BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Televisi merupakan media massa elektronik modern yang sangat efektif karena memiliki kandungan informasi yang jauh lebih besar dari pada media lain nya, baik itu media cetak maupun radio. Media massa khususnya televisi memiliki sifat informatif. Kebutuhan informasi menjadikan hal yang penting dalam kehidupan bermasyarakat. Menurut data yang peneliti dapatkan, CEO MNC Group Hary Tanoesoedibjo mengatakan, bahwa masyarakat yang jumlahnya hampir mencapai 25 juta orang, sebanyak 95%, 30% diantarannya mendapatkan informasi dari internet atau televisi, 23% dari Radio, dan 12% sisanya dari media cetak. (Kutipan diambil dari www.tempo.co.id, diakses 27 Maret 2015). Televisi merupakan media massa yang paling populer karena televisi memadukan unsur audio dan visual yang membuat pesan dalam televisi mudah dipahami oleh audiens.

Nilai - nilai edukasi dan hiburan harus di wujudkan di dunia pertelevisian, demi terciptanya tayangan televisi yang bernilai edutainment atau edukasi- entertainment (E-E). Arvind Singhal menyebutkan dalam bukunya yang berjudul Entertaiment Education Social Change, unsur edutainment adalah proses merancang dan mengimplementasikan pesan media baik itu menghibur dan mendidik, untuk meningkatkan pengetahuan, mengambil sikap yang positif, menyesuaikan norma sosial, dan mengubah perilaku. (Arvind Singhal, 2004:5). Format edutainment (E-E) dalam media masa, mencerminkan bahwa media masa mengandung format menghibur dan mendidik. Edutainment merupakan salah satu bentuk media pembelajaran yang di kemas dengan nuansa menghibur dan mendidik serta mudah di cerna oleh masyarakat. Edutainment ini sangat relevan untuk di kembangkan, karena dapat menciptakan masyarakat yang memiliki wawasan luas. Program edutainment yang dikemas dalam konsep hiburan secara

1

tidak sadar, tayangan ini mengajak dan memahami nilai-nilai (value) yang terkandung dalam program tersebut. Maka transfer knowledge antara program tv dan penonton tv dapat berlangsung dengan baik karena mereka berlatih untuk menerima, menyimpan dan mengolah nilai-nilai ilmu yang di dapat.

Program televisi seperti news, infotainment, talkshow, edutainment bahkan reality show mampu memberikan informasi yang di butuhkan oleh sebagian besar penonton atau khalayak. Dari banyaknya program yang ada, mungkin hanya beberapa program yang di kategorikan sebagai hiburan dengan konsep edutainment. Dengan perkembangan itu, maka semakin banyak pula bermunculan program televisi yang menyajikan berbagai macam hiburan, berita, drama televisi atau lebih akrab dikenal dengan serial televisi (sinetron). Program-program sinetron meraih porsi tertinggi, dengan angka 24% orang Indonesia. Dari data yang peneliti dapatkan, porsi menonton masyarakat Indonesia pada umumnya dialokasikan untuk menonton 24% program sinetron, 21% film dan 19% program hiburan lain.(Sumber dari: http://akarpadinews.com/ diakses 28 Maret 2015 )

Program yang lebih banyak unsur hiburan nya seperti sinetron masih di minati oleh masyarakat. Banyak tayangan sinetron yang memperagakan kekerasan, bertutur kasar kepada orang tua, dan lain sebagainya. Tayangan televisi Indonesia bisa dibilang hampir 70 % hanya berupa drama, bukan tayangan yang mendidik. Tayangan drama yang ditampilkan di televisi nasional juga hanya berkisar pada tema kekerasan, kejahatan, mistik, seks dan hedonis. (Sumber: http://www.replubika.co.id/diakses 28 April 2015)

Dilihat dari fenomena tersebut hanya sedikit tayangan yang mendidik. Televisi di masa ini tidak semuanya menayangkan program yang mendidik. Bahkan tayangan hiburan yang lebih dominan di munculkan dalam siaran nya. Program tv yang memiliki unsur edutainment akan mendapatkan informasi, hiburan, dan menghasilkan watak yang berwawasan dan berilmu pengetahuan.

Analisis isi merupakan metode penelitian untuk mengetahui secara sistematis isi dari media. Media yang dimaksud yakni surat kabar, radio, televisi

2

film, iklan dan lain lain. Analisis isi lebih kepada kita untuk memahami isi (content). Analisis isi kuantitatif adalah analisis yang dipakai untuk mengukur aspek-aspek tertentu dari isi yang dilakukan secara kuantitatif. Prosedur dalam analisis isi yaitu mengukur dan menghitung aspek dari isi (content) dan menyajikan secara kuantitatif. Analisis isi (kuantitatif) yang dipakai hanya memfokuskan pada bahan yang tesurat saja. oleh karena itu peneliliti menganggap analisis isi kuantitatif lebih dapat mengukur apakah isi (content) dari sebuah program mengandung karakteristik edutainment. Berbeda dengan metode kualitatif yang sifatnya membahas secara keseluruhan dan mengungkap realitas dari sebuah fenomena atau dalam hal ini kaitannya adalah program televisi, bukan mengukur atau menguji sebuah content yang ada di program tersebut. Peneliti hanya memberikan lembar coding kepada coder, lalu coder bertugas meng-coding (memberi tanda) apa yang dilihat berupa gambar ataupun program di televisi. Apabila dibandingkan dengan kualitatif jelas berbeda dilihat dari karakter isi perbedaan nya.

Media pembelajaran yang mengusung konsep edutainment ini semakin berkembang. Dizaman yang modern ini kebutuhan program tv dengan segment “edutainment” sangat di harapkan bagi penonton, karena pada dasar nya peran televisi adalah untuk membangun karakter bangsa yang berbudi luhur dan menjunjung nilai nilai yang positif dan menambah pengetahuan.

Dua stasiun televisi nasional, SCTV dan RCTI, akhirnya sepakat akan memperbaiki isi tayangan sinetron yang menggambarkan penokohan simbol. Anggota KPI pusat bidang isi siaran Nina Mutmainnah mengatakan, dari hasil pertemuan selama kurang lebih satu jam tersebut, ada kesepakatan untuk memperbaiki tayangan sinetron penokohan simbol. “Ada tayangan yang sudah dihentikan dan ada yang harus berubah sifat dari alur cerita penokohannya,” ujar Nina kepada Republika. (sumber dari www.republika.co.id diakses tanggal 30 juni 2015). Dari kutipan tersebut unsur edutainment sudah cukup terwakilkan dalam program program yang ada di stasiun televisi tertinggi. Jika mereka akan

3

merubah karakter si tokoh yang ada di sinetron misalkan. Maka kualitas program mereka akan lebih baik.

Media pembelajaran televisi yang berkonsep edutainment ini harus terus diawasi agar tujuan dari media tersebut tersampaikan terutama pada rating tertinggi yang tidak hanya mementingkan hiburan saja. Secara umum stasiun tv rating tertinggi tentu mempunyai minat penonton yang banyak. Apakah stasiun televisi yang mempunyai rating tertinggi hanya mementingkan hiburan saja, sedangkan tayangan edukasi tidak ada. Maka dari itu peneliti tertarik meneliti stasiun tv yang memiliki rating tertinggi. Berdasarkan survey ac nielson 2014, berikut stasiun tv dengan rating tertinggi :

Tabel 1.1

TV Rating & Share Week 1433 (10-16 Agustus 2014) ISO Week 1434 1433 CHANGE POSITION THIS Channel\Variable TVR Share TVR Share TVR Share WEEK SCTV 1.9 16.6 1.8 16.6 0.1 0.0 1 RCTI 1.5 12.9 1.5 14.0 0.0 -1.1 2 IVM 1.3 11.9 1.3 11.4 0 0.5 3 1.3 11.4 1.3 11.5 0 -0.1 4 MNCTV 0.9 8.0 0.9 8.4 0.0 -0.4 5 0.9 7.8 0.9 7.8 0.0 0.0 6 TRANS 0.8 7.1 0.8 7.6 0.0 -0.5 7 TVONE 0.8 6.9 0.6 5.9 0.2 1.0 8 GTV 0.6 5.7 0.7 6.1 -0.1 -0.4 9 METRO 0.4 3.9 0.4 3.4 0.0 0.5 10 Total TV 11.3 11.0

Sumber: Data Perusahaan ANTV

1.2 Rumusan dan Identifikasi masalah

Rumusan masalah yang dirumuskan peneliti adalah “Analisis isi program acara edutaiment di stasiun televisi SCTV, RCTI, ?”

4

1. Berapa persentase program edutainment di stasiun tv SCTV ? 2. Berapa persentase program edutainment di stasiun tv RCTI? 3. Berapa persentase program edutainment di stasiun tv INDOSIAR? 4. Bagaimana konsep edutainment dalam program televisi di stasiun SCTV? 5. Bagaimana konsep edutainment dalam program televisi di stasiun RCTI? 6. Bagaimana konsep edutainment dalam program televisi di stasiun INDOSIAR?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah diatas, maka tujuan dilakukan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui persentase jumlah program edutainment di tv SCTV 2. Untuk mengetahui persentase jumlah program edutainment di tv RCTI 3. Untuk mengetahui persentase jumlah program edutainment di tv INDOSIAR 4. Untuk mengetahui konsep edutainment di stasiun tv SCTV? 5. Untuk mengetahui konsep edutainment di stasiun tv RCTI? 6. Untuk mengetahui konsep edutainment di stasiun tv INDOSIAR? 1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Akademis

1) Memberikan sumbangan terhadap kajian analisis isi mengenai televisi teurtama pemetaan program berformat edutainment. 2) Penelitian ini pun diharapkan mampu mendorong kajian lebih lanjut tentang analisis isi program tv dan dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk penelitian selanjutnya serta perbandingan dengan penelitian sebelumnya. 3) Penelitian ini juga diharapkan dapat menambah refrensi bagi pembuatan laporan mengenai serupa. Hasil penelitian ini diharapkan dapat

5

menjadi saran belajar dan sarana menambah wawasan khususnya mengenai analisis isi program televisi.

1.4.2 Manfaat Praktis

1) Mendeskripsikan analisis isi program program tv berformat edutainment. Apalagi dari media massa yang banyak memiliki popularitas tinggi, karena program program tv sangat sensitif diliat berdasarkan kebutuhan masyarakat. 2) Penelitian analisis isi kuantitatif juga merupakan salah satu bahan data mentah yang kemudian bisa di manfaatkan di penelitian lain dengan topik yang relavan. 1.5 Tahap Penelitian

Tabel 1.2

Tahapan Penelitian

Menentukan Merumuskan dan Mengumpulkan topik dan judul mengindentifikasi data primer dan penelitian masalah data sekunder

Kesimpulan dan Menyajikan dan Menganalisis data saran membahas data

Sumber : Olahan peneliti

6

1.6 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini di lakukan melalui studi litelatur dari beberapa sumber, baik buku maupun penelitian terdahulu yang dilakukan di perpustakaan FKB di Telkom University yang mulai dari observasi hingga pencarian objek dan penyusunan bab satu sampai ke bab lima. Di lakukan selama bulan Januari hingga Oktober 2015

Tabel 1.3

Tahapan dan Waktu Penelitian

No Tahapan Kegiatan Tahun 2015 Jan Feb Mar Apr Mei Jun Sept Okt 1 Mencari topik penelitian, pengamatan terhadap objek penelitian yang akan diambil, mencari referensi dan menentukan kasus penelitian. 2 Penyusunan seminar proposal (Bab 1-3). 3 Pengumpulan data 4 Proses analisis dan pengolahan data 5 Penyusunan hasil penelitian skripsi (bab 4-5) berupa kesimpulan dan saran.

Sumber : Olahan Penulis

7