mencari dukungan baik secara internasional melalui Perang Rakyat yang berkepanjangan maupun dari masyarakat Nepal. Gerakan (Protacted People’s War). damai bersama masyarakat yang telah Perang sipil yang dilancarkan Maois di direncanakan tersebut akhirnya memaksa raja Nepal berpusat pada enam distrik yaitu melepaskan kekuasaan eksekutif dan Rukum, Rolpa, Jajarkot, Salyan dan Gorkha di mengembalikannya pada rakyat melalui daerah midwestern dan western Nepal serta di parlemen. Gerakan damai ini berlangsung Sindhuli bagian centre-east Nepal. Empat selama sembilan belas hari hingga tanggal 24 distrik pertama merupakan basis area inti dan April 2006, yang selanjutnya menandai masa dukungan bagi Maois. Serangan Maois mulai transisi sejarah Nepal dengan peresmian dilancarkan yaitu pada hari pertama saat milisi Perjanjian Perdamaian Komprehensif rakyat dan pasukan komando CPN (Maoist) (Comprehensive Peace Agreement/ CPA) pada berhasil menduduki kantor polisi, termasuk pos 16 November 2006. polisi Athbiskot di Distrik Rukum dan pos Perjanjian perdamaian yang telah polisi Holeri di Distrik Rolpa. Pada hari yang disepakati untuk mengakhiri perang sipil sama, di Distrik Gorkha mereka berhasil selama satu dekade sebelumnya dilakukan menduduki Small Farmers' Development dalam upaya transformasi ekonomi dan sosial. Project office dan menyita dokumen Namun, pemerintah masih belum mampu kepemilikan tanah yang disimpan sebagai mencapainya. Konflik di Nepal sendiri berakar jaminan oleh Agriculture Development Bank. dari kemiskinan yang ekstrim, masyarakat Dokumen tersebut kemudian didistribusikan feodal, marjinalisasi dan pengucilan dalam kepada pemilik tanah, sedangkan dokumen aspek politik, ekonomi dan sosial. Pengucilan pinjaman resmi dan catatan yang disimpan politik, ekonomi dan sosial dilakukan oleh bank tersebut dihancurkan.9 berdasarkan pada kelas, kasta, gender, etnis, Adanya konflik bersenjata dalam serta geografi dan telah berkembang perang sipil yang terus berlanjut di Nepal pada sebelumnya menjadi konflik bersenjata. Hal ini akhirnya mendorong kesepakatan untuk menandakan bahwa masyarakat Nepal belum mengadakan dialog antara Seven-party mampu mencapai freedom from fear maupun Alliance (SPA) dan Maois pada 22 November freedom from want. Bahkan, kekerasan 2005 untuk mematuhi 12-Point Understanding struktural masih terjadi di mana pasca transisi in term of Agreement. Pihak-pihak yang konflik tersebut telah muncul sistem pasar terlibat dari SPA ini terdiri dari Girija Prasad yang baru lahir melalui sektor swasta namun

8 Prashant Kumar Singh, Changing Contexts of 10 Padma Prasad Khatiwada, The Nepalese Peace Chinese Military Strategy and Doctrine. IDSA Process: Faster Changes, Slower Progress, Monograph Series No. 49 March. 2016 Inclusive Political Settlements Paper 9. Berlin: 9 Arjun Karki dan David Seddon, Op.Cit. Berghof Foundation. 2014.

54 Hidayat Chusnul Chotimah | Pengaruh Rezim Ekonomi Politik Terhadap Keamanan Ekonomi Pasca Perang Sipil di Nepal belum dapat memberikan dasar kesetaraan terkait dengan kepemilikan tanah untuk kepada orang-orang yang dikecualikan dalam memastikan lahan hak atas tanah petani miskin golongan tersebut.11 dan kaum proletar pedesaan yang tidak 14 Dari segi kebijakan yang ada di Nepal, memiliki lahan. Oleh sebab itu, tulisan ini setelah Perjanjian Damai pada tahun 2006, akan menjelaskan bagaimana pengaruh rezim High Level Commission for Scientific Land politik dan ekonomi terhadap keamanan Reform 2008 dan High Level Commission for manusia di Nepal khususnya yang terkait Land Reform 2009 dibentuk sebagai bentuk dengan aspek keamanan ekonomi pasca perang teknis dan rencana aksi dalam kepemilikan sipil tahun 1996-2006. lahan serta kebijakan pertanian. Sementara Selama ini kajian yang menganalisis Undang-undang Tanah 1964, sebelumnya tentang Perang Sipil di Nepal lebih banyak sebenarnya telah mengakhiri tradisi panjang menganalisis tentang konteks sejarah perang dalam menawarkan hibah tanah untuk dan bagaimana perang berlangsung seperti bangsawan dan fungsionaris negara. Karena kajian dari Karki dan Seddon15, Verma dan nexus elite (sebagai akibat dari struktur Navlakha16, dan Mage17. Beberapa tulisan lain kekuasaan yang ada) ketentuan-ketentuan juga hanya menekankan bagaimana kaitan konstitusional masih belum dilaksanakan antara peran militer dengan proses perdamaian secara adil sehingga program reformasi tanah di Nepal pasca konflik misalnya tulisan dari tersebut secara konsisten gagal untuk Upreti. Namun masih jarang ditemukan kajian- menyampaikan komitmen mereka. Padahal kajian yang menganalisis tentang pendekatan dalam konteks sosial yang tinggi seperti kasta, rezim ekonomi dan politik sebagai akar dari suku dan jenis kelamin dan keragaman munculnya ketidakamanan ekonomi pasca geografis, memerlukan strategi reformasi tanah Perang Sipil di Nepal. Oleh sebab itu, Penulis yang jelas untuk identifikasi penerima manfaat berusaha mengisi gap dalam kajian tentang atas kelompok yang secara historis rentan Perang Sipil di Nepal dari perspektif tersebut. dikecualikan dari akses yang aman terhadap Untuk menjawab rumusan masalah 12 lahan dan kepemilikannya. dalam penelitian ini, penulis menggunakan Dengan aturan yang jelas, termasuk pendekatan kualitatif dimana pengumpulan dalam tata kelola kepemilikan lahan yang datanya menggunakan studi pustaka. Menurut memiliki prinsip-prinsip universalitas jaminan Snape dan Spencer, pendekatan kualitatif kepemilikan, partisipasi yang adil, kepatuhan berfungsi untuk membahas pertanyaan terhadap aturan hukum, keberlanjutan, dan penelitian yang membutuhkan penjelasan atau efektivitas dan efisiensi, maka orang miskin pemahaman tentang fenomena maupun dan kelompok yang dikecualikan akan konteks sosial.18 Untuk menjelaskan konteks memiliki akses ke sumber daya dan lahan sosial di sini dibutuhkan sebuah teori sebagai tersebut.13 Namun, pemerintah Nepal telah gagal untuk mengatasi ketidaksetaraan sosial- 14 Ibid, 14. ekonomi berdasarkan sistem tanah yang ada, 15 Arjun Karki dan David Seddon, Op.Cit. sistem kasta dan relasi gender. Hal disebabkan 16 A.S. Verma dan Gautam Navlakha, People’s War terutama oleh kurangnya kemauan politik in Nepal: Genesis and Development. Economic untuk mengatasi masalah struktural yang and Political Weekly, May 19. 2007. 17 John Mage, The Nepali Revolution and Internasional Relations, Economic and Political 11 Yuba Raj Khatiwada, Op.Cit. Weekly, May 19. 2007. 12 Bharat Nepali, Negotiating access to land and 18 D. Snape, dan L.Spencer, The Foundation of tenure security for economic growth in Nepal. Qualitative Research. Dalam Ritchie, Jane dan Paper Prepared for Presentation at “Conference Lewis, Jane (Ed.), Qualitative Research Practice: On Land And Poverty” The - A Guide for Social Science Student and Washington Dc, March 23-27, 2015. Researchers (pp.1-23). London, UK: Sage 13 Ibid, 12. Publication. 2003, p. 5

55 Hidayat Chusnul Chotimah | Pengaruh Rezim Ekonomi Politik Terhadap Keamanan Ekonomi Pasca Perang Sipil di Nepal pijakan analisis. Seperti yang dijelaskan oleh Berdasarkan Laporan UNDP (1994) Creswell bahwa dalam desain penelitian keamanan manusia (human security) pada kualitatif, teori dapat muncul di awal sebagai dasarnya mencakup dua hal yaitu lensa analisis terhadap sebuah fenomena sosial “perlindungan dari gangguan tiba-tiba dan atau konteks sosial dan dapat dimodifikasi berbahaya dalam pola kehidupan sehari-hari” sesuai kebutuhan peneliti.19 Oleh sebab itu, dan “keamanan dari ancaman kronis seperti penulis menggunakan teori dan konsep kelaparan, penyakit dan represi”, atau yang keamanan ekonomi dan rezim ekonomi politik sering disebut sebagai freedom from fear dan sebagai lensa analisis dalam konteks pasca- freedom from want.22 Hal ini mendasari tujuh Perang Sipil di Nepal. kategori penting dalam keamanan manusia yaitu ekonomi, pangan, kesehatan, pribadi, lingkungan, masyarakat, dan keamanan politik. Hubungan antara Rezim Ekonomi Politik Keamanan manusia merupakan “people- dengan Konsep Keamanan Manusia centered” yang menempatkan individu sebagai Fenomena perang pasca berakhirnya pusat analisis sehingga menyoroti ancaman Perang Dunia II sebagian besar tidak lagi yang mengancam kelangsungan hidup dan diwarnai oleh konflik antar negara namun lebih martabat manusia. Dalam hal ini, manusia mengarah kepada perang sipil yang terjadi di menjadi tujuan pembangunan sehingga tidak dalam negara itu sendiri. Oleh sebab itu, hanya sebagai alat untuk meningkatkan konsep keamanan dari ancaman eksternal produktivitas ekonomi atau hukum koherensi menjadi kurang relevan apabila dikaitkan semata.23 dengan para korban akibat perang saudara atau Jika mengacu pada Laporan UNDP perang sipil tersebut.20 (1994), istilah keamanan manusia pada Pergeseran isu keamanan dari high dasarnya telah meminggirkan wacana dan politic issues ke low politic issues berimplikasi praktik keamanan nasional (negara) yang pada konstelasi global di tiap negara yang berfokus pada aspek penggunaan kekuatan menanggapi perubahan tersebut secara militer dan ancaman eksistensial terhadap berbeda-beda. Munculnya pemikiran Mahbub teritorial negara. Dalam hal ini, konsep ul-Haq yang meluncurkan Human keamanan manusia justru mengkhawatirkan Development Report pada tahun 1990 di PBB keberadaan negara yang sering mengancam menyebutkan bahwa pembangunan harus bukannya melindungi warga negaranya.24 Hal berfokus pada masyarakat, peningkatan ini sejalan dengan pendapat Newman yang kesehatan, pendidikan, dan kebebasan politik, menyebutkan bahwa untuk sebagian orang, maupun kesejahteraan ekonomi. Pemikiran ancaman terbesar bukan berasal dari musuh tersebut kemudian mendasari perubahan terhadap isu keamanan yang bergeser dari negara menjadi individu sehingga ide tentang keamanan manusia ini membuat keamanan dan Security. Transformasi Global, Vol 4 No 1 (pp. pembangunan menjadi saling bersinggungan.21 65-66). 2017, 68. 22 United Nation Development Programme. Human Development Report 1994. New York: Oxford 19 J.W. Creswell, Research Design: Qualitative, University Press. 1994 quantitative and mixed methods approaches, 4th 23 Sabina Alkire, A conceptual framework for Edition. London, UK: Sage Publications. 2014, p. human security,” Working Paper 2, (Oxford: 67. Centre for Research on Inequality, Human 20 Nikolaos Tzifakis, Problematizing human Security and Ethnicity (CRISE), 2003) security: a general/ contextual conceptual p. 3. approach. Southeast European and Black Sea 24 Pauline Ewan, Deepening the Human Security Studies, Vol 11 No 4 (pp. 353-368). 2011. Debate: Beyond the Politics of Conceptual 21 Hidayat Chusnul Chotimah, et al. Perkembangan Clarification. Politics, Vol 27 No. 3 (pp. 182- Aspek Keamanan Ekonomi dalam Konsep Human 189). 2007, p. 182.

56 Hidayat Chusnul Chotimah | Pengaruh Rezim Ekonomi Politik Terhadap Keamanan Ekonomi Pasca Perang Sipil di Nepal eksternal melainkan datang dari negara mereka mengoperasionalkan konsep keamanan sendiri.25 manusia, negara memiliki tanggung jawab Banyak sekali konflik yang terjadi di dalam menghormati hak asasi manusia bagi suatu negara yang berakar dari masalah sosial warganya dan apabila negara tidak mampu dan ekonomi serta yang menyangkut bentuk- menjalankan fungsi tersebut maka organisasi bentuk politik identitas yang saling internasional wajib menggantikan fungsi berkompetisi sehingga menambah penderitaan negara mengingat bahwa pemenuhan terhadap bagi warga negaranya. Terlebih adanya perang hak asasi manusia sendiri merupakan 29 sipil yang terjadi di dalam suatu negara akan kewajiban universal. memaksa warga negara untuk melakukan Melihat beberapa studi terdahulu yang migrasi ke daerah atau negara lain yang lebih mempertentangkan antara konsep keamanan aman.26 manusia dan keamanan nasional, Purnendra Jain menjelaskan bahwa memunculkan gagasan bahwa peran negara ancaman terhadap keamanan manusia dapat seharusnya tetap hadir dalam memenuhi datang dari eksternal yaitu ancaman negara kebutuhan dasar manusia dari ancaman- lain dalam bentuk perang di mana warga sipil ancaman yang dimungkinkan timbul. Melalui ikut menderita, maupun secara internal dengan tata kelola rezim ekonomi dan politik yang adanya represi politik, pemerintahan yang baik, penulis beranggapan bahwa negara gagal, pemerintahan yang buruk, atau melalui seharusnya hadir dalam memenuhi kebutuhan bencana alam seperti tsunami atau gempa dasar warganya sehingga freedom from fear bumi.27 Sementara Pauline Ewan menyebutkan dan freedom from want pun tercapai. Dengan bahwa rezim politik yang represif dapat demikian, tidak hanya faktor dari rezim politik menimbulkan rasa tidak aman bagi warganya yang ada di suatu negara tetapi keberadaan dengan melakukan penolakan hak asasi sebuah rezim ekonomi yang diterapkan juga manusia dari warga negaranya, distribusi akan berdampak terhadap kebebasan warga sumber daya yang tidak merata, atau negara dalam mengakses kebutuhan dasar penggunaan angkatan bersenjata sebagai cara mereka. penindasan untuk mewujudkan tujuan politik Jika mengutip pendapat Bernholz, dari elit yang berkuasa.28 rezim ekonomi politik (a political-economic Menurut Sadoko Ogata, gagasan regime) merupakan “the set of relatively stable tentang keamanan manusia merupakan sarana and long-lasting rules (including the legal yang digunakan untuk menerapkan hak asasi system), rights and government organizations 30 manusia. Di sini, keamanan manusia secara within and through which it operates”. konseptual berarti memberikan kesetaraan Seperangkat aturan dan kewenangan lembaga dalam mengakses hak sipil, politik, ekonomi pemerintah di sini tidak hanya mencakup dan sosial budaya. Hal ini diperkuat oleh sistem politik yang diterapkan dan aktor-aktor Alkire yang menyebutkan bahwa untuk politik yang terlibat di dalamnya tetapi juga menyangkut sistem ekonomi yang ada di 25 Edward Newman, Human Security and negara tersebut. Constructivism, International Studies Perspectives, 2 (pp. 239-251). 2001, p. 240. 26 Ibid, 243-244. 29 Taylor Owen, The Uncertain future of human 27 Mohammad Kamrul Ahsan, Revisiting the security in the UN. Oxford, UK: Blackwell concept of human security, Philosophy and Publishing Ltd. 2008, p.121 Progress, 59 (1-2), pp. 9-42. 2018, p. 16. 30 Peter Bernholz, Causes of Change in Political- 28 Pauline Ewan, The Human Security Agenda in Economic Regimes. In Borner, Silvio dan World Politics. Dalam Bilgin, P. et al, Global Paldam, Martin (Ed.), The Political Dimension of Security and International Political Economy - Economic Growth (pp. 74-94). Proceedings of the Vol. I (pp. 133-157). United Kingdom: Eolss lEA Conference held in San Jose, . Publishers/ UNESCO. 2010. London: Palgrave Macmilan. 1998.

57 Hidayat Chusnul Chotimah | Pengaruh Rezim Ekonomi Politik Terhadap Keamanan Ekonomi Pasca Perang Sipil di Nepal

Banyak sekali perdebatan para ahli menganalisis antara variabel rezim ekonomi mengenai sistem ekonomi dan politik yang dan politik yang dihubungkan dengan perlu diterapkan oleh sebuah negara. Studi mengambil salah satu elemen keamanan yang dilakukan oleh Przeworski et al.31 manusia yaitu keamanan ekonomi sebagai menelaah tentang hubungan antara fokus analisisnya. Keamanan ekonomi di sini pertumbuhan ekonomi dan rezim politik yang tidak berfokus pada aspek makroekonomi yaitu diterapkan oleh negara. Selanjutnya Winters32 pada pertumbuhan ekonomi suatu negara, lebih menekankan pada aspek hubungan antara melainkan lebih menekankan pada bagaimana liberalisasi perdagangan dan pertumbuhan individu mampu mengakses pendapatan dan ekonomi. Sementara Imam dan Salinas terbebas dari kemiskinan sehingga mereka menyebutkan bahwa laporan terhadap 22 mampu memenuhi kebutuhan dasar hidupnya. negara Afrika bagian barat selama periode 1960-2006 menjelaskan bahwa pertumbuhan Dampak Perang Sipil Terhadap Keamanan ekonomi sangat terkait erat dengan guncangan Ekonomi di Nepal eksternal, liberalisasi ekonomi, stabilitas politik serta keterlibatan dari partai politik People’s War yang terjadi di Nepal dalam sebuah pengambilan kebijakan ekonomi telah mengakibatkan human insecurity yang dan politik.33 Literatur-literatur tersebut masih menyebabkan kebinasaan masyarakat berbicara aspek dominan dari negara dan pasar setempat. Akibat dari perang selama sepuluh sebagai titik tolak dalam mencapai kemapanan tahun tersebut menyebabkan 13.000 jiwa ekonomi. Sementara aspek individu masih meninggal, lebih dari 200.000 orang terlantar, diabaikan dalam analisisnya. dan emigrasi dari sekitar 1,8 juta jiwa. Sementara hasil penelitian dari Ministry of Salah satu literatur yang sedikit Peace and Reconstruction (2005) membahas tentang peran rezim ekonomi menyebutkan bahwa dari 73 kabupaten dengan keamanan ekonomi dapat penulis setidaknya terdapat 16.278 korban yang tewas temukan dari studi yang dilakukan oleh akibat pemberontakan dan perang tersebut. Di Branco. Menurut Branco, rezim ekonomi pasar antara distrik-distrik yang mengalami dampak tidak mampu memenuhi hak asasi manusia terparah dengan jumlah korban meninggal karena memiliki dimensi rasionalitas yang tertinggi adalah Rolpa, Rukum dan Achham.35 berbeda sehingga pasar dalam hal ini tidak Selain itu, selama perang terjadi, sebanyak dua mampu memenuhi hak-hak ekonomi dan sosial belas ribu perempuan muda diperdagangkan ke dari masyarakat.34 India setiap tahun, sementara sarana Berpijak dari studi yang dilakukan infrastruktur seperti ratusan sekolah juga oleh Branco dan sintesis dari penelitian- hancur dan terjadi pelecehan seksual terhadap penelitian sebelumnya, penulis berusaha guru dan mahasiswa.

31 A. Przeworski, M. Alvarez, J. A. Cheibub & F. Setelah penandatanganan CPA, isu Limongi, Democracy and development: Political dalam konteks keamanan (security) di Nepal regimes and economic well-being in the world sempat dibahas tetapi hanya melibatkan 1950–1990. New York: Cambridge University segelintir kelompok dan masih terbatas pada Press. 2000. 32 L. A. Winters, Trade liberalisation and economic mantan pejabat pasukan keamanan dan birokrat performance: An overview. The Economic di Nepal sehingga isu keamanan yang dibahas Journal, 114 (493). 2004. pun terkonsentrasi dalam masalah keamanan 33 P. Imam & G. Salinas, Explaining episodes of tradisional (militer bukan individu/ rakyat). Di growth accelerations, decelerations, and collapses

in Western Africa. IMF Working Paper, 08/287. 2008. 35 Birendra Mishra, Strength and weaknesses of the 34 M.C. Branco, Can Markets Secure Economic and Nepalese peace process. Paper submitted to Social Human Rights?. International Critical Seminar on “Building Bridges for Peace in Thought, 5:1 (pp. 80-94). 2015. Nepal” pada 6-7 Oktober 2009, 9.

58 Hidayat Chusnul Chotimah | Pengaruh Rezim Ekonomi Politik Terhadap Keamanan Ekonomi Pasca Perang Sipil di Nepal sini, kebijakan keamanan dipandu oleh kelaparan, penyakit, kejahatan maupun represi kebijakan dan program ad hoc dan bersifat di sinilah yang patut diperhatikan oleh semua tidak transparan. Hal ini disebabkan oleh pihak. rendahnya tingkat kesadaran akan kebijakan Salah satu isu yang menjadi perhatian keamanan maupun strategi dan isu-isu tata dalam aspek keamanan manusia adalah kelola sektor keamanan di antara elit yang keamanan ekonomi. Menurut UNDP keamanan memerintah di Nepal maupun keberadaan ekonomi merupakan sebuah kondisi yang Dewan Keamanan Nasional di bawah mensyaratkan pemasukan tetap yang layak Kementerian Pertahanan yang belum bagi setiap orang yang bisa dicapai dari 36 dilembagakan dengan baik. pekerjaan yang layak maupun dari jaringan Seperti telah dijelaskan sebelumnya pengamanan sosial yang dibiayai publik bahwa human security memiliki tujuh aspek (negara).39 atau komponen yang terdiri dari economic Jika dilihat dari pendekatan tradisional, security, food security, health security, keamanan ekonomi merupakan instrumen dari environmental security, personal security, suatu negara untuk mempengaruhi pembuatan community security dan political security. kebijakan di negara lain, sehingga Namun demikian, aspek atau komponen dalam ketidakamanan ekonomi menyangkut human security masih perlu diperluas ke dalam ketergantungan ekonomi yang tinggi terhadap isu-isu yang semakin menjadi ancaman bagi negara lain. Definisi keamanan ekonomi negara-bangsa dan manusia dewasa ini. tersebut kemudian bergeser dan mengarah pada Meningkatnya perselisihan sipil (civil strife), situasi dimana seseorang memiliki sumber konflik bersenjata (armed conflicts) dan intra- pendapatan keuangan yang stabil dan state war merupakan peristiwa yang memungkinkan terpeliharanya standar membutuhkan concern dalam pembahasan pemenuhan kehidupannya dalam waktu dekat 37 human security. sehingga tidak terjadi kesenjangan di tengah Dari perspektif keamanan manusia, masyarakat, khususnya dalam pemenuhan konflik di Nepal menjadi semakin brutal kebutuhan dasar (basic needs).40 Dengan selama periode perang ini terjadi, sehingga demikian, ketidakamanan ekonomi dalam banyak penelitian yang dilakukan oleh PBB perspektif keamanan manusia (human security) dan berbagai kelompok hak asasi manusia berkaitan erat dengan minimnya penghasilan untuk membantu menyelesaikan permasalahan seseorang dan ketidakmampuan mereka untuk yang ada seperti melalui bantuan dana maupun memenuhi kebutuhan dasar (basic needs). bentuk aksi sosial yang melibatkan jasa Dengan kata lain, keamanan ekonomi mengacu mereka.38 Dalam konteks ini, keamanan pada standar hidup manusia (individu maupun manusia di Nepal tidak akan pernah tercapai komunitas individu) termasuk perlindungan tanpa adanya pemenuhan terhadap kebutuhan terhadap kemiskinan dan ketersediaan terhadap dasar (basic needs) masyarakat untuk jaminan sosial.41 memperoleh kehidupan yang layak melalui Dalam hal ini, keamanan ekonomi jaminan dalam aspek kegiatan politik, sosial memiliki hubungan yang erat dengan dan ekonomi. Adanya ketakutan terhadap komponen keamanan manusia lainnya seperti keamanan pangan, keamanan personal, 36 Bishnu Raj Upreti et al., Human Security in keamanan komunitas, keamanan politik, dan Nepal: Concepts, Issues and Challenges. keamanan lingkungan sehingga keamanan Kathmandu: Nepal Institute for Policy Studies (NIPS) and South Asia Regional Coordination ekonomi dapat menjadi sarana untuk mencapai Office of NCCR (North-South). 2013 37 Upreti, Bishnu Raj, et al. Op.Cit, 5. 39 Chotimah, HC, et al. Op.Cit, 68. 38 Richard A. Mathew dan Bishnu Raj Upreti, 40 Ibid, 69. Op.Cit, 142-143. 41 Ibid, 74

59 Hidayat Chusnul Chotimah | Pengaruh Rezim Ekonomi Politik Terhadap Keamanan Ekonomi Pasca Perang Sipil di Nepal freedom from want yaitu kebebasan untuk $ 624 dan tingkat pengangguran 46 persen.44 memperoleh makanan, tempat tinggal, akses ke Setelah berakhirnya perang sipil yang telah perawatan kesehatan, dan sebagainya. Bahkan, berlangsung selama satu dekade, Nepal aspek keamanan ekonomi yang diabaikan di menderita kelanjutan dari sindikat rezim politik suatu negara dapat memicu terjadinya konflik dan ekonomi. Yang dimaksud sindikat rezim sipil seperti yang terjadi di Nepal. politik jika dilihat dalam Kamus Besar Bahasa Konflik bersenjata yang dilancarkan Indonesia adalah gabungan (kerja sama) melalui People’s War di Nepal memiliki beberapa orang (perusahaan dan sebagainya) dampak yang luas pada ekonomi nasional dan yang bergerak dalam bidang politik 45 lokal di zona konflik. Terlebih konflik yang (pemerintahan). Dengan demikian yang terjadi di Nepal salah satunya dipicu oleh dimaksud sindikat rezim politik dan ekonomi adanya ketidaksetaraan ekonomi di kalangan di Nepal adalah orang-orang di Nepal yang masyarakat, sehingga pemulihan terhadap berkuasa baik yang duduk di dalam kursi keamanan ekonomi menjadi aspek penting pemerintahan maupun yang memiliki pengaruh untuk meminimalkan risiko konflik lebih terhadap pemerintahan di Nepal serta lanjut. Adanya hubungan yang tidak dapat menguasai aspek ekonomi dan politik di sana. dipisahkan antara konflik dan akar penyebab Sindikat rezim politik dan ekonomi di konflik yaitu salah satunya ekonomi, Nepal tidak terlepas dari transformasi sosial pemulihan ekonomi dan pembangunan menjadi dan politik dalam proses perdamaian Nepal prasyarat sekaligus penentu dalam membangun yang telah disepakati antara Maoist dan SPA perdamaian di Nepal.42 yang berisi tentang aspirasi dan visi berikut:  Common Minimum Programme (CMP) Ketidakamanan Ekonomi sebagai untuk transformasi sosial-ekonomi Kelanjutan Rezim Ekonomi dan Politik di dalam rangka mengakhiri semua Nepal bentuk feodalisme harus disiapkan dan dilaksanakan berdasarkan prinsip Setelah berakhirnya konflik bersenjata saling pengertian. selama satu dekade yang dipelopori oleh Maois  Merumuskan kebijakan untuk (CPN-M) Nepal, telah mengantarkan negara melaksanakan land reform programme ini menuju transisi politik yang sangat rapuh. dengan menghapus praktik Sejak penandatanganan CPA, proses kepemilikan tanah feodal. perdamaian di Nepal berbasis pada tiga pilar menuju perdamaian yaitu reintegrasi mantan  Kebijakan untuk melindungi dan pejuang Maois, restrukturisasi negara mempromosikan industri dan sumber berdasarkan prinsip-prinsip federalisme, dan daya nasional harus diikuti. menyusun konstitusi baru untuk Nepal.  Kebijakan harus dibentuk untuk Sementara itu, dimensi ekonomi sebagai salah menetapkan hak-hak semua warga satu aspek penting yang sebelumnya juga negara atas pendidikan, kesehatan, menjadi legitimasi Maois untuk melancarkan tempat tinggal, pekerjaan dan People’s War ini dipinggirkan.43 ketahanan pangan.

Nepal merupakan salah satu negara termiskin di dunia dengan PDB per kapita US 44Ramesh Sunam dan Keshab Goutam, The rise of Maoists in Nepali politics: from ‘people’s war’ to democratic politics. East Asia Forum (Economics, 42 D.B. Subedi, Economic dimension of Politics and Public Policy in East Asia and the peacebuilding: Insight into Post-conflict Pacific, 2013). Retrieved from Economic Recovery and Development in Nepal. http://www.eastasiaforum.org. South Asia Economic Journal, 13, 2 (p.314). 2012 45Kamus Besar Bahasa Indonesia, Retrieved from 43 Ibid. https://kbbi.web.id/sindikat

60 Hidayat Chusnul Chotimah | Pengaruh Rezim Ekonomi Politik Terhadap Keamanan Ekonomi Pasca Perang Sipil di Nepal

 Kebijakan pemerintah harus partai yang memiliki suara mayoritas, maka diupayakan untuk menyediakan tanah/ ada tawar-menawar yang berkelanjutan antara lahan dan keamanan sosial-ekonomi berbagai kelompok partai yang kemudian bagi masyarakat terbelakang seperti menumbuhkan sistem pemerintahan sebagai penghuni liar yang tidak memiliki kartel partai (party-cartel). Tiga kekuatan tanah, buruh kontrak, penggarap, utama dalam partai di Nepal ini adalah pekerja rumah tangga dan kelompok- Kongres, UML dan Maois, dengan dukungan kelompok lainnya khususnya yang bergeser dari partai-partai monarkis, dan/ atau masih bersifat kontrak. partai-partai Madhesi regional/ lokal. Istilah  Konsep pembangunan bersama kartel menjadi sangat cocok mengingat aktor (common development concept) harus politik tersebut terkait erat dengan kepentingan diadopsi untuk transformasi sosial- bisnis yang pada gilirannya beroperasi sebagai ekonomi negara dan untuk membuat kartel di banyak sektor, baik yang dilakukan negara maju dan makmur secara melalui jalur hukum maupun di luar batas ekonomi dalam cara yang adil dalam hukum.47 Oleh sebab itu, agenda dalam CPA rentang waktu yang singkat. terkait pencapaian keamanan ekonomi yang Meskipun visi tersebut terdapat dalam CPA sebelumnya menjadi akar penyebab konflik yang telah ditandatangani dan disepakati dan People’s war di Nepal termasuk di bersama, visi pembangunan ekonomi yang dalamnya menyangkut ketidaksetaraan diartikulasikan dalam CPA, sebagian besar ekonomi atau kemiskinan yang dialami oleh lebih menekankan pada upaya mereformasi masyarakat menjadi bukan prioritas bagi kepemilikan tanah dan pembangunan industri. sindikat rezim politik dan ekonomi dalam Dalam hal ini, pemerintahan baru di Nepal lingkungan kartel tersebut. masih sangat lemah dan rentan terhadap masalah pembagian kekuasaan di tingkat Munculnya Kemiskinan Moneter dan Non- nasional. Hal ini terlihat dalam Pemilihan Moneter sebagai Dampak Kegagalan Rezim Majelis Konstitusi (Constitution Assembly/ Ekonomi Neoliberal di Nepal CA) yang diadakan pada bulan April 2008 Persepsi kemiskinan sendiri sebagai tidak memberikan suara mayoritas absolut aspek dalam keamanan ekonomi telah kepada partai manapun di CA dan berkembang dan sangat bervariasi dari satu menghasilkan pembentukan aktor politik budaya ke budaya lain.48 Namun, definisi berbasis regional dan identitas baru, seperti tersebut telah melebur dan mencakup berbagai Madhesi Jana Adhikar Forum (MJF), Terai masalah, bergerak menuju fenomena perbaikan Madhesh Democratic Party (TMDP), dan ekonomi untuk mengambil sejumlah fenomena Nepal Sadhbahawana Party (NSP), sebagai sosial. Seperti disebutkan oleh Amartya Sen pemain kunci dalam pemerintahan nasional. yang memperkenalkan konsep “deprivation of Ketidakjelasan transformasi ekonomi dalam basic capabilities” sebagai pelengkap dari CPA tersebut pada saat yang sama “lowness income”49 di mana kemiskinan meninggalkan ambiguitas dan kebingungan di memiliki dua dimensi yang luas yaitu: moneter antara para aktor politik dalam menyusun strategi dan rencana pembangunan ekonomi 47 46 Magnus Hatlebakk, Nepal: A Political Economy Nepal. Analysis, Oslo: Norwegian Institute of Aktor politik utama yang bermain di International Affairs. 2017. 48 dalam pemerintahan Nepal adalah para N. P. Joshi, K. L. Maharjan dan Luni Piya, Poverty and food insecurity in Nepal: A review. pemimpin partai politik. Dengan tidak adanya Journal of International Development and Cooperation, Vol. 16, No.2 (pp. 1-19). 2010. 49 Armartya Sen, Development as Freedom, New 46 D.B. Subedi, Op.Cit, 326 York: Alfred A. Knopf. 1999.

61 Hidayat Chusnul Chotimah | Pengaruh Rezim Ekonomi Politik Terhadap Keamanan Ekonomi Pasca Perang Sipil di Nepal dan non-moneter. Dalam hal ini, kemiskinan produktivitas pertanian, peningkatan moneter adalah ukuran kuantitatif kemiskinan kemiskinan di pedesaan, dan kelangkaan yang menggunakan indikator pendapatan atau pangan.53 Nepal mulai menerapkan kebijakan konsumsi, sedangkan kemiskinan non-moneter neo-liberal melalui program penyesuaian dikaitkan dengan hasil yang cukup sehubungan struktural (structural adjustment program/ dengan kesehatan, gizi, melek huruf, hubungan SAP) IMF dan World Bank sejak pertengahan sosial, rasa tidak aman, rendahnya kepercayaan 1980-an, dengan harapan mempercepat diri dan ketidakberdayaan.50 pembangunan dan pertumbuhan ekonomi Meskipun pendapatan per kapita setelah menghadapi defisit neraca pembayaran mencapai US $ 388 per tahun pada tahun 2008, (balance of payments/ BOP) secara terus- negara ini masih tetap menjadi salah satu menerus di paruh pertama tahun 1980-an. negara termiskin di dunia dengan perbedaan Selain SAP, Nepal juga melaksanakan Poverty pendapatan yang lebar, dan akses yang buruk Reduction and Growth Facility atau program bagi sebagian besar penduduk terhadap PRGF dari IMF pada tahun 2007 yang pelayanan dasar dan sosial (Asian dimaksudkan untuk mengurangi tekanan BOP. Development Bank, 2008). Dalam hal ini, Namun dalam praktiknya, dimensi tingkat kemiskinan menjadi penyebab serta akibat dari kemiskinan masih tinggi bahkan setelah 54 kerawanan pangan. Indikator kerawanan PRGF. pangan di Nepal menjadi lebih buruk setelah Bisa dilihat bahwa lebih dari 30 persen bergeser dari negara swasembada pangan yaitu dari populasi yang aktif secara ekonomi benar- eksportir makanan bahkan sampai tahun 1970- benar menganggur dan hanya 10 persen hak- an kemudian menjadi negara defisit makanan hak minimum pekerja yang terjamin. Bahkan sejak awal 1980-an. Sementara pada tahun rata-rata upah minimum bulanan bagi pekerja 2010, sebesar 17 persen dari populasi di Nepal (gaji pokok $87,32: $50 dan tunjangan $37,32) menderita kekurangan gizi.51 Kerentanan ini hampir tidak cukup untuk memberi makan tidak hanya menjadi komponen kemiskinan itu termasuk dalam keluarga inti mereka. Tingkat sendiri, tetapi juga merupakan salah satu inflasi tahunan rata-rata lebih dari 10 persen. penyebab utama kemiskinan dimana Sementara upah harian untuk pekerja industri ketidakmampuan untuk mengatasi risiko sering adalah $3,25 sedangkan untuk pekerja mendorong orang terperangkap lebih dalam pertanian belum ditentukan (sebelumnya kemiskinan. Sebuah kegagalan untuk adalah $1,08). Dahal juga menyebutkan bahwa mengelola risiko memiliki dampak yang di antara jumlah penduduk yang dipekerjakan, berlangsung jauh melampaui keadaan sebesar 46 persen dari mereka mendapatkan kekurangan terkait pendapatan yang diterima. gaji bulanan, sisanya bekerja kontrak, gaji Hal ini yang kemudian juga mempengaruhi mingguan dan upah harian. Hal ini modal manusia dan aspek sosial serta menyebabkan kondisi yaitu 78 persen membatasi peluang untuk meningkatkan penduduk hidup dengan kurang dari $2 per kondisi hidup mereka. 52Menurut Dahal, salah hari. 55 satu penyebab munculnya ketidakamanan ekonomi di Nepal disebabkan oleh kebijakan 53 Dev Raj Dahal. Shaping tomorrow’s economy: neo-liberal yang diadopsi oleh Nepal dalam Challenges and Choices for Nepal, Paper penghapusan subsidi pupuk, benih unggul, Presented at a High-Level Seminar organized by FES and GEFONT on July 10-11, Kathmandu, irigasi, dan kredit yang telah mengurangi Nepal. 2011. 54 Prakash Kumar Shrestha, Structural Changes and

Economic Growth in Nepal (October 19, 2010) 50 N. P. Joshi, K. L. Maharjan dan Luni Piya, p.5. Retrieved From Loc.Cit. https://www.peri.umass.edu/fileadmin/pdf/confere 51 Ibid, 2. nce_papers/newschool/prakash.pdf. 52 Ibid, 17. 55 Dev Raj Dahal, Loc.Cit.

62 Hidayat Chusnul Chotimah | Pengaruh Rezim Ekonomi Politik Terhadap Keamanan Ekonomi Pasca Perang Sipil di Nepal

Sementara Hatlebakk menyebutkan ketidakamanan ekonomi yang dialami bahwa tingkat kemiskinan meningkat masyarakat.58 khususnya untuk masyarakat etnis Rai, Tamang, Libbu dan Sarki yaitu antara 1995- Upaya Penanggulangan Ketidakamanan 1996 dan 2003/2004 di mana sebagian besar Ekonomi di Nepal masyarakat tersebut hidup di wilayah Eastern Hills.56 Dengan melihat kondisi kemiskinan Berdasarkan laporan MDGs tahun 201, yang ada di Nepal, di lain pihak, estimasi Nepal dapat mencapai sebagian besar target moneter pendapatan penduduk tidak memadai ekonominya jika pemerintah mampu dalam memproyeksikan kemiskinan yang mengelola sumber daya dan membangun timbul dari kurangnya kesempatan terhadap kelembagaan serta kapasitas pelaksanaan akses mata pencaharian, pendidikan, perawatan kebijakan intervensi yang strategis. Nepal kesehatan, air bersih, sanitasi, dan bagaimanapun, menghadapi tantangan yang perlindungan sosial. Kontribusi pajak terhadap cukup besar dalam mencapai target pencapaian PDB pun hanya 12 persen dan tidak cukup penuh dan lapangan kerja produktif serta untuk mensubsidi kesejahteraan maupun dalam pekerjaan yang layak untuk semua kalangan, menciptakan akuntabilitas pemerintah yang termasuk perempuan dan kaum muda. bertanggung jawab. Dalam konteks tersebut, Perdagangan dan industri Nepal yang berada pemerintah memiliki sedikit insentif untuk dalam krisis dan produktivitas pertanian yang membangun kapasitas politik dan organisasi rendah seperti kurangnya akses terhadap kredit untuk bernegosiasi dan mengumpulkan yang terjangkau dan ketertiban hukum yang pendapatan maupun pengeluaran secara lemah menandakan situasi perekonomian efektif.57 Nepal yang lemah. Akibatnya, sebagian besar penduduk Nepal masih terjebak dalam kemiskinan sementara perlindungan dan Kegagalan Rezim Politik di Nepal dalam layanan sosial keamanan untuk pekerja Menjaga Keamanan Ekonomi mengalami tantangan karena lebih dari 90 Kurangnya tata kelola yang baik (good persen dari total angkatan kerja beroperasi di governance) dan tidak adanya supremasi luar ekonomi formal.59 Salah satu upaya yang hukum telah mendorong elit politik dilakukan pemerintah Nepal untuk pemerintahan Nepal yang berkuasa untuk menanggulangi ketidakamanan ekonomi yaitu melakukan korupsi. Dalam hal ini, Indeks melalui perlindungan sosial. korupsi di Nepal yang dirilis oleh Transparency International pada tahun 2014 Perlindungan Sosial adalah 29 pada skala 0 hingga 100 di mana 0 menunjukkan paling korup dan 100 Perlindungan sosial (social protection) menunjukkan sangat bersih. Dengan demikian, dapat didefinisikan sebagai tindakan publik kebijakan ekonomi yang didasarkan pada dalam merespon tingkat kerentanan sistem ekonomi liberal dan ketergantungan (vulnerability), risiko (risk), dan perampasan pemerintah Nepal terhadap bantuan asing (deprivation) yang dianggap tidak dapat dengan tidak didukung oleh good governance, diterima secara sosial dalam suatu telah melumpuhkan kapabilitas pemerintah

Nepal dalam menangani masalah 58 Kamal Raj Dhungel, Contribution of Foreign Aid in Nepal's Economy (2015-04-01), Retrieved from 56 Madhab Karkee, Nepal economic growth http://www.newbusinessage.com/MagazineArticle assessment agriculture, Nepal, Kathmandu: s/view/1137. USAID, 2008. 59 D.R. Khanal, Social security/Social protection in 57 Dev Raj Dahal, Loc.Cit. Nepal: Situation analysis, Nepal: ILO. 2013.

63 Hidayat Chusnul Chotimah | Pengaruh Rezim Ekonomi Politik Terhadap Keamanan Ekonomi Pasca Perang Sipil di Nepal pemerintahan atau masyarakat tertentu.60 terbatas pada kompensasi terkait keterbatasan Menurut International Labour Organization pendapatan pekerja, tetapi mereduksi tingkat (ILO), perlindungan sosial berkaitan dengan kemiskinan dan memberikan dukungan bagi sejumlah institusi publik, norma-norma dan golongan termiskin berdasarkan risiko dan program-program yang ditujukan untuk kerentanannya. Dengan kata lain, penyebab melindungi para pekerja dan keluarganya dari kemiskinan perlu ditangani dan tidak hanya kemungkinan yang dapat mengancam standar gejalanya saja. Hal ini juga dapat dasar kehidupan mereka. Dalam hal ini, ILO meningkatkan keterlibatan masyarakat miskin membagi jenis perlindungan sosial dalam tiga dalam pertumbuhan ekonomi, melindungi kelompok yaitu asuransi sosial (social golongan yang paling rentan, dan memberikan insurance), bantuan sosial (social assistance) kontribusi dalam menjaga stabilitas sosial dan labour market regulation. Social insurance masyarakat.62 mencakup perlindungan terhadap kehamilan Nepal menempati peringkat terburuk (maternity), lansia (old age), maupun dibandingkan dengan negara-negara lain dalam pengangguran (unemployment). Social hal perlindungan sosial termasuk pengeluaran, assistance berkaitan erat dengan cakupan, target kemiskinan dan dampaknya. penanggulangan kemiskinan (poverty). Demikian pula, indeks yang dikembangkan Sementara labour market regulation oleh Bank Pembangunan Asia (ADB) pada merupakan aspek yang digunakan untuk tahun 2007 di mana peringkat sistem memastikan standar dasar di tempat kerja perlindungan sosial Nepal pada 0.19 skala 0 (termasuk sistem upah, jam kerja, dan hingga 1. Meskipun pendekatan universal dari sebagainya), serta memperluas hak untuk skema tersebut bervariasi, tingkat cakupan 61 berorganisasi dan berpendapat. untuk kelompok kunci perlindungan sosial Upaya perlindungan sosial akan seperti 30 persen untuk lansia, maupun di meningkatkan manajemen risiko dan bawah 10 persen untuk orang cacat atau orang- memfasilitasi pengembalian yang lebih tinggi orang yang berhak mendapat asuransi atas investasi terhadap orang-orang miskin kesehatan. Laporan ADB menjelaskan bahwa dengan cara mendukung pengembangan hanya 2,3 juta orang menerima bentuk transfer sumber daya manusia dengan memperluas perlindungan sosial yang meliputi kurang dari kemampuan individu yang rentan dan 10 persen populasi di Nepal. Oleh sebab itu, membantu mereduksi kemiskinan. Di negara- inisiatif perlindungan sosial pemerintah Nepal negara maju perlindungan sosial lebih yang telah dirintis dianggap masih kurang menekankan pada aspek pemeliharaan efektif dari yang diharapkan. 63 pendapatan dan perlindungan standar hidup Perlindungan sosial di Nepal tersebut untuk semua orang (khususnya pekerja). dapat ditelusuri dalam komponen kebijakan Berbeda halnya di negara-negara berkembang, sosial di Nepal tahun 2008 dan beberapa di di mana fokus perlindungan sosial tidak antaranya telah ada di Nepal sejak periode sebelum konflik (People’s war). Misalnya 60 Andy Norton, Tim Conway dan Mick Foster, Karnali Employment Programme (KEP) yang Social Protection Concepts and Approaches: merupakan program khusus di daerah paling Implications for Policy and Practice in terpencil dan kurang beruntung di Nepal, yaitu International Development. Working Paper 143, Centre for Aid and Public Expenditure, Overseas Zona Karnali (terdiri dari Distrik Dolpa, Development Institute, UK, February (p. 21-22). Humla, Jumla, Kalikot and Mugu) dengan 2001. menawarkan program ‘one family one job’ atau 61 Armando Barrientos, Social Protection and Poverty, Social Policy and Development ‘satu keluarga satu pekerjaan’. Tujuan program Programme Paper No. 42, Research Institute for Social Development, 62 D.R. Khanal, Op.Cit, 12. January. 2010. 63 Ibid, 39.

64 Hidayat Chusnul Chotimah | Pengaruh Rezim Ekonomi Politik Terhadap Keamanan Ekonomi Pasca Perang Sipil di Nepal tersebut adalah memberikan perlindungan dan adanya penolakan politik dari oposisi sosial melalui pekerjaan jangka pendek dan pemerintah atas tuntutan yang diajukan. menciptakan aset sosial dan ekonomi di daerah Setelah berakhirnya Perang Sipil di Nepal terpencil tersebut. 64 melalui kesepakatan perdamaian yang Skema ini sebenarnya diadopsi sebagai ditandatangani pada tahun 2006 menjanjikan kebijakan di Nepal dengan mencontoh adanya perubahan ekonomi dan sosial di Undang-Undang Jaminan Ketenagakerjaan negara tersebut. Pedesaan Nasional Mahatma Gandhi di India Upaya pencapaian keamanan ekonomi (Mahatma Gandhi National Rural Employment pasca berakhirnya perang sipil di Nepal tidak Guarantee Act of India). Di India, program ini mampu dicapai mengingat tingginya angka menyediakan 100 hari kerja dengan bayaran korupsi dan ketidakmampuan pemerintah 180 rupee hingga 350 rupee per hari pada Nepal dalam supremasi hukum. Munculnya program infrastruktur pemerintah untuk orang kartel partai yang melahirkan sindikat rezim yang bersedia melakukan pekerjaan manual politik dan ekonomi yang berkuasa dan yang tidak terampil, dengan upah tetap di mengontrol kebijakan politik, ekonomi dan tingkat distrik. Mirip dengan pendekatan India, sosial secara oportunis telah mengakibatkan di Nepal program tersebut menjamin transfer meningkatnya kemiskinan moneter dan non- sosial jika pekerjaan pada skema pekerjaan moneter dan taraf hidup masyarakat yang umum tidak tersedia. Dalam KEP ini terdapat kurang layak. komitmen tidak adanya diskriminasi dengan Selain itu, penerapan rezim ekonomi memasukkan semua kasta untuk dapat terlibat. neoliberal di Nepal juga ikut menjadi salah Selain KEP, Nepal juga menyediakan satu faktor penyebab munculnya kemiskinan perlindungan sosial dalam bentuk block grant moneter dan non-moneter sehingga di tingkat distrik yang diperkenalkan pada menimbulkan ketidakamanan ekonomi di akhir 2007 di 20 distrik dan kemudian negara tersebut. Dari segi penerapan rezim ditingkatkan ke 75 distrik lainnya untuk politik, terlihat bahwa kapabilitas pemerintah mendanai pembangunan infrastruktur, dan Nepal dalam menyediakan perlindungan sosial didistribusikan dengan formula berdasarkan pasca berakhirnya Perang Sipil bagi jumlah populasi, luas distrik, HDI, indeks masyarakat masih tergolong buruk termasuk biaya hidup, dan tingkat pendapatan. Pada dalam hal pengeluaran anggaran, jenis dasarnya, KEP dan block grant dapat menjadi perlindungan sosial yang diberikan, target elemen dalam perlindungan sosial yang dapat kemiskinan maupun dampak dari kebijakan berkontribusi pada perubahan struktural, tersebut. asalkan pilihan skema infrastruktur dan lokasi tertentu diputuskan secara demokratis, mengatasi permasalahan pengucilan sosial dan Referensi ketidaksetaraan lokasi, dan menaikkan batas Ahsan, M. K. (2018). Revisiting The Concept minimum upah lokal.65 of Human Security. Philosophy and Progress, 59(1-2), 9-42. https://doi.org/10.3329/pp.v59i1- Kesimpulan 2.36679 Perang Sipil di Nepal terjadi karena Alkire, Sabina. (2003). A conceptual permasalahan ekonomi yang dialami warga framework for human security.

Working Paper 2. Oxford: Centre for 64 Gabriele Koehler, Social Protection and Socioeconomic Security in Nepal, IDS Research on Inequality, Human WORKING PAPER, Volume 2011 Number 370 Security and Ethnicity (CRISE). (p. 12). 2011. 65 Ibid.

65 Hidayat Chusnul Chotimah | Pengaruh Rezim Ekonomi Politik Terhadap Keamanan Ekonomi Pasca Perang Sipil di Nepal

Barrientos, Armando. (2010). Social Protection of Conceptual Clarification. Politics, and Poverty. Social Policy and Vol 27 No. 3 (pp. 182-189). Development Programme Paper No. Ewan, Pauline. (2010). The Human Security 42, United Nations Research Agenda in World Politics. Dalam Institute for Social Development, Bilgin, P. et al, Global Security and January. International Political Economy - Basnett, Yurendra. (2009). From Politicization Vol. I (pp. 133-157). United of Grievances to Political Violence: Kingdom: Eolss Publishers/ An Analysis of the Maoist UNESCO. Movement in Nepal. Working Paper Hatlebakk, Magnus. (2017). Nepal: A Political Series, London School of Economy, Economy Analysis. Oslo: Norwegian March (pp.1-33). Institute of International Affairs. Bernholz, Peter. (1998). Causes of Change in Imam, P., & Salinas, G. (2008). Explaining Political-Economic Regimes. In episodes of growth accelerations, Borner, Silvio dan Paldam, Martin decelerations, and collapses in (Ed.), The Political Dimension of Western Africa. IMF Working Economic Growth (pp. 74-94). Paper, 08/287. Proceedings of the lEA Conference Joshi, N. P., Maharjan, K. L., dan Piya, Luni. held in San Jose, Costa Rica. (2010). Poverty and food insecurity London: Palgrave Macmilan. in Nepal: A review. Journal of Branco, M.C. (2015). Can Markets Secure International Development and Economic and Social Human Cooperation, Vol. 16, No.2 (pp. 1- Rights?. International Critical 19). Thought, 5:1 (pp. 80-94). Kamus Besar Bahasa Indonesia, Retrieved Creswell, J.W. (2014). Research Design: from https://kbbi.web.id/sindikat Qualitative, quantitative and mixed Karkee, Madhab. (2008). Nepal economic methods approaches, 4th Edition. growth assessment agriculture. London, UK: Sage Publications. (2008, August 12). Nepal, Chotimah, Hidayat Chusnul, et al. (2017). Kathmandu: USAID. Perkembangan Aspek Keamanan Karki, Arjun dan David Seddon. (2003). Ekonomi dalam Konsep Human Chapter 1 People in Historical Security. Transformasi Global 4, 1 Context. Dalam The People’s War in (pp. 65-66). Nepal Left Perspectives, Karki, Dahal, Dev Raj. (2011). Shaping tomorrow’s Arjun dan David Seddon (ed.). economy: Challenges and Choices Delhi: Adroit Publishers. for Nepal. Paper Presented at a Khanal, D. R. (2013). Social security/Social High-Level Seminar organized by protection in Nepal: Situation analysis. FES and GEFONT on July 10-11, Nepal: ILO. Kathmandu, Nepal, 2011. Khatiwada, Padma Prasad. (2014). The Dhungel, Kamal Raj. (2015). Contribution of Nepalese Peace Process: Faster Foreign Aid in Nepal's Economy. Changes, Slower Progress. Inclusive Retrieved from Political Settlements Paper 9. Berlin: http://www.newbusinessage.com/Ma Berghof Foundation. gazineArticles/view/1137. Khatiwada, Yuba Raj. (2014). Cooperatives, Ewan, Pauline. (2007). Deepening the Human economic democracy and human Security Debate: Beyond the Politics

66 Hidayat Chusnul Chotimah | Pengaruh Rezim Ekonomi Politik Terhadap Keamanan Ekonomi Pasca Perang Sipil di Nepal

security: Perspectives from Nepal. Studies Perspectives, 2 (pp. 239- Paper presented at 1st National 251). Cooperative Congress, March 27, Norton, Andy, Tim Conway dan Mick Foster. 2014, Kathmandu, Nepal. Retrieved (2001). Social Protection Concepts from: and Approaches: Implications for https://www.nrb.org.np/ofg/events_o Policy and Practice in International fg/Governor's_Speeches-- Development. Working Paper 143, Governor's_Presentation_Paper_at_1 Centre for Aid and Public st_National_Cooperative_Congress_ Expenditure, Overseas Development a.pdf. Institute, UK, February. Koehler, Gabriele. (2011). Social Protection Owen, Taylor. (2008). The Uncertain future of and Socioeconomic Security in human security in the UN. Oxford, Nepal. IDS WORKING PAPER, UK: Blackwell Publishing Ltd. Volume 2011 Number 370. Przeworski, A., Alvarez, M., Cheibub, J. A., & Mage, John. (2007). The Nepali Revolution Limongi, F. (2000). Democracy and and Internasional Relations. development: Political regimes and Economic and Political Weekly, May economic well-being in the world 19. 1950–1990. New York: Cambridge Mathew, Richard A dan Bishnu Raj Upreti. University Press. (2010). Environmental change and Sen, Armartya. (1999). Development as human security in Nepal. Dalam Freedom. New York: Alfred A. Global environmental change and Knopf. human security, Matthew, Richard Shrestha, Prakash Kumar. (2010). Structural A., dkk. (Eds.), 137-154. Changes and Economic Growth in Cambridge: MIT Press. Nepal (October 19) . Retrieved From Mishra, Birendra. (2009). Strength and https://www.peri.umass.edu/fileadmi weaknesses of the Nepalese peace n/pdf/conference_papers/newschool/ process. Paper submitted to Seminar prakash.pdf. on “Building Bridges for Peace in Singh, Prashant Kumar. (2016). Changing Nepal” pada 6-7 Oktober 2009. Contexts of Chinese Military Nelson, Andrew. (2017). Betrayed by the Strategy and Doctrine. IDSA Neoliberal State, Neglected by the Monograph Series No. 49 March “Jangali” Company: The Anxiety of 2016. New Delhi: Institute for Autonomy in an Elite Housing Defence Studies and Analyses. Colony in Kathmandu, Nepal. City Snape, D dan Spencer, L. (2003). The & Society, Vol. 29, Issue 1 (pp. 35- Foundation of Qualitative Research. 58). Dalam Ritchie, Jane dan Lewis, Jane Nepali, Bharat. (2015). Negotiating access to (Ed.), Qualitative Research land and tenure security for Practice: A Guide for Social Science economic growth in Nepal. Paper Student and Researchers (pp.1-23). Prepared for Presentation at the London, UK: Sage Publication. “2015 World Bank Conference on Subedi, D.B. (2012). Economic dimension of Land and Poverty” The World Bank peacebuilding: Insight into Post- - Washington DC, March 23-27. conflict Economic Recovery and Newman, Edward. (2001). Human Security Development in Nepal. South Asia and Constructivism. International Economic Journal, 13, 2.

67 Hidayat Chusnul Chotimah | Pengaruh Rezim Ekonomi Politik Terhadap Keamanan Ekonomi Pasca Perang Sipil di Nepal

Sunam, Ramesh dan Keshab Goutam. (2013). The rise of Maoists in Nepali politics: from ‘people’s war’ to democratic politics. East Asia Forum (Economics, Politics and Public Policy in East Asia and the Pacific. Retrieved from http://www.eastasiaforum.org. Tzifakis, Nikolaos. (2011). Problematizing human security: a general/ contextual conceptual approach. Southeast European and Black Sea Studies, Vol 11 No 4 (pp. 353-368). United Nation Development Programme. (1994). Human Development Report 1994. New York: Oxford University Press. Upreti BR, Bhattarai R, Wagle GS. (2013). Human Security in Nepal: Concepts, Issues and Challenges. Kathmandu: Nepal Institute for Policy Studies (NIPS) and South Asia Regional Coordination Office of NCCR (North-South). Verma, A.S dan Navlakha, Gautam. (2007). People’s War in Nepal: Genesis and Development. Economic and Political Weekly, May 19. Winters, L. A. (2004). Trade liberalisation and economic performance: An overview. The Economic Journal, 114 (493).