LINIMASA : JURNAL ILMU KOMUNIKASI E-ISSN : 2614-0381, ISSN : 2614-0373 VOLUME 3, NO.2, JULY, 2020 ANALISIS WACANA KRITIS KOMUNIKASI VERBAL PADA DEBAT CALON GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR JAWA TIMUR 2018

Tri Suharto1, Bambang Dwi Prasetyo2, Maulina Pia Wulandari3 Magister Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Brawijaya Email : [email protected], [email protected], [email protected]

ABSTRAK Tesis ini membahas debat politik dilevel daerah, yaitu di Provinsi Jawa Timur pada tahun 2018. Fokus penelitian adalah kelebihan dan kekurangan kandidat dalam menyampaikan sebuah data atau fakta empiris sebagai sebuah pengetahuan didalam argumentasi. Dari permasalahan tersebut penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode analisis wacana kritis untuk meneliti teks secara mendalam. Penelitian ini menggabungkan dua teori yaitu Functional Theory Of Political Campaign Discourse (attacks, acclaims, defenses) yang dikemukakan oleh W.L. Benoit dan Power & Knowledge yang dikemukakan oleh Michel Foucault. Dari hasil penelitian, kandidat No.1 ( & Emil Elestianto Dardak) secara kuat memberikan serangan (attack) kepada kandidat No.2 ( dan Puti Guntur Soekarno) dengan didasari data atau fakta empiris yang kuat, sebagai wujud dari pengetahuan yang memberikan efek kekuasaan dalam argumentasinya (powerfull argumentation). Namun disisi lain, kandidat No.2 dinilai kurang kuat dalam membuat suatu upaya pertahanan (defenses) dari serangan lawan kandidat. Kelemahan bagi kandidat No.2 dinilai dari kurangnya data atau fakta empiris yang digunakan didalam argumentasinya, sehingga memberikan efek powerless argumentation.

Kata kunci: Analisis Wacana Kritis, Debat Politik, Pilkada, Kampanye.

ABSTRACT

This thesis discusses political debates at the regional level, especially in East Java Province in 2018. The focus of the study is the strengths and weaknesses of candidates in presenting an empirical data or facts as knowledge in argumentation. From these problems, this study uses a qualitative approach with critical discourse analysis methods to examine texts in depth. This research combines two theories, functional theory of political campaign discourse (attacks, acclaims, defenses) by W.L. Benoit and power & Knowledge by Michel Foucault. From the results of this study, candidate No.1 (Khofifah Indar Parawansa & Emil Elestianto Dardak) strongly gave an attack to candidate No. 2 (Saifullah Yusuf and Puti Guntur Soekarno) based on strong empirical data or facts, as a form of knowledge that gives the effect of power in argumentation (powerfull argumentation). But on the other hand, candidate No.2 not strong in making a defense from an opponent's attack. The weaknesses for candidate No.2 are judged by the lack of data or empirical facts used in argument, so that it gives the effect of a powerless argumentation.

Keywords: Critical Discourse Analysis, Political Debates, Local Elections, Campaign.

43

LINIMASA : JURNAL ILMU KOMUNIKASI E-ISSN : 2614-0381, ISSN : 2614-0373 VOLUME 3, NO.2, JULY, 2020

I. PENDAHULUAN normatif, analisis politik, analisis format Berawal dari benih pemikiran dan analisis konten. Aristoteles, Plato, Quintilan dan Cicero, Tradisi debat kampanye politik untuk megembangkan fungsi demokrasi telah terjadi dan dianggap populer di terkait dengan perangkat retoris dan Amerika Serikat sejak abad ke-19, acara penggunaan bahasa dan pidato yang tersebut dianggap sebagai inovasi besar mempengaruhi kehidupan publik di dalam komunikasi berkampanye ketika masa-masa awal masyarakat Yunani dan tayangan langsung di televisi antara Romawi (Newall dalam Barbaros, calon presiden John F. Kennedy dan 2012), sejak saat itu komunikasi politik Richard M. Nixon terjadi pada tanggal telah berkembang menjadi bidang 26 September 1960. “Di antara banyak multidisiplin yang menggabungkan jenis pesan politik, debat kampanye komunikasi, ilmu politik, psikologi, dianggap sebagai salah satu yang paling sosiologi dan pemasaran. (Barbaros, bermanfaat dan signifikan bentuk 2012). komunikasi kampanye oleh publik, Singkatnya gagasan komunikasi kandidat politik, dan media” (McKinney politik merupakan kelanjutan dari upaya & Spialek, 2017). berabad-abad untuk memahami Sejak kemunculannya pertama hubungan antara “retorika” dan “politik” kali di Amerika debat politik tetap (Gronbeck, 2004). Whately (dalam hampir tidak berubah di tingkat presiden Gronbeck, 2004) menyatakan bahwa, sampai tahun 1990-an dan lebih suka retorika atau seni membuat dan berpegang pada model "konferensi pers menyusun argumen dapat diilmiahkan bersama" (Barbaros, 2012). Mungkin dan menjadi kajian akademis yaitu pembenaran yang paling sering dikutip persuasi-bahkan persuasi politik bisa untuk perhatian besar diberikan pada dilakukan melalui argumen rasional. debat kampanye presiden adalah fakta Kemunculan komunikasi politik sebagai bahwa mereka menjangkau khalayak cikal bakal yang mendorong dua luas (McKinney & Spialek, 2017). pengakuan bahwa “politik” dan Di , debat politik “politikalisasi” mencakup proses merupakan tradisi baru. Pertama kali kelembagaan dan publik-simbolik yang debat politik diterapkan pada tanggal 30 menghasilkan kebijakan kolektif, visi Juni 2004 yang merupakan siaran pemerintahan, dan bahkan tentang langsung debat kandidat pemilihan politik identitas (Gronbeck, 2004). presiden pertama dalam sejarah televisi Terdapat lima bidang penelitian Indonesia. Karena ada lima pasangan komunikasi politik jika dikategorikan calon presiden-wakil presiden di yaitu: politic speaking, debat kampanye pemilihan 2004, debat tersebut dibagi politik, iklan politik, berita politik, dan dua hari. Hari pertama menampilkan politik yang menggunakan sarana new pasangan Megawati-Hasyim Muzadi dan media (Barbaros, 2012). Penelitian ini Amien Rais-Siswono Yudo Husodo. berfokus pada tinjauan kritis yang Sedangkan di hari kedua menampilkan berkaitan dengan debat kampanye -Jusuf politik televisi dari sudut pandang ilmu Kalla, Wiranto-Salahuddin Wahid, dan komunikasi. Menurut Gauthier (dalam Hamzah Haz-Agum Gumelar Barbaros, 2012), studi debat kampanye (Istiqomah, 2013). politik dibingkai menjadi 5 kategori Kemudian dalam pemilihan umum; yaitu analisis efek, analisis presiden tahun 2009 debat politik diadakan lagi yang disiarkan langsung

44

LINIMASA : JURNAL ILMU KOMUNIKASI E-ISSN : 2614-0381, ISSN : 2614-0373 VOLUME 3, NO.2, JULY, 2020 oleh televisi nasional antara Susilo isu mereka dan untuk membedakan diri Bambang Yudhoyono (SBY) dan mereka dari satu sama lain (Paatelainen, Megawati Soekarno Putri (Megawati). dkk, 2016). Debat, sebagai sarana untuk Lima tahun kemudian, - memfasilitasi masyarakat dalam menilai Jusuf Kalla menang atas Prabowo-Hatta. dan mengevaluasi kandidat (Pfau, 1983). Ini sepertinya membuktikan bahwa Menambahi hal tersebut Carlin dalam debat politik, komunikasi yang (1992) menyebutkan bahwa debat baik akan memiliki efek besar pada berfungsi sebagai “titik fokus” utama preferensi pemilih dalam pemilihan dalam kampanye pemilihan umum presiden. Debat tersebut kemudian juga karena debat memberikan akses kepada diikuti oleh debat-debat calon kepala pemilih untuk mengamati para calon daerah di tingkat lokal (Istiqomah, pemimpin mereka. 2013). Di Provinsi Jawa Timur pada 27 II. TINJAUAN PUSTAKA Juni 2018 telah diselenggarakan W.L. Benoit meneliti dan pemilukada serentak tepatnya untuk mengkaji debat kampanye politik pergantian Gubernur dan Wakil kemudian menciptakan suatu teori yaitu Gubernur. Terdapat 2 pasangan Calon “functional theory of political campaign Gubernur dan Calon Wakil Gubernur discourse” yang pada awalnya yaitu, pasangan calon nomor urut 1 dikembangkan untuk meneliti kampanye adalah Khofifah Indar Parawansa-Emil politik di Amerika Serikat. Teori ini Elestianto Dardak dan nomor urut 2 menyatakan bahwa warga negara adalah Saifullah Yusuf-Puti Guntur memilih kandidat yang tampaknya lebih Soekarno. disukai berdasarkan kriteria apa pun Kedua pasangan calon tersebut yang paling menonjol bagi setiap diharuskan untuk menyampaikan visi pemilih. Kandidat memiliki tiga cara dan misi mereka ketika terpilih nanti untuk melakukan argumentasi. kepada masyarakat Jawa Timur, melalui Pertama, mereka mungkin debat publik cagub dan cawagub yang memuji/pernyataan (acclaim), atau diselenggarakan oleh KPU (Komisi memuji diri sendiri. Kedua, kandidat Pemilihan Umum) Indonesia. Debat dapat menyerang (attack) ,karena cagub dan cawagub tersebut disiarkan pemilihan adalah penilaian komparatif, oleh media televisi di Indonesia secara serangan yang berhasil membuat lawan langsung. Debat publik untuk cagub dan tampak lebih buruk bagi pemilih (Benoit, cawagub Jawa Timur telah dilaksanakan Pier, Brazeal, McHale, Klyukovski, & sebanyak 3 kali yaitu yang pertama pada Airne, 2001). Ketiga, jika diserang, tanggal 10 April 2018 dan yang kedua lawan mungkin terlibat dalam pada tanggal 8 Mei 2018, kemudian yang pertahanan (defense), menyangkal ketiga pada tanggal 23 Juni 2018. tuduhan atau serangan argumentasi dari Debat di televisi sangatlah lawan (Benoit, didalam Benoit, dkk, penting (Benoit di_dalam Paatelainen, 2001). Croucher, Benoit 2016), karena Kemudian, setiap tema wacana memiliki berbagai kelebihan diklasifikasikan kedalam kebijakan dibandingkan dengan bentuk pesan (policy) dan karakter (character). kampanye lainnya. Misalnya iklan yang Policy, Beberapa konsentrasi dalam ditayangkan di saluran radio. Debat yang pesan debat politik diarahkan pada disiarkan televisi memberi lebih banyak penyampaian kebijakan yang hendak ruang bagi kandidat untuk mengajukan dijalankan sebagai program politik.

45

LINIMASA : JURNAL ILMU KOMUNIKASI E-ISSN : 2614-0381, ISSN : 2614-0373 VOLUME 3, NO.2, JULY, 2020

Policy dipecah menjadi beberapa Foucault memiliki cara tersendiri. kategori yaitu, perbuatan masa lalu (past Baginya “kuasa” tidak dapat dimiliki, deeds atau track record), rencana masa namun dapat ditransformasikan dalam depan (future plans), dan tujuan umum suatu ruang lingkup tersendiri, yang (general goals). Character, Tema meliputi banyak posisi strategis dan karakter membahas karakteristik, sifat, saling berkaitan satu sama lain (Eriyanto, kemampuan, atau atribut dari kandidat. 2001). Pesan politik yang biasanya disampaikan Dari penjelasan tersebut maka melalui kampanye adalah karakter diri Foucault menyatakan bahwa kandidat. character dianalisis menjadi pengetahuan tidak dapat terpisah dari kualitas pribadi (personal qualities), kekuasaan begitu pula sebaliknya. Dua kemampuan kepemimpinan (leadership hal tersebut menjadi dua sisi seperti mata ability) dan cita-cita (ideals) (Benoit, uang koin dalam satu proses. Jika dkk, 2001). kekuasaan ditransformasikan tentunya Tentunya dalam debat politik memiliki pengetahuan sebagai dasarnya. menggunakan suatu bahasa (aspek Dari situ bisa disimpulkan bahwa tidak verbal) dalam berkomunikasi. Bahasa mungkin suatu kekuasaan itu ada tanpa memiliki sifat magis, ketika kita didampingi oleh pengetahuan, berbicara atau menulis. Dalam begitupula sebaliknya, tidak mungkin berkomunikasi kita harus menyusun apa pengetahuan tidak memiliki efek yang harus kita katakan agar sesuai kekuasaan. (Foucault, 1980). dengan situasi atau konteks pada saat itu. Dalam erat kaitan dengan debat Tetapi, pada saat yang sama, bagaimana politik, kekuasaan tersebut tercermin kita berbicara atau menulis dapat dari argumentasi-argumentasi yang menciptakan situasi atau konteks dilakukan oleh kandidat dengan tersebut. Kemudian, kita harus memunculkan sebuah pengetahuan menyesuaikan bahasa yang kita gunakan didalamnya. Hal tersebut memberikan dengan situasi atau konteks tersebut efek, bahwa argumentasi yang kuat (Gee, 1999). adalah yang mengandung sebuah Bahasa atau komunikasi verbal pengetahuan (knowledge). Foucault yang digunakan juga berhubungan mengatakan bahwa kekuasaan tidak dengan ideologi. Menurut Fairclough dapat dimiliki tetapi disalurkan bahasa adalah bentuk paling umum dari (Foucault, 1980). kebiasaan sosial dan bentuk tingkah laku Disisi lain, Foucault juga sosial. Ideologi selalu dihubungkan pada mendasari pemikirannya dengan dua kekuatan karena umumnya ideologi metode yaitu arkeologi dan genealogi. terkandung dalam kebiasaan adat Dengan menggunakan metode tergantung pada kekuatan orang tersebut arkeologi, Foucault menganalisa (Fairclough, 2013). kumpulan wacana, artikel dan dokumen Norman Fairclough yang telah dikumpulkan, yang memiliki menggabungkan bahasa yang memiliki nilai fenomena dari periode waktu kekuatan berdasarkan teori Michel tertentu. Dengan cara tersebut Foucault Foucault tentang power & knowledge menemukan suatu sistem yang secara yang telah memulai peran utama wacana umum mempengaruhi wacana, dokumen dalam perkembangan bentuk modern tertulis dan pembicaraan. Sedangkan kekuasaan.(Fairclough, 2013). dengan genealogi, Foucault berusaha Dalam mendefinisikan mencari kekuatan dan relasi kekuasaan kekuasaan dan pengetahuan, Michel yang dikaitkan dengan praktik wacana

46

LINIMASA : JURNAL ILMU KOMUNIKASI E-ISSN : 2614-0381, ISSN : 2614-0373 VOLUME 3, NO.2, JULY, 2020 yang terbentuk, dengan menganalisis mempresentasikan pemikirannya sebuah wacana yang ada (Dosi, 2012). menjadi sebuah tuturan (verbal), Analisis wacana mengkaji pola- walaupun situasi dalam komunikasi pola bahasa lintas teks dan tersebut terjadi karena ada perantara atau mempertimbangkan hubungan antara tidak ada perantara, atau khalayak dalam bahasa, konteks sosial dan budaya yang pesan itu hadir secara fisik maupun digunakan. Analisis wacana juga melihatnya melalui perantara media mempertimbangkan cara-cara (televisi). penggunaan bahasa dalam Secara umum proses komunikasi mempresentasikan cara pandang dan bisa dikatakan efektif jika tuturan pemahaman yang berbeda. Analisis (verbal) yang berusaha dimuculkan wacana meneliti bagaimana penggunaan dapat dipahami oleh orang lain, tetapi bahasa dipengaruhi oleh hubungan bisa saja bertolak belakang dengan hal antara individu serta efek dari itu, dikarenakan ketika individu secara penggunaan bahasa terhadap identitas sengaja atau tidak disengaja berusaha sosial dan hubungan. Analisis wacana menghasilkan sebuah tuturan (verbal), juga mempertimbangkan bagaimana maka kemampuan individu untuk cara pandang yang luas, dan identitas, mengoordinasi wacana dan tindakan dibangun melalui penggunaan wacana dipengaruhi oleh kesamaan latar (Paltridge, 2012). belakang yang dimiliki. Lebih dalam lagi, Norman Kemudian demi memperkuat Fairclough mengembangkan metode research gap (celah akademik) dalam analisis wacana yang disebut dengan penelitian ini, maka peneliti Analisis Wacana Kritis. Analisis melampirkan beberapa penelitian Wacana Kritis adalah sebuah teori atau terdahulu sebagai berikut : pendekatan yang digunakan untuk menganalisis sebuah teks dalam konteks 1. Penelitian Hardyanti tahun 2012 sosio-kultural. Di dalam sebuah wacana yang berjudul “Analisis Retorika terdapat praktik sosial yang mengubah Dalam Kampanye Pemilukada pengetahuan, identitas, dan relasi sosial DKI Jakarta 2012 (Studi (relasi kuasa) yang sudah ada Kualitatif Analisis Retorika (Fairclough, 1995). Jokowi-Ahok Dalam Debat Kampanye Pemilukada DKI Jakarta 2012)”. Hasil yang diperoleh dari penelitian tersebut menemukan bahwa Jokowi telah berhasil menerapkan unsur-unsur penting yang berguna untuk membangun kesempurnaan sebuah retorika dan menerapkan aplikasi dari teori ilmu retorika Sumber: Norman Fairclough (1995) yang berpendapat bahwa ada tiga jenis pendekatan untuk Sebagaimana mestinya, para keberhasilan dalam mempersuasi kandidat calon Gubernur dan Wakil audiens yakni logos, pathos, dan Gubernur Jawa Timur 2018, sebagai ethos. seorang komunikator dalam debat 2. Penelitian Aritonang tahun 2018 publik, harus bisa mengubah dan yang berjudul “Gaya Retorika

47

LINIMASA : JURNAL ILMU KOMUNIKASI E-ISSN : 2614-0381, ISSN : 2614-0373 VOLUME 3, NO.2, JULY, 2020

Pasangan Kandidat Cagub & pemilih. Teori yang digunakan Cawagub DKI Dalam Debat hanya satu yaitu, teori Benoit Politik”. Penelitian tersebut Functional theory of political merupakan penelitian deskriptif campaign discourse (attack, dengan pendekatan kualitatif acclaim, defense). yang menggunakan metode analisis isi. Teori yang digunakan Berangkat dari latar belakang sebagai pisau analisis dalam dan penelitian terdahulu yang telah penelitian tersebut adalah dengan dipaparkan, maka peneliti berusaha menggunakan teori dari Nimmo menyimpulkan research gap sebagai (1978) yang membagi gaya dasar memperkuat pentingnya penelitian retorika kedalam 5 kategori yaitu ini dan sebagai bentuk kebaruan (nasihat, resmi, birokratik, tawar- perkembangan studi ilmu komunikasi. menawar, terbuka atau tertutup). Dari penelitian yang sudah dilakukan, 3. Penelitian Moch.Ferdy belum pernah meneliti tentang debat Ardiansyah tahun 2018 dengan kampanye politik dengan berusaha judul “Analisis Retorika Basuki mencari makna dari relasi kekuasaan dan Tjahaja Purnama Dalam pengetahuan, dalam argumentasi- Kampanye Rakyat Pemilihan argumentasi debat politik. Kepala Daerah Khusus Ibukota Jakarta Di Rumah Lembang III. METODE PENELITIAN 2017 (Kajian Retorika Penelitian ini menggunakan Aristoteles)”. Berdasarkan hasil paradigma kritis. Paradigma ini secara penelitian tersebut, dapat langsung mengkritik paradigma disimpulkan bahwa retorika konstruktivisme, yang kurang teliti Basuki Tjahaja Purnama yang dalam meneliti produksi makna merujuk pada pidato-pidatonya (Eriyanto, 2001). saat kampanye di rumah lembang Hikam (didalam Eriyanto, 2001), terbukti menggunakan hukum menyatakan bahwa paradigma retorika yang dikemukakan oleh kontruktivisme dinilai masih kurang Aristoteles. Lima hukum tersebut tajam dalam menganalisa faktor-faktor yakni : inventio (penemuan), kekuasaan yang berpengaruh langsung dispositio (penyusunan), elocutio terhadap suatu wacana, maka dari itu (gaya), memoria (ingatan), munculah paradigma kritis. Analisis pronountitio (penyampaian). wacana dalam paradigma kritis 4. Penelitian Rani Candra menekankan pada transformasi Oktaviani tahun 2013 dengan kekuasaan yang muncul, pada proses judul “Analisis Wacana Politik produksi makna suatu wacana atau Debat Pilkada Di Televisi”. Dari konteks bahasa. hasil penelitian tersebut Lebih dalam lagi dijelaskan, ditemukan adanya kekurangan bahasa dalam paradigma kritis dimaknai yaitu, para kandidat sudah cukup sebagai bentuk kekuatan yang berperan banyak menggunakan teknik dalam membentuk suatu subjek, tema, menyerang (attack) dan bertahan serta wacana tertentu, maupun strategi- (defense) namun masih belum strategi di dalamnya. Dari hal tersebut mampu melakukan acclaim atau analisis wacana digunakan untuk melihat membangun pernyataan yang kuasa yang ada didalam bahasa (Hikam, dapat meningkatkan ketertarikan dalam Eriyanto, 2001).

48

LINIMASA : JURNAL ILMU KOMUNIKASI E-ISSN : 2614-0381, ISSN : 2614-0373 VOLUME 3, NO.2, JULY, 2020

Penelitian ini menggunakan Penelitian ini pun akan pendekatan kualitatif, yang masuk menggunakan teknik atau prosedur kedalam riset dokumen. Penelitian analisis data dengan menggabungkan kualitatif dijelaskan suatu metode- dua teori yaitu, Functional Theory Of metode untuk mengeksplorasi dan Campaign Discourse dan Power and memahami makna yang dianggap Knowledge. berasal dari masalah sosial atau kemanusiaan (Creswell, 2013; Kriyantono, 2020). Data primer dalam penelitian ini didapatkan melalui dokumentasi rekaman video acara debat calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur 2018 pada channel youtube CNN Indonesia. Dari rekaman video tersebut kemudian di transkripkan kedalam bentuk teks. Selanjutnya dalam olahan Sumber: Olahan Peneliti (2020) data primer dilakukan beberapa proses Penggunaan tahapan analisis ini diantaranya penentuan fokus penelitian, adalah sejalan dengan penggunaan teori pemilahan unit pengamatan, kategorisasi yang senada dari Benoit yang mengulas dan pengelompokan hasil temuan dari tentang tipe debat yang tergolong dalam objek yang akan dianalisis sesuai dengan attack, acclaim, dan defense, serta teori yang digunakan. bentuk kekuasaan (power) dan Sedangkan data sekunder atau pengetahuan (knowledge) dari teori pendukung dalam penelitian ini Foucault yang menjadi dasar didapatkan melalui penelitian argumentasinya. sebelumnya, jurnal, buku teks, dan sumber dokumentasi lain baik dari IV. HASIL DAN PEMBAHASAN internet, koran ataupun data sekunder Hasil Penelitian lainnya. Debat Pertama Dalam penelitian ini yang a. Khofifah Indar Parawansa & menjadi fokus adalah : Emil Elestianto Dardak : 1. Untuk mengetahui dan mengkaji 1. Lebih banyak melakukan lebih dalam strategi debat politik attack terhadap pasangan yang disampaikan oleh kedua calon no.2. pasang kandidat calon Gubernur 2. Kandidat calon wakil dan Wakil Gubernur Jawa Timur gubernur lebih dominan 2018 dalam debat publik politik melakukan attack. sesuai dengan teori W.L. Benoit 3. Kandidat calon gubernur (attack, acclaim, defense). lebih dominan melakukan 2. Untuk mengetahui relasi acclaim. kekuasaan dan pengetahuan 4. Arah argumentasi lebih menurut teori Michel Foucault, kepada kebijakan dan yang di gunakan oleh kandidat pengalaman atau kegiatan calon Gubernur dan Wakil masa lampau (past deed) Gubernur Jawa Timur 2018 5. Argumentasi lebih dominan dalam berargumentasi. didasari self promotion / personal qualities dari

49

LINIMASA : JURNAL ILMU KOMUNIKASI E-ISSN : 2614-0381, ISSN : 2614-0373 VOLUME 3, NO.2, JULY, 2020

pengalaman atau kegiatan 3. Argumentasinya mengarah masa lampau (past deed). kepada bentuk kebijakan b. Saifullah Yusuf & Puti Guntur (future plan). Soekarno: 4. Adanya penggunaan self 1. Lebih banyak mendapatkan promotion / personal attack dari pasangan calon qualities dalam argumentasi, no.1. tetapi kurang dominan. 2. Kandidat calon wakil Debat Ketiga gubernur kurang berperan a. Khofifah Indar Parawansa & dalam debat. Emil Elestianto Dardak: 3. Penggunaan data dalam 1. Kandidat calon wakil argumentasi dinilai kurang gubernur lebih dominan akurat. dalam debat (melakukan 4. Argumentasi lebih dominan acclaim). kepada bentuk kebijakan 2. Data yang digunakan (future plan). berdasarkan pengalaman 5. Isu dalam argumentasi yang sebagai pejabat (Emil Dardak diangkat kurang memiliki sebagai Bupati Trenggalek power / tidak adanya dan Khofifah sebagai pengetahuan yang kuat. Menteri Sosial), hal tersebut Debat Kedua merupakan suatu bentuk self a. Khofifah Indar Parawansa & promotion / personal Emil Elestianto Dardak: qualities. 1. Kandidat calon gubernur, 3. Lebih banyak menggunakan lebih dominan melakukan bentuk kegiatan masa lampau attack. (past deed), sebagai sebuah 2. Lebih kuat dalam penjelasan dasar pengalaman. dalam attack. Khusunya 4. Lebih dominan menguasai dalam menyerang kegiatan panggung debat. masa lampau (past deed) dari b. Saifullah Yusuf & Puti Guntur lawan debat. Soekarno: 3. Didasari kegiatan di masa 1. Kandidat calon wakil lampau (past deed) sebagai gubernur kurang berperan bentuk pengetahuan dalam debat. (knowledge). 2. Penggunaan data dinilai 4. Kandidat calon wakil kurang memiliki power. gubernur, lebih dominan 3. Kurang bisa bersaing dengan melakukan self promotion / lawan debat dalam hal personal qualities. acclaim yang kuat. b. Saifullah Yusuf & Puti Guntur 4. Kurang kuat dalam Soekarno: memunculkan isu yang 1. Kandidat calon wakil didasari pengalaman di gubernur kurang berperan kegiatan masa lampau (past dalam debat. deed). 2. Data yang digunakan sebagai Dari temuan hasil penelitian bentuk pengetahuan yang telah dipaparkan diatas, yaitu hasil (knowledge) kurang kuat. dari identifikasi tiga kali tayangan debat Pilkada Provinsi Jawa Timur 2018, dapat

50

LINIMASA : JURNAL ILMU KOMUNIKASI E-ISSN : 2614-0381, ISSN : 2614-0373 VOLUME 3, NO.2, JULY, 2020 dianalisis bahwa, ada perbedaan yang pasangan calon nomor.2. Serangan signifikan antara pasangan calon no.1 (attack) tersebut mengarah secara tajam dan 2. Pasangan calon no.1 (Khofifah kepada kinerja Saifullah Yusuf (kegiatan Indar Parawansa dan Emil Elestianto masa lampau / past deed) semasa Dardak) dinilai lebih unggul dalam menjabat menjadi wakil gubernur Jawa setiap debat yang dilakukan, daripada Timur selama 2 periode (2008-2018). pasangan calon no.2 (Saifullah Yusuf Namun rupanya, wujud serangan dan Puti Guntur Soekarno). (attack) itu tidak diimbangi dengan Keunggulan dinilai dari segi strategi bertahan (defense) yang kuat, aspek kemampuan membangun contohnya dalam hal penggunaan data argumentasi dalam debat politik, yang sebagai wujud dari pengetahuan didasarkan kepada hubungan kekuasaan (knowledge), sehingga kelemahan dari dan pengetahuan, sesuai dengan konsep kandidat pasangan calon nomor.2 teori Michel Foucault (didalam Eriyanto, terlihat secara jelas. Dari segi acclaim, 2001), bahwa pengetahuan akan ada indikasi penggunaan self promotion memiliki dampak kepada kekuasaan, dari kedua pasang kandidat, namun, begitu juga sebaliknya. Dalam kandidat pasangan calon nomor.1 dinilai pandangan Foucault kuasa tidak dimiliki lebih unggul dan dominan dalam konteks tetapi dipraktekan dalam suatu ruang tersebut. lingkup dimana ada banyak posisi yang Beralih kepada debat yang secara strategis berkaitan satu sama lain, kedua, kandidat pasangan calon nomor.2 khususnya dalam hal ini adalah lagi-lagi mendapat serangan (attack) membangun sebuah wacana politik secara dominan dari kandidat pasangan dalam wujud argumentasi, ketika debat calon nomor.1. Masih tetap dengan terjadi secara langsung (face to face). konteks yang sama, bahwa kinerja Pasangan kandidat calon Saifullah Yusuf sebagai wakil gubernur nomor.2 (Saifullah Yusuf dan Puti selama 2 periode (2008-2018), Guntur Soekarno), dinilai kurang dalam mendapatkan koreksi yang mendalam memunculkan argumentasi yang dari kandidat pasangan calon no.1. Disisi berbobot yang mengandung data lain ada indikasi penggunaan self empiris, sebagai dasar memperkuat promotion / personal qualities dari argumentasi itu sendiri. Artinya, pasangan kandidat nomor.1, begitupun kurangnya pengetahuan berdampak juga dalam hal acclaim. Dari segi kepada lemahnya seorang kandidat strategi defense, kandidat pasangan dalam membangun argumentasi dalam calon nomor.2, dinilai kurang kuat debat. Secara khusus perlu diperhatikan membangun argumentasi debatnya, bahwa kaitan antara kuasa dan karena data yang disampaikan sebagai pengetahuan. wujud dari pengetahuan (knowledge), Dalam hal tersebut terdapat suatu kurang kuat dalam penyampaiannya atau hal korelasi yaitu pengetahuan dasarnya tidak jelas. mengandung kuasa seperti kuasa juga Pada debat yang terakhir mengandung sebuah pengetahuan. (ketiga), secara dominan kandidat Kuasa dan pengetahuan merupakan dua pasangan calon nomor.1, melakukan sisi mata uang yang menyangkut proses sebuah acclaim yang didasarkan kepada yang sama. wujud dari pengalaman (knowledge), Dari debat pertama, kandidat yang didasari pengalaman dimasa pasangan calon nomor.1, lebih dominan lampau (past deed), dalam hal ini melakukan serangan kepada kandidat Khofifah (sebagai menteri sosial), dan

51

LINIMASA : JURNAL ILMU KOMUNIKASI E-ISSN : 2614-0381, ISSN : 2614-0373 VOLUME 3, NO.2, JULY, 2020

Emil (sebagai bupati). Secara jelas kandidat tentang kebenaran sebuah data kandidat pasangan calon nomor.1 atau fakta empiris yang dianggap sebagai berusaha mengkonstruksikan wujud pengetahuan. Maka dapat ditarik argumentasi debat politik yang didasari sebuah kesimpulan, jika lawan kandidat oleh pengalaman dimasa lampau (past bisa menjawab (melakukan defenses) deed), yang bersifat memunculkan dengan kebenaran data hal tersebut kualitas diri (personal qualities). menjadikan sebuah kelebihan, namun jika tidak bisa menjawab dengan Makna Kuasa Dalam Bahasa kebenaran data maka akan bersifat Kandidat (Pembahasan) sebaliknya yaitu kelemahan. Dalam debat politik, kekuasaan muncul ketika kandidat bisa V. SIMPULAN menyampaikan didalam argumentasinya Penelitian ini menyimpulkan sebuah data / fakta empiris yang bahwa, strategi yang digunakan selama dianggap sebagai bentuk pengetahuan. debat politik yang lakukan oleh kandidat Di dalam konteks debat politik ini, setiap pasangan nomor.1, banyak argumentasi yang dianggap sebagai menggunakan teknik menyerang (attack) sebuah wacana, tidak dipandang sebagai dan acclaim yang didasari penggunaan sesuatu hal yang alami namun hal pengetahuan yang berpengaruh kepada tersebut merupakan bentuk dari kekuasaan. Lain halnya dengan pertarungan kekuasaan. pasangan calon nomor.2, dinilai kurang Setiap kekuasaan yang muncul mampu melakukan acclaim dan defense pada dasarnya adalah tujuan dari para yang didasarkan dengan pengetahuan kandidat menciptakan kebenaran dari (data) yang kuat. argumentasi mereka sendiri. Disisi lain, Secara keseluruhan, kandidat dukungan dari pengetahuan akan pasangan calon nomor.1, lebih kuat memberikan nilai kuasa lebih terhadap dalam mengkonstruksi argumentasi argumentasi yang disampaikan debatnya, dengan didukung pengetahuan (powerfull argumentation). (knowledge) dari data-data empiris. Dalam debat calon gubernur dan Sebagai penekanan, temuan ini wakil gubernur Jawa Timur 2018, menguatkan bahwa forum debat munculnya sebuah kekuasaan yang sebenarnya sudah membuka fasilitas sangat mencolok adalah ketika calon pemilih untuk bersifat rasional dalam wakil gubernur no.1 (Emil Elestianto memilih kandidat pemimpinnya. Dardak) menyatakan sebuah pernyataan Kemudian, tarikan benang merah (acclaim) tentang fakta atau data empiris antara implikasi dari efek pengetahuan yang dikemas didalam bentuk kuantitatif dan kekuasaan terhadap argumentasi data. Hal ini menjadikan argumentasi kandidat, memiliki pengaruh yang yang disampaikan terlihat powerfull, dan sangat powerfull. Hal tersebut secara personal nilai dari kekuasaan membuktikan bahwa argumentasi yang memberikan efek kepada kredibilitas didukung oleh pengetahuan, akan dari kandidat tersebut. memiliki nilai lebih dan kandidat Wujud kekuasaan juga bisa dipandang lebih berkompeten, dengan terjadi ketika seorang kandidat menggunakan pengalamannya yang melakukan argumentasi yang bersifat ditransformasikan sebagai pengetahuan. menyerang (attack). Analisisnya adalah Hal itu sejalan dengan konsep pemikiran ketika seorang kandidat menyatakan Foucault (didalam Eriyanto, 2001) yaitu, sebuah pertanyaan kepada lawan sejatinya “pengetahuan” dan

52

LINIMASA : JURNAL ILMU KOMUNIKASI E-ISSN : 2614-0381, ISSN : 2614-0373 VOLUME 3, NO.2, JULY, 2020

“kekuasaan” akan saling menopang satu Fairclough, N. (2013). Critical Discourse sama lain serta terjadi sebagai sebuah Analysis and Critical Policy proses yang sejalan di dua sisi. Studies. Critical Policy Studies, 177-197. DAFTAR PUSTAKA Foucault, M. (1980). Power Knowledge: Selected Interviews and Other Ardiansah, M. F. (2018). Retrieved from Writings, 1972-1977. New York: https://jurnalmahasiswa.unesa.ac Pantheon Books. .id/index.php/bapala/article/view Gee, J. (1999). An Introduction to /22608 Discourse Analysis Theory and Aritonang, A. I. (2018). Gaya Retorika Method. New York: Routledge. Pasangan Cagub dan Cawagub Gronbeck, B. E. (2004). Rhetoric and DKI Dalam Debat Politik. Jurnal Politic. In L. L. Kaid, Handbook KOMUNIKATIF, 154-187. of Political Communication (pp. Barbaros, C. (2012). Exploring 167-193). London: Lawrence Televised Political Debates: Erlbaum Associates. Strategies and Issues. Hardyanti, N. (2015, April 1). Retrieved Argumentum: Journal the from Seminar of Discursive Logic, http://id.portalgaruda.org/?ref=b Argumentation Theory & rowse&mod=viewarticle&article Rhetoric, 10, 140-149. =334477 Benoit, W. L., Pier, P. M., Brazeal, L. Istiqomah, R. R. (2013). Kampanye M., McHale, J. P., Klyukovski, Politik di Televisi sebagai A., & Airne, D. (2001). The Budaya Populer. Jurnal Primary Decision: A Functional Interaksi, 2, 90-97. Analysis of Debates in Kriyantono, R. (2020). Teknik Praktis Presidential Primaries (Vol. 38). Riset Komunikasi Kuantitatif dan London: Praeger. Kualitatif. Jakarta: Prenada Carlin, D. P. (1992). Presidential debates Media. as focal points for campaign McKinney, M. S., & Spialek, M. L. arguments. Political (2017). Political Debates. In M. Communication, 9, 251-265. Allen (Ed.), The SAGE Creswell, J. W. (2013). Qualitative Encyclopedia of Communication Inquiry & Research Design: Research Methods (pp. 1272- Choosing among Five 1276). Thousand Oaks: SAGE Approaches. Thousand Oaks, Publications, Inc. CA: Sage. Oktaviani, R. C. (2013). Retrieved from Dosi, E. (2012). Media Massa Dalam http://lib.ui.ac.id/file?file=pdf/ab Jaring Kekuasaan: Sebuah Studi strak/id_abstrak-20365015.pdf Tentang Relasi Kekuasaan di Paatelainen, L., Croucher, S., & Benoit, Balik Wacana. Maumere: B. (2016). A Functional Analysis Ledalero. of the Finnish 2012 Presidential Eriyanto. (2001). Analisis Wacana. Elections. Studies in Media and Yogyakarta: LKiS. Communication, 4, 70-80. Fairclough, N. (1995). Critical discourse Paltridge, B. (2012). Discourse Analysis: analyisis The critical study of An Introduction. London: language. London: Longman. Bloomsbury Academic.

53

LINIMASA : JURNAL ILMU KOMUNIKASI E-ISSN : 2614-0381, ISSN : 2614-0373 VOLUME 3, NO.2, JULY, 2020

Pfau, M. (1983). Criteria and Format to Optimize Political Debates: An Analysis of South Dakota's “Election '80” Series. The Journal of the American Forensic Association, 19, 205- 214.

54