e-ISSN 2442-9449 Vol.8. No.2 (2020) 70-78 p-ISSN 2337-4721

KINERJA APARATUR DESA DALAM PELAYANAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN (PBB) DI DESA GANTIMULYO KECAMATAN KABUPATEN TIMUR

Herman Sismono Dharma Wacana [email protected]

Abstract

Land and building tax as one of the components that supports the balance fund, which has an influence on the amount of the balance of funds that will be received by the tax producing regions. Therefore, the UN needs serious attention from local governments. More precisely in terms of handling, so that later they will be able to make a large contribution to Regional Original Income (PAD). The formulation of the problem of this research is how the performance of village officials in Land and Building Tax (PBB) services in Gantimulyo Village, Pekalongan District, East Lampung Regency. The research objective was to determine the performance of village officials in Land and Building Tax (PBB) services in Gantimulyo Village, Pekalongan District, East Lampung Regency. This research used data collection methods by observation, interviews and documentation study. The main informants in this study were the village head, village secretary, head of planning and development, tax collection officers, and taxpayers. The data analysis used is data reduction analysis, data presentation and conclusions. Based on research and data analysis, it can be concluded that (1) The responsiveness of the village apparatus has gone well, namely by conducting socialization to residents to provide knowledge about land and building taxes. . (2) Responsibility in managing land and building tax funds is the Village Head, Village Treasurer/ Head of Finance, then Pak RT. (3) Accountability carried out by the village apparatus, namely by collecting land and building taxes from the residents then the funds are sent to the central government, from the center down to the villages in the form of direct assistance. Keywords: Land and Building Tax (PBB) Service, Village Apparatus Performance

PENDAHULUAN adalah amanah yang tertera dalam Sebagai organisasi yang baik Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 memberikan pelayanan kepada tentang pelayanan publik, dimana definisi masyarakat, maka substansi pelayanan mengenai pelayanan publik adalah publik, selalu dikaitkan dengan suatu kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam kegiatan yang dilakukan oleh seseorang rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan atau kelompok orang dalam suatu instansi sesuai dengan peraturan perundang- tertentu untuk memberikan bantuan dan undangan bagi setiap warga negara dan kemudian kepada masyarakat dalam penduduk atas barang, jasa, dan atau rangka mencapai tujuan tertentu. pelayanan administratif yang disediakan Pelayanan publik ini menjadi semakin oleh penyelenggara pelayanan publik. penting karena senantiasa berhubungan Persoalan tentang pajak sudah dengan khalayak masyarakat ramai yang menjadi hal yang tidak asing lagi terjadi memiliki keanekaragaman kepentingan dari pusat sampai daerah, karena daerah dan tujuan. Oleh karena itu, institusi sebagai alat untuk menjalankan dan pelayanan publik dapat dilakukan oleh mengelola semua urusan-urusan yang ada pemerintah maupun non pemerintah. di daerah dalam rangka untuk menunjang Pelayanan publik pada hakekatnya kebutuhan dari segi pembangunan daerah.

70 | JURNAL PROMOSI Jurnal Pendidikan Ekonomi UM Metro e-ISSN 2442-9449 Vol.8. No.2 (2020) 70-78 p-ISSN 2337-4721

Pembangunan daerah merupakan bagian sendiri. Sebagai contoh dalam penarikan yang terintegrasi di dalam kerangka pajak PBB, wajib pajak sedang tidak ada di pembangunan nasional (Yustri, 2013). rumah atau ukuran luas lahan yang harus Dengan diterapkannya Undang- dibayarkan tidak sesuai dengan SPT. Undang Nomor 9 Tahun 2015 Perubahan Dengan latar belakang tersebut maka kedua atas Undang-Undang Nomor 23 penulis ingin mengangkatnya menjadi Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah, penelitian untuk penyusunan skripsi maka penyelenggaraan pemerintahan dengan judul "KinerjaAparatur Desa daerah dilakukan dengan memberikan dalam Pemungutan Pajak Bumi dan kewenangan yang seluas-luasnya, disertai Bangunan di Desa Gantimulyo Kecamatan dengan pemberian hak dan kewajiban Pekalongan Kabupaten Lampung Timur menyelenggarakan otonomi daerah dalam Kabupaten Lampung Timur". sistem penyelenggaraan pemerintah. Menurut Mangkunegara (2011), Dalam melaksanakan otonomi daerah, kinerja adalah hasil kerja secara kualitas seperti diatur dalam Undang-Undang dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang Nomor 9 Tahun 2015 tentang pegawai dalam melaksanakan tugasnya Pemerintahan Daerah, bahwa pemberian sesuai dengan tanggung jawab yang otonomi kepada daerah kabupaten dan diberikan kepadanya. Namun menurut daerah kota didasarkan atas asas Wibowo (2016), kinerja tidak hanya desentralisasi dengan memberikan menunjukkan hasil kerja tetapi juga kewenangan yang luas, nyata dan bagaimana proses kerja berlangsung. bertanggung jawab kepada pemerintah Kinerja adalah tentang apa yang dikerjakan daerah secara proporsional. Artinya dan bagaimana cara mengerjakannya. pelimpahan tanggung jawab akan diikuti Lenvinne dalam Ratminto dan oleh pengaturan pembagian, pemanfaatan Winarsih (2012:175) mengemukakan sumberdaya nasional yang berkeadilan, indikator kinerja terdiri dari: serta perimbangan keuangan antara responsiveness, responsibility, pemerintah pusat dan pemerintah daerah. accountability. Pajak Bumi dan Bangunan sebagai 1. Responsiveness atau responsivitas ini salah satu komponen yang mendukung mengukur daya tanggap provider dana perimbangan, yang mempunyai terhadap harapan, keinginan, aspirasi pengaruh terhadap besarnya bagian dana serta tuntutan customers. perimbangan yang akan diterima oleh 2. Responsibility atau responsibilitas daerah penghasil pajak. Oleh karena itu, adalah suatu ukuran yang PBB perlu mendapat perhatian yang serius menunjukkan seberapa jauh proses dari pemerintah daerah. Lebih tepatnya pemberian pelayanan publik lagi dalam hal penanganannya, sehingga dilakukan dengan tidak melanggar nantinya akan dapat memberikan ketentuan-ketentuan yang sumbangan yang besar pada Pendapatan telahditetapkan. Asli Daerah (PAD). 3. Accountability atau akuntabilitas Berdasarkan hasil pra survey, aparat adalah suatu ukuran yang desa selaku perangkat kerja pemerintah menunjukkan seberapa besar tingkat daerah yang ada di desa mempunyai kesesuaian antara penyelenggaraan kepentingan atas penggunaan Pajak Bumi pelayanan dengan ukuran-ukuran dan Bangunan untuk membiayai eksternal yang ada di masyarakat dan Kecamatan Pekalongan banyak ditemukan dimiliki oleh stake holders, seperti kesulitan. Kesulitan dan hambatan tersebut nilai dan norma yang berkembang tidak hanya pada pelaksanaan dalammasyarakat. pemungutannya saja tetapi disebabkan Menurut pendapat Handayaningrat juga karena masyarakat pedesaan itu (2006:154) mengatakan bahwa aparatur

JURNAL PROMOSI | 71 Jurnal Pendidikan Ekonomi UM Metro e-ISSN 2442-9449 Vol.8. No.2 (2020) 70-78 p-ISSN 2337-4721

adalah aspek- aspek administrasi yang METODE PENELITIAN diperlukan dalam penyelenggaraan Dalam penelitian ini menggunakan pemerintahan/Negara, sebagai alat untuk jenis penelitian kualitatif yaitu penelitian mencapai tujuan nasional. Apek- aspek yang digunakan untuk meneliti objek yang administrasi dalam pengertian aparatur, alamiah dimana peneliti sebagai terutama menyangkut kelembagaan instrument kunci. Pada dasarnya penelitian (organisasi) dan kepegawaian, yaitu: kualitatif dilaksanakan dalam keadaan a. Kelembagaan Pemerintahan adalah yang alamiah (natural setting) dan data orang-orang yang melaksanakan tugas yang dikumpulkan umumnya bersifat pemerintahan dan pembangunan kualitatif. Oleh karena itu penelitian ini mulai dari kelembagaan pemerintahan disebut penelitian kualitatif. Menurut pusat sampai pada kelembagaan Sugiyono (2013), penelitian kualitatif pemerintahandesa/kelurahan. adalah metode penelitian yang digunakan b. Kepegawaian Pemerintah adalah untuk meneliti pada kondisi objek alamiah, mereka yang menduduki jabatan- sebagai lawannya eksperimen, dimana jabatan pada lembagalembaga peneliti sebagai instrument kunci, teknik pemerintahan, keamanan dan pengumpulan data dilakukan secara ketertiban, lembaga pelayanan asas trianggulasi (gabungan), analisa data perbankan danperekonomian. bersifat induktif, dan hasil penelitian lebih Ada beberapa macam pengertian menekankan makna dari pada generalisasi. atau definisi mengenai pajak bumi Informan dalam peneltian kualitatif bangunan yang diungkapkan oleh beberapa berkembang terus secara bertujuan ahli, tetapi pada intinya berbagai definisi (purposive) sampai data yang dikumpulkan tersebut mempunyai inti dan maksud yang dianggap memuaskan. sama. Di antara para ahli mendefinisikan Untuk menghindari terjadinya pajak bumi dan bangunan seperti berikut: penyimpangan pada proses penelitian, Pajak bumi dan bangunan adalah pajak maka fokus penelitian ini diambil dari yang dikenakan atas Bumi dan bangunan. Lenvinne dalam Ratminto dan Atik Septi Subjek Pajak dalam pbb adalah orang atau Winarsih (2012:175) yang mengemukakan badan yang secara nyata mempunyai suatu indikator kinerja terdiri dari: hal atas bumi dan atau memperoleh Responsivitas, Responsibility dan manfaat atas bumi dan atau memiliki accountability. penguasaan dan atau memperoleh manfaat Tempat penelitian adalah Desa atas bangunan. Wajib pajak PBB belum Gantimulyo Kecamatan Pekalongan tentu pemilik bumi dan atau bangunan, Kabupaten Lampung Timur.Teknik tetapi dapat pula orang atau badan yang pengumpulan data yang digunakan dalam memanfaatkan Bumi dan atau Bangunan penelitian ini adalah sebagai berikut: tersebut (Valentina Sri S. – Aji Suryo, a) Data Primer, yaitu diperoleh dengan 2010:14-2). cara mengadakan wawancara yang Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) berupa daftar pertanyaan yang telah adalah harga rata rata yang diperoleh dari disusun berdasarkan pada fokus transaksi jual-beli yang terjadi secara wajar penelitian. dan bilamana tidak terdapat transaksi jual b) Data Sekunder, yaitu diperoleh beli, Nilai Jual Objek Pajak ditentukan dengan cara mendatangi langsung melalui perbandingan harga dengan objek lokasi yang telah ditetapkan sebagai pajak lain yang sejenis atau nilai perolehan objek penelitian (observasi langsung). baru, atau Nilai Jual Objek Pajak Adapun yang menjadi informan Pengganti. sebagai berikut:1 Orang Kepala Desa Desa Gantimulyo, 1 Orang Sekretaris Desa(SekDes), 1 Orang Kepala Bidang

72 | JURNAL PROMOSI Jurnal Pendidikan Ekonomi UM Metro e-ISSN 2442-9449 Vol.8. No.2 (2020) 70-78 p-ISSN 2337-4721

Perencanaan & Pembangunan, 1 Orang dilakuakan secara kualitatif, yang dibantu Kaur Keuangan, 1 Orang KetuaRT dan 1 dengan data angka yang dikualifikasikan Orang wajibpajak. Teknik analisis melalui tabel frekwensi. Tabel 1. Perekonomian Desa No Sumber Tahun Penerimaan Desa 2012 2013 2014 2015 1 Pajak 14.076.596 - 12.878.290 2 Pendapatan - - Tanah Kas 2.000.000 3 DPDK / ADD 85.926.000 102.811.000 109.380.000

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Desa Gantimulyo adalah Desa Hasil Trisnomulyo Kecamatan Batang Hari Pemekaran dari Desa Gantiwarno Nuban Kecamatan Pekalongan Kabupaten b. Sebelah Timur berbatasan dengan Lampung Timur, Definitif dan diresmikan Desa Gedung Dalam Baru Kecamatan oleh Bupati Lampung Timur pada tanggal Batang HariNuban 06 Desember Tahun 2011 dengan Jumlah c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Penduduk 2.136 jiwa, atau 610 Kepala Desa Gantiwarno Kecamatan Keluarga. Desa Gantimulyo mempunyai Pekalongan luas wilayah 433,56 Ha dengan batas-batas d. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa sebagaiberikut: Wonosari Kecamatan Pekalonga. a. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa

Gambar 2. Peta Desa Gantimulyo Kinerja aparatur desa dalam memberikan kesadaran bagi masyarakat melakukan pelayaan dari tahun ke tahun akan pentingnya pembayar pajak. Oleh mengalami peningkatan dan semakin baik. sebab itu, para aparatur desa melakukan Ketanggapan dalam melakukan pelayanan sosialisasi yang memberikan inforamasi yang terkait dengan Pajak Bumi dan tentang undang-undang atau peraturan Bangunan (PBB) selaku aparatur desa membayar pajak bumi dan bangunan. selaku melakukan hal positif untuk Berdasarkan hasil penelitian di atas,

JURNAL PROMOSI | 73 Jurnal Pendidikan Ekonomi UM Metro e-ISSN 2442-9449 Vol.8. No.2 (2020) 70-78 p-ISSN 2337-4721 ketanggapan atau responsiveness yang bangunan 2019 yang dikenakan berada di telah dilakukan oleh aparatur desa dalah bawah nilai sebenarnya. NJOP yang melakukan sosialisasi tentang peraturan seharusnya bisa jadi cerminan harga pembayaran pajak bumi dan bangunan transaksi atas objek tanah dan bangunan sesaui dengan peraturan yang berlaku. akhirnya tidak dapat melaksanakan Dalam melakukan responsiveness perannya, baik dalam transaksi (ketanggapan) kinerja para aparatur telah perdagangan maupun transaksiper pajakan. optimal dilakukan hanya saja masih ada Padahal jika dilihat, semenjak warga yang belum mengetahui tentang pemberlakuan pengalihan wewenang peraturan tersebut. pemungutan pajak PBB Perkotaan dan Peraturan yang diterbitkan sendiri Pedesaan dari Direktorat Jenderal Pajak secara spesifik ditujukan untuk kepada Pemerintah Daerah, seharusnya pos memberikan arahan penilaian tanah atau pajak ini dapat memberikan pemasukan bangunan untuk membantu Pemerintah yang signifikan pada kas daerah. Daerah dalam menetapkan Nilai Jual Objek Pemasukan yang tinggi juga akan Pajak. Mengapa hal ini penting? Karena berdampak baik dengan pembangunan jika penilai terhadap NJOP tidak dilakukan daerah yang dilaksanakan. dengan perhitungan yang benar, yang akan Aturan baru yang diberlakukan ini dirugikan adalah Pemerintah Daerah sebenarnya tidak jauh berbeda dengan yang sendiri sebagai pihak yang menarik pajak telah berlaku dalam Buku Pedoman Umum tersebut. Aturan yang dituangkan dalam Pengelolaan PBB-P2 pada tahun 2014. Pedoman Penilaian Bumi dan/atau Hanya saja, beberapa detail ditambahkan Bangunan ini masuk dalam Peraturan dan dirinci kembali sehingga dapat Menteri keuangan (PMK) Nomor membantu Pemerintah Daerah dalam 208/PMK.07/2018. Kembali lagi, aturan ini menaksir nilai yang sesuai untuk NJOP di diberikan agar Pemerintah Daerah dapat daerahnya. Detail yang ditambahkan antara dengan tepat melakukan taksiran NJOP lain adalah teknik dan tata cara penilaian yang bernilai relevan dan sesuai dengan NJOP, utamanya dalam menentukan Zona keadaan dilapangan serta nilai idealnya di Nilai Tanah atau ZNT beserta Daftar Biaya pasaran. Sebenarnya peraturan baru ini Komponen Bangunan atau DBKB. Dua tidak diberlakukan tanpa dasar. Awal mula aspek ini yang dianggap sering mengalami pemberlakuan ini adalah kajian pada Pasal kekeliruan dan kurang dimutakhirkan 79 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 datanya dengan tepat. ZNT sendiri dapat yang mengamanatkan NJOP sebagai Dasar dipahami sebagai area yang terdiri atas Pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan sekelompok objek pajak, dimana objek Pedesaan dan Perkotaan yang besarannya pajak tersebut memiliki satu Nilai Indikasi ditetapkan oleh Kepala Daerah setiap 3 Rata-Rata atau NIR yang terbatas oleh tahunsekali. batas penguasaan atau pemilikan objek Masalah muncul ketika sebagian pajak dalam satuan wilayah administrasi besar Pemerintah Daerah tidak melakukan pemerintahan daerah tanpa terikat pada pemutakhiran data nilai NJOP dengan batas blok Sedangkan DBKB merupakan keadaan terkini, dan tetap menggunakan daftar yang dibuat untuk memudahkan nilai NJOP pada taksiran yang sudah tidak perhitungan nilai bangunan berdasarkan relevan. Tentu saja karena berkaitan dengan pendekatan biaya yang terdiri dari biaya tanah dan bangunan, secara ideal nilainya komponen utama dan/atau biaya komponen akan terus meningkat. Sisi ini yang material bangunan dan biaya komponen dianggap sebagai kerugian pajak jika tidak fasilitas bangunan. Secara sederhana, biaya dilakukan pemutakhiran data dengan cara keseluruhan produksi bangunan tersebut. yang tepat. Dengan menggunakan data Sebelumnya, kewenangan NJOP lama, mungkin saja pajak bumi dan pemungutan pajak PBB ini sendiri telah

74 | JURNAL PROMOSI Jurnal Pendidikan Ekonomi UM Metro e-ISSN 2442-9449 Vol.8. No.2 (2020) 70-78 p-ISSN 2337-4721 dicantumkan dalam Undang-Undang disemua wilayah, berbagai upaya telah Nomor 28 Tahun 2009 mengenai Pajak dilakukan bangsa kita untuk mengejar Daerah dan Retribusi Daerah. Regulasi ini ketertinggalan. Kepatuhan pajak adalah diluncurkan sebagai pengganti Undang- suatu sikap terhadap fungsi pajak, berupa Undang Nomor 34 Tahun 2000. Jadi secara konstelasi dari komponen kognitif, efektif, praktis sebenarnya pemerintah daerah telah dan konatif yang berinteraksi dalam memiliki kewenangan tersebut sejak tahun memahami, merasakan dan berperilaku 2009. terhadap makna dan fungsi pajak Pembaruan lain yang juga (Yadnyana dan Sudiksa, 2011). Kepatuhan tercantum dalam PMK Nomor pajak merupakan salah satu penunjang yang 208/PMK.07/2018 adalah mengenai bisa mampu meningkatkan Pendapatan Asli peralihan Bea Perolehan Hak atas Tanah Daerah. Dengan demikian pajak akan dan Bangunan atau BPHTB. BPHTB mengalami peningkatan namun tidak sendiri tadinya merupakan pajak pusat yang diimbangi dengan kesadaran dan kepatuhan dipungut oleh negara, namun dengan wajib pajak terhadap pemenuhan pemberlakuan peraturan ini dialihkan kewajibannya dalam membayar pajak, yang menjadi pajak daerah yang bisa dikelola tercermin dari jumlah tunggakan dan denda oleh pemerintah daerah. yang cukup besar ang ada di Desa Responsibilitas dalam pelayanan Gantimulyo. Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) di Desa Berdasarkan hasil penelitian di atas, Gantimulyo ini telah menjadi tanggung accountability tentang dana pajak selama jawab kepala desa selaku pimpinan yang ini warga belum mengetahui pembangunan desa dan aparatur desa lainnya. apa yang telah dilakukan oleh para aparatur responsibilitas berpengaruh terhadap desa dalam mengelola dana pajak bumi dan kinerja aparatur desa untuk meningkatkan bangunan tersebut. Adanya kesalah kesadaran masyarakat akan pembayaran pahaman antara warga dengan aparatur pajak bumi dan bangunan (PBB). sering sekali terjadi, hal ini dikarenakan Berdasarkan hasil penelitian di atas, panjangnya birokasi dalam pengelolaan bahwa responsibilitas atas adanya dana pajak bumi dan bangunan tersebut. pemungutan pajak bumi dan bangunan Jadi, dana pajak yang telah dipungut oleh adalah kepala desa lalu bendahara atau aparatur dari warga dikirim ke pemerintah kolektor kemudian Pak RT. Responsibilitas pusat baru kemudian pusat memberikan (responsibility) merupakan konsep yang bantuan secara langsung dalam bentuk berkenaan dengan standar profesional dan bantuan langsung dengan kata lain aparatur kompetensi teknis yang dimiliki hanya menyetor ke pemerintah daerah dan administrator (birokrasi publik) dalam 100% lunas dari desa nanti akan menjalankan tugasnya. Administrasi negara mempengaruhi pendapatan pemerintah dinilai responsibel apabila pelakunya kabupaten atau pemerintah pusat lalu memiliki standard profesionalisme atau kedesa-desa. kompetensi teknis yang tinggi. Sedangkan Namun demikian aparatur desa konsep responsivitas (responsiveness) selalu Memberikan pelayanan yang baik merupakan pertanggungjawaban dari sisi dapat meningkatkan kepatuhan dari wajib yang menerima pelayanan (masyarakat). pajak (Rajif, 2012). Akuntabilitas Seberapa jauh mereka melihat administrasi Pelayanan Publik merupakan paradigma negara (birokrasi publik) bersikap tanggap baru dalam menjawab perbedaan persepsi (responsive) yang lebih tinggi terhadap apa pelayanan yang diinginkan oleh masyarakat yang menjadi permasalahan, kebutuhan, dengan pelayanan yang diberikan oleh keluhan dan aspirasi mereka. pemerintah daerah (Sasongko, 2017). Berdasarkan azas pemerataan Apabila aparatur desa bisa memberikan pelayanan publik secara transparan dan

JURNAL PROMOSI | 75 Jurnal Pendidikan Ekonomi UM Metro e-ISSN 2442-9449 Vol.8. No.2 (2020) 70-78 p-ISSN 2337-4721 terbuka, hal tersebut dapat mempengaruhi penentuan target penerimaan per jenis pajak sumber potensi penerimaannya. bagi daerah, meskipun secara teoritis Menurut UU KUP Pasal 1 ayat (1), potensi dihitung dengan cara sederhana Pajak adalah kontribusi wajib kepada yakni mengalikan besarnya tarif dengan negara yang terutang oleh orang pribadi dasar pengenaan pajak, namun pada atau badan yang bersifat memaksa kenyataanya tidaklah sesederhana itu. berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak Sudah sejak dahulu Pajak Bumi dan mendapatkan imbalan secara langsung dan Bangunan (PBB), menjadi salah satu digunakan untuk keperluan negara bagi sumber penerimaan daerah. Meskipun PBB sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Bagi adalah penerimaan pajak pusat tetapi negara, pajak adalah sumber penerimaan daerah mendapatkan Dana Bagi Hasil negara terbesar dimana pendapatan negara (DBH), yang mana dalam struktur APBD yang berasal dari sektor perpajakan hampir dikelompokan dalam penerimaan daerah mencapai 80% dari total penerimaan negara dari bagi hasil pajak. Pemda perlu berhati- (Supramono & Damayanti, 2010:1). Hal ini hati dalam menentukan tarif ini karena yang kemudian membuat pajak menjadi setiap daerah diberikan kebebasan untuk salah satu sumber penerimaan negara yang menetapkan besaran tarif tersebut, sehingga sangat penting bagi pelaksanaan dan ke depannya kemungkinan besar akan peningkatan pembangunan nasional yang ditemui variasi tarif PBB-P2 antar daerah bertujuan untuk meningkatkan satu dengan daerah lainnya. Diperlukan kemakmuran dan kesejahteraan kajian yang sangat mendalam untuk masyarakat. Oleh karena itu sangat menentukan berapa besar tarif PBB-P2 diharapkan partisipasi masyarakat untuk yang akan diterapkan agar pokok ketetapan ikut berperan aktif memberikan PBB-P2 yang dimiliki selama ini tidak kontribusinya bagi peningkatan pendapatan mengalami penurunan dan masyarakat negara karena pada dasarnya besarnya tidak bergejolak setelah ketetapan PBB-P2 tingkat penerimaan pajak sangat tergantung dilaksanakan. Untuk menetapkan kedua pada kontribusi dari wajib pajak tersebut. variabel ini tentunya pemerintah Wajib Pajak menurut UU KUP Kabupaten/Kota tidak bisa bekerja sendiri, adalah orang pribadi atau badan, meliputi perlu membicarakannya dengan DPRD pembayar pajak, pemotong pajak, dan sebagai pihak legislator yang kemudian pemungut pajak, yang mempunyai hak dan dituangkan dalam bentuk Perda, kewajiban perpajakan sesuai dengan Pemerintah Kabupaten Lampung Timur ketentuan peraturan perundang-undangan akhirnya menetapkan tarif 0,105 % perpajakan. Kontribusi yang diharapkan untukNJOP di bawah 1 Milyar serta dari wajib pajak sangat menentukan berapa 0,225% untuk NJOP di atas atau sama besar dan luas tingkat pembangunan yang dengan 1 Milyar. akan dilakukan. Oleh karenanya Sebelum dinilai dan ditentukan pemerintah terus menggenjot aparatur NJOP-nya, setiap objek berupa tanah dan pajak agar dapat mencapai target yang telah bangunan yang dimiliki, dikuasai atau ditetapkan.Dalam pelaksanaan Undang- dimanfaatkan oleh subjek pajak perlu Undang tentang pajak dan retribusi daerah didata terlebih dahulu. Proses pendataan yang lama, masih banyak daerah berupa pengumpulan data yang berkenaan kabupaten/kota yang belum optimal dalam dengan objek dan subjek pajak dimaksud penggalian PAD-nya. Belum optimalnya dituangkan dalam Surat Pemberitahuan penggalian PAD selama ini terutama Pajak Terhutang (SPOP) dan Lampiran disebabkan oleh belum mampunya daerah Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang dalam mengestimasi besar potensi pajak (LSPOP). Proses pendataan ini dapat yang dimilikinya, besarnya potensi pajak dilakukan secara langsung oleh petugas inilah yang kemudian menjadi dasar dalam pajak yang dalam hal ini pegawai Dinas

76 | JURNAL PROMOSI Jurnal Pendidikan Ekonomi UM Metro e-ISSN 2442-9449 Vol.8. No.2 (2020) 70-78 p-ISSN 2337-4721

Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan (Kabupaten/Kota). Adapun Tujuan Aset (DPPKA) Kabupaten Lampung Timur Pengalihan pengelolaan PBB-P2 menjadi maupun wajib pajak yang datang sendiri pajak daerah sesuai dengan Undang- dan melaporkannya ke kantor DPPKA undang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Kabupaten Lampung Timur. Setelah ketiga adalah: variabel tersebut dapat ditentukan barulah 1. Meningkatkan akuntabilitas ketetapan PBB per objek pajak dapat penyelenggaraan otonomidaerah dihitung dan ditetapkan dalam surat 2. Memberikan peluang baru kepada ketetapan yang disebut dengan Surat daerah untuk mengenakan pungutan Pembertahuan Pajak Terhutang (SPPT). baru (menambah jenis pajak daerah Pajak yang terhutang berdasarkan SPPT dan retribusidaerah), tersebut harus dilunasi selambat-lambatnya 3. Memberikan kewenangan yang 6 (enam) bulan sejak tanggal diterimanya lebih besar dalam perpajakan dan SPPT oleh Wajib Pajak. retribusi dengan memperluas basis Sesuai amanat UU 28 tahun 2009 pajakdaerah, tentang PDRD, dalam rangka memperluas 4. Memberikan kewenangan kepada basis perpajakan daerah guna daerah dalam penetapan tarif pajak meningkatkan PAD, ada 2 jenis pajak yang daerah, danmenyerahkan fungsi semula merupakan jenis pajak Pusat pajak sebagai instrumen dialihkan menjadi pajak daerah penganggaran dan pengaturan kabupaten/kota, yaitu BPHTB yang padadaerah. dialihkan mulai tahun 2011 dan PBB Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) yang Untuk mendapatkan keabsahan data dialihkan paling lambat tahun 2014. yang telah dilakukan dalam penelitian, Pengalihan PBB-P2 diindikasikan akan maka dilakukan uji keabsahan data dengan mampu mendorong peningkatan PAD, melakukan cross cek kepada informan Sehubungan dengan persiapan tersebut, dengan menggunakan Trianggulasi metode Pemerintah Daerah dapat sebagai teknik pemeriksaan untuk mengadopsibeberapa hal dimiliki dan telah mencapai keabsahan. dilakukan oleh Pemerintah Pusat (DJP) sebagai berikut: KESIMPULAN DAN SARAN 1. Sistem administrasi PBB Berdasarkan pembahasan di atas, 2. Tarif efektif maka penulis dapat menarik kesimpulan 3. Kebijakan/peraturan dan SOP bahwa: pelayanan 1. Responsiveness yang dilakukan 4. Peningkatan keahlian Sumber Daya aparatur desa telah berjalan dengan Manusia (Aparatur) melalui pelatihan, baik yakni dengan melakukan 5. Sistem manajemen informasi objek sosialisasi ke warga untuk memberikan pajak. pengetahuan tentang pajak Bumi Pengalihan pengelolaan Pajak Bumi danBangunan. dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan 2. Responsibility dalam pengelolaan dana (PBB-P2) dari Pemerintah Pusat kepada pajak bumi dan bangunan adalah Pemerintah Daerah merupakan suatu Kepala Desa, Bendahara Desa/Kasi bentuk tindak lanjut kebijakan otonomi Keuangan kemudian PakRT. daerah dan desentralisasi fiskal. Dengan 3. Akuntabilitas yang dilakukan oleh pengalihan ini maka kegiatan proses aparatur desa yakni dengan menarik pendataan, penilaian, penetapan, pajak bumi dan bangunan dari warga pengadministrasian, pemungutan/ kemudian dana tersebut dikirim ke penagihan dan pelayanan PBB-P2 akan pemerintah pusat, dari pusat turun ke diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah desa-desa dalam bentuk

JURNAL PROMOSI | 77 Jurnal Pendidikan Ekonomi UM Metro e-ISSN 2442-9449 Vol.8. No.2 (2020) 70-78 p-ISSN 2337-4721

bantuanlangsung. Ratminto dan Atik Septi Winarsih. 2012. Dari hasil studi ini Manajemen Pelayanan, Disertai merekomendasikan untuk: dengan Pengembangan Model Aparatur desa lebih menjelaskan Konseptual, Penerapan Citizen’s secara transparansi terhadap pengelolaan Charter dan Standar Pelayanan dana desa agar masarakat desa Gantimulyo Minimal. Yogyakarta: Pustaka tahu untuk apasaja dana tersebut. Pelajar. Diperlukan adanya Regulasi tentang Sasongko, T. 2017. Pengaruh Gaya Pengelolaan Piutang yang merupakan Kepemimpinan terhadap Prestasi limpahan dari DJP kepada Pemerintah Kerja Karyawan pada KPRI Bima Daerah, baik dalam hal piutang yang terjadi Jaya Pasuruan. Jurnal Sarjana karena ketetapan ganda dan harus dihapus Fakultas Ekonomi Universitas maupun piutang yang terjadi karena tidak Tribhuwana Tunggadewi, ada objek di lapangan. Selain itu pihak- Sugiyono. 2013. Memahami Penelitian pihak yang berwenang dalam proses Kualitatif. Bandung. CV. Alfabeta penelusuran piutang tersebut harus Sugiyono. 2014. Metode Penelitian disebutkan dengan jelas seperti apa Kuantitatif Kualitatif dan R&D. kewenangannya serta mengatur hal-hal lain Cetakan ke-20. Bandung: Alfabeta. yang diperlukan dalam proses pengelolaan Supramono & Damayanti, Theresia Woro. piutang ini, sehingga pemerintah daerah 2010. Perpajakan . bisa melakukan tindakan yang tidak Yogjakarta. Andi Offset menyalahi aturan atau memiliki dasar Valentina Sri S., dan Aji Suryo, 2010. hukum dalam penghapusan piutang yang Perpajakan Indonesia. Jakarta. setiap tahunnya selalu menjadi pertanyaan Salemba Empat. dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Wibowo. 2016. Manajemen Kinerja. Jakarta: Rajawali Pers Yustri, Yuni Devi. 2013. Evaluasi Kinerja DAFTAR PUSTAKA Dinas Pendapatan Daerah Kota Handayaningrat, Soewarno. 2006. Denpasar dalam Pemungutan Pajak Pengantar Studi Ilmu Administrasi Hotel, Restoran, dan Hiburan Tahun dan Manajemen. Gunung Agung. 2008-2012. Jurnal. Akuntansi Jakarta. Universitas Udayana. Mangkunegara, A.A., Anwar Prabu. 2011. UU No. 34 Tahun 2000 tentang Perubahan Manajemen sumber daya manusia atas Undang-Undang Republik perusahaan, Bandung: Remaja Indonesia Nomor 18 Tahun 1997 Rosdakarya. tentang Pajak Daerah dan Retribusi Rajif, Mohamad. 2012. “Pengaruh Daerah. Pemahaman, Kualitas Pelayanan, Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 dan Ketegasan Sanksi Perpajakan tentang Pelayanan Publik Terhadap Kepatuhan Pajak Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 Pengusaha UKM Di Daerah Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Cirebon”. Fakultas Ekonomi Jurusan Daerah Akuntansi Universitas Gunadarma, Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Jurnal Jurnal Gunadarma. Pemerintahan Daerah

78 | JURNAL PROMOSI Jurnal Pendidikan Ekonomi UM Metro