Perilaku Keranjingan Musik Jazz di Kalangan Penggemar Musik Jazz (Studi Deskriptif Tentang Perilaku Keranjingan Musik Jazz pada Penggemar Musik Jazz di Kota ) F.X. Mario Valentino Febryansach Departemen Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga Email : [email protected]

ABSTRAK

Penggemar musik jazz memiliki ketertarikan yang mendalam pada musik jazz. Ketertarikan penggemar musik jazz tidak hanya sebatas memahami musik musiknya melain juga seperangkat yang terkandung di dalamnya. Ketertarikan pada musik jazz menyebabkan penggemar meluangkan waktu untuk mendengar musik jazz dan mengkonsumsi produk-produk musik jazz. Ketika penggemar musik jazz mulai mendengarkan musik jazz dan mengkonsumsi berlebih maka muncul perilaku keranjingan. Menurut Paul Horton dan Chester L. Hunt perilaku keranjingan adalah perilaku ketagihan individu pada suatu hal. Keranjingan berbeda dengan kebiasaan. Keranjingan sangat susah dihentikan dan cenderung memberikan efek psikologis pada individu. Selain itu, keranjingan terjadi dalam jangka waktu yang lama dan terus-menerus. Penelitian ini memfokuskan pada bagaimana proses terbentuknya perilaku keranjingan musik jazz pada penggemar musik jazz di kota Surabaya serta mengidentifikasi faktor-faktor apa yang mempengaruhi terbentuknya perilaku keranjingan tersebut dengan menggunakan teori kelompok primer dan celebrity worship. Paradigma yang digunakan untuk memahami permasalahan dalam penelitian ini adalah definisi sosial dengan pendekatan kualitatif. Subjek dalam penelitian ini berjumlah delapan orang yang terdiri dari musisi dan penggemar musik jazz di kota Surabaya. Metode penentuan subjek yang digunakan pada penelitian ini adalah purposive sampling. Metode yang digunakan untuk pengumpulan data adalah wawancara langsung dengan menggunakan instrument pedoman penelitian. Hasil yang ditemukan dalam penelitian ini antara lain: 1) Proses keranjingan dapat dibagi menjadi tahap pengenalan, ketertarikan, kebiasaan dan keranjingan 2) Faktor- faktor yang mempengaruhi terbentuknya perilaku keranjingan antara lain faktor lingkungan sosial dan faktor idola. Faktor lingkungan memiliki pengaruh yang lebih besar dalam membentuk keranjingan.

Kata kunci : musik jazz, keranjingan, ketertarikan, kebiasaan, pengenalan penggemar

ABSTRACT

Jazz fans have a deep interest in jazz. The interest of jazz fans is not only limited to understanding the music but also the set contained in it. Interest in jazz has caused fans to spend time listening to jazz music and consuming jazz products. When jazz fans start listening to jazz and consume excess, avid behavior arises. According to Paul Horton and Chester L. Hunt avid behavior is an individual's addictive behavior towards something. Avidness is different from habits. Avidness is very difficult to stop and tends to have a psychological effect on individuals. In addition, craze occurs over a long period of time and continuously. This study focuses on how the process of forming jazz avid behavior in jazz fans in the city of Surabaya as well as identifying what factors influence the formation of such behavior by using primary group theory and celebrity worship. The paradigm used to understand the problems in this study is the social definition with a qualitative approach. The subjects in this study were eight people consisting of musicians and jazz fans in the city of Surabaya. The method of determining the subjects used in this study was purposive sampling. The method used for data collection is direct interviews using research guideline instruments. The results found in this study include: 1) The avid process can be divided into the stages of recognition, attraction, habits and avidness 2) Factors that influence the formation of avid behavior include social environmental factors and idol factors. Social environmental factors have a greater influence in forming avidness.

Keywords: jazz, avid behavior, interest, habit, fan recognition

PENDAHULUAN Manusia dalam kesehariannya tidak musik jazz hanya untuk dirasakan bukan bisa terlepas dari musik. Musik dapat untuk diungkap melalui kata-kata. Lain ditemukan di perangkat elektronik seperti halnya dengan seorang kritikus bernama radio, smartphone, musik player, dan televisi Joachim Berendt mendefinisikan musik jazz yang sering digunakan oleh manusia. Musik sebagai bentuk seni musik yang berasal dari dapat juga ditemukan dari suara yang dibuat Amerika melalui konfrontasi orang kulit melalui alat musik atau bibir seseorang. hitam dengan musik Eropa. Pendefinisian Musik adalah susunan suara atau nada yang yang dilakukan Joachim Berendt tersebut mengandung melodi, irama dan menggunakan sudut pandang sejarah. keharmonisan. Musik berkembang dengan Sedangkan, Krin Gabbard seorang professor cepat dan melampaui batas wilayah suatu dibidang jazz mendefinisikan musik jazz masyarakat yang menikmati atau sebagai musik yang penuh dengan menciptakan. Perkembangan musik diawali improvisasi permainan nada dan ritmis. Dari dengan musik tradisional hingga menjadi semua definisi yang disebutkan diatas tidak musik modern atau populer. Musik populer ada yang salah dan dapat diterima sebagai adalah musik yang diminati banyak orang di definisi karena musik jazz masih terbuka dunia dan memiliki pengaruh serta memiliki dengan segala definisi. banyak penggemar yang beranekaragam di Sejarah musik jazz di dunia bermula dunia. Musik populer dapat dibagi menjadi pada abad 19, pada masa itu banyak orang beberapa jenis antara lain musik pop, rock, kulit hitam (Afrika – Amerika) yang reggae dan jazz. mengalami masa perbudakan dan perlakuan Musik jazz merupakan musik diskriminatif dari orang kulit putih (Eropa) di populer yang lahir di Amerika. Musik jazz Benua Amerika. Mereka mengalami tekanan hingga saat ini masih sulit untuk yang berat dan menginginkan sarana untuk didefinisikan bahkan musisi jazz Louis mengekpresikan kesedihan dan Amstrong ketika ditanya mengenai “Apa itu kehidupannya sehingga mereka menciptakan jazz”, ia menjawab “Kalau kamu bertanya, musik blues yang merupakan percampuran kamu tidak akan pernah tahu”1. Baginya musik tradisional Afrika dengan musik klasik

1 Szwed, F. John. 2008. Memahami dan Menikmati Musik Jazz. : Gramedia Pustaka Utama dan pertunjukan dari Eropa. Musik blues ritme musik jazz sehingga dapat digolongkan kemudian bercampur dengan musik ragtime sebagai musik jazz. Mereka memainkan untuk menciptakan musik jazz. Musik jazz musik jazznya di hotel-hotel. Pada saat itu, berkembang pertama kali tahun 1890 di New musik jazz dimainkan atau diperdengarkan Orleans. Musik jazz pada saat itu dimainkan hanya di Jakarta. Namun karena di kelab dan bar. Oleh karena berakar pada kepopulerannya di Jakarta maka musik jazz musik blues (meskipun diciptakan melalui tersebut dapat dimainkan di kota lain seperti percampuran dengan musik ragtime), musik Surabaya dan . Di Kota Surabaya, jazz memiliki ritme dan melodi yang hampir musik jazz biasa dimainkan Hotel Oranje sama dengan blues akan tetapi memiliki (Yamato). Penyebaran musik jazz di dua kota kekhasan tersendiri. Musik jazz merupakan tersebut makin mempopulerkan jazz di musik yang terbuka sehingga dalam .4 perkembangannya berimprovisasi secara Selanjutnya, perkembangan musik terus-menerus dan ini tidak meninggalkan jazz di Indonesia dapat dikatakan cukup kebudayaan otentik musik jazz itu sendiri, lambat, bahkan hampir mati keberadaannya seperti kunci-kunci lagu yang ‘miring’, pada awal tahun 1960an. Penyebab utamanya harmoni ritme dan kepribadian jazz itu adalah adanya masalah politik yang terjadi sendiri2. Gaya musik jazz dapat dibagi dalam negeri yang menyebabkan semua menurut periode perkembangannya antara budaya barat harus ditinggalkan bahkan lain swing, bebob, dixieland, cool and dimusnahkan. Setelah masalah politik hardbop, free jazz dan fusion jazz3. tersebut selesai, muncul tren musik populer Sementara itu, musik jazz pertama seperti musik pop dan rock yang mewabah kali masuk Indonesia pada tahun 1920an. dikalangan generasi muda juga turut Masuknya musik jazz ini dibawa oleh musisi menyebabkan musik jazz berkembang dari Filipina. Musik yang dibawa tersebut dengan cukup lambat yang dimana tidak murni jazz akan tetapi mengandung menyebabkan generasi muda lebih

2 Skripsi Fenomena musik jazz di kalangan gen Y 4 Nugroho, Andreas D., Niwandhono, Pradipto. 2014. Surabaya Perspektif theory of planned behavior. Perkembangan Musik Jazz di Surabaya 1960-1985. 2012. Christoper Oliver. Hlmn Verleden: Jurnal Kesejarahan, Vol. 4 No. 2, 9-106 3 Becoming a Jazz musician: pola sosialisasi musik Jazz pada beberapa musisi BaleJazz. 2010. Adrian Rahmat Purwanto memusatkan perhatiannya pada musik-musik Setiap festival musik jazz yang ada di popular itu. Namun sejak tahun 1980an Indonesia tercatat mengalami peningkatan hingga 1990an musik jazz berkembang jumlah penonton. Penonton festival musik sangat pesat. Pada tahun 1980an hingga jazz tersebut berasal dari kelas ekonomi 1990an muncul banyak musisi atau grup menengah6. Java Jazz yang merupakan band yang berbakat antara lain Indra festival musik jazz terbesar di Indonesia yang Lesmana, Benny Likumahuwa, Grup mengalami peningkatan jumlah penonton. Krakatau, Fariz RM, Dira Sugandi dan Pada tahun 2004, ketika pertama kali Syaharani. Kehadiran musisi-musisi tersebut mengadakan festival, jumlah penonton Java dapat menjajarkan musik jazz dengan musik Jazz sekitar 50.000 orang. Namun pada 2014, pop dan rock. Pada masa kini, musik jazz jumlah penontonnya menjadi sekitar 120.000 berkembang semakin variatif akibat orang7. Jazz Traffic pun mengalami hal yang teknologi sehingga musik jazz terus sama. Festival musik jazz terbesar di Jawa mengalami improvisasi. Muncul musisi- Timur yang diadakan di Kota Surabaya, pada musisi yang menyajikan musik jazz dengan tahun 2011 tercatat memiliki penonton cara yang baru seperti Kunto Aji, Barry sekitar 2.500 orang8 dan pada tahun 2014 Likumahuwa dan Idhang Rasjidi. Selain itu, sekitar 7.000 orang9. Peningkatan jumlah festival musik jazz semakin banyak penonton pada festival musik jazz tersebut bermunculan seperti Java Jazz, Jazz Traffic, salah satunya disebabkan masih Prambanan Jazz dan Jazz Bromo5. ditampilkannya musik popular lain seperti Munculnya event-event tersebut musik pop sebagai magnet atau daya tarik menunjukkan musik jazz semakin serta demi kepentingan komersil. Penyanyi berkembang dan mendapatkan antusiasme seperti Ari Lasso, Anji, maupun band seperti dari masyarakat. Sheila On 7 masih ditampilkan pada festival- festival musik jazz tersebut. Bahkan Java Jazz pernah menampilkan Jessie J pada tahun

5 https://www.mldspot.com/music/perkembangan- 8 http://nova.grid.id/Embed/News/Varia- musik-jazz-di-indonesia Warta/Heboh-Jazz-Traffic-Di-Surabaya 6 https://seleb.tempo.co/read/647611/nonton-java- 9 jazz-cara-kelas-menengah-unjuk https://www.pressreader.com/indonesia/nova/201412 diri/full&view=ok 01/282239483949478 7 https://id.yamaha.com/id/news_events/2014/yamaha_ jjf2014.html 2015. Kehadiran musik populer lain dalam merupakan kafe yang bernuansa jazz dan festival musik jazz di festivalnya memang selalu menampilkan band beraliran jazz. seringkali “menggusur” musik jazz sendiri. Penggemar musik jazz pada Namun, hal tersebut tidak menandakan umumnya memiliki ketertarikan yang bahwa jumlah penggemar musik jazz tidak mendalam pada jenis musik ini. Ketertarikan mengalami peningkatan. mereka tidak hanya sebatas memahami Saat ini, penggemar musik jazz terus musik jazz hanya pada musiknya saja, meningkat. Hal ini dibuktikan dengan melainkan juga kandungan yang ada di semakin banyaknya muncul komunitas dalamnya, seperti seperangkat gagasan penggemar (walaupun beberapa diantaranya mengenai sejarah, tradisi, pemikiran, citraan sudah terlebih dahulu ada sebelum dan kosakata yang memberi musik jazz munculnya festival musik jazz). Komunitas realitas dan keberadaan10. Penggemar musik ini terbentuk berdasarkan adanya jazz dalam kesehariannya pasti meluangkan kepentingan bersama yang berhubungan waktu untuk mendengarkan musik jazz. dengan jazz seperti sharing lagu dan Tujuan penggemar musik jazz mendengarkan informasi mengenai jazz, jamming serta musik jazz beranekaragam, antara lain untuk mendengarkan musik jazz bersama. memuaskan diri, menghibur diri, dan Komunitas ini seringkali terbentuk mengekspresikan perasaan. Selain itu, berdasarkan hubungan antarpersonal baik berdasarkan penelitian Fachner yang hubungan pertemanan maupun hubungan berjudul Jazz, Improvisation and a Social kekeluargaan. Namun tidak menutup Pharmacology of Music menyebutkan bahwa kemungkinan didasarkan pada kepentingan musik jazz juga memberikan perasaan tenang bisnis. Di Kota Surabaya terdapat banyak melalui efek flow yang diberikannya11. Efek komunitas musik jazz yang sudah eksis sejak flow tersebut merupakan salah satu penyebab lama maupun yang baru didirikan, seperti C penggemar musik jazz ingin terus-menerus Two Six, Jazz Fussion, Korek Jazz, serta Jazz mendengarkan musik jazz. Centrum dan Maxx Jazz. Khusus nama Penggemar musik jazz juga layaknya Centrum dan Maxx, keduanya juga penggemar musik populer pada umumnya.

10Szwed, F. John. 2008. Memahami dan Menikmati 11 Fachner, J. 2003. Jazz, Improvisation And A Social Musik Jazz. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama Pharmacology Of Music. Music Therapy Today, vol. IV, 3. Mereka juga mengkonsumsi produk-produk Perilaku keranjingan ini disebabkan yang berhubungan dengan musik jazz. oleh beberapa hal. Berdasarkan penelitian Mengkonsumsi produk yang berhubungan Tiara Arum Suparmi dalam Perilaku Remaja dengan musik jazz dalam artian Urban terhadap Budaya Populer ditemukan mengeluarkan uang untuk memperoleh atau bahwa perilaku keranjingan terjadi karena membeli produk-produk musik jazz, seperti: adanya pengaruh lingkungan sosial yang lagu digital, CD, menonton konser, baju, dimiliki seseorang antara lain peer group. souvenir dan pernak-pernik yang bertema Pada penelitian tersebut peer group dapat musik jazz. Mereka mengeluarkan biaya menyebabkan seorang remaja menjadi untuk mengkonsumsi produk musik jazz keranjingan pada budaya populer dikarenakan adanya ketertarikan. Konsumsi dikarenakan adanya interaksi yang terjadi yang dilakukan penggemar musik jazz ini didalamnya12. Dalam interaksi inilah terjadi pun sering dilakukan secara terus - menerus. pertukaran informasi dan referensi mengenai Ketika penggemar musik jazz mengkonsumsi budaya populer. Ketika seorang remaja dan mendengarkan musik jazz secara berada dalam suatu lingkungan yang berlebih atau ketergantungan maka akan memiliki kegemaran terhadap suatu budaya muncul perilaku keranjingan pada popular, maka hal ini menandakan adanya penggemar musik jazz. kecenderungan remaja tersebut untuk mengikuti referensi dari peer group dan Penggemar musik jazz yang menjadi keranjingan akan budaya populer tergolong berperilaku keranjingan akan yang sama. Karena itu dapat dikatakan banyak menghabiskan waktu dan biaya lingkungan sosial menjadi salah satu faktor hanya untuk musik jazz. Bentuk-bentuk terjadinya keranjingan. keranjingannya seperti tidak bisa lepas dari mendengarkan dan mengkonsumsi produk- Selain peer group, idola juga turut produk musik jazz, selalu mengikuti sesuatu menjadi salah satu faktor terjadinya perilaku yang terbaru dari musik jazz, melakukan keranjingan pada masyarakat yang pengorbanan untuk musik jazz dan hidupnya menggemari budaya populer termasuk terpengaruh musik jazz. penggemar musik. Dalam penelitian M. Salis Yuniardi pada Identitas Diri Slankers

12 Suparmi, Tiara Arum. 2014. Perilaku Remaja Perilaku Keranjingan Remaja Urban di Surabaya. Urban Terhadap Pop Culture: Studi Dekriptif Skripsi. Surabaya: Universitas Airlangga Surabaya ditemukan bahwa pengidolaan berlebihan faktor yang mempengaruhinya. Penelitian ini oleh penggemar Slank ditunjukkan dengan berfokus pada faktor-faktor yang kefanatikan penggemar untuk menonton mempengaruhinya, seperti lingkungan, idola, konser Slank, walaupun dengan kondisi yang dan diri sendiri yang mempengaruhi proses kurang mendukung, seperti berdesak- terbentuknya perilaku keranjingan pada desakan hingga hujan13. Selain itu, penggemar musik jazz di Kota Surabaya. berdasarkan penelitian Rovi Ashari pada Kajian Teoritik Slank adalah Aku ditemukan pengidolaan dari penggemar Slank yang berlebih Keranjingan menyebabkan perubahan sikap, perilaku dan Keranjingan memiliki arti tergila-gila atau 14 penampilan . Bahkan ini dapat digolongkan gemar sekali terhadap suatu objek. Menurut sebagai perilaku keranjingan. Sebagai Paul Horton dan Chester L. Hunt, perilaku contoh, seorang Slanker pada penelitian keranjingan merupakan perilaku ketagihan tersebut merubah cara penampilan dengan individu terhadap suatu hal. Keranjingan menggunakan T-shirt yang ketat cenderung berbeda dengan kebiasaan. Keranjingan kecil atau kekecilan, celana cutbray ketat, susah dihentikan dan terjadi dalam jangka sepatu kets, rantai dompet serta jaket yang waktu yang panjang dan cenderung sobek yang identik dengan karakter personel mengobsesi15. Dalam penelitian ini yang Slank. Hal tersebut dilakukan hanya untuk menjadi objek adalah musik jazz. menunjukkan ketertarikannya pada Slank Penelitian ini juga menggunakan teori sebagai idolanya. kelompok sosial dan celebrity worship.

Penelitian ini mengkaji tentang Penggunaan kedua teori ini berfungsi untuk perilaku keranjingan yang terjadi pada mengidentifikasi faktor-faktor yang penggemar musik jazz di Kota Surabaya. mempengaruhi terbentuknya perilaku Penelitian ini bertujuan untuk memahami keranjingan. proses terbentuknya perilaku keranjingan musik jazz pada penggemar musik jazz di Kelompok Primer Charles Horton Cooley Kota Surabaya dan mengidentifikasi faktor-

13 M. Salis Yuniardi, Identitas Diri Para Slanker. 15 Paul Horton dan Chester L Hunt. 1999. Sosiologi Penelitian DP2M, 2010 Jilid 2, Jakarta: Erlangga. 14Rovi Ashari, Skripsi ‘Slank adalah Aku‘, 2009. Universitas Sebelas Maret Kelompok Primer menurut Charles Horton berada dekat dengan keluarga dan Cooley adalah kelompok yang ditandai pertemanan maka hubungan mereka akan dengan adanya hubungan yang erat dimana terkait satu dengan lainnya dalam hal apapun. anggota-anggotanya saling mengenal dan Dalam konteks ini apabila keluarga atau peer sering kali berkomunikasi secara langsung group tertarik pada musik jazz maka seorang berhadapan muka (face to face) serta terdapat individu tersebut besar kemungkinan untuk kerjasama yang bersifat pribadi atau adanya tertarik pada musik jazz dan bahkan ikatan psikologis yang erat16. Syarat - syarat keranjingan karena adanya pengaruh sebuah kelompok dapat dikatakan sebagai kelompok primer. kelompok primer yakni: 1. Anggota-anggota dalam suatu kelompok Celebrity Worship secara fisik saling berdekatan dan Celebrity Worship adalah perilaku seseorang berinteraksi secara intensif. atau kelompok penggemar yang obsesif dan 1.2 Jumlah anggota kelompok harus kecil, adiktif terhadap segala seseuatu yang dengan tujuan agar setiap anggota kelompok berhubungan dengan artis atau selebriti yang dapat bertatap muka dan berinteraksi secara diidolakan serta menyebabkan adanya langsung. hubungan satu arah dari penggemar terhadap 1.3 Tedapat hubungan yang berkelanjutan idola. Celebrity worship terbagi menjadi tiga atau agak permanen tingkatan17, yaitu: Kelompok primer antara lain adalah keluarga 1. Hiburan sosial. Ini merupakan dan pertemanan. Kelompok primer juga tingkat terendah dalam celebrity dianggap penting oleh Charles Horton worship. Pada tingkat ini Cooley, karena kelompok ini memiliki penggemar tertarik untuk pengaruh yang sangat mendasar dan mendapatkan informasi terbaru merupakan tempat pembentukan watak diri. selebriti, termasuk kehidupan Keluarga dan peer group yang dimiliki pribadinya. Penggemar senang seorang individu menentukan sikap dan membicarakan selebriti idola perilaku individu tersebut. Apabila individu mereka sebagai wujud

16 Narwoko J. Dwi & Bagong Suyanto. 2011. 17 Sunarni. 2015. Pengaruh Celebrity Worship Sosiologi Pengantar dan Teks Terapan. Jakarta: tehadap Identitas Diri Remaja Usia SMA di Kota Kencana Yogyakarta. Jurnal. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta ketertarikan mereka terhadap Pembahasan kemampuan yang dimiliki oleh Dalam penelitian ini, peneliti melibatkan selebriti tersebut delapan informan yang merupakan 2. Perasaan pribadi yang intens. Ini penggemar musik jazz yang terdiri dari merupakan tingkat kedua dalam empat orang musisi dan empat orang celebriti worship. Pada tingkat ini penggemar musik jazz biasa. Terdapat dua penggemar memiliki obsesi orang informan berjenis kelamin perempuan terhadap segala hal yang dan enam orang informan berjenis kelamin berhubungan dengan selebirti laki-laki. Setiap informan memiliki latar idolanya. Penggemar tergolong belakang keluarga yang berbeda yaitu impulsif dan kompulsif terhadap keluarga musisi dan keluarga yang hanya segala hal yang berhubungan tertarik pada musik secara umum. Semua dengan selebriti idolanya. informan tersebut merupakan sumber data 3. Patologis. Ini merupakan tingkat utama yang digunakan dalam penelitian ini tertinggi dan paling ekstrim Berikut daftar informan / subjek yang dalam celebrity worship. Pada diwawancara dalam penelitian ini : tingkatan ini penggemar Tabel I.1 cenderung memiliki fantasi Daftar Subjek Penelitian irasional dan tidak terkontrol Musisi jazz / No Nama Subjek Umur tentang selebriti idolanya. Selain Penggemar itu penggemar juga rela 1 YG 38 Musisi Jazz melakukan apa saja demi 2 LM 27 Musisi Jazz idolanya 3 EA 21 Musisi Jazz

Dalam penelitian ini, celebrity worship akan 4 KP 24 Musisi Jazz gunakan untuk melihat apakah memiliki 5 HSP 26 Penggemar Musik jazz pengaruh terhadap munculnya perilaku 6 RW 20 Penggemar Musik Jazz keranjingan. Celebrity worship terhadap 7 AN 58 Penggemar Musik Jazz musisi jazz akan mempengaruhi seseorang 8 IS 36 Penggemar Musik Jazz untuk berperilaku keranjingan pada musik jazz. Proses Terbentuknya Perilaku mengenalnya sehingga memiliki Keranjingan Pada Penggemar Musik Jazz pengalaman dengan musik jazz. Tahap pengenalan individu dengan Proses terbentuknya perilaku musik jazz tersebut terjadi karena keranjingan musik jazz pada penggemar adanya pengaruh lingkungan sosial musik jazz di Kota Surabaya dapat dijelaskan dan berdasarkan diri individu itu dalam beberapa tahap antara lain : sendiri19. 1. Tahap Pengenalan dengan Musik 1.1 Pengenalan Karena Pengaruh Jazz Fokus utama dalam penelitian ini Lingkungan Sosial yakni memahami bagaimana terbentuknya perilaku keranjingan 1. Manusia merupakan makhluk sosial pada penggemar musik jazz. Namun yang dimana dalam kehidupannya sebelum individu penggemar menjadi selalu membutuhkan satu sama lain. keranjingan pada musik jazz, terlebih Setiap individu pasti memiliki dahulu penggemar tersebut lingkungan sosial. Lingkungan sosial mengalami tahap pengenalan pada sendiri adalah tempat dimana musik jazz. Pada tahap pengenalan, invididu dapat berinteraksi dan individu belum bisa dikatakan melakukan sesuatu dengan sebagai penggemar musik jazz karena sesamanya. Lingkungan sosial belum memiliki pengalaman ataupun tersebut terdiri keluarga, pertemanan mengenalnya. Tahap pengenalan dan masyarakat. Dalam lingkungan menurut Bloom merupakan level sosial, interaksi yang terjadi antara pertama dimana individu mengetahui individu dengan individu lainnya sesuatu baik secara langsung atau bertujuan untuk menukarkan sesuatu tidak langsung18. Pada tahap ini seperti nilai, norma, pemikiran individu bersentuhan pertama kali maupun pengetahuan20. dengan musik jazz dan mulai

18 Adams N. E. (2015). Bloom's taxonomy of Bahaya Merokok. Jurnal Promkes, Vol. 5 No. 2 Hal. cognitive learning objectives. Journal of the Medical 205-206 Library Association : JMLA, 103(3), 152-3. 20 Alton Chua, (2002) "The influence of social 19 Puspita, Novia. 2017. Persepsi Perokok Surabaya interaction on knowledge creation", Journal of Terhadap Pesan Iklan Layanan Masyarakat Mengenai Intellectual Capital, Vol. 3 Issue: 4, pp.375-392 Interaksi yang terjadi memberikan pengaruh pilihan individu itu sendiri. Dalam tahap pada individu satu dengan lainnya serta dapat pengenalan dengan musik jazz, setiap merubah pola perilaku individu21. Dalam individu memiliki kehendak bebas dalam tahap pengenalan dengan musik jazz, memilih untuk mengenal atau tidak mengenal interaksi yang terjadi antara individu dengan musik jazz secara pribadi. Lingkungan sosial individu lainnya membuka peluang untuk tidak memberikan pengaruh ataupun tekanan mengenal musik jazz. terhadap diri individu tersebut.

1.2 Pengenalan Berdasarkan Diri 2. Tahap Ketertarikan dengan Musik Sendiri Jazz

Setiap manusia dalam hidupnya Dalam tahap pengenalan, individu memilki kehendak bebas dalam melakukan dikenalkan pada musik jazz sehingga suatu hal. Kehendak bebas adalah memiliki pengalaman dan pengetahuan kemampuan yang dimiliki setiap individu tentang musik jazz. Selanjutnya, pada tahap untuk menentukan suatu rencana atau ketertarikan individu yang tertarik dengan tindakan yang akan dilakukan secara bebas musik jazz akan mencoba mendengarkan dari hambatan baik dari dalam diri ataupun kembali musik jazz. Ketertarikan dapat dari luar diri individu.22 Dalam berkehendak muncul secara langsung setelah tahap bebas setiap individu bertindak dengan pengenalan atau pun membutuhkan waktu kesadaran dan memiliki kontrol serta yang lama. Ketertarikan pada musik jazz bertanggung jawab penuh terhadap dapat muncul dikarenakan individu tindakannya.23 Setiap tindakan individu memperoleh manfaat dari musik jazz seperti tersebut bebas dari tekanan orang lain merasakan eforia atau kesenangan, ataupun pengaruh lingkungan sosial, yang penghiburan dan hal-hal lainnya. Hal tersebut artinya tindakan yang dilakukan merupakan sesuai dengan manfaat24 musik pada

21 Chen, C. W., Aztiria, A., Allouch, S. B., & construct. Social and Personality Psychology Aghajan, H. (2011, November). Understanding the Compass, 11(1), e12293. influence of social interactions on individual’s 23 Monroe, A. E., & Malle, B. F. (2010). From behavior pattern in a work environment. uncaused will to conscious choice: The need to study, In International Workshop on Human Behavior not speculate about people’s folk concept of free will. Understanding (pp. 146-157). Springer, Berlin, Review of Philosophy and Psychology, 1(2), 211– Heidelberg. 224. 22 Feldman, G. (2017). Making sense of agency: 24 Rasyid, F. 2010. Cerdaskan Anakmu dengan Belief in free will as a unique and important Musik. Yogyakarta: Diva Press umumnya termasuk musik jazz yang antara kelompok primer yang dimiliki individu lain : sehingga memiliki kedekatan dan pengaruh yang besar pada individu. Sedangkan 2.1 Memberikan semangat pada jiwa lingkungan masyarakat merupakan yang lelah, resah dan lesu serta dapat kelompok sekunder yang juga memiliki memberikan rasa santai dan nyaman pengaruh. 2.2 Menyembuhkan depresi dan kegelisahan Lingkungan keluarga dapat 2.3 Dapat menjadi alat terapi kesehatan mempengaruhi ketertarikan individu dengan 2.4 Dapat membawa individu ke dalam musik jazz. Menurut Suwarman, keluarga suasana hati yang baik dalam waktu adalah sebuah kelompok yang terdiri dari dua yang singkat orang atau lebih yang terikat perkawinan, 2.5 Dapat meningkatkan kecerdasan dan darah dan adopsi26. Keluarga yang terikat mencegah hilangnya daya ingat secara darah, perkawinan dan adopsi 2.6 Dapat meningkatkan motivasi memiliki hubungan yang sangat dekat individu sehingga keluarga memiliki pengaruh yang besar pada perilaku individu27. Selain itu, Ketertarikan pada musik jazz juga keluarga juga menyebarkan kebiasaan atau dapat muncul dikarenakan pengaruh dari sikap yang dimiliki kepada anggotanya lingkungan sosial yang dimiliki individu. melalui imitasi. Penyebaran kebiasaan ini Lingkungan sosial merupakan individu lain dilakukan orangtua kepada anaknya28. Selain yang tinggal disekitar sekitar satu individu orangtua, saudara kandung yang lebih tua dan memberikan pengaruh. Lingkungan juga melakukan penyebaran ini bahkan lebih sosial dapat dibagi menjadi lingkungan konsisten mempengaruhi dibandingkan keluarga, lingkungan pertemanan dan lingkungan masyarakat25. Lingkungan keluarga dan pertemanan merupakan

25 Gunadi, Andi A. (2017). Pengaruh Lingkungan Refrensi terhadap Keputusan Konsumen Membeli Sosial terhadap Imajinasi Anak. Jurnal Refleksi Kosmetika Khusus Pria. JOM Fekon Vol. 1(2) Edukatika, 7(2) 28 Wilkinson, Anna; Shete, Sanjay; Prokhorov, 26 Sumarwan, Ujang, 2004. Perilaku Konsumen Teori Alexander. (2008). The Moderating Role of Parental dan Penerapan dalam Pemasaran. Bogor: Ghalia Smoking on Their Children’s Attitudes Toward Indonesia Smoking Among a Predominantly Minority Sample: 27 Novita, Nelly; Sulistyowati, Lilis Dra. Hj; Musfar, A Cross- Sectional Analysis. Substance Abuse Tengku F. (2014). Pengaruh Keluarga dan Kelompok Treatment, Prevention, and Policy 3:18 orangtua29. Ketika individu tinggal di pengaruh yang besar pada diri individu keluarga yang memiliki ketertarikan pada bahkan lebih dari pengaruh yang diberikan musik jazz maka individu tersebut cenderung lingkungan keluarga. Lingkungan tertarik dengan musik jazz dikarenakan pertemanan yang dimiliki individu terdiri pengaruh kedekatan sebagai keluarga dan dari peer group dan sahabat. adanya penyebaran kebiasaan dan sikap Menurut Novandi dan Djazari, peer dalam keluarga. Hal ini berlaku seperti group atau teman sebaya merupakan suatu halnya ketika individu memiliki keluarga lingkungan yang terdiri dari sekelompok atau orangtua yang merokok maka ada orang yang memiliki kesamaan sosial, seperti kecenderungan individu tersebut untuk kesamaan tingkat, usia, minat dan status merokok30. dengan berbagai karakter individu yang Lingkungan pertemanan juga dapat mampu mempengaruhi perilaku individu31. mempengaruhi individu untuk memiliki Peer group yang dimiliki individu antara lain ketertarikan dengan musik jazz. Hal ini teman sekolah, teman bermain, rekan kerja dikarenakan individu lebih sering dan teman dengan hobi yang sama. Peer menghabiskan waktu dan berinteraksi group tidak memiliki kedekatan khusus. dengan lingkungan pertemanannya. Selain Sedangkan sahabat atau best friend adalah itu, ketertarikan tersebut muncul karena satu individu atau lebih yang memiliki adanya kesamaan dan kedekatan. Ketika hubungan interpersonal yang intim. Definisi individu tinggal di lingkungan pertemanan tesrsebut merupakan kesimpulan dari definisi yang memiliki ketertarikan dengan musik persahabatan yang merupakan suatu jazz maka ada kecenderungan individu untuk hubungan antar pribadi yang akrab atau intim juga memiliki ketertarikan dengan musik yang melibatkan setiap individu sebagai jazz. Lingkungan pertemanan memiliki kesatuan32. Sahabat memiliki hubungan yang

29 National Center for Chronic Disease Prevention 31 Novandi & M. Djazari. 2011. Pengaruh Motivasi Health Promotion (US) on Smoking and Health. Belajar dan Lingkungan Teman Sebaya Terhadap 2012. Preventing Tobacco Use Among Youth and Prestasi Belajar Akuntansi Keuangan Siswa Kelas XI Young Adults. Centers for Disease Control and Ak SMK Negeri 7 Yogyakarta Tahun Ajaran Prevention (US): Atlanta 2011/2012. Kajian Pendidikan Akuntansi Indonesia, 30 Darren Mays, PhD, MPH; Stephen E. Gilman, Universitas Negeri Yogyakarta. Hal : 1-20 ScD; Richard Rende, PhD; George Luta, PhD; 32 Ahmadi, A. (2007). Psikologi sosial. Jakarta: Kenneth P. Tercyak, PhD; Raymond S. Niaura, PhD. Rineka Cipta (2014). Parental Smoking Exposure dan Adolescent Smoking Trajectories. Pediatrics 133(6): 983-991 intim sehingga adanya kedekatan yang dipengaruhi atau dibentuk untuk tertarik pada khusus antara satu individu dengan individu musik jazz. lainnya. Ketertarikan pada musik jazz muncul Lingkungan masyarakat merupakan juga dikarenakan adanya pengalaman estetis lingkungan sosial dengan latar belakang yang (aesthetic experience) yang dialami oleh bervariasai baik secara usia, suku, budaya, individu. Pengalaman estetis merupakan agama, dan ras yang dimiliki oleh individu. representasi gabungan tanggapan intelektual Lingkungan masyarakat dapat terdiri dari dan emosi pada musik yang dimodifikasi dan individu-individu seperti tetangga, tokoh diperkuat melalui waktu35. Pengalaman masyarakat, teman dan kenalan. Lingkungan estetis untuk dapat mencapai ranah kognitif masyarakat dapat mempengaruhi biasanya melalui respon afeksi (affective pengembangan kepribadian dan pemahaman response) ketika mendengarkan dan identitas diri pada individu33. Menurut Yusuf mengapresisasi musik36. Respon afeksi pada bahkan lingkungan masyarakat merupakan musik melibatkan perasaan dan emosi37. lingkungan yang dapat membentuk Ketika individu mendengarkan musik jazz kepribadian individu34. Kepribadian dan dengan melibatkan respon afeksi maka akan identitas individu dipengaruhi atau dibentuk ada pengalaman estetis yang dirasakan. cenderung untuk mengikuti masyarakat Pengalaman estetis berkontribusi pada dimana individu berada. Ketika individu perasaan mendalam individu pada musik tinggal di lingkungan masyarakat yang sehingga individu memiliki rasa suka pada anggotanya memiliki kepribadian dan musik38. identitas yang terkait dengan musik jazz 3. Tahap Kebiasaan pada Musik Jazz seperti komunitas jazz maka individu akan

33 Pramudita, Anggun F. 2015. The Influence of 36 Sloboda, J. A. (1985). The musical mind: The Society in The Main Character’s Self Identity as an cognitive psychology of music. Oxford, UK: Indian Immigrant Reflected in The Namesake Novel Clarendon. by Jhumpa Lahiri. Rainbow 4(1) 37 Coggiola, J. C. (2004). The Effect of Conceptual 34 Yusuf dan Y. Nurihsan. (2008). Pengembangan Advancement in Jazz Music Selections and Jazz Karakter Melalui Hubungan Anak-Kakek-Nenek. Experience on Musicians’ Aesthetic Response. Yogyakarta: Tiara Wacan Journal of Research in Music Education, 52(1), 29– 35 Madsen, C. K, & Madsen, C. H. (1970). 42. Experimental research in music. Englewood Cliffs, 38 Aesthetic Experience in Music. (1963). Music NewJersey: Prentice-Hall. Educators Journal, 49(6), 25–64. Pada tahap kebiasaan, individu akan kreativitas. Individu juga akan didorong melakukan suatu aktivitas yang lebih teratur untuk mengeksplorasi dan berpartispasi dan meningkat39, termasuk melakukan dalam hal-hal berhubungan dengan yang aktivitas yang berhubungan dengan musik diidolakannya41. Pada tahap ini penggemar jazz. Pada tahap ini, Individu akan juga akan memiliki figur idola untuk mendengarkan musik jazz lebih sering memaknai musik jazz. bahkan teratur dengan meluangkan waktu Kebiasaan yang dimiliki penggemar tertentu hanya untuk mendengarkan musik musik jazz tersebut merupakan pengulangan jazz. Selain itu, individu juga akan yang dilakukan secara sering sehingga dalam mengkonsumsi produk musik jazz. Konsumsi melakukannya tidak memerlukan pemikiran produk musik jazz dapat diuraikan menjadi dan tanpa paksaan. Penyebab penggemar pembelian album atau lagu digital musik ingin melakukan pengulangan aktivitas jazz, pembelian video pembelajaran musik tersebut dapat diuraikan antara lain: jazz, pembelian tiket konser musik jazz, pembelian pakaian atau barang-barang 3.1 Adanya Fungsi Musik Jazz bagi lainnya yang beratribut musik jazz. Penggemar

Individu dalam tahap kebiasaan dapat Penggemar musik jazz melakukan dikatakan sebagai penggemar dikarenakan pengulangan aktivitas yang berhubungan pada tahap ini individu mulai akan dengan musik jazz dikarenakan adanya melibatkan emosi dan intelektualitas serta fungsi musik jazz bagi penggemarnya. memberikan makna40 pada musik jazz Fungsi –fungsi tersebut antara lain fungsi sebagai kegemarannya. Menurut Duffet, sosial (berkaitan dengan identitas atau penggemar adalah individu dengan kepribadian), fungsi emosional keyakinan emosi positif yang mendalam (meningkatkan suasana hati), fungsi kognitif tentang sesuatu yang terkenal, biasanya atau yang berhubungan dengan diri sendiri diekspresikan melalui pengakuan gaya atau (seperti sebagai tempat pelarian) dan fungsi yang berkaitan dengan gairah (seperti

39 Heriani, Istiana. 2014. Upaya Penanggulangan Pop Lovers Di Surakarta. Jurnal Ilmiah Pend. Sos Penyalahgunaan Narkoba Secara Komprehensif. Ant, Vol 3 No. 1 Al’Adl, Vol. VI No.11 41 Duffett M (2013) Understanding Fandom: An 40 Puspitasari, Wulan. (2013). Gaya Hidup Introduction to the Study of Media Fan Culture. Penggemar K-Pop (Budaya Korea) Dalam London: Bloomsbury Publishing. Mengekspresikan Kehidupannya Studi Kasus K- mengurangi stress)42. Fungsi yang terpenting muka, kerjasama, simpati, solidaritas dan adalah fungsi emosional43. Fungsi tersebut sosialisasi primer47. Kelompok primer dapat dapat dikatakan terpenting karena dapat dibagi menjadi keluarga dan pertemanan. mengubah mood sesuai dengan yang Dalam teori kelompok primer, dinginkan, mengurangi stress, meningkatkan lingkungan keluarga dan pertemanan energy, melampiaskan emosi yang kuat dan memiliki peranan penting untuk membentuk mengangkat semangat4445. Setiap individu sikap, perilaku dan watak diri penggemar. memperoleh fungsi yang berbeda-beda dari Selain itu, dukungan kelompok primer musik jazz tergantung pada tiap individu memiliki peran besar dalam membentuk tersebut. sikap, persepsi dan orientasi penggemar48 3.2 Dukungan Kelompok Primer termasuk untuk melakukan pengulangan aktivitas yang berhubungan dengan musik Lingkungan sosial telah menjadi jazz. Dukungan yang diberikan dapat bagian kehidupan penggemar musik jazz. bervariasi pada tiap penggemar. Lingkungan sosial dapat mempengaruhi penggemar musik jazz untuk melakukan 3.3 Idola suatu tindakan atau pun melakukan Idola merupakan seorang atau perubahan terhadap suatu perilaku melalui kelompok yang memiliki karya atau interaksi yang terjadi. Interaksi diantara kemampuan berlebih sehingga dapat menarik penggemar musik jazz dan individu lainnya perhatian bahkan digemari oleh banyak dengan konteks yang lebih46dan dekat hanya individu. Idola yang terdapat dalam musik terjadi di dalam kelompok primer. Kelompok jazz antara lain penyanyi, musisi atau band primer adalah sebuah kelompok yang yang beraliran musik jazz. Idola yang ditandai dengan keintiman, interaksi tatap

42 Schafer, T., Sedlmeier, P., Stadtler, C., & Huron, 46 Lee S.C., (1964). The Primary Group as Cooley D. (2013). The psychological functions of music listening. Frontiers in Psychology, 4, 511. Defines It. Sociological Quartertly, Vol. 5, pp. 23-34 43 Randall, W. M., & Rickard, N. S. (2016). Reasons 47 for personal music listening: A mobile experience Elliott, D. L. (2017). Primary Groups. The sampling study of emotional outcomes. Psychology of Blackwell Encyclopedia of Sociology, 1–3. 48 Music, 45(4), 479–495. Hendry Lukmana, Belva. (2017). Hubungan Antara 44 Denora, T. (1999). Music as a technology of the Dukungan Kelompok Sosial dengan Perilaku Pemilih self. Poetics, 27(1), 31–56 pada Pemilihan Kepala Daerah Kabupaten Sukoharjo 45 Wells, A., & Hakanen, E. A. (1991). The emotional Tahun 2015. Jurnal Sosiologi DILEMA, Vol. 32 (1) use of popular-music by adolescents. Journalism Quarterly, 68(3), 445–454. digemari setiap individu dapat berbeda-beda. Pemaknaan adalah usaha yang Alasan mengidolakan idola tersebut juga dilakukan individu untuk memahami arti dapat berbeda-beda antara lain karena karya suatu hal dalam hidup individu. Pemaknaan yang dihasilkan, kepribadian dan kehidupan penggemar pada musik jazz dilakukan untuk sehari-sehari idola dan masih banyak alasan memahami arti musik jazz dalam hidup lainnya. Idola dapat memberikan sesuatu penggemar. Pemaknaan pada musik jazz pada penggemarnya. Hal tersebut seperti yang dilakukan setiap penggemar musik jazz inspirasi melalui lagu dan permainan musik akan menjadi dasar untuk tiap penggemar jazz, figur untuk diikuti, nilai dan ilmu dalam untuk melakukan pengulangan aktivitas yang musik jazz dsb. berhubungan dengan musik jazz. Pemaknaan yang dilakukan setiap penggemar pun dapat Teori celebrity worship mengatakan berbeda-beda sesuai pemahaman masing- bahwa idola dapat menyebabkan penggemar masing. tertarik bahkan adiktif terhadap apa yang berhubungan atau menjadi bagian dari idola49 4. Tahap Keranjingan Musik Jazz salah satunya musik jazz itu sendiri. Keranjingan merupakan perasaan Hubungan yang terjadi antara penggemar dan yang sangat kuat yang dimiliki individu idola bersifat parasosial atau satu arah. terhadap sesuatu yang diinginkannya Tingkatan Celebrity Worship dapat dibagi sehingga akan berusaha untuk mencari atau menjadi 3 yakni hiburan sosial (tertarik menggapai sesuatu yang diinginkan tersebut. mendapat informasi), perasaan pribadi yang Menurut Paul Horton dan Chester L. Hunt intens (adanya obsesi) dan patologis (tidak keranjingan merupakan perilaku ketagihan terkontrol). Tingkatan celebrity worship yang terjadi berulang-ulang dan cenderung menentukan pengulangan aktivitas yang mengobsesi seseorang pada suatu hal50. berhubungan dengan musik jazz melalui Keranjingan berbeda dengan kebiasaan. idola yang digemari penggemar. Keranjingan sangat susah dihentikan bahkan 3.4 Pemaknaan terhadap Musik Jazz dalam kasus tertentu keranjingan menyebabkan hilangnya kontrol terhadap apa

49 Sunarni. 2015. Pengaruh Celebrity Worship tehadap 50 Paul Horton dan Chester L Hunt. 1999. Sosiologi Identitas Diri Remaja Usia SMA di Kota Yogyakarta. Jurnal. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta Jilid 2, Jakarta: Erlangga yang dilakukan oleh individu serta dapat juga ditandai pemikiran yang obsesif tentang memberikan efek psikologis pada diri musik jazz. Atas dasar pemikiran obsesif individu tersebut. Sedangkan kebiasaan dapat yang dimiliki penggemar muncul suatu dihentikan kapan saja dan tidak memberikan dorongan untuk selalu memperbaharui efek yang berarti pada individu. informasi yang berkaitan dengan musik jazz salah satunya mengkonsumsi produk terbaru Keranjingan dapat menjadi tahap dari musik jazz. terakhir yang dialami penggemar musik jazz setelah tahap pengenalan, ketertarikan dan Keranjingan yang dialami kebiasaan. Penggemar musik jazz dapat penggemar musik jazz dapat mempengaruhi mencapai tahap keranjingan dikarenakan kehidupan sehari-harinya. Pengaruh adalah adanya ketergantungan pada musik jazz. daya yang ada atau timbul dari sesuatu yang Ketergantungan merupakan suatu kondisi membentuk watak, kepercayaan dan dimana penggemar tidak dapat lepas dari perbuatan seseorang52. Pengaruh yang musik jazz. Ketergantungan terjadi karena diberikan dari keranjingan tersebut dapat pengulangan aktivitas yang berhubungan bersifat positif maupun negatif. Pengaruh dengan musik jazz yang terjadi secara terus- yang diberikan dapat bervariasi pada setiap menerus pada tahap kebiasaan51 atau dapat penggemar dikatakan bersentuhan terus-menerus dengan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi musik jazz melalui kegiatan mendengarkan, Terbentuknya Proses Perilaku bermain musik atau konsumsi produk musik Keranjingan Penggemar Musik Jazz jazz. Faktor-faktor yang mempengaruhi Keranjingan musik jazz ditandai terbentuknya proses perilaku keranjingan dengan keasyikan dengan musik jazz sebagai penggemar musik jazz dapat dikelompokkan musik yang digemari penggemar dan menjadi dua, yaitu faktor lingkungan dan intensitas melakukan aktivitas musik jazz yang lebih sering. Selain itu, keranjingan

51 Firsta Riani, V, skripsi: “Gambaran 52 Departemen Pendidikan Indonesia. 2008. Kamus Ketergantungan Smarphone terhadap Produktivitas Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa. Jakarta: Kerja pada Pekerja CV. Traveline Citra Nusantara Gramedia Pustaka Utama Yogyakarta” (Yogyakarta:Sanata Dharma,2016), Hal.11 faktor idola. Selanjutnya, kedua kelompok berpengaruh dan menghasilkan perilaku tersebut diuraikan sebagai berikut. manusia. Hal tersebut menjelaskan bahwa kelompok primer yang ada di dalam 1. Faktor Lingkungan Sosial lingkungan sosial memiliki pengaruh dalam Faktor lingkungan sosial merupakan menghasilkan suatu perilaku pada setiap salah satu faktor dari teori kelompok primer. individu. Kelompok primer yang dimiliki Faktor lingkungan sosial yang setiap subjek memberikan pengaruh terhadap mempengaruhi terbentuknya proses perilaku subjek untuk membentuk perilaku keranjingan penggemar musik jazz berasal keranjingan pada musik jazz melalui dari keluarga, teman sebaya dan sahabat. memperkenalkan dan memberikan Seperti yang dijelaskan oleh hampir seluruh dukungan. subjek bahwa keluarga memberikan 2. Faktor Idola pengaruh dalam membentuk perilaku keranjingan. Bentuk pengaruhnya antara lain Faktor idola merupakan salah satu memperkenalkan pada musik jazz, faktor dari teori celebrity worship54. Faktor memberikan dukungan untuk melakukan idola mempengaruhi terbentuknya proses pengulangan aktivitas yang berhubungan perilaku keranjingan penggemar musik jazz. dengan musik jazz seperti meminjamkan Seperti yang dijelaskan oleh hampir seluruh uang, kaset, memberikan informasi mengenai subjek bahwa idola memberikan pengaruh musik jazz idola atau musisi jazz dan dalam membentuk perilaku keranjingan. sebagainnya. Bentuk pengaruhnya antara lain menarik subjek untuk melakukan pengulangan Faktor tersebut sesuai pendapat dari aktivitas yang berhubungan dengan musik Abdulsyani53 yang mengatakan bahwa jazz. lingkungan sosial yang didalamnya antara lain kelompok primer merupakan fungsi yang Faktor tersebut sesuai pendapat dari tidak bisa berdiri sendiri, akan tetapi saling Chapman55 yang mengatakan bahwa

53 Abdulsyani. 1994. Sosiologi Skematika, Teori, dan 55 Sunarni. 2015. Pengaruh Celebrity Worship Terapan. Jakarta: Bumi Aksara Tehadap Identitas Diri Remaja Usia SMA di Kota 54 Maltby, J., Day, L., McCutcheon, L. E., Gillett, R., Yogyakarta. Jurnal. Yogyakarta: Universitas Negeri Houran, J., & Ashe, D. D. 2004. Personality and Yogyakarta. coping: A context for examining celebrity worship and mental health. British Journal of Psychology, 95(4), 411-428. celebrity worship merupakan sebuah sindrom Perilaku keranjingan musik jazz pada perilaku obesesif adiktif terhadap artis dan kalangan penggemar musik jazz dapat segala sesuatu yang berhubungan dengan terbentuk melalui beberapa tahap antara lain artis tersebut. Celebrity worship biasanya tahap pengenalan, ketertarikan, kebiasaan melibatkan satu atau beberapa idola yang dan keranjingan. Penggemar musik jazz digemari oleh individu dan sulit lepas dengan dapat mengalami keranjingan dikarenakan hal-hal yang berhubungan dengan artis adanya ketergantungan pada musik jazz. tersebut. Hal tersebut memberikan penjelasan Keranjingan musik jazz pada penggemar bahwa faktor idola dapat memberikan musik jazz ditandai dengan peningkatan pengaruh dalam membentuk keranjingan. intensitas melakukan aktivitas yang Perilaku obsesif adiktif atau keranjingan berhubungan dengan musik jazz, pemikiran yang terjadi tidaklah hanya berhenti pada obsesif untuk selalu memperbaharui idola yakni musisi jazz melainkan juga pada informasi tentang musik jazz, melakukan musik jazz yang menjadi bagian dari pengorbanan untuk musik jazz serta idolanya tersebut. Selain itu Celebrity kehidupannya dipengaruhi musik jazz. worship juga memiliki tingkatan. Para subjek Faktor-faktor yang membentuk memiliki tingkatan celebrity worship hanya perilaku keranjingan musik pada penggemar sebatas pengetahuan tentang idolanya. musik jazz antara lain faktor lingkungan PENUTUP sosial dan idola. Faktor-faktor ini didasari oleh teori kelompok primer dan teori Kesimpulan celebrity worship. Lingkungan sosial lebih Perilaku keranjingan merupakan berpengaruh untuk membentuk perilaku perilaku ketagihan yang terjadi secara keranjingan musik jazz karena adanya berulang-ulang dan cenderung mengobsesi hubungan yang intensif dan interaksi yang seseorang pada suatu hal. Perilaku cukup kuat sebagaimana teori kelompok keranjingan sangat susah dihilangkan dan primer. menyebabkan hilangnya kontrol diri serta memberikan efek psikologis. Perilaku keranjingan berbeda dengan kebiasaan yang Daftar Pustaka dapat dihentikan kapan saja dan tidak Buku memberikan efek yang berarti. Abdulsyani, 1994, Sosiologi Skematika, Sloboda, J 1985, The Musical Mind: The Teori, dan Terapan, Bumi Aksara, Jakarta. Cognitive Psychology of Music, Clarendon, Ahmadi, A 2007, Psikologi sosial, Rineka Oxford UK. Cipta. Jakarta Sumarwan, U 2004, Perilaku Konsumen Crewell, J 2010, Research Design: Teori dan Penerapan dalam Pemasaran, Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif dan Ghalia Indonesia, Bogor. Mixed, Pustaka Pelajar, Yogyakarta. Szwed, F 2008, Memahami dan Menikmati Duffett, M 2013, Understanding Fandom: An Musik Jazz, Gramedia Pustaka Utama, Introduction to the Study of Media Fan Jakarta. Culture, Bloomsbury Publishing, London Yusuf dan Nurihsan, Y 2008, Horton, P & Hunt, CL 1999, Sosiologi, jilid Pengembangan Karakter Melalui Hubungan 2, Erlangga, Jakarta. Anak-Kakek-Nenek. Tiara Wacan, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Yogyakarta. Bahasa 2008, Gramedia Pustaka Utama, Jurnal Jakarta. Madsen, CK & Madsen, CH 1970, ‘Aesthetic Experience in Music’ 1963, Music Experimental research in music. Englewood Educators Journal, 49(6), hh. 25-64. Cliffs, Prentice-Hall, NewJersey. Adams, N 2015, ‘Bloom's Taxonomy of Narwoko, D & Suyanto, B 2011, Sosiologi Cognitive Learning Objectives’, Journal of Pengantar dan Teks Terapan, Kencana, the Medical Library Association : Jakarta. JMLA, Vol. 103, No. 3, hh 152-153. National Center for Chronic Disease Alton, C 2002, ‘The Influence of Social Prevention Health Promotion (US) on Interaction on Knowledge Creation’, Journal Smoking and Health 2012, Preventing of Intellectual Capital, Vol. 3, No. 4, Tobacco Use Among Youth and Young hh.375-392 Adults, Centers for Disease Control and Astuti, Y 2015, ‘Dari Simulasi Realitas Prevention (US), Atlanta. Sosial Hingga Hiper-realitas Visual: Rasyid, F 2010, Cerdaskan Anakmu dengan Tinjauan Komunikasi Virtual melalui Sosial Musik, Diva Press, Yogyakarta. Media di Cyberspace’, Profetik, Vol. 8 No. 2, Ritzer, G 2008, Teori Sosial Postmodern, hh 15-25. Kreasi Wacana, Yogyakarta. Chandra, E & Wahid, U 2013, ‘Budaya Elliott, D 2017, ‘Primary Groups’, The Populer dan Simulacra Kawula Muda Jakarta Blackwell Encyclopedia of Sociology, Vol. dalam Penggunaan Situs Video Youtube 11, hh. 1–3. (Kasus Unggah Video Gamaliel-Audrey dan Fachner, J 2003, ‘Jazz, Improvisation And A Sinta-Jojo)’, Sosiohumaniora, vol. 15, no. 2, Social Pharmacology Of Music’, Music hh.130-138. Therapy Today, Vol. IV, no. 3. Chen, C, Aztiria, A, Allouch, S & Aghajan, Feldman, G 2017, ‘Making sense of agency: H, 2011, ‘Understanding the influence of Belief in free will as a unique and important social interactions on individual’s behavior construct’, Social and Personality pattern in a work environment. Psychology Compass, Vol 11, no. 1. In International Workshop on Human Gunadi, A 2017, ‘Pengaruh Lingkungan Behavior Understanding’, LCNS, vol. 7065 Sosial terhadap Imajinasi Anak’, Jurnal hh. 146-157. Refleksi Edukatika, Vol. 7 no. 2. Coggiola, J 2004, “The Effect of Conceptual Hendry, B 2017, ‘Hubungan Antara Advancement in Jazz Music Selections and Dukungan Kelompok Sosial dengan Perilaku Jazz Experience on Musicians Aesthetic Pemilih pada Pemilihan Kepala Daerah Response’, Journal of Research in Music Kabupaten Sukoharjo Tahun 2015’, Jurnal Education, Vol. 52, no. 1, hh. 29-42. Sosiologi DILEMA, Vol. 32, no. 1. Darfiyanti, D & Putra, M 2012, ‘Pemujaan Heriani, I 2014, ‘Upaya Penanggulangan terhadap Idola Pop sebagai Dasar Intimate Penyalahgunaan Narkoba Secara Relationship pada Dewasa Awal: sebuah Komprehensif’, Al’Adl, Vol. VI No.11 Studi Kasus’, Jurnal Psikologi Kepribadian Lee S 1964, ‘The Primary Group as Cooley dan Sosial, Vol. 1 no. 2 Defines It’, Sociological Quartertly, Vol. 5, Darren M, Stephen E, Gilman, Richard, R, hh.. 23-34 George L, Kenneth T & Raymond S 2014, Maltby, J, Day, L, McCutcheon, L, Gillett, R, ‘Parental Smoking Exposure dan Adolescent Houran, J, & Ashe, D 2004, ‘Personality and Smoking Trajectories’, Pediatrics, Vol. 133, coping: A context for examining celebrity no. 6, hh. 983-991 worship and mental health’, British Journal Denora, T 1999, ‘Music as a technology of of Psychology, Vol. 95, no.4, hh. 411-428. the self’’, Poetics, Vol. 27, no. 1, hh. 31–56 Monroe, A & Malle, B 2010, ‘From uncaused will to conscious choice: The need to study, not speculate about people’s folk concept of experience sampling study of emotional free will’, Review of Philosophy and outcomes.’, Psychology of Music, Vol. 45, Psychology, Vol. 1 no. 2, hh. 211–224. no.4, hh. 479–495. Novandi & Djazari, M 2011, ‘Pengaruh Schafer, T, Sedlmeier, P, Stadtler, C & Motivasi Belajar dan Lingkungan Teman Huron, D 2013, ‘The psychological functions Sebaya Terhadap Prestasi Belajar Akuntansi of music listening’, Frontiers in Psychology Keuangan Siswa Kelas XI Ak SMK Negeri 7 Vol. 4 hh. 511. Yogyakarta Tahun Ajaran 2011/2012’, Sunarni 2015, ‘Pengaruh Celebrity Worship Kajian Pendidikan Akuntansi Indonesia, tehadap Identitas Diri Remaja Usia SMA di Universitas Negeri Yogyakarta hh. 1-20. Kota Yogyakarta’, Jurnal. Yogyakarta: Novita, N, Sulistyowati, L, Musfar, T 2014, Universitas Negeri Yogyakarta ‘Pengaruh Keluarga dan Kelompok Refrensi Suparmi, T 2014, ‘Perilaku Remaja Urban terhadap Keputusan Konsumen Membeli Terhadap Pop Culture: Studi Dekriptif Kosmetika Khusus Pria’, JOM Fekon Vol. 1, Perilaku Keranjingan Remaja Urban di no. 2. Surabaya. Skripsi’, Surabaya: Universitas Puspita, N 2017, ‘Persepsi Perokok Surabaya Airlangga Surabaya Terhadap Pesan Iklan Layanan Masyarakat Wilkinson, A, Shete, S & Prokhorov, A 2008, Mengenai Bahaya Merokok’, Jurnal ‘The Moderating Role of Parental Smoking Promkes, Vol. 5 no. 2 hh. 205-206. on Their Children’s Attitudes Toward Puspitasari, W 2013, ‘Gaya Hidup Smoking Among a Predominantly Minority Penggemar K-Pop (Budaya Korea) Dalam Sample: A Cross- Sectional Analysis’, Mengekspresikan Kehidupannya Studi Substance Abuse Treatment, Prevention, and Kasus K-Pop Lovers Di Surakarta’, Jurnal Policy Vol. 3, no. 18 Ilmiah Pend. Sos Ant, Vol 3 no.1. Wells, A, & Hakanen, E 1991, ‘The Pramudita, A 2015, ‘The Influence of Society emotional use of popular-music by in The Main Character’s Self Identity as an adolescents’, Journalism Quarterly, Vol. 68, Indian Immigrant Reflected in The no. 3, hh. 445–454. Namesake Novel by Jhumpa Lahiri’, Yuniardi, S 2010, ‘Identitas Diri Para Rainbow, Vol. 4 no. 1. Slanker’, Penelitian DP2M Randall, W & Rickard, N 2016, ‘Reasons for personal music listening: A mobile Skripsi Budaya, V & Rahmawati, N 2016, ‘Solo Jazz Music Academy (dengan Pendekatan

Akustik Ruang)’, Surakarta Universitas

Muhammadiyah Surakarta.

Christoper Oliver, 2012, ‘Fenomena musik jazz di kalangan gen Y Surabaya Perspektif theory of planned behavior’, Universitas Airlangga. Firsta, R 2016, ‘Gambaran Ketergantungan Smarphone terhadap Produktivitas Kerja pada Pekerja CV Traveline Citra Nusantara Yogyakarta’,Sanata Dharma Purwanto, A 2010, ‘Becoming a Jazz musician: pola sosialisasi musik jazz pada beberapa musisi Balejazz’, Universitas Indonesia. Rovi, A 2009, ‘Slank adalah Aku‘, Universitas Sebelas Maret .

Website https://id.yamaha.com/id/news_events/2014/ yamaha_jjf2014.html [Diakses tanggal 20 September 2016] http://nova.grid.id/Embed/News/Varia- Warta/Heboh-Jazz-Traffic-Di-Surabaya [Diakses tanggal 10 Oktober 2016] https://www.pressreader.com/indonesia/nov a/20141201/282239483949478 [Diakses tanggal 21 Januari 2017]