AL-MASHLAHAH JURNAL HUKUM ISLAM DAN PRANATA SOSIAL ISLAM

PERUBAHAN FATWA HUKUM: Analisis terhadap Istinbath Hukum Dewan Hisbah Persatuan Islam

Gun Gun Abdul Basit Dosen STAI PERSIS Garut email: [email protected]

ABSTRACK This paper explores the istinbath (fatwa) of the legal Dewan Hisbah of Persatuan Islam organization. The aim is to find out the changes in the legal ruling of Dewan Hisbah, especially in matters of worship and mu'amalah.This study is using descriptive analytical methods. This type of research is qualitative research. From 1983 to 2018, the Dewan Hisbah discussed 199 issues, consisting of 12 fatwas in aqeedah, 106 fatwas in worship, mu'amalah 77 fatwas, and the other 5 fatwas. The results was found 7 problems that experienced changes in fatwa, namely the law on Friday prayers for travelers, zakat pilgrimage, corpse prayer in the first takbir reading a Suroh, iqamat takbir can be one or two times, tastwib on the prayer of shubuh, isbal and bank interest. From seven problems, the first of five are related to worship, and the last of two concern mu'amalah. The seven problems can be divided into two categories. The first category is fatwa of Dewan Hisbah which revised or annulled the previous fatwa of Dewan Hisbah. The second category is fatwa of Dewan Hisbah which revised the previous Persis fiqh contained in the work of Persis' ulama, such as A. Hassan as the main teacher at the Persatuan Islam.

ABSTRAK Tulisan ini mengupas tentang istinbath (fatwa) hukum Dewan hisbah Persatuan Islam. Tujuannya adalah untuk mengetahui adanya perubahan fatwa hukum Dewan Hisbah khususnya dalam masalah ibadah dan mu’amalah. Dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitis. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Dari tahun 1983 sampai 2018, Dewan Hisbah telah melakukan pembahasan sebanyak 199 masalah, terdiri dari fatwa bidang aqidah sebanyak 12 fatwa, bidang ibadah 106 fatwa, bidang mu’amalah 77 fatwa, dan lainnya sebanyak 5 fatwa. Hasilnya ditemukan 7 masalah yang mengalami perubahan fatwa, yaitu hukum shalat Jum’at bagi musafir, zakat tijarah, shalat jenazah di takbir pertama membaca surat, takbir iqamat bisa satu kali bisa dua kali, tastwib pada adzan shubuh, isbal, dan bunga bank. Dari tujuh masalah tersebut, lima masalah pertama berhubungan dengan ibadah, dan dua terakhir menyangkut masalah mu’amalah. Tujuh masalah itu bisa dibedakan ke dalam dua kategori. Kategori pertama, fatwa Dewan Hisbah yang merevisi atau menganulir fatwa Dewan Hisbah sebelumnya. Kategori kedua, fatwa Dewan Hisbah yang merevisi fiqih Persis sebelumnya yang terdapat dalam karya ulama Persis, seperti A. Hassan sebagai guru utama di Persatuan Islam. Keyword: Fatwa, Dewan Hisbah, Persatuan Islam

Perubahan Fatwa Hukum: … | 327

AL-MASHLAHAH JURNAL HUKUM ISLAM DAN PRANATA SOSIAL ISLAM

A. PENDAHULUAN oleh ahlinya kepada orang yang belum Secara garis besar, ragam produk mengetahui. Sedangkan mufti adalah orang pemikiran hukum Islam di ada yang memberikan penjelasan yang harus empat macam. Pertama, fiqih, yaitu diketahui dan diamalkan oleh umat. Produk bangunan pengetahuan yang meliputi ibadah dari mufti adalah fatwa berupa hukum syara’ dan mu’amalah secara menyeluruh. Fiqih, yang diperoleh melalui ijtihad, artinya karena sifatnya yang menyeluruh dan terdapat korelasi yang kuat antara fatwa dan umumnya telah ditulis pada akhir abad II dan ijtihad dan keduanya saling membutuhkan. awal abad III H, maka dalam beberapa segi Pemberian fatwa (ifta) sama dengan telah kehilangan relevansi dalam ijtihad. Ifta atau ijtihad dapat dilakukan oleh mengantisipasi persoalan kekinian dan perorangan (ijtihad fardy) atau kemodernan. Kedua, fatwa, yaitu produk kelompok/kolektif (ijtihad jama’i). Ijtihad pemikiran hukum perorangan atau fardy adalah ijtihad yang dilakukan oleh kelembagaan atas dasar permintaan anggota perorangan terhadap persoalan tertentu yang masyarakat terhadap persoalan tertentu. umumnya menyangkut kepentingan Sebagai fatwa, ia tidak memiliki daya ikat perorangan. Sedangkan ijtihad jama’i adalah termasuk kepada peminta fatwa, ia bersifat ijtihad yang dilakukan oleh kelompok para kasuistik, ia juga memiliki dinamika yang pakar terhadap persoalan tertentu yang relatif tinggi dibanding dengan fiqh. Ketiga, umumnya menyangkut kepentingan luas. produk pengadilan, produk hukum ini Ijtihad jama’i sebagai suatu ijtihad yang bersifat mengikat pihak-pihak yang dilakukan secara kolektif oleh sekelompok berperkara. Sebagai hasil ijtihad hakim, ia ahli dalam hukum Islam yang berusaha memiliki nilai yurisprudensi, yakni sebagai untuk mendapatkan hukum sesuatu atau acuan hakim atau praktisi hukum dalam beberapa masalah hukum Islam. Pada masa menyelesaikan persoalan hukum yang sama. sekarang, ijtihad jama’i dilakukan melalui Keempat, peraturan perundang-undangan forum-forum yang khusus diadakan oleh termasuk Kompilasi Hukum Islam.1 organisasi keagamaan, baik tingkat Salah satu bentuk hukum Islam adalah internasional maupun tingkat nasional.2 fatwa. Fatwa selalu diartikan sebagai usaha Lembaga fatwa tingkat nasional dimiliki memberikan pejelasan tentang hukum syara’ oleh ORMAS Islam. Syarikat Islam

1 Ahmad Rofiq. (2001). Pembaharuan Yayasan Wakaf Paramadina. hlm. 369-370; M. Hukum Islam di Indonesia. Yogyakarta: Gama Cholil Nafis. (2011). Teori Hukum Ekonomi Media. hlm. 157-158; Atho Mudzhar. (1994). Syariah. Jakarta : Penerbit UI Press. hlm. 52. Fikih dan Reaktualisasi Ajaran Islam, dalam 2 Ma’ruf Amin. (2008). Fatwa dalam Budi Munawwar Rahman (ed). Jakarta : Sitem Hukum Islam. Jakarta: Elsas. hlm. 42-43.

328 | Perubahan Fatwa Hukum: …

AL-MASHLAHAH JURNAL HUKUM ISLAM DAN PRANATA SOSIAL ISLAM

memiliki Lembaga Majelis Syura, merekomendasi-kan pendapat (bahkan Muhammadiyyah memiliki Majelis Tarjih, sikap) organisasi terhadap persoalan PERSIS memiliki Dewan Hisbah, (hukum) yang terjadi di masyarakat. Jam’iyyatul Washliyyah memiliki Dewan Salah satu lembaga fatwa di Indonesia Fatwa, dan MUI memiliki Komisi Fatwa. Di adalah Dewan Hisbah PERSIS, yang negara-negara lain yang berpenduduk sebelumnya bernama Majlis ulama PERSIS. mayoritas muslim juga memiliki Lembaga Tulisan ini mencoba mengungkap adanya fatwa, seperti Dar al-Ifta di Mesir, Lajnah perubahan fatwa Dewan Hisbah yang al-Fatwa di di al-Azhar (Kairo), Riyasah al- menganulir fatwa sebelumnya. Ifta di Arab Saudi, Majma al-Fiqh al-Islamy Teori yang digunakan adalah teori di Rabithah al-‘Alam al-Islamy (Arab perubahan hukum dan seperangkat kaidah Saudi), The Islamic Ideological Council hukum Islam mengenai perubahan hukum. (Dewan Ideologi Islam) di Pakista, Majlis Teori perubahan hukum digunakan untuk al-Ulama di Maroko, Majelis Fatwa Negara mengetahui unsur-unsur internal dan (untuk tingkat pusat) dan Majelis Fatwa eksternal masyarakat yang menjadi Negeri (untuk negara bagian) di , pengubah hukum. Perubahan hukum tidak Syurayi Nikahban di Iran, Shari’a Council bisa lepas dari perubahan sosial, karena (Dewan Syari’ah) di Bangladesh dan hukum sebagai sub sistem dari sistem sebagainya.3 sosial.4 Perubahan hukum dalam pandangan Di Indonesia, pelaksanaan pemberian Ibnu Qayyim yaitu perubahan hukum dapat fatwa hukum Islam diwakili oleh beberapa saja terjadi sebagaimana fatwa selalu institusi atau lembaga-lembaga fatwa. mengalami perubahan. Perubahan hukum Komisi Fatwa MUI lebih dikenal oleh sesungguhnya, bukan saja yang dilakukan masyarakat sebagai lembaga yang berusaha oleh Ibnu Qayyim, akan tetapi perubahan menyelesaikan banyak permasalahan agama hukum telah pernah dilakukan oleh Imam dengan mengeluarkan fatwa. Di samping itu, Syafi-i dengan konsep perubahan hukumya ormas-ormas Islam seperti yaitu Qaul al-Qadim dan Qaul al-Jadid. dengan Majlis Tarjihnya, NU dengan Lajnah Dengan demikian perubahan hukum dalam Bahtsul Masa’ilnya, PERSIS dengan Dewan bentuk fatwa telah menjadi tradisi sejak Hisbahnya, dan yang lainnya memiliki dulu yang dilakukan oleh para fukaha institusi yang bertugas untuk mendalami dan sampai saat ini. Dan hai ini merupakan tugas

3 Ahmad Zahro. (2004). Tradisi Intelektual 4 Abdul Manan. (2005). Aspek-aspek NU Lajnah Bahtsul Masa’il 1926-1999. Pengubah Hukum. Jakarta: Kencana Prenada Yogyakarta: LKiS. hlm. 73-75. Media. hlm. 24.

Perubahan Fatwa Hukum: … | 329

AL-MASHLAHAH JURNAL HUKUM ISLAM DAN PRANATA SOSIAL ISLAM

yang harus dilakukan oleh para fukaha dan dengan beberapa tokoh anggota Dewan pemikir hukum Islam agar supaya hukum Hisbah PERSIS yang ada di kantor Islam tetap eksis dan mampu mengakomodir Pimpinan Pusat Persis di . Data segala permasalahan yang selalu dinamis. Sekunder diperoleh dari karya-karya lain Dalam bukunya, I’lam al-Muwaqqi’in, yang berkaitan erat dengan kajian yang Ibnu Qayyim mengemukakan teorinya penulis teliti, baik dari buku, jurnal, majalah ataupun artikel, serta landasan pokok fiqh, dengan ungkapan yaitu: al-Qur’an dan hadits, kitab-kitab Ushul Fiqh, ijtihad para sahabat, karena ijtihad itu sudah ada sejak zaman Rasul. yaitu; Terjadinya perubahan fatwa Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif bertujuan dan terjadinya perbedaan hukum untuk menyelidiki obyek yang tidak dapat disebabakan adanya faktor tempat, situasi, diukur dengan angka-angka ataupun ukuran niat dan .5 lain yang bersifat eksak. Penelitian kualitatif Dalam penelitian ini menggunakan juga bisa diartikan sebagai riset yang bersifat metode deskriptif. Metode deskriptif adalah deskriptif dan cenderung menggunakan penelitian yang dilakukan untuk mengetahui analisis dengan pendekatan induktif. keberadaan variabel mandiri, baik hanya pada satu variabel atau lebih (variabel yang B. PEMBAHASAN berdiri sendiri) tanpa membuat 1. Kedudukan Fatwa perbandingan dan mencari hubungan Fatwa adalah upaya penjelasan dari variabel itu dengan variabel yang lain. seorang mufti disebabkan adanya Sumber data yang digunakan dalam pertanyaan tentang hukum syara’, baik penelitian ini dapat diklasifikasikan menjadi, pertanyaan itu bersifat individual maupun yaitu data Primer dan data sekunder. Data kolektif dalam rangka kepentingan primer dalam disertasi ini adalah hasil masyarakat dan penjelasan fatwa bisa dalam produk ijtihad PERSIS dan karya penulis bentuk tulisan maupun lisan yang sifatnya lain tentang PERSIS, yang diambilkan dari tidak mengikat. Sesungguhnya fatwa selalu dokumen aslinya. Dan untuk melengkapi bercirikan : Pertama, sebagai usaha data tersebut, akan dilakukan, wawancara memberikan jawaban-jawan atas persoalan

5 Ibn Qayyim Al-Jauziyah. (t.t.). I’lam al Muawaqqiin ‘an Rabb Al-Alamin. Juz III. Bairut: Dar al-Fikr. hlm. 14.

330 | Perubahan Fatwa Hukum: …

AL-MASHLAHAH JURNAL HUKUM ISLAM DAN PRANATA SOSIAL ISLAM

hukum yang muncul. Kedua, fatwa yang persoalan hukum begitu juga disampaikan tentang hukum syara’ melalui kelembagaannya. Posisi mufti pun semakin proses ijtihad. Ketiga, Orang atau lembaga penting dalam berbagai sektor dan lini yang menjelaskan adalah berkafasitas dalam kehidupan, seperti kepentingan politik, persoalan hukum yang ditanyakan. produk fatwa dibutuhkan dalam konstelasi Keempat, jawaban yang diberikan adalah politik tertentu begitu juga halnya pada yang belum mengetahui tentang aspek ekonomi dan kesejahteraan jawabannya. Orang yang memberi fatwa masyarakat, produk-produk fatwa disebut dengan “mufti”, sedangkan pihak dibutuhkan oleh masyarakat. yang meminta fatwa disebut dengan “al- Melihat eksistensi mufti yang begitu mustafti’”. penting dan kompleksitas hukum, sudah Rifyal Ka’bah juga menegaskan ifta’ saatnya definisi fatwa diredefinisi kembali (pekerjaan memberi fatwa) adalah sinonim dengan paradigma mufti tidak lagi pasif tapi dari ijtihad. Perbedaannya fatwa lebih harus aktif. Mufti mengeluarkan fatwa tidak khusus dari ijtihad. Ijtihad adalah istinbath harus menunggu datangnya pertanyaan atau (formulasi) ketentuan-ketentuan hukum kasus hukum yang muncul, tetapi mufti secara umum, baik kasus hukumnya sudah harus mampu mengantisipasi kebutuhan ada atau belum ada. Sedangkan ifta’ (fatwa) hukum yang muncul di masyarakat. menyangkut kasus yang sudah ada dimana Perubahan paradigma ini ditegaskan oleh mufti memutuskan ketentuan hukumnya Muhammad Atho’ Mudzhar, bahwa fatwa berdasarkan pengetahuan hukum yang dalam perspektif bentuk dan kekuatan dimilikinya.6 hukum, perannya lebih luas tidak hanya Bila dihubungkan konteks hari ini, sebatas “legal opinium” (pendapat hukum), otoritas fatwa lebih bersifat kelembagaan tetapi juga sebuah produk interaksi sosial dari individual. Jarang lagi ditemukan fatwa antara mufti dengan komunitas politik, yang bersifat individual. Kebutuhan ekonomi dan budaya yang mengelilinginya masyarakat terhadap hukum selalu yang memberikan ragam informasi terhadap dipertanyakan kepada lembaga yang perkembangan sosial umat Islam.7 mempunyai ortoritas untuk itu. Dalam posisi Fatwa-fatwa mufti atau ulama, ini fatwa semakin luas bukan hanya sebatas bercirikan : Pertama, bersifat kasuistik,

6 Rifyal Ka’bah. (1999). Hukum Islam di 7 Muhammad Atho Mudzhar. (2003). Indonesia Perspektif Muhammadiyah dan NU. Islam and Islamic Law in Indonesia: A Social Jakarta : Universitas. hlm. 212. Historical Aproach. Jakarta : Departemen Agama RI. hlm. 93.

Perubahan Fatwa Hukum: … | 331

AL-MASHLAHAH JURNAL HUKUM ISLAM DAN PRANATA SOSIAL ISLAM

karena merupakan respon atau jawaban adanya upaya pembaruan hukum Islam akan terhadap pertanyaan yang diajukan oleh menimbulkan kesulitan-kesulitan dalam peminta fatwa. Kedua, fatwa tidak memasyarakatkan hukum Islam khususnya mempunyai daya ikat, artinya bahwa si dan ajaran Islam pada umumnya. Hukum peminta fatwa tidak harus mengikuti isi atau Islam dengan segala keunggulannya, hukum dari fatwa yang diberikan merupakan aturan Tuhan yang bertujuan kepadanya. Demikian pula masyarakat luas memberikan kebaikan dan kemudahan tidak harus terikat dengan fatwa itu, karena kepada umat manusia. Dengan demikian, fatwa seorang ulama di suatu tempat bisa hukum Islam mempunyai beberapa saja berbeda dari fatwa ulama lain di tempat kekhasan yang tidak dimiliki oleh hukum yang sama. Ketiga, fatwa biasanya manapun di dunia. Kekhasan tersebut di cenderung bersifat dinamis karena antaranya adalah sifatnya yang fleksibel. merupakan respon terhadap perkembangan Adanya sifat fleksibel tersebut, selain untuk baru yang sedang dihadapi masyarakat si kemudahan umat dalam mengaktualisasikan peminta fatwa, isi fatwa itu sendiri belum titah Tuhan, juga merupakan bentuk konkret tentu dinamis, tetapi sifat responnya itu dari humanitas hukum langit.9 sekurang-kurangnya dapat dikatakan Ibnu Qayyim al-Jauziyah berpendapat dinamis.8 dalam kitabnya I’lam al-Muwaqqi’in: تَغير الْفَتْوَى وَاخْتَِلَفهَا بِحَسَبِ تَغَيُّرِ اْلَْزْمِنَةِ وَاْلَْمْكِنَةِ وَاْلَْحْوَالِ وَالنِّيَّاتِ وَالْعَوَائِدِ Fatwa di Antara Qaul Qadim dan .2 Qaul Jadid Perubahan fatwa dan perbedaannya sesuai Pada dasarnya pembaruan pemikiran dengan perubahan zaman, ruang, keadaan, hukum Islam hanya mengangkat aspek niat dan adat/kebutuhan.10 lokalitas dan temporalitas ajaran Islam, Bahkan lebih jauh beliau mengatakan tanpa mengabaikan aspek universalitas dan bahwa tidak memahami atau keabadian hukum Islam itu sendiri. Tanpa mempertimbangkan perubahan merupakan

oleh Jaih العوائد Muhammad Atho Mudzhar. (1998). Dar al-Fikr. hlm. 14. Term 8 Pengaruh Faktor Sosial Budaya Terhadap Mubarok diterjemahkan dengan kebiasaan. Lihat Produk Pemikiran Hukum Islam, Dalam Jaih Mubarok. (2002). Modifikasi Hukum Islam Hukum Islam Tatanan Masyarakat Indonesia. Studi tentang Qawl Qadim dan Qawl jadid. Jakarta: Logos. hlm. 1-2. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. hlm. 2. 9 Lahaji dan Nova Effenty Muhammad. Sementara Lahaji dan Nova Effenty Muhammad (2015). Qaul Qadim san Qaul Jadid Imam mengartikan dengan kebutuhan. Lihat Lahaji dan Syafi’i: Telaah Faktor Sosiologisnya. Jurnal Al- Nova Effenty Muhammad, Qaul Qadim san Qaul Mizan, 11(1). hlm. 119 Jadid Imam Syafi’i: Telaah Faktor 10 Ibn Qayyim Al-Jauziyah. (t.t.). I’lam Al- Sosiologisnya…, hlm. 120. Muwaqqi’in An Rab Al-‘Alamin, Juz 3. Bairut:

332 | Perubahan Fatwa Hukum: …

AL-MASHLAHAH JURNAL HUKUM ISLAM DAN PRANATA SOSIAL ISLAM

kesalahan besar dalam syariat.11 Adapun demikian, hukum Islam tidak dapat rincian kelima faktor perubahan fatawa dipaksakan untuk diterapkan, akan adalah: tetapi melalui tahapan dan proses a. Faktor Waktu yang panjang. Dengan kata lain Terkait dengan faktor ini, Ibnu dibutuhkan sebuah proses gradual Qayyim mengemukakan bahwa dan dibutuhkan kehati-hatian yang ketika Nabi Saw melihat ekstra, sebab jika hukum Islam kemungkaran di Mekah, dipaksakan akan menjadi kemungkaran tersebut tidak dapat kontraproduktif dalam diubahnya, akan tetapi setelah mengembangkan misa Islam pada Fathul Makkah dan umat Islam saat itu. Contoh yang bisa meraih kemenangan, maka segala digambarkan yaitu proses kemungkaran dapat diubah.12, Hal pengharaman khamar yang tidak tersebut memberikan indikasi secara langsung diharamkan akan bahwa perubahan hukum sangat tetapi ia secara gradual.13 dipengaruhi oleh zaman. Mencegah b. Faktor Tempat kemungkaran adalah kewajiban Dalam penjelasan tentang tempat, umat Islam. Akan tetapi Mekah pada Ibnu Qayim melarang memotong saat itu belum memungkinkan, tangan musuh dalam medan perang. maka nanti setelah Fathul Makkah Pelarangan tersebut dilakukan umat Islam mampu melakukan dengan alasan bahwa peperangan perubahan terhadap kemungkaran tersebut terjadi di wilayah musuh.14 sehingga kemungkaran tersebut Hal ini memberikan indikasi bahwa dapat dikendalikan dengan baik. pemberlakuan hukumIslam tidak Pada awal kedatangan Islam, harus harus dipaksakan pada wilayah yang diakui bahwa masyarakat Mekah lain. Dalam uraian yang lain mereka berada pada zaman disebutkan bahwa Nabi Saw pernah jahiliyah, kemungkaran dan segala mewajibkan zakat fitrah tindak kriminal yang ada pada saat berdasarkan makanan pokok dari itu sangat tidak meresahkan penduduk setempat. Nabi Saw masyarakat. Dalam kondisi mentapkan zakat fitrah berupa satu

11 Ibn Qayyim Al-Jauziyah. (t.t.). hlm. 14. 13 Jaih Mubarok. (2002). hlm. 2. 12 Ibn Qayyim Al-Jauziyah. (t.t.). hlm. 16. 14 Jaih Mubarok. (2002). hlm. 2.

Perubahan Fatwa Hukum: … | 333

AL-MASHLAHAH JURNAL HUKUM ISLAM DAN PRANATA SOSIAL ISLAM

gantang kurma atau satu gantang fitrah berupa makanan pokok apa gandum atau satu gantang anggur saja sesuai apa yang berlaku pada bagi penduduk kota Madinah. Hal sebuah masyarakat tersebut. tersebut ditetapkan oleh Nabi Saw Makanan pokok masyarakat berdasarkan bahwa jenis makanan Mekkah seperti gandum ketika itu, yang telah disebutkan merupakan berbeda dengan makanan pokok makanan pokok bagi penduduk bangsa yang lain. Madinah. c. Faktor Situasi Adapun penduduk kota lainnya yang Dalam sejarah dikemukakan, Umar makanan pokoknya selain yang bin al-Khattab tidak telah disebutkan sebelumnya, maka memberlakukan hukum potong kewaqjiban penduduk yang ada di tangan terhadap seorang pencuri kota tersebut untuk mengeluarkan pada masa paceklik.16 Pernyataan ini zakatnya berdasarkan makanan dikemukakan Ibnu Qayyim dalam pokok yang mereka konsumsi. bukunya. Senada dengan hal Seabagaimana jika suatu daerah tersebut, menurut Abbas Mahmud makanan pokok tersebut berupa Akkad lebih lanjut menyatakan jagung atau beras atau buah tin atau bahwa tindakan Umar tersebut yang yang lainnya berupa biji-bijian, tidak menjatuhkan hukuman maka kewajiban bagi penduduknya terhadap pelaku pencurian tersebut, untuk mengeluarkan zakatnya dari pada dasarnya tidak meninggalkan jenis makanan utamanya. Demikian nash karena pelaku tersebut halnya jika yang menjadi makanan melakukannya secara terpaksa pokok suatu daerah adalah daging, sebagai bagian dari tuntutan susu, ikan , maka zakat fitrahnya kelangsungan hidup dan yang wajib dikeluarkan adalah keselamatan dari bencan kelaparan. sesuai dengan makanan pokok Dewngan demikian, pelaku tersebut di suatu daerah.15 pencurian dianggap sebagai orang Berdasarkan uraian tersebut di atas, yang tidak melakukan dosa dengan maka menurut Ibnu Qayyim perbuatannya tersebut.17 diperbolehkan mengeluarkan zakat

15 Jaih Mubarok. (2002). hlm. 9-10. 17 Abbas Mahmud Akkad. (t.t.). Al-Tafkir 16 Jaih Mubarok. (2002). hlm. 16. Faridah Islamiahi. Kairo: Nahdah Masri. hlm. 100.

334 | Perubahan Fatwa Hukum: …

AL-MASHLAHAH JURNAL HUKUM ISLAM DAN PRANATA SOSIAL ISLAM

Perbuatan mencuri adalah perbuatan berkatah suaminya “keluarlah”.19 yang dilarang oleh syariat, akan Oleh sebahagian masyarakat tetapi perbuatan tersebut dapat menganggap bahwa jatulah talak ditoleransi ketika jika akan bagi si istri hanya dengan kata meninggal tanpa makan dan hanya “keluarlah”. Si suami kemudian satu-satunya cara untuk dapat mempertanyakan hal tersebut bertahan hidup dengan cara ia kepada seorang mufti. Jawaban mencuri hanya sekedar memenuhi mufti menegaskan bahwa talak telah makan. Karena perbuatan yang jatuh kepada si istri dengan dilakukannya dalam rangka perkataan “keluarlah” dari si menjaga jiwa yang merupakan salah suami.20 satu unsur maqasid al-Syari’ah . Uraian di atas, menurut Ibnu Demikian halnya dalam kaidah usul Qayyim dianggap suatu hal yang disebutka bahwa siuasi emergensi bodoh karena kata “keluar” bukan membolehkan yang dilarang yang dimaksudkan oleh suami sebagai dibuat ulama sebagai pertimbangan izin. Tindakan mufti yang dalam menetapkan hukum. menceraikan suami dari istrinya d. Faktor Niat tersebut adalah hal yang tidak Terkait dengan niat, niat adalah diizinkan oleh Allah SWT dan Nabi sengaja untuk melakukan sesuatu SAW, demikian juga tidak yang disertai dengan perbuatan.18 dibolehkan oleh para imam.21 Terkait perubahan hukum dengan Kasus yang dihadapi diatas oleh masalah niat, Ibnu Qayyim Ibnu Qayyim merupakan gambaran mengangkat kasus pada peristiwa hukum bahwa ketetapan hukum ketika suami mengatakan kepada tidak boleh mengindahkan niat dari istrinya jika aku mengizinkanmu pelaku hukum. Hal tersebut keluar menuju kamar mandi, maka menunjukkan bahwa posisi niat jatulah talakmu. Oleh karena sesuatu dalam sistem hukum Islam dan lain hal, istrinya membutuhkan menempati kedudukan penting yang kamar mandi tersebut, maka

18 Muhammad Ismail Al-Kahlani. (1979). 19 Ibn Qayyim Al-Jauziyah. I’lam Al Subul Al-salam min Adillat Al-Ahkam. Bairut: Muawaqqiin. hlm. 44. Dar- al-Fikr. hlm. 26. 20 Ibn Qayyim Al-Jauziyah. hlm. 44. 21 Ibn Qayyim Al-Jauziyah. hlm. 44.

Perubahan Fatwa Hukum: … | 335

AL-MASHLAHAH JURNAL HUKUM ISLAM DAN PRANATA SOSIAL ISLAM

mampu merubah suatu hukum yang berlainan denganmu meminta telah ditetapkan. keputusan hukum, maka e. Faktor Adat tanyakanlah tentang adat/urf yang Menurut Ibnu Qayyim faktor adat berlaku di daerahnya dab berilah sama halnya dengan urf yang keputusan hukum berdasarkan teramsuk salah satu faktor dapat adat/urf yang berlaku di daerahnya, merubah hukum. Dicontohkan bukan berdasarkan adat/urf yang dengan orang yang bersumpah berlaku di daerahmu.23. Demikian untuk tidak mengendarai “dabbah” juga halnya seorang mufti tidak Dimana di daerah tersebut kata dibolehkan mengeluarkan fatwa “dabbah” sesuai dengan urf/adat berdasarkan adat/urf yang terjadi yang berlaku diartikan keledai. Oleh pada masa yang lalu.24 Dengan karena itu, sumpahnya hanya uraian teori perubahan hukum yang berlaku untuk mengendarai hewan terkait dengan adat tersebut, maka yang bernama keledai. Adapun jika seorang penegak hukum hendaknya orang tersebut mengendarai kuda selalu mempertimbangkan faktor- atau onta, maka tidak ada faktor yang mempengeruhi konsekuensi hukum baginya.22 penetapan suatu hukum. Hal ini juga Demikian juga sebaliknya, jika yang berarti bahwa seorang mufti, dimaksud: ”dabbah” sesuai dengan pembuat dan penegak hukum harus adat/urf pada daerah lainnya adalah berwawasan luas dan mengetahui kuda, maka sumpahnya tersebut aspek-aspek yang berpengarug hanya berlaku untuk hewan dalam penetapan hukum. Dalam kendaraan yang bernama kuda. Hal konteks tersebut dapat dipahami tersebut memberi indikasi bahwa bahwa perubahan hukum perubahan hukum selalu sebagaimana yang dikemukakan memperimbangkan adat/urf suatu oleh Ibnu Qayyim, pada dasaranya daerah. berbasis pada realitas kehidupan Bahkan lebih jauh menurut Ibnu masyarakat yang senantiasa Qayyim, jika sesorang berubah-ubah. Setiap masa- dari mendatangimu dari daerah yang generasi ke generasi tidak sama

22 Ibn Qayyim Al-Jauziyah. hlm. 43. 24 Nadiyah Syarif Al-Umri. (2001). Ijtihad 23 Muhammah Said Al-Asmawi. (1993). fi Al-Islami: Usuluhu, Ahkamuhu, Afatuhu. Jauhar Al-Islam. Kairo: Sina. hlm. 29. Bairut; Muassasah al-Risalah. hlm. 246.

336 | Perubahan Fatwa Hukum: …

AL-MASHLAHAH JURNAL HUKUM ISLAM DAN PRANATA SOSIAL ISLAM

dengna masa yang dihadapi oleh Ibnu Qayyim hadir dengan menawarkan generasi sebelum dan setelahnya, bagunan epistimologinya yaitu bahwa setiap sehingga perubahan hukum tidak permaslahan hukum harus dibicarakan atau dapat dihindarkan. Di sisi lain, ditetapkan berdasarkan konteksnya. perubahan hukum sejalan dengna Maksudnya bahwa perbedaan hukum dan misi ajaran Islam yang senantiasa perubahan hukum Islam adalah masalah relevan dengan situasi dan kondisi yang logis dan tidak perlu diperdebatkan. Ia masyrakat. Esensi perubahan beralasan bahwa jika perubahan hukum hukum Islam, pada dasarnya inheren harus berbasis pada realitas kehidupan sosial dengan permaslahan kontemporer masyarakat. yang dihadapi oleh masyarakat. Inti tujuan adanya hukum yang ada Persoalan yang dihadapi masyarakat dalam setiap ajaran (syariat) adalah untuk mengalami perbedaan sesuai dengan kemaslahatan umat itu sendiri, dan hukum perbedaan zaman, tempat kondisi Islam akan berperan secara nyata dan yang berbeda. Dengan demikian, fungsional kalau ijtihad ditempatkan secara diperlukan suatu usaha yang proporsional dalam mengantisipasi maksimal dalam rangka dinamika sosial dengan berbagai meyelaraskan realitas kehidupan kompleksitas persoalan yang dengan hukum Islam yang ditimbulkannya. Hal ini telah dilakukan bersumber dari nash Alquran dan oleh Imam Syafi’i dengan melahirkan hadis. Selain berlandaskan kedua sebuah ijtihad yang dikenal dengan istilah sumber tersebut, pintu ijtihad qaul qadim dan qaul jadid. Lahirnya senantiasa dibuka untuk pemikiran ini dikarenakan masyarakat mengakomodir permaslah- dengan berbagai dinamika yang ada permasalan kontemporer yang menuntut adanya perubahan sosial, dan selalu dinamais dan membutuh setiap perubahan sosial pada umumnya solusi. meniscayakan adanya perubahan sistem Kemajuan ilmu pengetahuan dan nilai dan hukum. Sebagaimana Zaenuddin teknologi telah melahirkan sejumlah mengutip pendapat Marx Weber dan Emile permaslahan-permasalahan yang tidak Durkheim menyatakan bahwa “hukum pernah terjadi pada masa Nabi, Sahabat dan merupakan refleksi dari solidaritas yang ada tabi’in, sehingga perubahan hukum pun dalam masyarakat.” Senada dengan Marx mutlak terjadi. Permasalahan-permasalahan Weber dan Durkheim, Arnold M. Rose tersebut perlu direspon dan diberikan solusi. mengemukakan teori umum tentang

Perubahan Fatwa Hukum: … | 337

AL-MASHLAHAH JURNAL HUKUM ISLAM DAN PRANATA SOSIAL ISLAM

perubahan sosial hubungannya dengan perkembangan selanjutnya dikenallah istilah perubahan hukum. Menurutnya, perubahan qaul qadim dan qaul jadid Imam Syaf’i. hukum itu akan dipengaruhi oleh tiga faktor; Imam Syafi’i dalam istimbath Pertama, adanya komulasi progresif dari hukumnya dikenal istilah qaul qadim dan penemuan-penemuan di bidang teknologi; qaul jadid. Qaul qadim artinya secara bahasa Kedua, adanya kontak atau konflik antar adalah bentukan dari 2 (dua) kata; Qaul kehidupan masyarakat; dan Ketiga, adanya artinya perkataan, pendapat atau pandangan. gerakan social (social movement). Menurut Sedangkan qadim artinya adalah masa teori-teori di atas, jelaslah bahwa hukum sebelumnya atau masa lalu. Jadi makna lebih merupakan akibat dari pada faktor- istilah qaul qadim adalah pandangan fiqih faktor penyebab terjadinya perubahan al-Imam al-Syafi'i versi masa lalu. sosial.25 Sedangkan kebalikan dari istilah qaul qadim Imam Syafi’i sebagai ulama yang adalah qaul jadid. Jadid artinya baru, maka banyak berguru kepada ulama-ulama besar qaul jadid adalah pandangan fiqih al-Imam seperti Imam Malik dan murid-murid Imam al-Syafi'i menurut versi yang terbaru. Abu Hanifah tentunya memberikan Qaul qadim dan qaul jadid adalah implikasi terhadap metode istinbath hukum sekumpulan fatwa, bukan satu atau dua yang digunakan Imam Syafi’i, dan beliau fatwa. Memang seharusnya digunakan adalah murid paling pandai yang berguru istilah aqwal yang bermakna jamak, namun kepada Imam Malik ketika beliau tinggal di entah mengapa istilah itu terlanjur melekat, Madinah. Namun ketika beliau ke Iraq, sehingga sudah menjadi lazim untuk disebut beliau juga belajar kepada murid-murid dengan istilah qaul qadim dan qaul jadid Imam Abu Hanifah, maka mazhab fiqih saja.26 Qaul qadim adalah pendapat Imam al- yang beliau kembangkan di Iraq adalah Syafi’i yang pertama kali difatwakan ketika perpaduan antara dua kekuatan tersebut. beliau tinggal di Bagdad Irak (195 H), Semua keistimewaan mazhab Malik di setelah beliau diberi wewenang untuk Madinah dipadukan dengan keunikan berfatwa oleh gurunya, yaitu Syekh Muslim mazhab Hanafiyah di Iraq, dan hasilnya bin Kholid (seorang ulama besar yang adalah sebuah mazhab canggih, yaitu menjadi mufti di Mekah) dan Imam Malik mazhab al-Imam al-Syafi’i dan (pendiri mazhab Malikiyah dan yang pertama kali mempunyai inisiatif untuk

25 Zaenuddin. (2012). Hukum Islam dan dengan Maqashid al-Syariah). Media Bina Perubahan Social (Menyelaraskan Realitas Ilmiah, 6(6). hlm. 18. 26 http://fiqh-imamsyafii.blogspot.com/.

338 | Perubahan Fatwa Hukum: …

AL-MASHLAHAH JURNAL HUKUM ISLAM DAN PRANATA SOSIAL ISLAM

mengumpulkan hadis dalam kitab sunnah).27 Imam al-Syafn’i tinggal di Irak pada zaman Sedangkan qaul jadid adalah pendapat Imam pemerintahan al-Amin. Di Irak, Imam al- al-Syafi’i ketika beliau tinggal di Mesir yang Syafi’i banyak belajar kepada ulama Irak melihat fenomena sosial yang terjadi di dan banyak mengambil pendapat ulama Irak masyarakat pada waktu itu dengan yang termasuk ahli al-ra’y. Di antara ulama memperbaharui, me-nasakh pendapat Irak yang banyak mengambil pendapat lamanya ketika berada di Irak. Imam al-Syafi’i dan berhasil dipengaruhi Ulama, terutama dalam literatur sejarah olehnya adalah: (a) Ahmad Ibn Hanbal; (b) hukum Islam, telah banyak berkomentar al-Karabisi; (c) al-Za’farani; dan (d) Abu bahwa ulama pada umumnya membagi Tsaur. Setelah tinggal di Irak, al-Syafi’i pendapat al-Syai’i menjadi dua: qaul qadim melakukan perjalanan ke dan kemudian dan qaul jadid. Qaul qadim adalah pendapat tinggal di Mesir. Di Mesir, ia bertemu al-Syafi’i yang dikemukakan dan ditulis di dengan - dan berguru kepada - ulama Mesir Irak. Di antara mereka yang berpendapat yang pada umumnya adalah sahabat Imam demikian adalah Ahmad Amin, Muhammad Malik. Imam Malik adalah penerus fiqh Kamil Musa, dan Sya’ban Muhammad ulama Madinah atau ahli al-hadits. Karena Isma’il.28 perjalanan intelektualnya tersebut, Imam al- Dalam kitab Dhuha al-Islam, Ahmad Syafi’i mengubah beberapa pendapatnya Amin berkomentar bahwa ulama pada yang kemudian disebut qaul jadid. Qaul umumnya membagi pendapat Imam al- qadim adalah pendapat Imam al-Syafi’i yang Syafn’i menjadi dua: qaul qadim dan qaul bercorak ra’yu; sedangkan qaul jadid adalah jadid. Qaul qadim adalah pendapat Imam al- pendapamya yang bercorak hadits.30 Sebab Syafi’i yang dikemukakan dan ditulis di terbentuknya qaul qadim dan qaul jadid Irak. Sedangkan qaul jadid adalah pendapat adalah karena Imam al-Syafi’i mendengar - Imam al-Syafi’i yang dikemukakan dan dan menemukan - hadits dan fiqh yang ditulis di Mesir.29 diriwayatkan ulama Mesir yang tergolong Sya’ban Muhammad Isma’il ahli al-hadits.31 mengatakan bahwa pada tahun 195 H.,

27 29 Ahmad Amin. (1974). Dhuha Al-Islam. http://mk.jinawi.com/blog/spot/184/sejarah- Kairo: Maktabah Al-Nahdhah Al-Mishriyyah. munculnya-qaul-qadim-dan-qaul-jadid- hlm. 231. assyafi’i.html/. 30 Sya’ban Muhammad Isma’il. (1985). Al- 28 Jaih Mubarok. (t.t.). Modifikasi hukum Tasyri’ Al-Islami. Kairo: Maktabah Al- Islam Studi tentang Qawl Qadim dan Qawl Nahdhiyyah Al-Mishriyyah. hlm. 337-338. jadid, hlm. 8. 31 Sya’ban Muhammad Isma’il. (1985). hlm. 338.

Perubahan Fatwa Hukum: … | 339

AL-MASHLAHAH JURNAL HUKUM ISLAM DAN PRANATA SOSIAL ISLAM

Menurut Jaih Mubarok bahwa ulama mu’amalah. Dalam wacana tersebut, qaul sangat bervariasi dalam menentukan sebab- qadim-qaul jadid dalam bidang ibadah lebih sebab Imam al-Syafi‘i melakukan banyak daripada qaul qadim qaul jadid modifikasi pendapatnya. Sebagian ulama dalam bidang mu’amalah. Qaul qadim qaul berpendapat bahwa Imam al-Syafi’i jadid dalam ibadah adalah 90 topik; memodifikasi pendapatnya karena sedangkan qaul qadim-qaul jadid dalam menemukan hadits yang ia tidak temukan bidang mu’amalah hanya 40 topik. Dalam sebelumnya. Sedangkan ulama yang lain wacana taksonomi fiqih yang lebih rinci, berpendapat bahwa Imam al-Syafi’i fiqih ibadah dapat dibedakan menjadi tiga memodifikasi pendapatnya karena situasi bagian, yaitu bersuci yang terdiri atas sosial yang berbeda antara Irak dan Mesir. wudhu, mandi, tayamum, dan mengusap Pendapat pertama diwakili oleh Muhammad sepatu; ibadah shalat; zakat; puasa, dan haji Kamil Musa, pengarang kitab al-Madkhal dan umrah. Qaul qadim-qaul jadid tentang ila al-Tasyri’ al-Islami’ (1989). Sedangkan bersuci terdiri atas 21 topik; qaul qadim- pendapat kedua diwakili oleh Mun’im A. qaul jadid tentang zakat dan puasa terdiri Sirry, penulis buku Sejarah Fiqih Islam: atas 22 topik; dan qaul qadim-qaul jadid Sebuab Pengantar (1995). Kemungkinan tentang haii dan umrah terdiri atas 18 topik. kedua pendapat tersebut mengandung Dalam bidang ibadah, topik qaul qadim-qaul kebenaran; akan tetapi belum ditentukan jadid yang terbanyak adalah bidang shalat, faktor dominan yang mempengaruhi Imam yaitu sebanyak 29 topik. Fiqih mu’amalah al-Syafi’i dalam memodifikasi dapat dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu pendapatnya.32 iqtishodiyat: ekonomi, munakahat, waris, Hasil penelitian Jaih Mubarok tentang dan jinayah. Qaul qadim-qaul jadid tentang qaul qadim dan qaul jadij Imam Syafi’i, ekonomi terdiri atas 8 topik; qaul qadim- berdasarkan dua kitab, yaitu kitab al- qaul jadid tentang munakahat dan waris Muhadzdab fi Fiqh al_imam al-Syafi’i karya terdiri atas 24 topik. Dengan demikian, Abu Ishaq Ibrahim bin Ali bin Yusuf al- bidang munakahat (dalam konteks fiqih Firuz Abadi al-Syirazi, dan kitab al-Imam mu’amalah) mendapat perhatian yang al-Syafi’I fi Madzhabaih al-Qadim wa al- terbanyak, yaitu 24 topik. Jadid karya Ahmad Nahrawi Abd al-Salam. Hasilnya bahwa qaul jadid yang Persoalan fikih yang diteliti dibedakan argumennya berdasarkan ra’yu adalah 72 menjadi dua, yaitu fiqkih ibadah dan fiqih topik, sedangkan qaul jadid yang

32 Jaih Mubarok. (t.t.). hlm. 11.

340 | Perubahan Fatwa Hukum: …

AL-MASHLAHAH JURNAL HUKUM ISLAM DAN PRANATA SOSIAL ISLAM

argumennya berdasarkan hadits hanya 44 istinbath hukum. Dalam posisi tersebut, topik. Meskipun demikian, dalam bidang hukum Islam berfungsi sebagai rekayasa thaharah, argumen yang berdasarkan hadits sosial untuk melakukan perubahan dalam lebih dominan daripada argumen yang masyarakat. berdasarkan ra’yu. Sedangkan sisanya, yaitu 3. Fatwa Dewan Hisbah PERSIS empat topik, tidak diketahui alasannya. Di awal abad ke dua puluh, banyak Empat topik dimaksud adalah (l) membaca bermunculan gerakan pembaharuan Islam di ayat sajdah ketika sedang khutbah (shalat); Indonesia. Gerakan pembaharuan Islam di (2) sanksi bagi yang jima’ sebelum tahallul Indonesia ditandai dengan menculnya (haji dan umrah); (3) Isteri yang ditinggal berbagai macam gerakan moderen, antara oleh suami selama empat tahun (munakahat lain adanya gerakan al-Jami’at al-Khayriyah dan waris); dan (4) diyat pembunuhan yang lebih dikenal dengan nama Jami’at al- kekeliruan atau semi sengaja (Fiqih Khayr. Gerakan ini didirikan di Jakarta pada jinayah).33 tanggal 17 Juli 1905, Muhammadiyah yang Dalam konteks historis, pemikiran didirikan di Yogyakarta pada 12 Nopember bidang hukum Islam sesungguhnya 1912, Jami’at al-Islah wa al-Irshad (al- memperlihatkan kekuatan yang dinamis dan Irsyad) yang didirikan di Jakarta pada kreatif dalam mengantisipasi setiap tanggal 11 Agustus 1915, PERSIS yang perubahan dan persoalan-persoalan baru. didirikan di Bandung pada tanggal 12 Hal ini dapat dilihat dari munculnya September 1923.34 sejumlah madzhab hukum yang memiliki Lahirnya Persis diawali dengan corak sendiri-sendiri sesuai dengan latar terbentuknya suatu kelompok tadarusan belakang sosio-kultural dan politik di mana (penalaahan agama Islam di kota Bandung mazhab itu tumbuh dan berkembang. yang dipimpin oleh H Zamzam dan H Warisan monumental yang sampai sekarang Muhammad Yunus, dan kesadaran akan masih memperlihatkan akurasi dan kehidupan berjamâ’ah, berimâmah, relevansinya adalah kerangka metodologi berimârah dalam menyebarkan syi’ar Islam, penggalian hukum yang mereka ciptakan. menumbuhkan semangat kelompok tadarus Dengan perangkat metodologi itu, segala ini untuk mendirikan sebuah organisasi baru permasalahan bisa didekati dan dicari dengan cirri dan karateristik yang khas. Pada legalitas hukumnya dengan metode-metode tanggal 12 September 1923, bertepatan

33 Jaih Mubarok. (t.t.). hlm. 308-309 tahun 1996-2009. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 34 Rafid Abbas. (2013). Ijtihad Persatuan hlm. 25. Islam Tela’ah atas Produk Ijtihad PERSIS

Perubahan Fatwa Hukum: … | 341

AL-MASHLAHAH JURNAL HUKUM ISLAM DAN PRANATA SOSIAL ISLAM

dengan tanggal 1 Shafar 1342 H, kelompok sekarang. Fungsi Dewan Hisbah pun tidak tadarus ini secara resmi mendirikan berjalan sebagaimana mestinya. organisasi yang diberi nama “Persatuan Kiprah ulama pendiri dan perintis Islam” (Persis). Nama Persis ini diberikan PERSIS hingga masa kepemimpinan KH. dengan maksud untuk mengarahkan rûhul Isa Anshary (1923-1958) sangat konsisten ijtihâd dan jihâd, berusaha dengan sekuat melaksanakan fungsi Dewan Hisbah, tenaga untuk mencapai harapan dan cita-cita sehingga dibentuklah Majelis Ulama. Pada yang sesuai dengan kehendak dan cita-cita masa ini juga, tepatnya tanggal 24 Agustus organisasi, yaitu persatuan pemikiran Islam, 1939, PERSIS didaftarkan sebagai persatuan rasa Islam, persatuan suara Islam, organisasi berbadan hukum oleh dan persatuan usaha Islam.35 Mochammad Natsir yang saat itu menjabat PERSIS memiliki lembaga fatwa yang wakil ketua kepada Directeur Van Justitie bernama Dewan Hisbah PERSIS, yang atau sekarang Departemen Kehakiman. sebelumnya bernama Majlis ulama PERSIS. Keputusan-keputusan Majelis Ulama Majlis ulama PERSIS secara resmi berdiri pada masa ini tidak diterbitkan dalam bentuk setelah melalui muktamar PERSIS keenam Surat Keputusan, namun berupa risalah- di Bandung tanggal 15-18 Desember 1956. risalah ringkas yang dimuat pada Majalah Dewan Hisbah merupakan lembaga hukum Persatuan Islam, seperti Pembela Islam, Al- yang dimiliki PERSIS. Pada periode Lisan dan sebagainya. Demikian juga dalam kepemimpinan Isa Anshary (1948-1960), mengistinbath hukum tidak lembaga ini disebut dengan Lembaga mengatasnamakan organisasi Majelis Ulama Majelis Ulama. Keberadaan PERSIS dikenal Persatuan Islam, namun berupa hasil ijtihad luas sejak awal justru karena keberadaan masing-masing anggotanya, di antaranya lembaga hukumnya yang telah lahir secara buku “Soal-Jawab” A. Hassan yang informal sebelum dideklarasikannya berjumlah empat jilid dan buku lainnya.37 PERSIS.36 Pada awalnya Dewan Hisbah Buku “Soal-Jawab” A. Hassan sangat masih bernama Majelis Ulama, namun pada besar pengaruhnya di lingkungan anggota tahun 1962-1983 ketika PERSIS dipimpin Persatuan Islam. Bahkan buku ini menjadi oleh KH. E. Abdurrahman, Majelis ulama identik dengan fiqih Persatuan Islam. dubah nama menjadi Dewan Hisbah hingga Penamaan buku dengan nama Soal Jawab

35 Lihat http ://persis.or.id/ index.php? Pembinaan Hukum Islam di Indonesia. mod=content&cmd=news&berita_id=1246. Bandung: Tafakur. hlm. 77. 36 Uyun Kamiluddin. (1999). Menyorot 37 http://persisjakarta.com/kilas-balik- Ijtuihad PERSIS, Fungsi dan Peranan dewan-hisbah-persis-1/

342 | Perubahan Fatwa Hukum: …

AL-MASHLAHAH JURNAL HUKUM ISLAM DAN PRANATA SOSIAL ISLAM

Tentang Berbagai Masalah Agama karena Begitu buku itu dicetak pada tahun dalam buku tersebut didapati berbagai 1931 sebanyak 7000 eksemplar dan dibaca masalah yang diajukan pembaca majalah oleh para ulama dan pembaca lainnya, serta “Pembela Islam”, “al-Lisan”, dan “al- merta ia mendapat tanggapan keras karena Fatawa” yang dibina oleh Ahmad Hassan. dalam tulisan tersebut berkaitan erat dengan Dalam buku tersebut pemikiran dan tradisi masyarakat kala itu yang menurut pendapat para ulama terdahulu dengan cara Ahmad Hassan bertentangan dengan Al- mengemukakannhya dan menganalisanya Qur’an dan Sunnah. Caranya unik, khas kemudian mengambil pendapat yang paling PERSIS, dan tidak lazim dilakukan oleh kuat. Ini tidak berarti ia terpengaruh kepada orang lain yang lebih mengutamakan pendapat-pendapat itu. Ini menggambarkan penyebaran pemikiran-pemikiran baru ia tidak terikat dan fanatik dengan madzhab secara tenang dan damai. Ia tak segan-segan tertentu. Bahkan pada waktu menjawab menentang berdebat kepada pihak-pihak suatu masalah, ia lebih banyak merujuk yang berbeda pemikiran dengannya. kepada ayat-ayat Al- Qur’an dan Ulama Persis berikutnya yang banyak menyimpulkan maksudnya daripada mewarnai pemahaman keagamaan warga mengikuti pendapat ulama terdahulu. Persis adalah K.H. Abdul Qadir Hassan. Buku Soal Jawab Tentang Berbagai Buah jatuh tak jauh dari pohonnya. Masalah Agama ditulis dengan bahasa Demikianlah gambaran tentang sosok Abdul Indonesia dan Melayu, diterbitkan pertama Qadir bin Hassan bin Ahmad, anak dari kali oleh Persatuan Islam tokoh terkemuka organisasi Persatuan Islam di pada tahun 1931 M sebanyak (Persis), Ustadz A. Hassan. Mengikuti jejak 7000 eksemplar, buku ini terdiri dari 4 jilid sang ayah, Abdul Qadir Hassan juga dikenal dan jumlah halaman seluruhnya adalah 1597 sebagai salah seorang tokoh di Indonesia halaman. yang menggeluti ilmu hadits dan fikih. Buku Soal Jawab Tentang Berbagai Ulama yang memimpin Pesantren Persatuan Masalah Agama merupakan salah satu karya Islam Bangil, Jawa Timur, pasca wafatnya terpenting Ahmad Hassan yang banyak A. Hassan ini, dikenal dengan karya-karya diminati oleh banyak kalangan terutama tulisnya yang cemerlang dalam dua bidang pada ormas Persatuan Islam (PERSIS) yang menjadi rujuakan utama dalam masalah hukum Islam. Buku tersebut awalnya dipelajari di pesantren-pesantren Persatuan Islam yang tersebar di seluruh Indonesia.

Perubahan Fatwa Hukum: … | 343

AL-MASHLAHAH JURNAL HUKUM ISLAM DAN PRANATA SOSIAL ISLAM

studi tersebut.38 Buku Kata Berjawab (berisi Berjawab” Abdul Qadir Hasan, buku soal jawab tentang hukum-hukum Islam) “Istifta” majalah Risalah, dan buku “Al- adalah di antara karya beliau yang Hidayah” K.H. Aceng Zakaria sebagai karya fenomenal di kalangan Persis. Buku tersebut individu sekaligus ijtihad individu. Padahal himpunan dari rubrik Gayung Bersambut Persatuan Islam memiliki lembaga fatwa Majalah Al-Muslimun di Pesantren Persis yaitu Dewan Hisbah, yang awalnya bernama Bangi Jawa Timur yang dikelola oleh K.H. Majlis Ulama Persatuan Islam. Abdul Qadir Hassan. Buku ini terdiri dari 2 Keputusan Dewan Hisbah sebelum jilid besar. tahun 1983 (Majelis Ulama) tidak terlacak Ulama Persis lainnya yang begitu besar dokumentasinya. Namun Majelis Ulama pengaruh keagamaannya adalah K.H. E. pada tahun 1953 pernah memutuskan Abdurrahman. Beliau menjadi naras sumber masalah, di antaranya tentang definisi utama dalam rubrik istifta Majalah Risalah agama, harta warisan, keharaman memilih yang diterbitkan di Bandung. KH.E. atau memasuki partai politik yang Abdurrahman sebagai penggagas Dewan menentang dan bertentangan dengan Hisbah cukup dikagumi kalangan ulama saat Islam.40 itu, karena penguasaannya terhadap Masa kepemimpinan K.H.A. Latief Mushthalah Hadits, Ushul Fiqh dan ilmu Muchtar, M.A, seluruh keputusan Dewan pendukung lainnya dalam berijtihad. Hisbah tersimpan dengan lengkap. Adapun Disamping sebagai Ketua Umum PERSIS, produk-produk pemikiran atas beliau juga memimpin Pesantren Persatuan permasalahan-permasalahan yang dibahas Islam Pajagalan Bandung yang banyak dalam sidang-sidang Dewan Hisbah Persis melahirkan kader-kader Dewan Hisbah selama periode tahun 1983-2018 bisa dilihat selanjutnya.39 dalam kumpulan keputusan Sidang Dewan Fiqih Persatuan Islam setidaknya Hisbah Persis yang telah dibukukan. banyak diwarnai oleh paling tidak salah Rentang waktu tahun 1983 sampai satunya oleh buku “Soal-Jawab” A. Hassan, 2018, Dewan hisbah PERSIS menghasilkan di samping yang lainnya seperti buku “Kata fatwa sebanyak 199 fatwa. Fatwa tersebut

38 https://www.arrahmah.com/2013/07/16/ tulisan K.H. E. Abdurrahman rubrik Istifta abdul-qadir-hassan-ulama-ahli-hadits-dari- dalam Majalah Risalah dari tahun 1962-1983 bangil/ akan segera diterbitkan setelah mendapatkan 39 Menurut Ust Uus Muhammad Ruhyat, izin dari pihak keluarga K.H.E. Abdurrahman. Ketua Bidang Hubungan Masyarakat dan 40 Abu al-Ghifary. (2001). Sejarah Dewan Kelembagaan, dalam acara Peluncuran Buku Hisbah Persis” dalam Shiddiq Amin dkk (ed), Istifta Persis di Book Fair Jl. Braga pada hari Kumpulan Keputusan Dewan Hisbah Persis. Sabtu 7 Desember 2019, bahwa kumpulan Bandung: Persis Press. hlm. 17.

344 | Perubahan Fatwa Hukum: …

AL-MASHLAHAH JURNAL HUKUM ISLAM DAN PRANATA SOSIAL ISLAM

terdiri dari fatwa bidang aqidah sebanyak 12 5 fatwa. Berikut daftar masalah yang dikaji fatwa, bidang ibadah 106 fatwa, bidang dalam sidang Dewan Hisbah: mu’amalah 76 fatwa, dan lainnya sebanyak

No TAHUN NO TEMA Kategori 1983- 1 Sedekap Dalam Shalat Ibadah 1 1986 2 2 Shalat Tarawih 4-4-3 Ibadah 3 3 Fidyah Bagi yang Sakit Ibadah 4 4 Memperbanyak Umrah Pada Masa Haji Ibadah 5 5 Shalat Jama' ketika Menunaikan Haji Ibadah 6 6 Shalat Qhashar di Mekah Ibadah 7 7 Shalat Rawatib di Waktu Shafar Ibadah 8 8 Tastwib pada Adzan Shubuh Ibadah 9 9 Hukum Rokok Mu'amalah 10 10 Miqat di Qarnul Manazil Ibadah 11 11 Hukum Menghormat Bendera Mu'amalah 12 1989 1 Lafadl Ihlal Ihram Ibadah 13 2 Mengangkat Tangan ketika Melihat Baitullah Ibadah 14 3 Lafadl Do'a ketika Melihat Baitullah Ibadah 15 4 Tentang Al-Multazam Ibadah 16 5 Minum Air Zam-zam Ibadah 17 6 Tentang Hajar Aswad dan Ruknul Yamani Ibadah 18 7 Sa'I setelah Thawaf Ifadhah bagi yang Tamatu Ibadah 19 8 Posisi Tangan ketika I'tidal (Lanjutan Sedekap) Ibadah 20 9 Hukum Cadar/Niqab/Penutup Wajah Perempuan Mu'amalah 21 10 Hukum Mabit di Mina dan Singgah di Namirah Ibadah 22 11 Waktu Thawaf Ifadhah Ibadah 23 12 Takbir dan Do'a pada Jamarat Ibadah 24 13 Shalat sebelum Ihram Ibadah 25 1990 1 Bayi Tabung Mu'amalah 26 2 Transplantasi dalam Pandangan Hukum Islam Mu'amalah 27 3 Interseksual/Transeksual Mu'amalah 28 4 Asuransi Mu'amalah 29 5 SDSB Mu'amalah 30 1991 1 Harta yang Wajib Dizakati Ibadah 31 2 Pengertian Riba Mu'amalah 32 1992 1 Mustahiq Zakat dan Pengertian 5 (Lima) Wasak Ibadah 33 2 Sa'I Setelah Thawaf Ifadhah bagi yang Haji Tamattu Ibadah 34 3 Shalawat pada Tasyahud Awal Ibadah 35 4 Qunut Nazilah Ibadah

Perubahan Fatwa Hukum: … | 345

AL-MASHLAHAH JURNAL HUKUM ISLAM DAN PRANATA SOSIAL ISLAM

36 5 Salam di Mimbar Pengajian Ibadah 37 1993 1 Ramal pada Thawaf (Qudum) Ibadah 38 2 Menikahkan Wanita Hamil Mu'amalah 39 3 Posisi Imam Wanita dalam Shalat Ibadah 40 4 Keluarga Berencana Mu'amalah 41 5 Darul Aitam Mu'amalah 42 1994 1 Darul Arqam Aqidah 43 2 Shalat Jum'at di Arafah Ibadah 44 3 Menjama' Shalat pada Yaumu Tarwiyah Ibadah 45 4 Kaifiyah Berpakaian Ihram di Luar Thawaf Qudum Ibadah 46 5 Hukum Mabit di Muzdalifah dan Melontar Jumrah Aqabah Ibadah 47 6 Penggunaan Alkohol pada Proses Prooduksi Makanan Mu'amalah Cara yang Disyari'atkan di Ar-Ruknul Yamani waktu Thawaf dan di Ar- 7 Ibadah 48 Ruknul Aswadi Ba'da Shalat di Maqam Ibrahim 49 8 Jama' Melontar Jamarot dan Kaifiyahnya Ibadah 50 1995 1 Asuransi Takaful Mu'amalah 51 2 Urine Dijadikan Obat Mu'amalah 52 3 Transplantasi Dengan Organ Binatang Haram Mu'amalah 53 4 Pengurusan Jenazah AIDS Ibadah 54 5 Upacara Adat dalam Pernikahan dan Khitanan Mu'amalah 55 6 Al-Hadyu Diganti Dengan Qimah Ibadah 56 7 Rahim Titipan/Sewa Rahim Mu'amalah 57 8 Siapakah Ahlus Sunnah Wal Jama'ah itu Aqidah 58 1996 1 Hukum Isbal (Melabuhkan Pakaian) Mu'amalah 59 2 Euthanasia Mu'amalah 60 3 Wanita yang Nifas di Bulan Ramadhan, Qadla atau Fidyah? Ibadah 61 4 Thawaf Ifadhah di Luar Tanggal 10 Dzulhijah Ibadah 62 5 Do'a di Jumrah Aqabah pada Yaumul Tasyrik Ibadah Thuruqul Istinbath Hukum Islam (Metodologi Pengambilan Keputusan 6 Lainnya Hukum Islam) 63 64 7 Sighat Ta'lik Thalak Mu'amalah 65 8 Tasyahud Awal pada Shalat Malam yang 4 (Empat) Ibadah 66 1997 1 Isyarat di Hajar Aswad Ba'da Shalat di Maqam Ibrahim Ibadah 67 2 Hukum Sa'I bagi Wanita Haidl Ba'da Thawaf Ibadah 68 3 Risalah Zakat dan Shaum Ibadah 69 1998 1 Perempuan Jadi Presiden/Kepala Negara Mu'amalah 70 2 Isyarat Telunjuk Pada Duduk di antara Dua Sujud Ibadah 71 3 Shalat Dzuhur pada Hari Raya Ied yang Jatuh pada Hari Jumat Ibadah 72 4 Hukum Shalat Dua Raka'at Ba'da Ashar Ibadah 73 5 Posisi Telapak Kaki Waktu Sujud Ibadah 74 1999 1 Tasyahhud Awal pada Salat Malam Ibadah

346 | Perubahan Fatwa Hukum: …

AL-MASHLAHAH JURNAL HUKUM ISLAM DAN PRANATA SOSIAL ISLAM

75 2 Thawaf Ifadhah Sepulang dari Mina Tanggal 12 atau 13 Dzulhijah Ibadah 76 3 Hukum Menghormat Seseorang dengan Cara Berdiri Mu'amalah Tata Tertib Sumpah (Jabatan) dengan Memegang Alquran atau Diletakkan di 4 Mu'amalah 77 atas Kepala 78 2000 1 Posisi Zakat dan Pajak Ibadah 79 2 Posisi Tasawuf dalam Ajaran Islam Aqidah 80 3 Transplantasi Dengan Tubuh Orang Kafir Mu'amalah 81 4 Jual Beli Saham dan Valas dalam Rangka Profit Taking Mu'amalah 82 5 Menghajikan Orang yang Lanjut Usia, yang Sakit, dan yang Meninggal Ibadah 83 6 Pembuatan Obat / Kosmetika dari Organ Mayat Manusia Mu'amalah 84 7 Perusahaan Padat Modal Wajib Zakat atau Infaq Mu'amalah 85 2001 1 Hukum Melaksanakan Haji Ifrad untuk Penduduk Luar Mekah Ibadah 86 2 Hukum Cloning Pada Manusia Menurut Syariat Islam Mu'amalah 87 3 Salam pada salat jenazah dan Membaca surat pada salat jenazah Ibadah 88 4 Kedudukan Hisab dan Rukyat Dalam Penetapan Awal Bulan Ibadah 89 5 Hukum Magic dan Kadugalan Aqidah 90 6 Salat Jumat bagi Musafir Ibadah 91 7 Istighatsah dan Salat Istighatsah Ibadah 92 2002 1 Keluar Miqat Bagi Muhrim dan Setelah Tahallul bagi Haji Tamattu' Ibadah 93 2 Zakat Profesi dan Ketentuan 2,5 % Untuk Zakat Tijarah Ibadah 94 3 Hukum memelihara Jenggot dan Kumis Mu'amalah 95 4 Isyarat pada Duduk Antara Dua Sujud Ibadah 96 5 Hukum Jual-Beli Cek dan Sejenisnya Mu'amalah 97 6 Hukum Isbal Mu'amalah 98 2003 1 Keluar dari Mina Sebelum Shubuh pada 9 Dzulhijjah Ibadah 99 2 Akibat Ta'abbudi Karena Perluasan Mina Ibadah 100 3 Doa di Multazam dan Seputar Ka'bah Ibadah 101 4 Thawaf Sebagian Karena Kelelahan, dilanjutkan Keesokan Hari Ibadah 102 5 Meninggalkan Arafah Setelah Isya Ibadah 103 6 Batasan Mina dan Hukum Mabit di Mina pada Layaliya Minan Ibadah 104 2004 1 Hipnotis dan Tayangan-tayangan Gaib Aqidah 105 2 Jadwal Kepulangan Tiba Sebelum Thowaf Ifadhah Karena Haid Ibadah 106 3 Wakaf Dengan Uang Mu'amalah 107 4 Mengepalkan Tangan Waktu Bangkit dari Sujud Untuk Berdiri Ibadah 108 5 Ihram Haji (Tanggal 8 Hari Tarwiyyah) di Mina Ibadah 109 6 Jadwal Kepulangan Tiba Sebelum Thowaf Wada Ibadah 110 7 Mengangkat Imam di Antara Makmum Yang Masbuk Ibadah Tidak Mabit di Mina dan Menjama Melontar Jamarat bagi Jamaah Haji yang 8 Ibadah 111 Uzur 112 2005 1 Membakar Mayat Korban Bencana Mu'amalah 113 2 Aborsi Korban Pemerkosaan Mu'amalah 114 3 Berdiri Menghormat Pemimpin Mu'amalah

Perubahan Fatwa Hukum: … | 347

AL-MASHLAHAH JURNAL HUKUM ISLAM DAN PRANATA SOSIAL ISLAM

115 4 Salat Ghaib bagi Korban Bencana Ibadah 116 5 Memindahkan Penyakit Kepada Binatang Mu'amalah 117 6 Plasenta untuk Bahan kosmetik Mu'amalah 118 7 Ruqyah dan Penyembuhan Kerasukan Jin Aqidah 119 8 Salat Ied di Masjid Karena Hujan Ibadah 120 9 Salat Dengan Dua Bahasa Ibadah 121 2006 1 Bacaan Di Hajar Aswad Dan Marwah Pada Putararan/Sa'i Ketujuh Ibadah 122 2 Penempatan Jamaah Haji Pada Mina Jadid Pada Tanggal 8-13 Dzulhijjah Ibadah 123 3 Konsep Al-Khilafah Al-Islamiyyah Mu'amalah 124 4 Berdiri Saat Dinyanyikan Lagu Indonesia Raya Mu'amalah 125 5 Metodologi Ijtihad Lainnya 126 2007 1 Masbuk Mendapatkan Ruku Imam Ibadah 127 2 I'tikaf Ramadhan Sebagian Waktu dan I'tikaf di Luar Ramadhan Ibadah 128 3 Burukul Ba'ir (Kaifiyat Turun Untuk Sujud) Ibadah Mendahulukan Thawaf Ifadhah Sebelum Jumrah Aqabah Pada Tanggal 10 4 Ibadah 129 Dzulhijjah 130 5 Hukum Jumat Bagi Musafir Ibadah 131 6 Umrah Sunat Melalui Pintu Selain Babus Salam Ibadah 132 7 Umrah Berulang-ulang Setelah Ibadah Haji Sebelum Pulang ke Tanah Air Ibadah 133 8 Muslim Menerima Waris dari Kafir Mu'amalah 134 9 Kriteria Pemimpin Islam Mu'amalah 135 2009 1 Sukuk Obligasi Mu'amalah 136 2 MLM (Multi Level Marketing), Mu'amalah TAHIYYATUL MASJID (Bagi Yang Sudah Thawaf Dan Bagi Yang Hendak 3 Ibadah 137 Salat Wajib) 138 4 Kedudukan Pengacara Menurut Hukum Syar'i Mu'amalah 139 5 Hukum Wali Dalam Pernikahan Mu'amalah 140 6 Mengangkat Tangan Dalam Berdo'a Ibadah 141 7 Takbir Satu Kali Dan Dua Kali Pada Iqamah Ibadah 142 8 Menghadiri Hari Natal (Hari Kelahiran) Sebagai Seremonial Bukan Ritual Aqidah 143 9 Hukum Vaksinasi Meningitis Untuk Jamaah Haji Mu'amalah 144 2010 1 Gadai Yang Syar'i Mu'amalah 145 2 "Hukum Menggunakan Kartu Kredit Dalam Pandangan Islam" Mu'amalah 146 3 "Sukuk/Obligasi Syariah" Mu'amalah 147 4 "Konsep Al-Jama'ah Menurut Dewan Hisbah" Aqidah 148 5 " Menyalati Jenazah Muslim Yang Mati Dalam Maksiat/Dosa Besar " Ibadah 149 6 " Salat Malam Lebih Dari Sebelas Rakaat " Ibadah " Sahkah Tawaf Dalam Keadaan Berhadas Dan Wajibkah Salat Di Maqam 7 Ibadah 150 Ibrahim ? " Salat ‘Idul Adha/’Idul Fitri Dan Gerhana Dengan Munfaid Dermasalahan 8 Ibadah 151 Masbuk Pada Keduanya Posisi Babus Salam Dan Hukum Masuk Memalui Babus Salam Ketika 2011 1 Ibadah 152 Thawaf Qudum 153 2 Dana Talangan Haji Ibadah

348 | Perubahan Fatwa Hukum: …

AL-MASHLAHAH JURNAL HUKUM ISLAM DAN PRANATA SOSIAL ISLAM

Kerjasama Membangun Menara Mesjid Sebagai Tower Transmisi Telephon 3 Mu'amalah 154 Seluler Di Mesjid-Mesjid Persis Pemanfaatan Sel Punca Untuk Penelitian Dan Kesehatan Dalam Tinjauan 2012 1 Mu'amalah 155 Syari'at 156 2 Keluar Dari Mina Menuju Arafah Tengah Malam Dan Shalat Subuh Di Arafah Ibadah 157 3 Finger Print Untuk Menentukan Bakat Dan Kemampuan Melalui Sidik Jari Mu'amalah 158 4 Syaddudzari'ah Dan Implementasinya Lainnya 159 5 Hukum Bank Asi Mu'amalah 160 6 Donor Darah Mu'amalah 161 7 Salat Jama' Qasar Magrib Dan Isya Di Arafah Tanggal 10 Dzulhijjah Ibadah 162 8 Khatib Dan Imam Berbeda Dalam Ied Dan Jum'at Ibadah 163 9 Hukum Darah Ular Mu'amalah Kriteria Penetapan Awal Bulan Qomariah ; Antara Wujudul Hilal Dan 2013 1 Ibadah 164 Imkanur Ru'yah 165 2 Membangun Pekuburan Mewah Mu'amalah 166 3 Hak Waris Anak Dari Istri Lebih Dari Empat Mu'amalah 167 4 Wanita Jadi Amil Zakat Mu'amalah 168 5 Khutbah Nikah Oleh Perempuan Mu'amalah 169 6 Batasan Risywah Mu'amalah 170 7 Menerima Wakaf Dari Non Muslim Mu'amalah Waktu Pelaksanaan Shaum Tiga Hari Bagi Yang Tidak Hadyu Pada Haji 8 Ibadah 171 Tamattu' Penerapan Kaidah ‘Maaa Laa Yudraku Kulluhu Laa Yutraku Kulluhu’ Dalam 9 Lainnya 172 Ibadah Mahdhah 173 10 Kedududkan Nikah Sirri Mu'amalah 174 2015 1 Hukum Wali Anak Zina Oleh Bapak Biologisnya Dan Hukum Aqiqahnya Mu'amalah 175 2 Istri Menuduh Suami Berzina Mu'amalah 176 3 Talaq Melalui Sms Dan Rujuk Bagi Khulu Mu'amalah 177 4 Nikah Dengan Wanita Hamil Karena Tidak Tahu Mu'amalah Waris Bagi Orang Tua Biologis Anak Zina Dan Waris Bagi Yang Membunuh 5 Mu'amalah 178 Tidak Sengaja 179 6 Alih Fungsi Dan Alih Status Wakaf Mu'amalah 180 7 Hukum Istri Mewakafkan Harta Miliknya Tanpa Sepengetahuan Suami Mu'amalah 181 8 Menggugat Wakaf Karena Tidak Sesuai Akad Mu'amalah 182 9 Mengulangi Ihram Dari Tan’im Karena Ragu Sah Dan Tidaknya Umroh Ibadah 183 10 Hukum Zakat Diinvestasikan Ibadah 184 11 Baca Al-Qur’an Dengan Lagam Selain Arab Ibadah 185 2016 1 Kriteria Kafir dan Hukum Mengkafirkan 186 2 Menjamak Shalat Ashar dengan Shalat Jum'at Ibadah 187 3 Hukum Akad Nikah Diwakilkan Mu'amalah 188 4 Takwil Tentang Sifat-sifat Allah 189 5 Kaifiyat Musafir Masbuq kepada Muqim Shalat 4 Rakaat Ibadah 190 6 Jamak Taqdim Melempar Jamarot Ibadah 191 7 Hukum Menakwil Mimpi 192 8 Mengakhirkan Umrah Karena Sakit pada Haji Tamattu Ibadah

Perubahan Fatwa Hukum: … | 349

AL-MASHLAHAH JURNAL HUKUM ISLAM DAN PRANATA SOSIAL ISLAM

Sahkah Khulu' dengan Cara Mengembalikan Maskawin kepada Keluarga 9 Mu'amalah 193 Suami tanpa Sepengetahuan Suami 194 10 Mandi untuk Haji Sebelum Tanggal 8 Dzulhijjah (Hari Tarwiyah) Ibadah 195 11 Pengobatan Jarak Jauh 196 12 Hukum Uang Muka Apabila Batal Jual Beli Mu'amalah 197 2017 1 Dana Haji di Investasikan Untuk Infrastruktur Mu'amalah 198 2 Hukum Vaksin Imunisasi Rubella Mu'amalah 199 2018 1 Thuruq Al-Istinbath dewan hisbah Lainnya

Dari 199 tema yang dibahas dalam masih bernama Majelis Ulama, hingga persidangan dewan Hisbah, ada hal yang tahun 2007, salat Jumat merupakan satu- menarik untuk diteliti. Yaitu keputusan satunya masalah salat yang tidak pernah Dewan Hisbah yang berbeda bahkan berhenti dimuthalaah, dikaji ulang oleh menganulir keputusan Dewan Hisbah para ulama persis, baik as-sabiqun al- sebelumnya atau Fiqih PERSIS yang awwalun (generasi awal) atau terdapat pada karya ulama PERSIS generasi salaf, khususnya A.Hasan dan sebelumnya seperti buku “Soal-Jawab” A. kawan-kawan sehingga diterbitkannya Hassan, buku “Kata Berjawab” A. Qadir buku Risalah Jumat tahun 1956 dan 1972, Hassan, buku “Istifta” K.H. E. pada kepemimpinan K.H.E. Abdurrahman, dan buku “Al-Hidayah” K.H. Abdurrahman melalui rubrik Istifta Aceng Zakaria. Majalah Risalah, K.H.A.Qadir Hasan Temuan penulis tentang Keputusan dalam Kata Berjawab, maupun Dewan Hisbah yang merevisi atau generasi khalaf pasca K.H.E. memperbaharuai keputusan Dewan Hisbah Abdurrahman wafat tahun 1983.41 sebelumnya atau Fiqih PERSIS yang Tentang persoalan ini, Dewan Hisbah terdapat pada karya ulama PERSIS telah melakukan dua kali persidangan. sebelumnya, di antaranya: Pertama, pada sidang ke-2 pasca Muktamar 1. Hukum shalat Jum’at bagi Persis XII, 23-25 Rabi’ul Awwal 1422 H musafir. bertepatan dengan 15-17 Juni 2001,42 di Sepanjang sejarah Dewan Hisbah Pesantren Persis No. 84 Ciganitri Kabupaten sejak berdiri tahun 1956, yang waktu itu

41 Keputusan Sidang Dewan Hisbah Persatuan https://rendyasylum.wordpress.com/2010 Islam (PERSIS) tentang Akidah dan Ibadah”, /11/08/musafir-boleh-tidak-jumat/ tercantum tanggal 9 Rajab 1426 H/ 14 Agustus 42 Penulis menemukan kekeliruan waktu 2005 M. siding Dewan Hisbah ini. Di buku “Kumpulan

350 | Perubahan Fatwa Hukum: …

AL-MASHLAHAH JURNAL HUKUM ISLAM DAN PRANATA SOSIAL ISLAM

Bandung, yang salah satu pembahasannya tijarah (perdagangan) tidak ada adalah hukum Jumat bagi musafir, Dewan nishab dan haul, dan bahwa zakat Hisbah Persis setelah mendengar paparan tijarah diambil 2,5 % dari harga makalah yang disampaikan K.H. Wawan barang yang telah terjual. Ada Shofwan Sh, pembahasan dan penilaian dari perbedaan keputusan tentang anggota Dewan Hisbah terhadap masalah pengambilan 2,5 %. Pada keputusan tersebut, memutuskan dan menetapkan pertama diambil dari odal (harga beli), bahwa “Musafir tidak dikecualikan dari sedangkan pada keputusan kedua kewajiban Jumat”. Kedua, Keputusan diambil dari harga barang yang telah Sidang dewan Hisbah pasca muktamar terjual. PERSIS XIII tanggal 21 April 2007 yang 3. Salam dan membaca surat pada shalat diselelngarakan di Pesantren PERSIS Jenazah. Sidang Dewan Hisbah pada Jama’ah Cihamerang PC Persis Banjaran tanggal 24 Rabi’ul Awwal 1422 H/ 16 menghasilkan istinbath: 1. Merevisi Juni 2001 M tentang salam dan keputusan Dewan Hisbah tahun 2001 membaca surat pada shalat Jenazah. yang menetapkan bahwa "Musafir tidak Keputusan sidang ini menghasilkan dua dikecualikan dari kewajiban Jumat", 2. istinbath, yaitu kaifiyat salam pada Musafir boleh tidak melaksanakan shalat jenazah adalah dua kali Jumat, dan 3. Musafir yang tidak seperti salam pada shalat fardhu, melaksanakan Jumat wajib salat zuhur. dan membaca surat setelah al- 2. Zakat Tijarah. Sidang Dewan Hisbah Fatihah pada shalat jenazah adalah tanggal 27 Rabi’ul Awwal 1412/ 6 masyru’. Keputusan Dewan Hisbah Oktober 1991 tentang harta yang wajib yang menyatakan bahwa dua kali dizakati dan pengertian riba. Di antara seperti salam pada shalat fardhu, dan keputusan Sidang Dewan Hisbah membaca surat setelah al-Fatihah pada mengenai zakat tijarah dinyatakan shalat jenazah adalah masyru’, ternyata bahwa tijarah (perdagangan), tidak berbeda dengan keterangan A. Hassan ada nishab dan haul, diambil dari dalam Buku Pengajaran Shalat. modal (harga beli), besarnya 2,5 %. Menurut A. Hassan bahwa pada takbir Sementara pada Sidang Dewan Hisbah pertama membaca Ta’awudz, pada tanggal 12 Sya’ban 1423 H/ 19 Bismillah, Al-Fatihah, Shalawat atas Oktober 2002 tentang Zakat Profesi dan Ketentuan 2,5 % untuk zakat Tijarah, menghasilkan istinbath bahwa zakat

Perubahan Fatwa Hukum: … | 351

AL-MASHLAHAH JURNAL HUKUM ISLAM DAN PRANATA SOSIAL ISLAM

Nabi, dan bahwa salam sekali ke tidak memakai tastwib. 45 Kesimpulan kanan.43 Dewan hisbah ini berbeda dengan 4. Takbir Satu Kali Dan Dua Kali Dalam pendahulunya, A. Hassan. A. Hassan Iqamah. Sidang Dewan Hisbah dalam buku “Pengajaran Shalat”, Persatuan Islam Pada Sidang Dewan mengatakan bahwa dalam adzan Hisbah VIII – 2009 di PC Persis Shubuh, sesudah membaca “hayya Soreang, 10 Sya’ban 1430 H 2 Agustus ala al-Falah” dua kali, lalu membaca 2009 M tentang “Takbir Satu Kali “Ash Shalaatu Khairum Dan Dua Kali Dalam Iqamah”, Minannaum” dua kali.46 menghasilkan istinbath Takbir dalam 6. Isbal. Pembaharuan fatwa Dewan Hisbah dalam bidang mu’amalah terjadi pada اهلل أكبر atau اهلل أكبر اهلل أكبر iqamat boleh (Jawazul Amrain). Keputusan Dewan fatwa isbal. Masalah isbal telah dibahas Hisbah ini ternyata berbeda dengan oleh Dewan Hisbah sebanyak dua kali, pendahulunya, yaitu A. Hassan dalam tahun 1996 dan 2002. Dewan Hisbah bukunya “Pengajaran Shalat”. Menurut Persatuan Islam ( PERSIS) dalam A. Hassan, bahwa takbir yang dibaca sidangnya yang ke-14 pada tanggal ketika iqamat adalah Allahu Akbra 21s.d 22 Muharram 1417 H/8 s/d 9 Juni Allahu Akbar (2 Kali).44 1996 di Bandung membahas masalah 5. Tatswib (bacaan Asholatu Kharin isbal. Istinbath hukum Dewan Hisbah Minan naum) pada Adzan Shubuh. menetapkan bahwa "Isbal" yang Keputusan Dewan Hisbah PERSIS disertai "Khuyala" hukumnya tanggal 15 Januari 1986 tentang tatswib haram. Sidang IV Di pesantren Persis (bacaan Asholatu Kharin Minan naum) Lembang, 13 Sya’ban 1423 H 20 pada Adzan Shubuh menetapkan bahwa Oktober 2002 M, Dewan Hisbah adzan yang memakai tatswib adalah kembali membahas hukum isbal. adzan pada waktu fajar awal (adzan Kesimpulan pada sidang ini “Isbal atau yang pertama). Adapun adzan yang tidak isbal karena khuyala kedua, setelah datang waktu shubuh, (sombong) hukumnya haram”.47

43 A. Hassan. (2002). Pengajaran Shalat. 46 A. Hassan. (2002). hlm. 50. Bandung: CV Diponegoro. hlm. 125. 47 Ali Ghazali. (2013). Masalah Isbal 44 A. Hassan. (2002). hlm. 50-51. (Melabuhkan Pakaian), dalam Dewan Hisbah 45 Dewan Hisbah Persis. (2008). Persis, Kumpulan Keputusan Sidang Dewan Kumpulan Keputusan Sidang dewan Hisbah Hsbah Perstuan Islam (PERSIS) tentang Persatuan Islam (PERSIS) tentang Akidah dan Mu’amalah. Bandung: Persispers. hlm. 48. Ibadah. Bandung: Persispres. hlm. 109.

352 | Perubahan Fatwa Hukum: …

AL-MASHLAHAH JURNAL HUKUM ISLAM DAN PRANATA SOSIAL ISLAM

7. Bunga bank. Dinamika fiqih riba dalam memberikan tiga kesimpulan terkait kaitannya dengan bunga bank yang dengan permasalah tersebut. Pertama, terjadi di internal Persatuan Islam bunga bank tidak sama dengan memiliki istinbath hukum yang riba. Kedua, tidak semua bunga bank berbeda. Dewan Hisbah pada tahun haram. Ketiga, bunga bank halal. 1991, menetapkan enam poin Munculnya hukum riba pada generasi kesimpulan: Pertama, riba adalah salaf Persis dimulai sejak kelebihan atau tambahan pembayaran dipublikasikannya pembahasan terkait baik sedikit maupun banyak dari jumlah riba dalam Soal-Jawab A. Hassan, dkk pinjaman atau simpanan yang diambil pada tahun 1931.49 dari si peminjam oleh yang meminjamkan; Kedua, bunga yang C. KESIMPULAN berlaku umum sekarang adalah Paparan di atas menjelaskan terjadinya riba; Ketiga, hukum riba baik sedikit perubahan hukum di internal Persis melalui maupun banyak, konsumtif maupun Dewan Hisbah. Perubahan hukum yang produktif adalah haram; Keempat, terjadi terbagi kepada dua bagian. Pertama, kelebihan pembayaran dari si peminjam fatwa Dewan Hisbah yang menganulir fiqih atas dasar kebaikan atau ketulusan Persis sebagaimana yang tersebar di buku- hatinya, dan bukan atas dasar buku karya ulama Persis. Peubahan fatwa syarat/perjanjian ari yang jenis pertama melingkupi empat persoalan, meminjamkan, bukan riba; Kelima, yaitu Salam dan Membaca Surat pada Shalat riba yang termaktub pada point 3 adalah Jenazah, Takbir Satu Kali Dan Dua Kali riba nasiah, sedangkan riba fadl hadis- Dalam Iqamah, Tatswib pada Adzan Shubuh hadisnya “ghoer ma’qulul ma’na” dan Bunga bank. Kedua, fatwa Dewan (tidak bisa diterima akal dan tidak Hisbah yang menganulir fatwa Dewan mungkin dalam praktek); dan Keenam, Hisbah sebelumnya. Perubahan fatwa jenis jalan keluar dari sistem riba bisa kedua tentang hukum Shalat jum’at bagi ditempuh dengan cara-cara: wadi’ah, musafir, zakat tijarah dan hukum Isbal. mudharabah, murabahah, musyarakah, dan qard hasan.48 Generasi salaf Persis

yang direpresentasikan oleh A. Hassan

48 Dewan Hisbah Persis. (2015). Persatuan Islam (PERSIS) tentang Akidah dan Kumpulan Keputusan Sidang Dewan Hisbah Ibadah. Bandung: Persispers. hlm. 361. 49 A. Hassan. (2002). hlm. 678.

Perubahan Fatwa Hukum: … | 353

AL-MASHLAHAH JURNAL HUKUM ISLAM DAN PRANATA SOSIAL ISLAM

DAFTAR PUSTAKA Al-Jauziyah, Ibn Qayyim. (t.t.). I’lam Al Abbas, Rafid. (2013). Ijtihad Persatuan Muawaqqiin ‘An Rabb Al-Alamin. Islam Tela’ah Atas Produk Ijtihad Bairut: Dar al-Fikr. PERSIS tahun 1996-2009. Al-Kahlani, Muhammad Ismail. (1979). Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Subul al-salam min Adillat al- Akkad, Abbas Mahmud. (t.t.). Al-Tafkir Ahkam. Bairut: Dar- al-Fikr. Faridah Islamiahi. Kairo: Nahdah Kamiluddin, Uyun. (1999). Menyorot Masri. Ijtuihad PERSIS, Fungsi dan Amin, Ahmad. (1974). Dhuha al-Islam. Peranan Pembinaan Hukum Islam Kairo: Maktabah al-Nahdhah al- di Indonesia. Bandung: Tafakur. Mishriyyah. Ka’bah, Rifyal. (1999). Hukum Islam di Amin, Ma’ruf. (2008). Fatwa dalam Indonesia Perspektif Sitem Hukum Islam. Jakarta: Elsas. Muhammadiyah dan NU. Jakarta : Universitas. Al-Asmawi, Muhammah Said. (1993). Jauhar Al Islam. Kairo: Sina. Lahaji dan Nova Effenty Muhammad. (2015). Qaul Qadim san Qaul Jadid Dewan Hisbah Persis. (2008). Imam Syafi’i: Telaah Faktor Kumpulan Keputusan Sidang Sosiologisnya, Jurnal Al-Mizan dewan Hisbah Persatuan Islam Volume 11 Nomor 1 Juni 2015. (PERSIS) tentang Akidah dan Ibadah. Bandung: Persispres. Manan, Abdul. (2005). Aspek-aspek Pengubah Hukum. Jakarta: Dewan Hisbah Persis. (2013). Kencana Prenada Media. Kumpulan Keputusan Sidang Dewan Hsbah Perstuan Islam Mubarok, Jaih. (t.t.). Modifikasi hukum (PERSIS) tentang Mu’amalah. Islam Studi tentang Qawl Qadim Bandung: Persispers. dan Qawl jadid, hlm. 8. al-Ghifary, Abu. (t.t.). Sejarah Dewan Mudzhar, Muhammad Atho. (1994). Hisbah Persis” dalam Shiddiq Fikih dan Reaktualisasi Ajaran Amin dkk (ed). 2001. Kumpulan Islam, dalam Budi Munawwar Keputusan Dewan Hisbah Persis. Rahman (ed). Jakarta : Yayasan Bandung: Persis Press. Wakaf Paramadina. Hassan, A. (2002). Pengajaran Shalat. Mudzhar, Muhammad Atho. (2003). Islam and Islamic Law in Indonesia Bandung: CV Diponegoro. : A Social Historical Aproach. Hassan, A. (1992). Soal – Jawab Jakarta : Departemen Agama RI. tentang Berbagai Masalah Agama. Bandung: CV Diponegoro. Mudzhar, Muhammad Atho. (1998). Pengaruh Faktor Sosial Budaya Isma’il, Sya’ban Muhammad. (1985). Terhadap Produk Pemikiran Al-Tasyri’ Al-Islami. Kairo: Hukum Islam, Dalam Hukum Islam Maktabah al-Nahdhiyyah al- Tatanan Masyarakat Indonesia. Mishriyyah. Jakarta : Logos.

354 | Perubahan Fatwa Hukum: …

AL-MASHLAHAH JURNAL HUKUM ISLAM DAN PRANATA SOSIAL ISLAM

Nafis, M. Cholil. (2011). Teori Hukum https://www.arrahmah.com/2013/07/16 Ekonomi Syariah. Jakarta : Penerbit /abdul-qadir-hassan-ulama-ahli- UI Press. hadits-dari-bangil/ Rofiq, Ahmad. (2001). Pembaharuan https://rendyasylum.wordpress.com/20 Hukum Islam di Indonesia. 10/11/08/musafir-boleh-tidak- Yogyakarta: Gama Media. jumat/ al-Umri, Nadiyah Syarif. (2001). Ijtihad fi al-Islami: Usuluhu, Ahkamuhu, Afatuhu. Bairut; Muassasah al- Risalah. Zaenuddin, (2012). Hukum Islam dan Perubahan Social (Menyelaraskan Realitas dengan Maqashid Al- Syariah). Media Bina Ilmiah, 6(6). Zahro, Ahmad. (2004). Tradisi Intelektual NU Lajnah Bahtsul Masa’il 1926-1999. Yogyakarta: LKiS. http://fiqh-imamsyafii.blogspot.com/. http://mk.jinawi.com/blog/spot/184/seja rah-munculnya-qaul-qadim-dan- qaul-jadid-assyafi’i.html/. http ://persis.or.id/ index.php?

mod=content&cmd=news&berita_ id=1246 http://persisjakarta.com/kilas-balik- dewan-hisbah-persis-1/

Perubahan Fatwa Hukum: … | 355

AL-MASHLAHAH JURNAL HUKUM ISLAM DAN PRANATA SOSIAL ISLAM

356 | Perubahan Fatwa Hukum: …