perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB III
TINJAUAN UMUM KOTA BANDUNG DAN KAWASAN BRAGA
I . Tinjauan Umum Kota Bandung
Kota Bandung terletak di wilayah Jawa Barat dan merupakan Ibukota Propinsi
Daerah Tingkat I Jawa Barat.Kota Bandung merupakan kota metropolitan terbesar di
Jawa Barat sekaligus menjadi ibu kota provinsi tersebut. Kota ini terletak 140 km
sebelah tenggara Jakarta, dan merupakan kota terbesar ketiga di Indonesia setelah Jakarta dan Surabaya menurut jumlah penduduk.Kota kembang merupakan sebutan lain untuk kota ini, karena pada zaman dulu kota ini dinilai sangat cantik dengan banyaknya pohon-pohon dan bunga-bunga yang tumbuh di sana. Selain itu Bandung dahulunya disebut juga dengan Parijs van Java karena keindahannya. Selain itu kota Bandung juga dikenal sebagai kota belanja, karena memiliki ±19 mall, ±11 gallery, ±43 distro, dan ±60 factory outlet. Hal tersebut membuktikan beragamnya tempat berbelanja yang ada di kota Bandung. Kota bandung juga dikenal sebagai tujuan kuliner bagi para wisatawan yang berwisata ke kota Bandung. Sejak 1941 Bandung sudah diposisikan sebagai sentra kuliner nusantara karena memiliki jumlah rumah makan terbanyak di seantero kota di Indonesia. Pendek kata, Bandung adalah gudang makanan dan surga bagi kaum pengadap (tukang jajan). Bandung selalu jadi trademark dan trendsetter yang cukup
menawan hati dengan produk-produk kulinernya seperti oncom, peuyeum, serabi,
kacang, dan sebagainya. Bahkan tidak jarang nama Bandung digunakan sebagai
branding yang mempunyai image bagus untuk mendongkrak penjualan.
Setiap produsen makanan berlomba-lomba untuk menciptakan makanan/kuliner
dengan rasa dan jenis yang berbeda. Beberapa produk makanan yang sudah terkenal
adalah Brownies Amanda, Batagor Ikhsan, Batagor Riri, Rumah Makan Strawberry,
Ayam Goreng Brebes, Es Teler 77, Rumah Makan Ampera, Bakso Panghegar, Sate
Hadori, Cendol Elizabeth, Pisang Molen Kartika Sari, Yoghurt Cikapayang, Bumbu
Desa, Rumah Nenek, Sindang Reret, Rumah Panyileukan, Raja Ikan Makassar, dsb.
Kota Bandung akan menjadi titik sentral pada perkembangan ekonomi masa depan
yang berbasis industri kreatif. Setidaknya, tak hanya menjadi barometer bagi kawasan
Indonesia, tetapi juga kawasan Asia Timur. Hal itu terbukti dari penghargaan yang commit to user diterima Kota Bandung sebagai Kota se-Kreatif se-Asia berdasarkan survei Channel revitalisasi kawasan Braga BAB III - 49 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
News Asia di Singapura pada tahun 2011. Sebelumnya, pada tahun 2007, Bandung
dipilih sebagai proyek percontohan Kota Kreatif se-Asia timur dalam pertemuan
Internasional Berbasis Ekonomi di Yokohama, Jepang.
Dengan adanya tol Cipularang, waktu tempuh Jakarta-Bandung semakin pendek.
Arus wisatawan dari ibu kota pun bertambah banyak. Semua hotel berbintang sampai
hotel melati mengalami fully-booked. Rata-rata mereka menginap berkisar antara 3-4
hari. Bahkan Januari 2006, jumlah kendaraan yang masuk ke Bandung sebanyak
25.665. Pendapatan yang diterima Jasa Marga pada saat tersebut adalah sebesar Rp
276,7 juta. Sekitar 80% pengunjung adalah wisatawan dari luar kota. Dari jumlah itu, 60% adalah orang Jakarta. Sisanya pengunjung dari Jawa, Sulawesi, Yogyakarta, dan Solo. Bahkan, turis asing dari kawasan Asia Tenggara, Jepang, Belanda, Belgia kerap kali berbelanja di kawasan ini. Daya tarik Kota Bandung yang menjanjikan kemudahan dalam segi materi dan predikat sebagai kota Pendidikan, telah menyebabkan terjadinya arus urbanisasi dari daerah di sekitar Kota Bandung, bahkan dari luar Provinsi Jawa Barat.
I.1 Kondisi Geografis Kota Bandung terletak diantara 6o 50’ 38” – 6o 58’ 50” Lintang Selatan dan 107o 33’ 34” – 107o 43’ 50” Bujur Timur, dengan luas wilayah 16.729,65 ha.
Gambar 3.1.Peta Administratif Kota Bandung Sumber : http://www.indotravelers.com/bandung/images/peta_wisata_bandung.jpg
commit to user revitalisasi kawasan Braga BAB III - 50 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Batas Kota Bandung
Utara : Kec. Lembang, Kec. Cimeyan, Kec. Cilengkrang
Timur : Kec. Cileunyi
Selatan: Kec. Bojongsoang, Kec. Dayeuhkolot
Barat : Kota Cimahi
Kota Bandung dikelilingi oleh pegunungan, sehingga bentuk morfologi
wilayahnya bagaikan sebuah mangkok raksasa, secara geografis kota ini terletak di tengah-tengah provinsi Jawa Barat, serta berada pada ketinggian ±791 m di atas permukaan laut, dengan titik tertinggi di berada di sebelah utara dengan ketinggian 1.050 meter di atas permukaan laut dan sebelah selatan merupakan kawasan rendah dengan ketinggian 675 meter di atas permukaan laut. Menurut Perda Kota Bandung Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pemekaran dan Pembentukan Wilayah Kerja Kecamatan dan Kelurahan di Lingkungan Pemerintah Kota Bandung, wilayah kota Bandung terbagi menjadi : 30 Kecamatan 151 Kelurahan 1.558 Rukun Warga 9.678 Rukun Tetangga
Untuk mendukung struktur ruang yang direncanakan, wilayah Kota Bandung
di bagi menjadi 8 subwilayah kota yang dilayani oleh 2 pusat pelayanan kota dan
8 subpusat pelayanan. Pusat pelayanan kota melayani 2 juta pendudukan,
sedangkan subpusat pelayanan kota melayani sekitar 500.00 penduduk.
Pembagian pusat pelayanan di Kota Bandung adalah sebagai berikut.
commit to user revitalisasi kawasan Braga BAB III - 51 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Tabel 3.1. Pembagian Wilayah Kota Bandung Pusat Pelayanan Alun-Alun
Subpusat Pelayanan Sentrasari Subpusat pelayanan Sadangserang
Kecamatan Andir Kecamatan Cidadap
Kecamatan Sukasari Kecamatan Coblong
Kecamatan Cicendo Kecamatan Bandung Wetan
Kecamatan Sukajadi Kecamatan Cibeunying Kidul
Kecamatan Cibeunying Kaler
Kecamatan Sumur Bandung Subpusat Pelayanan Kopo Kencana Subpusat pelayanan Turangga Kecamatan Astana Anyar Kecamatan Regol Kecamatan Bojongloa Kidul Kecamatan Lengkong Kecamatan Bojongloa Kaler Kecamatan Batununggal Kecamatan Babakan Ciparay Kecamatan Kiaracondong Kecamatan Bandung Kulon Pusat Pelayanan Gedebage Subpusat Pelayanan Arcamanik Subpusat Pelayanan Ujungberung Kecamatan Arcamanik Kecamatan UjungBerung Kecamatan Mandalajati Kecamatan Cibiru Kecamatan Antapani Kecamatan Cinambo Kecamatan Panyileukan Subpusat Pelayanan Kordon Subpusat Pelayanan Derwati
Kecamatan Bandung Kidul Kecamatan Gedebage
Kecamatan Buahbatu Kecamatan Rancasari
Sumber : RTRW Kota Bandung 2013
Kota Bandung dialiri dua sungai utama, yaitu Sungai Cikapundung dan
Sungai Citarum beserta anak-anak sungainya yang pada umumnya mengalir ke
arah selatan dan bertemu di Sungai Citarum. Dengan kondisi yang demikian,
Bandung selatan sangat rentan terhadap masalah banjir terutama pada musim
hujan.
Semetara iklim kota Bandung dipengaruhi oleh iklim pegunungan yang
lembab dan sejuk, dengan suhu rata-rata 23.5 °C, curah hujan rata-rata 200.4 mm dan jumlah hari hujan rata-rata 21.3 hari per bulan. commit to user revitalisasi kawasan Braga BAB III - 52 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Lokasi Kotamadya Bandung cukup strategis, dilihat dari segi komunikasi,
perekonomian maupun keamanan. Hal tersebut disebabkan oleh :
1. KotaBandung terletak pada pertemuan poros jalan raya :
• Barat Timur yang memudahkan hubungan dengan Ibukota
Negara.
• Utara Selatan yang memudahkan lalu lintas ke daerah perkebunan
(Subang dan Pangalengan).
2. Letak yang tidak terisolasi serta dengan komunikasi yang baik akan
memudahkan aparat keamanan untuk bergerak ke setiap penjuru.
Berdasarkan data Dinas Kependudukan Kota Bandung tahun 2008, jumlah penduduk Kota Bandung tahun 2008 mencapai 2.335.406 jiwa. Laju pertumbuhan penduduk rata-rata per tahun pada tahun 2006-2008 adalah 0,8%. Berdasarkan proyeksi, jumlah penduduk pada tahun 2031 diperkirakan mencapai 4.1 juta jiwa. Angka proyeksi tersebut merupakan angka jumlah penduduk dengan pertumbuhan alami tanpa adanya intervensi apapun. Kota bandung memiliki peran penting dalam perekonomian Jawa Barat. Sebagai suatu area yang telah membentuk kesatuan fungsional Bandung Metropolitan Area, aktivitas ekonomi dan penduduk relatif sudah menyatu. Pada tahun 2004-2007 kontribusi ekonomi Kota Bandung di Jawa Barat mencapai
rata-rata 10%. Dalam lingkup kota Bandung Raya, maka kontribusi aktivitas
ekonominya menjadi sekitar 21% dari ekonomi Jawa Barat.
Pada tahun 2002 nilai produktivitas ekonomi lahan (bruto) Kota Bandung
adalah Rp. 126 milyar per km2 dan terus mengalami peningkatan, hingga tahun
2007 mencapai Rp.307 milyar per km2. Kenaikan nominal nilai produktivitas
lahan ini relatif sangat cepat dalam masa 5 tahun tersebut, yaitu rata-rata tumbuh
19,54% pertahun.
Terdapat pula beberapa sektor ekonomi lokal di Bandung yang berupa
industri kreatif. Industri kreatif merupakan kumpulan dari sektor-sektor industri
yang mengandalkan kreativitas sebagai modal utama dalam bidang fashion,
desain dan musik yang dikelola oleh orang muda berusia 15-25 tahun. Industri
kreatif di Kota Bandung menyerap 344.244 tenaga kerja dan memberikan konstribusi sebesar 11% untuk ekonomicommit tolokal. user revitalisasi kawasan Braga BAB III - 53 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Kota bandung merupakan salah satu kota tujuan pendatang yang berasalh dari
berbagai daerah di Pulau Jawa maupun luar pulau Jawa. Hal ini menyebabkan
Kota Abndung menjadi pusat kegiatan bukan hanya bagi penduduk setempat
tetapi juga penduduk didaerah sekitarnya. Sebagian besar penduduk Kota
Bandung, lokal maupun pendatang, terlibat dalam sektor perdagangan baik
formal maupun informal sebagai Pedagang Kaki Lima. Terdapat ±22.362 PKL di
Bandung pada tahun 2004, sedangkan pada tahun 2005 terdapat ±26.490 PKL
ada di Kota Bandung.
Jika dilihat dari lokasinya, PKL menempati lokasi yang mampu menarik banyak pelanggan seperti pusat perbelanjaan, pertokoan, pasar, pusat pendidikan, rumah sakit, dan jalan-jalan utama. Di beberapa titik terdapat juga kelompok PKL yang selama bertahun-tahun telah dikenal karena menjual pusatperdagangan barang bekas dan perlengkapan interior (audio visual sistem) kendaraan roda empat, di Taman Cilaki yang merupakan pusat jajanan kaki lima, di Pasar Gedebage yang merupakan pusat perdagangan produk fashion dan di jl. Peta yang merupakan pusat penjualan ikan hias.
I.2 Sejarah Tidak diketahui secara pasti, berapa lama Kota Bandung dibangun. Akan tetapi, kota itu dibangun bukan atas prakarsa Daendels, melainkan atas prakarsa
Bupati Bandung, bahkan pembangunan kota itu langsung dipimpin oleh bupati.
Dengan kata lain, Bupati R. A. Wiranatakusumah II adalah pendiri (the founding
father) kota Bandung. Kota Bandung diresmikan sebagai ibukota baru
Kabupaten Bandung dengan surat keputusan tanggal 25 September 1810.
Kota Bandung mulai dijadikan sebagai kawasan pemukiman sejak
pemerintahan kolonial Hindia-Belanda, melalui Gubernur Jenderalnya waktu itu
Herman Willem Daendels, mengeluarkan surat keputusan tanggal 25 September
1810 tentang pembangunan sarana dan prasarana untuk kawasan ini.
Dikemudian hari peristiwa ini diabadikan sebagai hari jadi kota Bandung.
Kota Bandung secara resmi mendapat status gemeente (kota) dari Gubernur
Jenderal J.B. van Heutsz pada tanggal 1 April 1906 dengan luas wilayah waktu
itu sekitar 900, menjadi 2.150 ha pada 12 Oktober 1917, 3.305 ha pada tahun 1945, 8.098 ha pada tahun 1949,commit dan akhirnya to user menjadi sekitar 16.730 ha pada 22 revitalisasi kawasan Braga BAB III - 54 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Januari 1987.
Perencanaan tata kota dan perluasan wilayah kota ditetapkan untuk pertama
kali pada tahun 1930 oleh E.H. Karsten, yang memproyeksikan masa 25 tahun ke
depan jumlah penduduk sebesar 750.000 orang ( Plan Karsten ).
Rencana Induk Kota Kotamadya Daerah Tingkat II Bandung Tahun 1985
memproyeksikan jumlah penduduk sebanyak 1.665.000 orang dengan luas
wilayah 8.096 ha pada tahun 2005.
Revisi Rencana Induk tahun 1985 – 2005 yang dibuat pada tahun 1992,
memproyeksikan jumlah penduduk sebanyak 2.509.448 orang pada tahun 2005 dengan luas wilayah sekitar 16.730 ha. Proyeksi jumlah penduduk tahun 2005 didasarkan pada jumlah penduduk tahun 1991 sebanyak 2.096.463 orang dan laju pertambahan penduduk rata-rata di Kota Bandung. Pada masa perang kemerdekaan, pada 24 Maret 1946, sebagian kota ini di bakar oleh para pejuang kemerdekaan sebagai bagian dalam strategi perang waktu itu. Peristiwa ini dikenal dengan sebutan Bandung Lautan Api dan diabadikan dalam lagu Halo-Halo Bandung. Selain itu kota ini kemudian ditinggalkan oleh sebagian penduduknya yang mengungsi ke daerah lain. Pada tanggal 18 April 1955 di Gedung Merdeka yang dahulu bernama "Concordia" (Jl. Asia Afrika, sekarang), berseberangan dengan Hotel Savoy Homann, diadakan untuk pertama kalinya Konferensi Asia-Afrika yang
kemudian kembali KTT Asia-Afrika 2005 diadakan di kota ini pada 19 April-24
April 2005.
II . Tinjauan Umum Kawasan Braga
Jalan Braga adalah nama sebuah jalan utama di kota Bandung. Nama jalan ini
cukup dikenal sejak masa pemerintahan Hindia-Belanda. Jalan Braga menjadi ramai
karena banyak usahawan-usahawan terutama berkebangsaan Belanda mendirikan toko-
toko, bar dan tempat hiburan di kawasan itu seperti tokoOnderling Belang. Kemudian
pada dasawarsa 1920-1930-an muncul toko-toko dan butik (boutique) pakaian yang
mengambil model di kota Paris, Perancis yang saat itu merupakan kiblat model
pakaian di dunia. Dibangunnya gedung Societeit Concordia yang digunakan untuk
pertemuan para warga Bandung khususnya kalangan tuan-tuan hartawan, Hotel Savoy Homann, gedung perkantoran dan laincommit-lain di to beberapa user blok di sekitar jalan ini juga revitalisasi kawasan Braga BAB III - 55 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
meningkatkan kemasyhuran dan keramaian jalan ini. Pada saat itu segala kebutuhan
dengan kualitas bergensi bisa didapatkan di Braga.
Gambar 3.2.Gedung Societeit Concordia Sumber : https://ganzzssparrow.files.wordpress.com/2012/02/concordia2.jpg
Jalan Braga memiliki sejarah panjang dan sangat dikenal. Jalan ini terletak persis di jantung kota dan berhimpitan dengan Jalan Asia Afrika yang dikenal dengan Gedung Merdeka.Ketenaran nama jalan Braga di Kota Bandung tempo dulu tampaknya tidak pernah dilupakan di tengah kemajuan ibukota Provinsi Jawa Barat yang terkenal sebagai kota kembang dan memiliki suasana alam sejuk serta salah satu kota tujuan wisata utama di Indonesia. Jalan Braga sudah dikenal baik oleh masyarakat, baik sebagai objek wisata berwawasan sejarah atau arsitektur. Yang juga cukup menarik adalah fenomena banyaknya kelompok remaja yang mengunjungi Jalan Braga, terutama pada akhir minggu dan hari-hari libur. Sejak pagi hingga menjelang malam, berbagai kelompok
remaja tampak silih berganti berjalan-jalan atau berfoto bersama di sudut-sudut Jalan
Braga. Objek foto paling populer tentunya gedung-gedung tua peninggalan masa
kolonial yang sebagian tampak masih kokoh berdiri dan menyisakan keindahan masa
lalunya. Tak jarang pula bisa kita saksikan berbagai kegiatan pemotretan untuk
keperluan fashion atau pernikahan dan bahkan untuk pembuatan film, dilakukan di
sepanjang Jalan Braga dengan latar gedung-gedung tuanya.
commit to user revitalisasi kawasan Braga BAB III - 56 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Gambar 3.3. Bangunan Tua Sebagai Latar Belakang Objek Foto Sumber : http://www.pikiran- rakyat.com/ffarm/www/imagecache/625x350/ffarm/www/2010/04/26/foto.jpg Jalan Braga pada malam hari menjadi tempat orang-orang bersantai di sejumlah cafe dan rumah hiburan termasuk arena permainan biliar serta arena pamer dan penjuakan lukisan itu dulu pernah bernama jalan Pedati karena sering hanya dilewati Pedati dan jalan Braga berubah setelah tahun 1920-an sejalan pembangunan Kota Bandung sebagai pusat pemerintahan sipil.
Gambar 3.4 . Braga Pada Malam Hari Sumber : Dokumentasi Pribadi (2014) Terdapat event-event mingguan, bulanan, bahkan tahunan untuk memperkenalkan
kembali jalan braga sebagai kawasan wisata yang menarik, seperti, Car Free day,
Braga Culinary Night, Braga Festival, Braga Weekend Market, Bragakeun Braga,
Braga City Walk.
Gambar 3.5. Braga Festival 2012
Sumber : http://amazingbandung.com/wp-content/uploads/2012/09/Braga1.jpg Sejumlah julukan pun di berikan untuk menggambarkan suasana braga, seperti, , “de meest Europessche winkelstraat vancommit Indie to”atau user komplek pertokoan Eropa paling revitalisasi kawasan Braga BAB III - 57 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
terkemuka di Hindia-Belanda dan Parijs Van Java atau Parisnya Jawa bermula dari
jalan ini, julukan ini masih dikenal sampai sekarang.
Penataan kawasan Braga tempo dulu sangat menyenangkan. Toko-toko menyajikan
barang dagangan yang ditata apik, sehingga menarik. Pada trotoar kiri-kanan jalan,
tidak boleh ada kegiatan perdagangan bentuk lain. Trotoar betul-betul difungsikan
sebagai tempat orang berjalan. Kawasan Braga menjadi tempat yang disenangi orang
banyak untuk rekreasi jalan kaki di pusat kota. Sebagian pengunjung acara jaarbeurs
dan pacuan kuda menyempatkan diri untuk jalan-jalan di kawasan Braga. Tetapi tidak
sekarang, jalan braga saat ini merupakan jalan ramai yang dilintasi kendaraan bermotor, bukan ramai dilintasi pejalan kaki. Para pejalan kaki menjadi tidak nyaman karena suara bising dan asap yang ditimbulkan kendaraan tersebut sangat mengganggu. Sehingga perlu diantisipasi khususnya oleh pemerintah yang mempunyai kemampuan untuk mengatasinya Sebagai upaya revitalisasi, saat ini Pemerintah Kota Bandung sedang melakukan pembenahan Jalan Braga yang dimulai dengan penggantian jalan aspal dengan susunan batuan andesit. Penggantian badan jalan ini tak lepas dari kritik, terutama karena kualitas jalan aspal di Jalan Braga termasuk yang sangat baik. Seorang pemilik toko di Braga bahkan mengatakan belum pernah mengalami sedikit pun kerusakan jalan di Braga sejak 25 tahun terakhir ini. Akan tetapi, penggunaan bahan batu andesit pun dianggap tak memiliki relevansi sejarah.Setelah mengeluarkan biaya yang cukup
mahal, revitalisasi itu justru gagal. Nasib pejalan kaki tidak juga bertambah nyaman
karena kendaraan tetap melintasi batu andesit tersebut. Susunan batu andesit di Jalan
Braga tersebut justru goyang semua saat dilalui mobil. Goyangnya batu tersebut
menghasilkan bunyi yang cukup ribut dan tidak enak didengar.
Sebelumnya, harapan pernah digantungkan pada kehadiran Braga Citywalk, namun
tampaknya hingga saat ini Braga Citywalk belum memberikan pengaruh yang
signifikan pada pengembangan Jalan Braga. Lokasi tempat Braga Citywalk sendiri
merupakan bekas lokasi pabrik perakitan mobil yang pertama di Hindia Belanda,
“Fuchs & Rens”. Pabrik yang didirikan pada tahun 1919 ini juga merupakan pabrik
perakitan mobil mewah Mercedes Benz yang pertama di Indonesia.
commit to user revitalisasi kawasan Braga BAB III - 58 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Gambar 3.6. Gedung Gas Negara, Salah Satu Gedung Yang Sudah Tak Terpakai Sumber : Dokumentasi Pribadi (2014)
Selain masalah pemugaran yang menyebabkan hilangnya bentuk asli bangunan, masalah lain adalah penelantaran bangunan oleh pemiliknya. Dengan mudah kita bisa menjumpai bangunan-bangunan yang terlantar di Braga bahkan kosong tak berpenghuni, dan banyak kasus juga di banyak daerah di Bandung. Lama kelamaan, bangunan ini mengalami kerusakan, bobrok dan hancur dimakan usia. Tidak bisa dipungkiri, hal ini sangat erat kaitannya dengan masalah dana pemeliharaan yang tidak sedikit dan hingga saat ini, dari pemerintah belum ada alokasi dana untuk pemeliharaan bangunan kuno yang dilindungi.Meskipun sebenarnya sudah ada Undang-Undang yang mengatur tentang masalah ini, yaitu UU No. 5 tahun 1992 tentang Benda Cagar Budaya, ternyata kasus pembongkaran, penelantaran dan tidak berfungsinya bangunan kuno masih terus terjadi. Ini membuktikan bahwaperaturan yang ada tersebut belum cukup efektif dalam melindungi bangunan bersejarah yang ada di kota Bandung dan di Braga khususnya.
Sedang masalah selanjutnya adalah area parkir yang terbatas. Unit usaha di Braga
pada dasarnya membutuhkan ruang untuk mengakomodasi tamu yang membawa
kendaraan bermotor. Namun karena kerebatasan tempat maka digunakanlah sisi badan
jalan. Akibatnya, ruas jalan yang sempit jadi bertambah sempit. Hal lebih
mengenaskan tak jarang trotoar yang sejatinya dominan para pejalan kaki digunakan
pula untuk parkir khususnya kendaraan roda dua. Saat pejalan kaki terusik
kenyamanannya, trotoar menjadi tak terawat, kotor, bahkan kumuh.
II.1 Lokasi Kawasan Braga
Kawasan Braga terletak diantara 6°55'2.51" Lintang Selatan dan
107°36'33.51" Bujur Timur. Kawasan Braga berada di wilayah adimistratif
Kelurahan Sumur Bandung dengan luas 342,96 ha, Kecamatan Braga, Kota Bandung. commit to user revitalisasi kawasan Braga BAB III - 59 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
U
Gambar 3.7.Peta Koridor Braga Sumber : google.com/maps Koridor Braga juga termasuk kedalam kawasan Pusat Kota Bersejarah berdasarkan RTRW Kota Bandung 2011-2031. Sedangkan berdasarkan RTRW Kota Bandung 2013 kawasan Braga termasuk kedalam wilayah yang berfungsi sebagai wilayah perdagangan dan jasa.
± 7,5 m Gambar 3.8. Koridor Braga Sumber : Dokumentasi Pribadi (2014)
Kawasan Braga memiliki koridor sepanjang ±700meter dari jalan AsiaAfrika
sampai dengan jalan Perintis Kemerdekaan, jalan Braga juga memotong jalan
Naripan, jalan Suniaraja dan jalan Lembong. Jalan ini merupakan jalan satu arah
selebar ± 7,5meter, satu ruas jalan dipakai untuk parkir mobil dan 2 ruas jalan
lainnya dipakai untuk lalulintas kendaraan bermotor. Jalan Braga sekarang
menggunakan batu adesit sebagai alas pengendara bermotor, alasannya untuk
mempertegas suasana kota eropa di jalan Braga. Jalan ini juga sebagai
penghubung antar kawasan, dari kawasan alun-alun, banceuy, naripan ke
kawasan Balai Kota, Stasiun Kereta api, dan Mall-mall.
commit to user revitalisasi kawasan Braga BAB III - 60 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Kawasan 1
Kawasan 2
Kawasan 3 Gambar 3.9. 3 Bagian Koridor Braga Sumber : Dokumentasi Pribadi (2014) Kawasan ini di bagi menjadi 3 bagian kawasan berdasarkan arah lalulintas, pertama kawasan arah lalulintas dari jalan naripan, ke jalan asia afrika, kawasan ini tidak terlalu ramai oleh wisatawan karena gadung-gedungnya banyak dipakai sebagai kantor dan hotel. Memiliki pedestrian yang cukup tertata dengan lebar ±2,5meter. kedua, adalah kawasan yang cukup ramai dikunjungi wisatawan, selain banyak terdapat bangunan-bangunan tua, banyak terdapat bar-bar, cafe- cafe dan restorant, terdapat juga Braga City Walk, sebuah Mall yang dibangun awal tahun 2005-an. Kawasan ini menghubungkan jalan naripan ke jalan
suniaraja dan jalan lembong. Terdapat 3 ruas jalan yang ramai dipakai
pengendara lalulintas. Juga terdapat pedestrian yang cukup tertata dengan lebar
±2,5meter. Terdapat pula pepohonan dan beberapa tong sampah sebagai upaya
revitalisasi yang dilakukan pemerintah. Kawasan ini juga yang menjadi tempat
pagelaran acara-acara untuk meramaikan kembali kawasan Braga. Ketiga, adalah
kawasan yang menghubungkan jalan perintis kemerdekaan ke jalan suniaraja dan
jalan lembong. Kawasan ini tidak cukup ramai pada siang hari, namun ramai
pada malam hari, karena terdapat pub-pub dan restorant mewah yang sering
dikunjungi pada malam hari. Di kawasan ini terdapat pedestrian dengan konsep
arcade yang cukup menarik.
commit to user revitalisasi kawasan Braga BAB III - 61 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
II.2 Sejarah
Ungkapan Paris Van java atau Parisnya Jawa bermula dari jalan Braga.
Kehadirannya menjadi magnet bagi tiap orang untuk berkunjung. Sederet
pertokoan elit dengan bangunan bergaya arsitektur modern pada masa
hindiabelanda khas eropa di sepanjang jalannya, membuat braga memiliki nilai
plus dibanding jalan-jalan lain dibandung saat itu.
Pada mulanya, tak ada yang menyangka jika jalan Braga sepanjang 700 meter
ini akan menjadi kawasan paling elit di Hindia Belanda. Bahkan pada awal abad-
19,Jalan Braga merupakan jalan setapak yang bisa dilalui kuda,menghubungkan Alun-Alun bandung-Merdeka Lio-Kampung Balubur-Coblong-Dago-buniwangi- maribaya-dan turun ke jalan tradisional (Highway Pajajaran) yang menghubungkan Sumedanglarang dan Wanayasa. Secara singkat, sejarah Jalan Braga bisa dijelaskan dalam tiga tahap berikut: Pertama, ambisi Gubernur Jenderal H.W. Daendles (1801 – 1811) untuk membangun Jalan Raya Pos yang membentang 1.000 kilometer dari Anyer hingga ke Panarukan. Sebagian dari Jalan Raya Pos ini yang menjadi cikal bakal Jl. Jend. Sudirman – Jl. Asia Afrika – Jl. Ahmad Yani di kota Bandung. Kedua, kondisi kas Belanda yang terkuras akibat Perang Diponegoro (1825 – 1830) serta perang-perang perlawanan lainnya, membuat pemerintahan
kolonial memberlakukan Politik Tanam Paksa (cultuurstelsel) dari tahun
1831 – 1870. Kopi, sebagai salah satu hasil bumi dari tanah Priyangan,
harus dikirimkan ke tempat pengemasan bernama Koffie Pakhuis yang
berada kira-kira satu kilometer di sebelah utara Jalan Raya Pos.
Ketiga, pengiriman kopi itu dilakukan dengan melintasi jalan setapak
berlumpur yang biasanya hanya dilewati pedati yang ditarik kuda. Jalan
setapak ini dikenal dengan nama Pedati Weg atau Jalan Pedati.
Dengan dibukanya beberapa usaha perkebunan di daerah Priangan,maka
berduyunlah orang-orang Belanda dan bangsa Eropa lainnya,untuk bermukim di
Kota Bandung.Orang-orang eropa yang telah menjadi Preangerplanters itu
merasa perlu untuk mendirikan suatu tempat pertemuan sosial dan rekreasi yang
biasa disebut "Societiet".Untuk keperluan itu,disewalah sebuah rumah kecil di Jl. Braga, dengan sewa 15 gulden commit setiap to bulan user dan si pemilik rumah musti jadi revitalisasi kawasan Braga BAB III - 62 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
jongosnya sekalian. Rupanya anggota Societiet kelewat banyak, hingga rumah
papan di samping Hotel Homann, yang kemudian menjadi toko serba ada " De
Vries " (sekarang kantor Keuangan).
Gambar 3.10. Suasana Depan Toko De Vries Sumber : http://likalulu.weebly.com/uploads/5/5/1/1/5511070/5625457.jpg?867 Denyut perubahan mulai terasa saat berdiri nya toko kelontong De Vries. Para petani Priangan keturunan Belanda atau dikenal dengan Preanger Planters kerap mengunjunginya untuk membeli kebutuhan sehari-hari. Kemudian kehadiran toko De Vries mengundang toko-toko lain yang bermunculan di Braga. Hal itu membuat pamor Braga melesat memasuki awal abad ke 20. Jalan Braga,yang dimasa lalu sempat dijuluki " De meest Europeesche winkelstraat van Indie ( Komplek pertokoan Eropa yang terkemuka di Hindai belanda). Tercatat Toko (Winkels) yang pertama didirikan di jalan Braga adalah sebuah toko senjata api milik tuan C.A. Hellerman. Selain jual senjata,toko yang didirikan oleh Hellerman pada tahun 1894 itu, juga berjualan bermacam-macam
kereta kuda,sepeda dan sekalian jadi bengkel reparasi senjata.
Toko yang terbesar dan tergolong serba ada adalah "Onderling
Belang",dengan spesialisnya mode dan pakaian. "OB". yang terkenal sebagai
"pusat mode" di Amsterdam, membuka cabang pertama di Surabaya. Tuan K.van
Doodenweerd Kepala cabang di Surabaya,berspekulasi mendirikan cabang OB di
Kota Kembang Bandung. Dibawa pimpinan H.J.Mm Koh, ternyata cabang "OB"
di Bandung berhasil mendatangkang keuntungan yang cukup besar, meskipun
mendapat saingan berat dari toko sejenis yang ada di jalan Braga pada saat itu.
Saingan berat "OB" terletak di depan toko tersebut, yaitu toko mode dan pakaian,
Modemagazyn "Au Bon Marche" yang terkenal dengan gaun-gaun wanita Mode
Paris yang selalu "up to date". Didirikan oleh A.Makinkinga pada tahun 1913.
Jalan Braga sendiri mencapai puncak kejayaan pada periode 1920-1930. Apalagi setelah walikota Bandungcommit saat to user itu B. Coops menginginkan Braga revitalisasi kawasan Braga BAB III - 63 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
menjadi pusat pertokoan ekslusif bergaya barat di Hindia Belanda dengan hanya
menjajakan barang-barang lux. Braga menjadi satu-satunya tempat yang
menunjukan life style yang mewah kalangan elit saat itu khususnya orang Eropa
yang tinggal di Hindia Belanda. Mereka menjadikannya sebagai pusat politik,
intelektual, seni, budaya hingga hiburan.
Gambar 3.11. Toko Populair, Salah Satu Toko Busana yang Uptodate Sumber : https://nirmalanurfauzia.files.wordpress.com/2012/10/bandung2.jpg Toko-toko besar di Jalan Braga sebagian besar milik orang Eropa. Dengan kata lain, kawasan Braga merupakan pusat pertokoan Eropa. Jalan Braga menjadi pusat perbelanjaan orang-orang Eropa, baik yang tinggal di Bandung atau Priangan, maupun yang datang dari luar Priangan. Selain pertokoan, di kawasan Braga juga terdapat hotel, restoran, salon, tempat hiburan, apotek, dan lain-lain. Segala bentuk sarana tersebut menjadikan Braga bukan hanya sebagai pusat kegiatan ekonomi, namun sekaligus sebagai pusat pertemuan orang-orang Eropa di kota Bandung (Hardjasaputra, ed., 2000).
II.3 Fungsi Lahan dan Ruang
Berdasarkan RTRW Kota Bandung 2013 kawasan Braga terbagi menjadi dua
bagian fungsi wilayah, bagian timur jalan Braga sebagai wilayah yang berfungsi
sebagai wialyah Jasa. Bagian Barat jalan Braga difungsikan sebagai wilayah
Perdagangan. Dan Berdasarkan RTRW Kota Bandung 2011-2031 koridor Braga
termasuk kedalam kawasan Pusat Kota Bersejarah.
Pada studi lapangan dan literatur yang sudah dilakukan, kawasan Braga ini
berfungsi sebagai wilayah perdangan dan jasa, dapat dilihat dari fungsi bangunan
yang ada dikanan dan kiri bangunan. Beberapa bangunan menawarkan barang
dagangan seperti toko buku, pakaian, makanan, barang-barang antik, kaca mata,
electronik dan lain-lain. Beberapa bangunan juga menawarkan jasa seperti, hotel,
apartement, pijat dan spa, kantor berita, bank, bar, pub, seni lukis, dan lain-lain.
Ada fungsi lain yang mendominasi kawasan Braga yaitu sebagai arus commit to user revitalisasi kawasan Braga BAB III - 64 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
transportasi. Pada jam-jam tertentu, jalan Braga terjadi keramian dan kemacetan,
akibat kendaraan bermotor yang lewat dan parkirdi bahu jalan Braga. Jalan
Braga menjadi penghubung beberapa kawasan, karena berada di pusat Kota
Bandung, seperti kawasan pemerintahan di Balai Kota Bandung ke kawasan
perdangangan di alun-alun kota atau ke stasion utam Kota Bandung. Dengan
lebar ± 7,5meter, satu bahu jalan dipakai untuk parkir, dua lajur dipakai untuk
kendaraan berlalulintas, sehingga tidak nyaman untuk mejadikan kawasan Braga
sebagai kawasan Perdangangan dan Jasa yang sudah direncakan Pemkot
Bandung. Pemerintah Kota Bandung juga sedang mengusahakan kawasan ini berubah menjadi kawasn bersejarah atau kawasan heritage kota Bandung. Ada 2 langkah yang dilakukan oleh Pemkot Bandung, pertama adalah, merubah jalan aspal mejadi batu andesit, agar terlihat seperti kota bersejarah di Eropa, padahal, pada jaman Braga berjaya, Braga hanya menggunakan aspal untuk jalan nya. Kedua, pemkot mengusung tema Braga City Walk untuk meningkatkan suasana heritage Braga. Namun hal ini kurang berhasil, karena mall Braga City Walk yang dibangunan cenderung bertema modern, hanya dibeberapa bagian diberikan sentuhan heritage di Braga City Walk ini. Sehingga bukan meningkatkan kawasan heritage Braga, namun seperti merusak wajah heritage Braga dengan bangunan yang cenderung modern dan berlantai banyak.
II.4 Aksesibilitas dan Transportasi
Sebagai mana yang telah dijelaskan sebelumnya, kawasan Braga dominasi
oleh keberadaan arus lalulintas yang cukup ramai pada jam-jam tertentu, bahkan
dapat terjadi kemacetan karena kegiatan perparkiran yang ada bahu jalan Braga.
Jalan Braga ini menghubungkan Jalan Naripan ke jalan Asia Afrika, Jalan
Naripan ke Jalan Lembong dan Suniaraja, Jalan Perintis Kemerdekaan ke jalan
Lembong dan Suniaraja.
commit to user revitalisasi kawasan Braga BAB III - 65 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Gambar 3.12 Peta Lalu Lintas Braga Sumber : google.com/maps Pedestrian yang terdapat di Braga sudah mengalami pelebaran dari ±2meter menjadi ±3meter. Lampu jalan di pasang dan pohon di pasang untuk mendukung fungsi pedestrian. Pedestrian ini cukup nyaman untuk dilewati oleh masyarakat, lebar yang cukup dan tidak banyak gangguan di pedestrian, seperti sampah dan keberandaan PKL di pedestrian tersebut. Namun yang kurang nyaman bagi difable karena kurang fasilitas pendukung untuk difable. Keberadaan lalulintas yang sudah dijelaskan sebelumnya menyebabkan fungsi pedestrian berkurang kualitasnya, kebisidangan, kemacetan dan polusi udara menjadikan berjalan di pedestrian koridor Braga mejadi kurang nyaman.
commit to user revitalisasi kawasan Braga BAB III - 66 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
II.5 Kondisi Bangunan
Bangunan Heritage yang termasuk ke dalam daftar bangunan yang patut dilestarikan, menurut LSM Bandung Heritage Tahun 1997
dan Perda Kota Bandung No. 9 Tahun 2009.
Tabel3.2.KondisiBangunan No. Foto Profil Riwayat Bioskop 1 Alamat : Jl. Braga No.1 1925-1980an : Bioskop Majestic, Bioskop New Majestic Arsitek : C.P. Wolf Schoemaker 2002-2010 : Asia Afrika Convention Center (AACC), Gedung Pertunjukan Seni Thn Bangun : 1925 dan Budaya
Keterangan : Terawat, tidak dihuni 2010-sekarang : New Majestic, Gedung Serbaguna
Gambar 3.13. Bioskop New Majestic Sumber: dokumentasipribadi
revitalisasi kawasan Braga BAB III - 67
commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Zombie Cafe 2 Alamat : Jl. Braga No.3 1915 : Departement Store Aubon Marche
Arsitek : A. Makkinga Sekarang : Zombie Cafe
Thn Bangun : 1913
Keterangan : Terawat, dihuni
Gambar3.14. Zombie Cafe Sumber: dokumentasipribadi Apotik Kimia Farma 3 Alamat : Jl. Braga No.2,4,6 1902 : Bank dan Toko
Arsitek : - Sekarang : Apotik Kimia Farma
Thn Bangun : 1902
Keterangan : Tidak Terawat, dihuni
Gambar3.15.Apotik Kimia Farma
Sumber: dokumentasipribadi
revitalisasi kawasan Braga BAB III - 68
commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Hotel Braga 4 Alamat : Jl. Braga No.8 1928-1931 : Hotel Wihelmina
Arsitek : - 1997 : Hotel Braga
Thn Bangun : 1928 Sekarang : Hotel Ibis
Keterangan : dibangun ulang menjadi hotel ibis
Gambar3.16.Hotel Braga Sumber: dokumentasipribadi Sarinah 5 Alamat : Jl. Braga No.10 1937-1940 : Toko Onderdil Belang
Arsitek : - Sekarang : Sarinah
Thn Bangun : 1937
Keterangan : Tidak terawat, tidak dihuni
Gambar3.17.Sarinah Sumber: dokumentasipribadi
revitalisasi kawasan Braga BAB III - 69
commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Bank Daerah Jawa Barat 6 Alamat : Jl. Braga No.12 1935 : Bank Denis
Arsitek : AF. Aalbers Sekarang : Bank Jawa Barat
Thn Bangun : 1935
Keterangan : Terawat, dihuni
Gambar3.18.Bank Daerah Jawa Barat Sumber: dokumentasipribadi PD. Jasa dan Kepariwisataan 7 Alamat : Jl. Braga No.15-17 Sebelum 1919 : Kantor Koran Algemen Indisch Bagbald Arsitek : - Sekarang : PD Jasa dan Kepariwisataan Thn Bangun : Sebelum 1919 Keterangan : Terawat, dihuni Keterangan : Terawat, dihuni
Gambar3.19. PD. Jasa dan Kepariwisataan
Sumber: dokumentasipribadi
revitalisasi kawasan Braga BAB III - 70
commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Braga Cafe 8 Alamat : Jl. Braga No.15 Sebelum 1919 : Kantor Koran Algemen Indisch Bagbald
Arsitek : - Sekarang : BRAGA CAFE Thn Bangun : Sebelum 1919
Keterangan : Terawat, dihuni
Gambar3.20.Braga Cafe Sumber: dokumentasipribadi LKBN ANTARA 9 Alamat : Jl. Braga No.25 1936 : Kantor
Arsitek : A.F. Aalbers Sekarang : LKBN ANTARA
Thn Bangun : 1936
Keterangan : Terawat, dihuni
Gambar3.21.LKBN ANTARA
Sumber: dokumentasipribadi
revitalisasi kawasan Braga BAB III - 71
commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Mie Reman, Toko Liling 10 Alamat : Jl. Braga 36, 38 1925 : Toko
Arsitek : - Sekarang : Mie Reman, Toko Liling
Thn Bangun : 1925
Keterangan : Terawat, dihuni
Gambar 3.22. Mie Reman, Toko Liling Sumber: dokumentasipribadi Gedung Gas Negara 11 Alamat : Jl. Braga 40 1919 : Sekretariat Bandoeng Voorult dan kantor N. V. Becker & Co Arsitek : R.L.A & C.P. Schoemaker 1928 : N.V. Nederlandsch-Indische Thn Bangun : 1919 Gasmaatschappij (NIGM)
Keterangan : Terawat, tidak dihuni 1930an : Gedung Gas Negara
Gambar 3.23.Gedung Gas Negara 1998-sekarang : tidak terpakai
Sumber: dokumentasipribadi
Sumber:InventarisasiPaguyubanPelestarianBudaya Bandung (Bandung Heritage), 1997. Perda Kota Bandung no.16 Tahun 2009. .
revitalisasi kawasan Braga BAB III - 72
commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
II.6 Kondisi Lingkungan
Gambar 3.24Pohon di Trotoar, Sebagai Upaya Revitalisasi Yang Di Lakukan Pemkot
Sumber : Dokumentasi Pribadi (2014) Pedestrian yang terdapat di Braga sudah mengalami pelebaran dari ±2meter menjadi ± 3meter. Di beri penghijauan berupa pepohonan dipedestrian tersebut. Pohon ini ditanam di setiap depan bangunan namun tidak menghalangi pintu masuk bangunan. Di beberapa titik pedestrian juga terdapat kerusakan, sehingga tidak nyaman untuk dilewati. Terdapat pula tong sampah baru untuk kebersihan koridor Braga. Namun, keberadaan tong samapah tidak dimanfaatkan dengan baik, dibeberapa titik tong sampah tidak terawat dan mengotori pedestrian Braga. Di beberapa titik pedestrian juga terdapat PKL yang berdagang, seperti PKL makanan, jajanan, bahkan terdepat galeri lukisan yang berada di pinggir jalan. Keberadaan PKL ini tidak terlalu mengganggu aktivitas pejalan kaki, karena jumlahnya tidak terlalu banyak. Di saat toko-toko ditutup menggunakan pintu garasi, di kotori dengan
kegiatan mural yang kurang bagus, namun dibeberapa titik koridor kegiatan
mural ini terlihat menarik untuk anak muda berfoto.
Aktivitas bersama warga dalam usaha revitalisasi pun pernah diselenggarakan
pada tahun 2008, yaitu program pengecatan masal gedung-gedung sepanjang
jalan braga dengan cat warna putih. Disayangkan, usaha revitalisasi terhambat
oleh beberapa hal, salah satunya dana.
Minimnya dana telah menyebabkan minimnya perawatan beberapa bangunan
bersejarah. Kondisi beberapa bangunan di Jalan Braga tidak terawat dengan baik.
Bisa dijumpai bangunan terlantar, beberapa bahkan tak berpenghuni. Bangunan-
bangunan ini akan lapuk dimakan usia jika tidak ada usaha pemerintah dan
masyarakat untuk melestarikannya. Kondisi bangunan tak terwat tentunya akan
mempengaruhi citra jalan braga.commit to user
BAB III - 73 revitalisasi kawasan Braga perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Gambar 3.25. Pub Scorpio, Buka Pada Malam Hari dan Kurang Terawat Secara Fisik Bangunan Sumber : Dokumentasi Pribadi (2014)
II.7 Kondisi Ekonomi Aktivitas perdagangan di jalan braga sudah ada sejak jaman pemerintahan HindiaBelanda dan fungsi tersebut masih ada sampai sekarang, meskipun tidak seramai pada jaman Hindia Belanda. Di sepanjang jalan braga, berjejer toko dengan berbagai barang dagangan. Dan sebagian besar memuncak aktivitasnya pada malam hari. Namun sayang tidak semua toko terawat dengan baik, bahkan ada yang sudah tidak dipergunakan lagi dan terbengkalai begitu saja. Di kawasan Braga, dapat dilihat adanya aktivitas ekonomi kreatif, yaitu di bidang kuliner, seni rupa, dan fotografi. Berbagai restoran, cafe maupun bakeri ada di sepanjang jalan braga.
Gambar 3.26Galeri Seni Lukis Sumber : Dokumentasi Pribadi (2014)
Aktivitas ekonomi kreatif lainnya, yaitu dibidang seni rupa. Hal ini dapat
dilihat dari galeri, maupun galeri seni di beberapa titik pedestrian di jalan braga.
Salah satu perlukis yang terkenal dari daerah Braga adalah Affandi.
Kawasan braga juga sering dijadikan odjek fotografi. Aktivitas fotografi ini
terbagi atas aktivitas fotografi amatir, yang sering dilakukan pengujung, dan
aktivitas fotografi profesional. Aktivitas fotografi profesional inilah yang merupakan salah satu sektorcommit ekonomi to kreatifuser yang ada di Braga.
BAB III - 74 revitalisasi kawasan Braga perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
II.8 Kondisi Sosial
Pada sepanjang jalan Braga terdapat ruang-ruang diman bisa terjadi interaksi
sosial, seperti kafe, restoran, maupun galeri. Temapt-tempat tersebut bisa
menjadi titik pertemuan dan memungkinkan adanya pertukaran ide, ilmu dan
sebagainya.
Nilai sejarah di Braga telah mendorong terjadinya interaksi sosial, speerti
terlihat dalam acara Plezier Braga. Plezier Braga merupakan acara dimana perserta diajak bernostalgia, mengenang kejayaan Jalan Braga dimasa lalu. Acara ini menjadi sebuah ajang pertemuan warga kota yang beragam. Di jalan braga juga dapat menarik komunitas komunitas yang ada di kota untuk berkegiatan. Di salah satu bangunan di braga pernah menjadi sebuah markas komunitas motor besar bernama Brotherhood. Beberapa komunitas lainpun mengadakan aktivitas sosial di Braga, seperti gelaran street fashion show (2009). Acara ini diikuti oleh lebih dari tujuh komunitas. Tiap komunitas menyusuri jalan braga dengan gaya pakaian yang unik, sesuai ciri khas masing- masing. Pemilihan jalan braga menjadi temapt kegiatan komunitas ini menunjukan adanya satu ketertarikan dan kecintaan pada kawasan bersejarah oleh warga kota.
II.9 Kondisi Budaya
Kegiatan-kegiatan budaya yang ada pada jalan braga, biasanya berupa
festival. Baik festival yang diadakan oleh Pemda Bandung, sebagai bagian dari
menghidupkan Braga, maupun festival yang diadakan oleh masyarakat. Salah
satu festival yang diadakan oleh Pemda adalah Braga Festival, seperti yang
tertuang dalam kutipan berikut :
“ Dalam Braga Festival 29-31 Desember, Kasubdin Promosi Disbudpar Jabar,
Deddy haryadi mengatakan dalam festival kali ini akan mengangkat tema
:Birahi, Kiwari, Baring Supagi” sebagai pengejawatahan paradigma Braga
selama ini, tidak hanya melihat ke belakang dan kekinian, tetapi juga menatap
Braga masa depan. “ Festival ini akan mempresentasikan kembali spirit terhadap
commit to user
BAB III - 75 revitalisasi kawasan Braga perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
tradisi serta menghormati kearifan lokal, merayakan kekinian yang pernah
tumbuh di Jalan Braga. “
Untuk festival yang diadakan masyarakat, salah satunya adalah festival
minang. Jadi, tidak sekedar budaya tradisioanl Bandung yang bisa hadir di Jalan
Braga ini, budaya daerah lain pun bisa masuk. Hal ini akan dapat saling
memperkaya pengetahuan akan budaya daerah masing-masing. Dalam festival
Minang tersebut, dipertunjukan seni tari tradisional, makanan khas, bahkan juga
desain pelaminan pada ada minang. Hal ini sungguh menarik, dan dapat memberi inspirasi bagi pihak lain.
III.Batas Fisik Revitalisasi Batas fisik revitalisasi kawasan Braga yaitu sepanjang jalan Braga yang terdapat di Kelurahan Braga, Kecamatan Sumur Bandung, Kota Bandung. Pemukiman yang ada di belakang bangunan Braga dimanfaatkan sebagai pengisi ekonomi yang akan direncanakan. Kawasan braga yang berjaya pada tahun 1920-1940an membangun bangunan berdasarkan langgam arsitektur yang sedang terkenal pada saat itu. Apalagi beberapa arsitek terkenal di Bandung juga menggunakan langgam arsitektur Art Deco sebagai gaya bangunannya. Termasuk perkembangan bangunan gedung yang ada di sepanjang jalan Braga, beberapa bangunan menggunakan langgam arsitektur Art deco sebagai
gaya bangunannya, seperti Gedung Bank Jabar (bekas Bank DENNIS), Gedung
Landmark (bekas percetakan Van Dorp), Gedung Kantor Berita Antara, Gedung Gas
Negara dan beberapa bangunan lainnya.
Pedestrian dan jalan sepanjang jalan Braga juga dipakai untuk upaya revitalisasi
yang direncanakan. Pedstrian selebar ±2meter dengan segala streetscape nya. Jalan
Braga Sepanjang ±700meter dan lebar jalan ±7,5meter.
IV. Kesimpulan
IV.1 Potensi
Kawasan Braga telah mempunyai identitas sebagai kawasan Heritage Kota
Bandung, namun kurang diimbangi dari dukungan pemerintah kota Bandung.
Dengan melakukan kegiatan konservasi akan meningkatkan identitas Kawasan commit to user Braga dengan mempertahankan nilai sejarah dan arsitektural, meningkatkan
BAB III - 76 revitalisasi kawasan Braga perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
terjadinya interaksi ekonomi dengan hadirnya kegiatan pariwisata, rekreasi dan
memberikan sumber inspirasi bagi pelaku ekonomi kreatif. Kawasan Heritage
Braga juga berpotensi memberikan pendidikan sejarah dan budaya Kota
Bandung kepada gengerasi selanjutnya.
Kawasan Braga memiliki tempat hiburan berupa Mall, gedung pertunjukan
New Majestic, dan beberapa Pub dan Bar. Kawasan Braga juga memiliki
kesenian yang kuat, terlihat pada galeri-galeri yang terdapat didalam bangunan
maupun di luar bangunan. Didukung kegiatan-kegiatan komunitas yang dilakukan di kawasan Braga berupa event-event kesenian dan hiburan, seperti Car Free Night, Car Free Day, Braga Weekend Market, Braga Festival dan lain- lain. Dengan potensi tersebut, kawasan ini dapat dikembangkan menjadi kawasan seni atau Art District dengan memaksimalkan pada aspek seni dan hiburan yang ada di Braga. Dengan latar belakang kawasan bersejarah dan visual bangunan tua, memberikan ciri tersendiri terhadap kawasan Braga. Kawasan Braga di tetapkan sebagai wilayah perdagangan dan jasa, juga ditetapkan sebagai wilayah bersejarah kota Bandung yang perlu dilertarikan oleh Pemkot Bandung. Sehingga kawasan ini akan mudah di kembangkan sebagai kawasan yang mengandalkan ekonomi kreatif sebagai identitas baru yang ditanam di kawasan Braga. Braga juga berada pada kawasan strategis dipusat kota Bandung. Sehingga mudah dicapai oleh para wisatawan yang akan datang.
Menjadi obyek foto dan film untuk kepentingan komersial maupun pribadi,
menunjukan bahwa bangunan-bangunan tua di kawasan Braga masih menjadi
daya tarik komersial.
Penataan kawasan Braga tempo dulu sangat menyenangkan. Toko-toko
menyajikan barang dagangan yang ditata apik, sehingga menarik. Pada trotoar
kiri-kanan jalan, tidak boleh ada kegiatan perdagangan bentuk lain. Trotoar
betul-betul difungsikan sebagai tempat orang berjalan. Kawasan Braga menjadi
tempat yang disenangi orang banyak untuk rekreasi jalan kaki di pusat kota.Bila
menilik potensi dan sejarah kawasan Braga, sudah selayaknya Braga dijadikan
kawasan pedestrian sepenuhnya. Sehingga kehadiran kendaraan bermotor bukan
sebagai pengganggu pejalan kaki, tapi sebagai pendukung kawasan tersebut.
commit to user
BAB III - 77 revitalisasi kawasan Braga perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
IV.2 Permasalahan
Penggantian jalan aspal ke batu andesit ini tetap tidak mengutamakan pejalan
kaki sebagai prioritas utama, pengendara bermotor tetap dominan di jalan Braga.
Hal itu juga menyebabkan kenyamanan pejalan kaki terusik oleh asap dan
kebisingan kendaraan bermotor yang memadati jalan Braga. Sehingga kawasan
Braga tidak lagi ekslusif untuk para pelancong untuk menikmati kawasan Braga dan berbelanja. Perkembangan kota Bandung sebagai kota belanja juga membuat kawasan Braga sepi pengunjung, banyak tempat wisata atau perbelanjaan lain yang menawarkan barang yang lebih murah dan tempat yang lebih nyaman. Sejak tahun 1970-1980-an paradigma pembangunan sangat digembor- gemborkan. Hanya demi pembangunan, beberapa bangunan di koridor Braga dibongkar dan direnovasi mengikuti perkembangan kota saat itu, sehingga membuat keberadaan bangunan-bangunan tua berkurang.
IV.3 Prospek Bila menilik potensi, sudah selaiknya Braga dijadikan kawasan pedestrian sepenuhnya. Memadukan kawasan wisata sejarah dan industri kreatif musti pula
dipikirkan. Bukankah selama ini Bandung di kenal sebagai kota kreatif yang tak
hanya sanggup menarik para turis berdatangan tapi juga mendatangkan
keuntungan finansial.
Keuntungan secara pendidikan akan didapat melalui pembelajaran sejarah
Braga yang merupakan bagian sejarah Kota Bandung. Bangunan- bangunan tua
yang tidak terpakai dapat dialih fungsikan sebagai museum Braga lengkap
dengan koleksi barang-barang sejarah dan perpustakaannya. Keuntungan
kreatifitas yang didapat dari suasana kota tua yang dapat memberikan inspirasi
baru untuk berkreatifitas dan dari kota Bandung yang dikenal sebagai kota
Kreatif. Para individu atau kelompok dapat berkumpul untuk bertukar pikiran,
berdiskusi atau berkomunitas yang dapat memberikan keuntungan kreatif bagi
individu itu sendiri. Keuntungan finansial yang didapat dari wisata bangunan tua, commit to user perdagangan dan jasa. Dan juga kuntungan finansial yang didapat dari aktifitas
BAB III - 78 revitalisasi kawasan Braga perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
para pelaku ekonomi kreatif, mereka dapat memberikan gagasan dan produk
yang dapat di jual dan di investasikan untuk perkembangan Braga dan Kota
Bandung.
Dengan memanfaatkan pedestrian sebagai fungsi yang dominan di kawasan
ini dapat memberikan berbagai keuntungan dibandingkan dengan jalan yang
digunakan untuk kendaraan bermotor.
IV.4 Strategi Desain Penataan dan Revitalisasi Kawasan merupakan perangkat pengarah dan pengendalian untuk mewujudkan Kawasan Braga yang akomodatif terhadap tuntutan kebutuhan dan fungsi baru, sebagai kawasan bersejarah. Dengan potensi yang sudah dijelaskan, maka dengan memasukan fungsi baru, akan dapat memberikan nyawa baru bagi kawasan braga. Mengutamakan fungsi pedestrian sebagai aset, potensi dan prosek yang dimiliki kawasan Braga sebagai tempat berjalan kaki, di perlebar sehingga jalan Braga berubah menjadi area pedestrian yang nyaman untuk berjalan kaki, bertemu, dan lainlain. Fungsi pedestrian akan mendukung potensi-potensi lain yang ada di Braga sepeti, perdagangan, kuliner, seni dan budaya, dan kegiatan ekonomi kreatif. Kawasan ini dapat menjadi proyek percontohan kawasan Pusaka kota
Bandung dengan mengandalkan aspek bangunan bersejarah yang didukung
dengan fungsi kebaharuang seperti pedestrian mall dan ekonomi kreatif. Potensi
ekonomi kreatif akan membangkitkan perekonomian Braga dan dapat
melibatkan masyarakat sekitar Braga.
commit to user
BAB III - 79 revitalisasi kawasan Braga