Optimasi Model Pembelajaran Berbasis E-Learning Dengan Dropbox Dalam Proses Kegiatan Belajar Mengajar
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
Jurnal Pendidikan MIPA, Vol. 5. No. 2, Jul – Des 2015 ISSN: 2088-0294 OPTIMASI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS E-LEARNING DENGAN DROPBOX DALAM PROSES KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR Muliansani Prodi Pendidikan Teknologi Informasi STKIP Taman Siswa Bima Email : [email protected] Abstrak Model pembelajaran yang paling umum adalah model konvensional atau tatap muka antara tenaga pengajar dengan peserta didik. Dengan kemajuan teknologi, Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) telah banyak berubah baik dari proses maupun hasil dari KBM. Pemanfaatan kemajuan teknologi dibidang elektronik dan informasi membuat proses penyampaian informasi menjadi lebih mudah. Banyak metode yang penyampaian informasi yang telah dikembangakan oleh developer aplikasi software seperti mail, media sosial dan lainnya. Dari banyaknya model aplikasi yang ada, penulis mencoba untuk menggunakan app dropbox. Sebuah aplikasi direktori penyimpanan file yang dapat di share untuk user yang tergabung sebagai komunitas atau group dalam satu akun. Kelebihan dari app dropbox dengan aplikasi lain yang sejenis adalah feature yang dimilikinya yaitu pengaturan hak akses untuk user yang tergabung dalam group. Dari hasil analisis penerapan metode yang dilakukan, menujukan bahwa model pembelajaran e-learning dengan dropbox lebih baik dari penerapan dengan aplikasi lain seperti mail dan media sosial lainnya dalam KBM. Kata Kunci : Dropbox, Mail, Direktori, KBM, Konvensional PENDAHULUAN Pendidikan adalah mempelajari ilmu pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan sekelompok orang yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui pengajaran, pelatihan, atau penelitian. Pendidikan sering terjadi dibawah bimbingan orang lain, tetapi juga memungkinkan secara otodidak (Dewey, John 1944). Setiap peristiwa yang memiliki efek terhadap cara orang berpikir, merasa, atau bertindak dapat dianggap pendidikan. Pendidikan umumnya dibagi menjadi tahap seperti prasekolah, sekolah dasar, sekolah menengah, perguruan tinggi, dan magang. Kemajuan dan perkembangan teknologi saat ini telah memberian pembaharuan dalam dunia pendidikan, terutama dibidang teknologi informasi. kemajuan teknologi informasi tidak terlepas dari kemajuan teknologi perangkat elektronik yang dapat menjadi media untuk menyampaian informasi dalam bentuk digital. Kemajuan teknologi jaringan komunikasi yang juga sangat mempengaruhi perkembangan kehidupan manusia, khususnya jaringan internet. Proses kegiatan belajar mengajar (KBM) yang terjadi dalam dunia pendidikan formal telah banyak yang menggunakan jaringan internet sebagai media penyampaian informasi. Internet Internet (interconnection-networking) adalah seluruh jaringan komputer yang saling terhubung menggunakan standar sistem global Transmission Control Protocol/Internet Protocol Suite (TCP/IP) sebagai protokol pertukaran paket (packetswitching communicationprotocol) untuk melayani miliaran pengguna di seluruh 92 Jurnal Pendidikan MIPA, Vol. 5. No. 2, Jul – Des 2015 ISSN: 2088-0294 dunia.Rangkaian internet yang terbesar dinamakan Internet. Cara menghubungkan rangkaian dengan kaidah ini dinamakan internetworking (antar jaringan). Jumlah pengguna Internet yang besar dan semakin berkembang, telah mewujudkan budaya Internet. Internet juga mempunyai pengaruh yang besar atas ilmu, dan pandangan dunia. Dengan hanya berpandukan mesin pencari seperti Google, pengguna di seluruh dunia mempunyai akses Internet yang mudah atas bermacam- macam informasi. Dibanding dengan buku dan perpustakaan, Internet melambangkan penyebaran(decentralization) / pengetahuan (knowledge) informasi dan data secara ekstrem. Perkembangan Internet juga telah memengaruhi perkembangan ekonomi. Berbagai transaksi jual beli yang sebelumnya hanya bisa dilakukan dengan cara tatap muka (dan sebagian sangat kecil melalui pos atau telepon), kini sangat mudah dan sering dilakukan melalui Internet. Transaksi melalui Internet ini dikenal dengan nama e- commerce. Internet juga semakin banyak digunakan di tempat umum. Beberapa tempat umum yang menyediakan layanan Internet termasuk perpustakaan, dan Internet cafe/warnet (juga disebut Cyber Cafe). Terdapat juga tempat awam yang menyediakan pusat akses Internet, seperti Internet Kiosk, Public access Terminal, dan Telepon web.Terdapat juga toko-toko yang menyediakan akses wi-fi, seperti Wifi-cafe. Pengguna hanya perlu membawa laptop (notebook), atau PDA, yang mempunyai kemampuan wifi untuk mendapatkan akses Internet. Dalam perkembangan dunia pendidikan, model pembelajaran yang menggunakan teknologi informasi yang menggunakan perangakat elektronik disebut dengan e- learning. E-learning Dalam dunia pendidikan, telah dikenal sistem pembelajaran elektronik atau e- pembelajaran (Inggris: Electronic learning disingkat E-learning) dapat didefinisikan sebagai sebuah bentuk teknologi informasi yang diterapkan di bidang pendidikan berupa website yang dapat diakses dimana saja (Purbo, Onno W. 2002). Jaya Kumar C. Koran (2002) menyatakan e-learning sebagai sembarang pengajaran dan pembelajaran yang menggunakan rangkaian elektronik (LAN, WAN, atau internet) untuk menyampaikan isi pembelajaran, interaksi, atau bimbingan. Dong (2002) e-learning sebagai kegiatan belajar asynchronous melalui perangkatelektronik komputer yang memperoleh bahan belajar yang sesuai dengan kebutuhannya. Glossary(2001) e-learning adalah sistem pendidikan yang menggunakan aplikasi elektronik untuk mendukung belajar mengajar dengan media Internet, jaringan komputer,maupun komputer standalone. Rosenberg (2001)menekankan bahwa e-learning merujuk pada penggunaan teknologi internet untuk mengirimkan serangkaian solusi yang dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan. Sedangkan Darin E. Hartley (Hartley, 2001) e-learning merupakan suatu jenis belajar mengajar yang memungkinkan tersampaikannya bahan ajar ke siswa dengan menggunakan media Internet, Intranet atau media jaringan komputer lain. E-learning merupakan dasar dan konsekuensi logis dari perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Dengan e-learning, peserta ajar (learner atau murid) tidak perlu duduk dengan manis di ruang kelas untuk menyimak setiap ucapan dari seorang guru secara langsung dalam satu tempat yang sama, namun dapat berinteraksi melalui media elektronik yang dapat menghubungkan kedua pihak dalam posisi yang tidak sama atau jauh baik secara real time maupun tidak. E-learning juga dapat mempersingkat 93 Jurnal Pendidikan MIPA, Vol. 5. No. 2, Jul – Des 2015 ISSN: 2088-0294 jadwal target waktu pembelajaran, dan tentu saja menghemat biaya yang harus dikeluarkan oleh sebuah program studi atau program pendidikan. E-learning dalam arti luas bisa mencakup pembelajaran yang dilakukan di media elektronik (internet) baik secara formal maupun informal. E-learning secara formal misalnya adalah pembelajaran dengan kurikulum, silabus, mata pelajaran dan tes yang telah diatur dan disusun berdasarkan jadwal yang telah disepakati pihak-pihak terkait (pengelola e-learning dan pembelajar sendiri). Pembelajaran seperti ini biasanya tingkat interaksinya tinggi dan diwajibkan oleh perusahaan pada karyawannya atau pembelajaran jarak jauh yang dikelola oleh universitas dan perusahaan-perusahaan yang memang bergerak dibidang penyediaan jasa e-learning untuk umum.E-learning bisa juga dilakukan secara informal dengan interaksi yang lebih sederhana, misalnya melalui sarana mailinglist, e-newsletter atau website pribadi, organisasi dan perusahaan yang ingin mensosialisasikan jasa, program, pengetahuan atau keterampilan tertentu pada masyarakat luas. Sebagaimana yang disebutkan diatas, e-learning telah mempersingkat waktu pembelajaran dan membuat biaya studi lebih ekonomis. E-learning mempermudah interaksi antara peserta didik dengan bahan/materi, peserta didik dengan dosen/guru/instruktur maupun sesama peserta didik. Peserta didik dapat saling berbagi informasi dan dapat mengakses bahan-bahan belajar setiap saat dan berulang-ulang, dengan kondisi yang demikian itu peserta didik dapat lebih memantapkan penguasaannya terhadap materi pembelajaran. Dalam e-learning, faktor kehadiran guru atau pengajar otomatis menjadi berkurang atau bahkan tidak ada. Hal ini disebabkan karena yang mengambil peran guru adalah komputer dan panduan-panduan elektronik yang dirancang oleh “contents writer”, designer e-learning dan pemrogram komputer.Slogan yang selalu diangkat dalam penerapan e-learning, yaitu “Content is King, Conversation is Queen”. Sudah sepantasnya bagi Penggiat e-learning, untuk selalu berusaha menyajikan konten yang bisa diterima dengan baik, bisa diakses dengan mudah, dan bisa diiikuti dengan menyenangkan. Dalam dunia e-learning, SDM merupakan faktor yang sangat vital dalam implementasi e-learning. Mengapa demikian? Karena e-learning muncul justru untuk meningkatkan kualitas SDM, baik itu di perusahaan, instansi, institusi/dunia pendidikan, maupun di dalam kehidupan bermasyarakat. Oleh karena itu SDM yang ada perlu dipersiapkan dengan sebaik-baiknya sebelum e-learning dijalankan. SDM suatu perusahaan/institusi harus mempunyai pola pikir yang menyatakan bahwa e-learning menjadi kebutuhan perusahaan/institusi untuk mencapai visi dan misi perusahaan/institusi itu sendiri, sehingga e-learning harus dilakukan. Cara pandang ini tentunya membawa konsekuensi dan menuntut adanya perubahan, diantaranya adalah perubahan budaya kerja di perusahaan/institusi tersebut. Dalam hal ini manajemen SDM sebagai pengelola SDM yang ada tentunya akan membuat kebijakan-kebijakan yang sesuai dengan kebutuhan untuk menjalankan e-learning di perusahaan/institusi tersebut. Tujuan e-learning adalah untuk