Journal of Coastal and Ocean Sciences e-issn : 1234-5678 Volume 1 No. 1, September 2020: 16-24 p-issn: 2745-4355

Diversity and Distribution Patterns ( and Bivalvia) In the North of Poncan Gadang Island, Sibolga City North Sumatera Province

Royan Saputra1*, Zulkifli2, Syafruddin Nasution2 1Student of The Faculty of Fisheries and Marine Universitas Riau, Pekanbaru 2Lecturer at the Faculty of Fisheries and Marine Universitas Riau, Pekanbaru Corresponding Author: [email protected]

Diterima/Received: 18 Juni 2020; Disetujui/Accepted: 10 Agustus 2020

ABSTRACT

This research was conducted in July-August 2019 in the northern part of the Poncan Gadang Island Sibolga, North Sumatra Province. This study discusses the distribution and distribution patterns of molluscs (gastropods and bivalves) which contain , density, and species discussed in the northern part of Poncan Gadang Island, North Sumatra Province. The method used is a survey method, where the research location is divided into 5 observation stations and each station consists of 1 transect and each transect consists of 4 maps. The results showed that the type of gastropods found in the study site consisted of 11 species belonging to 6 families. Gastropod species that are commonly found are Littorina littorea. While the type of bivalves that were found at the study site consisted of 9 species belonging to 6 families, and the bivalves species that were found were Anadara granosa. Highest density at station III in the river mouth. Various index (H ') of gastropods and bivalves in all research stations are included in the medium category. Distribution Patterns both gastropods and bivalves are distributed in groups. The index value of approved gastropod and bivalve types (Ss) can be requested types which are found to be quite the same. The substrate at the study site was approved by the sand substrate. The density of both gastropods and bivalves were not significantly different between stations.

Keywords: Mollusca, Diversity, Distribution Pattern, Poncan Gadang, Sumatera

1. PENDAHULUAN dalam fungsi ekologis pada ekosistem. Selain Moluska merupakan hewan invertebrata berperan di dalam siklus rantai makanan, ada terbesar kedua, yang sebagian besar anggotanya juga jenis moluska yang mempunyai nilai hidup di wilayah perairan. Hewan yang tidak ekonomi penting, seperti berbagai jenis kerang- memiliki ruas, tubuh yang triboblastik, simetri kerangan dan berbagai jenis keong bilateral dan umumnya memiliki mantel yang (Cappenberg et al., 2006). dapat menghasilkan kalsium karbonat Pulau Poncan Gadang adalah salah satu (Rusyana, 2011). Dua kelas dari filum moluska pulau yang berada di Kabupaten Tapanuli adalah gastropoda dan bivalvia. Gastropoda Tengah, Kota Sibolga, Provinsi Sumatera merupakan hewan yang berjalan dengan perut. Utara. Kondisi substrat di Pulau Poncan Bivalvia merupakan hewan bertubuh lunak Gadang sendiri pada umumnya adalah berpasir. yang dilindungi oleh mantel, mempunyai Berdasarkan hasil penelitian (Emelda, 2017) cangkang setangkup (Nurdin et al., 2008). bahwa kondisi perairan Pulau Poncan Gadang Moluska dapat ditemukan mulai dari daerah masih mendukung untuk kehidupan organisme. laut, payau, tawar sampai darat. Kebanyakan di Penelitian sebelumnya oleh Emelda (2017) antara mereka hidup di laut dengan pola hidup hanya meneliti tingkat kepadatan yang beragam, termasuk pencari makan di gastropodanya saja dengan menggunakan dasar perairan (bottom feeder). Di laut metode tiga zona (Upper, Middle, Lower) untuk umumnya dijumpai di zona litoral sampai dasar tiap stasiun. Oleh sebab itu menyebabkan laut dalam, bahkan ada yang hidup pelagis di penulis tertarik melakukan penelitian untuk permukaan laut. lebih mengetahui keanekaragaman dan pola Moluska mempunyai peranan penting distribusi yang meliputi: jenis, kepadatan serta kesamaan jenis moluska (gastropoda dan

16 jocos.ejournal.unri.ac.id

Diversity and Mollusca Distribution Patterns (Gastropoda and Bivalvia) bivalvia) di Bagian Utara Pulau Poncan Gadang 2. METODE PENELITIAN tersebut dengan penambahan satu zona yaitu, Waktu dan Tempat zona subtidal dangkal. Penelitian ini diharapkan Penelitian ini dilaksanakan pada bulan dapat memberikan informasi lebih lengkap Juli-Agustus 2019 di bagian Utara Pulau tentang mengenai keanekaragaman dan pola Poncan Gadang Sibolga Provinsi Sumatera distribusi moluska (gastropoda dan bivalvia) di Utara (Gambar 1). Metode yang digunakan bagian utara Pulau Poncan Gadang Sibolga dalam penelitian ini adalah metode survey. Provinsi Sumatera Utara.

Gambar 1. Peta Lokasi Penelitian

Penentuan Lokasi Sampling

Lokasi penelitian dibagi menjadi lima ∑ stasiun pengamatan. Penetapan titik sampling dengan cara menarik garis tegak lurus dari Keterangan : batas garis pasang tertinggi ke arah garis surut H’ = Indeks keanekaragaman jenis terendah sampai subtidal dangkal sepanjang 50 S = Banyaknya jenis m dan jarak antara satu stasiun dengan titik Pi = Proporsi individu dari jenis stasiun lainnya ±1 km. Pada setiap stasiun ke-i terhadap jumlah individu terdapat 1 transek dan setiap transek terdapat 4 dari semuajenis (pi=ni/N) petakan kuadrat berukuran 1m x 1m (1m2). Ni = Banyaknya individu/jenis N = Total individu semua jenis Kepadatan Moluska Log 2 pi = 3,321928 log pi

Kepadatan moluska dihitung Pola Distribusi menggunakan analisis (Brower et al. dalam Ikhlas et al., 2013) dengan rumus: Sementara Indeks Pola Distribusi dihitung dengan rumus Indeks Morisita (Krebs dalam Kamalia, 2014) sebagai berikut:

Keterangan: ∑

D = Kepadatan Gastropoda/Bivalvia (Individu/m²) Keterangan: Ni = Jumlah Individu spesies Id = indeks Dispersi Morisita Gastropoda/Bivalvia n = jumlah total unit sampling A = Luas total (m2) N = jumlah total individu yang terdapat dalam n plot Indeks Keanekaragaman Jenis (H’) Σx² = kuadrat jumlah individu per plot Menghitung indeks keanekaragaman jenis moluska (Shannon and Winner dalam Indeks Kesamaan Jenis (Ss) Rosanti, 2015) sebagai berikut: Selanjutnya Indeks Kesamaan dihitung

17 Saputra et al.

Journal of Coastal and Ocean Sciences Vol. 1(1): 16-24 berdasarkan rumus dari indeks Sorensen dalam 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Odum (1993), yaitu: Keadaan Umum Lokasi Penelitian

Pulau Poncan Gadang merupakan salah satu pulau yang ada di Kota Sibolga Provinsi Keterangan : Sumatera Utara. Dengan Letak geografis pada a = Banyaknya spesies yang terdapat posisi 01042'38" LU dan 98045'52" BT. baik di contoh A maupun contoh B Disebelah barat berbatasan langsung dengan b = Banyaknya spesies yang terdapat Samudera Hindia sedangkan pada utara, selatan dalam contoh B tetapi tidak terdapat dan timur mempunyai pantai yang landai. Pulau dalam contoh A Poncan Gadang didominasi oleh substrat c = Banyaknya spesies yang terdapat berpasir dengan warna putih kekuning- dalam contoh A tetapi tidak terdapat kuningan. Tipe substrat tersebut tersebar dalam contoh B sepanjang bagian timur, barat, selatan dan utara Pulau Poncan Gadang. Tipe Sedimen Prosedur analisis tipe sedimen untuk tipe Jenis Moluska yang Ditemukan pasir dan kerikil digunakan metode Hasil pengamatan yang dilakukan di pengayakan, untuk tipe lumpur dianalisis bagian Utara Pulau Poncan Gadang Provinsi dengan metode pipet yang merujuk pada Sumatera Utara jenis gastropoda yang (Rifardi, 2008). Pengukuran parameter ditemukan adalah 11 jenis dan Jenis bivalvia lingkungan terdiri dari pengukuran suhu, pH, yang ditemukan adalah 9 jenis dapat dilihat salinitas, dan kecerahan. pada Tabel 1.

Tabel 1. Jenis Gastropoda dan Bivalvia yang Ditemukan di Utara Pulau Poncan Gadang Kelas Ordo Family Spesies Ergalatax constracta Ergalatax margariticola tribulus Ocinebrina ingloria Morula granulata Gastropoda Modulus tectum Mesogastropoda Naticidae Eunaticina papilla Archaeogastropoda Neritidae Nerita costata Vetigastropoda Trochidae Gibbula ardens Litoraria undolata Littorinidae Littorina littorea Tapes decussata Veneridae Periglypta listeri Veneroida Venerupis philippinarum Mesodesmatidae Atactodea striata Bivalvia Ostreoida Ostreoidae Saccostrea cucullata Anadara granosa Arcoida Arcidae Anadara inflate Mytiloida Mytilidae Mytilus edulis Eulamellibranchiata Unionidae Pilsbryoconcha exilis

Tabel 1 dapat dilihat bahwa jenis penelitian Emelda (2017) tentang gastropoda di moluska (gastropoda dan bivalvia) yang lokasi penelitian yang sama yakni di Pulau ditemukan di Bagian Utara Pulau Poncan Poncan Gadang hanya menemukan 9 spesies Gadang masih tergolong tinggi. Untuk Jenis dan Family dari Muricidae dan Littorinidae gastropoda bila dibandingkan dengan hasil dari hanya menemukan masing-masing 1 spesies,

Saputra et al. 18

Diversity and Mollusca Distribution Patterns (Gastropoda and Bivalvia) sementara pada penelitian ini lebih banyak Parameter Kualitas Perairan ditemukan bila dibandigkan dengan penelitian Pengukuran parameter kualitas perairan sebelumnya. Dimana dari family Muricidae pada penelitian ini meliputi suhu, pH, salinitas, ditemukan sebanyak 6 spesies dan 2 spesies kecerahan, dan kecepatan arus. Pengukuran untuk family Littorinidae. dilakukan pada masing-masing stasiun. Hasil pegukuran kualitas perairan dapat dilihat pada Tabel 2

Tabel 2. Hasil Pengukuran Kualitas Perairan di Utara Pulau Poncan Gadang Stasiun Parameter Kualitas Air Rata-rata I II III IV V Salinitas (ppt) 30 30 30 30 30 30 Suhu (0C) 29 28 30 29 31 29,40 Derajat Keasaman (pH) 7,80 7,60 7,90 8 8 7,86 Kecerahan (cm) 130 125 140 250 260 181

Tabel 2 dapat dilihat Hasil dari Tipe Sedimen parameter kualitas perairan memperlihatkan Berdasarkan perhitungan yang telah bahwa nilai rata-rata salinitas 30 ppt, suhu 29,4 dilakukan nilai tipe sedimen didapatkan hasil 0 C, derajat keasaman (pH) 7,86, dan kecerahan bahwa di Pulau Poncan Gadang khususnya di 181 cm. Dari hasil tersebut berdasarkan Bagian Utara didominasi oleh substrat pasir KepMenLH no. 51 tentang baku mutu air laut (Tabel 3). Tipe pasir tertinggi terletak pada untuk biota laut, parameter perairan diwilayah stasiun I yaitu 83,75% serta tipe sedimen pada bagian utara Pulau Poncan Gadang tersebut stasiun IV adalah pasir berlumpur, yaitu mendukung kehidupan biota laut. 74,73% pasir dan 25,13% lumpur.

Tabel 3. Tipe Sedimen di Utara Pulau Poncan Gadang Tipe Sedimen (%) Tipe Sedimen Stasiun Kerikil Pasir Lumpur I 0,39 83,75 15,86 Pasir II 0, 68 78,46 20,85 Pasir III 0,71 75,16 24,12 Pasir IV 0,13 74,73 25,13 Pasir Berlumpur V 0,55 75,55 23,96 Pasir

Kepadatan Moluska termasuk substrat yang termasuk disenangi oleh Berdasarkan perhitungan yang telah gastropoda ini sesuai dengan pernyataan dilakukan didapat nilai rata-rata (isd) kepadatan Wahab (2014) bahwa kondisi substrat gastropoda dan bivalvia pada masing-masing berpengaruh terhadap perkembangan stasiun di Bagian Utara Pulau Poncan Gadang komunitas moluska dimana substrat yang dapat dilihat pada Gambar 2. terdiri lumpur dan pasir dengan sedikit liat Berdasarkan hasil perhitungan kepadatan merupakan substrat yang disenangi oleh rata-rata gastropoda dan bivalvia tertinggi gastropoda. terdapat pada stasiun III. Tingginya kepadatan Tingginya kepadatan bivalvia di stasiun gastropoda di stasiun III diduga disebabkan III diduga disebabkan oleh kondisi fisika dan oleh kondisi karakteristik stasiun dan parameter kimia perairan, ketersediaan makanan, unsur perairan yang mendukung kehidupan hara, substrat dan kandungan bahan organik. gastropoda. Dimana stasiun III merupakan Hal ini dapat dilihat dari karakteristik kawasan daerah muara sungai yang memiliki substrat stasiun III, dimana stasiun III merupakan sedikit berlumpur dibandingkan stasiun lainnya daerah muara sungai yang banyak membawa dan terdapat beberapa ekosistem yakni: unsur hara, bersubstrat lumpur dan memiliki ekosistem lamun, ekosistem terumbu karang kandungan bahan organik yang tinggi. dan ekosistem mangrove. Kondisi tersebut Dibandingkan stasiun lainnya yang bersubstrat

19 Saputra et al.

Journal of Coastal and Ocean Sciences Vol. 1(1): 16-24 pasir. Hal ini didukung pendapat Alfiansyah beradaptasi terhadap kondisi fisik lingkungan (2014) yang mengatakan, bahwa kondisi fisika yang selalu berubah bahkan terhadap tekanan dan kimia perairan sangat mendukung ekologis seperti pemangsaan oleh organisme keberadaan bivalvia, selain dari ketersediaan lain bahkan memperebut tempat demi makanan, unsur hara dan bahan organik kelangsungan hidup. maupun kemampuan biota untuk dapat

Gambar 2. Kepadatan rata-rata Gastropoda dan Bivalvia pada masing-masing stasiun

Kepadatan gastropoda dan bivalvia penyebaran dan mengurangi kepadatan terendah terdapat di stasiun IV diduga moluska di sebuah kawasan. disebabkan oleh rendahnya kandungan bahan organik dan tingginya kecepatan arus. Hal ini Indeks Keanekaragaman Jenis (H’) didukung Fadli et al. (2012) menyatakan bahwa Berdasarkan hasil perhitungan yang telah arus menjadi salah satu faktor pembatas dalam dilakukan nilai indeks keanekaragaman jenis (H’) dapat dilihat pada Tabel 4

Tabel 4. Indeks Keanekaragaman Jenis di Utara Pulau Poncan Gadang Kelas Stasiun Nilai Indeks (H’) Kategori I 2,10 Sedang II 2,14 Sedang Gastropoda III 2,45 Sedang IV 2,31 Sedang V 2,03 Sedang I 2,35 Sedang II 2,31 Sedang Bivalvia III 2,57 Sedang IV 2,06 Sedang V 1,95 Rendah

Perhitungan indeks keanekaragaman disebabkan kondisi lingkungan yang baik dan jenis (H’) gastropoda pada masing-masing parameter perairan yang mendukung, serta stasiun pengamatan berkisar antara 2,03 – 2,45 ekosistem yang seimbang. Pulau Poncan (Tabel 4). Menurut kriteria (Shannon dalam Gadang sendiri memiliki beberapa ekosistem, Rosanti, 2015) berkisar 1,00 – 3,00 khususnya di bagian utara Pulau Poncan menunjukkan bahwa keanekaragaman Gadang terdapat beberapa ekosistem seperti: gastropoda yang ada di bagian utara Pulau ekosistem lamun, ekosistem terumbu karang Poncan Gadang Sumatera Utara termasuk dan ekosistem mangrove. Hal ini didukung dalam kategori sedang, yang artinya jumlah Adeka (2016) mengatakan bahwa nilai indeks individu tiap jenis mengelompok dan tidak ada keanekaragaman (H’) yang berada pada kisaran spesies yang mendominasi. Indeks 1

Saputra et al. 20

Diversity and Mollusca Distribution Patterns (Gastropoda and Bivalvia) keadaan seimbang serta kondisi komunitas juga karena sifat komunitas yang ditentukan yang tidak mudah berubah karena pengaruh oleh banyaknya variasi spesies, kestabilan lingkungan yang relatif kecil. habitat serta kemerataan dan kelimpahan Sementara untuk bivalvia menurut individu tiap spesies pada suatu komunitas. kriteria (Shannon dalam Rosanti, 2015) Oleh karena itu, jika kondisi suatu habitat berkisar 1,00 – 3,00 menunjukkan bahwa semakin baik atau stabil maka akan lebih keanekaragaman bivalvia yang ada di bagian banyak variasi spesies dan kekayaan biota yang utara Pulau Poncan Gadang Sumatera Utara hidup didalamnya. termasuk dalam kategori sedang. Indeks keanekaragaman jenis (H’) dengan kategori Pola Distribusi sedang, diduga disebabkan beberapa faktor Pola distribusi merupakan metode untuk yakni: jumlah spesies yang ditemukan, kondisi menentukan sifat penyebaran suatu komunitas substrat dan kondisi ekosistem Pulau Poncan di lokasi penelitian. Pola sebaran moluska Gadang yang dijadikan sebagai habitat oleh (gastropoda dan bivalvia) di bagian Utara Pulau spesies yang ditemukan. Hal ini didukung Poncan Gadang Sibolga Provinsi Sumatera Kisman et al. (2016) mengatakan bahwa Utara dapat dilihat pada Tabel 5. keanekaragaman spesies tidak hanya ditentukan oleh banyaknya spesies yang ditemukan, tetapi

Tabel 5. Pola Distribusi Moluska (gastropoda dan bivalvia) di Utara Pulau Poncan Gadang Kelas Stasiun ∑X2 N (N-1) ∑X2-N Id Kriteria Pola Distribusi I 189 600 164 1,09 Mengelompok II 238 870 208 0,96 Seragam Gastropoda III 357 1190 322 1,08 Mengelompok IV 157 506 134 1,06 Mengelompok V 218 756 190 1,01 Mengelompok I 158 552 134 0,97 Seragam II 311 1056 278 1,05 Mengelompok Bivalvia III 905 2756 852 1,24 Mengelompok IV 135 420 114 1,09 Mengelompok V 254 650 228 1,40 Mengelompok

Pola distribusi gastropoda pada dalam sebuah ekosistem. Sementara untuk penelitian ini adalah mengelompok. hasil Hasil analisis pola distribusi dari bivalvia tersebut diduga disebabkan oleh ketersediaan adalah mengelompok yang diduga disebabkan makanan, habitat, parameter perairan dan oleh keadaan lingkungan Pulau Poncan Gadang substrat. Substrat merupakan faktor utama yang yang sesuai untuk kehidupan organisme, serta sangat mempengaruhi penyebaran gastropoda. parameter perairan yang mendukung kehidupan Selain itu, substrat juga berkaitan dengan bivalvia. ketersediaan nutrisi dalam sedimen. Di bagian Berdasarkan KepMenLH no. 51 tentang Utara Pulau Poncan Gadang sendiri diduga baku mutu air laut untuk biota laut, parameter habitatnya menyediakan sumber makanan yang perairan diwilayah bagian utara Pulau Poncan cukup, sehingga tidak terjadi kompetisi dan Gadang mendukung kehidupan biota laut. Dari jumlah melimpah meskipun sumber makanan hasil pengukuran yang telah dilakukan diduga sama. Hal ini dapat dilihat dari hasil parameter perairan memberikan pengaruh pengukuran pola distribusi yang telah terhadap pola penyebaran bivalvia menjadi dilakukan, didapatkan hasil yakni mengelompok. Hal ini didukung Effendie mengelompok yang mana memiliki arti tidak (2002) mengatakan bahwa penyebaran yang ada kompetisi. mengelompok diduga disebabkan oleh adanya Hal ini didukung Rina et al., (2014) yang perbedaan faktor lingkungan yang mendukung mengatakan pola distribusi dipengaruhi oleh kehidupan organisme bivalvia sehingga tipe habitat yang meliputi parameter fisika membatasi spesies tertentu untuk menyebar kimia perairan serta ketersediaan makanan dan secara seragam atau acak. kemampuan adaptasi dari suatu organisme

21 Saputra et al.

Journal of Coastal and Ocean Sciences Vol. 1(1): 16-24

Indeks Kesamaan Jenis dilakukan nilai indeks kesamaan jenis (Ss) Berdasarkan hasil perhitungan yang telah dapat dilihat pada Tabel 6

Tabel 6. Indeks Kesamaan Jenis Di Bagian Utara Pulau Poncan Gadang Kelas Stasiun Nilai Indeks Kesamaan (100%) Kategori Kelompok I Terhadap II 46,15 Kurang Sama I Terhadap III 57,14 Cukup Sama I Terhadap IV 61,53 Cukup Sama I Terhadap V 66,67 Cukup Sama II Terhadap III 57,14 Cukup Sama Gastropoda II Terhadap IV 66,67 Cukup Sama II Terhadap V 46,15 Kurang Sama III Terhadap IV 71,42 Cukup Sama III Terhadap V 83,33 Hampir Sama IV Terhadap V 46,25 Kurang Sama I Terhadap II 76,92 Hampir Sama I Terhadap III 71,42 Cukup Sama I Terhadap IV 92,30 Hampir Sama I Terhadap V 61,53 Cukup Sama II Terhadap III 71,42 Cukup Sama Bivalvia II Terhadap IV 61,53 Cukup Sama II Terhadap V 61,53 Cukup Sama III Terhadap IV 76,92 Hampir Sama III Terhadap V 61,53 Cukup Sama IV Terhadap V 66,67 Cukup Sama

Perhitungan nilai indeks kesamaan (Ss) disebabkan oleh kondisi karakteristik habitat dikatakan tinggi apabila mendekati nilai 100%, yang sama, sehingga memiliki kesamaan sedangkan nilai indeks kesamaan yang organisme yang ditemukan. mendekati nilai 0 maka mempunyai tingkat Nilai indeks kesamaan bivalvia tertinggi kesamaan yang rendah. Indeks kesamaan terdapat pada stasiun III terhadap stasiun IV Sorensen gastropoda tertinggi pada stasiun I yaitu 92,30%. Nilai tersebut dikategorikan yaitu 83,33% dan bivalvia pada stasiun III yaitu tinggi karena mendekati nilai 100% yang 92,00% dapat dikatakan jenis spesies antar berarti jenis spesies bivalvia antar stasiun stasiun hampir sama. Tingginya nilai indeks hampir sama. Hal ini diduga disebabkan oleh kesamaan gastropoda pada stasiun III terhadap keadaan lokasi penelitian yang memiliki stasiun V diduga disebabkan faktor jenis masalah yang sama menyebabkan jenis-jenis substrat dan jenis vegetasi serta parameter tertentu saja yang dapat bertahan hidup. perairan yang hampir sama. Keadaan lokasi penelitian kedua stasiun Dilihat dari hasil analisis pengamatan tersebut sama-sama berada dikawasan yang bahwa tipe substrat di kedua stasiun adalah berhadapan langsung dengan pemukiman substrat berpasir. Selanjutnya jenis vegetasi masyarakat Kota Sibolga. Keadaan lokasi yang yang sama terdapat di stasiun III dan stasiun V sama maka diduga akan memiliki masalah atau yaitu, tumbuhan kelapa, ekosistem padang pengaruh yg sama, maka kuat dugaan ada lamun, ekosistem terumbu karang dan pengaruh untuk nilai indeks kesamaan kedua ekosistem mangrove. Faktor selanjutnya yang stasiun sama atau hampir mirip. Lebih lanjut diduga sebagai penyebab dari nilai indeks hal ini didukung (Nur'aini, 2012) menyatakan kesamaan hampir mirip adalah faktor parameter bahwa tingginya indeks kesamaan disebabkan perairan, dimana salinitas kedua stasiun oleh kondisi karakteristik habitat yang sama, memiliki nilai salinitas yang sama yakni 30ppt. sehingga memiliki kesamaan organisme yang Lebih jelasnya dapat dilihat pada (Tabel 6). ditemukan. Hasil serupa juga ditunjukkan oleh Lebih lanjut (Nur'aini, 2012) menambahkan hasil penelitian Manurung (2007) kesamaan bahwa tingginya indeks kesamaan juga dapat jenis makrozobenthos di pantai berpasir Desa

Saputra et al. 22

Diversity and Mollusca Distribution Patterns (Gastropoda and Bivalvia)

Bagan Asahan Baru terdapat kesamaan jenis (gastropoda dan bivalvia) menunjukkan bahwa sama diduga disebabkan oleh habitat moluska tidak ada yang berbeda nyata antar kelima yang hampir mirip. stasiun. Indeks keanekaragaman jenis baik gastropoda maupun bivalvia pada setiap stasiun 4. KESIMPULAN DAN SARAN termasuk dalam kategori sedang. Untuk pola Berdasarkan hasil penelitian maka dapat distribusi dari gastropoda dan bivalvia adalah disimpulkan bahwa jenis gastropoda yang mengelompok. Nilai indeks kesamaan (Ss) dari berhasil ditemukan di lokasi penelitian terdiri gastropoda dan bivalvia antar stasiun dapat dari 11 spesies yang tergolong dalam 5 ordo, dikatakan cukup sama yaitu: Neogastropoda, Archaegastropoda, Hasil dari penelitian ini belum Vetigastropoda, Mesogastropoda, sepenuhnya memberikan gambaran mengenai Hypsogastropoda, dan 6 famili dari kelima keanekaragaman dan pola distribusi moluska stasiun yaitu: Muricidae, Neritidae, Trochidae, (gastropoda dan bivalvia) di seluruh wilayah Naticidae, Littorinidae, Mudulidae. Spesies Pulau Poncan Gadang. Diharapkan dilakukan yang banyak ditemukan yaitu Littorina littorea. penelitian secara berkala dan melakukan Sementara jenis bivalvia yang berhasil penelitian di bagian wilayah lainnya seperti ditemukan di lokasi penelitian terdiri dari 9 wilayah Selatan, Barat, Timur dari Pulau spesies yang tergolong dalam 5 ordo dari Poncan Gadang agar mendapatkan gambaran kelima stasiun yaitu: Veneroida, Arcoida, yang sebenarnya. Sehingga dapat diketahui Mytiloida, Ostreoida, Eulamellabranchiata dan informasi tentang komunitas gastropoda dan 6 famili dari kelima stasiun yaitu: Archidae, bivalvia lebih lengkap serta faktor-faktor apa Mytilidae, Venerdae, Ostreoidae, Unionidae, saja yang memberikan pengaruh besar terhadap Mesodesmatidae. Spesies yang banyak di- keberadaanya. temukan, yaitu Anadara granosa. Kepadatan masing-masing kedua kelas

DAFTAR PUSTAKA

Adeka, F. (2016). Keanekaragaman Bivalvia dan Gastropoda di Perairan Pantai Kundur Kabupaten Karimun Provinsi Kepulauan Riau. Jurnal Online Mahasiswa Fakultas perikanan dan Ilmu Kelautan 3(2): 1-12 Alfiansyah, A. (2014). Struktur Komunitas Bivalvia pada Kawasan Ekosistem Lamun di Perairan Teluk Dalam. Skripsi. Universitas Maritim Raja Ali Haji. Tanjung Pinang. Cappenberg, H.A.W., A. Aziz, & I. Aswandy. (2006). Komunitas Moluska di Perairan Teluk Gilimanuk, Bali Barat. Oseanologi dan Limnologi di Indonesia. 40: 53-64. Effendie, M.I. (2002). Biologi Perikanan. Yayasan Pustaka Nusantara. Yogyakarta. Emelda, Y. (2017). Korelasi Kerapatan Lamun dengan Kepadatan Gastropoda di Perairan Pulau Poncan Gadang Kota Sibolga Provinsi Sumatera Utara. Skripsi. Fakultas Perikanan dan Kelautan. Universitas Riau. Fadli, N., I. Setiawan, & N. Fadhilah. (2012). Keragaman Makrozoobenthos di Perairan Kuala Gigieng Kabupaten Aceh Besar. Depik 1 (1), 31-36 Ikhlas, U., Y. Falmi, & H. Irawan. (2013). Struktur Komunitas Bivalvia di Pulau Penyengat Kota Tanjung Pinang Provinsi Kepulauan Riau. Skripsi. Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan Universitas Maritim Raja Ali Haji. Tanjung Pinang. Kisman, M.D., A. Ramadhan, & M. Djirimu. (2016). Jenis-jenis dan Keanekaragaman Bivalvia di Perairan Laut Pulau Maputi Kecamatan Sojol Kabupaten Donggala dan Pemanfaatannya sebagai Media Pembelajaran Biologi. E-jipbiol, 4(1): 1-14. Manurung, M. (2007). Komunitas Makrozoobenthos di Zona Intertidal Pantai Berlumpur dan Pantai Berpasir Desa Bagan Baru Kabupaten Asahan Sumatera Utara. Skripsi. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau. Pekanbaru.

23 Saputra et al.

Journal of Coastal and Ocean Sciences Vol. 1(1): 16-24

Nur'aini, Y. (2012). Keanekaragaman dan Distribusi Bivalvia dan Gastropoda (Moluska) di Pesisir Glayem Juntinyuat, Indramayu, Jawa Barat. Skripsi. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Nurdin, J., J. Supriatna, M.P. Patria, & A. Budiman. (2008). Kepadatan dan Keanekaragaman Kerang Intertidal (Mollusca: Bivalves) di Perairan Pantai Sumatera Barat. Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi-II Universitas Lampung 17-18 November 2008. Rifardi. (2008). Karakteristik Sedimen Daerah Mangrove dan Pantai Perairan Selat Rupat, Pantai Timur Sumatera. Majalah Ilmu Kelautan, 21(IV):62-71. Rosanti, D. (2015). Kelimpahan dan Keanekaragaman Echinodermata di Pulau Cingkuak dan Pulau Pasumpahan Provinsi Sumatera Barat. Skripsi. Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Riau. Pekanbaru. Rusyana, A. (2011). Zoologi Invertebrata (Teori dan Praktik). Bandung: Alfabeta. Wahab, K. (2014). Keanekaragaman Gastropoda di Padang Lamun Pulau Penyengat. Skripsi.Universitas Maritim Raja Ali Haji. Tanjung Pinang

Saputra et al. 24