Jurnal Pendidikan MIPA, Vol. 5. No. 2, Jul – Des 2015 ISSN: 2088-0294

OPTIMASI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS E-LEARNING DENGAN DALAM PROSES KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR

Muliansani Prodi Pendidikan Teknologi Informasi STKIP Taman Siswa Bima Email : [email protected]

Abstrak

Model pembelajaran yang paling umum adalah model konvensional atau tatap muka antara tenaga pengajar dengan peserta didik. Dengan kemajuan teknologi, Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) telah banyak berubah baik dari proses maupun hasil dari KBM. Pemanfaatan kemajuan teknologi dibidang elektronik dan informasi membuat proses penyampaian informasi menjadi lebih mudah. Banyak metode yang penyampaian informasi yang telah dikembangakan oleh developer aplikasi software seperti mail, media sosial dan lainnya. Dari banyaknya model aplikasi yang ada, penulis mencoba untuk menggunakan app dropbox. Sebuah aplikasi direktori penyimpanan file yang dapat di share untuk user yang tergabung sebagai komunitas atau group dalam satu akun. Kelebihan dari app dropbox dengan aplikasi lain yang sejenis adalah feature yang dimilikinya yaitu pengaturan hak akses untuk user yang tergabung dalam group. Dari hasil analisis penerapan metode yang dilakukan, menujukan bahwa model pembelajaran e-learning dengan dropbox lebih baik dari penerapan dengan aplikasi lain seperti mail dan media sosial lainnya dalam KBM.

Kata Kunci : Dropbox, Mail, Direktori, KBM, Konvensional

PENDAHULUAN

Pendidikan adalah mempelajari ilmu pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan sekelompok orang yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui pengajaran, pelatihan, atau penelitian. Pendidikan sering terjadi dibawah bimbingan orang lain, tetapi juga memungkinkan secara otodidak (Dewey, John 1944). Setiap peristiwa yang memiliki efek terhadap cara orang berpikir, merasa, atau bertindak dapat dianggap pendidikan. Pendidikan umumnya dibagi menjadi tahap seperti prasekolah, sekolah dasar, sekolah menengah, perguruan tinggi, dan magang. Kemajuan dan perkembangan teknologi saat ini telah memberian pembaharuan dalam dunia pendidikan, terutama dibidang teknologi informasi. kemajuan teknologi informasi tidak terlepas dari kemajuan teknologi perangkat elektronik yang dapat menjadi media untuk menyampaian informasi dalam bentuk digital. Kemajuan teknologi jaringan komunikasi yang juga sangat mempengaruhi perkembangan kehidupan manusia, khususnya jaringan internet. Proses kegiatan belajar mengajar (KBM) yang terjadi dalam dunia pendidikan formal telah banyak yang menggunakan jaringan internet sebagai media penyampaian informasi. Internet Internet (interconnection-networking) adalah seluruh jaringan komputer yang saling terhubung menggunakan standar sistem global Transmission Control Protocol/Internet Protocol Suite (TCP/IP) sebagai protokol pertukaran paket (packetswitching communicationprotocol) untuk melayani miliaran pengguna di seluruh

92

Jurnal Pendidikan MIPA, Vol. 5. No. 2, Jul – Des 2015 ISSN: 2088-0294

dunia.Rangkaian internet yang terbesar dinamakan Internet. Cara menghubungkan rangkaian dengan kaidah ini dinamakan internetworking (antar jaringan). Jumlah pengguna Internet yang besar dan semakin berkembang, telah mewujudkan budaya Internet. Internet juga mempunyai pengaruh yang besar atas ilmu, dan pandangan dunia. Dengan hanya berpandukan mesin pencari seperti Google, pengguna di seluruh dunia mempunyai akses Internet yang mudah atas bermacam- macam informasi. Dibanding dengan buku dan perpustakaan, Internet melambangkan penyebaran(decentralization) / pengetahuan (knowledge) informasi dan data secara ekstrem. Perkembangan Internet juga telah memengaruhi perkembangan ekonomi. Berbagai transaksi jual beli yang sebelumnya hanya bisa dilakukan dengan cara tatap muka (dan sebagian sangat kecil melalui pos atau telepon), kini sangat mudah dan sering dilakukan melalui Internet. Transaksi melalui Internet ini dikenal dengan nama e- commerce. Internet juga semakin banyak digunakan di tempat umum. Beberapa tempat umum yang menyediakan layanan Internet termasuk perpustakaan, dan Internet cafe/warnet (juga disebut Cyber Cafe). Terdapat juga tempat awam yang menyediakan pusat akses Internet, seperti Internet Kiosk, Public access Terminal, dan Telepon web.Terdapat juga toko-toko yang menyediakan akses wi-fi, seperti Wifi-cafe. Pengguna hanya perlu membawa laptop (notebook), atau PDA, yang mempunyai kemampuan wifi untuk mendapatkan akses Internet. Dalam perkembangan dunia pendidikan, model pembelajaran yang menggunakan teknologi informasi yang menggunakan perangakat elektronik disebut dengan e- learning. E-learning Dalam dunia pendidikan, telah dikenal sistem pembelajaran elektronik atau e- pembelajaran (Inggris: Electronic learning disingkat E-learning) dapat didefinisikan sebagai sebuah bentuk teknologi informasi yang diterapkan di bidang pendidikan berupa website yang dapat diakses dimana saja (Purbo, Onno W. 2002). Jaya Kumar C. Koran (2002) menyatakan e-learning sebagai sembarang pengajaran dan pembelajaran yang menggunakan rangkaian elektronik (LAN, WAN, atau internet) untuk menyampaikan isi pembelajaran, interaksi, atau bimbingan. Dong (2002) e-learning sebagai kegiatan belajar asynchronous melalui perangkatelektronik komputer yang memperoleh bahan belajar yang sesuai dengan kebutuhannya. Glossary(2001) e-learning adalah sistem pendidikan yang menggunakan aplikasi elektronik untuk mendukung belajar mengajar dengan media Internet, jaringan komputer,maupun komputer standalone. Rosenberg (2001)menekankan bahwa e-learning merujuk pada penggunaan teknologi internet untuk mengirimkan serangkaian solusi yang dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan. Sedangkan Darin E. Hartley (Hartley, 2001) e-learning merupakan suatu jenis belajar mengajar yang memungkinkan tersampaikannya bahan ajar ke siswa dengan menggunakan media Internet, Intranet atau media jaringan komputer lain. E-learning merupakan dasar dan konsekuensi logis dari perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Dengan e-learning, peserta ajar (learner atau murid) tidak perlu duduk dengan manis di ruang kelas untuk menyimak setiap ucapan dari seorang guru secara langsung dalam satu tempat yang sama, namun dapat berinteraksi melalui media elektronik yang dapat menghubungkan kedua pihak dalam posisi yang tidak sama atau jauh baik secara real time maupun tidak. E-learning juga dapat mempersingkat

93

Jurnal Pendidikan MIPA, Vol. 5. No. 2, Jul – Des 2015 ISSN: 2088-0294

jadwal target waktu pembelajaran, dan tentu saja menghemat biaya yang harus dikeluarkan oleh sebuah program studi atau program pendidikan. E-learning dalam arti luas bisa mencakup pembelajaran yang dilakukan di media elektronik (internet) baik secara formal maupun informal. E-learning secara formal misalnya adalah pembelajaran dengan kurikulum, silabus, mata pelajaran dan tes yang telah diatur dan disusun berdasarkan jadwal yang telah disepakati pihak-pihak terkait (pengelola e-learning dan pembelajar sendiri). Pembelajaran seperti ini biasanya tingkat interaksinya tinggi dan diwajibkan oleh perusahaan pada karyawannya atau pembelajaran jarak jauh yang dikelola oleh universitas dan perusahaan-perusahaan yang memang bergerak dibidang penyediaan jasa e-learning untuk umum.E-learning bisa juga dilakukan secara informal dengan interaksi yang lebih sederhana, misalnya melalui sarana mailinglist, e-newsletter atau website pribadi, organisasi dan perusahaan yang ingin mensosialisasikan jasa, program, pengetahuan atau keterampilan tertentu pada masyarakat luas. Sebagaimana yang disebutkan diatas, e-learning telah mempersingkat waktu pembelajaran dan membuat biaya studi lebih ekonomis. E-learning mempermudah interaksi antara peserta didik dengan bahan/materi, peserta didik dengan dosen/guru/instruktur maupun sesama peserta didik. Peserta didik dapat saling berbagi informasi dan dapat mengakses bahan-bahan belajar setiap saat dan berulang-ulang, dengan kondisi yang demikian itu peserta didik dapat lebih memantapkan penguasaannya terhadap materi pembelajaran. Dalam e-learning, faktor kehadiran guru atau pengajar otomatis menjadi berkurang atau bahkan tidak ada. Hal ini disebabkan karena yang mengambil peran guru adalah komputer dan panduan-panduan elektronik yang dirancang oleh “contents writer”, designer e-learning dan pemrogram komputer.Slogan yang selalu diangkat dalam penerapan e-learning, yaitu “Content is King, Conversation is Queen”. Sudah sepantasnya bagi Penggiat e-learning, untuk selalu berusaha menyajikan konten yang bisa diterima dengan baik, bisa diakses dengan mudah, dan bisa diiikuti dengan menyenangkan. Dalam dunia e-learning, SDM merupakan faktor yang sangat vital dalam implementasi e-learning. Mengapa demikian? Karena e-learning muncul justru untuk meningkatkan kualitas SDM, baik itu di perusahaan, instansi, institusi/dunia pendidikan, maupun di dalam kehidupan bermasyarakat. Oleh karena itu SDM yang ada perlu dipersiapkan dengan sebaik-baiknya sebelum e-learning dijalankan. SDM suatu perusahaan/institusi harus mempunyai pola pikir yang menyatakan bahwa e-learning menjadi kebutuhan perusahaan/institusi untuk mencapai visi dan misi perusahaan/institusi itu sendiri, sehingga e-learning harus dilakukan. Cara pandang ini tentunya membawa konsekuensi dan menuntut adanya perubahan, diantaranya adalah perubahan budaya kerja di perusahaan/institusi tersebut. Dalam hal ini manajemen SDM sebagai pengelola SDM yang ada tentunya akan membuat kebijakan-kebijakan yang sesuai dengan kebutuhan untuk menjalankan e-learning di perusahaan/institusi tersebut. Tujuan e-learning adalah untuk meningkatkan daya serap dari para peserta didik atas materi yang diajarkan, meningkatkan partisipasi aktif dari para peserta didik, meningkatkan kemampuan belajar mandiri, dan meningkatkan kualitas materi pembelajaran. Diharapkan dapat merangsang pertumbuhan inovasi baru para mahasiswa sesuai dengan bidangnya masing-masing. Ada 3 (tiga) fungsi pembelajaran elektronik terhadap kegiatan pembelajaran di dalam kelas (Classroom instruction), yaitu sebagai suplemen yang sifatnya pilihan / optional, pelengkap (komplemen), atau pengganti (substitusi) (Siahaan, 2002).

94

Jurnal Pendidikan MIPA, Vol. 5. No. 2, Jul – Des 2015 ISSN: 2088-0294

a. Suplemen Dikatakan berfungsi sebagai supplemen (tambahan), apabila peserta didik mempunyai kebebasan memilih, apakah akan memanfaatkan materi pembelajaran elektronik atau tidak. Dalam hal ini, tidak ada kewajiban / keharusan bagi peserta didik untuk mengakses materi pembelajaran elektronik. Sekalipun sifatnya opsional, peserta didik yang memanfaatkannya tentu akan memiliki tambahan pengetahuan atau wawasan. b. Komplemen (Tambahan) Dikatakan berfungsi sebagai komplemen (pelangkap) apabila materi pembelajaran elektronik diprogramkan untuk melangkapi materi pembelajaran yang diterima siswa di dalam kelas (Lewis, 2002). Sebagai Komplemen berarti materi pembelajaran elektronik diprogramkan utnuk menjadi materi reinforcement (pengayaan) atau remedial bagi peserta didik di dalam mengikuti kegiatan pembelajaran konvensional. Materi pembelajaran elektronik dikatakan sebagai enrichment, apabila kepada peserta didik yang dapat dengan cepat menguasai / memahami materi pelajaran yang disampaikan guru secara tatap muka (fastleaners) diberikan kesempatan untuk mengakses materi pembelajaran elektronik yang memang secara khusus dikembangkan untuk mereka. Tujuannya agar semakin memantapkan tingkat penguasaan peserta didik terhadap materi pelajaran yang disajikan guru didalam kelas. Dikatakan sebagai program remedial, apabila kepada peserta didik yang mengalami kesulitan memahami materi pelajaran yang disajikan guru secara tatap muka di kelas (Slowlearners) diberikan kesempatan untuk memanfaatkan materi pembelajaran elektronik yang memang secara khusus dirancang untuk mereka. c. Pengganti (Substitusi) Beberapa perguruan tinggi di Negara-negara maju memberikan beberapa alternatif model kegiatan pembelajaran/perkuliahan kepada para mahasiswanya. Tujuannya agar para mahasiswa dapat secara fleksibel mengelola kegiatan perkuliahannya sesuai dengan waktu dan aktivitas lain sehari-hari mahasiswa. Salah satu media elektronik yang sering digunakan untuk saling bertukar informasi di internet adalah e-mail. Mail Surat elektronik (akronim: ratel, ratron, surel, atau surat-e) atau pos elektronik (akronim: pos-el.) atau imel (bahasa Inggris: email) adalah sarana kirim mengirim surat melalui jalur jaringan komputer (misalnya Internet).

Gambar 1. Proses E-Mail

95

Jurnal Pendidikan MIPA, Vol. 5. No. 2, Jul – Des 2015 ISSN: 2088-0294

Untuk mengirim surat elektronik kita memerlukan suatu program mail-client. Surat elektronik yang kita kirim akan melalui beberapa poin sebelum sampai di tujuan. Mulai dari surat elektronik dikirim → Internet → POP3 server penyedia e-mail penerima → e-mail client (di komputer si penerima) → surat elektronik dibaca si penerima. Setelah surat elektronik meninggalkan POP3 Server maka itu akan melalui banyak server-server lainnya. Tidak tertutup kemungkinan surat elektronik yang kita kirim disadap orang lain. Maka dari itu bila surat elektronik yang kita kirim mengandung isi yang sensitif sebaiknya kita melakukan tindakan pencegahan, dengan mengacak (enkrip) data dalam surat elektronik tersebut (contohnya menggunakan PGP, sertifikat digital, dan lain-lain) Setiap informasi digital yang tersimpan baik dalam PC atau internet haruslah memiliki ruang direktori layaknya data hardcopy yang tersimpan dalam lemari arsip. Pengarsipan tersebut biasanya disebut sebagai direktori. Direktori adalah koleksi rujukan yang memuat nama-nama atau organisasi yang disusun secara sistematis, biasanya menurut abjad atau golongan, dilengkapi dengan alamat, kegiatan dan data lain. Sebuah direktori adalah komponen dari sistem berkas yang mengandung satu berkas atau lebih atau satu direktori lainnya atau lebih, yang disebut dengan subdirektori. Batasan jumlah berkas atau subdirektori yang dapat ditampung dalam sebuah direktori tergantung dari sistem berkas yang digunakan, meskipun sebagian sistem berkas tidak membatasinya (batasan tersebut disebabkan ukuran media penyimpanan di mana direktori berada). Sebuah direktori yang mengandung satu direktori atau lebih disebut sebagai parent directory dari direktori-direktori tersebut, dan setiap direktori yang dikandung di dalam direktori disebut sebagai child directory. Struktur direktori seperti ini lazim disebut sebagai struktur hierarkis direktori, atau sering juga disebut sebagai pohon direktori. Perkembangan e-mail dan sosial media yang terus naik membuat interaksi komunikasi antara individu dan kelompok semakin mudah dan efisien. Namun dari perkembangan teknologi komunikasi saat ini, dirasa perlu adanya pemanfaatan kemajuan dari perkembangan perangamat lunak yang dapat memberikan nilai lebih untuk proses dan kegiatan KBM. Salah satu aplikasi yang memiliki nilai lebih untuk proses dan kegiatan KBM adalah app Dropbox Dropbox Dropbox adalah layanan penyedia data berbasis web yang dioperasikan oleh Dropbox, Inc. Dropbox menggunakan sistem penyimpanan berjaringan yang memungkinkan pengguna untuk menyimpan dan berbagi data serta berkas dengan pengguna lain di internet menggunakan sinkronisasi data. (Dewey, John 1944). Dropbox menyediakan layanan baik gratis ataupun berbayar, masing-masing dengan keuntungan yang bervariasi. Koran, Jaya Kumar C. (2002)pada tahun 2011 Dropbox meluncurkan "Dropbox for Teams", sebuah layanan dari Dropbox yang dikhususkan untuk kelompok bisnis atau kelompok lainnya yang membutuhkan layanan untuk mengendalikan administrasi, tagihan yang terpusat, dan lain sebagainya. Bila dibandingkan dengan layanan serupa lainnya, Dropbox menawarkan jumlah pengguna yang relatif besar, dengan penggunaan sistem operasi yang bervariasi, baik untuk perangkat mobile ataupun desktop. Terdapat berbagai versi untuk berbagai sistem operasi, termasuk untuk Microsoft Windows, Mac OS X, dan Linux (resmi atau tidak resmi). Dan tersedia juga berbagai versi untuk perangkat mobile, diantaranya Android, Windows Phone 7, iPhone, iPad, WebOS, dan Blackberry, dan klien yang berbasis web. Dropbox menggunakan model finansial Freemium, dan layanan gratisnya menyediakan

96

Jurnal Pendidikan MIPA, Vol. 5. No. 2, Jul – Des 2015 ISSN: 2088-0294

2 GB penyimpanan online gratis. Para pengguna yang menyarankan Dropbox ke orang lain bisa meningkatkan kapasitas penyimpanan hingga 8 GB. Ying, Jon (February 5, 2009). Kompetitor utama dari Dropbox antara lain, .net, FilesAnywhere, CloudMe, CrashPlan, Egnyte, iCloud, Mozy, SpiderOak, SugarSync, TitanFile, , Windows Live SkyDrive, Wuala dan ZumoDrive. Baik server atau desktop client Dropbox, keduanya ditulis dengan Python.(PyCon 2011). Dropbox juga menggunakan transfer SSL untuk sinkronisasi dan menyimpan data lewat enkripsi AES-256(Drager, Dave 2010). Klien Dropbox memungkinkan para pengguna untuk meletakkan data apapun menjadi sebuah berkas, yang kemudian dapat dihubungkan dengan layanan internet Dropbox dan ke komputer dan perangkat yang dimiliki pengguna-pengguna lainnya, yang juga memiliki klien Dropbox. Pengguna juga bisa mengunggah data secara manual lewat web browser. Dropbox dapat menjadi alternatif dari sneakernet (transportasi fisik lewat media yang dapat dipindahkan), dan bentuk tradisional lainnya dari transfer data, seperti FTP atau lampiran e-mail. Dari uraian yang telah dilakukan, pemanfaatan dropbox sebagai direktori penyimpanan digital untuk KBM akan digunakan dalam penelitian ini untuk membantu memberikan nilai lebih dalam dunia pendidikan.

METODE PENELITIAN

Seperti yang telah dijelaskan bahwa dropbox merupakan direktori yang tersimpan di internet. Sehingga apabila terjadi sesuatu dengan PC kita, file kita yang tersimpan dalam dropbox akan baik-baik saja. Sama halnya dengan e-mail yang juga berfungsi untuk menyimpan, mengirim dan menerima file. Namun konsep direktori dalam e-mail tidak dapat di share untuk digunakan secara bersama-sama.

USER 1 EMAIL 1 EMAIL 2 USER 2

Gambar 2. Proses Elektronik Mail Dalam penelitian ini, penerapan aplikasi drobox adalah sebagai direktori penyimpanan bahan ajar yang untuk proses pembelajaran. Dokumen atau file yang terdapat dalam dropbox merupakan data yang di upload untuk di share dengan anggota yang tergabung. Dosen atau Guru sebagai tenaga pengajar bertindak sebagai admin yang memiliki hak akses dari pengelolaan akun dropbox yang dibuat. Peserta didik dimasukan sebagai peserta atau anggota. Untuk jelasnya dapat dilihat pada Gambar 3. Peserta didik

Tenaga Pengajar Dropbox Peserta didik

Peserta didik Gambar 3. Diagram Konteks Dalam direktori dropbox file bahan ajar dibuat dalam direktori tersendiri. Direktori dapat dibuat dengan subdirektori yang memuat bahan ajar untuk setiap

97

Jurnal Pendidikan MIPA, Vol. 5. No. 2, Jul – Des 2015 ISSN: 2088-0294

pertemuan. Direktori lain dibuat untuk tugas-tugas yang akan diberikan untuk peserta didik dengan subdirektori per tugas seperti pada Gambar 4. Direktori : /Bahan Ajar/ Subdirektori : Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 3 Pertemuan n Gambar 4. Direktori Bahan Ajar Untuk direktori bahan ajar, hak akses atas pengelolaannya dikuasai sepenuhnya oleh admin atau yang bertindak sebagai tenaga pengajar sekaligus sebagai pemiliki akun. Hal ini untuk menghindari perubahan data oleh pihak lain. Begitupun juga dengan direktori tugas untuk peserta didik diatur sama dengan direktori bahan ajar. Untuk hasil tugas yang ditelah dibuat oleh peserta didik dibuatkan direktori lain yang memiliki aturan akses berbeda yaitu peserta hanya dapat meng-upload data atau file tugas ke dalam direktori tanpa dapat melihat atau mengubah data dan file yang telah ada dalam direktori tersebut. Untuk pengaturannya dapat dilihat pada Gambar 5.

Dropbox

Bahan Ajar receive

send r

Peserta didik Tenaga Pengajar Tugas receive r

Hasil Tugas send

Gambar 5. Pengaturan Hak Akses Kategori hak akses terhadap file yang terdapat dalam direktori bagi pengguna digolongkan menjadi dua jenis yaitu sender dan receiver. sender adalah pengguna yang melakukan pengiriman data ke dalam direktori, sedangkan receiveradalah pengguna yang dapat menerima file dalam direktori. Admin atau tenaga pengajar dalam dropbox dapat berperan sebagai sender dan receiver. Sedangkan untuk peserta didik dapat menjadi sebagai sender dan receiveratausalah satunya tergantung dari pengaturan yang dilakukan oleh admin. Pola yang diterapkan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode pembelajaran jarak jauh.Tenaga pengajar dalam hal ini dapat berinteraksi dengan peserta didik dalam pemberian materi dan tugas namun tidak perlu berada ditempat yang sama atau satu lokasi dengan peserta didik. Untuk melaksanakan pembelajaran menggunakan metode e-learning dengan dropbox setiap pengguna wajib memiliki akses internet.

98

Jurnal Pendidikan MIPA, Vol. 5. No. 2, Jul – Des 2015 ISSN: 2088-0294

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dari rancangan model pembelajaran berbasis e-learning dengan app dropbox menunjukan hasil yang lebih baik untuk diterapkan dari pada model pembelajaran dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional dan e-learning dengan email. Hasil penelitian dari model pembelajaran yang diterapkan dengan konvensional dan e-learning yang bersumber dari kajian teori dan analisis subyektif dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Hasil perbandingan antara model pembelajaran e-learning (dropbox dan e- mail) dan konvensional (tatap muka langsung) No Indikator Dropbox Email Konvensional 1 Waktu Memberikan fleksibilitas Memberikan fleksibilitas Tidak Fleksibel dalam memilih waktu. dalam memilih waktu. 2 Tempat Menjangkau wilayah Menjangkau wilayah Proses KBM harus geografis yang lebih luas geografis yang lebih luas pada lokasi yang sama 3 Biaya Menghemat biaya Menghemat biaya Membutuhkan biaya pendidikan secara pendidikan secara lebihdalam proses keseluruhan (perjalanan, keseluruhan (perjalanan, KBM (perjalanan, infrastruktur, peralatan, infrastruktur, peralatan, infrastruktur, buku-buku) buku-buku) peralatan, buku-buku) 4 Akses Hak Akses dapat dibatasi Tidak memiliki pengaturan Tidak ada sehingga lebih baik dalam hak akses pengelolaannya 5 Kemudahan Direktori yang terdapat Direktori tidak sebatas Wajib Pertemuan dalamnya user friendlydan pesan masuk dan keluar Tatap Muka dapat diatur dan tidak dapt diatur 6 Interaksi Peningkatan interaksi Peningkatan interaksi Interaksi hanya pada mahasiswa dengan mahasiswa dengan saat tatap muka sesamanya dan dengan sesamanya dan dengan dosen dosen 7 Bahan Ajar Guru atau dosen akan lebih Guru atau dosen tidak Bahan ajar terpusat mudah melakukan terlalu mudah melakukan pada penyampai pembaruan materi maupun pembaruan materi maupun materi model pengajaran model pengajaran 8 Kemandirian Melatih peserta didik lebih Melatih peserta didik lebih Kurang memberikan Belajar mandiri dalam mandiri dalam kemandirian dalam mendapatkan ilmu mendapatkan ilmu mencari ilmu pengetahuan pengetahuan

KESIMPULAN

Dari tabel perbandingan dengan menggunakan beberapa indikator untuk menilai antara model pembelajaran berbasis e-learning dengan konvensional memperlihatkan bahwa app dropbox dapat memberikan nilai lebih dari penggunaannya untuk proses kegiatan KBM. Dari berbagai kelebihan yang dapat diperoleh dalam melaksanakan sistem pembelajaran berbasis e-learning, namun masih ada kekurangannya terutama dari sisi interaksi sosial. Kurangnya interaksi dalam kegiatan belajar mengajar dapat memberi dampak pada kemampuan peserta didik dalam sehingga cenderung mengabaikan aspek akademik dan kearah pelatihan daripada pendidikan, dan siswa yang tidak mempunyai motivasi belajar yang tinggi cenderung akan gagal. Dengan demikian perlu adanya kombinasi yang seimbang dari model pembelajaran berbasis e-learning dengan model konvensional atau tatap muka secara

99

Jurnal Pendidikan MIPA, Vol. 5. No. 2, Jul – Des 2015 ISSN: 2088-0294

langsung, agar pencapaian yang ingin dicapai dalam proses KBM dapat memberikan hasil yang optimal baik dari sisi wawasan keilmuannya dan kemampuan soft skill atau entrepreneurshipyang dapat menjadi bekal yang kuat untuk kualitas kemandirian peserta didik.

DAFTAR PUSTAKA

Barret, Victoria (2011). "Dropbox: The Inside Story Of Tech's Hottest Startup". Forbes.

Dewey, John (1944). Democracy and Education. The Free Press. pp. 1–4. ISBN 0-684- 83631-9. Drew Houston & Arash Ferdows (2007). About Dropbox. Dropbox.Inc.

Drager, Dave (2010). DropBox : Review, Invites, and 7 Questions with the Founder. MakeUseOf.com.

Koran, Jaya Kumar C. (2002). Aplikasi E-Learning dalam Pengajaran dan Pembelajaran di Sekolah Malaysia. Malaysia

Kincaid, Jason (2009). Dropbox Acquires The Domain Everyone Thought It Had: Dropbox.com. TechCrunch.

Levy, Ari (2011). Dropbox Partners With Softbank, Sony Ericsson for Growth in Asia, Europe. Bloomberg.

Lacy, Sarah (2011). Dropbox Raising Massive Round at a $5B-Plus Valuation. TechCrunch.

Purbo, Onno W. (2002). Teknologi e-learning Berbasis PHP dan MySQL

PyCon (2011). How Dropbox Did It and How Python Helped"Where are my files stored?". Dropbox FAQ. Dropbox, Inc.

Ryan Paul (2010). How Dropbox ended my search for seamless sync on Linux. Ars Technica

RFC 5321 (2010)– Simple Mail Transfer Protocol. Network Working Group.

Scott Dunn (2010). Dropbox File Sync Service. PC World.

Tam, Pui-Wing (2010). Philosophy Helps Start-Ups Move Faster. Wall Street Journal.

Ying, Jon (2009). Meet The Team! (Part 1). The Dropbox Blog. Dropbox, Inc..

100