Survei Tentang Perkembangan Olahraga Tradisional di Kabupaten

SURVEI PERKEMBANGAN OLAHRAGA TRADISIONAL DI KABUPATEN TUBAN

Kasyanto S1 Ilmu Keolahragaan, Fakultas Ilmu Olahraga, Universitas Negeri [email protected]

Abdul Aziz Hakim S1 Ilmu Keolahragaan, Fakultas Ilmu Olahraga, Universitas Negeri Surabaya [email protected]

Abstrak Olahraga tradisional merupakan permainan rakyat yang berkembang dirakyat. Olahraga tradisional adalah suatu kultur budaya yang menjadi ciri khas suatu Negara. Pada masa sekarang ini dimana generasi sekarang lebih menyukai media sosial atau dunia IT dibandingkan dengan bermain olahraga tradisional. kejadian ini sungguh mengkhawatirkan untuk generasi selanjutnya karena jika anak muda sekarang kurang berpartisipasi bahkan bersikap acuh terhadap olahraga tradisional maka kemungkinan terburuk yaitu hilangnya permainan khas Negara ini. Di Kabupaten Tuban olahraga tradisional berkembang ketika masyarakat pesisir utara mengadakan lomba siapa yang menang akan mendapatkan ikan yang di kenal dengan sebutan gulat pathol, dari hal itu Kabupaten Tuban mulai mengembangkan olahraga tradisional. Ada beberapa cabang olahraga tradisional yang berkembang di Tuban yaitu, gobak sodor, sumpitan, dagongan, terompah panjang, egrang, tarik tambang, nyunggi tampah, dan balap karun dan ada juga pencak dor serta gulat pathol yang menjadi ikon di Kabupaten Tuban. Perkembangan olahraga tradisional bisa dikatakan baik karena di lihat dari prestasi yang diperoleh, Kabupaten Tuban di Tahun 2016 sumpitan menjadi juara harapan I, tapi di tahun 2018 olahraga sumpitan mendapat juara III tingkat Nasional. Dan olahraga gulat pathol meraih juara I tingkat nasional selanjutnya mewakili di vestifal olahraga tradisional di Malaysia. Kata Kunci : Olahraga tradisional, perkembangan, Kabupaten Tuban,

Abstract

Traditional sport is a popular folk game developed. Traditional sport is a cultural culture that is characteristic of a country. Nowadays, the current generation prefers social media or the IT world compared to playing traditional sports. this incident is truly worrying for the next generation because if young people now participate less and are even indifferent to traditional sports then the worst possibility is the loss of this country's unique game. In Tuban traditional sports are developing quite well, there are a number of branches of traditional sports that are developing in Tuban, namely, gobak sodor, blowpipes, dagongan, long-stretched, and gobak sodor. and there is pencak dor and pathol wrestling which are the pride in Tuban. Tuban Regency also won achievements when attending the East and National championships. Tuban Regency won 2 dagongan championships in 2018 in , the Regency also won the title when representing in the National championship held in Bali. But the development of traditional sports in Tuban Regency still has obstacles ranging from lack of infrastructure, events that are still not carried out sustainably, and lack of human resources to become traditional sports athletes. Keywords : Traditional sports, development, Tuban Regency

33

Jurnal Kesehatan Olahraga Vol. 08 No 1, Edisi Januari 2019 hal 33-38

jenis olahraga tradisional sumpitan. Bukan hanya menjadi PENDAHULUAN tuan rumah, olahraga tradisional terompah panjangnya Indonesia memiliki kekayaan kultural yang juga sering terpilih mewakili Indonesia dikejuaraan. beragam. Untaian indah kultur, etnis, suku, dan agama Pada tahun 2018 Kabupaten Tuban mengikuti menghiasi bumi nusantara ini. Setiap kultur, etnis, suku Pekan Olahraga Tradisional Daerah Jawa Timur yang dan agama memiliki ekspresi dan cara pengungkapan berlangsung di Kota Madiun, dari dua cabang olahraga masing-masing. Salah satu ekspresi itu tercermin pada yang diikuti yaitu dagongan dan terompah panjang, olahraga tradisional yang hidup dan berkembang subur Kabupaten tuban berhasil meraih juara dua. pada setiap daerah. Olahraga tradisional adalah Seperti yang sudah penulis jelaskan olahraga permainan-permainan rakyat yang hidup dalam suatu tradisional merupakan olahraga yang berasal dari masyarakat yang telah mengakar, tumbuh dan berkembang masyarakat. Olahraga tradisional di Kabupaten memiliki secara turun-temurun diwariskan dari generasi ke generasi. prestasi yang baik sehingga peneliti tertarik untuk Olahraga tradisional adalah permainan asli rakyat mengidentifikasi perkembangan olahraga tradisional yang sebagai aset budaya bangsa yang memiliki unsur olah fisik ada disana. Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti tradisional. Permainan rakyat berkembang cukup lama ini tertarik memberi judul penelitian Survei Perkembangan perlu dilestarikan karena selain sebagai olahraga hiburan, Olahraga Tradisional di Kabupaten Tuban. kesenangan, dan kebutuhan interaksi sosial, olahraga ini juga mempunyai potensi untuk meningkatkan kualitas METODE jasmani bagi pelakunya. Menurut Mahendra, (dalam Penelitian ini termasuk dalam penelitian kualitatif, Suprayitno, 2014: 9) olahraga tradisional adalah bentuk yakni suatu prosedur yang menghasilkan data deskriptif kegiatan olahraga yang berkembang di masyarakat, pada berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perkembangan selanjutnya olahraga tradisional sering perilaku yang dapat diamati (Alamsah (Meloeng, 2011: dijadikan sebagai jenis permainan yang memakai ciri 04)). kedaerahan asli serta disesuaikan dengan tradisi budaya Jadi, pada penelitian kualitatif lebih ditekankan setempat. pada situasi sosial dengan cara menekankan pada usaha Permainan tradisional merupakan satu contoh menjawab pertanyaan peneliti dengan cara berfikir formal dari ribuan permainan tradisional yang ada di Indonesia. dan argumentative. Selain menurut Alamsah tentang Namun permainan-permainan tradisional tersebut kini penelitian kualitatif juga diungkapkan oleh Jonker dkk semakin terkikis keberadaannya sedikit demi sedikit (2011: 71) “penelitian kualitatif adalah penelitian dimana khususnya di kota-kota mungkin untuk anak-anak peneliti membuat suatu usaha untuk memahami suatu sekarang ini banyak yang tidak mengenal permainan realitas organisasi tertentu dan fenomena yang terjadi dari tradisional yang ada padahal permainan teradisional perspektif semua pihak yang terlibat”. adalah permainan warisan nenek moyang rakyat 1. Sumber Data Indonesia. Setiap daerah di Indonesia memiliki permainan Dalam penelitian kualititif, sumber data yang tradisional, permainan tradisional tiap daerah biasanya dapat didapat dari Informasi yang terseleksi tidak sama tidak seperti permainan jaman modern (Proposife Sampling) sesuai dengan fungsi dan sekarang ini, seperti permainan teknologi yang rata-rata kewenangan yang dimiliki. Informan terseleksi yaitu, memiliki kesaman seperti permainan (game) yang ada di (1) Ketua bidang olahraga rekreasi dan tradisional di computer maupun handphone. Sulit diingkari bahwa Kabupaten Tuban, (2) FORMI Kabupaten Tuban, (3) permainan anak-anak tradisional di Indonesia tampaknya Dokumen yang berkaitan langsung maupun tidak menghadapi masa depan yang tidak begitu cerah. langsung dengan olahraga tradisional Tuban yang Kecenderungan yang tampak adalah bahwa berbagai diperlukan dalam penelitian ini, berupa data yang bentuk permainan kini tidak dikenal oleh banyak anak- diperoleh dari hasil pengamatan langsung dilokasi anak, karena sudah sangat jarang dimainkan. Hanya pengambilan data. beberapa permainan tertentu yang masih banyak 2. Subjek Penelitian dimainkan (Sukirman Dharmamulya, dkk 2008:206). Subjek dalam penelitian ini yaitu (1) ketua Pada hasil observasi peneliti lakukan di kota bidang olahraga rekreasi dan tradisional di Tuban, perkembangan olahraga tradisionalnya Kabupaten Tuban, (2) FORMI Kabupaten Tuban berkembang dengan baik. Olahraga tradisional di kota 3. Instrumen Penelitian Tuban dinaungi oleh Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Kabupaten Tuban dan juga FORMI. Pada tahun Dalam penelitian Kualitatif, instrument yang 2016 kota Tuban menjadi tuan rumah Invitasi Olahraga digunakan adalah peneliti itu sendiri (human Tradisional tingkat Provinsi Jawa Timur tahun 2016. Pada instrument). Human instrument dapat dipahami pergelaran tersebut ada empat cabang olahraga tradisional sebagai alat yang dapat mengungkap fakta-fakta yang ditandingkan, yaitu hadang, egrang, dagongan, dan lapangan dan tidak ada yang paling tepat data terompa panjang, dan satu tambahan exhibition adalah kualitatif kecuali peneliti itu sendiri.

34

Survei Tentang Perkembangan Olahraga Tradisional di Kabupaten Tuban

Dalam pelaksanaannya, peneliti juga mirip-mirip dengan daerah lain. Tetapi ada beberapa dibekali berbagai alat bantu yang mendukung cabor yang kita pertahankan itu ada 2 cabang olahraga pelaksanaan pengumpulan data. Alat bantu ini dapat tradisional yang menjadi ikon atau ciri khas berupa perekam suara dan gambar, serta video Kabupaten Tuban, yang pertama adalah gulat pathol, recorder bila ada dan diperlukan. Peran alat bantu ini dan yang kedua pencak dor,, dan ini secara sejarah sangat penting dalam penelitian kualitatif, karena memang dengan letak geografis Tuban yang berbeda, data dan informasi yang diperoleh dapat jadi untuk Tuban sebelah utara atau pesisir utara gulat terdokentasikan dengan baik sehingga dapat pathol ini lebih memasyarakat, sedangkan pencak dijadikan sebagai bukti. dor ini untuk Tuban selatan yang notabenya ada di 4. Teknik Pengumpulan Data daerah perbukitan atau pegunungan. Jadi, untuk Dalam teknik pengumpulan data peneliti sejarah pastinya kami tidak ada data yang kongkret memperolehnya melalui, (1) Observasi atau pengamatan, (2) Wawancara, (3) Dokumentasi. terkait itu, tapi dari lesan dari mulut ke mulut dari pendahulu-pendahulu kami Tuban memiliki banyak HASIL DAN PEMBAHASAN atau khasanah olahraga tradisional dan diantara Dalam penelitian ini hasil penelitian menggunakan sekian 2 yang menjadi ikon yang selama ini menjadi teknik pengumpulan data observasi, wawancara, dan andalan Tuban dalam beberapa kejuaraan olahraga dokumentasi yang berdasarkan hasil-hasil pengumpulan tradisional.” data dari Ketua Bidang Olahraga di DISPARBUDPORA, Hasil wawancara dengan ketua harian Ketua Harian FORMI dan Drs. Tony Sudiyantono Kepala FORMI Kabupaten Tuban yaitu pak Suwanto tentang Bidang PORDIKMAS dan JARANITRA dan sekarang di perkembangan olahraga tradisional di Kabupaten pecah menjadi Kepala Bidang Kepudaan di kantor Tuban sekaligus kontribusi FORMI untuk olahraga PARBUDPORA: untuk menjadi Trianggulasi data. Data tradisional di Tuban pada tanggal 13 juni 2018 jam yang akan dijabarkan sesuai dengan apa yang diperoleh 09.10 WIB sebagai berikut: Kalau yang namanya saat pengambilan data di lapangan. olahraga tradisional sudah barang tentu ini menjadi Dari hasil penelitian tentang perkembangan olahraga olahraga yang memasyarakat lintas generasi. tradisional di Kabupaten Tuban ditampilkan dalam sub- Sebetulnya keberadaan olahraga tradisional itu bab berikut, hasil observasi dan wawancara dengan Ketua berkaitan erat juga dengan kultur budaya yang Olahraga di DISPARBUDPORA, Ketua Harian FORMI berkembang dimasyarakat. Kalau di Tuban kita bisa Tuban bapak Zainal Maftuhien, S.Pd., M.Pd. dan bapak lihat olahraga tradisional seperti Gulat pathol Suwanto pada tanggan 11-13 juni 2018 dan Drs. Tony tradisinya masyarakat nelayan dari lintas generasi, Sudiyantono Kepala Bidang PORDIKMAS dan JARANITRA untuk menjadi Trianggulasi data. mengisi waktu senggang ketika ombak sedang tinggi dan sebagainya, dan olahraga-olahraga yang lain Sejarah perkembangan Olahraga Tradisional di seperti gobak sodor, gobak sodor sendiri kan dari Kabupaten Tuban bahasa belanda, gobak sodor pergi kembali lewat pintu, lah Ini juga menyangkut dengan bagaimana Hasil wawancara dengan ketua olahraga di ketika Indonesia ini dijajah oleh Belanda. Seperti ini DISPARBUDPORA yaitu bapak Zainal Maftuhien, juga bisa menjadi salah satu bukti keberadaan sejarah S.Pd., M.Pd. pada tanggal 11 juni 2018 jam 11.15 di masa lalu, kebiasaan olahraga yang disepakati oleh WIB tentang sejarah perkembangan olahraga lembaga masyarakat yang berkembang, dan tradisional di Kabupaten Tuban sebagai berikut: “ya, kemudian ini menjadi juga kultur di pemerintah ini secara pasti olahraga tradisional di Tuban itu kita diakui keberadaannya, termasuk mungkin juga tidak bisa memastikan tahun berapa atau pada abat ke olahraga-olahraga tradisional yang lain ini sangat erat berapa ya,, tapi sebenarnya sejarah olahraga kaitanya dengan lokalitas kultur yang ada. Di tradisional di Tuban itu adalah seiring dengan Indonesia kemudian di Jawa Timur olahraga ini yang apanamanya,, pemerintahan yang terbentuk di sering dipentaskan atau digelar, mana kala ada event- Tuban, artinya dalam rangka pemerintahan itu. 1 event seperti tujuh belasan karena ini menjadi sesuatu untuk kepentingan pemerintahan pertahanan itu yang unik sesuatu yang memang karena sifatnya biasanya mengadakan olahraga secara hiburan atau adalah kejuaraan prestasi yang dipertandingkan di rakyat itu kan ada olahraga tradisional. Dari waktu ke berbagai kejuaraan nasional maupun internasional. waktu memang kondisi pemerintahan sa’at itu,, Sehingga olahraga tradisional ini memang sangat artinya kalo pemerintahanya kondusif berarti banyak sekali di Indonesia, beberapa jenis olahraga olahraga tradisionalnya berkembang dengan baik, dan kita tau bersama menang berasal dari olahraga sebenarnya olahraga tradisional di Tuban itu hamper tradisional, bahkan mohon maaf ada karate, ada

35

Jurnal Kesehatan Olahraga Vol. 08 No 1, Edisi Januari 2019 hal 33-38

wushu, ada pencak silat itu kan sebetulnya besiknya 1. Kendala-kendala dalam Pengembangan Olahraga di olahraga tradisional yang kemudian disepakati dari Tradisional di Kabupaten Tuban federasi olahraga baik nasional dan diangkat menjadi Dari hasil wawancara dengan ketua olahraga olahraga prestasi, bahkan tanpa disadari olahraga di DISPARBUDPORA Kabupaten Tuban bapak presatasi awal muawalnya berasal dari olahraga Zainal Maftuhien, S.Pd., M.Pd kendala-kendala tradisional. Di FORMI Kabupaten Tuban sendiri dalam mengembangkan olahraga tradisional di kami terbentuk cukup lama dan sempat fakum, karena Kabupaten Tuban sebagai sebrikut: “Iya,, saya pikir kita menyesuaikan agenda yang ada di Jawa Timur, kendala-kendala secara umum dirasakan semua kemudian saya pribadi baru bergabung di FORMI Kabupaten yang ada di Indonesia ya,, jadi hari ini pada tahun 2017 dengan posisi saya di ketua harian, tantangan pengembangan dan pelestarian olahraga sedangkan ketua umunya baru meninggal di bulan tradisional itu, seiring dengan kemajuan teknologi Desember dan kami memproses untuk menyiapkan memang agak-agak berkurang, agak sulit untuk musyawarah cabang untuk mengganti posisi beliau, dikembangkan. Tantangan kita yang pertama adalah ya sementara ini kami yang menjadi pelaksana harian kejuan teknologi, artinya anak yang notabenya harus di ketua umumnya. FORMI ini yang perlu dek kita kenalkan dengan olahraga tradisional itu sudah Kasyanto ketahui, di kita memang selama ini terbiasa dengan IT, atau sudah terbiasa dengan mungkin belum mendapatkan posisi anggaran yang kemajuan teknologi. Yang kedua memang maindset cukup besar sekitar 15 juta terus sekarang ini sekitar olahraga tradisional itu membosankan , 20 juta pertahun ini kita gunakan untuk membiayai olahtradisional itu kurang inovasi itu juga masih operasional rapat-rapat kemudian juga untuk menjadi kendala hari ini, artinya kita karena kemajuan pembinaan olahraga tradisional yang selama ini IT ataupun kemajuan teknologi itu tadi kan, inginya intensif yang berhubungan dengan kita atau menjadi itu tapi individualistiknya yang nampak, padahal binaan langsung dari FORMI.dari sekian banyak nilai-nilai kerjasama di olahraga tradisional seperti cabang olahraga tradisional yang ada di Kabupaten dagongan, gobak sodor itu kan team, itu mereka Tuban kami memang belum melakukan pendataan, cenderung lebih suka bermain sendiri di banding melakukan pembinaan secara intensif, dan belum dengan bermain kelompok seperti itu, itu tantangan memfasilitasi penyelenggaraan event-event berikutnya. Saya piker kendala seperti itu dirasakan kejuaraan, ya ini menjadi kendala bagi kita mengingat sama Kabupaten Kota yang ada di Indonesia, karena anggaran yang diterima cukup kecil, tetapi kami memperkenalkan olahraga tradisional hari ini, akan cukup berbesar dan berbangga hati karena minimal berhadapan atau bersinggungan dengan kemajuan dengan biaya yang diberikan kepada kita ini bisa teknologi, anak-anak kita tarolah ingin bermain gobak secara rutin untuk mengadakan pertemuan dan sodor yang berkeringat dan berdebu-debu itu lebih berkomunikasi dengan berbagai macam cabang seneng menghadapi game yang ada di laptop atau olahraga rekreasi di Tuban.” game yang ada di HP. Ini tantangan secara umum Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat yang dirasakan, sedangkan kendala khusus yang kami dijelaskan kalau sejarah olahraga tradisional di Tuban rasakan adalah bahwa hari ini secara,, periodik itu itu tidak bisa ditentukan pastinya tahun berapa mulai memang kita tidak ada, upaya dari masyarakat berkembangnya dan tidak ada catatan tertulis. Di ataupun pemerintah untuk mempertahankan olahraga Tuban sendiri olahraga tradisional mulai berkembang tradisional, itu saja.” melalaui pemerintahan, ketika pemerintahan Hasil wawancara dengan ketua harian mengadakan hiburan itu ada olahraga tradisional. Di FORMI Kabupaten Tuban bapak Suwanto kendala- Kabupaten Tuban terdapat dua jenis olahraga kendala dalam mengembangkan olahraga tradisional tradisional yang menjadi ikon yaitu gulat pathol dan di Kabupaten Tuban sebagai sebrikut: “ya, untuk pencak dor, dimana gulat pathol berkembang disisi kendala-kendala mungkin tadi sudah sekilas saya utara Kabupaten Tuban yaitu pesisir, kalau pencak sampaikan. Yang pertama berkaitan dengan dor di bagian selatan Kabupaten Tuban atau kelembagaan, kelembagaan yang belum tertata pegunungan. Dalam pengembanganya sasaran utama sampai ke struktural yang paling bawah, sehingga dari FORMI maupun pihak ketua olahraga yaitu satu kami kesulitan untuk mengenali potensinya, sekolah-sekolah, dimana harapanya olahraga melakukan pembinaan, dan menyelenggarakan tradisional masuk di kurikulum sekolah karena itu kejuaraan secara berjenjang. Kendala yang lain akan menjadi langkah besar untuk perkembangan adalah kemajuan teknologi saya kira menjadi salah olahraga tradisional di Kabupaten Tuban. satu kendala juga, seharusnya juga peluang tekonologi seperti youtube dunia media sosial ini

36

Survei Tentang Perkembangan Olahraga Tradisional di Kabupaten Tuban

selain menjadi ancaman bagi keberadaan olahraga mewakili Jawa Timur di nomor dagongan dalam tradisional yang ada kesan kuno kesan sudah jadul kejuaraan yang di gelar di Bali tahun 2015-2016 dan dan sebagainya, ini menjadi hambatan bagi berhasil menjuarainya. Prestasi tersebut didukung dengan perkembangan olahraga tradisional, tapi kalau kita berhasilnya Kabupaten Tuban menggelar event yang mau cerdas untuk menyiasatinya justru media sosial dimana seluruh Kecamatan yang ada di Kabupaten Tuban perkembangan teknologi ini menjadi salah satu media mengikuti event tersebut. untuk mempromosikan secara intensif, bahwasanya kita masih punya potensi ini kita viralkan dan PENUTUP sebagainya dengan dikemas oleh anak-anak muda Simpulan kita dengan kekinian teknologi. Seperti yang saya Berdasrkan analisis dan pembahasan sampaikan justru kendalanya bisa jadi peluang untuk tentang perkembangan olahraga tradisional di Kabupaten Tuban maka dapat disimpulkan melestarikan olahraga tradisional. Yang kedua sebagai berikut: mungkin kendala di bidang pembiayaan, sampai Sejarah olahraga tradisional di struktur yang paling bawah memang belum banyak Kabupaten berawal dari pemerintahan Tuban pembiayaan baik dari APBD kabupaten APBIDES yang terbentuk dimana pada pemerintahan yang difokuskan untuk membiayai olahraga tersebut olahraga tradisional dijadikan hiburan tradisional ini.” rakyat. Di Tuban zaman sekarang proses perkembangannya yaitu di lombakan di tujuh Berdasarkan hasil wawancara dengan kedua belasan dan event-event dimana sasarannya anak narasumber bahwasanya kendala yang paling terlihat sekolahan. Olahraga tradisional yang menjadi dalam pengembangan olahraga tradisional di ikon di Kabupaten Tuban yaitu gulat pathol dan Kabupaten Tuban adalah semakin berkembangnya pencak dor. Kabupaten Tuban terdapat beberapa zaman, dimana anak-anak lebih suka media sosial olahraga tradisional antara lain, gobak sodor, dibanding dengan olahraga tradisional dan kendala sumpitan, dagongan, terompah panjang, egrang, yang lain yaitu infrastruktur yang belum terpenuhi nyunggi tampah, balap karung, dan tarik tambang. Yang paling cepat perkembangnnya sehingga sulit dalam mengembangkannya. yaitu egrang, gobak sodor, terompah panjang, dagongan, dan sumpitan. PEMBAHASAN Olahraga tradisional di Kabupaten Tuban mulai ada ketika pemerintahan Kabupaten Tuban terbentuk, Saran walaupun bukti secara tertuis tidak ada tetapi dari cerita Dalam upaya memajukan pengembangan nenek moyang yang mengatakan hal tersebut. olahraga tradisional yang ada di Kabupaten Tuban, maka Di Kabupaten Tuban memiliki dua cabang penulis mengajukan saran-saran sebagai berikut: olahraga tradisional yang menjadi kebanggan yaitu gulat 1. Mengenai sejarah, orang yang terlibat di olahraga pathol dan pencak dor dimana dua olahraga tersebut sudah tradisional Kabupaten Tuban menerbitkan sebuah disusun di Pokok-pokok Pemikiran Kebudayaan Daerah buku yang menjelaskan tentang sejarah olahraga (PPKAD), sebenrnya masih banyak olahraga tradisional tradisional Kabupaten Tuban agar generasi yang berkembang di Kabupaten Tuban diantaranya gobak selanjutnya dapat mengetahui sejarah olahraga sodor, sumpitan, dagongan, terompah panjang,dan gobak tradisional di Kabupaten Tuban. sodor 2. Pengurus harus terus mengusahakan dan berupaya Dalam pengembanganya olahraga tradisional di terus untuk menjadikan olahraga tradisional ini Kabupaten Tuban memiliki beberapa kendala yang selama ini dirasakan, kendalanya yaitu perkembangan teknologi diajarkan di kurikulum sekolah yang ada di dimana anak-anak muda sekarang lebih tertarik game Kabupaten Tuban. online dari pada bermain olahraga tradisional, selanjutnya 3. Pembinaan yang dilakukan harus tetap dilaksanakan belum masuknya olahraga tradisional di kurikulum dan lebih sering lagi melakukan sosialisasi ke daerah- sekolah yang ada di Tuban. Kendala selanjutnya yaitu daerah yang belum berpartisipasi penuh di olahraga kurangnya infrastruktur yang mendukung olahraga tradisional. tradisional di Tuban. 4. Event-event olahraga tradisional di Kabupaten Tuban Didalam keterbatasan tersebut olahraga lebih diperbanyak lagi dan event yang dilaksanakan tradisional di Tuban tidak kalah bersaing dengan kota-kota berkelanjutan. yang ada di Jawa Timur maupun nasional. Kabupaten 5. Pengurus harus segera memberikan infrastruktur Tuban pernah berprestasi di nomor dagongan di Madiun karena infrastruktur adalah salah satu komponen kemarin dalam Pekan Olahraga Tradisional (Oltrad) tahun penting dalam mengembangkan olahraga tradisional. 2018, pernah juga meraih prestasi terbaik dimana

37

Jurnal Kesehatan Olahraga Vol. 08 No 1, Edisi Januari 2019 hal 33-38

Mutia, Suci & Istar. 2015. Pengaruh Permainan DAFTAR PUSTAKA Tradisional Bentengan Terhadap Interaksi Sosial Alamsah, Fajar Aulia. 2015. Perkembangan Olahraga Anak Asuh Panti Yatim Hajah Maryam Kalibeber Hockey di Kabupaten Gresik. Skripsi. Surabaya. Wonosobo. Surakarta. Prodi Psikologi Fakultas Universitas Negeri Surabaya. Kedokteran. Universitas Sebelas Maret.

Basrowi, Suwandi. 2008. Metodologi Penelitian Nunung, Uswatun. 2018. Hubungan Aktivitas Bermain Kualitatif. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Lompat Tali dengan Perkembangan Motorik Kasar Anak Usia 5-6 Tahun di TK Nurul Iman Bramansta, Angga. 2004. Pembentukan Karakter Siswa Tanggamus. Skripsi. Lampung. Universitas Sekolah Dasar Melalui Permainan Tradisional Lampung. Pada Pendidikan Jasmani, Olahraga & Kesehatan. Jurnal Ilmu Keolahragaan. 14 (2), Parmadi, Hajar. 2001. Bermain Gobak Sodor. Yogyakarta. 221-227 Adicita Karya Nusa.

Dharmamulya, Sukirman. 2004. Permainan Tradisional Safari, Indra. 2010. Analisis Unsur Fisik Dominan Pada Jawa. Yogyakarta: Kepel Press. Olahraga Tradisional. Jurnal Kependidikan. 40 (2). 157- 164. DISPORA. 2016. Petunjuk Teknis Invitasi Olahraga Tradisional Jawa Timur Tahun 2016. Surabaya- Sheiyawibi. 2018. Keterlaksanaan Permainan Tradisional 60271 Dalam Pembelajaran Penjasorkes di Sekolah Dasar Negeri Se-gugus 13 Kecamatan Coblong Hamzuri. 2000. Permainan Tradisional Indonesia. Kota Bandung Tahun 2017/2018. Skipsi. Jakarta: Proyek Pembangunan Permuseuman. Yogyakarta. Universitas Negeri Yogyakarta.

Herwandi, Sugiyanto, & Doewes, M. (2017). Paraga Sugiyono. 2010. Sarana dan Prasarana Olahraga. Tanpa Game As Traditional Kota: Departement Pendidikan Nasional. Sports For Bugis Makassar Tribal Communities In South Sulawesi, Suprayitno. (2014). Peran Permainan Tradisional Dalam Indonesia. European Journal of Physical Membantu Education and Sport Pertumbuhan Dan Perkembangan Gerak Anak Science, 3(3), 13–26. Secara Menyeluruh. https://doi.org/10.5281/zenodo.437204 Jurnal Ilmu Keolahragaan, 13(2), 7–15

Hidayat. 2015. Survei Perkembangan Olahraga Rekreasi Watimah. 2014. Mengembangkan Kemampuan Motorik Gateball di Kabupaten Semarang. Skripsi. Kasar Melalui Permainan Gobak Sodor Anak Semarang. Universitas Negeri Semarang. Kelompok B TK Khalifah Sukonandi Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta. Universitas Jhonson, Aimee, Sheehan, & Nadine. 2015. Literasi Fisik Negeri Yogyakarta. Fungsional untuk Pemrograman Rekreasi Anak dan Remaja: Tanggapan Masyarakat terhadap Kerangka Rekreasi Kanada 2015. Jurnal Internasional Manajemen Olahraga, Rekreasi & Pariwisata. 25. 9-21.

Irfan. 2017. Perkembangan Kesenian Reog Tulungagung Tahun 1970-2016. Skripsi. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya.

Laksono, Bambang dkk. 2012. Kumpulan Permainan Rakyat Olahraga Tradisional. Jakarta: Kemenpora.

Moleong, Lexy j. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung. REMAJA ROSDAKARYA.

Murtafi’atun. 2018. Kumpulan Permainan Tradisional Nusantara : Berisi Permainan Tradisional dari Aceh sampai Papua. Surabaya: C-Klik Media.

38