ANALISIS FAKTOR RISIKO TERJADINYA STRETCH MARK

SKRIPSI

Oleh :

THESYA OKTIKA ELLYSA 170100010

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DAN PROFESI DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2021

Universitas Sumatera Utara ANALISIS FAKTOR RISIKO TERJADINYA STRETCH MARK

SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

Oleh :

THESYA OKTIKA ELLYSA 170100010

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DAN PROFESI DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2021

Universitas Sumatera Utara

HALAMAN PENGESAHAN

Judul Penelitian : Analisis Faktor Risiko Terjadinya Stretch Mark Nama Mahasiswa : Thesya Oktika Ellysa Nomor Induk (NIM) : 170100010 Program Studi : Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

Telah berhasil dipertahankan di hadapan Komisi Penguji dan diterima sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran pada Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

Pembimbing

Prof. Dr. dr. Nelva Karmila Jusuf, Sp.KK(K) NIP. 196709151997022001

Ketua Penguji Anggota Penguji

dr. Riana Miranda Sinaga, M.Ked(KK), Sp.KK dr. Mutiara Indah Sari, M.Kes NIP. 198104072009122004 NIP. 197310152001122002

Medan, Desember 2020

Prof. Dr. dr. Aldy Safruddin Rambe, Sp.S(K) NIP. 196605241992031002

i

Universitas Sumatera Utara

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Faktor Risiko Terjadinya Stretch Mark” yang merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran pada Program Studi Pendidikan Dokter di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

Dalam penyusunan dan penyelesaian skripsi ini, penulis mendapat banyak dukungan dan bantuan baik secara moril maupun materil dan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar- besarnya kepada :

1. Kedua orang tua penulis, Ayahanda Alm. Sudarno dan Ibunda Eli Sawita, S.Pd atas segala doa, perhatian, dan dukungan yang tiada henti sebagai bentuk kasih sayang kepada penulis. Saudara kandung penulis, Rian Afrian Syahputra, S.P, Fenny Intan Sari, S.Psi dan Dandra Septiansyah atas segala bentuk semangat yang telah diberikan. 2. Prof. Dr. dr. Aldy Safruddin Rambe, Sp.S(K) selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. 3. Prof. Dr. dr. Nelva Karmila Jusuf, Sp.KK(K) selaku Dosen Pembimbing yang selalu memberikan waktu, tenaga, dan pikiran guna memberikan arahan, saran, ilmu serta semangat sehingga karya tulis ilmiah ini dapat terselesaikan. 4. dr. Riana Miranda Sinaga, M.Ked(KK), Sp.KK selaku Dosen Ketua Penguji dan dr. Mutiara Indah Sari, M.Kes selaku Dosen Penguji yang telah memberikan saran dan nasehat dalam penyempurnaan penulisan skripsi ini. 5. dr. Chairil Amin Batubara, M.Ked(Neu), Sp.S selaku Dosen Penasehat Akademik yang selalu memberikan dukungan, semangat, dan motivasi kepada penulis.

ii

Universitas Sumatera Utara

6. Sahabat-sahabat terbaik penulis, Laksmitasari Dewi, Lilis Adela, Salwa Zahra Tsamara, Dinda M. Nur, Aulia Rahma S, Syahfitri, Selvi Rani, Citra Puspita Sari, Tri Putriani, teman-teman Summer Soldier, dan teman baik penulis Iwa Tri Widyatama, Renaldi Abila, dan Ramadhani Dinda S Depari yang telah memberikan waktu, saran, dukungan dan semangat kepada penulis. 7. Semua teman-teman Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara angkatan 2017 untuk kebersamaannya selama ini. 8. Semua pihak yang telah membantu dan mendukung penulis hingga terselesaikannya skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan yang tidak lepas dari kesalahan dan kekurangan. Untuk itu saran dan kritik dari pembaca sangat diharapkan sebagai masukan penulisan selanjutnya. Semoga penelitian ini bermanfaat terutama bagi kita semua.

Medan, Desember 2020 Hormat saya

Thesya Oktika Ellysa

170100010

iii

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR ISI

Halaman Lembar Pengesahan ...... i Kata Pengantar ...... ii Daftar Isi ...... iv Daftar Gambar ...... vi Daftar Tabel ...... vii Daftar Lampiran ...... viii Daftar Singkatan...... ix Abstrak ...... x Abstract ...... xi BAB I PENDAHULUAN ...... 1 1.1 Latar Belakang ...... 1 1.2 Rumusan Masalah ...... 2 1.3 Tujuan Penelitian ...... 3 1.3.1 Tujuan Umum ...... 3 1.3.2 Tujuan Khusus ...... 3 1.4 Manfaat Penelitian ...... 3 1.4.1 Bagi Peneliti ...... 3 1.4.2 Bagi Bidang Akademik ...... 3 1.4.3 Bagi Bidang Penelitian ...... 3 1.4.4 Bagi Masyarakat ...... 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...... 5 2.1 Stretch mark ...... 5 2.1.1 Definisi ...... 5 2.1.2 Epidemiologi ...... 5 2.1.3 Etiopatogenesis ...... 6 2.1.4 Faktor Risiko ...... 7 2.1.5 Gambaran Klinis ...... 9 2.1.6 Diagnosis...... 11 2.1.7 Diagnosis Banding ...... 11 2.1.8 Penatalaksanaan ...... 13 2.2 Kerangka Teori ...... 14 2.3 Kerangka Konsep ...... 15 2.4 Hipotesis ...... 15 BAB III METODOLOGI PENELITIAN ...... 16 3.1 Rancangan Penelitian...... 16 3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ...... 16 3.3 Populasi dan Sampel Penelitian ...... 16 3.3.1 Populasi Penelitian ...... 16

iv

Universitas Sumatera Utara

3.3.2 Sampel Penelitian ...... 16 3.3.3 Besar Sampel ...... 16 3.3.4 Teknik Penarikan Sampel ...... 17 3.3.5 Kriteria Inklusi dan Eksklusi ...... 17 3.4 Metode Pengumpulan Data ...... 18 3.5 Definisi Operasional ...... 18 3.5.1 Variabel Independen ...... 18 3.5.2 Variabel Dependen ...... 20 3.6 Alur Penelitian ...... 21 3.7 Metode Analisis Data ...... 22 3.7.1 Analisis Univariat ...... 22 3.7.2 Analisis Bivariat ...... 22 3.7.3 Analisis Multivariat ...... 23 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...... 24 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...... 32 5.1 Kesimpulan ...... 32 5.2 Saran ...... 32 DAFTAR PUSTAKA ...... 33 LAMPIRAN ...... 37

v

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman 2.1 Striae Rubrae dan Striae Albae ...... 5 2.2 Striae Rubrae Pada Kehamilan ...... 10 2.3 Striae Albae ...... 10 2.4 Stretch Mark Pada Penggunaan Kortikosteroid ...... 10 2.5 Lesi Linear Eritematosa Pada Laki – Laki dan Perempuan ...... 12 2.6 Pada Punggung Atas ...... 12 2.7 Kerangka Teori ...... 14 2.8 Kerangka Konsep ...... 15 2.9 Alur Penelitian ...... 21

vi

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman 4.1 Distribusi frekuensi karakteristik responden ...... 24 4.2 Hubungan riwayat kehamilan dengan kejadian stretch mark ...... 26 4.3 Hubungan usia menarche dengan kejadian stretch mark ...... 26 4.4 Hubungan indeks massa tubuh dengan kejadian stretch mark ...... 27 4.5 Hubungan penurunan berat badan dengan kejadian stretch mark ...... 28 4.6 Hubungan riwayat keluarga dengan kejadian stretch mark ...... 28 4.7 Hubungan penggunaan kontrasepsi hormonal dengan stretch mark ...... 29 4.8 Hubungan penggunaan kortikosteroid dengan stretch mark ...... 30 4.9 Hasil analisis multivariat regresi logistik ...... 31

vii

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Judul Halaman A Daftar Riwayat Hidup ...... 36 B Lembar Penjelasan ...... 38 C Informed Consent ...... 39 D Lembar Kuesioner ...... 40 E Surat Izin Penelitian ...... 42 F Ethical Clearence ...... 43 G Data Induk ...... 44 H Hasil Analisis Univariat ...... 48 I Hasil Analisis Bivariat ...... 50 I Hasil Analisis Multivariat Regresi Logistik ...... 56 J Dokumentasi Foto Stretch Mark Responden ...... 57 K Pernyataan Orisinalitas ...... 58

viii

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR SINGKATAN

CI : Confidence Interval DNA : Deoxyribonucleic acid FBN1 : Fibrilin 1 FK : Fakultas Kedokteran Ha : Hipotesis alternatif Ho : Hipotesis nol IMT : Indeks Massa Tubuh OR : Odds Ratio PDL : Pulsed – dye laser PR : Prevalence ratio RNA : Ribonucleic acid SPSS : Statistical Package for the Social Sciences USU : Universitas Sumatera Utara

ix

Universitas Sumatera Utara

ABSTRAK

Latar belakang. Kulit adalah organ tubuh yang terletak paling luar dan membatasi antara lingkungan hidup dan manusia. Stretch mark atau striae distensae adalah jaringan parut linear pada kulit akibat peregangan kulit yang melebihi batas elastisitasnya. Prevalensi stretch mark sekitar 80% dari semua ras. Usia yang biasanya mengalami strecth mark adalah 5-50 tahun dengan berbagai penyebab lain dan yang lebih berisiko adalah perempuan. Stretch mark umumnya terjadi di perut, payudara, bokong, dan paha. Tujuan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor – faktor yang berhubungan dengan terjadinya stretch mark dan menilai hubungan faktor- faktor tersebut dengan kejadian stretch mark. Metode. Rancangan penelitian ini adalah penelitian observasional yang bersifat analitik dengan desain cross sectional study. Pengambilan dan pengumpulan data menggunakan kuesioner online berupa google form yang dibagikan melalui sosial media WhatsApp dan Line. Analisis yang digunakan adalah analisis univariat, bivariat, dan multivariat dengan metode regresi logistik untuk menguji hubungan antara faktor – faktor yang berpotensi dengan terjadinya stretch mark. Hasil. Dari 100 sampel, 55 responden (55%) mengalami stretch mark. Berdasarkan analisis bivariat didapatkan nilai p ≤ 0,05 untuk riwayat keluarga yang berarti ada hubungan antara riwayat keluarga dengan kejadian stretch mark sedangkan nilai p>0,05 didapatkan pada riwayat kehamilan, usia menarche, penurunan berat badan, obesitas, penggunaan kontrasepsi hormonal, dan penggunaan kortikosteroid yang artinya tidak ada hubungan dengan terjadinya stretch mark. Berdasarkan analisis multivariat regresi logistik, didapatkan nilai p ≤ 0,05 untuk variabel riwayat keluarga (p = 0,0001) yang menunjukkan bahwa riwayat keluarga merupakan faktor risiko yang paling dominan. Riwayat keluarga yang mengalami stretch mark 17 kali lebih besar dapat menyebabkan stretch mark. Kesimpulan. Terdapat hubungan antara riwayat keluarga dengan terjadinya stretch mark dan riwayat keluarga merupakan faktor risiko yang paling dominan berperan pada kejadian stretch mark.

Kata kunci : faktor risiko, stretch mark, striae distensae

x

Universitas Sumatera Utara

ABSTRACT

Background. The skin is an organ of the body that is located outermost and borders the environment and humans. or striae distensae are linear scarring of the skin caused by stretching the skin beyond its elastic limit. The prevalence of stretch marks is about 80% of all races. The age that usually experienced stretch marks is 5-50 years with various other causes and those who are more at risk are women. Stretch marks generally occur on the stomach, breasts, buttocks and thighs. Aim. The purpose of this study was to determine the factors associated with the occurrence of stretch marks and to assess the relationship between these factors and the incidence of stretch marks. Method. The design of this study is an analytic observational study with a cross sectional study design. Collecting and collecting data uses an online questionnaire in the form of google form which is distributed via social media WhatsApp and Line. The analysis used was univariate, bivariate, and multivariate analysis with logistic regression methods to examine the relationship between potential factors and the occurrence of stretch marks. Result. From 100 samples, 55 respondents (55%) experienced stretch marks. Based on the bivariate analysis, p value ≤ 0.05 was obtained for family history, which means that there is a relationship between family history and the incidence of stretch marks, and the p value >0.05 is found in pregnancy history, age of menarche, weight loss, obesity, use of hormonal contraceptives, and use of corticosteroids which means there is no relationship with the occurrence of stretch marks. Based on multivariate logistic regression analysis, p value ≤ 0.05 was obtained for the family history (p = 0.0001) which indicates that family history is the most dominant risk factor. Family history of having stretch mark 17 times greater can cause stretch mark. Conclusion. There is a relationship between family history and the occurrence of stretch marks and family history is the most dominant risk factor for the incidence of stretch marks.

Keywords : risk factors, stretch marks, striae distensae

xi

Universitas Sumatera Utara

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Kulit adalah organ tubuh yang terletak paling luar dan membatasi antara lingkungan hidup dengan manusia. Kulit merupakan organ yang esensial dan vital serta merupakan cermin kesehatan dan kehidupan. Kulit dapat dengan mudah dilihat dan diraba, hidup dan menjamin kelangsungan hidup. Kulit pun menyokong penampilan dan kepribadian seseorang. Dengan demikian kulit manusia memiliki peranan yang sangat penting, selain menjamin kelangsungan hidup juga memiliki arti lain yaitu estetik, ras, indikator sistemik, dan sarana komunikasi non verbal (Wasitaatmaja,2011). Stretch mark atau striae distensae adalah jaringan parut linear pada kulit akibat peregangan kulit yang melebihi batas elastisitasnya (Bertin et al., 2014). Stretch mark merupakan kondisi kulit yang dapat menimbulkan dampak yang signifikan dan dapat menjadi masalah psikologis terutama bagi orang yang sangat memperhatikan penampilan sehingga dapat mengganggu kehidupan sosial (Harnanti et al.,2019). Ada dua bentuk stretch mark yaitu striae rubrae dan striae albae. Tahap akut (striae rubrae) ditandai dengan warna kemerahan dan memanjang (dalam beberapa kasus dapat menonjol ), lesi yang sejajar tegak lurus dengan arah kulit sedangkan pada tahap kronis (striae albae) diklasifikasikan ketika stretch mark menjadi halus dan tampak atrofi, berkerut, dan hipopigmentasi (Ud-Din, McGeorge and Bayat, 2016). Stretch mark umumnya berkembang dalam berbagai keadaan fisiologis seperti kehamilan, percepatan pertumbuhan saat pubertas atau perubahan yang cepat dalam proporsi wilayah tubuh tertentu seperti obesitas dan penurunan berat badan (Wang et al., 2015). Berdasarkan penelitian yang dilakukan Harnanti et al.,(2019) riwayat keluarga baik dari orang tua maupun keluarga sekandung berpengaruh terhadap kejadian stretch mark. Penggunaan kontrasepsi hormonal juga dapat menyebabkan terjadinya stretch mark (Cordeiro, Zecchin and De Moraes, 2010).

1

Universitas Sumatera Utara 2

Terkadang stretch mark juga dapat terjadi karena efek samping yang terkait dengan obat-obatan seperti kortikosteroid topikal atau sistemik (An, Harman and Ibiloglu, 2017). Penyebab stretch mark lainnya adalah keadaan cachetic ( keadaan yang menyebabkan penurunan berat badan dan massa otot secara berlebihan seperti tuberkulosis, typhoid dan pada keadaan diet untuk mengurangi berat badan yang berlebihan), cushing syndrome, marfan syndrome, dan operasi pembesaran payudara (Elsaie, Baumann and Elsaaiee, 2009). Etiopatogenesis pasti dari stretch mark masih belum jelas diketahui tetapi terdapat patologi primernya diduga berkaitan dengan perubahan kerangka jaringan ikat kulit yang melibatkan komponen matriks ekstraseluler yaitu fibrilin, elastin, fibronektin, dan kolagen (An, Harman and Ibiloglu, 2017).

Prevalensi stretch mark sekitar 80% dari semua ras (Bertin et al., 2014). Usia yang biasanya mengalami stretch mark adalah 5-50 tahun dengan berbagai penyebab lain misalnya marfan syndrome dan yang lebih beresiko adalah perempuan (An, Harman and Ibiloglu, 2017). Stretch mark umumnya terjadi pada perut, payudara, bokong, dan paha. Banyak penelitian yang menggambarkan kejadian stretch mark pada kehamilan dan pubertas dengan prevalensi 11%-88% (Hague and Bayat, 2017). Pada penelitian Neve et al,.(2006) prevalensi stretch mark pada wanita hamil sekitar 43%-88%, pubertas 6%-86%, dan obesitas 43%. Stretch mark yang terjadi pada kehamilan (striae gravidarum) dapat memberikan efek sekitar 50%-90% pada wanita yang berkulit putih. Meskipun tidak berbahaya, namun dapat menyebabkan rasa gatal, terbakar, dan tekanan emosional (Gürbilek, 2013).

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang analisis faktor risiko terjadinya stretch mark.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : “ faktor – faktor apa saja yang berhubungan dengan terjadinya stretch mark ?”

Universitas Sumatera Utara 3

1.3 TUJUAN PENELITIAN

1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor risiko terjadinya stretch mark. 1.3.2 Tujuan Khusus

a. Mengetahui hubungan antara kehamilan dengan terjadinya stretch mark. b. Mengetahui hubungan antara usia menarche dengan terjadinya stretch mark. c. Mengetahui hubungan antara obesitas dengan terjadinya stretch mark. d. Mengetahui hubungan antara penurunan berat badan dengan terjadinya stretch mark. e. Mengetahui hubungan antara riwayat keluarga dengan terjadinya stretch mark. f. Mengetahui hubungan antara pemakaian kontrasepsi hormonal dengan terjadinya stretch mark. g. Mengetahui hubungan antara penggunaan kortikosteroid dengan terjadinya stretch mark.

1.4 MANFAAT PENELITIAN

1.4.1 Bagi Peneliti Sebagai sarana untuk menerapkan ilmu dan berpikir kritis dalam melakukan penelitian mengenai suatu masalah yang terjadi di masyarakat. 1.4.2 Bagi Bidang Akademik Hasil penelitian ini diharapkan dapat membuka wawasan mengenai faktor – faktor yang menyebabkan terjadinya stretch mark. 1.4.3 Bagi Bidang Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi landasan teori untuk dikembangkan lagi pada penelitian selanjutnya mengenai faktor risiko terjadinya stretch mark.

Universitas Sumatera Utara 4

1.4.4 Bagi Masyarakat Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada masyarakat mengenai faktor risiko terjadinya stretch mark.

Universitas Sumatera Utara

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 STRETCH MARK

2.1.1 Definisi

Stretch mark atau striae distensae adalah jaringan parut linear pada kulit akibat peregangan kulit yang melebihi batas elastisitasnya (Bertin et al., 2014). Stretch mark umumnya terjadi di daerah perut, payudara, paha dan bokong (Akl, 2017). Pada tahap akut stretch mark tampak merah keunguan (striae rubrae), kemudian berubah menjadi kebiruan pada tahap sub-akut, dan pada tahap kronis stretch mark akan memudar (striae albae). Stretch mark pada tahap akut dapat menonjol dan mengiritasi, pada tahap sub-akut menjadi rata dan halus, sedangkan pada tahap kronis biasanya sudah berhenti berkembang (Kaufman, Halem and Patel, 2008).

Gambar 2.1 Striae Rubrae dan Striae Albae (Ud-Din, McGeorge and Bayat, 2016)

2.1.2 Epidemiologi

Data epidemiologi stretch mark pada populasi umum terbatas. Prevalensi stretch mark sekitar 80% dari seluruh ras (Bertin et al., 2014). Usia yang biasanya mengalami stretch mark adalah 5-50 tahun dengan berbagai faktor risiko misalnya marfan syndrome dan orang yang lebih berisiko adalah perempuan (An, Harman and Ibiloglu, 2017). Menurut Elsaie et al.,(2009) sekitar 90% wanita hamil bisa mengalami stretch mark. Sekitar 40%-70% remaja mengalami stretch mark (Cho et al., 2006). Berdasarkan penelitian Valente di Brazil insidensi stretch mark

5

Universitas Sumatera Utara 6

secara keseluruhan adalah 7.06%. Parameter ini secara signifikan lebih tinggi pada usia yang lebih muda, risiko terjadinya stretch mark hampir dua kali lipat pada wanita yang menjalani operasi pembesaran payudara dan menggunakan kontrasepsi hormonal. Di Afrika, tingkat keparahan stretch mark terjadi pada wanita dengan kulit hitam dibandingkan dengan wanita yang berkulit putih di wilayah geografis yang sama (Ud-Din and Bayat, 2014).

2.1.3 Etiopatogenesis

Patogenesis pasti stretch mark masih tetap menjadi kontroversi. Aktivitas makrofag dan adanya pelepasan elastase oleh sel mast dianggap sebagai penyebab terjadinya stretch mark. Adanya reorganisasi dari kolagen dan fibrilin di pertengahan karena elastositosis diduga sebagai patogenesis dari stretch mark (Oakley and Patel, 2019).

Patologi primer terletak dari perubahan kerangka jaringan ikat kulit yang melibatkan komponen matriks ekstraseluler yaitu fibrilin, elastin, fibronektin, dan kolagen. Pada tahap awal, serat elastis mengalami elastosis bersama dengan degranulasi sel mast, jaringan yang mengalami stretch mark juga dapat menunjukkan ekspresi gen kolagen dan fibronektin yang rendah atau tingginya proporsi dari cross-linked kolagen yang kaku, yang membuat jaringan ikat menjadi rawan terhadap keretakan atau pecah (An, Harman and Ibiloglu, 2017).

Adanya penegangan pada efek peregangan kulit dalam patogenesis stretch mark karena lesi tegak lurus dengan arah ketegangan kulit. Kemungkinan peran glukokortikoid dengan patogenesis stretch mark telah di usulkan karena pada pasien yang mengalami stretch mark terjadi peningkatan hormon steroid dan metabolit lain. Penelitian lain juga menunjukkan peran fibroblas dalam patogenesis stretch mark, dibandingkan dengan fibroblast normal ekspresi fibronektin dan prokolagen tipe I dan tipe III berkurang secara signifikan pada fibroblas dari stretch mark, hal ini menunjukan bahwa ada kelainan metabolisme fibroblas pada stretch mark (Akl, 2017).

Universitas Sumatera Utara 7

Perkembangan stretch mark dalam kehamilan dikaitkan dengan adanya teori mengenai hormon yang berperan dalam kondisi terjadinya stretch mark. Disebutkan bahwa hormon esterogen, adrenokortikal, dan relaksin meningkatkan substansi dasar dan mengurangi adhesi antara serat-serat kolagen yang menghasilkan peregangan dalam pembentukan stretch mark. Reseptor esterogen, androgen, dan glukokortikoid mungkin terlibat dalam patogenesis stretch mark baik sacara langsung maupun tidak langsung. Variasi reseptor hormon berlangsung dalam beberapa periode waktu tertentu selama pembentukan stretch mark (Youssef et al., 2017).

Peningkatan reseptor hormon dapat terjadi pada kondisi tertentu yang menunjukan bahwa daerah peregangan kulit yang lebih besar dapat mengekspresikan aktivitas reseptor hormon yang lebih besar. Fakta ini mempengaruhi metabolisme matriks ekstraseluler yang dapat berhubungan dengan pembentukan stretch mark. Jumlah reseptor esterogen dua kali lebih banyak pada stretch mark dibandingkan dengan kulit normal. Reseptor hormon androgen dan glukokortikoid juga meningkat pada kejadian stretch mark (Cordeiro, Zecchin and De Moraes, 2010).

2.1.4 Faktor Risiko

Beberapa faktor risiko terjadinya stretch mark antara lain :

1. Kehamilan Stretch mark yang terjadi pada kehamilan disebut striae gravidarum. Faktor yang dapat berpengaruh selama kehamilan antara lain, yaitu usia kehamilan, kenaikan berat badan selama kehamilan dan penurunan berat badan setelah kehamilan (Harnanti et al.,2019). SG biasanya terjadi sekitar 50%-90% pada wanita hamil, hal ini yang menjadikan SG sebagai salah satu masalah kulit paling umum selama kehamilan. SG biasanya terjadi saat usia kehamilan 24 minggu dan paling sering terjadi pada primigravida (Liu et al., 2018).

Universitas Sumatera Utara 8

2. Pubertas Menurut Elsaie (2014) remaja mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang terkait dengan peningkatan ukuran yang cepat pada bagian tubuh tertentu. Perkembangan stretch mark pada remaja tidak di kaitkan dengan obesitas tetapi bertepatan dengan tanda – tanda remaja seperti menstruasi pertama kali (menarche), perkembangan payudara (thelarche) dan pertumbuhan rambut kemaluan (Singh and Kumar, 2005). Pada penelitian Aryunisari et al didapatkan hubungan antara usia menarche dengan terjadinya stretch mark. 3. Obesitas Obesitas adalah penumpukan lemak akibat ketidakseimbangan energi yang masuk dengan energi yang keluar. Salah satu cara untuk menilai obesitas adalah dengan IMT, yaitu pengukuran dengan menggunakan tinggi badan dan berat badan (Kementerian Kesehatan RI, 2018). Peningkatan jumlah sel lemak akan menyebabkan peregangan pada kulit, peregangan ini yang akan memicu terjadinya patogenesis dari stretch mark (An, Harman and Ibiloglu, 2017). 4. Penurunan Berat Badan Kondisi kesehatan umum yang buruk (keadaan cachetic) seperti typhoid, tuberkulosis, dan diet yang ketat dapat menyebabkan penurunan berat badan dan massa otot secara berlebihan (Elsaie, Baumann and Elsaaiee, 2009). 5. Riwayat keluarga Penelitian yang dilakukan Harnanti et al,.(2019) menyimpulkan adanya hubungan antara riwayat keluarga dengan terjadinya stretch mark. 6. Kontrasepsi hormonal Penggunaan kontrasepsi hormonal dipercaya dapat menyebabkan terjadinya stretch mark. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Cordeiro et al,.(2010) yang menyatakan bahwa

Universitas Sumatera Utara 9

jumlah reseptor hormonal terutama esterogen dua kali lebih besar pada stretch mark dibandingkan dengan kulit normal. 7. Penggunaan kortikosteroid Kortikosteroid dapat menyebabkan supresi DNA dan RNA, sintesis protein serta sintesis matriks ekstrasluler (kolagen dan hyalurodinat) pada jaringan ikat. Penggunaan kortikosteroid jangka panjang dapat menyebabkan atropi, talangiektasia, stretch mark, dan papula (Azis, 2013) serta penyakit cushing syndrome (Akl, 2017). 8. Marfan syndrome Marfan syndrome adalah gangguan sistemik jaringan ikat yang mengakibatkan mutasi gen FBN1 yang mengatur pembentukan protein fibrilin 1. Salah satu manifestasi klinis marfan syndrome adalah adanya stretch mark yang tidak berhubungan dengan perubahan berat badan, kehamilan, dan stres yang berulang (Mogi, 2014). 9. Operasi pembesaran payudara Resiko terjadinya stretch mark hampir dua kali lipat pada wanita yang melakukan operasi pembesaran payudara pada usia 22-28 tahun dibandingkan dengan wanita yang berusia di atas 35 tahun dan berisiko tiga kali lipat pada wanita yang melakukan operasi pada usia di bawah 21 tahun (Valente et al., 2014).

2.1.5 Gambaran Klinis Pada fase awal (striae rubrae) lesi tampak merah kebiruan, menonjol, dan sensitif. Seiring bertambahnya waktu berubah menjadi fase kronis (striae albae) yang ditandai dengan lesi yang tidak teratur, permukaan nya berkeriput, halus, memudar (hipopigmentasi) dan biasanya bersifat permanen. Apabila dilihat secara klinis stretch mark tampak multiple, simetris, linear tidak beraturan, kemerahan ( tergantung pada tahap ) dan terletak sejajar dengan permukaan kulit (An, Harman and Ibiloglu, 2017). Perkembangan ini sering terjadi selama 6-10 bulan. Pada

Universitas Sumatera Utara 10

pasien dengan kulit gelap stretch mark mungkin bisa berwarna abu-abu kehitaman (striae nigra) atau kebiruan (striae caerulea) (Wesley, 2017). Stretch mark pada umumnya terletak pada lengan atas, daerah paha, daerah perut dan lumbosakral, tetapi bisa juga mengenai daerah lain, termasuk wajah, daerah lekukan pada stretch mark yang disebabkan oleh Cushing’s syndrome atau terapi steroid. Pada wanita hamil, stretch mark biasanya terdapat pada daerah abdomen dan payudara. Pada obesitas, stretch mark lebih ringan dengan atrofi yang lebih sedikit dari stretch mark pada pasien Cushing’s syndrome (Singh and Kumar, 2005).

Gambar 2.2 Striae rubrae pada kehamilan (Cordeiro and de Moraes, 2009).

Gambar 2.3 Striae albae (Farahnik et al., 2017).

Gambar 2.4 Stretch mark pada penggunaan kortikosteroid sistemik (Cordeiro and de Moraes, 2009).

Universitas Sumatera Utara 11

2.1.6 Diagnosis

Diagnosis stretch mark biasanya dapat dilakukan berdasarkan pemeriksaan fisik. Terdapat lesi atrofi linear di tempat predileksinya ( perut, payudara, bokong, dan paha). Biopsi kulit biasanya tidak diperlukan. Evaluasi pasien dengan stretch mark harus mencakup beberapa pertanyaan untuk menentukan penyebab yang paling mungkin dapat menimbulkan stretch mark. Biasanya menanyakan tentang penyebab umum, termasuk kehamilan, pertambahan atau penurunan berat badan yang cepat, dan obat – obatan (khususnya kortikosteroid sistemik atau topikal) (Wesley, 2017)

Pasien dengan tanda atau gejala sistemik yang mungkin terkait memerlukan evalusai lebih lanjut untuk mengesampingkan kondisi medis yang mendasarinya. Sebagai contoh bantalan lemak di supraklavikula, atrofi kulit, stretch mark keunguan lebar dan kelemahan otot proksimal menunjukkan cushing syndrome, dan distribusi stretch mark yang tidak biasa pada pasien yang memiliki tubuh tinggi, araknodaktili dan kelainan aorta dicurigai dengan marfan syndrome (Wesley, 2017)

2.1.7 Diagnosis Banding

Menurut Wesley (2017) diagnosis banding stretch mark adalah :

1. Linear fokal elastosis Linear fokal elastosis adalah kelainan yang tidak biasa yang di tandai dengan perkembangan beberapa garis linear menonjol yang biasanya berwarna kekuningan dan tersusun secara horizontal di daerah punggung bawah. Biopsi dapat menunjukkan serat elastik teragregasi atau tefragmentasi. Etiologi dan patogenesisnya belum jelas. Linear fokal elastosis dapat mewakili proses regenerasi serat elastik yang berlebihan, yaitu perbaikan stretch mark.

Universitas Sumatera Utara 12

Gambar 2.5 (a) lesi linear eritematosa pada laki-laki. (b) lesi linear putih kekuningan. Keduanya terjadi di punggung mereka (Seo et al., 2010)

2. Anetoderma Anetoderma merupakan kelainan yang timbul dengan tanda berbatas tegas, tampak atrofi, tertekan, berkerut, lembek, atau seperti kantong tonjolan yang dapat di masukkan kedalam diagnosis banding. Anetoderma tidak memiliki garis linear atrofi seperti stretch mark. Masing – masing area anetoderma biasanya memiliki diameter 1-2cm. anetoderma dapat berupa lesi primer atau sebagai akibat poses inflamasi sebelumnya.

Gambar 2.6 Anetoderma pada punggung atas (Al Buainain and Allam, 2009)

Universitas Sumatera Utara 13

2.1.8 Penatalaksanaan 1. Diet dan olahraga Penurunan berat badan dengan diet atau kombinasi antara diet dengan latihan fisik tidak menunjukkan ada perubahan derajat stretch mark (Abbas, Kamel and Salman, 2018). Hubungan antara diet dan olahraga masih dalam penelitian lebih lanjut, karena masih sedikit data yang menunjukkan hubungan keduanya (Elsaie, Baumann and Elsaaiee, 2009).

2. Obat – obatan topikal Menurut Abbas et al., (2018) obat – obat topikal untuk stretch mark antara lain : a. Tretionin Penggunaan tretionin terbukti menunjukkan perbaikan pada stretch mark di fase awal (striae rubrae) namun tidak begitu menunjukkan perubahan pada fase kronis (striae albae). b. Krim hidran/krim pelembab Penggunaan krim hidran/krim pelembab untuk terapi stretch mark masih memerlukan penelitian lebih lanjut apakah dapat memberikan efek yang signifikan terhadap stretch mark. c. Obat topikal lainnya Banyak obat – obatan topikal yang beredar di masyarakat namun efektifitas dari obat – obat tersebut belum pernah di uji oleh penelitian. 3. Laser dan light devices Laser yang banyak digunakan sekarang adalah 585-nm flash-lamp-pumped pulsed-dye laser (PDL), yaitu cara kerjanya dengan menambah kolagen dalam matriks ekstraseluler. Namun penggunaan laser ini sebaiknya tidak dilakukan pada orang dengan kulit gelap karena dapat menyebabkan perubahan pigmentasi setelah pengobatan.

Universitas Sumatera Utara 14

2.2 KERANGKA TEORI

Perubahan kerangka jaringan ikat (fibrilin, Jaringan parut

Faktor risiko elastin,fibronektin, linear pada kulit dan kolagen)

Kehamilan

Pubertas

Obesitas Lesi kemerahan dan sedikit menonjol Riwayat (striae rubrae) keluarga

Penurunan Stretch mark berat badan

Lesi pucat, tidak Penggunaan teratur, dan berkeriput kortikosteroid (striae albae)

Kontrasepsi hormonal

Marfan syndrome

Operasi pembesaran payudara

Keterangan : : Variabel yang diteliti : Variabel yang tidak diteliti

Gambar 2.7 Kerangka teori.

Universitas Sumatera Utara 15

2.3 KERANGKA KONSEP

Faktor Risiko :

1. Kehamilan 2. Usia Menarche 3. Obesitas 4. Penurunan berat Stretch mark badan 5. Riwayat keluarga 6. Penggunaan kontrasepsi hormonal 7. Penggunaan

kortikosteroid

(Variabel Independen) (Variabel Dependen)

Gambar 2.8 Kerangka konsep.

2.4 HIPOTESIS

1. Ada hubungan antara kehamilan dengan terjadinya stretch mark. 2. Ada hubungan antara usia menarche dengan terjadinya stretch mark. 3. Ada hubungan antara obesitas dengan terjadinya stretch mark. 4. Ada hubungan antara penurunan berat badan dengan terjadinya stretch mark. 5. Ada hubungan antara riwayat keluarga dengan terjadinya stretch mark. 6. Ada hubungan antara penggunaan kontrasepsi hormonal dengan terjadinya stretch mark. 7. Ada hubungan antara penggunaan kortikosteroid dengan terjadinya stretch mark.

Universitas Sumatera Utara

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 RANCANGAN PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan menggunakan desain cross sectional study, yaitu mencari hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen dan pengukurannya hanya dilakukan sesaat.

3.2 LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2020 sampai Desember 2020. Pengambilan data penelitian dilakukan pada bulan Juli 2020 kepada orang yang berdomisili di Kabupaten Langkat sampai jumlah sampel terpenuhi.

3.3 POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN 3.3.1 Populasi Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah semua orang yang menderita stretch mark dan tidak menderita stretch mark yang berdomisili di Kabupaten Langkat.

3.3.2 Sampel Penelitian Sampel dalam penelitian ini adalah semua orang yang menderita stretch mark dan tidak menderita stretch mark yang berdomisili di Kabupaten Langkat dan telah memenuhi kriteria inklusi dan kriteria ekslusi.

3.3.3 Besar Sampel Adapun besar sampel pada penelitian ini didapatkan berdasarkan rumus berikut :

( √ √ )

( )

16

Universitas Sumatera Utara 17

Dimana : Zα = Deviat baku alpha. Untuk α = 0,05 maka nilai baku normalnya 1,96 Zβ = Deviat baku betha. Untuk β = 0,20 maka nilai baku normalnya 0,84 P = Proporsi total. P = ½(P +P ), maka P = 0,845 Q = 1-P, maka Q = 0,115 P = Perkiraan proporsi stretch mark pada saat penelitian, sebesar 0,92 Q = 1-P , maka Q = 0,08 P = Proporsi stretch mark, sebesar 77% (0,77) (Cho et al., 2006) Q = 1-P , maka Q = 0,23 P -P = Beda proporsi bermakna ditetapkan 0,15 (15%)

( √ ( )( ) √( )( ) ( )( ))

( ) n = 91

Maka sampel minimal untuk penelitian ini sebanyak 91 orang.

3.3.4 Teknik Penarikan Sampel Teknik penarikan sampel pada penelitian ini adalah consecutive sampling. Consecutive sampling merupakan jenis nonprobability sampling. Pada teknik ini semua subjek yang mengisi kuesioner online secara berurutan dan memenuhi kriteria pemilihan dimasukkan dalam penelitian sampai jumlah subjek yang diperlukan terpenuhi.

3.3.5 Kriteria Inklusi dan Eksklusi Adapun kriteria inklusi dan eksklusi adalah sebagai berikut : 1. Kriteria inklusi a) Perempuan yang berusia 18-50 tahun b) Bersedia menandatangani informed concent

Universitas Sumatera Utara 18

2. Kriteria eksklusi

a) Tidak mengisi kuesioner dengan lengkap

3.4 METODE PENGUMPULAN DATA Metode pengumpulan data pada penelitian ini adalah data primer, yaitu data yang didapatkan langsung dari sampel dengan menggunakan kuesioner yang dibagikan secara online. Kuesioner dibuat melalui Google Drive dalam bentuk Google Formulir dan kemudian dibagikan melalui beberapa media sosial seperti WhatsApp dan Line. Kuesioner yang dibagikan dilengkapi dengan penjelasan penelitian dan informed consent. Pengambilan data penelitian dilakukan setelah mendapatkan etichal clearence dari Komisi Etik USU.

3.5 DEFINISI OPERASIONAL 3.5.1 Variabel Independen 1. Kehamilan Definisi operasional : Masa yang dimulai dari pembuahan sampai lahirnya janin Cara ukur : Observasi kuesioner Alat ukur : Kuesioner Hasil ukur : Hamil dan tidak hamil Skala pengukuran : Nominal

2. Pubertas Definisi operasional : Masa peralihan dari masa anak-anak menuju dewasa Cara ukur : Observasi kuesioner Alat ukur : Kuesioner Hasil ukur : Menstruasi pertama pada wanita (menarche) Skala pengukuran : Nominal

Universitas Sumatera Utara 19

3. Obesitas

Definisi operasional : Penumpukan lemak akibat ketidakseimbangan energi yang masuk dengan energi yang keluar

Cara ukur : Indeks Massa Tubuh (IMT), yaitu dengan pengukuran berat badan dalam kilogram dibagi kuadrat tinggi badan dalam meter Alat ukur : Kuesioner Hasil ukur : IMT≤ 25,0 kg/m² (tidak obesitas) IMT ≥ 25,1 kg/m² (obesitas) Skala pengukuran : Nominal

4. Penurunan berat badan Definisi operasional : Penurunan massa dan lemak tubuh Cara ukur : Observasi kuesioner Alat ukur : Kuesioner Hasil ukur : Ya Tidak Skala pengukuran : Nominal

5. Riwayat keluarga Definisi operasional : Penilaian adanya keluarga sekandung yang menderita stretch mark Cara ukur : Observasi kuesioner Alat ukur : Kuesioner Hasil ukur : Ya Tidak Skala pengukuran : Nominal

Universitas Sumatera Utara 20

6. Kontrasepsi hormonal Definisi operasional : Metode atau alat yang digunakan untuk mencegah kehamilan yang mengandung kombinasi progestin dan esterogen atau progesteron saja Cara ukur : Observasi kuesioner Alat ukur : Kuesioner Hasil ukur : Ya Tidak Skala pengukuran : Nominal

7. Penggunaan kortikosteroid Definisi operasional : Pemakaian obat kortikosteroid Cara ukur : Observasi kuesioner Alat ukur : Kuesioner Hasil ukur : Ya Tidak Skala pengukuran : Nominal

3.5.2 Variabel Dependen Stretch mark Definisi operasional : Jaringan parut linear pada kulit akibat peregangan kulit yang melebihi batas elastisitasnya Cara ukur : Pada anamnesis secara online (telemedicine) ditemukan adanya keluhan lesi linear di daerah paha, perut, payudara dan bokong dan pada foto ditemukan lesi linear kemerahan atau pucat. Diagnosis stretch mark akan didiskusikan oleh peneliti dengan dosen pembimbing (dokter spesialis kulit) Alat ukur : Anamnesis dan foto

Universitas Sumatera Utara 21

Hasil ukur : Ya Tidak Skala pengukuran : Nominal

3.6 ALUR PENELITIAN

Semua orang yang menderita stretch mark dan tidak menderita stretch mark yang berdomisili di Kabupaten Langkat

Pembagian kuesioner secara online melalui WhatsApp dan Line

Seluruh subjek mengisi kuesioner

Memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi

Menderita Tidak menderita stretch mark stretch mark

Analisis faktor risiko stretch mark

Hasil dan pembahasan

Gambar 2.9 Alur penelitian

Universitas Sumatera Utara 22

3.7 METODE ANALISIS DATA

Pengolahan dan analisis data menggunakan program komputer SPSS (Statistical Package for the Social Sciences) dan dilakukan melalui beberapa tahapan, antara lain :

1. Editing, yaitu memeriksa kelengkapan identitas maupun data responden dan memastikan bahwa semua jawaban telah terisi sesuai petunjuk. 2. Coding, yaitu mengklasifikasikan data dan memberikan kode atau angka tertentu pada kuesioner untuk mempermudah saat melakukan tabulasi dan analisis data. 3. Entry, yaitu memasukkan data yang telah diberi kode dan kemudian dimasukkan ke dalam program komputer. 4. Cleaning, yaitu melakukan pengecekan kembali data yang telah di-entry untuk mengetahui ada kesalahan atau tidak. 5. Saving, yaitu penyimpanan data untuk dilakukan analisis.

3.7.1 Analisis Univariat

Analisis univariat dilakukan untuk mengetahui gambaran karakteristik responden meliputi variabel independen dan variabel dependen yang akan diteliti yaitu stretch mark dan disajikan dalam bentuk jumlah dan persentase.

3.7.2 Analisis Bivariat

Analisis bivariat dilakukan untuk menilai hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen. Analisis dilakukan dengan menggunakan uji statistik chi square. Dalam penelitian ini digunakan tingkat kemaknaan sebesar 0,05. Penelitian antara dua variabel dikatakan bermakna apabila nilai p ≤ 0,05 yang berarti Ho ditolak dan Ha diterima dan dikatakan tidak bermakna apabila nilai p ˃ 0,05 yang berarti Ho diterima dan Ha ditolak.

Universitas Sumatera Utara 23

Untuk melihat besar pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen, maka dapat dilihat dari nilai Rasio Prevalens (RP), yaitu :

1. Bila nilai RP = 1 berarti tidak ada hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen. 2. Bila nilai RP ˃ 1 berarti variabel independen merupakan faktor risiko dari variabel dependen. 3. Bila nilai RP < 1 berarti variabel independen merupakan faktor protektif dari variabel dependen.

3.7.3 Analisis Multivariat Analisis multivariat dilakukan dengan cara menghubungkan variabel dependen dengan variabel independen pada waktu yang bersamaan untuk melihat hubungan beberapa variabel dependen dengan variabel independen. Analisis multivariat yang digunakan adalah metode regresi logistik karena variabel dependen dan variabel independen merupakan data kategorik. Dalam analisis ini, dapat diketahui variabel yang paling dominan diantara semua variabel independen.

Universitas Sumatera Utara

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Proses pengambilan data pada penelitian ini dilakukan pada bulan September 2020 kepada semua orang yang berdomisili di Kabupaten Langkat. Sampel pada penelitian ini adalah semua orang yang berdomisili di Kabupaten Langkat yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data primer yang diperoleh dari kuesioner online. Sampel yang didapatkan berjumlah 100 orang. Adapun karakteristik responden yang dikumpulkan dapat dilihat pada tabel distribusi frekuensi di bawah ini :

Tabel 4.1 Distribusi frekuensi karakteristik responden Variabel Frekuensi (n) Persentase (%) Usia 18 – 25 Tahun 82 82 26 – 33 Tahun 8 8 34 – 41 Tahun 3 3 42 – 50 Tahun 7 7 Status Perkawinan Belum Menikah 77 77 Sudah Menikah 23 23 Riwayat Kehamilan Ya 17 17 Tidak 83 83 Usia Menarche <13 Tahun 36 36 ≥13 Tahun 64 64 Indeks Massa Tubuh Obesitas 21 21 Tidak obesitas 79 79 Penurunan Berat Badan Ya 52 52 Tidak 48 48 Riwayat Keluarga Ya 63 63 Tidak 37 37 Penggunaan Kontrasepsi Hormonal Ya 8 8 Tidak 92 92 Penggunaan Kortikosteroid Ya 4 4 Tidak 96 96 Stretch Mark Ya 55 55 Tidak 45 45 Jumlah 100 100

24

Universitas Sumatera Utara 25

Pada tabel 4.1 dapat dilihat dari 100 responden penelitian, responden pada kelompok usia 18 – 25 tahun adalah berjumlah 82 orang (82%), pada kelompok usia 26 – 33 tahun berjumlah 8 orang (8%), kelompok usia 34 – 41 tahun berjumlah 3 orang (3%) dan pada kelompok usia 42 – 50 tahun berjumlah 7 orang (7%). Distribusi kelompok responden berdasarkan status perkawinan, kelompok responden yang belum menikah sebanyak 77 orang (77%) dan kelompok responden yang sudah menikah sebanyak 23 orang (23%). Distribusi kelompok responden berdasarkan riwayat kehamilan adalah kelompok responden yang pernah hamil atau sedang hamil sebanyak 17 orang (17%) dan kelompok responden yang belum pernah hamil sebanyak 83 orang (83%). Berdasarkan usia menarche, kelompok responden dengan distribusi terbanyak adalah kelompok responden yang mengalami menarche pada usia ≥ 13 tahun sebanyak 64 orang (64%) dan kelompok responden yang mengalami menarche pada usia < 13 tahun sebanyak 36 orang (36%). Distribusi paling banyak berdasarkan indeks massa tubuh adalah kelompok responden yang tidak mengalami obesitas sebanyak 79 orang (79%) dan kelompok responden yang mengalami obesitas sebanyak 21 orang (21%). Kelompok responden yang pernah mengalami penurunan berat badan sebanyak 52 orang (52%), sedangkan kelompok responden yang tidak pernah mengalami penurunan berat badan sebanyak 48 orang (48%). Responden yang memiliki riwayat keluarga stretch mark sebanyak 63 orang (63%) dan responden yang tidak memiliki riwayat keluarga stretch mark sebanyak 37 orang (37%). Distribusi frekuensi sampel berdasarkan penggunaan kontrasepsi hormonal adalah kelompok responden yang menggunakan kontrasepsi hormonal sebanyak 8 orang (8%) dan yang tidak menggunakan kontrasepsi hormonal sebanyak 92 orang (92%). Berdasarkan penggunaan kortikosteroid sistemik atau topikal, kelompok responden yang menggunakan atau mengonsumsi kortikosteroid sebanyak 4 orang (4%) dan kelompok responden yang tidak menggunakan atau mengonsumsi kortikosteroid sebanyak 96 orang (96%). Responden yang mengalami stretch mark sebanyak 55 orang (55%) dan responden yang tidak mengalami stretch mark sebanyak 45 orang (45%).

Universitas Sumatera Utara 26

Pengujian antara karakteristik sampel dengan kejadian stretch mark menggunakan uji statistik chi square yang akan di peroleh nilai p, dimana dalam penelitian ini digunakan tingkat kemaknaan sebesar 0,05.

Tabel 4.2 Hubungan riwayat kehamilan dengan kejadian stretch mark Stretch mark 95% CI Variabel Ya Tidak Nilai p RP Batas Batas n % n % bawah atas Riwayat kehamilan Ya 13 23,6 4 8,9 0,051 3,173 0,955 10,538 Tidak 42 76,4 41 91,1

Berdasarkan tabel 4.2, responden yang sudah pernah hamil atau sedang hamil yang mengalami stretch mark sebanyak 13 orang (23,6%), sedangkan responden yang belum pernah hamil yang mengalami stretch mark sebanyak 42 orang (76,4%). Rasio prevalens riwayat kehamilan dengan terjadinya stretch mark adalah 3,173 (RP > 1) sehingga disimpulkan bahwa riwayat kehamilan merupakan faktor risiko terhadap stretch mark. Hasil uji statistik didapatkan nilai p = 0,051 sehingga disimpulkan bahwa riwayat kehamilan tidak berhubungan dengan terjadinya stretch mark. Hasil ini berlawanan dengan penelitian yang dilakukan oleh Liu et al (2018) di China yang menyimpulkan bahwa kehamilan berhubungan dengan terjadinya stretch mark (58,9%) dimana pada kehamilan akan terjadi kenaikan berat badan yang dapat meningkatkan ketegangan kulit dan merusak struktur jaringan kulit. Hasil yang berlawanan pada penelitian ini dikaitkan dengan adanya faktor yang juga dapat mempengaruhi kejadian stretch mark terhadap kehamilan seperti usia ibu saat hamil, pertambahan berat badan saat hamil, berat badan saat bayi lahir, dan lingkar perut dan kurangnya distribusi sampel riwayat kehamilan pada penelitian ini.

Tabel 4.3 Hubungan usia menarche dengan kejadian stretch mark Stretch mark 95% CI Variabel Ya Tidak Nilai p RP Batas Batas n % n % bawah atas Usia menarche <13 tahun 22 40,0 14 31,1 0,357 1,476 0,644 3,386 ≥13 tahun 33 60,0 31 68,9

Universitas Sumatera Utara 27

Tabel 4.3 menunjukkan bahwa kelompok usia menarche <13 tahun yang mengalami stretch mark sebanyak 22 orang (40%) dan yang tidak mengalami stretch mark sebanyak 14 orang (31,1%). Rasio prevalens kelompok usia menarche <13 tahun terhadap stretch mark adalah 1,476 (RP > 1) yang berarti usia menarche <13 tahun merupakan faktor risiko terjadinya stretch mark. Hasil uji statistik didapatkan nilai p = 0,357 sehingga disimpulkan bahwa usia menarche tidak berhubungan dengan terjadinya stretch mark. Terjadinya stretch mark pada remaja dikaitkan dengan percepatan pertumbuhan yang cepat pada bagian tubuh tertentu yang dimulai pada awal masa pubertas dan adanya peningkatan hormon esterogen (Sisson, 1954). Penelitian yang dilakukan Cho et al di China (2006) menjelaskan bahwa strech mark pada remaja terjadi pada usia 14 tahun tanpa memandang jenis kelamin, dan pada remaja perempuan usia menarche rata-rata adalah 12,6 tahun pada penderita stretch mark dan 12,9 tahun pada kelompok yang tidak mengalami stretch mark, yang tidak berbeda secara signifikan. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Cho et al (2006) di mana usia menarche tidak berhubungan dengan terjadinya stretch mark (p = 0,155).

Tabel 4.4 Hubungan indeks massa tubuh dengan kejadian stretch mark Stretch mark 95% CI Variabel Ya Tidak Nilai p RP Batas Batas n % n % bawah atas Indeks massa tubuh Obesitas 10 18,2 11 24,4 0,444 0,687 0,262 1,803 Tidak Obesitas 45 81,8 34 75,6

Pada tabel 4.4 didapatkan kelompok obesitas yang menderita stretch mark sebanyak 10 orang (18,2%), sedangkan pada kelompok tidak obesitas yang menderita stretch mark sebanyak 45 orang (81,8%). Rasio prevalens obesitas terhadap stretch mark adalah 0,687 ( RP < 1 ) sehingga obesitas merupakan faktor protektif terhadap stretch mark. Berdasarkan uji statistik didapatkan nilai p = 0,444 sehingga disimpulkan bahwa obesitas tidak berhubungan dengan terjadinya stretch mark. Peningkatan jumlah sel lemak pada obesitas dapat menyebabkan peregangan kulit yang memicu terjadinya stretch mark. Hasil yang didapatkan sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Guida (2010) dan Putra et al (2020)

Universitas Sumatera Utara 28

bahwa obesitas tidak berhubungan dengan terjadinya stretch mark (p = 0,02). Hasil yang tidak signifikan tersebut dimungkinkan karena kurang nya distribusi obesitas pada responden serta pengukuran berat badan dan tinggi badan yang tidak dapat dilakukan secara langsung.

Tabel 4.5 Hubungan penurunan berat badan dengan kejadian stretch mark Stretch mark 95% CI Variabel Ya Tidak Nilai p RP Batas Batas n % n % bawah atas Penurunan berat Badan Ya 32 58,2 20 44,4 0,171 1,739 0,785 3,853 Tidak 23 41,8 25 55,6

Dari tabel 4.5 dapat dilihat bahwa responden yang pernah mengalami penurunan berat badan yang mengalami stretch mark sebanyak 32 orang (58,2%), sedangkan responden yang tidak pernah mengalami penurunan berat badan yang mengalami stretch mark sebanyak 23 orang (41,8%). Rasio prevalens penurunan berat badan terhadap kejadian stretch mark adalah 1,739 (RP > 1) sehingga penurunan berat badan merupakan faktor risiko terhadap stretch mark. Hasil uji statistik didapatkan nilai p = 0,171 sehingga disimpulkan penurunan berat badan tidak berhubungan dengan kejadian stretch mark. Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Strumia et al (2001) di mana penurunan berat badan tidak berhubungan dengan tejadinya stretch mark. Penurunan berat badan baik yang disebabkan penyakit akut atau kronis dan diet ketat meningkatkan risiko defisiensi asam askorbat esensial untuk sintesis kolagen normal. Sehingga dengan menurunnya sintesis kolagen maka keelastisitasan kulit juga menurun dan dapat dengan mudah terjadi stretch mark.

Tabel 4.6 Hubungan riwayat keluarga dengan kejadian stretch mark Stretch mark 95% CI Variabel Ya Tidak Nilai p RP Batas Batas n % n % bawah atas Riwayat keluarga Ya 49 89,1 14 31,1 0,0001 18,083 6,285 52,031 Tidak 6 10,9 31 68,9

Universitas Sumatera Utara 29

Tabel 4.6 menunjukkan kelompok responden yang mengalami stretch mark memiliki anggota keluarga dengan riwayat stretch mark sebanyak 49 orang (89,1%), sedangkan responden yang mengalami stretch mark dan tidak memiliki riwayat keluarga stretch mark sebanyak 6 orang (10,9%). Rasio prevalens riwayat keluarga terhadap stretch mark adalah 18,083 (RP > 1) yang berarti riwayat keluarga merupakan faktor risiko terhadap stretch mark. Berdsarkan hasil uji statistik didapatkan nilai p = 0,0001 sehingga disimpulkan bahwa riwayat keluarga berhubungan dengan terjadinya stretch mark. Hal ini diduga karena adanya keterlibatan ekspresi gen dalam metabolisme fibroblas, seperti yang mengkode kolagen, elastin, dan fibronektin ditemukan lebih rendah dibandingkan pada kulit normal (Tung et al., 2013). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Liu et al (2018) di China dan Kasielka-Trojan et al (2015) di Polandia bahwa ada hubungan riwayat keluarga dengan terjadinya stretch mark.

Tabel 4.7 Hubungan penggunaan kontrasepsi hormonal dengan kejadian stretch mark Stretch mark 95% CI Variabel Ya Tidak Nilai p RP Batas Batas n % n % bawah atas Penggunaan kontrasepsi hormonal Ya 4 7,3 2 8,9 1,000 0,804 0,189 3,412 Tidak 51 92,7 41 91,1

Pada tabel 4.7 dapat dillihat bahwa kelompok responden yang menggunakan kontrasepsi hormonal yang mengalami stretch mark sebanyak 4 orang (7,3%) dan kelompok responden yang tidak menggunakan kontrasepsi hormonal yang mengalami stretch mark sebanyak 51 orang (92,7%). Rasio prevalens penggunaan kontrasepsi hormonal terhadap kejadian stretch mark adalah 0,804 (RP < 1) yang berarti penggunaan kontrasepsi hormonal merupakan faktor protektif terhadap stretch mark. Berdasarkan hasil uji statistik diperoleh nilai p = 1,000 sehingga dapat disimpulkan bahwa penggunaan kontrasepsi hormonal tidak berhubungan dengan terjadinya stretch mark. Hasil yang tidak signifikan pada penelitian ini mungkin dikarenakan kurangnya jumlah responden yang menggunakan

Universitas Sumatera Utara 30

kontrasepsi hormonal sehingga mempengaruhi hasil dari analisis tersebut. Hasil ini sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Valente et al (2014) dimana tidak ada hubungan antara penggunaan kontrasepsi hormonal dengan kejadian stretch mark (p = 1,00). Patofisiolgi stretch mark masih belum diketahui dengan pasti, tetapi terdapat etiologi yang diusulkan berhubungan dengan hormon, pada penelitian Cordeiro (2010) dijelaskan bahwa jumlah reseptor hormon esterogen meningkat dua kali lipat dibandingkan kulit normal serta hormon esterogen dapat mengurangi adhesi antar serabut kolagen yang mengakibatkan terbentuknya stretch mark di area peregangan.

Tabel 4.8 Hubungan penggunaan kortikosteroid dengan kejadian stretch mark Stretch mark 95% CI Variabel Ya Tidak Nilai p RP Batas Batas n % n % bawah atas Penggunaan kortikosteroid Ya 2 3,6 2 4,4 1,000 0,811 0,110 6,000 Tidak 53 96,4 43 95,6

Dari tabel 4.8 menunjukkan responden yang menggunakan atau mengonsumsi kortikosteroid yang menderita stretch mark sebanyak 2 orang (3,6%), sedangkan responden yang menggunakan atau mengonsumsi kortikosteroid yang tidak menderita stretch mark sebanyak 2 orang (4,4%). Rasio prevales penggunaan kortikosteroid terhadap stretch mark adalah 0,811 (RP < 1) yang artinya penggunaan kortikosteroid merupakan faktor protektif terhadap stretch mark. Dari hasil uji statistik didapatkan nilai p = 1,000 sehingga dapat disimpulkan bahwa penggunaan kortikosteroid tidak berhubungan dengan kejadian stretch mark. Secara teori, kortikosteroid dapat menyebabkan supresi dari sintesis protein dan matriks ekstraseluler (Azis, 2013). Penggunaan kortikosteroid jangka panjang dapat meningkatkan kadar hormon steroid yang memiliki efek katabolik pada aktivitas fibroblas dan menurunkan pengendapan kolagen pada matriks ekstraseluler (Cordeiro, 2010). Hasil yang di dapat dari penelitian ini mungkin dikarenakan dari 100 responden hanya 4 responden (4%) yang menggunakan atau mengonsumsi kortikosteroid sehingga mempengaruhi hasil dari hubungan antara penggunaan kortikosteroid dengan terjadinya stretch mark.

Universitas Sumatera Utara 31

Selanjutnya dilakukan analisis multivariat regresi logistik yang bertujuan untuk melihat faktor risiko yang paling dominan antara riwayat kehamilan, penurunan berat badan, dan riwayat keluarga terhadap kejadian stretch mark.

Tabel 4.9 Hubungan faktor risiko paling dominan dengan terjadinya stretch mark Stretch mark 95% CI Variabel Ya Tidak Total Nilai p OR Batas Batas n % n % bawah atas Riwayat kehamilan Ya 13 23,6 4 8,9 17 0,312 2,051 0,510 8,245 Tidak 42 76,4 41 91,1 83 Penurunan berat badan Ya 32 58,2 20 44,4 52 0,208 1,913 0,697 5,248 Tidak 23 41,8 25 55,6 48 Riwayat keluarga Ya 49 89,1 14 31,1 63 0,0001 17,666 5,968 52,295 Tidak 6 10,9 31 68,9 37

Berdasarkan tabel 4.9 didapatkan hasil dari analisis multivariat regresi logistik pada semua variabel independen dengan nilai p < 0,25, yaitu hubungan yang secara statistik paling signifikan adalah riwayat keluarga yang mengalami stretch mark dengan nilai p = 0,0001 (p < 0,05) dan nilai OR = 17,666 sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa riwayat keluarga yang mengalami stretch mark 17 kali lebih besar berperan menyebabkan stretch mark dibandingkan dengan variabel independen lainnya. Penelitian ini menunjukkan bahwa stretch mark dapat disebabkan oleh berbagai faktor risiko, dari hasil penelitian ini didapatkan faktor risiko yang paling berperan adalah riwayat keluarga. Keterbatasan dalam penelitian ini adalah tidak adanya kontak langsung antara responden dengan peneliti untuk melakukan pengambilan data, yang pada akhirnya pembagian kuesioner harus dilakukan secara online sehingga sulit untuk mendapatkan distribusi yang merata dan sulit untuk menilai kejujuran responden dalam mengisi kuesioner.

Universitas Sumatera Utara

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dari data yang diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa :

1. Tidak ada hubungan antara kehamilan dengan terjadinya stretch mark. 2. Tidak ada hubungan antara usia menarche dengan terjadinya stretch mark. 3. Tidak ada hubungan antara obesitas dengan terjadinya stretch mark. 4. Tidak ada hubungan antara penurunan berat badan dengan terjadinya stretch mark. 5. Ada hubungan antara riwayat keluarga dengan terjadinya stretch mark. 6. Tidak ada hubungan antara pemakaian kontrasepsi hormonal dengan terjadinya stretch mark. 7. Tidak ada hubungan antara penggunaan kortikosteroid dengan terjadinya stretch mark. 8. Riwayat keluarga merupakan faktor risiko yang paling dominan menyebabkan stretch mark, dimana riwayat keluarga yang mengalami stretch mark 17 kali lebih besar dapat menyebabkan stretch mark.

5.2 SARAN

Dari seluruh proses penelitian yang telah dijalani oleh peneliti, maka dapat di ungkapkan saran yang dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berperan dalam penelitian ini. Adapun saran tersebut, yaitu :

1. Diharapkan adanya promosi kesehatan mengenai stretch mark sehingga masyarakat lebih mengetahui faktor risiko yang berkaitan dengan kejadian stretch mark dan melakukan upaya pencegahan terhadap faktor risiko terutama bagi yang memiliki riwayat keluarga stretch mark. 2. Perlu dilakukan penelitian secara offline untuk penilaian stretch mark dan pengukuran faktor risiko seperti indeks massa tubuh secara langsung.

32

Universitas Sumatera Utara 33

DAFTAR PUSTAKA

Abbas, A. M., Kamel, F. M. and Salman, S. A. (2018) ‘Clinical significance and treatment of striae gravidarum during pregnancy: a review article’, International Journal of Reproduction, Contraception, Obstetrics and Gynecology, 8(1), p. 368. doi: 10.18203/2320-1770.ijrcog20185454. Akl, A. (2017) ‘Review Article’, SciFed Journal of Immunology, 1(1). doi: 10.23959/sfji-1000003. An, I., Harman, M. and Ibiloglu, I. (2017) ‘Topical Ciclopirox Olamine 1%: Revisiting a Unique Antifungal’, Indian Dermatology Online Journal, 10(4), pp. 481–485. doi: 10.4103/idoj.IDOJ. Aryunisari, C. G., Putra, I. B. and Jusuf, N. K. (2020) ‘The relationship between age of menarche with striae among female students’, Bali Medical Journal, 9(1), pp. 400–403. doi: 10.15562/bmj.v9i1.1734. Azis, A. L. (2013) ‘Penggunaan kortikosteroid di klinik (The use of corticosteroid in clinics)’, FK Unair/RSUD dr Soetomo. Surabaya. Bertin, C. et al. (2014) ‘Striae distensae are characterized by distinct microstructural features as measured by non-invasive methods in vivo’, Skin Research and Technology, 20(1), pp. 81–86. doi: 10.1111/srt.12088. Al Buainain, H. and Allam, M. (2009) ‘Anetoderma: Is It a Sign of Autoimmunity?’, Case Reports in Dermatology, 1(1), pp. 100–104. doi: 10.1159/000265699. Cho, S. et al. (2006) ‘Clinical features and risk factors for striae distensae in Korean adolescents’, Journal of the European Academy of Dermatology and Venereology, 20(9), pp. 1108–1113. doi: 10.1111/j.1468- 3083.2006.01747.x. Cordeiro, R. C. T. and de Moraes, A. M. (2009) ‘Striae distensae: Physiopathology’, Surgical and Cosmetic Dermatology, 1(3), pp. 137– 140. Cordeiro, R. C. T., Zecchin, K. G. and De Moraes, A. M. (2010) ‘Expression of estrogen, androgen, and glucocorticoid receptors in recent striae distensae’, International Journal of Dermatology, 49(1), pp. 30–32. doi: 10.1111/j.1365-4632.2008.04005.x. Elsaie, M. L., Baumann, L. S. and Elsaaiee, L. T. (2009) ‘Striae distensae (Stretch Marks) and different modalities of therapy: An update’, Dermatologic Surgery, 35(4), pp. 563–573. doi: 10.1111/j.1524-4725.2009.01094.x. Farahnik, B. et al. (2017) ‘International Journal of Women ’ s Dermatology Striae

Universitas Sumatera Utara 34

gravidarum : Risk factors , prevention , and management ☆ ’, International Journal of Women’s Dermatology, 3(2), pp. 77–85. doi: 10.1016/j.ijwd.2016.11.001.

Gürbilek, N. (2013) ‘済無No Title No Title’, Journal of Chemical Information and Modeling, 53(9), pp. 1689–1699. doi: 10.1017/CBO9781107415324.004. Hague, A. and Bayat, A. (2017) ‘Therapeutic targets in the management of striae distensae: A systematic review’, Journal of the American Academy of Dermatology, 77(3), pp. 559-568.e18. doi: 10.1016/j.jaad.2017.02.048. Kasielska-Trojan, A., Sobczak, M. and Antoszewski, B. (2015) ‘Risk factors of striae gravidarum’, International Journal of Cosmetic Science, 37(2), pp. 236–240. doi: 10.1111/ics.12188. Kaufman, J., Halem, M. and Patel, R. (2008) ‘Fractional photothermolysis for the treatment of striae distensae: Two case reports’, Cosmetic Dermatology, 21(6), pp. 323–327. Kementerian Kesehatan RI (2018) ‘FactSheet Obesitas Kit Informasi Obesitas.pdf’, pp. 1–8. Available at: http://p2ptm.kemkes.go.id/uploads/N2VaaXIxZGZwWFpEL1VlRFdQQ 3ZRZz09/2018/02/FactSheet_Obesitas_Kit_Informasi_Obesitas.pdf%0A http://www.p2ptm.kemkes.go.id/dokumen-ptm/factsheet-obesitas-kit- informasi-obesitas. Liu, L. et al. (2018) ‘Risk factors of striae gravidarum in Chinese primiparous women’, PLoS ONE, 13(6), pp. 1–8. doi: 10.1371/journal.pone.0198720. Oakley, A. M. and Patel, B. C. (2019) Stretch Marks (Striae). University of Auckland: StatPearls Publishing, Treasure Island (FL). Available at: http://europepmc.org/abstract/MED/28613776.

Putra, I. B., Jusuf, N. K. and Aryunisari, C. G. (2020) ‘Correlation between body mass index with striae in female adolescent’, Bali Medical Journal, 9(3), pp. 643–645. doi: 10.15562/bmj.v9i3.2071.

Seo, J. K. et al. (2010) ‘A case of linear focal elastosis with a family history’, Annals of Dermatology, 22(2), pp. 209–211. doi: 10.5021/ad.2010.22.2.209. Singh, G. and Kumar, L. P. (2005) ‘Striae distensae’, Indian Journal of Dermatology, Venereology and Leprology, 71(5), pp. 370–372. doi: 10.4103/0378-6323.16800. Strumìa, R. et al. (2001) ‘Skin signs in anorexia nervosa’, Dermatology, 203(4), pp. 314–317. doi: 10.1159/000051779.

Universitas Sumatera Utara 35

Sudigdo, S. and Sofyan, I. (2011) ‘Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis Edisi ke-4’, Jakarta: Sagung Seto, pp. 130–137. Tung, J. Y. et al. (2013) ‘Genome-wide association analysis implicates elastic microfibrils in the development of nonsyndromic striae distensae’, Journal of Investigative Dermatology, 133(11), pp. 2628–2631. doi: 10.1038/jid.2013.196. Ud-Din, S. and Bayat, A. (2014) ‘New Insights on , Hypertrophic , and Striae’, Dermatologic Clinics, 32(2), pp. 193–209. doi: 10.1016/j.det.2013.11.002. Ud-Din, S., McGeorge, D. and Bayat, A. (2016) ‘Topical management of striae distensae (stretch marks): Prevention and therapy of striae rubrae and albae’, Journal of the European Academy of Dermatology and Venereology, 30(2), pp. 211–222. doi: 10.1111/jdv.13223. Valente, D. S. et al. (2014) ‘Incidence and risk factors of striae distensae following breast augmentation surgery: A cohort study’, PLoS ONE, 9(5), pp. 1–5. doi: 10.1371/journal.pone.0097493. Wang, F et al. (2015) ‘Marked disruption and aberrant regulation of elastic fibres in early striae gravidarum’, pp. 1420–1430. doi: 10.1111/bjd.14027. Wesley, N. O. (2017) ‘14/07/2017 Striae distensae (stretch marks) - UpToDate’, pp. 1–23. Youssef, S. E. S. et al. (2017) ‘Striae distensae: Immunohistochemical assessment of hormone receptors in multigravida and nulligravida’, Journal of Cosmetic Dermatology, 16(2), pp. 279–286. doi: 10.1111/jocd.12337.

Universitas Sumatera Utara 36

Lampiran A

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Thesya Oktika Ellysa NIM : 170100010 Tempat / Tanggal Lahir : Sawitseberang / 15 Oktober 1999 Agama : Islam Nama Ayah : Sudarno Nama Ibu : Eli Sawita, S.Pd Alamat : Dusun Bantan Desa Tj. Putus Kec. Padang Tualang Riwayat Pendidikan :

1. TK Bina Jaya Sawit Seberang (2003 - 2005) 2. SD Negeri 050688 Sawit Seberang (2005 - 2011) 3. SMP Swasta YAPEKSI Sawit Seberang (2011 - 2014) 4. SMA Negeri 1 Padang Tualang (2014 - 2017) 5. Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara ( 2017 - sekarang )

Riwayat Pelatihan :

1. Peserta PKKMB (Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru) FK USU 2017 2. Peserta MMB (Manajemen Mahasiswa Baru) FK USU 2017

Riwayat Organisasi : -

Universitas Sumatera Utara 37

Riwayat Kepanitian : 1. Pantia seksi Dana dan Usaha PESCO (Pema English Competition) FK USU 2018 2. Panitia seksi Publikasi dan Dokumentasi Pengabdian Masyarakat Akbar SCORA FK USU 2019 3. Panitia seksi Publikasi dan Dokumentasi Bakti Sosial Himpunan Mahasiswa Islam FK USU 2019

Universitas Sumatera Utara 38

Lampiran B

Lembar Penjelasan

Saya yang bertandatangan di bawah ini : Nama : Thesya Oktika Ellysa NIM : 170100010 adalah mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara yang akan melaksanakan penelitian dengan judul “ Analisis Faktor Risiko Terjadinya Stretch Mark “.Penelitian ini dilakukan sebagai salah satu kegiatan untuk menyelesaikan proses belajar dan mengajar pada semester ketujuh dan syarat untuk memperoleh gelar sarjana kedokteran.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor risiko terjadinya stretch mark, sehingga informasi yang diperoleh dari penelitian ini dapat menambah pengetahuan mengenai faktor – faktor apa saja yang berhubungan dengan terjadinya stretch mark. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang memerlukan waktu beberapa menit untuk mengisi beberapa pertanyaan, Untuk itu, saya memohon kesediaan saudari sebagai responden penelitian ini untuk mengisi kuesioner dengan jujur. Data pribadi dan jawaban yang saudari berikan akan dirahasiakan dan hanya digunakan untuk penelitian ini.

Setelah memahami penjelasan yang saya berikan, jika saudari bersedia menjadi responden, silahkan menandatangani lembar persetujuan / informed consent yang telah disediakan. atas perhatian dan kesediaan saudari menjadi responden dalam penelitian ini, saya ucapkan terima kasih.

Medan, 2020

Peneliti,

( Thesya Oktika Ellysa )

Universitas Sumatera Utara 39

Lampiran C Informed Consent ( Lembar Persetujuan Responden)

Saya yang bertandatangan di bawah ini : Nama : Umur : Alamat : No. Telp : Menyatakan bersedia menjadi responden dari : Nama : Thesya Oktika Ellysa NIM : 170100010 Institusi : Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Setelah mendapatkan penjelasan dan mengerti tentang hal yang berkaitan dengan penelitian mengenai “Analisis Faktor Risiko Terjadinya Stretch Mark” menyatakan secara sadar dan sukarela bersedia menjadi responden dalam penelitian ini serta saya akan memberikan jawaban sejujurnya tanpa ada paksaan dari pihak manapun.

Langkat, 2020

Peneliti Responden,

(Thesya Oktika Ellysa) ( ) NIM : 170100010

Universitas Sumatera Utara 40

Lampiran D

LEMBAR KUESIONER

“ANALISIS FAKTOR RISIKO STRETCH MARK”

Kode responden :

Nama :

Umur :

Alamat :

Status : sudah menikah / belum menikah

No. Telp :

Petunjuk : Pilihlah jawaban yang sesuai dengan diri anda. Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang anda pilih.

Kuesioner Analisis Faktor Risiko Stretch Mark

1. Berat badan : kg

Tinggi badan : cm

2. Usia saat menstruasi pertama : tahun

3. Apakah anda pernah hamil atau sedang hamil ? a. Ya b. Tidak

4. Apakah anda pernah mengalami perubahan dari gemuk ke kurus ?

a. Ya b. Tidak

Universitas Sumatera Utara 41

5. Apakah ada keluarga sekandung yang memiliki stretch mark ?

a. Ya b. Tidak

6. Apakah anda menggunakan alat kontrasepsi hormonal (pil KB, IUD, KB susuk, KB suntik ) ?

a. Ya b. Tidak

7. Apakah anda mengkonsumsi obat-obatan kortikosteroid (alergi, asma, atau rematik) ?

a. Ya b. Tidak

Hasil Pengamatan

Apakah anda menderita stretch mark ?

a. Ya b. Tidak

Universitas Sumatera Utara 42

Lampiran E

Universitas Sumatera Utara 43

Lampiran F

Universitas Sumatera Utara 44

Lampiran G Data Induk Kode Status Usia Riwayat Penurunan Riwayat Penggunaan Penggunaan Stretch Responden IMT Usia Perkawinan Menarche Kehamilan Berat Keluarga Kontrasepsi Kortikosteroid mark Badan Hormonal 001 2 21 1 2 2 2 1 2 2 1 002 2 18 1 2 2 1 2 2 2 2 003 2 21 1 1 2 1 1 2 2 1 004 1 26 1 1 2 1 2 2 2 2 005 2 21 1 2 2 1 1 2 2 1 006 2 18 1 1 2 2 1 2 2 1 007 2 21 1 2 2 2 1 2 2 1 008 2 21 1 2 2 2 1 2 2 1 009 1 18 1 1 2 2 1 2 2 2 010 2 22 1 2 2 2 2 2 2 2 011 2 23 1 1 2 2 2 2 2 2 012 1 18 1 2 2 1 1 2 2 2 013 2 21 1 2 2 2 1 2 2 1 014 2 23 1 1 2 1 1 2 2 1 015 2 21 1 1 2 1 2 2 2 2 016 2 21 1 2 2 1 1 2 2 1 017 2 20 1 2 2 2 1 2 2 2 018 2 19 1 2 2 1 1 2 2 2 019 2 21 2 1 2 2 2 2 2 2 020 2 20 1 2 2 2 2 2 2 2 021 2 18 1 2 2 2 1 2 2 1 022 2 21 2 2 2 2 1 2 2 2 023 2 25 1 2 2 2 1 2 2 2

Universitas Sumatera Utara 45

Lampiran G 024 2 19 1 1 2 1 1 2 2 1 025 2 21 2 2 2 2 2 2 2 2 026 2 50 1 1 2 1 1 2 2 1 027 1 19 1 1 1 1 2 2 2 1 028 2 21 1 2 2 1 1 2 2 1 029 2 24 2 2 2 2 2 2 2 1 030 2 20 1 1 1 2 1 2 2 1 031 2 20 1 1 2 1 2 2 1 1 032 2 47 2 1 2 1 1 2 2 1 033 2 23 1 2 2 1 1 2 2 1 034 2 20 1 2 1 2 1 2 2 1 035 2 20 1 2 2 1 1 2 1 1 036 2 24 1 2 2 1 2 2 2 2 037 2 26 2 1 1 1 1 2 2 1 038 2 24 1 2 2 1 1 2 2 1 039 1 30 1 2 2 1 1 2 2 1 040 2 23 1 2 2 2 1 2 2 1 041 1 19 1 2 2 2 2 2 2 1 042 2 18 1 2 1 1 1 2 2 1 043 2 20 1 1 2 2 1 2 2 1 044 2 23 1 2 2 2 2 2 2 2 045 1 22 1 2 2 2 2 2 2 2 046 2 50 1 2 2 2 1 2 2 1 047 2 21 1 2 2 1 2 2 2 2 048 2 19 2 1 2 2 1 2 2 1 049 2 23 2 2 2 1 2 2 2 2 050 2 21 2 2 2 2 2 2 2 2

Universitas Sumatera Utara 46

Lampiran G 051 2 25 1 2 2 1 1 2 2 1 052 2 18 2 1 2 1 1 2 2 1 053 2 45 1 2 1 2 1 2 2 1 054 2 21 1 2 1 1 1 2 2 2 055 2 26 1 2 1 1 2 2 2 2 056 2 49 1 1 2 1 1 2 1 1 057 2 25 2 2 1 2 1 2 1 1 058 2 21 2 2 2 2 2 2 2 2 059 2 30 1 2 2 1 2 2 2 2 060 2 18 1 2 2 2 2 2 2 2 061 2 30 2 1 2 1 2 2 2 2 062 1 30 1 1 1 2 1 1 2 2 063 2 18 1 2 2 2 1 2 2 1 064 2 40 1 1 2 1 1 2 2 1 065 1 28 1 1 2 1 1 2 2 1 066 2 20 2 1 1 1 1 1 2 1 067 2 25 1 1 2 2 1 2 2 1 068 2 37 1 2 2 1 1 2 2 1 069 2 20 1 1 2 1 2 2 2 2 070 1 20 1 2 1 1 2 2 2 1 071 2 21 2 2 2 2 2 2 2 2 072 2 21 2 2 2 2 1 2 2 1 073 2 24 1 2 2 2 1 2 2 2 074 2 24 1 1 2 1 2 2 2 2 075 1 21 1 2 2 2 1 2 1 2 076 2 25 1 2 2 1 2 2 2 1 077 1 19 1 2 2 2 2 2 2 2

Universitas Sumatera Utara 47

Lampiran G 078 2 23 1 1 2 1 1 2 2 2 079 1 23 1 2 2 2 1 2 2 1 080 2 18 1 1 2 1 1 2 2 1 081 1 21 1 1 2 1 2 2 2 2 082 2 21 1 1 2 2 2 2 2 2 083 2 21 1 2 2 2 2 2 2 2 084 1 19 2 2 2 2 1 2 2 1 085 2 21 1 1 2 1 1 2 2 1 086 2 20 2 2 2 1 2 2 2 2 087 2 20 2 1 1 1 1 2 2 1 088 2 20 1 1 2 1 1 2 2 1 089 1 21 1 2 2 2 2 1 1 2 090 2 20 1 2 2 2 2 2 2 2 091 1 23 1 1 2 1 1 2 2 2 092 1 20 2 2 2 2 1 2 2 1 093 1 23 1 2 1 2 1 2 1 2 094 2 42 1 2 2 1 1 2 2 1 095 2 22 1 2 2 1 1 2 1 2 096 2 20 1 2 2 1 2 2 2 2 097 2 19 1 1 2 2 2 2 2 2 098 2 20 2 2 1 2 1 1 2 1 099 1 40 2 2 1 1 1 2 2 1 100 1 45 2 2 1 1 1 2 2 1

Universitas Sumatera Utara 48

Lampiran H

Indeks Massa Tubuh Cumulative Frequency Percent Valid Percent Percent Valid Obesitas 21 21.0 21.0 21.0 Tidak Obesitas 79 79.0 79.0 100.0 Total 100 100.0 100.0

Usia Menarche Cumulative Frequency Percent Valid Percent Percent Valid <13 tahun 36 36.0 36.0 36.0 ≥13 tahun 64 64.0 64.0 100.0 Total 100 100.0 100.0

Riwayat Kehamilan Cumulative Frequency Percent Valid Percent Percent Valid Ya 17 17.0 17.0 17.0 Tidak 83 83.0 83.0 100.0 Total 100 100.0 100.0

Riwayat Keluarga Cumulative Frequency Percent Valid Percent Percent Valid Ya 63 63.0 63.0 63.0 Tidak 37 37.0 37.0 100.0 Total 100 100.0 100.0

Penggunaan Kortikosteroid Cumulative Frequency Percent Valid Percent Percent Valid Ya 4 4.0 4.0 4.0 Tidak 96 96.0 96.0 100.0 Total 100 100.0 100.0

Universitas Sumatera Utara 49

Lampiran H

Penggunaan Kontrasepsi Hormonal Cumulative Frequency Percent Valid Percent Percent Valid Ya 8 8.0 8.0 8.0 Tidak 92 92.0 92.0 100.0 Total 100 100.0 100.0

Stretch Mark

Valid Ya 55 55.0 55.0 55.0 Tidak 45 45.0 45.0 100.0 Total 100 100.0 100.0

Distribusi usia

Frequency Percent Valid Cumulative Percent Percent Valid 18 - 25 tahun 82 82.0 82.0 82.0 26 - 33 tahun 8 8.0 8.0 90.0 34 - 41 tahun 3 3.0 3.0 93.0 42 - 50 tahun 7 7.0 7.0 100.0 Total 100 100.0 100.0

Status Perkawinan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Belum Menikah 77 77.0 77.0 77.0 Sudah Menikah 23 23.0 230 100.0 Total 100 100.0 100.0

Universitas Sumatera Utara 50

Lampiran I

Indeks Massa Tubuh Stretch Mark Crosstabulation Stretch Mark Total Ya Tidak Indeks Massa Tubuh Obesitas Count 10 11 21 %within stretch mark 18.2% 24.4% 21.0% Tidak Obesitas Count 45 34 79 %within stretch mark 81.8% 75.6% 79.0% Count 55 45 100 Total %within stretch mark 100.0% 100.0% 100.0%

Chi-Square Tests Value df Asymptotic Exact Sig. Exact Sig. Significance (2-sided) (1-sided) (2- sided) Pearson Chi-Square 0.585a 1 0.444 Continuity Correctionb 0.269 1 0.604 Likelihood Ratio 0.583 1 0.445 Fisher’s Exact Test 0.469 0.301 Linear-by-Linear Association 0.579 1 0.447 N of Valid Cases 100 a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 9.45 b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate Value 95% Confidence Interval Lower Upper Odds Ratio For Indeks Massa 0.687 0.262 1.803 Tubuh (obesitas/tidak obesitas) For Cohort stretch mark = Ya 0.836 0.513 1.362 For Cohort stretch mark = Tidak 1.217 0.753 1.967 N of Valid Case 100

Usia menarche stretch mark crosstabulation Stretch Mark Total Ya Tidak Usia menarche <13 tahun Count 22 14 36 %within stretch mark 40.0% 31.1% 36.0% ≥13 tahun Count 33 31 64 %within stretch mark 60.0% 68.9% 64.0% Count 55 45 100 Total %within stretch mark 100.0% 100.0% 100.0%

Universitas Sumatera Utara 51

Lampiran I

Chi-Square Tests Value df Asymptotic Exact Sig. Exact Sig. Significance (2-sided) (1-sided) (2- sided) Pearson Chi-Square 0.849a 1 0.357 Continuity Correctionb 0.507 1 0.477 Likelihood Ratio 0.854 1 0.356 Fisher’s Exact Test 0.406 0.239 Linear-by-Linear Association 0.840 1 0.359 N of Valid Cases 100 a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 16.20 b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate Value 95% Confidence Interval Lower Upper Odds Ratio For Usia menarche 1.476 0.644 3.386 (<13 tahun / ≥13 tahun) For Cohort stretch mark = Ya 1.185 0.833 1.686 For Cohort stretch mark = Tidak 0.803 0.496 1.299 N of Valid Case 100

riwayat kehamilan stretch mark Crosstabulation Stretch Mark Total Ya Tidak Riwayat Kehamilan Ya Count 13 4 17 %within stretch mark 23.6% 8.9% 17.0% Tidak Count 42 41 83 %within stretch mark 76.4% 91.1% 83.0% Count 55 45 100 Total %within stretch mark 100.0% 100.0% 100.0%

Chi-Square Tests Value df Asymptotic Exact Sig. Exact Sig. Significance (2-sided) (1-sided) (2- sided) Pearson Chi-Square 3.815a 1 0.051 Continuity Correctionb 2.841 1 0.092 Likelihood Ratio 4.027 1 0.045 Fisher’s Exact Test 0.063 0.044 Linear-by-Linear 3.777 1 0.052 Association N of Valid Cases 100 a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 7.65 b. Computed only for a 2x2 table

Universitas Sumatera Utara 52

Lampiran I

Risk Estimate Value 95% Confidence Interval Lower Upper Odds Ratio For Riwayat Kehamilan 3.173 0.955 10.538 (Ya / Tidak) For Cohort stretch mark = Ya 1.511 1.077 2.120 For Cohort stretch mark = Tidak 0.476 0.197 1.153 N of Valid Case 100

Penurunan Berat Badan stretch mark Crosstabulation Stretch Mark Total Ya Tidak Penurunan Berat Badan Ya Count 32 20 52 %within stretch mark 58.2% 44.4% 52.0% Tidak Count 23 25 48 %within stretch mark 41.8% 55.6% 48.0% Count 55 45 100 Total %within stretch mark 100.0% 100.0% 100.0%

Chi-Square Tests Value Df Asymptotic Exact Sig. Exact Sig. Significance (2-sided) (1-sided) (2- sided) Pearson Chi-Square 1.871a 1 0.171 Continuity Correctionb 1.361 1 0.234 Likelihood Ratio 1.876 1 0.171 Fisher’s Exact Test 0.228 0.122 Linear-by-Linear 1.853 1 0.173 Association N of Valid Cases 100 a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 21.60 b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate Value 95% Confidence Interval Lower Upper Odds Ratio For Penurunan Berat 1.739 0.785 3.853 Badan (Ya / Tidak) For Cohort stretch mark = Ya 1.284 0.892 1.850 For Cohort stretch mark = Tidak 0.738 0.477 1.144 N of Valid Case 100

Universitas Sumatera Utara 53

Lampiran I

Riwayat Keluarga stretch mark Crosstabulation Stretch Mark Total Ya Tidak Riwayat Keluarga Ya Count 49 14 63 %within stretch mark 89.1% 31.1% 63.0% Tidak Count 6 31 37 %within stretch mark 10.9% 68.9% 37.0% Count 55 45 100 Total %within stretch mark 100.0% 100.0% 100.0%

Chi-Square Tests Value Df Asymptotic Exact Sig. Exact Sig. Significance (2-sided) (1-sided) (2- sided) Pearson Chi-Square 35.693a 1 0.000 Continuity Correctionb 33.249 1 0.000 Likelihood Ratio 38.085 1 0.000 Fisher’s Exact Test 0.000 0.000 Linear-by-Linear Association 35.336 1 0.000 N of Valid Cases 100 a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 16.65 b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate Value 95% Confidence Interval Lower Upper Odds Ratio For Riwayat 18.083 6.285 52.031 Keluarga (Ya / Tidak) For Cohort stretch mark = Ya 4.796 2.279 10.095 For Cohort stretch mark = Tidak 0.265 0.164 0.430 N of Valid Case 100

Penggunaan kortikosteroid stretch mark Crosstabulation Stretch Mark Total Ya Tidak Penggunaan kortikosteroid Ya Count 2 2 4 %within stretch mark 3.6% 4.4% 4.0% Tidak Count 53 43 96 %within stretch mark 96.4% 95.6% 96.0% Count 55 45 100 Total %within stretch mark 100.0% 100.0% 100.0%

Universitas Sumatera Utara 54

Lampiran I

Chi-Square Tests Value Df Asymptotic Exact Sig. Exact Sig. Significance (2-sided) (1-sided) (2- sided) Pearson Chi-Square 0.042a 1 0.837 Continuity Correctionb 0.000 1 1.000 Likelihood Ratio 0.042 1 0.838 Fisher’s Exact Test 1.000 0.612 Linear-by-Linear 0.042 1 0.838 Association N of Valid Cases 100 a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1.80 b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate Value 95% Confidence Interval Lower Upper Odds Ratio For Penggunaan 0.811 0.110 6.000 kortikosteroid (Ya / Tidak) For Cohort stretch mark = Ya 0.906 0.334 2.453 For Cohort stretch mark = 1.116 0.409 3.049 Tidak N of Valid Case 100

Penggunaan kontrasepsi hormonal stretch mark Crosstabulation Stretch Mark Total Ya Tidak Penggunaan kontrasepsi hormonal Ya Count 4 2 4 %within stretch mark 7.3% 8.9% 8.0% Tidak Count 51 41 92 %within stretch mark 92.7% 91.1% 92.0% Count 55 45 100 Total %within stretch mark 100.0% 100.0% 100.0%

Chi-Square Tests Value Df Asymptotic Exact Sig. Exact Sig. Significance (2-sided) (1-sided) (2- sided) Pearson Chi-Square 0.088a 1 0.767 Continuity Correctionb 0.000 1 1.000 Likelihood Ratio 0.087 1 0.767 Fisher’s Exact Test 1.000 0.525 Linear-by-Linear Association 0.087 1 0.768 N of Valid Cases 100 a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3.60 b. Computed only for a 2x2 table

Universitas Sumatera Utara 55

Lampiran I

Risk Estimate Value 95% Confidence Interval Lower Upper Odds Ratio For Penggunaan 0.804 0.189 3.412 kontrasepsi hormonal (Ya / Tidak) For Cohort stretch mark = Ya 0.902 0.440 1.847 For Cohort stretch mark = Tidak 1.122 0.541 2.327 N of Valid Case 100

Analisis multivariat regresi logistik Variables in the Equation B S.E. Wald df Sig. Exp(B) 95% C.I.for EXP(B) Lower Upper Step Riwayat .718 .710 1.023 1 .312 2.051 .510 8.245 1a Kehamilan Penurunan .648 .515 1.585 1 .208 1.913 .697 5.248 Berat Badan Riwayat 2.872 .554 26.897 1 .000 17.666 5.968 52.29 Keluarga 5 Constant - 1.704 14.096 1 .000 .002 6.399

Universitas Sumatera Utara 56

Lampiran J

Beberapa dokumentasi stretch mark pada responden

Universitas Sumatera Utara 57

Lampiran K

PERNYATAAN

Analisis Faktor Risiko Terjadinya Stretch Mark

Dengan ini penulis menyatakan bahwa skripsi ini disusun sebagai syarat untuk memperoleh Sarjana Kedokteran pada Program Studi Pendidikan Dokter pada Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara adalah benar merupakan hasil karya penulis sendiri.

Adapun pengutipan yang penulis lakukan pada bagian tertentu dari hasil karya orang lain dalam penulisan skripsi ini, telah penulis cantumkan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah, dan etika penelitian ilmiah.

Apabila dikemudian hari ternyata ditemukan seluruh atau sebagian skripsi ini bukan hasil karya penulis sendiri atau adanya plagiat dalam bagian tertentu, penulis bersedia menerima sanksi pencabutan gelar akademik yang penulis sandang dan sanksi lainnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Medan, Desember 2020 Penulis,

Thesya Oktika Ellysa

NIM 170100010

Universitas Sumatera Utara