Pohon-Pohon Hutan Alam Rawa Gambut Merang

Chandra Agung Septiadi Putra Solichin Manuri Heriyanto Charles Sibagariang

MERANG REDD PILOT PROJECT – GERMAN INTERNATIONAL COOPERATION

Pohon-Pohon Hutan Alam Rawa Gambut Merang

Chandra Agung Septiadi Putra Solichin Manuri Heriyanto Charles Sibagariang

Palembang, Oktober 2011

Merang REDD Pilot Project – German International Cooperation

Sitasi

Putra, C. A. S., S. Manuri, Heriyanto dan C. Sibagariang. 2011. Pohon-Pohon Hutan Alam Rawa Gambut Merang. Merang REDD Pilot Project, German International Cooperation – GIZ. Palembang.

Perpustakaan Nasional : Katalog Dalam Terbitan (KDT)

Putra, C. A. S., S. Manuri., Heriyanto dan C. Sibagariang. Pohon-Pohon Hutan Alam Rawa GAmbut Merang Palembang, MRPP-GIZ. 2011 x + 114 hlm; 18,2 cm x 25,7 cm ISBN : 978-602-99492-3-0

Copy Right

©MRPP-GIZ, 2011 Mengutip buku ini diperbolehkan dengan menyebutkan sumber dan penerbitnya.

Kontak Detail

Chandra Agung Septiadi Putra ([email protected]) Solichin Manuri ([email protected] atau [email protected] ) Heriyanto (087797386116) Charles Sibagariang (08197832201)

Deutsche Gesellschaft für Internationalle Zusamenarbeit (GIZ) GmbH - German International Cooperation Merang REDD Pilot Project (MRPP) Jl. Jend. Sudirman No.2837 KM 3.5. P.O. BOX 1229 – Palembang 30129 South Sumatera,

T: ++ 62 – 711 – 353 185 F: ++ 62 – 711 – 353 176 E: [email protected] I: www.Merang-redd.org

i | Pohon-Pohon Hutan Alam Rawa Gambut Merang

Kata Sambutan

Indonesia memiliki beranekaragam jenis tumbuhan dari berbagai tipe ekosistem. Setiap ekosistem memiliki ciri khas yang biasanya berbeda dengan ekosistem lainnya. Salah satu contohnya ekosistem hutan rawa gambut yang memiliki ciri permukaan hutannya terdiri dari bahan organik yang terendam air sehingga tidak terjadi pelapukan. Hal ini menyebabkan kondisi tanahnya mengandung unsur hara yang rendah dengan kandungan asam humik yang relatif tinggi (pH 3 - 4,5) dan kandungan oksigen terlarut yang rendah, akibat tanahnya yang tergenang air. Kondisi seperti ini membuat tidak semua jenis tumbuhan dapat bertahan hidup pada hutan rawa gambut.

Karena keberagaman dan kekhasan jenis tumbuhan yang ada, maka sangat penting adanya sebuah database yang bisa menjadi pedoman, baik dalam kegiatan survey maupun dalam kegiatan rehabilitasi hutan. Dengan database ini keanekaragaman jenis tumbuhan yang ada di Hutan Rawa Gambut Merang (HRGM) dapat dilihat, sehingga akan memudahkan dalam pengenalan jenis dan pencarian nama ilmiahnya.

Kami berharap buku ini dapat bermanfaat menjadi salah satu referensi penting bagi pihak-pihak yang ingin mengetahui dan mengkaji keanekaragaman jenis tumbuhan, melakukan survey vegetasi dan kegiatan rehabilitasi/restorasi di HRGM dan kegiatan lainnya yang menunjang kegiatan pengelolaan HRGM tersebut.

Bogor, 26 September 2011

Prof. Dr. Ir. Cecep Kusmana, MS. Kepala Bagian Ekologi Hutan Departemen Silvikultur Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor

ii | Pohon-Pohon Hutan Alam Rawa Gambut Merang

Kata Pengantar

Merang REDD Pilot Project (MRPP) merupakan proyek kerjasama dua negara antara pemerintah Republik Indonesia dengan Republik Federal Jerman dalam rangka penelitian dan pengembangan program REDD (Reducing Emission from Deforestation and Degragation) di kawasan Hutan Rawa Gambut Merang (HRGM).

Pada HRGM, telah dikakukan survey yang bertujuan untuk menginventarisasi cadangan carbon yang ada, pada saat inventarisasi carbon dilaksanakan, jenis pohon yang terdapat pada kawasan HRGM juga terinventarisasi. Dari hasil inventarisasi, dilakukan pengecekan nama ilmiah dengan cara membuat herbarium dan juga dilakukan pencocokan antara ciri-ciri yang ditemui di lapangan dengan ciri-ciri yang tertulis pada beberapa literatur seperti Prosea dan Tumbuhan Berguna Indonesia.

Kami menyadari keanekaragan jenis yang ada di HRGM tidak hanya terbatas pada apa yang ada dalam buku ini, tetapi kami berharap buku ini dapat menjadi acuan dan memberi kemudahan dalam kegiatan selanjutnya yang akan dilaksanakan pada kawasan HRGM yang bertujuan untuk melestarikan keanekaragan hayati yang ada pada HRGM.

iii | Pohon-Pohon Hutan Alam Rawa Gambut Merang

Ucapan Terima Kasih Kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Karl-Heinz Steinmann (Team Leader MRPP-GIZ), serta seluruh Technical Assistant (TA) dan supporting staff yang telah mendukung dan membantu segala kegiatan lapangan dan administrasinya.

Terima kasih yang sebesar-besarnya juga kami sampaikan kepada Profesor Cecep Kusmana (FAHUTAN IPB) yang telah berkenan memberikan kata sambutan dalam buku ini. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada pihak Herbarium Bogoriense yang telah membantu dalam proses identifikasi jenis pohon. Juga terima kasih kepada Pak Fitriandi dan Pak Tatang Rosida dari PT Rimba Hutani Mas di Camp Teluk Pulai yang telah memberikan dukungan selama di lapangan.

Kami sangat menghargai bantuan dari para anggota Kelompok Masyarakat Peduli Hutan (KMPH) Tembesu dan Petaling yang telah bekerja keras dalam kegiatan identifikasi pohon dan pengambilan sampel di lapangan untuk herbarium. Secara khusus penulis menyampaikan terima kasih kepada Dedi Pong dan Dedi Jamrong dari KMPH Tembesu dan Pak Robert, Amir dan Agus dari KMPH Petaling. Serta seluruh pihak yang yang telah membantu yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu kami ucapkan terima kasih.

Palembang, Oktober 2011

Penyusun

iv | Pohon-Pohon Hutan Alam Rawa Gambut Merang

Daftar Isi

Kata Sambutan ...... ii Kata Pengantar ...... iii Ucapan Terima Kasih ...... iv Daftar Isi ...... v Daftar Gambar ...... xii Pendahuluan ...... 1 Latar Belakang ...... 1 Tujuan Pembuatan Buku ...... 2 Manfaat Buku ...... 3 Hutan Rawa Gambut Merang ...... 4 Sejarah dan Status ...... 5 Biofisik Kawasan ...... 6 Iklim ...... 6 Topografi ...... 7 Hidrografi ...... 7 Kubah Gambut ...... 8 Kondisi Hutan ...... 9 Morfologi Pohon ...... 10 Bentuk Daun ...... 10 Permukaan Kulit Batang ...... 12 Tipe Banir ...... 14 Bentuk Batang...... 15 Deskripsi Jenis Pohon ...... 16 Suku Anacardiaceae ...... 16 Macang Beruk ...... 16 Pabung ...... 17 v | Pohon-Pohon Hutan Alam Rawa Gambut Merang

Rengas Burung ...... 18 Rengas Lempuing ...... 19 Trentang...... 20 Suku Annonaceae ...... 21 Antui ...... 21 Jangkang ...... 22 Makai Hitam ...... 23 Makai Putih ...... 24 Tepis ...... 25 Jelutung Rawa ...... 26 Pulai ...... 27 Suku Bombacaceae ...... 28 Payo...... 28 Suku Burseraceae ...... 29 Kayu damar ...... 29 Kayu Tayi ...... 30 Parak ...... 30 Sluai ...... 31 Suku Caesalpiniaceae ...... 32 Kayu Kapas ...... 32 Keranji ...... 33 Suku Celastraceae ...... 34 Kerupuk ...... 34 Suku Chrysobalanaceae ...... 35 Mariawoh ...... 35 Suku Clusiaceae ...... 36 Gula-gula ...... 36 Nangoi ...... 36 vi | Pohon-Pohon Hutan Alam Rawa Gambut Merang

Suku Dilleniaceae ...... 37 Simpur ...... 37 Suku Dipterocarpaceae ...... 38 Meranti Bungo ...... 38 Tenam ...... 38 Meranti Batu ...... 39 Meranti Kelungkum ...... 40 Meranti Merawan ...... 41 Meranti Payau ...... 42 Resak ...... 43 Resak Putih ...... 43 Meranti Dekat ...... 44 Suku Ebenaceae ...... 45 Arang-arang ...... 45 Beluluk ...... 46 Beringin ...... 47 Pais ...... 47 Suku Elaeocarpaceae ...... 48 Kayu Belukar ...... 48 Kayu Cindai ...... 49 Suku Euphorbiaceae ...... 50 Cemetik Rawang ...... 50 Kayu Dangku ...... 50 Kayu Labu ...... 51 Lempanai ...... 52 Rambe Ayam ...... 52 Mahang Ketam ...... 53 Mahang Putih ...... 54 vii | Pohon-Pohon Hutan Alam Rawa Gambut Merang

Samak ...... 55 Tukulan ...... 56 Suku Fabaceae ...... 57 Menggris ...... 57 Siagar ...... 58 Suku Fagaceae ...... 59 Gasing ...... 59 Suku Icacinaceae ...... 59 Garu buaya...... 59 Uyah-Uyah ...... 60 Malasiro ...... 61 Suku Lauraceae ...... 62 Medang beruang ...... 62 Medang Telok Bujuk ...... 63 Medang Tanahan ...... 63 Medang Keladi ...... 64 Medang Kuning ...... 65 Medang Liut ...... 66 Medang Pelam ...... 67 Medang Putih ...... 68 Suku Leaceae ...... 69 Mamali ...... 69 Suku Linaceae ...... 70 Jurung ...... 70 Kayu Batu ...... 70 Suku Loganiaceae ...... 71 Tembesu ...... 71 Suku Magnoliaceae ...... 72 viii | Pohon-Pohon Hutan Alam Rawa Gambut Merang

Medang Sulung ...... 72 Angat-angat ...... 73 Suku Meliaceae ...... 74 Piyuta ...... 74 Bujing ...... 75 Suku Moraceae ...... 76 Kayu Aro Itam ...... 76 Kayu Aro Pulut ...... 76 Kayu Mabok ...... 77 Suku Myristicaceae ...... 78 ...... 78 Darah Kero ...... 79 Darah-darah ...... 80 Suku Myrtaceae ...... 81 Balam Cabe ...... 81 Balam Sisil ...... 82 Gelam ...... 83 Gelam Tikus ...... 84 Kelat jambu ...... 85 Kelat Lapis ...... 86 Kelat Merah ...... 87 Kelat Putih...... 88 Pelawan ...... 89 Ribu-ribu ...... 89 Suku Rhizophoraceae ...... 90 Semeragi ...... 90 Suku Rubiaceae ...... 91 Kopi-kopi ...... 91 ix | Pohon-Pohon Hutan Alam Rawa Gambut Merang

Suku Rutaceae ...... 92 Bangun-bangun...... 92 Suku Sapindaceae ...... 93 Ridan ...... 93 Seluai ...... 94 Suku Sapotaceae ...... 94 Balam Putih ...... 94 Balam Seminai ...... 95 Balam Suntik ...... 96 Ketiau ...... 96 Suku Simaroubaceae ...... 97 Pepahit ...... 97 Suku Theaceae ...... 97 Kapak Anjing ...... 97 Punak ...... 98 Suku Thymelaeaceae ...... 99 Ramin ...... 99 Suku Ulmaceae ...... 100 Sijau ...... 100 Suku Verbenaceae ...... 101 Setepung ...... 101 Lainnya ...... 102 Gerinang Lalat ...... 102 Pecah Pinggan ...... 103 Pego ...... 104 Sigam ...... 105 Tenggeran Punai ...... 106 Daftar Pustaka ...... 107 x | Pohon-Pohon Hutan Alam Rawa Gambut Merang

Lampiran ...... 109 Tentang Penulis ...... 113

xi | Pohon-Pohon Hutan Alam Rawa Gambut Merang

Daftar Gambar

Gambar 1. Peta lokasi Merang ...... 4 Gambar 2. Peta areal ex HPH di HRGM ...... 6 Gambar 3. Peta kedalaman gambut Merang ...... 8 Gambar 4. Peta kondisi hutan Merang ...... 9 Gambar 5. Bentuk Daun ...... 11 Gambar 6. Permukaan Kulit Batang ...... 13 Gambar 7. Bentuk Banir...... 14 Gambar 8. Bentuk Batang ...... 15

xii | Pohon-Pohon Hutan Alam Rawa Gambut Merang

Pohon-Pohon Hutan Alam Rawa Gambut Merang

Pendahuluan

Latar Belakang Pemantauan sumberdaya hutan telah dilakukan baik dalam rangka estimasi potensi tegakan kayu maupun analisa vegetasi dan keanekaragaman hayati. Semuanya memerlukan data nama jenis dari tumbuhan yang diukur. Informasi nama jenis pohon akan sangat bermanfaat di dalam memahami berbagai karakteristik hutan, mulai dari tipe hutan, nilai ekonomi kayu, tingkat suksesi, komposisi vegetasi hingga tingkat kualitas habitat dari makhluk hidup di dalamnya. Karena itu ilmu mengenai pengenalan jenis pohon sangat diperlukan di dalam sebagian besar kegiatan penelitian ataupun penilaian ekosistem hutan secara keseluruhan.

Kegiatan pengurangan emisi dari deforestasi dan degradasi (REDD+) melibatkan upaya penghitungan cadangan karbon dan emisi baseline yang akurat. Pendugaan cadangan karbon dimulai pada tingkat pohon dan diakumulasi atau diekstrapolasi hingga ke tingkat plot, stratum dan bentang alam (landscape). Karena itu untuk menghindari kesalahan kumulatif yang besar, diperlukan upaya peningkatan akurasi di setiap tingkat penghitungan. Pengenalan jenis pohon yang akurat dapat mengurangi kesalahan dalam pendugaan total biomasa dan karbon pohon. Jenis pohon yang berbeda memiliki karakteristik yang berbeda sehingga mempengaruhi variasi jumlah biomasanya.

Beberapa karakteristik pohon yang terkait dengan total biomasa adalah berat jenis, bentuk batang, sistem percabangan dan tajuknya. Jenis tertentu memiliki kesamaan karakteristik yang selanjutnya dapat digunakan untuk membantu menduga potensi biomasanya dengan menggunakan persamaan alometrik yang sesuai. Walaupun saat ini persamaan alometrik biomasa masih terbatas, informasi jenis pohon juga diperlukan untuk menilai tingkat keanekaragaman jenis pohon yang ada. Sehingga upaya penerapan REDD+ tidak hanya semata- mata untuk pengurangan emisi, tetapi juga diperoleh keuntungan sampingan (co-benefit) dalam hal konservasi keanekaragaman hayati.

Merang REDD Pilot Project (MRPP) yang merupakan kerjasama bilateral antara pemerintah Indonesia dengan pemerintah Jerman, telah melakukan upaya pengembangan metodologi untuk inventarisasi karbon hutan, khususnya di

1 | Pendahuluan

Pohon-Pohon Hutan Alam Rawa Gambut Merang

Hutan Rawa Gambut Merang (HRGM), Sumatera Selatan. Terbatasnya ketersediaan botanis yang handal yang dapat mengikuti survey selama berbulan-bulan, menjadi kendala saat perencanaan awal kegiatan survey. Selain itu banyak pengenal pohon atau botanist yang cakap dan senior telah pensiun, namun tidak banyak botanist muda yang melanjutkannya. Hal ini menimbulkan banyak kekhawatiran terhadap keberlanjutan ilmu pengenalan jenis pohon.

Untungnya, di dua desa binaan project MRPP yaitu Dusun Bina Desa dan Desa Kepayang terdapat beberapa pengenal jenis pohon lokal yang sangat berpengalaman. Sebagian besar mereka belajar langsung di lapangan saat mereka bekerja sebagai penebang liar. Karena itu mereka memahami pohon dengan cara sederhana dan dari penampakan langsung di lapangan. Sebagian besar mereka menggunakan ciri-ciri fisik batang, kulit, getah, warna kayu hingga bentuk tajuk. Namun demikian mereka tetap dapat menentukan jenis pohon lokal secara detail dibandingkan kebanyakkan pekerja di HPH yang hanya menggunakan nama perdagangan atau kelompok jenis sebagai pengidentifikasi.

Bahkan seorang botanist handal dari LIPI yang kami undang untuk memberi pelatihan pengenalan jenis pohon, sangat menghargai kemampuan mereka mengidentifikasi pohon secara detail. Karena itu bersama dengan pengenal jenis lokal HRGM, kami berupaya menyusun data base dan mendokumentasikan ciri-ciri fisik pohon yang biasa digunakan oleh masyarakat lokal untuk mengidentifikasi pohon.

Tujuan Pembuatan Buku Pengetahuan lokal pengenalan pohon semakin tergusur karena sebagian besar masyarakat di sekitar desa, mulai meninggalkan hutan dan bekerja di perusahaan perkebunan sekitar. Sebagian besar pemuda di desa sekitar juga mulai tidak memahami dan mengenali pohon-pohon alam hutan rawa gambut Merang. Karena itu buku ini diharapkan dapat mendokumentasikan karakteristik sebagian besar pohon-pohon utama yang ada di HRGM.

Selain itu terancamnya hutan alam rawa gambut akibat penebangan liar, konversi hutan dan kebakaran hutan menjadi perhatian kami. Hilangnya hutan alam rawa gambut dikhawatirkan juga dapat menghilangkan sumber-sumber plasma nutfah yang ada saat ini. Jika itu terjadi, sangat kecil kemungkinan untuk

2 | Pendahuluan

Pohon-Pohon Hutan Alam Rawa Gambut Merang dapat mengembalikan kondisi hutan alam rawa gambut seperti semula. Sehingga diharapkan buku ini memberikan gambaran keanekaragaman pohon hutan yang ada di kawasan HRGM serta manfaatnya baik bagi industri kehutanan maupun bagi masyarakat lokal.

Manfaat Buku Buku ini akan sangat bermanfaat untuk mengidentifikasi nama latin jenis pohon berdasarkan nama lokal. Nama lokal yang digunakan adalah khusus nama lokal desa Muara Merang, khususnya Dusun Bina Desa dimana salah satu penulisnya bermukim. Selanjutnya, diharapkan kegiatan survey hutan yang memerlukan identifikasi pohon alam, dapat menggunakan buku ini sebagai referensi penentuan nama jenis lokal dan ilmiah.

Sebagian nama ilmiah diperoleh dari literatur-literatur yang telah ada sebelumnya, baik dari laporan penelitian hingga buku-buku daftar jenis pohon. Beberapa referensi utama yang digunakan dalam buku ini adalah:

1. Soerianegara, I. dan R.H.M.J. Lemmens. 1994. Plant Resources of South East Asia No. 5 (1). Prosea, Bogor. Indonesia 2. Lemmens, R.H.J.M., I.Soerianegara and W.C. Wong. 1995. Plant Resources of South East Asia No. 5 (2). Prosea, Bogor. Indonesia 3. Sosef, M.S.M., L.T.Hong and S. Prawirohatmojo. 1998. Plant Resources of South East Asia No. 5 (3). Prosea, Bogor. Indonesia. 4. Heyne, K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia Jilid I, II, III dan IV. (Diterjemahkan Oleh: Badan Litbang Kehutanan).Yayasan Sarana Wana Jaya. Jakarta Indonesia.

Selain itu, untuk jenis-jenis pohon yang tidak ditemukan referensi nama ilmiahnya, kami mengumpulkan herbarium untuk diidentifikasi di Herbarium Bogoriense.

3 | Pendahuluan

Pohon-Pohon Hutan Alam Rawa Gambut Merang

Hutan Rawa Gambut Merang Hutan Rawa Gambut Merang (HRGM) merupakan salah satu kawasan kubah gambut terluas yang ada di Sumatera Selatan dengan luas sekitar 125 ribu hektar. HRGM berada di dua desa yaitu Desa Muara Merang dan Desa Kepayang Indah, Kecamatan Bayung Lencir Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan. HRGM ini berbatasan langsung dengan provinsi Jambi di Utara, Kabupaten Banyuasin di sebelah Timur. Kawasan ini merupakan salah satu kawasan lahan basah penting yang berbatasan dengan Taman Nasional Sembilang, Taman Nasional Berbak serta Hutan Produksi Rawa Gambut Muaro Jambi.

Gambar 1. Peta lokasi Merang

4 | Pendahuluan

Pohon-Pohon Hutan Alam Rawa Gambut Merang

Sejarah dan Status Sejak dikeluarkannya Peraturan Pemerintah No 21 Tahun 1970 tentang Hak Pengusahaan Hutan (HPH), maka dimulailah era pemanfaatan sumberdaya hutan melalui sistem tebang pilih, yang selanjutnya berkembang menjadi sistem silvikultur Tebang Pilih Tanam Indonesia (TPTI).

Pada tahun 1979, wilayah HRGM juga mulai diberikan hak kelolanya kepada beberapa perusahaan HPH besar, antara lain PT. Sukses Sumatera Timber (PT. SST) dan PT Bumi Raya Utama Wood Industries (PT. BRUWI) dan PT. Riwayat Musi Timber Corporation (PT. RMTC).

PT. SST memperoleh SK HPH melalui SK Menteri Pertanian No. 711/Kpts/Um/11/1979 tanggal 8 November 1979 dengan luas areal 237.000 ha. Sedangkan PT. BRUWI mendapatkan izin pengelolaan berdasarkan SK Mentan No. 160/Kpts/Um/3/1979 tanggal 7 Maret 1979 dengan areal seluas 130.000 hektar. Keseluruhan areal MRPP seluas 24.000 ha, merupakan bagian dari areal PT BRUWI (lihat gambar 2.). Akhir tahun 1999, seluruh HPH yang ada berhenti beroperasi atau tidak diperpanjang izinnya. Semenjak itu, sebagian besar kawasan HRGM tanpa pengelola (open access). Hal ini, selain pengawasan yang lemah dari pemerintah, mendorong penebang liar untuk beroperasi dan menyebabkan deforestasi yang cukup besar khususnya di wilayah sekitar sungai, yang merupakan akses utama ke wilayah tersebut.

5 | Pendahuluan

Pohon-Pohon Hutan Alam Rawa Gambut Merang

Gambar 2. Peta areal ex HPH di HRGM

Saat ini sebagian besar kawasan sudah berubah menjadi Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan - Hutan Tanaman Industri, sebagian masih open access, sebesar 24 ribu hektar dikelola oleh MRPP dan sekitar 7.250 hektar dikelola oleh masyarakat dalam bentuk Hutan Desa. Kementrian Kehutanan melalui Sk.789/Menhut-II/2009 tgl 7 Desember 2009, membentuk Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP) Model Lalan yang difasilitasi oleh MRPP- GTZ.

Biofisik Kawasan

Iklim Berdasarkan klasifikasi tipe iklim Oldeman. kawasan HRGM termasuk ke dalam zona agroklimat B1. Dimana jumlah bulan basah (rata-rata bulanan lebih dari 200 mm) sebanyak 7-9 bulan per tahun dan hanya sekitar 2 bulan lembab dan tanpa bulan kering (di bawah 60 mm). Hal ini menyebabkan sebagian besar kawasan KPHP Lalan tidak akan mengalami kekeringan. Berdasarkan pemantauan stasiun cuaca Kecamatan Bayung Lencir selama periode 1994 – 2005. rata-rata curah hujan mencapai 2409 mm per tahun. dengan rata-rata

6 | Pendahuluan

Pohon-Pohon Hutan Alam Rawa Gambut Merang per bulan sebesar 200.75 mm. jumlah hari hujan bulanan berkisar antara 8 hari (bulan Juni) hingga 22 hari (bulan Desember).

Pola hujan di kawasan ini dapat dipilah menjadi dua musim. yaitu musim kemarau yang berlangsung selama bulan Mei – Oktober dan musim penghujan yang berlangsung selama bulan November – April. Walaupun secara rata-rata tidak memiliki bulan kering. kawasan ini juga mengalami kebakaran di lahan gambut. khususnya pada saat terjadi anomali iklim El-Nino pada tahun 1997, 2004 dan 2006. El-Nino merupakan kejadian iklim yang akan terulang kembali di masa mendatang dan menyebabkan dampak kekeringan yang cukup ekstrim khususnya di wilayah lahan gambut yang terdegradasi dan terdeforestasi.

Topografi Sebagian besar kawasan berada pada ketinggian 10– 30 mdpl dengan kelerengan dibawah 3%. Kubah gambut Merang memiliki panjang slope lebih dari 500 meter. Beda tinggi antara puncak kubah gambut dengan pinggir sungai rata-rata mencapai 5 m. Hal ini harus menjadi perhatian khusus di dalam water management yang dilakukan perusahaan HTI dan perkebunan.

Hidrografi HRGM merupakan wilayah DAS Lalan yang memiliki beberapa cabang sungai utama antara lain: S. Medak, S. Merang dan S. Kepahiang. HRGM berada diantara Sungai Medak dan Sungai Kepayang. Akibat perubahan tutupan hutan dan drainase yang buruk, lebar sungai-sungai tersebut menjadi lebih lebar dibandingkan 20 tahun silam. Perubahan sistem hidrologis tersebut juga disebabkan oleh aktifitas illegal logging, yang banyak menggali parit untuk mengeluarkan kayu tebangan. Sehingga menyebabkan percepatan pengeringan lahan gambut melalui pengaliran air simpanan dalam kubah gambut ke aliran sungai, sehingga meningkatkan debit sungai saat musim hujan. Para penebang liar juga merubah sistem hidrologi dengan memperpanjang sungai kecil hingga berpuluh-puluh kilometer. Misalnya Sungai Tembesudaro yang pada tahun 1990 awal hanya sepanjang sekitar 600 meter, dan saat ini mencapai lebih dari 14 km menembus kubah gambut dalam. Pengeringan lahan gambut tersebut berakibat terbakarnya sebagian lahan gambut terdegradasi di kawasan tersebut

7 | Pendahuluan

Pohon-Pohon Hutan Alam Rawa Gambut Merang pada tahun 2006. Restorasi fungsi hidrologis lahan gambut merupakan hal yang krusial dan menjadi tantangan besar, mengingat sistem kepemilikan parit-parit oleh para cukong yang berbisnis kayu.

Kubah Gambut Dengan kedalaman rata-rata 4,4 meter dan kedalaman hingga 8,5 meter, kawasan HRGM menjadi salah satu kawasan penting terkait dengan upaya pengurangan emisi akibat deforestasi dan degradasi. Bagian kubah terdalam berada di wilayah MRPP (lihat gambar 3). Dengan luas sekitar 125 ribu hektar, HRGM menyimpan karbon sebanyak 190 juta ton karbon atau setara dengan 690 juta ton CO2.

Gambar 3. Peta kedalaman gambut Merang

8 | Pendahuluan

Pohon-Pohon Hutan Alam Rawa Gambut Merang

Kondisi Hutan Pada saat awal project di tahun 2008, lebih dari 40% wilayah MRPP telah terdeforestasi akibat kegiatan penebangan liar dan kebakaran besar tahun 2006. Dari 60% hutan rawa gambut yang tersisa, sebagian besar merupakan hutan bekas tebangan.

Gambar 4. Peta kondisi hutan Merang

9 | Pendahuluan

Pohon-Pohon Hutan Alam Rawa Gambut Merang

Morfologi Pohon Identifikasi atau klasifikasi jenis pohon biasanya didasari atas 2 karakteristik utama tumbuhan, yaitu melalui ciri-ciri fisiologi dan morfologi. Ciri-ciri fisiologi meliputi proses fisika kimia yang terjadi dalam tubuh tumbuhan. Karena itu metode ini sangat sulit diterapkan untuk aplikasi identifikasi jenis di lapangan. Sedangkan ciri morfologi biasanya lebih sering digunakan di lapangan untuk identifikasi pohon hutan, karena mencakup bentuk luar dan juga anatomi atau organografi pohon

Bentuk Daun Daun merupakan bagian dari pohon yang umum digunakan sebagai bahan untuk identifikasi menjadi nama ilmiah. Ada beberapa bentuk daun yang umum dijumpai pada pohon-pohon tidak hanya pada kawasan hutan rawa gambut Merang, antara lain sebagai beriut:

1. Bentuk acicular (jarum): Bentuknya panjang dan meruncing. 2. Bentuk subulate (paku): Bentuk daun hampir seperti silinder, ujung runcing dan kaku. 3. Bentuk linear (garis): Bentuk daun memiliki panjang beberapa kali lebarnya, sempit, sisi daun hampir sejajar. 4. Bentuk scale (sisik): Bentuknya pendek, meruncing tajam, pangkalnya melebar. 5. Bentuk oblong (memanjang): Panjang daunnya sekitar 2,5x dari lebarnya. 6. Bentuk lanceolate (lanset): Panjang daunnya sekitar 3-5x dari lebar daunnya, ujungnya menyempit, dengan bagian terlebar sekitar 1/3 dari panjang daunnya. 7. Bentuk oblanceolate (lanset sungsang): bagian terlebarnya sekitar 1/3 dari panjang daun. 8. Bentuk ovate (bulat telur): Bagian terlebarnya berada dekat pangkal daunnya. 9. Bentuk obovate (bulat telur terbalik) 10. Bentuk elliptical (ellips): Bagian terlebarnya berada pada bagian tengah daunnya.

10 | Morfologi Pohon

Pohon-Pohon Hutan Alam Rawa Gambut Merang

11. Bentuk oval (jorong): Panjang daunnya kurang lebih 1,5x dari lebar daunnya. 12. Bentuk orbicular (bundar) 13. Bentuk reniform (ginjal): Daunnya pendek dan lebar dengan ujung tumpul atau membulat dan pangkal berlekuk dangkal. 14. Bentuk deltate (deltoid): Bentuk segitiga sama sisi. 15. Bentuk spatulate (sudip)

Deltate Elliptical Flabeellate Lanceolate acicular

Linear Oblanceolate Oblong Obovate Orbicular

oval Ovate Palmate Parallel Pinnate

Reniform Rhombic Scale Spatulate Subulate

Sumber: Istomo,1997 Gambar 5. Bentuk Daun

11 | Morfologi Pohon

Pohon-Pohon Hutan Alam Rawa Gambut Merang

Permukaan Kulit Batang

Permukaan kulit batang merupakan ciri-ciri yang paling mudah diamati di lapangan untuk membedakan jenis pohon. Pengenal jenis tidak perlu melakukan hal yang sulit untuk mendapatkan informasi mengenai permukaan kulit, kecuali mendatangi atau mendekatinya. Permukaan kulit batang pohon dapat dikelompokkan menjadi beberapa kelompok utama, yaitu:

1. Batang mulus/halus: Permukaan kulit batang halus dan tidak pecah atau berkerak. Contoh : Menggris (Koompassia sp) 2. Batang beralur: Terdapat retak-retak yang membujur atau memanjang pada batang. Contoh : Meranti payau (Shorea dasyphylla) 3. Batang bersisik: Kulit batang mengelupas membentuk lembaran- lembaran tipis seperti sisik (Paulus, 1998). Contoh: Rengas burung (Melanorrhoea wallichii) 4. Batang kasar/menyerpih : Permukaan kulit kasar dan lepas berbentuk serpihan, kulit seperti lapuk. Contoh: Punak (Tetramerista glabra) 5. Batang berlapis: Permukaan kulit batang berupa lapisan-lapisan tipis. Contoh: Gelam (Melaleuca cajuputi)

Selain itu beberapa ciri lain sering berkombinasi dengan ciri utama kulit batang, seperti lenti sel yang terlihat sepetri bintil kecil pada permukaan kulit, serta gelang-gelang yang merupakan bekas dari percabangan yang telah kering dan gugur. Seperti yang terlihat pada permukaan batang mahang putih (Macaranga pruinosa) dengan permukaan kulit mulus bergelang..

12 | Morfologi Pohon

Pohon-Pohon Hutan Alam Rawa Gambut Merang

Menyerpih/kasar Bersisik

Beralur Mulus bergelang

Berlapis Mulus

Gambar 6. Permukaan Kulit Batang

13 | Morfologi Pohon

Pohon-Pohon Hutan Alam Rawa Gambut Merang

Tipe Banir

Tipe banir biasanya dibedakan menjadi beberapa tipe antara lain:

1. Banir kembang atau lateral: Banir berukuran pendek tetapi melebar dan menjalar. 2. Banir kuncup: Banir tinggi namun pada bagian bawahnya tidah lebar, sehingga terlihat seperti menguncup. 3. Banir papan: Banir tinggi dan lebar, membentuk seperti dinding dari papan, sehingga orang menyebutnya banir papan. Biasanya terdapat pada famili Dipterocarpaceae.

Banir Kembang/Lateral Banir Kuncup

Banir Papan

Gambar 7. Bentuk Banir

14 | Morfologi Pohon

Pohon-Pohon Hutan Alam Rawa Gambut Merang

Bentuk Batang

Bentuk batang biasanya digolongkan menjadi berlekuk dan silindris. Pada batang berlekuk, permukaan batang membentuk lekukan mulai bari bagian bawah pohon hingga bagian atas. Sedangkan untuk batang silindris, bentuk batang menyerupai tabung mulai dari bawah hingga percabangan, biasanya kalau terdapat banir, bentuk silindris mulai dari setelah banir.

Batang Berlekuk

Batang Silindris

Gambar 8. Bentuk Batang

15 | Morfologi Pohon

Pohon-Pohon Hutan Alam Rawa Gambut Merang

Deskripsi Jenis Pohon Suku Anacardiaceae

Macang Beruk

Nama latin: Mangifera torquenda Kosterm.

Nama daerah lain: Kematan, asam putaran (Kalimantan)

Nama dagang:

Penggunaan: Buahnya bisa dimakan rasanya asam. Kayunya biasa digunakan untuk kayu konstrusi dalam ruangan, panel pintu, interior, molding, packing box, arang, veneer, kayu lapis

Karakteristik: Bentuk batang silindris dengan permukaan kulit beralur tipis hingga bersisik berwarna kecoklatan dan bergetah bening. Kayunya berwarna kuning. Pohon besar dengan batang lurus dengan ukuran diameter mencapai 1 meter dan tinggi mencapai 40 m. Buah beraroma seperti mangga bacang berukuran kecil. Daun ellips hingga ellips-oblong. Berukuran 8-21 cm x 3-9 cm. Getah dari kulit buahnya bisa menimbulkan iritas. Berat jenis kayunya berkisar antara 450-800 kg/m3 (Lemmens et al, 1995).

Ekologi: Biasa ditemukan di hutan rawa gambut dan di hutan dataran rendah yang selalu hijau hingga ketinggian 800 mdpl (Lemmens et al, 1995).

Gambar 9. Daun Macang Beruk

16 | Deskripsi Jenis Pohon

Pohon-Pohon Hutan Alam Rawa Gambut Merang

Pabung

Nama latin: Campnosperma macrophylla Hook f

Nama daerah lain: Pabung/Pibung/Teren putih.

Nama dagang: Terentang

Penggunaan: Kayunya biasa digunakan untuk penggunaan kayu lunak dan ringan seperti untuk kotan korek api, laci, papan gambar,peti mati dll.

Karakteristik: Bentuk batang silindris dengan permukaan kulit mulus hingga beralur dangkal berwarana agak kemerahan, bergetah merah. Kayu berwarna putih. Berbanir rendah kurang dari 1 meter. Pohon berukuran sedang hingga besar (diameter 80 cm). Mirip dengan Terentang, hanya daun lebih besar (panjang sekitar 30 cm). Banyak dijumpai di lahan gambut. Berat jenis Gambar 10. Daun Pabung Putih kayunya sekitar 310-600 kg/m3 dengan nilai rata-rata 435 kg/m3 (Soerianegara et al, 1994).

Ekologi: Biasanya ditemukan di daerah rawa. Di hutan sekunder

Gambar 11. Daun Pabung Kijang

17 | Deskripsi Jenis Pohon

Pohon-Pohon Hutan Alam Rawa Gambut Merang

Rengas Burung

Nama latin: Melanorrhoea wallichii Hook f

Nama daerah lain: Rengas burung, rengas kiung

Nama dagang: Rengas

Penggunaan: Kayunya biasa digunakan sebagai kayu konstruksi,bangunan untuk rumah, furnitur, perahu

Karakteristik: Bentuk batang silindris dengan permukaan kulit menyerpih hingga bersisik berwarna agak coklat dan bergetah hitam. Getah bersifat racun menimbulkan iritasi kulit. Kayu bagian luar berwarna putih. Berbanir kuncup tinggi tetapi tidek lebar. Merupakan pohon besar dominan di HRGM dengan diameter hingga mencapai 2 meter. Sering digunakan oleh burung rangkong untuk bersarang. Rata-rata berat jenis batangnya adalah 660 kg/m3 (Rombe, 1982).

Ekologi: Biasanya ditemukan di hutan primer, rawa, rawa gambut dan hutan dataran rendah hingga perbukitan. Gambar 13. Daun Rengas Burung

Gambar 12. Permukaan Kulit Batang Rengas Burung

18 | Deskripsi Jenis Pohon

Pohon-Pohon Hutan Alam Rawa Gambut Merang

Rengas Lempuing

Nama latin: Mangifera quadrifida Jack sinonim Mangifera longipetiolata King

Nama daerah lain:

Nama dagang:

Penggunaan: Buahnya tidak dimakan, daging buah berai tapi bergetah dan berserat. Kayunya umum digunakan untuk kayu konstrusi dalam ruangan, panel pintu, interior, molding, packing box, arang, veneer, kayu lapis.

Karakteristik: Bentuk batang silindris dengan permukaan kulit menyerpih hingga bersisik berwarna agak coklat dan bergetah hitam. Getah bersifat racun menimbulkan iritasi kulit. Kayu bagian luar berwarna putih. Berbanir kuncup tinggi tetapi tidek lebar. Sering digunakan oleh burung rangkong untuk bersarang. Permukaan kulit menyerpih hingga bersisik menyerupai rengas Gambar 14. Daun Rengas Lempuing burung.tetapi kulit bersisik lebih rapat. Pohon berukuran sedang hingga besar dengan tinggi mencapai 35 m dan diameter mencapai 100 cm. Daun berbentuk oblong hingga ellips-oblong berukuran 9-25 cm x 6-10 cm. Berat jenis kayunya berkisar 410-800 kg/m3 (Lemmens et al, 1995).

Ekologi: Biasanya ditemukan di daerah rawa dan hutan rawa gambut

Gambar 15. Permukaan Kulit batang dan Getah Rengas Lempuing

19 | Deskripsi Jenis Pohon

Pohon-Pohon Hutan Alam Rawa Gambut Merang

Trentang

Nama latin: Camnosperma coriaceum (Jack) Hallier f. ex v. Steenis

Nama daerah lain: Ambacang rawang, meranti lebar daun (Sumatera), terentang malung (Bangka).

Nama dagang: Terentang

Penggunaan: Kayunya biasa digunakan untuk penggunaan kayu lunak dan ringan seperti untuk kotan korek api, laci, papan gambar,peti mati dll

Karakteristik: Bentuk batang silindris dengan permukaan kulit beralur dangkal berwarana agak kemerahan, bergetah merah. Kayu berwarna putih. Berbanir rendah kurang dari 1 meter. Mirip dengan Pabung, hanya daun lebih kecil. Bila tumbuh di rawa sering terdapat akar nafas. Daun berbentuk elips atau oblong jarang berbentuk obovate, daun mempunyai lebar mencapai 19 cm. Pohon besar berukuran tinggi mencapai 40 m, dengan diameter mencapai 90 cm, tapi biasanya lebih rendah. Berat jenis kayunya berkisar 310-600 kg/m3 (rata-rata 435 kg/m3) (Soerianegara et al, 1994).

Ekologi: terdapat di hutan rawa gambut dan jarang terdapat pada hutan campuran. Ditemukan hingga pada ketinggian 500-100 mdpl.

20 | Deskripsi Jenis Pohon

Pohon-Pohon Hutan Alam Rawa Gambut Merang

Suku Annonaceae

Antui

Nama latin: Cyathocalyx bancanaus Boerl.

Nama daerah lain: Antoi tembaga, tulin (bangka)

Nama dagang:

Penggunaan: Kayunya digunakan untuk konstruksi bangunan, untuk pintu dan jendela. Kulitnya dapat digunakan untuk membuat tali.

Karakteristik: Pohon berukuran sedang dengan ukuran diameter mencapai 60- 90 cm dan tinggi mencapai 30-35 m. Memiliki banir. Permukaan kulit batang halus berwarna abu-abu gelap atau abu-abu coklat. Bagian dalam kulit berserat berwarna kuning hingga kuning terang. Bentuk batang silindris. Berat jenis kayunya berkisar 450-650 kg/m3 (Soesef et al, 1998).

Ekologi: Biasa ditemukan di hutan primer maupun sekunder pada daerah rawa dan rawa gambut serta hutan dataran rendah

Gambar 16. Daun Antui

21 | Deskripsi Jenis Pohon

Pohon-Pohon Hutan Alam Rawa Gambut Merang

Jangkang

Nama latin: Xylopia altisima Bl. Sinonim Xylopia ferruginea Hook. F. dan Thomson

Nama daerah lain: Banitan merah (Kalimantan), Jangkang, Jangkang hutan.

Nama dagang:

Penggunaan:. Kayunya digunakan sebagai kayu untuk konstruksi rumah dan furniture.

Karakteristik:. Bentuk batangnya silindris dengan permukaan kulit mulus bergelang berwarna kemerahan. Kayu berwarna putih. Memiliki akar napas. Ukuran pohon bisa mencapai 60 cm

Ekologi: Biasa ditemukan di hutan primer, hutan sekunder, hutan dataran rendah, dan perbukitan, ada juga yang ditemukan di hutan rawa, rawa gambut dan kerangas.

Gambar 17. Daun Jangkang

22 | Deskripsi Jenis Pohon

Pohon-Pohon Hutan Alam Rawa Gambut Merang

Makai Hitam

Nama latin: Mezzetti parviflora Becc

Nama daerah lain:. Banitan hitam (Kepayang), bayut batu (Fatuk, Sumatra), empayit selapatan (Dayak, Kalimantan), foki-foki (Ternate).

Nama dagang:

Penggunaan:. Kayunya biasa digunakan sebagai kayu konstruksi bangunan

Karakteristik:. Bentuk batang silindris dengan permukaan kulit mulus bergelang dan tebal berwarna kehitaman. Kayunya berwarna kuning. Berlendir bening. Tidak memiliki banir. Pohon berukuran sedang dengan diameter mencapai 60 cm. Buahnya berwarna hijau hingga kuning berukuran sebesar bola tenis, tidak Gambar 18. Daun dan Buah Makai Hitam bias dimakan. Berat jenis kayunya berkisar 420-755 kg/m3 (Sosef et al, 1998).

Ekologi: Biasanya ditemukan di hutan primer, rawa, rawa gambut dan hutan dataran rendah hingga perbukitan.

Gambar 19. Permukaan Kulit Makai Hitam

23 | Deskripsi Jenis Pohon

Pohon-Pohon Hutan Alam Rawa Gambut Merang

Makai Putih

Nama latin: Polyalthia sumatrana (Miq.) Kurz

Nama daerah lain: Banitan putih (Kepayang), antoi sembago, banetan putih (Palembang, Sumatra), binhut (Banjar, Kalimantan).

Nama dagang:

Penggunaan: Dulu banyak diekspor, karena kayu mirip dengan ramin (Gonystylus sp), sekarang hanya menjadi kayu campuran.

Karakteristik:. Bentuk batang silindris dengan permukaan kulit mulus, tebal berwarna agak putih. Kayu mirip dengan ramin (Gonystylus sp). Buah bulat berwarna hijau tua berukuran bola tenis. Pohon sedang hingga besar dengan diameter 80 cm. Berat jenis kayunya berkisar 555-900 kg/m3 (Sosef et al,1998).

Ekologi: Biasanya ditemukan di rawa, rawa gambut dan hutan dataran rendah hingga perbukitan sebagai pionir.

Gambar 20. Permukaan Kulit Makai Putih

24 | Deskripsi Jenis Pohon

Pohon-Pohon Hutan Alam Rawa Gambut Merang

Tepis

Nama latin: Sageraea lanceolata Miq

Nama daerah lain:.

Nama dagang:

Penggunaan: Kayunya keras dan fleksibel biasa digunakan untuk busur, pembuatan perahu, peralatan biliard, pancingan.

Karakteristik: Bentuk batang silindris dengan permukaan kulit mulus, berwarna putih dan halus. Pohon tidak memiliki banir. Ukuran pohon bisa mencapai 80 cm. Berat jenis kayunya berkisar 590-900 kg/m3 (Sosef et al,1998).

Ekologi: Biasa ditemukan di hutan hujan dataran rendah hingga ketinggian mencapai 600 mdpl.

Gambar 21. Daun Tepis

25 | Deskripsi Jenis Pohon

Pohon-Pohon Hutan Alam Rawa Gambut Merang

Jelutung Rawa

Nama latin: Dyera costulata (Miq.) Hook.f.

Nama daerah lain: Jelutung, melabuai (Sumatra).

Nama dagang: Jelutung

Penggunaan: Getah untuk latex, dulu kayu banyak diekspor. Sekarang banyak jadi kayu racuk. Kayunya digunakan untuk papan cor, pensil, bingkai lukisan, mainan anak, dll.

Karakteristik: Bentuk batang silindris dengan permukaan kulit mulus berwarna agak merah, batang tegak lurus tidak berbanir. Memiliki akar lutut jika sudah besar. Buah berbentuk memanjang hingga 20 cm. Pohon berukuran besar dengan ketinggian mencapai 65 m dengan TBC mencapai 30 m, diameter mencapai ukuran 250 cm. Daun berbentuk elliptical Gambar 22. Daun Jelutung Rawa hingga obovate. Berat jenis batangnya berkisar 220-560 kg/m3 (Lemmens, 1995).

Ekologi: Biasanya ditemukan di hutan primer, rawa, rawa gambut dan hutan dataran rendah hingga perbukitan. Hidup hingga di ketinggian 300 mdpl.

Gambar 23. Permukaan Kulit Jelutung Rawa

26 | Deskripsi Jenis Pohon

Pohon-Pohon Hutan Alam Rawa Gambut Merang

Pulai

Nama latin: Alstonia pneumatophora Backer ex den Berger

Nama daerah lain: Pulai gading, basung (Sumatera)

Nama dagang: Pulai

Penggunaan: Kayunya digunakan sebagai kayu konstruksi, untuk penimbul, peti buah, load speaker, untuk ukiran, akarnya bisa digunakan sebagai pengganti gabus, getahnya untuk penyembuh luka dan bila dicampur dengan minyak bisa digunakan untuk lem batangan.

Karakteristik: Bentuk batang silindris tanpa lekuk, kayu berwarna agak kuning, kayu lunak. Biasanya dibedakan dari Pulai Hitam dari kulitnya, pulai hitam memiliki kulit agak kehitaman. Pohon berukuran sedang dengan tinggi mencapai 45 meter, diameter mencapai 100 cm, berbanir papan dengan tinggi mencapai 10 m. Kulit halus berwarna abu-abu keputihan, bercampur kuning keunguan. Kulit bagian dalam tebal dan lembut berwarna orange kecokelatan dengan getah Gambar 25. Banir Pulai yang melimpah. Daun berukuran panjang 8-10 cm. Rata-rata berat jenis kayunya berkisar 400 kg/m3 (Rombe et al, 1982).

Ekologi: Terdapat di hutan rawa gambut dan hutan rawa gambut yang dangkal. Tepi pantai dengan permukaan pasir hingga dekat sungai besar dengan permukaan

pasir.

Gambar 24. Daun Pulai

27 | Deskripsi Jenis Pohon

Pohon-Pohon Hutan Alam Rawa Gambut Merang

Suku Bombacaceae

Durian Payo

Nama latin: Durio carinatus Masters

Nama daerah lain: durian burung, durian paya, durian hantu (Sumatra)

Nama dagang: Durian

Penggunaan: Kayunya digunakan untuk konstruksi rumah, perahu, furniture, konstruksi ringan. Kulitnya digunakan untuk atap dan dinding.

Karakteristik: Bentuk batang silindris, memiliki getah bening dan berlendir. Buah berukuran 10-15 cm berwarna kuning. Pohon berukuran sedang hingga besar dengan ketinggian mencapai 45 m, dengan tinggi bebas cabang mencapai ketinggian 27 m dan diameter mencapai 120 cm. Biasanya tanpa banir, tapi biasanya pohon besar berbanir dengan ketinggian Gambar 26. Buah Durian Payo banir mencapai 1,5 m, kadang terdapat akar lutut. Permukaan kulit batang beralur dangkal atau bersisik, berwarna silver pink hingga merah kecokelatan. Daun berbentuk ovate- oblong. Berat jenis kayunya berkisar 400-670 kg/m3 (Lemmens et al, 1995).

Ekologi: Biasanya terdapat di rawa, terutama di hutan rawa gambut, juga terdapat di hutan kerangas.

Gambar 27. Tajuk Durian Payo

28 | Deskripsi Jenis Pohon

Pohon-Pohon Hutan Alam Rawa Gambut Merang

Suku Burseraceae

Kayu damar

Nama latin: Canarium intermedium H J L

Nama daerah lain:

Nama dagang: Kenari

Penggunaan: Kayunya biasa digunakan untuk pembuatan kapal.

Karakteristik: Bentuk batang silindris dengan permukaan kulit berlapis, tebal dan halus berwarna agak kehijauan. Getah damar berwarna putih, sering keluar di bagian cabang. Pohon berukuran sedang hingga berdiameter 1 meter. Memiliki banir kuncup. Rata-rata berat jenis kayunya berkisar 780 kg/m3 (Rombe et al, 1982).

Ekologi: Biasanya ditemukan di hutan Gambar 29. Daun Kayu Damar sekunder maupun primer di daerah rawa dan rawa gambut.

Gambar 28. Batang dan Daun Kayu Damar

29 | Deskripsi Jenis Pohon

Pohon-Pohon Hutan Alam Rawa Gambut Merang

Kayu Tayi

Nama latin: Canarium patentinervium Miq.

Nama daerah lain: Madang merpalam (Sumatra ), kedondong tulang (Palembang)

Nama dagang:

Penggunaan: Kayunya digunakan untuk konstruksi ringan, pembangunan rumah, interior finishing, pintu dan jendela. Kayunya tidak tahan untuk konstruksi luar ruangan.

Karakteristik: Bentuk batang silindris dengan permukaan kulit beralur tipis, Kulit berlapis agak tebal berwarna coklat kemerahan, bergetah merah. Kayu putih. Pohon berukuran sedang hingga besar dengan tinggi mencapai 40 m dan diameter mencapai 50 cm. kadang terdapat banir kuncup. Bagian dalam kulit berserat berwarna coklat kemerahan, mengeluarkan getah. Berat jenis kayunya berkisar 500-700 kg/m3.

Ekologi: Ditemukan di hutan primer dan sekunder, kadang di hutan rawa hingga ketinggian 450-1200 mdpl (Lemmens et al. 1995).

Parak

Nama latin: Santiria leavigata Blume

Nama daerah lain: Parak, tapi-tapi pegah, kabu-kabu (Sumatra), kambajau burung (kalimantan), tapi-tapi (Sulawesi tengah).

Nama dagang: Merdondong

Penggunaan: Kayunya digunakan untuk papan, furniture, gagang parang. Buahnya bisa dimakan.

Karakteristik: Bentuk batang silindris. Kayu berwarna putih. Memiliki banir kembang. Pohon berukuran sedang hingga besar dengan tinggi mencapai 45 m, diameter mencapai 90 cm, dengan banir yang mancapai tinggi 4 m. Permukaan kulit batang mengelupas berwarna abu-abu. Bagian dalam kulit berlapis. Berat jenis kayunya berkisar 470-860 kg/m3 (Lemmens et al. 1995).

Ekologi: Biasanya terdapat di hutan dataran rendah, terkadang di hutan rawa gambut, dengan ketinggian mencapai 1500 mdpl.

30 | Deskripsi Jenis Pohon

Pohon-Pohon Hutan Alam Rawa Gambut Merang

Sluai

Nama latin: Dacryodes costata (Benn.) H.J. Lam

Nama daerah lain: binyau (Bangka), kedondong besi, kening kerak (Sumatra)

Nama dagang: Kenari

Penggunaan: Getah kulit digunakan untuk racun ikan. Kayunya digunakan sebagai kayu konstruksi, kusen, lantai, veneer, kayu lapis.

Karakteristik: Bentuk batang berlekuk. Bergetah merah. Pohon berukuran besar dengan diameter mencapai 100-120 cm dan tinggi mencapai 30-45 m. Kadang terdapat banir kembang dengan ketinggian mencapai 2-3,5 m. Permukaan kulit batang halus hingga bersisik berwarna hijau kecoklatan, bagian dalam kulit berwarna orange Berat jenis batangnya berkisar 520-1040 kg/m3 (Lemmens et al. 1995).

Ekologi: Biasanya ditemukan di rawa atau hutan rawa gambut. Hingga ketinggian 1500 mdpl.

31 | Deskripsi Jenis Pohon

Pohon-Pohon Hutan Alam Rawa Gambut Merang

Suku Caesalpiniaceae

Kayu Kapas

Nama latin: Sindora bruggemanii De Wits

Nama daerah lain: Kapas, kapas hantu, tapak-tapak (Kalimantan), tampora antu (Palembang, Sumatra), kayu sindoro (Batak).

Nama dagang: Sindur

Penggunaan: Kayunya bisa digunakan untuk pembuatan lemari dan furniture lainnya, papan bingkai dan interior lainnya serta kayu bakar.

Karakteristik: Bentuk batang silindris dengan permukaan kulit batang halus, tipis dan rapuh.bergelang berwarna putih. Kayu berwarna putih. Memiliki akar nafas. Pohon memiliki lendir berwarna bening. Pohon berukuran sedang dengan tinggi mencapai 30-40 m dan diameter mencapai 100-180 cm. Berat jenis batangnya berkisar 580-770 kg/m3 (Lemmens et al. 1995). Gambar 30. Daun Kayu Kapas

Ekologi: Biasa ditemukan di hutan dataran rendah di rawa, dan hutan rawa gambut.dengan ketinggian

mencapai 100 mdpl.

Gambar 31. Kulit Batang Kayu Kapas

32 | Deskripsi Jenis Pohon

Pohon-Pohon Hutan Alam Rawa Gambut Merang

Keranji

Nama latin: Dialium platysepalum Baker

Nama daerah lain: Keranji kuning besar, keranji kuning kecil, keranji bulu (umum)

Nama dagang: Keranji

Penggunaan: Buahnya bisa dimakan, kayu digunakan untuk konstruksi bangunan, pembuatan kapal, untuk lantai bangunan, untuk dekorasi dll.

Karakteristik: Bentuk batang silindris dengan permukaan kulit mulus bergetah merah. Buah rasa asam dapat dimakan. Memilii banir papan. Pohon berukuran sedang dengan tinggi mencapai 45 m dengan bebas cabang mencapai 21 m dan diameter mencapai 120 cm. Berat jenis kayunya berkisar 810-1010 kg/m3.

Ekologi: Biasanya tumbuh pada hutan hujan dataran rendah atau pada hutan rawa dengan ketinggian mencapai 1000 mdpl (Soerianegara et al, 1994).

Gambar 32. Batang dan Daun Keranji Gambar 33. Daun Keranji

33 | Deskripsi Jenis Pohon

Pohon-Pohon Hutan Alam Rawa Gambut Merang

Suku Celastraceae

Kerupuk

Nama latin: Lophopetalum beccarianum Pierre

Nama daerah lain: Kerupuk, perupuk, aras (Dusun, Kalimantan), bulalangabuk (Kujau, Kalimantan), dual bukit (Kedayan, Kalimantan)

Nama dagang: Perupuk

Penggunaan: Kayunya biasa digunakan untuk penimbul rakit, membuat laci, dekoratif veneer, furniture, interior rumah, pensil.

Karakteristik: Bentuk batang berlekuk dengan permukaan kulit mulus, berwarna agak kehijauan. Berbanir rendah memiliki akar lutut. Pohon sedang hingga besar dengan diameter 1 meter dan tinggi mencapai 35 m. Berat jenis kayunya berkisar 300-690 kg/m3 (Soerianegara et al, 1994).

Ekologi: Biasanya ditemukan di hutan primer maupun sekunder pada hutan rawa atau rawa gambut dan hutan dataran rendah hingga perbukitan.

Gambar 34. Daun Kerupuk

34 | Deskripsi Jenis Pohon

Pohon-Pohon Hutan Alam Rawa Gambut Merang

Suku Chrysobalanaceae

Mariawoh

Nama latin: Parastemon urophyllus A. DC.

Nama daerah lain: Mariawo, meriawak.

Nama dagang:

Penggunaan: Kayunya digunakan untuk kayu konstruksi kelas medium hingga keras. Ada juga yang menjadikannya sebagai kayu bakar.

Karakteristik: Bentuk batang silindris dengan permukaan kulit mulus hingga bersisik dan retak tipis berwarna merah gelap. Kayu keras berwarna merah. Bentuk pohon mengerucut. Sering terdapat banir kuncup. Pohon berukuran sedang hingga besar dengan tinggi mencapai 40 m dan diameter mencapai 70 cm. Berat jenis kayunya berkisar 915-1245 kg/m3 (Sosef et al.1998)

Ekologi: Biasanya ditemukan di hutan rawa atau hutan rawa gambut sepanjang aliran sungai.

Gambar 35. Daun Mariawo

35 | Deskripsi Jenis Pohon

Pohon-Pohon Hutan Alam Rawa Gambut Merang

Suku Clusiaceae

Gula-gula

Nama latin: Calophyllum macrocarpum Hook. F.

Nama daerah lain: : Bintangor bunut, bintangor rimba (peninsular), bunut (Srawak). : chuat (Trang)

Nama dagang:

Penggunaan: Kayu digunakan untuk konstruksi bangunan dan furniture ada juga yang menjadikannya kayu bakar. Buahnya bisa dimakan.

Karakteristik: Bentuk batang silindris dengan permukaan Kulit berwarna agak coklat dan berlapis, seperti ramin (Gonystylus sp). Kayu berwarna kuning bergetah kuning. Buah bulat berkulit halus, masak kuning, sebesar duku. Buah dapat dimakan. Pohon besar berukuran tinggi mencapai 45 m, diameter batang mencapai 160 cm, pucuk daun terminal, daun biasanya berbentuk oblong hingga elips. Kayu keras dan tahan lama. Berat jenis kayunya berkisar 400-900 kg/m3.

Ekologi: Terdapat pada hutan campuran Dipterocarp, sering dijumpai pada daerah dekat sungai. Dapat tumbuh hingga 800 mdpl (Soerianegara et al, 1994).

Nangoi

Nama latin: Calophyllum sclerophyllum Vesque

Nama daerah lain: Nangui (Sumatera), bunut jangkar (Bangka), penaga jangka (Kalimantan)

Nama dagang:

Penggunaan: Kayu dipergunakan sebagai kayu konstruksi, papan rumah dan perahu

Karakteristik: Bentuk batang silindris dengan permukaan kulit beralur tipis, berwarna agak merah, bergetah kuning. Kayu agak kekuningan. Mirip seperti Nulan dan Rambe Ayam. Pohon berukuran besar, tinggi mencapai 36-45 m dengan diameter mencapai 80-95 cm, memiliki akar nafas ada juga yang memiliki akar lutut. Daun obovate hingga ellips atau oblong dengan panjang 6- 21 cm. Berat jenis batangnya berkisar 510-830 kg/m3.

Ekologi: Terdapat di hutan rawa gambut yang terkadang tergenang (Soerianegara et al, 1994).

36 | Deskripsi Jenis Pohon

Pohon-Pohon Hutan Alam Rawa Gambut Merang

Suku Dilleniaceae

Simpur

Nama latin: Dillenia eximia miq

Nama daerah lain: Ampalu, mempelu, simpur kijang (Sumatra)

Nama dagang:

Penggunaan: Kayunya merupakan kayu produksi utama dari jenis simpur, digunakan untuk konstruksi kapal, rumah dan furniture..

Karakteristik: Bentuk batang berlekuk dengan permukaan kulit mulus berwarna agak keputihan. Tidak bergetah. Kayu berwarna kuning gading. Kadang memiliki banir kuncup. Pohon berukuran besar dengan tinggi mencapai 40 m dan tinggi bebas cabang mencapai 30 m, diameter mencapai 75 m. Daun berbentuk elliptical hingga obovate. Berat jenis

3 batangnya berkisar 680-930 kg/m . Gambar 36. Daun Simpur Ekologi: Biasanya ditemukan di hutan dataran rendah primer dan sekunder hingga ketinggian 300 mdpl (Lemmens et

al, 1995).

Gambar 37. Batang Simpur

37 | Deskripsi Jenis Pohon

Pohon-Pohon Hutan Alam Rawa Gambut Merang

Suku Dipterocarpaceae

Meranti Bungo

Nama latin: Shorea gibbosa Brandis

Nama daerah lain: Meranti Bunga, meranti Bungo, damar buah, damar buah hitam gelung (Sumatra selatan), mereng-kuyung (Kalimantan barat)

Nama dagang: Meranti kuning

Penggunaan: Kayunya dikenal dengan nama meranti kuning. Digunakan sebagai kayu konstruksi.

Karakteristik: Bentuk batang silindris dengan permukaan kulit beralur dalam, Kulit beralur berwarna coklat. Kayu kerwarna kuning dan beralur. Memiliki damar berwarna bening. Memiliki banir papan dengan tinggi mencapai 5 m. Pohon berukuran besar dengan tinggi mencapai 75 m dengan diameter mencapai 160 cm. Daun berbentuk ovate berukuran 5-13 cm x 2-6 cm. Berat jenis batangnya berkisar 400-815 kg/m3 (Soerianegara et al, 1994).

Ekologi: Biasa ditemukan di daerah yang bergelombang dengan permukaan tanah liat.

Tenam

Nama latin: Anisoptera marginata Korth

Nama daerah lain: Mersawa tenam, resak pantai (Sumatra),

Nama dagang: Mersawa

Penggunaan: Konstruksi, bahan baku pembuatan kapal, damarnya sering digunakan untuk dempul perahu kayu.

Karakteristik: Bentuk batang silindris dengan permukaan kulit beralur dan berlapis, kayu agak kekuningan, bergetah agak bening yang keluar pada bagian batang (damar). Pohon besar dengan diameter hingga lebih dari 1 meter. Memiliki banir kuncup dengan tinggi mencapai 3m. Daun berbentuk oblong hingga obovate dengan ukuran 7-10 cm x 3,5-4,5 cm.

Ekologi: Biasanya ditemukan di daerah rawa gambut dan di hutan campuran hingga ketinggian 1200 mdpl (Soerianegara et al, 1994).

38 | Deskripsi Jenis Pohon

Pohon-Pohon Hutan Alam Rawa Gambut Merang

Meranti Batu

Nama latin: Shorea sp

Nama daerah lain:

Nama dagang: Meranti merah

Penggunaan: Kayunya dikenal sebagai meranti merah dan digunakan sebagai kayu konstruksi.

Karakteristik: Pohon berukuran sedang hingga besar dengan diameter mencapai 110 cm, tapi biasanya lebih rendah. Pohon memiliki banir papan dengan ketinggian mencapai 1,5 m dan lebar hingga 12 m. Permukaan kulit batangnya pecah-pecah dangkal berwarna abu-abu coklet. Daun berbentuk elliptical atau ovate. Berat jenis kayunya 3 berkisar 290-835 kg/m . Gambar 38. Daun Meranti Batu Ekologi: Hidup di daeah dengan drainase baik, permukaan datar dan berada pada ketinggian mencapai 1000 mdpl (Sosef et al, 1998).

Gambar 39. Kulit Batang Meranti Batu

39 | Deskripsi Jenis Pohon

Pohon-Pohon Hutan Alam Rawa Gambut Merang

Meranti Kelungkum

Nama latin: Shorea uliginosa Foxw

Nama daerah lain: Meranti daun lebar, meranti kelungkum (Sumatra), pengarawan buaya ( Kalimantan barat).

Nama dagang: Meranti Merah

Penggunaan: Dikenal dengan nama meranti merah gelap. Kayunya banyak digunakan untuk kayu konstruksi bangunan dan pembuatan kapal.

Karakteristik: Bentuk batang silindris dengan permukaan kulit beralur dalam, Kulit tebal dan beralur dalam berwarna coklat tua. Getah damar berwarna kekuningan. Batang kayu bergelombang. Pohon berukuran besar dengan diameter mencapai 145 cn dan tinggi mencapai 50 m dengan tinggi bebas cabang mencapai 18-30 m. Memiliki Gambar 40. Daun Meranti Kelungkum banir papan dengan tinggi mencapai 4 m. Daun berbentuk elliptical-oblong, berukuran 12-22 x 6-12 cm daunnya menelungkum berbentuk menyerupai perahu. Berat jenis kayunya berkisar 420-810 kg/m3. (Soerianegara et al, 1994).

Ekologi: Ditemukan di hutan rawa campuran dengan altitude rendah.

Gambar 41 Percabangan Meranti Kelungkum

40 | Deskripsi Jenis Pohon

Pohon-Pohon Hutan Alam Rawa Gambut Merang

Meranti Merawan

Nama latin: Shorea teysmania Dyer

Nama daerah lain: Meranti mangerawan

Nama dagang: Meranti Merah

Penggunaan: Kayunya biasa digunakan sebagai konstruksi untuk bangunan dan perahu, digunakan juga untuk furniture. Damarnya digunakan untuk dempul perahu.

Karakteristik: Bentuk batang silindris dengan permukaan kulit beralur dalam, Kulit beralur berwarna coklat ke abu-abuan. Kayu kerwarna kuning dan beralur. Memiliki damar berwarna bening. Ukuran diameter pohon bisa mencapai 1 m. Memiliki banir papan. Daunnya berbentuk ovate berukuran 7,5-11 cm x 3,5-7 cm. Berat jenis kayunya berkisar 400- 815 kg/m3 (Soerianegara et al, 1994). Gambar 42. Pohon Meranti Merawan Ekologi: Biasanya ditemukan di rawa, rawa gambut dan hutan dataran rendah dan perbukitan hingga ketinggian 300-900 mdpl.

Gambar 44. Batang Meranti Merawan Gambar 43. Daun Meranti Merawan

41 | Deskripsi Jenis Pohon

Pohon-Pohon Hutan Alam Rawa Gambut Merang

Meranti Payau

Nama latin: Shorea dasyphylla Foxw

Nama daerah lain: Meranti paya, meranti sabut

Nama dagang: Meranti Merah

Penggunaan: Kayunya banyak digunakan untuk kayu konstruksi bangunan dan kapal.

Karakteristik: Bentuk batang silindris dengan permukaan kulit beralur dalam, Kulit tebal dan beralur dalam warna coklat tua. Getah damar berwarna kekuningan. Bagian bawah daunnya berwarna keemasan. Batang kayu bergelombang. Pohon berukuran sedang hingga besar dengan diameter mencapai 110 cm. Pohon berbanir papan dengan ketinggian mencapai 1,5 m dan lebar hingga 12 m. Daun berbentuk eliptical atau ovate. Berat jenis kayunya berkisar 290-835 kg/m3.

Ekologi: Biasanya ditemukan di rawa, rawa gambut dan hutan dataran rendah hingga perbukitan (Newman

et al, 1998) .

Gambar 45. Banir Meranti Payau

Gambar 46. Pohon Meranti Payau Gambar 47. Percabangan Meranti Payau

42 | Deskripsi Jenis Pohon

Pohon-Pohon Hutan Alam Rawa Gambut Merang

Resak

Nama latin: Vatica wallichii Dyer

Nama daerah lain: Resak rawang (Sumatra)

Nama dagang: Resak

Penggunaan: Kayunya digunakan sebagai kayu konstruksi untuk membangun rumah dan ada juga yang dijadikan kayu bakar.

Karakteristik: Bentuk batangnya silindris dengan permukaan kulit mulus, Kulit kayunya keras, mulus, berwarna putih. Pohon berukuran besar dengan diameter mencapai 50 cm dan tinggi mencapai 30 m. Berat jenis kayunya berkisar 550-960 kg/m3 (Soerianegara et al, 1994).

Ekologi: Biasanya ditemukan di hutan rawa dan rawa gambut.

Resak Putih

Nama latin: Vatica venulosa

Nama daerah lain: Resak seluang, siloki (Sumatra), resak puteh (Bangka)

Nama dagang: Resak

Penggunaan: Kayunga digunakan untuk konstruksi luar luangan.dan digunakan juga sebagai bahan furniture.

Karakteristik: Bentuk batangnya silindris dengan permukaan kulit mulus, Kulit halus berwarna coklat. Kayu berwarna putih. Memiliki lendir berwarna bening. Pohon memiliki banir kecil. Pohon berukuran sedang dengan diameter mencapai 40 cm dan tinggi mencapai 25 m. Daunnya berbentuk ellips hingga ovate-lanceolate berukuran 4-12 cm x 1.5-5 cm. Berat jenis kayunya berkisar 660-970 kg/m3 (Soerianegara et al, 1994).

Ekologi: Biasanya ditemukan di rawa, rawa gambut dan hutan dataran rendah hingga perbukitan.

43 | Deskripsi Jenis Pohon

Pohon-Pohon Hutan Alam Rawa Gambut Merang

Meranti Dekat

Nama latin: Shorea sp

Nama daerah lain:

Nama dagang:

Penggunaan: Digunakan sebagai alat rumah tangga seperti furniture.

Karakteristik: Bentuk batang silindris dengan permukaan kulit beralur dalam, berwarna coklat. Kayu berwarna merah. Memiliki damar berwarna bening.

Ukuran pohon bisa mencapai 150 cm. Memiliki banir papan.

Ekologi: Biasanya ditemukan di daerah rawa dan hutan rawa gambut.

Gambar 48. Daun Meranti Dekat

44 | Deskripsi Jenis Pohon

Pohon-Pohon Hutan Alam Rawa Gambut Merang

Suku Ebenaceae

Arang-arang

Nama latin: Diospyros macrophylla Bl

Nama daerah lain: siamang (Sumatra), mahirangan (Kalimantan)

Nama dagang: Malam k

Penggunaan: Kayunya digunakan untuk furniture, konstruksi, rumah dan perahu. Buahnya dilaporkan bisa dimakan.

Karakteristik: Bentuk batang silindris dengan permukaan kulit beralur, Kulit hitam beralur dangkal. Bergetah merah. Mirip dengan pohon biawak, bedanya daun bagian bawah arang-arang agak kekuningan dan berbulu, sedangkan Biawak agak hijau dan mulus. Pohon sedang dengan tinggi mencapai 45 m dan diameter mencapai 70 cm. Daunnya berbentuk ovate hingga oblong-lanceolate. Berat jenis kayunya berkisar 440-750 kg/m3 (Lemmens et al, 1995).

Ekologi: Biasanya ditemukan di hutan primer, rawa, rawa gambut dan hutan

dataran rendah hingga perbukitan.

Gambar 49. Kulit Batang Arang-Arang

45 | Deskripsi Jenis Pohon

Pohon-Pohon Hutan Alam Rawa Gambut Merang

Beluluk

Nama latin: Diospyros maingayi (Hiern) Bakh.

Nama daerah lain: Sebeluluk, kayu Arang, madang tampuai (Sumatera), aring pahe (Dayak, Kalimantan), maopinang (Kalimantan).

Nama dagang:

Penggunaan: Kayunya digunakan sebagai furniture, interior, alat musik, mainan, konstruksi.

Karakteristik: Bentuk batang silindris dengan permukaan kulit mulus, Kulit hitam keras bersisik. Buah sebesar telur ayam berwarna kuning jika masak dan dapat dimakan. Kayu teras berwarna hitam. Kayu gubal putih kehitaman. Pohon berukuran sedang hingga besar dengan ukuran tinggi mencapai 40 m, diameter mencapai ukuran Gambar 50. Daun Beluluk 100 cm. Memiliki banir pendek. Permukaan kulit batangnya retak-retak, berwarna cokelat kehitaman, kulit kayu bagian dalam berwarna merah keunguan. Daun berbantuk eliptical hingga oblong, tapi jarang yang berbentuk oblong, ukuran daunnya 5-17.5-21 cm x 3-9-11 cm. Buah berbentuk oblong hingga eliptical. Berat jenis kayunya berkisar 535-700 kg/m3 .

Ekologi: Biasanya hidup pada hutan rawa gambut dan hutan dataran rendah

dengan ketinggian mencapai 1100 mdpl (Lemmens et al, 1995).

Gambar 51. Kulit Batang Beluluk

46 | Deskripsi Jenis Pohon

Pohon-Pohon Hutan Alam Rawa Gambut Merang

Beringin

Nama latin: Diospyros laevigata Bakh.

Nama daerah lain:

Nama dagang:

Penggunaan: Kayunya biasa digunakan sebagai kayu bakar.

Karakteristik: Bentuk batang silindris dengan permukaan kulit mulus, bergelang, Kayu keras. Kulit agak halus warna hitam. Pohon berukuran sedang, hingga diameter 60 cm. Berat jenis kayunya berkisar 640-1270 kg/m3

(Lemmens et al, 1995).

Ekologi: Biasa ditemukan di hutan primer maupun sekunder padahutan rawa Gambar 52. Daun Beringin dan rawa gambut.

Pais

Nama latin: Diospyros siamang Bakh.

Nama daerah lain: Pais, Siamang, Sinaman

Nama dagang: Malam k.

Penggunaan: Kayunya digunakan sebagai furniture, interior, alat musik, mainan, konstruksi.

Karakteristik: Bentuk batang silindris hingga segitiga dengan permukaan kulit mulus, bergelang, Kulit bersisik hitam agak putih. Bergetah merah. Kayu mudah pecah. Memiliki banir kembang. Pohon berukuran besar dengan tinggi mencapai 47 m, diameter mencapai 80 cm dengan banir hingga mencapai ketinggian 1m. Permukaan kulit berwarna hitam atau abu-abu, bagian dalamnya berwarna kuning. Daunnya berbentuk ovate hingga elliptical. Berat jenis batangnya berkisar 640-1270 kg/m3 (Lemmens et al, 1995).

Ekologi: Biasanya ditemukan di hutan rawa gambut dengan ketinggian dari permukaan laut yang rendah.

47 | Deskripsi Jenis Pohon

Pohon-Pohon Hutan Alam Rawa Gambut Merang

Suku Elaeocarpaceae

Kayu Belukar Nama latin: Eleocarpus sp

Nama daerah lain:

Nama dagang:

Penggunaan: kayunya biasa digunakan sebagai konstruksi rumah.

Karakteristik: Kulit kayu keras berwarna kemerahan. Memiliki akar nafas. Pohon berukuran sedang dengan diameter mencapai 40 cm dan tinggi mencapai 30 m. Kekuatan kayu sedang.

Ekologi: Biasa ditemukan di hutan rawa dan rawa gambut.

Gambar 53. Daun Kayu Belukar

48 | Deskripsi Jenis Pohon

Pohon-Pohon Hutan Alam Rawa Gambut Merang

Kayu Cindai Nama latin: Eleocarpus ovalis Miq

Nama daerah lain:

Nama dagang:

Penggunaan: Kayunya biasa digunakan sebagai kayu konstruksi ringan.

Karakteristik: Kulitnya be rwarna kuning dan bergetah. Tidak memiliki banir. Pohon berukuran sedang dengan diameter mencapai 35 cm dan tinggi mencapai 30 m. Kayunya lunak.

Ekologi: Biasa ditemukan di hutan rawa gambut dan di hutan dataran rendah. Gambar 55. Daun Kayu Cindai

Gambar 54. Kulit Batang Kayu Cindai

49 | Deskripsi Jenis Pohon

Pohon-Pohon Hutan Alam Rawa Gambut Merang

Suku Euphorbiaceae

Cemetik Rawang

Nama latin: Ptychopyxis costata Miq.

Nama daerah lain: keresak bulu, kresak lingeh, resak lingeh (Sumatra)

Nama dagang:

Penggunaan: Kayunya biasa digunakan sebagai kayu konstruksi.

Karakteristik: Batang berpenampang seperti belimbing dan terpilin dengan permukaan kulit mulus, Kulit tipis berbintil berwarna abu-abu. Pohon berukuran sedang dengan diameter mencapai 40 cm. Berat jenis kayunya berkisar 625-675 kg/m3 (Sosef et al,1998).

Ekologi: Biasanya ditemukan di rawa, rawa gambut dan hutan dataran rendah hingga perbukitan.

Kayu Dangku

Nama latin: Pimeleodendron macrocarpum J.J.S.

Nama daerah lain:

Nama dagang:

Penggunaan: Kayunya biasa digunakan sebagai kayu konstruksi ringan.

Karakteristik: Bentuk batang silindris dengan permukaan kulit mulus, Batangnya berwarna kekuningan dan memiliki tekstur yang mulus. Pohon berukuran sedang dengan diameter mencapai 40 cm dan tinggi 25 m. Kayunya lunak. Memiliki banir kembang.

Ekologi: Biasanya ditemukan pada daerah rawa, rawa gambut dan hutan dataran rendah hingga perbukitan.

50 | Deskripsi Jenis Pohon

Pohon-Pohon Hutan Alam Rawa Gambut Merang

Kayu Labu

Nama latin: Endospermum malaccense Muell Arg

Nama daerah lain: madang tapak kudu (sumatera barat), kayu labuh (palembang), garung (kalimantan)

Nama dagang: Labu

Penggunaan: Kayunya biasa dijadikan racuk atau campuran untuk kayu konstruksi dll.

Karakteristik: Permukaan kulit batang halus menjadi berkerut dan bersisik, berwarna abu-abu kecoklatan. Kulit bagian dalam tebal, berwarna krem dengan bintik orange. Kayu agak kuning. Jenis pionir cepat tumbuh di lahan bekas terbakar. Memiliki banir kembang. Pohon berukuran sedang dengan tinggi mencapai 35-40 m dengan diameter mencapai 150 cm Daun berbentuk obovate. Berat jenis kayunya berkisar 300-650 kg/m3 (Sosef et al,1998).

Ekologi: Terdapat pada hutan primer dan khususnya di hutan sekunder dataran rendah. Terdapat juga di tepi sungai yang terkadang terendam atau yang terendam permanen.

Gambar 56. Daun Kayu Labu

51 | Deskripsi Jenis Pohon

Pohon-Pohon Hutan Alam Rawa Gambut Merang

Lempanai

Nama latin: Pimeleodendron griffithianum (Muell. Arg.) Hook. F.

Nama daerah lain: Lempanai (Kalimantan barat), murung (Kutai, Kalimantan timur)

Nama dagang:

Penggunaan: Kayunya digunakan untuk kayu konstruksi ringan dan kayu bakar

Karakteristik: Bentuk batang silindris dengan permukaan kulit mulus, Kulit tipis halus bergetah putih. Kayu kuning. Pohon berukuran kecil dengan diameter sekitar 20 cm. Berat jenis kayunya berkisar 460-535 kg/m3 (Sosef et al,1998).

Ekologi: Biasanya ditemukan di rawa, rawa gambut dan hutan dataran rendah hingga Gambar 57. Daun Lempanai perbukitan sebagai pionir.

Rambe Ayam

Nama latin: Aporosa arborea (Blume) Muell. Arg.

Nama daerah lain: Rambai ayam/Rambai hutan, caratan, ki kuya (sundanese), wuru dedek (javanese).

Nama dagang:

Penggunaan: Kayunya digunakan sebagai konstruksi rumah, untuk kaso rumah, lantai rumah, furniture, peralatan rumah tangga dan kayu bakar, Konstruksi, sampan, untuk lunas perahu.

Karakteristik: Bentuk batang silindris dengan permukaan kulit mulus, Bergetah kuning. batang berwarna kuning. kulit halus, namun agak beralur dangkal saat dimater mencapai lebih 80 cm. Tidak berbanir. Memiliki akar napas hingga setinggi 50 cm. Berat jenis batangnya berkisar 570-890 kg/m3 (Sosef et al,1998).

Ekologi: Secara umum biasanya ditemukan di hutan hujan dataran rendah primer maupun sekunder, baik pada lahan kering maupun rawa musiman ataupun permanen.

52 | Deskripsi Jenis Pohon

Pohon-Pohon Hutan Alam Rawa Gambut Merang

Mahang Ketam

Nama latin: Macaranga populifolia

Nama daerah lain:

Nama dagang:

Penggunaan: Kayunya biasa digunakan sebagai penimbul rakit.

Karakteristik: Bentuk batang silindris dengan permukaan kulit mulus bergelang, Kulit halus berwarna agak coklat. Kayu berwarna putih dan bergetah bening. Daun lebar dan tidak memiliki 3 lobus berwarna hijau gelap. Berat jenis kayunya berkisar 270-590 kg/m3 (Sosef et al,1998).

Ekologi: Biasanya ditemukan di rawa, rawa gambut dan hutan dataran rendah hingga perbukitan sebagai tanaman pionir.

Gambar 58. Daun Mahang Ketam

53 | Deskripsi Jenis Pohon

Pohon-Pohon Hutan Alam Rawa Gambut Merang

Mahang Putih

Nama latin: Macaranga pruinosa Muell Arg

Nama daerah lain:

Nama dagang:

Penggunaan: Kayunya biasa digunakan sebagai penimbul rakit.

Karakteristik: Bentuk batang silindris dengan permukaan kulit mulus bergelang, Kulit halus berwarna cerah keputihan. Kayu berwarna putih. Bergetah bening dan berlendir. Daun memiliki 3 lobus. Berat jenis batangnya berkisar 270-590 kg/m3 (Sosef et al,1998).

Ekologi: Biasanya ditemukan di rawa, rawa gambut dan hutan dataran rendah hingga perbukitan sebagai pionir.

Gambar 59. Daun Mahang Putih

Gambar 60. Batang Mahang Putih

54 | Deskripsi Jenis Pohon

Pohon-Pohon Hutan Alam Rawa Gambut Merang

Samak

Nama latin: Glochidion superbum Baillon. Ex Mϋll. Arg.

Nama daerah lain: Muridun belukar (palembang), repambong besar (Bangka)

Nama dagang:

Penggunaan: Kayunya biasa digunakan untuk kayu konstruksi ringan untuk bangunan, furniture. Batangnya bisa digunakan untuk budidaya jamur. Kulitnya bisa digunakan untuk pelampung jaring ikan.

Karakteristik: Pohon berukuran sedang dengan ukuran tinggi mencapai 30 m dan diameter mencapai 50- 70 cm . Tidak memiliki banir. Gambar 61. Daun dan Buah Samak Permukaan kulit batang halus hingga pecah-pecah. berwarna coklat ua hingga kehitaman. Bagian dalam kulit lembut berwarna coklat hingga kemerahan. Daun alternate, distichous. Berat jenis kayunya berkisar 440-890 kg/m3 (Sosef et al,1998).

Ekologi: Biasanya ditemukan di hutan sekunder , tapi tersebagian juga di hutan primer.

Gambar 62. Kulit Batang Samak

55 | Deskripsi Jenis Pohon

Pohon-Pohon Hutan Alam Rawa Gambut Merang

Tukulan

Nama latin: Blumeodendron tokbrai (Blume) J.J. Smith

Nama daerah lain: Keterung (riau archipelago, kalimantan), ki kukuran, tokbrai (sundanese)

Nama dagang:

Penggunaan: Kayunya digunakan untuk konstruksi ringan dan untuk arang.

Karakteristik: Pohon berukuran kecil hingga sedang dengan tinggi 35-50 m, diameter 40-50 cm. Kadang terdapat banir kecil, terdapat akar nafas pada pohon yang berada di hutan rawa gambut. Permukaan Gambar 63. Daun Tukulan kulit halus hingga sedikit berkerut, berwarna abu-abu keputihan. Berat jenis batangnya berkisar antara 430-895 kg/m3 (Sosef et al,1998).

Ekologi: Secara umum terdapat pada hutan primer, terkadang terdapat juga pada hutan sekunder. Umumnya terdapat pada dataran rendah. Tanah datar, berbukit, rawa, mangrove.

Gambar 64. Batang dan Akar Tukulan

56 | Deskripsi Jenis Pohon

Pohon-Pohon Hutan Alam Rawa Gambut Merang

Suku Fabaceae

Menggris

Nama latin: Koompassia malaccensis Maingay ex Benth.

Nama daerah lain: kempas,hampas, sifai, makupa, thongbung, makupa, mengris, keranji, impas

Nama dagang:

Penggunaan: Kayunya cocok digunakan untuk semua penggunaan konstruksi luar ruangan, untuk bantalan rel kereta api, untuk balok kayu, kayu bakar, arang.

Karakteristik: Kayu berwarna merah dan sangat keras. Sering dijadikan tempat bersarang lebah madu. Memiliki banir papan. Pohon berukuran besar dengan tinggi mencapai 60 m dengan diameter mencapai 210 cm. Kulit sangat halus berwarna abu-abu gelap atau kehitaman hingga cokelat kemerahan. Bunga kecil, daun berukuran 5.5-12.5 x 2- 4 cm. Berat jenis kayunya berkisar 670-1290 kg/m3.

Ekologi: Sering ditemukan di hutan rawa gambut. Ditemukan hingga ketinggian 600 mdpl (Soerianegara et al,1994).

Gambar 65. Pohon Menggris

57 | Deskripsi Jenis Pohon

Pohon-Pohon Hutan Alam Rawa Gambut Merang

Siagar Nama latin: Archidendron fagifolium (Miq.) I.C.Nielsen.

Nama daerah lain:

Nama dagang:

Penggunaan: Kayunya digunakan sebagai kayu konstruksi kapal dan bantalan rel Kereta api.

Karakteristik: Kulit batang mulus berwarna kemerahan. Memiliki banir rendah. Pohon berukuran sedang dengan diameter mencapai 50 cm dan tinggi mencapai 30 m. Kayunya keras.

Ekologi: Biasanya ditemukan di hutan rawa gambut dan hutan dataran rendah.

58 | Deskripsi Jenis Pohon

Pohon-Pohon Hutan Alam Rawa Gambut Merang

Suku Fagaceae

Gasing

Nama latin: Quercus sp

Nama daerah lain: Pasang

Nama dagang: Pasang

Penggunaan: Kayunya biasa digunakan sebagai kayu bakar.

Karakteristik: Bentuk batang silindris. Kulitnya berwarna kecokelatan dan bersisik. Memiliki banir rendah. Pohon berukuran sedang dengan diameter Gambar 66. Daun Gasing mencapai 40 cm dan tinggi mencapai 30 m. kayunya keras. Memiliki banir kembang. Berat jenis kayunya berkisar 520-1100 kg/m3 (Lemmens et al, 1995).

Ekologi: Biasa ditemukan di hutan rawa dan hutan rawa gambut hingga hutan dataran rendah. Suku Icacinaceae

Garu buaya

Nama latin: Cantleya corniculata Howard

Nama daerah lain:

Nama dagang:

Penggunaan: Kayunya kuat dan keras digunakan untuk konstruksi , jembatan, kapal, bangku. Kayunya juga wangi.

Karakteristik: Pohon berukuran sedang hingga besar dengan batang silindris. TBC bisa mencapai tinggi 20 m, dengan diameter bisa mencapai 60-150 cm. Memiliki banir kuncup dengan tinggi bisa mencapai 1,5 m. Permukaan kulit halus, dangkal dan agak tidak teratur.

Ekologi: Pohon langka dan tersebar di hutan primer hingga ketinggian 300 mdpl. Ditemukan juga pada hutan rawa dan rawa gambut bersama punak (Tetrameristra g) dan kempas (Koompassia m).

59 | Deskripsi Jenis Pohon

Pohon-Pohon Hutan Alam Rawa Gambut Merang

Uyah-Uyah

Nama latin: Uranda secundiflora O Ktze sinonim Stemonurus secundiflorus

Nama daerah lain: Katur, lokan (Sumatra), saber bubu (Bangka)

Nama dagang:

Penggunaan: Kayunya digunakan sebagai kayu bakar

Karakteristik: Bentuk batang silindris dengan dengan permukaan kulit beralur tipis, Kulit beralur tipis berwarna agak terang. Kulit agak berpasir. Kayu kuning. Bau seperti bawang. Pohon berukuran sedang hingga 60 cm. Berat jenis kayunya berkisar 510-800 kg/m3 (Sosef et al, 1998).

Ekologi: Biasanya ditemukan di hutan rawa dan rawa gambut. Gambar 68. Daun Uyah-Uyah

Gambar 67. Batang Uyah-Uyah

60 | Deskripsi Jenis Pohon

Pohon-Pohon Hutan Alam Rawa Gambut Merang

Malasiro Nama latin: Gomphandra capitulate Becc.

Nama daerah lain:

Nama dagang:

Penggunaan: Kayunya digunakan sebagai kayu bakar.

Karakteristik: Batangnya berwarna agak putih. Tidak memiliki banir. Pohon berukuran sedang dengan diameter mencapai 40 cm dan tinggi mencapai 30 m. Kayunya keras. Memiliki banir kembang.

Ekologi: Biasanya ditemukan di daerah rawa dan hutan rawa Gambar 70. Daun Malasiro gambut.

Gambar 69. Kulit Batang Malasiro

61 | Deskripsi Jenis Pohon

Pohon-Pohon Hutan Alam Rawa Gambut Merang

Suku Lauraceae

Medang beruang

Nama latin: Notaphoebe sp

Nama daerah lain:

Nama dagang: Medang

Penggunaan: Kayunya bisa digunakan sebagai furniture

Karakteristik: Bentuk batang silindris dengan permukaan kulit mulus hingga bersisik, berwarna kehitaman. Pohon berukuran besar dengan ukuran diameter mencapai 80 cm dan tinggi mencapai 40 m. Kayunya lembut. Memiliki banir kuncup. Berat jenis kayunya berkisar 390-750 kg/m3 (Sosef et al, 1998).

Ekologi: Biasa ditemukan di hutan rawa dan hutan rawa gambut.

Gambar 71. Daun dan Bunga Medang Beruang

62 | Deskripsi Jenis Pohon

Pohon-Pohon Hutan Alam Rawa Gambut Merang

Medang Telok Bujuk

Nama latin: Cryptocaria sp

Nama daerah lain:

Nama dagang: Medang

Penggunaan: Kayunya bisa digunakan sebagai perkakas rumah tangga, lemari, furniture dan kayu konstruksi

Karakteristik: Bentuk batang silindris dengan permukaan beralur tipis, Kulit bersisik agak kuning. Kayu berwarna kuning. Berukuran sedang hingga besar diameter 80 cm.

Ekologi: Biasanya ditemukan di daerah rawa. Di hutan primer maupun sekunder.

Medang Tanahan

Nama latin: Dehaasia cuneata (Blume) Blume

Nama daerah lain: Medang kelaban, medang telur (Sumatra), medang penguan (Kalimantan).

Nama dagang: Medang.

Penggunaan: Kayunya digunakan sebagai kayu konstruksi ringan, interior, alat music, perahu, kayu lapis.

Karakteristik: Bentuk batang silindris dengan permukaan kulit batang halus hingga retak berwarna coklat tua. Batang berwarna kuning. Pohon berukuran sedang dengan tinggi mencapai 35-40 m, tinggi bebas cabang bisa mencapai 15- 25 m dan diameter bisa mencapai 70-100 cm. secara umum tidak terdapat banir.. Bagian dalam kulit berwarna kekuningan atau kuning hingga coklat. Berat jenis batangnya berkisar 580-900 kg/m3 (Sosef et al, 1998).

Ekologi: Biasanya ditemukan di hutan dataran rendah, daerah perbukitan,hutan rawa gambut, rawa.

63 | Deskripsi Jenis Pohon

Pohon-Pohon Hutan Alam Rawa Gambut Merang

Medang Keladi

Nama latin: litsea machilifolia Gamble

Nama daerah lain:

Nama dagang: Medang

Penggunaan: Kayunya digunakan sebagai interior, furniture, laci, veneer, plywood.

Karakteristik: Bentuk batang silindris dengan permukaan ku lit mulus. Pohon tidak memiliki banir. Pohon berukuran sedang dengan tinggi mencapai 30 m dan diameter mencapai 65 cm. Permukaan kulit batang halus berwarna coklat kemerahan, bagian dalam kulit pink hingga kemerahan. Berat jenis kayunya berkisar 355-435 kg.m3 (Sosef et al, 1998).

Ekologi: Biasanya ditemukan di rawa atau rawa gambut, hutan dataran rendah hingga ketinggian 1500 mdpl.

Gambar 72. Daun Medang Keladi

64 | Deskripsi Jenis Pohon

Pohon-Pohon Hutan Alam Rawa Gambut Merang

Medang Kuning

Nama latin: Litsea firma (Blume) Hook.f.

Nama daerah lain:

Nama dagang: Medang

Penggunaan: Kayunya digunakan untuk konstruksi bangunan

Karakteristik: Bentuk batang silindris dengan Permukaan kulit batang halus hingga bersisik berwarna kekuningan hingga coklat, bagian dalam kulit berwarna kuning. Kayu berwarna kuning.Pohon berukuran sedang hingga besar dengan tinggi mencapai 42 m dan diameter mencapai 80 cm. Memiliki banir kuncup dengan tinggi mencapai 2.5 m. Berat jenis kayunya berkisar 495-570 kg/m3 (Sosef et al, 1998).

Ekologi: Biasanya terdapat di hutan dataran rendah primer dan sekunder dengan ketinggina mencapai 550 mdpl.

Gambar 73. Medang Kuning

65 | Deskripsi Jenis Pohon

Pohon-Pohon Hutan Alam Rawa Gambut Merang

Medang Liut

Nama latin: Alseodaphne oblanceolata (Merr.) Kosterm.

Nama daerah lain:

Nama dagang: Medang

Penggunaan: Konstruksi rumah, furniture, perahu. Kulit untuk bahan obat nyamuk

Karakteristik: Bentuk batang silindris dengan permukaan kulit mulus, Kulit halus tipis dan lunak. Warna kulit agak merah. Bergetah lendir bening. Kayu licin. Pohon besar hingag diameter 80 cm. Berat jenis batangnya berkisar 520- 855 kg/m3 (Sosef et al, 1998).

Ekologi: Biasa ditemukan di hutan rawa gambut dan di hutan dataran rendah.

Gambar 74. Buah dan Daun Medang Liut

66 | Deskripsi Jenis Pohon

Pohon-Pohon Hutan Alam Rawa Gambut Merang

Medang Pelam

Nama latin: Cryptocaria griffithiana Wight

Nama daerah lain: Medang buaya, piuta (bangka)

Nama dagang: Medang

Penggunaan: kayunya digunakan untuk konstruksi bangunan, interior, furniture, veneer dan kayu lapis.

Karakteristik: Kulit halus agak kuning bagian luar dan hitam bagian dalam. Jika dikelupas, kulit memiliki bau khas seperti mangga. Daun lebih kecil dibanding Medang lain. Pohon berukuran sedang dengan tinggi mencapai 33 m dan diameter mencapai 50 cm. Daunnya bersusun spiral. Berat jenis kayunya berkisar 540-840 kg/m3 (Sosef et al, 1998).

Ekologi: Jarang terdapat di hutan dataran rendah primer dan sekunder.

Gambar 75. Daun Medang Pelam

67 | Deskripsi Jenis Pohon

Pohon-Pohon Hutan Alam Rawa Gambut Merang

Medang Putih

Nama latin: Cinnamomum parthenoxylon (jack) Meisn

Nama daerah lain: Medang leseh (general), ki sereh (Sundanese), selasihan (jawa), rawali (Kalimantan).

Nama dagang: Medang.

Penggunaan: Kayunya biasa digunakan sebagai kayu konstruksi rumah, furniture dan perahu.

Karakteristik: Bentuk batang silindris dengan permukaan kulit mulus, Kulit halus warna agak putih (yang membedakan dgn medang lain). Kayu berlendir. Pohon sedang dengan ukuran mencapai Gambar 76. Daun Medang Putih 50 cm. Nerat jenis kayunya berkisar 400-860 kg/m3 (Sosef et al, 1998).

Ekologi: Biasanya ditemukan di daerah rawa. Di hutan primer.

Gambar 77. Batang Medang Putih

68 | Deskripsi Jenis Pohon

Pohon-Pohon Hutan Alam Rawa Gambut Merang

Suku Leaceae

Mamali Nama latin: Leea indica (Burm.f.) Merr

Nama daerah lain:

Nama dagang:

Penggunaan: Kayunya digunakan sebagai kayu bakar.

Karakteristik: Kulit kayunya mulus berwarna kehijauan. Memiliki akar nafas. Pohon berukuran kecil dengan diameter mencapai 25 cm dan tinggi mencapai 15 m. ayunya lunak.

Ekologi: Biasanya ditemukan di daerah rawa dan hutan rawa gambut.

Gambar 78. Daun Mamali

69 | Deskripsi Jenis Pohon

Pohon-Pohon Hutan Alam Rawa Gambut Merang

Suku Linaceae

Jurung

Nama latin: Ixonanthes grandiflora Hochr

Nama daerah lain: Jurung, jerong, jarung

Nama dagang:

Penggunaan: Kayunya biasa digunakan sebagai kayu konstruksi bangunan.

Karakteristik: Bentuk batang berlekuk dengan permukaan kulit mulus, Kulit kayunya berwarna kecokelatan Kekuatan kayunya sedang.Pohon berukuran besar dengan tinggi mencapai 30-45 m dan diameter mencapai 100-130 cm. Memiliki banir papan yang besar. Berat jenis kayunya berkisar 650-1000 kg/m3 (Lemmens et al, 1995).

Ekologi: Biasanya ditemukan di hutan primer ataupun sekunder daerah rawa dan hutan rawa gambut, ditemukan juga di daerah hutan kerangas.

Kayu Batu

Nama latin: Ctenolophon parvifolius Oliv

Nama daerah lain:

Nama dagang:

Penggunaan: Konstruksi rumah dan kapal.

Karakteristik: Bentuk batang silindris dengan permukaan kulit mulus hingga bersisik berwarna kehitaman. Tidak bergetah. Kayu sangat keras berwarna kuning. Pohon berukuran sedang diameter hingga 1,5 meter. Memiliki banir kembang. Berat jenis kayunya berkisar 800-1090 kg/m3 (Lemmens et al, 1995).

Ekologi: Biasanya ditemukan di hutan primer maupun sekunder di daerah, rawa atau rawa gambut dan hutan dataran rendah hingga perbukitan.

70 | Deskripsi Jenis Pohon

Pohon-Pohon Hutan Alam Rawa Gambut Merang

Suku Loganiaceae

Tembesu

Nama latin: Fagraea fragrans

Nama daerah lain: Ki badak (Sunda), kayu tammusu (Sumatra), ambinaton (Kalimantan).

Nama dagang: Tembesu

Penggunaan: Kayunya bernilai dan kuat, digunakan untuk kayu konstruksi bangunan, jembatan, tiang listrik, bantalan rel kereta api, pintu, jendela, sangat baik untuk arang. Air rebusan kulit batangnya bisa untuk penurun panas dan rebusan ranting dan daunnya digunakan untuk mengontrol disentri. Gambar 79. Daun Tembesu Karakteristik: Tinggi pohon tembesu mencapai 40 m, dengan panjang batang bebas cabang sampai 25 m, diameter 80 cm atau lebih, dengan batang tegak dan tidak berbanir. Kulit luar berwarna coklat sampai hitam, beralur dangkal dan sedikit mengelupas. Kayunya keras berwarna kuning emas tua atau coklat jingga, dan termasuk ke dalam kelas awet satu. Berat jenis kayunya berkisar 510-930 kg/m3 (Lemmens et al, 1995).

Ekologi: Biasa ditemukan di hutan primer dan sekunder di daerah rawa dan rawa gambut. Menjadi jenis pioner pada lahan bekas terbakar dan padang

rumput.

Gambar 80. Batang Tembesu

71 | Deskripsi Jenis Pohon

Pohon-Pohon Hutan Alam Rawa Gambut Merang

Suku Magnoliaceae

Medang Sulung

Nama latin: Magnolia bintuluensis (A. Agostini) Noot.

Nama daerah lain: kedondong kijai, medang pelam

Nama dagang:

Penggunaan: Konstruksi rumah, furniture, perahu.

Karakteristik: Bentuk batang silindris dengan permukaan kulit menyerpih hingga halus berwarna kehijauan. Kayu gubal kuning, kayu teras hijau. Beraroma khas seperti minyak atsiri. Pohon berukuran sedang hingga diameter 60 cm. Berat jenis kayunya berkisar 390-825 kg/m3 (Lemmens et al, 1995).

Ekologi: Biasa ditemukan di hutan hujan primer, hingga ketinggian 2800 mdpl.

Gambar 82. Daun dan Buah Medang Sulung Gambar 81. Daun dan Bunga Medang Sulung

Gambar 83. Kayu Medang Sulung Gambar 84. Batang Medang Sulung

72 | Deskripsi Jenis Pohon

Pohon-Pohon Hutan Alam Rawa Gambut Merang

Angat-angat

Nama latin: Michelia sp

Nama daerah lain:

Nama dagang: Cempaka

Penggunaan: Bahan konstruksi dengan kualitas rendah atau kayu campuran.

Karakteristik: Bentuk batang silindris dengan permukaan kulit beralur tipis, Kulit beralur sangat tipis. Bergetah merah. Kayu berwarna merah. Memiliki akar nafas. Berukuran sedang hingga 70 cm. Berat jenis kayunya berkisar 310-695 kg/m3 (Lemmens et al, 1995).

Ekologi: Biasanya ditemukan di rawa, rawa gambut sebagai pionir.

73 | Deskripsi Jenis Pohon

Pohon-Pohon Hutan Alam Rawa Gambut Merang

Suku Meliaceae

Piyuta

Nama latin: Amoora sp

Nama daerah lain:

Nama dagang:

Penggunaan: Konstruksi untuk rumah maupun perkakas rumah tangga.

Karakteristik: Bentuk batang silindris dengan permukaan kulit mulus, Kayu dan kulit agak kemerahan, kulit halus, bergetah putih, kayu keras, daun majemuk. Berbanir kecil. Ukuran pohon sedang hingga diameter 60 cm. Memiliki banir kembang. Berat jenis kayunya berkisar 450-1120 kg/m3. Gambar 85. Daun dan Cabang Pyuta Ekologi: Biasanya ditemukan di daerah rawa. Di hutan primer maupun

sekunder.

Gambar 86. Kulit Batang Pyuta

74 | Deskripsi Jenis Pohon

Pohon-Pohon Hutan Alam Rawa Gambut Merang

Bujing Nama latin: Aglania elliptica Blume

Nama daerah lain:

Nama dagang:

Penggunaan: Konstruksi kapal, konstruksi bangunan.

Karakteristik: Bentuk batang silindris dengan permukaan kulit mulus kulit bersisik berwarna kecokelatan. Kayunya keras. Memiliki banir pendek. Pohon berukuran sedang dengan diameter mencapai 40 cm dan tinggi mencapai 25 m.

Ekologi: Biasanya ditemukan pada daerah rawa, rawa gambut dan hutan dataran rendah hingga perbukitan.

Gambar 87. Daun Bujing

75 | Deskripsi Jenis Pohon

Pohon-Pohon Hutan Alam Rawa Gambut Merang

Suku Moraceae

Kayu Aro Itam Nama latin: Ficus sundaica Blume

Nama daerah lain:

Nama dagang:

Penggunaan: kayunya biasa digunakan sebagai konstruksi rumah.

Karakteristik: Kulit batang berwarna kehitaman. Memiliki akar nafas yang berfunsi sebagai akar pencekik. Kekuatan kayu sedang. Pohon berukuran besar dengan diameter mencapai 150 cm dan tinggi mencapai 40 m.

Ekologi: Biasa ditemukan di hutan Gambar 88. Kulit Batang Aro Itam rawa gambut dan di hutan dataran rendah.

Kayu Aro Pulut Nama latin: Ficus sp

Nama daerah lain:

Nama dagang:

Penggunaan: kayunya biasa digunakan sebagai konstruksi rumah.

Karakteristik: Kulit kayu berwarna putih dan bergetah berwarna putih. Memiliki akar nafas yang berfungsi sebagai pencekik. Pohon berukuran Gambar 89. Daun Aro Pulut besar dengan diameter mencapai 90 cm dan tinggi mencapai 35 m. kekuatan kayu sedang. Memiliki banir kuncup.

Ekologi: Biasa ditemukan di hutan rawa gambut dan di hutan dataran rendah.

76 | Deskripsi Jenis Pohon

Pohon-Pohon Hutan Alam Rawa Gambut Merang

Kayu Mabok

Nama latin: Artocarpus teysmannii Miq.

Nama daerah lain: Cempedak aye,cempedak air, kayu mabok.

Nama dagang:

Penggunaan: Kayunya digunakan untuk pembuatan kapal dan kayu konstruksi rumah. Getahnya digunakan untuk menangkap burung.

Karakteristik: Bentuk batang silindris dengan permukaan kulit mulus hingga berbintil-bintil warna agak putih. Kayu agak kuning bergetah putih dan banyak. Diameter pohon bisa mencapai 1 meter. Daun agak lebar. Memiliki banir kembang Pohon selalu hijau. Pohon berukuran besar dengan tinggi mencapai 45 m. Daun berbentuk ovate to ovate-elliptical. Berat jenis kayunya berkisar 310-730 kg/m3 (Lemmens et al, 1995).

Ekologi: Terdapat pada hutan dataran rendah yang selalu hijau, sering juga terdapat di loksi rawa dengan ketinggian mencapai 300 mdpl.

Gambar 90. Daun dan Buah Kayu Mabok

77 | Deskripsi Jenis Pohon

Pohon-Pohon Hutan Alam Rawa Gambut Merang

Suku Myristicaceae

Biawak

Nama latin: Myritica iners Blume

Nama daerah lain:

Nama dagang:

Penggunaan: Kayunya digunakan untuk konstruksi, interior, lantai, kayu lapis, kayu bakar, alat rumah tangga seperti furniture.

Karakteristik: Bentuk batang silindris dengan permukaan kulit beralur agak kasar hingga pecah-pecah berwarna hitam. Kayu berwarna merah. Memiliki banir kembang. Pohon berukuran sedang hingga besar dengan tinggi mencapai 45 m, diameter mencapai 100 cm. Kadang memiliki akar nafas. Daunnya tipis. Berat jenis kayunya berkisar 490-570 kg/m3 (Lemmens et al, 1995).

Ekologi: Biasanya ditemukan di hutan hujan primer maupun sekunder di daerah rawa dan hutan rawa gambu.

Gambar 91. Daun Biawak

78 | Deskripsi Jenis Pohon

Pohon-Pohon Hutan Alam Rawa Gambut Merang

Darah Kero

Nama latin: Horsfieldia glabra (Blume) Warb

Nama daerah lain:

Nama dagang:

Penggunaan: Kayunya digunakan sebagai kayu konstruksi ringan, lantai, kapal, dinding.

Karakteristik: Bentuk batang silindris dengan permukaan kulit beralur agak kasar. Pohon berukuran sedang dengan tinggi mencapai 30-60 m dan diameter mencapai 60-90 cm. Memiliki banir kecil. Permukaan kulit berwarna coklat kesbu-abuan atau kehitaman, bagian dalam kulit merah kecoklatan. Berat jenis kayunya berkisar 295-650 kg/m3 (Lemmens et al, 1995).

Ekologi: Biasanya ditemukan di hutan primer, rawa, rawa gambut dan hutan dataran rendah hingga perbukitan.

Gambar 92. Daun Darah Kero

79 | Deskripsi Jenis Pohon

Pohon-Pohon Hutan Alam Rawa Gambut Merang

Darah-darah

Nama latin: Gymnacranthera paniculata Warb

Nama daerah lain:

Nama dagang:

Penggunaan: Konstruksi rumah berkualias rendah

Karakteristik: Bentuk batang silindris dengan permukaan kulit beralur halus, berwarna kecoklatan. Getah berwarna merah. Kayunya juga berwarna merah. Berukuran sedang dengan diameter hingga 50 cm Daunnya berbentuk oblong-lanceolate hingga oblanceolate dengan panjang 9-21 cm. berat jenis kayunya berkisar 620-890 Gambar 93. Kulit Batang Darah-Darah kg/m3 (Lemmens et al, 1995).

Ekologi: Biasanya ditemukan di hutan primer, rawa, rawa gambut dan hutan

dataran rendah hingga perbukitan.

Gambar 94. Daun Darah-Darah

80 | Deskripsi Jenis Pohon

Pohon-Pohon Hutan Alam Rawa Gambut Merang

Suku Myrtaceae

Balam Cabe Nama latin: Syzygium acuminatissimum (Blume)

Nama daerah lain:

Nama dagang:

Penggunaan: Konstruksi rumah, furniture, perahu.

Karakteristik: Bentuk batang silindris dengan permukaan kulit beralur halus, Kulit tipis beralur dangkal Getah puth kekungingan. Buah menyerupai cabai. Memiliki akar nafas. Pohon besar hingga diameter 1 meter. Memiliki banir kuncup.

Ekologi: Biasanya ditemukan di daerah rawa gambut dan gambar 95. Daun Balam Cabe

hutan dataran rendah .

Gambar 96. Kulit Batang Balam Cabe

81 | Deskripsi Jenis Pohon

Pohon-Pohon Hutan Alam Rawa Gambut Merang

Balam Sisil Nama latin: Syzygium clavimyrtus (Koord. & Valeton) I.M.Turner

Nama daerah lain:

Nama dagang:

Penggunaan: Kayunya digunakan sebagai kayu konstruksi bangunan.

Karakteristik: Bentuk batang silindris, kulit batang berwarna beralur tipis berwarna kecoklatan. Memiliki banir pendek. Pohon berukuran sedang dengan diameter mencapai 40 cm dan tinggi mencapai 35 m. Kayunya keras.

Ekologi: Biasanya ditemukan di daerah rawa gambut dan hutan dataran rendah.

Gambar 97. Kulit Batang Balam Sisil

82 | Deskripsi Jenis Pohon

Pohon-Pohon Hutan Alam Rawa Gambut Merang

Gelam

Nama latin: Melaleuca cajuputi Powell

Nama daerah lain:

Nama dagang:

Penggunaan: Kayunya biasa digunakan sebagai konstruksi bangunan.

Karakteristik: Bentuk batang silindris dengan permukaan kulit berlapis berwarna keputihan. Pohon berukuran sedang dengan diameter mencapai 40 cm dan tinggi mencapai 25 m. Tidak memiliki banir. Kayunya keras. Daunnya memiliki aroma minyak kayu putih. Gambar 98. Kulit Batang Gelam Ekologi: Biasanya hidup di daerah rawa dan di hutan rawa gambut bekas terbakar.

Gambar 99 Tegakan Gelam

83 | Deskripsi Jenis Pohon

Pohon-Pohon Hutan Alam Rawa Gambut Merang

Gelam Tikus

Nama latin: Syzygium sp

Nama daerah lain:

Nama dagang:

Penggunaan: Kayunya digunakan sebagai kayu konstruksi bangunan dan kapal.

Karakteristik: Bentuk batang silindris dengan permukaan kulit berlapis, Kulit kayunya berlapis tipis dan berwarna merah kekuningan. Memiliki akar nafas. Pohon berukuran sedang dengan diameter mencapai 40 cm dan tinggi mencapai 30 m. Kayunya keras. Kadang memiliki banir kuncup. Berat jenis 3 kayunya berkisar 450-1100 kg/m .

Ekologi: Biasanya hidup di daerah rawa dan di hutan rawa gambut bekas terbakar.

Gambar 100. Daun Gelam Tikus

84 | Deskripsi Jenis Pohon

Pohon-Pohon Hutan Alam Rawa Gambut Merang

Kelat jambu

Nama latin: Eugenia sp

Nama daerah lain: Jambu-jambu

Nama dagang:

Penggunaan: Kayu digunakan sebagai kayu racuk atau campuran.

Karakteristik: Bentuk batang berlekuk dengan permukaan kulit mulus hingga bersisik tipis berwarna coklat, tetapi memiliki akar nafas. Buah seperti jambu biji berukuran kecil. Pohon berukuran sedang hingga berdiameter 60 cm. Kadang memiliki banir kembang. Berat jenis rata-rata kayunya berkisar 910 kg/m3 (Lemmens et al, 1995).

Ekologi: Biasanya ditemukan di hutan primer, rawa, rawa gambut dan hutan

dataran rendah hingga perbukitan.

Gambar 101. Daun Kelat Jambu

85 | Deskripsi Jenis Pohon

Pohon-Pohon Hutan Alam Rawa Gambut Merang

Kelat Lapis

Nama latin: Syzygium ochneocarpum (Merr.) Merr. dan L. M. Perry

Nama daerah lain:

Nama dagang:

Penggunaan: Kayunya digunakan sebagai kayu Konstruksi rumah, kapal.

Karakteristik: Bentuk batang berlekuk dengan permukaan kulit menyerpih hingga berlapis. Kayu gubal berlapis-lapis. Pohon bisa berukuran besar hingga 1 meter. Juga tersebar di hutan tanah kering. Kadang Gambar 102. Daun Kelat Lapis memiliki banir papan. Berat jenis kayunya berkisar 450-1101 kg/m3 (Lemmens et al, 1995).

Ekologi: Biasanya ditemukan di rawa, rawa gambut dan hutan dataran rendah hingga perbukitan .

Gambar 103 . Kayu Kelat Lapis

86 | Deskripsi Jenis Pohon

Pohon-Pohon Hutan Alam Rawa Gambut Merang

Kelat Merah

Nama latin: Syzygium palembanicum

Nama daerah lain:

Nama dagang:

Penggunaan: Kayunya digunakan sebagai kayu bakar, kayu konstruksi, keranjang.

Karakteristik: Bentuk batang silindris dengan permukaan kulit menyerpih, Kulit kayunya berwarna kemerahan. Pohon berukuran sedang dengan diameter mencapai 50 cm dan tinggi mencapai 24 m. Kayunya keras. Memiliki banir kuncup.dengan tinggi mencapai 1 m. Daunnya berbentuk ovate-oblong hingga ellips-oblong. Berat jenis kayunya berkisar 450-1101 kg/m3 (Lemmens et al, 1995).

Ekologi: Biasanya ditemukan di rawa, rawa gambut dan hutan dataran rendah hingga perbukitan hingga ketinggian 700 mdpl.

Gambar 104. Daun Kelat Merah

87 | Deskripsi Jenis Pohon

Pohon-Pohon Hutan Alam Rawa Gambut Merang

Kelat Putih

Nama latin: Eugenia sp

Nama daerah lain:

Nama dagang:

Penggunaan: Kayu digunakan sebagai kayu racuk atau campuran

Karakteristik: Bentuk batang silindris, Kulit bersisik tipis warna keputihan, kayu agak keputihan. Kadang memiliki akar nafas. Pohon berukuran sedang dengan ukuran diameter mencapai 50 cm. Kadang memiliki banir kembang.

Ekologi: Biasanya ditemukan di hutan primer, rawa, rawa gambut dan hutan dataran Gambar 106. Pohon Kelat Putih rendah hingga perbukitan.

Gambar 105. Batang Kelat Putih

88 | Deskripsi Jenis Pohon

Pohon-Pohon Hutan Alam Rawa Gambut Merang

Pelawan

Nama latin: Tristaniopsis obovata (Benn.) Peter G. Wilson dan J.T. Waterh

Nama daerah lain: Pelawan rawang

Nama dagang: Pelawan

Penggunaan: Kayunya keras dan tahan lama, sering dijadikan kayu konstruksi, jembatan, lantai.

Karakteristik: Bentuk batang silindris dengan permukaan kulit lepas berkotak, Kulit tipis berlapis berwarna kuning. Kayu berwarna merah berulir. Memiliki akar nafas. Pohon berukuran kecil, sedang hingga besar dengan ukuran tinggi mencapai 45 m dan diameter mencapai 70-120 cm. tidak memiliki banir. Berat jenis kayunya berkisar 865-1250 kg/m3 (Lemmens et al, 1995).

Ekologi: Menyebar mulai dari dataran rendah hingga hutan pegunungan rendah.

Ribu-ribu

Nama latin: Eugenia sp

Nama daerah lain:

Nama dagang:

Penggunaan: Kayunya digunakan sebagai kayu bakar.

Karakteristik: Bentuk batang silindris dengan permukaan kulit mulus bergelang berwarna kemerahan. Memiliki akar nafas. Pohon berukuran sedang dengan diameter mencapai 30 cm dan tinggi mencapai 20 m. kayunya keras. Berat jenis kayunya berkisar 450-1100 kg/m3 (Lemmens et al, 1995).

Ekologi: Biasanya ditemukan di hutan rawa gambut dan hutan dataran rendah.

Gambar 107. Daun Ribu-Ribu

89 | Deskripsi Jenis Pohon

Pohon-Pohon Hutan Alam Rawa Gambut Merang

Suku Rhizophoraceae

Semeragi

Nama latin: Carallia brachiata (Lour.) Merr

Nama daerah lain: Kitamiyang (Sundanese), ringgit dareh (Kubu, Sumatra), sepat (jawa)

Nama dagang:

Penggunaan: Kayunya secara umum digunakan sebagai kayu konstruksi, bangunan rumah, furniture, lantai, dekoratif interior.

Karakteristik: Bentuk batang silindris dengan. Permukaan kulit batangnya halus hingga retak atau pecah berwarna belang hitam dan putih. Kayu mudah pecah. Kadang. Pohon berukuran kecil hingga besar dengan tinggi mencapai 36-50 m dan diameter mencapai 70 cm. Memiliki banir kembang dengan tinggi mencapai 1 m, kadang terdapat akar nafas. Daunnya berbentuk ellips hingga obovate. Berat jenis kayunya berkisar 640-1050 kg/m3 (Sosef et al, 1998).

Ekologi: Tersebar mulai dari hutan dataran rendah hingga pegunungan dengan ketinggian mencapai 1800 mdpl. Ditemukan pada hutan primer maupun sekunder, rawa dan rawa gambut, serta kerangas.

Gambar 108. Kulit Batang Semeragi

90 | Deskripsi Jenis Pohon

Pohon-Pohon Hutan Alam Rawa Gambut Merang

Suku Rubiaceae

Kopi-kopi

Nama latin: Rothmannia grandis (Korth.) Val.

Nama daerah lain:

Nama dagang:

Penggunaan: Kayunya jarang digunakan oleh masyarakat.

Karakteristik: Bentuk batang berlekuk dengan permukaan kulit mulus berwarna keputihan. Batang terpilin. Kayu warna kuning gading. Pohon berukuran pendek dengan diameter sekitar 30 cm.

Ekologi: Biasa ditemukan di Gambar 109. Daun Kopi-Kopi hutan rawa gambut dan di hutan dataran rendah.

Gambar 110. Kulit Batang Kopi-Kopi

91 | Deskripsi Jenis Pohon

Pohon-Pohon Hutan Alam Rawa Gambut Merang

Suku Rutaceae

Bangun-bangun Nama latin: Melicope glabra (Blume) T.G. Hartley

Nama daerah lain: Bebangun

Nama dagang:

Penggunaan:

Karakteristik:. Bentuk batang silindris dengan permukaan kulit mulus bergelang, Kulit batang mulus berwarna keputihan. Kyunya beraroma khas. Pohon berukuran sedang dengan diameter mencapai 40 cm dan tinggi mencapai 35 m.

Ekologi: Biasanya ditemukan di daerah rawa gambut dan hutan dataran rendah. Jenis pohon pioneer. Biasanya tumbuh di hutan bekas terbakar.

Gambar 111. Daun Bangun-Bangun

92 | Deskripsi Jenis Pohon

Pohon-Pohon Hutan Alam Rawa Gambut Merang

Suku Sapindaceae

Ridan

Nama latin: Nephelium maingayi Hiern

Nama daerah lain: Buah ujing, pejnjaih, ridan (Sumatra)

Nama dagang:

Penggunaan: Buah dapat dimakan, kayunya digunakan sebagai kayu konstruksi dan furniture.

Karakteristik: Bentuk batang silindris dengan permukaan kulit mulus. Kulit tipis dan halus. Kayu merah. Buah sebesar melinjo warna merah. Pohon kecil dengan diametter maksimal 30 cm. Memiliki banir kembang. Berat jenis kayunya berkisar 615-1110 kg/m3 (Sosef et al, 1998).

Ekologi: Biasanya ditemukan di rawa, rawa gambut dan hutan dataran rendah hingga perbukitan sebagai pionir.

Gambar 112. Daun Ridan

93 | Deskripsi Jenis Pohon

Pohon-Pohon Hutan Alam Rawa Gambut Merang

Seluai

Nama latin: Pometia alnifolia Raldk

Nama daerah lain:

Nama dagang:

Penggunaan: Masyarakat biasa menggunakan sebagai kayu bakar.

Karakteristik: Bentuk batang berlekuk dengan permukaan kulit mulus, Kayunya berwarna merah. Memiliki banir. Pohon berukuran besar dengan diameter mencapai 60 cm dan tinggi mencapai 30 m. Kayunya keras. Memiliki banir kuncup. Berat jenis kayunya berkisar 735-915 kg/m3 (Sosef et al, 1998).

Ekologi: Biasanya ditemukan di rawa, rawa gambut dan hutan dataran rendah hingga perbukitan.

Suku Sapotaceae

Balam Putih

Nama latin: Maducha ovata H.J.L

Nama daerah lain:

Nama dagang:

Penggunaan: Kayunya biasa digunakan sebagai konstruksi bangunan.

Karakteristik: Bentuk batang silindris dengan permukaan kulit menyerpih, Kulitnya halus berwarna coklat keputihan. Kayu berwarna merah. Memiliki getah berwarna putih. Kadang memiliki akar nafas. Ukuran pohon bisa mencapai 80 cm. Kadang memiliki banir kuncup.

Ekologi: Biasanya ditemukan Gambar 113. Daun Balam Putih di daerah rawa dan hutan rawa gambut.

94 | Deskripsi Jenis Pohon

Pohon-Pohon Hutan Alam Rawa Gambut Merang

Balam Seminai

Nama latin: Palaquium ridleyi K et G

Nama daerah lain:

Nama dagang: Nyatoh

Penggunaan: Kayunya biasa digunakan sebagai kayu konstruksi rumah, furniture dan perahu.

Karakteristik: Bentuk batang silindris dengan permukaan kulit beralur tipis hingga berlapis berwarna merah gelap. Sekilas menyerupai Ramin, tetapi memiliki getah putih. Pohon besar hingga mencapai diameter 100 cm. Memiliki banir kuncup. Berat jenis kayunya berkisar 875-1120 kg/m3 Gambar 114. Daun Balam Seminai (Soerianegara et al, 1994).

Ekologi: Biasanya ditemukan di hutan primer, rawa, rawa gambut dan hutan dataran rendah hingga perbukitan.

Gambar 115 Batang dan Getah Balam Seminai

95 | Deskripsi Jenis Pohon

Pohon-Pohon Hutan Alam Rawa Gambut Merang

Balam Suntik

Nama latin: Payena acuminata Pierre

Nama daerah lain:

Nama dagang:

Penggunaan: Kayunya digunakan sebagai kayu konstruksi bangunan, Perahu, bantalan rel KA.

Karakteristik: Bentuk batang silindris dengan permukaan kulit beralur halus berwarna kemerahan dan bergetah. Memiliki banir. Pohon berukuran besar dengan diameter mencapai 50 cm dan tinggi mencapai 35 m. Kayunya keras. Memiliki banir kuncup.

Ekologi: Biasanya ditemukan di daerah hutan rawa gambut dan hutan dataran rendah.

Ketiau

Nama latin: Ganua motleyana Pierre

Nama daerah lain: ketiau, bengku (Sematra), ntau bekas (Kalimantan)

Nama dagang:

Penggunaan: Kayunya digunakan sebagai kayu konstruksi

Karakteristik: Bentuk batang silindris dengan permukaan kulit halus berwarna agak terang. Bergetah putih. Kayu berwarna merah. Pohon berukuran sedang hingga 70 cm. Kayu sulit untuk digergaji. Memiliki banir kuncup. Berat jenis kayunya berkisar 405-690 kg/m3 (Soerianegara et al, 1994). Gambar 116. Daun Ketiau Ekologi: Biasa ditemukan di

hutan primer maupun sekunder pada hutan rawa dan rawa gambut.

96 | Deskripsi Jenis Pohon

Pohon-Pohon Hutan Alam Rawa Gambut Merang

Suku Simaroubaceae

Pepahit

Nama latin: Quasia borneensis

Nama daerah lain:

Nama dagang:

Penggunaan:

Karakteristik: Bentuk batang berlekuk dengan permukaan kulit mulus, Kulit tipis halus berwarna cokelat. Batang berwarna kuning. Berbanir pendek. Ukuran bisa mencapai 50 cm.

Ekologi: Biasanya ditemukan di rawa, rawa gambut dan hutan dataran rendah hingga perbukitan.

Gambar 117. Daun Pepait Suku Theaceae

Kapak Anjing

Nama latin: Adinandra sarosanthera Miq

Nama daerah lain: kelutum basarang (Lampung, Sumatra), Kapa Anjing (Palembang, Sumatra), ki sapi (Sundanese)

Nama dagang:

Penggunaan: Kayunya biasa digunakan untuk konstruksi secara umum, untuk lantai, paneling, pintu dan jendela, furniture.

Karakteristik: Bentuk batang silindris dengan permukaan beralur, Kulit halus seperti jelutung. Bergetah hitam. Kayu berwarna putih. Bisa berukuran 1 meter. Berat jenis kayunya berkisar 530-860 kg/m3 (Sosef et al,1998).

Ekologi: Biasanya ditemukan di daerah rawa. Di hutan dataran rendah primer dan sekunder.

97 | Deskripsi Jenis Pohon

Pohon-Pohon Hutan Alam Rawa Gambut Merang

Punak

Nama latin: Tetramerista glabra

Nama daerah lain: Punak, kayu malaka (Sumatra), carega (Kalimantan).

Nama dagang:

Penggunaan: Kayunya digunakan untuk kayu konstruksi dalam ruangan. Untuk

pintu, jendela,lantai, bangunan dan konstruksi kapal.

Karakteristik: Bentuk batang silindris dengan permukaan kulit tebal bersisisk dan menyerpih berwarna kemerahan. Kayu warna kuning mengandung air. Tidak berbanir. Kadang- kadang memiliki akar nafas, khususnya pada pohon kecil. Merupakan Gambar 118. Daun dan Buah Punak pohon dominan di hutan rawa gambut dengan diameter hingga mencapai 2 meter. Berat jenis kayunya berkisar 625-800 kg/m3 (Soerianegara et al, 1994).

Ekologi: Biasanya ditemukan di hutan dataran rendah, secara umum terdapat di hutan rawa atau rawa gambut.

Gambar 119. Kulit Batang Punak

98 | Deskripsi Jenis Pohon

Pohon-Pohon Hutan Alam Rawa Gambut Merang

Suku Thymelaeaceae

Ramin

Nama latin: Gonystylus bancanus (Miq.) Kurz

Nama daerah lain: ramin (general), gaharu buaya (sumatera, kalimantan), Merang (kalimantan)

Nama dagang: Ramin

Penggunaan: Kayunya digunakan untuk konstruksi ringan dengan warna bersih keputihan. Bagian hearthwood digunakan untuk dupa.

Karakteristik: Pohon berukuran sedang dengan tinggi mencapai 40-45 m dan diameter mencapai 120 cm, tapi biasanya kurang dari itu. Gambar 120. Percabangan Ramin Kadang terdapat akar lutut (pneumatophores).Permukaan kulit sering retak dan pecah-pecah berwarna keabu-abuan hingga merah kecoklatan. Bagian dalam kulit berserat, berwarna orange kecokletan hingga merah kecoklatn. Daun berbentuk elips, pendek. Berat jenis kayunya berkisar 460-840 kg/m3 (Soerianegara et al, 1994).

Ekologi: biasanya hidup di rawa air tawar atau hutan rawa gambut dilaur pengaruh pasang surut. Ditemukan hingga diketinggian 100 mdpl.

Gambar 122. Daun Ramin Gambar 121. Kulit Batang Ramin

99 | Deskripsi Jenis Pohon

Pohon-Pohon Hutan Alam Rawa Gambut Merang

Suku Ulmaceae

Sijau

Nama latin: Gironniera subaequalis Planch

Nama daerah lain: Silo, silu

Nama dagang:

Penggunaan: Kayunya digunakan untuk lantai, papan, balok

Karakteristik: Pohon berukuran sedang dengan tinggi mencapai 40 m dan diameter mencapai 60 cm. Kadang terdapat banir. Permukaan kulit halus hingga retak berwarna hijau keabu- abuan. Daun alternate. Rata- rata berat jenis kayunya berkisar 750 kg/m3.

Ekologi: Biasanya ditemukan di area terbuka dan hutan sekunder hingga ketinggian Gambar 123. Daun Sijou 1600 mdpl. Hidup pada berbagai jenis tanah, termasuk tanah kapur, tanah berbatu, tanah liat berpasir. Pada daerah dengan musim kemarau ditemukan di sepanjang aliran sungai.

Gambar 124. Kulit Batang Sijau

100 | Deskripsi Jenis Pohon

Pohon-Pohon Hutan Alam Rawa Gambut Merang

Suku Verbenaceae

Setepung

Nama latin: Callicarpa pentandra Roxb.

Nama daerah lain: Sitapueng (Minangkabau, Sumatera), tepong-tepong (palembang), tinjau (lampung).

Nama dagang:

Penggunaan: Kayunya digunakan untuk membangun rumah, untuk kayu konstruksi ringan dan arang.

Karakteristik: Pohon berukuran kecil dengan ukuran tinggi mencapai 18 m dan diameter mencapai 60 cm. tidak memiliki banir. Permukaan kulit batangnya halus hingga bersisik, berwarna abu-abu, bagian dalam kulitnya berwarna kecoklatan. Berat jenis kayunya berkisar 455-510 kg/m3 (Sosef et al, 1998).

Ekologi: Biasanya ditemui di hutan hujan dataran rendah hingga ketinggian

1000-1400 mdpl. Dit emukan juga di hutan sekunder sebagai sebagai tumbuhan pelopor/pionir.

Gambar 125. Daun Setepung

101 | Deskripsi Jenis Pohon

Pohon-Pohon Hutan Alam Rawa Gambut Merang

Lainnya

Gerinang Lalat Nama latin:

Nama daerah lain: Sensubal

Nama dagang:

Penggunaan: Biasanya digunakan sebagai kayu bakar.

Karakteristik: Bentuk batang silindris dengan permukaan kulit mulus berwarna kecokelatan. Kayunya lunak. Pohon berukuran kecil dengan diameter mencapai 25 cm dan tinggi mencapai 20 m. Tidak memiliki banir.

Ekologi: Biasa ditemukan di hutan rawa dan rawa gambut.

Gambar 126. Daun Gerinang Lalat

102 | Deskripsi Jenis Pohon

Pohon-Pohon Hutan Alam Rawa Gambut Merang

Pecah Pinggan Nama latin:

Nama daerah lain:

Nama dagang:

Penggunaan:

Karakteristik: Bentuk batang berlekuk, Kulit halus agak hijau. Batang agak terpilin. Pohon sedang dengan diameter hingag 50 cm.

Ekologi: Biasa ditemukan di daerah rawa dan hutan

dataran rendah.

Gambar 127. Daun Pecah Pinggan

Gambar 128. Kulit Kayu Pecah Pinggan

103 | Deskripsi Jenis Pohon

Pohon-Pohon Hutan Alam Rawa Gambut Merang

Pego Nama latin:

Nama daerah lain:

Nama dagang:

Penggunaan: Kayunya biasa digunakan sebagai kayu konstruksi bangunan.

Karakteristik: Kulitnya berwarna kemerahan. Pohon berukuran besar dengan diameter mencapai 80 cm dan tinggi 40 m. Memiliki banir. Kekuatan kayunya sedang. Memiliki banir kuncup.

Ekologi: Biasanya ditemukan di daerah rawa dan hutan dataran rendah.

Gambar 129. Daun Pego

104 | Deskripsi Jenis Pohon

Pohon-Pohon Hutan Alam Rawa Gambut Merang

Sigam Nama latin:

Nama daerah lain:

Nama dagang:

Penggunaan: Kayunya digunakan sebagai kayu konstruksi bangunan

Karakteristik: Permukaan kulit batang mulus berwarna kecoklatan. Tidak memiliki banir. Pohon berukuran besar dengan diameter mencapai 70 cm dan tinggi mencapai 30 m. kekuatan kayunya sedang.

Ekologi: Biasanya ditemukan di hutan rawa gambut dan hutan dataran rendah.

GambarGambar 130. Daun131. Daun Bangun Sigam-Bangun

105 | Deskripsi Jenis Pohon

Pohon-Pohon Hutan Alam Rawa Gambut Merang

Tenggeran Punai Nama latin:

Nama daerah lain:

Nama dagang:

Penggunaan: Kayunya digunakan sebagai kayu konstruksi bangunan

Karakteristik: Permukaan kulit batang mulus berwana kemerahan. Tidak memiliki banir. Memiliki akar nafas. Kayunya keras. Memiliki banir kembang.

Ekologi: Biasanya ditemukan di hutan rawa gambut dan hutan dataran rendah.

Gambar 132. Daun Tenggeran Punai

106 | Deskripsi Jenis Pohon

Pohon-Pohon Hutan Alam Rawa Gambut Merang

Daftar Pustaka Bagian Botani Hutan. 1972. Laporan No. 141 Daftar Nama Pohon-Pohonan Palembang (Sumatera – Selatan). Lembaga Penelitian Hutan. Bogor. Indonesia. Heyne, K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia Jilid I. (Diterjemahkan Oleh: Badan Litbang Kehutanan).Yayasan Sarana Wana Jaya. Jakarta Indonesia. Heyne, K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia Jilid II. (Diterjemahkan Oleh: Badan Litbang Kehutanan).Yayasan Sarana Wana Jaya. Jakarta Indonesia. Heyne, K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia Jilid III. (Diterjemahkan Oleh: Badan Litbang Kehutanan).Yayasan Sarana Wana Jaya. Jakarta Indonesia. Heyne, K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia Jilid IV. (Diterjemahkan Oleh: Badan Litbang Kehutanan).Yayasan Sarana Wana Jaya. Jakarta Indonesia. Istomo., C. Kusmana., Suwarso dan L. Santoso. 1997. Pengenalan Jenis Pohon Di Hutan Rawa Gambut. Laboratorium Ekologi Hutan Fakultas Kehutanan IPB. Bogor. Indonesia. Krisman, L., O.P.M. Matani., H. Remetwa dan C.D. Haetubun. 2007. Keanekaragaman Flora Taman Wisata Alam Gunung Meja – Papua Barat. Jenis-Jenis Pohon – Bagian – 1. Manokwari. Indonesia. Lemmens, R.H.J.M., I.Soerianegara and W.C. Wong. 1995. Plant Resources of South East Asia No. 5 (2). Prosea, Bogor. Indonesia. Newman, M.F., P.F. Burgess and T.C. Whitmore. 1996. Manual of Dipterocarp For Foresters: Borneo Island Light Hardwoods. Royal Botanic Garden Edinburgh and CIFOR. Jakarta.Indonesia. Newman, M.F., P.F. Burgess and T.C. Whitmore. 1998. Manual of Dipterocarp For Foresters: Borneo Island Medium and Heavy Hardwoods. Royal Botanic Garden Edinburgh and CIFOR. Jakarta.Indonesia. Paulus, M. 1998. Training Materials “ Pelatihan Pengenalan Jenis Pohon Hutan Alam” Di PT. Limbang Ganeca. Rombe, Y.L., Rahardjo. S dan Sudarsono. 1982. Jenis-Jenis Pohon Disusun Berdasarkan Nama Daerah Dan Nama Botaninya, Buku 2, Sumatera Selatan. Edisi Khusus No: 58 B. Direktorat Bina Program Kehutanan.Bogor. Indonesia.

107 | Daftar Pustaka

Pohon-Pohon Hutan Alam Rawa Gambut Merang

Soerianegara, I. dan R.H.M.J. Lemmens. 1994. Plant Resources of South East Asia No. 5 (1). Prosea, Bogor. Indonesia. Sosef, M.S.M., L.T.Hong and S. Prawirohatmojo. 1998. Plant Resources of South East Asia No. 5 (3). Prosea, Bogor. Indonesia.

108 | Daftar Pustaka

Pohon-Pohon Hutan Alam Rawa Gambut Merang

Lampiran

Tabel daftar nama jenis

No Nama Merang Nama Ilmiah Bj (kg/m3 ) 1 Angat-angat Michelia sp 310-695 2 Antui Cyathocalyx bancanaus Boerl. 450-650 3 Arang-arang Diospyros macrophylla Bl 440-750 4 Balam Cabe Syzygium acuminatissimum (Blume) 5 Balam Putih Maducha ovata H.J.L 6 Balam Seminai Palaquium ridleyi K et G 875-1.120 Syzygium clavimyrtus (Koord. & Valeton) 7 Balam Sisil I.M.Turner 8 Balam Suntik Payena acuminata Pierre 9 Bangun-bangun Melicope glabra (Blume) T.G. Hartley 10 Beluluk Diospyros maingayi (Hiern) Bakh 535-700 11 Beringin Diospyros laevigata Bakh 640-1.270 12 Biawak Myritica iners Blume 490-570 13 Bujing Aglania elliptica Blume 14 Cemetik Rawang Ptychopyxis costata Miq 625-675 15 Darah Kero Horsfieldia glabra (Blume) Warb 295-650 16 Darah-darah Gymnacranthera paniculata Warb 620-890 17 Durian Payo Durio carinatus Masters 400-670 18 Garu buaya Cantleya corniculata Howard 630 19 Gasing Quercus sp 520-1.100 20 Gelam Melaleuca cajuputi Powell 21 Gelam Tikus Syzygium sp 450-1100 22 Gerinang Lalat 23 Gula-gula Calophyllum macrocarpum Hook. F 400-900 24 Jangkang Xylopia altisima Bl. 295-975 25 Jelutung Rawa Dyera costulata (Miq.) Hook.f 220-560 26 Jurung Ixonanthes grandiflora Hochr 650-1.000 27 Kapak Anjing Adinandra sarosanthera Miq 530-860 28 Kayu Aro Itam Ficus sundaica Blume 29 Kayu Aro Pulut Ficus sp 30 Kayu Batu Ctenolophon parvifolius Oliv 800-1.090

109 | Lampiran

Pohon-Pohon Hutan Alam Rawa Gambut Merang

No Nama Merang Nama Ilmiah Bj (kg/m3 ) 31 Kayu Belukar Eleocarpus sp 32 Kayu Cindai Eleocarpus ovalis Miq 33 Kayu damar Canarium intermedium H J L 780 34 Kayu Dangku Pimeleodendron macrocarpum J.J.S. 35 Kayu Kapas Sindora bruggemanii De Wits 580-770 36 Kayu Labu Endospermum malaccense Muell Arg 300-650 37 Kayu Mabok Artocarpus teysmannii Miq 310-730 38 Kayu Tayi Canarium patentinervium Miq. 500-700 39 Kelat jambu Eugenia sp 910 40 Kelat Lapis Syzygium ochneocarpum (Merr.) 450-1.101 41 Kelat Merah Syzygium palembanicum 450-1.101 42 Kelat Putih Eugenia sp 830 43 Keranji Dialium platysepalum Baker 810-1.010 44 Kerupuk Lophopetalum beccarianum Pierre 300-690 45 Ketiau Ganua motleyana Pierre 405-690 46 Kopi-kopi Rothmannia grandis (Korth.) Val 47 Lempanai Pimeleodendron griffithianum Hook. F. 460-535 48 Macang Beruk Mangifera torquenda Kosterm 450-800 49 Mahang Ketam Macaranga populifolia 270-590 50 Mahang Putih Macaranga pruinosa Muell Arg 270-590 51 Makai Hitam Mezzetti parviflora Becc 420-755 52 Makai Putih Polyalthia sumatrana (Miq.) Kurz 555-900 53 Malasiro Gomphandra capitulate Becc. 54 Mamali Leea indica (Burm.f.) Merr 55 Mariawoh Parastemon urophyllus A. DC. 915-1.245 56 Medang beruang Notaphoebe sp 390-750 57 Medang Keladi litsea machilifolia Gamble 355-435 58 Medang Kuning Litsea firma (Blume) Hook.f 495-570 Alseodaphne oblanceolata (Merr.) 59 Medang Liut Kosterm 520-855 60 Medang Pelam Cryptocaria griffithiana Wight 540-840 Cinnamomum parthenoxylon (jack) 61 Medang Putih Meisn 400-860 62 Medang Sulung Magnolia bintuluensis (A. Agostini) Noot 390-825 63 Medang Tanahan Dehaasia cuneata (Blume) 580-900 64 Medang Telok Bujuk Cryptocaria sp 350-870 65 Menggris Koompassia malaccensis Maingay 670-1.290

110 | Lampiran

Pohon-Pohon Hutan Alam Rawa Gambut Merang

No Nama Merang Nama Ilmiah Bj (kg/m3 ) 66 Meranti Batu Shorea sp 290-835 67 Meranti Bungo Shorea gibbosa Brandis 400-815 68 Meranti Dekat Shorea sp 69 Meranti Kelungkung Shorea uliginosa Foxw 420-810 70 Meranti Merawan Shorea teysmania Dyer 400-815 71 Meranti Payau Shorea dasyphylla Foxw 290-835 72 Nangoi Calophyllum sclerophyllum Vesque 510-830 73 Pabung Campnosperma macrophylla Hook f 310-600 74 Pais Diospyros siamang Bakh. 640-1.270 75 Parak Santiria leavigata Blume 470-860 76 Pecah Pinggan 77 Pego 78 Pelawan Tristaniopsis obovata (Benn.) 865-1.250 79 Pepahit Quasia borneensis 80 Piyuta Amoora sp 450-1.120 81 Pulai Alstonia pneumatophora Backer 400 82 Punak Tetramerista glabra 625-800 83 Rambe Ayam Aporosa arborea (Blume) Muell. Arg 570-890 84 Ramin Gonystylus bancanus (Miq.) Kurz 460-840 85 Rengas Burung Melanorrhoea wallichii Hook f 660 86 Rengas Lempuing Mangifera quadrifida Jack 410-800 87 Resak Vatica wallichii Dyer 550-960 88 Resak Putih Vatica venulosa 660-970 89 Ribu-ribu Eugenia sp 450-1.100 90 Ridan Nephelium maingayi Hiern 615-1110 91 Samak Glochidion superbum Baillon 440-890 92 Seluai Pometia alnifolia Raldk 735-915 93 Semeragi Carallia brachiata (Lour.) Merr 640-1.050 94 Setepung Callicarpa pentandra Roxb 455-510 Archidendron fagifolium (Miq.) 95 Siagar I.C.Nielsen. 96 Sigam 97 Sijau Gironniera subaequalis Planch 750 98 Simpur Dillenia eximia miq 680-930 99 Sluai Dacryodes costata (Benn.) H.J. Lam 520-1.040 100 Tembesu Fagraea fragrans 510-930 101 Tenam Anisoptera marginata Korth 520-800

111 | Lampiran

Pohon-Pohon Hutan Alam Rawa Gambut Merang

No Nama Merang Nama Ilmiah Bj (kg/m3 ) 102 Tenggeran Punai 310-600 103 Tepis Sageraea lanceolata Miq 590-900 104 Trentang Camnosperma coriaceum (Jack) 105 Tukulan Blumeodendron tokbrai (Blume) 430-895 106 Uyah-Uyah Uranda secundiflora O Ktze 510-800

112 | Lampiran

Pohon-Pohon Hutan Alam Rawa Gambut Merang

Tentang Penulis

Chandra Agung Septiadi Putra

Lulus S1 dari Jurusan Silvikultur Fakultas Kehutanan IPB pada tahun 2010 setelah melakukan penelitian tentang evaluasi revegetasi lahan bekas tambang di PT. NMR, Manado. Pernah bekerja sebagai Manager Area dan Supervisor pada proyek penanaman 500.000 pohon kerja sama IPB dengan PT. Bank Mandiri tbk selama 1 tahun. Kemudian bekerja di PT. GPS, Halmahera, Menangani reklamasi lahan tambang, dan persemaian. Bergabung dengan MRPP-GIZ sebagai Forest Carbon Assistant pada tahun 2011 untuk mengkoordinir segala kegiatan lapangan dan analisa laboratorium.

Solichin Manuri

Setelah menyelesaikan S1 pada Jurusan Konservasi Sumberdaya Hutan Fakultas Kehutanan IPB pada tahun 1997, memulai bekerja di Sustainable Forest Management Project yang merupakan project kerjasama teknis Indonesia-Jerman. Tahun 2000, melanjutkan S2 pada Fakultas Ilmu Kehutanan dan Lingkungan di Albert-Ludwig Universitaet Freiburg, Jerman. Pada tahun 2003 bekerja sebagai RS/GIS Specialist pada South Sumatra Forest Fire Management Project yang didanai oleh Uni Eropa. Tahun 2008, melanjutkan kiprahnya di Sumatera Selatan sebagai Forest Carbon Specialist pada Merang REDD Pilot Project yang didanai oleh pemerintah Jerman.

Heriyanto

Menetap di Dusun Bina Desa, Desa Muara sejak tahun 1997. Dengan pendidikan terakhir SMP di sungai lilin. Memiliki pengalaman kerja surveyor maupun penebang di berbagai HPH yang ada di HRGM. Bahkan sempat menjadi penebang liar sejak perusahaan berhenti beroperasi. Dari sana diperoleh pengetahuan lapangan dalam melakukan identifikasi pohon. Mulai terlibat aktif dengan kegiatan lapangan MRPP sejak mengikuti pelatihan Kelompok Masyarakat Peduli Hutan pada tahun 2009.

Charles Sibagariang

Lahir di Medan, Sumatra Utara dan kemudian menetap di Desa Kepayang Indah sejak tahun 1990 dan bekerja sebagai penebang liar hingga cukup terkenal di kawasan HRGM. Hingga akhirnya terlibat aktif dengan kegiatan lapangan MRPP sejak tahun 2009.

113 | Tentang Penulis

Buku ini dapat diperoleh di:

Merang REDD Pilot Project (MRPP-GIZ) Kantor Dinas Kehutanan Sumsel. Jl. Jend. Sudirman No. 2837 KM 3.5. P.O. BOX 1229 – Palembang 30129 South Sumatera, Indonesia

T: ++62 – 711 – 353 185 F: ++62 – 711 – 353 176 E: [email protected] I: www.merang-redd.org